bab 1

Upload: madara

Post on 10-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EFEKTIFITAS ALOKASI DANA KUR YANG DI SALURKAN OLEH BANK BRI KABUPATEN MEMPAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA UKM

Latar BelakangEkonomi merupakan tulang punggung dari kemajuan suatu Negara sehingga perkembangan ekonomi diartikan sebagai suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan yang dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang panjang. Sementara itu perkembangan perekonomian senantiasa bergerak cepat dengan tantangan yang semakin kompleks setiap tahunnya.Pada saai ini tingkat kesejahteraan penduduk Indonesia dapat dikatakan masih tergolong rendah. Dengan Keadaan ekonomi saat ini yang masih dalam tahap pertumbuhan menjadikan kesejahteraan penduduk Indonesia sangat perlu untuk ditingkatakan. Masyarakat pada umumnya ingin mendapatkan kehidupan yang layak setiap hari nya. Lapangan kerja yang menjadi wadah bagi penduduk untuk meningkatkan kesejahteraan belum mampu untuk menampung seluruh angkatan kerja yang ada. Pendapatan yang layak sangat diharapkan oleh seluruh masyarakat, sebab dengan pendapatan yang baik maka setiap kebutuhan keluarga dapat dipenuhi. Banyak usaha mikro dan kecil yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan seperti; berdagang, bertani, berternak, dan lain-lain. Dalam melakukan usaha-usaha tersebut, tidak semua masyarakat memiliki modal yang cukup dalam mengerjakannya. Namun masyarakat sangat membutuhkan sumber modal untuk dapat mengerjakan usaha-usaha atau pekerjaan tersebut. Lembaga kredit merupakan peran terpenting yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk kebutuhan modal dalam melakukan usaha-usaha tersebut. Banyak jenis-jenis kredit yang menawarkan bantuan modal bagi masyarakat mulai dari bank, lembaga non bank maupun dari lembaga-lembaga lainnya.Usaha mikro dan kecil merupakan salah satu indikator peran penting dalam pembangunan ekonomi karena tingkat penyerapan tenaga kerjanya yan relatif tinggi dan kebutuhan modal investasinya yang kecil. Hal ini membuat UMK tidak rentan terhadap berbagai perubahan eksternal sehingga pengembangan pada sektor UMK dapat menunjang pertumbuhan ekonomi yang digunakan sebagai penunjang pembangunan ekonomi jangka panjang yang stabil dan berkesinambungan. Rendahnya tingkat investasi dan produktivitas, serta rendahnya pertumbuhan usaha baru di Indonesia perlu memperoleh perhatian yang serius pada masa mendatang dalam rangka mengembangkan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) untuk kedepannya. Mengingat UMK umumnya berbasis pada sumberdaya ekonomi lokal dan tidak bergantung pada impor, serta hasilnya mampu diekspor karena keunikannya, maka pembangunan UMK diyakini akan memperkuat fondasi perekonomian nasional. Perekonomian Indonesia akan memiliki daya saing yang kuat jika UMK telah menjadi pelaku utama yang produktif dan berdaya saing dalam perekonomian nasional. Untuk itu, pembangunan usaha mikro dan kecil perlu menjadi prioritas utama pembangunan ekonomi nasional dalam jangka panjang. Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di negara berkembang, seperti di Indonesia, sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan perdesaan, serta masalah urbanisasi. UMK diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut. UMK di Indonesia dapat bertahan di masa krisis ekonomi disebabkan oleh 4 (empat) hal, yaitu ( Andang Setyabudi, 2007) : 1. Sebagian UMK menghasilkan barang-barang konsumsi (consumer goods), khususnya yang tidak tahan lama. 2. Mayoritas UMK lebih mengandalkan pada non-banking financing dalam aspek pendanaan usaha. 3. Pada umumnya UMK melakukan spesialisasi produk yang ketat, dalam arti hanya memproduksi barang atau jasa tertentu saja. 4. Terbentuknya UMK baru sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja di sektor formal. UMK di Indonesia mempunyai peranan yang penting sebagai penopang perekonomian.

Menurut Ni Putu ( 2007 ), penggerak utama perekonomian di Indonesia selama ini pada dasarnya adalah sektor UMK. Berkaitan dengan hal ini, paling tidak terdapat beberapa fungsi utama UMK dalam menggerakan ekonomi Indonesia yaitu : (1) Sektor UMK sebagai penyedia lapangan kerja bagi jutaan orang yang tidak tertampung di sektor formal. (2) Sektor UMK mempunyai kontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto ( PDB ). (3)Sektor UMK sebagai sumber penghasil devisa negara melalui ekspor berbagai jenis produk yang dihasilkan sektor ini. Berdasarkan data Kementriaan Negara Koperasi dan UMK tahun 2008 menyatakan bahwa Usaha Mikro dan Kecil ( UMK ) masih menjadi pelaku usaha yang paling banyak yaitu mencapai 51,26 juta unit usaha atau 99,99% dari pelaku bisnis yang ada di Indonesia. Jumlah UMK ini berkembang sebesar 2,88% dari tahun sebelumnya tahun 2007 yaitu sebesar 49,82 juta unit usaha. Dalam penyerapan tenaga kerja UMK mampu menyerap 97,04% tenaga kerja produktif yang tersedia, dari 97,04% tersebut usaha mikro menyerap tenaga kerja terbesar yaitu sebesar 89,30% sedangkan usaha kecil dan menengah masing-masing mampu menyerap tenaga kerja sebesar 4,26% dan 3,48%. Sumbangan UMK terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih relatif kecil dibanding dengan jumlah UMK yang sedemikian besar yaitu sebesar Rp 2.609,36 triliun atau 55,56% dari total PDB nasional menurut harga berlaku dan sisanya 44,44% berasal dari Usaha Besar (UB).Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkann inpres nomor 6 tanggal 8 juni 2007 tentang kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM yang diikuti dengan nota kesepahaman bersama antara Departemen Teknis, Perbankan, dan Perusahaan Penjamin Kredit/Pembiayaan kepada UMKM. Akhirnya pada tanggal 5 November 2007, Presiden R.I Susilo Bambang Yudoyono meresmikan kredit bagi UMKM dengan pola penjaminan dengan nama Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan di dukung oleh Inpres nomor 5 tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi 2008-2009 untuk menjamin implementasi atau percepatan pelaksanaan kredit usaha rakayat ini.Tahap awal program Kredit Usaha Rakyat ini, pemerintah hanya menunjuk beberapa Bank saja yaitu : Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri dan Bank Bukopin, ada pun Penyaluran pola penjaminan difokuskan pada lima sektor usaha yaitu : pertanian, perikanan dan kelautan, koperasi, kehutanan serta perindustrian dan perdagangan.Oleh karena itu Bank Rakyat Indonesia meluncurkan kredit bagi pelaku usaha mikro dan kecil (UMK), dan koperasi berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kantor Pusat BRI, Jakarta Pusat. Peluncuran dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah menteri kabinet Indonesia Bersatu, kalangan perbankan, serta nasabah UMK dan koperasi. Program ini diluncurkan untuk mendukung program pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan dan mengurangi pengangguran. Kredit bagi usaha mikro dan kecil dan koperasi dengan pola penjaminan ini disalurkan untuk sektor ekonomi produktif, dengan suku bunga kredit masksimum 16 persen, dan jumlah plafon kredit maksimum Rp. 500 juta/ debitur. Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Pemerintah memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan untuk meningkatkan akses UMK pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan dan perkembangan UMK antara sebelum dan sesudah memperoleh pinjaman Kredit Usaha Rakyat ( KUR ) dari BRI Kabupaten Mempawah yang meliputi modal usaha, produksi,omzet penjualan dan keuntungan. Objek penelitiannya yaitu UMK yang menjadi nasabah KUR BRI Kabupaten Mempawah dengan beberapa sampel. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.

Dengan adanya Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diluncurkan pemerintah 5 November 2007 ini, para pengelola Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dapat meminjam modal hanya dengan jaminan kelayakan usaha dan diharapkan kepada pengelola Usaha Mikro dan Kecil (UMK) tersebut dapat mengembangkan usahanya.Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul EFEKTIFITAS ALOKASI DANA KUR YANG DI SALURKAN OLEH BANK BRI KABUPATEN MEMPAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA UKM

Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Berapa Besar Terhadap Efektifitas Dana KUR Yang di Salurkan Oleh BRI Kabupaten Mempawah ?2. Bagaiman pengaruh KUR terhadap perkembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kabupaten Mempawah ?

Tujuan Penelitian1. Untuk Menganalisis Terhadap Efektifitas Dana KUR yang di Salurkan Oleh BRI Kabupaten Mempawah.2. Untuk Menganalisi Dampak KUR Terhadap Perkembangan UKM di Kabupaten Mempawah.

Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :1. Bagi Pengambil kebijakan ( Pemerintah )2. Bagi Para Akademisi ( Penelitian Selanjutnya)