bab 1, 2

30
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Proyek Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari- hari. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Permasalahan transportasi yang terjadi bukan saja disebabkan oleh terbatasnya prasarana transportasi yang ada, tetapi sudah ditambah lagi dengan permasalahan lainnya. Pendapatan rendah, urbanisasi yang sangat cepat, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan kuantitas data yang berkaitan dengan transportasi, kualitas sumber daya manusia, tingkat disiplin yang rendah, dan lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan transportasi menjadi semakin parah. Selama bertahun-tahun jalan yang sudah ada perlahan - lahan akan mengalami kerusakan, sehingga akan mempengaruhi kelancaran arus lalu lintas, kerusakan kecil yang terjadi tanpa ada perawatan dan pemeliharaan akan mengakibatkan kerusakan yang lebih

Upload: wahyudi-s

Post on 02-Jan-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan praktek

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1, 2

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemilihan Proyek

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke

tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia

dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu,

transportasi darat, laut, dan udara.

Permasalahan transportasi yang terjadi bukan saja disebabkan oleh

terbatasnya prasarana transportasi yang ada, tetapi sudah ditambah lagi dengan

permasalahan lainnya. Pendapatan rendah, urbanisasi yang sangat cepat,

terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan kuantitas data yang

berkaitan dengan transportasi, kualitas sumber daya manusia, tingkat disiplin yang

rendah, dan lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan

transportasi menjadi semakin parah. Selama bertahun-tahun jalan yang sudah ada

perlahan - lahan akan mengalami kerusakan, sehingga akan mempengaruhi

kelancaran arus lalu lintas, kerusakan kecil yang terjadi tanpa ada perawatan dan

pemeliharaan akan mengakibatkan kerusakan yang lebih berat, sehingga terjadi

penurunan pelayanan transportasi.

Untuk itu perencanaan jalan perlu disesuaikan dengan volume lalu lintas

yang akan dilayaninya, serta memenuhi syarat-syarat dalam pelaksanaanya.

Ruang, bentuk, dan ukuran jalan dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa

aman dan nyaman kepada pemakai jalan. Sejalan dengan hal tersebut diatas,

pemerintah dibawah Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pembangunan Jalan Dan

Jembatan Aceh Besar dan implementasi pekerjaan fisik berupaya mengusahakan

peningkatan arus lalu lintas menjadi sistem jaringan jalan lebih baik agar dapat

memacu pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya maupun politik bagi masyarakat

sekitarnya.

Page 2: Bab 1, 2

2

Kegiatan Pelebaran Jalan Krueng Raya - Batas Kota Banda Aceh (WIL. 11

– 01A. 2), adalah salah satu diantara kegiatan Peningkatan Jalan yang berada di

Wilayah Aceh Besar dan dibiayai oleh Dana APBN Tahun Anggaran 2013.

Proyek yang akan dikerjakan adalah kegiatan peningkatan jalan Pelebaran Jalan

Krueng Raya - Batas Kota Banda Aceh (WIL. 11 – 01A. 2), atau tepatnya dari

Sta. 16+115 (dari Banda Aceh) sampai dengan Sta. 17+615 (Desa Durung Ujung

Bate). Pada pelaksanaan, penulis melakukan kerja praktek dari Sta. 16+115 ke

Sta. 16+615.

Program peningkatan maupun rehabilitasi serta pemeliharaan jalan sangat

diperlukan sehubungan dengan adanya pertumbuhan/penambahan kuantitas

pemakaian jalan. Program tersebut memerlukan metode efektif dalam

perancangan, pelaksanaan fisik pekerjaan dan pengawasan sehingga dapat

diperoleh hasil yang optimal dan ekonomis, tetapi memenuhi unsur–unsur teknis

keselamatan pengguna jalan, juga tidak sampai mengganggu ekosistem serta dapat

tercapainya unsur perencanaan.

Fungsi dari sistem transportasi yaitu pemberian pelayanan terhadap

masyarakat setempat. Untuk menunjang ekonomi suatu daerah harus diimbangi

dengan berkembangnya suatu sistem transportasi yang memadai., maka kebutuhan

jalan tersebut sebagai prasarana transportasi pada suatu daerah sangat penting

untuk dapat mempermudah kelancaran pemasaran hasil produksi, yaitu dalam

upaya menunjang perekonomian daerah tersebut.

Maksud dan tujuan Pekerjaan Peningkatan Jalan ini adalah supaya

pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara profesional sehingga kualitas hasil

pelaksanaan pekerjaan dapat dipertanggung jawabkan baik secara teknis, biaya

maupun waktu pelaksanaan. Dengan demikian, dapat menunjang upaya

pemerintah didalam peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan arus lalu lintas

barang dan jasa yang menggunakan sarana jalan.

Berdasarkan Berita Acara hasil pelelangan dengan dengan nomor kontrak :

Hk.02.03/Br.A3/032/APBN/2013 penyedia jasa proyek Pelebaran Jalan Krueng

Raya - Batas Kota Banda Aceh (WIL. 11-01A. 2) adalah PT. Ayu Lestari Indah,

Page 3: Bab 1, 2

3

dengan sumber dana diperoleh dan dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2013.

1.2 Kedudukan Penulis

Kerja praktek ini berdasarkan surat pengantar dari ketua Jurusan Teknik

Sipil Universitas Syiah Kuala No. 21/KM11/1.31/1/DT/2013 yang ditujukan

kepada PT. Ayu Lestari Indah. Surat balasan dari Pemilik Proyek Pekerjaan

Pelebaran Jalan Krueng Raya - Batas Kota Banda Aceh (WIL. 11-01A. 2) penulis

ditempatkan sebagai peninjau lapangan dibawah bimbingan dari pengawas-

pengawas lapangan selama dua bulan terhitung mulai tanggal 1 April 2013

sampai 1 Juni 2013.

1.3 Tujuan Pelaksanaan Proyek

Tujuan pembangunan proyek ini adalah untuk memudahkan,

memperlancar dan memberikan pelayanan optimum pada arus lalu lintas serta

memberikan rasa aman kepada para pengguna jalan yang melintas di jalan

tersebut. Adapun tujuan lainnya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar

proyek tersebut.

1.4 Tinjauan Lapangan pada Proyek

Tinjauan yang penulis ambil yaitu, pekerjaan Galian, Urugan Pilihan

(Capping Layer), lapisan pondasi bawah (subbase course), pekerjaan lapisan

pondasi atas (base course). Panjang ruas jalan secara keseluruhan adalah 1500 m,

penulis melakukan peninjauan pada Sta. 16+115 sampai dengan Sta. 16+615

dengan lebar jalan 7 m dan bahu jalan 2 m. Data sekunder yang diperoleh berasal

dari konsultan pengawas dan data primer didapat dari hasil pengamatan lapangan.

Page 4: Bab 1, 2

4

1.5 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan kerja praktek ini sendiri adalah untuk mengikuti secara langsung

kegiatan dalam pelaksanaan kontruksi di lapangan, serta untuk mendapatkan

pengalaman praktek guna melengkapi pengalaman teoritis (pelajaran teori dari

bangku kuliah) untuk menambah wawasan dan pengalaman bagi mahasiswa.

Penulis memilih proyek ini untuk melakukan kerja pratek sebagai syarat

menyelesaikan studi pada Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.

Page 5: Bab 1, 2

5

BAB II

ORGANISASI PELAKSANAAN PROYEK

Kesuksesan suatu proyek dalam mencapai hasil yang maksimal sangat

tergantung pada perencanaan dan pelaksanaannya. Untuk menunjang keberhasilan

dan kelancaran pelaksanaan proyek, maka perlu adanya Organisasi pelaksanaan

proyek dimana diharapkan akan memperjelas tugas dalam proses manajemen dan

teknis konstruksinya. Hubungan antara unsur-unsur yang terlibat didalamnya

harus saling berinteraksi dengan baik, sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan

sesuai dengan rencana ketentuan dan tugas organisasi proyek.

2.1 Struktur Organisasi

Organisasi secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang

melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama – sama dengan

kemampuan dan keahliannya masing – masing untuk mencapai suatu tujuan

sesuai dengan yang direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik

diharapkan akan memberikan hasil efisien, tepat waktu serta dengan kualitas

tinggi. Proyek konstruksi yang mempunyai tujuan menghasilkan suatu bangunan

fisik yang memenuhi dan persyaratan melalui suatu ruang lingkup pekerjaan

tertentu yang dilakukan beberapa orang atau beberapa kelompok orang. Untuk

proyek – proyek besar yang harus dilaksanakan oleh beberapa kontraktor, maka

pemilik proyek dapat memberikan kepercayaan yang penuh pada suatu badan

yang disebut manajemen konstruksi (MK) yang bertindak dan atas nama pemilik

sebagai manajer.

Dalam pelaksanaan proyek perlu adanya suatu pengaturan struktur

organisasi. Organisasi proyek ini dibutuhkan untuk mempelancar pelaksanaan dan

keberhasilan pembangunan sehingga hasil yang diperlukan lebih maksimal dan

sesuai dengan rencana. Untuk tercapainya sasaran pelaksanaan sebagaimana

diharapkan, maka setiap unsur yang terlibat harus dapat berinteraksi dengan baik

Page 6: Bab 1, 2

6

dan saling menunjang antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan wewenang

dan fungsinya masing-masing.

Untuk menjamin pelaksanaan proyek agar sesuai dengan segala ketentuan

yang ditetapkan dan tepat pada waktunya, maka dibentuklah badan-badan hukum

dan susunan organisasi pelaksanaan pekerjaan, dimana para pihak (stakeholder)

yang terlibat langsung dalam menangani proyek tersebut adalah:

1. Pemilik proyek;

2. Konsultan perencana;

3. Konsultan pengawas; dan

4. Pelaksana.

Masing-masing pihak organisasi tersebut mempunyai tugas dan tanggung

jawab yang berbeda, akan tetapi dalam pelaksanaannya saling terkait dan saling

menunjang antar satu sama lainnya. Di dalam pelaksanaan pekerjaan diharapkan

tercipta hubungan yang baik antara pihak tersebut sehingga dapat memperoleh

hasil yang sebaik-baiknya.

2.2 Pemilik proyek

Pemilik proyek adalah seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau

pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu melaksanakannya

sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Pemilik proyek pelebaran jalan batas Kota

Banda Aceh adalah Pejabat Pengguna Anggaran atau Pengguna Barang Dinas

Pekerjaan Umum Kota Banda Aceh yang bersumber dari dana APBN tahun 2013

dengan tugas dan wewenang pengelolaan proyek diatur dalam suatu surat

keputusan bersama.

Dalam menjalankan kewajibannya tersebut, pemimpin proyek mempunyai

tugas dan wewenang antara lain sebagai berikut :

a. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek;

b. Mengadakan kegiatan administrasi;

c. Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek;

Page 7: Bab 1, 2

7

d. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen

konstruksi (MK);

e. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor;

f. Membuat surat perintah kerja (SPK);

g. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan;

dan

h. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak

dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.

2.3 Konsultan perencana

Konsultan perencana (consultant/designer) adalah suatu badan perorangan

atau badan hukum yang dipilih oleh pemilik proyek ataupun kontraktor pelaksana

untuk melakukan perencanaan. Perencana Proyek pelebaran jalan batas Kota

Banda Aceh adalah PT. ARIA GRAHA.

Tugas konsultan perencana adalah:

a. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik

bangunan;

b. Membuat gambar kerja pelaksanaan;

c. Membuat rencana kerja dan syarat – syarat pelaksanaan pembangunan (RKS)

sebagai pedoman pelaksanaan;

d. Membuat rencana anggaran biaya bangunan;

e. Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik kedalam desain

bangunan;

f. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan

pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud diwujudkan; dan

g. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi

kegagalan konstruksi.

2.4 Konsultan pengawas

Page 8: Bab 1, 2

8

Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek

(Owner) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat

berupa badan usaha atau perorangan.

Dalam pelaksanaan tugasnya, pengawas bertanggung jawab kepada

pemimpin proyek. Pengawas berhak memberikan saran dan petunjuk kepada

pelaksana (pemborong/kontraktor) jika dirasa perlu, agar pelaksanaan pekerjaan

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan di dalam RKS. Petunjuk yang

diberikan mencakup bidang teknis dan administrasi. Konsultan pengawas pada

proyek ini merupakan orang yang ditunjuk oleh pemilik proyek yaitu PT. ARIA

GRAHA.

Tugas dan wewenang konsultan pengawas dalam pelaksanaan proyek

adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja;

b. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek;

c. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek;

d. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik

proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan;

e. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi

penyimpangan terhadap kontrak kerja;

f. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak

memperhatikan peringatan yang diberikan;

g. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek;

h. Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shopdrawing pelaksana

proyek ; dan

i. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (site

instruction).

2.5 Pelaksana (Contractor)

Pelaksana (Contractor) adalah badan hukum atau perorangan yang

ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau

Page 9: Bab 1, 2

9

dalam definisi lain menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima

dan telah diberi surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian

pemborongan kerja dengan pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaaan proyek.

Yang bertindak sebagai pelaksana dalam proyek pelebaran jalan Krueng Raya

Batas Kota Banda Aceh adalah PT. Ayu Lestari Indah. Struktur organisasi

terlampir.

Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana dalam pelaksanaan proyek

adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi

yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak perjanjian pemborongan

;

b. Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan

harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek ;

c. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan dan alat

pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang telah

ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan keamanan

pekerjaan;

d. Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode

pelaksanaan pekerjaan di lapangan;

e. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal (time schedule) yang telah

disepakati;

f. Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaaan terhadap kehilangan

dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan;

g. Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap kerusakan jalan

yang diakibatkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan material

ke tempat pekerjaan;

h. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek

sehubungan dengan pengunduran waktupenyelesaian pembangunan dengan

memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan kenyataan dilapangan yang

memerlukan tambahan waktu; dan

Page 10: Bab 1, 2

10

i. Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu

pelaksanaan pekerjaaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan

pertama pada kecelakaan.

2.6 Hubungan Kerja antara Unsur-unsur Organisasi Proyek

Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi tertentu

yang mencerminkan tingkat serta hubungan kerja dalam perusahaan tersebut.

Hubungan ini merupakan hubungan kerja antara unsur-unsur organisasi yaitu

antara pemilik proyek dengan perencana, pengawas, dan pelaksana merupakan

suatu cara untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan operasional dapat

terkoordinasi dengan baik dan dapat mencapai tingkat kesuksesan perusahaan

yang diinginkan sesuai dengan yang sudah direncanakan. Hubungan ini dapat

dikelompokkan dalam dua jenis yaitu :

1. Hubungan kerja secara teknis; dan

2. Hubungan kerja secara hukum.

2.6.1 Hubungan secara teknis

Untuk mewujudkan pelaksanaan suatu proyek sehingga sesuai yang

direncanakan,terdiri dari pemilik proyek, pengawas (direksi) dan pelaksana

(kontraktor).Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin proyek dibantu oleh

pengawas (direksi) dan pelaksana (kontraktor) melalui surat perjanjian kontrak.

Direksi bertugas sebagai wakil pemimpin proyek dalam mengawasi jalannya

pelaksanaan proyek sesuai dengan perencanaan (bestek) yang telah direncanakan

antara pemilik proyek dengan perencana, agar memenuhi syarat teknis yang

ditetepkan. Sehubungan dengan itu maka direksi harus menyampaikan

(koordinasi) kepada pemimpin proyek mengenai kegiatan dilapangan dalam hal

lainnya yang berhubungan dengan pembangunan proyek. Dalam pelaksanaan

direksi berkuasa penuh untuk menegur kontraktor apabila pekerjaan dilapangan

bertentangan dengan yang direncanakan. Apabila teguran direksi, baik secara lisan

maupun tulisan tidak diindahkan oleh kontraktor, maka direksi dapat

menghentikan seluruh pekerjaan.

Page 11: Bab 1, 2

11

Kontraktor bertugas melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan

(bestek) yang telah ditentukan, dalam pelaksanaan pekarjaan kontraktor mendapat

pengawasan dari direksi, jadi tidak berhubungan langsung dengan pemimpin

proyek dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Perencana dapat menegur atau

memerintah secara langsung setiap pekerjaan dilapangan tanpa melalui direksi.

Hal ini disebabkan karena antara perencana dengan kontraktor tidak ada hubungan

kerja, sedangkan antara perencana dengan direksi terdapat garis konsultasi,

dengan hubungan kerja sebagai berikut ini:

Dari Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa hubungan pemilik proyek dengan

perencana, pengawas dan pelaksana terdapat hubungan vertikal. Dalam hal ini

semua masalah teknis perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan proyek

diserahkan oleh pimpinan proyek kepada PT. Ayu Lestari Indah, maka jika

terdapat suatu masalah teknis akan dibahas bersama. Pelaksana proyek

dipercayakan kepada PT. Ayu Lestari Indah sebagai kontraktor. Bila terdapat

masalah teknis, pemimpin proyek tidak dapat mengemukakan langsung kepada

Gambar 2.1 Struktur hubungan kerja secara hukumSumber : Ervianto, 2005

Pimpinan Proyek

Kons.Perencana Kontraktor

BiayaBiayaJasa

Bangunan

Persyaratan Teknis

Realisasi

Kontrak Kontrak

Peraturan Pelaksanaan

Kons.Pengawas

Page 12: Bab 1, 2

12

kontraktor (pelaksana), melainkan harus melalui PT. ARIA GRAHA. sebagai

pengawas.

2.6.2 Hubungan secara hukum

Menurut Ervianto (2002:41), kedudukan masing-masing pihak secara

hukum adalah sama dan terikat dalam kontrak. Oleh karena itu seluruh pihak

harus menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakati bersama. Untuk lebih jelasnya kedudukan masing-masing pihak secara

hukum dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Pada gambar terlihat pemilik proyek bertindak selaku pemberi dan

pengatur jalannya proyek demi keberhasilan dan kelancaran pekerjaan. Melalui

pemimpin proyek ini diadakan perjanjian atas nama pemilik proyek dengan pihak

Konsultan dan Kontraktor.

Gambar 2.2 Struktur hubungan kerja secara teknisSumber : Ervianto, 2005

Pimpinan Proyek

Kons.Perencana Kontraktor

BiayaBiayaJasa

Bangunan

Persyaratan Teknis

Realisasi

Kontrak Kontrak

Peraturan Pelaksanaan

Kons.Pengawas

Page 13: Bab 1, 2

13

Pemilik atau pemimpin proyek, konsultan dan kontraktor mempunyai

kedudukan yang sama secara hukum. Masing-masing pihak dalam melaksanakan

tugas sesuai dengan kedududukan serta wewenangnya masing-masing dan tidak

boleh menyimpang dari yang tercantum dalam kontrak, sehingga tidak ada pihak

yang harus disalahkan atau dirugikan.

2.7 Pelaksanaan Pelelangan (Tender)

Menurut Ervianto (2002:43), pelelangan adalah Serangkaian kegiatan

untuk menyediakan barang/jasa dengan cara meningkatkan persaingan yang sehat

di antara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan

metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak

yang terkait secara taat azas sehingga terpilih penyedia terbaik.

Panitia lelang dibentuk oleh pimpinan proyek yang terdiri dari ketua,

sekretaris dan beberapa anggota. Berdasarkan hasil rapat, maka akan dibuat berita

acara yang ditandatangani oleh panitia lelang dan dua orang yang mewakili

rekanan. Semua rekanan yang diundang adalah rekanan yang lulus kualifikasi dan

tercatat dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM).

Penentuan pelaksanaan proyek pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1. Pelelangan Umum adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan

pengumuman secara luas melalui media massa atau papan pengumuman resmi

untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat

dapat mengikutinya;

2. Pelelangan Terbatas adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang

dilakukan di antara pemborong/rekanan yang tercatat dalam Daftar Rekanan

Mampu (DRM);

3. Pemilihan Langsung adalah pelelangan dengan cara memilih penyedia

barang/jasa yang dilakukanan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya

penawaran, sekurang-kurang 3 penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah

lulus prakualifikasi;

Page 14: Bab 1, 2

14

4. Penunjukan Langsung adalah penentuan secara langsung pelaksana pekerjaan

bangunan maupun pengadaan barang/jasa tanpa melalui pelelangan umum atau

pelelangan terbatas, yang tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) dan

melakukan negosiasi penawaran secara teknis dan administratif serta perhitungan

harga yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode ini hanya dapat dilakukan

dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus; dan

5. Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dan dikerjakan

dan di awasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri atau upah

borongan tenaga. Jenis pekerjaan yang memungkinkan dilaksanakan metode ini

adalah pekerjaan yang bertujuan meningkatkan kemampuan teknis sumber daya

manusia, pekerjaan yang bersifat rahasia, dan pekerjaan untuk proyek

percontohan.

Pelelangan umum dapat dilakukan apabila sebuah pekerjaan memiliki nilai

Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) atau lebih. Apabila pekerjaan bernilai

kurang dari Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) maka dapat dilakukan

penunjukan langsung.

Dalam pelaksanaan suatu pelelangan, panitia lelang memiliki tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut:

a. Menetapkan syarat-syarat pelelangan;

b. Mengadakan pengumuman mengenai pelelangan yang akan diadakan;

c. Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat kerja serta berita acara;

d. Menetapkan tata cara pelelangan;

e. Melaksanakan pelelangan;

f. Mengadakan penilaian dan penetapan calon pemenang; dan

g. Membuat laporan dan pertanggungjawaban kepada pimpinan proyek.

Setelah penawaran dan pembukaan surat penawaran dilakukan diadakan

nilai penawaran. Tujuan ini adalah untuk mendapatkan penawaran yang paling

menguntungkan dalam arti :

a. Penawaran secara teknis dan administrasi dapat dipertanggungjawabkan;

b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan; dan

Page 15: Bab 1, 2

15

c. Penawaran tersebut adalah yang terendah diantara penawaran-penawaran yang

memenuhi syarat sebagaimana disebut pada butir (1) dan (2).

Pada Proyek pelebaran jalan Krueng Raya batas Kota Banda Aceh ini,

pengadaan jasa pelaksana proyek dilakukan dengan cara pelelangan umum yang

dimenangkan oleh PT. Ayu Lestari Indah.

2.8 Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada proyek ini adalah tenaga kerja yang berasal dari Aceh

dan luar Aceh. Dalam menjalankan kewajiban atas pekerjaan, mereka

diklasifikasikan menurut keahliannya masing-masing, dan melaksanakan

pekerjaaan mereka dikepalai oleh seorang tenaga ahli. Untuk menjamin

kelancaran dalam melaksanakan pekerjaan, kontraktor tidak menyediakan tempat

tinggal bagi pekerjanya di lokasi proyek dikarenakan pekerja mempunyai tempat

tinggal berupa rumah/tempat tinggal yang tidak terlalu jauh dari lokasi proyek

tersebut. Upah kerja yang dibayarkan kontraktor kepada kepala tenaga ahli

berdasarkan prestasi kerja dan tenaga ahli tersebut membayar upah harian kepada

pekerja sesuai dengan pekerjaan masing-masing serta berbeda menurut keahlian,

kemampuan dan kerja per hari waktu kerja ditentukan, yaitu :

1. Pagi mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.30 WIB; dan

2. Sore mulai pukul 14.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB.

2.9 Peralatan

Peralatan adalah mesin-mesin dan alat-alat lainnya yang diperlukan untuk

melaksanakan pekerjaan, pemeliharaan, atau pekerjaan sementara, tetapi tidak

termasuk dalam istilah material (bahan) atau alat-alat yang merupakan bagian dari

pekerjaan permanen.

Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan

yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus

disetujui oleh Direksi dalam hal pembuatannya, pabrik pembuatannya, nomor

pengenal, kondisi, dan rencana waktu tiba di tempat pekerjaan. Kontraktor wajib

Page 16: Bab 1, 2

16

mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada waktunya. Kontraktor dalam keadaan

apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan alat-alat tersebut, sebagian atau

seluruhnya tanpa persetujuan dari Direksi.

Kontraktor juga diharuskan untuk mempersiapkan alat-alat yang

diperlukan untuk melaksanakan tiap tahap dari pekerjaan sebelum tahap dari

pekerjaan tersebut dimulai. Penyediannya di tempat pekerjaan dan persiapannya

harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari Direksi.

Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan alat-alat tersebut yang

akan mengganggu pelaksanaan kerja harus segera diperbaiki atau diganti

sedemikian sehingga Direksi mengganggap pekerjaan dapat dimulai adalah :

1. Motor grader merupakan mesin konstruksi dengan pisau panjang yang

digunakan untuk membuat permukaan yang rata. Tumpukan material pada

proses sebelum pemadatan lapisan jalan dilakukan sebelumnya diratakan

dengan alat motor grader ini dengan blade yang ada di bawahnya yang

dapat di gerak gerakkan.

2. Dozer merupakan traktor yang dipasangkan blade dibagian depannya.

Blade berfungsi untuk mendorong, atau memotong material yang ada

didepannya. Jenis pekerjaan yang biasanya menggunakan dozer atau

buldozer adalah:

1) mengupas top soil dan pembersihan lahan dari pepohonan,

2) pembukaan jalan baru,

3) pemindahan material pada jarak pendek sampai dengan 100 m,

4) membantu mengisi material pada scrapper,

5) menyebarkan material,

6) mengisi kembali saluran,

7) membersihkan quarry.

3. Compactor (Alat pampat tanah) berfungsi sebagai alat pemadatan lapisan

perkerasan. Setelah taburan material diratakan dengan menggunakan alat

berat motor grader kem udian dipadatkan dengan menggunakan

compactor.

Page 17: Bab 1, 2

17

4. Ekskavator merupakan konstruksi alat-alat berat yang terdiri dari bucket,

boom dan cab pada platform berputar yang biasa disebut house. House ini

berada di atas sebuah undercarriage dengan trek atau roda. Semua gerakan

ekskavator dikendalikan melalui penggunaan fluida hidrolik, biasanya

dengan motor. Desain ini merupakan pengembangan dari sekop uap.

Kegunaan ekskavator antara lain:

1. Menggali parit, lubang, dan fondasi;

2. Penanganan masalah kehutanan;

3. Pembongkaran;

4. Angkat berat, misalnya mengangkat dan menempatkan pipa;

5. Pertambangan; dan

6. Pengerukan sungai.

Ekskavator dibuat dalam berbagai ukuran, yang berukuran kecil

disebut ekskavator mini. Mesin dalam ekskavator mengendalikan pompa

hidrolik. Biasanya ada 3 pompa, dua pompa utama adalah untuk memasok

minyak pada tekanan tinggi (sampai 5000 psi) untuk motor putar dan

jalan, dan yang ketiga adalah tekanan yang lebih rendah (700 psi) untuk

Pilot Control. Dua bagian utama dari sebuah ekskavator adalah

undercarriage dan house. Undercarriage termasuk pisau (jika terpasang),

trek, frame trek, dan final drive, yang memiliki motor hidrolik dan gerigi

yang memberikan dorongan untuk trek individu dan house, counterweight,

mesin, bahan bakar, dan tangki minyak hidrolik. House tersebut menempel

pada undercarriage yang memungkinkan mesin untuk berputar 360° tanpa

hambatan.

Sebelum tahun 1990an, semua ekskavator memiliki counterweight

yang panjang atau konvensional yang menggantung dari belakang mesin

untuk memberikan kekuatan menggali dan kapasitas angkat lebih banyak.

Ini menjadi gangguan saat bekerja di daerah yang sempit. Pada tahun

1993, Yanmar meluncurkan ekskavator Zero Tail Swing yang pertama di

dunia, yang memungkinkan ekskavator berputar penuh, sehingga

Page 18: Bab 1, 2

18

pengunaannya menjadi lebih aman dan lebih mudah dikendalikan bila

digunakan dalam ruangan sempit. Jenis mesin seperti ini sekarang banyak

digunakan di seluruh dunia.

Dalam beberapa tahun terakhir, kemampuan ekskavator hidrolik

telah berkembang jauh melampaui tugas-tugas galian dengan buckets.

Dengan munculnya ekskavator bertenaga hidrolik seperti breaker,

grappler atau auger, ekskavator menjadi sering digunakan dalam banyak

aplikasi selain penggalian. Adanya ekskavator pun menjadikan mesin-

mesin lain menjadi lebih berguna dalam bekerja. Ekskavator biasanya

digunakan bersama-sama dengan loader dan buldoser.

5. Dump Truck berfungsi sebagai alat angkut material. Dalam pekerjaan

galian bawah tanah yang berukuran besar, ekscavator terutama backhoe

sering digunakan, dan pada pelaksanaannya dibantu oleh alat pengangkut,

seperti dump truck yang berfungsi untuk mengangkut tanah hasil galian

dan membuangnya ke tempat pembuangan dump site.

6. Vibrating Roller, Dengan alat ini jenis material seperti pasir, kerikil, dan

batuan pecah dapat dipadatkan dengan lebih baik karena alat ini

memberikan tekanan dan getaran terhadap material dibawahnya. Dengan

adanya getaran maka partikel yang lebih kecil mengisi rongga diantara

partikel-partikel yang lebih besar.

7. Tangki air diperlukan pada proses pemadatan material lapisan perkerasan

karena dengan adanya air, maka tanah dapat dengan cepat turun sehingga

proses pemadatan dapat dilakukan degan cepat.Maka diperlukan sebuah

truk yang dibelakangnya terdapat tangki air yang kemudian menyiram

lapisan permukaan perkerasanr yang berfungsi untuk meningkatkan suhu

aspal sesuai dengan ketentuan. Selain itu juga, alat ini dilengkapi dengan

pomp yang membantu dalam penyemprotan aspal cair. Aspal cairbini

berfungsi untuk mengikat campuran aspal yang kemudian yang kemudian

akan dihamparkan diatasnya (prime coat).

8. Asphalt Sprayer merupakan truck yang dimodifikasi sesuai dengan

fungsinya. Fungsi dari alat ini adalah menghamparkan aspal cair ke atas

Page 19: Bab 1, 2

19

permukaan pondasi jalandengan kecepatan yang sama. Tangki pada

distributor aspal mempunyai sistem yang dapat mempertahankan suhu

aspal dan pada alat ini juga dilengkapi burnet

9. Asphalt finisher adalah alat untuk menghamparkan campuran aspal yang

dihasilkan dari alat produksi aspal. Terdapat dua jenis asphalt finisher

yaitu jenis crawler yang menggunakan roda kelabang dan jenis roda karet.

Kelebihan dad asphalt finisher roda kelabang adalah dalam hal daya

ambang (flotation), traksi, dan penghamparannya lebih halus serta lebih

datar dibandingkan asphalt finisher yang menggunakan roda karet dengan

ukuran yang sama. Kelebihan dad asphalt finisher roda karet adalah dalam

hal manuver yang lebih cepat.

10. Pneumatic Tire Roller adalah alat roda-roda penggilas jenis ini terdiri atas

roda-roda ban karet yang dipompa (pneumatic). Susunan dari roda muka

dan roda belakang selang-seling sehingga bagian yang tidak tergilas oleh

roda bagian depan akan digilas oleh roda bagian belakang. Roda-roda ini

menghasilkan "kneading action" (tekanan) terhadap tanah sehingga

membantu konsolidasi tanah. Tekanan yang diberikan oleh roda terhadap

permukaan tanah dapat diatur dengan cara mengubah tekanan ban. Makin

besar tekanan ban, makin besar pula tekanan yang terjadi pada tanah.

Sumbu dari roda dapat "bergoyang" mengikuti perubahan permukaan

tanah, hal ini dapat memperbesar "kneading action" tadi.   Pneumatic tired

roller sangat cocok digunakan pada pekerjaan penggilasan bahan granular,

juga baik digunakan pada penggilasan lapisan hot mix sebagai

"penggilas antara". Sebaiknya tidak digunakan untuk menggilas lapisan

yang berbatu dan tajam karena akan mempercepat kerusakan pada roda-

rodanya. Bobotnya dapat ditingkatkan dengan mengisi zat cair atau pasir

pada dinding-dinding mesin. Jumlah roda biasanya 9 sampai 19 buah,

dengan konfigurasi 9 buah (4 roda depan dan 5 roda belakang), 11 buah (5

roda depan dan 6 roda belakang), 13 buah (6 roda depan dan 7 roda

belakang), 15 buah (7 roda depan dan 8 roda belakang).

Page 20: Bab 1, 2

20

11. Tandem Roller adalah terdiri atas berporos 2 (two axle) dan berporos 3

(three axle tandem rollers). Penggunaan dari penggilas ini umumnya untuk

mendapatkan permukaan yang agak halus, misalnya pada penggilasan

aspal beton dan lain-lain. Tandem roller ini memberikan lintasan yang

sama pada masing-masing rodanya, beratnya antara 8-14 ton, penambahan

berat yang diakibatkan oleh pengisian zat cair (ballasting) berkisar antara

25% - 60% dari berat penggilas. Untuk mendapatkan penambahan

kepadatan pada pekerjaan penggilasan biasanya digunakan three axle

tandem roller. Sebaiknya tandem roller jangan digunakan untuk menggilas

batu-batuan yang keras dan tajam karena akan merusak roda-roda

penggilasnya.

Dalam Proyek Paket Pekerjaan Pelebaran jalan Krueng Raya batas Kota

Banda Aceh ini memiliki langsung seluruh peralatan yang dibutuhkan tanpa perlu

menyewa. Sehingga proyek tersebut lebih ekonomis.