3. bab 1-5
DESCRIPTION
bab 1-5TRANSCRIPT
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 1/41
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara empirik banyak bahan alam digunakan sebagai obat tradisional atau
kosmetika tradisional. Dengan meningkatnya trend back to nature, sediaan-sediaan
yang berbahan baku alam berupa ramuan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan galenika atau campuran dari bahan-bahan tersebut, sekarang kembali mulai
diminati masyarakat (Depkes RI,199!. Salah satu tanaman yang banyak digunakan
adalah belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi "inn ! yang termasuk kedalam #amily
$%alidaceae(Dalimartha,1999!.
&uah belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi "inn.! secara tradisional telah
digunakan untuk penyakit alergi pada kulit seperti ruam pada wa'ah, bisul dan
'erawat. &erdasarkan penelitian sebelumnya, kandungan kimia terbanyak dari buah
belimbing wuluh adalah #laonoid ()pigenin dan luteolin! dan asam askorbat
(itamin *! dan beberapa komponen asam lainnya (Dalimartha, 1999 + elealu,
199!. asil pengu'ian antibakteri dari ekstrak buah dan daun belimbing wuluh
menun'ukkan adanya daya hambat pertumbuhan bakteri gram positi# Staphylococcus
epidermidis, Staphylococcus aureus, Propionibacterium acne yang merupakan
bakteri penyebab 'erawat (Depkes RI, 199 + /akaria et al, 02!. enelitian yang
dilakukan 3ka (04! pada u'i pendahuluan akti#itas antimikroba buah belimbing
wuluh, menun'ukkan bahwa dengan konsentrasi 05 ekstrak etanol belimbing wuluh,
menun'ukkan daya hambat minimum bakteri Staphylococcus epidermidis
1
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 2/41
6erawat merupakan penyakit peradangan yang ter'adi akibat penyumbatan
pada pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pastul dan bopeng
(scar! pada daerah wa'ah, leher, lengan atas, dada dan punggung. eradangan dipicu
oleh bakteri Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis dan
Staphylococcus aureus (7itsui, 1992+ 8asitaatmad'a, 1992!.
Salah satu upaya mengurangi dan mencegah timbulnya 'erawat adalah dengan
membersihkan wa'ah dengan menggunakan sabun. Sabun merupakan salah satu
produk perawatan diri yang ber#ungsi sebagai pembersih yang digunakan sehari-hari
yang dapat membersihkan kotoran yang berasal dari permukaan kulit seperti minyak,
keringat, kulit yang telah mati dan sisa kosmetik. 6ika ter'aganya kebersihan tubuh
dan lingkungan maka kemungkinan untuk mudahnya terkena penyakit akan
berkurang dan tingkat kesehatan akan meningkat (8asitaatmad'a,1992!
Salah satu bentuk sabun yang sekarang banyak beredar adalah sabun padat
transparan. Sama halnya dengan sabun mandi biasa, sabun padat transparan 'uga
merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak dengan basa kuat, hanya sa'a
penampilannya transparan. rinsip pembuatan sabun padat transparan adalah dengan
cara melarutkan sabun dengan pemanasan lembut untuk membentuk larutan yang
'ernih, sedangkan sabun padat tidak melalui proses pelarutan masa sabun
(&utler,01!.
*$ merupakan minyak alamiah berkualitas tinggi yang diperoleh dari
santan kelapa segar. :andungan asam lemak terutama asam laurat dan oleat dalam
*$, dapat ber#ungsi untuk melembutkan kulit, peningkat penetrasi, moisturizer dan
0
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 3/41
mempercepat penyembuhan pada kulit. Disamping itu, *$ aman digunakan pada
kulit karena tidak mengiritasi ("ucida, et al, 04!. ;erkait dengan aktiitasnya, *$
ternyata 'uga memiliki aktiitas sebagai antibakteri (Rindengan, 0<!.
&erdasarkan si#at buah belimbing wuluh dan *$ seperti tersebut di atas dan
ditambah dengan ketersediaannya yang melimpah di Indonesia, membuatnya
berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku pada #ormulasi sabun padat
transparan yang berbasis bahan alami. 7aka pada penelitian ini dicoba untuk
mem#ormulasi ekstrak buah belimbing wuluh dalam bentuk sabun padat transparan
dan mengu'i aktiitasnya terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan
diharapkan dapat menghasilkan sabun padat transparan yang memiliki e#ek
anti'erawat yang lebih baik, pemakaiannya luas dan aman digunakan.
.
1.2. Perumusan Masalah Penelitian
)pakah ekstrak buah belimbing wuluh dapat di #ormulasikan men'adi sabun
padat transparan yang mempunyai aktiitas antibakteri yaitu bakteri Staphylococcus
epidermidis.
1.3. Tujuan Penelitian
enelitian ini bertu'uan untuk mem#ormulasi ekstrak buah belimbing wuluh
dalam bentuk sabun padat transparan yang memiliki aktiitas antibakteri terhadap
Staphylococcus epidermidis.
1.. Man!aat Penelitian
<
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 4/41
• 7emberikan kontribusi pada pengembangan sediaan #armasi terutama sediaan
kosmetik.
• 7emberikan alternatie sabun antibakteri yang terbuat dari bahan alami.
=
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 5/41
BAB II
TIN"AUAN PU#TA$A
2.1 Tinjauan Bi%l%gi
2.1.1 $lasi!ikasi Tum&uhan Buah Belim&ing 'uluh (Dalimartha)2**+,
Sistematika tumbuhan buah belimbing wuluh diklasi#ikasikan sebagai berikut>
:ingdom > lantae
Diisi > Spermatophyta
Sub-diisi > )ngiospermae
:elas > Dicotyledoneae
&angsa > $%alidales
Suku > $%alidaceae
?enus > Averrhoa
Spesies > Averrhoa bilimbi "inn.
2.1.2 Nama Daerah
@ama daerah, Sumatera> asam belimbing, balimbieng, balimbingan,
balimbing, asam balimbiang, belimbing besi + 6awa> belimbing wuluh, calincing
wulet, bhalingbhing bulu + &ali> blimbing buloh + Sulawesi> limbi,balimbeng,
lumpias, lembetue, bainang, calene, takurela + apua> uteke (Dalimartha,04!.
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 6/41
2.1.3 M%r!%l%gi Tum&uhan
&elimbing wuluh merupakan tanaman berbentuk pohon kecil, tinggi mencapai
1 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya
sekitar < cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari
dataran rendah sampai m. Daun ma'emuk menyirip gan'il dengan 01-= pasang
anak daun. )nak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur, u'ung runcing,
pangkal membundar, tepi rata, pan'ang 0-1 cm, lebar 1-< cm, warnanya hi'au,
permukaan bawah warnanya lebih muda. *iri buah belimbing wuluh yaitu buahnya
berbentuk bulat lon'ong bersegi hingga seperti torpedo, pan'angnya =-1 cm. 8arna
buah ketika muda hi'au dengan sisa kelopak bunga menempel pada u'ungnya.
)pabila buah sudah masak, maka buah berwarna kuning atau kuning pucat. Daging
buahnya mengandung banyak air dan rasanya asam. :ulit buahnya berkilap dan tipis.
&i'i belimbing wuluh bentuknya bulat telur dan gepeng (Dalimartha, 04!.
2.2 Tinjauan $imia
&uah belimbing wuluh mengandung banyak itamin * alami yang berguna
sebagai penambah daya tahan tubuh dan perlindungan terhadap berbagai penyakit.
&elimbing wuluh mempunyai kandungan unsur kimia yang disebut asam oksalat dan
kalium. &erdasarkan hasil pemeriksaan kandungan kimia buah belimbing wuluh yang
dilakukan erlih (199<! menun'ukkan bahwa buah belimbing wuluh mengandung
golongan senyawa oksalat, minyak menguap, #enol, #laonoid dan pektin. Alaonoid
yang berada di buah belimbing wuluh adalah )pigenin dan luteolin dan diduga
merupakan senyawa akti# antibakteri yang terkandung dalam buah belimbing wuluh
(/akaria et al ., 02 + elealu, 199!.
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 7/41
2.2.1. -la%n%i/
2.2.1.1. M%n%gra!i -la%n%i/
Alaonoid merupakan senyawa poli#enol yang tersebar luas di alam, sesuai
struktur kimianya yang termasuk #laonoid yaitu #laonol, #laon, #laanon, katekin,
antosianidin dan kalkon (arborne, 1992!. Alaonoid merupakan suatu senyawa polar
karena mempunyai se'umlah gugus hidroksil atau gugus gula, sehingga akan larut
dalam pelarut polar seperti metanol, etanol, butanol dan air. )danya gula yang terikat
pada #laonoid ini, maka cenderung menyebabkan #laonoid itu lebih mudah larut
dalam air dan demikian campuran pelarut diatas dengan air merupakan pelarut yang
baik untuk glikosidanya. /akaria et al. (02! memperkirakan bahwa senyawa
#laonoid yang terkandung dalam belimbing wuluh adalah tipe luteolin dan apigenin.
2.2.1.2. I/enti!ikasi
Dilakukan dengan metode sianidin dimana prinsip reaksi ini adalah reduksi
yaitu dengan penambahan logam magnesium (7g! dalam suasana asam, 'ika positi#
#laonoid akan memberikan warna merah sampai ungu. 8arna yang terbentuk dapat
berariasi tergantung pada 'enis gugus yang ada.
2.2.1.3. Peneta0an $a/ar
Alaonoid ditetapkan kadarnya sebagai aglikon dengan terlebih dahulu
dilakukan hidrolisis terhadap glikosidanya kemudian direaksikan dengan )l*l<, lalu
dilakukan pengukuran dengan spektro#otometer B-IS pada pan'ang gelombang
maksimum.
2.2.1.. Is%lasi
Alaonoid merupakan senyawa polar, maka #laonoid 'uga larut dalam
senyawa polar seperti etanol, methanol, butanol, aseton, dimetilsul#oksida (D7S$!,
dimetil#or#amida, air dan lain-lain. Alaonoid umumnya terikat dalam bentuk
2
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 8/41
glikosida, oleh karena itu dapat larut dalam air. 6adi campuran pelarut diatas
merupakan pelarut yang baik untuk #laonoid glikosida. Sebaliknya dalam bentuk
aglikon seperti #laon, #laanon, #laonol dan sebagainya lebih mudah larut dalam
pelarut seperti kloro#orm dan eter.
roses isolasi diawali dengan ekstraksi dapat dilakukan dengan maserasi,
perkolasi atau digerasi. Bntuk bahan kering lebih baik digunakan etanol 25
sedangkan untuk bahan segar menggunakan etanol 9 5. 3kstrak kemudian diuapkan
sampai semua etanol menguap. 3kstraksi air diekstraksi cair-cair dengan eter minyak
bumi atau heksan untuk membedakan senyawa yang kepolarannya seperti lemak,
terpen, kloro#il dan lain-lain.
2.3. Tinjauan -armak%l%gi
erasan air buah belimbing wuluh sangat baik untuk asupan kekurangan
itamin *. )da yang meman#aatkan buah belimbing wuluh untuk dibuat manisan dan
sirup, sebagai obat untuk sariawan, sakit perut, gondongan, rematik, batuk re'an, gusi
berdarah, sakit gigi berlubang, memperbaiki #ungsi pencernaan, untuk membersihkan
noda pada kain, menghilangkan karat pada keris, membersihkan tangan yang kotor,
mencuci botol, menghilangkan bau amis, sebagai bahan kosmetika serta
mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan ()nonym a, 01<!.
7enurut )bdur Rahman dalam /akaria et al. (02! di 7alaysia, buah ini
dikenal sebagai manisan atau meningkatkan rasa dalam masakan tradisional
7alaysia. )da 'uga yang meman#aatkan buah Averrhoa bilimbi sebagai obat 'erawat
dan hipertensi. Daun, buah dan bunga 'uga digunakan untuk obat batuk. Sementara di
4
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 9/41
Indonesia buah belimbing wuluh digunakan sebagai obat demam, batuk, in#lamasi
(radang!, untuk menghentikan pendarahan rektal dan meredakan sembelit.
&uah belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi "inn.! secara tradisional telah
digunakan sebagai antibakteri untuk penyakit alergi pada kulit seperti ruam pada
wa'ah, bisul dan 'erawat karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus epidermidis, Propionibacterium acne (adawiyah,010!
2. Tinjauan -armasetik
2..1 Pengertian #a&un /an #a&un Trans0aran
Sabun adalah pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa @atrium
atau :alium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani (Dewan
Standarisasi @asionalCDS@, 199=!. Sabun umumnya ditambahkan at pewangi dan
antiseptik yang digunakan untuk membersihkan tubuh manusia dan tidak
membahayakan kesehatan. Sabun terdiri atas berbagai bentuk seperti berbentuk padat
(batang!, cair, dan gel. Sabun batang terdiri dari cold-made, opaque, sabun
transparan, dan sabun kertas. Sabun cold-made mempunyai kemampuan berbusa
dengan baik di dalam air yang mengandung garam (air sadah!. Sabun opaque adalah
'enis sabun biasa, berbentuk batang dan tidak transparan. erbedaan sabun transparan
dengan sabun biasa pada komposisinya adalah adanya sukrosa yang dapat membantu
pembentukan transparansi sabun. Selain penggunaan etanol dan gliserin 'uga ikut
membantu proses transparansi sabun. :ombinasi sukrosa, etanol dan gliserin inilah
yang berpengaruh terhadap transparansi sabun yang tidak terdapat pada pembuatan
sabun biasa ( ambali, et al , 0!
9
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 10/41
rinsip pembuatan sabun adalah reaksi saponi#ikasi, yaitu reaksi antara minyak
atau lemak dengan alkali kuat menghasilkan gliserol dan asam lemak (sabun!.
am&ar 1. eaksi #a0%ni!ikasi ( Mitsui)14,
ada reaksi saponi#ikasi, larutan alkali kuat (misalnya natrium hidroksida! akan
mengubah minyak dan lemak men'adi asam lemak dan gliserol. )sam lemak lalu
bereaksi dengan alkali kuat menghasilkan garam asam lemak yaitu sabun dan
gliserol.
7olekul sabun terdiri dari rantai karbon, hidrogen, dan oksigen yang disusun
dalam bagian kepala dan ekor. &agian kepala yang disebut sebagai gugus hidro#ilik
(rantai karboksil! untuk mengikat air. &agian ekor sebagai gugus hidro#obik (rantai
hidrokarbon! untuk mengikat kotoran ( aul, 02!
:otoran yang menempel pada kulit umumnya berupa lemak. Debu akan
menempel pada kulit karena adanya lemak tersebut. :otoran tersebut dapat
menghambat #ungsi kulit. )ir sa'a tidak dapat membersihkan kotoran yang menempel
pada kulit, diperlukan adanya suatu bahan yang dapat mengangkat kotoran yang
menempel tersebut. Sabun adalah senyawa yang dibuat sedemikian rupa sehingga
memiliki keistimewaan tertentu, yaitu 'ika senyawa itu larut dalam air, akan bersi#at
sur#aktan (Sur#ace )ctie )gent! yaitu menurunkan tegangan permukaan air dan
1
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 11/41
sebagai pembersih. 7olekul sabun tersusun dari EekorF alkil yang non-polar (larut
dalam minyak! dan EkepalaF ion karboksilat yang polar (larut dalam air!. rinsip
tersebut yang menyebabkan sabun memiliki daya pembersih. :etika kita mandi atau
mencuci dengan menggunakan sabun, EekorF non-polar dari sabun akan menempel
pada kotoran dan kepala polarnya menempel pada air. al ini mengakibatkan
tegangan permukaan air akan semakin berkurang, sehingga air akan 'auh lebih mudah
untuk menarik kotoran (7arella dan Sugianto, 0!. Sabun dalam air akan
menghasilkan busa yang dapat menurunkan tegangan permukaan sehingga air lebih
mudah meresap dipermukaan kulit. &agian hidro#obik dari molekul sabun akan
mengelilingi dan mengikat kotoran, proses ini disebut emulsi#ikasi karena antara
molekul kotoran dan molekul sabun membentuk emulsi. Sedangkan bagian hidro#ilik
dari molekul sabun akan berikatan dengan air pada saat pembilasan dan menarik
molekul kotoran keluar dari kulit sehingga kulit men'adi bersih ()nonim, 02!
2..2 -%rmulasi #a&un ('asitaatma/ja)14 5 #6hra/er) D%ms6h)2**7,
Sabun :onensional yang dibuat dari lemak dan minyak alami dengan garam
alkali serta sabun detergen saat ini yang dibuat dari bahan sintetik, biasanya
mengandung sur#aktan, emolien, antioksidan, deodorant, warna, par#um, pengontrol
p dan bahan tambahan khusus.
1.Sur#aktan
7erupakan bahan terpenting dari sabun, lemak dan minyak yang dipakai
dalam sabun berasal dari minyak kelapa, minyak aitun atau minyak sawit.
11
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 12/41
enggunaan bahan berbeda, baik secara #isik maupun kimia akan membuat mutu
sabun pun akan berbeda, ada sabun yang cepat berbusa tapi terasa kasar dan tidak
stabil, ada yang lama berbusa tapi lengket dan tidak stabil. al ini tergantung pada
bahan sur#aktan yang digunakan dalam #ormula sabun.
0.3mollient
Bntuk menghindari rasa kering pada kulit diperlukan bahan yang tidak sa'a
melembabkan kulit tetapi 'uga ber#ungsi untuk membentuk sabun yang lunak,
misalnya > ?liserol, *ocoa butter, 7inyak almond dan "anolin. &ahan-bahan tersebut
selain melembabkan kulit 'uga dapat menstabilkan busa.
<.)ntioksidan
Bntuk menghindari kerusakan lemak terutama bau tengik, dibutuhkan bahan
penghambat oksidasi, misalnya butilhydro%y toluene, selain itu digunakan 'uga
seGuestering agent yang ber#ungsi untuk mengikat logam berat yang mengkatalisis
oksidasi seperti 3D;).
=.Deodorant
Deodorant beker'a untuk menutupi atau mengurangi bau badan yang
menggunakan bahan at anti mikroba dan at pengharum. Deodoran digunakan dalam
sabun mulai tahun 19, namun oleh karena e#ek samping yang ditimbulkan,
prnggunaannya mulai dibatasi. &ahan yang digunakan adalah trichloro carbanilide.
.ewarna
enggunaan pewarna pada sabun diperbolehkan sepan'ang memenuhi syarat
10
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 13/41
dan peraturan yang ada. igmen yang digunakan biasanya stabil dan konsentrasinya
kecil (,1-1,5!.
.ewangi
Sabun tidak lengkap bila tidak ditambahkan pewangi. Setiap pabrik memilih
bau dan warna sabun sesuai permintaan pasar dan tu'uan penggunaan sabun, misalnya
sabun aromaterapi menggunakan 'enis pewangi yang menenangkan.
2.engontrol p
enambahan asam lemah seperti asam sitrat dapat menurunkan p sabun.
@ilai p sabun umumnya berkisar antara 9,-1,4.
4.&ahan tambahan khusus
&erbagai bahan tambahan untuk memenuhi kebutuhan pasar dapat
dimasukkan kedalam #ormula, misalnya > Super#atty yang ditambahkan adalah lanolin
atau para##in, ;ransparan yang ditambahkan adalah sukrosa dan gliserin, Deodoran
yang ditambahkan adalah trikloro karbon dan sul#ur koloidal, )ntiseptik yang
ditambahkan adalah #enol dan kreosol.
2..3 Pem&uatan #a&un Trans0aran
7etode pembuatan sabun transparan melibatkan pelelehan #ase lemak dan
persiapan air untuk melarutkan sukrosa, gliserin. :edua #ase ini bereaksi dengan
larutan beralkohol dari alkali kuat (@a$! dibawah pemanasan terkontrol. Setelah
1<
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 14/41
reaksi selesai, sabun ini kemudian siap untuk diberi warna dan wewangian. Setelah
pewarna dan pewangi, sabun akhir dituangkan ke dalam cetakan atau gelas terpisah
dan dibiarkan mengeras sebelum dikemas (&utler, 01!.
2.7 Tinjauan Umum
2.7.1 Penggunaan sa&un se&agai %&at /an k%smetik ('asitaa/maja) 14,
Sabun untuk obat adalah garam yang berasal dari suatu asam lemak rantai
tinggi yang direaksikan dengan alkali dan ditambah dengan at kimia, bahan obat
yang berguna untuk mencegah, mengurangi ataupun menghilangkanCmenyembuhkan
penyakit dan atau ge'ala penyakit pada kulit. &ahan obat yang sering dipakai adalah
yang bersi#at desin#ektan ataupun antiseptika seperti turunan #enol, sul#ur dan lain-
lain. Sehari-hari pemakaian sabun obat ini sering digunakan sebagai sabun mandi, di
rumah sakit dipakai oleh para dokter dan perawat untuk mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan operasi atau perawatan terhadap pasiennya.
&eberapa penyakit umum terdapat di kulit yang disebabkan bakteri > 'erawat
(acne!, kudis. Sedangkan yang disebabkan oleh 'amur contohnya > panu, kurap.
2.7.1.1 E!ek #am0ing #a&un 0a/a $ulit ('asitaat/maja) 145 "ellinek)14*,
Sabun digunakan untuk membersihkan kotoran dari kulit baik kotoran yang larut
dalam air maupun yang larut dalam lemak. @amun dengan penggunaan sabun kita
akan mendapat e#ek lain pada kulit seperti> daya alkalinisasi kulit, swelling dan
pengeringan kulit, denaturasi protein dan ionisasi, antimikroba, antiperspirasi, dan
dermatitis.
a! Daya alkalinisasi kulit
1=
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 15/41
Daya alkalinisasi dianggap sebagai #aktor terpenting dari e#ek sabun. Reaksi basa
yang ter'adi pada sabun yang melepaskan ion $ sehingga larutan sabun ini berada
pada p 9-10 dianggap sebagai penyebab iritasi pada kulit. &ila kulit terkena cairan
sabun maka p kulit akan naik beberapa menit setelah pemakaian meskipun kulit
telah dibilas dengan air. engasaman ter'adi setelah -1 menit, dan sekitar < menit
p kulit kembali men'adi normal kembali.
b! Daya pembengkakan dan pengeringan kulit
:ontak air (p 2! pada kulit pada 'angka waktu yang lama akan menyebabkan
lapisan tanduk kulit membengkak akibat kenaikan permeabilitas. *airan yang
mengandung sabun dengan p alkalis akan mempercepat hilangnya mantel asam
pada lemak permukaan kulit sehingga pembengkakan kulit dapat ter'adi lebih cepat.
:erusakan lapisan lemak kulit menambah kekeringan kulit akibat kegagalan sel kulit
mengikat air. embengkakan kulit akan menurunkan pula kapasitas sel untuk
menahan air sehingga kemudian iter'adi pengeringan yang akan diikuti oleh
kekenduran dan pelepasan ikatan antar sel tanduk kulit. :ulit tampak berskuama,
kasar, dan tidak elastis.
c! Daya denaturasi protein dan ionisasi
Reaksi kimia sabun dapat mengendapkan ion kalsium dan magnesium di lapisan
atas kulit. ada kulit yang kehilangan lapisan tanduk, pengendapan ion kalsium dan
magnesium akan menyebabkan reaksi alergi. engendapan di atas lapisan epidermis
akan menutup #olikel rambut dan kelen'ar minyak sehingga menimbulkan in#eksi
oleh kuman yang larut dalam minyak.
d! Daya antimikroba
1
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 16/41
Sabun yang mengandung sur#aktan, terutama kation, mempunyai daya
antimikroba, apalagi ditambah bahan antimikroba. Daya antimikroba ini 'uga ter'adi
akibat kekeringan kulit, pembersihan kulit, oksidasi dalam sel keratin, daya pemisah
sur#aktan dan ker'a mekanis air.
e! )nti perspiran
:ekeringan kulit 'uga dibantu oleh penekanan perspirasi. ada percobaan yang
menggunakan natrium lauryl sul#at, didapat penurunan produksi penurunan kelen'ar
keringat antara 0-25.
#! "ain-lain
3#ek samping lain berupa dermatitis kontak iritasi, dermatitis kontak alergik, atau
kombinasi keduanya.
2.7.2 $ulit
2.7.2.1 De!inisi $ulit ('asitaatma/ja) 14,
:ulit merupakan suatu organ besar yang berlapis-lapis, dimana pada orang
dewasa beratnya kira-kira 4 pon, tidak termasuk lemak, :ulit menutupi permukaan
lebih dari 0. cm0 dan mempunyai bermacam-macam #ungsi dan kegunaan. :ulit
merupakan organ yang ital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan . :ulit
'uga sangat kompleks, elastis dan sensiti#, serta berariasi pada keadaan iklim, umur,
'enis kelamin, ras dan lokasi tubuh.
2.7.2.2 Anat%mi $ulit ('asitaatma/ja) 14,
Secara garis besar kulit terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu>
1. "apisan epidermis"apisan epidermis terdiri atas >
a! Stratum korneum (lapisan tanduk!
1
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 17/41
"apisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel
gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah men'adi
keratin (at tanduk!. b! Stratum "usidum
"apisan ini terdapat di bawah stratum korneum, merupakan lapis sel
gepeng tanpa inti dengan proptoplasma yang berubah men'adi protein eleidin.
"apisan ini terlihat 'elas pada telapak tangan dan kaki.c! Stratum ?ranulosum (lapisan keratohialin!
"apisan ini terdiri dari dua atau tiga lapis sel yang berbentuk gepeng.
Sitoplasma berisi butiran kasar dan terdapat inti sel diantaranya. &utir-butir
kasar ini terdiri atas keratohialin. 7ukosa biasanya tidak mempunyai lapisan
ini. Stratum granulosum 'uga tampak 'elas di telapak tangan dan kaki.
d! Stratum Spinosum
;erdiri atas beberapa lapisan sel berbentuk polygonal dengan ukuran
bermacam-macam akibat proses mitosis. rotoplasmanya 'ernih karena
mengandung banyak glikogen dan intisel terletak di tengah. Sel-sel ini makin
dekat ke permukaan kulit maka bentuknya semakin gepeng.
e! Stratum &asalis
;erdiri atas sel-sel kubus (kolumnar! yang tersusun atas ertikal dan
pada taut dermoepidermal berbaris seperti pagar ( palisade!. "apisan ini
merupakan dasar epidermis, berproduksi dengan cara mitosis.0. "apisan dermis
"apisan ini 'auh lebih tebal dari pada lapisan epidermis, terbentuk oleh
kelen'ar elastis dan #ibrosa padat dengan elemen seluler, kelen'ar, dan rambut sebagai
adneksa kulit. "apisan ini terdiri atas>
a! ars pupilareHaitu bagian yang menon'ol ke epidermis, berisi u'ung serabut sara# dan
pembuluh darah. b! ars retikulare
12
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 18/41
Haitu bagian bawah dermis yang berhubungan dengan subkutis, terdiri atas
serabut penun'ang kolagen, elastik dan retikulin.
<. "apisan subkutis
"apisan ini merupakan kelan'utan dermis, terdiri atas 'aringan ikat longgar
berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti
terdesak ke pinggir karena sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk
kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh trabekula yang #ibrosa.
"apisan sel lemak disebut panikulus adiposus, ber#ungsi sebagai cadangan makanan.
Di lapisan ini terdapat u'ung-u'ung sara# tepi, pembuluh darah, dan saluran getah
bening. ;ebal 'aringan lemak tidak sama bergantung pada lokasi, di abdomen < cm,
sedangkan di daerah kelopak mata sangat tipis.
2.7.3 "era8at (Akne,
6erawat adalah suatu kondisi abnormal kulit akibat gangguan produksi
kelen'ar minyak yang menyebabkan penyumbatan saluran #olikel rambut dan
peradangan yang umumnya dipicu oleh bakteri Propionibacterium acnes,
Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus. &akteri ini mampu
mengubah lemak sebum dari bentuk cair men'adi lebih padat, sehingga mudah
menyumbat pori-pori kulit. 6erawat biasanya ditandai dengan adanya komedo, papul,
pustul, nodul dan kista (D'uanda, 1999!.
2.7.3.1 Ma6am9ma6am "era8at: Akne (Djuan/a) 1,
1. )kne ulgaris
7erupakan penyakit kulit terbatas pada #olikel kelen'ar sebasea dengan batas-
batas topogra#i (wa'ah, tubuh atas! dan batas waktu (pubertas!, terutama disebabkan
oleh #aktor endogen. ?e'ala akne hampir di'umpai pada setiap rema'a, kasus yang
berat terutama ditemui pada pria. ada akne ulgaris ter'adi perubahan 'umlah dan
14
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 19/41
konsistensi lemak kelen'ar akibat berbagai #aktor yaitu > genetik, ras, hormonal,
cuaca, 'asad renik, makanan dan stress.
0. )kne enenata
;er'adi penutupan saluran kelen'ar oleh masa eksternal, seperti kosmetika, bahan
kimia, deter'en atau bahkan tekanan helm atau ikat rambut.
<. )kne #isisada akne #isis saluran kelen'ar minyak menyempit akibat radiasi sinar ultraiolet,
sinar matahari, atau radioakti#. &iasanya ditandai dengan lesi radang berupa papula
atau pustula.
2.7.3.2 -akt%r Pen;e&a& "era8at (Djuan/a) 1,
&eberapa #aktor yang menyebabkan timbulnya 'erawat, antara lain>
1. erubahan pola keratinisasi dalam #olikel0. roduksi sebum meningkat
<. ;erbentuknya #raksi asam lemak bebas penyebab ter'adinya proses in#lamasi
#olikel
=. eningkatan 'umlah #lora #olikel ( Propionibacterium acnes dan Staphylococcus
epidermidis)
. eningkatan kadar hormon androgen, kortikosteroid, gonadotropin serta )*;
yang mungkin men'adi #aktor penting pada kegiatan kelen'ar sebasea
. ;er'adinya stress yang dapat memicu kegiatan kelen'ar sebasea2. Aaktor genetis herediter dan sensitiitas hormon
4. 7ineral dan bahan kimia tertentu yang bersi#at aknegenik yang dapat
mempengaruhi perkembangan akne9. Aaktor lain, usia, ras, makanan, cuacaC musim yang secara tidak langsung dapat
memicu peningkatan proses ter'adinya 'erawat.
2.7.3.3 Bakteri Pen;e&a& "era8at (<%lk /an M. -. 'heeler) 1+5 a/ji) 2*11,
Salah satu bakteri penyebab 'erawat adalah Staphylococcus epidermidis.
Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri gram positi# yang berbentuk bulat
dengan diameter 1 m, biasanya dalam bentuk tunggal, berpasanganC dalam bentuk
19
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 20/41
kelompok yang tidak beraturan. Staphylococcus epidermidis tidak membentuk spora,
membentuk koloni warna putih yang bulat dengan sisi utuh.
$rganisme ini bersi#at anaerob #akultati# (dapat hidup dengan adanya atau
tanpa oksigen!. Staphylococcus epidermidis biasanya tidak mem#ermentasi manitol,
tidak menghemolisa dan tidak menghasilkan racun. &akteri ini memiliki dinding sel
yang mengandung gliserol tapi tidak mengandung protein. @ukleusnya terdenaturasi
oleh panas.
Staphylococcus epidermidis merupakan #lora normal pada kulit, saluran
perna#asan dan gastrointestinal, 'uga biasanya ditemukan di udara dan lingkungan
hidup manusia dan 'uga merupakan populasi mikroorganisme yang terbesar pada
kulit sehingga sering men'adi penyebab 'erawat. Staphylococcus epidermidis terlibat
dalam in#eksi kulit minor seperti 'erawat dan impetigo. ada keadaan tertentu 'uga
dapat mengakibatkan E stick abcessesF yaitu pengumpulan nanah dalam rongga yang
terbentuk akibat kerusakan 'aringan, secara mor#ologi dapat dilihat seperti tongkat.
Ta&el 1. $lasi!ikasi es0%n Pertum&uhan Bakteri Menurut reen8%%/
(#ulan/ari et al, 2*1*,
Diameter /ona ;erang Respon ambatan ertumbuhan
J.K 0 mm :uat
1-0 mm Sedang
1-1 mm "emah
JLK ;idak ada
0
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 21/41
BAB III
PELA$#ANAAN PENELITIAN
3.1 'aktu /an Tem0at Penelitian
enelitian ini telah dilakukan selama M < bulan di laboratorium penelitian dan
laboratorium mikrobiologi S;IAI erintis adang, laboratorium pertanian B@)@D
dan laboratorium kopertis adang.
3.2 Met%/%l%gi Penelitian
3.2.1 Alat
&otol maserasi, rotary evaporator , tabung reaksi, botol semprot, erlenmeyer
gelas ukur, plat tetes, pipet tetes, corong, ial, spatel, buret, magnetic heater stirer ,
timbangan analitik, pinset, pipet mikro, cawan petri, 'arum ose, 'angka sorong, kertas
cakram, kapas, kain kasa, lampu spiritus, autokla# ()ll )mericanN!, inkubator
(7emertN!, oen , p meter, teture analyzer .
3.2.2 Bahan
&uah belimbing wuluh, etanol 95, @a$ , cocoamide D3), gliserin, *$,
asam stearat, asam sitrat, sukrosa, @a*l, aGuadest, pewangi, bakteri Staphylococcus
epidermidis, @a*l #isiologis, media @), aGua steril (aGua pro in'eksi!, D7S$,
pereaksi *l (p!, serbuk 7g, pereaksi Ae*l<, kloro#orm, amoniak, 0S$=, pereaksi
7ayer.
01
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 22/41
3.3 Pelaksanaan Penelitian
3.3.1 Pengam&ilan #am0el
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak buah belimbing
wuluh yang diambil dari tanaman belimbing wuluh di daerah "ubuk &uaya, adang.
3.3.2. I/enti!ikasi #am0el
Identi#ikasi sampel dilakukan di erbarium 6urusan &iologi Aakultas
7atematika dan Ilmu engetahuan )lam Bniersitas )ndalas adang.
3.3.3. Ekstraksi Buah Belim&ing 'uluh
&uah belimbing wuluh segar sebanyak 0 gram dibersihkan, dicuci kemudian
diblender selama < menit. Setelah itu dimaserasi dengan etanol 95 selama 1 O 0=
'am, disaring, dilakukan pengulangan maserasi sebanyak < kali. ?abungkan #iltrat
yang telah disaring, dipekatkan dengan !otary evaporator sehingga didapat ekstrak
kental.
3.3.. Pemeriksaan Ekstrak
a. Uji -it%kimia (Har&%ne) 1+4,
3kstrak buah belimbing wuluh dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan
ml aGuadest dan ml kloro#orm, dibiarkan sampai terbentuk 0 lapisan air dan
kloro#orm.
Uji -la%n%i/ (Met%/e =#iani/in Test>,
)mbil lapisan air 1 P 0 tetes, diteteskan pada plat tetes lalu tambahkan serbuk 7g
dan *l (p!, terbentuknya warna merah menandakan adanya #laonoid.
00
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 23/41
Uji -en%lik
)mbil lapisan air 1 P 0 tetes, diteteskan pada plat tetes lalu tambahkan pereaksi
Ae*l<, terbentuknya warna biru menandakan adanya kandungan #enolik.
• Uji #a0%nin
)mbil lapisan air, lalu dikocok kuat P kuat dalam tabung reaksi, terbentuknya
busa yang permanen (M 1 menit! menun'ukkan adanya saponin. (arbone, 1942!
Uji Ter0en%i/ /an #ter%i/ (Met%/e =#imes>,
)mbil sedikit lapisan kloro#orm lalu ditambah norit, ambil larutan menggunakan
pipet yang u'ungnya telah dilapisi kapas, teteskan pada plat tetes, biarkan
mengering, lalu tambahkan 0S$= (p!, tambahkan asam asetat anhidrat,
terbentuknya warna biru ungu menandakan adanya steroid, sedangkan bila
terbentuk warna merah menun'ukkan adanya terpenoid.
Uji Alkal%i/ (Met%/e =?ulen%re @ -istgeral/>,
)mbil sedikit lapisan kloro#orm tambahkan 1 ml kloro#orm amoniak , @,
aduk perlahan tambahkan beberapa tetes 0S$= 0@ kemudian dikocok perlahan,
biarkan memisah. "apisan asam ditambahkan beberapa tetes pereaksi mayer,
reaksi positi# alkaloid ditandai dengan adanya kabut putih hingga gumpalan putih.
&. Pemeriksaan rgan%le0tis
engamatan dilakukan secara isual dengan mengamati bentuk,warna, dan bau.
6. Pemeriksaan $elarutan
emeriksaan kelarutan dilakukan dengan melarutkan ekstrak kental pada air dan
etanol 95 (D'amal, 01!.
/. Pemeriksaan $a/ar A&u
0<
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 24/41
3kstrak kental ditimbang 1 gram dimasukkan kedalam krus porselen yang telah
dipi'ar pada suhu 1°* selama 1 'am dan di timbang. Dipi'arkan perlahan-lahan
pada suhu =o
* hingga men'adi arang, lalu didinginkan dan dimasukkan
kedalam #urnace pada suhu °* selama 'am, dinginkan dalam desikator
kemudian ditimbang (Depkes RI, 0!.
e. Pemeriksaan #usut Pengeringan
3kstrak kental ditimbang 1 gram dimasukan kedalam krus porselin yang
sebelumnya telah dipi'ar pada suhu 1o* selama 1 'am dan ditimbang.
:emudian di masukan ke dalam oen pada suhu 1 o* selama 1 'am, lalu
didinginkan dalam desikator dan ditimbang, ulangi sampai diperoleh bobot tetapC
konstan (Depkes RI, 199!.
!. Pemeriksaan 0H Ekstrak
Dengan menggunakan p meter. )lat di kalibrasi terlebih dahulu dengan
menggunakan larutan dapar p = dan larutan dapar p 2. )ngka yang muncul
pada alat berada pada harga p larutan tersebut. :emudian elektroda dicuci
dengan aGuadest dan dikeringkan dengan tisu. engukuran p ekstak kental
dilakukan dengan cara mengencerkan 1 gram ekstrak buah belimbing wuluh
dengan aGuadest hinggQ 1 ml dalam wadah yang cocok. 3lektroda dicelupkan
kedalam wadah tersebut dan dibiarkan angka bergerak sampai posisi konstan.
)ngka yang ditun'ukkan p meter merupakan harga p ekstrak buah belimbing
wuluh (7artin et al , 199!.
3.3.7 Pemeriksaan Bahan Tam&ahan
0=
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 25/41
emeriksaan asam stearat meliputi pemerian, kelarutan dan suhu lebur
(Dep:es,199!, pemeriksaan @a$, @a*l, sukrosa dan asam sitrat meliputi
pemerian dan kelarutan (Dep:es, 199!, pemeriksaan gliserin, etanol 95 dan
cocoamide D3) meliputi pemeriksaan pemerian, kelarutan (Depkes, 199+ unting
1949!, pemeriksaan *$ meliputi pemerian dan bobot 'enis (Depkes, 1929!.
3.3.. an6angan -%rmula
3.3..1 -%rmula #a&un Trans0aran
Ta&el 2. -%rmula #a&un Trans0aran Ekstrak Buah Belim&ing 'uluh
@$ @)7) /);
6umlah dalam 5 bCb
A A1 A0 A<
1
0
<
=
24
9
1
11
10
3kstrak &uah &elimbing 8uluh
)sam Stearat
irgin *oconut $il
@a$ <5
?liserin
3tanol 95
Sukrosa*ocoamide D3)
@atrium :lorida
)sam Sitrat
)Gua dest
ewangi aroma melon
2,=
02,2
14,=
11
14,
,1,4
,0
,<
)d 1
tetes
0
2,=
02,2
14,=
11
14,
,1,4
,0
,<
)d 1
tetes
=
2,=
02,2
14,=
11
14,
,1,4
,0
,<
)d 1
tetes
2,=
02,2
14,=
11
14,
,1,4
,0
,<
)d 1
tetes
#um&er > ambali et al (0! dan telah dimodi#ikasi oleh peneliti
3.3..2 ?ara Pem&uatan #a&un Pa/at Trans0aran
)sam stearat dilelehkan pada suhu °* didalam beacker glass diatas hot
plate selama 1 menit. Sukrosa (71!, asam sitrat (70!, @a*l (7<! masing-masing
dilarutkan dalam aGua dest dan dipisahkan. *$ ditambahkan ke dalam asam stearat
lalu diaduk dengan magnetic stirer hingga tercampur homogen dan mencapai suhu
0
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 26/41
-2°*, lalu ditambahkan larutan @a$ < 5 aduk sampai terbentuk masa sabun ,
setelah terbentuk masa sabun ditambahkan etanol 9 5 aduk hingga larut kemudian
tambahkan gliserin, cocoamide D3), 71, 70 dan 7< secara berurutan hingga
tercampur homogen. Suhu diturunkan hingga °* lalu tunggu hingga homogen
selama M < menit . *ampuran didinginkan hingga suhu =°* lalu tambahkan pewangi
aduk hingga homogen. ;uang ke dalam cetakan tunggu hingga mengeras.
3.3..3 ?ara Pem&uatan #a&un Pa/at Trans0aran Ekstrak Buah Belim&ing
'uluh
)sam stearat dilelehkan pada suhu °* didalam beacker glass diatas hot
plate selama 1 menit. 3kstrak buah belimbing wuluh dilarutkan dalam etanol 95
(71!, dan sukrosa (70!, asam sitrat (7<!, @a*l (7=! masing-masing dilarutkan
dalam aGua dest. *$ ditambahkan ke dalam asam stearat lalu diaduk dengan
magnetic stirer hingga tercampur homogen dan mencapai suhu -2°*, lalu
ditambahkan larutan @a$ < 5 aduk sampai terbentuk masa sabun, setelah
terbentuk masa sabun ditambahkan etanol 95 aduk hingga homogen kemudian
tambahkan 71, gliserin, cocoamide D3), 70, 7< dan 7= secara berurutan hingga
tercampur homogen. Suhu diturunkan hingga °* lalu tunggu hingga homogen
selama M < menit . *ampuran didinginkan hingga suhu =°* lalu tambahkan pewangi
aduk hingga homogen. ;uang ke dalam cetakan tunggu hingga mengeras.
3.3.4. Ealuasi #a&un Pa/at Trans0arant
1. emeriksaan $rganoleptis (Depkes RI, 1929!
0
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 27/41
engamatan terhadap bentuk, bau dan warna sabun padat transparan ekstrak
buah belimbing wuluh dilakukan secara isual sebelum dan sesudah didiamkan pada
suhu kamar selama minggu.
0. emeriksaan p
Dengan menggunakan p meter. )lat di kalibrasi terlebih dahulu dengan
menggunakan larutan dapar p = dan larutan dapar p 9. )ngka yang muncul pada
alat berada pada harga p larutan tersebut. :emudian elektroda dicuci dengan
aGuadest dan dikeringkan dengan tisu. engukuran p sabun dilakukan dengan cara
mengencerkan 1 gram sabun masing-masing #ormula diencerkan dengan aGuadest
hinggQ 1 ml dalam wadah yang cocok. 3lektroda dicelupkan kedalam wadah
tersebut dan dibiarkan angka bergerak sampai posisi konstan. )ngka yang
ditun'ukkan p meter merupakan nilai p sabun masing-masing #ormula, u'i p
dilakukan selama minggu. (7artin et al , 199!.
<. emeriksaan Iritasi :ulit (8asitaatmad'a, 1992!
engu'ian iritasi kulit dengan cara u'i tempel tertutup pada kulit manusia
dimana ,1 g sabun transparan dioleskan pada lengan bagian dalam dengan diameter
pengolesan < cm, kemudian ditutup dengan perban dan plester, biarkan selama 0=
'am. Setelah itu amati ge'ala yang ditimbulkan, apabila tidak menimbulkan iritasi
pada kulit, masa sediaan dinyatakan memenuhi syarat pengu'ian.
=. B'i Daya embasah (7artin, et al , 199!
02
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 28/41
B'i daya pembasah dilakukan dengan metode Draes. &enang kapas seberat 0
gram digulung sepan'ang 9 cm dan salah satu u'ungnya dikaitkan ke beban seberat
, gram. "arutan sabun ,15 dimasukkan ke dalam beaker glass ukuran 1 liter,
benang dan beban dimasukkan ke dalam larutan sampel. ada saat beban di'atuhkan,
stop watch dihidupkan dan stop watch dimatikan pada saat beban menyentuh dasar
beaker glass.
. B'i Daya &usa ;erhadap )ir Suling (7artin, et al , 199!
B'i daya busa terhadap air suling dilakukan dengan cara> larutan sabun 1 5
sebanyak ml dimasukkan ke dalam gelas ukur ml kemudian tingginya diukur,
kemudian diteteskan 0 ml larutan yang sama dengan bantuan buret dengan
ketinggian 9 cm di atas permukaan sabun, setelah menit tinggi busa yang
terbentuk segera diukur.
. B'i Daya &usa ;erhadap )ir Sadah (7artin, et al , 199!
)ir sadah dibuat dengan melarutkan ,< gram *a*$< dan ,1 gram 7g*$<
dalam air suling ml kemudian dipanaskan, kemudian pada saat dipanaskan
tersebut ditambahkan *l setetes demi stetes hingga larut. Selan'utnya dilakukan u'i
yang sama dengan pengu'ian daya busa terhadap air suling.
2. B'i kekerasan sabun
:ekerasan sabun diu'i dengan menggunakan teture analizer . "etakkan
sampel di bawah 'arum , tentukan titik yang akan dilakukan pengu'ian (diberi beban!,
tekan tombol start, maka 'arum akan mendekati sampel, dan membaca beban yang
akan diberikan kemudian 'arum akan berpenetrasi ke dalam sabun, baca angka yang
ditun'ukkan pada alat .
04
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 29/41
4. B'i :esukaan ("achman 1949!
B'i kesukaan dilakukan terhadap 1 orang panelis. 7asing-masing panelis
diminta tanggapan pribadinya tentang sediaan yang meliputi kesukaan atau
ketidaksukaan panelis terhadap bentuk, warna dan bau. :emudian dianalisa
menggunakan metoda :ruskal-8allis.
3.3.+ Uji Da;a Anti&akteri
a. Sterilisasi )lat dan &ahan
)lat yang digunakan terlebih dahulu telah dicuci bersih, disterilkan dengan air
mendidih dan dikeringkan, kemudian beberapa alat seperti cawan petri dibungkus
dengan kertas koran dan corong, tabung reaksi, pipet tetes, erlenmeyer dan gelas ukur
di tutup mulutnya dengan kapas lalu bungkus satu persatu dengan kertas koran.
Semua alat disterilkan dalam oen pada suhu 1* selama 1 'am. inset, 'arum ose
disterilkan dengan cara di #lamber menggunakan lampu spritus.
b. embuatan 7edia @)
Dibuat dengan melarutkan 0 gram media @utrien )gar (@)! dalam 1 ml
aGuadest dalam labu erlenmeyer goyang-goyang selama 1 menit dan dipanaskan
sampai mendidih sambil diaduk sampai larut sempurna. "abu ditutup dengan kapas
yang dibungkus dengan kain kasa, kemudian disterilkan dalam autokla pada suhu
101* selama 1 menit tekanan 1 lbs. &iarkan dingin sampai suhu = - *.
c. embuatan Suspensi 7ikroba B'i
09
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 30/41
:oloni bakteri disuspensikan dalam larutan @a*l Aisiologis dalam tabung
reaksi steril dan dihomogenkan kemudian diukur kekeruhan dari suspensi yang setara
dengan kekeruhan standar 7c Aarland ,.
d. B'i Daya )ntibakteri Sabun adat ;ransparan 3kstrak &uah &elimbing 8uluh
Sebanyak ,1 ml suspensi mikroba dimasukkan ke dalam cawan petri, lalu
ditambahkan 0 ml @utrien )gar homogenkan dan biarkan memadat. Setelah media
padat, letakkan kertas cakram yang telah ditetesi 0 l masing P masing #ormula
sabun transparan ( A, A1, A0, A< ! yang telah ditimbang gr lalu diencerkan dalam
aGua steril 1 ml, kemudian inkubasi kultur selama M =4 'am pada suhu <2 °*. )mati
pertumbuhan bakteri dan ukur diameter daya hambat ditandai dengan adanya daerah
bening disekitar cakram. Data dianalisis menggunakan u'i )@$) dan dilan'utkan
dengan u'i duncan.
<
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 31/41
BAB I<
HA#IL DAN PEMBAHA#AN
.1 Hasil
.1.1 Hasil Ekstraksi Buah Belim&ing 'uluh
Sampel segar buah belimbing wuluh sebanyak 0 gram yang dimaserasi
dengan etanol 95 didapatkan ekstrak kental buah belimbing wuluh sebanyak 90,0
gram dan didapatkan rendemen ekstrak sebesar =,15 ("ampiran =, ;abel III!.
.1.2 Hasil Pemeriksaan Ekstrak Buah Belim&ing 'uluh
1. asil pemeriksaan #itokimia didapatkan hasil bahwa ekstrak positi# mengandung
#laonoid, #enolik, saponin dan terpenoid ("ampiran =, ;abel I!.
0. asil pemeriksaan organoleptis menun'ukkan bahwa ekstrak berwarna coklat,
berbau aromatis, berbentuk kental dan berasa asam ("ampiran =, ;abel III!
<. asil pemeriksaan kelarutan ekstrak sangat sukar larut dalam air dan mudah larut
dalam etanol 95, kadar abu ekstrak =,1005, susut pengeringan 19,905 dan p
ekstrak 1,22 ("ampiran =, ;abel III!
.1.3 Hasil Pemeriksaan Bahan Tam&ahan
asil pemeriksaan terhadap bahan tambahan, yaitu asam stearat ,@a$, @a*l,
sukrosa, asam sitrat, gliserin, etanol 95, cocoamide D3) dan *$ menun'ukkan
hasil bahwa bahan tambahan tersebut telah sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh Aarmakope Indonesia 3disi III dan I serta "ncyclopedia #$ Shampoo
%ngredient ( "ampiran , ;abel -OIII !.1. Hasil Ealuasi #a&un Pa/at Trans0aran Ekstrak Buah Belim&ing 'uluh
<1
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 32/41
1. Dari hasil pemeriksaan organoleptis yang meliputi warna, bau dan transparansi
terhadap basis sabun dan sabun ekstrak belimbing wuluh menun'ukkan tidak
adanya perubahan sampai minggu ke enam ("ampiran , ;abel OI!.2. asil pemeriksaan p basis sabun dan sabun padat transparan ekstrak buah
belimbing wuluh rata-rata A 9,2= + A1 9,1+ A0 4,42+ A< 4,1+ Sediaan
pembanding 1, ("ampiran , ;abel O!
3. asil pemeriksaan u'i iritasi kulit pada 1 (sepuluh! orang panelis menun'ukkan
bahwa #ormula sabun padat transparan ekstrak buah belimbing wuluh tidak
mengiritasi kulit ("ampiran , ;abel OI !.
. asil pemeriksaan u'i daya pembasah sabun padat transparan ektrak buah
belimbing wuluh rata-rata A 0,<< detik, A1 00,<< detik, A0 0< detik, A<
0,1 detik, sediaan pembanding 14, detik ("ampiran , ;abel OII!
7. asil pemeriksaan u'i daya busa sabun padat transparan ekstrak buah belimbing
wuluh terhadap air suling didapatkan busa dengan ketinggian rata-rata A =
cm, A1 = cm, A0 <,9< cm, A< <,9 cm dan sediaan pembanding =, cm
("ampiran , ;abel OIII!
. asil pemeriksaan u'i daya busa sabun padat transparan ekstrak buah belimbing
wuluh terhadap air sadah didapatkan busa dengan ketinggian rata-rata A ,=
cm, A1 ,= cm, A0 ,< cm, A< ,< cm dan sediaan pembanding , cm
("ampiran , ;abel OIO!
4. asil pemeriksaan u'i kekerasan sabun padat transparan ekstrak belimbing
wuluh didapatkan angka rata-rata A <0,4 m6 A1 04,0 m6, A0 0=,1 m6,
A< 01,21 m6 , dan sediaan pembanding <,2 m6 ("ampiran , ;abel OO!
+. asil u'i kesukaan panelis pada transparansi, A lebih disukai dari A1, A0 dan
A<, dan kesukaan pada warna, A dan A1 lebih disukai dari A0 dan A<,
<0
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 33/41
sedangkan kesukaan pada bau, A1 disukai dari pada A, A0, dan A< ("ampiran
, ;abel OOI-OOIII!
.1.7 Hasil Pengujian Aktiitas Anti&akteri #a&un Pa/at Trans0aran Ekstrak
Belim&ing 'uluh
asil pengu'ian aktiitas antibakteri menun'ukkan sabun padat transparan
ekstrak belimbing wuluh memberikan daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis, dengan menggunakan metoda di#usi cakram dimana ekstrak dilarutkan
dengan D7S$, diameter daya hambat yang diberikan oleh ekstrak buah belimbing
wuluh rata-rata 05 2,1 mm+ =5 1,1 mm+ 5 10,1 mm dan pelarut ( - !
("ampiran 2, ;abel OOI!. ada sabun padat transparan ekstrak buah belimbing
wuluh 'uga menggunakan metoda di#usi cakram dimana sabun masing-masing
#ormula dilarutkan dalam pelarut (aGua steril! sehingga berbentuk larutan, diameter
daya hambat yang diberikan oleh sabun rata-rata A 1,1 mm, A1 12, mm, A0
0 mm, A< 00,<< mm dan sediaan pembanding 1<,1 mm( "ampiran 2, ;abel
OO !
.2 Pem&ahasan
enelitian ini bertu'uan untuk mem#ormulasi sabun padat transparan dari
ekstrak buah belimbing wuluh dan melihat kemampuan ekstrak buah belimbing
wuluh dalam sabun sebagai antibakteri pada 'erawat. engu'ian antibakteri dari
ekstrak buah belimbing wuluh menun'ukkan adanya daya hambat pertumbuhan
<<
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 34/41
bakteri gram positi# Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus,
Propionibacterium acne yang merupakan bakteri penyebab 'erawat (/akaria et al,
02!
3kstraksi sampel dilakukan dengan metoda maserasi. 7etode ini dipilih
karena prosesnya sederhana, cukup e#ekti# untuk menarik at yang diinginkan dan
tidak ada proses pemanasan, sehingga kerusakan at-at akti# akibat suhu yang tinggi
dapat dihindari. Sampel yang akan dimaserasi dibersihkan terlebih dahulu, kemudian
diblender, selan'utnya diekstraksi menggunakan pelarut etanol 95. )lasan
pemilihan etanol sebagai pelarut adalah karena harganya murah, mudah didapatkan,
tidak toksik dan dapat mencegah pertumbuhan 'amur atau kapang. roses maserasi ini
dilakukan selama 1 hari dan prosesnya diulangi sebanyak tiga kali. 7asing- masing
maserat hasil maserasi digabungkan, kemudian diuapkan dengan alat rotary
evaporator hingga didapatkan ekstrak kental buah belimbing wuluh. Selan'utnya
dilakukan pemeriksaan ekstrak buah belimbing wuluh yang meliputi u'i #itokimia,
pemeriksaan organoleptis, kelarutan, kadar abu, susut pengeringan, dan pengukuran
p. asil pemeriksaan #itokimia memberikan hasil bahwa ekstrak buah belimbing
wuluh positi# mengandung #laonoid, #enolik, saponin dan terpenoid.
Dalam mem#ormulasi sabun padat transparan dengan penambahan ekstrak
buah belimbing wuluh ini, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan bahan baku yang
meliputi karakterisasi ekstrak buah belimbing wuluh serta pemeriksaan bahan
tambahan lainnya yaitu *$, @a$, gliserin, sukrosa, etanol, asam stearat,
cocoamide D3), asam sitrat dan @a*l yang digunakan dalam pembuatan sabun padat
dilakukan menurut Aarmakope Indonesia 3disi III, 3disi I dan "ncyclopedia #$
<=
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 35/41
Shampoo %ngredient . emeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan pemerian, kelarutan,
identi#ikasi dan bobot 'enis. Dari hasil pemeriksaan menun'ukkan bahwa semua
bahan tambahan yang digunakan sudah memenuhi persyaratan.
3aluasi organoleptis sabun padat transparan meliputi bentuk, warna dan bau
menun'ukkan bahwa sabun tidak mengalami perubahan selama penyimpanan. Dari
keempat #ormula terlihat perbedaan warna yang disebabkan oleh perbedaan
konsentrasi ekstrak buah belimbing wuluh yang digunakan. Semakin tinggi
konsentrasi ekstrak buah belimbing wuluh yang digunakan menyebabkan warna
sabun men'adi lebih coklat . arameter mengenai transparan atau tidaknya sabun
yang dihasilkan adalah sabun yang dapat ditembusi oleh cahaya dan cahaya itu
terdispersi hingga ke seluruh bagian sabun sehingga terlihat transparan walaupun
sabun tersebut berwarna, dan 'ika dibelakang sabun terdapat suatu benda maka benda
tersebut dapat terlihat secara 'elas atau samar-samar, sedangkan sabun padat biasa
tidak dapat ditembusi oleh apapun.
ada pemeriksaan p, diperoleh p sabun berkisar antara 4,1-9,2= yang
diukur selama minggu ("ampiran , ;abel O!. @ilai p memiliki kecenderungan
menurun seiring dengan penambahan ekstrak buah belimbing wuluh. al ini
disebabkan oleh ekstrak bersi#at asam dan nilai p yang cukup tinggi ini tidak dapat
dihindari karena penggunaan @a$ yang cukup banyak. 6ika dibandingkan dengan
p sabun transparan yang beredar dipasaran (DSN! yaitu 1,, sabun padat
transparan yang dihasilkan menun'ukkan p yang lebih rendah dari sabun yang
beredar dipasaran. @ilai p sabun umumnya berkisar antara 9,-1,4 (ambali,0!
<
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 36/41
B'i iritasi yang dilakukan terhadap 1 orang panelis dengan metode u'i tempel
tertutup pada lengan atas bagian dalam menun'ukkan sabun tidak menimbulkan iritasi
karena tidak ada ge'ala timbulnya warna merah dan kulit terasa gatal setelah
pengu'ian selama 0= 'am, berarti sabun ini aman untuk digunakan. p kulit relati#
asam =-, dan ber#ungsi sebagai mantel asam yang dapat melindungi kulit dari
mikroorganisme yang ada diudara. 7eskipun p sabun cukup basa yakni 4,1-9,2=,
namun kulit memiliki kemampuan untuk mengembalikan p kulit seperti semula
segera setelah kulit dibilas dalam 'angka waktu 1-< menit. 3#ek bu##er ini
disebabkan komponen kulit yang banyak mengandung asam-asam amino (6ellinek,
192!.
ada u'i daya pembasah menggunakan metoda Draes, A menun'ukkan
waktu daya pembasah paling singkat selama pemeriksaan minggu (0,<< detik!,
sedangkan A1, A0, A< dan sediaan pembanding 'uga memenuhi persyaratan daya
pembasah ("ampiran , ;abel OII!, ini berarti cairan sabun dengan mudah dapat
menggantikan udara yang ada pada pori-pori benang. ;est Draes dinyatakan gagal
'ika waktu yang diperlukan kecil dari = detik dan besar dari 14 detik (7artin, 199!.
ada u'i daya busa sabun dalam air suling terlihat ketinggian busa berkisar
antara <,9-= cm pada semua #ormula dan stabil setelah menit ("ampiran , ;abel
OIII!. Dari hasil u'i daya busa ini semua #ormula menghasilkan ketinggian busa
yang hampir sama, ini disebabkan kadar sur#aktan yang digunakan 'uga sama pada
semua #ormula dan penggunaan cocoamide D3) sebagai sur#aktan yang mampu
membentuk busa dan stabil. 6ika dibandingkan dengan sabun transparan yang beredar
(DSN! memiliki ketinggian busa sekitar =, cm. erbedaan tinggi busa ini dikarenakan
<
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 37/41
sabun transparan yang beredar menggunakan dua sur#aktan, sedangkan sabun yang
di#ormulasi hanya menggunakan satu sur#aktan.
ada u'i daya busa dalam air sadah menun'ukkan ketinggian busa yang
terbentuk rata-rata ,<-,= cm dan busa tetap stabil setelah menit ("ampiran ,
;abel OIO!. 6ika dibandingkan dengan sabun transparan yang beredar (DSN! yang
memiliki ketinggian busa rata-rata , cm. Salah satu #aktor yang mempengaruhi
kecepatan pembentukan busa adalah konsentrasi ion logam dalam air. :eberadaan
ion-ion logam (seperti *a0T dan 7g0T! dalam air dapat menurunkan pembentukan
busa. 6ika larutan sabun dalam air suling diaduk, maka akan menghasilkan buih,
peristiwa ini tidak akan ter'adi pada air sadah. Sabun dapat menghasilkan buih setelah
garam-garam 7g atau *a dalam air mengendap. ()nonym b,01<!
Reaksi nya> *<(*0!1*$$@a T *aS$= @a0S$= T *a(*<(*0!1*$$!0
ada u'i kekerasan sabun menggunakan alat teture analyzer didapatkan
kekerasan sabun 01,21 m6- <0,4 m6 untuk semua #ormula. al ini dikarenakan
dengan bertambahnya ekstrak maka kekerasan sabun akan semakin berkurang. 6ika
dibandingkan dengan sabun pembanding yang memiliki kekerasan <,2 m6.
ada u'i kesukaan panelis yang dianalisa dengan metoda :ruskal-8allis. Dari
kesukaan transparansi sabun didapatkan kesimpulan A lebih disukai dibanding A1,
A0 dan A<. al ini disebabkan dengan penambahan ekstrak maka transparansi yang
diperoleh berkurang, sehingga mengurangi kesukaan panelis. :esukaan warna sabun
disimpulkan A dan A1 lebih disukai dibanding A0 dan A<, hal ini disebabkan A
memiliki warna yang mendekati 'ernih dan A1 memiliki warna coklat muda yang
<2
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 38/41
menarik, sedangkan A0 dan A< berwana coklat dan coklat tua. ada kesukaan bau A1
lebih disukai dibanding A, A0 dan A< ("ampiran , ;abel OOI-OOIII!.
emeriksaan aktiitas antibakteri sabun padat transparan ekstrak buah
belimbing wuluh terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dengan menggunakan
metoda di#usi, metoda ini dipilih karena relati# mudah dan sederhana serta hasil yang
didapat cukup teliti untuk mengetahui adanya aktiitas antibakteri. engukuran
diameter daya hambat dengan melihat luas daerah yang tidak ditumbuhi oleh bakteri.
;erbentuk daerah bening dan daerah berkabut pada media yang telah dibiakkan (olk
dan 7. A. 8heeler , 1949!
engu'ian aktiitas antibakteri ekstrak buah belimbing wuluh dilakukan
dengan melarutkan ekstrak dengan D7S$ dengan konsentrasi 05, =5, dan 5.
7etoda yang digunakan adalah metoda di#usi karena sediaan yang akan diu'i
berbentuk larutan. asil pengukuran diameter daya hambat ekstrak rata-rata 05
2,1 mm (respon hambatan tidak ada!, =5 1,1 mm (respon hambatan lemah!, 5
10,1 mm (respon hambatan lemah! dan pada pelarut (D7S$! tidak memberikan
daya hambat. Sedangkan aktiitas antibakteri *$ terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis yang dilakukan oleh Siliani (01! menun'ukan hasil pada konsentrasi
105 2mm (respon hambatan tidak ada!, 1=5 4mm (respon hambatan tidak ada!,
15 4,4<mm (respon hambatan tidak ada!, 145 1,12mm (respon hambatan
lemah!, 05 11,12mm (respon hambatan lemah!.
Bntuk sabun padat transparan ektrak buah belimbing wuluh dilakukan
pengu'ian dengan menggunakan metoda di#usi cakram. asil pengukuran daya
<4
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 39/41
hambat sabun padat transparan ekstrak buah belimbing rata-rata A (tanpa ekstrak!
1,1 mm, diameter ini termasuk ke dalam respon hambatan lemah, A1 (ekstrak 05!
12, mm, diameter ini termasuk ke dalam respon hambatan sedang, A0 (ekstrak
=5! 0 mm, diameter ini 'uga termasuk ke dalam respon hambatan sedang,
sedangkan A< (ekstrak 5! 00,<< mm, diameter ini termasuk ke dalam respon
hambatan kuat, dan sediaan pembanding 1<,1 mm, termasuk dalam respon
hambatan lemah ("ampiran 2, ;abel OO!. Selain ekstrak buah belimbing wuluh
yang memberikan daya hambat, *$ yang digunakan sebagai salah satu bahan
pembentuk sabun 'uga memiliki aktiitas antibakteri, ini bisa dilihat dari A (tanpa
ekstrak! yang memberikan diameter daya hambat.
&erdasarkan hasil analisa statistik )@$) satu arah terdapat perbedaan yang
bermakna dari #ormula sabun padat transparan ekstrak buah belimbing wuluh dengan
peningkatan kadar ekstrak yang diberikan dengan (p L ,!. 7aka pengolahan data
dilan'utkan dengan metoda u'i lan'ut duncan yang berguna untuk menganalisa
perbedaan antara #ormula masing-masing sabun dengan diameter daya hambat yang
diberikan, dan hasil u'i lan'ut duncan terhadap ke empat #ormula menun'ukkan
diameter daya hambat yang berbeda nyata ("ampiran 2, ;abel OOI-OOIII!.
Dugaan mengenai adanya daerah yang terbentuk diantara cakram dan daerah bening
(daya hambat ekstrak dan sediaan! adalah bahan P bahan tambahan yang terbawa
dalam ekstrak C sediaan, sehingga menyebar didaerah sekitar cakram, dan dugaan lain
mengenai hal itu adalah karena kertas cakram yang digunakan kurang bagus.
<9
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 40/41
?olongan senyawa akti# dari ekstrak etanol buah belimbing wuluh adalah
#laonoid, #enol, terpenoid dan saponin. Alaonoid merupakan senyawa yang
cenderung bersi#at polar, kepolaran senyawa inilah yang mengakibatkan senyawa
lebih mudah menembus dinding sel bakteri. Alaonoid telah dikenalkan sebagai
antikarsinogenik, anti alergi, menghambat pertumbuhan tumor, antimikroba dan
sering digunakan untuk pengobatan tradisional (arborne, 1992!. ;erpenoid dapat
menghambat pertumbuhan dan mematikan bakteri dengan mengganggu proses
terbentuknya membran dan dinding sel sehinggan membran atau dinding sel tidak
terbentuk atau tidak terbentuk sempurna ("athi#ah, 04!, dan terpenoid merupakan
tumbuhan yang mempunyai man#aat penting sebagai obat tradisional, antibakteri,
anti'amur dan gangguan kesehatan (;homson, 0=!. Saponin secara #armakologis
berman#aat sebagai spermasida (obat kontrasepsi laki-laki!, antimikroba, anti
peradangan dan aktiitas sitotoksik (urnobasuki, 1994!. *$ yang merupakan salah
satu bahan pembentuk sabun 'uga memiliki aktiitas antibakteri, terlihat pada #ormula
basis sabun yang memberikan diameter daya hambat terhadap Staphylococcus
epidermidis.
=
7/17/2019 3. BAB 1-5
http://slidepdf.com/reader/full/3-bab-1-5 41/41
BAB <
$E#IMPULAN DAN #AAN
7.1 $esim0ulan
&erdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa >
1. &erdasarkan hasil ealuasi #isika dan u'i antibakteri, sabun padat transparan
ekstrak buah belimbing wuluh memenuhi persyaratan sabun dan #ormula yang
menghasilkan sabun padat transparan adalah A, A1 dan A0 sedangkan A<
tidak menghasilkan sabun yang transparan.
0. Dan hasil u'i aktiitas antibakterinya, #ormula sabun padat transparan ekstrak
buah belimbing wuluh yang paling baik adalah A< (sabun dengan konsentrasi
5! memberikan diameter daya hambat 00,<< mm, tergolong dalam kategori
kuat dan berdasarkan hasil analisa statistik )@$) satu arah terdapat
perbedaan yang bermakna dari #ormula sabun padat transparan ekstrak buah
belimbing wuluh pada (p L ,!.
7.2 #aran
Disarankan kepada peneliti selan'utnya untuk mengu'i stabilitas sabun padat
transparan secara kimia.