anemia megaloblastik

Upload: novi-bismaniacssmashblast

Post on 19-Jul-2015

589 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

ANEMIA MEGALOBLASTIKSabtu, 12 Maret 2011ASKEP ANEMIA MEGALOBLASTIK

MAKALAHGANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI ASKEP ANEMIA MEGALOBLASTIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI STIKBA PRODI S1 KEPERAWATAN 2009-2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem Hemetologi & Imunologi yang berjudul Askep Anemia Megaloblastik tepat pada waktunya Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengrjaan makalah ini. Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat lebih banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jambi, 15 Desember 2009

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. LAMPIRAN ................................................................................................ KATA PENGANTAR ............................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 Latar Belakang ............................................................................... Rumusan Masalah .......................................................................... Tujuan ............................................................................................ 1 1 2 i ii iii

BAB II KONSEP DASAR TEORI 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 Pengertian Anemia Megaloblastik.................................................. Etiologi........................................................................................... Klasifikasi ...................................................................................... Patofisiologi.................................................................................... Manifestasi klinis............................................................................ Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 3 4 5 6 8 9

Penatalaksanaan.............................................................................. 10 Asuhan Keperawatan...................................................................... 11 BAB III PENUTUP

3.1 3.2

Kesimpulan .................................................................................... 25 Saran .............................................................................................. 25 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel megaloblas dalam sumsum tulang.Sel megaloblas adalah sel precursor eritrosit dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimana maturasi sitoplasma normal tetapi inti besar dengan susuna kromosom yang longgar. Biasanya berbentuk makrositik atau pernisiosa.Penyebabnya anemia megaloblastik adalah defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat, gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat dan Gangguan sintesisi DNA. Pengobatan :

Asam tolik 15 30 / hari. Vitamin B12 3 x 1 tablet perhari. Sulfas ferosus 3 x 1 tablet per hari. Pada kasus berat dan pengobatan oral, hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi darah. Dalam makalah ini penulis membahasa tentang konsep teori serta Asuhan keperawatan pada anemia megaloblastik.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan masalah yaitu sebagai

berikut : 1. Apa Pengertian dari Anemia Megaloblastik? 2. Apa Etiologi dari anemia Megaloblastik? 3. Apa saja klasifikasi dari Anemia Megaloblastik ? 4. Bagaimanakah patofisiologis pada anemia Megaloblastik? 5. Apa saja manifestasi dari anemia Megaloblastik? 6. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dilakukan ? 7. Bagaimankah penatalaksanaan nya ? 8. Bagaimnakah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Anemia Megaloblastik ? 1.3 Tujuan

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Hematologi & Imunologi yang berjudul Askep Anemia Megaloblastik. Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tentang konsep skoliosis serta proses keperawatan dan pengkajiannya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Pengertian

Anemia Megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena terhambatnya dan eritrosit yang tidak berfungsi Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel megaloblas dalam sumsum tulang.Sel megaloblas adalah sel precursor eritrosit dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimN maturasi sitoplasma normal tetapi inti besar dengan susuna kromosomyang longgar. Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus. Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama kehamilan, kadar nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein pengangkut B12 transkobalamin (zamorano dkk, 1985). Wanita yang telah menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin (vitamin B12) intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara bersamaan mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak diobati).

2.2

Etiologi Penyebab anemia megaloblas adalah sebagai berikut :

1. a.

Defisiensi Vit B12 Asupan kurang ; pada vegetarian

b. Malabsopsi Dewasa

anemia pernisiosa,gastrektomi total/parsial,penyakit Chorns,parasit,limfoma ususu halus,obatobatan (naomisin,etanol,KCL) Anak-anak : anemia pernisiosa,gangguan sekresi,factor intrinsic lambung dan gangguan reseptor kobalamin di ileum c. Gangguan metabolisme seluler Defisiensi enzim,abnormallitas protein pembawa kobalamin (defisiensi transkobalamin), dan paparan nitrit oksida yang berlangsung lama. d. Infeksi cacing pita. 2. a. Defisiensi Asam Folat asupan kurang Gangguan nutrisi Alkoholoisme, bayi premature, orang tua hemodialisis dan anoreksia nervosa. Malabsopsi Gastrektomi parsial,reseksi usus halus,penyakit Crohns, scleroderma dan obat antikonvulsan. b. Peningkatan kebutuhan Kehamilan,anemka hemolitik,keganasan,hipertiroidisme, serta eritropoesis yang tidak efektif (anemia pernisiosa,anemia sideroblastik,leukemia dan anemia hemolitik). c. Gangguan metabolisme folat Alkoholisme,defisiensi enzim d. Penurunan cadangan folat di hati Alkoholisme,sirosis non alkoholik dan hepatoma. 3. 4. a. Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat. Gangguan sintesisi DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini : defisiensi enzim congenital

b. didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.

2.3

Klasifikasi Menurut penyebabnya anemia megaloblastik di bagi beberapa Jenis :

1. a.

Anemia megaloblastik karena defisiensi Vitamin B12 Penderita yang tidak makan daging hewan atau ikan,telur serta susu yang mengandung vitamin B12.

b. Adanya malabsorpsi akibat kelaianan pada irgan berikut ini, Kelainan lambung (anemia pernisiosa, kelainan congenital,factor intrinsic, serta gastrektomi total atau parsial) Kelainan usus (intestinal loop syndrome, tropical sprue dan post reseksi ileum) 2. a. Anemia megaloblastik karenma defisiensi asam folat disebabkan oleh makanan yang kurang gizi asam folat,terutama pada orang tua,fakir miskin,gastrektomi parsial dan anemia akibat hanya minum susu kambing. b. Malabsorpsi asam folat karena penyakit usus c. Kebutuhan yang meningkat akibat keadaan fisiologis (hamil,laktasi prematuritas) dan keadaan fatologis (anemia hemolitik, keganasan serta penyakit kolagen). d. Ekskresi asam folat yang berlebihan lewat usus biasanya terjadi pada penyakit hati yang aktif atau kegagalan faal jantung. e. 3. Obat-obatan antikonvulsan dan sitostatik tertentu. Anemia megaloblastik karena kombinasi defisiensi vitamin B12 dan asam folat Merupakan anemia megaloblastik akibat defisiensi enzim congenital atau pada eritroleukemia. 2.4 Patofisiologi Timbulnya mebaloblas adalah akibat gangguan maturasi sel karena terjadi gangguan sintesis DNA sel-sel eritroblast akibat defisiensi asam folat dan vitamin B12, diman vitamin B12 dan asam folat berfungsi dalam pembentukan DNA onti sel dan secara khusus untuk vitamin B12 penting dalam pembentukan mielin. Akibat gangguan sintesis DNA pada inti eritoblas ini, maka meturasi ini lebih lambat sehingga kromatin lebih longgar dan sel menjadi lebih besar Karena pembelahan sel yang lambat. Sel eritoblast dengan ukuran yang lebih besar serta susunan kromatin yang lebih longgar di sebut sebagai sel megaloblast. sel megaloblast ini fungsinya tidak normal,dihancurkan saat masih dalam sumsum tulang sehhingga terjadi eritropoesis inefektif dan masa hidup eritrosit lebih pendek yang berujung pada terjadinya anemia.

Web Of Causation

2.5

Manifestasi Klinis Semua pasien ini memiliki temuan khas anemia megaloblastik bersama dengan nyeri lidah. Gejala defisiensi asam folat dan vitamin B12 hampir mirip, dan kedua anemia ini dapat terjadi bersama. Tetapi manifestasi neurologist defisiensi asam folat dan akan menetap bila tidak diberikan tambahan vitamin B12. maka harus dibedakan dengan teliti antara kedua bentuk anemia tersebut. Kadar serum kedua vitamin tersebut dapat di ukur. Gejala klinis yang biasanya muncul pada anemia megaloblastik adalah sebagai berikut : 1. Tubuh lemah,tidak bertenaga dan pucat 2. Anemia karena eritropoesis yang efektif 3. Ikterus ringan akibat pemecahan globin 4. Glositis dengan lidah berwarna merah, halus, seperti daging (buff tongue), stomatitis angularis,dan nyeri. 5. Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan: kesemutan di tangan dan kaki hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan pergerakan yang kaku. 6. purpura trombositopeni karena maturasi megakariosit terganggu. 7. Pada defisiensi vitamin B12 dijumpai gejala neoropati sebagai berikut: Neuropati perifer Mati rasa,terbakar pada jari. Kerusakan kolumna Posterior Gangguan posisi,vibrasi Kerusakan kolumna lateralis. Spastisitas dengan deep reflex hiperaktif dan gangguan serebrasi. Gejala lainnya adalah: buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar penurunan berat badan warna kulit menjadi lebih gelap

penurunan fungsi intelektual. 2.6 Pemeriksaan Penunjang 1. Darah Tepi : anemia makrositer dimana sel-sel eritrosit membesar anisositosis (ukuran eritrosit abnormal bervariasi) poikilositosis (bentuk eritrosit yang tidak beraturan) lekopenia, netropenia hipersegmentasi trombositopenia ditemukannya normoblas di dalam darah tepi.

Gambar 1.sediaan apus darah tepi menunjukkan netrofil yang hipersegmentasi dan ukuran sel eritrosit yang besar

2. Sumsum Tulang: Eritropoesis: sel besar-besar, pertumbuhan sitoplasma lebih cepat dari pada inti, banyak ditemukan sel primitif (promegaloblas dan megaloblas basofil). Lekopoesis: sel besar-besar, banyak ditemukan granulosit atifikal, giant netrofil batang, terjadi disosiasi inti dan sitoplasma (misalnya mielosit granula jarang), hipersegmentasi sel netrofil. Trombopoesis: megakariosit biasanya menurun, atifikal, agranulasi, terjadi hipersegmentasi nukleus.

2.7

Penatalaksanaan Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12. vegetarian dapat di cegah atau di tangani dengan penambahan vitamin per oral atau melalui susu kedelai yang diperkaya. Apabila defisiensi disebabkan oleh defek absorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik,dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM. Pada awalnya, B12 diberikan tiap hari, namun kemudian kebanyakan pasien dapat ditangani dengan pemberian vitamin b12 100 gram IM tiap bulan, cara ini dapat menimbulkan penyembuhan dramatis pada pasien yang sakit berat. Hitung retikulasi meningkat dalam beberapa hari. Manifestasi neurorologis memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh,apabila terdapat neuropati berat, paralisis dan inkontinensia, pasien mungkin tidak dapat sembuh secara penuh. Untuk mencegah kekambuhan anemia,terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi. Terapi pengobatan yang biasa digunakan adalah sebai berikut : 1. Terapi suportif

Transfusi bila ada hipoksia dan suspensi trombosit bila trombosotopenia mengancam jiwa. 2. Terapi untuk defisiensi vitamin B12

Terapi yang biasa digunakan untuk mengatasi terapi defisiensi vitamin B12 adalah sebagai berikut: a. diberikan vitamin B12 100-1000 Ug intramuskular sehari selama dua minggu,selanjutnya 1001000 Ug IM setia bulan. Bila ada kelainan neurologist,terlebih dahulu diberikan setiap dua minggu selama enam bulan,baru kemudian diberikan sebulan sekali. Bila penderita sensitive terhadap pemberian suntikan dapat diberikan seara oral 1000 Ug sekali sehari,asal tidak terdapat gangguan absopsi. b. Transfuse darah sebaiknya di hindari,kecuali bila ada dugaan kegagaln faal jantung, hipotensi postural,renjatan atau infeksi berat. Bila diperlukan transfuse darah sebaiknya diberi eritrosit yang di endapkan. 3. Terapi untuk defisiensi asam folat

Diberikan asam folat 1-5 mg/hari per oral selama empat bulan, asal tidak terdapat gangguan absopsi. 4. Terapi penyakit dasar

Menghentikan obat-obatan penyebab anemia megaloblastik. 2.8 Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Anemia Megaloblastik

a. Identitas Klien b.Riwayat Kesehatan RKD (Riwayat Kesehatan Dahulu) Kemungkinan klien kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat, Fe dan vitamin B12 a. RKK (Riwayat Kesehatan Keluarga) RKS (Riwayat Kesehatan Sekarang): Klien terlihat keletihan dan lemah.

b. Muka klien pucat. c. Mengeliuh nyeri mulut dan lidah. c. Kebutuhan dasar 1. Aktivitas / Istirahat a. Keletihan, kelemahan otot, malaise umum

b. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak c. Takikardia, takipnea ; dipsnea pada saat beraktivitas atau istirahat

d. Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya e. f. Ataksia, tubuh tidak tegak Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda tanda lain yang menunjukkan keletihan 2. Sirkulasi a. Mulut dan membran mukosa (konjungtiva, faring dan bibir) pucat

b. Pengisian kapiler melambat. c. Rambut kering, mudah putus

3. Integritas Ego a. Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan mis transfusi darah

b. Depresi 4. Eliminasi a. Sindrom malabsorpsi

b. Diare c. Penurunan haluaran urine

5. Makanan / cairan a. Penurunan masukan diet

b. Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring) c. Anoreksia

d. Adanya penurunan berat badan e. f. Membrane mukusa kering,pucat Turgor kulit buruk, kering, tidak elastis

g. Stomatitis 6. Neurosensori a. Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi

b. Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata c. Kelemahan, keseimbangan buruk, parestesia tangan / kaki

d. Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis e. f. Tidak mampu berespon lambat dan dangkal Gangguan koordinasi, ataksia

7. Pernapasan a. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas

b. Takipnea, ortopnea dan dispnea

eperawatan 1. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel. 2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah

4.

Risiko tinggi terhadap infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).

5.

Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat.

6.

Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

NO Diagnosa Keperawatan 1.

Tujuan

Intervensi

Rasional

Perubahan perfusi Peningkatan jaringan penurunan komponen seluler yang diperlukan KH : Klien perfusi b.d jaringan

perfusi - Awasi tanda - tanda vital kaji warna pengisian

Memberikan

kapiler, informasi tentang

kulit/membrane derajat/keadekuata n perfusi jaringan membantu

mukosa, dasar kuku. menunjukkan adekuat,

- Tinggikan kepala tempat dan tidur sesuai toleransi.

untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.

menetukan kebutuhan intervensi. Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan

misalnya tanda vital stabil.

- Awasi upaya pernapasan oksigenasi

untuk

; auskultasi bunyi napas kebutuhan seluler. perhatikan adventisius. bunyi Catatan :

kontraindikasi bila ada hipotensi. Gemericik menununjukkan

-

Selidiki keluhan nyeri gangguan jajntung dada/palpitasi. karena regangan

Hindari penggunaan botol jantung penghangat atau botol air lama/peningkatan

panas. mandi

Ukur

suhu

air kompensasi curah

dengan jantung. Iskemia seluler

thermometer. -

Kolaborasi pengawasan mempengaruhi hasil pemeriksaan jaringan

laboraturium. Berikan sel miokardial/ darah lengkap/packed merah potensial produk infark. risiko

darah sesuai indikasi. Berikan oksigen

tambahan sesuai indikasi.

-

Termoreseptor jaringan dangkal dermal karena

- Kaji untuk respon verbal gangguan oksigen melambat, mudah

terangsang,agitasi,ganggu an memori dan binggung.

-

Mengidentifikasi defisiensi kebutuhan pengobatan /respons terhadap terapi. dan

-

Memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.

-

Dapat mengindikasikan gangguan serebral karena atau B12. hipoksia difisiensi

2.

Intoleransi aktivitas

Dapat b.d mempertahankan

-

Kaji kemampuan ADL pasien.

Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan

ketidakseimbangan /meningkatkan antara oksigen (pengiriman) kebutuhan. dan KH : melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk suplai ambulasi/aktivitas. Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, -

Menunjukkan

gaya jalan dan kelemahan perubahan otot neurology karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi Observasi tanda-tanda keamanan pasien/risiko cedera Berikan tenang, Manifestasi

aktivitas sehari-hari) menunjukkanpenurunan intolerasi misalnya pernapasan,

tanda vital sebelum dan sesudah fisiologis, aktivitas. nadi, dan

tekanan darah masihdalam rentang normal

lingkungan kardiopulmonal batasi dari upaya jantung paru untuk

pengunjung, dan kurangi dan

suara bising, pertahankan membawa jumlah tirah baring bila di oksigen adekuat ke jaringan

indikasikan

-

Gunakan menghemat

teknik -

Meningkatkan untuk

energi, istirahat

anjurkan pasien istirahat menurunkan bila terjadi kelelahan dan kebutuhan oksigen kelemahan, pasien aktivitas anjurkan tubuh melakukan menurunkan semampunya regangan dan paru jantung dan

(tanpa memaksakan diri).

-

Meningkatkan aktivitas bertahap normal memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol. secara sampai dan

3.

Perubahan nutrisi Kebutuhan kurang kebutuhan b.d untuk atau mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang dari terpenuhi tubuh KH : -

nutrisi -

kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang di sukai.

-

Mengidentifikasi defisiensi,mendug a kemungkinan intervensi. Mengawasi masukan kalori atau kualitas

kegagalan mencerna ketidak

Menunujukkan

Obswerpasi dan catat masukan makanan pasien-

peningkatan /mempertahankan berat nilai normal. badan dengan laboratorium Timbang BB setiap hari.

kekurangan konsumsi makanan.

diperlukan pembentukan darah merah

untuk-

Tidak

mengalami -

Berikan makanan sedikitdan prekuensi sering

Mengawasi penurunan BB,efektivitas intervensi nutrrisi

sel tanda mal nutrisi. Menununjukkan perilaku, pola perubahan untuk

hidup

Observasi dan catat

Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan juga mencegah distensi gaster.

meningkatkan dan atau -

mempertahankan berat kejadian mual atau badan yang sesuai. muntah,flatus dan gejala lain yang berhubungan. Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik sebelum dan sesudah -

gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ.

makan,gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut.berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka. Konsul pada ahli gizi -

meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral,menurunkan

-

Pantau pemerikasaan

pertumbuhan

laboratorium misalnya Hb bakteri,meminimal / Ht,albumin ,protein,besi serum, B12, asam folat, elektrolit serum. Berika obat sesuai indikasi misalnya vitamin dan suplemen mineral (vit B12, asam folat(flovite), kan kemungkinan infeksi.teknik perawatan mulut khusus mungkin di perlukan bila jringan rapuh,luka, pendarahan dan

asam askorbat(vitC),besi dextran (IM/IV)). -

nyeri berat. Membantu dalam membuat rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individu. meningkatkan efektivitas

-

Asam hidroklorida (HCI)

program pengobatan

-

Berikan diet halus, jumlah serat, hindari makanan panas, pedas atau terlalu asam sesuai indikasi.

termasuk sumber diet nutrisi yang dibutuhkan.

-

Berikan suplemen nutrisi misalnya ensure, isokal. kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia atau adanya masukan oral yang buruk dan defisiensi yang di identifikasi.di berikan sampai deficit diperkrakan teratasi dan di simpan untuk yang tak dapat di

absorpsi atau terapi besi oral, atau bila kehilang darah terlalu cepat untuk penggantian oral secara efektif. mempunyai sifat absorpsi vitamin B12 selama minggu pertama terapi. bila ada lesi oral, nyeri dapat membatasi tipe makanan yang dapat di toleransi pasien.

-

menigkatkan masukan protein dan kalori.

4.

Risiko terhadap b.d adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia,

tinggi Infeksi tidak terjadi. Tingkatkan cuci tangan infeksi KH : tidak mengidentifikasi perawatan dan pasien untuk infeksi.

mencegah

yang baik ; oleh pemberi kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien Pertahankan teknik anemia dengan

perilaku

mencegah/menurunkan risiko -

meningkatkan aseptic ketat pada berat/aplastik penyembuhan luka, prosedur/perawatan luka dapat berisiko atau bebas drainase purulen Berikan perawatan kulit, akibat flora normal

penurunan

atau

eritema,

dan perianal dan oral dengan kulit. cermat menurunkan risiko kolonisasi/infeksi Motivasi posisi/ambulasi perubahan bakteri yang

granulosit (respons demam. inflamasi tertekan).

sering, latihan batuk dan menurunkan risiko napas dalam kerusakan kulit/jaringan dan infeksi Tingkatkan cairan adekuat masukkan meningkatkan ventilasi semua

segmen paru dan membantu memobilisasi sekresi mencegah pengunjung. isolasi memungkinkan Pantau/batasi pneumonia Berikan membantu dalam bila pengenceran secret pernapasan untuk mempermudah pengeluaran mencegah Pantau suhu tubuh. Catat cairan adanya menggigil dengan dan misalnya atau pernapasan ginjal. membatasi pemajanan pada dan dan stasis tubuh untuk

takikardia

tanpa demam Amati eritema/cairan luka

bakteri/infeksi.

Perlindungan Ambil specimen untuk isolasi dibutuhkan kultur/sensitivitas indikasi sesuai pada aplastik, respons Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik anemia bila imun

sangat terganggu. adanya proses

inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobata n. indikator infeksi lokal. Catatan :

pembentukan pus mungkin tidak ada bila tertekan. membedakan adanya infeksi, granulosit

mengidentifikasi pathogen dan mempengaruhi pilihan pengobatan mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau khusus

untuk pengobatan proses local 5. Konstipasi atau Membuat/kembali pola dari Observasi warna feses,Membantu infeksi

Diare berhubungan normal dengan penurunan usus. masukan perubahan pencernaan; samping obat. diet; KH:

fungsi konsistensi, frekuensi dan mengidentifikasi jumlah penyebab pemberat Auskultasi bunyi usus intervensi tepat. - bunyi usus secara Awasi intake dan output umum meningkat (makanan dan cairan). pada diare dan pada /factor dan yang

Menunjukkan hidup,

proses perubahan efek perilaku/pola terapi yang sebagai

diperlukan penyebab, -

factor pemberat.

menurun konstipasi -

dapat

Dorong masukkan cairan mengidentifikasi 2500-3000 ml/hari dalam dehidrasi, toleransi jantung kehilangan berlebihan alat atau dalam

mengidentifikasi Hindari makanan yang defisiensi diet membentuk gas Kaji kondisi membantu dalam

kulit memperbaiki feses

perianal dengan sering, konsistensi catat perubahan kondisi bila kulit atau mulai Akan

konstipasi. membantu

kerusakan.

Lakukan memperthankan

perawatan perianal setiap status hidrasi pada defekasi bila terjadi diare. Kolaborasi ahli gizidiare menurunkan

untuk

diet

siembang distress gastric dan

dengan tinggi serat dan distensi abdomen bulk. mencegah ekskoriasi dan kerusakan kulit

-

Berikan pelembek feses, stimulant ringan, laksatif pembentuk enema Pantau (kolaborasi) bulk atau

sesuai

indikasi. serat menahan

keefektifan.-

enzim pencernaan

-

Berikan obat antidiare, dan mengabsorpsi misalnya Hidroklorida Defenoxilat air dengan alirannya dalam

atropine (Lomotil) dan sepanjang traktus obat mengabsorpsi air, intestinal dan demikian

misalnya (kolaborasi).

Metamucil. dengan

menghasilkan bulk, yang bekerja sebagai perangsang untuk defekasi. mempermudah defekasi bila

konstipasi terjadi.

-

menurunkan motilitas usus bila diare terjadi.

6.

Kurang pengetahuan sehubungan dengan

Pasien mengerti dan memahami penyakit,

Berikan

informasi

memberikan dasar

tentang tentang anemia spesifik. pengetahuan prosedur Diskusikan kenyataan sehingga pasien membuat

kurang diagnostic dan rencana bahwa terapi tergantung dapat

terpajan/mengingat pengobatan. ; salah interpretasi KH : informasi ; tidak Pasien menyatakan dan

pada tipe dan beratnya pilihan yang tepat. anemia. Menurunkan ansietas dan dapat meningkatkan Tinjau persiapan tujuan dan kerjasama dalam

mengenal sumber pemahamannya proses informasi. penyakit penatalaksanaan penyakit. Mengidentifikasi factor penyebab. Melakukan tiindakan yang perlu/perubahan pola hidup.

untuk program terapi ansietas/ketakutan tentang ketidaktahuan meningkatkan stress, selanjutnya meningkatkan beban jantung.

pemeriksaan diagnostic

Kaji tingkat pengetahuan Pengetahuan klien dan keluarga tentang menurunkan penyakitnya ansietas. megetahui jauh dan

Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya seberapa dan kondisinya sekarang.

pengalaman

Anjurkan

klien

dan pengetahuan klien dan keluarga

keluarga memperhatikan makanan nya

untuk tentang diet penyakitnya dengan

Minta klien dan keluarga mengetahui mengulangi kembali penyakit dan

tentang materi yang telah kondisinya diberikan sekarang, klien

akan tenang dan mengurangi cemas diet dan pola rasa

makan yang tepat membantu proses penyembuhan.

mengetahui seberapa jauh

pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan tindakan dilakukan dari yang

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel megaloblas dalam sumsum tulang. Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.

ensi Vit B12 a. Asupan kurang ; pada vegetarian

b. Malabsopsi c. Gangguan metabolisme seluler

ensi Asam Folat a. Asupan kurang

b. Peningkatan kebutuhan c. Gangguan metabolisme folat

d. Penurunan cadangan folat di hati

uan metabolisme vitamin B12 dan asam folat.

uan sintesisi DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini : a. defisiensi enzim congenital

b. didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu. 3.2 Saran Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika