anemia mikrositik hipokrom

Download Anemia mikrositik hipokrom

If you can't read please download the document

Upload: gabriella-jermia

Post on 11-Jun-2015

9.531 views

Category:

Health & Medicine


4 download

TRANSCRIPT

  • 1. ANEMIA MIKROSITIKHIPOKROMKelompok 3 2A/S1 Keperawatan Gabriella E J (13) Lady R (16) Hidayatul A (14) Liya Lustiya (17) Ichlaula M(15) Kholifatur R (18)

2. DEFINISIDefisiensi besi adalah penyebab anemia yang terseringdi semua negara di dunia. Defisiensi besi merupakanpenyebab terpenting suatu anemia mikrositikhipokrom, dengan ketiga indeks eritrosit(MCV, MCH, MCHC) berkurang dan sediaan apus darah menunjukkan eritrosit yang kecil (mikrositik) dan pucat (hipokrom). 3. GAMBARAN KLINIS Bila defisiensi besi berkembang, cadangan RE (haemosiderindan feritin) menjadi kosong sama sekali sebelum anemia terjadi.Pada stadium dini, biasanya tidak ada abnormalitasklinis, pasien mungkin mengalami gejala dan tanda umumanemia dan juga memperlihatkan glositis (radang lidah) yangtidak nyeri, stomatitis angularis, kuku sendok rapuh(koilorikia), disfagia yang menyebabkan pharyngeal web dannafsu makanan yang tidak biasa. Gastritis atrofi dan sekresilambung yang berkurang, biasanya reversibel dengan terapibesi,terjadi pada sebagian pasien. 4. ETIOLOGI terjadinya ADB sangat ditentukan oleh kemampuanabsorpsi besi, diet yang mengandung besi, kebutuhanbesi yang meningkat dan jumlah yang hilang Kekurangan besi dapat disebabkan:1. Kebutuhan yang meningkat secara fisiologis Pertumbuhan Menstruasi 5. ETIOLOGI2. Kurangnya besi yang diserap Masukan besi dari makanan yang tidak adekuat Malabsorpsi3. Perdarahan4. Transfusi feto-maternal5. Hemoglobenuria6. Iatrogenic blood lass 6. ETIOLOGI7. Idiopathic pulmonary hemosiderosis8. Latihan yang berlebihan 7. PATOFISIOLOGI ANEMIAMIKROSITIK HIPOKROM 1. Anemia defisiensi besi terjadi dalam 3 tahapTahap 1 (tahap prelaten), dimana yang terjadi penurunanhanya kadar feritin (simpanan besi)Tahap 2 (tahap laten), dimana feritin dan saturasi transferinturun (tetapi Hb masih normal)Tahap 3 (tahap def. besi), dimana feritin, saturasi transferindan Hb turun (eritrosit menjadi mikrositik hipokrom) 8. PATOFISIOLOGI ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROM2. Anemia pada penyakit kronisAnemia ini biasanya bersifat sekunder, dalamarti ada penyakit primer yang mendasarinya.Perbedaan anemia ini dengan anemiadefisiensi besi tampak pada feritin yang tinggidan TIBC yang rendah 9. PATOFISIOLOGI ANEMIAMIKROSITIK HIPOKROM3. Anemia sideroblastikTerjadi karena adanya gangguan pada rantaiprotoporfirin. Menyebabkan besi yang ada disumsum tulang meningkat sehingga besi masukke dalam eritrosit yang baru terbentuk danmenumpuk pada mitokondria perinukleus. 10. PATOFISIOLOGI ANEMIAMIKROSITIK HIPOKROM4. ThalasemiaTerjadi karena gangguan pada rantai globin.Thalasemia dapat terjadi karena sintesis hb yangabnormal dan juga karena berkurangnyakecepatan sintesis rantai alfa atau beta yangnormal. 11. TERJADINYA ANEMIA KARENAKEKURANGAN ZAT BESIAnemia karena kekurangan zat besi biasanya terjadi secarabertahap, melalui beberapa stadium, gejalanya baru timbul padastadium lanjut. Stadium 1. Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehinggamenghabiskan cadangan dalam tubuh, terutama di sumsum tulang.Kadar ferritin (protein yang menampung zat besi) dalam darahberkurang secara progresif. Stadium 2. Cadangan besi yang telah berkurang tidak dapatmemenuhi kebutuhan untuk pembentukan sel darah merah, sehinggasel darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit. 12. TERJADINYA ANEMIA KARENAKEKURANGAN ZAT BESI Stadium 3. Mulai terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darahmerah tampak normal, tetapi jumlahnya lebih sedikit. Kadarhemoglogin dan hematokrit menurun. Stadium 4. Sumsum tulang berusaha untuk menggantikankekurangan zat besi dengan mempercepat pembelahan sel danmenghasilkan sel darah merah dengan ukuran yang sangat kecil(mikrositik), yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi. Stadium 5. Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besidan anemia, maka akan timbul gejala-gejala karena kekuranganzat besi dan gejala-gejala karena anemia semakin memburuk. 13. PEMERIKSAAN LABORATORIUMYANG MENDUKUNG Untuk anemia mikrositik hipokrom, dilakukan pemeriksaanNER (Nilai eritrosit rata-rata) yang terdiri dari VER, HER, KHER1. VER/MCV (Volume Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingannilai hematokrit dengan jumlah eritrosit (dalam juta) x 10.Satuannya fL. Nilai normalnya 80-98 fL.Jika lebih besar dari pada normal : eritrositnya makrositerJika lebih kecil dari pada normal : eritrositnya mikrositer. 14. PEMERIKSAAN LABORATORIUMYANG MENDUKUNG 2. HER/MCH (Hemoglobin Eritrosit Rata-rata). Yaituperbandingan nilai hemoglobin dengan jumlah eritrosit (dalamjuta ) x 10 . Satuannya pg. Nilai normalnya 27-32 pgJika lebih kecil dari normal biasanya eritrosit hipokrom3. KHER/MCHC (Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata).Yaitu perbandingan nilai hemoglobin dengan nilai hematokrit x100. Satuannya g/dL. Nilai normalnya 31-35 g/dL.Jika lebih kecil dari normal biasanya eritrosit hipokrom. 15. PENATALAKSANAAN ANEMIAMIKROSITIK HIPOKROM 1. Anemia defisiensi besia. Terapi besi oralBerhasilnya terapi anemia defesiensi besi dengan preparat besioral akan mengakibatkan retikulositosis yang cepat dalam waktukira-kira satu minggu, peningkatan kadar hemoglobin yangberarti dalam 2-4 minggu, dan perbaikan anemia yangsempurna dalam 1-3 bulan. Terapi harus dilanjutkan selama 3-6bulan untuk mengisi kembali cadangan besi tubuh 16. PENATALAKSANAAN ANEMIAMIKROSITIK HIPOKROM 1. Anemia defisiensi besib. Terapi besi parenteralbiasa digunakan untuk pasien yang tidak bisa mentoleransipenggunaan besi oral. Besi-sorbitol-sitrat diberikan secarainjeksi intramuskular. Ferri hidroksida-sukrosa diberikan secarainjeksi intravena lambat atau infus 17. PENATALAKSANAAN ANEMIAMIKROSITIK HIPOKROM c. Pengobatan LainDiet, diberikan makanan bergizi tinggi protein terutama yangberasal dari protein hewani. Vitamin C diberikan 3 x 100mg perhari untuk meningkatkan absorpsi besi. Transfusi darah, padaanemia def. Besi dan sideroblastik jarang dilakukan (untukmenghindari penumpukan besi pada eritrosit) 18. PENATALAKSANAAN ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROM 2. Anemia pada penyakit kronik. Tidak ada pengobatankhusus yang mengobati penyakit ini, sehingga pengobatanditujukan untuk penyakit yang mendasarinya. Jika anemiamenjadi berat, dapat dilakukan transfusi darah dan pemberianeritropoietin. 19. PENATALAKSANAAN ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROM3. Anemia sideroblastik. Penatalaksanaan anemia ini dapat dilakukandengan veneseksi dan pemberian vit B6 (pyridoxal fosfat). Setiap unit darahyang hilang pada veneseksi mengandung 200-250 mg besi.4. Thalasemia. Transfusi darah dapat dilakukan untuk mempertahankankadar Hb >10 g/dL. Tetapi transfusi darah yang berulang kadangmengakibatkan penimbunan besi, sehingga perlu dilakukan terapi kelasibesi