bab 1-5 4september.cek
TRANSCRIPT
HUBUNGAN STATUS GIZI, USIA MENARCHE IBU
DAN PENDAPATAN ORANGTUA DENGAN USIA
MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SMPN 155
JAKARTA TAHUN 2011
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
OLEH:
Karis Amalia Derina
108103000030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H /2011 M
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
…………………..
Sebelum seorang wanita siap menjalani masa reproduksi, terdapat
masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan yang lebih
dikenal dengan masa pubertas. Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya
cirri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan???
reproduksi. Kejadian yang penting dalam pubertas ialah pertumbuhan badan
yang cepat, timbulnya kelamin sekunder, menarche, dan perubahan psikis.1
Menarche adalah perdarahan pertama dari uterus yang terjadi pada
seorang wanita.Error: Reference source not found Fase tibanya haid ini
merupakan suatu peristiwa dimana remaja telah siap secara biologis menjalani
fungsi kewanitaannya.2
Usia untuk mencapai fase terjadinya menarche dipengaruhi oleh
banyak faktor antara lain faktor suku, genetik, sosial, ekonomi, dan lain-lain.
Di Inggris rata-rata haid pertama datang pada usia 13 tahun. Sedangkan suku
Bundi di Papua Nugini menarche dicapai pada usia 18,8 tahun. Anak wanita
yang menderita kelainan tertentu selama dalam kandungan mendapatkan
menarche pada usia lebih muda dari usia rata-rata.3
Dalam dasawarsa terakhir ini usia menarche telah bergeser ke usia
yang lebih muda. Semmel weiss menyatakan bahwa 100 tahun yang lalu usia
gadis-gadis Vienna pada waktu menarche berkisar antara 15-19 tahun.
Sekarang usia gadis remaja pada waktu menarche bervariasi lebar, yaitu antara
10-16 tahun tetapi rata-rata 12,5 tahun. Menurut Brown menurunnya usia
menarche itu sekarang disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan umum
yang membaik, dan berkurangnya penyakit menahun.Error: Reference source
not found
Cepat lambatnya menarche tergantung pada faktor lingkungan, sosial
ekonomi, nutrisi, genetik, budaya dan psikologis dari remaja tersebut.4
Menstruasi yang datang saat awal pada usia yang sangat muda,
misalnya ketika usia anak 9-11 tahun akan dialami sebagai peristiwa (beban
baru) atau dirasakan sebagai beban tugas yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan rasa enggan dan aib.Error: Reference source not found
Datangnya menarche dapat menimbulkan reaksi yang positif maupun
negatif bagi remaja perempuan. Apabila mereka sudah dipersiapkan dan
mendapat informasi yang benar tentang datangnya menstruasi maka mereka
tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainnya, tetapi bila
mereka kurang memperoleh informasi yang benar maka akan merasakan
pengalaman yang negatif.5
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai “hubungan status gizi, usia menarche ibu, dan pendapatan
orangtua dengan usia menarche pada remaja putri di SMP negeri 155 Jakarta
tahun 2011”. SMP tersebut dipilih karena merupakan salah satu SMP negeri
yang terletak di pusat kota sehingga diharapkan hasil penelitian bisa
mencerminkan hasil penelitian di tingkat perkotaan. Selain itu SMP tersebut
juga dipilh karena latar belakang siswanya yang cukup beragam dan juga
karena belum adanya penelitian serupa yang dilakukan di SMP tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
Bagaimana hubungan status gizi, usia menarche ibu dan pendapatan orangtua
dengan usia menarche pada remaja putri di SMPN 155 Jakarta tahun 2011?
Catatan, latar belakang coba ditambahin /dicek supaya masalahnya lebih tajam
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan staus gizi, usia menarche ibu, dan
pendapatan orangtua dengan usia menarche pada remaja putri di
SMPN 155 Jakarta tahun 2011.
1.3.2 Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui gambaran usia menarche remaja putri di SMP
Negeri 155 Jakarta tahun 2011.
b. Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan status gizi,
usia menarche ibu, dan pendapatan orangtua.
c. Untuk mengetahui hubungan karakteristik responden (status gizi,
usia menarche ibu, dan pendapatan orangtua) dengan usia
menarche pada responden.
1.4 Manfaat Penelitian
Bagi tempat penelitian, penelitian ini akan menjadi informasi dan
masukan untuk merencanakan sosialisasi yang tepat dalam memberikan
penyuluhan kesehatan reproduksi terutama tentang menstruasi.
Bagi Peneliti, ini dapat menjadi sebagai pengalaman berharga bagi
peneliti dalam menerapkan ilmu metode penelitian dan menambah wawasan
pengetahuan tentang usia menarche dan factor-faktor yang mempengaruhi usia
menarche.
Bagi institusi pendidikan, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi
atau sumber informasi untuk penelitian berikutnya dan sebagai bahan bacaan
di perpustakaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Remaja
……Definisi remaja menurut buku-buku pediatri adalah bila
seorang anak perempuan berusia 10-18 tahun dan anak laki-laki berusia
12-20 tahun. Sedangkan menurut WHO, remaja adalah bila anak (baik
perempuan maupun laki-laki) telah mencapai umur 10-18 tahun.Error:
Reference source not found
Tahap remaja adalah masa transisi antara masa anak dan
dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri
seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan psikologik serta
kognitif. Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung
pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seorang
remaja, merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkuangan
biofisikopsikososial.Error: Reference source not found
Pada masa praremaja pertumbuhan lebih cepat daripada masa
prasekolah, ketrampilan dan intelektual makin berkembang, senang
bermain berkelompok dengan teman yang sama. Anak perempuan 2
tahun lebih cepat memasuki masa remaja bila dibandingkan dengan
anak laki-laki. Pada masa remaja ini terjadi pacu tumbuh berat badan
dan tinggi badan yang disebut dengan pacu tumbuh adolesen, terjadi
pertumbuhan yang pesat dari alat-alat kelamin dan timbulnya tanda-
tanda seks sekunder.
Perubahan adalah ciri utama dari proses biologis pada remaja.
Perubahan somatik pada remaja bervariasi dalam usia saat mulai dan
berakhirnya, tergantung pada masing-masing individu. Terdapat ciri
yang pasti dari pertumbuhan somatik pada remaja, yaitu peningkatan
massa tulang, otot, massa lemak, kenaikan berat badan, dan perubahan
biokimia, yang terjadi pada kedua jenis kelamin baik laki-laki maupun
perempuan walaupun polanya berbeda.
Pertumbuhan somatik pada remaja melibatkan interaksi antara
endokrin dan sistem tulang. Banyak hormon yang mempengaruhi
pertumbuhan, termasuk hormon pertumbuhan (GH), tiroksin, insulin,
dan kortikosteroid, leptin, hormon paratiroid, dan calcitonin.
Kelenbihan sekresi hormon-hormon ini mengakibatkan maturasi yang
cepat, sedangkan defisiensi mengakibatkan maturitas terlambat.Error:
Reference source not found
2.1.2 Pertumbuhan Organ Reproduksi Remaja Perempuan
Perkembangan seksual terkonsentrasi pada dua periode singkat
yaitu perkembangan seksual primer pada embrio dan kemunculan
karakteristik seks sekunder selama pubertas. Saat pubertas, perubahan
muncul sebagai respon terhadap hormon gonadotropin kelenjar
hipofisis.6
Pubertas adalah masa peralihan antara masa anak-anak dan masa
dewasa.Error: Reference source not found Istilah pubertas digunakan
untuk menyatakan perubahan biologis yang meliputi morfologi dan
fisiologi yang terjadi dengan pesat dari masa anak ke masa dewasa,
terutama kapasitas reproduksi yaitu perubahan alat kelamin dari tahap
anak ke dewasa.Error: Reference source not found
Pada keadaan prapubertas kadar steroid seks dalam sirkulasi
tertekan oleh umpan balik negetif pada hipotalamus. Pubertas mulai
dengan pengurangan hambatan hipotalamus dalam responnya terhadap
faktor-faktor yang belum sepenuhnya dapat dimengerti.7
Tanda pubertas yang dapat dilihat pada anak perempuan adalah
perkembangan tunas-tunas payudara, yang dimulai seawalnya pada usia
8 tahun. Kemudian dibawah pengaruh hormon perangsang folikel dan
estrogen, ovarium, uterus dan klitoris membesar; endometrium dan
mukosa vagina menebal, labia mayora menjadi lebih vaskuler dan lebih
sensitif.Error: Reference source not found
Pada remaja putri pertumbuhan fisik pada awalnya berupa
payudara membesar atau rambut kemaluan mulai tumbuh. Kemudian
tumbuh rambut ketiak. Sejalan dengan perubahan tersebut, tinggi badan
bertambah dan pinggul menjadi lebih lebar dari pada bahu. Menarche
datang agak lambat di akhir siklus pubertas. Pada awalnya siklus
menstruasi tidak teratur, dan mungkin juga tidak terjadi ovulasi pada
setiap menstruasi selama beberapa tahun pertama sesudah menarche.8
Tanner membuat klasifikasi Tingkat Kematangan Seksual
(TKS) remaja dalam 5 stadium. Pembagian ini berdasarkan
pertumbuhan rambut pubis dan payudara pada remaja perempuan.
Gambaran pertumbuhan remaja memperlihatkan hubungan yang erat
dengan tingkat kematangan seksual. Dimana TKS 1dan 2 merupakan
masa remaja awal, TKS 3 dan 4 masa remaja menengah, dan TKS 5
adalah masa remaja lanjut dan maturitas seksual penuh.Error: Reference
source not found
Tabel 2.1. Hubungan antara pertumbuhan dengan TKS pada anak
perempuanError: Reference source not found
Stadium TKS Payudara Rambut
pubis
Kecepatan
tumbuh
Usia tulang
(tahun)
1 Prapubertas Pra pubertas Prapubertas (5
cm/tahun)
< 11
2 Payudara dan
papilla
menonjol,
diameter
areola
bertambah
Jarang,
pigmen
sedikit, lurus,
sekitar labia
Awal pacu
pertumbuhan
11 – 11,5
3 Payudara dan
areola
membesar,
batas tidak
jelas
Lebih hitam,
mulai ikal,
jumlah
bertambah
Pacu tumbuh 12
4 Areola dan Keriting, Pertumbuhan 13
papilla
membentuk
bukit kedua
kasar, lebat,
lebih sedikit
dari dewasa
melambat
5 Bentuk
dewasa,
papilla
menonjol,
areola
merupakan
bagian dari
bentuk
payudara
Bentuk
segitiga,
menyebar ke
bagian medial
paha
Pertumbuhan
minimal
14 – 15
Haid pertama (menarche) terjadi pada stadium lanjut dari
pubertas dan sangat bervariasi pada usia berapa masing-masing individu
mengalaminya. Hubungan antara menarche dan pacu tumbuh tinggi
badan sangat erat, menarche ini terjadi bila kecepatan pertumbuhan
tinggi badan mulai menurun/deselerasi. Penjelasan hormonal,
bagaimana ini bisa terjadi belum diketahui. Keadaan ini sering
menimbulkan masalah tentang kematangan yang terlambat dirasakan
oleh para remaja perempuan, karena mereka belum menarche padahal
padahal pacu tinggi badannya telah tercapai, sehingga mereka badannya
terlalu tinggi.Error: Reference source not found
2.1.3 Menstruasi dan Menarche
Menstruasi ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.Error:
Reference source not found
Panjang siklus Menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya
menstruasi yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya
perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus menstruasi
yang normal atau dianggap sebagai siklus menstruasi yang klasik
adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas. Panjang siklus menstruasi
dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-rata panjang siklus menstruasi
pada gadis usia 12 tahun adalah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun
adalah 27,1 hari dan pada wanita usia 55 tahun adalah 51,9 hari.
Panjang siklus yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari, dan kira-kira
97% wanita yang berovulasi siklus menstruasi berkisar antara 18-42
hari. Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak
teratur, biasanya siklus tersebut tidak berovulasi (anovulatoar).Error:
Reference source not found
Lamanya menstruasi biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari
diikuti darah yang sedikit-sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8
hari. Pada setiap wanita biasanya lama menstruasi itu tetap. Jumlah
darah yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc.Error: Reference source not
found
Menstruasi memiliki dua fase utama yaitu fase folikel dan fase
luteal. Selama fase folikel, folikel ovarium mengeluarkan estrogen
dibawah pengaruh FSH, LH dan estrogen itu sendiri. Kadar estrogen
yang rendah akan terus meningkat sehingga mengakibatkan
penghambatan sekresi FSH. Secara inklomplit menekan sekresi LH
yang terus meningkat selama fase folikel. Pada saat pengeluaran
estrogen mencapai puncaknya, kadar estrogen tersebut memicu
lonjakan sekresi LH pada pertengahan siklus. Lonjakan LH ini akan
menyebabkan ovulasi folikel yang matang. Sekresi estrogen merosot
sewaktu folikel mati pada saat ovulasi.Error: Reference source not
found
Sel-sel folikel lama diubah menjadi korpus luteum, yang
mengeluarkan progesteron serta estrogen selama fase luteal.
Progesteron dan estrogen sangat menghambat FSH dan LH, yang terus
menurun selama fase luteal. Korpus luteum berdegenerasi dalam waktu
sekitar dua minggu apabila ovum yang dikeluarkan tidak dibuahi. Kadar
progestron dan estrogen menurun tajam pada saat korpus luteum
berdegenerasi, sehingga pengaruh inhibitorik pada sekresi FSH dan LH
lenyap. Kadar kedua hormon hipofisis anterior ini kembali meningkat
dan merangsang berkembangnya folikel-folikel baru seiring dengan
dimulainya fase folikel baru.Error: Reference source not found
Fase-fase di uterus yang terjadi pada saat bersamaan
mencerminkan pengaruh hormon-hormon ovarium pada uterus. Pada
awal fase folikel, lapisan endometrium yang yang kaya akan nutrien
dan pembuluh darah terlepas (fase menstruasi uterus). Pelepasan ini
terjadi akibat merosotnya estrogen dan progesteron ketika korpus
luteum tua berdegenerasi pada akhir fase luteal sebelumnya. Pada akhir
fase folikel, kadar estrogen meningkat menyebabkan endometrium
menebal (fase proliferasi uterus). Setelah ovulasi, progesteron dari
korpus luteum menimbulkan perubahan vaskuler dan sekretorik di
endometrium yang telah dirangsang oleh estrogen untuk mengahasilkan
lingkungan yang ideal untuk implantasi (fase sekretorik uterus).
Sewaktu korpus luteum berdegenerasi, dimulai fase folikel dan fase
menstruasi uterus yang baru.9
Menarche adalah siklus menstruasi pertama sekali yang dialami
wanita, yang merupakan ciri kedewasaan seorang wanita yang sehat dan
tidak hamil. Menarche terjadi akibat peningkatan FSH dan LH yang
merangsang sel target ovarium. FSH dan LH berkombinasi dengan
reseptor FSH dan LH yang selanjutnya akan meningkatkan laju
kecepatan sekresi, pertumbuhan dan proliferasi sel. Hampir semua
perangsangan ini dihasilkan dari pengaktifan sistem second messenger
adenosine-monophosphate cyclic dalam sitoplasma sel ovarium
sehingga menstimulus ovarium untuk memproduksi estrogen dan
progesteron. Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan
kelenjar payudara agar kompeten untuk memungkinkan terjadinya
ovulasi. Ovulasi yang tidak dibuahi akan memicu terjadinya
menstruasi.10
Pada masa anak sampai awal prapubertas, Hipothalamus-
Pituitary- Gonadal (HPA) axis tidak aktif. Hal ini diduga tertekan oleh
jalur pengendalian saraf dan oleh umpan balik negatif dari sejumlah
kecil steroid seks dalam sirkulasi.Error: Reference source not found
Usia gadis remaja pada waktu pertama kali mendapat menstruasi
(menarche) bervariasi lebar, yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-
ratanya 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche
dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan umum.
Semmel weiss menyatakan bahwa 100 tahun yang lalu usia gadis-gadis
Vienna pada waktu menarche berkisar antara 15-19 tahun. Sekarang
usia gadis remaja pada waktu menarche bervariasi lebar, yaitu antara
10-16 tahun tetapi rata-rata 12,5 tahun. Menurut Brown menurunnya
usia menarche itu sekarang disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan
umum yang membaik, dan berkurangnya penyakit menahun.Error:
Reference source not found
Menurut penelitian yang dilakukan Tiwari pada tahun 2005, usia
menarche perlu diperhitungkan karena terdapatnya hubungan antara
usia menarche, usia disaat menikah, dan umur kelahiran bayi pertama.
Menurunnya usia menarche bisa berpengaruh terhadap mudanya usia
pernikahan pada remaja putri. Usia pernikahan dini akan
mengakibatkan semakin muda pula kemungkinan usia melahirkan
seorang wanita, yang dapat menimbulkan banyak resiko seperti
perdarahan, anemia pada ibu hamil, ketidaktahuan ibu dalam
pengasuhan dan perawatan bayi kelak, bahkan dapat pula terjadi
kematian ibu.11
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Usia Menarche
2.1.4.1 Status Gizi
Pertumbuhan normal tubuh memerlukan nutrisi yang
memadai, kecukupan energi, protein, lemak dan suplai semua
nutrien esensial yang menjadi basis pertumbuhan. Pertumbuhan
remaja di negara yang sedang berkembang membutuhkan perhatian
khusus pada nutrien vitamin A, seng atau protein selain kebutuhan
energi yang adekuat. Berbeda dengan di negara barat, di sana
dilakukan fortifikasi pada produk makanannya sehingga jarang
ditemukan defisiensi nutrien.Error: Reference source not found
Asupan energi mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan bila
asupan tidak adekuat dapat menyebabkan penurunan beberapa hal
diantaranya: derajat metabolisme, tingkat aktifitas, tampilan fisik
dan maturasi seksual.Error: Reference source not found
Tikus percobaan yang mendapat rendah gizi memiliki
pituitary gonadotropin releasing hormon (GnRH) dalam kadar
rendah. Pada wanita ditemukan berta ovariumnya berkurang dan
ditemukan fungsi ovarium kompromis. Keadaan akan membaik
bila asupan nutrisinya diperbaiki, dan fungsi hormon menjadi
normal kembali serta kematangan seksual dapat berlangsung. Jadi
gizi dapat mempengaruhi hormon yang merupakan penggerak
utama kematangan seksual.Error: Reference source not found
Gizi mempengaruhi kematangan seksual pada remaja yang
mendapat menarche lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan
lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan
mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya,
pada remaja yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan
daripada yang sudah menstruasi pada usia yang sama, walaupun
tinggi badan mereka sama. Pada umumnya, mereka yang menjadi
matang lebih dini akan memiliki Indeks Masa Tubuh (Body Mass
Index) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat
memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.Error: Reference
source not found
Status gizi remaja dapat ditentukan dengan
memperhitungkan berat badan dan tinggi badan. Indeks massa
tubuh merupakan rasio berat badan dengan tinggi badan kuadrat
(BB/TB2), yang dinyatakan dalam tabel normogram. Batasan IMT
orang dewasa dan anak-anak berbeda. Pada anak-anak IMT
didasarkan pada usia dan dibedakan berdasarkan jenis kelamin
karena pertumbuhan keduanya berbeda. IMT menurut usia dan
jenis kelamin digunakan pada ank-anak usia 2-20 tahun, dan
kemudian IMT dimasukkan dalam grafik.
Gambar 2.1. Grafik IMT/U anak perempuan (usia 2-20 tahun)12
Setelah memasukkan data berat badan, tinggi badan dan
usia pada grafik yang sesuai dengan jenis kelaminnya, kemudian
lihat persentil sesuai data.
Tabel 2.2. Status gizi menurut pesentil grafik IMT/UError: Reference
source not found
Persentil Status Gizi
≥ 95th Gizi lebih
≥85th - 95th percentil Resiko gizi lebih
≥5th - 85th Gizi baik
<5th Gizi kurang
2.1.4.2 Usia Menarche Ibu (Genetik)
Penelitian yang dilakukan Putri menyatakan bahwa terdapat
hubungan genetik (usia menstruasi pertama ibu) dengan usia
menarche pada anak dengan P=0,005.Error: Reference source not
found Hubungan ini diduga berkaitan dengan lokus yang mengatur
estrogen yang diwariskan.
Pada waktu terjadi kematangan seksual, seorang gadis
mengikuti menstruasi pertama ibunya.Error: Reference source not
found Ong et al menyatakan umur menarche ibu dapat
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan badan anak sehingga
mempengaruhi waktu menarchenya. Bahkan menurut penelitian
yang dilakukan Ong menyatakan bahwa anak kembar dalam hal
umur menarche hanya berbeda sekitar 60-80%.13
2.1.4.3 Pendapatan Orangtua
Beradasarkan penelitian, faktor sosial ekonomi yang
diceminkan oleh pendapatan orangtua dapat mempengaruhi onset
menarche secara signifikan. Pada anak perempuan yang tinggal di
pedesaan mengalami usia menarche dua bulan lebih lambat
dibandingkan anak perempuan yang tinggal di perkotaan, yaitu
13,09 dan 12,91 tahun.14
Pada penelitian yang dilakukan Pulungan, faktor
pendapatan orangtua juga mempengaruhi usia menarche secara
bermakna dengan P=0,03.15
Penelitian menunjukkan usia menarche dari anak yang
berasal dari sosial ekonomi tinggi mendapat usia menarche lebih
muda dibanding anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi
rendah.Hal ini dikarenakan pendapatan orangtua yang lebih tinggi
meningkatkan daya beli keluarga baik itu daya beli makanan
maupun akses ke pelayanan kesehatan.16
2.2 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2 Kerangka konsep
Faktor yang berhubungan dengan usia menarche:Status giziUsia menarche ibu (genetik)Pendapatan orangtua
Usia menarche remaja putri di SMPN 155 Jakarta
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat analitik dengan
menggunakan desain potong lintang (cross sectional).
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi
Penelitian dilaksanakan di SMPN 155 Jakarta
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober tahun 2010 -
Sepetember tahun 2011
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah seluruh siswi SMPN 155 Jakarta Tahun
ajaran 2010/2011 yang sudah mengalami menarche.
3.3.2. Sampel
Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini
digunakan rumus sebagai berikut:
N =
Keterangan :
N = Jumlah sampel yang dibutuhkan
= Deviat baku alfa pada derajat kepercayaan 95% yaitu sebesar
1,96
= Deviat baku beta pada derajat kepercayaan 80% yaitu sebesar
0,84
P = Proporsi rata-rata ((P1-P2)/2)
P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgemen
peneliti
P2 = Proporsi pada kelompok responden denganvariabel
independen positif dan usia menarche cepat. [ a/(a+b) ] yaitu
sebesar 0,3
P1-P2 = Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna yaitu
sebesar 0,2
(Nilai P2 berasal dari Tesis Dini, 2001)
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh jumlah sampel minimal
yang diperlukan sebanyak 92 orang.
3.3.3. Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cluster
random sampling. Unit sampling adalah cluster dalam hal ini
adalah kelas.
3.3.4. Kriteria Sampel
3.3.4.1. Kriteria Inklusi
Siswi SMPN 155 Jakarta yang bersedia menjadi
responden.
Siswi SMPN 155 Jakarta yang telah mengalami
menarche.
3.3.4.2. Kriteria Eksklusi
Siswi SMPN 155 Jakarta yang menolak menjadi
responden atau tidak masuk pada saat pengambilan data
dilakukan.
Siswi SMPN 155 Jakarta yang menderita penyakit
kronis.
3.4. Cara Kerja Penelitian
3.5. Managemen Data
3.5.1. Pengumpulan Data
Data primer
Data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner
yang dibagikan pada pada siswi SMPN 155 Jakarta yang telah
dipilih dengan cluster random sampling serta memenuhi
kriteria inklusi.
Alat Pengumpulan data
Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner,
timbangan berat badan, meteran tinggi badan, dan tabel IMT/U.
Siswi SMPN 155 yang ditetapkan menjadi sample
Usia Menarche
Analisa usia menarche dan Faktor-faktor yang mempengaruhi
Informed consent
Ya Tidak
Pengisian kuesioner
Pengumpulan dan pengolahan data dengan SPSS for windows
Gambar 3. 1. Bagan Alur Penelitian
3.5.2. Pengolahan Data
Semua data dicatat dalam status penelitian, dikumpulkan dan
kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS for window.
Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah melakukan proses
editing yaitu memeriksa data hasil pengisian kuesioner oleh
responden. Setelah proses editing selesai, tahap selanjutnya adalah
proses coding yaitu pemberian nilai kepada setiap jawaban dari
responden dan tahap berikutnya adalah meng-entry data ke
perangkat lunak komputer serta dilakukan proses cleaning data
untuk membersihkan kesalahan data yang dimasukkan. Setelah
data benar-benar bersih, baru dilakukan analisa lebih lanjut
terhadap data dengan menggunakan perangkat lunak pengolah
data.
Berikut bagan yang menjelaskan proses pengolahan data :
Bagan 3.2
Proses Pengolahan Data
3.5.3. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan dua tahapan yaitu analisis
univariat, analisis bivariat.
3.5.3.1. Analisis Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan
karakteristik dari variabel independen dan dependen.
Keseluruhan data yang ada dalam kuesioner diolah dan
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
3.5.3.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat
kemungkinan hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen. Untuk melihat apakah ada hubungan
Data Editing Data
Entry Data ke Komputer
Cleaning Data
Coding Data
antara status gizi, usia menarche ibu, dan pendapatan
orangtua dengan umur menarche remaja putri.
Melalui uji statistik akan diperoleh nilai p, dimana
dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar
0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan bermakna
jika mempunyai nilai p ≤ 0,05 yang berarti Ho ditolak dan
Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai
nilai p > 0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.
3.5.4. Penyajian Data
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.
3.6. Etika Penelitian
Jenis Penelitian ini tidak melewati kaji etik tapi dalam
pelaksanaannya telah melewati informed consent.
3.7. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi operasional
No. Variabel Pengukur Alat Ukur Cara
Ukur
Skala
1. Usia
menarche
Peneliti Kuesioner Angket Ordinal
1. Cepat : <12
tahun
2. Lambat : >12
tahun
1.
2. Status Gizi Peneliti 1. Timbangan
BB
2. Alat ukur TB
3. Tabel IMT/U
Observasi Ordinal
1. Gizi lebih : ≥
95th percentil
2. Resiko gizi
lebih : ≥85th -
95th percentil
3. Gizi baik :
≥5th - 85th
percentil
4. Gizi kurang
: <5th percentil
(WHO-NCHS
2000)
3. Usia
Menarche
Ibu
Peneliti Kuesioner Angket Ordinal
1. Cepat : <12
tahun
1Wiknjosastro H, Saifuddin, Abdul B, Rachmhadhi, Trijatmo, editors. Ilmu
kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009.
12Body Mass Index (BMI) percentiles for girls, 2 to 20 years. Diakses 28 Agustus
2011. Available from: URL:
http://www.chartsgraphsdiagrams.com/HealthCharts/bmi-percentiles-
girls.html
3 Jones LD. Setiap wanita. Jakarta: PT Delapratasa Publishing; 2005. 4 Santoso S, Ranti AL. Kesehatan dan gizi. Jakarta: Rineka Cipta; 1999.5 Soetjiningsih. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta: Sagung
Seto; 2007.6 Feng Y, Hong X, Wilker E, et al. Effects of age at menarche, reproductive years,
and menopause on metabolic risk factors for cardiovascular diseases.
atherosclerosis [serial online] February 2008 [cited 2011 Feb 26]; 196(2):590-7.
Available from: URL:http://www.atherosclerosis-journal.com/article/S0021-
9150%2807%2900402-9/abstract
7 Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Nelson textbook of pediatrics. 17th ed.
Philadelphia: Saunders; 2004.8 Santrock WJ. Adolescence perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga; 2008.
9 Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed. 2. Jakarta: EGC; 2001.
10 Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed. 11. Jakarta: EGC;
2007.
11 Putri AK. Hubungan antara status gizi, status menarche ibu, media massa,
aktivitas olahraga dengan status menarche siswi di SMP Islam Al-Azhar
2. Lambat : >12
tahun
4. Pendapatan
Orangtua
Peneliti Kuesioner Angket Ordinal
4. Cukup : > Rp
1.290.000
5. Kurang : < Rp
1.290.000
(UMR Jakarta,
2011)
Rawamangun, Jakarta Timur tahun 2009 [skripsi]. Depok: Universitas indonesia;
2009.14Pacarada M, Lulaj S, Kongjeli G, Obertinca B. Impact of socio economic factors
on onset of menarche in kosovar girls. JCCM [serial online] 2008 [cited 2011 Feb
26]; 3(10):541-7. Available from:
URL:http://old.cjmed.net/upload/pdf/200811031134121118.pdf?
PHPSESSID=f738f6cbbcade715dd2002e3af494fea
15 Pulungan PW. Gambaran usia menarche pada remaja putri di SMP Shafiyyatul
Amaliyyah dan SMP Nurul Hasanah kota Medan tahun 2009 [skripsi]. Medan:
Universitas Sumatera Utara; 2009.
16 Agustin ID. Hubungan antara status gizi, aktivitas fisik dan tingkat sosial
ekonomi terhadap kejadian menarche pada remaja putri di SMPN 17 Bekasi tahun
2010 [skripsi]. Depok: Universitas Indonesia; 2010.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap remaja putri di SMPN 155 Jakarta.
SMPN 155 Jakarta berdiri pada tahun 1977. Pada tahun ajaran 2010/2011
siswa dan siswi yang belajar di SMPN 155 Jakarta berjumlah sebanyak ....,
dengan jumlah guru dan karyawan sekolah sebanyak ....,
Secara demografi SMPN 155 Jakarta terletak di Jl. Cikoko Barat IV
Jakarta Selatan. Luas tanah sekolah sebesar....dengan gedung sekolah
bertingkat.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan status gizi, usia
menarche ibu dan pendapatan orangtua dengan usia menarche responden
melalui kuesioner. Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya di
SMPN 155 Jakarta.
4.2. Gambaran Subjek Penelitian
Penelitian iniditujukan bagi para siswi. Siswi yang diambil terdiri dari
siswi kelas VII, VIII, IX SMPN 155 Jakarta. Jumlah siswi kelas VII
sebanyak...., kelas VIII sebanyak....., dan kelas IX sebanyak ......
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random
sampling, dalam hal ini unit cluster adalah kelas. Kelas yang digunakan
sebanyak ...kelas. Sehingga total responden adalah ... siswi. Namun
dikarenakan ada beberapa responden yang drop out maka total sampel yang
digunakan adalah sebanyak 96 responden.
4.3. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu:
penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional atau desain potong
lintang yang hanya menggambarkan variabel yang diteliti, baik independen
maupun dependen pada waktu yang sama.
Berdasarkan literatur yang ada banyak faktor yang mempengaruhi
usia menarche remja putri diantaranya status gizi, genetik, keterpaparan
media masa orang dewasa, aktivitas olahraga, sosial ekonomi orangtua, faktor
psikologis, adat kebiasaan, ada tidaknya penyakit yang diderita, dll.Error:
Reference source not found Akan tetapi karena keterbatasan peneliti maka
dalam penelitian ini hanya diteliti usia menarche, status gizi, usia menarche
ibu dan pendapatan orangtua. Dengan keterbatasan ini kemungkinan belum
diperoleh gambaran keadaan sebenarnya.
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
pengisian kuesioner kepada responden. Selama proses pengumpulan data ada
beberapa kendala yang dialami oleh peneliti, yaitu penerimaan yang kurang
bersahabat dari beberapa responden saat dilakukan wawancara sehingga
jawaban yang diberikan cenderung sekedarnya saja. Hal ini bisa
menyebabkan bias informasi.
4.4. Analisis Univariat
Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi dari
masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel dependen maupun
independen. Selanjutnyan hasil analisis univariat akan dijelaskan pada sub-
bab berikut ini:
4.4.1.Gambaran Usia Menarche Responden
Gambaran usia menarche adalah gambaran usia dimana
responden mendapatkan menstruasi untuk pertama kalinya. Gambaran
usia menarche pada tahun 2011 di SMPN 155 jakarta dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Usia Menarche pada Remaja Putri di SMPN 155
Jakarta Tahun 2011
Variabel Rerata Median Modus Simpang
baku
Min Max
Usia
menarche
responden
11,72 12 12 0,791 10 14
Berdasarkan tabel 4.1 dari 96 responden yang di ambil di
ketahui bahwa nilai rerata usia menarche responden adalah 11,72 tahun
dengan simpang baku 0,791. Nilai modus yang menandakan kejadian
menarche terbanyak terdapat pada usia 12 tahun. Responden dengan
usia menarche termuda adalah 10 tahun dan responden dengan usia
menrche tertua adalah 14 tahun.
Hasil penelitian lain juga memperlihatkan hasil yang kurang
lebih sama. Penelitianyang dilakukan Agustin memperlihatkan rata-rata
usia menarche adalah 11,59 + 0,293 tahun.Error: Reference source not
found Sedangkan penelitian yang dilakukan Putri memperlihatkan rata-
rata usia menarche yaitu sebesar 11,42 + 0,93 tahun.Error: Reference
source not found
Usia terjadinya menarche menunjukkan kecenderuangan usia
yang lebih muda. Menurut Kluge dalam Putri menyatakan bahwa pada
tahun 1860 rata-rata usia menarche yaitu 16,6 tahun, ditahun 1920 rata-
rata usia menarche adalah 14, 6 tahun, di tahun 1950 rata-rata usia
menarche adalah 13,1 tahun, dan pada tahun 1980 rata-rata usia
menarche 12,5 tahun.Error: Reference source not found
Tabel 4.1. memperlihatkan gambaran usia menarche, berikut
tabel yang mengelompokkan usia menarche menurut kategori cepat dan
lambat.
Tabel 4.2. Distribusi Usia Menarche pada Remaja Putri di SMP N 155
Jakarta Tahun 2011
No Usia menarche Jumlah Persentase (%)
1 Cepat (<12 tahun) 39 40.6
2 Lambat (≥ 12 tahun) 57 59.4
Jumlah 96 100
Berdasarkan tabel 4.5 dari 96 responden yang di ambil di
ketahui bahwa jumlah responden yang mengalami usia menarche cepat
yaitu sebesar 39 orang (40,6%) sedangkan jumlah responden yang
mengalami usia menarche lambat sebesar 57 orang (86,5%).
Keadaan tersebut menunjukkan telah adanya percepatan usia
menarche walaupun frekuensi responden yang mendapatkan menarche
> 12 tahun lebih besar.Menurut konsep Blum yang berperan dalam
derajat kesehatan ada 4 faktor utama yaitu perilaku, lingkungan,
genetik, dan akses ke pelayanan kesehatan. Bila percepatan usia
menarche dianggap sebagai perubahan yang berhubungan dengan
derajat kesehatan maka secara garis besar faktor yang mempercepat
terjadinya usia menarche yaitu perilaku yang dalam hal ini bisa
dicerminkan dari status gizi responden, genetik yang dapat dilihat dari
usia menarche ibu, akses pelayanan kesehatan sehingga responden
dalam keadaan sehat, dan yang tidak kalah penting adalah faktor
lingkungan.
4.4.2.Status Gizi Responden
Status gizi pada responden diukur dengan menilai berat badan,
tinggi badan, kemudian menghitung IMT dan memasukkan ke grafik
pertumbuhan berdasarkan IMT/U. Distribusi responden berdasarkan
status gizi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3.
Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi (IMT/U)
No Status gizi Jumlah Persentase (%)
1 Gizi kurang 3 3,1
2 Gizi baik 73 76
3 Resiko gizi lebih 14 14,6
4 Gizi lebi 6 6,2
Jumlah 96 100
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3. dari 96 responden
yang di ambil, diketahui bahwa responden yang memiliki gizi kurang
yaitu sebesar 3 orang (3,1%), responden yang memiliki gizi baik
berjumlah 73 orang (76%), responden yang memiliki resiko gizi lebih
sebanyak14 orang (14,6%) dan responden yang memiliki gizi lebih
sebesar 6 orang (6,2%).
Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
status gizi baik. Status gizi yang baik akan membuat pertumbuhan
seorang remaja menjadi sesuai dengan yang seharusnya. Karena untuk
pertumbuhan yang normal tubuh memerlukan nutrisi yang
memadai.Error: Reference source not found
4.4.3.Usia Menarche Ibu (Genetik) Responden
Usia menarche ibu adalah usia dimana ibu responden pertama
kali mendapatkan menstruasi. Distribusi responden berdasarkan usia
menarche ibu dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4.
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Menarche Ibu
No Usia Menarche Ibu Jumlah Persentase (%)
1 Cepat (< 12 tahun) 13 13,5
2 Lambat (> 12 tahun ) 83 86,5
Jumlah 96 100
Pada tabel 4.4. terlihat bahwa responden yang memiliki ibu
dengan usia menarche yang cepat yaitu sebesar 13 orang (13,5%)
sedangakan responden yang memiliki ibu dengan usia menarche lambat
berjumlah 83 orang (86,5%).
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa usia menarche ibu
yang tergolong cepat hanya sekitar 13,5%, hal ini terpaut jauh dengan
banyaknya ibu responden yang masuk ke dalam kategori menarche
lambat yaitu sekitar 86,5%. Ini menunjukkan pada zaman ibu responden
lebih sedikit yang mendapat menarche cepat dibandingkan dengan data
responden. Hasil penelitian Ersoy menyatakan bahwa rata-rata usia ibu
saat menarche adalah sekitar 13,6 tahun.Error: Reference source not
found
4.4.4.Pendapatan Orangtua Responden
Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh orangtua
responden dalam sebulan. Pembagian kategori pendapatan dibagi dua,
berdasarkan UMR di wilayah Jakarta yaitu Rp 1.290.00,00. Kategori
kurang apabila pendapatan kurang dari UMR dan kategori cukup
apabila pendapatan lebih atau sama dengan UMR. Distribusi responden
berdasarakan pendapatan orangtua dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5.
Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Orangtua Responden
No Pendapatan Orangtua Jumlah Persentase (%)
1 Kurang 34 35,4
2 Cukup 62 64,6
Jumlah 96 100
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.5. dari 96 responden
yang diambil,diketahui bahwa jumlah pendapatan orang tua yang
kurang yaitu sebesar 34 orang (35,4%) sedangakan responden dengan
pendapatan orang tua yang cukup berjumlah 62 orang(64,6%). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar orangtua responden memiliki
pendapatan yang cukup.
4.5. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen dengan menggunakan analisis uji Chi
Square. Melalui uji statistik chi square akan diperoleh nilai p, dimana dalam
penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara
dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p ≤ 0,05 yang berarti
Ho ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai
nilai p >0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.17 Selanjutnyan hasil
analisis bivariat akan dijelaskan pada sub-bab berikut ini:
4.5.1. Hubungan antara Status Gizi dan Usia Menarche Responden
Sesuai grafik pertumbuhan CDC 2000 terdapat empat kategori
status gizi berdasarkan persentil pada grafik pertumbuhan IMT/U.
Namun setelah dilakukan uji silang dengan empat ketegori status gizi,
hasilnya tidak layak untuk dilakukan uji chi square karena tidak
memenuhi syarat. Maka karena syarat uji chi square tidak terpenuhi
perlu dilakukan uji alternatif yaitu penggabungan sel.Error: Reference
source not found Peneliti menggabungkan kategori gizi lebih dengan resiko
gizi lebih menjadi 1 kategori. Kategori lainnya yaitu gizi baik dan gizi kurang
yang digabungkan menjadi 1 kategori. Setelah dilakukan penggabungan sel
dilakukan uji chi square kembali dan hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Status
Gizi
Usia Menarche TotalOdd Ratio
95% CI
p-
valueNo Cepat Lambat
N %N % N %
1 Gizi lebih
&resiko
gizi lebih
13 33,3 7 12,3 20 20,8
3,571
1,27 – 10,040,025
2 Gizi baik
&gizi
kurang
26 66,7 50 87,7 76 79,2
Jumlah 39 100 57 100 96 100
Tabel 4.6 Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche
Berdasar hasil penelitian pada tabel 4.6. tentang hubungan
antara status gizi dengan usia menarche menunjukkan bahwa
responden yang memiliki usia menarche cepat dan status gizi lebih
dan resiko gizi lebih adalah sebanyak 13 orang (33,3%), responden
yang memiliki usia menarche cepat dan satus gizi kurang dan baik
adalah sebanyak 26 (66,7%) orang. Responden yang memiliki usia
menarche lambat dengan status gizi lebih dan resiko lebih adalah
sebanyak 7 orang (12,3%) dan responden yang memiliki usia
menarche lambat dengan satus gizi kurang serta baik adalah sebanyak
50 orang (87,7%).
Berdasarkan uji statistik chi-square didapatkan nilai p = 0,025
(p<0,05) maka secara statistic terdapat hubungan antara usia menarche
responden dengan status gizi.
Hasil yang didapatkan peneliti menunjukkan nilai odd rasio
sebesar 3,57 dengan IK 95% 1,27-10,04. Artinya, responden yang
memiliki status gizi lebih mempunyai kemungkinan 3,57 kali
mengalami menarche lebih cepat dibandingkan dengan responden
yang memiliki status gizi kurang atau baik.
Hal ini sesuai dengan penelitian Agustin yang menyatakan
bahwa status gizi merupakan salah satu faktor yang berhubungan
dengan usia menarche seseorang.Error: Reference source not found
Gizi mempengaruhi kematangan seksual pada remaja yang
mendapat menarche lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan
lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan
mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya, pada
remaja yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada
yang sudah menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan
mereka sama. Pada umumnya, mereka yang menjadi matang lebih dini
akan memiliki Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index) yang lebih
tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil
pada usia yang sama.Error: Reference source not found
4.5.2. Hubungan antara Usia Menarche Ibu dan Usia Menarche
Responden
Usia
Menarche
Ibu
Usia Menarche Responden TotalOdd Ratio
95%CI
p-
valueNo Cepat Lambat
N %N % N %
1 Cepat 7 17,9 6 10,5 13 13,5 1,859
0,573 – 6,0310,459
2 Lambat 32 82,1 51 89,5 83 86,5
Jumlah 39 100 57 100 96 100
Tabel 4.7. Hubungan Usia Menarche Responden dengan Usia
Menarche Ibu
Berdasar hasil penelitian pada tabel 4.7. tentang hubungan
usia menarche responden dengan usia menarche ibu menunjukkan
bahwa responden yang memiliki usia menarche cepat dan usia
menarche ibu cepat juga adalah sebanyak 7 orang (17,9%) dan
responden yang memiliki usia menarche cepat dan usia menarche ibu
lambat adalah sebanyak 32 orang (82,1%). Responden yang memiliki
usia menarche lambat dan usia menrche ibu cepat adalah sebanyak 6
orang (10,5%) dan responden yang memiliki usia menarche lambat
dan usia menarche ibu lambat pula adalah sebanyak 51 orang (89,5%).
Berdasarkan uji statistik chi-square didapatkan nilai p = 0,459
(p> 0,05) maka secara statistik tidak terdapat hubungan antara usia
menarche responden dengan usia menarche ibu.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu
yang dilakukan Putri dan Matondang yang menyatakan adanya
hubungan bermakna antara genetik (usia menarche ibu) dengan usia
menarche responden, namun hasil ini sejalan dengan penelitian
Yuliana pada tahun 2001.Error: Reference source not found
Berdasarkan teori yang dikemukakan Frisch and Robert bahwa
salah satu pengaruh menarche adalah faktor genetik. Sepasang anak
kembar mendpatkan menstruasi pertama hanya berbeda 2 atau 3
bulan. Ibu dan anak perempuan memiliki korelasi umur menarche
yang berdekatan dibandingkan dua wanita yang tidak memiliki
hubungan.Error: Reference source not found
Hasil penelitian yang berbeda dengan hasil penelitian
sebelumnya dan teori yang ada mungkin disebabkan karena ada
beberapa ibu yang lupa kapan tepatnya usia menarchenya, hal tersebut
diutarakan beberapa responden yang menyatakan bahwa ibunya tidak
terlalu yakin dengan usia menarche karena mereka menganggap hal
tersebut tidak terlalu penting. Kesalahan mengingat usia menarche
dari ibu responden dapat menyebabkan hasil penelitian mengalami
bias.
4.5.3. Hubungan antara Pendapatan Orangtua dan Usia Menarche
Responden
Pendapatan
Orangtua
Usia Menarche Responden TotalOdd Ratio
95%CI
p-
valueNo Cepat Lambat
N %N % N %
1 Cukup 25 64,1 37 64,9 34 35,4 0,965
0,412-2,2601,000
2 Kurang 14 35,9 20 35,1 62 64,6
Jumlah 39 100 57 100 96 100
Tabel 4.8. Hubungan Usia Menarche Responden dengan Pendapatan
Orangtua
Berdasar hasil penelitian pada tabel 4.8. tentang hubungan
usia menarche responden dengan pendapatan orangtua responden
menunjukkan bahwa responden yang memiliki usia menarche cepat
dan pendapatan orangtua cukup adalah sebanyak 25 orang (64,1%)
dan responden yang memiliki usia menarche cepat dan pendapatan
orangtua kurang adalah sebanyak 14 orang (35,9%). Responden yang
memiliki usia menarche lambat dan pendapatan orangtua cukup
adalah sebanyak 37 orang (64,9%) dan responden yang memiliki usia
menarche lambat dan pendapatan orangtua kurang adalah sebanyak 20
orang (35,1%).
Berdasarkan uji statistik chi-square didapatkan nilai p = 1,000
(p>0,05) maka secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara usia menarche responden dengan pendapatan orangtua.
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Agustin yang memperlihatkan hubungan yang tidak bermakna.Error:
Reference source not found Namun tidak sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Pebri bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pendapatan orangtua dengan usia menarche anak.Error: Reference
source not found
Pendapatan keluarga berhubungan dengan kemampuan daya
beli keluarga. Pendapatan yang tinggi akan menyebabkan daya beli
yang keluarga semakin baik begitu pula sebaliknya pendapatan yang
kurang akan menyebabkan daya beli terbatas, khususnya daya beli
makanan. Kemampuan daya beli makanan akan mempengaruhi faktor
psikis dan asupan gizi.Error: Reference source not found
Hasil penelitian yang berbeda ini mungkin disebabkan kurang
terbukanya orangtua responden sehingga memberikan hasil yang bias
dalam kuesioner. Selain itu, pendapatan keluarga saat ini tidak dapat
secara tepat menggambarkan usia menarche pada responden karena
yang berpengaruh pada kejadian menarche adalah pendapatan
keluarga yang berpengaruh pada kemampuan daya beli keluarga
terhadap makanan bergizi saat responden mengalami masa pra
pubertas.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
a. Gambaran rata-rata usia menarche remaja putri di SMPN 155 Jakarta
pada tahun 2011 adalah 11,72 + 0,79 tahun, dengan kejdian usia
menarche terbanyak pada usia 12 tahun. Responden dengan usia
menarche termuda adalah 10 tahun dan responden dengan usia
menarche tertua adalah 14 tahun.
b. Berdasarkan uji statistik chi-square terdapat hubungan antara status
gizi dengan usia menarche dengan nilai p = 0,025 (p<0,05). Nilai odd
rasio didapatkan sebesar 3,57 dengan IK 95% 1,27-10,04. Artinya,
responden yang memiliki status gizi lebih dan resiko gizi lebih
mempunyai kemungkinan 3,57 kali mengalami menarche lebih cepat
dibandingkan dengan responden yang memiliki status gizi kurang atau
baik.
c. Berdasarkan uji statistik chi-square didapatkan nilai p = 0,459 (p>
0,05) yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara usia menarche
ibu dengan usia menarche responden.
d. Berdasarkan uji statistik chi-square didapatkan nilai p = 1,000
(p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara usia
menarche ibu dengan usia menarche responden.
5.2. Saran
a. Sekolah hendaknya memberikan edukasi masalah reproduksi terutama
menstruasi lebih dini seiring dengan adanya percepatan usia menarche
pada remaja putri.
b. Orangtua harus lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan
anak termasuk perkembangan seksual anak dan faktor-faktor terutama
status gizi anak yang berhubungan dengan percepatan kematangan seksual
(terutama menarche).
c. Diharapkan adanya penelitian lain yang membahas mengenai dan faktor-
faktor lain terutama mengenai hubungan lingkungan dengan usia
menarche.
17 Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009.
Daftar Pustaka
2 Kartono K. Psikologi wanita I mengenal gadis remaja dan wanita dewasa.
Bandung: Bandar Maju; 2006.
13 Ong Ken K et al. Earlier mother’s age at menarche predicts rapid infancy
growth and childhood obesity. Camridge: Medical Research Council
Epidemiology Unit; 2007.–belum lengkap--