5_bab 1 _ bab 5

36
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia tengah mengarah pada era teknologi informasi. Teknologi dan informasi akan menjadi kekuatan yang sangat menentukan. Sekarangpun hal-hal yang berkaitan dengan teknologi dan informasi telah dirasakan sebagai kebutuhan yang utama. Oleh karena itu, perhatian terhadap dua hal ini sedang ditingkatkan disegala bidang, sebab apabila tertinggal maka sudah dapat dipastikan bahwa kelemahan dalam implementasi teknologi dan informasi akan mempunyai dampak yang tidak menguntungkan. Sementara itu terdapat salah satu ilmu yang ada dalam perkembangan Teknologi dan informasi yaitu pembuatan produk software. Agar proses pembuatan produk software ini memiliki prosedur dan standarisasi yang jelas, maka beberapa institusi atau orang membuat konsep dan petunjuk dalam standarisasi proses pembuatan software. Tujuan standarisasi ini adalah untuk meberikan penjaminan mutu terhadap software yang dihasilkan. Agar tidak terdapat error atau kesalahan pada suatu software maka harus ada penjaminan mutu terhadap software-software yang dihasilkan. Disisi lain, produk-produk software telah diguanakan di seluruh aspek kehiduan manusia khususnya bagi perusahaan baik perusahaan swasta maupun 1

Upload: angga-pebriant

Post on 03-Jan-2016

185 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

punya orang

TRANSCRIPT

Page 1: 5_BAB 1 _ BAB 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerkembangan dunia tengah mengarah pada era teknologi informasi. Teknologi

dan informasi akan menjadi kekuatan yang sangat menentukan. Sekarangpun hal-hal

yang berkaitan dengan teknologi dan informasi telah dirasakan sebagai kebutuhan yang

utama. Oleh karena itu, perhatian terhadap dua hal ini sedang ditingkatkan disegala

bidang, sebab apabila tertinggal maka sudah dapat dipastikan bahwa kelemahan dalam

implementasi teknologi dan informasi akan mempunyai dampak yang tidak

menguntungkan.

Sementara itu terdapat salah satu ilmu yang ada dalam perkembangan Teknologi

dan informasi yaitu pembuatan produk software. Agar proses pembuatan produk software

ini memiliki prosedur dan standarisasi yang jelas, maka beberapa institusi atau orang

membuat konsep dan petunjuk dalam standarisasi proses pembuatan software. Tujuan

standarisasi ini adalah untuk meberikan penjaminan mutu terhadap software yang

dihasilkan. Agar tidak terdapat error atau kesalahan pada suatu software maka harus ada

penjaminan mutu terhadap software-software yang dihasilkan. Disisi lain, produk-produk

software telah diguanakan di seluruh aspek kehiduan manusia khususnya bagi perusahaan

baik perusahaan swasta maupun instansi pemerintahan. Sistem-sistem yang berbasis

komputer akan sangat membantu pekerjaan yang ada dalam setiap pengolahan data

kegiatan perusahaan yang dilakukan sehari-hari, seperti pada salah satu instansi

pemerintahan yaitu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh.

Sektor pajak di Indonesia merupakan salah satu penerimaan Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (APBN) terbesar setelah migas sehingga pemerintah

berupaya keras untuk meningkatkan penerimaan tersebut. Dilihat dari segi sistem sebagai

prosedur pembentukan basis data masukan dan keluaran serta aplikasinya, tidak terlepas

dari Sistem Informasi dan Manajemen Objek Pajak (SISMIOP). SISMIOP ini mencakup

prosedur pembentukan basis data, pemeliharaan basis data, dan produk keluaran yang

dapat mencakup informasi perpajakan. Data-data yang dihasilkan dari kegiatan

1

Page 2: 5_BAB 1 _ BAB 5

pembentukan basis data ini diintegrasi dalam SISMIOP yang merupakan instrument

sebagai sarana pelayanan kepada masyarakat dan peningkatan kinerja organisasi.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk membahas kajian

yang berjudul “Analisa Penerapan SQA (Software Quality Assurance) pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh”.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang diteliti dan dipelajari adalah analisa penggunaan Aplikasi

SISMIOP oleh karyawan Seksi Ekstensifikasi serta menganalisa penjaminan mutu

terhadap software yang digunakan di Kantor Pajak Pratama Payakumbuh.

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan ini tidak menyimpang dari apa yang telah dirumuskan, maka

penulis membatasi permasalahan diatas menjadi beberapa aspek yang lebih khusus untuk

diteliti yaitu sebagai berikut :

1. Defenisi dasar SISMIOP

2. Analisi Penerapan SQA (Software quality assurance)

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kegiatan ekstensifikasi objek PBB dengan menggunakan

SISMIOP di KPP Pratama Payakumbuh.

2. Mencari tahu seberapa jauh penerapan SQA (Software quality assurance)

pada kantor Pelayan Pajak Pratama Payakumbuh.

1.5 Metodologi Penulisan

Metodologi yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah:

1. Studi Literature

Melakukan studi dari buku-buku, ataupun instruction manual serta dari

pustaka berkaitan dengan masalah yang dibahas.

2. Tinjauan Lapangan

2

Page 3: 5_BAB 1 _ BAB 5

Melakukan pengambilan data terhadap objek yang diteliti dengan cara

melakukan tinjauan lapangan terhadap perangkat keras (Hardware) dan

perangkat lunak (Software) secara langsung sehingga diperoleh data dan

pengalaman yang sangat menunjang penyelesaian tugas ini.

3. Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara

dan konsultasi dengan pihak – pihak staf dan karyawan KPP Pratama

Payakumbuh dalam bidang yang dipelajari guna mengantisipasi kemungkinan

kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengolahan data untuk penulisan.

4. Study Cyber

Merupakan cara pengumpulan data dengan memanfaatkan kemajuan

teknologi seperti browsing di internet.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan secara ringkas tentang latar belakang, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB 2 KONSEP PEMBELAJARAN

Bab ini berisi teori mengenai Penjaminan Mutu Software dan sistem informasi

SISMIOP secara keseluruhan yang digunakan oleh Seksi Ekstensifikasi KPP

Pratama Payakumbuh.

BAB 3 ANALISA

Bab ini berisi analisa penggunaan aplikasi SISMIOP dan bagaiman penjaminan

terhadap mutu sotwarenya.

BAB 4 IMPLEMENTASI

Bab ini menjelaskan penggunaan aplikasi SISMIOP dan berisi screen shoot dari

aplikasi SISMIOP.

BAB 5 PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang didapat beserta saran.

3

Page 4: 5_BAB 1 _ BAB 5

BAB 2

KONSEP PEMBELAJARAN

2.1 Penjaminan Mutu Software / SQA (Software Quality Assurance)

2.1.1 Pengantar

SQA (Software Quality Assurance) meliputi pendekatan manajemen kualitas,

teknologi software engineering yang efektif, pertemuan peninjauan teknis selama

proses software berlangsung, strategi pengujian bertingkat, mengendalikan

dokumentasi software dan perubahan yang terjadi, prosedur untuk memastikan

kesesuaian dengan standar pembangunan software mekanisme pelaporan dan

pengukuran.

Pembahasan kita berfokus pada masalah manajemen dan aktifitas proses

khusus yang memastikan bahwa pembangunan software dilakukan secara benar,

memenuhi kriteria yang sebenarnya, dan pada waktu yang tepat.

Gambar 2.1.1 Bagian-bagian dalam SQA

2.1.2 Defenisi

Software Quality didefinisikan sebagai : kesesuaian yang diharapkan pada

semua software yang dibangun dalam hal fungsi software yang diutarakan dan unjuk

kerja software, standar pembangunan software yang terdokumentasi dan

karakteristik yang ditunjukkan oleh software.

Definisi ini menekankan pada 3 hal yaitu:

1. Kebutuhan software adalah fondasi ukuran kualitas software, jika software

tidak sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan maka kualitaspun kurang

4

Page 5: 5_BAB 1 _ BAB 5

2. Jika menggunakan suatu standar untuk pembangunan software maka jika

software tidak memenuhi standar tersebut maka dianggap kurang

berkualitas

3. sering kali ada kualitas yang secara langsung diutarakan (tersirat) seperti

kemudahan penggunaan dan pemeliharaan yang baik. Kualitas software

dipertanyakan jika tidak memenuhi kebutuhan ini.

SQA merupakan perluasan dari definisi di atas. SQA adalah serangkaian

aktifitas yang sistematik dan terencana dalam rangka memastikan kualitas dari

software. Grup SQA adalah sekumpulan orang-orang yang menjalankan aktifitas-

aktifitas SQA. Mereka bertindak selaku wakil dari klien, yaitu dengan melihat dan

memeriksa software dari sudut pandang klien. SQA terdiri dari berbagai macam

aktifitas yang berhubungan dengan dua kelompok kepentingan yaitu:

1. Praktisi pembangun software yang mengerjakan pekerjaan teknik

dengan menerapkan metode dan pengukuran yang tepat serta

melakukan jaminan kualitas dan menguji software.

2. Grup SQA yang bertanggung jawab terhadap perencanaan jaminan

kualitas pencatatan, analisi dan pelaporan.

2.1.3 Aktifitas SQA

Grup SQA melakukan serangkaian aktifitas untuk membantu tim praktisi

pembangun software dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.

Aktifitas-aktifitas tersebut adalah :

1. Rencana SQA untuk suatu proyek. Dibuat selama merencanakan proyek

dan diperiksa oleh semua pihak. Rencana menentukan cara evaluasi, cara

audit dan review, standar yang akan digunakan, proses untuk error

tracking dan pelaporannya, dokumen yang akan dibuat grup SQA.

2. Ikut membuat gambaran software proses yang akan digunakan untuk

membangun software.

3. Review aktifitas software engineering untuk memastikan kesesuaian

dengan software proses yang ditentukan

4. Melakukan audit hasil kerja software

5

Page 6: 5_BAB 1 _ BAB 5

5. memastikan penyimpangan yang terjadi dalam kerja software dan hasil

kerja terdokumentasi dan diatasi sesuai dengan prosedur

6. Mencatat ketidak-sesuaian dan melaporkannya ke manajer senior

2.1.4 Review Software

1. Review dilakukan pada beberapa titik selama pembangunan software dan

dimaksudkan untuk menemukan kesalahan (error) dan kegagalan (defect)

yang kemudian diatasi.

2. Kata error berarti kesalahan yang ditemukan pada software oleh

programmer/tim pembangun sebelum diserahkan kepada klien.

3. Sedangkan defect berarti kesalahan yang ditemukan pada software setelah

diserahkan kepada klien oleh klien.

4. Error sebaiknya lekas diatasi agar tidak menghasilkan defect.

5. Dalam mengatasi error, review berperan untuk mengurangi jumlah error

dan mengurangi biaya penanganan error.

6. Salah satu cara adalah dengan defect amplified and removal. Cara ini

dilakukan sejak desain awal softaware.

7. Pada tiap tahapan error yang ditemukan diteruskan pada tahap berikutnya

dengan melalui review.

8. Dengan review, error yang ditemukan akan berkurang untuk tahap

berikutnya.

9. Tanpa review, error akan cenderung meningkat, dan pada hasil akhir

setelah test sistem, kemungkinan terjadi error yang menimbulkan defect

lebih besar.

10. Error yang terjadi lebih dini mengakibatkan kerugian ringan, dan semakin

lama error ditemukan, kerugian semakin besar dari segi biaya.

11. Karena itu review memegang peranan penting dalam mengatasi error.

Salah satu tipe review yang akan dibahas dalam bahasan ini adalah

Formal Technical Review (FTR).

Cara lain adalah melakukan presentasi software design ke audiens

(customer), manajemen dan staff teknis.

6

Page 7: 5_BAB 1 _ BAB 5

Namun demikian FTR dianggap efektif dari sudut pandang jaminan

kualitas (quality assurance).

FTR dikerjakan oleh pembangun software (para praktisi) untuk mereka

sendiri.

2.2 Defenisi PBB

Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas tanah dan

bangunan karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik

bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari

padanya. Dasar pengenaan pajak dalam PBB adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

NJOP ditentukan berdasarkan harga pasar per wilayah dan ditetapkan setiap tahun oleh

menteri keuangan.

2.3 Defenisi SISMIOP

SISMIOP merupakan suatu sistem informasi yang terpadu yang dimaksudkan

untuk mendukung penyediaan informasi yang berhubungan dengan seluruh fungsi di

dalam administrasi pada semua tingkat organisasi pengelola PBB. SISMIOP merupakan

sistem yang terintegrasi untuk mengolah informasi data objek dan subjek pajak dengan

bantuan komputer, sejak pengumpulan data (dengan pendaftaran,pendataan dan

penilaian), pemberian identitas (Nomor Objek Pajak), pemrosesan, pemeliharaan, sampai

dengan pencetakan hasil keluaran berupa SPPT, STTS dan DHKP serta Pelayanan Satu

Tempat (PST). Aplikasi SISMIOP merupakan suatu aplikasi yang mengintegrasikan

seluruh proses bisnis pengelolaan administrasi PBB yang meliputi kegiatan Pendataan,

Penilaian , Penagihan, Penerimaan, dan pelayanan.

7

Page 8: 5_BAB 1 _ BAB 5

BAB III

ANALISA

3.1 KPP Pratama Payakumbuh

2.3.1 Sejarah KPP Pratama Payakumbuh

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh diresmikam oleh Sri

Mulyani (Menteri Keuangan)pada tanggal 24 November 2008 di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bukitinggi bersama dengan peresmian 88 Kantor

Pelayanan Pajak lainnya di seluruh Indonesia . KPP Pratama Payakumbuh

merupakan KKP pecahan dari KPP Pratama Bukittinggi .Wilayah kerja KPP

Pratama Payakumbuh meliputi kota Payakumbuh, kabupaten Limapuluh

Kota ,dan Kabupaten Tanah Datar . KPP Pratama Payakumbuh juga membawahi

Kantor Peayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Batusangkar.

KPP Pratama Payakumbuh dibawah Unit Kantor Wilayah DJP Sumatera Barat

dan Jambi.

KPP Pratama Payakumbuh yang beralamatkan di jalan Jend. Sudirman

184A Payakumbuh. KPP Pratama Payakumbuh terdiri dari 8 seksi (bagian kerja)

yang masing-masing dikepalai oleh seorang kepala seksi serta sekelompok

fungsional yaitu Fungsional Pemeriksaan Pajak dan Fungsional Penilaian PBB,

dengan jumlah semua pegawai 52 orang.

2.3.2 Visi dan Misi

1. Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh “Menghimpun

penerimaan pajak Negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan

yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan anggaran

pendapatan dan belanja Negara melalui sisitem administrasi

perpajakan yang efektif dan efisien.

2. Visi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh “Menjadi instansi

Pemerintahan yang menyelenggarakan sistem administrasi Perpajakan

8

Page 9: 5_BAB 1 _ BAB 5

modern yang efektif ,efisien dan dipercaya masyarakat dengan

integritas dan profesionalisme yang tinggi”

2.3.3 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis

mengenai penetapan, tugas–tugas, fungsi dan wewenang serta tanggungjawab

masing–masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan

struktur tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat

dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara maksimal.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh dipimpin oleh seorang Kepala

Kantor yang secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Kantor

Wilayah Ditjen Pajak Sumatera Barat dan Jambi.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh terdiri dari delapan seksi

yang masing–masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi. Struktur

organisasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh dapat

digambarkan sebagai berikut:

a. Kepala Kantor.

b. Kepala Sub bagian Umum.

c. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informansi.

d. Kepala Seksi Pelayanan.

e. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

f. Kepala Seksi ekstensifikasi.

g. Kepala Seksi Pemeriksaan.

h. Kepala Seksi Penagihan.

i. Kelompok dan Jabatan Fungsional

Agar dapat menjalankan fungsi dan tugasnya, KPP Pratama Payakumbuh

memiliki struktur organisasi. Struktur ini menggambarkan bagaimana posisi tugas

dan tanggung jawab masing-masing personel yang terlibat dalam instansi ini.

Struktur ini diharapkan mampu membantu berbagai aktivitas dalamlingkungan

9

Page 10: 5_BAB 1 _ BAB 5

kantor. Gambaran mengenai struktur organisasi yang berlaku di KPP Pratama

Payakumbuh adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2.3 Struktur Organisasi Kantor pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh

3.2 Kegiatan Seksi Ekstensifikasi

Ekstensifikasi Perpajakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat

Jenderal Pajak untuk memberikan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) kepada Wajib

Pajak yang memiliki penghasilan diatas PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak). Kegiatan

ekstensifikasi ini bertujuan untuk menggali potensi pajak yang selama ini belum

tersentuh sekaligus merupakan bagian dari modernisasi administrasi perpajakan. Dalam

pelaksanaannya, kegiatan ini dapat dikelompokkan berdasarkan peraturan-peraturan

Dirjen Pajak berikut ini:

1. Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-175/PJ/2006 tentang tata cara pemutakhiran data

Objek Pajak dan ekstensifikasi Wajib Pajak tentang Orang Pribadi yang melakukan

kegiatan usaha dan atau memilki tempat usaha di pusat perdagangan dan atau

pertokoan.

Peraturan ini memfasilitasi pemberian NPWP kepada Wajib Pajak Orang Pribadi

sebagai pelaku kegiatan usaha dan atau pemilik tempat usaha di pusat perdagangan.

Apabila diantara meraka ada yang belum memiliki NPWP maka KPP (Kantor 10

Page 11: 5_BAB 1 _ BAB 5

Pelayanan Pajak) yang wilayah kerjanya meliputi lokasi tersebut akan menerbitkan

kartu NPWP kepada yang belum ber-NPWP tersebut sesuai dengan tempat tinggal

atau tempat usahanya.

2. Peraturan Dirjen Pajak No PER-16/PJ/2007 tentang pemberian NPWP Orang Pribadi

yang berstatus sebagai pengurus, komisaris, pemegang saham/pemilik, dan pegawai

melalui pemberi kerja/bendaharawan pemerintah.

Peraturan ini mewajibkan setiap Orang Pribadi yang merupakan pengurus, komisaris,

pemegang saham/pemilik, da pegawai yang memperoleh penghasilan di atas PTKP

untuk mendaftarkan diri kepada KPP yang wilayah kerjanya meliputi lokasi tersebut

agar mendapat NPWP. Peraturan ini menetapkan suatu metode pendaftaran Wajib

Pajak Orang Pribadi secara kolektif, yaitu dengan meminta pemberi

kerja/bendaharawan pemerintah untuk membuat daftar nominatif dan mengisi e-

NPWP dan menyerahkan kepada KPP. Daftar nominatif ini adalah sebuah rincian

yang berisi identitas atau keterangan mengenai setiap pengurus, dan pegawai dari

suatu perusahaan. Sedangkan e-NPWP adalah program aplikasi yang diberikan oleh

DJP kepada pemberi kerja/bendaharawan pemerintah untuk merekam nama dan

identitas pengurus, komisaris, pemegang saham/pemilik, dan pegawai yang

berpenghasilan diatas PTKP dan belum memiliki NPWP. Daftar nominatif dan e-

NPWP ini berfungsi sebagai alat keterangan dalam kegiatan ekstensifikasi.

Di KPP, daftar nominatif dan e-NPWP yang telah diisi dianggap sebagai permohonan

pendaftaran Wajib Pajak secara massal. Selanjutnya KPP akan menerbitkan kartu

NPWP untuk Wajib Pajak yang memenuhi syarat berdasarkan alat keterangan diatas.

3. Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-116/PJ/2007 tentang Ekstensifikasi Wajib Pajak

Orang Pribadi melalui pendataan Objek Pajak.

Peraturan ini mengatur tentang tata cara melaksanakan kegiatan ekstensifikasi melalui

pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan yang berupa tempat usaha serta unit

perumahan dan atau apartemen. Sebagaimana telah diperbaharui dengan

PER-32/PJ/2008, unit perumahan yang masuk dalam kegiatan pendataan ini adalah

yang memiliki NJOP bumi dan bangunan senilai minimal Rp. 60.000.000,00 serta

11

Page 12: 5_BAB 1 _ BAB 5

yang mempunyai NJOP bangunan sebesar minimal Rp. 350.000,00 per m2.

Sedangkan unit apartemen yang termasuk dalam kegiatan pendataan ini adalah unit

yang punya NJOP bumi dan bangunan minimal Rp. 60.000.000,00. Kemudian,

pendataan ini harus diikuti dengan kegiatan ekstensifikasi yaitu dengan memberikan

NPWP kepada para pemilik Objek Pajak tersebut yang belum ber-NPWP. Apabila

pemiliki Objek Pajak yang telah masuk kedalam program ekstensifikasi dan

mendapat NPWP baru ternyata sudah memiliki NPWP sebelumnya, KPP akan

menerbitkan surat penghapusan NPWP. Hal yang sama juga berlaku untuk Wajib

Pajak yang telah meninggal.

3.3 SISMIOP

3.3.1 Defenisi SISMIOP

SISMIOP merupakan sistem terintegrasi untuk mengolah informasi data objek

dan subjek pajak dengan bantuan komputer, sejak pengumpulan data (dengan

pendaftaran,pendataan dan penilaian), pemberian identitas (Nomor Objek Pajak),

pemrosesan, pemeliharaan, sampai dengan pencetakan hasil keluaran berupa SPPT,

STTS dan DHKP serta Pelayanan Satu Tempat (PST).

SISMIOP merupakan aplikasi yang mengintegrasikan aspek pengelolaan

administrasi PBB yang meliputi kegiatan-kegiatan (proses bisnis) sebagai berikut:

1. Pendataan

2. Penilaian

3. Penagihan

4. Penerimaan

5. Pelayanan

12

Page 13: 5_BAB 1 _ BAB 5

Gambar 3.2.1 Struktur/Bagan Umum SISMIOP

3.3.2 Pengertian Basis Data SISMIOP

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor

KEP-533/PJ/2000 tentang petunjuk pelaksanaan pendaftaran, pendataan dan

penilaian objek dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan dalam rangka

pembentukan dan atau pemeliharaan basis data sistem manajemen informasi

objek pajak (SISMIOP), basis data didefinisikan sebagai kumpulan informasi

objek dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan serta data pendukung lainnya

dalam suatu wilayah administrasi pemerintahan tertentu serta disimpan dalam

media penyimpan data. Basis data pada KP PBB disimpan dalam sebuah

sistem yang disebut Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP).

SISMIOP mulai diaplikasikan di lingkungan Direktorat Jenderal

Pajak sejak tahun 1992. SISMIOP merupakan sistem administrasi yang

mengintegrasikan seluruh pelaksanaan kegiatan PBB. Keberadaan SISMIOP

diharapkan dapat

13

Page 14: 5_BAB 1 _ BAB 5

meningkatkan kinerja sistem perpajakan di masa mendatang yang

membutuhkan kecepatan, keakuratan, kemudahan dan tingkat efisiensi yang

tinggi. Untuk mendukung tercapainya hal tersebut maka SISMIOP

memasukkan program komputer sebagai salah satu unsur pokoknya. Program

komputer adalah aplikasi komputer yang dibangun untuk dapat mengolah

dan menyajikan basis data SISMIOP yang telah tersimpan dalam format

digital.

3.3.3 Aplikasi SISMIOP

Sistem aplikasi SISMIOP dibangun dengan :

1. standar Operating Sistem Windows Server 2003,

2. menggunakan sistem data base RDBMS yaitu Oracle 10g

3. program untuk pembangunan aplikasi adalah Developer 6i

(Sismiop Stand Alone)dan Developer Suite (Sismiop-

Sipmod)dengan pahasa pemrograman adalah PL/SQL.

4. KPP Pratama SIDJP menggunakan Sismiop stand Alone,

sedangkan KPP Pratama SIPMOD, Aplikasi Sismiop terintegrasi

dgn SIPMOD 10g dgn single Login dgn satu database

3.3.4 User Sismiop

Administrasi User

Sismiop Stand Alone (SIDJP)

• Setiap Pegawai/User mendapatkan satu user account beserta

password masing – masing dari seorang Administrator (OC).

• Role Pemakai Aktif/ Pemakai Pasif

• User diberikan kewenangan masuk kedalam Aplikasi SISMIOP

dan membuka menu Aplikasi SISMIOP sesuai dengan

kewenangan masing2 pegawai.

• Tambah dan Hapus User oleh Administrator (OC)

• Ganti Password User

14

Page 15: 5_BAB 1 _ BAB 5

Sismiop-SIPMOD

• Single Login dgn pengaturan User dilakukan melaui SIPMOD

3.3.5 Kelebihan Aplikasi SISMIOP

1. SISMIOP mampu menyajikan semua data atribut tentang objek

dan subjek pajak. Data atribut adalah (deskriptis) adalah yaitu

data yang terdapat pada ruang atau tempat. Data atribut

menjelaskan suatu informasi yang diperoleh dari statistik, sensus,

catatan lapangan dan tabular (data yang disimpan dalam bentuk

tabel) lainnya.

2. SISMIOP meningkatkan kinerja sistem perpajakan yang

membutuhkan keakuratan, kecepatan, keefektifan, dan

keefisianan.

3. SISMIOP mampu membentuk dan memelihara basis data. Basis

data didefinisikan sebagai kumpulan informasi objek dan subjek

Pajak Bumi dan Bangunan serta data pendukung lainnya dalam

suatu wilayah administrasi pemerintahan tertentu serta disimpan

dalam media penyimpan data.

3.3.6 Kelemahan Aplikasi SISMIOP

1. Sismiop tidak dapat memvisualisasikan data spasial objek pajak.

Dibutuhkan sebuah sistem yang terintegrasi ke dalam SISMIOP yang

dapat membantu untuk melakukan analisis data spasial.

2. SISMIOP sering mengalami gangguan koneksi sehingga mengganggu

pekerjaan pegawai ekstensifikasi dalam bekerja. Ketika SISMIOP

15

Page 16: 5_BAB 1 _ BAB 5

mengalami gangguan butuh waktu yang cukup lama untuk menunggu

perbaikan jaringan SISMIOP.

3. SISIMIOP tidak dapat beroperasi pada sistem operasi selain Windows

2000/2003 sehingga komputer dengan sistem operasi yang lain harus

dikoneksikan terlebih dahulu dengan windows 2000/2003.

3.4 LAN (Local Area Network)

LAN merupakan jaringan komputer lokal yang mencakup wilayah dengan garis

tengah 20 km, yaitu kira-kira seluas daerah kotamadya. Namun pada implementasinya,

kebanyakan LAN hanya digunakan dalam satu atau beberapa gedung dalam satu

lingkungan saja seperti lingkungan kampus, lingkungan pabrik, dan sebaganya.

Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh menggunakan LAN (Local

Area Network) sebagai penghubung antara Komputer Server dengan Komputer Client

yang membentuk suatu jaringan komputer. Sehingga dengan adanya LAN dapat

melakuakan pengaksesan database secara bersamaan serta dapat melakukan pertukaran

informasi yang dibutuhkan oleh pegawai seksi ekstensifikasi.

3.5 Sistem Operasi di KPP Pratama Payakumbuh

Sistem operasi adalah seperangkat program yang mengelola sumber daya

perangkat keras komputer, dan menyediakan layanan umum untuk aplikasi perangkat

lunak. Sistem operasi adalah jenis yang paling penting dari perangkat lunak sistem dalam

sistem komputer. Tanpa sistem operasi, pengguna tidak dapat menjalankan program

aplikasi pada komputer mereka, kecuali program aplikasi booting.

Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh, mereka menggunakan sistem

operasi Windows 2007. Sistem operasi yang mereka gunakan tidak original melainkan

didapat dengan cara men-download dari internet kemudian diinstalkan. Namun SISMIOP

sendiri hanya bisa dioperasikan pada sistem operasi windows 2000 atau windows 20003.

Oleh karena itu komputer-komputer yang tidak menggunakan sistem operasi selain

windows 2000 atau windows 2003 harus dikoneksikan dulu melalui virtual box untuk

dapat mengoperasikan aplikasi SISMIOP.

16

Page 17: 5_BAB 1 _ BAB 5

3.6 Penjaminan Mutu Software

Dilihat dari kajian SQA (Software Quality Assyrance) atau Penjaminan mutu

software, aplikasi SISMIOP tidak memiliki garansi karena aplikasi SISMIOP dibangun

oleh staf di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh sendiri. Jadi aplikasi SISMIOP

merupana suatu sistem manajemen informasi yang khusus dibuat untuk membentuk dan

mememlihara basis data Pajak Bumi dan Bangunan serta data perpajakan lainnya.

Jika terjadi suatu kesalahan (error) maka pegawai di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Payakumbuh yang memperbaikinya. Biasanya error yang sering terjadi adalah

masalah gangguan jaringan yang mengganggu aktifitas pegawai seksi ekstensifikasi

dalam mengoperasikan SISMIOP. Untuk dapat mengoperasikan SISMIOP, para pegawai

harus menunggu dalam beberapa waktu yang cukup lama sampai teknisi jaringan selesai

memperbaikinya.

3.7 Teknik Pengujian Perangkat Lunak

Dalam pengujian perangkat lunak (software testing) tedapat berbagai metode

yang digunakan. Diantaranya adalah Black Box Testing, White Box Testing, Top,

Bottom dan lain-lain. Namun SISMIOP tidak menggunakan teknik pengujian perangkat

lunak.

3.8 ISO

Model jaminan kualitas ISO 9000 memperlakukan perusahaan sebagai jaringan

proses yang saling terhubung (interkoneksi). Suatu sistem kualitas, supaya sesuai dengan

ISO, proses-prosesnya harus menekankan pada area yang telah diidentifikasi pada standar

ISO, dan harus didokumentasi dan dipraktikan sebagimana dikelaskan.

Pendokuemnatsian proses membantu organisasi untuk memahami, mengontrol, dan

mengembangkan jaringan proses yang mungkin dapat mendatangkan keuntungan terbesar

bagi organisasi yang merancang dan mengimplementasikan kualitas yang sesuai dengan

ISO. Namun belum ada standar yang terintegrasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Payakumbuh.

3.9 Antivirus

Antivirus adalah sebuah jenis perangkat lunak yang digunakan untuk

mengamankan, mendeteksi, dan menghapus virus komputer dari sistem komputer.

17

Page 18: 5_BAB 1 _ BAB 5

Antivirus disebut juga Virus Protection Software. Aplikasi ini dapat menentukan apakah

sebuah sistem komputer telah terinfeksi dengan sebuah virus atau tidak. Umumnya,

perangkat lunak ini berjalan di latar belakang (background) dan melakukan pemindaian

terhadap semua berkas yang diakses (dibuka, dimodifikasi, atau ketika disimpan).

Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbu, mereka tidak menggunakan

antivirus tertentu. Setelah ditanya alasan kepada para pegawai seksi ekstensifikasi yaitu

Tidak ada pihak eksternal atau pihak luar yang menggunakan computer mereka.

3.10 Media Browsing

Media browsing dapat digunakan untuk memperoleh sejumlah informasi yang

kita butuhkan, baik dalam bentuk text, gambar, video, berkas dan sejenis informasi

lainnya.Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh sendiri menggunakan Internet

Explorer, Mozilla Firefox dan Google chrome sebagai media browsing.

3.11 Aplikasi yang dipakai

Aplikasi yang dipakai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh adalah

aplikasi SISMIOP (Sistem Informasi Manajemen Opjek Pajak) yang merupakan aplikasi

yang dibangun orang-orang perpajakan untuk membuat, menyimpan, mengolah,

menambah, menghapus dan memelihara basis data pajak bumi dan bangunan serta data

perpajakan lainnya.

18

Page 19: 5_BAB 1 _ BAB 5

BAB IVIMPLEMENTASI

4.1 Tampilan Awal SISMIOP

Gambar 4.1 Tampilan Awal SISMIOP

4.2 Tampilan Menu Pendataan Pada SISMIOP

Gambar 4.2.1 Tampilan Menu Pendataan Awal SISMIOP19

Page 20: 5_BAB 1 _ BAB 5

Perekaman SPOP terdiri dari proses:

a. Perekaman data objek pajak

b. Pemutakhiran data objek pajak

c. Penghapusan data objek pajak

Tampilan form perekaman SPOP dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.2.2 Tampilan Form Perekaman SPOP

Perekaman LSPOP terdiri dari proses :

a. Perekaman data bangunan

b. Pemutakhiran data bangunan

c. Penghapusan data bangunan

20

Page 21: 5_BAB 1 _ BAB 5

Gambar 4.4 Tampilan Form Perekaman LSPOP

4.3 Tampilan Penilaian pada SISMIOP

Gambar 4.3 Tampilan Menu Pendataan Awal SISMIOP4.4 Tampilan Pengurangan pada SISMIOP

Gambar 4.4.1 Tampilan Pengurangan pada SISMIOP

21

Page 22: 5_BAB 1 _ BAB 5

4.5 Tampilan Keberatan pada SISMIOP

Gambar 4.5.1 Tampilan Keberatan pada SISMIOP

4.6 Tampilan Pembayaran pada SISMIOP

Gambar 4.6.1 Tampilan Pembayaran pada SISMIOP

22

Page 23: 5_BAB 1 _ BAB 5

4.7 Tampilan Penagihan pada SISMIOP

Gambar 4.7.1 Tampilan Penagihan pada SISMIOP

4.8 Tampilan PST pada SISMIOP

Gambar 4.8.1 Tampilan PST pada SISMIOP

23

Page 24: 5_BAB 1 _ BAB 5

4.9 Tampilan Referensi pada SISMIOP

Gambar 4.9.1 Tampilan Referensi pada SISMIOP

4.10 Tampilan lihat pada SISMIOP

Gambar 4.10.1 Tampilan lihat pada SISMIOP

24

Page 25: 5_BAB 1 _ BAB 5

4.11Tampilan SEKTOR P3 pada SISMIOP

Gambar 4.11.1 Tampilan Sektor p3 pada SISMIOP

25

Page 26: 5_BAB 1 _ BAB 5

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanAdapun kesimpulan yang dapata diambil adalah sebagai berikut :1. Belum ada penerapan SQA (Software quality assurance) di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Payakumbuh.2. Belum ada penerapan suatu standar yang terintegrasi di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Payakumbuh.

5.2 SaranAdapun saran dan pengembangan yang diusulkan adalah sebagai berikut :1. Hendaknya menyediakan proyek yang fokus dan terintegrasi untuk

menjalankan SQA (Software quality assurance)2. Menyediakan dana yang cukup untuk menjalankan SQA3. Membuat standar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Payakumbuh untuk

secara praktis diterapkan di SQA.

26