bunyi jantung patologis

31
TASK READING MODUL KARDIORESPIRASI (BUNYI JANTUNG PATOLOGIS) disusun oleh : ADELIA PUTRI SUKIAKUSUMAH 012.06.0004 AGUSTIA FAIZATUL IMTIHAN 013.06.0003 DINA MUFLIHANA 013.06.0014

Upload: m-fitrah-hidayat

Post on 12-Dec-2015

73 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Bunyi Jantung Patologis

TRANSCRIPT

Page 1: Bunyi Jantung Patologis

TASK READING

MODUL KARDIORESPIRASI

(BUNYI JANTUNG PATOLOGIS)

disusun oleh :

ADELIA PUTRI SUKIAKUSUMAH 012.06.0004

AGUSTIA FAIZATUL IMTIHAN 013.06.0003

DINA MUFLIHANA 013.06.0014

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

2013

Page 2: Bunyi Jantung Patologis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah hasil task

reading kami di semester ganjil pada modul KARDIORESPIRASI ini dengan bahasan

BUNYI JANTUNG PATOLOGIS. Dimana dalam penyusunan makalah ini bertujuan agar

mahasiswa Kedokteran Unizar dapat memahami isi dari makalah ini sehingga dapat

bermanfaat bagi mahasiswa.

Kami mengucapakan terima kasih kepada para dosen yang menjadi tutor atau

fasilitator yang membimbing kami selama melaksanakan diskusi ini, dan juga semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan makalah hasil diskusi kami ini sehingga kami dapat

menyelesaikannya tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangannya

sehingga kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam menyempurnakan

makalah ini.

Mataram, 3 Desember 2013

Penulis

Page 3: Bunyi Jantung Patologis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

LATAR BELAKANG.............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2

2.1 ANATOMI JANTUNG ……………….…………….......................... 5

2.2 FISIOLOGI JANTUNG …................................................................. 12

2.3 BUNYI JANTUNG PATOLOGIS .................................................... 19

BAB III PENUTUP …...................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Bunyi Jantung Patologis

BAB I

PENDAHULUAN

Jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya secara fisiologi

dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Apabila fungsi jantung mengalami gangguan

maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Fungsi

utama jantung adalah sebagai pompa utama yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk

kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup. Untuk menjamin kelangsungan

sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik. Saat jantung berkontraksi, jantung berdetak

dan menimbulkan bunyi jantung akibat kerja dari katup-katup jantung.

Page 5: Bunyi Jantung Patologis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1ANATOMI JANTUNG

Jantung adalah organ berongga dan berotot yang terletak didaerah

dipertengahan dada diantara kedua paru disebut sebagai mediastinum. Beratnya

sekitar 300 g (10,6 oz). Sebagian besar rongga mediastinum ditempati oleh jantung,

yang terbungkus dalam kantong fibrosa tipis yang disebut perikardium.

A. Lapisan Pembungkus Jantung

Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardium, di mana

lapisan perikardium ini di bagi menjadi 3 lapisan, yaitu :

5

Page 6: Bunyi Jantung Patologis

1. Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang melindungi

jantung ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan fibrosa bersifat

sangat keras dan bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam sternum

rongga thorax, disamping itu lapisan fibrosa ini termasuk penghubung antara

jaringan, khususnya pembuluh darah besar yang menghubungkan dengan

lapisan ini ( vena cava, aorta, pulmonal arteri dan vena pulmonal).

2. Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa

3. Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar

dari otot jantung atau epikardium.Diantara lapisan pericardium parietal dan

lapisan perikardium visceral terdapat ruang atau space yang berisi pelumas atau

cairan serosa atau yang disebut dengan cairan perikardium.

Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari gesekan-gesekan yang

berlebihan saat jantung berdenyut atau berkontraksi. Banyaknya cairan

perikardium ini antara 15 - 50 mL

Page 7: Bunyi Jantung Patologis

B. Lapisan Otot Jantung

Epikardium yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral

Miokardium yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas

kemampuan kontraksi jantung.

Endokardium yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis endotel

sel yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin untuk aliran

darah, seperti halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah lainnya.

C. Ruang Jantung

Jantung kita dibagi menjadi 2 bagian ruang, yaitu :

1. Atrium (serambi)

Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Demikian

halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu ventrikel kanan dan

ventrikel kiri. Jadi kita boleh mengatakan kalau jantung dibagi menjadi 2 bagian yaitu

jantung bagian kanan (atrium kanan & ventrikel kanan) dan jantung bagian kiri

(atrium kiri & ventrikel kiri).

Kedua atrium bagian dalam dibatasi oleh septal atrium. Ada bagian septal

atrium yang mengalami depresi atau yang dinamakan fossa ovalis, yaitu bagian septal

atrium yang mengalami depresi disebabkan karena penutupan foramen ovale saat kita

lahir

7

Page 8: Bunyi Jantung Patologis

2. Ventrikel (bilik)

Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik

ventrikel maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantungyang mana bagian

lapisan dalam dari masing-masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium yang kontak

langsung dengan darah. Bagian otot jantung di bagian dalam ventrikel yang berupa

tonjolan-tonjolan yang tidak beraturan dinamakan trabecula. Kedua otot atrium dan

ventrikel dihubungkan dengan jaringan penghubung yang juga membentuk katup

jatung dinamakan sulcus coronary, dan 2 sulcus yang lain adalah anterior dan

posterior interventrikuler yang keduanya menghubungkan dan memisahkan antara kiri

dan kanan kedua ventrikel.

Tekanan jantung sebelah kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan

jantungsebelah kanan, karenajantung kiri menghadapi aliran darah sistemik atau

sirkulasi sistemik yang terdiri dari beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan tekanan

yang besar dibandingkan dengan jantungkanan yang hanya bertanggung jawab pada

organ paru-paru saja, sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya otot ventrikel

sebelah kiri lebih tebal dibandingkan otot ventrikel kanan.kanan.

Page 9: Bunyi Jantung Patologis

D. Katup Jantung

Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan

antara atrium dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan katup

yang menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup

semilunar.

Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang

menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup atrioventrikuler

yang lain adalah katup yang menghubungkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri

yang dinamakan dengan katup mitral atau bicuspid.

Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan

antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar yang lain adalah katup

yang menghubungkan antara ventrikel kiri dengan asendence aorta yaitu katup aorta.

Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantungsebelumnya

sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap

bagian daun katup jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat kontraksi

daun katup tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang bertekanan rendah.

Chordae tendinea sendiri berikatan dengan otot yang disebut muskulus papilaris.

Pembuluh Darah Besar Jantung

Ada beberapa pembuluh besar pada jantung, yaitu:

9

Page 10: Bunyi Jantung Patologis

Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian atas

diafragma menuju atrium kanan.

Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian bawah

diafragma ke atrium kanan.

Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari jantung

sendiri.

Pulmonary Trunk yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari

ventrikel kanan ke arteri pulmonalis

Arteri Pulmonalis dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah kotor

dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.

Vena pulmonalis dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah bersih

dari kedua paru-paru ke atrium kiri.

Assending Aorta yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari

ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ

tubuh bagian atas.

Desending Aorta yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan bertanggung

jawab dengan organ tubuh bagian bawah

Arteri Koroner

Arteri koroner dibagi dua, yaitu:

1. Arteri koroner kanan

Page 11: Bunyi Jantung Patologis

Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab denganjantung sendiri,karena

darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting sekali agar jantung

bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila arteri koroner mengalami pengurangan

suplainya ke jantung atau yang di sebut dengan ischemia, ini akan menyebabkan

terganggunya fungsi jantung sebagaimana mestinya. Apalagi arteri koroner

mengalami sumbatan total atau yang disebut dengan serangan jantung mendadak atau

miokardiac infarction dan bisa menyebabkan kematian. Begitupun apabila otot

jantung dibiarkan dalam keadaan iskemia, ini juga akan berujung dengan serangan

jantung juga atau miokardiac infarction.

Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik, dimana muara arteri

koroner berada dekat dengan katup aorta atau tepatnya di sinus valsava

2. Arteri koroner kiri

Arteri koroner kiri mempunyai 2 cabang yaitu LAD (Left Anterior Desenden)dan

arteri sirkumflek. Kedua arteri ini melingkari jantungdalam dua lekuk anatomis

eksterna, yaitu sulcus coronary atau sulcus atrioventrikuler yang melingkari jantung

diantara atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu sulcus interventrikuler yang

memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekuk ini dibagian permukaan

posterior jantung yang merupakan bagian darijantungyang sangat penting yaitu kruks

jantung.

LAD arteri bertanggung jawab untuk mensuplai darah untuk otot ventrikel kiri dan

kanan, serta bagian interventrikuler septum.

Sirkumflex arteri bertanggung jawab untuk mensuplai 45% darah untuk atrium

kiri dan ventrikel kiri, 10% bertanggung jawab mensuplai SA node.

Arteri koroner kanan bertanggung jawab mensuplai darah ke atrium kanan, ventrikel

kanan,permukaan bawah dan belakang ventrikel kiri, 90% mensuplai AV Node,dan

55% mensuplai SA Node.

2.2 FISIOLOGI JANTUNG

Fungsi jantung adalah memompa darah ke jaringan, menyuplai O2 dan zat nutrisi lain

sambil mengangkut CO2 dan sampah hasil metabolisme. Sebenarnya terdapat dua pompa

jantung, yang terletak disebelah kanan dan kiri. Kerja pompa jantung dijalankan oleh

kontraksi dan relaksasi ritmit dinding otot. Selama kontraksi otot ( sistolik ), kamar

jantung menjadi lebih kecil karena darah disemburkan ke luar. Selama relaksasi otot

11

Page 12: Bunyi Jantung Patologis

dinding jantung  (diastolik ) , kamar jantung akan terisi darah sebagai persiapan untuk

penyemburan berikutnya.

Jantung dewasa normal akan berdetak sekitar60 – 80 kali/menit, menyemburkan

sekitar 70 ml darah dari kedua ventrikel per detakan, dan keluaran totalnya sekitar 5

L/menit.

A. Siklus Jantung

Atrium kanan menerima kotor atau vena atau darah yang miskin oksigen dari:

Superior Vena Kava

Inferior Vena Kava

Sinus Coronarius

Dari atrium kanan, darah akan dipompakan ke ventrikel kanan melewati katup

trikuspid. Dari ventrikel kanan, darah dipompakan ke paru-paru untuk

mendapatkan oksigen melewati:

Katup pulmonal

arteri Pulmonalis

Darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru akan di alirkan kembali ke

jantung melalui 4 vena pulmonalis (2 dari paru-paru kanan dan 2 dari paru-paru

kiri)menuju atrium kiri. Dari atrium kiri darah akan dipompakan ke ventrikel kiri

melewati katup biskupid atau katup mitral. Dari ventrikel kiri darah akan di

Page 13: Bunyi Jantung Patologis

pompakan ke seluruh tubuh termasuk jantung (melalui sinus valsava) sendiri

melewati katup aorta. Dari seluruh tubuh,darah balik lagi ke jantung melewati

vena kava superior,vena kava inferior dan sinus koronarius menuju atrium kanan.

Siklus jantung dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:

Sistole atau kontraksi jantung

Diastole atau relaksasi atau ekspansi jantung

B. Konduksi jantung

Didalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik,

jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus, yaitu sebagai berikut :

1. Otomatisasi : kemampuan menghasilkan impuls secara spontan

2. Ritmisasi : pembangkitan impuls yang teratur

3. Konduktifitas : kemampuan untuk menyalurkan impuls

4. Daya rangsang : kemampuan untuk menanggapi stimulasi

Komponen-komponen konduksi dari jantung secara urut terdiri dari sino-auricular

node(SA node), jaras internodal atrium, atrio-ventricular node (AV node), bundle His,

cabang kiri-kanan bundel dan sistem Purkinje.

1. SA node terdiri dari sel spesial yang berfungsi sebagai pacu jantung(pace-maker). Nodus

SA terletah diantara vena kava superior dan atrium kanan. Ukurannya pada dewasa

15x5x1,5 mm, serta dipengaruhi oleh saraf simpatik dan parasimpatik. Nodus SA terdiri

13

Page 14: Bunyi Jantung Patologis

dari sel P dan sel transisional. Sel P banyak ditemukan pada neonatus dan berkurang

seiring bertambahnya umur. Sedangkan sel transisional lebih banyak pada

dewasa.Kemudian dilanjutkan oleh jaras internodal atrium yang menuju nodus AV yang

terdiri dari 3 jaras. Pertama jaras internodal anterior(Bachman). Kedua jaras internodal

media(Wenckebach). Ketiga jaras internodal posterior( Thorel).

2. AV node terdiri dari sel yang kecepatan konduksinya rendah yang secara normal berfungsi

untuk menghasilkan kontraksi atrial dan ventrikel yang ringan. Nodus AV terletah pada

permukaan endokardium pada bagian kanan septum interatrium, tepat diantara anulus

katup trikuspid dan muara sinus koronarius.Dari nodus AV impuls menuju bundel his pada

pars membranasea septum ventrikel. Selanjutnya menuju sistem purkinje. Sel Purkinje

secara khusus berfungsi untuk konduksi yang sangat cepat. Sehingga kecepatan konduksi

paling cepat terdapat di secabut purkinje yaitu 4000mm/detik.

3. Bundle his berfungsi menghantarkan impuls dari nodus AV ke sistem bundle branch.

4. Bundle branch merupakan lanjutan dari bundle of his yang bercabang menjadi dua bagian

berikut.

a. Right bundle branch ( RBB/ cabang kanan ), mengirim impuls ke otot jantung

ventrikel kanan

b. Leaft bundle branch ( LBB/ cabang kiri ), yang terbagi dua yaitu :

Deviasi kebelakang (left posterior vesicle) menghantarkan impuls ke

endokardium ventrikel kiri bagian posterior dan inferior

Deviasi kedepan (left anterior vesicle) menghantarkan impuls ke

endokardium ventrikel kiri bagian anterior dan superior.

c. Sistem purkinje merupakan bagian ujung dari bundle branch. Menghantarkan atau

mengirimkan impuls menuju lapisan subendokard pada kedua ventrikel, sehingga

terjadi depolarisasi yang diikuti oleh kontraksi ventrikel. Serabut purkinje yang

meninggalkan simpul AV melalui berkas AV dan amsuk kedalam ventrikel

mempunyai sifat-sifat fungsional yang sangat berlawanan dengan sifat-sifat

fungsional serabut simpul AV, serabut purkinje mengeluarkan impuls dengan

kecepatan antara 20 – 40 kali/menit, serabut ini merupakan serabut yang sangat

besar, bahkan lebih besar dari pada serabut otot ventrikel normal, dan serabut ini

menghantarkan impuls dengan kecepatan 1,5 – 4 meter/detik, suatu kecepatan

sekitar 6 kali kecepatan dalam otot jantung biasanya dan 150 kali kecepatan dalam

serabut sambungan. Hal ini memungkinkanpenghantaran impuls jantung yang

sangat cepat keseluruh system ventrikel. Distribusi serabut-serabut purkinje

Page 15: Bunyi Jantung Patologis

didalam ventrikel. Serabut purkinje, setelah berasal dari dalam simpul AV,

membentuk berkas AV, yang kemudian menyusup melalui jaringan fibrosa

diantara katup-katup jantung dan kemudian kedalam system ventrikel. Berkas AV

hamper segera membagi diri kedalam cabang-cabang berkas kanan dan kiri yang

terletak di bawah endokardium sisi septum masing-masing. Tiap-tiap cabang ini

berjalan kebawah menuju apeks ventrikel masing-masing, tetapi kemudian

membagi menjadi cabang-cabang kecil dantersebar di sekitar tiap-tiap ruang

ventrikel dan akhirnya kembali kedasar jantung sepanjang dinding lateral. Serabut

Purkinje terminal menenbus massa otot untuk berakhir pada serabut otot. Dari saat

inpuls jantung pertama-tama memasuki berkas AV sampai ia mencapai ujung

serabut purkinje, waktu total yang berlalu hanya 0,03 detik. Jadi, sekali suatu

inpuls jantung memasuki system purkinje, ia menyebar hamper dengan segera

keseleruh permukaan endokardium otot ventrikel.

c. Bunyi jantung normal

Saat dilakukan pemeriksaan auskultasi menggunakan stetoskop pada dinding

dada, akan terdengar bunyi “lub, dub, lub, dub…” bunyi “lub” menandakan bunyi

yang timbul saat penutupan katup atrioventrikular (katup A-V), yaitu katup mitral dan

katup triskupidal, di awal sistolik, dan bunyi “dub” adalah penutupan katup semilunar,

yaitu katup aorta dan katup pulmoal, di akhiri sistolik. Bunyi “lub menandakan bunyi

jantung pertama (bunyi jantung satu)” dan bunyi “dub’ dinamakan bunyi jantung

kedua (bunyi jantung dua).

a. Mekanisme Bunyi Jantung

Penyebab bunyi jantung pertama dan kedua

Pukulan daun katup secara bersamaan yang menimbulkan vibrasi (getaran).

Vibrasi katup yang kaku (tegang) yang terjadi segera setelah penutupan katup,

bersama-sama dengan vibrasi darah yang berada disekitarnya, vibrasi dinding

jantung, dan vibrasi pembuluh darah besar di sekitar jantung.

Penyebab bunyi jantung pertama adalah kontraksi ventrikel yang menyebabakna

aliran darah berbalik secara tiba-tiba. Aliran darah yang berbalik ini menumbuk

katup A-V sehingga katup A-V menonjol kearah atrium. Kemudian, korta tendiena

15

Page 16: Bunyi Jantung Patologis

mendadak menarik daun katup sehingga penonjolan daun katup A-V tersebut

berhenti dengan tiba-tiba. Daya elastisitas daun katup yang kaku menyebabkan

darah berbalik arah dengan cepat kearah ventrikel dan bertumbukan pula dengan

dinding ventrikel. Semua peristiwa diatas, menyebabkan darah, dinding ventrikel,

dan daun katup bervibrasi, seta menyababkan vibrasi turbulensi pada darah.

Vibrasi ini kemudian menjalar kejaringan dinding dada disekitarnya, sehingga

dapat didengar melalui stetoskop di tempat tersebut sebagai bunyi jatung.

Bunyi jantung kedua, adalah akibat penutupan katup semilunar secara tiba-tiba.

Begitu katup semilunar tertutup, daun-daun katup ini akan menonjol kearah

ventrikel, Karena dorongan darah yang berbalik arah. Regangan elastis daun katup

menyebabkan darah berbalik lagi kearah arteri, sehingga menimbulkan vibrasi

yang bergaung akibat gerakan darah yang berjalan bolak-balik anatara dinding

arteri dan daun katup, dan dinding ventrikel. Vibrasi ini kemudian menjalar

disepanjang dinding arteri pulmonalis dan aorta. Sewaktu vibrasi dari oembuluh

darah atau ventrikel mencapai dinding yang dapat bebunyisounding wall, seperti

dinding dada, timbulah bunyi yang dapat didengar ditempat trersebut.

Bunyi Jantung Ketiga

Setelah bunyi jantung kedua kira-kira pada awal sepertiga tengah masa

diastolik, terdengar bunyi yang lemah dan bergemuruh atau rumbling yang dikenal

sebagai bunyi jantung ketiga. Penyebab bunyi jantung ketiga ini diduga adalah

osilasi darah yang terdorong bolak balik diantara dinding ventrikel setelah

mengalirnya darah dalam jumlah yang banyak atau inrushing dari atrium kedalam

ventrikel. Hal ini dapat dianalogikan. Dapat dipahami bila bunyi ketiga baru

muncul pada sepertiga tengah distolik, saat ventrikel berisi cukup darah untuk

menimbulkan getaran yang bergaung ini. Teori tentang mekanisme timbulnya

bunyi jantung ketiga ini logis, tetapi belum dapat dibuktikan.

Bunyi jantung keempat

Bunyi jantung keempat dapat direkam fonokardiogram pada sebagian orang,

namun bunyi jantung ini hampir tidak pernah didengar pada pemeriksaan

auskultasi karena pada umumnya berfrekuensi 20 cycle/detik atau bahkan lebih

rendah. Bunyi jantung atrial terjadi bersamaan dengan kontraksi atrium. Diduga

Page 17: Bunyi Jantung Patologis

penyebab bunyinya jantung atrial ini masuknya sejumlah tambahan darah kedalam

ventrikel akibat kontrakis atrium. Darah yang masuk belakangan akan menambah

jumlah darah yang sebelumnya sudah masuk ke ventrikel. Peristiwa ini

menimbulkan vibrasi dengan mekanisme yang mirip denga proses bunyi jantung

ketiga.

b. Daerah Auskultasi

Bunyi dari semua katup dapat didengar pada semua area dinding dada. Akan tetapi,

bunyi dari katup tertentu akan terdengar relative lebih jelas bila didengarkan di area

tempat proyeksi bunyi tersebut di dinding dada.

Area aorta berada diatas aorta bukan diatas katup aorta karena bunyi katup aorta

ditransmisikan ke aorta. Begitu pula, area pulmonal berada diatas arteri pulmonalis, dan

area triskupidalis diatas ventrikel kanan,. Sedangkan area mitral berada diatas apeks

karena daerah ventrikel kanan. Sedangkan, area mitral berada diatas apeks karena daerah

ventrikel kiri yang paling dekat ke dinding dada adalah daerah apeks jantung.

Empat tempat di permukaan dada dengan intensitas, bunyi jantung paling kuat tidak

selalu sesuai dengan lokasi anatomik katup-katup. Daerah katup mitral, lokalisasinya pada

Intercosta space V sinistra, katup pulmonal pada intercostal space II sinistra. Daerah katup

aorta di intercostal space II dextra dan katup trikuspid pada intercostal space IV sinistra.

2.3 BUNYI JANTUNG PATOLOGIS

17

Page 18: Bunyi Jantung Patologis

a. Irama derap ( gallop rhytme)

Terdengar seperti derap kuda berlari, terjadi dari bunyi jantung I,II dan III atau

I, II, III dan IV yang mengeras pada takikardi.

Irama derap ini yang paling sering terdengar pada gagal jantung, karena bunyi

jantung ke III seringkali terdengar normal pada bayi dan anak, maka istilah irama

derap hanya dipakai untuk keadaan patologis dan tidak untuk adanya bunyi

jantung III saja.

b. Bunyi ejeksi

Bunyi ejeksi terdengar sebagai bunyi berfrekuensi tinggi, sangat pendek,

terdengar pada fase sistole yang menandai awal ejeksi darah melalui katup aorta

atau arteri pulmonalis. Seringkali sulit dibedakan dengan duplikasi bunyi jantung

I, tetapi bunyi ejeksi biasanya lebih lebar jaraknya dari bunyi jantung I (sampai

0,4 detik).

Terdapat 2 jenis bunyi ejeksi:

1. Yang berasal dari pangkal aorta atau arteri pulmonalis, mungkin merupakan

pengerasan komponen keempat bunyi jantung I. Terdengar pada dilatasi

arteri pulmonalis atau aorta pada tetralogi of fallot, trunkus arteriosus,

dilatasi arteri pulmonalis idiopatik serta hipertensi pulmonal yang berat.

Yang berasal dari arteri pulmonalis terdengar di tepi kiri sternum, sedangkan

yang yang dari aorta dapat terdengar ditepi kiri atau kanan sternum bagian

atas, bahkan dekat di apeks.

2. Ejection click sebagai akibat pembukaan katup pulmonal atau aorta yang

stenotik. Biasanya diikuti bising ejeksi sistolik.

Bila katup yang stenotik mengalami kalsifikasi atau stenosis yang

berat, maka ejection click tidak terdengar. Yang berasal dari katup pulmonal

terdengar pada tepi kiri sternum bagian tengah atas, sedangkan yang dari

aorta terengar di tepi kiri sternum bagian atas (justru tidak di tepi kanan,

daerah aorta), atau di apeks.

Tanda lain bahwa click berasal dari katup pulmonal ialah pada saat ekspirasi,

sedangkan yang berasal dari aorta tidak dipengarugi oleh pernafasan.

c. Opening snap

Page 19: Bunyi Jantung Patologis

Ini adalah bunyi yang bernada tinggi, terdengar setelah bunyi jantung

II akibat pembukaan katup atrioventrikuler, biasanya mendahului bunyi

jantung III. Contoh yang terkenal ialah opening snap pada stenosis mitral.

Defek septum dan ventikel defek septum yang besar juga dapat

mengakibatkan terjadinya opening snap akibat stenosis relatif katup

atrioventrikuler.

2.4 MURMUR JANTUNG AKIBAT KELAINAN KATUP

A. Murmur sistolik pada stenosis katup aorta

Pada stenosi aorta, darah disemburkan dari ventrikel kiri melalui sebuah

lubang dengan jaringan fibrosa yang sempit dikatup aorta. Akibat adanya tahanan

terhadap ejeksi, kadang-kadang tekanan darah meningkat sampai setinggi

300mmhg, sementara tekanan di aorta tetap normal. Jadi, terbemtuk efek pipa

semprot (nozzle effect) yang terjadi selama sistol, dengan darah yang diemburkan

dengan kecepatan sangat tinggi melalui lubang kecil di katup. Keadaan ini

menyebabkan turbulensi hebat pada darah di pangkal aorta. Darah turbulen yang

mengenai dinding aorta akan menimbulkan getaran yang hebat, sehingga timbul

murmur yang keras saat sistol dan dihantarkan sepanjang aorta superior dan

bahkan ke dalam arteri-arteri besar di leher. Suara ini kasar dan pada stenosis

berat kadang-kadang demikian kerasnya sehingga dapat terdengar pada jarak

beberapa kaki dari pasien selain itu, gertaran suara sering dapat teraba oleh tangan

yang diletakkan didada bagian atas leher bawah leher. Peristiwa ini dikenal

sebagai “thrill”.

B. Murmur diastol pada regurgitasi katup aorta

Pada regurgitasi katup aorta tidak terdengar suara abnormal selama sistol,

tetapi selama diastol, darah mengalir balik dari aorta bertekanan tinggi ke

ventrikel kiri, menimbulkan murmur “seperti suara meniup” yang relatif bernada

tinggi dengan desis yang terdengar maksimal diatas ventrikel kiri. Murmur ini

diakibatkan oleh turbulensi darah yang yang menyembur balik dan bertemu

dengan darah yang telah berada dalam tekanan diastolik ventrikel kiri yang

rendah.

19

Page 20: Bunyi Jantung Patologis

C. Murmur sistolik pada regurgitasi katup mitral

Pada regurgitasi mitral, darah mengalir balik melalui katup mitrak ke dalam

atrium kiri selama sistol. Keadaan ini juga menimbulkan suara “seperti tiupan”

berfrekuensi tinggi dan suara “mendesis” yang serupa dengan bunyi pada

regurgitasi katup aorta tetapi terjadi pada saat sistol. Suara ini terutama

dihantarkan dengan keras ke atrium kiri. Namum, atrium kiri terletak dalam sekali

di rongga dada sehingga sukar untuk mendengarkan suara ini tepat diatas atrium.

Akibatnya suara pada regurgitasi mitral dihantarkan ke dinding dada terutama

melalui ventrikel kiri ke apeks jantung.

D. Murmur diasrolik pada stenosi katup mitral

Pada stenosis katup mitral, darah mengalir dari atrium kiri ke ventrikel kiri

melalui katup mitral yang mengalami stenosisdengan susah payah dan karena

tekanan dalam atrium kiri jarang meningkat diatas 30mmhg, selisih tekanan yang

besar yang mendorong darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri tidak terjadi.

Akibatnya bunyi abnormal yang terdengar pada stenosis katup mitral biasanya

lemah dan dengan frekuensi sangat rendah sehingga sebagian spektrum suara

berada dibawah frekuensi terendah dari pendengaran manusia.

Selama bagian awal diastol, vebtrikel kiri dengan katup mitral yang stenosi

mengandung sediit sekali dan dindingnya demikian lunak sehingga darah tidak

memantul bolak-balik diantara dinding-dinding ventrikel. Karena alasanini,

bahkan pada stenosis katup mitral yang hebat sekalipun, sama sekali tidak

terdengar murmur selama sepertiga awal diastol. Kemudian, setelah terisi

sebagian, ventrikel telah cukup teregang sehingga darah dipantulkan bolak-balik

dan mulai terjadi murmur yang bergemuruh rendah.

Page 21: Bunyi Jantung Patologis

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Jantung adalah organ paling penting yang berperan dalam sistem kardiovaskular. Yang

mana jantung berfungsi untuk memompa darah yang kemudian akan disalurkan ke seluruh

jaringan atau organ seluruh tubuh manusia. Dalam memompa darah keseluruh tubuh

dijantung terjadi beberapa proses diantaranya yaitu proses oksigenasi atau perubahan miskin

oksigen (O2) atau kaya karbondioksida (CO2) menjadi kaya oksigen (O2) atau miskin

karbondioksida (CO2) yang terjadi di pulmonalis atau paru-paru. Selain itu akan terjadi

proses penyebaran yang akan terbagi menjadi tiga bagian :

1. Kebagian atas. Yang disalurkan oleh arteri carotis

2. Kebagian samping. Yang disalurkan oleh arteri sub clavia

3. Dan yang terakhir ke bagian bawah. Yang akan disalurkan oleh aorta abdominalis

21

Page 22: Bunyi Jantung Patologis

DAFTAR PUSTAKA

Guyton C.A., Hall E.J. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC.

Noer, H. M. Sjaifoellah. 2000. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI.

Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Volume 1 Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran