askeb anc patologis ab incom

47
ASKEB ANC PATOLOGIS (ABORTUS INCOMPLETUS) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kuaitas sumber daya manusia mendatang. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), serta lambatnya penurunan angka kematian ibu menunjukkan bahwa pelayanan KIA sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap menit ada satu perempuan yang meninggal. Dikawasan Asia Tenggara total kematian ibu dan bayi baru lahir diperkirakan berturut-turut 170.000 dan 1,3 juta pertahun. Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008 Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 248 per 100.000 kelahiran hidup. Sri Hermiyati (2008), mengatakan terdapat 4.692 jiwa ibu melayang karena ketiga kasus (kehamilan, persalinan dan nifas). Kematian langsung ibu hamil dan melahirkan tersebut akibat terjadinya perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), partus lama (5%) dan abortus (5%). Perdarahan yang menyebabkan kematian ibu sekarang yang banyak ditemui adalah abortus (Saleh, 2010).

Upload: rihya-fellayati

Post on 19-Nov-2015

30 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

ASKEB ANC PATOLOGIS (ABORTUS INCOMPLETUS)BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMasalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kuaitas sumber daya manusia mendatang. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), serta lambatnya penurunan angka kematian ibu menunjukkan bahwa pelayanan KIA sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanan.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap menit ada satu perempuan yang meninggal. Dikawasan Asia Tenggara total kematian ibu dan bayi baru lahir diperkirakan berturut-turut 170.000 dan 1,3 juta pertahun. Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008 Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 248 per 100.000 kelahiran hidup.Sri Hermiyati (2008), mengatakan terdapat 4.692 jiwa ibu melayang karena ketiga kasus (kehamilan, persalinan dan nifas). Kematian langsung ibu hamil dan melahirkan tersebut akibat terjadinya perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), partus lama (5%) dan abortus (5%). Perdarahan yang menyebabkan kematian ibu sekarang yang banyak ditemui adalah abortus (Saleh, 2010).Di dunia terjadi 20 juta kasus abortus tiap tahun dan 70.000 wanita meninggal karena abortus tiap tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia Tenggara adalah 4,2 juta pertahun termasuk Indonesia, sedangkan frekuensi abortus spontan di Indonesia adalah 10% - 15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya atau 600 - 900 ribu, sedangkan abortus buatan sekitar 750 ribu 1,5 juta setiap tahunnya. (Ulfa Anshor, 2006).Manuaba (2007), mengemukakan diperkirakan terjadi gugur kandung secara ilegal pada kehamilan yang tidak di inginkan sebanyak 2,5 3 juta orang pertahun dengan kematian sekitar 125.000 130.000 orang pertahun di Indonesia.1.2 Tujuan1.2.1Tujuan UmumMahasiswa diharapkan mengerti dan memahami teori yang didapatkan selama proses belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata, sesuai tugas dan wewenang bidan dan untuk menambah pengetahuan tentang ibu hamil dengan abortus inkompletus, macam, serta penanganannya.1.2.2Tujuan Khusus1.Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada ibu hamil dengan abortus inkompletus.2.Mahasiswa mampu mengintepretasikan data dasar / diagnosa masalah.3.Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial.4.Mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan kebutuhan segera5.Mahasiswa mampu merencanakan tindakan dan rasionalisasi berdasarkan diagnosa6.Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang telah dibuat7.Mahasiswa mampu melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan

BAB IITINJAUAN TEORI2.1 Definisi AbortusAbortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri diluar uterus, belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400 1.000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu. (Eastman)Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by law. (Jeffcoat)Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16, dimana proses plasentasi belum selesai. (Holmer)(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 209)Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar.(Obstetri Patologi, Hal : 7)Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan umur kehamilan (Pedoman Diagnosis & Terapi Ilmu Kebidanan dan Kandungan RSUD Dr. Soetomo)Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada kehamilan atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan.(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, hal : 145)2.2 Klasifikasi Abortus2.2.1 Menurut Macam-Macamnya1.Abortus SpontanAbortus yang terjadi dengan sendirinya.2.Abortus ProvokatusAbortus yang disengaja di gugurkan.3.Abortus Provokatus TerapeutikusAbortus yang terjadi dengan alasan kehamilan membahayakan ibunya atau janin.4.Abortus Provokatus KriminalisAbortus yang dilakukan tanpa alasan medis yang sah.2.2.2 Menurut Derajatnya1.Abortus ImminensAbortus imminens adalah keguguran yang mengancam. Abortus ini baru mengancam dan masih ada harapan untuk mempertahankannya.2.Abortus IncipiensAbortus incipiens adalah keguguran yang berlangsung. Abortus ini sudah berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi.3.Abortus IncompletusAbortus incompletes adalah keguguran yang tidak lengkap. Sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tetapi sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih tertinggal di dalam rahim.4.Abortus CompletusAbortus completus adalah keguguran yang lengkap. Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan dengan lengkap.5.Missed AbortionMissed abortion adalah keguguran yang tertunda. Missed abortion ialah keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke-22, tetapi tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.6.Abortus HabitualisAbortus habitualis adalah keguguran yang berulang-ulang. Abortus yang telah berulang dan berturut-turut terjadi sekurang-kurangnya 3 kali berturut-turut.7.Abortus Infeksiosus dan Abortus SeptikAbortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genital. Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya kedalam peredaran darah atau peritoneum.(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 211)2.2.3 Etiologia.Ovum patologik (Blighted Ovum)Embrio degenerasi yang kadang-kadang disertai pertumbuhan plasenta abnormal.b.Kromosom AbnormalMisalnya : Monosomia dan Trisomiac.Kelainan pada sel telur dan SpermaSpermatozoa maupun sel telur yang mengalami aging process sebelum fertilisasi akan meningkatkan insiden abortus.d.Kondisi Rahim yang tidak optimalGangguan kontrol hormonal dan faktor-faktor endogen lainnya yang berhubungan dengan persiapan uterus dalam menghadapi proses implantasi dan penyediaan nutrisi janin.e.Penyakit IbuPenyakit Kronis: Hepatitis, TBC, Diabetes Melitus, Hipertensi, dll.Penyakit Infeksi: Toksoplasmosis, Sipilis, dll.f.Malnutrisig.Incompabilitas RhesusReaksi antara Rh dan anti Rh menyebabkan proses automoklogik sehingga terjadi enteroblastosis fetalis.h.LaparatomiMakin dekat lokasi pembedahan ke organ pelvic, kemungkinan abortus akan meningkat.i.Organ Reproduksi AbnormalMisalnya : Mioma Uteri, Leukompetensia Serviksj.Trauma Fisik dan JiwaMisalnya : Rasa Frustasi, Kepribadian Prematurek.KeracunanMisalnya : Keracunan Tembakau, Alkohol, Radiasi, dll2.2.4 PatologisAbortus biasanya ditandai dengan adanya perdarahan di dalam desidua basalis dan perubahan nekrotik di jaringan sekitarnya, buah kehamilan dapat terlepas sebagian atau seluruhnya dan menjadi benda asing di dalam uterus, sehingga merangsang kontraksi uterus yang mengakibatkan pengeluaran janin.(Obstetri Patologi, hal : 9)Pada kehamilan dibawah 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8 14 minggu telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan banyak terjadi perdarahan.(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 221)2.2.5 Masa Terjadinya AbortusKebanyakan abortus terjadi dalam kehamilan 12 minggu, mengeluh perdarahan antara kehamilan 12 -20 minggu, sekitar 1 dalam 6 kehamilan berakhir dengan abortus sering kali antara 6 10 minggu abortus jarang pada wanita dibawah usia 25 tahun kasusnya 1 dalam 10 wanita, usia lebih tua 35 tahun 1 dalam 5 kehamilan berakhir dengan abortus.Diperkirakan frekuensi keguguran berkisar antara 10 15 % frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan sehingga penderita tidak datang ke dokter, rumah sakit atau fasilitas kesehatan.(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 221)2.2.6 Komplikasi Abortusa.PerdarahanDapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah, kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.b.Perforasi UterusDapat terjadi perforasi pada kerokan terutama pada uterus dalam posisi hiperetrofleksi, jika terjadi perforasi harus segera dilakukan laparatomi.c.InfeksiInfeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus. Lebih sering ditemukan pada abortus inkompletus dan abortus buatan yang tanpa memperhatikan aseptik dan antiseptik.d.SyokKeadaan syok dapat ditimbulkan oleh bermacam-macam sebab yang terbanyak adalah syok hipovolemik yaitu adanya kekurangan volume darah yang beredar akibat perdarahan atau dehidrasi.(Ilmu Kebidanan, hal : 311)2.3 Konsep Dasar Abortus Incompletus2.3.1 Pengertian Abortus IncompletusAbortus incompletus adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari cavum uteri melalui kanalis servikalis.Abortus incompletus adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan dan yang tertinggal adalah desidua / plasenta.(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 212)Abortus incompletus adalah hanya sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tetapi sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih tertinggal di dalam rahim.(Obstetri Patologi, hal : 8)Abortus incompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal di dalam uterus.(Ilmu Kebidanan, hal : 307)2.3.2 Gejala Abortus Incompletusa.Amenorheab.Sakit Perut (kram / nyeri perut di bagian bawah)c.Mules-mulesd.Perdarahan biasanya berupa stosel (darah beku)e.Perdarahan bisa sedikit atau banyakf.Sudah ada keluar fetus atau jaringang.Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan perdarahan berlangsung terus.h.Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjdi infeksi.i.Pada VT untuk abortus yang baru terjadi di dapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri.j.Uteri berukuran lebih kecil dari seharusnya dan ada pula yang seusia kehamilan.(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 212)2.3.3 Komplikasi Abortus Incompletus1.Perdarahan mengakibatkan syok hemoragik2.Perforasi sering terjadi sewaktu dilatasi dan curettage3.Infeksi dan Tetanus4.Payah ginjal akut5.Syok(Ilmu Kebidanan, hal : 309)2.3.4 Penatalaksanaan Abortus Incompletusa.Temukan besarnya uterus (taksir usia gestasi) kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat, syok, infeksi / sepsis)b.Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum, setelah itu evaluasi perdarahan.Bila perdarahan berkausi, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg per oral.Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM atau DDK (pilihan tergantung dari usia / gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan bagian janin).c.Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotik provilaksis (acupisillin 3x500 mg selama 5 hari, atau doksisiklin 100 mg)d.Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 gr dan metronidazol 500 mg setiap 8 jam.e.Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi di bawah 16 minggu segera lakukan evakuasi dengan AVM.f.Bila pasien tampak anemia, berikan sulfat ferosus 600 mg perhari selama 2 minggu (anemi sedang) atau transfusi darah.g.Setelah syok diatasi lakukan gerakan dengan karet tajam lalu suntikkan erginetrium 0,2 mg IM.h.Bila janin sudah keluar tetapi plasenta belum terlepas, lakukan pelepasan plasenta secara manual.i.Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.2.3.5 Hal-hal yang harus diperhatikan pada Abortus IncompletusPada beberapa kasus, abortus incompletus erat kaitannya dengan abortus tidak acuan. Oleh sebab itu, perhatikan hal-hal berikut dibawah ini :a.Pastikan tidak ada komplikasi berat, perforasi uterus atau oedema intra abdomen (mual, muntah, nyeri panggul, demam, perut kembung, nyeri perut bagian bawah, duktus perut tegang, nyeri tulang)b.Berdasarkan ramuan tradisional, jamu bahan kautik, kayu atau benda-benda lainnya dari rasio genetalia.c.Berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada dinding vagina atau kanalis servikalis dan pasien pernah di imunisasid.Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas, berikan Anti Tetanus Serum (ATS) 1500 unit mm diikuti dengan pemberian terutama 0.5 ml setelah 4 minggu.e.Konseling untuk kontrasepsi pasca keguguran dan pemantauan lebih lanjut.2.4 Konsep Dasar Asuhan KebidananAsuhan kebidanan ini adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada klien atau pasien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara : Bertahap dan Sistematis Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidananvManajemen Kebidanan menurut Varney, 1997 :1.PengertianProses pemecahan masalahDigunakan sebagai metode untukmengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah.Penemuan-penemuan keterampilan dalamrangkaian atau tahapan yang logis.Untukpengambilan suatu keputusanYang berfokus pada klien.2.Langkah-langkahLangkah I:Tahap Pengumpulan Data Dasar / PengkajianPada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalahyang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.Yang termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, pengetahuan klien.Data objektif adalahyang menggambarkanpendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalamdata fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) dan pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).Langkah II:Intepretasi Data Dasar / Diagnosa MasalahPada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.Langkah III:Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial & Mengantisipasi PenanganannyaPada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.Langkah IV:Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera untuk Melakukan Konsultai, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.Langkah V:Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh / IntervensiPada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah di identifikasi atau di antisipasi.Langkah VI:Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman / ImplementasiPada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untukmengarahkan pelaksanaannya.Langkah VII:EvaluasiPada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan kebidanan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di identifikasi didalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.(Saminem, 2008)BAB IIITINJAUAN KASUS3.1 PENGKAJIANTanggal: 21 Oktober 2010Jam : 16.00 WIBOleh : Yusraini JabbarRS / BPS / Klinik: RS. Wijaya, Surabaya3.1.1 DATA SUBYEKTIF1.BiodataNama:Ny. ANama Suami:Tn. RUmur:18 thUmur:23 thBangsa:IndonesiaBangsa:IndonesiaAgama:IslamAgama:IslamPendidikan:SMPPendidikan:SMAPekerjaan:IRTPekerjaan:SwastaPenghasilan:-Penghasilan:-Alamat:Jl. Raya Ngelom IV no.73Alamat:Jl. Raya Ngelom IV no.73Sepanjang - SidoarjoSepanjang Sidoarjo2.Alasan kunjungan saat ini / Keluhan utamaIbu mengatakan hamil anak pertama dengan usia 3 bulan 2 minggu disertai nyeri perut bagian bawah dan keluar darah / flek-flek sudah 3 hari yang lalu dan sejak tadi malam mulai keluar gumpalan darah bewarna merah dan sampai sekarang bertambah banyak.3.Riwayat PerkawinanRIWAYAT PERKAWINANSTATUS :MENIKAH/ BELUM MENIKAH / PERNAH MENIKAH

KawinkeUmurKawinLamaKawinJumlahAnakSebab PisahSebabMeninggalTempatMeninggal

CeraiMeninggal

117 th1 th-----

4.Riwayat Kebidanan4.1Riwayat MenstruasiSiklus Menstruasi:28hariMenarche:12tahunLama:7hariHPHT:08 07 2010Warna:Merah segarHPL:15 04 2011Teratur / Tidak:TeraturFlour AlbusYa/ Tidak, Jumlahsedikit, Warnajernih, BaukhasDymenorheaYa/ Tidak,Sebelum/ Sesudah haid4.2Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang laluSuamikeKEHAMILANPERSALINANKEADAAN ANAKNIFAS

1HamilKeUsiaKehamilanJenisPersalinanPenolongTempatPenyulitBB / TBJenisKelaminHidup / MatiUmurLaktasiKB

4.3Riwayat kehamilan ini / ANCa.Trimester I:Pada trimester I ibu mengatakan mual muntah dan kadang-kadang kepala terasa pusingb.Trimester II:Belum dilakukanc.Trimester III:Belum dilakukan4.4Riwayat pemberian TT (lingkari TT yang terakhir kali diberikan)TT1/ TT2/ TT3/ TT4/ TT54.5Riwayat Kesehatana.Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita (Peny. Menahun, PMS, dll)Ibu Hamil:Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma) dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).Suami:Ibu mengatakan suami tidak pernah menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma) dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).Keluarga:Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma) dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).b.Perilaku KesehatanIbu mengatakan selama hamil tidak pernah minum-minuman yang beralkohol, tidak pernah merokok serta tidak pernah memakai obat-obatan terlarang4.6Riwayat Psiko-Sosial-BudayaIbu mengatakan tidak pernah meminum jamu saat hamil, ibu juga tidak pernah pantang terhadap makanan dan ibu juga mengatakan suami dan keluarganya sangar senang atas kehamilannya ini, karena merupakan anak pertama.5.Pola Kehidupan Sehari-haria.Pola NutrisiSebelum Hamil:Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk pauk, sayur) dan minum 6-7 gelas perhari air putih.Selama Hamil:Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk pauk, sayur dan buah) dan minum 7-8 gelas perhari air putih dan terkadang teh manis.b.Pola EliminasiSebelum Hamil:Ibu mengatakan BAK 5-6 x perhari, warna kuning, bau khas, konsistensi cair dan BAB 1x perhari, warna khas, bau khas, konsistensi lembek.Selama Hamil:Ibu mengatakan BAK 6-7 x perhari, warna kuning, bau khas, konsistensi cair dan BAB 1x perhari, warna khas, bau khas, konsistensi lembek.c.Pola AktivitasSebelum Hamil:Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, mencuci, mensetrika dan memasak.Selama Hamil:Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, mencuci, mensetrika dan memasak dengan bantuan suami.d.Pola Istirahat / TidurSebelum Hamil:Ibu mengatakan tidur siang 2 jam (13.00-15.00 WIB) dan tidur malam 7 jam (22.00-05.00 WIB).Selama Hamil:Ibu mengatakan tidur siang 3 jam (12.00-15.00 WIB) dan tidur malam 8 jam (21.00-05.00 WIB).e.Personal HygieneSebelum Hamil:Ibu mengatakan mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu, menggosok gigi 2x sehari dan mengganti pakaian 2x sehari.Selama Hamil:Ibu mengatakan mandi 2x sehari, keramas 4x seminggu, menggosok gigi 2x sehari dan mengganti pakaian 2x sehari.f.Hubungan SeksualSebelum Hamil:Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2x seminggu, selama melakukan hubungan seksual tidak ada keluhan apapun.Selama Hamil:Ibu mengatakan selama hamil dirinya dan suami jarang berhubungan seksual.3.1.2 DATA OBYEKTIF1.Pemeriksaan Umuma.Kesadaran:Composmentisb.Keadaan Umum:LemahBB sebelum hamil:40kgBB saat hamil:41,5kgTinggi Badan:150cmLingk. Lengan Atas:23,5cmc.Tanda-Tanda VitalTD:110/70mmHgNadi:88 x/menitSuhu:37,5 CRR:22 x/menit2.Pemeriksaan Fisika.InspeksiKepalaKeadaan kulit kepala:Bersih dan tidak ada ketombeWarna rambut:HitamJumlah:LebatRontok / Tidak:Tidak RontokMukaCloasma gravidarum:Tidak adaPucat:PucatOedema:Tidak oedemaMataBentuk:SimetrisConjungtiva:AnemisSklera:Tidak ikterusPalpebra:Tidak oedemaHidungKebersihan:BersihPernafasan cuping hidung:Tidak adaPolip:Tidak adaSekret:Tidak adaTelingaBentuk:SimetrisKelainan:Tidak adaKebersihan:Bersih dan tidak ada serumenMulutBentuk:SimetrisBibir:Tidak ada stomatitisGigi:Keadaan gigi rapi, bersih dan tidak ada caries gigiMukosa mulut:LembabLidah:BersihLeherPembesaran kel. tyroid:Tidak adaPembesaran vena jugularis:Tidak adaAksillaPembesaran kel. limfe:Tidak adaDada dan payudaraBentuk:SimetrisPembesaran:Tidak adaHiperpigmentasi areola:Tidak adaPapilla mammae:MenonjolStriae:Tidak adaKebersihan:Payudara bersihAbdomenPembesaran:Ada pembesaran sesuai UK (13 14 minggu)Linea:NigraStriae:LividaeBekas luka operasi:Tidak adaPunggungPosisi tulang belakang:Normal / Lordosis (Tegak)GenetaliaKebersihan:BersihWarna:KemerahanKelainan:Tidak adaPengeluaran pervaginam:Keluar darah / flek-flek dari vagina 350 cc / 4 kotekVarices:Tidak adaOedema:Tidak oedemaPerineumLuka parut:Tidak adaAnusHemmoroid:Tidak adaVarises:Tidak adaEkstermitas atas & bawahSimetris:SimetrisOedema:Tidak adab.PalpasiDada & payudaraNyeri tekan:Tidak adaTumor / benjolan:Tidak adaKeluaran:Tidak adaLeherPembesaran kel. tyroid:Tidak adaPembesaran vena jugularis:Tidak adaAbdomenLeopold I:TFU 1-2 jari di atas symphisis, terdapat nyeri tekan diperut bagian bawah, kontraksi uterus baikLeopold II:Tidak dilakukanLeopold III:Tidak dilakukanLeopold IV:Tidak dilakukanc.AuskultasiDadaRonchi:Tidak adaWhezing:Tidak adaAbdomenBising usus:Positif (+)DJJ (Denyut Jantung Janin):Tidak dilakukan pemeriksaan DJJd.PerkusiRefleks patella:Ka/Ki(+)/(+)e.TBJ:Tidak dilakukan3.Pemeriksaan Khususa.Ukuran Panggul Luar1.Distansia Spinarum:Tidak dilakukan2.Distansia Cristarum:Tidak dilakukan3.Boudeloque:Tidak dilakukan4.Lingkar Panggul:Tidak dilakukanb.Pemeriksaan DalamPemeriksaan dalam tanggal 21 Oktober 2010 jam 16.10 WIB, ada perdarahan banyak dari jalan lahir, porsio membuka, ada gumpalan darah dan sebagian jaringan yang keluar4.Pemeriksaan Penunjanga.DarahHemoglobin:Tidak dilakukanb.UrineAlbumin:Tidak dilakukanReduksi:Tidak dilakukanc.Pemeriksaan Laboratorium lain-lainUSG:Pada hasil USG tanggal 21 Oktober 2010 tampak sisa jaringan janin dalam uterus dan didapatkan endometrium yang tipis dan irregular.3.2 INTEPRETASI DATA DASAR / DIAGNOSA MASALAHTanggal:21 Oktober 2010Jam:16.15 WIBDiagnosa:GIP00000, UK 13 14 minggu dengan abortus incompletusDS:Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia 3 bulan 2 minggu disertai nyeri perut bagian bawah dan keluar darah / flek-flek sudah 3 hari yang lalu dan sejak tadi malam mulai keluar gumpalan darah bewarna merah dan sampai sekarang bertambah banyak.DO:Kesadaran:ComposmentisKeadaan Umum:LemahTTV:TD:110/70mmHgNadi:88 x/menitSuhu:37,5 CRR:22 x/menitBB:41,5 kgTB:150 cmLingk. Lengan Atas:23,5 cmVT:Ada pembukaanPerdarahan: 350 cc / 4 kotekMasalah:Mules dan nyeri perut bagian bawahDS:Ibu mengatakan merasakan nyeri perut yang hebat pada bagian bawah perut.DO:Ekspresi wajah tampak menyeringai kesakitan3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIALPotensial terjadinya anemi dan syok3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERAPasang O2 dengan kecepatan 2 lpmPasang infuse RLKolaborasi dengan dokter untuk segera dilakukan tindakan curettage3.5 INTERVENSITanggal:21 Oktober 2010Jam:16.30 WIBDiagnosa:GIP00000, UK 13 14 minggu dengan abortus incompletusTujuan:Setelah dilakukan asuhan kebidanan 2 jam diharapkan pasien mengerti dan memahami tindakan yang akan dilakukan, serta diharapkan keadaan ibu akan lebih membaik.Kriteria Hasil:Kesadaran:ComposmentisKeadaan Umum:BaikTTV dalam Batas normal:TD:130/11090/70mmHgSuhu:36,5 37,5 CNadi:60 100 x/menitRR:16 22 x/menitPerdarahan:BerhentiINTERVENSIRASIONAL

1.Lakukan pendektan pada klien dengan komunikasi terapeutik1.Agar terjalin hubungan kerjasama yang baik antara petugas dengan klien

2.Berikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan pada klien2.Dengan menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien diharapkan klien mengetahui kondisinya saat ini

3.Lakukan observasi KU, TTV dan perdarahan pro curettage3.Dengan melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan diharapkan keadaan klien bisa dipantau serta dapat mencegah terjadinya komplikasi

4.Lakukan pro kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pro curettage4.Dengan melakukan pro kolaborasi dengan dokter obgyn diharapkan tindakan curettage segera dilakukan

5.Lakukan informed consent / persetujuan untuk dilakuakan tindakan curettage5.Bukti tertulis klien dan keluarga menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan

6.Siapkan pasien dan peralatan untuk curettage serta obat-obatan6.Dengan menyiapkan pasien serta peralatan untuk curettage dan obat-obatan diharapkan tindakan curettage bisa dilakukan dengan efektif dan efisien

7.Berikan O2serta pemasangan infuse7.Dengan diberikan O2sebanyak 2 lpm serta pemasangan infuse diharapkan dapat membebaskan jalan nafas dan mengganti cairan tubuh yang hilang.

8.Bantu pelaksanaan curettage secara septik dan antiseptik8.Untuk mempermudah dan mempercepat proses curettage

9.Lakukan pre kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian terapi post curettage9.Agar terapi yang diberikan sesuai dengan keadaan klien dan mempercepat proses pemulihan

10.Lakukan observasi KU, TTV dan perdarahan post curettage10.Agar KU, TTV dan perdarahan dalam batas normal dan untuk memastikan tidak terjadi syok.

11.Berikan HE kepada ibu tentang nutrisi, istirahat dan personal hygiene11.a.NutrisiDengan mengkonsumsi makan bernutrisi seimbang diharapkan memenuhi kebutuhan nutrisi sehingga mempercepat proses pemulihan klienb.IstirahatDengan istirahat cukup diharapkan mampu mengembalikan stamina tubuh klien.c.Personal HygieneDengan menjaga kebersihan khususnya pada daerah kemaluan agar tidak terjadi infeksi

12.Beritahukan kepada klien untuk kontrol ulang12.Untuk mengetahui dan dapat memantau perkembangan kondisi klien.

Masalah:Mules dan nyeri perut bagian bawahTujuan:Setelah dilakukan asuhan kebidanan 30 menit diharapkan rasa mules dan nyeri perut dapat berkurang.Kriteria Hasil:Diharapkan ibu memahami dengan penjelasan yang diberikan oleh petugasRasa mules dan nyeri perut teratasiINTERVENSIRASIONAL

1.Jelaskan pada ibu tentang penyebab rasa nyeri1.Dengan diberikan penjelasan pada ibu tentang penyebab rasa nyeri dan diharapkan pasien mengerti tentang penyebab rasa nyeri yang dialaminya

2.Berikan posisi yang nyaman pada pasien2.Dengan memberikan posisi yang nyaman diharapkan rasa nyeri dapat berkurang

3.Berikan HE kepada pasien tentang cara mengurangi rasa nyeri dengan teknik relaksasi3.Dengan melaksanakan teknik relaksasi otot dan pernafasan akan mengurangi rasa nyeri

4.Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit4.Analgesik dapat mempengaruhi syarat yang dapat menyebabkan rasa nyeri hilang

3.6 IMPLEMENTASIDiagnosa:GIP00000, UK 13 14 minggu dengan abortus incompletusTanggalJamImplementasi / Tindakan

21-10-201016.301.Melakukan pendekatan pada klien dengan komunikasi terapeutik agar terjalin kerja sama yang baik antara petugas dengan pasien secara ramah dan sopan

16.322.Memberikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan pada pasien

16.353.Melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan pro curettageKesadaran:ComposmentisKeadaan Umum:LemahTTV:TD:110/70mmHgSuhu:37,5 CNadi:88 x/menitRR:22 x/menitPerdarahan: 350 cc / 4 kotek

16.404.Melakukan pro kolaborasi dengan dokter obgyn agar tindakan curettage segera dilakukan

16.435.Melakukan informed consent pada klien untuk menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan

16.476.Menyiapkan pasien di meja ginekologi serta peralatan untuk tindakan curettage :CelemekLampu sorotObat-obatan:Metergin 1 ampul, syntocinon 2 ampul, petidin 1 ampulPeralatan curettage:Kapas savlon, cucing, betadine, duk, depress, handscoon, spekulum, tenakulum, tampon tang, busi / diktator, sendok curet ukuran 1/2/3/4, king tang, kokel tang, abortus tang dan kateter

16.527.Memberikan O2sebanyak 2 lpm untuk membebaskan jalan nafas saat pasien tidak sadar dan memasang infuse untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang

16.558.Membantu pelaksanaan curettage dengan cara aseptik dan antiseptik

17.109.Melakukan pre kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian terapi :Antibiotik:Amoxilin 3x500 mgAnalgesik:As. Mefenamat 3x500 mgSelama 5 hariUterotonika:Metergin 3x1 ampul

17.1510.Melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan post curettageKesadaran:ComposmentisKeadaan Umum:CukupTTV:TD:120/70mmHgSuhu:37 CNadi:80 x/menitRR:20 x/menitPerdarahan: 150 cc / 2 kotek

17.2011.Memberikan HE kepada pasien tentang :a.Nutrisi:Mengkonsumsi nutrisi yang seimbang dan 4 sehat 5 sempurnab.Istirahat:Banyak beristirahat dan jangan melakukan aktivitas yang beratc.Personal Hygiene:Mandi 2x sehari, mengganti pakaian dalam 2x sehari dan menjaga kebersihan vagina agar tetap selalu kering dan tidak timbul jamur atau bakteri

17.2512.Memberitahukan tanggal kontrol kepada pasien yaitu 1 minggu lagi pada tanggal 28 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan

Masalah:Mules dan nyeri perut bagian bawahTanggalJamImplementasi / Tindakan

21-10-201017.281.Menjelaskan pada klien tentang penyebab rasa nyeri. Rasa nyeri yang timbul disebabkan oleh kontraksi uterus

17.322.Memberikan posisi yang nyaman pada ibu agar rasa nyeri dapat berkurang

17.363.Memberikan HE kepada pasien tentang cara mengurangi rasa nyeri dengan teknik relaksasi otot dan menarik nafas panjang

17.404.Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat untuk mengurangi rasa nyeri

3.7 EVALUASITanggal:21 Oktober 2010Jam:16.30 WIBS:Ibu mengatakan merasa sudah lega setelah dilakukan curettageO:Kesadaran:ComposmentisKeadaan Umum:CukupTTV:TD:120/70mmHgNadi:80 x/menitSuhu:37 CRR:20 x/menitPerdarahan: 150 cc / 2 kotekA:P000102 jam post curettageP:Observasi KU, TTV dan perdarahan pervaginamBerikan HE pada ibu tentang:NutrisiIstirahatPersonal HygieneAnjurkan pasien meminum obat secara teratur*Catatan PerkembanganTanggal:22 Oktober 2010Jam:08.00 WIBS:Ibu mengatakan rasa mules dan nyeri perut bagian bawah sudah mulai mereda / berkurangO:Kesadaran:ComposmentisKeadaan Umum:BaikTTV:TD:120/70mmHgNadi:80 x/menitSuhu:37 CRR:20 x/menitPerdarahan: 100 cc / 2 kotekEkspresi Wajah:Tampak baik dan tidak menyeringai kesakitanA:P00010post curettage hari pertamaP:Observasi KU, TTV dan perdarahan pervaginamAnjurkan ibu untuk tidak berhubungan seksual selama 1 bulanAnjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi pada tanggal 28 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu jika ada keluhanBAB IVPENUTUPSetelah penulis memberikan asuhan kebidanan pada Ny. A GIP00000dengan abortus incompletus di ruang VK / bersalin RS. Wijaya, Surabaya, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan dan saran sesuai uraian dibawah berikut :4.1 Kesimpulan1.PengkajianDS:Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia 3 bulan 2 minggu disertai nyeri perut bagian bawah dan keluar darah / flek-flek sudah 3 hari yang lalu dan sejak tadi malam mulai keluar gumpalan darah bewarna merah dan sampai sekarang bertambah banyak.DO:Kesadaran:ComposmentisKeadaan Umum:LemahTTV:TD:110/70mmHgNadi:88 x/menitSuhu:37,5 CRR:22 x/menitBB:41,5 kgTB:150 cmLingk. Lengan Atas:23,5 cmVT:Ada pembukaanPerdarahan: 350 cc / 4 kotek2.Intepretasi Data Dasar / Diagnosa MasalahDiagnosa:GIP00000, UK 13 14 minggu dengan abortus incompletusDS:Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia 3 bulan 2 minggu disertai nyeri perut bagian bawah dan keluar darah / flek-flek sudah 3 hari yang lalu dan sejak tadi malam mulai keluar gumpalan darah bewarna merah dan sampai sekarang bertambah banyak.DO:Kesadaran:ComposmentisKeadaan Umum:LemahTTV:TD:110/70mmHgNadi:88 x/menitSuhu:37,5 CRR:22 x/menitBB:41,5 kgTB:150 cmLingk. Lengan Atas:23,5 cmVT:Ada pembukaanPerdarahan: 350 cc / 4 kotekMasalah:Mules dan nyeri perut bagian bawahDS:Ibu mengatakan merasakan nyeri perut yang hebat pada bagian bawah perut.DO:Ekspresi wajah tampak menyeringai kesakitan3.Identifikasi Diagnosa PotensialPotensial terjadinya anemi dan syok4.Identifikasi Kebutuhan SegeraPasang O2 dengan kecepatan 2 lpmPasang infuse RLKolaborasi dengan dokter untuk segera dilakukan tindakan curettage5.IntervensiDiagnosa:GIP00000, UK 13 14 minggu dengan abortus incompletus1.Lakukan pendektan pada klien dengan komunikasi terapeutikR/Agar terjalin hubungan kerjasama yang baik antara petugas dengan klien2.Berikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan pada klienR/Dengan menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien diharapkan klien mengetahui kondisinya saat ini3.Lakukan observasi KU, TTV dan perdarahan pro curettageR/Dengan melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan diharapkan keadaan klien bisa dipantau serta dapat mencegah terjadinya komplikasi4.Lakukan pro kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pro curettageR/Dengan melakukan pro kolaborasi dengan dokter obgyn diharapkan tindakan curettage segera dilakukan5.Lakukan informed consent / persetujuan untuk dilakuakan tindakan curettageR/Bukti tertulis klien dan keluarga menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan6.Siapkan pasien dan peralatan untuk curettage serta obat-obatanR/Dengan menyiapkan pasien serta peralatan untuk curettage dan obat-obatan diharapkan tindakan curettage bisa dilakukan dengan efektif dan efisien7.Berikan O2serta pemasangan infuseR/Dengan diberikan O2sebanyak 2 lpm serta pemasangan infuse diharapkan dapat membebaskan jalan nafas dan mengganti cairan tubuh yang hilang.8.Bantu pelaksanaan curettage secara septik dan antiseptikR/Untuk mempermudah dan mempercepat proses curettage9.Lakukan pre kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian terapi post curettageR/Agar terapi yang diberikan sesuai dengan keadaan klien dan mempercepat proses pemulihan10.Lakukan observasi KU, TTV dan perdarahan post curettageR/Agar KU, TTV dan perdarahan dalam batas normal dan untuk memastikan tidak terjadi syok11.Berikan HE kepada ibu tentang nutrisi, istirahat dan personal hygieneR/a.Nutrisi:Dengan mengkonsumsi makan bernutrisi seimbang diharapkan memenuhi kebutuhan nutrisi sehingga mempercepat proses pemulihan keadaan klien.b.Istirahat:Dengan istirahat cukup diharapkan mampu mengembalikan stamina tubuh klien.c.Personal Hygiene:Dengan menjaga kebersihan khususnya pada daerah kemaluan agar tidak terjadi infeksi12.Beritahukan kepada klien untuk kontrol ulangR/Untuk mengetahui dan dapat memantau perkembangan kondisi klienMasalah:Mules dan nyeri perut bagian bawah1.Jelaskan pada ibu tentang penyebab rasa nyeriR/Dengan diberikan penjelasan pada ibu tentang penyebab rasa nyeri dan diharapkan pasien mengerti tentang penyebab rasa nyeri yang dialaminya2.Berikan posisi yang nyaman pada pasienR/Dengan memberikan posisi yang nyaman diharapkan rasa nyeri dapat berkurang3.Berikan HE kepada pasien tentang cara mengurangi rasa nyeri dengan teknik relaksasiR/Dengan melaksanakan teknik relaksasi otot dan pernafasan akan mengurangi rasa nyeri4.Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian obat-obatan untuk mengurangi rasa sakitR/Analgesik dapat mempengaruhi syarat yang dapat menyebabkan rasa nyeri hilang6.ImplementasiDiagnosa:GIP00000, UK 13 14 minggu dengan abortus incompletus1.Melakukan pendekatan pada klien dengan komunikasi terapeutik agar terjalin kerja sama yang baik antara petugas dengan pasien secara ramah dan sopan2.Memberikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan pada pasien3.Melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan pro curettageKesadaran:ComposmentisKeadaan Umum:LemahTTV:TD:110/70mmHgNadi:88 x/menitSuhu:37,5 CRR:22 x/menitPerdarahan: 350 cc / 4 kotek4.Melakukan pro kolaborasi dengan dokter obgyn agar tindakan curettage segera dilakukan5.Melakukan informed consent pada klien untuk menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan6.Menyiapkan pasien di meja ginekologi serta peralatan untuk tindakan curettage :CelemekLampu sorotObat-obatan:Metergin 1 ampul, syntocinon 2 ampul, petidin 1 ampulPeralatan curettage:Kapas savlon, cucing, betadine, duk, depress, handscoon, spekulum, tenakulum, tampon tang, busi / diktator, sendok curet ukuran 1/2/3/4, king tang, kokel tang, abortus tang dan kateter7.Memberikan O2sebanyak 2 lpm untuk membebaskan jalan nafas saat pasien tidak sadar dan memasang infuse untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang8.Membantu pelaksanaan curettage dengan cara aseptik dan antiseptik9.Melakukan pre kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian terapi :Antibiotik:Amoxilin 3x500 mgAnalgesik:As. Mefenamat 3x500 mgDilakukan selama 5 hariUterotonika:Metergin 3x1 ampul10.Melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan post curettageKesadaran:ComposmentisKeadaan Umum:CukupTTV:TD:120/70mmHgNadi:80 x/menitSuhu:37 CRR:20 x/menitPerdarahan: 150 cc / 2 kotek11.Memberikan HE kepada pasien tentang :a.Nutrisi:Mengkonsumsi nutrisi yang seimbang dan 4 sehat 5 sempurnab.Istirahat:Banyak beristirahat dan jangan melakukan aktivitas yang beratc.Personal Hygiene:Mandi 2x sehari, mengganti pakaian dalam 2x sehari dan menjaga kebersihan vagina agar tetap selalu kering dan tidak timbul jamur atau bakteri12.Memberitahukan tanggal kontrol kepada pasien yaitu 1 minggu lagi pada tanggal 28 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan agar dapat memantau perkembangan pasien.Masalah:Mules dan nyeri perut bagian bawah1.Menjelaskan pada klien tentang penyebab rasa nyeri. Rasa nyeri yang timbul disebabkan oleh kontraksi uterus2.Memberikan posisi yang nyaman pada ibu agar rasa nyeri dapat berkurang3.Memberikan HE kepada pasien tentang cara mengurangi rasa nyeri dengan teknik relaksasi otot dan menarik nafas panjang4.Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat untuk mengurangi rasa nyeri7.EvaluasiS:Ibu mengatakan merasa sudah lega setelah dilakukan curettageO:Kesadaran:ComposmentisKeadaan Umum:CukupTTV:TD:120/70mmHgNadi:80 x/menitSuhu:37 CRR:20 x/menitPerdarahan: 150 cc / 2 kotekA:P000102 jam post curettageP:Observasi KU, TTV dan perdarahan pervaginamBerikan HE pada ibu tentang:NutrisiIstirahatPersonal HygieneAnjurkan pasien meminum obat secara teratur*Catatan PerkembanganS:Ibu mengatakan rasa mules dan nyeri perut bagian bawah sudah mulai mereda / berkurangO:Kesadaran:ComposmentisKeadaan Umum:BaikTTV:TD:120/70mmHgNadi:80 x/menitSuhu:37 CRR:20 x/menitPerdarahan: 100 cc / 2 kotekEkspresi Wajah:Tampak baik dan tidak menyeringai kesakitanA:P00010post curettage hari pertamaP:Observasi KU, TTV dan perdarahan pervaginamAnjurkan ibu untuk tidak berhubungan seksual selama 1 bulanAnjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi pada tanggal 28 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan4.2 Saran4.2.1Bagi MahasiswaHendaknya mahasiswa dapat lebih memperhatikan setiap kasus yang terjadi di tempat praktek sehingga mahasiswa dapat menyusun setiap asuhan kebidanan yang sesuai.4.2.1Bagi Instansi PelayananDalam memberikan pelayanan kesehatan hendaknya harus sesuai dengan wewenang yang telah ditentukan serta dapat bekerja sama dengan klien dan dapat memahami sedalam-dalamnya tentang masalah yang dialami klien agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal.4.2.3Bagi Instansi PendidikanDapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik dari segi teori maupun keterampilan secara maksimal agar mahasiswa dapat bekerja secara mudah dan mandiri dalam memberikan pelayan dengan baik dan benar sesuai dengan protap yang ada.DAFTAR PUSTAKAhttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-anggunnur-5598-2-babi.pdf(Di akses tanggal 15 Februari 2010)Mansjoer, Arief. 2001.Kapita Selekta Jilid 1. Jakarta : Media AesculapiusMochtar, Rustam. 1998.Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGCPrawirohardjo, Sarwono. 2002.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo___________________. 2007.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono PrawirohardjoSastrawinata, Sulaiman. 1992.Obstetri Patologi. Bandung : FK Unpad