bab 1

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Praktikum. 1.1.1. Modul 1. 1.1.1.1. PEMBAGI TEGANGAN. A. Tujuan Percobaan. a. Mengukur tegangan output U 2 dari pembagi tegangan yang terdiri dari sepuluh resistor dengan nilai yang sama untuk semua rasio pembagi d menggunakan : - DVM (digital voltmeter) - Voltmeter PMMC (pada jangkauan pengukuran 12 V) b. Membuat plot kurva antara U 2 /U 1 terhadap d dalam grafik yang sama dan menjelaskan perbedaannya. U 1 - pada posisi 10 V c. Menghitung resistansi output pembagi R D dari nilai terukur untuk suatu rasio pembagi d yang di berikan. Misalkan resistansi input DVM tak terhingga. d. Menghitung ketidak pastian pengukuran yang dipertinggi dari tipe B (factor cakupan k r =2) dari restansi output pembagi terhitung dengan memisalakan

Upload: erika-diana-rizanti

Post on 06-Aug-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Praktikum.

1.1.1. Modul 1.

1.1.1.1. PEMBAGI TEGANGAN.

A. Tujuan Percobaan.

a. Mengukur tegangan output U2 dari pembagi tegangan yang terdiri dari

sepuluh resistor dengan nilai yang sama untuk semua rasio pembagi d

menggunakan :

- DVM (digital voltmeter)

- Voltmeter PMMC (pada jangkauan pengukuran 12 V)

b. Membuat plot kurva antara U2/U1 terhadap d dalam grafik yang sama dan

menjelaskan perbedaannya. U1 pada posisi 10 V

c. Menghitung resistansi output pembagi RD dari nilai terukur untuk suatu rasio

pembagi d yang di berikan. Misalkan resistansi input DVM tak terhingga.

d. Menghitung ketidak pastian pengukuran yang dipertinggi dari tipe B (factor

cakupan kr =2) dari restansi output pembagi terhitung dengan memisalakan

bahwa toleransi resistansi input voltmeter PMMC kurang dari 0,2%.

B. Alat yang digunakan.

a. V - Voltmeter PMMC, AC :

Jangkauan tegangan :

b. DV - Voltmeter digital, model :

Akurasi :

c. UI - Catu daya DC, model :

Page 2: Bab 1

C. Prosedur Percobaan.

1. Perhatikan gambar 1.1 berikut.

UI = 10V I

0 R 1 R 2 R 3 R 4 R

5

R 6 R 7 R 8 R 9 R 10

DV

V

Gambar 1.1 Rangkaian praktikum pembagi tegangan.

2. Sambungkan kit praktikum dengan sumber.

3. Sambungkan keluaran dari kit atau rangkaian tersebut ke digital voltmeter

(DVM) pada 10 Volt dan voltmeter PMMC (pada jangkauan pengukuran 12

Volt).

4. Sambungkan dengan kabel penghubung pada titik 0 & 1, 0 & 2 dan seterusnya

(lihat tabel-1 pada blangko), dan catatlah hasil pengukuran yang terlihat pada

voltmeter tersebut.

5. Lalu bandingkan hasilnya.

6. Berikutnya setel DVM dan PMMC dengan masukan 10 Volt, dan ukurlah

tegangan dari hasil parallel titik 2 dengan 8, dan seterusnya (lihat tabel-2 pada

blangko), dan bandingkan kedua hasil pengukuran tersebut.

Page 3: Bab 1

1.1.2. Modul 2.

1.1.2.1. MULTIMETER.

A. Tujuan Percobaan.

1. Mempelajari fungsi dan sifat multimeter.

2. Mempelajari penggunaan multimeter dan keterbatasan kemampuan.

3. Dapat membedakan mu;timeter elektronis dan non elektronis.

4. Dapat membedakan multimeter digital dan analog.

5. Dapat menggunakan multimeter sebagai pengukur tegangan (voltmeter)

sebagai pengukur arus (amperemeter), sebagai pengukur resistansi

(ohmmeter).

6. Mempelajari kode warna pada resistor.

B. Alat yang digunakan.

a. Multimeter analog dan digital.

b. Sumber tegangan searah 6 volt ; 0,5 Ampere.

c. Sumber tegangan bolak-balik (generator sinyal).

d. Resistor ½ W 5%: 120 Ω (2buah).

1,5KΩ (2buah)

10Ω (1buah)

33 KΩ (1buah)

220MΩ(1buah)

1,5KΩ (2buah)

1,5 Ω (1buah)

2,2M (1 buah)

Page 4: Bab 1

C. Prosedur Percobaan.

a. Mengumpulkan / mencari spesifikasi teknik.

Catatlah spesifikasi teknik multimeter yang akan di pergunakan pada lembar

kerja.

b. Mengukur arus searah.

1. Perhatikan gambar 1.2

R1

+

R2

-

_ +

Gambar 1.2 Rangkain percobaan pengukuran arus searah

2. Buatlah rangkaian dengan v = 6 volt dan R1 = R2 = 120 ohm.

3. Untuk harga – harga tersebut 1 pada waktu meter tidak terpasang.

4. Sekarang ukurlah arus searah 1 tersebut dengan multimeter. Perhatikan

polaritas meter. Gunakan dua macam batas ukuran (misalnya 300 mA dan

30 mA).

5. Ulangilah langkah 2, 3, 4 untuk

- V = 6v, R1 = R2 = 1,5 KΩ

- V = 6v, R1 = R2 = 1,5 MΩ

mA

Page 5: Bab 1

6. Catatlah semua hasil perhitungan dan pengukuran arus 1 pada lembar

kerja (table 2).

c. Mengukur tegangan searah.

1. Perhatikan gambar 1.3

+

_

B

Gambar 1.3 Rangkaian pengukuran tenaga searah

2. Buatlah rangkaian tersebut dengan V = 6v dan R1 = R2 = 120Ω

3. Untuk harga – harga tersebut hitunglah Vab pada waktu meter tidak

terpasang.

4. Kemudian ukur Vab dengan multimeter. Perhatikan polaritas meter batas

ukur manakah yang dipilih.

5. Ulangi langkah 2, 3, 4 untuk

- V = 6v, R1 = R2 = 1,5 KΩ

- V = 6v, R1 = R2 = 1,5 MΩ

6. Catatlah semua hasil perhitungan dan pengukuran arus 1 pada lembar

kerja (table 3).

R1

v

Page 6: Bab 1

d. Mengukur tegangan bolakbalik

1. Perhatikan gambar 1.4

a

+

V G

_

B

Gambar 1.4 Rangkaian pengukuran tegangan bolak - balik

2. Mula mula pasanglah R1 = R2 = 120 ohm.

3. Dengan haraga R1 dan R2 tersebut, aturlah frekuensi generator berturut –

turut pada 50 Hz, 100 KHz, 1KHz, 10KHz, 50KHz,dan 100KHZ. Ingatlah

bahwa tegangan generator = V harus tetap selama 6 volt efektif.

4. Pada setiap frekuensi tersebut ukurlah tegangan Vab dengan multimeter

tetapkah hasil pengukuran Vab untuk bermacam macam frekuensi

tersebut? Ingatlah akan kemampuan multimeter yang digunakan.

5. Ubah R1 dan R2 menjadi 1,5 KΩ dan kemudian 1,5 MΩ.

6. Untuk setiap keadaan ini ulangilah pengukuran Vab seperti pada langkah 3

dan 4.

7. Catatlah semua hasil percobaan di atas pada table 4.

R1

v

Page 7: Bab 1

e. Mengukur resistansi

1. Perhatikanlah skala yang ada dan pengatur harga nol (“zero adjusment”)

berapakah ketelitian ohm yang digunakan?

2. Hubungsingkatkan kedua kawat penghubung dan aturlah harga nol

sehingga ohmmeter menunjuk nol.

3. Tentukan resistansi dari 5 buah resistor yang diberikan dengan membaca

kode warnanya. tentukan pula toleransinya. Tulis di table 5.

4. Ukurlah resistansi masing masing resistor tersebut dengan ohmmeter.

Pilih batas ukur yang memberikan pembacaan pada daerah pertengahan

skala (bila skala ohmmeter tidak linier). Tuliskan hasil di table 5.

Catatan :

Resistor yang diukur adalah:

R1 = 220 KΩ

R2 = 1,5 Ω

R1 = 10 Ω

R1 = 33 KΩ

R1 = 2,2 KΩ

1.1.3. Modul 3

1.1.3.1. OSILOSKOP

A. Tujuan Percobaan.

A. Mempelajari cara kerja osiloskop dengan generator sinyal.

B. Menpelajari penggunaan dan keterbatasan kemampuan alat-alat tersebut dan

spesifikasinya.

Page 8: Bab 1

C. Mempelajari beberapa jenis osiloskop.

D. Mempelajari nenerapa jenis generator sinyal.

E. Dapat menggunakan osiloskop sebagai pengukur tegangan, sebagai pengukur

frekuensi dari berbagi bentuk gelombang yang tergambar pada layar.

F. Dapat membandingkan sinyal input dan output dengan menggunakan

osiloskop.

G. Dapat menggunakan generator sinyal sebagai sumber dengan beberapa bentuk

gelombang.

B. Alat yang digunakan.

1. Osiloskop

2. Sumber daya searah

3. Generator sinyal

4. Kit pratikum

5. Multimeter

C. Prosedur percobaan.

Pelajarilah lebih dahulu fungsi tombol-tombol pada osiloskop.

Perhatikanlah, selama melakukan percobaan, tombol-tombol (potensio) “volt/div”

dan “gain x ampl” harus pada kedudukan kalibrasi (“ Etal”). Beberapa tombol

pengatur yang penting:

1. Intensitas : Menatur intensitas (“ keterangan”) cahaya pada layar.

Sebaiknya dijaga agar tombol intensitas ini tidak pada kedudukan maksimum.

2. Focus : Mengatur ketajaman gambar yang terjadi pada layar.

3. Horizontal & Vertikal : Mengatur kedudukan gambar dalam arah

horizontal dan vertical.

4. Volt/Div (atau Volt/cm), ada 2 tombol kosentris. Tombol di tengah pada

kedudukan maksimum ke kanan ( searah dengan jarum jam) menyatakan

Page 9: Bab 1

osiloskop dalam keadaan kalibrasi untuk pengukuran. Kedudukan tombol di

luar menyatakan besar tegangan yang tergambar pada layar per kotak ( per

cm) dalam arah vertikal.

5. Time/Div (atau Time/cm), ada 2 tombol yang kosentris. Tombol di tengah

pada kedudukan maksimum ke kanan ( searah dengan jarum jam )

menyatakan osiloskop dalam terkalibrasi untuk pengukuran. Kedudukan

tombol di luar menyatakan faktor pengali untuk waktu dari gambar pada layar

dalam arah horizontal.

6. Sinkronisasi : Mengatur supaya pada layar diperoleh gambar yang tidak

bergerak.

7. Slope : Mengatur saat trigger dilakukan, yaitu pada waktu sinyal naik

(+) atau pada wktu sinyal turun (-).

8. Kopling : Menunjukan hubungan dengan sinyal searah atau

bolak-balik .

9. Trigger “Ext atau “Int”

a. “Ext” : Trigger dikendalikan oleh rangkaian di luar osiloskop. Pada

kedudukan ini funsi tombol “sinkronisasi”, “slope’ dan “kopling”

tidak dapat dipergunakan.

b. “Int” : Trigger dimendalikan oleh rangkaian di dalam osiloskop.

Pada kedudukan ini fungsi tombol “sinkronisasi”, “slope” dan

“kopling” dapat dipergunakan.

a. Pelajarilah cara pemakaian osiloskop lebih dahulu (bertanyalah kepada

asisten Saudara).

Tuliskan tipe osiloskop yang saudara pergunakan, spesifikasinya,

tombol-tombol serta fungsinya pada tabel-1 dan tabel-2.

b. Tuliskan tipe dan spesifikasi generator fungsi yang dipergunakan pada

tabel-3.

Page 10: Bab 1

c. Kalibrasi

- Hubungkan output kalibrator dengan input Y osiloskop.

- Ukur tegangan serta periodenya untuk beberapa harga “Volts/Div”

dan “Time/Div”.

- Lakukan percobaan ini untuk kanal A dank anal B dan isikan ke

tabel-4.

- Bandingkan hasil pengukuran dengan harga kalibrator sebenarnya.

d. Mengatur Tegangan.

Tegangan Searah

- Atur tegangan output dari sumber daya searah sebesar 2 volt (diukur

degan multimeter).

- Kemudian ukur besar tegangan ini dengan osiloskop.

- Isilah tabel 5.

Tegangan Bolak-Balik

- Atur generator sinyal pada frekuensi 1 KHz gelombang sibus, dengan

tegangan sebesar 2 Volts rms dengan multimeter.

- Kemudian ukur besar tegangan ini dengan osiloskop.

- Isilah tabel 5.

e. Tegangan Bolak-Balik

- Atur generator sinyal pada frekuensi 1 KHz gelombang sinus, dengan

tegangan sebesar 2 Volt peak to peak.

- Hubungkan generator sinyal ini dengan input rangkaian penggeser

fasa pada kit pratikum (rangkaian RC).

- Ukur beda fasa antar sinyal input dan output rangkaian penggeser

fasa dengan menggunakan.

Page 11: Bab 1

Osiloskop “Dual Trace”

Metode Lissajous

- Amatilah untuk beberapa kedudukan potensio R (tanyakan pada

sisten).

f. Mengukur Frekuensi.

- Pindahkan saklar pada kedudukan osilator.

- Lalu ukur frekuensi osilator f1, f2, f3 dengan menggunakan cara

langsung.

1.1.4. Modul 4

1.1.4.1. PENGUKURAN RESISTANSI RENDAH

A. Tujuan Percobaan.

a. Pengukuran menggunakan metode voltmeter – ammeter (metode ohm).

Hubungkan rangkaian pengukuran sesuai dengan gambar 1. Gunakan

produser pengukuran yang cocok untuk mengeluarkan pengaruh teggangan

tremo elektrik. Hitung resistansi diukur Rx dari teganngan dan arus terukur

dan estimasi ketidaktentuan yang diperluas dariresistansi terukur (factor

cakupan k=2).

b. Pengukuran menggunakan metode perbandingan seri. Hubungkan

rangkaian pengukur sesuai gambar 2. Ukur pengukuran tegangan sepajang

resistansi standar Rn dan sepajang resistor diukur Rx. gunakan prosedur

pengukuran yang cocok untuk mengeluarkan pengaruh tegangan thermo

elektrik. Hitung resistansi di ukur Rx dan estimasi ketidaktentuan yang

diperluas dari resistansi diukur (factor cakupan k=2).

Page 12: Bab 1

B. Alat yang digunakan.

a. Osiloskop

b. Sumber daya searah

c. Generator sinyal

d. Kit pratikum

e. Multimeter

C. Prosedur Percobaan.

1. Amati gambar dibawah ini.

A

Rx Dv

Rp

Gambar 1.5 Pengukuran resistansi rendah dengan metode V-A

2. Pasang sumber tegangan DC pada kit praktikum dengan mengacu pada

gambar diatas.

3. Pasang voltmeter parallel dengan Rx.

4. Lihat hasil pengukuran pada voltmeter, dan catat pada tabel-1 di blangko

percobaan.

DC

POWER SUPPLY