muamalah new (2)

22
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia di era globalisasi memang serba memusingkan, hal ini dipengaruhi karena kita telah mengenal segala sesuatu dengan cara pintas dan tidak baik. Banyak terjadi kemungkaran di mana-mana.Termasuk makanan dan minuman yang haram.Dalam pandangan Islam, makanan dipandang punya nilai ibadah. Islam sangat memperhatikan persoalan makanan, dan menempatkannya sebagai kebutuhan esensial yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan manusia.Sehubungan dengan itu, manusia diperintahkan untuk memakan makanan yang halal dan baik, dan meninggalkan makanan yang haram. Di Indonesia sudah ada Majelis Ulama Indonesia yang memiliki Lembaga Pengawasan Obat dan Makanan (LPOM).Tugas dari LPOM adalah mengkaji dan mengawasi makanan dan minuman yang beredar di ndonesia, apakah telah memenuhi syarat atau tidak. Namun, kita juga harus memiliki banyak pengetahuan yang lebih mengenai makanan dan minuman yang halal ataupun haram agar kitapun dapat mengerti, memahami, serta menerapkan dalam kehidupan

Upload: bellailmawani

Post on 17-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mmmm

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Dunia di era globalisasi memang serba memusingkan, hal ini dipengaruhi karena kita telah mengenal segala sesuatu dengan cara pintas dan tidak baik. Banyak terjadi kemungkaran di mana-mana.Termasuk makanan dan minuman yang haram.Dalam pandangan Islam, makanan dipandang punya nilai ibadah. Islam sangat memperhatikan persoalan makanan, dan menempatkannya sebagai kebutuhan esensial yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan manusia.Sehubungan dengan itu, manusia diperintahkan untuk memakan makanan yang halal dan baik, dan meninggalkan makanan yang haram.Di Indonesia sudah ada Majelis Ulama Indonesia yang memiliki Lembaga Pengawasan Obat dan Makanan (LPOM).Tugas dari LPOM adalah mengkaji dan mengawasi makanan dan minuman yang beredar di ndonesia, apakah telah memenuhi syarat atau tidak. Namun, kita juga harus memiliki banyak pengetahuan yang lebih mengenai makanan dan minuman yang halal ataupun haram agar kitapun dapat mengerti, memahami, serta menerapkan dalam kehidupan sehari hari tentang apa saja dan bagaimana cara menkonsumsi makanan serta minuman yang halal dan sesuai dengan syariat islam. Makanan halal yakni makanan yang diperbolehkan (dihalalkan) oleh syariat Islam untuk mengkonsumsinya.Sedangkan makanan haram ialah makanan yang dilarang (diharamkan) oleh syariat Islam untuk mengkonsumsinya.Ukuran halal dan haram dalam masalah makanan dan masalah kehidupan lainnya ialah rambu-rambu syariat Islam. Apabila makanan kita terjaga dari makanan yang diharamkan Allah, atau dengan kata lain kita hanya makan makanan yang dihalalkan Allah, niscaya Ridho Allah itu tidak mustahil kita peroleh jika kita taat kepada-Nya. Tetapi sebaliknya, meskipun kita taat, namun kita makan dari makanan yang haram yang bukan karena terpaksa, maka akan sia-sialah usaha kita.Termasuk diantara keluasan dan kemudahan dalam syariat Islam, Allah SWT menghalalkan semua makanan yang mengandung maslahat dan manfaat, baik yang kembalinya kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu maupun masyarakat. Sebaliknya Allah SWT mengharamkan semua makanan yang memudharatkan atau yang mudharatnya lebih besar dari pada manfaatnya. Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati, akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau buruknya keempat perkara ini sangat ditentukan setelah hidayah dari Allah dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia yang kemudian akan berubah menjadi darah dan daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya.Dalam persoalan makanan dan minuman ada beberapa dasar pemahaman yang telah disepakati. Pertama : Asal dari semua makanan adalah boleh dan halal sampai ada dalil yang menyatakan haram. Kedua : Manhaj (cara) Islam dalam penghalalan dan pengharaman makanan adalah Islam menghalalkan semua makanan yang halal, suci, baik, dan tidak mengandung mudharat, demikian pula sebaiknya Islam mengharamkan semua makanan yang haram, najis atau ternajisi, khobits (jelek), dan yang mengandung mudharat

B.PERMASALAHAN

a) Permasalahan tentang daging (bakso) oplosanSebuah kejadian yang cukup mengejutkan akhir-akhir ini adalah ditemukannya bakso yang di oplos dengan daging babi atau celeng.Selain mengoplos bakso menggunakan daging babi, pada kemasan bakso tersebut juga terdapat label halal MUI (Majelis Ulama Indonesia). Kejadian tersebut membuat masyarakat menjadi cemas terutama pada penggemar bakso.Terkhusus bagi kita umat islam,karena daging yang mereka makan tidak lain dan tidak bukan adalah makanan haram dari daging babi yang sudah jelas di terangkan hukumnya dalam Al-Quran.Dari masalah tersebut dapat di simpulkan suatu rumusan masalah :1. Bagaimana hukum memakan bakso oplosan babi tersebut?2. Apa bahaya atau dampak negatif jika mengkonsumsinya?b) Permasalahan tentang pengkonsumsian daging hewan ternak baik yang dipotong di Rumah Potong Hewan (RPAH) dan di pasar-pasar tradisional.Berbicara masalah pengkonsumsian daging hewan ternak baik yang dipotong di Rumah Potong Hewan (RPAH) dan di pasar-pasar tradisional hampir tidak ada mekanisme kontrol jelas khususnya bagi konsumen sehingga mampu menghilangkan keragu-raguan mereka. Ataupun justru sebaliknya, sama sekali tak peduli. Dalam pikiran mereka, asalkan daging hewan ternak itu sudah tersedia di kios-kios penjualan, tanpa berpikir dua kali langsung membelinya.Urusan apakah daging sapi, kerbau, atau kambing itu daging glonggongan, daging impor illegal, bercampur dengan daging yang diharamkan, layak dikonsumsi (sesuai standar kesehatan dan kehalalan) atau tidak, sama sekali bukan menjadi persoalan. Perilaku ini hampir merata dipraktekkan ketika makan di restoran, rumah makan, fastfood, dan kedai-kedai penjualan makanan olahan hewan lainnya.Dalam kasus pemotongan unggas (ayam), konsumen muslim yang berbelanja di pasar menyerahkan sepenuhnya kepada penjual, tanpa sedikitpun ingin tahu apakah yang menyembelih sudah memenuhi persyaratan sesuai syariat atau belum. Apakah misalnya suatu ketika si penjual tidak (sempat) membaca bismillah karena banyak pesanan/pelanggan yang membeli, ataukah memang sedari awal dalam penyembelihan tidak pernah membaca bismilah. Benarkah hewan mati karena disembelih atau sebab-sebab lain.Dari masalah tersebut dapat di simpulkan suatu rumusan masalah:1. Bagaimanakah tindakan tindakan tersebut di tinjau dari hukum islam ?2. Bagaimana seharusnya menyikapinya ?

C. PEMBAHASAN

1) Permasalahan tentang daging (bakso) oplosana. Hukum Memakan Bakso Daging BabiMakanan tidak hanya berfungsi sebagai konsumsi tubuh, tetapi makanan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap akal dan tingkah laku seseorang.segala makanan yang baik ,maka akan memiliki pengaruh yang baik pula bagi manusia yang mengkonsumsinya. Demikian hal nya dengan makanan yang kotor dan tidak baik ,akan berpengaruh yang tidak baik pula bagi akhlak orang yang memakannya karena itu Allah memerintah kan kita untuk mengkonsumsi makan yang baik dan melarang kita mengonsumsi makanan yang tidak baik .

Allah berfirman : Hai sekalian manusia, makan lah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.(QS al baqarah :168) Dan telah di jelaskan pula haramnya memakan daging babi yang disebutkan dalam firman allah: (QS al baqarah :173)Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

b. Bahaya atau mudharat memakan makanan yang haramJika di atas tadi telah dijelaskan mengenai hukum-hukum memakan daging babi, maka di sini akan diterangkan bahaya atau mudharat memakan makanan yang haram itu. Ibnu Abbas ra mengemukakan sebuah hadis dari Rasulullah SAW dengan sabdanya: (

Sesungguhnya Allah mempunyai seorang malaikat di Baitul Maqdis yang setiap malam berseru.Barang siapa memakan makanan yang haram tidak akan diterima amalnya sedikitpun,baik yang sunah maupun yang wajib.(HR Ad-Dailamy)

Banyak sekali hadis-hadis yang mencela dan mengancam orang yang tidak memperhatikan halal dan haram itu.sehingga dalam salah satu hadis disebutkan dalam, orang yang suka barang-barang yang telah diharamkan itu maka nerakalah yang pantas baginya.Sabda nabi SAW :

. (

Barang siapa tidak peduli dari mana ia memperoleh harta, maka Allahpun tidak akan peduli dari pintu mana akan memasukkan ia ke neraka(HR Ad-Dailamy).

Dari sabda nabi SAW: Barang siapa mengusahakan harta dari jalan haram,kalau ia sedekahkan ,maka sedekahnya itu tidak diterima,dan kalau dibiarkannya begitu saja maka hartanya itu akan menjadi bekalnya di dalam neraka.(HR Ahmad ).Demikianlah bahaya dan mudharat dari harta yang dihasilkan dari jalan haram itu.Karena itu wajib atas setiap individu muslim untuk mempelajari halal dan haram ini, guna menjaga keselamatan agamanya.

Permasalahan tentang pengkonsumsian daging hewan ternak baik yang dipotong di Rumah Potong Hewan (RPAH) dan di pasar-pasar tradisional. Tindakan tindakan penyembelihan hewan ternak tersebut di tinjau dari hukum islam.Dalam proses penyembelihan secara halal ada syarat-syarat yang harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan Islam, yaitu:a. Binatang yang akan disembelih haruslah binatang yang dihalalkan dalam Islamb. Binatang halal yang akan disembelih harus dalam keadaan hidup, sehat dan segarc. Orang yang menyembelih (jagal) harus beragama Islamd. Jagal tersebut harus tahu hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan dalam menyembelih hewan.Penyembelihan hewan dilakukan dengan proses sebagai berikut: Penyembelihan dilakukan pada saat binatang yang akan disembelih masih hidup dan sehat. Sebaiknya binatang yang akan disembelih disenang-senangkan dulu, tidak stress dan ditempatkan di tempat penampungan dalam waktu beberapa jam (tidak langsung turun dari kendaraan). Proses penyembelihan hewan dilakukan dengan memotong tiga saluran, yaitu saluran pernafasan, saluran pencernaan dan pembuluh darah nadi. Pada saat menyembelih hewan dibacakan Asma Allah, yaitu dengan melafadzkan Bismillahi Allahu Akbar. Sebaiknya pemotong melakukan proses penyembelihan dengan menghadap kiblat. Proses pemotongan hanya dilakukan dalam satu kali pengerjaan, tidak bisa diulang-ulang jika salah satu saluran tersebut belum terputus. Binatang harus benar-benar sudah dalam keadaan mati sebelum dilakukan proses lanjutan (pemberian air panas, penghilangan bulu, pembongkaran karkas, dan lain-lain.Tindakan-tindakan yang salah dalam menyembelih hewan ternak mengakibatkan hukumnya menjadi haram. Hal ini sebagaimana firman Allah yang terdapat pada surat Al Maidah ayat 3: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya. (QS. Al-Ma`idah: 3)Hewan hewan yang halal dimakan jika penyebab kematian hewan tersebut adalah karena disembelih. Jika penyebab kematian hewan tersebut bukan dikarenakan disembelih, maka hewan tersebut termasuk dalam golongan bangkai dan hukumnya tidak halal untuk dimakan. Allah SWT telah mengharamkan darah yang mengalir, babi, dan bangkai untuk dimakan oleh manusia, karena hal itu termasuk najis. Dalam hal ini seluruh bentuk najis menjadi haram hukumnya untuk dimakan. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan Allah SWT dalam Al Quran (QS. Al Anam / 6 : 145). ()

Katakanlah, "Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali daging hewan yang mati (bangkai), darah yang mengalir, daging babi karena semua itu kotor atau hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah. Tetapi barang siapa terpaksa bukan karena menginginkan dan tidak melebihi (batas darurat) maka sungguh, Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

2Ciri - Ciri Makanan dan Minuman Halal Menurut Agama Islam

Ciri-ciri makanan halal :

Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan. Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah. Binatang yang tidak diharamkan dalam al-Quran dan hadis. Binatang yang disembelih dengan nama ALLAH SWT. Makanan yang bersih. Tumbuh-tumbuhan(buahan dan sayuran).

Ciri-ciri minuman halal

Semua minuman yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.

Semua minuman yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.Semua minuman yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.

JENIS JENIS MAKANAN HALALMakanan yang halal berdasarkan Al Quran dan Hadist, dapat dikategorikan ke dalam beberapa macam, antara lain :1. Tidak termasuk Najis dan Bangkai\Hewan yang telah dibunuh oleh hewan buas termasuk bangkai, kecuali hewan tersebut telah dilatih dan pada saat melepaskannya untuk menangkap buruan kita menyebut nama Allah SWT, maka hukumnya adalah halal untuk hewan hasil tangkapannya.2. Tidak menimbulkan dharar (bahaya) bagi fisikYang termasuk makanan ataupun minuman yang memiliki efek bahaya bagi fisik manusia adalah racun. Dan golongan minuman yang memabukkan, menghilangkan pikiran sehat, atau melalaikan adalah termasuk jenis ini. Al Quran (QS Al Baqarah / 2 : 195) dan dalam surat Al Maidah ayat 90 3. Tidak termasuk jenis hewan buasDalam sebuah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda : Setiap binatang buas yang bertaring dan berkuku tajam adalah haram dimakan. (HR. Muslim). Hewan yang termasuk buas golongan ini seperti harimau, singa, buaya, serigala, kucing, anjing, kera, ular, dan setiap hewan buas pemangsa. Hewan tersebut di atas juga merupakan hewan yang berkuku tajam, termasuk dari jenis burung (berkuku tajam), yang menggunakan cakarnya dalam memangsa mangsa, adalah hewan yang tidak halal untuk dimakan.4. Hewan yang berasal dari lautHewan hewan buruan yang berasal dari laut dan semua makanan dari laut adalah halal untuk dimakan, yakni dari berbagai spesies ikan laut ataupun makhluk hidup air. Karena laut itu sesungguhnya suci airnya dan halal bangkainya. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Quran (QS Al Maidah : 96).5. Hewan halal yang mati karena disembelihHewan hewan yang halal dimakan jika penyebab kematian hewan tersebut adalah karena disembelih. Jika penyebab kematian hewan tersebut bukan dikarenakan disembelih, maka hewan tersebut termasuk dalam golongan bangkai dan hukumnya tidak halal untuk dimakan. Hal ini sebagaimana firman Allah yang terdapat pada surat Al Maidah ayat 3.6. Hewan halal yang disembelih atas nama AllahHewan yang dasar hukumnya atau hakikatnya halal menjadi sah kehalalannya jika hewan itu disembelih dengan menyebut nama Allah ketika menyembelihnya. Allah juga mengharamkan hewan hewan yang disembelih tanpa menyebut nama Allah ketika menyembelihnya atau dengan nama selain Allah seperti sesembahan, sesajen, ataupun tumbal.

KESIMPULANMakanan dan minuman tidak dapat sembarangan di produksi dan di konsumsi.sebaiknya harus di pastikan terlebih dahulu apakah makanan itu halal ataukah haram.karena dari makanan yang kita konsumsi pun dapat mempengaruhi kesehatan. Dengan begitu kita pun masih bias mengkonsumsi makanan yang enak-enak karena dari sekian banyak makanan dan minuman yang berada di lingkungan kita itu,mayoritas berstatus halal walaupun sebagian kecil masih ada makanan dan minumanyangharam. Ketentuan ini sudah di akui oleh seluruh umat islam karena sudah ada hadits yang mengaturnya.solusinya agar masyarakat tidak mengkonsumsi makanan haram yaitu; 1.menindak lanjuti produsen yang produksi makanan haram2. memberi sanksi terhadap orang yang mengkonsumsi makanan dan minuman haram3. memberi label halal terhadap yang halal,dan tidak member label halal terhadap yang haramCara menyikapi tindakan tindakan tersebut :Rendahnya kesadaran masyarakat khususnya kaum muslimin dalam mengkonsumsi makanan halal salah satunya disebabkan oleh masih rendahnya pengetahuan tentang makanan berkualitas baik dari segi kebersihan, kesehatan, maupun kehalalan itu sendiri. Di samping itu sikap sebagian besar konsumen yang sangat tinggi menaruh kepercayaan keamanan makanan kepada pemerintah yang dalam hal ini ditangani oleh Kementerian-kementerian di bidang pengadaan dan pengawasan pangan.Sikap percaya sepenuhnya ini justru tanpa disadari berakibat kerugian kepada diri sendiri. Setelah timbul efek yang tidak diinginkan barulah kasak-kusuk mencari penyebabnya dan mencari-cari kesalahan orang lain. Kehalalan produk (baik dipakai atau dimakan) yang diedarkan dan dipasarkan di Indonesia merupakan masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Tanggung jawab utama terletak di tangan pemerintah melalui kementerian-kementerian yang berkaitan dengan pengaturan makanan, dan tentunya dari pihak pelaku sendiri, yaitu kalangan industri/produsan yang berperan langsung menghasilkan, mengeluarkan, memotong, mengolah, memproses, mengangkut, mendistribusikan, dan menyajikannya hingga sampai ke tangan konsumen.Idealnya konsumen tidak usah ragu-ragu lagi memakai/mengonsumsi produk karena sudah mempercayakan sepenuhnya kepada mekanisme pengawasan pemerintah. Dalam praktek di lapangan tidak sedikit dijumpai produk yang merugikan, sementara mereka tidak menyadarinya. Ini menjadi bukti bahwa pengawasan pemerintah terhadap barang konsumsi melalui instansi, badan, lembaga-lembaga yang bertugas untuk urusan tersebut belum berjalan efektif.Di samping itu salah satu kelemahan konsumen di Indonesia adalah karena pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang produk berkualitas masih rendah. Diperburuk lagi dengan minimnya pengetahuan hukum berkaitan kompensasi akibat dirugikan oleh produk-produk tersebut. Konsumen merasa sudah puas dengan apa yang dibeli dan dipakainya, asalkan ketika saat menggunakannya tidak dirasakan hal-hal yang mengganggu atau merugikan, meskipun kadangkala dampak negatifnya baru dirasakan nanti di waktu yang lama.Karena itulah, menjadi salah satu tugas pemerintah untuk menjamin keamanan dan kepastian warga dalam mendapatkan dan mengkonsumsi produk/makanan, khususnya bagi kaum muslimin. Sebab persoalan makanan bukan sebatas mengkonsumsi yang halal lagi baik, tetapi lebih dari itu berdampak kepada sah tidaknya dan diterima/ditolaknya ibadah akibat makanan yang dikonsumsi.Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda: Wahai Saad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada di tanganNya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amal-amalnya selama 40 hari, dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak baginya (HR. At-Thabrani).