bab 1

12
I - 1 MASTERPLAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KOTA MEDAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah di era otonomi menghadapi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal, seperti masalah kesenjangan dan iklim globalisasi.Yang disebut belakangan ini menuntut tiap daerah untuk mampu bersaing di dalam dan luar negeri. Kesenjangan dan globalisasi berimplikasi kepada propinsi dan kabupaten/kota, untuk melaksanakan percepatan pembangunan ekonomi daerah secara terfokus melalui pengembangan kawasan dan produk andalannya. Percepatan pembangunan ini bertujuan agar daerah tidak tertinggal dalam persaingan pasar bebas, seraya tetap memperhatikan masalah pengurangan kesenjangan. Karena itu seluruh pelaku memiliki peran mengisi pembangunan ekonomi daerah dan harus mampu bekerjasama melalui bentuk pengelolaan keterkaitan antar sektor, antar program, antar pelaku, dan antar daerah. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada daerah untuk meningkatkan kemandirian lokal melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien dan optimal dalam rangka membangun daya saing daerah. Dengan ini daerah memiliki peran yang semakin strategis dalam mengembangkan dan mengoptimalkan BAPPEDA KOTA MEDAN

Upload: boyke-p-sirait

Post on 17-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

MASTERPLAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KOTA MEDANBAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi daerah di era otonomi menghadapi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal, seperti masalah kesenjangan dan iklim globalisasi.Yang disebut belakangan ini menuntut tiap daerah untuk mampu bersaing di dalam dan luar negeri. Kesenjangan dan globalisasi berimplikasi kepada propinsi dan kabupaten/kota, untuk melaksanakan percepatan pembangunan ekonomi daerah secara terfokus melalui pengembangan kawasan dan produk andalannya. Percepatan pembangunan ini bertujuan agar daerah tidak tertinggal dalam persaingan pasar bebas, seraya tetap memperhatikan masalah pengurangan kesenjangan. Karena itu seluruh pelaku memiliki peran mengisi pembangunan ekonomi daerah dan harus mampu bekerjasama melalui bentuk pengelolaan keterkaitan antar sektor, antar program, antar pelaku, dan antar daerah. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada daerah untuk meningkatkan kemandirian lokal melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien dan optimal dalam rangka membangun daya saing daerah. Dengan ini daerah memiliki peran yang semakin strategis dalam mengembangkan dan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. Salah satu ciri hal yang paling mencolok dari aktifitas ekonomi secara geografis adalah konsentrasi aktifitas ekonomi pada suatu kawasan. Penjelasan klasik mengenai konsentrasi aktifitas ekonomi secara spasial biasanya merujuk pada dua macam eksternalitas ekonomi yaitu, penghematan lokalisasi dan penghematan urbanisasi yang biasa disebut agglomeration economies (Henderson, 1988). Menurut Aiginger dan Hansberg (2003), konsentrasi dapat didefinisikan sebagai regional share yang menunjukkan distribusi lokasional dari suatu industri.Sektor industri merupakan komponen utama pembangunan ekonomi nasional yang tidak saja mampu memberikan kontribusi keluaran yang besar bagi perekonomian, tetapi juga mampu memberikan kontribusi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Begitu pula dengan perekonomian di Kota Medan. Kota Medan sebagai kota yang memiliki peran sebagai kota pusat industri, perdagangan dan jasa serta keuangan memiliki kewajiban untuk mengembangkan kegiatan industri, perdagangan dan jasa. Salah satu upaya Pemerintah Kota Medan untuk mewujudkan perannya tersebut melalui peningkatan daya saing dengan mengembangkan industri kecil dan menengah di Kota Medan. Di kota Medan, dilihat dari jumlah perkembangan unit usahanya sangat banyak yang terdaftar di sektor industri dan kontribusinya yang sangat besar terhadap kesempatan kerja. Selain itu, kelompok industri tersebut juga berperan sebagai suatu motor penggerak yang sangat krusial bagi pembangunan ekonomi daerah dan komunitas lokal. Kawasan Industri Kecil dan Menengah di Kota Medan merupakan suatu daerah tertentu yang mempunyai jaringan prasarana, dimana industri industri tersebut dapat dibedakan menjadi klaster industri dan sentra industri. Secara harfiah pengertian Klaster (cluster) adalah pengelompokan suatu kegiatan yang sejenis dalam lingkup wilayah tertentu. Dalam pengertian yang lebih sempit, klaster diterjemahkan sebagai sentra industri, yang merupakan aglomerasi kegiatan industri sejenis. Berdasarkan Infokop Nomor 29 tahun 2006, klaster adalah konsentrasi geografis antara perusahaan-perusahaan yang saling terkait dan bekerjasama, diantaranya melibatkan pemasok barang, penyedia jasa, industri yang terkait, serta sejumlah lembaga yang secara khusus berfungsi sebagai penunjang dan atau pelengkap. Hubungan antar perusahaan dalam klaster dapat bersifat horizontal atau vertikal. Bersifat horisontal melalui mekanisme produk jasa komplementer, penggunaan berbagai input khusus, teknologi atau institusi.Sedangkan sifat vertikalnya dilakukan melalui rantai pembelian dan penjualan. Seiring dengan perkembangannya, klaster Industri Kecil dan Menengah di Kota Medan masih menghadapi berbagai permasalahan seperti permodalan, teknologi, pemasaran, akses informasi pasar dan sebagainya. Dengan berbagai permasalahan dan kelemahan tersebut, industri kecil menengah di Kota Medan belum dapat berkembang dan berdaya saing secara optimal. Kondisi tersebut disebabkan kekurangan dalam perencanaan, keterbatasan dalam menaksir pasar, keterbatasan dalam memperkirakan kontinuitas bahan baku, dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penyusunan rencana pengembangan kawasan yang tertuang dalam Masterplan Kawasan Industri Kecil dan Menengah Kota Medan perlu kiranya dilakukan, guna meningkatkan daya saing dan perencanaan yang semakin optimal bagi para pelaku di Kawasan Industri Kecil dan Menengah di Kota Medan.

1.2. Maksud dan tujuanAdapun Studi ini bermaksud untuk :1. Mengidentifikasi dan mengelompokkan Industri Kecil dan Menengah yang berpotensi untuk dikembangkan di Kota Medan.2. Mendapatkan Masterplan Kawasan Industri dan Menengah Kota Medan yang dapat menciptakan ruang dan lingkungan yang berkualitas, lebih tertata, aman, nyaman, serasi dan berwawasan lingkungan.Adapun tujuan dari penyusunan pekerjaan Masterplan Kawasan Industri Kecil dan Menengah Kota Medan adalah :1. Mendeskripsikan spesialisasi Industri Kecil dan Menengah di Kota Medan sesuai dengan potensi dan kegiatan utamanya.2. Membuat model perancangan Kawasan Industri Kecil dan Menengah di Kota Medan yang terkonsentrasi secara spasial dan tanggap terhadap potensi dan permasalahan lingkungan sekitar.3. Mendapatkan arah pengembangan Kawasan Industri Kecil dan Menengah di masa mendatang yang diselaraskan dengan kondisi fisik dan perkembangan perekonomian wilayah Kota Medan.

1.3. SasaranAdapun sasaran dari kegiatan penyusunan Masterplan Kawasan Industri Kecil dan Menengah Kota Medan ini adalah :1. Tertatanya Kawasan Industri Kecil dan Menengah yang berpotensi untuk dikembangkan.2. Tersedianya model perancangan pengembangan Kawasan Industri Kecil dan Menengah yang sesuai dengan struktur dan pola ruang kota Medan.3. Tersedianya saran dan rekomenasi formulasi kebijakan yang diperlukan dalam pengembangan Kawasan Industri Kecil dan menengah di masa yang akan datang.

1.4. Ruang Lingkup KegiatanAdapun Batasan atau lingkup wilyah penyusunan Masterplan Kawasan Industri Kecil dan Menengah Kota Medan adalah kawasan-kawasan industri kecil dan menengah prioritas yang berada di wilayah Kota Medan. Sementara untuk materi penyusunan Masterplan Kawasan Industri Kecil dan Menengah Kota Medan antara lain adalah :1. Pengumpulan data yang meliputi kegiatan studi kepustakaan, pengumpulan data sekunder di lapangan dan survey pengumpulan data primer. Data yang dikumpulkan anatara lain data ekonomi, data per sektor pembangunan, data perindustrian, data perdagangan dan data penunjang lainnya;1. Kajian aspek ekonomi regional yang menilai kondisi masa kini, menilai kecenderungan perkembangan dan menemukenali permasalahan pokok, potensi dan kendala pengembangan kawasan;1. Kajian aspek teknis operasional yang merangkum kondisi fisik lahan, menemukenali kendalanya dan menyiapkan jenis struktur yang sesuai dengan kebutuhan di masa mendatang;1. Kajian terhadap jenis-jenis kawasan industri kecil dan menengah yang layak dikembangkan beserta sarana dan prasarana pendukungnya di kawasan perencanaan;1. Kajian aspek lingkungan yang akan menerangkan secara umum mengenai : Pengertian dampak terhadap lingkungan, komponen komponen lingkungan, pengertian rona lingkungan, Aspek hukum perlindungan lingkungan dan Perkiraan dampak proyek yang akan direncanakan ini terhadap lingkungannya, serta alternative upaya penanggulangan dampak proyek secara umum;1. Perumusan rencana pengembangan kawasan yang meliputi rencana pemanfaatan ruang pada setiap blok peruntukkan, rencana struktur pusat kegiatan, rencana tapak kawasan (site plan), rencana jaringan jalan dan rencana utilitas;1. Perumusan rencana tahapan pengembangan yang meliputi rencana pengembangan;1. Perumusan rencana pengelolaan pembangunan dan aspek kelembagaan yang meliputi : instansi yang bertanggung jawab dalam perencanaan, implementasi hasil rencana dan pengendalian serta kebijakan yang akan dilakukan untuk mewujudkan rencana.Pada dasarnya, pendekatan yang dilakukan adalah mengolah kembali hasil studi, penelitian yang dilakukan yang berkaitan dengan perencanaan Kawasan Industri Kecil dan Menengah di Kota Medan yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk rencana blok peruntukkan (block plan) dan rencana tapak kawasan (site plan). Untuk melakukan hal tersebut, pendekatan yang dilakukan adalah mengacu pada analisa-analisa yang dilakukan dan konsep-konsep yang telah disusun. Kajian ini dilanjutkan dengan mendetailkan analisa dan konsep tersebut dalam bentuk blok peruntukan (block plan) dan rencana tapak kawasan (site plan). Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka studi ini harus melalui beberapa tahapan kegiatan. Tahapan-tahapan tersebut adalah :1. Langka pertama adalah mengkaji studi-studi yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan wilayah perencanaan, tinjauan terhadap aspek kebijaksanaan pembangunan termasuk peraturan-peraturan yang berkaitan dengan wilayah perencanaan, studi literatur mengenai konsep-konsep perencanaan kawasan industri kecil menengah dan kajian teoritis lainnya.2. Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi terhadap kondisi fisik wilayah perencanaan, berupa : survey lapangan, pengamatan kondisi faktual lapangan, pengukuran batas wilayah perencanaan (pengukuran situasi), penelitian jenis dan daya dukung tanah, dan pemetaan lahan eksisting perencanaan.3. Selain melakukan kegiatan survey primer (survey lapangan) juga dilakukan survey sekunder yang merupakan survey instansional untuk mendapatkan data berupa tabel, peta maupun narasi. Data dan informasi data sekunder yang dibutuhkan antara lain : aspek fisik wilayah perencanaan, aspek sosial kependudukan, aspek perekonomian dan aspek ketersediaan sarana dan prasarana wilayah.4. Langkah selanjutnya adalah melihat prospek pengembangan kawasan industri kecil menengah, berupa tinjauan terhadap industri unggulan yang yang terdapat di masing-masing kawasan industri. Sehingga dapat dirumuskan kawasan industri yang berpotensi untuk dikembangkan. 5. Setelah dapat ditentukan kawasan industri potensial maka langkah selanjutnya adalah melihat prospek pengembangan kawasan industri kecil menengah potensial, berupa tinjauan terhadap komoditi unggulan yang yang terdapat di kawasan industri kecil menengah potensial dan dukungan wilayah sekitarnya. Dari analisa tersebut dapat dirumuskan kawasan industri kecil menegah apa saja beserta fasiliktas pendukungnya yang dapat direncanakan pada kawasan.6. Langkah berikutnya adalah melakukan analisa kebutuhan ruang pengembangan yang meliputi analisis kebutuhan ruang untuk kawasan industri kecil menengah, kebutuhan ruang untuk kawasan komersial, kebutuhan ruang untuk fasilitas dan utilitas pendukung.7. Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap kondisi fisik/tapak kawasan untuk mengetahui penempatan lokasi yang ideal untuk masing-masing kegiatan pada kawasan perencanaan yang meliputi : analisis topografi, kemampuan dan daya dukung tanah dan analisis penggunaan lahan.8. Langkah selanjutnya adalah merumuskan alternative konsep rencana berikut masing-masing kelemahan dan kekuatannya sehingga dipilih satu konsep yang akan ditetapkan menjadi rencana.9. Konsep rencana yang dipilih selanjutnya ditetapkan menjadi Masterplan Kawasan Industri Kecil dan Menengah, yang meliputi, rencana pembagian zona kawasan, rencana pemanfaatan ruang untuk setiap zona, rencana struktur pusat kegiatan, rencana tapak kawasan (site plan), rencana sistem transportasi dan sistem pergerakan, rencana utilitas dan infrastruktur lainnya. Untuk mewujudkan rencana pemanfaatan ruang, maka Masterplan Kawasan Industri Kecil dan Menengah Kota Medan dilengkapi dengan rencana tahapan pembangunan.

1.5 Keluaran Output dari kegiatan ini adalah dokumen Masterplan Kawasan Industri Kecil dan Menengah Kota Medan, yang terdiri dari:1. Rencana Umum Kawasana. Identifikasijenis kegiatan yang mungkin berada di dalam Kawasan Perencanaan.b. Sifat kawasan dan pengelolaannya .2. Rencana Zona Fungsional.a. Rencana konsep tapak kawasan.b. Unsur-unsur kawasan.c. Keterkaitan antar infrastruktur dan utilitas.d. Rencana struktur zona fungsional.3. Rencana tapak pemanfaatan ruang, berisikan arahan rumusan tata letak unsur, infrastruktur dan kelompok bangunan.a. Tata letak setiap unsur, Infrastruktur dan kelompok bangunan didalam ruang kawasan perencanaan.b. Jaringan pergerakan dan jaringan utilitas menurut penggunaannya.4. Dukungan Pengembangan Kawasan Perencanaan.

1.6 Sistematika Pembahasan Bab 1 :PendahuluanBab ini menjelaskan latar belakang dari penyusunan laporan ini yang di dalamnya di jelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup kajian, keluaran dan sistematika pembahasan.

Bab 2 :Gambaran UmumBab ini menjelaskan gambaran umum dari penyusunan laporan ini yang ditinjau dari berbagai aspek yaitu mengenai gambaran geografis kota Medan, gambaran UKM di Sumatera Utara, Gambaran UKM di Kota Medan dan Landasan Teori mengenaiSupply Chain Management.

Bab 3 :MetodologiBab ini menjelaskan mengenai metodologi penyusunan laporan yang terdiri dari pendekatan metodologi, pelaksanaan pekerjaan dan kerangka berpikir untuk study.

Bab 4: Data dan AnalisaBab ini menjelaskan mengenai Jenis dan klasifikasi UKM di Kota Medan, Analisa Data mengenai Pemilihan Lokasi, Analisa supply chain Managemen, Analisa ruang dan Analisa Kebutuhan ruang dalam IKM.

Bab 5 : Konsep dan PengembanganBab ini menjelaskan mengenai Konsep desain di dalam IKM (Industri Kecil dan menegah) yang ada di Kota medan dan Strategi Pengembangan Kawasan di 5 (Lima) lokasi IKM yang ada di Kota Medan.

Bab 6 : Rencana Pengembangan Bab ini Menjelaskan Rencana yang akan dikembangkan di kawasan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kota medan. Meliputi tujuan pengembangan kawasan, rencana pengembangan struktur kawasan.

Bab 7 : Kesimpulan dan Rekomendasi.Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari studi Masterplan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kota Medan dan juga memberikan rekomendasi yang diperlukan

I - 8BAPPEDA KOTA MEDAN