bab 1
DESCRIPTION
jjjTRANSCRIPT
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sensasi adalah proses menangkap stimuli dan tahap paling awal dalam penerimaan
informasi sedangkan proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh
pengetahuan merupakan kelanjutan proses, yaitu persepsi.
Pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal,
simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera
termasuk kedalam sensasi. Sedangkan suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan
segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor internal serta eksternal individu
meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadap objek
tersebut termasuk kedalam persepsi. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari,
dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna
merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi. Hubungan sensasi dengan persepsi
sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Tetapi didalam prosesnya sensasi dan
presepsi berbeda, kalau sensas peneriamaan stimulus lewat indera sedangkan persepsi
yaitu menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak.
Kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam
mempersepsi dan memsesasikan sesuatu stimulus, hasil persepsi dan sensasi mungkin
akan berbeda antara individu satu dengan individu lain.karena persepsi dan sensasi bersifat
individual. Contohnya pada perbedaan kapasitas alat indera menyebabkan perbedaan
dalam memilih pekerjaan, mendengarkan musik, atau memutar radio. Yang lebih jelasnya,
sensasi mempengaruhi persepsi, jadi keduanya saling berhubungan satu sama lain.
Sistem saraf mengubah pesan pesan menjadi kode salah satu kode yaitu kode
anatomis. Pertama kali diperkenalkan pada 1826 oleh seorang ahli fisiologi Johannes muller
sebagai doktrin energy syaraf spesifik. Menurut doktrin, berbagai modalitas sensorik yang
berbeda muncul karena sinyal yang diterima oleh organ indera merangsang beragam jalan
syaraf yang menuju area otak yang beragam pula. Sinyal dari mata menyebabkan impuls
berjalan sepanjang saraf optik,menuju ke korteks visual.sinyal dari telinga. Sinyal dari telinga
menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju ke korteks auditoris. Gelombang
cahaya dan suara menghasilkan sensasi berbeda karena adanya perbedaan anatomi ini.
Sensasi mengacu pada pendeteksian dini terhadap stimuli. Serta sensasi
merupakan unsur-unsur pengalaman pancaindera yang disebabkan perangsang-
perangsang diluar manusia, yaitu cahaya, suara, bau, manis dan sebagainya. Dan hanya
1
sensasi yang mampu kita indralah yang akhirnya diproseskan oleh reseptor dan oleh
pemrosesan kognitif tingkat tinggi. Sistem sensorik kita memiliki keterbatasan kemampuan
manerima sensasi, sehingga dengan sendirinya pengetahuan kita tentang dunia pun
terbatas. Konsep kita mengenai proses perseptual bahwa pendeteksian dan
penginterpretasian sinyal-sinyal sensori, di tentukan oleh energi stimulus yang dideteksi oleh
sistem-sistem sensorik dan oleh otak dan hasil pemrosesan disimpan dimemori dalam
bentuk pengetahuan ( knowledge), yang akan diguakan kelak dalam suatu kejadian nyata.
Proses penginderaan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima
stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagia alat penglihatan, telinga sebagai alat
pendengar, hidung sebagai alat pembau, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak
tangan sebagai alat perabaan. Persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat
datang dalam diri individu sendiri. Tetapi sebagian besar stimulus datang dari luar individu
yang bersangkutan. Karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri
individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan aktif dalam persepsi. Serta dapat
dikemukakan karena perasaan, sedangkan sensasi dapat ditemukan pada waktu proses
menangkapnya stimuli.
Sensasi merupakan pendeteksi energy fisik yang di hasilkan atau di pantulkan oleh
benda-benda fisik, sel-sel tubuh yang melakuakan penderteksi ini, organ inderawi ( mata,
telinga, hidung, kulit dan jaringan tubuh ) proses penginderaan menyadarkan kita akan
adanya suara, warna, bentuk dan elemen kesadaran yang lain. Tanpa sensasi kita tidak
dapat menyentuh dalam arti sesungguhnya dunia nyata. Tapi untuk membuat dunia yang
mendera indera kita menjadi sesuatu yang masuk akal.
Fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui
alat indra, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat
indralah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi
dengan dunianya. Tanpa alat indra, manusia sama, bahkan mungkin rendah lebih dari
rumput-rumputan, karena rumput dapat juga mengindra cahaya dan humiditas ( Lefrancois,
1974, dalam rahmat, 1994 ).
1.2 Tujuan
1. Mengetahui mekanisme sensasi sensorik tubuh ketika diberi berbagai stimulus
2. Membedakan perasaan subjektif panas dan dingin
3. Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri dikulit
4. Memeriksa daya (kemampuan) menentukan tempat rangsangan taktil (lokalisasi
taktil)
2
5. Menentukan adanya perasaan iringan (after image) dan menerangkan mekanisme
terjadinya after image.
1.3 Manfaat
Agar mahasiswa mengetahui apa dan bagaimana mekanisme sensasi sensorik
tubuh ketika diberi berbagai stimulus sehingga bisa mengaplikasikan didalam masyarakat
dan kehidupan sehari-hari.
3
Bab 2
Dasar Teori
2.1. Perasaan Subjektif
Temperatur reseptor atauthermoreseptor merupakan free nerve ending yang terletak
pada dermis,otot skeletal, liver, dan hipotalamus. Reseptor dingin tiga sampai empat kali
lebih banyak daripada reseptorpanas. Tidak ada strukur yang membedakan reseptor dingin
dan panas.Sensasi temperatur diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri.
Mereka dikirim keformation retikularis, thalamus dan korteks primer sensoris.
Thermoreseptor merupakan phasicreseptor, aktif bila temperature berubah, tetapi cepat
beradaptasi menjadi temperatur yangstabil.
2.2. Titik- titik Panas, Dingin, Nyeri, dan Tekan di Kulit
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan,
panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermisdan
lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel
saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama
adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu
di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin
yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari
lapisan granulosumumumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kan-dungan melanin
menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan
lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar)
adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.
Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari
serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis
atau lentur, sehingga kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermismembentuk
kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang
membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf.
Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau
merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis
terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melin-dungi bagian dalam
tubuh dari kerusakan mekanik.
4
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam,
misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi
bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta
pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi
dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke
daerahepidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh
dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di
dekat epidermis.
Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit
mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat
besar, terutama di ujung jari dan bibir.
Klasifikasi reseptor antara lain:
A. Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu:
1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).
2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).
3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).
4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).
B. Berdasarkan sumber rangsangan:
1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rang-
sangan eksterna atau luar.
2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan teruta-ma
berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
3. Interoreseptor, terletak pada visera atau alat dalam dan pembuluh darah.
C. Berdasarkan morfologi:
1. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan
dengan tipe sel lainnya.
2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf
di samping saraf badan akhir saraf.
5
Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain:
a. Ujung Saraf Bebas
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada
banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat
akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf
bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum
berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis.
Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke
permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda
mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehu-bungan
denganfolikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitu-dinal dan
melingkari folikel rambut dalam dermis.
Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus.
Padaepidermis berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf
membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan
ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplas-manya.
Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antara kerati-nosit dan
kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di
bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rang-sangan
getaran dan juga resepor terhadap dingin.
b. Korpuskulus Peraba (Meissner)
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada
ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjang-nya tagak
lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40
mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang
menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel
gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel
dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin
maupun yang tak mangandung mielin.Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan
memungkinkan diskriminasi atau pembedaan dua titik (mampu membedakan
rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).
c. Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)
Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada
telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo,
ligamen, dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (pan-
6
jang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat
dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.
Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga
telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepikorpuskulus. Akson saraf banyak
mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat
(terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur
longitudinal pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan
tekanan yang dalam.
d. Korpuskulus Gelembung (Krause)
Korpuskulus gelembung(krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir
dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpus-kel
ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50mikron. Mempunyai sebuah
kapsula tebal yang menyatu denganendoneurium. Di dalam korpuskulus,
serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan
sel schwan. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai
akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlah-nya semakin
berkurang dengan bertambahnya usia.Korpuskel ini berguna
sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.
e. Korpuskulus Ruffini
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula
sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir
saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanore-septor,karena
mirip dengan organ tendo golgi.
Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang
terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas,
bercabang disekitar berkastendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau
kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.
f. Spindel Neuromuskular.
2.3. Lokalisasi Taktil
Reseptor taktil adalahmekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons terhadap
perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasil-kan
potensial aksi. Apabiladepolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke
reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi kekorda spinalis dan
otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang
berbeda pula. Dikriminasi titik adalah kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu
7
ujung benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua titik. Berbagai daerah tubuh bervariasi
dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi.
Normalnya dua titik terpisah 2– 4 mm dapat dibedakan pada ujung jari tangan, 30-40mm
dapat dibedakan pada dorsum pedis. Tes dapat menggunakan kompas ataupun jepitan
rambut.
Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron sensorik, yaitu
serat tipe A beta yang besar, serat tipe A delta yang kecil, dan serat tipe C yang paling kecil.
Kedua jenis serat tipe A mengandungmielin dan menyalurkan potensial aksi dengan sangat
cepat; semakin besar serat semakin cepat transmisinya. Informasi taktil yang dibawa dalam
serat A biasanya terlokalisasi baik. Serat C yang tidak mengandung mielin dan menyalurkan
potensial aksi ke korda spinalis jauh lebih lambat daripada serat A.
Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda
spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. Setelah bersinap di spinal, informasi
dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang melepaskan potensial aksi dengan cepat
(beta dan delta) ke otak melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam
sisitem ini menyebrang dari kiri ke kanan di batang otak sebelum bersinaps di talamus.
Informasi mengenai suhu dan sentuhan yang lokalisasi kurang baik di bawa ke korda
spinalis melalui serat-serat C yang melepaskan potensial aksi secara lambat. Informasi
tersebut dikirim ke daerah retikularis di batang otak dan kemudian ke pusa-pusat yang lebih
tinggi melalui serat di sistem anterolateral.
2.4. Perasaan Iringan (After Image)
Proses pendeteksian hadirnya stimulus sederhana, perasaan, kesan yang timbul
sebagai akibat perasangka suatu reseptor.
Syarat-syarat sensasi:
1. Adanya stimulus yang mampu menimbulkan respon.
2. Adanya alat indera yang dapat mengadakan respon terhadap stimulus.
3. Ada saraf sensoris yang menghantarkan implus dari alat indera ke otak (sistem saraf
pusat).
4. Ada bagian dari otak yang mampu mengolah atau menterjemahkan impuls men-jadi
sensasi.
Sensasi merupakan hasil dari suatu proses didalam otak sebagai akibat adanya implus
yang datang ke otak. Seseorang dapat memilih beberapa implus yang datang serta
8
mengabaikannya. Hal tersebut merupakan dasar dari konsentrasi dan atensi. Sensasi dapat
bertahan lama didalam otak dan dapat di panggil kembali dari memori.
A. Klasifikasi biasa:
1. Sensasi Eksteroseptik. Sensasi yang timbul akibat implus yang berasal dari reseptor
bagian luar tubuh, yaitu rasa sentuh, rasa suhu, rasa tekan, pengelihatan,
pendengaran, dan penciuman.
2. Sensasi Interoseptik. Sensasi yang timbul akibat implus yang berasal dari resep-tor
bagian dalam tubuh, yaitu rasa lapar, rasa haus, rasa lelah, dan rasa sakit pada
bagian dalam.
3. Sensasi Propioseptik. Sensasi yang memberikan informasi tentang posisi dan
pergerakan anggota tubuh, seperti duduk, berdiri, dan berlari.
B. Klasifikasi khusus:
1. Sensasi dangkal: superfisial: kulit: kutaneus (cutaneous sensation), rasa sentuh, rasa
suhu.
2. Sensasi lebih dalam (deep sensation): rasa tekan, rasa sakit dalam otot.
3. Sensasi spesial (special sensation): penglihatan, pendengaran dan keseimbang-an,
penciuman, pengecep.
4. Sensasi dalam (internal sensation): rasa lapar, rasa haus, nyeri otot dalam.
5. Sensasi umum (general body sensation): posisi dan pergerakan anggota tubuh.
Ciri-ciri sensasi:
1. Modalitas Indera
2. Kualitas merah dan biru; suara tinggi dengan suara rendah; bau wangi denganbau
busuk; rasa pahit dengan rasa manis; sentuhan.
3. Intensitas merah tua dan merah muda; suara tinggi melengking dengan tinggi alto;
suara rendah bass dengan rendah tenor; bau wangi bunga dengan bau wangi buah;
rasa pedas pahit dengan rasa pedas manis.
4. Adaptasitas penggunaan anting, kalung yang tidak pernah dilepas.
5. Durasitas lamanya waktu penggunaan asesoris yang digunakan.
9
Bab 3
Metodologi
3.1 Alat dan Bahan
1. Tiga baskom dengan air bersuhu 20 o, 30o, 40o
2. Gelas bekerdan thermometer kimia
3. Es
4. Alcohol atau eter
5. Kerucut kuningan (paku) + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut Frey
6. Jarum
7. Pensil, jangka, berbagai jenis amplas, benda-benda kecil berbeda bentuk, bahan-
bahan pakaian
8. Alat pengukur waktu reaksi
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Perasaaan Subjektif Panas dan Dingin
1. Sediakan 3 baskom yang masing-masing berisis air dengan suhu kira-kira
20o, 30o,40o
2. Masukkan tangan kanan kedalam air bersuhu 20o dan tangan kiri kedalam air
bersuhu 40o selama kurang lebih 2 menit.
3. Catat kesan yang dialami
4. Kemudian masukkan segera kedua tangan itu serentak kedalam air bersuhu
30oC
5. Catat kesan yang dialami
6. Tiup perlahan-lahan klit punggung tangan yang kering dari jarak 10 cm
7. Kemudian basahi kulit punggung tangan ersebut dengan air dan tiup sekali
lagi dengan kecepatan seperti diatas
8. Bandingkan kesan yang saudara alami hasil tiupan.
9. Olesi sebagian kulit punggung tangan dengan alcohol atau eter.
3.2.2 Titik-titik Panas, Dingin, Tekan dan Nyeri di Kulit
1. Punggung tangan diletakkan diatas sehelai kertas dan ditarik garis pada
pinggir dan jari-jari sehingga terdapat gambar tangan
10
2. Di telapak tangan, ditentukan daerah seluas 3x3 cm (menggunakan cap yang
telah disediakan), dan pada daerah yang sama pada gambar telapak tangan
di kertas juga diberi cap tersebut
3. Orang percobaan menutup mata, dan punggung tangan kanannya diletakkan
santai di meja
4. Diselidiki secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik yang memberikan
kesan panas yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan menggunakan
kerucut kuningan yang telah direndam dalam bejana air bersuhu 50°C. Titik-
titik panas yang diperoleh ditandai dengan bolpoin
5. Cara kerja nomor 4 diulangi dengan kerucut kuningan yang direndam dalam
bejana berisi air es. Titik-titik dingin yang diperoleh ditandai dengan bolpoin
6. Menurut cara diatas, ditentukan juga titik-titik yang memberikan kesan tekan
dengan menggunakan estesiometer rambut Frey dan titik-titik yang
memberikan kesan nyeri dengan menggunakan jarum. Titik-titik tekan dan
nyeri ditandai dengan bolpoin
7. Semua titik yang diperoleh digambarkan dengan symbol yang berbeda pada
lukisan tangan di kertas
3.2.3 Lokalisasi Taktil
1. Tutup mata orang percobaan dan tekankan ujung pensil pda suatu titik dikulit
ujung jari.
2. Kemudian perintahkan orang percobaan melokalisasikan tempat yang baru
dirangsang tadi dengan ujung pensil pula
3. Tetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk
4. Ulangi percobaan ini sampai 5 kali dan tentukan jarak rata-rata utnuk kulit
ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, dan tengkuk.
3.2.4 Perasaan Iringan (After Image)
1. Letakkan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga dan biarkan ditemapt
itu selama saudra melakukan percobaan VI
2. Setelah selesai dengan percobaan VI, angkatlah pensil dari telinga saudara
dan apakah yang saudara rasakan setelah pensil itu dilepaskan.
11
Bab 4
Hasil dan Pembahasan
4.1. Perasaan subjektif Panas Dan Dingin
Orang pertama: syamsul Hidayat
Orang kedua: Mafisah
No Tangan yang dimasukkan Suhu Kesan yang dialami orang percobaan
1 Tangan kanan 20 Dingin
2 Tangan kiri 40 Hangat
3 Tangan kanan 30 Hangat
4 Tangan kiri 30 Dingin
NoKondisi kulit punggung
tanganKesan yang dialami oleh orang percobaan
1
Tangan diangkat dari
baskom suhu 30 oC lalu
ditiup
Tangan kanan Hangat
Tangan kiri Dingin
2Kedua tangan dipercikan air
suhu 30 oC dan ditiupSama
3 Tangan dioleskan alkohol
Tangan kanan Dingin
Tangan kiri Dingin
Pada percobaan ini didapatkan hasil bahwa tangan kanan yang awalnya merasakan
dingin saat berada pada suhu 20°, berubah menjadi hangat saat berada pada suhu 30°.
Sebaliknya, tangan kiri yang pada mulanya merasakan hangat di dalam baskom 40°,
berubah perasaannya menjadi dingin setelah masuk ke dalam baskom 30°. Hal ini
dikarenakan adanya pengurangan kalor pada tangan kiri (dari hangat sampai dingin) dan
ada penambahan kalor pada tangan kanan (dari dingin sampai hangat) pada saat tangan
secara bersamaan dimasuk-kan ke dalam baskom bersuhu 30°.
Untuk percobaan kedua, tiupan pada punggung tangan yg telah diolesi alkohollah
yang sensasi dinginnya paling tinggi. Hal ini disebabkan karena reseptor suhu bukanlah
12
mekanoreseptor melainkan reseptor yang diaktifkan oleh senyawa kimia oleh zat yang
dihasilkan sel akibat metabolisme tubuh sebagai respon terhadap suhu. Alkoholatau
CH3COOH merupakan nama dari asam asetat yaitu larutan senyawa yang bersifat asam.
Ketika alcohol atau asam asetat bersentuhan dengan kulit dan kemudian diberikan
tiupanakan timbul sensasi dingin akibat reaksi oksidasi alcohol yaitu reaksi pengikatan
oksigen. Dan alasan mengapa punggung tangan yang dipercikkan air lebih dingin daripada
punggung tangan yang kering saat ditiup adalah karena air yang terdapat pada punggung
tangan memberikan sensasi dingin pada kulit. Sehingga, tangan yang kering sensasi
dinginnya lebih saat diberi tiupan.
Pada dasarnya manusia dapat merasakan bermacam-macam gradasi panas dan
dingin, mulai dari suhu yang membeku lalu suhu dingin sampai suhu sejuk, selanjutnya dari
suhu hangat sampai panas dan akhirnya sampai panas yang menyengat.
Gradasi termal dapat dibedakan oleh paling sedikit tiga macam reseptor sensorik:
reseptor dingin, reseptor hangat, dan reseptor rasa nyeri. Reseptor rasa nyeri hanya
dirangsang oleh gradasi panas atau dingin yang ekstrem, sehingga bersama reseptor dingin
dan reseptor hangat bertanggung jawab terhadap terjadinya sensasi “membeku” (freezing
cold) dan sensasi “panas menyengat” (burning hot).
Reseptor dingin dan reseptor hangat terletak tepat di bawah kulit, yakni pada titik-titik
yang berbeda dan terpisah-pisah. Pada sebagian besar daerah tubuh, jumlah titik dingin
kira-kira 3 sampai 10 titik hangat, dan pada berbagai daerah tubuh jumlah reseptor
bervariasi, 15 sampai 25 titik dingin per sentimeter persegi pada daerah permukaan badan
yang luas.
Walaupun adanya ujung serabut saraf yang berbeda cukup meyakinkan,
berdasarkan uji pskologis, hal ini belum dapat diidentifikasi secara histologik. Ujung serabut
saraf ini dianggap ujung saraf bebas karena sinyal terutama dijalarkan pada serabut saraf
tipe C, yang diduga merupakan ujung serabut saraf bebas yang mungkin juga befungsi
sebagai reseptor dingin.
Pada daerah yang sangat dingin, yang terangsang hanyalah serabut saraf rasa nyeri
dingin (jika kulit menjadi terlalu dingin sampai hampir membeku atau benar-benar membeku,
serabut-serabut ini tak dapat dirangsang). Bila suhu meningkat hingga ± 10 sampai 15oC,
rasa nyeri-dinginnya akan menghilang, namun pada saat itu rseptor dingin mulai
terangsang, mencapai puncak perangsangan pada suhu sekitar 24oC dan mulai menghilang
lagi pada suhu 40oC. Selanjutnya, di atas 30oC reseptor hangat mulai terangsang,
sedangkan reseptor dinginnya akan menghilang pada kira-kira 49oC. Akhirnya, pada
sekitar45oC, serabut nyeri-panas mulai terangsang oleh panas dan sebaliknya beberapa
13
serabut dingin mulai terangsang lagi, mungkin karena kerusakan ujung-ujung reseptor dingin
yang disebabkan oleh panas yang hebat.
Kemampuan seseorang untuk dapat menentukan perbedaan gradasi sensasi suhu
didapat dengan perangsangan relatif terhadap bermacam-macam tipe ujung saraf. Kita juga
dapat mengerti mengapa suhu dingin atau suhu panas yang ekstrem dapat sangat
menyakitkan dan mengapa kedua sensasi ini, bila cukup tinggi dapat juga memberikan
kualitas sensasi yang sama yaitu, baik sensasi dingin membeku maupun sensasi panas
yang menyengat terasa hampir sama.
Bila dengan tiba-tiba reseptor dingin mengalami penurunan suhu, mula-mula
reseptor akan terangsang dengan kuat sekali, namun selama beberapa detik pertama
rangsangan ini dengan cepat akan memudar dan selama 30 menit atau lebih berikutnya
secara progresif akan lebih lambat. Dengan kata lain, “adapatasi” reseptor ini sangat luas,
tetapi tidak pernah beradaptasi 100 persen.
Jadi, jelaslah bahwa indra suhu ini dengan nyata sekali berespons terhadap
perubahan suhu di samping dapat berespons terhadap tingkat tempratur yang tetap. Itu
berarti bila suhu secara aktif menurun maka orang itu akan merasa lebih dingin daripada bila
suhu itu tetap tingginya. Sebaliknya, bila suhu secara aktif naik maka orang itu akan merasa
lebih hangat daripada suhu tetap konstan. Respons terhadap perubahan suhu dapat
menjelaskan adanya tingkat rasa panas yang ekstrem ketika seorang memasuki tabung
berisi air panas dan akan merasa dingin yang sangat ekstrem sewaktu keluar dai ruang
yang panas.
Ada anggapan bahwa reseptor hangat dan dingin dirangsang oleh perubahan
kecepatan metabolismenya, dan dari kenyataan terlihat bahwa untuk setiap perubahan suhu
10oC akan memengaruhi kecepatan reaksi kimia intrasel sebanyak dua kali lipat. Dengan
kata lain, deteksi suhu mungkin bukan hasil dari pengaruh fisik panas atau dingin pada
ujung-ujung saraf secara langsung tetapi dari perangsangan kimia pada ujung serabut saraf
yang telah dimodifikasi oleh suhu.
Karena jumlah ujung serabut saraf dingin atau hangat yang terdapat disetiap
permukaan tubuh seseorang sangat sedikit, sukar untuk menentukan gradasi suhu bila
daerah kulit yang terangsang itu kecil. Namun, bila semua daerah kulit yang luas dirangsang
bersamaan, maka sinyal termal dari seluruh daerah akan disumasikan. Contohnya,
perubahan yang cepat dari suhu sampai sekecil 0,01oC dapat dideteksi bila perubahan ini
memengaruhi seluruh permukaan tubuh secara besamaan. Sebaliknya, perubahan suhu
14
sampai 100 kali lipat pun sering tak akan dapat dideteksi bila daerah kulit yang terpengaruhi
hanya 1 sentimeter persegi atau lebih.
Pada umumnya, sinyal suhu dijalarkan dalam jaras yang paralel dengan jaras untuk
sinyal nyeri. Sewaktu memasuk medula spinalis, sinyal akan menjalar dalam traktus
Lissauer sebanyak beberapa segmen di atas atau di bawah, dan selanjutnya akan berakhir
terutama pada lamina I, II, III radiks dorsalis—sama seperti untuk rasa nyeri. Sesudah ada
percabangan satu atau lebih neuron dalam medula spinalis, sinyal akan dijalarkan ke
serabut termal asenden yang menyilang ke traktus sensorik anterolateral sisi berlawanan
dan akan berakhir di (1) area retikular batang otak dan (2) kompleks ventrobasal talamus.
Beberapa sinyal suhu dari kompleks ventrobasal akan dipancarkan menuju korteks
somatosensorik serebri. Adakalanya dengan penelitian mikrolektroda dtemukan suatu
neuron pada area somatosensorik kortikal I yang dapat langsung berespons terhadap
stimulus dingin atau hangat pada daerah kulit yang spesifik. Namun, pengangkatan seluruh
girus postsentrals kortkal pada manusia dapat mengurangi tapi tidak melenyapkan
kemampuan untuk membedakan gradasi suhu.
4.2. Titik-titik Panas, Dingin, Tekan dan Nyeri di Kulit
Orang Pertama: Ni’matul Muthmainnah
a. Panas
T P P P P P
P T P P P P
P P P P P P
P P P T T T
T P P P P P
T T T T P P
KELINGKING JEMPOL
Ket:
P= panas
T= tidak panas
15
b. Dingin
D D D D D D
D D D D D D
D D D D D D
D D D D D D
D D D D D D
T T D D D D
KELINGKING JEMPOL
Ket:
D= dingin
T= tidak dingin
c. Tekan
T T T T T T
T T T T T T
T T T T T T
T T T T T T
T T T T T T
T T T T T T
KELINGKING JEMPOL
Ket:
T= Terasa Tekanan
d. Nyeri
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
KELINGKING JEMPOL
Ket:
N= nyeri
16
Orang Kedua: Elok Nur Farida A
a. Panas
b. Dingin
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
c. Tekan
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
d. Nyeri
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
17
Bagian dekat ibu
jari
Bagian dekat
jari kelingking
Bagian dekat jari
kelingking
Bagian dekat ibu
jari
Bagian dekat ibu
jari
Bagian dekat
jari kelingking
Bagian dekat ibu
jari
Bagian dekat
jari kelingking
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
Pada percobaan ini menunjukkan titik-titik yang merasa pada saat diberi rangsangan
panas, dingin, nyeri dan tekan di kulit. Pada kulit terdapat banyak reseptor. Nosiseptor untuk
reseptor nyeri, sedangkan thermoreseptor untuk reseptor panas dan dingin,
mechanoreseptor untuk reseptor tekanan. Pada saat praktikum, semua titik ditelapak tangan
diberi rangsangan panas, dingin, tekan, dan nyeri. Tetapi pada saat diberi rangsangan
panas, ada beberapa titik yang tidak merasakan panas. Begitu pula pada rangsangan
dingin. Beberapa titik tidak merasakan dingin. Tetapi pada nyeri dan tekan, semua titik yang
dirangsang, merasakan nyeri dan tekan.
Langkah pertama adalah memberi stempel berupa sebuah bidang seluas 3x3cm pada
telapak tangan. Fungsi daerah 3x3cm ini untuk menggambarkan daerah yang kira-kira
merupakan tempat reseptor panas, dingin, tekan dan nyeri tersebut.
Untuk reseptor panas, diberikan rangsangan berupa paku yang telah direndam di
dalam air panas bersuhu 50oC dan kemudian ujung paku yang lancip tersebut ditekan pada
setiap titik di telapak tangan. Untuk reseptor dingin, diberikan rangsangan berupa paku yang
telah didinginkan dengan es batu bersuhu 0oC dan kemudian ujung paku yang lancip
tersebut ditekan pada setiap titik di telapak tangan. Untuk reseptor nyeri, diberikan
rangsangan dengan ujung paku yang lancip dan ditekan pada setiap titik di telapak tangan.
Untuk reseptor tekan, diberikan rangsangan dengan ujung paku yang tumpul. Pada saat
rangsangan diberikan, timbul respon berdasarkan rangsangan yang diberikan tetapi pada
beberapa titik tidak menimbulkan respon pada rangsangan panas dan dingin. Hal ini
dikarenakan pada titik tersebut tidak terdapat reseptor yang menerima rangsangan panas
dan dingin.
Berdasarkan hasil percobaan pada orang pertama diperoleh 10 titik pada telapak
tangan yang apabila diberikan rangsangan panas tidak dapat merespon rasa panas. Hal ini
dikarenakan tidak adanya Korpuskel Ruffini yang merupakan reseptor panas. Hal yang
sama pada reseptor dingin yang diperoleh 2 titik pada telapak tangan yang apabila diberikan
rangsangan dingin tidak dapat merespon rasa dingin. Hal ini dikarenakan tidak adanya
Korpuskel Krause yang merupakan reseptor dingin. Pada rangsangan tekan dan nyeri
diperoleh semua titik pada permukaan telapak tangan dapat merasakan nyeri dan tekan. Hal
ini dikarenakan terdapat nosiseptor yang merupakan reseptor nyeri dan terdapat badan
18
vater paccini yang merupakan reseptor tekan yang tersebar di semua titik pada telapak
tangan.
Pada telapak tangan Orang kedua, dari 36 titik terdapat 3 titik yang tidak terasa saat
diberikan rangsang panas. Hal tersebut dikarenakan tidak terdapatnya reseptor panas pada
titik tersebut, yakni tidak adanya Korpus Ruffini, sehingga walaupun diberikan rangsang
panas dengan menggunakan kerucut kuningan bersuhu 50°C tetap tidak terasa panas.
Saat diberikan rangsang dingin, terdapat 2 titik yang tidak terasa saat diberikan
rangsang dingin. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya reseptor dingin pada titik tersebut,
yaitu tidak adanya Korpuskel Krause, sehingga walaupun dirangsang menggunakan kerucut
kuningan yang telah direndam dalam air es tetap tidak terasa dingin.
Rangsang tekan yang diberikan bisa dirasakan di semua titik. Hal tersebut
dikarenakan terdapat reseptor tekan pada seluruh area 3x3 cm yang dipilih. Pada saat
diberikan rangsang nyeri, Orang kedua tidak merasakan nyeri di 2 titik. Hal itu karena tidak
terdapat reseptor nyeri, atau nosiseptor, pada area tersebut. Sehingga, walaupun diberikan
rangsang nyeri tetap tidak terasa nyeri pada 2 titik tersebut.
4.3. Lokalisasi Taktil
Orang pertama: Syamsul Hidayat
NoDaerah yang
dirangsang
Jarak antara titik rangsang dengan titik yang ditunjuk
(cm)
Rata-
rata
1 Kulit ujung jari 0,8 0 0,3 0,4 0 0,3
2 Telapak tangan 1 0,7 0,7 0,5 0,5 0,68
3 Lengan bawah 0,7 1 0,9 1 3,1 1,34
4 Lengan atas 2,2 1,5 2,7 1 1 1,68
5 Tengkuk 0,9 1,4 0,5 0,8 0,9 0,9
Orang kedua: M. Erwan S
PercobaanUjung Jari
(cm)
Telapak
Tangan (cm)
Lengan Atas
(cm)
Lengan
Bawah (cm)
Tengkuk
(cm)
1 0,3 1 1,1 0,5 1,5
2 0,3 1,1 1,3 2,2 2
3 0,2 0,7 0,9 1,7 3,2
4 0,6 0,6 1 1,5 1,4
5 0,2 1 0,7 0,9 0,7
19
Jumlah 1,6 4,4 5,0 8,8 6,8
Rata- rata 0,32 0,88 1 1,76 1,36
Pratikum lokalisasi taktil ini dilakukan untuk memeriksa daya ( kemampuan )
menentukan tempat rangsangan taktil (lokalisasi taktil). Kemampuan orang percobaan
melokasikan titik rangsang menunjukan kepekaan suatu reseptor terhadap rangsang.
Percobaan ini dilakukan dengan cara menekankan ujung pensil pada suatu titik dikulit yaitu
ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan tengkuk dengan mata orang
percobaan di tutup atau dipejamkan. Kemudian orang percobaan melokalisasikan tempat
yang baru dirangsang tadi dengan ujung pensil pula, lalu diukur jarak yang telah ditunjuk
oleh orang percobaan. Jarak antara titik rangsang dengan titik yang ditunjuk diukur dan
dibandingkan tiap area. percobaan ini diulang sebanyak 5 kali dan dilakukan di lokasi yang
berbeda seperti di ujung kulit jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan tengkuk.
Masing masing lokasi diuji sebanyak 5 kali dan ditentukan rata-rata perbedaan jaraknya.
Dari hasil percobaan ini, jarak rata-rata yang diperoleh untuk kulit yang tak berambut
lebih kecil daripada kulit yang berambut. Hal ini disebabkan karena adanya reseptor
reseptor taktil yang berbeda letak dan mekanisme pada permukaan kulit. Pada ujung jari,
terdapat badan meissner yang merupakan reseptor yang terutama sekali peka terhadap
pergerakan objek diatas permukaan kulit. Bagian kulit yang berambut juga merupakan
bagian yang mengandung cukup banyak ujung reseptor yang melebar, walaupun bagian
kulit ini hamper tidak memiliki badan meissner. Jenis reseptor ini, berbeda dengan badan
meissner karena jenis reseptor ini menjalarkan sinyal yang pada mulanya kuat namun daya
adaptasinya hanya sebagian dan untuk selanjutnya sinyal yang dijalarkan itu lebih lemah
namun daya adaptasinya lambat. Oleh karena itu, reseptor ini berperan dalam menjalarkan
sinyal tetap yang dapat menyebabkan orang dapat terus menerus menentukan macam
perabaan suatu objek pada kulitnya. Seluruh kelompok diskus merkel dipersarafi oleh suatu
jenis serabut saraf tunggal besar bermielin. Reseptor ini, bersama dengan badan meissner,
sangat berperan penting dalam melokalisasi sensasi raba didaerah permukaan tubuh yang
spesifik dan menentukan bentuk apa yang ia rasakan.
Lapangan reseptif dibawah bagian pensil tempat perangsangan paling kuat segera
terangsang , tetapi lapangan reseptifnya disekitarnya juga terangsang walaupun dengan
tingkat yang lebih rendah karena lapangan lapangan tersebut tidak terlalu terdistorsi.
Apabila informasi dari serat-serat aferen yang terangsang secara marginal di bagian tepi
daerah rangsangan ini sampai ke korteks, lokalisasi ujung pensil tersebut akan kabur. Untuk
mempermudah penentuan lokalisasi dan mempertajam kontras, didalam SSp terjadi inhibisi
lateral. Jalur sinyal yang paling kuat diaktifkan yang berasal dari pusat rangsangan. Hal ini
terjadi melalui berbagai antar neuron inhibitorik yang berjalan secara lateral antara serabut-
20
serabut asendens yang mepersarafi lapangan reseptif yang diinginkan dan tidak diinginkan,
sehingga lokalisasi ujung pensil dapat dengan tepat ditentukan. Kekuatan koneksi inhibisi
lateral didalam jalur-jalur sensorik bervariasi sesuai modalitas. Modalitas yang memiliki
inhibisi paling lteral menghasilkan lokalisasi paling akurat.
Berdasarkan hasil yang didapat dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan
bahwa kemampuan lokalisasi taktil pada seseorang tidak sama besarnya untuk seluruh
bagian tubuh. Hal ini disebabkan karena adanya lapangan segmen kulit yang dinamakan
dermatom, adanya inhibisi lateral dan ukuran lapangan reseptif yang berbeda. Dari kelima
area yang ditunjuk didapat jarak antara titik tunjuk dan titik rangsang yang paling jauh adalah
di lengan atas pada orang percobaan pertama dan lengan bawah pada orang percobaan
kedua, sedangkan yang paling dekat adalah di kulit ujung jari pada kedua orang percobaan.
Dari sini dapat diketahui bahwa reseptor taktil pada ujung kulit jari lebih peka terhadap
rangsangan karena reseptor pada kulit ujung jari lebih banyak reseptornya sedangkan
pada lengan atas lebih sedikit reseptornya. Jadi kemampuan lokasi taktil seseorang
berbeda-beda untuk seluruh bagian tubuh tergantung reseptornya.
4.4. Perasaan Iringan (After Image)
Orang pertama: Syamsul Hidayat
Orang kedua: M. Erwan S
Dari percobaan terhadap OP didapatkan hasil bahwa setelah pensil diangkat, OP
masih dapat merasakan adanya pensil pada daun telinga walaupun pensilnya sudah
diambil.
Perasaan iringan atau after image merupakan perasaan yang ditimbulkan sebagai
suatu hasil dari mekanisme adaptasi terhadap suatu rangsangan. Dua reseptor yang
berperan dalam mekanisme adaptasi tersebut, yaitu reseptor tonik (beradaptasi lambat) dan
reseptor fasik (beradaptasi cepat)
Dalam praktikum ini digunakan pensil sebagai pencetus rangsang. Pensil diletakkan
di antara kepala dan daun telinga OP, dan dibiarkan beberapa lama sehingga OP tidak
merasakan apa-apa di tempat tersebut, seolah-olah pensil itu tidak ada di antara kepala dan
daun telinga OP. Namun, ketika pensil di angkat, OP yang tadinya sudah tidak merasa ada
apa-apa atau sesuatu di antara kepala dan daun telinganya, sekarang malah merasakan
ringan pada tempat tersebut. Ini berarti rangsangan terjadi lagi, setelah rangsangan yang
tadinya hilang (padahal tekanan masih terus diberikan) ketika pensil dibiarkan beberapa
lama).
Reseptor adaptasi yang berperan dalam kasus ini adalah reseptor fasik, reseptor ini
memberikan perasaan iringan ketika pensil ini memberukan perasaan iringan ketika pensil
21
dibiarkan lama diantara kepala dan daun telinga, hingga kemudian dilepas atau diangkat
dari tempat tersebut. Mekanisme terjadinya perasaan iringan tersebut yaitu sebagai berikut:
“ Rangsangan yang berikan tiba-tiba pada jaringan akan merangsang reseptor-reseptor ini
selama beberapa milidetik, rangsangan tersebut berasal dari pensil yang diletakkan antara
kepala dan daun telinga OP. Selanjutnya, rangsangan akan berhenti walaupun tekanan
masih terus diberikan. Tekanan ini merupakan tekanan dari pensil yang diletakkan di antara
kepala dan daun telinga beberapa lama. Reseptor akan menjalarkan sinyal lagi bila
tekannya dihilangkan yaitu ketika pensil diangkat dan OP merasakan ada sesuatu yang
hilang dan ringan pada tempat tersebut”.
4.5. Pertanyaan
a. Perasaan subjektif Panas Dan Dingin
1. Apakah ada perbedaan perasaan subjektif antara kedua tangan tersebut? Apa
sebabnya?
2. Apakah ada perbedaan antara ketiga hasil tindakan pada sub 4,5 dan 6? Apa
sebabnya?
Jawab:
1. Ada. Indra suhu dengan nyata sekali berespons terhadap perubahan suhu disamping
dapat berespons terhadap tingkat temperature yang tetap. Adanya rangsang yang
datang berubah-ubah membuat tangan OP terasa berbeda-beda. Sedangkan olesan
sebagian kulit punggung tangan OP dengan alkohol memberi kesan lebih dingin
ketika ditiup, karena alkohol berusaha menguapkan dirinya dengan menyerap kalor
dipermukaannya.
2. Ada. adanya rangsang yang datang berubah-ubah membuat tangan terasa berbeda-
beda pada praktikum perasaan subjektif panas dan dingin ini. Sedangkan adanya
perbedaan antara hasil tindakan pada prosedur ke-4[sejuk], 5[dingin], dan 6[lebih
dingin] karena eter atau air berusaha menguapkan dirinya dengan menyerap kalor
dipermukaannya, sehingga punggung tangan akan terasa lebih sejuk atau dingin
ketika ditiup. (Rangsang yang datang berubah, responnya juga berubah).
b. Titik-titik Panas. Dingin, Tekan Dan Nyeri Di Kulit
1. Menurut teori, kesan apakah yang diperoleh bila titik dingin dirangsang oleh benda
panas? Bagaiman keteranngannya?
Jawab:
22
1. Seharusnya apabila titik dingin dirangsang oleh panas akan terasa dingin pula begitu
pun sebaliknya apabila titik panas dirangsang titik dingin akan terasa panas. Karena
titik-titik rangsang nyeri, panas, dingin, ataupun tekan itu terdapat pada titik-titik
tertentu. Pada saat percobaan ketika telapak tangan diberi rangsang panas dan
dingin di titik yang sama maka akan terasa kedua-duanya ataupun adanya sensasi
bingung itu bisa dikarenakan kita sulit membedakan mana yang panas dan yang
dingin sehingga timbullah sensasi bingung.
Reseptor nyeri, panas, tekan, dan dingin apabila dirangsang oleh rangsangan
apapun akan terasa sama seperti tempat reseptor itu berada. Tidak akan pernah
reseptor dingin dirangsang panas akan menjadi dingin, reseptor dingin akan tetap
dingin bila diberi rangsang apapun. (Reseptor diberi rangsangan, maka
reseptornyalah yg akan bekerja atau memberi respon(tergantung reseptor)).
c. Lokalisasi Taktil
1. Apakah kemampuan lokalisasi taktil seseorang sama besarnya untuk seluruh bagian
tubuh?
2. Apakah istilah kemampuan seseorang untuk menentukan tempat rangsang taktil?
Jawab:
1. Berbeda. Karena Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons
terhadap perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan
mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya
cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial
aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang
berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula.
Semakin distal bagian tubuh maka akan semakin sensitif dalam melokalisasi taktil.
Contoh: ujung jari, bibir lebih sensitif karena reseptornya lebih rapat.
2. Istilah untuk kemampuan seseorang untuk mementukan tempat rangsang taktil
desebut dengan topognasia.
d. Perasaan Iringan
1. Bagaiman mekanisme terjadinya perasaan Iringan?
Jawab:
23
1. Salah satu sirkuit pada sistem saraf adalah sikuit reverberasi atau sirkuit bolak balik
(oscilatory). Sirkuit ini dapat disebabkan oleh adanya umpan balik positif di dalam
sirkuit neuron. Umpan balik ini ditujukan untuk merangsang kembali masukan sirkuit
yang sama sehingga sirkuit itu dapat mengeluarkan letupan berulang-ulang untuk
waktu yang lama. Umpan balik positif ini dapat terjadi apabila suatu neuron memiliki
percabangan ke neuron lain yang memiliki percabangan yang menuju kembali ke
neuron sebelumnya. (Adanya sirkuit reverberasi atau sirkuit bolak balik sehingga
rangsangan yang telah diteruskan oleh satu neuron kembali kembali lagi kepada
neuron tersebut sehingga menimbulkan perasaan iringan (after image).
24
Bab 5
Penutup
5.1. Kesimpulan
1. Manusia dapat merasakan bermacam-macam gradasi panas dan dingin, mulai
dari suhu yang membeku lalu suhu dingin sampai suhu sejuk, selanjutnya dari
suhu hangat sampai panas dan akhirnya sampai panas yang menyengat.
2. Suatu rangsangan akan diterima oleh masing-masing reseptor yang berkaitan.
Dan pada permukaan telapak tangan tersebar banyak reseptor yang akan
menerima rangsangan seperti panas, dingin, nyeri dan tekan.
3. Kemampuan lokalisasi taktil seseorang tidak sama besarnya untuk seluruh
bagian tubuh. Hal ini disebabkan karena adanya lapangan segmen kulit yang
dinamakan dermatom, adanya inhibisi lateral dan ukuran lapanganreseptif yang
berbeda.
4. Jarak rata rata yang diperoleh untuk kulit yang tidak berambut (ujung kulit jari)
lebih kecil dari padakulit yang memiliki rambut.
5. Adanya perasaan iringan saat pensil dilepas dikarenakan adanya adaptasi pada
reseptor-reseptor, sehingga pada waktu pensil dilepaskan OP dapat
menyadarinya karena adanya off respons, tetapi masih ada perasaan terhadap
pensil tersebut karena masih adanya reseptor yang berespons terhadap
rangsangan dengan depolarisasi ringan.
25