bab 2 manajemen kelas - uinradenfatahpalembang

30
Bab 2 MANAJEMEN KELAS Pengertian Manajemen Kelas Manajemen Berbicara mengenai manajemen, maka yang terlintas dipikiran adalah sebuah istilah yang berkaitan erat dengan kepemimpinan. Istilah management hampir pada semua literatur memberikan rumusan yang jelas mengenai apa yang dimaksud dengan manajemen tersebut. Suatu rumusan yang sering dikemukakan ialah bahwa manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan organisasi lewat usaha orang-orang lain. Dengan demikian manajer adalah orang yang senantiasa memikirkan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan organisasi (Thoha 1995, hal. 8) termasuk di dalam organisasi sebuah madrasah. Pemahaman tentang manajemen tergantung pada orang yang menafsirkannya. Disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, hal. 708) bahwa manajemen adalah “penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran”. Manajemen menurut para ahli antara lain: 1. James A. F. Stonner dalam Atmodiwirio (2005, hal. 5) manajemen adalah “proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”. 2. Handayaningrat (1993, hal. 10) mendefinisikan manajemen adalah “pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia atau yang berpotensial di dalam pencapaian tujuan”. 25

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

Bab 2

MANAJEMEN KELAS

Pengertian Manajemen Kelas

Manajemen

Berbicara mengenai manajemen, maka yang terlintas dipikiran adalah sebuah istilah yang

berkaitan erat dengan kepemimpinan. Istilah management hampir pada semua literatur

memberikan rumusan yang jelas mengenai apa yang dimaksud dengan manajemen tersebut.

Suatu rumusan yang sering dikemukakan ialah bahwa manajemen adalah suatu proses

pencapaian tujuan organisasi lewat usaha orang-orang lain. Dengan demikian manajer

adalah orang yang senantiasa memikirkan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan organisasi

(Thoha 1995, hal. 8) termasuk di dalam organisasi sebuah madrasah.

Pemahaman tentang manajemen tergantung pada orang yang menafsirkannya.

Disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, hal. 708) bahwa manajemen

adalah “penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran”.

Manajemen menurut para ahli antara lain:

1. James A. F. Stonner dalam Atmodiwirio (2005, hal. 5) manajemen adalah “proses

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber

daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”.

2. Handayaningrat (1993, hal. 10) mendefinisikan manajemen adalah “pemanfaatan

sumber-sumber yang tersedia atau yang berpotensial di dalam pencapaian tujuan”.

25

Page 2: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

26

3. Sondang Siagian dalam Atmodiwirio (2005, hal. 5) menyebutkan bahwa manajemen

adalah “kemampuan atau keterampilan seseorang untuk memperoleh sesuatu hasil

dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain”.

Jadi, secara umum manajemen berdasarkan pengertian di atas adalah kemampuan

untuk mempengaruhi orang lain yang merupakan bawahan untuk melakukan sesuatu atau

pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan organisasi melalui kerjasama antara bawahan

dengan pimpinan sesuai dengan ketersediaan sumber daya.

Sekarang, istilah manajemen digunakan pada hampir setiap bidang, termasuk

pendidikan. Dalam dunia pendidikan istilah manajemen sering kita dengar, ternyata

manajemen mempunyai pengaruh yang besar bagi terselenggaranya suatu organisasi

pendidikan untuk mencapai hasil yang terbaik, yang diperoleh dari sumber daya yang

dimiliki. Manajemen merupakan sesuatu yang amat bermakna dalam pendidikan menuju

pada perubahan dan perbaikan. Dalam interaksi edukatif manajemen merupakan suatu

proses atau usaha yang dilakukan oleh seorang manajer untuk mencapai suatu tujuan

berdasarkan sasaran.

Manajemen pendidikan pada hakekatnya merupakan bagian dari ilmu manajemen

yang diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Manajemen sebagai suatu sistem mengandung

komponen-komponen masukan, proses dan keluaran yang masing-masing tidak dapat

dipisahkan dari keterlibatan faktor manusia, bahkan keberhasilan manajemen itu sendiri

sangat bergantung pada sumber daya manusia pelaksananya.

Selanjutnya secara etimologi kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu

”management” yang berarti “pengelolaan, ketatalaksanaan” (Djamarah dan Zain 2002, hal.

196). Pada intinya manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara serentak dan

sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Page 3: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

27

Manajemen mencakup banyak hal, mulai dari perencanaan sampai kepada

pengevaluasian, sebagaimana dikatakan bahwa:

Manajemen dapat diartikan sebagai suatu ilmu dan seni untuk mengadakanperencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan ataupelaksanaan (directing), pengkoordinasian (coordinating), pengawasan(controlling) dan dan evaluasi (evaluating) terhadap orang dan peralatan untukmencapai tujuan organisasi atau lembaga secara efektif dan efisien (Andriani 1999,hal. 20-23).

Tujuan yang dimaksud dalam konsep ini adalah tujuan lembaga (institusi) yaitu

tujuan individu atau kelompok serta masyarakat yang berhubungan langsung dengan

institusi itu, dengan kata lain manajemen dapat diartikan sebagai suatu ilmu dan seni untuk

mengadakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau pelaksanaan,

pengkoordinasian, dan pengawasan terhadap orang dan peralatan untuk mencapai tujuan

organisasi atau lembaga secara efektif dan efisien. Tujuan yang dimaksud dalam konsep ini

adalah tujuan lembaga (institusi), yaitu tujuan individu atau kelompok serta masyarakat

yang berhubungan langsung dengan institusi itu yang dalam hal ini adalah hasil dari

pendidikan.

Definisi di atas dapat diartikan bahwa kegiatan manajemen selalu mengarah untuk

pencapaian tujuan organisasi yang telah diharapkan. Berarti kegiatan manajemen selalu

berkait dengan fungsi suatu organisasi atau sering kali disebut fungsi manajerial. Harsey

dalam Pidarta (1990, hal. 5) berpendapat fungsi atau proses manajemen dimulai dari

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan sampai dengan pengawasan. Sejalan dengan itu

Mulyasa (2005, hal. 7) menyatakan bahwa dalam fungsi-fungsi manajerial ada beberapa

kombinasi fungsi dasar yang umum. Salah satu fungsi kombinasi tersebut mencakup lima

aspek yaitu: “perencanaan, pengorganisasian, penempatan (staffing), pengarahan, dan

pengawasan”.

Page 4: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

28

Manajemen adalah kegiatan; pelaksanaannya managing, dan orang yangmelakukannya disebut manajer. Tugas-tugas operasional dilaksanakan melaluiupaya-upaya anggotanya. Manajemen mempunyai tujuan-tujuan tertentu danbersifat tidak berwujud, yang merupakan kemampuan dan keterampilan khususyang dimiliki seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara peroranganataupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuanorganisasi secara produktif, efektif dan efisien (Tim Guru 2009, hal. 87).

Dikatakan tidak berwujud karena tujuan manajemen tidak itu dapat dilihat secara

nyata, namun dapat dirasakan hasilnya berupa hasil pekerjaan yang cukup, ada kepSuasan

pribadi, produk dan pelayanan yang optimal. Untuk mencapai tujuan-tujuan usaha suatu

kelompok organisasi membutuhkan manajemen agar dapat dicapai dengan baik. Dengan

demikian dapat dipahami bahwa manajemen mempunyai fungsi-fungsi tertentu sehingga

mampu secara positif mewujudkan pencapaian tujuan organisasi.

Secara fundamental manajemen mempunyai fungsi perencanaan, organisasi,

gerakan aksi, motivasi, penempatan, pengarahan, kontrol dan inovasi atau pengembangan.

Secara spesifik fungsi manajemen dapat dijelaskan;

Pertama, fungsi perencanaan merupakan kegiatan menetapkan pekerjaan yang

harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan

mencakup kegiatan pengambilan keputusan, termasuk pemilihan alternatif-alternatif

keputusan.

Kedua, fungsi organisasi mencakup: (a) membagi komponen-komponen kegiatan

yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok; (b) memberi tugas

kepada seorang manager untuk membagi tugas ke dalam kelompok-kelompok; (c)

menetapkan wewenang di antara kelompok atau unit-unit organisasi.

Ketiga, fungsi penempatan atau staffing mencakup kegiatan mendapatkan,

menempatkan, dan mempertahankan anggota pada posisi yang dibutuhkan oleh organisasi

sesuai dengan keahlian masing-masing anggota.

Page 5: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

29

Keempat, fungsi pengarahan (directing) merupakan kegiatan pengarahan yang

diberikan kepada bawahan sehingga mereka menjadi pegawai (staf) yang mempunyai

pengetahuan memadai dan bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan organisasi.

Kelima, fungsi pengawasan (controlling) mencakup kegiatan untuk melihat apakah

kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pelaksanaan kegiatan dievaluasi

dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki supaya tujuan-tujuan

dapat tercapai dengan baik.

Jadi, dapat dipahami bahwa manajemen merupakan sebuah proses yang terdiri dari

tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan serta

evaluasi yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan

melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya.

Dengan kata lain, dalam me-manage membutuhkan pemikiran yang keras.

Keterampilan dalam bertindak sangat menguntungkan bagi peningkatan kualitas

pendidikan, setiap manajer hendaknya menemukan sendiri pendekatan yang cocok dalam

situasi tertentu dan penyesuaian yang harus dilakukan dalam situasi yang berlainan tanpa

adanya pemahaman yang mendalam mengenai situasi dapat menimbulkan kerancuan dalam

menentukan langkah, termasuk juga dalam me-manage kelas.

Kelas

Secara sempit dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kelas berarti “ruang tempat belajar di

madrasah” (2005, hal. 529). Namun, “kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok

peserta didik yang sedang belajar, kelompok orang yang sedang belajar dapat kerja di

laboratorium, lapangan olahraga, workshop dan lain-lain” (Aqib 2006 , hal. 12).

Page 6: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

30

Senada dengan itu, Rusydie (2011, hal. 25) menyatakan kelas adalah “suatu

kelompok manusia yang akan melakukan kegiatan belajar bersama dengan mendapat

pengajaran dari seorang guru”. Sebagaimana pengamat yang lain mengartikan istilah kelas

dalam dua pemaknaan.

Pertama, kelas dalam arti sempit, yaitu berupa ruangan khusus, tempat sejumlah

siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar-mengajar. Kelas dalam hal ini

mengandung sifat-sifat statis, karena sekadar menunjuk pada adanya pengelompokan siswa

berdasarkan batas umur kronologis masing-masing.

Kedua, kelas dalam arti luas, yaitu masyarakat kecil yang secara dinamis

menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar secara kreatif untuk mencapai suatu tujuan.

Jadi, dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan kelas

adalah sekelompok orang yang belajar tentang materi tertentu dengan tempat juga tertentu.

Manajemen Kelas

Manajemen kelas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, hal. 708) adalah

“manajemen untuk mencapai tujuan pengajaran di kelas”. Agar kelas teratur, maka perlu

dimanage atau perlunya manajemen kelas. Manajemen kelas (Padmono 2011, hal. 12)

adalah “upaya yang dilakukan penanggung-jawab kegiatan belajar mengajar agar dicapai

kondisi optimal sehingga belajar mengajar berjalan seperti yang diharapkan. Pengelolaan

tersebut meliputi penyelenggaraan, pengurusan, dan ketatalaksanaan dalam

menyelenggarakan kelasnya”. Dengan batasan tersebut, maka batasan lebih bersifat luwes.

Manajemen sebagai suatu sistem mengandung komponen-komponen masukan,

proses dan keluaran yang masing-masing tidak dapat dipisahkan dari keterlibatan faktor

Page 7: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

31

manusia, bahkan keberhasilan manajemen itu sendiri sangat bergantung pada sumber daya

manusia pelaksananya.

Manajemen kelas ialah aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agarterpusat untuk kepentingan belajar kelas itu agar hasil belajar yang optimal dapatdicapai. Sumber-sumber pendidikan yang dimaksud ialah orang-orang yangmembantu para siswa belajar seperti instruktur, dan sebagainya, materi pelajaran,media belajar, lingkungan belajar, sarana atau fasilitas belajar, dan informasi yangbertalian dengan kelas itu. Sumber-sumber inilah yang dicari dan dipadukan untukkepentingan kelas itu (Pidarta 1990, hal. 5).

Jadi, dengan demikian manajemen kelas menunjukkan kepada kegiatan-kegiatan

yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses

belajar. Hal tersebut akan terjadi bila kita lebih dahulu menciptakan kebaikan agar untuk

mendapatkan kebaikan dari apa yang telah kita lakukan. Sebab, tidak menutup

kemungkinan apa kita lakukan dengan terbaik akan berdampak baik terhadap apa yang

akan kita lakukan.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam al-Qur’an surat ar-Rahman ayat 60

sebagai berikut:

الإحسان جزاء هل الإحسان إلا “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)”. Suatu keterampilan bertindak seorang guru yang didasarkan kepada pengertian

tentang sifat-sifat kelas dan kekuatan yang mendorong mereka bertindak. Guru ini berusaha

memahami dan mendiagnosa situasi kelas, kemudian bertindak selektif serta kreatif untuk

memperbaiki kondisi, sehingga dapat diciptakan situasi belajar mengajar yang baik.

Tujuan, Aspek, Fungsi, dan Problem Manajemen Kelas

Page 8: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

32

Tujuan Manajemen Kelas

Tujuan manajemen kelas pada umumnya bertujuan “untuk meningkatkan efektivitas dan

efesiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran” (Tim Guru 2009, hal. 111). Selain itu,

untuk menciptakan lingkungan kelas yang aman dan tenang (Jones, 2012, hal. 60). Dengan

demikian tujuan manajemen kelas pada hakekatnya menciptakan kondisi yang baik bagi

terciptanya pembelajaran yang efektif.

Tujuan manajemen kelas ada dua yang pertama adalah tujuan umum. Tujuan umummanajemen kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagibermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar tercapai hasil belajar yang baik.Sedangkan tujuan manajemen kelas yang kedua adalah tujuan khusus. Tujuankhusus manajemen kelas adalah mengembangkan kemampuan siswa bekerja,belajar serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan. (Nawawi1989, hal 116).

Tujuan manajemen kelas menurut Mudasir (2002, hal. 18) adalah:

1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupunsebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untukmengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.

2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnyainteraksi pembelajaran.

3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung danmemungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional danintelektual siswa dalam kelas.

4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,budaya serta sifat-sifat individunya.

Jadi, dapat dipahami bahwa tujuan manajemen kelas adalah upaya untuk

mendayagunakan potensi kelas. Berhubung kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu

dalam menunjang keberhasilan proses edukatif, maka hal itu dapat memberikan dorongan

dan rangsanan terhadap anak didik untuk belajar. Dalam hal ini, guru harus mampu

mengelola situasi dan suasana kelas dengan sebaik-baiknya. Intinya adalah agar setiap anak

dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapainya tujuan pengajaran secara efektif dan

efisien.

Page 9: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

33

Aspek dan Fungsi Manajemen Kelas

Manajemen kelas ialah aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat

untuk kepentingan belajar kelas itu agar hasil belajar yang optimal dapat dicapai. Sumber-

sumber pendidikan yang dimaksud ialah orang-orang yang membantu para siswa belajar

seperti instruktor, dan sebagainya, materi pelajaran, media belajar, lingkungan belajar,

sarana atau fasilitas belajar, dan informasi yang bertalian dengan kelas itu. Sumber-sumber

inilah yang dicari dan dipadukan untuk kepentingan kelas itu (Pidarta, 1990, hlm. 5).

Jadi, dengan demikian manajemen kelas menunjukkan kepada kegiatan-kegiatan

yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses

belajar. Suatu keterampilan bertindak seorang guru yang didasarkan kepada pengertian

tentang sifat-sifat kelas dan kekuatan yang mendorong mereka bertindak. Guru ini berusaha

memahami dan mendiagnosa situasi kelas, kemudian bertindak selektif serta kreatif untuk

memperbaiki kondisi, sehingga dapat diciptakan situasi belajar mengajar yang baik.

Menurut Hadari Nawawi kelas dapat dipandang dari dua sudut, yaitu: Pertama,

kelas dalam arti sempit yakni ruangan yang dibatasi oleh dinding dan di tempati oleh

sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar-mengajar. Kedua kelas dalam

arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat madrasah

yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan mengajar yang kreatif untuk mencapai tujuan

(Nawawi, hlm.116).

Sementara menurut Suharsimi Arikunto kelas adalah sekelompok siswa pada waktu

yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama (1995, hlm. 17). Dari

beberapa definisi di atas dapat difahami bahwa kelas merupakan tempat terjadinya interaksi

edukatif antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.

Page 10: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

34

Pendidikan menyatakan diri melalui hasil-hasil yang dikelola dalam proses

instruksional telah membawa pengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan. Hal ini

terjadi karena sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar guru telah mendesain

(mempersiapkan, merencanakan, mengatur, mengawasi serta mengarahkan). Dengan

demikian kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Dalam hal ini lebih ditegaskan oleh Hadari Nawawi (1989, hlm. 198) bahwa

manajemen kelas adalah kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa

pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada setiap personal untuk melakukan kegiatan

yang kreatif dan terarah sehingga waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien

untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan

perkembangan murid.

Menurut Lois V. Jhonson dan Mary A. Bany, manajemen kelas adalah proses

seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas (Syaiful,

2002, hlm. 198). Kemudian Made Pidarta (1992, hlm. 9) .mengemukakan pengelolaan

kelas merupakan keterampilan bertindak seorang guru yang didasarkan kepada pengertian

sifat-sifat kelas dan kekuatan yang mendukung mereka. Selanjutnya untuk memahami dan

mendiagnosa situasi kelaas dan kemampuan dalam bertindak selektif dan kreatif untuk

memperbaiki kondisi kelas sehingga dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang baik.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan mengelola kelas tidak

hanya me-manage kelas dari segi fisik saja akan tetapi mendayagunakan segala potensi

kelas, baik dari segi fisik kelas maupun dari segi non-fisik seperti memberikan kesempatan

bagi siswa untuk bertindak kreatif ketika pembelajaran sedang berlangsung.

Menurut GR. Terry dan LW. Rue (1986, hlm 9-10) mengemukakan bahwa fungsi

utama manajemen itu ada lima yaitu : a. Planning, b. Organizing, c. Staffing, d. Motivating,

Page 11: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

35

e. Controlling. Sementara itu secara umum ada yang menyebutkan empat fungsi

manajemen dan apa yang dikemukakan oleh Terry diatas telah tercakup kedalam empat

fungsi tersebut, yaitu : POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Demikian

dikemukakan oleh J. Panglaykim dan Hazil Tanzil ( 1998, hlm 39-40), (Nanang Fattah

1999, hlm. 49-107), James AF Stoner terjemahan oleh Alex Sindoro (1996, hlm. 10-12).

Berikut ini akan diuraikan empat fungsi manajemen tersebut secara garis besar,

yaitu :

a. Perencanaan (planning)

Planning artinya merencanakan segala kegiatan dan aktivitas yang menyangkut penentuan

tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama masa yang akan datang dan apa yang harus

diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu dengan tepat dan sesuai dengan harapan

dan rencana yang telah ditetapkan. Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam

pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan

datang. Disebut sistematis karena perencanaan itu dilaksanakan dengan menggunakan

prinsif-prinsif tertentu. Prinsip-prinsip tersebut mencakup proses pengambilan keputusan,

penggunaan pengetahuan dan teknik secara ilmiah, serta tindakan atau kegiatan yang

terorganisasi.

Menurut Nanang Fattah (2000, hlm. 58-59), bila dilihat dari dimensi waktu,

perencanaan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu rencana jangka panjang yang bersifat

makro, jangka menengah yang bersifat mikro serta jangka pendek yang bersifat

operasional. Selanjutnya dari sudut tingkatannya dapat diklasifikasikan menjadi dua

macam, yaitu perencanaan strategis dan perencanaan operasional.

Perencanaan adalah proses awal yang memberikan arah atau pijakan dasar bagi

proses-proses manajemen, planning dapat dimaknakan sebagai langkah persiapan yang

Page 12: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

36

diarahkan kepada tujuan dan bertitik kulminasi pada suatu keputusan yang berfungsi

sebagai landasan tindakan selanjutnya. (Piet A. Sehertian 1985, hlm. 254). Lebih lanjut

beliau menjelaskan Planning merupakan suatu proses intelektual yang menyangkut

berbagai tingkatan jalan pemikiran yang kreatif dan pemanfaatan secara imajinatif atas

banyak variabel yang ada, (1985, hlm. 255).

b. Pengorganisasian (organizing)

Organizing artinya mengkoordinir pengelompokan dan menentukan serta memberikan

kegiatan penting serta memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pada

setiap bagian-bagian yang telah dibentuk lewat perencanaan yang telah diakomodir dengan

rapi dan sistematis oleh setiap elemen pemegang kebijakan. Menurut Fremont E. Kast dan

James E. Rosenzweig, terjemahan Hasyimi Ali (1990, hlm. 576-577), mendapatkan orang

dan sumber daya yang sesuai belum menjamin efektivitas dan efisiensi organisasi. Manajer

juga bertugas mengembangkan dan memelihara suatu struktur untuk melaksanakan rencana

yang telah ditetapkan dan mencapai sasaran yang relevan. Tugas manajer juga meliputi

membagi pekerjaan diantara berbagai komponen dan kemudian mengintegrasikan hasil-

hasilnya.

Adapun unsur-unsur manajemen yang termasuk dalam pengorganisasian adalah

buku-buku yang dipergunakan. Maksudnya adalah guru mengkoordinir atau memberikan

literatur-literatur yang bisa dijadikan acuan dalam materi pembelajaran yang disampaikan

baik itu berupa jurnal, buku-buku ataupun karya ilmiah sehingga siswa dapat mencari

buku,jurnal, ataupun karya ilmiah tersebut.

c. Pelaksana (actuating)Menurut The Liang Gie didalam bukunya Sayiful Sagala (2009,

hal. 64) actuating yang diartikan sebagai penggerakan dan bimbingan, merupakan

aktifitas manajer alam memerintah, menugaskan, menjuruskan, mengarahkan,

Page 13: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

37

menuntun karyawan atau personel organisasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan

dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penggerakan atau pengarahan adalah

identik pemberian motivasi kepada staf agar dapat melaksanakan tugas dalam rangka

mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan kata lain seorang manajer harus mampu

memberikan dorongan dan semangat kepada seluruh personil yang ada dibawah

tanggung jawabnya. Walaupun telah diketahui bahwa manajer mempunyai banyak

pekerjaan. Dari sekian banyak pekerjaan seorang manajer salah satunya adalah

memberi motivasi kepada seluruh personil yang ada dibawah tanggung jawabnya

dengan cara memberi pengarahan atau menyalurkan perilaku manusia kearah

tercapainya tujuan-tujuan yang hendak dicapai sekaligus memberikan perbaikan-

perbaikan kepada setiap personil yang melakukan pelanggaran dan penyelewengan

terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan bersama.

Unsur-unsur manajemen kelas yang termasuk dalam penggerakan adalah kegiatan-

kegiatan siswa di luar pembelajaran maksudnya adalah kegiatan siswa tersebut digerakkan,

diarahkan dan dimotivasi oleh guru sehingga lebih terkoordinir, siswa dapat mengikuti

kegiatan yang telah ada di lingkungan pembelajaran maupun di luar kelas.

d. Pengawasan ( Controlling)

Pengawasan adalah upaya mengontrol setiap elemen dan bagian-bagian yang ada dibawah

taanggung jawabnya. Kegiatan mengontrol ini merupakan suatu kewajiban bagi setiap

manajer. Karena dengan kontrol tersebut seorang manajer dapat mengetahui secara pasti

seluruh kegiatan yang terjadi baik itu penyelewengan, penyalahgunaan wewenang dan

tanggung jawab dan sebagainya. Selanjutnya dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-

Page 14: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

38

sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif yang

diperlukan.

Adapun langkah-langkah pengawasan adalah (1). Menetapkan ukuran, (2).

Memonitor hasil dan membandingkan dengan ukuran-ukuran, (3). Memperbaiki

penyimpangan-penyimpangan, (4). Mengubah dan menyesuaikan cara-cara pengawasan

sehubungan dengan hasil-hasil pengawasan dan perubahan kondisi-kondisi, (5). Senantiasa

melakukan berhubungan/berkomunikasi selama proses pengawasan ( G.R. Terry dan L.W.

Rue, terjemahan G.A. Ticoali 1985, hlm. 12). Dengan demikian pengawasan tidak hanya

mengendalikan juga merupakan proses koreksi terhadap pelaksanaan di lapangan. Dan

dalam proses pengawasan dimungkinkan untuk melakukan perubahan sistem pengawasan

sesuai dengan pengembangan situasi dan kondisi.

Unsur-unsur manajemen kelas yang termasuk dalam pengawasan adalah pertama,

kehadiran dan ketepatan waktu. Controlling atas kehadiran guru dikelas adalah melalui

pengabsenan yang dilakukan di kantor guru, yang semestinya di lakukan setelah guru

mengajar. Controlling kehadiran siswa di kelas di lakukan oleh guru bersangkutan. Kedua

sumber-sumber materi yang lain, maksudnya yaitu guru mengontrol apa saja yang termasuk

sumber materi perpembelajaranan selain buku-buku yang telah ditentukan. Ketiga variasi

kegiatan para siswa, begitu juga dengan variasi kegiatan siswa juga perlu pengontrollan

agar siswa terfokus dalam mata pembelajaran yang sedang diajarkan. Keempat penilaian,

ini merupakan hal yang sangat penting dalm manajemen kelas dan sangat penting sekali

untuk diperhatikan oleh semua guru karena jangan sampai penilaian guru terhadap siswa

tidak obyektif sehingga merugikan siswa, untuk memberikan penilaian banyak aspek yang

harus diperhatikan atau dikontrol oleh guru.

Problem Manajemen Kelas

Page 15: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

39

Memelihara agar tugas–tugas itu dapat berjalan lancar. Problem manajemen kelas dapat

dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu : problem individual dan problem kelompok.

Munculnya problem individual disebabkan beberapa kemungkinan tindakan siswa seperti :

1. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain.2. Tingkah laku yang ingin menujukkan kekuatan.3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain.4. Peragaan ketidak mampuan.

Sedangkan problem-problem kelompok yang muncul dalam kelas :

1. Kelas kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosialekonomi, dan sebagainya.

2. Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakai sebelumnya.3. Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya.4. “Membombang” anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok.5. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari yang tengah digarap,

semangat kerja rendah, kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaanbaru seperti gangguan jadwal guru terpaksa diganti sementara oleh guru lain.(Mudasir 2002, hal. 155).

Selanjutnya Mudasir (2002) menyebutkan bahwa penyebab atau problem yang

menghambat pengelolaan kelas itu sendiri dari guru itu sendiri, dengan indikator sebagai

berikut:

1. Kontrol dan batasan terhadap siswa sangat ketat, atau malah guru menerapkansedikit sekali kontrol. Guru tidak tegas dalam menjalankan peraturan kelas(inkonsisten).

2. Lay out kelas tetap sama, tidak mengubah-ubah letak tempat duduk siswasesuai dengan kegiatan pembelajaran.

3. Siswa melanggar langsung dihukum, guru tidak mau mendengar alasan siswa,keputusan semua berasal dari guru.

4. Komunikasi hanya satu arah, kelas baru dianggap baik apabila sunyi.5. Tidak ada minat dan perhatian terhadap siswa, tidak perhatian terhadap siswa,

terlalu memperhatikan emosi siswa dari pada kesuksesan pengelolaan kelas.6. Tidak kreatif.

Dari problematika manajemen kelas secara teori diatas dapat diidentifikasi dan

disinerjikan dengan fungsi manajemen kelas, sehingga dapat memberikan dukungan

terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, menurut Ade Rukmana (2010, hal. 104) dapat

Page 16: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

40

dipengaruhi oleh kondisi fisik, dan non fisik (sosio emosional) yang melekat pada guru

dan melekat pada siswa.

Di samping problematika yang dikutip diatas, tentu masih banyak lagi

problematika dalam kelas yang dapat diidentifikasi dan disinerjikan dengan fungsi

manajemen kelas. Untuk pengkajian yang sistimatis mengacu kepada pembagian secara

umum yang dikemuka kan oleh Terry mencakup kedalam empat fungsi yaitu :Planning,

Organizing, Actuating, Controlling (POAC) Demikian dikemukakan oleh J. Panglaykim

dan Hazil Tanzil ( 1998, hlm. 39-40). Pengkajian tersebut berdasarkan observasi

diantaranya adalah:

1. Problematika perencanaan (Planning) manajemen kelas, adalah: tentang

pemahaman manajemen kelas, aturan dan format manajemen kelas yang baku,

perencanaan manajemen secara tertulis, serta problematika perencanaan secara

fisik: lay out kelas tidak berubah-ubah, display, perencanaan interior,

alat kebersihan, papan tulis, data inventaris, papan ceklis mengenai situasi kelas.

2. Problematika pengorganisasian, secara non fisik (sosio emosional) yang melekat

pada guru dan melekat pada siswa seperti: pendelegasian tugas pengembangan

karakter, potensi dan bakat siswa

3. Problematika pelaksanaan manajemen kelas , secara nan fisik (sosio emosional)

penggunaan media pembelajaran, pembelajaran yang monoton, komunikasi,

intraksi, dan peran guru/kreativitas guru.

4. Problematika kontrol manajemen kelas secara fisik dan non fisik (sosio

emosional) serta peraturan dan kedisiplinan

Untuk memahami problematika POAC dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.1 Problematika perencanaan (Planning):

Page 17: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

41

a). Pemahaman tentang manajemen kelas, menurut Salman Rusdi (2011, hlm 20) fakta

mengenai banyak guru yang belum memahami apa yang dimaksud dengan manajemen

kelas sungguh hal yang sangat ironis, pada hal pengetahuan mengenai manajemen kelas

merupakan komponen yang tak dapat dipisahkan dengan tugas mengajar guru. Tanpa

memahami apa itu manajemen kelas, seorang guru layaknya seorang orator demonstrasi

yang hanya menyampaikan informasi tanpa memahami apakah pendengarnya benar

benar memahami atau tidak apa yang ia bicarakan.

b).Perencanaan secara fisik: lay out kelas tidak berubah-ubah, display, perencanaan

interior. Guru mengatur tempat duduk sesuai karakter siswa dan mata pelajaran, serta

aktifitas pembelajaran yang akan dilakukan. Menurut Parlin (2009, hal. 7) Tip mengaturruang kelas yang lebih menekankan kepada aspek kebersihan dan tata ruang yangnyaman bagi guru dan siswa adalah: 1. Guru jarus kreatif mengatur ruang kelas, 2.Rencanakan pola lalu lalang yang diinginkan. 3. Atur meja siswa sesuai dengan modelpembelajaran yang diterapkan. 4. Gunakan poster, dekorasi menarik untuk mengundangperhatian dan kenyamanan siswa. 5. Sebelum memulai pelajaran periksalah semuabagian dalam kelas untuk menghindari kotor, semerawut dan pastikan semuanya dalamkeadaan baik.

2.1 Problematika pengorganisasian, (organizing)

Secara non fisik (sosio emosional) yang melekat pada guru dan melekat pada siswa

seperti: pendelegasian tugas pengembangan karakter, potensi dan bakat siswa. Saiful

Bahri Djamarah (2010, hlm.184) bahwa prinsip pengelolaan kelas secara internal yang

berkaitan dengan masalah emosi, pikiran, dan prilaku yang menyebabkan siswa berbeda

dengan siswa yang lainnya secara individu baik aspek biologis, intelektual, dan

psikologis.

3.1 Problematika pelaksanaan manajemen kelas (actuating)

Page 18: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

42

Secara non fisik (sosio emosional) penggunaan media pembelajaran, pembelajaran

yang monoton, komunikasi, intraksi, dan peran guru/kreativitas guru, hal ini pran guru

melalui pendeketan -pendekatan dan prinsif-prinsif manajemen kelas.

4.1 Problematika kontrol (controlling)

Secara fisik dan non fisik (sosio emosional) serta peraturan dan kedisiplinan. Menurut

Mudassir (2011, hlm 90) ) siswa yang tidak mengenal disiplin akan cenderung menjadi

anak yang nakal dan pembangkang, oleh karena itu pembentukan disiplin adalah sejalan

dengan pendidikan watak.

a. Peraturan; peraturan merupakan rambu-rambu bagi aktivitas siswa dan guru di

sekolah. Peraturan bisa dipilih sesuai kondisi dan waktu yang diinginkan. Idealnya

peraturan perlu dipilih untuk sebelum pelajaran dimulai, setelah pelajaran

berlangsung, selama waktu istirahat dan tertib pakaian, kerapian siswa,

kebersihankelas dan lingkungan sekitar, serta pergantian jam pelajaran. Aturan

khusus perlu disepakati bersama mengenai tenggang waktu selama ketika

pergantian jam pelajaran. Waktu ini sangat rawan siswa keluar kelas, melakukan

keributan, serta gangguan terhadap siswa yang lain

b. Disiplin menurut Mudassir (2011, hlm. 90) ) siswa yang tidak mengenal disiplin

akan cenderung menjadi anak yang nakal dan pembangkang, oleh karena itu

pembentukan disiplin adalah sejalan dengan pendidikan watak.. Ada banyak

langkah yang bisa ditempuh dalam menanggulangi pelanggaran disiplin,

diantaranya dengan cara menggali siswa secara individu dan mengetahui latar

belakang prilaku menyimpang tersebut. Guru juga bisa melakukan tindakan korektif

secara langsung terhadap pelanggaran yang dilakukan siswa.

Page 19: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

43

Jadi, berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa problem dalam mengelola

kelas (manajemen kelas) intinya melingkupi guru dan siswa, guru harus memahami kondisi

siswa dan sekitarnya apabila ingin mengelola kelas dengan baik perlu menggunakan upaya,

prefentif, kuratif/korektif dan preservatif. Upaya prefentif atau pencegahan, upaya

kuratif/korektif adalah upaya perbaikan, serta upaya secara preservatif adalah upaya

pembinaan dan pengembangan.

Agar menghasilkan manajemen kelas yang efektif, guru perlu melakukan beberapa

tindakan diantaranya: 1) Mengelola kelas secara preventatif, 2) Menangani perilaku yang

tidak semestinya dan distruptif, 3) Mengelola kelas ke arah caring-communications dan

self-disiplines.

Langkah yang harus di tempuh guru dalam mencegah masalah kelas adalah

diantaranya adalah: a) menjaga konsistensi; pengelolaan kelas yang efektif adalah konsisten

menegakkan aturan dan prosedur dalam kelas bila tidak, aturan dan prosedur apapun akan

buyar dengan cepat; b) menjaga perilaku menyimpang dengan smooth-ness dan movement;

c) mengkoordinasikan kegiatan kelas selama tidak stabil.

Masalah perlakuan siswa yang distruptif (suka merusak), pendekatan yang

dilakukan guru dalam menangani sikap distruptif diantaranya adalah being whit it, yakni

menangani perilaku menyimpang dengan cepat dan selalu akurat dalam mengidentifikasi

siapa yang bertanggung jawab. Pendekatan selanjutnya adalah overlappingness yakni

keterampilan untuk menangani perilaku yang menyimpang.

Adapun faktor yang harus dipertimbangkan dalam memberikan reward adalah

bahwa dengan reward ini tidak semua masalah bisa teratasi, misalnya begini, reward yang

dianggap sebagian siswa ini tidak di persepsi yang sama oleh sebagian siswa yang lain.

Page 20: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

44

Guru perlu memperhatikan factor-faktor seperti usia, latar belakang keluarga, etnik, dan

letak geografis. Pemberian reward juga dapat mengganggu guru dalam meningkatkan

prestasi akademik siswa.

Assertive disertive adalah salah satu pendekatan kelas yang menekankan bahwa

guru meminta dengan tegas agar siswa berperilaku baik dan merespon setiap pelanggaran

secara asertif. Dari sini dapat dilihat bahwa keuntungan yang di ambil adalah guru dapat

dengan tegas memperoleh control terhadap kelasnya dan dengan tegas meminta agar

siswanya berperilaku pantas. Sebelum kelas di mulai juga pastinya sudah di jelaskan

dengan tegas konsekuensi apa saja yang nantinya akan di peroleh oleh siswa (online:

http//google/teori+manajemen+kelas/ 23 Juni 2013).

Prinsip-prinsip dan Faktor-faktor dalam Manajemen Kelas

Secara umum faktor yang mempengaruhi manajemen kelas dibagi menjadi dua golongan

yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa.” (Djamarah 2006, hal. 184). Faktor intern

siswa berhubungan dengan problem emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa denga

ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara

individual. Perbedaan sacara individual ini dapat dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan

biologis, intelektual, dan psikologis.

Faktor ekstern siswa terkait dengan problem suasana lingkungan belajar,

penempatan siswa, pengelompokan siswa, tempat duduk siswa, jumlah siswa, dan

sebagainya. Problem jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin

banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih

mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih

kecil terjadi konflik.

Page 21: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

45

Dalam proses belajar mengajar hasil belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam

faktor, namun secara garis besar faktor-faktor tersebut terbagi menjadi dua, yaitu faktor

yang datang dari dalam diri individu siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa.

Faktor yang datang dari dalam diri siswa menurut Clark besar sekali pengaruhnya terhadap

hasil belajar yang dicapai. Seperti yang dikutipkan oleh Nana Sudjana bahwa “Hasil belajar

siswa di madrasah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh

lingkungan” (Sudjana 2002, hal. 39).

Selanjutnya, faktor-faktor yang datang dari luar diri siswa, di antaranya adalah

lingkungan dan instrumen belajar termasuk etos para guru dalam melaksanakan tugasnya.

Faktor ekstern dari aspek lingkungan ini sangat mempengaruhi hasil belajar siswa,

demikian juga dengan faktor instrumen yang terdiri dari kurikulum atau bahan pelajaran,

guru, sarana atau fasilitas dan administrasi. Dalam buku Mudasir (2002, hal. 22-23)

menyebutkan “Dalam rangka memperkecil problem gangguan dalam pengelolaan kelas

dapat dipergunakan”. Prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang menurut pendapat Djamarah

adalah sebagai berikut:

Hangat dan Antusias

Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan

akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya

akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

Tantangan

Page 22: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

46

Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan

meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya

tingkah laku yang menyimpang.

Bervariasi

Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik

akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini

merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari

kejenuhan.

Keluwesan

Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah

kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang

efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan

siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.

Penekanan pada Hal-Hal yang Positif

Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang

positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada

hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang

positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan

dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan

yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.

Page 23: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

47

Penanaman Disiplin Diri

Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan dislipin diri

sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan

tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut

berdisiplin dalam segala hal.

Pendekatan dan Pelaksanaan dalam Manajemen Kelas

Manajemen kelas bukanlah problem yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai

faktor. Problema anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah

untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual.

Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa

tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari

pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas (Rusydie 2011, hal. 48-55).

Berbagai pendekatan tersebut adalah seperti dalam uraian berikut:

Pendekatan Kekuasaan

Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik.

Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.

Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di

dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui

kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.

Pendekatan Ancaman

Page 24: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

48

Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu

proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku

anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran,

dan memaksa.

Pendekatan Kebebasan

Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas

untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah

mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

Pendekatan Resep

Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat

menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam

mereaksi semua problem atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan

tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti

petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.

Pendekatan Pengajaran

Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan

pelaksanaan akan mencegah munculnya problem tingkah laku anak didik, dan memecahkan

problem itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam

mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik.

Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.

Pendekatan Perubahan Tingkah Laku

Page 25: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

49

Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah

tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik

yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan

perubahan tingkah laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan

psikologi behavioral. Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah

laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang

pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku siswa atau guru yang menjadi anggota

kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus

dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang

atau puas.

Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas

diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada

gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.

Pendekatan Sosio-Emosional

Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi

yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru

dan siswa serta hubungan antar siswa. Didalam hal ini guru merupakan kunci

pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim

kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terciptanya

hubungan guru dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap

melindungi.

Pendekatan Kerja Kelompok

Page 26: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

50

Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama

kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru

untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok

yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik.

Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang

tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi problem-problem pengelolaan.

Pendekatan Pluralistik

Pendekatan ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru

kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.

Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan

dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut.

Pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai

macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan

suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien.

Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan

kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini

adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi

kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan

efisien.

Perlu dipahami, bahwa tidak semua pendekatan yang tersebut di atas cocok

digunakan untuk setiap kelas. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan

tersendiri. Oleh sebab itu, guru harus berusaha semaksimal dan seoptimal mungkin

menemukan pendekatan yang paling cocok dengan kondisi dan siatuasi kelas di mana dia

Page 27: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

51

mengajar, sebab biasanya beda tempat akan beda keadaannya. Semakin banyak metode

yang diuji coba dan ditemukan, maka guru akan kreatif dalam mengelola kelas dan anak

didiknya, karena itu salah satu indikasi kurang baiknya manajemen kelas bila guru tidak

kreatif.

Adapun guru yang mampu me-manage atau mengelola kelas dengan baik akan

mudah mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan, sebagaimana dikemukakan

Subrata (1997, hal. 50):

a. Pengelolaan kelas yang baik mempertinggi perkembangan mental dan sosialmurid-murid.

b. Pengelolaan kelas yang baik memberi kebebasan intelektual dan fisik dalamkarakter yang ditentukan.

c. Pengelolaan kelas yang baik memungkinkan pencapaian tujuan instruksional.d. Pengelolaan kelas yang baik mengizinkan kepada murid untuk ikut

berpartisipasi atas pengelolaan kelasnya.e. Pengelolaan kelas yang baik mengizinkan kepada murid untuk mengembangkan

kecakapan sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.f. Pengelolaan kelas yang baik membuat suasana yang hangat terhadap hubungan

antara guru dan murid.g. Pengelolaan kelas yang baik menghasilkan sikap murid yang positif terhadap

kelasnya.

Pelaksanaan manajemen kelas yang efektif yang dilakukan guru akan berdampak

pada tingkah laku dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus benar-benar

mempertimbangkan perencanaan manajemen kelas dan pengajaran dengan matang dan

tepat agar dapat tercapai tujuan pembelajaran.

Untuk me-manage kelas secara efektif maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai

berikut, Pidarta (1990, hal. 79) :

a. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu, yangdilengkapi oleh tugas-tugas dan diarahkan oleh guru.

b. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu,tetapi bagi semua anak atau kelompok.

c. Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku masing-masing individu dalam kelompok itu. Kelompok mempengaruhi individu-

Page 28: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

52

individu dalam hal bagaimana mereka memandang dirinya masing-masing danbagaimana belajar.

d. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggota. Pengaruhyang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing mereka di kelasdi kala belajar.

e. Praktek guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan murid.Makin meningkat keterampilan guru mengelola secara kelompok makin puasanggota-anggota di dalam kelas.

f. Strruktur kelompok, pola komunikasi dan kesatuan kelompok ditentukan olehcara guru mengelola, baik untuk mereka yang apatis, masa bodoh ataubermusuhan.

Hal ini sesuai dengan berberapa teori, antara lain: Teori Kounin yang memberikan

sumber ide yang kaya untuk bagaimana guru dapat mendekati masalah manajemen kelas.

Ini berguna bagi para guru pemula. Teori ini fokus pada penelitian manajemen kelompok.

Teori penelitian tentang pengajaraan efektif. Teori ini di pengaruhi oleh teori

behavioral dan orientasi ekologis. Penelitian ini akan mengidentifikasi tentang perilaku

guru efektif, yakni para guru yang secara konsisten mampu menghasilkan kertibatan siswa

yang tinggi dalam berbagai kegiatan akademis maupun sosial. Selain itu didukung teori

Child-Centered yang melihat bahwa sumber utama masalah adalah kurikulum yang tidak

relevan dan penekanan yang berlebihan pada ketenangan atau keheningan dan uniformitas.

Teori ini lebih condong ke arah child-centered dari pada subject-centered (online:

http//google/teori+manajemen+kelas/ 23 Juni 2013).

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya hubungan yang harmonis antara guru

dan murid dalam me-manage kelas, hal tersebut akan memudahkan bagi guru untuk

mengenal secara tepat berbagai masalah manajemen kelas baik yang sifatnya individi

maupun kolektifitas.

Pengaruh Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Kelas

Page 29: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

53

Pembelajaran yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pembaharuan kurikulum,

fasilitas yang tersedia, kepribadian guru yang simpatik, pembelajaran yang penuh kesan,

wawasan pengetahuan guru yang luas tentang semua bidang, melainkan juga guru harus

menguasai kiat memanejemeni kelas.

Pemahaman akan prinsip-prinsip manajemen kelas ini penting dikuasai sebelum

hal-hal khusus diketahui. Dengan dikuasainya prinsip-prinsip manajemen kelas, hal ini

akan menjadi filter-filter penyaring yang menghilangkan kekeliruan umum dari manajemen

kelas.

Manajemen kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di kelas

karena manajemen kelas benar-benar akan mengelola susasana kelas menjadi sebaik

mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama mengikuti proses belajar mengajar

termasuk kebersihan kelasnya, apalagi dalam agama Islam bersih merupakan bagian dari

iman.

Bila kelas nyaman dan bersih, kualitas belajar siswa seperti pencapaian hasil yang

optimal dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan memuaskan.

Selain itu, manajemen kelas juga akan menciptakan dan mempertahankan suasana kelas

agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Di samping itu juga, dengan manajemen kelas tingkat daya serap materi yang telah

diajarkan guru akan lebih membekas dalam ingatan siswa karena adanya penguatan yang

diberikan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.

Manajemen kelas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas karena situasi

dan kondisi kelas memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan

semaksimal mungkin. Madrasah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah

sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan

Page 30: Bab 2 MANAJEMEN KELAS - UINRadenFatahPalembang

54

kondisi belajar yang optimal. Yang berhubungan dengan minat, kehendak, percakapan,

kegiatan-kegiatn mereka sekaligus berhubungan dengan sarana dan prasarana pengajaran

yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana

pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai

tujuan pelajaran. Akan tetapi apabila terdapat kekurang serasian antara tugas, dan sarana

atau alat atau terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan

pemenuhanya maka akan terjadi gangguan terhadap proses pembelajaran. Baik gangguan

sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus menerus, karena itu perlunya guru

mengetahui bagaimana cara memanage kelas yang benar.