askeb anc dgn hiv.docx

61
KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang maha esa, atas berkat rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaian tugas laporan dengan judul“Asuhan Kebidanan pada Ny Q GIIIP20002 UK 35-36 minggu dengan HIV Stadium II”. Penulis juga menyadari bahwa laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan beberapa pihak. Dikesempatan inipenulis mengucapkan terima kasih kepada yang telah membantu terselesaikannya laporan ini, 1 dr. Dodo Anando, M.Ph selaku direktur RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang telah memberi ijin kepada mahasiswa prodi kebidanan Soetomo Surabaya untuk melaksanakan praktek di URJ poli Hmil 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya 2 Susilorini,Spd, M.pd selaku ka prodi Kebidanan Sutomo Surabaya yang telah mengijinkan penulis untuk melaksanakan praktek di URJ poli Hmil 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya 3 Netti Herlina, S.Pd,. M.Kes. Selaku dosen pembimbing praktik program studi kebidanan Soetomo Surabaya 4 Sherly Jeniawati, SST. Selaku dosen pembimbing praktik program studi kebidanan Soetomo Surabaya 5 Tutik Indarti Amd,Keb selaku kepala dan pembimbing klinik di URJ poli hamil 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya 6 Pada Ny “Q ” yang telah bersedia menjadi responden dalam penyusunan laporan ini

Upload: zahra-firdausi-nuzzula

Post on 12-Dec-2014

172 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEB anc dgn HIV.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang maha esa, atas

berkat rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaian tugas laporan dengan

judul“Asuhan Kebidanan pada Ny Q GIIIP20002 UK 35-36 minggu dengan HIV Stadium

II”.

Penulis juga menyadari bahwa laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan beberapa

pihak. Dikesempatan inipenulis mengucapkan terima kasih kepada yang telah membantu

terselesaikannya laporan ini,

1 dr. Dodo Anando, M.Ph selaku direktur RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang telah

memberi ijin kepada mahasiswa prodi kebidanan Soetomo Surabaya untuk

melaksanakan praktek di URJ poli Hmil 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya

2 Susilorini,Spd, M.pd selaku ka prodi Kebidanan Sutomo Surabaya yang telah

mengijinkan penulis untuk melaksanakan praktek di URJ poli Hmil 1 RSUD Dr.

Soetomo Surabaya

3 Netti Herlina, S.Pd,. M.Kes. Selaku dosen pembimbing praktik program studi

kebidanan Soetomo Surabaya

4 Sherly Jeniawati, SST. Selaku dosen pembimbing praktik program studi kebidanan

Soetomo Surabaya

5 Tutik Indarti Amd,Keb selaku kepala dan pembimbing klinik di URJ poli hamil 1

RSUD Dr. Soetomo Surabaya

6 Pada Ny “Q ” yang telah bersedia menjadi responden dalam penyusunan laporan ini

Dalam pembuatan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata

sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membantu membangun.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Apabila ada kesalahan kata, penulis minta maaf sebesar-besarnya. Penulis mengucapkan

banyak terima kasih.

Surabaya, Oktober 2011

Penulis.

Page 2: ASKEB anc dgn HIV.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kasus

Saat ini, mendengar kata HIV/AIDS seperti momok yang mengerikan. AIDS adalah

singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek

dari perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan

waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya.

Pada tahun 2007 terdapat 24 ibu hamil yang dinyatakan positif mengidap virus

HIV/AIDS. Bila jumlah ibu hamil yang positif HIV bertambah, ada kemungkinan

peningkatan balita yang terinfeksi penyakit yang sama. Sebagian besar data dan fakta

lapangan bahwa kota Surabaya menduduki peringkat 1 dalam kasus HIV/AIDS di Jawa

Timur, terdapat 449 (75,59%) kasus berada di Surabaya dari jumlah total 594 kasus

HIV/AIDS di Jawa Timur. Angka kematian akibat HIV/AIDS masih tinggi, 80 persen

sudah mengidap AIDS. Di Jatim jumlah akumulasi penderita HIV/AIDS yang meninggal

sejak tahun 1989 sampai Agustus 2007 mencapai 339 orang dari 1.445 penderita AIDS.

Penyakit AIDS disebabkan karena melemah atau menghilangnya sistem kekebalan

tubuh yang karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh virus HIV.

HIV dapat menular dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayinya. Tanpa upaya

pencegahan, kurang-lebih 30 persen bayi dari ibu yang terinfeksi HIV menjadi tertular

juga. Ibu dengan viral load tinggi lebih mungkin menularkan HIV kepada bayinya.

Namun tidak ada jumlah viral load yang cukup rendah untuk dianggap "aman". Infeksi

dapat terjadi kapan saja selama kehamilan, namun biasanya terjadi beberapa saat sebelum

atau selama persalinan. Bayi lebih mungkin terinfeksi bila proses persalinan berlangsung

lama. Selama persalinan, bayi yang baru lahir terpajan darahibunya. Meminum air susu

dari ibu yang terinfeksi dapat juga mengakibatkan infeksi pada si bayi. (Sarwono: 2008)

Maka diperlukan asuhan kebidanan yang komprehensif pada Ibu hamil dengan HIV.

1.2. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan HIV

dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan manejemen kebidanan varney.

1.3. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif pada

ibu hamil dengan HIV

Page 3: ASKEB anc dgn HIV.docx

2. Mahasiswa mampu merumuskan diagnose dan masalah pada ibu hamil dengan

HIV

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya adanya diagnose potensial pada ibu

hamil dengan HIV

4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya kebutuhan tindakan segera pada ibu

hamil dengan HIV

5. Mahasiswa mampu menyusun intervensi dan rasional pada ibu hamil dengan HIV

6. Mahasiswa mampu melakukan implementasi sesuai intervensi yang dibuat pada

ibu hamil dengan HIV

7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan kebidanan yang

diberikan pada ibu hamil dengan HIV.

8. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan dengan menggunakan

SOAP.

1.4. Pelaksanaan

Pengakajian kasus dilakukan saat pasien Ny “Q” datang berkunjung di URJ Poli

Hamil RSUD Dr. Soetomo saat praktik klinik berlangsung yaitu pada tanggal 19 Oktober

2011.

1.5. Sistematika Penulisan

Halaman Judul

Lembar Pengehesahan

Kata Pengantar

BAB I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Kasus

1.2. Tujuan Umum

1.3. Tujuan Khusus

1.4. Pelaksanaan

1.5. Sistematika Penulisan

BAB II. Landasan Teori

2.1. Konsep Dasar Kehamilan

2.2. Konsep Dasar Kasus

Page 4: ASKEB anc dgn HIV.docx

2.3. Konsep Dasar Pengkajian

BAB III. Tinjauan Kasus

3.1. Subjektif

3.2. Objektif

3.3. Assesment

3.4. Planning

BAB IV. Penutup

4.1 Kesimpulan

4.2 Pesan

Daftar Pustaka

Page 5: ASKEB anc dgn HIV.docx

BAB II

Landasan Teori

2.1. Konsep Dasar Kehamilan dengan HIV

2.1.1. Pengertian Kehamilan

Penghamilan terjadi kalau ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur

(ovum) dan sel mani (spermatozoa). (Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas

Kedokteran Universitas Padjajaran Bnadung ; 1983 : 100)

Kehamilan adalah adanya spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi) dan

nidasi hasil konsepsi (Hanifa Wikajosastro, 2002 : 55)

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil

normal adalah 280 hari ( 40 minggu/9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid

terakhir. (Prawiroharjo S, 2002: 80).

2.1.2. Etiologi

Waktu ovulasi sel telur masih diliputi oleh corona radialis tapi rupa-rupanya

spermatozoa mempunyai enzim hialuronidase yang dapat mencairkan corona radiate

tersebut hingga salah satu spermatozoa dapat menembus dinding sel telur.

Setelah persenyawaan antara sel telur dan sel mani, yang biasanya terjadi dalam

ampulla tubae maka sel telur disebut zygote. Jadi zygote adalah ovum yang telah dibuahi

oleh spermatozoa.

Sebelum terjadinya fertilisasi sel telur maupun sel mani telah mengalami proses

pematangan yang tidak hanya terwujud dalam perubahan bentuk tapi juga perubahan

dari jumlah kromosom.

Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),

spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi=fertilisasi), nidasi dan plasentasi.

(Obstetri Fisiologi: 1983)

2.1.3. Tanda dan Gejala Kehamilan

.2.1.3.1. Tanda kehamilan yang tidak pasti. (Obstetri Fisiologi: 1983)

Page 6: ASKEB anc dgn HIV.docx

a. pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim.

Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan

makin lama makin bundar bentuknya. Kadang–kadang pembesaran tidak

rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Konsistensi

rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi lebih lunak.

b. perubahan pada serviks

Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita

meraba ujung hidung. Dalam kehamilan seviks menjadi lebih lunak pada

perabaan selunak bibir atau ujung bawah daun telinga.

c. kontraksi Braxton hicks

Waktu palpasi atau toucher rahim yang lunak sekonyong-konyong

menjadi keras karna berkonstraksi.

d. ballottement

Dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun dengan jari

yang melakukan pemeriksaan dalam.

e. meraba bagian anak

f. pemeriksaan biologis

Tidak dimasukkan tanda pasti karena keadaan lain dapat

menimbulkan reaksi yang positif.

g. pembesaran perut

h. keluarnya kolostrum

i. hiperpigmentasi kulit seperti pada muka yang disebut cloasma

gravidarum.

j. tanda Chadwick (warna selaput lender vulva dan vagina menjadi ungu)

k. adanya amenore

l. mual dan muntah

Page 7: ASKEB anc dgn HIV.docx

m. ibu merasa pergerakan anak

n. sering kencing karena rahim yang membesar menekan pada kandung

kencing

o. perasaan dada berisi dan agak nyeri.

2.1.3.2. Tanda kehamilan yang pasti. (Obstetri Fisiologi: 1983)

a. mendengar DJJ janin

b. melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa

c. melihat rangka janin dengan sinar rontgen atau dengan ultrasound

d. pada palpasi dirasakan bagian janin.

2.1.3.3. Gejala-gejala pada kehamilan. (Obstetri Fisiologi: 1983)

a. amenore (tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena umumnya

wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari

pertama haid terakhir.

b. nausea dan emesis. Sering terjadi pada pagi hari.

c. mengidam

d. pingsan. Hilang sesudah kehamilan 16 minggu.

e. mammae tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh

estrogen dan progesterone yang merangsang duktuli dan alveoli di

mamma. Glandula Montgomery tampak lebih jelas.

f. anoreksia

g. sering kencing

h. obstipasi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh

hormone steroid.

i. pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas.

Page 8: ASKEB anc dgn HIV.docx

j. epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae, sering terjadi pada

triwulan pertama.

k. varises, sering terjadi pada triwulan terakhir.

2.1.3.4. Perubahan fisiologis kehamilan. (Obstetri Fisiologi: 1983)

a. uterus

uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh

estrogen dan progesterone yang kadarnya meningkat, pada bulan-bulan

pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah alpukat, agak gepeng, pada

kehamilan 4 bulan. Uterus berbentuk bulat. Pada minggu-minggu pertama

ismus uteri mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus

pada triwulan pertama membuat ismus menjadi panjang dan lebih lunak.

b. serviks uteri

serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena

hormone estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan

otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringa ikat, hanya 10 %

jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen.

Akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya hipervaskularisasi

maka konsistensinya menjadi lunak.

c. vagina dan vulva

Pembuluh darah dinding vagina bertambah hingga warna selaput

lendirnya membiru (tanda chadwick). Kekenyalan vagina bertambah,

artinya daya regangnya bertambah, sebagai persiapan persalianan. Getah

dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam PH

3,5-6,0. Reaksi asam ini disebabkan terbentuknya aridum lactikum sebagai

hasil penghancuran dycogen yang berada dalam sel-sel epitel vagina oleh

basil-basil dodelen. Reaksi asam ini mempunyai sifat bakterisida.

d. ovarium

Page 9: ASKEB anc dgn HIV.docx

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditas

sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu.

Kemudian ia mengecil setelah plasenta terbentuk.

e. dinding perut

pada kehamilan lanjut pada primigravida sering timbul garis-garis

memanjang atau serong pada perut, garis–garis itu terdapat juga pada buah

dada dan paha. Pada seorang primigravida warnanya membiru dan disebut

striae lividae. Pada seorang multigravida di samping striae yang biru

terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrix) dan

striae gravidarum pada kehamilan yang lalu. Striae yang putih ini disebut

striae albicans. Dahulu diduga bahwa striae ini disebabkan karena kulit

perut diregang tapi sekarang orang berpendapat bahwa striae ini timbul

sebagai akibat dari hiperfungsi gelombang suprarenalis.

f. mammae

mammae akan membesar dan tegang akibat hormone

somatommatroph, estrogen, progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan

air susu. Estrogen menimbulkan hipertropi system saluran, sedangkan

progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae. Somatomamotropin

mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan

perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan kasein, laktabumin,

laktoglobin. Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi.

g. sirkulasi darah

sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi

ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah

yang membesar pula, mamma dan alat-alat lain yang memang berfungsi

berlebihan dalam kehamilan volume darah ibu dalam kehamilan

bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut

hidrmia.

f. system respirasi

Page 10: ASKEB anc dgn HIV.docx

seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya, tidak jarang

mengelung rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena usus

tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma.

i. traktus digestivus

pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea).

Mungkin ini akibat kadar hormone estrogen yang meningkat. Tonus otot-

otot digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga

berkurang.

j. traktus urinarius

pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh

uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan

ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari

rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala mulai turun ke bawah

pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena

kandung kencing mulai tertekan lagi.

k. kulit

selain striae gravidarum pada kulit terdapat pula hiperpigmentasi

antara lain pada daerah areola mammae, papilla mammae, dan linea alba.

Linea alba yang tampak hitam disebut linea nigra. Hiperpigmentasi

kadang-kadang terdapat pula pada muka disebut cloasma gravidarum.

Pada umumnya, setelah partus selesai gejala hiperpigmentasi menghitung

dengan hipertrofi dan hiperfungsi dari cotex gelombang suprarenalis atau

dari hipertrofi. (Prof. Sulaiman Sastrawinata, 1989:146).

l. metabolisme

pada wanita hamil BMR meninggi, system endokrin juga meninggi,

dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya. BMR meningkat hingga 15-

20 % yang umumnya ditemukan pada triwulan terakhir. Dalam keadaan

biasa wanit hamil cukup hemat dalam pemakaian tenaganya. Kenaikan

berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh:

Page 11: ASKEB anc dgn HIV.docx

1. Hasil konsepsi : fetus, placenta, dan liquor amni

2. Dari ibu sendiri : uterus dan mammae yang membesar, volume darah

yang meningkat, lemak dan protein lebih banyak dan akhirnya adanya

retensi air.

2.1.3.5. Kebutuhan Kehamilan (Obstetri Fisiologi: 1983)

2.1.3.5.1. Nutrisi

Peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori/hari,

mengkonsumsi yang mengandung protein, zat besi, minum

cukup cairan (menu seimbang). Hal ini penting dalam

pengawasan ibu hamil. Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat

menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan. (Prof. Dr. Abdul

Saifudin, SPOG MPH, 2002 N-3, Hanifa Winkjosastro,

2005 :161).

2.1.3.5.2. Kebersihan badan

Kebersihan badan mengurangkan kemungkinan infeksi,

karena badan yang kotor banyak mengandung kuman-kuman.

Pemeliharaan buah dada juga penting ; putting susu harus

dibersihkan kalau terbasahi oleh kolostrum. Kalau dibiarkan

dapat terjadi eczema pada puting susu dan sekitarnya. Piting

susu yang masuk diusahakan supaya keluar dengan pemijatan

keluar setiap kai mandi.

Perawatan gigi perlu dalam kehamilan karena hanya

gigi yang baik menjamin pencernaan yang sempurna. Wanita

yang hamil jangan melakukan irigasi vagina kecuali dengan

nasihat dokter karena irigasi vagina dapat menimbulkan emboli

udara.

2.1.3.5.3. Pakaian

Pakaian yang baik untuk wanita hamil ialah pakaian

yang enak dipakai tidak boleh menekan badan. Pakaian yang

menekan menyebabkan bendungan vena dan mempercepat

timbulnya varises.

Karena wanita hamil lebih sukar mempertahankan

keseimbangan badannya, maka dianjurkan pemakaian sepatu

Page 12: ASKEB anc dgn HIV.docx

dengan hak yang rendah, lagipula hak tinggi dapat

menimbulkan nyeri pinggang.

2.1.3.5.4. Buang air besar

Pada wanita hamil mungkin terjadi obstipasi karena:

Kurang gerak badan

Peristaltic usus kurang karena pengaruh hormone

Tekanan pada rectum oleh kepala.

Usaha untuk melancarkan buang air besar adalah

minum banyak, gerak badan yang cukup, makanan yang

banyak mengandung serat seperti sayur dan buah-buahan.

2.1.3.5.5. Imunisasi

Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap

tetanus neonatorum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan

toxoid tetanus pada ibu hamil.

2.1.3.6. Keluhan –keluhan dan cara penanganannya (Obstetri Fisiologi: 1983)

2.1.3.6.1. Mual dan muntah

Biasanya muncul pada bulan ke II dan hilang sesudah

bulan ke III lewat, terutama timbul pada pagi hari ialah waktu

perut kosong. Pengobatannya adalah makan dahulu sedikit

misalnya biscuit dan the sebelum bangun dari tempat tidur,

makan dalam porsi kecil tapi sering (misal 5x sehari) dapat juga

diberikan vit.B complex, vit C dan sedative.

2.1.3.6.2. Sakit pinggang

Sebagian besar disebabkan karena perubahan sikap

badan pada kehamilan yang lanjut, karena titik berat badan

pindah ke depan disebabkan perut yang membesar. Ini

diimbangi dengan lordose yang berlebih dan sikap ini dapat

menimbulkan spasmus dari otot-otot pinggang. Nyeri seperti ini

dapat diringankan dengan analgetika.

Sebagian disebabkan karena melonggarnya sendi-sendi

panggul seperti sympisis dan articulation sacroiliaka atas

pengaruh hormone-hormon kehamilan. Dengan istirahat atau

pemakaian korset maka keluhan dapat berkurang.

Page 13: ASKEB anc dgn HIV.docx

2.1.3.6.3. Varises

Timbulnya varises dipengaruhi oleh factor keturunan,

berdiri lama dan usia, ditambah factor hormonal (progesteron)

dan bendungan dalam panggul. Waktu istirahat, kaki

hendaknya ditinggikan. Ada juga baiknya mempergunakan

kaos kaki panjang dan elastic.

2.1.3.6.4. Haemoroid (bawasir)

Bawasir adalah pelebaran vena-vena di anus, dapat

bertambah besar dalam kehamilan karena ada bendungan darah

di dalam rongga panggul. Defekasi yang teratur penting buat

mengurangi bendungan dalam panggul. Kalau perlu diberi

suppositoria haemorrhoidales.

2.1.3.6.5. Sakit kepala

Biasanya timbul pada hamil muda dan sukar

menentukan sebabnya. Pada pertengahan kehamilan hilang atau

berkurang dengan sendirinya. Sakit kepala pada TM III dapat

merupakan gejala pre-eklamsia yang berat.

2.1.3.6.6. Oedema

Paling sering timbul pada kaki dan tungkai bawah.

Baiknya kaki ditinggikan saat tidur.

2.1.3.6.7. Sesak nafas

Disebabkan karena rahim yang membesar, mendesak

diafragma ke atas. Kalau tidur dengan bantal yang tinggi, sesak

kurang.

2.1.3.6.8. Fluor albus

Pada umumnya cairan di vagina bertambah dalam

kehamilan tanpa sebab-sebab yang patologis dan sering tidak

menimbulkan keluhan. Terapi ditujukan kepada penyebab.

2.1.3.7. Tanda bahaya pada kehamilan (Arif Mansjoer:2001:262 )

2.1.3.7.1. Perdarahan pervaginam

Kehamilan < 20 minggu : kehamilan ektopik,

molahidatidosa dan aborsi.

Kehamilan > 20 minggu : solusio plasenta, plasenta

previa.

Page 14: ASKEB anc dgn HIV.docx

2.1.3.7.2. Oedema pada muka dan jari

Jika muncul pada muka dan lengan (PE) cara

meringankan :

Hindari posisi berbaring

Hindari posisi yang tegak dalam waktu lama

Masa istirahat dengan posisi terlentang sampai kaki kiri

dengan kaki diangkat

Jika perlu sering malatih kaki untuk ditekuk ketika

duduk/istirahat.

2.1.3.7.3. Nyeri perut

Pada abortus tuba nyeri mula-mula pada satu sisi,

menjalar ke tempat lain, bila darah sampai ke diafragma bisa

menyebabkan nyeri bahu yang mengakibatkan terjadinya

kehamilan ektopik. (Arif Mansjoer: 2001: 267)

2.1.3.7.4. Muntah-muntah yang hebat

Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual

dan muntah terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi,

hiponatremia, hipokalemia, penurunan klorida urine,

selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi

darah ke jaringan dan menyebabkan timbulnya zat toksik.

2.1.3.7.5. Ketuban pecah dini

Pecahnya selaput ketuban sebelum tanda-tanda

persalinan. Factor predisposisi KPD adalah infeksi genetalia,

serviks inkompeten, gemeli, hidarmnion, kehamilan pretem,

disproporsi sefalopelvik.

2.2. Konsep Dasar HIV Dalam Kehamilan

2.2.1. Pengertian

Page 15: ASKEB anc dgn HIV.docx

HIV merupakan salah satu retrovirus yang mempunayi enzim reverse

transcriptase, dengan kemampuan untuk mengubah RNA virus menjadi untai

ganda DNA virus. (Manuaba, dkk, 2007: 658)

HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang

system kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. (Depkes,

1997)

Sindrom imunodefiensi yang didapat (AIDS) adalah suatu penyakit infeksi

yang disebakan oleh retrovirus yang dikenal dengan nama human T-cell

lymphotropic virus (HIV) . (Rayburn, William, Christopher Carey, 2001:107)

Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah sindroma dengan gejala

penyakit infeksi oportunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya system

kekebalan tubuh oleh infeksi human immunodeficiency virus (HIV).

(Prawirohardjo, Sarwono, 2008:932)

2.2.2. Etiologi

Seperti definisi di atas, diketahui bahwa AIDS terjadi oleh infeksi HIV. HIV

adalah suatu retrovirus RNA. Seperti halnya semua retrovirus, HIV mengandung

transcriptase terbalik pada intinya. HIV mempunyai protein permukaan khusus

gp120 dan gp41 dan protein inti p18 dan p24. HIV mneginfeksi sel dengan

membuat kontak pertama dengan protein gp120.

HIV dengan perantara enzim dapat melekat pada limfosit T yang dikeluarkan

oleh timus, dalam hal ini CD4, dengan perantara enzim reverse transcriptase.

Setelah masuk maka enzim integrase akan bekerja dengan mempergunakan

mekanisme metabolism sel sendiri, untuk menggandakan DNA serta memecah

virus sehingga sel tersebut akan rusak. HIV baru yang telah mampu menggandakan

diri secara intraseluler, kini akan menyebar dan mencari mangsa CD4 yang baru,

menggunakan mekanisme yang sama.

2.2.3. Masa Inkubasi

Masa inkubasi infeksi HIV berlangsung 1-3 minggu tergantung dari

kemampuan daya tahan tubuh dengan gejala klinik:

1. Gejala Mayor

Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan

Diare kronis lebih dari 1 bulan berulang maupun terus menerus

Page 16: ASKEB anc dgn HIV.docx

Penurunan berat badan lebih dari 10 % dalam 3 bulan.

2. Gejala Minor

Batuk kronis selama lebih dari 1 bulan

Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan oleh jamur candida

albican

Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh tubuh

Munculnya herpes zoster berulang

Bercak-bercak, gatal diseluruh tubuh.

Setelah masa infeksi berakhir akan diikuti oleh keadaan yang disebut set point

yang berarti terjadi keseimbangan antara kemampuan untuk bertahan dari tubuh

dan terjadinya pemecahan – replikasi virus seimbang, sehingga tidak menimbulkan

gejala klinik. Masa set point dapat berlangsung 5-10 tahun tergantung dari tubuh

membentuk dan mempertahankan jumlah CD4. Gambaran darah dengan infeksi

HIV virus adalah:

Terjadi penurunan CD4

B limposit tidak sanggup membentuk antibody, untuk melawan HIV.

2.2.4. Diagnosis

Dasar Diagnosis Infeksi Virus HIV

Diagnose pada saat infeksi pertama, mungkin sulit ditegakkan, karena

gejalanya ringan mirip dengan infeksi influenza biasa. Setelah 44-45 hari terinfeksi

barulah akan dapat dilakukan pemeriksaan antibody dengan mempergunakan

pemeriksaan : enzim immunoassay (EIA). Pemeriksaan ini mempunyai sensitivitas

97 % sedangkan spesivitasnya mendekati 99,4 %. Pemeriksaan lainnya adalah:

Tes langsung terhadap virus HIV, pada infeksi primer.

Kultur virus HIV untuk/dengan menetapakan terdapatnya p24 antigen.

Polymerase chain reaction (PCR) untuk menetapkan HIV.1 – proviral DNA.

Dalam permulaan infeksi akan dijumpai :

Lemah dan cepat lelah

Riwayat TBC sebelumnya

Terjadi infeksi berulang pada:

a. Infeksi paru-pneumonia

b. Kandidiasis vagina

Page 17: ASKEB anc dgn HIV.docx

c. Terjadi infeksi PID berulang

Terjadi diare berulang tanpa sebab yang jelas.

Setelah melewati masa set point dan menuju AIDS barulah pemeriksaan fisik

akan dijumpai berbagai bentuk manifestasi immunosupresi tubuh, dan mulai

muncul infeksi sekunder.

Suara paru yang abnormal - menunjukkan mulai terjadi infeksi sekunder

pneumonia.

Pembesaran kelenjar di seluruh tubuh, sebagai tempat berkembang biaknya

virus HIV – tempat sekitar 95 % cd4 tersimpan.

Pada mulut terjadi infeksi sekunder sehingga dijumpai sariawan.

Dengan demikian maka derajat infeksi HIV dapat ditetapkan, untuk dapat

memberikan pengobatan adekuat.

Perkembangan lebih lanjut akan terjadi infeksi sekunder dan keganasan oleh

Karena daya tahan tubuh sudah tidak mampu mengatasi infeksi HIV. Secara

laboratorium, acquired immunodefisiensi syndrome (AIDS) semakin cepat tejadi

jika CD4 kurang dari 200 sel/UI.

Infeksi sekunder yang terjadi adalah

Pneumocystis carinii

Toksoplasmosis

Mycobacterium avium complex

Streptokokus/stafilokokus

Keganasan yang sering menyertai AIDS :

a. Karsinoma

b. Sarcoma

c. Menurunnya reaksi terhadap toksin karena gangguan fungsi liver

d. Menurunnya pengeluaran interkulin 2, dengan akibat menghambat

kemampuan CD4 untuk bereaksi terhadap HIV

e. Akibat CD4 menjadi tempat replikasi HIV, maka umurnya makin pendek

f. Diketahui bahwa CD4 hanya 2-4 % beredar dalam sirkulasi, sebagian

besar dalam kelenjar limfa diseluruh tubuh.

Diagnosis Laboratorium

Page 18: ASKEB anc dgn HIV.docx

Serologi adalah metode yang paling lazim untuk diagnosis. Metode

serologi tak langsung yang mendeteksi antibody HIV antara lain adalah uji asai

imunosorben yang dihubungkan – enzim (ELISA = Enzym Linked Immunosorben

Assay). Sensitivitas ELISA sebesar 93 sampai 99 %, dan spesifitasnya 99 %.

Meskipun jarang, hasil-hasil positif palsu dapat terjadi dan uji penegasan selalu

diperlukan. Uji “western blot” yang mengenali adanya inti HIV dan antigen yang

terselubung, adalah 99 persen sensitive dan 99,8 persen spesifik. Serologi tak

langsung dengan teknik ELISA penangkapan juga dapat mengenali antigen HIV.

Virus juga dapat dikenali dengan biakan jaringan langsung.

Individu dinyatakan HIV positif kalau salah satu dari unsure berikut

terjadi : (1) ELISA reaktif dua kali, dan ini dipastikan dengan “Western blot”

positif atau IFA positif; (2) terdapat uji antigen HIV positif; (3) diperoleh biakan

HIV positif, yang dipastikan dengan pengenalan transcriptase terbalik dan suatu

uji antigen HIV khusus.

2.2.5. Jalan Penularan Penyakit

Kontaminasi cairan yang mengandung virus khususnya melalui hubungan

seksual merupakan cara transmisi yang paling utama di eluruh dunia.

Berkaitan dengan hubungan seksual maka homoseksual menempati urutan

pertama, karena HIV berkonsentrasi paling tinggi di sekitar mukosa anus.

Selanjutnya hubungan seksual multipartner menempati urutan yang kedua. Cara

lainnya yang perlu diketahui adalah kontaminasi HIV melalui :

1. Penggunaan jarum suntik bersama-sama pada pemakai obat narkotik

2. Infeksi dari laki-laki kepada wanita sekitar dua kali lebih besar dari sebaliknya

3. Perlu diperhatikan bahwa konsentrasi virus – viremia paling tinggi pada

infeksi pertama atau pada saat penyakit pada stadium lanjut. Akibatnya semua

cairan tubuhnya akan mengandung virus yang selalu dapat menimbulkan

kontaminasi kepada orang lain.

4. Transmisi dari ibu menuju janinnya dapat dijabarkan dalam 3 kemungkinan :

a. Intrauteri :

mulai minggu ke 8-14

jika samapai aterm, maka infeksi sekitar akhir kehamilannya. Infeksi

sekitar 20-40 %.

Page 19: ASKEB anc dgn HIV.docx

Infeksi pada gemelli, anak pertama akan menderita sekitar 3 kali lebih

tinggi dari anak kedua.

b. Intra partum : cara transmisi seperti orang dewasa, sekitar 40-80 %

c. Post partum : melalui pemberian ASI, sekitar 14 %.

Dapat dikemukakan bahwa perilaku yang meningkatkan resiko terkontaminasi

infeksi HIV antara lain:

1) Perilaku seksual dengan resiko tinggi

a. Homoseksual melalui anal, tanpa kondom

b. Multipartner vagina tanpa kondom

c. Hubungan seksual transvaginal tanpa kondom, sekalipun menggunakan

spermiside

d. Hubungan seksual multipartner.

2) Pada para pemakaian jarum suntik multipartner/tidak steril

3) Perilaku seksual yang abnormal

a. Oral seks antar lelaki

b. Oral seks antar wanita

4) Memakai obat atau kebiasaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh

a. Peminum alcohol

b. Pemakai obat narkotik

5) Berhubungan seksual pada wanita atau laki-laki dalam fase set point.

2.2.6. Penatalaksanaan Obstetris

Focus utama penanganan ditujukan pada deteksi infeksi dini dan pencegahan

penularan lebih jauh. Dasar evaluasi dari pasien hamil yang positif HIV harus

mencakup riwayat yang rinci mengenai factor resiko penularan dan riwayat

medis yang cermat, teramasuk pertanyaan mengenai perubahan berat badan,

nyeri kepala, diare, mual, muntah, anoreksia, demam, keringat malam, batuk,

napas pendek, dan sakit tenggorok. Pasien harus juga ditanya mengenai pajanan

terhadap tuberculosis, varisella, atau herpes simplex, kontak dengan kucing, dan

perjalanan yang baru saja dilakukan, karena semua factor ini dapat memaparkan

pasien yang fungsi imunnya terganggu pada infeksi oportunistik. Pada

pemeriksaan fisik, perhatian khusus harus diberikan pada rongga mulut

(sariawan, leukoplakia), fundus mata (retinitis CMS), paru-paru, kelenjar getah

bening, hati, limpa, vagiana (candida), dan daerah perirektal (herpes). Selain itu,

Page 20: ASKEB anc dgn HIV.docx

pemeriksaan neurologi lengkap sangat diperlukan. Uji laboratorium awal harus

mencakup hitung darah lengkap (CBC) bersama hitung jenis leukosit, hitung

trombosit, uji fungsi hati, hitung sel T4, rasio T4/T8, PPD, serologi sifilis, dan

titer serum untuk antigen permukaan hepatitis B, toksoplasmosis, rubella, dan

CMV. Hitung sel T4 harus diulangi tiap trimester. Biakan servikal harus

diperoleh untuk klamidia, ragi dan gonorea. Kunjungan prenatal tidak perlu lebih

sering kecuali kalau secara khusus diindikasikan. Pengujian pengawasan janin

hanya boleh digunakan untuk indikasi obstetric.

Profilaksis terhadap PCP dengan bacterium dindikasikan pada kehamilan

kalau hitung T4 turun di bawah 200/µl. Profilaksis untuk mengurangi transmisi

vertical dari ibu kepada janinnya dapat digunakan. Data menunjukkan bahwa

penurunan transmisi vertical dapat berkurang sekitar 70 %.

Obat-obat yang diperlukan

Antiviral Dosis Cara Pemberian

Zidovudine 100 mg/5 kali

200 mg/3 kali

Sejak hamil 14-34

minggu sampai lahir

Zidovudine 2 mg/kg, diikuti

1mg/kg

Intra partum

4 hari sebelum SC

dilakukan

Zidovudine 2 minggu/kg/4 kali Neonatus sampai

umur 6 minggu

Berdasarkan teori transmisi intrapartum, perlu dilaksanakan tatacara dalam

memberikan pertolongan persalianan antara lain:

1) Menerapkan prosedur PI

2) Pemasangan elektroda pada kulit kepala janin harus dihindari sehingga

mengurangi infeksi intrapartum kepada bayinya

3) Hindari pemecahan ketuban sehingga dapat mengurangi kontaminasi

langsung antara jalan lahir dengan bagian terendah bayi

4) Persalinan sebaiknya dipercepat, sehingga mengurangi waktu terlalu lama

berhubungan/kontak langsung antara bagian terendah dan jalan lahir.

Untuk dapat meningkatkan pengertian penderita tentang berbagai aspek

infeksi HIV yang berlanjut menjadi AIDS, maka diperlukan konseling untuk

Page 21: ASKEB anc dgn HIV.docx

meningkatkan pengertian mengenai kedudukannya di tengah masyarakat,

khususnya bahwa semua cairan tubuhnya bersifat infeksius karena “viremianya”.

Diharapkan bahwa dengan pengertian itu, maka mereka akan dapat menerima

perlakuan masyarakat terhadap dirinya sendiri.

2.2.7. Sikap Nakes Terhadap Resiko Penularan HIV

Konsep dasarnya adalah sebanyak mungkin mengurangi kontaminasi terhadap

infeksi HIV dari ibu hamil dengan seropositif. Langkah-langkah yang paling

utama adalah:

1) Hindari sebanyak mungkin luka akibat tusukan jarum suntik, karena

perlukaan kecil itu yang paling banyak menimbulkan masalah infeksi HIV

pada petugas (0,35-0,40 %).

2) Pergunakan alat-alat proteksi diri:

a. Baju khusus sampai ke kaki

b. Penutup kepala khusus

c. Penutup mulut dan penutup mata dengan lubang untuk kacamata yang

sudah dibuat khusus

d. Hindari sebanyak mungkin terkontaminasi/kontak dengan cairan, darah

dan lainnya dari ibu hamil dengan seropositif HIV

e. Tutupi perlukaan terbuka pada kulit, sehingga tidak dapat menyebabkan

infeksi nosokomial

f. Gunakan penghisap medis mekanis/elektris, untuk membersihkan lendir

mulut, lubang hidung dan tenggorokan bayi

g. Pastikan bahwa:

- Bahan bekasnya terisolasi

- Mendapat pengawasan khusus

- Sterilisasi dengan pasti

h. Jika telah terjadi kontaminasi dengan ibu hamil seropositif maka perlu

mendapat obat antivirus diantaranya ZDV (dapat menurunkan

kemungkinan infeksi berlanjut skitar 79-80 %).

Kini dianjurkan untuk mempergunakan 3 macam obat sebagai

profilaksis yaitu:

1. ZDV

2. Lamivudin

Page 22: ASKEB anc dgn HIV.docx

3. Indinavir

2.3 Konsep Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan HIV

2.3.1. Data Subyektif

Tanggal pengkajian (tanggal, bulan, tahun dilakukan pengkajian)

Page 23: ASKEB anc dgn HIV.docx

Pukul (pukul berapa pengkajian dilakukan)

Oleh (nama orang yang melakukan pengkajian)

1) Identitas

a) Nama istri, nama suami

Nama klien dan suami ditanyakan untuk mengenal. Lebih mengakrabkan dan

tidak keliru dengan klien yang lain

b) Umur

Untuk mengetahui apakah kehamilannya resiko tinggi atau tidak, juga untuk

memberika asuhan yang tepat dan mengetahui kematangan jiwa ibu.

c) Kebangsaan

Untuk mengetahui kebiasaan yang mempenaruhi klien saat hamil agar kita

dapat memberikan konseling/ asuhan yang sesuai

d) Agama

Dengan tahu agama pasien akan memudahkan petugas untuk memberikan

asuhan yang sesuai dengan klien, tidak menyinggung perasaannya dan untuk

pendekatan dalam asuhan.

e) Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat intelektualnya karena tingkat intelektual berpengaruh

pada sikap, perilaku dan emosi seseorang.

f) Pekerjaan

Mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi ibu agar nasehat dan asuhan yang

diberikan sesuai, selain itu untuk mengetahui apakah pekerjaannya berpengaruh

pada kehamilannya atau tidak. Juga untuk mengetahui factor resiko yang

berkaitan dengan penyakit yang dideritanya. Seperti pada pekerjaan PSK yang

beriso tinggi terhadap penyakit HIV.

g) Alamat

Menjaga kemungkinan jika ada kebutuhan yang mendesak dengan ibu misal

mengingatkan ibu untuk konrol ulang

2)Kunjungan ke

Melihat apakah ibu pernah periksa atau belum sehingga tahu rencana asuhan

selanjutnya

Page 24: ASKEB anc dgn HIV.docx

3)Keluhan yang dirasakan

Keluhan yang dirasakan pada ibu hamil dengan HIV antara lain :

Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan

Diare kronis lebih dari 1 bulan berulang maupun terus menerus

Penurunan berat badan lebih dari 10 % dalam 3 bulan.

Batuk kronis selama lebih dari 1 bulan

Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan oleh jamur candida

albican

Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh

tubuh

Munculnya herpes zoster berulang

Bercak-bercak, gatal diseluruh tubuh.

4)Riwayat Menstruasi

Ditanyakan untuk mengetahui usia kehamilan ibu untuk pelaksanaan tindakan

selanjutnya

Menarche : normalnya 10-16 tahun

Siklus : normalnya 21-35 hari

Banyaknya : 50-70 cc/ hari

Lama : 3-14 hari

Sifat : encer

Teratur

Tidak dysmenorea

Fluor albus : encer dan kadang-kadang purulen, bau, dan gatal

5) Riwayat Kehamilan ini

Berisi :

5.1.Keluhan

Bisa terjadi pada trimester I, II, III.

5.2. ANC : pemeriksaan kehamilan yang sudah dilakukan.

5.3. Penyuluhan yang pernah di dapat:

6)Imunisasi TT

Jika pada Ibu primigravida yang lahir diatas pada tahun 1990, biasanya sudah

mendapatkan TT sebanyak 5 kali .

7)Pergerakan anak pertama kali

Page 25: ASKEB anc dgn HIV.docx

Pada multi usia kehamilan 15 minggu sudah bisa dirasakan gerakan janin dan pada

primi 18 minggu, ini untuk mengetahui usia kehamilan jika ibu lupa HPHT.

8) Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

Diisikan dengan menggunakan format sebagai berikut:

No

Kehamilan Persalianan Nif

as

Anak K

B

K

et

Sua

mi

Ke

Ha

mil

Ke

Peny

ulit

U

K

Peno

long

Jen

is

Pe

ny

ulit

Pe

ny

ulit

Se

ks

BB Hidup

/Umur

Mati/

Umu

r

Lam

a

men

etek

i

MP

ASI

9)Riwayat kesehatan

Riwayat penyakit keluarga

Ada riwayat keluarga atau suami yang menderita herpes, sifilis, ghonorea,

AIDS, PMS, Hepatitis, atau HIV.

Riwayat penyakit pasien.

Ibu pernah menderita Penyakit Menular seksual seperti herpes, sifilis,

ghonorea, AIDS, PMS, Hepatitis, atau HIV.

10) Riwayat sosial

Status perkawinannya dan penerimaan keluarga terhadap kehamilan ini,

berkaitan dengan dukungan sosial yang ia peroleh. Riwayat dari kehidupan suami

sangat berpengaruh dalam penularan HIV.

11) Pola Kebiasaan sehari-hari

Pola nutrisi

Pada kehamilan dengan HIV terjadi penurunan nafsu makan.

Pola eliminasi

Ibu mengalami diare kronis lebih dari 1 bulan terus-menerus.

Pola aktifitas

Page 26: ASKEB anc dgn HIV.docx

Tidak ada gangguan atau keluhan saat ibu melakukan aktivitas. Ibu boleh

bekerja yang ringan, tidak melelahkan ibu yang tidak mengganggu kehamilannya.

Pola kebiasaan

Kebiasaan ibu merokok, minuman keras, narkoba, berganti-ganti pasangan

seksual, perilaku seksual abnormal.

Pola aktivitas sexual

Sering berganti-ganti pasangan seksual, perilaku seksual abnormal dengan

tanpa mengunakan kondom.

3.2 Data Obyektif.

Keadaan Umum

Pada ibu hamil dengan HIV, keadaan umumnya lemah karena ibu mengalami

penurunan nafsu makan dan diare yang terus-menerus(Prawirohardjo,S.2008)

Tanda-tanda vital.

o Suhu : Suhu meningkat (Normal 36,5˚C - 37,5˚C)

o Tekanan Darah : Turun (Normal 110/70-120/80 mmHg)

o Denyut nadi : Cepat (Normalnya 84 – 88 x/menit)

o Pernafasan : Cepat, pendek, dangkal (Normalnya 16 - 24 x/menit)

o Berat badan : Menurun (Kenaikan rata-rata pada ibu hamil yaitu

12,5 kg, tidak boleh lebih dari0,5 kg/minggu.)

Pemeriksaan fisik

Inspeksi

1) Muka

pucat

2) Mata

Konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik

3) Mulut

Mulut kotor, sariawan (jamur candida albican), mukosa bibir kering.

4) Leher

Ada pembesaran kelenjar limfe

5) Dada (payudara)

Bentuknya simetris, bersih, terdapat hiperpigmentasi, kolostrum belum keluar.

6) Abdomen

Page 27: ASKEB anc dgn HIV.docx

Pembesarannya ke depan, adakah luka bekas SC

7) Vagina

Ada fluor albus (encer dan kadang-kadang purulen, bau, dan gatal), ada

infeksi pada genetalia

8) Anus

Terdapat abses rektal

9) Ekstremitas

Tidak oedem, tidak varices

Palpasi

1) Leher

Ada pembesaran kelenjar limfe

2) Dada

Tidak ada massa

3) Abdomen

Leopold І :

Menentukan umur kehamilan dan menentukan bagian apa yang

terdapat pada fundus (sesuai normal)

Leopold ІІ :

Menentukan dimana letak punggung anak dan di mana letak bagian-

bagian kecil janin (sesuai normal)

Leopold ІІІ :

Menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah sudah

masuk PAP atau belum (sesuai normal)

Leopold ІV :

Menentukan seberapa jauh bagian terendah tersebut masuk PAP (sesuai

normal)

Auskultasi

Ada retraksi dada, ada bunyi wheezing,

Perkusi

Extermitas: reflek patella positif / positif

Pemeriksaan panggul

Distantia spinarum :23-26 cm

Distantia cristarum :26-28 cm

Page 28: ASKEB anc dgn HIV.docx

Conjugata eksterna (boudelouqe) :18-20 cm

Lingkar panggul :80-100 cm

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan serologis dengan:

- ELISA (reaktif)

- Western Blot (positif)

2. Tes langsung terhadap virus HIV, pada infeksi primer

3. Kultur virus HIV (positif)

4. PCR (< 400 kopi/ml)

3.3. Assessment

Diagnosa : G..... P.... A.... umur kehamilan..... minggu janin tunggal hidup, intra/

ekstra uterin, letak janin normal/lintang/ sungsang, dengan presentasi

bokong/kaki/ bahu, keadaan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan

janin baik, dengan HIV

Masalah : Ibu cemas dengan kondisi diri dan janinnya.

Kebutuhan:

tanda bahaya kehamilan

tanda-tanda persalinan

persiapan persalinan

Diagnosa potensial: bayi terkena HIV

Masalah potensial : tidak ada

3.4 Planning

1. Pemberian obat ARV atau antiretroviral.

R/ Profilaksis untuk mengurangi transmisi vertical dari ibu kepada janinnya Data

menunjukkan bahwa penurunan transmisi vertical dapat berkurang sekitar 70 %.

(Pusdiknakes. 1997).

2. Diskusikan tentang persalinan secara SC

R/ Pada periode ini, resiko terjadinya penularan HIV lebih besar jika dibandigkan

periode kehamilan. Penularan terjadi melalui transfuse Fetomaternal atau kontak

antara kulit atau membran mukosa bayi dengan darah atau sekresi maternal saat

melahirkan. Semakin lama proses persalinan, maka semakin besar pula resiko

Page 29: ASKEB anc dgn HIV.docx

penularan yang terjadi. Oleh karena itu, lamanya persalinan dapat dipersingkat dengan

SC.

3. Diskusikan tentang tidak memberikan ASI pada bayi setelah lahir.

R/ Berdasarkan data penelitian De Cock, dkk (2000), diketahui bahwa ibu yang

menyusui bayinya mempunyai resiko menularkan HIV sebesar 10-15% dibandingkan

ibu yang tidak menyusui bayinya.

BAB III

Page 30: ASKEB anc dgn HIV.docx

TINJAUAN KASUS

3.1. Data Subjektif

Tanggal Pengkajian :19 Oktober 2011

Pukul : 10.30

Oleh : Lailatul Maghfiroh

3.1.1. Identitas

Nama pasien : Ny. Q

No. Register : 1105298

Umur : 40 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : swasta

Alamat : Asemrowo 4A/30 Surabaya

Nama Suami : Tn. S

Umur : 41 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Asemrowo 4A/30 Surabaya

3.1.2. Kunjungan ke : 1

3.1.3. Keluhan utama : Ibu mengatakan sedang hamil 9 bulan, datang untuk

memeriksakan kandungannya. Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah. Ibu

juga mengeluh akan penyakit yang dideritanya (HIV stadium II) saat ini dan

cemas akan mempengaruhi janinnya.

3.1.4. Riwayat kesehatan yang lalu : ibu mengatakan mengetahui terkena penyakit

HIV sejak Mei 2010, tertular dari almarhum suami I. Ibu tidak pernah

menderita penyakit jantung, ginjal, asma, TBC, hepatitis, diabetes mellitus,

dan hipertensi.

3.1.5. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan suami pertamanya menderita

HIV/AIDS sejak Maret 2007. Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang

Page 31: ASKEB anc dgn HIV.docx

menderita penyakit jantung, ginjal, asma, TBC, hepatitis, diabetes mellitus,

dan hipertensi.

3.1.6. Riwayat penyakit sekarang : klien mengatakan terkena penyakit HIV karena

tertular suaminya. Klien memutuskan datang periksa ke Poli hamil 1 karena

khawatir dengan kehamilannya.

3.1.7. Riwayat menstruasi

Menarche : usia 13 tahun Dismenore : ya

Siklus : 30 hari Teratur/tidak : tidak teratur

Lama : 6 hari Jumlah :sedang

HPHT : 12/2/11 Fluor : tidak gatal.

TP : 19/11/11

3.1.8. Riwayat obstetri yang lalu

NoKehamilan Persalianan Nifas Anak KB Ket

SuamiKe

Hamil Ke

Penyulit UK Penolong Jenis Penyulit

Penyulit

Seks

BB Hidup/

Umur

Mati/ Umur

Lama meneteki

MP ASI

1. 1 1 Tidak ada

9 bln Bidan Spt B Tidak ada

Tidak ada

pr 2800 gr

14 th - 1 1/2 th ya Suntik 3

bulan selama

12 tahun

HIV (-)

2. 1 2 Tidak ada

9 bln Bidan Spt B Tidak ada

Tidak ada

pr 3100 gr

3th - 2 th ya Suntik 3 bl

slm 1 th dan pil slm

3 th

HIV(+)

3 2 H A M I L I N I

3.1.9. Riwayat kehamilan ini

3.1.9.1. Keluhan

TM I : mual dan muntah pada pagi hari sampai usia kehamilan 2 bulan.

TM II : tidak ada keluhan.

TM III: Ibu merasa nyeri pada perut bagian bawah dan cemas terhadap

janinnya dengan penyakit HIV yang dideritanya.

3.1.9.2. ANC : 1 kali (sebelumnya ANC di BPS)

3.1.9.3. Imunisasi TT : 5x

3.1.9.4. Pergerakan anak pertama kali: saat usia kehamilan 4 bulan.

Page 32: ASKEB anc dgn HIV.docx

3.1.9.5. Penyuluhan yang pernah di dapat : penyuluhan dari bidan tentang

kehamilan dengan penyakit yang dideritanya, nutrisi, personal hygiene,

tanda persalinan dan tanda bahaya kehamilan.

3.1.10. Pola kehidupan sehari-hari

3.1.10.1. Pola nutrisi :

Sebelum hamil : makan 3x/hari dengan menu nasi, sayur, lauk

minum 5-6 gelas / hari

selama hamil : makan 3-4x/hari dengan menu nasi, sayur, lauk, ditambah

susu dengan porsi sedang. Ibu makan biscuit/roti.

minum 8-10 gelas / hari

3.1.10.2. Pola eliminasi :

Sebelum hamil : BAB 1x/hari

BAK 3-4 x/hari

Selama hamil : BAB 1 x/hari

BAK 5-6x/hari

3.1.10.3. Pola istirahat

Sebelum hamil : siang : jarang

malam: 6 jam

selama hamil : siang : ½-1 jam

malam:6-7 jam

3.1.10.4. Pola aktifitas

Sebelum hamil : ibu bekerja sebagai pegawai kantor.

Selama hamil : sebagai ibu rumah tangga.

3.1.10.5. Pola aktifitas seksual

Sebelum hamil : 2-3x seminggu

Selama hamil : tidak melakukan

3.1.10.6. Personal Hygiene

Sebelum hamil : ibu mandi 2x/hari, ganti baju dan pakaian dalam

2x/hari

Selama hamil : sama seperti sebelum hamil.

3.1.10.7. Pola kebiasaan

Alcohol :tidak

Merokok :tidak

Jamu-jamuan : tidak

Page 33: ASKEB anc dgn HIV.docx

Obat-obatan : ibu sedang menkonsumsi ARV sejak Agustus 2010

yaitu duviral dan neviral.

3.1.11. Riwayat social

3.1.11.1. Status pernikahan : sah kawin : 2 kali

3.1.11.2. Kawin I : Umur : 22 tahun

Lama : 15 tahun

Kehamilan : Direncanakan

Kawin II : Umur : 39 tahun

Lama : 1 tahun

Kehamilan : Direncanakan

3.1. Data Objektif

3.1.1. Pemeriksaan umum

3.1.1.1. Kesadaran : komposmentis

3.1.1.2. Keadaan emosional : baik

3.1.1.3. TTV :

TD : 120/90 mmHg Rr : 16x/menit

Nadi : 84x/menit S : 36,7 C

TB : 161 cm BB sebelum : 52 kg

LILA : 28 cm BB sekarang : 60 kg

3.1.2. Pemeriksaan fisik

3.1.2.1. Inspeksi

3.1.2.1.1. Muka

Oedem : tidak

Cloasma garvidarum : ada

3.1.2.1.2. Mata

Sclera : putih

Konjunctiva : merah mudah

3.1.2.1.3. Mulut dan gigi

Mukosa mulut : kering, sariawan

Page 34: ASKEB anc dgn HIV.docx

Gigi : tidak karies

3.1.2.1.4. Leher

Pembesaran kelenjar limfe : ada

Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada

Bendungan vena jugularis : tidak ada

3.1.2.1.5. Dada

Payudara : simetris putting susu : menonjol

Kebersihan: bersih Areola mammae: menghitam

3.1.2.1.6. Abdomen

Bekas SC : tidak ada Pembesaran perut : ke depan

Striae : alba linea nigra : ada

3.1.2.1.7. Genetalia

Oedema : tidak Kondiloma : tidak

Varises : tidak flour albus : tidak

Luka bekas episiotomy : tidak kebersihan : besih

Infeksi kelenjar bartholini : tidak herpes genitalis: tidak ada

Infeksi kelenjar skene : tidak

3.1.2.1.8. Anus

Hemoroid : tidak

3.1.2.1.9. Ekstremitas

Atas : oedem -/-

Bawah: oedem -/-

Varises : tidak

3.1.2.2. Palpasi

3.1.2.2.1. Leher

Bendungan vena jugularis: tidak ada

Pembengkakan kelenjar lymfe : tidak ada

Pembengkakan kelenjar tyroid : tidak ada

3.1.2.2.2. Dada

Massa : tidak ada kolostrum : sudah keluar

Nyeri tekan: tidak ada

3.1.2.2.3. Abdomen

TFU : 27 cm

Page 35: ASKEB anc dgn HIV.docx

Leopold I : TFU pertengahan px - pusat, bagian fundus teraba

bulat, lunak, tidak melenting (bokong).

Leopold II : bagian kanan teraba keras, memanjang seperti papan.

bagian kiri teraba bagian-bagian kecil janin.

Leopold III : bagian terendah janin teraba keras, bulat, melenting

(kepala), dapat digoyangkan (belum masuk PAP).

Leopold IV : tidak dilakukan.

3.1.2.3. Auskultasi

DJJ : 12-11-12

Teratur/tidak : teratur

Terdengar di : punggung kanan.

3.1.2.4. Perkusi

Reflex patella : +/+

3.1.3. Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan

3.1.4. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Hb, hasil : 11 gr%

Pemeriksaan urine :

Albumin : negatif

Reduksi : negatif

Hasil pemeriksaan CD4:

Tanggal 11 Agustus 2011

Result name % Ratio Abs Cnt

(cells/µl)

Reference Range

CD3 + /CD45+ 69,24 55% - 84%

CD3+ 1461 cells/µl 690 – 2540

CD3+CD4+/CD45+ 24,25 Lo 31% - 60%

CD3+CD4+ 512 Lo 410 – 1590

CD45+ 2111

*For quality control

purpose only

Multi-tube QC

T Helper/supressor Ratio: 0,00

Page 36: ASKEB anc dgn HIV.docx

Keterangan:

CD4 absolut : 512 (410-1590 cells/µl)

CD4 % : 24,25 (31-60 %)

Jumlah T Helper Lymphocyte (CD4) normal

Hasil pemeriksaan PCR HIV

Tanggal 11 Agustus 2011

Hasil

pemeriksaan PCR

HIV

Hasil Nilai rujukan Ket

~ < 400 kopi/ml < 400 kopi/ml HIV 1 RNA tidak

terdeteksi~ <204 IU/ml <204 IU/ml

~ < log 2,6 < log 2,6

Hasil Laboratorium Patologi Klinik

Jenis

pemenriksaan

CD4

Hasil Rujukan Satuan Keterangan

CD4 absolut 357 410-1590 Sel/µl Lymphocyte T

cell berkurangCd4 % 26 31 – 60 %

3.2. Assesment

3.2.1. Diagnosa

GIIIP20002 umur kehamilan 35-36 minggu tunggal, hidup, intra uteri, letak

membujur, dengan presentasi kepala, keadaan jalan lahir normal, keadaan

umum ibu dan janin baik, dengan HIV stadium II

3.2.2. Masalah

Ibu cemas dengan kondisi diri dan janinnya.

3.2.3. Kebutuhan:

Tanda bahaya kehamilan

Tanda-tanda persalinan

Persiapan persalinan

3.2.4. Diagnosa potensial : tidak ada

Page 37: ASKEB anc dgn HIV.docx

3.2.5. Masalah potensial : tidak ada

2.4 Planning

Tanggal : 19 Oktober 2011

Jam : 10.30

1. Menjelaskan kepada ibu tentang kondisi diri dan janinnya

E/ ibu mengerti kondisi diri dan janinnya

2. Memberi konseling tentang penyakit yang ibu derita

E/ ibu mengerti tentang penyakitnya

3. Memberikan KIE tentang:

- Tanda bahaya kehamilan (pandangan mata kabur, pusing berat, nyeri

perut bagian bawah)

- Tanda - tanda persalinan (keluar lendir/ darah/ ketuban, his yang

smakin kuat dan teratur)

- Persiapan persalinan (Ibu ingin melahirkan di RSU dr. Soetomo

dengan SC)

- Kebutuhan nutrisi (sayur-sayuran yang mengandung zat besi)

E/ ibu mampu mengulang KIE yang diberikan

4. Memberitahukan kepada ibu taksiran persalinan yaitu tanggal 19-11-2011

E/ ibu mengerti tentang taksiran persalinannya

5. Melakukan kolaborasi dengan dokter di poli PIPI dalam Durival 2x1 dan

Neviral 2x1.

E/ resep sudah diterima pasien

6. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian tablet Fe 1x1.

E/ resep sudah diterima pasien

7. Memberitahukan kepada ibu untuk control ke poli hamil 1, 2 minggu lagi (2

November 2011) atau datang sewaktu-waktu bila ada keluhan, sambil

menunggu hasil vital cood until made of delivery.

E/ ibu bersedia datang untuk kontrol ulang November 2011 atau datang

sewaktu-waktu bila ada keluhan.

8. Memberitahukan kepada ibu untuk control ke poli PIPI 1 bulan lagi

E/ ibu bersedia datang.

Page 38: ASKEB anc dgn HIV.docx

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

HIV adalah salah satu virus mematikan dan menyebabkan AIDS, HIV menyerang

system daya tubuh manusia, menyebabkan tubuh lemah dan tidak berdaya melawan

berjangkitnya penyakit. Ketika individu melakukan kontak dan terinfeksi HIV, maka virus

akan mencapai atau berada dalam sirkulasi sistemik, dan dapat dideteksi dalam darah setelah

4-11 hari sejak paparan pertama.

Dari hasil anamneses Ny. F diketahui Ibu terkena HIV karena tertular oleh suami

yang ternyata sudah di diagnosa lebih awal terkena HIV. Kusniati dalam bukunya PMS dan

HIV/AIDS menyebutkan bahwa penularan HIV/AIDS dapat terjadi secara horizontal, yaitu

kontak antar darah atau produk darah yang telah terinfeksi HIV (penggunaan jarum suntik,

tindik, tattoo yang dapat menimbulkan luka dengan menggunakan alat yang tidak disterilkan

dan dipakai bersama sama dengan orang yang terinfeksi HIV). Selain itu juga penularan

HIV/AIDS dapat terjadi secara transeksual (homoseksual maupun heteroseksual) yaitu

hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah terinfeksi HIV.

Pada hasil pemeriksaan 14 Desember 2011, di dapatkan keadaan umum pasien baik.

Dari hasil pemeriksaan obstetrinya di dapatkan keadaan umum pasien baik, TFU 19 cm, janin

tunggal, hidup, intra uterin, ballotement positif, djj: 12-12-12.

Kondisi ini membutuhkan perhatian khusus, secara psikologis ibu membutuhkan

penjelasan dan dukungan. Baik penjelasan mengenai penyakitnya, dan penjelasan mengenai

keadaan janinnya. rencana persalinan Ny. F yaitu dengan operasi Caesar. Setelah bayi lahir,

bayi bisa diberikan ASI hanya diberikan PASI dengan biaya sendiri atau jika ibu tidak

mampu maka bisa mendapatkan PASI secara gratis di UPIPI yang bekerja sama dengan dinas

social.

4.2 Saran

Bagi mahasiswa, untuk lebih memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan praktik

klinik di Poli Hamil 1 dan menggali ilmu semaksimal mungkin untuk menambah

pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa tentang masalah – masalah yang terjadi pada

kehamilan dengan HIV.

Page 39: ASKEB anc dgn HIV.docx
Page 40: ASKEB anc dgn HIV.docx

DAFTAR PUSTAKA

Hacker, Moore, 1992, Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:Hipokrates.

Prawirohardjo, Sarwono, 2008, Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Manuaba, 2007, Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

Rayburn, William, Cristopher, Carey, 2001, Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya

Medika.

PUSDIKNAKES. 1997. AIDS. Jakarta: studio driya media

Page 41: ASKEB anc dgn HIV.docx

ASUHAN KEBIDANAN

Pada Ny. “Q” GIIIP20002 Usia Kehamilan 35-36 minggu

dengan HIV Stadium II

DI POLI HAMIL 1 RSUD Dr.SOETOMO

PADA TANGGAL 15-28 OKTOBER 2011

OLEH:

LAILATUL MAGHFIROH

NIM. P27824109017

REGULER SEMESTER V

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

PRODI KEBIDANAN KAMPUS SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2010-2011

Page 42: ASKEB anc dgn HIV.docx

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus individu praktik klinik di URJ Poli Hamil 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya ini telah mendapatkan persetujuan oleh tim pembimbing pendidikan, pembimbing, praktik klinik dan kepala ruangan di URJ Poli Hamil 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada:

Hari : Tanggal :

Laporan ini disusun oleh:

Nama : Lailatul Maghfiroh

NIM : P27824109017

Semester/kelas: Semester V/Reguler

Mengetahui,

Pembimbing Praktik Klinik di URJ Poli Hamil 1

Tutik Indarti, Amd. Keb

NIP. 195708161981032006

Pembimbing Akademik Pembimbing Akademik

Prodi Kebidanan Kampus Sutomo Prodi Kebidanan Kampus Sutomo

Netti Herlina, S. Pd., M. Kes Sherly Jeniawati, SST.

NIP. NIP.

Page 43: ASKEB anc dgn HIV.docx