manajemen bab 1 dan bab 2

21
ANALISIS PROFIL DAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN KEPERAWATAN INSTALWATNAP RUANG DAHLIA RUMKIT TK II dr. SOEPRAOEN MALANG Laporan Disusun untuk Memenuhi Penugasan Manajemen Keperawatan Clinical Studies II Oleh: LILIA VIVIANITA IKA A. LUKMANUL HAKIM PRAMITA NOVIANTI FENDI EKA MUSTOFA IVA MAULIDA CCN ACHMAD FATHONI DIAN FANGGI OKTAVIAN DINA NURPITA S HERMANTO ARIADI JITA OLISA RISSA VATMASANTI WINDA RAHMATIKA S. MOHAMAD DAROINI NURUL BARIYYAH PUGUH SIGIT P NURUL USWATIN PRAMUDYANI VAN T RIZNA OKTRIA V SUCITRA DEWI TOMI RINALD RENDRA FRENKI AJI YOSI DWI SAPUTRO PUTRI RAGIL K. NETI WAHYU NINGRUM SITI MUNAWAROH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Upload: veronica-febriani

Post on 28-Dec-2015

77 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

hfdjgfj

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Bab 1 Dan Bab 2

ANALISIS PROFIL DAN PENATALAKSANAAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN INSTALWATNAP RUANG DAHLIA

RUMKIT TK II dr. SOEPRAOEN MALANG

Laporan Disusun untuk Memenuhi Penugasan

Manajemen Keperawatan Clinical Studies II

Oleh:

LILIA VIVIANITA IKA A. LUKMANUL HAKIM PRAMITA NOVIANTI FENDI EKA MUSTOFA IVA MAULIDA CCN ACHMAD FATHONI DIAN FANGGI OKTAVIAN DINA NURPITA S HERMANTO ARIADI JITA OLISA RISSA VATMASANTI

WINDA RAHMATIKA S. MOHAMAD DAROINI NURUL BARIYYAH PUGUH SIGIT P NURUL USWATIN PRAMUDYANI VAN T RIZNA OKTRIA V SUCITRA DEWI TOMI RINALD RENDRA FRENKI AJI YOSI DWI SAPUTRO

PUTRI RAGIL K. NETI WAHYU NINGRUM

SITI MUNAWAROH

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: Manajemen Bab 1 Dan Bab 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu nilai professional yang diperlukan dalam mengimplementasikan

praktek keperawatan professional adalah pendekatan manajemen keperawatan.

Pendekatan manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui

anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara

professional. Dalam melakukan dan memberikan perawatan kesehatan kepada klien,

seorang manajer keperawatan perlu melakukan fungsi-fungsi manajemen. Perawat

manajer bekerja pada semua tingkat untuk melaksanakan konsep-konsep, prinsip-

prinsip, dan teori-teori manajemen keperawatan. Perawat manajer mengatur

lingkungan organisasi keperawatan untuk menciptakan suasana optimal bagi

persyaratan pengawasan keperawatan oleh perawat-perawat klinis. Fungsi

manajemen menurut George Terry terdiri dari planning, organizing, actuating dan

controlling (POAC). Proses manajemen keparawatan sejajar dengan proses

keperawatan yaitu dirancang untuk memudahkan pekerjaan.

Rumah sakit merupakan salah satu organisasi atau institusi publik tempat di

mana perawat mengimplementasikan asuhan keperawatan. Dari sekian banyak

rumah sakit di Kota Malang, Rumah Sakit Tingkat II dr. Soepraoen merupakan salah

satu rumah sakit yang memegang peranan vital dalam tatalaksana dan peningkatan

taraf kesehatan pasien. Umumnya, rumah sakit merupakan pelayan publik untuk

masyarakat umum, namun Rumkit Tk II dr. Soepraoen merupakan pusat layanan

yang selain melayani masyarakat umum juga rumah sakit yang menangani masalah

kesehatan prajurit tentara dan jajarannya. Sebagian perawat dan jajaran rumah sakit

merupakan anggota kemiliteran negara. Dalam hal ini tentu memiliki perbedaan dalam

hal budaya kerja, tata kelola, serta tak terlepas dari permasalahan yang ada. Dari

sekian banyak divisi/ruang di Rumkit Tk II dr. Soepraoen, salah satunya adalah

instalasi rawat inap bagian bedah pria Ruang Dahlia. Sebagai ruang perawatan bedah

tempat pasien dirawat menjelang operasi dan sebelum operasi, kondisi manajemen

keperawatan di Ruang Dahlia sangat memungkinkan bila memiliki perbedaan jika

dibanding dengan ruangan lain. Oleh karenanya diperlukan adanya identifikasi profil

manajemen keperawatan di Ruang Dahlia, serta dianalisa permasalahan manajemen

keperawatan dan selanjutnya merancang alternatif penyelesaian masalah manajemen

keperawatan guna memberikan masukan dalam upaya peningkatan mutu layanan

keperawatan.

Page 3: Manajemen Bab 1 Dan Bab 2

1.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini meliputi:

a. Mengkaji profil manajemen keperawatan di Ruang Dahlia Rumkit Tk II dr.

Soepraoen.

b. Menganalisis dan mensintesis manajemen keperawatan di Ruang Dahlia Rumkit Tk

II dr. Soepraoen.

c. Menentukan prioritas masalah dan alternative penyelesaian masalah manajemen

keperawatan di Ruang Dahlia Rumkit Tk II dr. Soepraoen.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa keperawatan sebagai pembawa tongkat estafet keperawatan

selanjutnya, dapat menjadikan kegiatan ini sebagai momentum berharga guna

mempelajari bagaimana proses manajemen keperawatan di lapang, dan

menganalisa dan mengeksplorasi ide untuk memajukan layanan keperawatan

menuju layanan yang professional.

1.3.2 Bagi Institusi

Rumkit Tk II dr. Soepraoen sebagai institusi yang dikaji dapat menjadikan

kegiatan ini sebagai bahan mengenali pola manajemen keperawatan di Rumkit Tk

II dr. Soepraoen khususnya Ruang Dahlia, serta dapat dijadikan pertimbangan

untuk pengelolaan keperawatan selanjutnya.

Page 4: Manajemen Bab 1 Dan Bab 2

BAB 2

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Gambaran Umum Rumkit Tk II dr. Soepraoen

Rumah Sakit Tingkat II dr. Soepraoen adalah Rumah Sakit TNI AD dan pusat

layanan rujukan Kesehatan Angkatan Darat di wilayah Kodam V/ Brawijaya. Selain

melayani pasien dinas TNI AD, rumah sakit ini juga melayani pasien dari kalangan

masyarakat umum. Cikal bakal Rumkit Tk II dr. Soepraoen mulai ada sejak 1928 yaitu

RS. Zending yang didirikan oleh Pemerintah Belanda. Saat ini Rumkit Tk II dr.

Soepraoen dipimpin oleh Letkol Ckm dr. Sofyan Solichin. Rumkit Tk II dr. Soepraoen

beralamatkan di Jl. Sudanco Supriadi No. 22 Kota Malang.

Gambar 1: Foto satelit Rumkit Tk II dr. Soepraoen.

2.2 Gambaran Umum Ruang Dahlia

Ruang Dahlia merupakan tempat perawatan bedah khusus untuk pria. Pasien

yang dirawat di ruang ini merupakan pasien yang akan menjalani operasi dan

perawatan setelah operasi. Ruang Dahlia terletak di antara Ruang Bougenville (bedah

wanita), Ruang Nusa Indah (pediatrik), Ruang ICU, dan Ruang Hemodialisa dan

Kamar Operasi. Dalam gedung Ruang Dahlia tersedia satu ruang diskusi, satu ruang

Kepala Ruang, satu ruang perawat, satu ruang dapur, dua kamar mandi, satu ruang

Page 5: Manajemen Bab 1 Dan Bab 2

isolasi, dan satu ruang panjang tempat perawatan yang ditengahnya dipisahkan oleh

sekat tembok. Tempat perawatan tidak dalam bentuk kamar (kecuali isolasi),

melainkan dalam bentuk bangsal yang dibatasi oleh korden untuk tiap tempat tidur. Di

dalam ruang dahlia tersedia 23 tempat tidur. Dengan dua diantaranya berada di ruang

isolasi. Jumlah sumber daya di Ruang Dahlia meliputi 12 satu kepala ruang,12 staf

perawat, dan satu pekarya.

A. PERENCANAAN

1. Visi

Rumah Sakit dr Supraoen merupakan rumah sakit kebanggaan bagi prajurit dan

masyarakat pengguna.

2. Misi

Selalu siap memberikan pelayanan keperawatan secara optimal kepada pasien.

3. Tujuan

a. Memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien pra, intra dan post

operasi dengan mengacu pada SAK/SOP guna terselenggaranya pembedahan.

b. Memperhatikan derajat sterilitas secara menyeluruh (pasien, perawat/dokter, dan

lingkungan)

c. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial

d. Menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang kondusif bagi personil maupun

mahasiswa praktek

4. Motto/Nilai

R : Ramah

S : Senyum

Teras Belakang

Dapur

R. Disku

si

R. Isolasi

R. Peraw

at

R. Karu

K. Mandi

2

K. Mandi

1Teras Depan

Ruang Perawatan

Ruang Perawatan

U

Gambar 2: Denah Ruang Dahlia.

Page 6: Manajemen Bab 1 Dan Bab 2

T : Terampil

D : Disiplin

S : Sembuh

5. Program Kerja

Kebijakan

a. Rekruitmen.

Rekruitmen tenaga keperawatan sepenuhnya dipegang oleh pusat, dimana dalam

nantinya akan ada rapat besar atasan yang ada di pusat dengan kepala ruangan

untuk membahas kebutuhan tenaga keperawatan yang ada. Rekruitmen ini tidak

selalu dengan mencari tenaga kerja yang baru, akan tetapi bisa dilakukan dengan

rolling dari ruangan satu ke ruangan yang lainnya. Hal ini tergantung dari tingkat

BOR dan LOS dari ruangan yang berkaitan.

b. Pengembangan Staff.

Pengembangan staff di ruang Dahlia tidak mensyaratkan kriteria khusus, karena

pengembangan ini dilakukan bergilir dan semua perawat pasti dapat kesempatan.

Staff yang akan mengikuti pelatihan dan sejenisnya dilakukan tiga orang secara

bergilir. Contoh pada pelatihan wound dressing modern yang diadakan sekali

dalam setahun, pelatihan CI (Clinical Instructur) diadakan setiap 3 tahun dengan

criteria CI adalah perawat senior baik D3 ataupun S1 dengan pengalaman minimal

10 tahun, dan pelatihan ROM (Range of Motion) sekali setahun. Adapun

pemberian reward berupa insentif sekali dalam sebulan ditujukan bagi perawat

senior yang sudah lama mengabdi di RS Supraoen.

c. Supervisi.

Supervisi keperawatan untuk area yang disupervisi secara umum adalah:

pengetahuan, keterampilan, sikap dan penghargaan terhadap pekerjaan

(kejujuran, empati dan lain-lain). Adapun cara men-supervisi sebagai berikut.

Supervisi langsung: dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung

dan supervisor terlibat, umpan balik dapat diberikan langsung pada saat

supervise.

Supervisi tidak langsung: dilaksanakan melalui laporan baik tertulis maupun

lisan, umpan balik dan perbaikan dapat diberikan secara tertulis.

Pelaksanaan supervisi ruangan Dahlia RS dr Supraoen dilakukan oleh Kepala

Ruang dan Ketua Tim kepada perawat pelaksana. Pelaksanaan supervisi

dilakukan hampir setiap hari ketika Karu berada di ruangan, pelaksanaan supervisi

di ruang Dahlia ini sudah memenuhi kriteria ideal yaitu supervisi dilakukan secara

terjadwal minimal satu bulan dua kali, pelaksanaan supervisi yang lebih teratur

Page 7: Manajemen Bab 1 Dan Bab 2

dan terjadwal terhadap tindakan keperawatan sangat penting untuk menjaga

kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.

d. Penjadwalan

Penjadwalan shift dilakukan oleh Kepala Ruangan dan tidak ada sistem

penjadwalan shift karena sistemnya kondisional.

e. Peraturan

Peraturan dalam ruangan disusun dan disepakati bersama oleh semua perawat

yang ada di ruangan Dahlia RS dr Supraoen. Salah satu contoh sanksi jika

melanggar peraturan tersebut adalah perawat yang bersangkutan akan

mendapatkan peringatan setelah beberapa kali melanggar peraturan seperti

terlambat atau tanpa keterangan, dan jika setelah diperingati tetap melanggar,

maka dipertimbangkan untuk dipecat dari atasan. Sesekali waktu, kepala instalasi

melakukan inspeksi mendadak ke ruang dahlia untuk mngetahui pelayanan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan yang ada di ruang dahlia.

f. Rapat

Kegiatan rapat di ruang Dahlia biasanya diadakan satu kali dalam sebulan, diikuti

oleh seluruh perawat di ruang Dahlia, namun jika ada masalah mendesak yang

perlu dibahas maka sekali seminggu rapat diwakili oleh Karu dan Katim di

ruangan.

6. Sistem Penghitungan Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja keperawatan ruang Dahlia RS dr Supraoen sebanyak 12

perawat, termasuk kepala ruang. Penghitungan tenaga kerja keperawatan harian

berdasarkan tingkat ketergantungan pasien yaitu minimal, parsial dan total,

sedangkan penghitungan tahunan menggunakan sistem Gillies oleh atasan (manajer

RS dr. Supraoen). Penghitungan libur kerja disesuaikan dengan berapa banyak

tanggal merah dalam satu bulan (baik tanggal merah hari minggu, hari besar

nasional, dan hari besar keagamaan).

Baik ketua maupun anggota tim dilakukan rolling secara rutin biasanya 3 hari sekali

tergantung jumlah perawat yang ada di ruangan. Tiap tim memegang 2-3 pasien,

namun jika jumlah pasien banyak, bisa memegang 5-6 pasien per tim nya.

7. Klasifikasi pasien yang digunakan

Penggolongan pasien di ruang Dahlia RS dr Supraoen menggunakan sistem tingkat

ketergantungan pasien, minimal, parsial, dan total.

8. Kebutuhan Sarana dan Prasarana

Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dua hingga tiga bulan sekali, proses

pengajuan ataupun permohonan pengadaan dilakukan dengan rapat kepala ruangan

Page 8: Manajemen Bab 1 Dan Bab 2

dengan atasan-atasan RS Supraoen, kemudian sarana dan prasarana yang di

ajukan akan di drop tiap satu tahun sekali.

Sarana dan prasarana terdiri dari obat-obatan, peralatan EKG, timbangan BB dan

pengukur tinggi, botol infus, peralatan emergency, 23 bed pasien, ruang perawat,

ruang loker, dapur, kamar mandi pasien.

B. PENGORGANISASIAN

1. Struktur Organisasi

2. Filosofi Struktur Organisasi.

Model struktur organisasi yang diberlakukan di ruang Dahlia Rs dr Supraoen

adalah mewujudkan pelayanan optimal dengan menggunakan metode tim.

3. Keterikatan Tujuan Perawatan.

Pada pelaksanaannya tujuan keperawatan yang dilaksanakan adalah disesuaikan

dengan kriteria pasiennya, yaitu:

a. Pasien Dinas.

Askes Hankam (Purnawirawan).

Askes non PNS (Pemkab, Pemkot).

b. Pasien Hak (PNS tentara aktif sesuai pangkat).

c. Pasien Swasta/PLB

4. Aplikasi Peningkatan Mutu Asuhan Keperawatan Bagi Seluruh Perawat di

Ruang Dahlia

A. Pencegahan Kritis.

Kepala RuanganNs. Siti Chasanah,

S.Kep

Tim 2Ketua : Pak AdchaPak HariantoBu GresikaBu NurcholifaBu NunukBu Serly

Tim 1Ketua : Pak SupriadiPak AgusPak ArifBu IrmaPak Mawardi

Pasien Pasien

Page 9: Manajemen Bab 1 Dan Bab 2

1. Mengkaji TTV secara rutin dan benar.

2. Menganalisa perubahan TTV.

3. Cek ketersediaan O2 dan Obat-obatan emergency.

4. Lapor cepat kepada dokter yang bertanggung jawab.

5. Lapor Supervisi.

B. Pengendalian Infeksi.

1. Pakai alat proteksi diri (skort, handscoon, dan masker).

2. Lakukan tindakan-tindakan pencegahan:

Penggunaan masker pada saat:

1. Mengganti laken.

2. Membersihkan ruangan pasien.

3. Berbicara dengan pasien yang megalami penurunan imunitas

(misalnya HIV/AIDS atau pasien-pasien infeksius/menular

(misalnya TB paru).

4. Merawat luka gangrene.

5. Mengambil spesimen yang berbau dsb.

C. Pengelolaan Infus.

1. Jangan sampai ada keluarga yang melapor jika infud habis.

2. Cek secara rutin dan perkirakan habis cairan berhubungan dengan

kecepatan tetesan.

3. Selalu cek tanda-tanda phlebitis/ resiko terjadi phlebitis.

4. Biasakan menanyakan keluhan pasien (tanda subyektif tentang tempat

insersi dan keluhan pasien saat oobat dimasukkan.

D. Pencegahan Cedera di Tempat Tidur.

1. Waspadai pasien dengan keadaan berbaring lama (>6 jam) dan

ketidakmampuan untuk melakukan mobilisasi di tempat tidur.

2. Latih dan ajarkan cara mobilisasi di tempat tidur.

3. Cek tanda-tanda adanya akibat tirah baring pada system mayor tubuh

(konstruksi, hipotensi orthostatic, dekubitus, cardiac output menurun,

kontraktur sendi, atropi, dan gelisah).

4. Perhatikan pasien lansia terutama tingkat kesadaran (rentang jatuh).

C. TUPOKSI (TUGAS POKOK DAN FUNGSI) RUANG DAHLIA

1. Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab organisasi pelaksanaan pedoman pengelolaan etika

profesi keperawatan sebagai berikut :

1. Kepala ruang

Page 10: Manajemen Bab 1 Dan Bab 2

Tanggung Jawab

a. Kelancaran operasional pelayanan keperawatan

b. Supervisi pelaksanaan pedoman pengelolaan etika profesi keperawatan

Tugas

Bertugas sebagai pengendali mutu dalam pelayanan keperawatan dan kepala ruang

keperawatan yaitu :

Melaksanakan fungsi perencanaan (merencanakan jumlah dan kategori tenaga

perawatan, merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan, merencanakan jenis

askep yang akan diselenggarakan)

Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan (mengatur daftar dinas,

memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga keperawatan untuk melakukan

askep sesuai standart, mengkoordinasikan untuk bekerjasama dengan berbagai

pihak dipelayanan ruang rawat, menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan

alat obat dan bahan lain, mendampingi dokter saat visite, mengelompokkan dan

mengatur penempatan pasien menurut tingkat kegawatannya/infeksi/non infeksi,

memelihara buku register dan berkas catatan medik, membuat laporan harian dan

bulanan mengenai pelaksanaa kegiatan askep serta kegiatan lain di ruang rawat)

Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian (mengawasi dan

menilai pelaksanaan askep yang telah ditentukan, mengawasi dan mengendalikan

pendayagunaan perlatan perawatannserta obat-obatan secara efektif dan efisien,

mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan askpe serta

mencatat kegiatan lain di ruang rawat)

Hambatan :

Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di Ruang Dahlia

Kepala ruang sering merangkap menjadi perawat pelaksana dikarenakan SDM

tenaga perawat sebagai TNI AD yang sewaktu-waktu harus meninggalkan

pekerjaannya diruangan dikarenakan panggilan atau tugas dari atasan.

2. Fungsional

1. Perawat pelaksana profesional

Tanggung Jawab

Bertanggung jawab dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan

berpedoman pada etika profesi keperawatan

Tugas

Melaksanakan asuhan keperawatan dengan tidak membedakan suku bangsa,

agama, profesi, tingkat sosial, jenis kelamin, umur, aliran politik dan

menghargai harkat dan martabat serta keunikan pasien

Page 11: Manajemen Bab 1 Dan Bab 2

Melaksanakan asuhan keperawatan dengan memperhatikan lingkungan

dengan menghormati nilai budaya dan adat istiadat pasien

Melakukan asuhan keperawatan senantiasa memegang rahasia sesuatu yang

diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika

diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Melakukan asuhan keperawatan senantiasa memegang kejujuran profesional

dan menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan

kebutuhan pasien

Melaksanakan asuhan keperawatan dengan memelihara hubungan baik

dengan sesama perawat maupun tenaga kesehatan lainnya

Melaksanakan asuhan keperawatan bertindak sebagai pelindung pasien dari

tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan secara tidak kompeten, tidak

etis dan ilegal

3. Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan di ruang dahlia adalah metode tim

D. KONTROL

1. Kontrol SDM

a. Pengendalian Mutu

Sistem kontrol terhadap mutu pelayanan Ruang Dahlia dilakukan melalui

dua cara. Pertama kontrol oleh Kepala Ruang Ns Siti Khasanah. Kontrol tersebut

dilakukan dengan dua macam. Kontrol pertama oleh Kepala Ruang Ns. Siti

Khasanah. Kontrol tersebut dilakukan pada saat postconference. Hal yang

dikontrol dan dievaluasi. Kedua kontrol oleh Seksi Pelayanan Keperawatan RST dr

Soepraoen yang dilakukan oleh Ns. Untung S.H. dengan observasi dan

menanyakan terhadap perawat ruang tentang asuhan keperawatan. Kontrol

dilakukan setiap pagi hari mulai Hari Senin hingga Selasa. Sedangkan pada sore

dan malam hari oleh Ns. Ruswandi.

Supervisi dilakukan oleh Kepala Ruang setiap sebulan sekali mulai dari jam

14.00 WIB hingga jam 07.00 WIB. Beberapa hal yang dikontrol meliputi meliputi

kinerja, proses asuhan keperawatan dan sikap terhadap pasien, kedisplinan dan

kontrol terhadap infeksi, kontrol terhadap pengelolaan infus dan pencegahan kritis.

Berdasarkan rata-rata jumlah pasien per tahun, idealnya jumlah perawat

yang dibutuhkan sebanyak 19 perawat. Namun saat ini jumlah perawat sebanyak

12 perawat termasuk Kepala Ruang. Pembagian shift terbagi menjadi shift pagi,

shift sore, dan shift malam. Pembagian jumlah tiap shift dipertimbangkan

berdasarkan jumlah tenaga yang tersedia pada waktu tersebut. Mengingat RS dr

Page 12: Manajemen Bab 1 Dan Bab 2

Soepraoen merupakan rumah sakit tentara tingkat II, beberapa perawat

mempunyai tugas piket atau tugas lain yang berhubungan dengan kemiliteran.

Sehingga jumlah perawat shift disesuaikan dengan jumlah perawat yang tersedia

pada waktu tersebut. Jika ada pergantian shift, staf yang bersangkutan dapat

mencari staf lain yang bersedia tukar shift. Jika sudah ada yang bersedia, staf

yang bersangkutan menghubungi Kepala Ruang, dan jika sudah diijinkan dapat

mengajukan surat ke Kepala Ruang.

Latar belakang pendidikan perawat di Ruang Dahlia terdiri dari satu perawat

ners yang menjabat sebagai kepala ruang, dan 11 perawat dengan latar belakang

pendidikan ahli madya keperawatan. Dua perawat sebagai ketua tim dan sembilan

perawat lainnya sebagai perawat pelaksanan. Selain pendidikan formal, semua

perawat di Ruang Dahlia pernah mengikuti pelatihan BCLS. Guna meningkatkan

pengetahuan dan update skill staf perawat, setiap sebulan sekali secara bergiliran

diupayakan setiap staf didelegasikan untuk mengikuti seminar dan pelatihan

keparawatan. Namun kegiatan tersebut disesuaikan dengan acara dan dana yang

disediakan oleh RS. Sehingga tidak rutin setiap bulan.

b. Mutu Pelayanan

Pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan dengan memodifikasi

Standart Operasional Prosedur (SOP) yaitu menyesuaikan dengan alat dan bahan

yang tersedia diruangan. Berdasarkan hasil pengmatan kelompok 1, urutan

pelaksanaan tindakan sesuai dengan yang ada di SOP namun penggunaan teknik

perlindungan diri dan teknik streril jarang digunakan. Misalnya saat perawatan

luka, tidak menggunakan sarung tangan baik sarung tangan bersih maupun steril.

Serta membuka dan menutup balutan dengan menggunakan tangan tanpa sarung

tangan. Namun penggunaan alat steril tetap diperhatikan. Dan juga setiap sebelum

dan selesai tidakan, hampir semua perawat melakukan prosedur cuci tangan.

2. Kontrol SDA

Alat yang tersedia selama ini di Ruang Dahlia memang belum tersedia

secara ideal, tapi ketersediaannya masih mencukupi dan memenuhi untuk

pelaksanaan tindakan perawatan terhadap pasien. Upaya melengkapi peralatan

terus diupayakan secara bertahap. Pengecekan alat alat dilakukan oleh Kepala

Ruang, beberapa staf dapat melaporkan pada Kepala Ruang jika ada kerusakan

alat. Alat yang rusak akan didaftar dan disetorkan ke inventaris rumah sakit.

Kontrol terhadap peralatan sebenarnya ditanggungjawabkan kepada salah satu

staff, tapi karena tidak pernah dijalankan sehingga control terhadap alat dilakukan

sendiri oleh Kepala Ruang. Tidak ada jadwal khusus untuk control alat, kegiatan ini

dilakukan secara kondisional.

Page 13: Manajemen Bab 1 Dan Bab 2

3. Audit Dokumentasi Rekam Medis

Pendukumentasian dilakukan secara manual pada rekam status pasien.

Pendokumentasian dilakukan segera setelah tindakan dilakukan.

Pendokumentasian dilakukan oleh perawat yang memberikan asuhan keperawatan

ke pasien kelolaannya. Pendokumentasian dilakukan mulai dari pengkajian saat

pasien datang hingga perkembangan pasien saat pulang. Pengkajian,

perencanaan, implementasi, respon pasie, implementasi dan perkembangan

keperawatan pasien didokumentasikan dalam format status pasien.

Perkembangan dan respon pasien menggunakan SOAP. S merupakan respon

subyektif yaitu keluhan pasien, O merupakan obyektif maliputi B1-B6 (Brain,

breath, blood, bladder, bowel, bone), A merupakan analisis ketercapaian tujuan

dan P merupakan prencanaan asuhan keperawatan selanjutnya. Pengecekan

terhadap dokumentasi keperawatan dilakukan oleh perawat yang mengelola

pasien, selanjutnya dicek kembali oleh Kepala Ruang.

E. EVALUASI

1. Penampilan Kerja (Job Performance)

Pengukuran kinerja SDM dengan metode 5W 1H, yaitu:

1. Who

a. Siapa yang dinilai

Seluruh perawat pelaksana dan kepala tim akan dievaluasi

b. Siapa yang menilai

Penilaian dilakukan secara langsung oleh kepala ruangan yaitu Ibu Ns. Siti

Chasanah, S.Kep

2. What

Aspek yang dievaluasi meliputi:

- Kinerja (produktivitas) perawat

Dalam hal ini karu mengevaluasi secara informal hasil kinerja perawat

dengan acuan bagaimana perbandingan hasil kerja/tindakan perawat ketika

dihadapkan dengan jumlah pasien yang sedikit dan banyak. Berdasarkan

evaluasi karu, perawat masih mampu melakukan tindakan dengan hasil

yang dalam batas normal (baik) meskipun dengan jumlah pasien yang

banyak. Namun berdasarkan pengamatan, kinerja perawat di Ruang Dahlia

belum optimal, misalnya: monitoring output cairan yang kurang diperhatikan,

pendokumentasian dan validasi terhadap tindakan EKG yang terlambat,

pendokumentasian respon pasien post-op yang tidak valid, penggunaan

Page 14: Manajemen Bab 1 Dan Bab 2

spuit yang berulang pada 3 pasien untuk kepeluan tindakan ‘menyepul’/

irigasi infuse macet, penyimpanan spuit irigasi kateter urin yang telah

digunakan untuk kemudian digunakan lagi untuk pasien selanjutnya, respon

perawat terhadap kejadian infus macet yang cenderung lambat, pemberian

injeksi yang tidak sesuai jadwal.

- Kemampuan perawat

Di Ruang Dahlia, kemampuan perawat dalam melaksanakan tindakan belum

sepenuhnya mematuhi SOP, terutama dalam hal pengendalian INOS.

Misalnya: minimnya pemakaian sarung tangan bersih pada tindakan

pemasangan dan pelepasan infus, perawatan luka, pembenahan infus

macet, dan prosedur perawatan luka yang kurang memenuhi teknik steril.

- Sikap perawat

Sikap perawat dievaluasi pada jam kerja, menurut Katim 1 Bp. Suprihadi,

memang ada beberapa perawat yang bolos/ijin tanpa keterangan, perawat

yang tidur, perawat datang terlambat, dan kurang terampil.

- Motivasi/semangat kerja

Motivasi dan semangat kerja perawat di Ruang Dahlia dievalusi dengan

mengkombinasikan aspek kinerja, kemampuan dan sikap perawat. Sebagian

besar perawat memiliki motivasi tinggi dalam bekerja.

3. Why

Berikut ini adalah tujuan dilakukannya evaluasi di Ruang Dahlia:

- Memelihara potensi kerja perawat

- Menentukan kebutuhan pelatihan

Pada perawat yang memiliki kemampuan, kinerja dan motivasi yang baik

dalam bekerja akan diikutsertakan dalam pelatihan/kursus/workshop dan

seminar sebagai reward.

- Dasar pengembangan karier

Karu memberikan ijin pada perawat yang ingin melanjutkan studi untuk

jenjang yang lebih tinggi namun dengan catatan tidak meninggalkan jadwal

untuk dinas.

4. When

Evaluasi dilakukan secara informal dengan waktu yang tidak ditentukan (setiap

saat)

5. Where

Evaluasi dilakukan di tempat kerja (Ruang Dahlia)

6. How

Page 15: Manajemen Bab 1 Dan Bab 2

Tidak ada form indikator evaluasi SDM secara spesifik, namun masih dalam

tahap pematangan rencana penyusunan form indikator evaluasi. Sehingga

evaluasi dilakukan melalui pengamatan dan survey. Namun, untuk evaluasi

formal saat ini secara terpusat oleh Kepala Instalasi Rawat Inap dengan form

DP3 yang diisi setiap 6 bulan sekali.

2. Pengawasan Mutu Pelayanan

Tidak ada evaluasi mutu pelayanan secara spesifik yang seharusnya diisi oleh

pasien rawat inap di Ruang Dahlia. Evaluasi mutu pelayanan dilakukan secara

terpusat oleh Kepala Instalasi Rawat Inap.

3. Evaluasi Program

Program yang dijalankan saat ini adalah pengendalian INOS dengan cara kegiatan

“jum’at bersih” yaitu kegiatan membersihkan ruang Dahlia secara menyeluruh oleh

petugas non-medis dan medis. Namun dalam pelaksanaanya sangat minimal,

disesuai dengan kondisi artinya jika pasien sedang banyak/penuh maka tidak

dilakukan jum’at bersih. Program ini merupan program secara general dari Kepala

Instalasi Rawat Inap.

4. Evaluasi Etik dan Legal

Legal dan etik dievaluasi melalui pendokumentasian setiap tindakan. Telah

disediakan format dokumentasi berupa rekam medis (les), namun pada realitanya

pendokumentasian setiap tindakan dan penggalian informasi dari klie tidak

sepenuhnya dilakukan, dibuktikan dengan adanya beberapa format pengkajian,

implementasi dan evaluasi yang masih belum terisi.

5. Pengawasan Profesional dan Kolegalitas

Evaluasi professional dan kolegalitas, meliputi:

a. Komunikasi sesama kolega

Jenis komunikasi yaitu atasan-bawahan dan bawahan-atasan yang berjalan

sangat efektif.

b. Motivasi

Motivasi kerja perawat ditingkatkan dengan pengadaan rekreasi secara berkala

yang merupakan inisiatif mandiri oleh perawat Ruang Dahlia.

c. Job Performance