bab 1-2 new

Upload: andi-alexander

Post on 20-Jul-2015

722 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam dunia otomotif khususnya pada sepeda motor dikenal berbagai macam sistem yang digunakan. Sistem-sistem ini bekerja saling berangkaian antara satu dengan yang lainnya, sehingga apabila salah satu dari sistem tersebut mengalami kerusakan maka akan menambah kerusakan pada sistem yang lain. Sistem transmisi pada motor berfungsi untuk mengubah kecepatan mesin dan momen dengan perkaitan gigi-gigi dalam berbagai macam kombinasi. Momen besar digunakan jika kendaraan melaju dalam kondisi jalan yang naik dan momen yang kecil diperlukan ketika kendaraan melaju di jalan yang lurus dan untuk mereduksi putaran mesin yang tersedia sehingga dapat digunakan untuk menggerakan kendaraan dengan sebaik-baiknya. Adapun hal-hal yang melatar belakangi penulis dalam memilih judul Prinsip Kerja Dan Trouble Shooting Transmisi Yamaha Vega R adalah: 1. Kurangnya pengetahuan pemakai kendaraan dalam merawat sistem transmisi, sehingga kerusakan kecil akan menjadi besar dan akan menambah biaya perawatan dan perbaikan, seperti penggantian oli yang tidak sesuai dengan standart pabrikan.

1

2

2.

Gangguan yang sering terjadi pada sistem transmisi yang sering tidak diperhatikan pemilik kendaraan, seperti transmisi sulit pindah gigi, transmisi lost connect saat dioperasikan.

B.

Permasalahan Berbagai permasalahan yang harus diperhatikan dalam sistem transmisi

pada Yamaha Vega R antara lain: 1. Bagaimana cara kerja pada sistem transmisi Yamaha Vega R? 2. Gangguan apa yang sering terjadi pada sisitem transmisi Yamaha Vega R? 3. Bagaimana cara mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem transmisi Yamaha Vega R? C. Tujuan Tujuan yang dapat diambil dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja sistem transmisi pada Yamaha Vega R. 2. Mahasiswa dapat mengetahui gangguan yang sering terjadi pada sistem transmisi Yamaha Vega R. 3. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengatasi gangguan yang ada pada sistem transmisi Yamaha Vega R. D. Manfaat Manfaat yang dapat diambil dari pembahasan sistem transmisi adalah sebagai berikut: 1. Dapat melakukan praktik sistem transmisi pada sepeda motor Yamaha Vega R.

3

2. Dapat digunakan sebagai pedoman dalam menangani gangguan-gangguan yang timbul di sistem transmisi dan memberi wawasan tentang cara kerja dari masing-masing komponen pada sistem transmisi sepeda motor Yamaha Vega R. 3. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam mengidentifikasi gangguangangguan dan cara perbaikan pada sistem transmisi. E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam menyusun laporan tugas akhir ini ada beberapa cara yaitu :

1. Metode praktik Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data pada bahan tugas Akhir dengan jalan melakukan pembongkaran, menganalisa dan mengamati obyek tugas akhir secara langsung. 2. Metode Interview Penulis mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pembimbing lapangan dan mekanik. Data yang diperoleh dari metode ini adalah tentang kemungkinan penyebab kerusakan pada sistem transmisi Yamaha Vega R dan bagaimana cara memperbaikinya.

3. Metode Pustaka

4

Metode ini bertujuan untuk melakukan kajian-kajian teoritis sistem transmisi Yamaha Vega R dilakukan dengan cara mencari data melalui buku-buku literatur yang berhubungan dengan sistem transmisi Yamaha Vega R. F. Sistematika Laporan Proyek Akhir 1. Bagian Awal Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, abstraks, daftar gambar, daftar tabel, dan lampiran. 2. Bagian Isi

Bagian ini terdiri dari 4 bab, yaitu : BAB I : Pendahuluan, yang mencakup latar belakang masalah, permasalahan dan pembatasan masalah, tujuan, manfaat ,dan sistematika laporan. BAB II : Landasan teori, yang mencakup pemahaman tentang arus listrik dan sistem pengisian. BAB III : Analisis, yang mencakup tentang gangguan dan cara perbaikannya. BAB IV : Penutup yang berisi kesimpulan dari data dan saran yang merupakan sumbangan pemikir. 3. Bagian Akhir

Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran. BAB II SISTEM TRANSMISI PADA YAMAHA VEGA R

5

A. Fungsi Transmisi Transmisi dan komponen pengoperasiannya merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi memindahkan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan

(pemakai/penggunaan tenaga) (New Step2, Chasis). Pemindahan tenaga dari mesin ke sistem penggerak pada kendaraan, tentunya diperlukan suatu proses yang halus tanpa adanya kejutan, yang menyebabkan ketidak nyamanan bagi pengendara dan penumpang. Di samping itu, kejutan juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada bagian mesin. Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari unit kopling, transmisi, rantai penggerak, gear sproket dan roda kendaraan. Fungsi transmisi adalah untuk mereduksi putaran mesin yang terjadi sehingga dapat digunakan untuk menggerakkan kendaraan dengan sebaik-baiknya (Jalius, 2008:319). Transmisi dapat mengatur penggunaan kemampuan tenaga mesin yang terbatas. Tenaga mesin tersebut dapat digunakan sesuai dengan keperluan agar mesin tetap dalam keadaan stabil, tidak sempat mengalami kerusakan atau perubahan pada alatnya. Bila diperlukan tenaga angkut yang besar misalnya ditanjakan atau mengangkut beban yang besar, maka harus digunakan transmisi yang rendah karena tersedia tenaga angkut yang besar tetapi kendaraan tidak dapat berjalan cepat. Sebaliknya bila diperlukan kecepatan tinggi digunakan transmisi tinggi sesuai dengan jalan yang ditempuh. Pada transmisi tinggi tersedia tenaga 5

6

angkut yang kecil. Tenaga yang lain dipergunakan untuk mempertahankan kecepatan kendaraan. Konsep dasar kerja transmisi adalah menggunakan konsep perbandingan momen. Sehingga alternatif yang dipergunakan adalah dengan

menggunakan roda gigi, karena roda gigi merupakan benda yang paling mudah dan praktis untuk melakukan proses transfer tenaga pada putaran tertentu sehingga memberikan bermacam-macam perbandingan kecepatan yang di kehendaki, serta untuk melakukan proses perbandingan momen yang di butuhkan mesin. Fungsi transmisi roda gigi adalah untuk memperbesar momen saat momen besar diperlukan dan memperkecil momen saat momen kecil dibutuhkan. Untuk menyesuaikan kebutuhan tinggal mendesain berapa jumlah giginya yang akan di pergunakan. Jenis transmisi yang umum digunakan pada sepeda motor adalah tipe konstan mesh (transmisi yang saling bertautan dengan dog clutch). Bekerjanya transmisi pada tipe ini disebabkan karena transmisi terdiri atas susunan gigi-gigi, dimana gigi-gigi yang berpasangan tersebut dihububungkan. Untuk

menghubungkan gigi-gigi tersebut digunakan garpu transmisi dan sebagai penggeraknya digunakan alat pemisah gigi transmisi.

Posisi unit transmisi pada sepeda motor secara skema dapat dilihat pada gambar berikut ini.

7

Gambar 1. Posisi transmisi pada kendaraan (Teknik Dasar Service Sepeda Motor YAMAHA) Rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga (engine) ke sistem pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit kopling (clutch) diteruskan ke transmisi (gear box) ke sproket penggerak, rantai, roda sproket, dan roda. Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh transmisi adalah: 1. 2. 3. Tidak terjadi suara berisik dari dalam crankcase saat di operasikan. Tidak terjadi lost contact atau missed saat di masukan transmisi.

Tidak terjadi loncat transmisi atau tidak terjadi perubahan kecepatan sendiri saat di operasikan.

4.

Tidak terjadi sendatan atau laju kendaraan tersendat-sendat saat kendaran di pergunakan untuk berjalanan. 5. Mempunyai daya tahan yang cukup terhadap kerusakan

8

B. Jenis Transmisi Tipe transmisi yang digunakan pada sepeda motor menurut cara kerjanya ada dua jenis yaitu Selective gear transmission dan Automatic gear transmission. 1. Selective gear transmission Selective gear transmission, biasa disebut dengan transmisi manual. Dengan perkembangan jaman transmisi manual mengalami peningkatan yaitu beberapa inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesempurnaan transmisi baik dari perpindahan dan perkaitan gigi pada tiap tingkat percepatan, maupun perubahan pada mekanisme penggeraknya. a. Sliding mesh type, model ini dilengkapi dengan gigi-gigi yang meluncur (sliding gear) dari berbagai macam ukuran yang dipasangkan pada poros output-nya. Dengan meluncurkan gigi-gigi ini agar berkaitan dengan gigi susun (counter gear) untuk memperoleh pengaturan yang sempurna, bermacam perbandingan yang dapat diperoleh. Kombinasi yang umum pada transmisi model ini, 3 sampai 5 tingkat kemuka dan satu tingkat untuk mundur. Konstruksi dari transmisi ini sederhana, komponen pendukung yang lebih sedikit. Namun transmisi ini mempunyai kelemahan yaitu perpindahan gigi tiap tingkat percepatan cenderung sulit dan kasar karena perpindahan giginya dengan meluncur, sehingga membutuhkan waktu untuk terkait sempurna.

9

Gambar 2. Transmisi tipe Sliding mesh

b.

Constant mesh type, tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe slidingmesh dimana gigi input shaft dan counter gear ada didalam perkaitan yang tetap (constant mesh). Gigi ketiga pada output shaft dibuat dapat berputar bebas di shaft. Pada gigi kopling (clucth gear) diberi alur dan diposisikan sedemikian rupa pada poros output hingga dapat digerakkan sepanjang alur-alur untuk berkaitan dengan ujung-ujung gigi. Namun kelemahan pada transmisi tipe sebelumnya juga terdapat pada transmisi ini yaitu masih membutuhkan waktu dalam perpindahan giginya, karena untuk terkait sempurna drive gear dan driven gear harus mempunyai jumlah putaran yang hampir sama.

10

Gambar 3. Transmisi tipe Constant mesh

c.

Synchromesh type, Seperti yang telah diuraikan diatas, keburukan pada slidingmesh dan constant mesh diperlukan waktu untuk menunggu hingga gigi-gigi yang akan berkaitan, bila tidak, akan menimbulkan kerusakan, juga pada pekerjaan pemindahan gigi diperlukan keahlian. Karena itu transmisi Synchromesh diciptakan, dimana pada transmisi ini memiliki unit sinkroniser yang berfungsi untuk menyamakan putaran antara drive gear dengan driven gear, putaran gear tersebut dibuat mendekati satu sama lainnya seketika dengan adanya tenaga gesek oleh unit sinkroniser, dengan drive gear dan driven gear berputar pada putaran yang sama menyebabkan gigi-gigi mudah berkaitan sehingga perpindahan gigi pada tiap percepatan cenderung lebih lembut dan lebih cepat. Transmisi model baru ini adalah model syncrhomesh. Karena kelebihan yang dimiliki transmisi ini maka transmisi tipe synchromesh sekarang ini lebih banyak digunakan pada kendaraan-kendaraan modern.

11

Gambar 4. Transmisi tipe Syncrhomesh meshBagian-bagian : 1) 2) Roda gigi tingkat Gigi penghubung Cincin sikronmesh Kopling geser Roda gigi sinkronmesh Konis pengereman Poros output

3)4) 5) 6) 7)

2. Automatic Gear Transmission Sepeda motor saat ini sudah banyak memanfaatkan sistem transmisi otomatis. Jenis transmisi otomatis yang sering digunakan adalah CVT (Continously Variable Transmission) sistem. Kendaraan yang bertransmisi otomatis memiliki beberapa kelebihan, salah satunya adalah lebih praktis dalam pemakaian dibandingkan dengan sepeda motor yang bertransmisi manual, dikarenakan pengendara tidak perlu lagi secara manual merubah transmisi kecepatan kendaraannya, tetapi secara otomatis berubah sesuai dengan putaran mesin,

12

sehingga sangat cocok digunakan di daerah perkotaan yang sering dihadang kemacetan. Perpindahan transmisi sangat lembut dan tidak terjadi hentakan seperti pada sepeda motor konvensional sehingga sangat nyaman dikendarai. Sistem transmisi otomatis dengan CVT (Continously Variable Transmission) terdiri dari puli primer (driver pulley) dan puli sekunder (driven pulley) yang dihubungkan dengan V-belt. Pada puli primer terdapat speed governor yang berperan merubah besar kecilnya diameter puli primer. Dalam speed governor terdapat 6 buah roller sentrifugal yang akan menerima gaya sentrifugal akibat putaran poros dari crank shaft, dan roller sentrifugal akan terlempar keluar menekan bagian dalam salah satu sisi puli yang dapat bergeser (sliding Sheave) ke arah sisi puli tetap (fixed sheave) sehingga menyebabkan terjadinya perubahan diameter puli primer, yaitu membesar atau mengecil. Perubahan ini memberikan efek pada ratio transmisi. Besar kecilnya gaya tekan roller centrifugal terhadap sliding sheave ini berbanding lurus dengan massa roller sentrifugal dan putaran mesin. Semakin besar massa roller sentrifugal semakin besar gaya dorong roller sentrifugal terhadap sliding sheave sehingga semakin besar diameter dari puli primer tersebut. Sedangkan pada driven pulley besar kecilnya gaya tekan sliding sheave terhadap pegas berbanding lurus dengan konstanta pegas, semakin besar nilai konstanta pegas maka semakin besar gaya tekan sliding sheave terhadap pegas pada driven pulley sehingga pergerakan puli menjadi kecil. Melihat dari kerja sistem CVT, maka massa roller sentrifugal dan konstanta pegas sangat berpengaruh terhadap perubahan ratio transmisi dari perbandingan diameter driver pulley dan driven

13

pulley, dimana ratio transmisi salah satu parameter yang mempengaruhi kinerja traksi.

Gambar 5. Konstruksi transmisi otomatis type CVT

C.

Prinsip Kerja Sistem Transmisi pada Yamaha Vega R Prinsip kerja mesin dan pemindahan tenaga pada sepeda motor adalah

sebagai berikut:

14

Gambar 6. Rangkaian pemindahan tenaga dari mesin sampai roda

Ketika poros engkol (crankshaft) diputar oleh pedal kick starter atau dengan motor starter, piston bergerak naik turun (TMA dan TMB). Pada saat piston bergerak ke bawah, terjadi kevakuman di dalam silinder atau crankcase. Kevakuman tersebut selanjutnya menarik (menghisap) campuran bahan bakar dan udara melalui karburator. Ketika piston bergerak ke atas (TMA) campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder dikompresi. Kemudian campuran dinyalakan oleh busi dan terbakar dengan cepat (peledakan). Gas hasil pembakaran tersebut melakukan expansi (pengembangan) dan mendorong piston ke bawah (TMB). Tenaga ini diteruskan melalui connecting rod (batang piston), lalu memutar crankshaft. Menekan piston naik untuk mendorong gas hasil pembakaran. Selanjutnya piston melakukan langkah yang sama. Gerak piston naik turun yang berulang-ulang diubah

15

menjadi gerak putar yang halus. Tenaga putar dari crankshaft ini akan dipindahkan ke roda belakang melalui roda gigi reduksi, kopling, gear box (transmisi), sprocket penggerak, rantai dan roda sprocket. Gigi reduksi berfungsi untuk mengurangi putaran mesin agar terjadi penambahan tenaga. Cara kerja transmisi manual adalah sebagai berikut :

Gambar 7. Cara kerja gigi transmisi (Teknik Sepeda Motor Jilid 1 untuk SMK /oleh Jalius Jama, 2008) Pada saat pedal atau tuas pemindah gigi ditekan (nomor 5 gambar 8), poros pemindah (21) gigi berputar. Bersamaan dengan itu lengan pemutar shift drum (6) akan mengait dan mendorong shift drum (10) hingga dapat berputar. Pada shift drum dipasang garpu pemilih gigi (11,12dan 13) yang diberi pin (pasak). Pasak ini akan mengunci garpu pemilih pada bagi anulir cacing. Agar shift drum dapat berhenti berputar pada titik yang dikendaki, maka pada bagian lainnya (dekat

16

dengan pemutar shift drum), dipasang sebuah roda yang dilengkapi dengan pegas (16) dan bintang penghenti putaran shift drum (6). Garpu pemilih gigi dihubungkan dengan gigi geser (sliding gear). Gigi geser ini akan bergerak kekanan atau kekiri mengikuti gerakan dari garpu pemilih gigi. Setiap pergerakannya berarti mengunci gigi kecepatan yang dike hendaki dengan bagian poros tempat gigi itu berada. Gigi geser, baik yang berada pada poros utama (main shaft) maupun yang berada pada poros pembalik (counter shaft/output shaft), tidak dapat berputar bebas pada porosnya (lihat no 4 dan 5 gambar 8). Lain halnya dengan gigi kecepatan (1, 2, 3, 4, dan seterusnya), gigi-gigi ini dapat bebas berputar pada masing- masing porosnya. Jadi yang dimaksud gigi masukan adalah mengunci gigi kecepatan dengan poros tempat gigi itu berada, dan sebagai alat penguncinya adalah gigi geser. a. Proses Pemindahan Gigi Pada Posisi Nentral

Prinsip kerja: Kedudukan ini didapat jika gigi mati geser pada poros utama

berpasangan dengan gigi bebas pada poros lawan dan sebaliknya. M1 bersinggungan dengan C1 dan tidak di teruskan ke roda gigi C3 sehingga tenaga tidak dapat di teruskan ke poros sekunder (counter shaft). Roda gigi M4 juga bersinggungan dengan roda gigi C4, karena roda gigi C4 merupakan roda gigi bebas dari poros counter shaft dan roda gigi tersebut tidak di pasangkan dengan roda gigi

17

C3 yang merupakan roda gigi geser mati maka tenaga dari C4 tidak dapat di teruskan ke poros sekunder (Counter shaft). Arah aliran tenaga: Main Shaft Roda Gigi M1 Roda Gigi C1 Roda Gigi M4 Roda Gigi C4

Gambar 8. Gigi transmisi pada posisi netral

b.

Proses Pemindahan Gigi Pada Posisi Satu

18

Prinsip kerja: Jika akan masuk gigi pada posisi satu, maka gigi C1 harus mendapatkan putaran dari poros utama, yaitu gigi mati M1 dari main shaft bersinggungan dengan gigi C1 pada counter shaft. Gigi C1 pada counter shaft adalah gigi bebas, sehingga gigi C1 tersebut harus dihubungkan dengan gigi mati geser pada counter shaft,

gigi mati tersebut yang di maksud adalah gigi C4, sehingga momen tersebut diteruskan ke poros sekunder (counter shaft). Aliran tenaga: main shaft Roda gigi M1 Roda gigi C1 Roda gigi C4 Counter Shaft

19

Gambar 9. Gigi transmsi pada posisi satu

c.

Proses Pemindahahn Gigi Pada Posisi Dua Jika kita akan memasukan gigi transmisi pada posisi dua, maka gigi M2

dan C2 harus mendapatkan putaran, karena gigi M2 adalah gigi bebas, maka gigi M2 tersebut tidak dapat menghasilkan putaran dan tidak dapat pula memutar gigi C2 yang sebagai singgungan untuk putaran gigi transmisi pada posisi 2. Untuk mendapatkan putaran, maka gigi M2 harus digabungkan dengan gigi mati yang dapat memutarnya dari poros main shaft. Gigi mati dari main shaf tersebut adalah gigi M3. Arah aliran tenaganya adalah mulai dari poros main shaft, kemudian ke gigi mati M3, setelah itu gigi mati M4 di geser dan di gabungkan dengan gigi M2, karena gigi M2 bersinggungan langsung dengan gigi C2 yang merupakan gigi mati dari poros Counter shaft, sehingga tenaga dapat langsung di teruskan ke poros sekunder (counter shaft). Aliran tenaga: Main Shaft

Gigi M3 Gigi M2

20

Gigi C2

Counter Shaft

Gambar 10. Gigi transmisi pada posisi dua d. Proses Pemindahan Gigi Pada Posisi Tiga Jika kita akan memindahkan gigi transmisi pada posisi tiga, maka gigi M3 harus dapat memutar gigi C3, karena gigi C3 merupakan gigi bebas dari main shaft sehingga tidak dapat menghasilkan putaran dari poros couter shaft, melainkan memerlukan gigi mati yang ada pada poros counter shaft dengan cara menggeser

21

dan menggabungkan dengan gigi C3, gigi yang dimaksud adalah gigi C4. Arah dari aliran penyaluran tenaga (momen) tersebut adalah dari poros main shaft ke gigi M3, kemudian gigi C3 digeser dan di pasangkan dengan Gigi C4 dan gigi M3

disinggungkan dengan gigi C3, karena pada gigi C4 merupakan gigi mati dari poros Counter Shaft maka tenaganya dapat langsung di teruskan ke poros sekunder (Countr shaft). Aliran tenaga: Main Shaft

Roda Gigi M3 Roda Gigi C3

Roda Gigi C4

Main Shaft

22

Gambar 11. Gigi transmisi pada posisi tiga

e.

Proses Pemindahan Gigi Pada Posisi Empat Jika, kita akan memasukkan gigi transmisi pada posisi empat, maka gigi

M4 harus bersinggungan dengan Gigi C4, karena gigi M4 merupakan gigi bebas dari poros main shaft maka gigi M4 harus di pasangkan dengan gigi mati dari main

23

shaft yaitu gigi M3, Cara menyatukanya yaitu dengan cara menggeser gigi M3 sehingga masuk ke dalam tempat kaitan gigi M4 dan dari M4 akan menyatu dengan gigi C4, maka kedua gigi-gigi tersebut dapat menyatu dan dapat terpasang. Setelah gigi M4 dan C4 bersinggungan maka tenaga di teruskan ke poros Counter Shaft. Arah dari aliran tenaganya: Main Shaft

Roda Gigi M3 Roda Gigi M4

Roda Gigi C4 Counter Shaft

24

Gambar 12. Gigi transmsi pada posisi empat D. Menghitung Gear Ratio Transmisi pada Yamaha Vega R Hubungan gear yang berada dalam kotak transmisi (gear box), antara gear input shaft untuk output shaft dapat diperoleh berbagai kondisi seperti berikut ini: a. Perbandingan kecepatan putar yang sama ataupun berbeda input terhadap outputnya b. c. Perbandingan momen yang dapat sama atau berbeda input terhadap outputnya Arah putaran yang sama atau berbeda input terhadap outputnya

25

Gear kecil (A) bila langsung memutarkan gear (B) yang lebih besar akan menghasilkan: a. b. c. Putaran shaft gear (B) lebih lambat Momen shaft gear (B) lebih besar Arah putaran gear (B) berlawanan dengan shaft gear (A) Begitu pula apabila sebaliknya, jika pemutar (drive) adalah gear yang lebih besar maka akan diperoleh: a. b. c. Putaran shaft gear yang digerakkan (driven) lebih besar Momen shaft gear yang digerakkan (driven) lebih lambat Arah putaran driven berlawanan dengan arah driven Tetapi juga gear kecil (A) memutar gear besar (B) melalui perantara satu gear maka diperoleh : a. b. c. Putaran shaft gear (B) lebih lambat Momen shaft driven lebih besar Arah putaran shaft gear (B) searah dengan shaft gear (A) Begitu pula sebaliknya jika gear besar sebagai drive dan gear yang lebih kecil sebagai driven maka akan diperoleh : a. b. Putaran shaft driven lebih cepat Momen shaft driven lebih kecil

26

c.

Arah putaran driven searah dengan driven Putaran driven shaft yang menjadi lebih lambat atau lebih cepat dan

momen yang menjadi lebih kecil atau lebih besar, tergantung dari jumlah gear pada pemutar (drive) dan diputar (driven), perbandingan ini disebut gear ratio (Ismail Muhsin, 2005:1)

Perbandingan roda gigi (gear ratio) pada Yamaha vega R: Gigi 1: Gigi 2: Gigi 3: Gigi 4: 38/12=3,166 33/17=1,941 29/21=1,380 23/21=1,095

E.

Komponen-Komponen pada Sistem Transmisi Yamaha Vega R Komponen dari mekanisme transmisi terdiri atas bagian-bagian

sebagai berikut: a. As primer (main shaft), yaitu as yang menerima putaran dari mesin. b. As sekunder (counter shaft), yaitu as yang meneruskan putaran ke rantai roda belakang. c. Gigi (counter gear), yaitu semua gigi yang duduk pada as.

27

d.

Gigi penghubung kecepatan (silinder gear), yaitu gigi primer atau sekunder yang bekerja menghubungkan putaran, dimana terdapat garpu (fork versneleng). e. Gigi primer (main gear), yaitu semua gigi yang duduk pada as primer. f. g. Gear clib, yaitu penahan (pembatas) gigi-gigi. Ring penahan (washer), yaitu penahan diantara gigi.

h.

Gigi langsam (gigi stasioner), yaitu gigi yang bekerja sebagai penerus gigi starter kaki.

i.

Pengukur jarak (spacer), yaitu berupa boos yang terdapat pada as primer sebagai bantalan gigi langsam atau pada gigi sekunder sebagai pengatur jarak engine sporket.

j.

Garpu pemindah gigi (Shift fork), yaitu benda yang berbentuk seperti garpu yang tugasnya adalah memindahkan atau menggeserkan gigi transmsisi agar dapat bergabung.

k.

Poros garpu pemindah gigi (Sift Fork Shaft), yaitu poros penahan garpu agar tidak pindah tempat posisi dan tetap pada tempatnuya.

l.

Teromol pemindah gigi (shift drum), yaitu benda yang berbentuk silinder dan di dinding siilinder tersebut terdapat alur, alur tersebut adalah tempat untuk garpu pemindah gigi (shirt fork), supaya bersinggungan dan dapat menggerakan garpu pemindah (shift fork). Bagian-bagian komponen dari mekanisme sistem transmisi tersebut

dikunci jadi satu dengan menggunakan crankcase. Fungsi lain dari crankcase selain

28

sebagai pengunci dari komponen-komponen sistem transmisi adalah sebagai wadah atau box dapat juga dikatakan sebagai bak transmisi. Menurut bagian tempat kerjanya, semua komponen-komponen sistem transmisi tersebut di kelompokkan lagi menjadi dua yaitu yang pertama adalah komponen yang bekerja berdasarkan tempatnya berada. Tempat keberadaan transmisi yang pertama yaitu pada sumbu poros utama (main shaft). Sedangkan yang kedua adalah komponen-komponen yang kedudukanya berada pada poros lawan (counter shaft).

Gambar 13. Komponen main shaft dan counter shaft 1. a. Komponen-komponen yang berada pada poros utama (main shaft) terdiri atas: Washer

Washer adalah komponen transmisi yang berfungsi sebagai pengunci untuk komponen-komponen yang berada pada sumbu poros utama (main shaft). Washer juga dapat berfungsi sebagai ring untuk main shaft.

29

Gambar 14. Ring washer b. M2 Gear (20T)

Gambar 15. Roda gigi M2 gear M2 Gear (20T) adalah komponen transmimsi yang berupa gerigi atau gigi-gigi yang jumlahnya 17 mata gigi yang fungsinya sebagai penerus putaran dan pengubah momen dari M3 Gear (26T), setelah gigi M3 gear (26T) bergeser bersinggungan dengan M2 Gear (20T) sehingga kedua gear tersebut bergabung dan dapat memutarkan M2 Gear (20T).

c.

Spline Washer Spline Washer adalah komponen yang berbentuk seperti ring, tetapi

pada lingkaran dalam Spline Washer tersebut bentuknya tidak bulat rata, tetapi

30

terdapat tonjolan-tonjolan yang berbentuk seperti gigi-gigi. Spline Washer tersebut bila ditempatkan pada tempatnya, yaitu pada main shaft, maka tonjolan-tonjolan yang berbentuk seperti gigi-gigi pada lingkaran dalam dari Spline Washer tersebut dapat masuk pada parit-parit dasar yang ada pada gigi-gigi dari main shaft tersebut.

Gambar 16. Ring spline washer d. Snap Ring Snap Ring adalah ring pengunci untuk pembatas-pembatas untuk komponen-komponen yang berada poros main shaft terutama untuk roda gigiroda gigi, fungsi lain dari snap ring juga untuk alur aliran pelumasan komponenkomponen yang berada pada poros main shaft. Jadi untuk pemasangan snap ring tidak boleh salah, harus sesuai dengan buku petunjuk dari pabrik.

31

Gambar 17. Snap ring e. M3 Gear M3 Gear adalah roda gigi mati geser yang berada pada poros mainshaft. Roda gigi M3 mempunyai mata gigi 21, roda gigi ini tugasnya memberi tenaga awal, atau mensuplai tenaga untuk roda gigi bebas yang berada pada poros main shaft. Cara kerjanya yaitu dengan mengeser dan memasangkan ke DOG HOLE.

Gambar 18. Roda gigi M3 GEAR f. M4 Gear M4 GEAR adalah roda gigi bebas yang jumlah mata giginya adalah 21 mata gigi. Roda gigi M4 tidak dapat mensuplai tenaga secara langsung dari main shaft ke counter shaft karena roda gigi ini adalah roda gigi bebas, jadi untuk mengfungsikanya yaitu dengan memasangkanya dengan roda gigi mati geser yang ada pada poros main shaft.

32

Gambar 19. Roda gigi M4 GEAR g. Main Shaft dan M1 Gear (14T)

Gambar 20. Poros main shaft dan roda gigi M1 GEAR Main Shaft dan M1 Gear adalah poros dudukan untuk semua komponen-komponen yang berada pada poros main shaft, main shaft ini mempunyai gigi mati yang tidak dapat di geser yaitu M1 GEAR , roda gigi ini mempunyai 12 mata gigi, komponen ini berfungsi untuk menggerakkan transmisi pada posisi satu.

33

Gambar 21. Kompoen-komponen yang berada pada poros main shaft 2. Komponen-komponen yang berada pada poros lawan (Counter shaft) terdiri atas. a. Counter Shaft

Gambar 22. Poros counter shaft Counter Shaft adalah dudukan untuk komponen-koponen yang berada pada posisi poros lawan atau poros sekunder dari transmisi (counter shaft). Poros ini juga disebut sebagai output pada proses kerja transmisi.

b.

C2 Gear (31T)

Gambar 23. Roda gigi mati C2 GEAR

34

C2 Gear adalah komponen yang berkedudukan pada poros transmisi yang berbentuk seperti roda gigi dan mempunyai 33 mata gigi. Roda gigi ini merupakan roda gigi mati, roda gigi ini bekerja pada saat transmisi akan di jalankan saat gigi transmisi pada posisi dua. c. Collar

Gambar 24. Ring collar Collar adalah ring yang berada pada poros counter shaft. Berfungsi juga sebagai bushing pada poros counter shaft.

d.

Thrust Whasher

Gambar 25. Ring thrust washer Thrust Washer adalah komponen transmisi yang berfungsinya hampir sama dengan Whasher yaitu sebagai pengunci untuk komponen-komponen yang berada pada sumbu poros lawan (counter shaft). Thrust Washer juga dapat berfungsi sebagai ring untuk poros conter shaft. e. Snap Ring

35

Snap Ring adalah ring pengunci untuk pembatas-pembatas untuk komponen-komponen yang berada poros Counter Shaft terutama untuk roda gigi roda gigi, fungsi lain dari snap ring juga untuk alur aliran pelumasan komponenkomponen yang berada pada poros main shaft. Jadi untuk pemasangan snap ring tidak boleh salah, harus sesuai dengan buku petunjuk dari pabrik.

Gambar 26. Ring pengunci dan ring oli (snap ring)

f.

Spline Washer

Gambar 27. Ring spline washer Spline Washer adalah komponen yang berbentuk seperti ring, tetapi pada lingkaran dalam dari Spline Washer tersebut bentuknya tidak bulat rata, tetapi terdapat tonjolan-tonjolan yang berbentuk seperti gigi-gigi. Spline Washer tersebut bila ditempatkan pada tempatnya, yaitu pada Counter Shaftt, maka tonjolan-

tonjolan yang berbentuk seperti gigi-gigi pada linkaran dalam dari Spline Washer

36

tersebut dapat masuk pada parit-parit dasar yang ada pada gigi-gigi dari counter shaft tersebut . g. C3 Gear C3 Gear adalah komponen yang berada pada poros counter shaft yang bentuknya seperti roda gigi yang mempunyai 29 mata gigi. Roda gigi C3 ini merupakan roda gigi bebas. Jadi tidak dapat menyalurkan momenya secara langsung ke poros counter shaft. Untuk dapat menyalurkanya yaitu dengan cara memasangkanya dengan roda gigi mati geser yang berada pada poros counter shaft. Roda gigi C3 berfungsi pada saat gigi transmisi akan di operasikan pada posisi tiga.

Gambar 28. Roda gigi C3 Gear

h.

C4 Gear C4 Gear adalah komponen dari Counter shaft yang berbentuk roda gigi

yang mempunyai 23 mata gigi. Roda gigi ini mempunyai tonjolan-tonjolan diantara semua sisi kanan dan kirinya, tonjolan-tonjolan ini sering di sebut sebagai dog hole. Roda gigi ini merupakan roda gigi mati geser. Pada roda gigi ini terdapat alur untuk

37

dudukan shift fork yang berfungsi untuk menggeser roda gigi C4 sebagai cara penghubung untuk roda gigi bebas yang berada pada poros Counter Saft untuk dapat menyalurkan momen ke counter shaft. Roda gigi ini juga berfungsi sebagai komponen transmisi pada saat gigi transmisi akan di operasikan pada posisi 1,4 dan 3.

Gambar 29. Roda gigi C4 Gear i. C1 Gear

Gambar 30. Roda gigi C1 Gear C1 Gear adalah komponen yang berkedudukan pada poros counter shaft yang berbentuk seperti roda gigi yang mempunyai 38 mata gigi. Roda gigi ini

38

merupakan roda gigi bebas, jadi tidak bisa menyalurkan tenaganya secara langsung ke poros counter shaft. Roda gigi C1 untuk dapat menyalurkan tenaganya ke poros counter shaft yaitu dengan cara memasangkan pada roda gigi mati geser yang berada pada poros counter shaft. Roda gigi ini di fungsikan pada saat gigi transmisi akan di operasikan pada posisi satu. j. Washer

Gambar 31. Ring washer Washer adalah komponen transmisi yang berfungsi sebagai pengunci untuk komponen-komponen yang berada pada sumbu poros lawan (counter shaft). Washer juga dapat berfungsi sebagai ring untuk poros conter shaft. k. Bushing

Gambar 32. Bushing atau bantalan roda gigi C1 C1 Bushing adalah dudukan atau bantalan untuk roda gigi C1 agar tidak terpengaruh oleh putaran poros counter shaft pada saat roda gigi C1 tidak di fungsikan.

39

Gambar 33. Komponen-komponen yang berada pada poros counter shaft