bab1 2 new freshhh

Upload: yuke-putri

Post on 14-Jan-2016

235 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ph

TRANSCRIPT

LEMBAR PERSETUJUANLaporan Lingkaran Pemecahan Masalah mengenai EVALUASI PROGRAM IMUNISASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CILINCING PERIODE JANUARI APRIL 2014, telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

Jakarta, Juni 2014Pembimbing,

dr. Dini Widianti, MKK

KATA PENGANTARAssalamualaikum, Wr. WbAlhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan terselesaikannya Laporan Pemecahan Masalah yang berjudul EVALUASI PROGRAM IMUNISASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CILINCING PERIODE JANUARI APRIL 2014.Tujuan penulis menyusun laporan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi peride 26 Mei 28 Juni 2014.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Dini Widianti, M.KK selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat.2. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes selaku dekan dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI.3. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.4. Rifda Wulansari, SP, M.Kesselaku koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI5. Dr. Citra Dewi, M.Kesselaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI..6. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes sebagai staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 7. Dr. Dian Mardhiyah, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI.8. Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.9. Dr. Fathul Jannah, M.Si selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.10. Dr. Erlina Wijayanti, MPH selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.11. Dr. Yusnita selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.12. Dr. Mirsad selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Cilincingyang membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat selama berada di Puskesmas Kecamatan Cilincing.13. Seluruh staf dan tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.14. Seluruh teman sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun laporan ini.15. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, restu, semangat dan motivasi.Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan Lingkaran Pemecahan Masalah ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran membangun sebagai perbaikan. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terkait.

Wasalamualaikum Wr. Wb.Jakarta, Juni 2014

Tim PenulisDAFTAR ISIDAFTAR TABEL

Tabel 1.1Data Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kelurahan di Kecamatan Cilincing Tahun 2013

Tabel 1.2Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan Kelurahan di Kecamatan Cilincing Tahun 2013

Tabel 1.3Jumlah Penduduk Menurut Umur di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2013

Tabel 1.4Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2013

Tabel 1.5Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas

Tabel 1.6Tenaga Kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2013

Tabel 1.7Indikator Program Imunisasi Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 1.8Cakupan Peserta Imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 1.9Cakupan Peserta Imunisasi DPT-HB 1 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 1.10Cakupan Peserta Imunisasi DPT-HB 2 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 1.11Cakupan Peserta Imunisasi DPT-HB 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 1.12Cakupan Peserta Imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 1.13Cakupan Peserta Imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 1.14Cakupan Peserta Imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 1.15Cakupan Peserta Imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 1.16Cakupan Peserta Imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 1.17Cakupan Peserta Imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 1.18Drop Out Imunisasi BCG Campak Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 2.1Penentuan CFR dan Proxy Tiap Masalah

Tabel 2.2Penentuan Score EmergencyTabel 2.3Skala Score Greetes Member Tabel 2.4Penentuan Score Greetes MemberTabel 2.5Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Sasaran

Tabel 2.6Penentuan Score Expanding Scope Program Imunisasi Periode Januari April 2014

Tabel 2.7Penentuan Nilai Feasibility Berdasarkan Rasio Tenaga Kesehatan Puskesmas Terhadap Jumlah Bayi

Tabel 2.8Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Sasaran di Wilayah Kecamatan / Kelurahan Cilincing Periode Januari April 20014

Tabel 2.9Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 2.10Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 2.11Penentuan Score Feasibility Terhadap Kegiatan Imunisasi di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 2.12Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 2.13Penentuan Score Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 2.14Penentuan Masalah 1-4 Program Imunisasi Menurut Metode MCUA di Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 3.1MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Imunisasi Polio 2 di wilayah Puskesmas Kelurahan Cilincing I Periode Januari April 2014 Tabel 3.2MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Imunisasi Polio 3 di wilayah Puskesmas Kelurahan Cilincing I Periode Januari April 2014 Tabel 4.1Rencana Pemecahan Masalah Cakupan Imunisasi Polio 2 di wilayah Puskesmas Kelurahan Cilincing I Periode Januari April 2014Tabel 4.2Rencana Pemecahan Masalah Cakupan Imunisasi Polio 3 di wilayah Puskesmas Kelurahan Cilincing I Periode Januari April 2014

Tabel 4.3Pelaksanaan Kegiatan Imunisasi Polio 2 di Puskesmas Kelurahan Cilincing I Periode Januari April 2014

Tabel 4.4Pelaksanaan Kegiatan Imunisasi Polio 3 di Puskesmas Kelurahan Cilincing I Periode Januari April 2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1Peta Wilayah Cilincing

Gambar 1.2Fungsi Puskesmas

Gambar 1.3Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cilincing 2012

Gambar 1.4Macam-Macam Tempat Penyimpanan Vaksin

Gambar 1.5Lemari Es Penyimpanan Vaksin

Gambar 1.6Lemari Es Penyimpanan Vaksin

Gambar 1.7Lemari Es dengan Pintu Membuka ke atas

Gambar 1.8Wadah Pembawa Vaksin

Gambar 1.9Ice PackGambar 1.10Vaccine Vial Monitor (VVM)

Gambar 2.1Fishbone Cakupan Imunisasi Polio 2 di wilayah Puskesmas Kelurahan Cilincing I Periode Januari April 2014Gambar 2.2Fishbone Cakupan Imunisasi Polio 3 di wilayah Puskesmas Kelurahan Cilincing I Periode Januari April 2014DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1Sistem Rujukan Puskesmas

DAFTAR SINGKATAN

AL

Alternatif

ANC

Ante Natal CareBATTRA

Pembinaan Pengobatan Tradisional

BCG

Bacillus Calmette GuerrinBKB

Bina Keluarga Balita

BKIA

Balai Kesehatan Ibu dan Anak

BKMM

Balai Kesehatan Mata MasyarakatBKOM

Balai Kesehatan Olahraga MasyarakatBLUD

Badan Layanan Umum Daerah

BP

Balai Pengobatan

BPU

Balai Pengobatan Umum

BPKM

Badan Peduli Kesehatan MasyarakatBPP

Badan Penyantun PuskesmasCFR

Case Fatality RateDEPKES

Departemen Kesehatan

DINKES

Dinas Kesehatan

DKI

Daerah Khusus Ibukota

DPKL

Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan

DPT

Difteri Pertusis TetanusDT

Difteri dan Tetanus

ECG

Electro Cardio GraphyEEFO

Early Expire First OutFe

FerrumFIFO

First In First OutHB

Hepatitis HBV

Hepatitis B ViralIPMS

Indikator Potensi Masyarakat Sehat

IPTS

Indeks Potensi Tatanan Sehat

ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Atas

KADARZI

Keluarga Sadar Gizi

KB

Keluarga Berencana

KIA

Kesehatan Ibu dan Anak

KK

Kepala Keluarga

KONKES

Konsumsi dan KesehatanLSM

Lembaga Swadaya MasyarakatMCUA

Multiple Criteria Utility AssessmentMKET

Metode Kontrasepsi Efektif TerpilihMS

Masalah

MTBS

Manajemen Terpadu Balita SakitNGT

Nominal Group TechinquePAHO

Pan American Health OrganizationPHBS

Perilaku Hidup Bersih dan SehatPKK

Pendidikan Kesejahteraan KeluargaPLKB

Petugas Lapangan Keluarga BerencanaPOD

Pos Obat Desa

POKMAIR

Kelompok Pemakai Air

POLINDES

Pondok Bersalin DesaPOS UKK

Pos Upaya Kesehatan Kerja

PROMKES

Promosi Kesehatan

PSG

Pelajaran Sistem GandaPOSKESTRENPos Kesehatan Pesantren

POSYANDU

Pos Pelayanan Terpadu

P2B2

Pemberantasan Penyakit Berbasis Binatang

P2M

Pemberantasan Penyakit Menular

RB

Ruang Bersalin

RS

Rumah Sakit

RT

Rukun Tetangga

RW

Rukun Warga

SD

Sekolah Dasar

SBH

Saka Bakti Husada

SK

Surat Keputusan

SKDN

Story Kids DelusionSPAL

Saluran Pembuangan Air LimbahTB

Tuberkulosis

TOGA

Tanaman Obat Keluarga

TPKJM

Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat

TT

Tetanus ToxoidTU

Tata Usaha

UGD

Unit Gawat Darurat

UKBM

Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

UKK

Upaya Kesehatan Kerja

UKM

Upaya Kesehatan Masyarakat

UKP

Upaya Kesehatan Perorangan

UKS

Unit Kesehatan Sekolah

USG

Ultra Sono GraphyUSILA

Usia Lanjut

VVM

Vaccine Vial Monitor

WHO

World Health OrganizationYANKES

Pelayanan Kesehatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing

1.1.1.1 Keadaan GeografisKecamatan Cilincing termasuk wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara, dengan luas wilayah 39,6996 km2(sesuai dengan BPS 2004) dibagi menjadi 7 (tujuh) kelurahan yaitu Semper Timur, Semper Barat, Kalibaru, Sukapura, Rorotan, Marunda dan Cilincing, dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 82 RW dan Rukun Tetangga (RT) sebanyak 956 RT.Batas-batas wilayah Kecamatan Cilincing adalah sebagai berikut :Sebelah Utara

: Laut JawaSebelah Timur

: Kec. Tarumajaya Kab. Bekasi Jawa BaratSebelah Selatan: Kel. Cakung Jakarta TimurSebelah Barat

: Kel. Lagoa Kec. Koja Jakarta Utara

Gambar 1.1 Peta Wilayah Cilincing

Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Cilincing 2013: Puskesmas Kecamatan Cilincing

: Puskesmas KelurahanLokasi Puskesmas Kecamatan Cilincing berada di Jl. Madya Kebantenan IV Kel.Semper Timur Kecamatan Cilincing Jakarta Utara dan berada 50 meter dari jalan Kantor Keluraha Semper Timur.Puskesmas Kecamatan Cilincing terdiri dari 1 puskesmas kecamatan dan 9 puskesmas kelurahan yang tersebar meliputi 7 kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Cilincing. Luas total lahan Pusekesmas Kecamatan Cilincing adalah 36,6996 m2 dengan luas lahan terbangun 4.122 m2.Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah membawahi 10 puskesmas kelurahan di 7 kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Cilincing dan 1 Klinik Rusun Nawa Marunda, yaitu :1. Puskesmas Kelurahan Semper Barat I2. Puskesmas Kelurahan Semper Barat II3. Puskesmas Kelurahan Semper Barat III4. Puskesmas Kelurahan Kalibaru5. Puskesmas Kelurahan Sukapura6. Puskesmas Kelurahan Rorotan7. Puskesmas Kelurahan Marunda8. Puskesmas Kelurahan Cilincing I9. Puskesmas Kelurahan Cilincing II10. Puskesmas Kelurahan Semper Timur11. Klinik Rusun Nawa MarundaUntuk Kelurahan Semper Timur tidak ada puskesmas keluarahan, akan tetapi sudah ada gedung Puskesmas Kecamatan Cilincing yang berlokasi di wilayah kelurahan tersebut. Sehingga dapat dikatakan secara fisik jumlah puskesmas yang ada adalah 10 puskesmas yaitu 9 puskesmas kelurahan dan 1 puskesmas kecamatan.Puskesmas Cilincing telah mengajukan diri menjadi salah satu unit BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) di wilayah Propinsi DKI Jakarta dimulai pada tahun 2006. Mulai Maret 2006 Puskesmas Kecamatan Cilincing telah ditetapkan menjadi puskesmas BLUD bertahap sesuai dengan SK Gubernur No. 2086 tahun 2006 sampai sekarang.1.1.1.2 Keadaan DemografiPenduduk wilayah Kecamatan Cilincing berdasarkan Profil Kecamatan Cilincing tahun 2013 sebanyak 379.439 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 62.788 kepala keluarga. Terdiri dari penduduk laki-laki 189.038 jiwa dan penduduk perempuan 190.041 jiwa, serta distribusi paling besar pada kelompok usia produktif.Tabel 1.1 Data Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk berdasarkan Kelurahan di Kecamatan Cilincing Tahun 2013

(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Tahun 2013)

NoKelurahanLuas Wilayah (Km2)Jumlah Penduduk (Jiwa)Kepadatan Penduduk (per km2)

1Cilincing (Cilincing I, II)83.12544.8370,54

2Semper Barat (I, II dan III)15.90776.8704,83

3Semper Timur31.61540.8711,29

4Marunda79.16923.7690,30

5Kalibaru24.67069.7602,83

6Rorotan106.37045.1700,42

7Sukapura56.14078.1621,39

Jumlah 396.996379.4391

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin berdasarkan Kelurahan di Kecamatan Cilincing Tahun 2013

(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2013)

NoKelurahanPenduduk (Jiwa)

Laki-lakiPerempuanJumlah

1Cilincing (Cilincing I, II)22.75422.08344.837

2Semper Barat (I, II dan III)38.50038.37076.870

3Semper Timut20.79920.07240.871

4Marunda12.46211.30723.769

5Kalibaru35.18234.57869.760

6Rorotan23.00822.16245.170

7Sukapura36.33341.82978.162

Jumlah189.038190.401379.439

Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Umur di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2013

(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Tahun 2013)

NoKelompok Umur (tahun)Jumlah

10 4 38.019

25 933.210

310 14 29.004

415 19 31.892

520 24 41.087

625 29 48.904

730 34 42.434

835 39 35.293

940 44 24.223

1045 49 18.148

1150 54 14.294

1255 59 9.595

1360 64 6.109

1465 69 3.941

1570 74 1.969

16> 751.317

Jumlah379.439

Tabel 1.4 Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2013

(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Tahun 2013)

Data DasarJumlah

Jumlah Penduduk379.439

Jumlah Kelurahan7

Jumlah Puskesmas10

Tenaga Kesehatan95

Posyandu26

Jumlah Bayi627

Jumlah Balita3.230

Jumlah Ibu Hamil2.688

Jumlah Ibu Nifas98

1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas1.1.2.1 DefinisiPuskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka puskesmas dituntut untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan. Tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi : kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada tiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif.Tidak terbatas pada aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi Paradigma Sehat. Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif.b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated),c. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah, berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakatd. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya,e. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif menjadi investasi,f. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah, akanbergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership),g. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization), menjadi otonomi daerah (decentralization),h. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era desentralisasi.1.1.2.2 Tujuan Pembangunan Kesehatan Oleh Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan Nasional yakni meningkatkan kesehatan, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2025.1.1.2.3 Visi Puskesmas

Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator kecamatan sehat adalah: 1. Lingkungan sehat2. Perilaku penduduk yang sehat3. Cakupan kesehatan yang bermutu 4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan

1.1.2.4 Misi Puskesmas

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.1.1.2.5 Fungsi Puskesmas

Fungsi dari Puskesmas antara lain :a) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.Disamping itu Puskesmas juga aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.b) Pusat pemberdayaan masyarakat.

Puskesmas selalu berupaya supaya perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan serta kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.c) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas,meliputi :a. Pelayanan Kesehatan Perorangan.

Pelayanan ini bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utamanya menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan.b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

Pelayanan ini bersifat publik (public goods) yang bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan kesehatan.

Gambar 1.2 Fungsi PuskesmasSumber : Arrimes, Manajemen Puskesmas1.1.2.6 Wilayah Kerja

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.Faktor kepada kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas.Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Walikota/Bupati, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 penduduk.Untuk jangkauan yang lebih luas, dibantu oleh Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.1.1.2.7 Pelayanan Kesehatan MenyeluruhPelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :1. Promotif (peningkatan kesehatan)2. Preventif (upaya pencegahan)3. Kuratif (pengobatan)4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.1.1.2.8 Peran PuskesmasDalam konteks Otonomi Daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.1.1.2.9 Upaya Kesehatan Wajib PuskesmasUpaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia.Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :1. Promosi kesehatan masyarakat2. Kesehatan lingkungan3. KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak)4. KB (Keluarga Berencana)5. Perbaikan gizi masyarakat6. P2M (Pengendalian Penyakit Menular)7. Pengobatan dasarBerikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib dalam bentuk tabel, yaitu :Tabel 1.5 Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas

(Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.)

NoUpaya Kesehatan WajibKegiatanIndikator

1Promosi KesehatanPenyuluhan di Dalam dan di Luar Gedung, PHBSTatanan sehat

Perbaikan perilaku sehat

2Kesehatan LingkunganPenyehatan pemukimanCakupan air bersih

Cakupan jamban keluarga

Cakupan SPAL

Cakupan rumah sehat

3Kesejahteraan ibu dan anakANCCakupan K1, K4

Pertolongan persalinanCakupan linakes

MTBS Cakupan MTBS

ImunisasiCakupan imunisasi

4Keluarga BerencanaPelayanan

Keluarga BerencanaCakupan MKET

5Pemberantasan penyakit menularDiareCakupan kasus diare

ISPACakupan kasus

ISPA

MalariaCakupan kasus malaria

Cakupan kelambunisasi

TuberkulosisCakupan penemuan kasus

Angkapenyembuhan

6Gizi

Distribusi vit A / Fe / cap yodiumCakupan vit A / Fe / cap yodium

PSG% gizi kurang / buruk, SKDN

Promosi Kesehatan% kadar gizi

7PengobatanMedik dasarCakupan pelayanan

UGDJumlah kasus yang ditangani

Laboratorium sederhanaJumlah pemeriksaan

1.1.2.10 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.

Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas Kecamatan Cilincing tahun 2013 adalah :A. Upaya Kesehatan Dasar1. Upaya Promosi Kesehatan2. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak3. Upaya Keluarga Berencana4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat5. Upaya Kesehatan Lingkungan6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular 7. Upaya Pengobatan8. Upaya Kesehatan SekolahB. Upaya Kesehatan Pengembangan1. Rawat Inap2. Upaya Kesehatan Olah Raga3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut6. Upaya Kesehatan Jiwa7. Upaya Kesehatan Mata8. Upaya Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan9. Upaya Kesehatan Kerja10. Upaya Kesehatan TradisionalPenyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu.Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas.Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.1.1.2.11 Azas PuskesmasAzas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah :A. Azas pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dud. nia usaha di wilayah kerjanya.e. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.B. Azas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas.Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wredag. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).C. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :a. Keterpaduan Lintas Program

Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :1. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA dengan P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.2. UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.3. Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi.4. Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa & promosi kesehatan.b. Keterpaduan Lintas Sektor

Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :1. UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan & agama.2. Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.3. KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB.4. Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperASI, dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan.5. Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.D. Azas Rujukan

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :a. Rujukan Medis

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :1. Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis (contoh : operasi) dan lain-lain.2. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.3. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.b. Rujukan KesehatanRujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :1. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.2. Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam.3. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.Diagram 1.1 Sistem Rujukan Puskesmas

Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan kesehatan bagi institusi dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS).Ada tiga tatanan yang bisa diukur yaitu : 1. Tatanan sekolah2. Tatanan tempat kerja3. Tatanan tempat-tempat umumb. Pusat pemberdayaan masyarakat Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan & melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh mayarakat.Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :1. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)2. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan3. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas).c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertamaIndikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan kualitas program puskesmas.IPMS minimal mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cilincing1.1.3.1 Latar Belakang Puskesmas Kecamatan CilincingPelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan dalam upaya peningkatan status kesehatan menurut Hendrik L Blum (1947).Puskesmas adalah sistem pelayanan kesehatan.Puskesmas mempunyai tanggung jawab dalam upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kedokteran.Keseluruhan program dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat seperti pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, peningkatan gizi masyarakat, peningkatan kesehatan lingkungan serta surveilance dan kegiatan program kesmas lainnya telah dilaksanakan di Puskesmas.Upaya pelayanan kedokteran diwujudkan dalam kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan yang dilakukan meliputi pengobatan dasar dan kesehatan.Pelayanan kesehatan yang dilakukan meliputi pengobatan dasar dan rujukan.Jenis pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah poli umum, gigi, imunisasi, poli ibu dan anak, poli KB, poli lansia, jiwa, paru, spesialis mata, ECG, USG, RB dengan kapasitas 8 tempat tidur dan laboratorium dasar. Jumlah tenaga dokter umum 15 orang, dokter gigi 10 orang, spesialis mata 1 orang, bidan 29 orang, paramedic 40 orang dan tenaga non paramedic 60 orang.Berdasarkan jenis pelayanan yang tersedia, Puskesmas Kecamatan Cilincing diharapkan mampu memberikan pelayanan dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat di Kecamatan Cilincing dan sekitarnya.1.1.3.2 Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Motto Puskesmas Kecamatan CilincingA. Visi Puskesmas Kecamatan Cilincing

Puskesmas se-Kecamatan Cilincing menjadi fasilitas pelayanan kesehatan yang berorientasi keadaan kepuasan pelanggan internal maupun eksternal dengan menjunjung tinggi komitmen vertikal maupun horizontal.B. Misi Puskesmas Kecamatan Cilincing

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatifb. Melakukan pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakatc. Melakukan pelayanan kesehatan secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara teknis medis maupun administratifd. Melakukan kegiatan secara bersama dengan mendayagunakan sumber daya yang ada secara optimale. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan feed back terhadap pelayanan puskesmas. C. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Cilincing

a. Mengutamakan kepuasan pelangganb. Mengutamakan pelayanan kesehatan secara professional dan bertanggung jawabc. Meningkatkan kompetensi karyawanD. Motto Puskesmas Kecamatan Cilincing We Can Change Better Kami dapat berubah menjadi lebih baik1.1.3.3 Fungsi Puskesmas Kecamatan Cilincing1. Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.2. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.3. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.4. Penyelenggaraan pelayanan medis umum.5. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.6. Penyelenggaraan pelayanan persalinan.7. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.8. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan, kesehatan anak, penyakit dalam, dan mata.9. Penyelenggaraan rawat inap terbatas.10. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, gizi, farmasi dan optik.11. Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan. 12. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.13. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.14. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.15. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.16. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.17. Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.18. Penyelenggaraan pencatatan medis.19. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran, peralatan keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis lainnya.20. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.21. Penyusunan Standar Operasional Prosedur.22. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat dan kearsipan serta kebersihan, keamanan dan keindahan puskesmas.23. Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.24. Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas dan fungsi yang diselenggarakan oleh puskesmas kelurahan.25. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas kecamatan.26. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi 456 puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku Kepala Dinas Kesehatan.1.1.3.4 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cilincing

Gambar 1.3 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cilincing 2012

Sumber : Laporan Daftar Pegawai Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2012

1.1.3.5 Sumber Daya Manusia Puskesmas Kecamatan CilincingPotensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan Cilincing tahun 2013 berjumlah 95 orang Tabel 1.6 Tenaga Kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2013(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2013)

NoTenaga KerjaJumlah

1Dokter Spesialis1

2Dokter Umum14

3Dokter Gigi8

4Bidan20

5Perawat33

6Perawat Gigi5

7Tenaga Kefarmasian6

8Tenaga Gizi2

9Tenaga Kesmas2

10Tenaga Sanitasi2

11Tenaga Teknis Medis2

12Fisioterapis-

Jumlah95

1.1.3.6 Sarana dan Prasarana Puskesmas Kecamatan CilincingPuskesmas Kecamatan Cilincing memiliki fasilitas gedung terdiri dari :

1. Luas bangunan

: 1500 m22. Luas tanah

: 2.915 m2

3. Daya listrik

: 27.000 W

4. Air

: PAM

5. Telepon

: 2 unit

6. Fax

: 1 unit7. Komputer

: 20 unit8. Laptop

: 4 unit9. Printer

: 13 unit10. AC

: 26 unit11. Mobil Puskesmas Keliling: 1 12. Mobil dinas

: 1

13. Motor

: 10

14. Swing fog

: 415. Dental Unit

: 3 16. Unit Mata

: 2

Puskesmas Kecamatan Cilincing terdiri dari 4 lantai

Lantai I terdiri dari :

1. Loket

2. Poli Balai Pengobatan Umum (BPU)

3. Poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

4. Poli Keluarga Berencana (KB)

5. Ruang Bersalin (RB) dengan kapasitas :

a. Tempat pendaftaraan

b. 5 unit tempat tidur

c. Kamar bersalin kapasitas 3 unit tempat tidur

d. Kamar periksa

e. Ruang tunggu

f. Ruang administrasi

g. Dapur

h. Kamar mandi/toilet

6. Ruang UGD

7. Ruang USG

Lantai II terdiri dari :1. Ruang tunggu.2. Poli Gigi.3. Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).4. Poli Mata.5. Poli Spesialis Anak.6. Laboratorium.7. Apotek.8. Toilet.9. Pojok ASI.10. Pojok GiziLantai III terdiri dari :1. Ruang Kepala Puskesmas.2. Ruang Kepala Tata Usaha (TU).3. Ruang TU.4. Ruang Koordinator Pelayanan Tuberkulosis (TB).5. Ruang Koordinator Kesehatan Komunitas.6. Ruang Koordinator Obat.7. Ruang Koordinator Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).8. Ruang Koordinator KIA.9. Ruang Koordinator Gizi.10. Ruang Penerimaan Retribusi.11. Ruang Tamu.12. Ruang Tunggu.13. Gudang Gizi.14. Gudang Arsip.15. Gudang Promosi Kesehatan (Promkes).16. Gudang KIA-KB.17. Mushola.18. Toilet.Lantai IV terdiri dari :1. Ruang Pengendalian Penyakit Menular (P2M).2. Dapur.3. Toilet.4. Aula.5. Sampah Medis.1.1.4 Program Imunisasi di Puskesmas Kecamatan CilincingImunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit (Ranuh. et. all, 2008:40). Imunisasi adalah pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya dari beberapa penyakit tertentu (Wahab, A. Samik, 2002: 22).Imunisasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikan imunitas protektif dengan menginduksi respon memori terhadap pathogen tertentu/toksin dengan menggunakan preparat antigen non virulen/non toksik (Wong. DL, 2008: 28). Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, campak, dan melalui mulut seperti vaksin polio.Di negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan.Imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan Hepatitis B. Imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemik, atau untuk kepentingan tertentu (bepergian) seperti jemaah haji yaitu imunisasi meningitis (Hidayat. AA, 2008: 37) Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang akan memberi kekebalan pada bayi. Fungsi imunisasi adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun tahun awal kehidupan seorang anak.Tujuan program imunisasi adalah menurunkan angka kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Keberhasilan program imunisasi diukur dengan pencapaian target cakupan imunisasi. Sasaran kegiatan ini adalah bayi dan ibu hamil.Imunisasi merupakan hal yang terpenting dalam usaha melindungi kesehatan anak untuk memberikan kekebalan khusus terhadap seseorang yang sehat, dengan tujuan utama menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Tanpa imunisasi, kira-kira tiga dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit campak, dua dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena batuk rejan. satu dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus. Setiap 200.000 anak, satu akan menderita penyakit polio. Imunisasi yang dilakukan dengan memberikan vaksin tertentu akan melindungi anak terhadap penyakit-penyakit tertentu. Sesuai dengan program pemerintah (Departemen kesehatan) tentang program pengembangan imunisasi, maka anak harus mendapat perlindungan terhadap tujuh jenis penyakit utama yaitu penyakit TBC dengan pemberian vaksin BCG, penyakit difteri tetanus pertusis dengan pemberian vaksin DPT, penyakit poliomyelitis dengan vaksin polio, penyakit hepatitis B dengan vaksin hepatitis B, dan penyakit campak dengan vaksin campak. Ada dua Imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.Perbedaan antara imunisasi aktif dan imunisasi pasif berhubungan dengan kekebalan yang didapat. Kekebalan Aktif yaitu tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahuntahun, Sedangkan Imunisasi pasif ialah tubuh anak tidak membuat sendiri zat anti, si anak mendapatnya dari luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan atau serum yang telah mengandung zat anti atau anak tersebut mendapat zat anti dari ibunya semasa dalam kandungan. Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama.1.1.4.1 Jenis VaksinPada dasarnya vaksin dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Live attenuated (kuman atau virus hidup yang dilemahkan) 2. Inactivated (kuman, virus atau komponennya yang dibuat tidak aktif). Sifat vaksin attenuated dan inactivated berbeda sehingga hal ini menentukan bagaimana vaksin ini digunakan. 1. Vaksin hidup attenuated Vaksin hidup dibuat dari virus atau bakteri liar (wild) penyebab penyakit.Virus atau bakteri liar ini dilemahkan di laboratorium, biasanya dengan pembiakan berulang-ulang.

Vaksin hidup yang tersedia: berasal dari virus hidup yaitu vaksin campak, gondongan (parotitis), rubella, polio, rotavirus, demam kuning (yellow fever). Berasal dari bakteri yaitu vaksin BCG dan demam tifoid.

2. Vaksin inactivated Vaksin inactivated dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau virus dalam media pembiakan (persemaian), kemudian dibuat tidak aktif (inactivated) dengan penanaman bahan kimia (biasanya formalin). Untuk vaksin komponen, organisme tersebut dibuat murni dan hanya komponen-komponennya yang dimasukkan dalam vaksin (misalnya kapsul polisakarida dari kuman pneumokokus). Vaksin inactivated tidak hidup dan tidak dapat tumbuh, maka seluruh dosis antigen dimasukkan dalam suntikan. Vaksin ini selalu membutuhkan dosis multipel, pada dasarnya dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif, tetapi hanya memacu atau menyiapkan sistem imun.

3. Vaksin polisakarida

Vaksin polisakarida adalah vaksin sub-unit yang inactivated dengan bentuknya yang unik terdiri atas rantai panjang molekul-molekul gula yang membentuk permukaan kapsul bakteri tertentu. Vaksin ini tersedia untuk tiga macam penyakit yaitu pneumokokus, meningokokus, dan haemophillus influenzae type b.

4. Vaksin rekombinan

Terdapat tiga jenis vaksin rekombinan yang saat ini telah tersedia :

a. Vaksin hepatitis B dihasilkan dengan cara memasukkan suatu segmen gen virus hepatitis B ke dalam gen sel ragi.

b. Vaksin tifoid (Ty21a) adalah bakteri salmonella typhi yang secara genetik diubah sehingga tidak menyebabkan sakit.

Tiga dari empat virus yang berada di dalam vaksin rotavirus hidup adalah rotavirus kera rhesus yang diubah secara genetik menghasilkan antigen rotavirus manusia apabila mereka mengalami replikasi

Program imunisasi dasar ( bayi ) yang dilaksanakan di puskesmas kecamatan Cilincing terdiri dari :

a. BCGb. Hepatitis Bc. Poliod. Campake. DPT1.1.4.2 Penyimpanan dan Transportasi VaksinSecara umum vaksin terdiri dari vaksin hidup dan vaksin mati yang mempunyai ketahanan dan stabilitas yang berbeda terhadap perbedaan suhu.Syarat-syarat penyimpanan dan transportasi vaksin harus diperhatikan untuk menjamin potensinya ketika diberikan kepada seorang anak.1.1.4.2.1 Rantai VaksinAdalah rangkaian proses penyimpanan dan transportasi vaksin dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai prosedur untuk menjamin kualitas vaksin sejak dari pabrik sampai diberikan kepada pasien. Rantai vaksin terdiri dari proses penyimpanan vaksin di kamar dingin atau kamar beku, di lemari pendingin, di dalam alat pembawa vaksin, pentingnya alat-alat untuk mengukur dan mempertahankan suhu. Dampak perubahan suhu pada vaksin hidup dan mati berbeda.Untuk itu harus diketahui suhu optimum untuk setiap vaksin sesuai petunjuk penyimpanan dari pabrik masing-masing.

Gambar 1.4 Macam-macam tempat penyimpanan Vaksin

1.1.4.2.2 Suhu Optimum Untuk Vaksin HidupSecara umum semua vaksin sebaiknya disimpan pada suhu +2C sampai dengan +8C, diatas suhu +8C vaksin hidup akan cepat mati, vaksin polio hanya bertahan dua hari, vaksin BCG dan campak yang belum dilarutkan mati dalam tujuh hari. Vaksin hidup potensinya masih tetap baik pada suhu kurang dari 2C sampai dengan beku. Vaksin oral polio yang belum dibuka lebih bertahan lama (2 tahun) bila disimpan pada suhu -25C sampai dengan -15C, namun hanya bertahan enam bulan pada suhu +2C sampai dengan +8C. Vaksin BCG dan campak berbeda, walaupun disimpan pada suhu -25C sampai dengan -15C, umur vaksin tidak lebih lama dari suhu +2C sampai dengan +8C, yaitu BCG tetap satu tahun dan campak tetap dua tahun. Oleh karena itu vaksin BCG dan campak yang belum dilarutkan tidak perlu disimpan di suhu -25C sampai dengan -15C atau didalam freezer.1.1.4.2.3 Suhu Optimum Untuk Vaksin MatiVaksin mati (inaktif) sebaiknya disimpan dalam suhu +2C sampai dengan +8C juga, pada suhu dibawah +2C (beku) vaksin mati (inaktif) akan cepat rusak. Bila beku dalam suhu -0.5C vaksin hepatitis B dan DPT-Hepatitis B (kombo) akan rusak dalam jam, tetapi dalam suhu diatas 8C vaksin hepatitis B bisa bertahan sampai tiga puluh hari, DPT-hepatitis B kombinasi sampai empat belas hari. Dibekukan dalam suhu -5C sampai dengan -10C vaksin DPT, DT dan TT akan rusak dalam 1,5 sampai dengan dua jam, tetapi bisa bertahan sampai empat belas hari dalam suhu di atas 8C. 1.1.4.2.3.1 Kamar Dingin dan Kamar BekuKamar dingin (cold room) dan kamar beku (freeze room) umumya berada dipabrik, distributor pusat, Dinas Kesehatan Provinsi, berupa ruang yang besar dengan kapasitas 5-100 m, untuk menyimpan vaksin dalam jumlah yang besar. Suhu kamar dingin berkisar +2C sampai dengan +8C, terutama untuk menyimpan vaksin-vaksin yang tidak boleh beku. Suhu kamar beku berkisar antara -25C sampai dengan -15C, untuk menyimpan vaksin yang boleh beku, terutama vaksin polio. Kamar dingin dan kamar beku harus beroperasi terus menerus, menggunakan dua alat pendingin yang bekerja bergantian. Aliran listrik tidak boleh terputus sehingga harus dihubungkan dengan pembangkit listrik yang secara otomatis akan berfungsi bila listrik mati. Suhu ruangan harus dikontrol setiap hari dari data suhu yang tercatat secara otomatis.Pintu tidak boleh sering dibuka tutup.1.1.4.2.3.2 Lemari Es dan FreezerSetiap lemari es sebaiknya mempunyai satu stop kontak tersendiri. Jarak lemari es dengan dinding belakang 10-15 cm, kanan kiri 15 cm, sirkulasi udara disekitarnya harus baik.Lemari es tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Suhu didalam lemari es harus berkisar +2C sampai dengan +8C, digunakan untuk menyimpan vaksin-vaksin hidup maupun mati, dan untuk membuat cool pack (kotak dingin cair). Sedangkan suhu di dalam freezer berkisar antara -25C sampai dengan -15C, khusus untuk menyimpan vaksin polio dan pembuatan cold pack (kotak es beku). Termostat di dalam lemari es harus diatur sedemikian rupa sehingga suhunya berkisar antara +2 sampai dengan +8C dan suhu freezer berkisar -15C sampai dengan -25C. Di dalam lemari es lebih baik bila dilengkapi freeze watch atau freeze tag pada rak ke-3, untuk memantau apakah suhunya pernah mencapai di bawah 0 derajat.Sebaiknya pintu lemari es hanya dibuka dua kali sehari, yaitu ketika mengambil vaksin dan mengmbalikan sisa vaksin, sambil mencatat suhu lemari es.Lemari es dengan pintu membuka ke atas lebih dianjurkan untuk penyimpanan vaksin. Karet-karet pintu harus diperiksa kerapatannya, untuk menghindari keluarnya udara dingin. Bila pada dinding lemari es telah terdapat bunga es, atau di freezer telah mencapai tebal 2-3 cm harus segera dilakukan pencairan (defrost). Sebelum melakukan pencairan, pindahkan vaksin ke cool box atau lemari es yang lain. Cabut kontak listrik lemari es, biarkan pintu lemari es dan freezer terbuka selama 24 jam, kemudian dibersihkan. Setelah bersih, pasang kembali kontak listerik, tunggu sampai suhu stabil.Setelah suhu lemari sedikitnya mencapai +8C dan suhu freezer-15C, masukkan vaksin sesuai tempatnya.

Gamba1.5 Lemari es penyimpanan Vaksin

1.1.4.2.3.3 Susunan Vaksin di Dalam Lemari EsKarena vaksin hidup dan vaksin inaktif mempunyai daya tahan berbeda terhadap suhu dingin, maka kita harus mengenali bagian yang paling dingin dari lemari es.Letakkan vaksin hidup dekat dengan bagian yang paling dingin, sedangkan vaksin mati jauh dari bagian yang paling dingin.Di antara kotak-kotak vaksin beri jarak selebar jari tangan (sekitar 2 cm) agar udara dingin bias menyebar merata ke semua kotak vaksin.Bagian paling bawah tidak untuk menyimpan vaksin tetapi khusus untuk meletakkan cool pack, untuk mempertahankan suhu bila listerik mati. Pelarut vaksin jangan disimpan di dalam lemari es atau freezer, karena akan mengurangi ruang untuk vaksin, dan akan pecah bila beku. Penetes (dropper) vaksin polio juga tidak boleh di letakkan di lemari es atau freezer karena akan menjadi rapuh, mudah pecah. Tidak boleh menyimpan makanan, minuman, obat-obatan atau benda-benda lain di dalam lemari es vaksin, karena mengganggu stabilitas suhu karena sering di buka.1.1.4.2.3.4 Lemari Es dengan Pintu Membuka ke DepanBagian yang paling dingin lemari es ini adalah di bagian paling atas (freezer).Di dalam freezer disimpan cold pack, sedangkan rak tepat di bawah freezer untuk meletakkan vaksin-vaksin hidup, karena tidak mati pada suhu rendah.Rak yang lebih jauh dari freezer (rak ke 2 dan 3) untuk meletakkan vaksin-vaksin mati (inaktif), agar tidak terlalu dekat freezer, untuk menghindari rusak karena beku. Thermometer Dial atau Muller diletakkan pada rak ke-2, freeze watch atau freeze tag pada rak ke 3.

Gambar 1.6 lemari es penyimpanan Vaksin1.1.4.2.3.5 Lemari Es dengan Pintu Membuka ke Atas

Bagian yang paling dingin dalam lemari es ini adalah bagian tengah (evaporaor) yang membujur dari depan ke belakang. Oleh karena itu vaksin hidup diletakkan di kanan-kiri bagian yang paling dingin (evaporator).Vaksin mati diletakkan dipinggir, jauh dari evaporator.Beri jarak antara kotak-kotak vaksin selebar jari tangan (sekitar 2 cm).Letakkan termometer Dial atau Muller atau freeze watch/freeze tag dekat vaksin mati.

Gambar 1.7 Lemari es dengan pintu membuka ke atas

1.1.4.2.3.6 Wadah Pembawa Vaksin

Untuk membawa vaksin dalam jumlah sedikit dan jarak tidak terlalu jauh dapat menggunakan cold box (kotak dingin) atau vaccine carrier (termos).Cold box berukuran lebih besar, dengan ukuran 40-70 liter, dengan penyekat suhu dari poliuretan, selain untuk transportasi dapat pula untuk menyimpan vaksin sementara.Untuk mempertahankan suhu vaksin di dalam kotak dingin atau termos dimasukkan cold pack atau cool pack.

Gambar 1.8 Wadah pembawa vaksin

1.1.4.2.3.7 Cold Pack dan Cool PackCold pack berisi air yang dibekukan dalam suhu -15C sampai dengan -25C selama 24 jam, biasanya di dalam wadah plastik berwarna putih. Cool pack berisi air dingin (tidak beku)yang didinginkan dalam suhu +2C sampai dengan +8C selama 24 jam, biasanya di dalam wadah plastik berwarna merah atau biru. Cold pack (beku) dimasukkan ke dalam termos untuk mempertahankan suhu vaksin ketika membawa vaksin hidup sedangkan cool pack (cair) untuk membawa vaksin hidup dan vaksin mati (inaktif).

Gambar 1.9 Ice pack1.1.4.2.4 Menilai Kualitas VaksinVaksin hidup akan mati pada suhu di atas batas tertentu, dan vaksin mati akan rusak di bawah suhu tertentu. 1. Kualitas rantai vaksin dan tanggal kadaluwarsa Untuk mempertahankan kualitas vaksin maka penyimpanan dan transportasi vaksin harus memenuhi syarat rantai vaksin yang baik, antara lain : disimpan di dalam lemari es atau freezer dalam suhu tertentu, transportasi vaksin di dalam kotak dingin atau termos yang tertutup rapat, tidak terendam air, terlindung dari sinar matahari langsung, belum melewati tanggal kadaluarsa, indikator suhu berupa VVM (vaccine vial monitor) atau freeze watch/tag belum melampaui batas suhu tertentu. 2. VVM (vaccine vial monitor) Untuk menilai apakah vaksin sudah pernah terpapar suhu di atas batas yang dibolehkan, dengan membandingkan warna kotak segi empat dengan warna lingkaran di sekitarnya. Bila waran kotak segi empat lebih muda daripada lingkaran dan sekitarnya (disebut kondisi VVM A atau B) maka vaksin belum terpapar suhu di atas batas yang diperkenankan. Vaksin dengan kondisi VVM B harus segera dipergunakan. Bila warna kotak segi empat sama atau lebih gelap daripada lingkaran dan sekitarnya (disebut kondisi VVM C atau D) maka vaksin sudah terpapar suhu di atas batas yang diperkenankan, tidak boleh diberikan pada pasien.

Gambar 1.10 Vaccine Vial Monitor (VVM)3. .Freeze watch dan freeze tag Alat ini untuk mengetahui apakah vaksin pernah terpapar suhu dibawah 0C. Bila dalam freeze watch terdapat warna biru yang melebar ke sekitarnya atau dalam freeze tag ada tanda silang (X), bearti vaksin pernah terpapar suhu di bawah 0C yang dapat merusak vaksin mati. Vaksin-vaksin tersebut tidak boleh diberikan kepada pasien.4. Warna dan kejernihan vaksin Warna dan kejernihan beberapa vaksin dapat menjadi indikator praktis untuk menilai stabilitas vaksin.Vaksin polio harus berwarna kuning oranye.Bila warnanya berubah menjadi pucat atau kemerahan berarti pHnya telah berubah, sehingga tidak stabil dan tidak boleh diberikan kepada pasien.Vaksin toksoid, rekombinan dan polisakarida umumnya berwarna putih jernih sedikit berkabut.Bila menggumpal atau banyak endapan berarti sudah pernah beku, tidak boleh digunakan karena sudah rusak.Untuk meyakinkan dapat dilakukan uji kocok seperti dibawah ini.Bila vaksin setelah dikocok tetap menggumpal atau mengendap maka vaksin tidak boleh digunakan karena sudah rusak.5. Pemilihan vaksin Vaksin yang harus segera dipergunakan adalah : vaksin yang belum dibuka tetapi telah dibawa ke lapangan, sisa vaksin telah dibuka (dipergunakan), vaksin dengan VVM B, vaksin dengan tanggal kadaluarsa sudah dekat (EEFO = Early Expire First Out), vaksin yang sudah lama tersimpan dikeluarkan segera (FIFO = First In First Out).

1.1.4.3 Macam Macam Vaksin dan Fungsinya1.1.4.3.1 Imunisasi BCG

Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis (TB).Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan.BCG diberikan satu kali sebelum anak berumur dua bulan.Di Indonesia TBC merupakan penyakit rakyat yang mudah menular, di negara yang sudah berkembang penyakit ini sudah jarang ditemukan karena dilaksanakannya imunisasi BCG yang luas, pengawasan ketat terhadap penderita TBC dan perbaikan keadaan sosial ekonomi.1.1.4.3.2 Imunisasi DPT

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin three-in-one yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus.Di Indonesia vaksin terhadap ketiga penyakit tersebut dipasarkan dalam tiga jenis kemasan, yaitu dalam bentuk kemasan tunggal khusus bagi tetanus, dalam bentuk kombinasi DT (difteri dan tetanus) dan kombinasi DPT.Vaksin difteri terbuat dari toksin kuman difteri yang telah dilemahkan. Biasanya diolah dan dikemas bersama-sama dengan vaksin tetanus dalam bentuk vaksin DT atau dalam bentuk tetanus dan pertusis dalam bentuk DPT.Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.Penyakit difteri disebabkan oleh corynebacterium diphtheriae, sifatnya sangat ganas dan mudah menular.Seorang anak akan terjangkit difteri bila ia berhubungan langsung dengan anak lain sebagai penderita difteri atau sebagai pembawa kuman (karier). Dalam hal inilah perlunya dilakukan imunisasi. Dengan imunisasi anak akan terhindar, sedangkan anak yang belum mendapat imunisasi akan tertular penyakit difteri yang diperoleh dari temannya sendiri yang menjadi karier. Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri Bordetella pertussis ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking.Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk sehingga anak sulit bernafas, makan atau minum.Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak.Sementara tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Gejala yang khas yaitu anak tiba-tiba batuk keras secara terus-menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan, keluar air mata dan kadang-kadang sampai muntah.Vaksin DPT diberikan dengan cara disuntikkan pada otot lengan atau paha. Imunisasi DPT diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pada saat anak berumur dua bulan (DPT I), tiga bulan (DPT II) dan empat bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari empat minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan satu tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun). Jika anak mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis, maka diberikan DT, bukan DPT.Daya proteksi atau daya lindung vaksin difteri cukup baik yaitu sebesar 80-95% dan daya proteksi vaksin tetanus sangat baik yaitu sebesar 90-95% sedangkan daya proteksi vaksin pertusis masih rendah yaitu 50-60%.Oleh karena itu tidak jarang anak yang telah mendapat imunisasi pertusis masih terjangkit penyakit batuk rejan, tetapi dalam bentuk yang lebih ringan.1.1.4.3.3 Imunisasi Polio

Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Terdapat dua jenis vaksin yang masing-masing mengandung virus polio tipe I, II & III yang sudah dimatikan (Vaksin Salk), cara pemberiannya dengan penyuntikan. Dan yang masih hidup tapi dilemahkan (Vaksin Sabin) cara pemberiannya melalui mulut berupa cairan. Di Indonesia vaksin yang lazim diberikan ialah vaksin jenis Sabin.Vaksin polio dapat mencegah penyakit poliomielitis yang disebabkan oleh virus polio, yaitu tipe I, II dan III. Virus polio akan merusak bagian anterior susunan saraf pusat tulang belakang. Penyakit ini terutama banyak terdapat di negara yang sedang berkembang.Di Indonesia tercatat beberapa kali wabah polio misalnya di Belitung tahun 1948, di Semarang tahun 1954, di Medan tahun 1957.Gejala penyakit ini sangat bervariasi, dari gejala ringan sampai timbul kelumpuhan bahkan sampai timbul kematian.Gejala yang umum dan mudah dikenal ialah anak mendadak lumpuh pada salah satu anggota gerak setelah menderita demam selama 2-5 hari.Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan.Imunisasi dasar polio diberikan pada anak umur 0-4 bulan sebanyak empat kali (polio I, II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari empat minggu.Imunisasi polio ulangan diberikan satu tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun).Daya proteksi vaksin polio sangat baik yaitu sebesar 95-100%.1.1.4.3.4 Imunisasi Campak

Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek) yang disebabkan oleh sejenis virus termasuk golongan paramiksovirus.Gejala yang khas yaitu timbulnya bercakbercak merah dikulit setelah anak demam 3-5 hari, bercak merah ini semula timbul pada pipi di bawah telinga kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota gerak.Imunisasi campak diberikan sebanyak dua kali.Pertama, pada saat anak berumur sembilan bulan atau lebih, Campak kedua diberikan pada umur 5-7 tahun.Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur enam bulan dan diulangi enam bulan kemudian.Vaksin disuntikkan secara langsung di bawah kulit (subkutan).Campak I diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan Campak II diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibodi sampai pada tingkat yang tertingi.Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare.Daya proteksi imunisasi campak sangat tinggi yaitu 96-99%, Menurut penelitian, kekebalan yang diperoleh ini berlangsung seumur hidup.1.1.4.3.5 Imunisasi Hepatitis B (HBV)

Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian.Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Imunisasi ini diberikan sebanyak empat kali.Antara suntikan HBV1 dengan HBV2 diberikan dengan selang waktu satu bulan pada saat anak berumur di bawah empat bulan.Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis, vaksin HBV disuntikan dalam waktu 12 jam setelah lahir.Sedangkan pada bayi yang lahir dari ibu yang status hepatitisnya tidak diketahui, HBV I diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir. HBV3 diberikan pada usia antara 6-18 bulan. Imunisasi HBV empat diberikan saat anak berusia 10 tahun.Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki Hepatitis B. Imunisasi juga bisa diberikan pada saat bayi berumur dua bulan.Pemberian imunisasi kepada anak yang sakit berat sebaiknya ditunda sampai anak benar-benar pulih.Program imunisasi di Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah imunisasi dasar dan imunisasi pada ibu hamil. Imunisasi dasar yang diberikan pada anak adalah:a. BCG untuk mencegah penyakit TB,b. DPT untuk mencegah penyakit Difteria, Pertusis dan Tetanus,c. Polio untuk mencegah penyakit Poliomyelitis,d. Campak untuk mencegah penyakit Measles,e. Hepatitis B untuk mencegah penyakit Hepatitis B.1.1.5 Hasil Kegiatan Program Imunisasi di Puskesmas Wilayah Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

Tabel 1.7 Indikator Program Imunisasi Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014(Sumber : Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Cilincing)

ProgramIndikatorTarget 1 tahun (%)Target 1 bulan (%)Target Januari - April (%)

ImunisasiHB0100 %8,3 %33,3 %

BCG100 %8,3 %33,3 %

Polio 1100 %8,3 %33,3 %

DPT/HB (1)100 %8,3 %33,3 %

Polio 297 %8,0 %32,3 %

DPT/HB (2)100 %8,3 %33,3 %

Polio 395 %7,9 %31,6 %

DPT/HB (3)90 %7,5 %30 %

Polio 490 %7,5 %30 %

Campak90 %7,5 %30 %

Tabel 1.8 Cakupan Peserta Imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

(Sumber : Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Cilincing)

Nama Puskesmas KelurahanJumlah Bayi Baru Lahir (Bayi)% Target 1 Tahun% Target Bayi yang diimunisasi Januari s/d AprilJanuari s/d April

Jumlah Bayi yang diimunisasi (Bayi)% Bayi yang diimunisasi

Sukapura1505100 %33,3 %27318 %

Rorotan863100 %33,3 %20023,1 %

Marunda447100 %33,3 %12527,9 %

Cilincing I400100 %33,3 %475118,7 %

Cilincing II406100 %33,3 %5413,3 %

Semper Timur779100 %33,3 %19725,2 %

Semper Barat I500100 %33,3 %13426,8 %

Semper Barat II489100 %33,3 %28057,2 %

Semper Barat III400100 %33,3 %8320,7 %

Kalibaru1341100 %33,3 %55744,1 %

Total7130100 %33,3 %237433.2 %

Berdasarkan tabel 1.8 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi BCG Kelurahan Cilincing Periode Januari April 2014 adalah 33,2 %, dimana target selama 4 bulan 33,3 % dengan jumlah sasaran sebanyak 7130 bayi.Tabel 1.9 Cakupan Peserta Imunisasi DPT-HB 1 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

(Sumber : Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Cilincing)

Nama Puskesmas KelurahanJumlah Surviving Infant (Bayi)% target/tahun% Target Bayi yang diimunisasi Januari s/d AprilJanuari s/d April

Jumlah Bayi yang diimunisasi (Bayi)% Bayi yang diimunisasi

Sukapura1503100 %33,3 %32321,9 %

Rorotan861100 %33,3 %19422,5 %

Marunda446100 %33,3 %23753,1 %

Cilincing I315100 %33,3 %448120 %

Cilincing II361100 %33,3 %4011 %

Semper Timur778100 %33,3 %16220,8 %

Semper Barat I473100 %33,3 %11023,2 %

Semper Barat II440100 %33,3 %27762 %

Semper Barat III252100 %33,3 %9437,3 %

Kalibaru1339100 %33,3 %57843,1 %

Total6768100 %33,3 %246336,3 %

Berdasarkan tabel 1.9 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT-HB1 Kelurahan Cilincing Periode Januari April 2014 adalah 36,3 %, dimana target selama 4 bulan 33,3 % dengan jumlah sasaran sebanyak 6768 bayi.Tabel 1.10 Cakupan Peserta Imunisasi DPT-HB 2 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

(Sumber : Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Cilincing)

Nama Puskesmas KelurahanJumlah Surviving Infant(Bayi)% target/ tahun% Target Bayi yang diimunisasi Januari s/d AprilJanuari s/d April

Jumlah Bayi yang diimunisasi (Bayi)% Bayi yang diimunisasi

Sukapura1503100 %33,3 %43428,8 %

Rorotan861100 %33,3 %19222,2 %

Marunda446100 %33,3 %13129,3 %

Cilincing I315100 %33,3 %432137,1 %

Cilincing II361100 %33,3 %5816,1 %

Semper Timur778100 %33,3 %15319,6 %

Semper Barat I473100 %33,3 %17637,2 %

Semper Barat II440100 %33,3 %18942,9 %

Semper Barat III252100 %33,3 %8533,7 %

Kalibaru1339100 %33,3 %51038,1 %

Total6768100 %33,3 %236034,8 %

Berdasarkan tabel 1.10 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT-HB 2 Kelurahan Cilincing Periode Januari April 2014 adalah 34,8 %, dimana target selama 4 bulan 33,3 % dengan jumlah sasaran sebanyak 6768 bayi.Tabel 1.11 Cakupan Peserta Imunisasi DPT-HB 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

(Sumber : Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Cilincing)

Nama Puskesmas KelurahanJumlah Surviving Infant (Bayi)% target/

Tahun% Target Bayi yang diimunisasi Januari s/d AprilJanuari s/d April

Jumlah Bayi yang diimunisasi (Bayi)% Bayi yang diimunisasi

Sukapura150390 %30 %45029,9 %

Rorotan86190 %30 %15818,3 %

Marunda44690 %30 %12728,4 %

Cilincing I31590 %30 %325103,1 %

Cilincing II36190 %30 %5214,4 %

Semper Timur77890 %30 %12916,5 %

Semper Barat I47390 %30 %35975,8 %

Semper Barat II44090 %30 %27762,9 %

Semper Barat III25290 %30 %9136,1 %

Kalibaru133990 %30 %46935,0 %

Total676890 %30 %185027,3 %

Berdasarkan tabel 1.11 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT-HB 3 Kelurahan Cilincing Periode Januari April 2014 adalah 27,3 %, dimana target selama 4 bulan 30 % dengan jumlah sasaran sebanyak 6768 bayi.Tabel 1.12 Cakupan Peserta Imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

(Sumber : Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Cilincing)

Nama Puskesmas KelurahanJumlah Bayi Baru Lahir (Bayi)% Target 1 Tahun% Target Bayi yang diimunisasi Januari s/d AprilJanuari s/d April

Jumlah Bayi yang diimunisasi (Bayi)% Bayi yang diimunisasi

Sukapura1505100 %33,3 %53640,7 %

Rorotan863100 %33,3 %20022,8 %

Marunda447100 %33,3 %14236,2 %

Cilincing I400100 %33,3 %477134,5 %

Cilincing II406100 %33,3 %5714,7 %

Semper Timur779100 %33,3 %17825,1 %

Semper Barat I500100 %33,3 %16233,4 %

Semper Barat II489100 %33,3 %26757,5 %

Semper Barat III400100 %33,3 %8729,7 %

Kalibaru1341100 %33,3 %60048,5 %

Total7130100 %33,3 %270642,2 %

Berdasarkan tabel 1.12 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 1 Kelurahan Cilincing Periode Januari April 2014 adalah 42,2 %, dimana target selama 4 bulan 33,3 % dengan jumlah sasaran sebanyak 7130 bayi.Tabel 1.13 Cakupan Peserta Imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

(Sumber : Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Cilincing)

Nama Puskesmas KelurahanJumlah Surviving Infant (Bayi)% target/

Tahun% Target Bayi yang diimunisasi Januari s/d AprilJanuari s/d April

Jumlah Bayi yang diimunisasi (Bayi)% Bayi yang diimunisasi

Sukapura150397 %32,3 %57043,5 %

Rorotan86197 %32,3 %19025 %

Marunda44697 %32,3 %13735,5 %

Cilincing I31597 %32,3 %222136,3 %

Cilincing II36197 %32,3 %4713 %

Semper Timur77897 %32,3 %16823,6 %

Semper Barat I47397 %32,3 %21445,1 %

Semper Barat II44097 %32,3 %27161,5 %

Semper Barat III25297 %32,3 %8633,9 %

Kalibaru133997 %32,3 %52242,4 %

Total676897 %32,3 %263542 %

Berdasarkan tabel 1.13 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 2 Kelurahan Cilincing Periode Januari April 2014 adalah 42 %, dimana target selama 4 bulan 32,3 % dengan jumlah sasaran sebanyak 6768 bayi.Tabel 1.14 Cakupan Peserta Imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

(Sumber : Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Cilincing)

Nama Puskesmas KelurahanJumlah Surviving Infant (Bayi)% target/ tahun% Target Bayi yang diimunisasi Januari s/d AprilJanuari s/d April

Jumlah Bayi yang diimunisasi (Bayi)% Bayi yang diimunisasi

Sukapura150395 %31,6 %50333,4 %

Rorotan86195 %31,6 %18221,1 %

Marunda44695 %31,6 %12528 %

Cilincing I31595 %31,6 %423134 %

Cilincing II36195 %31,6 %6016,6 %

Semper Timur77895 %31,6 %17021,8 %

Semper Barat I47395 %31,6 %36978 %

Semper Barat II44095 %31,6 %28865,4 %

Semper Barat III25295 %31,6 %8634,1 %

Kalibaru133995 %31,6 %49737,1 %

Total676895 %31,6 %271440,1 %

Berdasarkan tabel 1.14 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 2 Kelurahan Cilincing Periode Januari April 2014 adalah 40,1 %, dimana target selama 4 bulan 31,6 % dengan jumlah sasaran sebanyak 6768 bayi.Tabel 1.15 Cakupan Peserta Imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

(Sumber : Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Cilincing)

Nama Puskesmas KelurahanJumlah Surviving Infant (Bayi)% target/ tahun% Target Bayi yang diimunisasi Januari s/d AprilJanuari s/d April

Jumlah Bayi yang diimunisasi (Bayi)% Bayi yang diimunisasi

Sukapura150390 %30 %37424,8 %

Rorotan86190 %30 %16018,5 %

Marunda44690 %30 %12026,9 %

Cilincing I31590 %30 %31399,3 %

Cilincing II36190 %30 %4512,4 %

Semper Timur77890 %30 %14919,1 %

Semper Barat I47390 %30 %18939,9 %

Semper Barat II44090 %30 %27963,4 %

Semper Barat III25290 %30 %9537,6 %

Kalibaru133990 %30 %47235,2 %

Total676890 %30 %240535,5 %

Berdasarkan tabel 1.15 didapatkanbahwa Peserta Imunisasi Polio 4 Kelurahan Cilincing Periode Januari April 2014 adalah 35,5 %, dimana target selama 4 bulan 30 % dengan jumlah sasaran sebanyak 6768 bayi.Tabel 1.16 Cakupan Peserta Imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

(Sumber : Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Cilincing)

Nama Puskesmas KelurahanJumlah Bayi Baru Lahir (Bayi)% Target 1 Tahun% Target Bayi yang diimunisasi Januari s/d AprilJanuari s/d April

Jumlah Bayi yang diimunisasi (Bayi)% Bayi yang diimunisasi

Sukapura1505100 %33,3 %39226 %

Rorotan863100 %33,3 %11726,1 %

Marunda447100 %33,3 %11913,5 %

Cilincing I400100 %33,3 %12526,6 %

Cilincing II406100 %33,3 %12231,2 %

Semper Timur779100 %33,3 %21430,6 %

Semper Barat I500100 %33,3 %3927,5 %

Semper Barat II489100 %33,3 %1937,8 %

Semper Barat III400100 %33,3 %7339,4 %

Kalibaru1341100 %33,3 %20418,2 %

Total7130100 %33,3 %159815,2 %

Berdasarkan tabel 1.16 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi HB0 Kelurahan Cilincing Periode Januari April 2014 adalah 15,2 %, dimana target selama 4 bulan 33,3 % dengan jumlah sasaran sebanyak 7130 bayi.Tabel 1.17 Cakupan Peserta Imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

(Sumber : Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Cilincing)

Nama Puskesmas KelurahanJumlah Surviving Infant% target/ tahun% Target Bayi yang diimunisasi Januari s/d AprilJanuari s/d April

Jumlah Bayi yang diimunisasi% Bayi yang diimunisasi

Sukapura150390 %30 %70046,5 %

Rorotan86190 %30 %18321,2 %

Marunda44690 %30 %26659,6 %

Cilincing I31590 %30 %321101,9 %

Cilincing II36190 %30 %4612,7 %

Semper Timur77890 %30 %11414,6 %

Semper Barat I47390 %30 %44193,2 %

Semper Barat II44090 %30 %24655,9 %

Semper Barat III25290 %30 %9236,5 %

Kalibaru133990 %30 %56942,4 %

Total676890 %30 %188027,7 %

Berdasarkan tabel 1.17 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Campak Kelurahan Cilincing Periode Januari April 2014 adalah 27,7 %, dimana target selama 4 bulan 30 % dengan jumlah sasaran sebanyak 6768 bayi.Tabel 1.18 Drop Out Imunisasi BCG Campak Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari April 2014

(Sumber : Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Cilincing)

NoNama Puskesmas KelurahanSasaran BayiPencapaian Januari - April (%)Drop Out % (DO) (