bab 1

35
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sensasi adalah proses menangkap stimuli dan tahap paling awal dalam penerimaan informasi sedangkan proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan merupakan kelanjutan proses, yaitu persepsi. Pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera termasuk kedalam sensasi. Sedangkan suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor internal serta eksternal individu meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadap objek tersebut termasuk kedalam persepsi. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari, dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi. Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Tetapi didalam prosesnya sensasi dan presepsi berbeda, kalau sensas peneriamaan stimulus lewat indera sedangkan persepsi yaitu menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak. Kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi dan memsesasikan sesuatu stimulus, hasil persepsi dan sensasi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain.karena persepsi dan sensasi bersifat individual. Contohnya pada perbedaan kapasitas alat indera menyebabkan perbedaan dalam memilih pekerjaan, mendengarkan musik, atau memutar radio. Yang lebih jelasnya, sensasi mempengaruhi persepsi, jadi keduanya saling berhubungan satu sama lain. 1

Upload: nimatul-muthmainnah-syarief

Post on 10-Aug-2015

78 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

jjj

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1

Bab 1

Pendahuluan

1.1  Latar Belakang

Sensasi adalah proses menangkap stimuli dan tahap paling awal dalam penerimaan

informasi sedangkan proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh

pengetahuan merupakan kelanjutan proses, yaitu persepsi.

Pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal,

simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera

termasuk kedalam sensasi. Sedangkan suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan

segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor internal serta eksternal individu

meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadap objek

tersebut termasuk kedalam persepsi. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari,

dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna

merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi. Hubungan sensasi dengan persepsi

sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Tetapi didalam prosesnya sensasi dan

presepsi berbeda, kalau sensas peneriamaan stimulus lewat indera sedangkan persepsi

yaitu menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak.

Kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam

mempersepsi dan memsesasikan sesuatu stimulus, hasil persepsi dan sensasi mungkin

akan berbeda antara individu satu dengan individu lain.karena persepsi dan sensasi bersifat

individual. Contohnya pada perbedaan kapasitas alat indera menyebabkan perbedaan

dalam memilih pekerjaan, mendengarkan musik, atau memutar radio. Yang lebih jelasnya,

sensasi mempengaruhi persepsi, jadi keduanya saling berhubungan satu sama lain.

Sistem saraf mengubah pesan pesan menjadi kode salah satu kode yaitu kode

anatomis. Pertama kali diperkenalkan pada 1826 oleh seorang ahli fisiologi Johannes muller

sebagai doktrin energy syaraf spesifik. Menurut doktrin, berbagai modalitas sensorik yang

berbeda muncul karena sinyal yang diterima oleh organ indera merangsang beragam jalan

syaraf yang menuju area otak yang beragam pula. Sinyal dari mata menyebabkan impuls

berjalan sepanjang saraf optik,menuju ke korteks visual.sinyal dari telinga. Sinyal dari telinga

menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju ke korteks auditoris. Gelombang

cahaya dan suara menghasilkan sensasi berbeda karena adanya perbedaan anatomi ini.

Sensasi mengacu pada pendeteksian dini terhadap stimuli. Serta sensasi

merupakan  unsur-unsur pengalaman pancaindera yang disebabkan perangsang-

perangsang diluar manusia, yaitu cahaya, suara, bau, manis dan sebagainya. Dan hanya

1

Page 2: Bab 1

sensasi yang mampu kita indralah yang akhirnya diproseskan oleh reseptor dan oleh

pemrosesan kognitif tingkat tinggi. Sistem sensorik kita memiliki keterbatasan kemampuan

manerima sensasi, sehingga dengan sendirinya pengetahuan kita tentang dunia pun

terbatas. Konsep kita mengenai proses perseptual bahwa pendeteksian dan

penginterpretasian sinyal-sinyal sensori, di tentukan oleh energi stimulus yang dideteksi oleh

sistem-sistem sensorik dan oleh otak dan hasil pemrosesan disimpan dimemori dalam

bentuk pengetahuan ( knowledge), yang akan diguakan kelak dalam suatu kejadian nyata.

Proses penginderaan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima

stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagia alat penglihatan, telinga sebagai alat

pendengar, hidung sebagai alat pembau, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak

tangan sebagai alat perabaan. Persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat

datang dalam diri individu sendiri. Tetapi sebagian besar stimulus datang dari luar individu

yang bersangkutan. Karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri

individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan aktif dalam persepsi. Serta dapat

dikemukakan karena perasaan, sedangkan sensasi dapat ditemukan pada waktu proses

menangkapnya stimuli.

Sensasi merupakan pendeteksi energy fisik yang di hasilkan atau di pantulkan oleh

benda-benda fisik, sel-sel tubuh yang melakuakan penderteksi ini, organ inderawi ( mata,

telinga, hidung, kulit dan jaringan tubuh ) proses penginderaan menyadarkan kita akan

adanya suara, warna, bentuk dan elemen kesadaran yang lain. Tanpa sensasi kita tidak

dapat menyentuh dalam arti sesungguhnya dunia nyata. Tapi untuk membuat dunia yang

mendera indera kita menjadi sesuatu yang masuk akal.

Fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui

alat indra, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat

indralah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi

dengan dunianya. Tanpa alat indra, manusia sama, bahkan mungkin rendah lebih dari

rumput-rumputan, karena rumput dapat juga mengindra cahaya dan humiditas  ( Lefrancois,

1974, dalam rahmat, 1994 ).

1.2  Tujuan

1. Mengetahui mekanisme sensasi sensorik tubuh ketika diberi berbagai stimulus

2. Membedakan perasaan subjektif panas dan dingin

3. Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri dikulit

4. Memeriksa daya (kemampuan) menentukan tempat rangsangan taktil (lokalisasi

taktil)

2

Page 3: Bab 1

5. Menentukan adanya perasaan iringan (after image) dan menerangkan mekanisme

terjadinya after image.

1.3  Manfaat

Agar mahasiswa mengetahui apa dan bagaimana mekanisme sensasi sensorik

tubuh ketika diberi berbagai stimulus sehingga bisa mengaplikasikan didalam masyarakat

dan kehidupan sehari-hari.

3

Page 4: Bab 1

Bab 2

Dasar Teori

2.1. Perasaan Subjektif

Temperatur reseptor atauthermoreseptor merupakan free nerve ending yang terletak

pada dermis,otot skeletal, liver, dan hipotalamus. Reseptor dingin tiga sampai empat kali

lebih banyak daripada reseptorpanas. Tidak ada strukur yang membedakan reseptor dingin

dan panas.Sensasi temperatur diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri.

Mereka dikirim keformation retikularis, thalamus dan korteks primer sensoris.

Thermoreseptor merupakan phasicreseptor, aktif bila temperature berubah, tetapi cepat

beradaptasi menjadi temperatur yangstabil.

2.2. Titik- titik Panas, Dingin, Nyeri, dan Tekan di Kulit

Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan,

panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermisdan

lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel

saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama

adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu

di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin

yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari

lapisan granulosumumumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kan-dungan melanin

menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan

lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar)

adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.

Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari

serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis

atau lentur, sehingga kulit dapat mengembang.

Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermismembentuk

kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang

membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf.

Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau

merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis

terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melin-dungi bagian dalam

tubuh dari kerusakan mekanik.

4

Page 5: Bab 1

Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam,

misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi

bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta

pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi

dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke

daerahepidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh

dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di

dekat epidermis.

Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit

mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat

besar, terutama di ujung jari dan bibir.

Klasifikasi reseptor antara lain:

A. Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu:

1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).

2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).

3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).

4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).

B. Berdasarkan sumber rangsangan:

1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rang-

sangan eksterna atau luar.

2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan teruta-ma

berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.

3. Interoreseptor, terletak pada visera atau alat dalam dan pembuluh darah.

C. Berdasarkan morfologi:

1. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan

dengan tipe sel lainnya.

2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf

di samping saraf badan akhir saraf.

5

Page 6: Bab 1

Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain:

a. Ujung Saraf Bebas

Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada

banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat

akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf

bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum

berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis.

Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke

permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda

mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehu-bungan

denganfolikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitu-dinal dan

melingkari folikel rambut dalam dermis.

Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus.

Padaepidermis berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf

membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan

ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplas-manya.

Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antara kerati-nosit dan

kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di

bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rang-sangan

getaran dan juga resepor terhadap dingin.

b. Korpuskulus Peraba (Meissner)

Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada

ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjang-nya tagak

lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40

mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang

menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel

gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel

dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin

maupun yang tak mangandung mielin.Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan

memungkinkan diskriminasi atau pembedaan dua titik (mampu membedakan

rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).

c. Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)

Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada

telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo,

ligamen, dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (pan-

6

Page 7: Bab 1

jang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat

dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.

Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga

telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepikorpuskulus. Akson saraf banyak

mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat

(terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur

longitudinal pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan

tekanan yang dalam.

d. Korpuskulus Gelembung (Krause)

Korpuskulus gelembung(krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir

dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpus-kel

ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50mikron. Mempunyai sebuah

kapsula tebal yang menyatu denganendoneurium. Di dalam korpuskulus,

serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan

sel schwan. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai

akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlah-nya semakin

berkurang dengan bertambahnya usia.Korpuskel ini berguna

sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.

e. Korpuskulus Ruffini

Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula

sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir

saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanore-septor,karena

mirip dengan organ tendo golgi.

Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang

terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas,

bercabang disekitar berkastendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau

kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.

f. Spindel Neuromuskular.

2.3. Lokalisasi Taktil

 Reseptor taktil adalahmekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons terhadap

perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasil-kan

potensial aksi. Apabiladepolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke

reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi kekorda spinalis dan

otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang

berbeda pula. Dikriminasi titik adalah kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu

7

Page 8: Bab 1

ujung benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua titik. Berbagai daerah tubuh bervariasi

dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi.

Normalnya dua titik terpisah 2– 4 mm dapat dibedakan pada ujung jari tangan, 30-40mm

dapat dibedakan pada dorsum pedis. Tes dapat menggunakan kompas ataupun jepitan

rambut.

Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron sensorik, yaitu

serat tipe A beta yang besar, serat tipe A delta yang kecil, dan serat tipe C yang paling kecil.

Kedua jenis serat tipe A mengandungmielin dan menyalurkan potensial aksi dengan sangat

cepat; semakin besar serat semakin cepat transmisinya. Informasi taktil yang dibawa dalam

serat A biasanya terlokalisasi baik. Serat C yang tidak mengandung mielin dan menyalurkan

potensial aksi ke korda spinalis jauh lebih lambat daripada serat A. 

Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda

spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. Setelah bersinap di spinal, informasi

dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang melepaskan potensial aksi dengan cepat

(beta dan delta) ke otak melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam

sisitem ini menyebrang dari kiri ke kanan di batang otak sebelum bersinaps di talamus.

Informasi mengenai suhu dan sentuhan yang lokalisasi kurang baik di bawa ke korda

spinalis melalui serat-serat C yang melepaskan potensial aksi secara lambat. Informasi

tersebut dikirim ke daerah retikularis di batang otak dan kemudian ke pusa-pusat yang lebih

tinggi melalui serat di sistem anterolateral.

2.4. Perasaan Iringan (After Image)

Proses pendeteksian hadirnya stimulus sederhana, perasaan, kesan yang timbul

sebagai akibat perasangka suatu reseptor.

Syarat-syarat sensasi:

1. Adanya stimulus yang mampu menimbulkan respon.

2. Adanya alat indera yang dapat mengadakan respon terhadap stimulus.

3. Ada saraf sensoris yang menghantarkan implus dari alat indera ke otak (sistem saraf

pusat).

4. Ada bagian dari otak yang mampu mengolah atau menterjemahkan impuls men-jadi

sensasi.

Sensasi merupakan hasil dari suatu proses didalam otak sebagai akibat adanya implus

yang datang ke otak. Seseorang dapat memilih beberapa implus yang datang serta

8

Page 9: Bab 1

mengabaikannya. Hal tersebut merupakan dasar dari konsentrasi dan atensi. Sensasi dapat

bertahan lama didalam otak dan dapat di panggil kembali dari memori.

A. Klasifikasi biasa:

1. Sensasi Eksteroseptik. Sensasi yang timbul akibat implus yang berasal dari reseptor

bagian luar tubuh, yaitu rasa sentuh, rasa suhu, rasa tekan, pengelihatan,

pendengaran, dan penciuman.

2. Sensasi Interoseptik. Sensasi yang timbul akibat implus yang berasal dari resep-tor

bagian dalam tubuh, yaitu rasa lapar, rasa haus, rasa lelah, dan rasa sakit pada

bagian dalam.

3. Sensasi Propioseptik. Sensasi yang memberikan informasi tentang posisi dan

pergerakan anggota tubuh, seperti duduk, berdiri, dan berlari.

B. Klasifikasi khusus:

1. Sensasi dangkal: superfisial: kulit: kutaneus (cutaneous sensation), rasa sentuh, rasa

suhu.

2. Sensasi lebih dalam (deep sensation): rasa tekan, rasa sakit dalam otot.

3. Sensasi spesial (special sensation): penglihatan, pendengaran dan keseimbang-an,

penciuman, pengecep.

4. Sensasi dalam (internal sensation): rasa lapar, rasa haus, nyeri otot dalam.

5. Sensasi umum (general body sensation): posisi dan pergerakan anggota tubuh.

Ciri-ciri sensasi:

1. Modalitas Indera

2. Kualitas merah dan biru; suara tinggi dengan suara rendah; bau wangi denganbau

busuk; rasa pahit dengan rasa manis; sentuhan.

3. Intensitas merah tua dan merah muda; suara tinggi melengking dengan tinggi alto;

suara rendah bass dengan rendah tenor; bau wangi bunga dengan bau wangi buah;

rasa pedas pahit dengan rasa pedas manis.

4. Adaptasitas penggunaan anting, kalung yang tidak pernah dilepas.

5. Durasitas lamanya waktu penggunaan asesoris yang digunakan.

9

Page 10: Bab 1

Bab 3

Metodologi

3.1 Alat dan Bahan

1. Tiga baskom dengan air bersuhu 20 o, 30o, 40o

2. Gelas bekerdan thermometer kimia

3. Es

4. Alcohol atau eter

5. Kerucut kuningan (paku) + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut Frey

6. Jarum

7. Pensil, jangka, berbagai jenis amplas, benda-benda kecil berbeda bentuk, bahan-

bahan pakaian

8. Alat pengukur waktu reaksi

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Perasaaan Subjektif Panas dan Dingin

1. Sediakan 3 baskom yang masing-masing berisis air dengan suhu kira-kira

20o, 30o,40o

2. Masukkan tangan kanan kedalam air bersuhu 20o dan tangan kiri kedalam air

bersuhu 40o selama kurang lebih 2 menit.

3. Catat kesan yang dialami

4. Kemudian masukkan segera kedua tangan itu serentak kedalam air bersuhu

30oC

5. Catat kesan yang dialami

6. Tiup perlahan-lahan klit punggung tangan yang kering dari jarak 10 cm

7. Kemudian basahi kulit punggung tangan ersebut dengan air dan tiup sekali

lagi dengan kecepatan seperti diatas

8. Bandingkan kesan yang saudara alami hasil tiupan.

9. Olesi sebagian kulit punggung tangan dengan alcohol atau eter.

3.2.2 Titik-titik Panas, Dingin, Tekan dan Nyeri di Kulit

1. Punggung tangan diletakkan diatas sehelai kertas dan ditarik garis pada

pinggir dan jari-jari sehingga terdapat gambar tangan

10

Page 11: Bab 1

2. Di telapak tangan, ditentukan daerah seluas 3x3 cm (menggunakan cap yang

telah disediakan), dan pada daerah yang sama pada gambar telapak tangan

di kertas juga diberi cap tersebut

3. Orang percobaan menutup mata, dan punggung tangan kanannya diletakkan

santai di meja

4. Diselidiki secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik yang memberikan

kesan panas yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan menggunakan

kerucut kuningan yang telah direndam dalam bejana air bersuhu 50°C. Titik-

titik panas yang diperoleh ditandai dengan bolpoin

5. Cara kerja nomor 4 diulangi dengan kerucut kuningan yang direndam dalam

bejana berisi air es. Titik-titik dingin yang diperoleh ditandai dengan bolpoin

6. Menurut cara diatas, ditentukan juga titik-titik yang memberikan kesan tekan

dengan menggunakan estesiometer rambut Frey dan titik-titik yang

memberikan kesan nyeri dengan menggunakan jarum. Titik-titik tekan dan

nyeri ditandai dengan bolpoin

7. Semua titik yang diperoleh digambarkan dengan symbol yang berbeda pada

lukisan tangan di kertas

3.2.3 Lokalisasi Taktil

1. Tutup mata orang percobaan dan tekankan ujung pensil pda suatu titik dikulit

ujung jari.

2. Kemudian perintahkan orang percobaan melokalisasikan tempat yang baru

dirangsang tadi dengan ujung pensil pula

3. Tetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk

4. Ulangi percobaan ini sampai 5 kali dan tentukan jarak rata-rata utnuk kulit

ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, dan tengkuk.

3.2.4 Perasaan Iringan (After Image)

1. Letakkan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga dan biarkan ditemapt

itu selama saudra melakukan percobaan VI

2. Setelah selesai dengan percobaan VI, angkatlah pensil dari telinga saudara

dan apakah yang saudara rasakan setelah pensil itu dilepaskan.

11

Page 12: Bab 1

Bab 4

Hasil dan Pembahasan

4.1. Perasaan subjektif Panas Dan Dingin

Orang pertama: syamsul Hidayat

Orang kedua: Mafisah

No Tangan yang dimasukkan Suhu Kesan yang dialami orang percobaan

1 Tangan kanan 20 Dingin

2 Tangan kiri 40 Hangat

3 Tangan kanan 30 Hangat

4 Tangan kiri 30 Dingin

NoKondisi kulit punggung

tanganKesan yang dialami oleh orang percobaan

1

Tangan diangkat dari

baskom suhu 30 oC lalu

ditiup

Tangan kanan Hangat

Tangan kiri Dingin

2Kedua tangan dipercikan air

suhu 30 oC dan ditiupSama

3 Tangan dioleskan alkohol

Tangan kanan Dingin

Tangan kiri Dingin

Pada percobaan ini didapatkan hasil bahwa tangan kanan yang awalnya merasakan

dingin saat berada pada suhu 20°, berubah menjadi hangat saat berada pada suhu 30°.

Sebaliknya, tangan kiri yang pada mulanya merasakan hangat di dalam baskom 40°,

berubah perasaannya menjadi dingin setelah masuk ke dalam baskom 30°. Hal ini

dikarenakan adanya pengurangan kalor pada tangan kiri (dari hangat sampai dingin) dan

ada penambahan kalor pada tangan kanan (dari dingin sampai hangat) pada saat tangan

secara bersamaan dimasuk-kan ke dalam baskom bersuhu 30°.

Untuk percobaan kedua, tiupan pada punggung tangan yg telah diolesi alkohollah

yang sensasi dinginnya paling tinggi. Hal ini disebabkan karena reseptor suhu bukanlah

12

Page 13: Bab 1

mekanoreseptor melainkan reseptor yang diaktifkan oleh senyawa kimia oleh zat yang

dihasilkan sel akibat metabolisme tubuh sebagai respon terhadap suhu. Alkoholatau

CH3COOH merupakan nama dari asam asetat yaitu larutan senyawa yang bersifat asam.

Ketika alcohol atau asam asetat bersentuhan dengan kulit dan kemudian diberikan

tiupanakan timbul sensasi dingin akibat reaksi oksidasi alcohol yaitu reaksi pengikatan

oksigen. Dan alasan mengapa punggung tangan yang dipercikkan air lebih dingin daripada

punggung tangan yang kering saat ditiup adalah karena air yang terdapat pada punggung

tangan memberikan sensasi dingin pada kulit. Sehingga, tangan yang kering sensasi

dinginnya lebih saat diberi tiupan.

Pada dasarnya manusia dapat merasakan bermacam-macam gradasi panas dan

dingin, mulai dari suhu yang membeku lalu suhu dingin sampai suhu sejuk, selanjutnya dari

suhu hangat sampai panas dan akhirnya sampai panas yang menyengat.

Gradasi termal dapat dibedakan oleh paling sedikit tiga macam reseptor sensorik:

reseptor dingin, reseptor hangat, dan reseptor rasa nyeri. Reseptor rasa nyeri hanya

dirangsang oleh gradasi panas atau dingin yang ekstrem, sehingga bersama reseptor dingin

dan reseptor hangat bertanggung jawab terhadap terjadinya sensasi “membeku” (freezing

cold) dan sensasi “panas menyengat” (burning hot).

Reseptor dingin dan reseptor hangat terletak tepat di bawah kulit, yakni pada titik-titik

yang berbeda dan terpisah-pisah. Pada sebagian besar daerah tubuh, jumlah titik dingin

kira-kira 3 sampai 10 titik hangat, dan pada berbagai daerah tubuh jumlah reseptor

bervariasi, 15 sampai 25 titik dingin per sentimeter persegi pada daerah permukaan badan

yang luas.

Walaupun adanya ujung serabut saraf yang berbeda cukup meyakinkan,

berdasarkan uji pskologis, hal ini belum dapat diidentifikasi secara histologik. Ujung serabut

saraf ini dianggap ujung saraf bebas karena sinyal terutama dijalarkan pada serabut saraf

tipe C, yang diduga merupakan ujung serabut saraf bebas yang mungkin juga befungsi

sebagai reseptor dingin.

Pada daerah yang sangat dingin, yang terangsang hanyalah serabut saraf rasa nyeri

dingin (jika kulit menjadi terlalu dingin sampai hampir membeku atau benar-benar membeku,

serabut-serabut ini tak dapat dirangsang). Bila suhu meningkat hingga ± 10 sampai 15oC,

rasa nyeri-dinginnya akan menghilang, namun pada saat itu rseptor dingin mulai

terangsang, mencapai puncak perangsangan pada suhu sekitar 24oC dan mulai menghilang

lagi pada suhu 40oC. Selanjutnya, di atas 30oC reseptor hangat mulai terangsang,

sedangkan reseptor dinginnya akan menghilang pada kira-kira 49oC. Akhirnya, pada

sekitar45oC, serabut nyeri-panas mulai terangsang oleh panas dan sebaliknya beberapa

13

Page 14: Bab 1

serabut dingin mulai terangsang lagi, mungkin karena kerusakan ujung-ujung reseptor dingin

yang disebabkan oleh panas yang hebat.

Kemampuan seseorang untuk dapat menentukan perbedaan gradasi sensasi suhu

didapat dengan perangsangan relatif terhadap bermacam-macam tipe ujung saraf. Kita juga

dapat mengerti mengapa suhu dingin atau suhu panas yang ekstrem dapat sangat

menyakitkan dan mengapa kedua sensasi ini, bila cukup tinggi dapat juga memberikan

kualitas sensasi yang sama yaitu, baik sensasi dingin membeku maupun sensasi panas

yang menyengat terasa hampir sama.

Bila dengan tiba-tiba reseptor dingin mengalami penurunan suhu, mula-mula

reseptor akan terangsang dengan kuat sekali, namun selama beberapa detik pertama

rangsangan ini dengan cepat akan memudar dan selama 30 menit atau lebih berikutnya

secara progresif akan lebih lambat. Dengan kata lain, “adapatasi” reseptor ini sangat luas,

tetapi tidak pernah beradaptasi 100 persen.

Jadi, jelaslah bahwa indra suhu ini dengan nyata sekali berespons terhadap

perubahan suhu di samping dapat berespons terhadap tingkat tempratur yang tetap. Itu

berarti bila suhu secara aktif menurun maka orang itu akan merasa lebih dingin daripada bila

suhu itu tetap tingginya. Sebaliknya, bila suhu secara aktif naik maka orang itu akan merasa

lebih hangat daripada suhu tetap konstan. Respons terhadap perubahan suhu dapat

menjelaskan adanya tingkat rasa panas yang ekstrem ketika seorang memasuki tabung

berisi air panas dan akan merasa dingin yang sangat ekstrem sewaktu keluar dai ruang

yang panas.

Ada anggapan bahwa reseptor hangat dan dingin dirangsang oleh perubahan

kecepatan metabolismenya, dan dari kenyataan terlihat bahwa untuk setiap perubahan suhu

10oC akan memengaruhi kecepatan reaksi kimia intrasel sebanyak dua kali lipat. Dengan

kata lain, deteksi suhu mungkin bukan hasil dari pengaruh fisik panas atau dingin pada

ujung-ujung saraf secara langsung tetapi dari perangsangan kimia pada ujung serabut saraf

yang telah dimodifikasi oleh suhu.

Karena jumlah ujung serabut saraf dingin atau hangat yang terdapat disetiap

permukaan tubuh seseorang sangat sedikit, sukar untuk menentukan gradasi suhu bila

daerah kulit yang terangsang itu kecil. Namun, bila semua daerah kulit yang luas dirangsang

bersamaan, maka sinyal termal dari seluruh daerah akan disumasikan. Contohnya,

perubahan yang cepat dari suhu sampai sekecil 0,01oC dapat dideteksi bila perubahan ini

memengaruhi seluruh permukaan tubuh secara besamaan. Sebaliknya, perubahan suhu

14

Page 15: Bab 1

sampai 100 kali lipat pun sering tak akan dapat dideteksi bila daerah kulit yang terpengaruhi

hanya 1 sentimeter persegi atau lebih.

Pada umumnya, sinyal suhu dijalarkan dalam jaras yang paralel dengan jaras untuk

sinyal nyeri. Sewaktu memasuk medula spinalis, sinyal akan menjalar dalam traktus

Lissauer sebanyak beberapa segmen di atas atau di bawah, dan selanjutnya akan berakhir

terutama pada lamina I, II, III radiks dorsalis—sama seperti untuk rasa nyeri. Sesudah ada

percabangan satu atau lebih neuron dalam medula spinalis, sinyal akan dijalarkan ke

serabut termal asenden yang menyilang ke traktus sensorik anterolateral sisi berlawanan

dan akan berakhir di (1) area retikular batang otak dan (2) kompleks ventrobasal talamus.

Beberapa sinyal suhu dari kompleks ventrobasal akan dipancarkan menuju korteks

somatosensorik serebri. Adakalanya dengan penelitian mikrolektroda dtemukan suatu

neuron pada area somatosensorik kortikal I yang dapat langsung berespons terhadap

stimulus dingin atau hangat pada daerah kulit yang spesifik. Namun, pengangkatan seluruh

girus postsentrals kortkal pada manusia dapat mengurangi tapi tidak melenyapkan

kemampuan untuk membedakan gradasi suhu.

4.2. Titik-titik Panas, Dingin, Tekan dan Nyeri di Kulit

Orang Pertama: Ni’matul Muthmainnah

a. Panas

T P P P P P

P T P P P P

P P P P P P

P P P T T T

T P P P P P

T T T T P P

KELINGKING JEMPOL

Ket:

P= panas

T= tidak panas

15

Page 16: Bab 1

b. Dingin

D D D D D D

D D D D D D

D D D D D D

D D D D D D

D D D D D D

T T D D D D

KELINGKING JEMPOL

Ket:

D= dingin

T= tidak dingin

c. Tekan

T T T T T T

T T T T T T

T T T T T T

T T T T T T

T T T T T T

T T T T T T

KELINGKING JEMPOL

Ket:

T= Terasa Tekanan

d. Nyeri

N N N N N N

N N N N N N

N N N N N N

N N N N N N

N N N N N N

N N N N N N

KELINGKING JEMPOL

Ket:

N= nyeri

16

Page 17: Bab 1

Orang Kedua: Elok Nur Farida A

a. Panas

b. Dingin

√ √ √ √ √ √

√ √ √ √

√ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √

c. Tekan

√ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √

d. Nyeri

√ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √

17

Bagian dekat ibu

jari

Bagian dekat

jari kelingking

Bagian dekat jari

kelingking

Bagian dekat ibu

jari

Bagian dekat ibu

jari

Bagian dekat

jari kelingking

Bagian dekat ibu

jari

Bagian dekat

jari kelingking

√ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √

√ √ √ √ √

√ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √

Page 18: Bab 1

√ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √

Pada percobaan ini menunjukkan titik-titik yang merasa pada saat diberi rangsangan

panas, dingin, nyeri dan tekan di kulit. Pada kulit terdapat banyak reseptor. Nosiseptor untuk

reseptor nyeri, sedangkan thermoreseptor untuk reseptor panas dan dingin,

mechanoreseptor untuk reseptor tekanan. Pada saat praktikum, semua titik ditelapak tangan

diberi rangsangan panas, dingin, tekan, dan nyeri. Tetapi pada saat diberi rangsangan

panas, ada beberapa titik yang tidak merasakan panas. Begitu pula pada rangsangan

dingin. Beberapa titik tidak merasakan dingin. Tetapi pada nyeri dan tekan, semua titik yang

dirangsang, merasakan nyeri dan tekan.

Langkah pertama adalah memberi stempel berupa sebuah bidang seluas 3x3cm pada

telapak tangan. Fungsi daerah 3x3cm ini untuk menggambarkan daerah yang kira-kira

merupakan tempat reseptor panas, dingin, tekan dan nyeri tersebut.

Untuk reseptor panas, diberikan rangsangan berupa paku yang telah direndam di

dalam air panas bersuhu 50oC dan kemudian ujung paku yang lancip tersebut ditekan pada

setiap titik di telapak tangan. Untuk reseptor dingin, diberikan rangsangan berupa paku yang

telah didinginkan dengan es batu bersuhu 0oC dan kemudian ujung paku yang lancip

tersebut ditekan pada setiap titik di telapak tangan. Untuk reseptor nyeri, diberikan

rangsangan dengan ujung paku yang lancip dan ditekan pada setiap titik di telapak tangan.

Untuk reseptor tekan, diberikan rangsangan dengan ujung paku yang tumpul. Pada saat

rangsangan diberikan, timbul respon berdasarkan rangsangan yang diberikan tetapi pada

beberapa titik tidak menimbulkan respon pada rangsangan panas dan dingin. Hal ini

dikarenakan pada titik tersebut tidak terdapat reseptor yang menerima rangsangan panas

dan dingin.

Berdasarkan hasil percobaan pada orang pertama diperoleh 10 titik pada telapak

tangan yang apabila diberikan rangsangan panas tidak dapat merespon rasa panas. Hal ini

dikarenakan tidak adanya Korpuskel Ruffini yang merupakan reseptor panas. Hal yang

sama pada reseptor dingin yang diperoleh 2 titik pada telapak tangan yang apabila diberikan

rangsangan dingin tidak dapat merespon rasa dingin. Hal ini dikarenakan tidak adanya

Korpuskel Krause yang merupakan reseptor dingin. Pada rangsangan tekan dan nyeri

diperoleh semua titik pada permukaan telapak tangan dapat merasakan nyeri dan tekan. Hal

ini dikarenakan terdapat nosiseptor yang merupakan reseptor nyeri dan terdapat badan

18

Page 19: Bab 1

vater paccini yang merupakan reseptor tekan yang tersebar di semua titik pada telapak

tangan.

Pada telapak tangan Orang kedua, dari 36 titik terdapat 3 titik yang tidak terasa saat

diberikan rangsang panas. Hal tersebut dikarenakan tidak terdapatnya reseptor panas pada

titik tersebut, yakni tidak adanya Korpus Ruffini, sehingga walaupun diberikan rangsang

panas dengan menggunakan kerucut kuningan bersuhu 50°C tetap tidak terasa panas.

Saat diberikan rangsang dingin, terdapat 2 titik yang tidak terasa saat diberikan

rangsang dingin. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya reseptor dingin pada titik tersebut,

yaitu tidak adanya Korpuskel Krause, sehingga walaupun dirangsang menggunakan kerucut

kuningan yang telah direndam dalam air es tetap tidak terasa dingin.

Rangsang tekan yang diberikan bisa dirasakan di semua titik. Hal tersebut

dikarenakan terdapat reseptor tekan pada seluruh area 3x3 cm yang dipilih. Pada saat

diberikan rangsang nyeri, Orang kedua tidak merasakan nyeri di 2 titik. Hal itu karena tidak

terdapat reseptor nyeri, atau nosiseptor, pada area tersebut. Sehingga, walaupun diberikan

rangsang nyeri tetap tidak terasa nyeri pada 2 titik tersebut.

4.3. Lokalisasi Taktil

Orang pertama: Syamsul Hidayat

NoDaerah yang

dirangsang

Jarak antara titik rangsang dengan titik yang ditunjuk

(cm)

Rata-

rata

1 Kulit ujung jari 0,8 0 0,3 0,4 0 0,3

2 Telapak tangan 1 0,7 0,7 0,5 0,5 0,68

3 Lengan bawah 0,7 1 0,9 1 3,1 1,34

4 Lengan atas 2,2 1,5 2,7 1 1 1,68

5 Tengkuk 0,9 1,4 0,5 0,8 0,9 0,9

Orang kedua: M. Erwan S

PercobaanUjung Jari

(cm)

Telapak

Tangan (cm)

Lengan Atas

(cm)

Lengan

Bawah (cm)

Tengkuk

(cm)

1 0,3 1 1,1 0,5 1,5

2 0,3 1,1 1,3 2,2 2

3 0,2 0,7 0,9 1,7 3,2

4 0,6 0,6 1 1,5 1,4

5 0,2 1 0,7 0,9 0,7

19

Page 20: Bab 1

Jumlah 1,6 4,4 5,0 8,8 6,8

Rata- rata 0,32 0,88 1 1,76 1,36

Pratikum lokalisasi taktil ini dilakukan untuk memeriksa daya ( kemampuan )

menentukan tempat rangsangan taktil (lokalisasi taktil). Kemampuan orang percobaan

melokasikan titik rangsang menunjukan kepekaan suatu reseptor terhadap rangsang.

Percobaan ini dilakukan dengan cara menekankan ujung pensil pada suatu titik dikulit yaitu

ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan tengkuk dengan mata orang

percobaan di tutup atau dipejamkan. Kemudian orang percobaan melokalisasikan tempat

yang baru dirangsang tadi dengan ujung pensil pula, lalu diukur jarak yang telah ditunjuk

oleh orang percobaan. Jarak antara titik rangsang dengan titik yang ditunjuk diukur dan

dibandingkan tiap area. percobaan ini diulang sebanyak 5 kali dan dilakukan di lokasi yang

berbeda seperti di ujung kulit jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan tengkuk.

Masing masing lokasi diuji sebanyak 5 kali dan ditentukan rata-rata perbedaan jaraknya.

Dari hasil percobaan ini, jarak rata-rata yang diperoleh untuk kulit yang tak berambut

lebih kecil daripada kulit yang berambut. Hal ini disebabkan karena adanya reseptor

reseptor taktil yang berbeda letak dan mekanisme pada permukaan kulit. Pada ujung jari,

terdapat badan meissner yang merupakan reseptor yang terutama sekali peka terhadap

pergerakan objek diatas permukaan kulit. Bagian kulit yang berambut juga merupakan

bagian yang mengandung cukup banyak ujung reseptor yang melebar, walaupun bagian

kulit ini hamper tidak memiliki badan meissner. Jenis reseptor ini, berbeda dengan badan

meissner karena jenis reseptor ini menjalarkan sinyal yang pada mulanya kuat namun daya

adaptasinya hanya sebagian dan untuk selanjutnya sinyal yang dijalarkan itu lebih lemah

namun daya adaptasinya lambat. Oleh karena itu, reseptor ini berperan dalam menjalarkan

sinyal tetap yang dapat menyebabkan orang dapat terus menerus menentukan macam

perabaan suatu objek pada kulitnya. Seluruh kelompok diskus merkel dipersarafi oleh suatu

jenis serabut saraf tunggal besar bermielin. Reseptor ini, bersama dengan badan meissner,

sangat berperan penting dalam melokalisasi sensasi raba didaerah permukaan tubuh yang

spesifik dan menentukan bentuk apa yang ia rasakan.

Lapangan reseptif dibawah bagian pensil tempat perangsangan paling kuat segera

terangsang , tetapi lapangan reseptifnya disekitarnya juga terangsang walaupun dengan

tingkat yang lebih rendah karena lapangan lapangan tersebut tidak terlalu terdistorsi.

Apabila informasi dari serat-serat aferen yang terangsang secara marginal di bagian tepi

daerah rangsangan ini sampai ke korteks, lokalisasi ujung pensil tersebut akan kabur. Untuk

mempermudah penentuan lokalisasi dan mempertajam kontras, didalam SSp terjadi inhibisi

lateral. Jalur sinyal yang paling kuat diaktifkan yang berasal dari pusat rangsangan. Hal ini

terjadi melalui berbagai antar neuron inhibitorik yang berjalan secara lateral antara serabut-

20

Page 21: Bab 1

serabut asendens yang mepersarafi lapangan reseptif yang diinginkan dan tidak diinginkan,

sehingga lokalisasi ujung pensil dapat dengan tepat ditentukan. Kekuatan koneksi inhibisi

lateral didalam jalur-jalur sensorik bervariasi sesuai modalitas. Modalitas yang memiliki

inhibisi paling lteral menghasilkan lokalisasi paling akurat.

Berdasarkan hasil yang didapat dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan

bahwa kemampuan lokalisasi taktil pada seseorang tidak sama besarnya untuk seluruh

bagian tubuh. Hal ini disebabkan karena adanya lapangan segmen kulit yang dinamakan

dermatom, adanya inhibisi lateral dan ukuran lapangan reseptif yang berbeda. Dari kelima

area yang ditunjuk didapat jarak antara titik tunjuk dan titik rangsang yang paling jauh adalah

di lengan atas pada orang percobaan pertama dan lengan bawah pada orang percobaan

kedua, sedangkan yang paling dekat adalah di kulit ujung jari pada kedua orang percobaan.

Dari sini dapat diketahui bahwa reseptor taktil pada ujung kulit jari lebih peka terhadap

rangsangan karena reseptor pada kulit ujung jari lebih banyak reseptornya sedangkan

pada lengan atas lebih sedikit reseptornya. Jadi kemampuan lokasi taktil seseorang

berbeda-beda untuk seluruh bagian tubuh tergantung reseptornya.

4.4. Perasaan Iringan (After Image)

Orang pertama: Syamsul Hidayat

Orang kedua: M. Erwan S

Dari percobaan terhadap OP didapatkan hasil bahwa setelah pensil diangkat, OP

masih dapat merasakan adanya pensil pada daun telinga walaupun pensilnya sudah

diambil.

Perasaan iringan atau after image merupakan perasaan yang ditimbulkan sebagai

suatu hasil dari mekanisme adaptasi terhadap suatu rangsangan. Dua reseptor yang

berperan dalam mekanisme adaptasi tersebut, yaitu reseptor tonik (beradaptasi lambat) dan

reseptor fasik (beradaptasi cepat)

Dalam praktikum ini digunakan pensil sebagai pencetus rangsang. Pensil diletakkan

di antara kepala dan daun telinga OP, dan dibiarkan beberapa lama sehingga OP tidak

merasakan apa-apa di tempat tersebut, seolah-olah pensil itu tidak ada di antara kepala dan

daun telinga OP. Namun, ketika pensil di angkat, OP yang tadinya sudah tidak merasa ada

apa-apa atau sesuatu di antara kepala dan daun telinganya, sekarang malah merasakan

ringan pada tempat tersebut. Ini berarti rangsangan terjadi lagi, setelah rangsangan yang

tadinya hilang (padahal tekanan masih terus diberikan) ketika pensil dibiarkan beberapa

lama).

Reseptor adaptasi yang berperan dalam kasus ini adalah reseptor fasik, reseptor ini

memberikan perasaan iringan ketika pensil ini memberukan perasaan iringan ketika pensil

21

Page 22: Bab 1

dibiarkan lama diantara kepala dan daun telinga, hingga kemudian dilepas atau diangkat

dari tempat tersebut. Mekanisme terjadinya perasaan iringan tersebut yaitu sebagai berikut:

“ Rangsangan yang berikan tiba-tiba pada jaringan akan merangsang reseptor-reseptor ini

selama beberapa milidetik, rangsangan tersebut berasal dari pensil yang diletakkan antara

kepala dan daun telinga OP. Selanjutnya, rangsangan akan berhenti walaupun tekanan

masih terus diberikan. Tekanan ini merupakan tekanan dari pensil yang diletakkan di antara

kepala dan daun telinga beberapa lama. Reseptor akan menjalarkan sinyal lagi bila

tekannya dihilangkan yaitu ketika pensil diangkat dan OP merasakan ada sesuatu yang

hilang dan ringan pada tempat tersebut”.

4.5. Pertanyaan

a. Perasaan subjektif Panas Dan Dingin

1. Apakah ada perbedaan perasaan subjektif antara kedua tangan tersebut? Apa

sebabnya?

2. Apakah ada perbedaan antara ketiga hasil tindakan pada sub 4,5 dan 6? Apa

sebabnya?

Jawab:

1. Ada. Indra suhu dengan nyata sekali berespons terhadap perubahan suhu disamping

dapat berespons terhadap tingkat temperature yang tetap. Adanya rangsang yang

datang berubah-ubah membuat tangan OP terasa berbeda-beda. Sedangkan olesan

sebagian kulit punggung tangan OP dengan alkohol memberi kesan lebih dingin

ketika ditiup, karena alkohol berusaha menguapkan dirinya dengan menyerap kalor

dipermukaannya.

2. Ada. adanya rangsang yang datang berubah-ubah membuat tangan terasa berbeda-

beda pada praktikum perasaan subjektif panas dan dingin ini. Sedangkan adanya

perbedaan antara hasil tindakan pada prosedur ke-4[sejuk], 5[dingin], dan 6[lebih

dingin] karena eter atau air berusaha menguapkan dirinya dengan menyerap kalor

dipermukaannya, sehingga punggung tangan akan terasa lebih sejuk atau dingin

ketika ditiup. (Rangsang yang datang berubah, responnya juga berubah).

b. Titik-titik Panas. Dingin, Tekan Dan Nyeri Di Kulit

1. Menurut teori, kesan apakah yang diperoleh bila titik dingin dirangsang oleh benda

panas? Bagaiman keteranngannya?

Jawab:

22

Page 23: Bab 1

1. Seharusnya apabila titik dingin dirangsang oleh panas akan terasa dingin pula begitu

pun sebaliknya apabila titik panas dirangsang titik dingin akan terasa panas. Karena

titik-titik rangsang nyeri, panas, dingin, ataupun tekan itu terdapat pada titik-titik

tertentu. Pada saat percobaan ketika telapak tangan diberi rangsang panas dan

dingin di titik yang sama maka akan terasa kedua-duanya ataupun adanya sensasi

bingung itu bisa dikarenakan kita sulit membedakan mana yang panas dan yang

dingin sehingga timbullah sensasi bingung.

Reseptor nyeri, panas, tekan, dan dingin apabila dirangsang oleh rangsangan

apapun akan terasa sama seperti tempat reseptor itu berada. Tidak akan pernah

reseptor dingin dirangsang panas akan menjadi dingin, reseptor dingin akan tetap

dingin bila diberi rangsang apapun. (Reseptor diberi rangsangan, maka

reseptornyalah yg akan bekerja atau memberi respon(tergantung reseptor)).

c. Lokalisasi Taktil

1. Apakah kemampuan lokalisasi taktil seseorang sama besarnya untuk seluruh bagian

tubuh?

2. Apakah istilah kemampuan seseorang untuk menentukan tempat rangsang taktil?

Jawab:

1. Berbeda. Karena Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons

terhadap perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan

mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya

cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial

aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang

berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula.

Semakin distal bagian tubuh maka akan semakin sensitif dalam melokalisasi taktil.

Contoh: ujung jari, bibir lebih sensitif karena reseptornya lebih rapat.

2. Istilah untuk kemampuan seseorang untuk mementukan tempat rangsang taktil

desebut dengan topognasia.

d. Perasaan Iringan

1. Bagaiman mekanisme terjadinya perasaan Iringan?

Jawab:

23

Page 24: Bab 1

1. Salah satu sirkuit pada sistem saraf adalah sikuit reverberasi atau sirkuit bolak balik

(oscilatory). Sirkuit ini dapat disebabkan oleh adanya umpan balik positif di dalam

sirkuit neuron. Umpan balik ini ditujukan untuk merangsang kembali masukan sirkuit

yang sama sehingga sirkuit itu dapat mengeluarkan letupan berulang-ulang untuk

waktu yang lama. Umpan balik positif ini dapat terjadi apabila suatu neuron memiliki

percabangan ke neuron lain yang memiliki percabangan yang menuju kembali ke

neuron sebelumnya. (Adanya sirkuit reverberasi atau sirkuit bolak balik sehingga

rangsangan yang telah diteruskan oleh satu neuron kembali kembali lagi kepada

neuron tersebut sehingga menimbulkan perasaan iringan (after image).

24

Page 25: Bab 1

Bab 5

Penutup

5.1. Kesimpulan

1. Manusia dapat merasakan bermacam-macam gradasi panas dan dingin, mulai

dari suhu yang membeku lalu suhu dingin sampai suhu sejuk, selanjutnya dari

suhu hangat sampai panas dan akhirnya sampai panas yang menyengat.

2. Suatu rangsangan akan diterima oleh masing-masing reseptor yang berkaitan.

Dan pada permukaan telapak tangan tersebar banyak reseptor yang akan

menerima rangsangan seperti panas, dingin, nyeri dan tekan.

3. Kemampuan lokalisasi taktil seseorang tidak sama besarnya untuk seluruh

bagian tubuh. Hal ini disebabkan karena adanya lapangan segmen kulit yang

dinamakan dermatom, adanya inhibisi lateral dan ukuran lapanganreseptif yang

berbeda.

4. Jarak rata rata yang diperoleh untuk kulit yang tidak berambut (ujung kulit jari)

lebih kecil dari padakulit yang memiliki rambut.

5. Adanya perasaan iringan saat pensil dilepas dikarenakan adanya adaptasi pada

reseptor-reseptor, sehingga pada waktu pensil dilepaskan OP dapat

menyadarinya karena adanya off respons, tetapi masih ada perasaan terhadap

pensil tersebut karena masih adanya reseptor yang berespons terhadap

rangsangan dengan depolarisasi ringan.

25