anemia hipokrom mikrositer

29
Presentasi Kelompok III KASUS I

Upload: martin-renyut-n

Post on 25-Jul-2015

87 views

Category:

Health & Medicine


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anemia Hipokrom Mikrositer

Presentasi Kelompok III

KASUS I

Page 2: Anemia Hipokrom Mikrositer

PBL 1

Page 3: Anemia Hipokrom Mikrositer

Laporan Kasus• Seorang mahasiswa berusia 20 tahun datang dengan keluhan

lesu, lemah, letih, kurang gairah belajar. Pada anamnesis tambahan didapatkan bahwa menstruasi yang banyak dan lama, lebih dari 7 hari, disertai keputihan. Dari pertanyaan tambahan diketahui bahwa pasien juga mengeluhkan keluarnya cairan putih susu dari vagina yang disertai rasa gatal.

Page 4: Anemia Hipokrom Mikrositer

Pendahuluan

Page 5: Anemia Hipokrom Mikrositer

Anemia

• Anemia (dalam bahasa Yunani : tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berada di bawah normal.

• Anemia dapat disebabkan oleh banyak hal diantaranya adalah perdarahan hebat, berkurangnya pembentukan sel darah merah dan meningkatnya penghancuran sel darah merah.

• Beberapa gejala anemia diantaranya adalah kelelahan, merasa lesu, kurang bertenaga dan kepala terasa melayang.

• Secara praktis anemia ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematrokit atau hitung eritrosit (red cell count).

Page 6: Anemia Hipokrom Mikrositer

Status Pasien

Page 7: Anemia Hipokrom Mikrositer

Anamnesis- Identitas Pasien :

– Nama : Nn. X– Usia : 20 tahun– Jenis Kelamin : wanita

- Riwayat Penyakit Sekarang :– Keluhan utama :

• lesu, lemah, letih, kurang gairah belajar.– Keluhan tambahan :

• menstruasi yang banyak dan lama, lebih dari 7 hari, disertai keputihan. • pasien juga mengeluhkan keluarnya cairan putih susu dari vagina yang disertai rasa

gatal.

Page 8: Anemia Hipokrom Mikrositer

- Anamnesis Tambahan :– Identitas :

• Alamat• Pekerjaan• Agama• Suku bangsa

– Riwayat penyakit dahulu

– Riwayat penyakit keluarga

Page 9: Anemia Hipokrom Mikrositer

Pemeriksaan Fisik• Status Generalis

– Keadaan Umum– Kesadaran– Tanda Vital

• Tekanan Darah• Frekuensi nadi• Respirasi• Suhu• Antropometri

• Status Dermatologikus– Inspeksi

Page 10: Anemia Hipokrom Mikrositer

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium Diagnosis

Sekret vagina Hematologi

Page 11: Anemia Hipokrom Mikrositer

Pemeriksaan PenunjangHasil pemeriksaan pasien Jumlah normal

Hb : 6.5 gr/dL Pria : 13-18 g/dL ; Wanita : 11,5-16,5 g/dLWanita hamil : 11-16,5 g/dL ; Anak : 12-14 g/dL

Ht : 17% 40-48%

Leukosit : 10.800 5.000 – 10.000 /ul

Eritrosit : 2.500.000 4.500.000 – 5.500.000/ul

LED : 40 mm/jam Pria 0-15 mm/jamWanita 0-20 mm/jam (Westergren)

Differential count : 0/2/4/65/32/6 Basofil 0-1 %Eosinofil 1-3%Netrofil batang 1-6%Netrofil segmen 40-6-%Limfosit 20-40%Monosit 1-8%

MCV : 70 fl 82-92 fl

MCH : 26 pg 27-31 pg

MCHC : 37.1 g/dL 32-36 g/dL

Sekret Vagina : Candida Albicans

Page 12: Anemia Hipokrom Mikrositer

Diagnosis

Page 13: Anemia Hipokrom Mikrositer

Anemia Hipokrom Mikrositer

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan interpretasi hasil laboratorium, pasien menderita anemia hipokrom mikrositer yang dapat disebabkan oleh defisiensi zat besi atau Thalassemia. Pasien juga terinfeksi oleh jamur Candida albicans. Anemia dapat menimbulkan gejala diantaranya seperti yang dialami oleh pasien yaitu lesu, lemah, letih, serta kurang gairah untuk beraktivitas.

Page 14: Anemia Hipokrom Mikrositer
Page 15: Anemia Hipokrom Mikrositer

Patofisiologi

Page 16: Anemia Hipokrom Mikrositer

Flora normal vagina

Lactobacillus Candida Albicans

Lactobacillus

Candida Albicans

Menorrhagia

Anemia

Flora vagina pasien

Page 17: Anemia Hipokrom Mikrositer

Menorrhagia

• Menorrhagia didefinisikan sebagai perdarahan yang banyak pada siklus menstruasi. Secara klinik, menorrhagia didefinisikan sebagai jumlah darah yang hilang melebihi 80 ml per siklus atau menstruasi lebih dari 7 hari. Pasien yang kehilangan lebih dari 80 ml darah, terutama berulang, dapat terkena anemia defisiensi besi. Menorrhagia merupakan penyebab anemia tersering pada wanita premenopause.

Page 18: Anemia Hipokrom Mikrositer

Menorrhagia

• Terdapat beberapa kondisi yang dapat menyebabkan menorrhagia, diantaranya:– Ketidakseimbangan hormonal– Disfungsi ovarium– Intra Uterine Device (IUD)

Page 19: Anemia Hipokrom Mikrositer

Penatalaksanaan

Page 20: Anemia Hipokrom Mikrositer

• Dapat diberikan suplemen yang mengandung zat besi dan perbaikan nutrisi untuk penatalaksanaan anemia. Pengobatan menorrhagia dapat dengan pil kontrasepsi oral yang bekerja menekan pelepasan pituitary gonadotropin (FSH, LH dan PRL) yang dapat mencegah ovulasi dan juga dengan terapi progesteron.

• Pengobatan kandida terbagi menjadi pengobatan topikal dengan larutan, salep, serta pengobatan sistemik yang diberikan secara oral.

• Pengobatan topikal dilakukan dengan pemberian:– Larutan gentian violet 1% pada kulit dan selaput lendir.– Derivat azol: klotrimazol, mikonazol, ekonazol, bifonazol, isokonazol,

tiokonazol.– polien: nistatin, amfoterisin-B.

• Untuk pengobatan sistemik secara oral diberikan derivat azol dalam bentuk sediaan oral seperti itrakonazol dan flukonazol. Flukonazol 150 mg diberikan sebagai dosis tunggal.

Page 21: Anemia Hipokrom Mikrositer

Pencegahan

Page 22: Anemia Hipokrom Mikrositer

• Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan vitamin dengan makan yang sehat, variasi makanan, termasuk:

– Besi

– Folat

– Vitamin B12

– Vitamin C

Page 23: Anemia Hipokrom Mikrositer

Prognosis

Page 24: Anemia Hipokrom Mikrositer

• Ad Vitam : Bonam• Ad Functionam : Bonam• Ad Sanationam : Bonam

Page 25: Anemia Hipokrom Mikrositer

Kesimpulan

Page 26: Anemia Hipokrom Mikrositer

• Pasien menderita anemia hipokrom mikrositer yang disebabkan oleh defisiensi zat besi akibat perdarahan saat menstruasi yang berlebihan dan didapatkan Candida albicans pada sekret vagina. Penatalaksanaan pada pasien ini adalah terapi topikal dan peroral untuk menyembuhkan infeksi Candida albicans dan perbaikan nutrisi serta pemberian suplemen yang mengandung zat besi.

Page 27: Anemia Hipokrom Mikrositer

Daftar Pustaka• 1. Dugdale DC, 2009. RBC Indices. [online]. Available from :• http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003648.htm [Accessed, May

27th 2010]• 2. Chen YB, Zieve D, 2009. Anemia. [online]. Available from :

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000560.htm [Accessed, May 27th 2010]

• 3. MayoClinic staff, 2009. Menorrhagia. [online]. Available from: http://www.mayoclinic.com/health/menorrhagia/DS00394/DSECTION=causes. Last update : June 25, 2009 [Accessed, May 28th 2010.]

• 4. Wahyuningsih R, Susilo J. Kandidiasis. in : Sutanto I, editors. Parasitologi Kedokteran. 4th ed. Jakarta : Balai Penerbit FKUI;2008. p. 360-1.

• 5. MIMS Indonesia Staff. 2010. Vaginal Candidiasis. [online]. Available from:http://mims.com/Page.aspx?menuid=mng&name=fluconazole&CTRY=ID&brief=false#Dosage. Last update : 2010. [Accessed, May 28th 2010]

Page 28: Anemia Hipokrom Mikrositer

Kelompok III • Angelika 030.09.020• Athika Rodhya 030.09.034• Boy Sandy Sunardhi 030.09.048• Denata Prabhasiwi 030.09.062• Dyka Jafar Hutama Putra 030.09.188• Firdha Aqmarina 030.09.090• Gusti Wahyu Adinanthera 030.09.104• Ida Udhiah 030.09.118• Krisna Adiyuda 030.09.132• Martin Renyut Nisnoni 030.09.146• Muhammad Taufiq Hidayat 030.09.160• Putri Nabilah Candra 030.09.188• Wicaksono Harry 030.09.248

Page 29: Anemia Hipokrom Mikrositer

Terimakasih