bab 1

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu bangsa salah satunya terletak pada mutu pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Mutu pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan baik dalam kehidupan individu, berbangsa maupun bernegara. Pendidikan adalah proses manusia mengenali diri dengan potensi yang dimiliki, memahami apa yang sedang dihadapi dan mampu menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan tanpa harus kehilangan identitas dirinya. Proses pembelajaran disekolah merupakan bagian dari proses pendidikan formal yang bertujuan untuk memberi pengalaman belajar siswa. Guru merupakan salah satu pihak yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1

Upload: ayu-uls-setyadi

Post on 16-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

8

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKeberhasilan suatu bangsa salah satunya terletak pada mutu pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Mutu pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan baik dalam kehidupan individu, berbangsa maupun bernegara. Pendidikan adalah proses manusia mengenali diri dengan potensi yang dimiliki, memahami apa yang sedang dihadapi dan mampu menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan tanpa harus kehilangan identitas dirinya. Proses pembelajaran disekolah merupakan bagian dari proses pendidikan formal yang bertujuan untuk memberi pengalaman belajar siswa.Guru merupakan salah satu pihak yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 47 Tahun 2007 tentang standart proses pendidikan menjelaskan bahwa guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Berdasarkan uraian di atas seorang guru sebagai salah satu penunjang dan pelaku dalam pendidikan, sehingga guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang merangsang siswa mampu menganalisis masalah yang ada dan mencari pemecahan masalah.Secara bertahap kurikulum yang digunakan di Indonesia mengalami perubahan yang bertujuan untuk menyempurnakan kurikulum, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional. Kurikulum yang digunakan SMA Negeri 4 Kota Madiun dalam pembelajaran adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Permendiknas RI No 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa untuk mendukung pencapaian tujuan KTSP pengembangan kompetensi siswa di sesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa serta tuntutan lingkungan.Materi fluida merupakan salah satu materi dalam pembelajaran fisika yang sering menjadi permasalahan siswa. Hasil observasi awal di SMA Negeri 4 Madiun kelas XI IPA menunjukan bahwa nilai rata-rata ulangan harian fluida dibawah KKM seperti yang terdapat pada tabel 1.1, sehingga materi fluida belum maksimal dikuasai siswa. Berikut ini adalah data nilai rata-rata hasil ulangan harian fluida siswa kelas XI IPA tahun 2013-2014 SMA Negeri 4 Kota Madiun:Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Fluida Kelas XI IPA Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 SMA Negeri 4 Kota MadiunNoKelasRata-Rata KelasKKMProsentase (%)

TuntasTidak Tuntas

1XI IPA 168,037743,3356,67

2XI IPA 276,237776,6723,33

3XI IPA 370,007743,3356,67

4XI IPA 470,227733,3366,67

(Sumber: Buku Daftar Nilai Guru Fisika Kelas XI IPA SMA Neger 4 kota Madiun)Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata ketuntasan 49,17% dan tidak tuntas 50,8%. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika, nilai rata-rata hasil ulangan harian fluida masih dibawah KKM disebabkan karena beberapa permasalahan sebagai berikut: 1) Guru menggunakan pembelajaran konseptual dalam penyampaian materi fisika sehingga menimbulkan kejenuhan pada siswa. 2) Kurangnya pemahaman siswa terhadap apa yang diketahui dan yang belum diketahui terhadap materi yg diajarkan. 3) Siswa kurang aktif dalam menggali informasi materi fisika sehingga pengetahuan yang siswa dapatkan hanya berasal dari guru. 4) Guru masih dominan dalam pembelajaran (teacher centered Learning) mengakibatkan siswa kurang percaya diri dalam berpendapat. 5) Guru belum memperhatikan model dan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran. 6) Guru belum sepenuhnya memperhatikan karakterstik siswa sebagai salah satu penentu keberhasilan siswaBerdasarkan hasil observasi diatas, maka diperlukan perbaikan dalam proses pembelajaran fisika. Kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan memperhatikan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi dan karakter siswa. Salah satu strategi yang sesuai dengan karakter pembelajaran fisika khususnya materi fluida yaitu strategi inkuiri terbimbing. Menurut Wina Sanjaya (2013: 196) Strategi inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menentukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Implementasi inkuiri terbimbing dalam pembelajaran dapat menggunakan metode eksperimen dan metode proyek. Metode eksperimen merupakan metode penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya. Metode proyek merupakan penyajian pelajaran yang bersumber dari suatu masalah, melibatkan siswa untuk memecahkan masalah serta menerapkannya dalam kehidupan nyata dengan cara membuat sebuah proyek. Strategi inkuiri terbimbing dengan metode eksperimen dan metode proyek diharapkan dapat membantu siswa dalam mengaplikasikan teori-teori fisika yang didapat dengan langsung mempraktekannya sehingga menghasilkan sebuah aplikasi baru hasil pengembangan pengetahuan mereka.Keberhasilan pembelajaran fisika selain dipengaruhi strategi dan metode pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor internal siswa. Penelitian ini melihat dari kreativitas siswa. Menurut Torrance (dalam Dewi A. Sagitasari, 2010:11) Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang masalah, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya. Materi fluida bersifat komplek dan merupakan gabungan dari pengetahuan abstrak yang membahas tentang konsep tekanan hidrostatis, prinsip hukum arcimedes, hukum pascal, tegangan permukaan, kapilaritas, serta asas bernoulli. Kompleknya materi fluida menuntut siswa untuk benar-benar menguasai konsep dengan cara memahami, mencari informasi, menyelesaikan masalah, dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penalaran dan pemahaman dalam materi ini menuntut kreativitas siswa agar dapat menerapkanya dalam penyelesaian permasalahan. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi selalu ingin tahu, memiliki minat yang tinggi, menyukai aktifitas yang kreatif. Siswa yang memiliki kemampuan yang kreatif tidak hanya menerima informasi dari guru saja melainkan berusaha mencari dan memberikan informasi dalam proses belajar secara mandiri. Siswa yang memiliki kreativitas yang tinggi juga memiliki semangat belajar yang tinggi sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.B. Batasan MasalahAgar penelitian ini tidak menimbulkan penafsiran yang meluas, maka peneliti membatasi masalah sebagai beriku:1. Kreativitas dikategorikan pada kreativitas tinggi dan rendah2. Materi pelajaran yang diteliti dalam penelitian adalah materi fluida pada kelas XI IPA.3. Hasil belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:1. Apakah ada perbedaan pengaruh inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek terhadap hasil belajar siswa?2. Apakah ada perbedaan pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap hasil belajar siswa?3. Apakah ada interaksi antara inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek dengan kreativitas terhadap hasil belajar siswa?D. Tujuan PenelitianBerdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:1. Perbedaan pengaruh inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek terhadap hasil belajar siswa.2. Perbedaan pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap hasil belajar siswa.3. Interaksi antara pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan metode proyek dengan kreativitas terhadap hasil belajar siswa.E. Kegunaan PenelitianDengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:1. Manfaat teoritisa. Mengembangkan dan meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan serta lebih mendukung teori-teori yang telah adab. Memberikan sumbangan kepada tenaga pendidik, khususnya guru mata pelajaran fisika dalam usaha meningkatkan penguasaan konsep.c. Memberikan sumbangan pemikiran kepada tenaga pendidik tentang pentingnya pemilihan strategi dan metode pembelajaran yang tepat.2. Manfaat praktisa. Memberikan sumbangan bagi sekolah guna perbaikan mutu pembelajaran dan pendidikan.b. Menjadi inspirasi bagi tumbuh kembangnya kreativitas guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa.c. Memberikan pengalaman kepada siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran.d. Memberikan motivasi kepada tenaga-tenaga pendidik agar senantiasa melakukan penelitian dan memupuk kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran.F. Definisi Operasional Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini memiliki definisi operasional sebagai berikut:1. Inkuiri TerbimbingInkuiri terbimbing adalah strategi pembelajaran yang meletakkan dasar-dasar pengembangan cara berfikir ilmiah yang menekankan siswa agar lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreativan dalam memecahkan masalah.2. Metode EksperimenMetode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajari.3. Metode ProyekMetode proyek adalah suatu metode mengajar dimana bahan pelajaran diorganisasikan sedemikian rupa sehingga merupakan suatu keseluruhan atau kesatuan bulat yang bermakna dan mengandung suatu pokok masalah.4. KreativitasKreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.1