analisis sistem pengendalian intern terhadap …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3021/1/tugas...

109
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KEPUTUSAN PERSETUJUAN PEMBIAYAAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) ANDA SALATIGA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah Oleh WINI ARINTASARI NIM 20110011 JURUSAN SYARI’AH PROGRAM STUDI D III PERBANKAN SYARI’AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN SALATIGA 2013

Upload: hoangnhu

Post on 25-Apr-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNTERHADAP KEPUTUSAN PERSETUJUAN

PEMBIAYAAN PADA KOPERASI JASA KEUANGANSYARI’AH (KJKS) BAITUL MAAL WAT TAMWIL

(BMT) ANDA SALATIGA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah

Oleh

WINI ARINTASARI

NIM 20110011

JURUSAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI D III PERBANKAN SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAINSALATIGA

2013

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya

didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya.”

(Abraham Lincoln)

“Visi tanpa tindakan hanyalah sebuah mimpi. Tindakan tanpa visi hanyalah

membuang waktu. Visi dengan tindakan akan mengubah dunia!”

(Joel Arthur Barker)

“Jika anda memiliki keberanian untuk memulai, anda juga memiliki

keberanian untuk sukses.”

(David Viscout)

Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya,

keluarga besar, sahabat serta almamater tercinta.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas

segala limpahan rahmat dan hidayah yang diberikan kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Analisis Sistem

Pengendalian Internal Terhadap Keputusan Persetujuan Pembiayaan Pada

Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Wat Tamwil ANDA Salatiga”

dengan lancar. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu

syarat meraih gelar Ahli Madya pada jurusan syariah progdi D III Perbankan

Syari’ah STAIN Salatiga.

Tugas akhir ini merupakan cerminan dari perjalanan serta perjuangan

penulis selama menempuh masa kuliah, berkutat dengan literatur ilmu yang telah

didapatkan selama kuliah. Dalam proses penyusunan hingga selesainya Tugas

Akhir ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, serta

bimbingan yang luar biasa kepada penulis. Untuk itu pada kesempatan kali ini

penulis ingin mengucapkan rasa terima kasihnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Imam Sutomo, M. Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga

2. Bapak Drs. H. Mubasirun, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Syariah STAIN

Salatiga.

3. Bapak Abdul Aziz N.P, S. Ag, M.M., selaku Ketua Program Pendidikan D III

Perbakan Syariah STAIN Salatiga

4. Ibu Wiwin Kurniasari, SE., M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, serta penuh kesabaran dan tanggung

jawab untuk membimbing, mengarahkan dan memberi petunjuk kepada

penulis dari awal hingga akhir penulisan Tugas Akhir ini.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen pengajar STAIN Salatiga, khususnya dosen

jurusan syari’ah yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

6. Bapak H. Budi Santoso, SE, MM., selaku Ketua KJKS BMT ANDA Salatiga

yang telah mengijinkan penulis untuk magang di koperasi yang beliau pimpin.

7. Seluruh karyawan dan staf KJKS BMT ANDA Salatiga terutama kepada Bapak

Supardi, SE., Mbak Febri Antika Sonya H.D, A.Md., Ibu Ita Setyorini, SE.,

dan Bapak Widodo, A.Md. atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

8. Keluarga besar penulis terutama ayah saya Bapak Ismail, ibu saya Ibu Ari

Antini dan adik saya Ulfa Maulida yang selalu mendukung dan mendoakan

penulis agar diberi kelancaran dalam segala kegiatannya terkait dengan

penulisan Tugas Akhir ini.

9. Untuk semua teman seperjuangan saya di kampus, terutama teman satu

angkatan di D III PS 2010, terimakasih atas saling suport yang kalian berikan

agar kita semua dapat lulus bersama-sama satu kelas.

10. Untuk all my best friends mpok Lela, makde Toen, mpok Leli, Lina, Lia,

Sayang dan juga mbak Ulil. Terimakasih atas semua dukungan kalian pada

saya, terlebih saat saya down kalian selalu memberikan motivasi dan

semangat pada saya.

11. Untuk bintang hatiku terimakasih untuk segala dukungan yang kamu berikan

dan terimakasih juga sudah setia menungguku sampai sejauh ini.

12. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis. Namun penulis berharap

Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Segala tegur sapa dari pembaca

akan penulis sambut dengan baik demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Salatiga, Juli 2013

Penulis

ABSTRAK

Arintasari, Wini. 2013. Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap KeputusanPersetujuan Pembiayaan Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) ANDA Salatiga. Tugas Akhir. JurusanSyariah. Program Studi DIII Perbankan Syariah. Sekolah Tinggi AgamaIslam Negeri Salatiga. Pembimbing: Wiwin Kurniasari, SE., M. Si., Akt.

Kata kunci: Sistem Pengendalian Intern, prosedur pembiayaan, komponen dan

unsur Sistem Pengendalian Intern.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang menjadi bahan

pertimbangan pembiayaan serta penerapan Sistem Pengendalian Intern yang

dipakai pada proses persetujuan pembiayaan KJKS BMT ANDA Salatiga. Hal ini

dilatar belakangi oleh banyaknya kendala pembiayaan yang dialami oleh KJKS

BMT ANDA Salatiga dalam penyaluran pembiayaannya. Penelitian ini

diharapkan dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk dijadikan bahan

pertimbangan dalam memaksimalkan efektivitas Sistem Pengendalian Intern

dalam kegiatan penyaluran pembiayaan.

Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif, teknik

pengumpulan data melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap obyek

penelitian serta pengumpulan informasi dari berbagai sumber seperti buku, brosur,

jurnal ilmiah, internet, dan data-data dari KJKS BMT ANDA Salatiga.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan Sistem

Pengendalian Intern yang diterapkan KJKS BMT ANDA Salatiga sangat efektif

digunakan untuk mencegah pembiayaan bermasalah. Hal ini dilihat dengan unsur

dan komponen Sistem Pengendalian Intern yang dinilai baik dan sesuai sehingga

dapat dijadikan sebagai indikator terlaksananya SPI (Sistem Pengendalian Intern)

yang handal dan efektif. Hanya saja pembiayaan bermasalah sendiri disebabkan

oleh pihak BMT (surveyer) yang kurang teliti dalam menganalisis/mensurvei

nasabah dan juga BMT menerima nasabah yang memiliki hubungan dekat dengan

salah satu pihak BMT tanpa melihat kelengkapan administrasi walaupun potensi

pembiayaan bermasalahnya tinggi.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN..................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................ ....... ix

DAFTAR ISI ............................................................................................ x

DAFTAR TABEL .................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4

D. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 4

E. Metode Penelitian .............................................................................. 10

F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................. 15

A. Landasan Syariah .............................................................................. 15

B. Sistem Pengendalian Internal Bank Syariah ..................................... 16

C. Pembiayaan Pada Bank Syariah ........................................................ 22

D. Jenis-jenis Resiko Kredit/ Pembiayaan .............................................. 30

E. Penggolongan Kualitas Pembiayaan .................................................. 32

F. Audit Internal Penyaluran Dana .......................................................... 33

BAB III LAPORAN OBYEK ................................................................. 34

A. Gambaran Umum................................................................................ 34

B. Data Deskriptif ................................................................................... 45

BAB IV ANALISIS ................................................................................. 61

A. Bahan Pertimbangan Persetujuan Pembiayaan .................................. 61

B. Kendala Pembiayaan Pada KJKS BMT ANDA Salatiga .................. 70

C. Sistem Pengendalian Internal Pada KJKS BMT ANDA Salatiga ...... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 91

A. Kesimpulan ......................................................................................... 91

B. Saran..................................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 94

DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................... 96

LAMPIRAN................................................................................................ 97

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Singkat Penelitian Terdahulu ....................................................... 7

Tabel 4.1 Jumlah Pembiayaan Yang Disalurkan KJKS BMT ANDA Salatiga.............................................................................................................................. 89

Tabel 4.2 Pembiayaan KJKS BMT ANDA Berdasarkan Kualitas Pembiayaan............................................................................................................................... 89

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur Desain Penelitian .................................................................... 12

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KJKS BMT ANDA ......................................... 39

Gambar 3.2 Alur Singkat Prosedur Pembiayaan KJKS BMT ANDA ................. 60

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Formulir Permohonan Pembiayaan

Lampiran B Laporan Ringkasan Survei

Lampiran C Lembar Analisa Pembiayan

Lampiran D Lembar Kontrak Pembiayaan

Lampiran E Lembar Pengikatan Agunan

Lampiran F Tanda Bukti Setoran Pembiayaan

Lampiran G Kartu Pembiayaan

Lampiran H Surat Tugas Pembimbing

Lampiran I Lembar Konsultasi

Lampiran J Lembar SKK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah khususnya Perbankan

Syariah di Indonesia saat ini tumbuh secara pesat. Hal tersebut diikuti juga

oleh Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang berbentuk Koperasi Jasa

Keuangan Syariah (KJKS), Usaha Jasa Keuangan Syariah (UJKS) atau

yang sering disebut Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Data dari Menteri

Perekonomian menyebutkan bahwa hingga akhir April 2012 jumlah

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) atau Usaha Jasa Keuangan

Syariah (UJKS) secara keseluruhan berjumlah 2.362 unit usaha, dengan

tingkat nasional 85 unit, tingkat propinsi 189 unit, dan tingkat kabupaten/

kota sebanyak 2088 (http://www.hatta_rajasa.info, diunduh pada 08 Mei

2013, 19.23 WIB).

Seperti halnya Perbankan Syariah, BMT juga memiliki peran untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu dengan cara menghimpun

serta menyalurkan dana kepada masyarakat. Penghimpunan dana

dilakukan BMT dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan

berjangka, sementara penyaluran dana dilakukan melalui pemberian kredit

atau pembiayaan kepada nasabah yang memilki usaha mikro. Tetapi tidak

selamanya penyaluran pembiayaan yang dilakukan koperasi syariah atau

BMT tidak mengalami hambatan. Terkadang pembiayaan dapat

mengalami masalah dan kegagalan pembiayaan macet atau tidak

terbayarkan. Masalah dan kegagalan pembiayaan tersebut biasanya

disebabkan oleh faktor eksternal (segi nasabah) dan faktor internal (segi

BMT). Untuk itu dalam usaha pencegahan pembiayaan bermasalah, salah

satu cara yang dapat diterapkan manajemen koperasi syariah yaitu dengan

menerapkan Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang handal dan efektif

dalam kegiatan operasionalnya, khususnya pada proses persetujuan

pembiayaan. Hal ini dilakukan guna meningkatkan prinsip kehati-hatian

sebagai upaya pencegahan terjadinya kegagalan pembiayaan atau

pembiayaan bermasalah pada suatu koperasi.

Menurut Mulyadi (2002: 180), Sistem Pengendalian Internal

meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian,

dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen.

KJKS BMT ANDA Salatiga merupakan salah satu Koperasi Jasa

Keuangan Syariah di Salatiga yang menawarkan jasa pembiayaan syariah

pada produk penyaluran dananya. Pada dasarnya prosedur penyaluran

pembiayaan yang diberikan KJKS BMT ANDA Salatiga sama dengan

pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah/ Koperasi Syariah lainnya,

antara lain pengajuan pembiayaan, analisis, keputusan pesetujuan,

pengikatan agunan, akad, dan pencairan pembiayaan. Namun dalam

prakteknya, penyaluran pembiayaan terkadang mengalami sedikit kendala

seperti pembiayaan macet. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor dari pihak

nasabah maupun KJKS BMT ANDA sendiri. Untuk itu BMT harus lebih

meningkatkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pinjaman untuk

menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, salah satunya

melalui peningkatan Sistem Pengendalian Intern agar risiko pembiayaan

bermasalah dapat dicegah. Atas dasar tesebut mendorong penulis untuk

melakukan pengamatan tentang aktifitas pengendalian intern terhadap

pelaksanaan pembiayaan yang ada pada KJKS BMT ANDA Salatiga, dan

hasilnya disusun dalam bentuk TA (Tugas Akhir) yang berjudul:

“ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP

KEPUTUSAN PERSETUJUAN PEMBIAYAAN PADA KOPERASI

JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) BAITUL MAAL WAT

TAMWIL (BMT) ANDA SALATIGA”

B. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apa yang menjadi bahan pertimbangan KJKS BMT ANDA Salatiga

untuk menyetujui pengajuan suatu pembiayaan?

2. Apa kendala yang dihadapi KJKS BMT ANDA Salatiga dalam

pengadaan pembiayaannya?

3. Bagaimana sistem pengendalian internal KJKS BMT ANDA Salatiga

yang digunakan untuk mencegah pembiayaan macet?

C. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir yang akan diteliti ini adalah:

1. Mengetahui bahan pertimbangan KJKS BMT ANDA Salatiga untuk

menyetujui pengajuan suatu pembiayaan.

2. Mengetahui kendala yang dihadapi KJKS BMT ANDA Salatiga dalam

pengadaan pembiayaannya.

3. Mengetahui penerapan sistem pengendalian intern pada KJKS BMT

ANDA Salatiga yang digunakan untuk mencegah risiko pembiayaan

macet.

Selain memiliki tujuan-tujuan tersebut, penulis juga

mencantumkan kegunaan penulisan Tugas Akhir yang diteliti ini baik bagi

penulis, STAIN Salatiga, BMT, maupun pembaca Tugas Akhir ini.

Adapun kegunaannya yaitu:

1. Bagi Penulis

a. Sebagai persyaratan kelulusan diploma pada D III Perbankan

Syariah STAIN Salatiga.

b. Mengaplikasikan teori yang telah didapat di bangku kuliah ke

aktivitas langsung di lapangan.

2. Bagi STAIN Salatiga

a. Memperkenalkan STAIN Salatiga khususnya Program Studi D III

Perbankan Syariah kepada masyarakat luar.

b. Menambah referensi literatur mengenai Perbankan Syariah bagi

mahasiswa STAIN Salatiga khususnya mahasiswa Progdi D III

Perbankan Syariah.

3. Bagi BMT

a. Diharapkan menjadi bahan masukan terhadap peningkatan mutu dan

jasa pada BMT tersebut.

b. Sebagai referensi dan bahan pertimbangan untuk lebih memperbaiki

aktivitas pengendalian intern yang dimiliki agar pembiayaan yang

diberikan tidak mengalami kredit macet.

4. Bagi Pembaca

Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai sistem

pengendalian intern pembiayaan dan hal-hal yang mempengaruhi

persetujuan pembiayaan.

D. Penelitian Terdahulu

Terkait dengan tugas akhir yang diteliti oleh penulis, ada beberapa

telaah pustaka yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan

pembeda dalam penulisan tugas akhir ini. Telaah pustaka yang digunakan

penulis diantaranya melalui buku, skripsi, tugas akhir maupun jurnal

penelitian yang dipublikasikan di internet.

Menurut Mulyadi (2002: 180) menyatakan bahwa sistem

pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-

ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi

dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Secara umum

pengendalian intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang

dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional

perusahaan atau organisasi tertentu. Sedangakan sistem pengendalian

intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang terintergrasi,

berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.

Mazidah (2010) menyatakan bahwa dari tahun ke tahun jumlah

anggota penerima pembiayaan mudharabah semakin menurun, sedangkan

dilihat dari jumlah pembiayaan mudharabah juga menurun. Penurunan

tersebut disebabkan oleh kebutuhan anggota, resiko BMT yang tinggi,

bertambahnya pesaing, berkurangnya dana dari pihak ketiga, keadaan

ekonomi pada tahun yang bersangkutan, pembukaan kantor cabang dan

kantor kas.

Purnamasari (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa

BMT ANDA Salatiga telah memisahkan tugas dan tanggungjawab

fungsional pada masing-masing bagian dalam karyawan. Prosedur sistem

penggajian yang ada di BMT ANDA Salatiga sederhana dan dikatakan

baik, serta mudah dipahami. Sistem pengendalian intern penggajian

karyawan BMT ANDA Salatiga menunjukkan bahwa pengendalian

internnya baik. Sudah ada pemisahan tugas dan tanggungjawab dalam

struktur organisasinya, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik,

serta praktik yang sehat dalam pelaksanaan fungsi setiap unit organisasi.

Patricia (2012) menyatakan bahwa Internal Kontrol yang

diterapkan oleh Bank X hampir seluruhnya sesuai dengan kerangka COSO

(Committeeof Sponsoring Organization) 2012 walaupun ada

ketidaksesuaian yang terjadi didalamnya. Ketidaksesuaian yang terjadi

pada komponen environment meliputi tidak adanya multiple structure

karena Bank X masih merasa belum memerlukannya. Namun untuk saat

ini internal kontrol yang dimiliki Bank X dinilai masih tergolong baik

untuk mencegah terjadinya kredit macet.

Bening (2013) menyimpulkan bahwa sistem pengendalian intern

atas pemberian kredit pada PT. Bank Tabungan Negara sudah baik.

Terlihat dengan lingkungan organisasi yang memiliki struktur organisasi

yang sudah dirancang khusus dalam proses pemberian kredit, dan adanya

keterlibatan dewan komisaris dalam hal ini. Disamping itu, Bank BTN

juga memikirkan bagaimana untuk menghindari atau memperkecil resiko

kredit macet dengan membuat persetujuan kedua belah pihak dalam

memberikan agunan yang sesuai dengan prosedur permohonan. Bank BTN

memiliki aktivitas pengendalian dalam melakukan proses ini yaitu dengan

pengendalian komputer dan pengendalian fisik.

Maunah (2010) dalam tugas akhirnya menyatakan bahwa

permasalahan kredit macet dapat dihindari dengan adanya sistem

pengendalian internal yang memadai dalam bidang perkreditan. Dengan

pengendalian internal yang memadai dalam perkreditan berarti

menunjukkan adanya sikap kehati-hatian pada koperasi terutama dalam hal

memberikan kredit. Tujuannya adalah untuk mengetahui hal-hal apa saja

yang harus dipertimbangkan dalam menyetujui kredit, penyebab kredit

macet dan cara mengatasinya serta keefektifan pengendalian internal

dalam pemberian kredit.

Nadia (2011) dalam skripsinya menyimpulkan bahwa pembiayaan

yang mengalami pengembalian macet pada BNI Syariah cabang Semarang

mencapai tiga persen selama periode tahun 2011, tidak disebabkan kurang

efektifnya sistem pengendalian intern yang diterapkan dalam pemberian

pembiayaan. Melainkan karena faktor-faktor lain seperti hal yang tidak

diduga sebelumnya baik pihak manajemen maupun nasabah yaitu faktor

lingkungan dan keadaan nasabah.

Ruzana (2011) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa

hasil pengujian pengendalian terhadap sistem pengendalian intern pada

pemberian kredit di Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang dengan

metode sampling model fixed sample sized menunjukkan bahwa

pengendalian terhadap proses pemberian kredit adalah efektif karena

jumlah batas ketepatan yang dicapai (Achieved Upper Precission Limit /

AUPL) sebesar 3% lebih kecil atau sama dengan Desired Upper Precision

Limit (DUPL) 5%, pada confidence level 95%, dan rate of occurrence 1%.

Dari beberapa jurnal dan penelitian di atas dapat diambil data singkat sebagai

berikut:

Tabel 1.1 Data Singkat Penelitian Terdahulu

No I II III IV V VI VIIJudulPenelitian

EvaluasiPenerapanInternalControlBerdasarkanKerangkaCOSO2012PadaDivisiKartuKreditDiBank X

AnalisisSistemPengendalianInternTerhadapPemberianKreditPada PTBankTabunganNegara(Persero), TBK

AnalisaPengendalianInternDalamSistemPemberianKreditPadaKoperasiSimpanPinjamGradiskaCandirejo

AnalisisPenerapanStrukturPengendalianInternTerhadapProsedurPemberianPembiayaanUntukMeningkatkanPencegahanPengembalianMacetYangDiberikan Oleh

EvaluasiTerhadapSistemPengendalianInternPadaProsesPemberianKreditMikro(StudipadaPT.BankMandiri(PERSERO)tbkCabangMajap

TingkatPerkembanganPembiayaanMudharabahTahun2005-2009 DiBMTANDASalatiga

SistemPengendalianInternPenggajian PadaBMTANDASalatiga

BankBNISyariahCabangSemarang

ahitSemarang)

Peneliti

ParticiaAngelaSantoso

Bening SitiMaunah

DewiNadiaMayasari

RuzannaAmanina

UmiMazidah

LidiaPurnamasari

Metode danSampelPenelitian

MetodeKualitatifdenganmenggunakanwawancara dansurvei.

MetodeKualitatif denganmenggunakanstudilapangan.

Metodekualitatif denganwawancara padanarasumber.

Metodekualitatif denganwawancara danobservasi.

MetodeKualitatifdenganwawancaradanobservasi.

Metodedeskriptifkualitatifmenggunakanwawancara.

Metodedeskriptifkualitatifmenggunakaninterview,dokumentasi,observasi.

VariabelPenelitian

COSO2012,Internalcontrol,divisikartukreditBankX.

SistemPengendalianIntern,posedurpemberiankredit.

SistemPengendalianInternal,kredit

SistemPengendalianInternal,prosedurpembiayaan,auditkepatuhan,penerapan auditkepatuhan.

SistemPengendalianInternal,kredit,atributsampling.

Pembiayaan,BMTANDASalatiga

SPI,penggajian,BMTANDASalatiga

HasilPenelitian

InternalkontrolBank XbaikdansesuaistandarCOSOwalaup

SistemPengendalianInternpadaBankBTNsudahbaik,

SPIyangditerapkan KSPGradiska telahberhasilmengurangi

PembiayaanmacetpadaBNISyariahcabangSemarang bukan

SPIpadaprosespemberiankredityangditerapkan

Jumlahanggotapembiayaan danpembiayaanmudharabahtahun

SistemPengendalianInternpenggajian BMTANDASalatigabaik,

un adakelemahanpadabagiantertentu.

terlihatdarilingkunganorganisasi yangmemilikistrukturorganisasi yangsudahdirancang khususdalamprosespemberiankredit,danadanyaketerlibatandewankomisaris dalampemberiankredit.

kreditmacet.

disebabkan SPIyangkurangefektiftetapidisebabkanfaktorlain darinasabahpembiayaan.

PT.BankMandiri(PERSEROtbkCabangMajapahitSemarang)sudahbaik.

2005-2009terusmengalamipenurunan, haltersebutdisebabkan oleh

Kebutuhananggota,risikoBMTyangtinggi,bertambahnyapesaing,berkurangnyadanapihakketiga,keadaanekonomi padatahunyangbersangkutan,pembukaankantorcabangdankantorkas.

karenasudahadapemisahan tugasdantanggungjawabdalamstrukturorganisasinya,sistemotorisasidanprosedurpencatatan yangbaiksertapraktikyangsehatdalampelaksanaanfungsisetiapunitorganisasi.

Dari beberapa penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian

mengenai Sistem Pengendalian Intern terhadap pemberian kredit/ pembiayaan

memang sudah banyak dilakukan. Namun penelitian mengenai Sistem

Pengendalian Intern terhadap pemberian kredit/ pembiayaan pada KJKS BMT

ANDA Salatiga belum pernah dilakukan. Hal inilah yang mendasari penulis

untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai sistem pengendalian

intern terhadap keputusan persetujuan pembiayaan pada KJKS BMT ANDA

Salatiga. Mengingat bahwa pengambilan keputusan persetujuan sangatlah

berperan untuk mencegah dan mengurangi pembiayaan macet yang terjadi

pada koperasi.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil KJKS BMT ANDA

Salatiga sebagai obyek yang diteliti. Pendekatan yang dilakukan dalam

penelitian ini yaitu melalui pendekatan kualitatif. Menurut Keirl dan

Miller dalam Moleong (2004), yang dimaksud penelitian kualitatif

adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara

fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam

kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang tersebut dalam

bahasanya dan dalam peristilahannya. Adapun karakteristik penelitian

kualitatif menurut Keirl dan Miller adalah:

a. Melakukan penelitian pada latar alamiah;

b. Manusia sebagai alat pengumpul data utama;

c. Menggunakan metode kualitatif;

d. Menggunakan analisis data secara induktif;

e. Penyusunan teori dimulai dari pengumpulan data yang saling

berhubungan;

f. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka;

g. Lebih mementingkan proses dari pada hasil;

h. Batasan penelitian ditentukan oleh tujuan penelitian;

i. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data;

j. Desain penelitian bersifat sementara, yang terus menerus

disesuaikan kenyataan di lapangan;

k. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

2. Jenis Data Yang Digunakan

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan sekunder. Data primer menurut Supranto (2002) yaitu data

yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi

langsung melalui objeknya. Sedangkan data sekunder menurut Daymon

(2008) yaitu data yang diperoleh dari dokumen, buku-buku, dan arsip-

arsip yang berkaitan dengan topik data yang diteliti.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan

cara mencari informasi pada buku, majalah, brosur, internet, dan data-

data dari KJKS BMT Anda Salatiga yang berhubungan dengan masalah

yang dibahas. Selain itu peneliti juga mendatangi langsung obyek

penelitian dengan melakukan pengamatan dan wawancara dengan

narasumber. Guna mendapatkan data mengenai pengendalian intern

pada keputusan persetujuan pembiayaan.

4. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang membantu peneliti dalam

pengumpulan dan menganalisis data. Berikut tahap desain penelitian

yang digunakan penulis dalam penelitian ini:

a. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan yaitu tahap persiapan yang dilakukan

peneliti sebelum memasuki lapangan atau melakukan penelitian.

Tahap tersebut antara lain menyusun rancangan penelitian (tema,

masalah, tujuan, obyek, metode serta teknik pengumpulan data

penelitian), dan mengurus ijin penelitian.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap pekerjaan lapangan yaitu tahap dimana peneliti

sudah mulai melakukan penelitian/pengamatan terhadap obyek

serta mengumpulkan informasi mengenai data-data terkait

penelitian yang diteliti.

c. Tahap Pasca Lapangan

Tahap dimana peneliti mulai melakukan analisa terhadap

data-data yang telah diperoleh mengenai penelitiannya. Dalam tahap

ini peneliti akan menyederhanakan data, memaparkan serta menarik

kesimpulan mengenai penelitian yang dikerjakan.

Berikut bagan singkat mengenai desain penelitian pada penelitian ini:

Gambar 1.1 Alur Desain Penelitian

TAHAP PRA LAPANGAN1. Menyusun rancangan awal penelitian (tema,

masalah, tujuan, objek penelitian, metodedan teknik pengumpulan data)

2. Mengurus ijin penelitian

TAHAP PASCA LAPANGANPeneliti memaparkan hasil data yangdiperoleh serta menarik kesimpulanmengenai penelitiannya yaitupengendalian intern terhadap persetujuanpembiayaan pada BMT ANDA.

TAHAP PEKERJAAN LAPANGAN1. Pengamatan objek2. Pengumpulan data-data mengenai

pengendalian intern yang dipakai padapembiayaan BMT ANDA, pengumpulandata melalui wawancara terhadap informan,serta data pembiayaan yang ada pada BMT.

F. Sistematika Penulisan

Tugas Akhir ini terdiri dari 5 bab dan tiap bab terdiri dari beberapa

sub bab yang dapat diuraikan kembali. Sistematika penulisan dalam Tugas

Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian penulisan tugas akhir, dan sistematika

penulisan. Selanjutnya bab per bab disusun secara sistematis menyangkut

tema Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Keputusan

Persetujuan Pembiayaan Pada KJKS BMT Anda Salatiga.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan serta kajian

pustaka yang dilakukan untuk mendukung penelitian mengenai

pengendalian intern terhadap keputusan persetujuan pembiayaan pada

KJKS BMT Anda Salatiga.

BAB III LAPORAN OBYEK

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum obyek penelitian

seperti: sejarah berdirinya KJKS BMT ANDA Salatiga; profil KJKS BMT

ANDA Salatiga; visi dan misi KJKS BMT ANDA Salatiga; dasar

pendirian KJKS BMT ANDA Salatiga; struktur organisasi KJKS BMT

ANDA Salatiga, dan berisi data-data deskriptif mengenai pengendalian

intern meliputi: pengertian; tujuan dan komponen pengendalian intern;

pengertian pembiayaan; fungsi dan jenis pembiayaan serta prinsip

pemberian pinjaman.

BAB IV ANALISIS

Bab ini berisi tentang studi analisis dan hasil pengujian data yang

telah diperoleh mengenai pengendalian intern terhadap keputusan

persetujuan pembiayaan pada KJKS BMT ANDA Salatiga, meliputi hal-

hal yang menjadi bahan pertimbangan persetujuan pembiayaan, kendala-

kendala pembiayaan yang dihadapi, dan Sistem Pengendalian Internal

pada KJKS BMT ANDA Salatiga.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada akhirnya bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang

diperoleh dari penelitian yang dilakukan serta saran dari penulis terhadap

sistem pengendalian intern yang dipakai KJKS BMT ANDA Salatiga

dalam penerapan keputusan pembiayaannya.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Syariah

Banyak sekali pesan tentang audit dan kontrol dalam ajaran Islam.

Berikut ini adalah beberapa nash Al-Qur’an dan Hadits yang dapat dijadikan

renungan oleh para bankir dan praktisi keuangan.

1. Al-Qur’an

جرمنكم شنآن خبیر إن هللا قوم على أال تعدلوا اعدلوا ھو أقرب للتقوى واتقوا هللا

بما تعملون “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-

oranng yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi

dengan adil....” (al-Ma’idah: 8)

یـأیھاالذین آمنـوا ان جـآءكم فاسق بـنبا فتبینـوا أن تصبـوا قومـا بجھالـة

فتصبحـوا على ما فعلتـم نـدمیـن

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik

membawa suatu berita, periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan

suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang

menyebabkan kamu menyesal atas perbuatannya itu.” (al-Hujarat: 6)

2. Al-Hadits

“Katakanlah kebenaran itu sekalipun pahit.” (al-Hadits)

“Barang siapa diantaramu melihat kemungkaran, hendaklah ia

mengubahnya dengan tangan (kekuasaan)-nya. Apabila tidak sanggup,

dengan ucapannya. Apabila tidak sanggup, dengan hatinya, dan itulah

selemah-lemahnya iman.” (al-Hadits)

B. Sistem Pengendalian Internal Bank Syariah

1. Definisi Sistem Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2002:180), Sistem Pengendalian Internal meliputi

struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk

menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian, dan keandalan data

akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen.

Menurut James R Davis, C Wayne Alderman, & Leonard A Robinson

(sesuai dengan SAS No. 55), Pengendalian Internal adalah seluruh kebijakan

dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang masuk akal

agar tujuan organisasi (Entity) dapat tercapai.

Menurut COSO (The Committee of Sponsoring Organizations of the

Treadway Commission), pengendalian Internal adalah sebuah proses yang

dihasilkan oleh Dewan Direktur, Manajemen, dan Personel lainnya, yang

didesain untuk memberikan jaminan yang masuk akal yang memperhatikan

tercapainya tujuan-tujuan dengan kategori efektif dan efisisiensinya operasi,

terpercayanya (Reliabillity) laporan keuangan, tunduk pada hukum, dan

aturan yang berlaku.

Berdasarkan ketiga pengertian yang telah diungkapkan di atas, penulis

menyimpulkan bahwa sistem pengendalian intern yaitu suatu proses atau

metode yang digunakan dalam sebuah organisasi atau perusahaan yang

ditujukan agar dipatuhinya kebijakan yang ditetapkan serta tercapainya tujuan

manajemen.

2. Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen perusahaan agar:

a. Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai;

b. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya;

c. Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku;

d. Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan

pengolahan sumber daya perusahaan;

e. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana

menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan

informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.

3. Unsur Pokok Sistem Pengendalian Internal

Unsur pokok sistem pengendalian intern antara lain:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas;

b. Sistem wewenang (otorisasi) dan prosedur pencatatan yang baik yang

dapat mengamankan Aktiva, Hutang, dan Modal;

c. Praktek yang sehat (Sound practice);

d. Pegawai yang cakap.

4. Komponen Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2002:183), komponen pengendalian intern antara lain:

a. Lingkungan Pengendalian (control environment)

Lingkungan pengendalian merupakan dasar bagi komponen

Pengendalian Internal lainnya yang memberikan disiplin dan struktur.

Kunci lingkungan pengendalian yaitu :

Integritas dan etika;

Komitmen terhadap kompetensi;

Struktur organisasi;

Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab;

Praktek dan kebijakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik.

b. Penaksiran Risiko (risk assesment)

Penaksiran risiko adalah proses mengidentifikasi dan

menganalisis risiko-risiko yang relevan dalam pencapaian tujuan,

membentuk sebuah basis untuk menentukan bagaimana risiko dapat

diatur. Karena kondisi ekonomi, industri, regulasi, dan operasi selalu

berubah, maka diperlukan mekanisme untuk mengidentifikasi dan

menghadapi risiko-risiko spesial terkait dengan perubahan tersebut.

c. Aktivitas Pengendalian (control activities)

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur membantu

meyakinkan manajemen bahwa arahannya telah dijalankan. Aktivitas

pengendalian membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan

telah diambil dalam menghadapi risiko sehingga tujuan entitas dapat

tercapai. Aktivitas pengendalian terjadi pada seluruh organisasi, pada

seluruh level dan seluruh fungsi.

d. Informasi dan Komunikasi (information and comunication)

Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang

penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang

lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian, dan

monitoring diperlukan oleh manajemen sebagai pedoman operasional dan

menjamin ketaatan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.

e. Pemantauan (monitoring)

Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan

menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian.

Pengendalian intern dapat dimonitor dengan baik dengan cara penilaian

khusus atau sejalan dengan usaha manajemen.

5. Jenis-jenis Pengendalian Internal

a. Berdasarkan tujuan

1) Pengendalian Akuntansi, meliputi rencana, prosedur, dan pencatatan yang

bertujuan menjaga keamanan kekayaan perusahaan dan keandalan data

akuntansinya. Pengendalian ini menjamin bahwa semua transaksi

dilaksanakan sesuai otorisasi manajemen. Transaksi dicatat sesuai

dengan Standar akuntansi.

2) Pengendalian Administratif, meliputi rencana, prosedur, dan pencatatan

yang mendorong efisiensi dan ditaatinya kebijakan manajemen yang

ditetapkan.

b. Berdasarkan manfaat

1) Pengendalian preventif (preventive control), mencegah terjadinya

kesalahan, secara otomatis dilakukan pengendalian atau pengecekan.

2) Pengendalian detektif (feed forward control), mendeteksi kapan

kesalahan terjadi dan dilakukan perbaikan.

3) Pengendalian korektif (feedback control), memberikan umpan balik

berupa informasi kepada manajemen untuk memperbaiki akibat

terjadinya kesalahan.

c. Berdasarkan cakupan

1) Pengendalian umum, pengendalian terhadap semua aktivitas pemrosesan

data dengan komputer, hal ini meliputi pemisahan tanggung jawab dan

fungsi pengolahan data.

2) Pengendalian aplikasi, mencakup semua pengawasan transaksi dan

penggunaan program-program aplikasi di komputer. Untuk menjaga agar

setiap transaksi mendapat otorisasi serta dicatat, diklasifikasikan,

diproses, dan dilaporkan dengan benar.

6. Pedoman Sistem Pengendalian Intern Perbankan

Menurut SE No.05/22/DPNP Bank Indonesia, penerapan sistem

pengendalian intern dalam perbankan meliputi:

a. Pengawasan Manajemen dan Kultur Pengendalian

1) Dewan komisaris berperan secara aktif untuk memastikan adanya

perbaikan terhadap permasalahan bank yang dapat mengurangi

efektivitas pengendalian intern;

2) Dewan komisaris melakukan kajian ulang terhadap evaluasi

pelaksanaan pengendalian intern yang dibuat oleh auditor intern dan

auditor ekstern;

3) Memelihara struktur organisasi yang mencerminkan kewenangan,

tanggung jawab, dan hubungan pelaporan yang jelas;

4) Memastikan bahwa kegiatan fungsi pengendalian intern telah

dilaksanakan oleh pejabat dan pegawai yang memiliki pengalaman dan

kemampuan yang memadai.

b. Identifikasi dan Penilaian Risiko

Penilaian risiko merupakan suatu tindakan yang dilaksanakan oleh

direksi dalam rangka identifikasi, analisis, dan menilai risiko yang dihadapi

bank untuk mencapai sasaran usaha yang ditetapkan. Risiko dapat timbul

dan berubah sesuai dengan kondisi bank, antara lain perubahan kegiatan

operasional bank, perubahan susunan personalia, perubahan sistem

informasi, pertumbuhan yang cepat pada kegiatan usaha tertentu,

perkembangan teknologi, perubahan dalam sistem akuntansi, dan hukum

yang berlaku.

c. Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi

Kegiatan pengendalian mencakup penetapan kebijakan dan prosedur

pengendalian serta proses verifikasi lebih dini untuk memastikan bahwa

kebijakan dan prosedur tersebut secara konsisten dipatuhi. Kegiatan

pengendalian antara lain kaji ulang kinerja operasional, kaji ulang

manajemen, pengendalian sistem informasi, pengendalian aset fisik,

dokumentasi, dan pemisahan fungsi.

d. Sistem Akuntansi, Informasi dan Komunikasi

1) Proses rekonsiliasi antara data akuntansi dan sistem informasi

manajemen dilaksanakan secara berkala. Setiap penyimpangan segera

diinvestigasi diatasi permasalahannya;

2) Sistem informasi harus menghasilkan laporan kegiatan usaha, kondisi

keuangan, penerapan manajemen risiko;

3) Sistem informasi harus menyediakan data dan informasi yang relevan,

akurat, tepat waktu, dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan;

4) Sistem komunikasi harus mampu memberikan informasi kepada

seluruh pihak, baik intern maupun ekstern;

5) Sistem pengendalian intern bank harus memastikan adanya saluran

komunikasi yang efektif agar seluruh pejabat dan karyawan memahami

dan memenuhi kebijakan dan prosedur yang berlaku.

e. Pemantauan dan Tindakan Koreksi atas Penyimpangan

1) Bank harus melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap

efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian internal.

2) Bank harus memantau dan mengevaluasi kecukupan sistem

pengendalian intern berkaitan dengan adanya perubahan kondisi intern

dan ekstern.

3) Bank harus menyelenggarakan audit intern yang efektif dan

menyeluruh terhadap sistem pengendalian internal.

C. Pembiayaan Pada Bank Syariah

Pembiayaan secara luas berarti financing/ pembelanjaan, yaitu

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain.

Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang

dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah ke nasabah

(Muhamad, 2002: 260).

1. Tujuan dan Manfaat Pembiayaan

a. Tujuan pembiayaan

Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk

meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai

dengan nilai-nilai islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh

sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak di bidang industri,

pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan

menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam

rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

b. Manfaat pembiayaan

1) Menambah modal yang dapat digunakan untuk membiayai usaha

produksi

2) Memperkuat usaha yang telah ada untuk membentuk usaha baru

3) Memperoleh sarana produksi terus-menerus

4) Meningkatkan tambahan pendapatan yang sudah diperoleh sebagai

akibat tambahan modal dalam usaha produktifnya.

2. Jenis-jenis Pembiayaan

a. Berdasarkan tujuan penggunaanya, dibedakan dalam:

1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

memberikan modal usaha seperti pembelian bahan baku atau barang

yang akan diperdagangkan;

2) Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk modal

usaha pembelian sarana alat produksi dan atau pembelian barang

modal berupa aktiva tetap/ inventaris;

3) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

pembelian suatu barang yang digunakan untuk kepentingan

perseorangan (pribadi).

b. Berdasarkan cara pembayarannya/ angsuran bagi hasil, dibedakan dalam:

1) Pembiayaan dengan angsuran pokok dan bagi hasil periodik, yakni

angsuran untuk jenis pokok dan bagi hasil dibayar/ diangsur tiap

periodik yang telah ditentukan misalnya bulanan;

2) Pembiayaan dengan angsuran bagi hasil dan pokok akhir, yakni untuk

bagi hasil dibayar berangsur tiap periodik sedangkan pokok dibayar

sepenuhnya pada saat akhir jangka waktu angsuran;

3) Pembiayaan dengan angsuran pokok dan bagi hasil akhir, yakni untuk

pokok dan bagi hasil dibayar pada saat akhir jangka waktu

pembayaran.

c. Berdasarkan metode penghitungan angsuran yang digunakan, dibedakan

dalam:

1) Efektif, yakni angsuran yang dibayarkan selama periode angsuran

mengikuti prinsip time value of money, yaitu nilai angsuran akan

berpijak pada nilai uang yang berlaku saat ini. Tipe angsuran ini bagi

hasil pinjaman menurun dan pokok naik;

2) Flat, yaitu angsuran pokok dan bagi hasil merata untuk setiap

periode;

3) Sliding, yaitu angsuran pokok pinjaman tetap dan bagi hasil menurun

mengikuti sisa pinjaman (outstanding).

d. Berdasarkan jangka waktu pemberiannya, dibedakan dalam:

1) Pembiayaan dalam jangka waktu pendek, umumnya dibawah 1 tahun;

2) Pembiayaan dalam jangka waktu menengah, umumnya sampai dengan

1 tahun;

3) Pembiayaan dalam jangka waktu panjang, umumnya diatas 1 tahun

sampai dengan 3 tahun.

e. Berdasarkan sektor usaha yang dibiayai, dibedakan menjadi:

1) Pembiayaan sektor perdagangan (contoh: bengkel per, pasar, toko

kelontong, warung sembako, dll);

2) Pembiayaan sektor industri (contoh konveksi sepatu);

3) Pembiayaan sektor riil (contoh: elektronik, kebutuhan pelatihan, dll);

4) Leasing (contoh: motor dan mobil).

f. Pembiayaan berdasarkan syariah Islam

1) Jual Beli

a) Al Murabahah, yaitu pembiayaan dengan akad jual beli barang

sesuai harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.

b) Al Ba’i Salam, yaitu pembiayaan dengan akad pembelian barang

yang diserahkan dikemudian hari sedangkan pembayarannya

dilakukan di muka.

c) Al Ijarah, yaitu pembiayaan dengan akad pemindahan hak guna

atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti

dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.

2) Bagi Hasil

a) Mudharabah, yaitu pembiayaan dengan akad kerjasama usaha antara

dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan

seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya hanya menjadi

pengelola (mudharib).

b) Musyarakah, yaitu pembiayaan dengan akad kerja sama antara dua

pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu diman masing-masing

pihak memberikan kontribusi dana atau (amal) dengan kesepakatan

bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung berasama sesuai

kesepakatan.

3) Qardhul Hasan

Pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau

diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa

pengharapan imbalan.

3. Prosedur Pembiayaan

Prosedur pembiayaan adalah sifat atau metode untuk melaksanakan

kegiatan pembiayaan. Berikut ini beberapa tahapan yang ada pada prosedur

pembiayaan:

1) Aplikasi pembiayaan

Seperti juga perbankan konvensioanal, perbankan syariah

menetapkan syarat-syarat umum untuk sebuah pembiayaan, seperti hal-

hal berikut ini:

a) Surat permohonan tertulis, dengan dilampiri proposal yang memuat

antara lain gambaran umum usaha, rencana atau prospek usaha,

rincian dan rencana penggunaan dana, jumlah kebutuhan dana, dan

jangka waktu penggunaan dana;

b) Legalitas usaha, seperti identitas diri, akta pendirian usaha, surat izin

umum perusahaan, dan tanda daftar perusahaan;

c) Laporan keuangan, seperti neraca dan laporan rugi laba, data

persediaan terakhir, data penjualan, dan fotokopi rekening bank.

2) Analisis Permohonan Pembiayaan

a) Prinsip Analisis Pembiayaan

Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank

syariah, bagian marketing harus memperhatikan beberapa prinsip

utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon

nasabah. Di dunia perbankan syariah prinsip penilaian dikenal dengan

5C + 1 S, yaitu:

(1) Character (karakter atau watak nasabah)

Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon

penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan

kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi

kewajibannya.

(2) Capacity (kemampuan membayar)

Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan

penerima pembiayaan untuk melakukan pembayaran. Kemampuan

diukur dengan catatan prestasi penerima pembiayaan di masa lalu

yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana

usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode

kegiatan.

(3) Capital (modal yang dimiliki)

Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki

oleh calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi

perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio

finansial dan penekanan pada komposisi modalnya.

(4) Collateral (jaminan yang dimiliki)

Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan.

Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu

resiko kegagalan pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat

dipakai sebagai pengganti kewajiban.

(5) Condition (kondisi ekonomi yang terjadi)

Bank syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di

masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis

usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal

tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses

berjalannya usaha calon penerima pembiayaan.

(6) Syariah

Penilaian ini dilakukan utuk menegaskan bahwa usaha yang

akan dibiayai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah,

sesuai dengan fatwa DSN MUI “Pengelola tidak boleh menyalahi

hukum syariah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan

mudharabah.”

Selain 5 C penilaian pembiayaan juga dapat menggunakan analisis

7P antara lain sebagai berikut:

(1) Personality (kepribadian nasabah)

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau

tingkah laku sehari-hari maupun kepribadian masa lalu.

(2) Party (klasfikasi nasabah)

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi

tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal,

loyalitas serta karakternya.

(3) Purpose (tujuan nasabah)

Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit

termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

(4) Prospect (harapan kemajuan)

Yaitu menilai usaha nasabah di masa akan datang

menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai

prospek atau sebaliknya.

(5) Payment (pengembalian)

Yaitu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan

kredit yang telah diambil atau sumber dana untuk pengembalian

kredit.

(6) Profitability (keuntungan)

Yaitu menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam

mencari laba.

(7) Protection (perlindungan)

Yaitu bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan

mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang

diberikan benar-benar aman.

3) Keputusan Permohonan Pembiayaan

Proses persetujuan penyaluran dana dilakukan melalui forum

komite penyaluran dana yang membahas usulan penyaluran dana dari

account officer (bagian penghitungan/ akuntansi). Keputusan komite

penyaluran dana dapat berupa persetujuan, persetujuan dengan syarat

atau penolakan dengan alasan yang dikemukakan dengan jelas.

4) Realisasi Pembiayaan

Setelah disetujuinya permohonan pembiayaan oleh komite

penyaluran dana, maka dilakukanlah realisasi pembiayaan sesuai dengan

syarat-syarat dalam dokumen persetujuan.

5) Pembinaan dan Pengawasan

Pembiayaan merupakan kegiatan utama bank, sebagai usaha

untuk memperoleh laba, tetapi rawan risiko yang tidak saja dapat

merugikan bank tapi juga berakibat kepada masyarakat penyimpan dan

pengguna dana. Oleh karena itu bank harus menerapkan fungsi

pengawasan yang bersifat menyeluruh (multi layers control), dengan tiga

prinsip utama, yaitu prinsip pencegahan dini (early warning system),

prinsip pengawasan melekat (built in control), dan prinsip pemeriksaan

internal (internal audit).

a) Prinsip Pencegahan Dini

Yaitu tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadinya hal-

hal yang dapat merugikan bank dalam pembiayaan, atau terjadinya

praktek-praktek pembiayaan yang tidak sehat. Pencegahan dini

dilakukan dengan cara menciptakan struktur pengendalian yang andal,

sebagai alat pencegahan yang mampu meminimalkan peluang-peluang

penyimpangan, dan alat untuk mendeteksi adanya penyimpangan,

sehingga dapat segera diluruskan kembali. Struktur pengendalian

internal ini harus diterapkan pada semua tahap proses pembiayaan,

mulai dari permohonan pembiayaan sampai pelunasan/ penyelesaian.

b) Prinsip Pengawasan Melekat

Yaitu dimana para pejabat pembiayaan melakukan supervisi

sehari-hari untuk memastikan bahwa kegiatan pembiayaan telah

berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, dan

ketentuan-ketentuan operasional lainnya dalam pembiayaan. Hasil

kegiatan supervisi itu minimal berupa laporan-laporan tentang:

(1) Hasil penilaian kualitas portofolio pembiayaan secara menyeluruh,

disertai penjelasannya;

(2) Ada atau tidaknya pembiayaan yang dilakukan menyimpang dari

kebijakan pokok pembiayaan, ketentuan syariah atau peraturan

perundang-undangan lainnya, berikut saran atau tindakan

perbaikannya;

(3) Besarnya tunggakan pembayaran kembali pembiayaan yang telah

diberikan dan pembayaran bagi hasilnya;

(4) Pelanggaran atau penyimpangan yang dilakukan oleh pejabat yang

berada di bawah supervisinya.

c) Prinsip Pemeriksaan Internal

Audit internal merupakan upaya lanjutan dalam pengawasan

pembiayaan, untuk lebih memastikan bahwa pembiayaan dilakukan

dengan benar sesuai dengan kebijakan pembiayaan, dan telah

memenuhi prinsip-prinsip pembiayaan yang sehat serta mematuhi

ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pembiayaan.

D. Jenis-jenis Risiko Kredit/ Pembiayaan

1. Risiko Kredit

Risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan

pokok dan/ atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang

sedang dilakukannya. Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu

mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena

terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas, sehingga penilaian

kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko

usaha yang dibiayainya.

2. Risiko Modal

Salah satu fungsi modal adalah melindungi para penyimpan dana

terhadap kerugian yang terjadi pada bank. Risiko modal berkaitan dengan

kualitas aset. Bank yang menggunakan sebagian besar dananya untuk

mendanai aset yang berisiko perlu memiliki modal penyangga yang besar

untuk sandaran bila kinerja aset-aset itu tidak baik. Tingkat modal itu juga

penting untuk menyangga risiko likuiditas.

3. Risiko Likuiditas

a. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas muncul manakala bank mengalami ketidak

mampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan

dengan biaya yang sesuai, baik untuk memenuhi kebutuhan transaksi

sehari-hari maupun untuk mmenuhi kebutuhan dana yang mendesak.

Besar-kecilnya risiko ini banyak ditentukan oleh:

Kecermatan perencanaan arus kas (cash flow) atau arus dana (fund

flow) berdasarkan prediksi pembiayaan dan prediksi pertumbuhan

dana-dana termasuk mencermati tingkat fluktuasi dana-dana

(volatility of funds);

Ketepatan dalam mengatur struktur dana-dana termasuk kecukupan

dana-dana non bagi hasil;

Ketersediaan aset yang siap dikonversikan menjadi kas;

Kemampuan menciptakan akses ke pasar antar bank atau sumber

dana lainnya, termasuk fasilitas lender of last resort (pemberian

pinjaman terakhir).

b. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko (kerugian) yang dikarenakan

adanya pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan internal atau

kebijakan-kebijakan bank dalam aktivitasnya.

E. Penggolongan Kualitas Pembiayaan

Untuk menentukan berkualitas atau tidaknya suatu kredit/pembiayaan

perlu diberikan ukuran-ukuran tertentu. Bank Indonesia menggolongkan

kualitas kredit/ pembiayaan menurut ketentuan sebagai berikut:

1. Pembiayaan Lancar (pas)

Adalah pembiayaan yang tidak mengalami penundaan pengembalian

pokok pinjaman dan pembayaran margin atau bagi hasil (jumlah hari

tunggakkan adalah 0).

2. Pembiayaan dalam perhatian khusus (special mention)

Adalah pembiayaan yang pengembalian pokok pinjaman dan

pembayaran margin dan bagi hasil telah mengalami penundaan selama 3

bulan dari waktu yang dijanjikan (1-90 hari).

3. Pembiayaan kurang lancar (substandard)

Adalah pembiayaan yang pengembalian pokok pinjamannya dan

pembayaran margin atau bagi hasil telah mengalami penundaan selama 6

bulan atau dua kali dari waktu yang dijanjikan (jumlah hari tunggakkan 91-

180 hari).

4. Pembiayaan diragukan (doubtful)

Adalah pembiayaan yang pengembalian pokok pinjamannya dan

pembayaran margin atau bagi hasil telah mengalami penundaan selama 9

bulan sejak jatuh tempo menurut jadwal yang diperjanjikan (jumlah hari

tunggakkan 181-270 hari).

5. Pembiayaan macet (loss)

Adalah pembiayaan yang pengembalian pokok pinjaman dan

pembayaran margin atau bagi hasil telah mengalami penundaan lebih dari 9

bulan sejak jatuh tempo menurut jadwal yang dijanjikan (jumlah hari

tunggakkan >270 hari).

F. Audit Intenal Penyaluran Dana

Audit internal penyaluran dana merupakan upaya lanjutan dalam

pengawasan penyaluran dana untuk lebih memastikan bahwa pemberian

penyaluran dana dilakukan dengan benar sesuai dengan prinsip kehati-hatian

dan prinsip syariah, meliputi:

1. Bank wajib melaksanakan audit internal terhadap pelaksanaan pemberian

penyaluran dana secara rutin dan berkesinambungan;

2. Pelaksanaan audit internal terhadap penyaluran dana harus sesuai dengan

standar pelaksanan fungsi audit internal bank yang berlaku;

3. Antara pengawas (Internal Auditor) dan obyek pengawas (auditee) harus

terjalin kerja sama yang baik dan pihak auditee wajib memberikan informasi

secara transparan dan obyektif;

4. Bila dari pemeriksaan terhadap obyek pengawasan ternyata ada sesuatu

petunjuk yang menandakan terjadinya penyimpangan, dan auditor berusaha

untuk menghindar, maka auditor dianggap memiliki pengetahuan atas

tindakan tersebut dan dia telah melakukan kebuataan yang disengaja.

BAB III

LAPORAN OBYEK

A. Gambaran Umum

1. Sejarah dan Perkembangan KJKS BMT ANDA

Koperasi Serba Usaha ANDA sebagai koperasi yang berdiri sejak

tahun 1998 diharapkan dapat bergerak diberbagai sektor usaha, telah

disahkan oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dengan SK

Nomor: 004/BH/kwk.1132/X1998. Kemudian pada tahun 2003

disempurnakan ke Badan Hukum tingkat Propinsi dengan SK Nomor:

07/BH/PAD/KDK.II/IV/2003 dan pada tahun 2012 diadakan perubahan

anggaran dasar menjadi KJKS BMT ANDA dengan nomor

35/PAD/XIV/X/2012.

Jumlah anggota pada akhir tahun 2011 sebanyak 4.928 orang dan

pada akhir tahun 2012 sebanyak 5.822 orang, atau mengalami peningkatan

894 orang. Penambahan anggota pada tahun 2012 berjalan relatif stabil.

Anggota yang mengundurkan diri juga ada, namun jumlahnya tidak terlalu

sigifikan. Hal ini dikarenakan penambahan anggota diatur lebih detail,

sementara mereka yang mengundurkan diri dikarenakan pindah domisili dll.

Namun demikian tidak mengurangi antusias dari masyarakat untuk

mendaftar sebagai anggota “KJKS BMT ANDA”.

Sampai dengan tahun 2012, usaha yang dijalankan oleh KJKS BMT

ANDA tidak hanyasektor simpan pinjam dengan menggunakan pola

syariah, namun juga pada sektor-sektor yang lain, seperti pengelolaan arisan

motor, jasa tempat pembayaran rekening listrik dan telepon, kerjasama

dengan biro perjalanan haji dan umroh. Hal ini dilakukan agar koperasi

mempermudah anggota dalam mendapatkan motor dan pembayaran listrik

dan telepon, melaksanakan ibadah haji dan umroh, serta meningkatkan

pendapatan koperasi terutama pendapatan diluar simpan pinjam.

Koperasi Jasa Keuangan Syriah BMT ANDA pada tahun 2012 ini

mengalami kenaikan aset dari Rp. 9.423.071,55 menjadi Rp.

11.777.607.574,79 atau meningkat Rp. 2.354.535.801,25 jika

diprosentasekan maka mencapai 24,98%.Kenaikan 24,98% ini didorong dari

jumlah kewajiban lancar Rp. 1,462,769,303.92 dan hutang naik Rp

596,033,827.03 dan modal naik Rp. 295,732,679.29.

Dengan kenaikan disisi pasiva ini tentunya meningkatkan jumlah

aktiva, baik aktiva produktif maupun aktiva tetap. Pendapatan juga

mengalami kenaikan dari Rp. 1.821.878.66,23 menjadi Rp.

2.195.204.484,39 atau meningkat Rp. 373,326,182.16. Hal ini terjadi karena

adanya peningkatan aktiva produktif dan penambahan usaha jasa lainnya.

2. Profil KJKS BMT ANDA

Nama : KJKS BMT ANDA

Alamat Kantor Pusat : Jl. Merak No.90 Klaseman, Kec. Sidomukti Kota

Salatiga.

Kantor Cabang :

1) Kantor Ampel

Jl. Raya Ampel-Salatiga KM. 0,5 Ampel Boyolali

Telp. 081 575 167 048

2) Kantor Karanggede

Jl. Prawiro Digdoyo Pasar Karanggede Boyolali

Telp. 085 740 708 759

Kantor Kas :

1) Kas Ngablak

Pasar Ngablak Magelang

Telp. (0298) 7173254

2) Kas Juwangi

Jl. Juwangi-Godong KM. 1 Juwangi Boyolali

Telp. 085 712 227 175

3) Kas Boyolali

Komplek Pasar Boyolali Kota

Telp. 081 575 167 048

Telepon Kantor Pusat : (0298) 314345

Faximile : (0298) 323565

Tanggal Berdiri : 20 Oktober 1998

Jumlah Karyawan : 23 orang

Jumlah Anggota : sampai akhir tahun 2012 sebanyak 5.822 orang

3. Visi dan Misi KJKS BMT ANDA

a. Visi KJKS BMT ANDA Salatiga:

Menjadi Lembaga Keuangan Syariah yang maju, profesional dan

mensejahterakan anggota.

b. Misi KJKS BMT ANDA Salatiga:

1) Menjalankan operasional Koperasi sesuai standar koperasi yang sehat;

2) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan;

3) Mengusahakan pemupukan modal anggota dengan sistem syariah;

4) Memberikan pembiayaan pada anggota untuk tujuan produktif;

5) Mengusahakan program pendidikan dan pembinaan agama secara intensif

kepada anggota;

6) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan kemajuan lingkungan kerja;

7) Menciptakan sumber pembiayaan anggota dengan prinsip syariah;

8) Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota;

9) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan

kerja yang sehat.

4. Dasar Pendirian KJKS BMT ANDA

a. Pendirian

Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Mall Wat Tamwil “ANDA”

didirikan pada tanggal 20 Oktober 1998, berdasarkan Akta Pendirian

Anggaran Dasar dua kali yaitu:

1. Nomor : 07/BH/PAD/KDK.11/IV/2003, taggal 21 April 2003

2. Nomor : 35/PAD/XIV/X/2012, tanggal 11 Oktober 2012

Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Mall Wat Tamwil

“ANDA” berlandasan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dan

berdasarkan kekeluargaan.

Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Mall Wat Tamwil

“ANDA” berkedudukan di Jl. Merak No.90 Kelurahan Mangunsari

Kecamatan Sidomukti Kota.

b. Bidang Usaha

Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Mall Wat Tamwil “ANDA”

didirikan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya

dan masyarakat pada umumnya, dalam rangka menggalang terlaksananya

masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945. Tugas dan usaha yang dilakukan Koperasi Jasa Keuangan Syariah

Baitul Mall Wat Tamwil “ANDA” dalam mencapai tujuannya yaitu:

1) Menghimpun simpanan koperasi berjangka dan tabungan koperasi dari

anggota dan calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya;

2) Memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan

atau anggotanya dengan memperhatikan penilaian kelayakan dan

kemampuan pemohon pinjaman.

c. Perijinan dan Legalitas

Perijinan dan legalitas dalam menjalankan usaha sebagai berikut:

1) Akta Pendirian Nomor: 004/BH/KWK-1132/X/1998, tertanggal 20

Oktober 1998

2) Perubahan Anggaran Dasar dengan Nomor: 07/BH/PAD/KDK.

11/IV/2003, tertanggal 21 April 2003

3) Perubahan Anggaran Dasar dengan Nomor: 35/PADXIV/X/2012,

tertanggal 11 Oktober 2012.

5. Struktur Organisasi KJKS BMT ANDA

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KJKS BMT ANDA

RAPAT ANGGOTA

PENGURUSKetua: Budi Santoso,SE.MMSekretaris: Supardi, SEBendahara: M. Fatur Rahman, SE.MM

DEWAN PENGAWASKetua: KH. Abdul Majid, BAAnggota:H. Ulin Nuha

MANAJERWidodo, A. Md

STAF MARKETINGIwan WahyudiNur Salim

SECURITY/OBAgung Setyanto

KEPALA CABANGKARANGGEDE

Agung Wisara Siku, SE

KEPALA CABANGAMPEL

Haryanto

KEPALA CABANGSALATIGA

Widodo, A.Md

MANAJER AKUNTANSIMadiyono, A.Md

STAF ADMINISTRASIPembiayaan: ItaSetyorini, SETeller:Erni AfriyantiCS: Dewi Woro Puasari

STAF MARKETINGMuhamad YazidArif HidayatHeru Fernanto

STAF ADMINISTRASITeller: Ika Dewi LestariCS: Ani Nur’aini

STAF ADMINISTRASITeller: Mutmainah, A.MdCS: Nurul Siti Rohmah, A. Md

STAF MARKETINGRudiyantoThoit MawawiSiti NurjanahWiwik Dwi Narsih, S.Si

6. Produk-produk KJKS BMT ANDA Salatiga

a. Produk Simpanan

1) SIBERKAH (Simpanan Berkala Mudharabah)

a) Si Qurban (Simpanan Qurban)

b) Si Munik (Simpanan Nikah)

c) Si Wali (Simpanan Walimah)

d) Si Pendi (Simpanan Pendidikan)

e) Si Fitri (Simpanan Idul Fitri)

Keunggulan Produk Simpanan:

(1) Setoran dapat dilakukan setiap saat, dan penarikan disesuaikan dengan

jenis simpanan masing-masing dengan jangka waktu yang disepakati

bersama

(2) Setoran minimal Rp. 25.000,- setiap bulannya

(3) Nisbah bagi hasil 40% dan diberikan setiap bulan langsung menambah

saldo simpanan

(4) Setoran dan penarikan dapat langsung ke kantor BMT ANDA atau

dilayani di rumah/ tempat usaha

2) SI HAJI (Simpanan Haji/Umroh)

(1) Diperuntukkan bagi umat Islam yang akan menjalankan ibadah Haji/

Umroh

(2) Setoran minimal Rp. 100.000,- setiap bulan

(3) Nisbah bagi hasil 40%

(4) Pendaftaran calon Haji dilaksanakan jika simpanan mencukupi untuk

pemesanan kursi calon Haji tahun yang bersangkutan

(5) Kekurangan dana bisa ditalangi oleh BMT dengan cara mengajukan

permohonan terlebih dahulu

3) SISUKA (Simpanan Usaha Berjangka)

Sangat tepat untuk merencanakan usaha dan setoran, dan penarikan

dapat langsung ke kantor atau dilayani di rumah serta di tempat usaha.

Setoran minimal Rp. 1.000.000,-.

Nisbah bagi hasil:

Jangka 3 bulan 40%

Jangka 6 bulan 42,5%

Jangka 9 bulan 45%

Jangka 12 bulan 50%

Bagi hasil diberikan setiap bulannya, dan dapat diperpanjang secara

otomatis.

4) SIMPANAN DIRHAM BAROKAH

Persyaratan:

Fotocopy KTP

Materai Rp. 6.000,-

Mengisi formulir pendaftaran

Peserta simpanan dirham minimal 90 orang

Setoran Rp. 200.000,- per bulan selama 24 bulan

Simpanan hanya dapat diambil satu bulan setelah akhir periode

atau setoran terakhir

Disediakan Doorprize menarik untuk seluruh peserta yang diundi

setiap 8 bulan sekali

Grand prize satu buah sepeda motor diakhir periode

5) SIMPANAN PENSIUN

Diperuntukkan bagi perusahaan maupun perorangan

Untuk mensejahterakan karyawan setelah pensiun

Setoran minimal Rp. 25.000,- per bulan

Pengambilan minimal 5 tahun

Nisbah bagi hasil 60% diberikan setiap bulan langsung menambah

saldo

b. Produk Pembiayaan

1) Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan dengan menggunakan sistem bagi hasil.

2) Pembiayaan Murobahah/Pembiayaan Barang

Pembiayaan dengan menggunakan sistem jual beli, dimana BMT sebagai

penjual dan anggota/masyarakat sebagai pembeli.

Syarat Umum Pembiayaan:

(1) Bersedia untuk mengangsur tepat waktu

(2) Pengajuan oleh anggota atau calon anggota secara langsung atas nama

sendiri

(3) Melengkapi administrasi pendaftaran meliputi:

Foto copy KTP suami-istri (yang sudah berkeluarga) masing-

masing dua lembar

Foto copy KTP orang tua (yang belum berkeluarga) masing-masing

dua lembar

Satu lembar foto copy Kartu Keluarga (KK)

Anggota dan calon anggota yang tidak memiliki KTP yang berlaku

harus dilengkapi dengan surat keterangan bukti diri dari

pemerintahan setempat

Menyerahkan foto copy jaminan (untuk BPKB dilengkapi foto

copy STNK dan gesek nomor rangka dan nomor mesin)

Untuk Surat Dasaran Pasar berlaku sampai dengan jatuh tempo

surat dasaran tesebut

Jaminan bukan atas nama sendiri disertai dengan surat kuasa

bermaterai dan diketahui aparat setempat

Laporan keuangan atau slip gaji

Mengisi formulir pengajuan yang telah disediakan

Melampirkan rekening listrik

c. Produk Lainnya

1) Arisan Sepeda Motor

a) Setoran dan Lama Arisan

(1) Besar setoran Rp. 125.000,- (paket 1) Rp. 100.000,- (paket 2)

(2) Lama arisan maksimal 70 putaran paket 1, 80 putaran paket 2. Karena

akumulasi kas anggota pada bulan tertentu dapat dilelang (2) dua

sepeda motor, maka lama arisan tidak mencapai 70 putaran.

(3) Standar sepeda motor yang digunakan adalah seharga Rp. 12.000.000,-.

b) Sistem Arisan

(1) Arisan sepeda motor dilaksanakan dalam bentuk kelompok dengan

anggota maksimal 70 orang (paket 1), dan 80 orang (paket 2).

(2) Arisan ditentukan dengan sistem lelang tertutup dengan batas minimal

lelang Rp. 4.210.000,- (paket 1) dan Rp. 4.960.000,- (paket 2).

(3) Pelelang harus datang pada saat arisan atau bisa diwakilkan dengan

menggunakan surat kuasa dan pelelang tidak harus menyediakan uang

pada saat lelang, sisa uang lelang akan menjadi kas anggota.

(4) Apabila tidak ada lelang, maka pemenang lelang ditentukan dengan

diundi, dan bagi yang terpilih harus bersedia menjadi pemenang.

(5) Pemenag lelang harus menyelesaikan administrasi paling lambat 1

bulan dari tanggal lelang, jika mengundurkan diri dari lelang dikenakan

biaya administrasi sebesar 8% dari besar lelang.

(6) Panitia melaporkan saldo kas tiap bulan.

c) Jaminan Keamanan dan Keuntungan

(1) BMT ANDA berbadan hukum resmi dan telah berdiri sejak 12 tahun

yang lalu

(2) Setoran ringan dan murah dibandingkan kredit

(3) Pengunduran diri bisa diganti orang lain atau jika lebih dari satu kali

angsuran maka dikembalikan 50%

(4) Keterlambatan pembayaran dikenakan denda Rp. 5.000,- perbulan, jika

keterlambatan 2 kali angsuran maka panitia berhak menyita sepeda

motor arisan atau jaminan

(5) Pemenang lelang terakhir bebas minimal lelang

(6) Jika masih ada kas setelah putaran selesai, sisa kas akan dibagikan

kepada seluruh peserta

(7) Hasil lelang dalam bentuk dana tunai yang dimasukkan ke rekening

simpanan berjangka tidak dimintakan jaminan (investasi yang sangat

menguntungkan)

d) Persyaratan

(1) Mengisi biodata peserta arisan

(2) Menyerahkan fotocopy KTP 1 lembar

(3) Menandatangani peryataan peserta arisan

2) PPOB (Payment Point On Line Bank)

BMT ANDA melayani pembayaran:

Rekening listrik

Rekening telepon

Untuk wilayah Jawa Tengah & DIY. Setiap rekening disisihkan Rp. 20,-

untuk dana infaq.

B. Data Deskriptif

1. Pembiayaan Pada KJKS BMT ANDA Salatiga

a. Al Murabahah (MBA)

Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan dengan syarat jual beli

dimana BMT dapat membantu anggotanya dengan pembiayaan pembelian

barang yang dibutuhkan untuk modal usaha atau perlengkapan/alat rumah

tangga.

Penggunaan pembiayaan:

- Penggunaan pembiayaan untuk usaha produktif berupa keperluan

modal kerja dan pembelian sarana usaha.

- Prioritas penggunaan pembiayaan adalah untuk sektor perdagangan,

pertanian, industri (home industri) dan jasa.

1) Penetapan harga jual

a) Harga jual kepada anggota adalah harga beli barang ditambah

keuntungan BMT. Besarnya keuntungan ditentukan oleh BMT. Secara

umum 2-3% perbulan. Besarnya keuntungan dapat berubah sewaktu-

waktu sesuai kebijakan BMT.

b) Untuk memudahkan penerapan pembiayaan Murobahah di BMT,

penetapan harga jual dari BMT kepada anggota dapat disesuaikan

dengan tabel angsuran murobahah.

c) Setoran pembiayaan terdiri dari:

- Angsuran pokok

- Angsuran margin keuntungan

- Cadagan risiko

2) Syarat Pembiayaan

a) Calon anggota pembiayaan adalah:

(1) Anggota biasa, anggota luar biasa, maupun calon anggota yang

bertempat tinggal di wilayah lingkungan BMT dan memenuhi

kriteria

(2) Mempunyai usaha/penghasilan

(3) Mempunyai tabungan aktif di BMT

(4) Lulus wawancara dan kelayakan kuantitatif tim BMT

(5)Anggota yang masih mempunyai hutang pembiayaan tidak

diperkenankan untuk mengambil pembiayaan sebelum melunasi

hutangnya atau dengan persetujuan pengurus

b) Plafon (besarnya) pembiayaan nasabah

Besarnya pembiayaan per nasabah ditentukan minimum Rp.

3.000.000,- dan maksimum Rp. 100.000.000,- (dilihat berdasakan

kemampuan keuangan) atau berdasarkan kebijaksanaan pengurus

(sewaktu-waktu berubah).

c) Jaminan

Jaminan utama adalah barang yang dibiayai, jika dirasakan perlu

BMT dapat meminta jaminan tambahan. Jenis dan nilai jaminan

ditentukan oleh BMT pada saat mengajukan permohonan

pembiayaan, misalnya surat tanah atau kendaraan bermotor.

d) Biaya Pembiayaan

Dalam murobahah ini dipungut biaya administrasi (fee/provisi)

sesuai ketentuan yang berlaku. Biaya materei dipungut sesuai

dengan aturan yang berlaku.

e) Skema Pembiayaan Murobahah

- BMT menunjuk anggotanya sebagai pihak yang mewakili

pembelian barang yang dimaksudkan atas nama BMT. BMT

membayar nilai barang tersebut, pembayaran harga beli hanya

sah bila dilengkapi dengan bukti pembayaran seperti kuitansi,

tagihan atau dokumen sejenis.

- Selanjutnya BMT menjual barang tersebut kepada anggota

dengan harga yang telah disepakati bersama yaitu harga beli

ditambah sejumlah margin.

- Anggota BMT melakukan pembiayaan dengan cara

mengangsur selama jangka waktu yang telah disepakati

bersama antara BMT dengan anggota pembiayaan.

b. Al Mudharabah

Pembiayaan mudharabah adalah suatu perjanjian usaha antara

pemilik modal dengan pengusaha dimana pemilik modal menyediakan

seluruh dana yang diperlukan, dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan

atas usaha. Hasil usaha bersama ini dibagi sesuai dengan kesepakatan pada

waktu penandatanganan perjanjian pembiayaan yang dituangkan dalam

bentuk nisbah bagi hasil (misalnya 70:30). Pada pembiayaan mudharabah,

BMT bertindak sebagai pihak yang menyediakan dana (shahibul maal) dan

anggota yang menerima pembiayaan bertindak sebagai pengelola dana

(mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha.

1) Skema Pembiayaan Mudharabah

a) BMT adalah pihak yang menyediakan modal (shahibul maal).

b) Anggota adalah pengelola dana (mudharib) yang berperan sebagai

pemegang amanah, oleh karena itu dia harus menggunakan modal

tersebut untuk suatu usaha yang menguntungkan.

c) Penanganan seluruh kegiatan usaha dilakukan oleh mudharib. BMT

sebagai shahibul maal tidak akan mencampuri manajemen usaha,

tetapi mempunyai hak untuk melakukan pengontrolan atau

pengawasan.

d) Pada akhir masa usaha, mudharib harus mengembalikan modal

kepadashahibul maal ditambah sejumlah keuntungan dari hasil usaha

yang besarnya didasarkan pada nisbah bagi hasil yang telah disepakati

bersama.

2) Jaminan

Pembiayaan mudharabah merupakan trusty financing (pembiayaan

dengan kepercayaan penuh), oleh karena itu agunan tidak berfungsi

sebagai jaminan pengembalian jika terjadi kegagalan usaha. Agunan

tetap diperlukan untuk menjaga agar mudharabah tetap amanah

menjalankan ketentuan yang dipakai.

3) Tata Cara Penghitungan Bagi Hasil

a) Bagi hasil dihitung berdasarkan pendapatan (hasil usaha anggota

bukan keuntungan yang diperoleh anggota pembiayaan).

b)Besarnya nisbah bagi hasil untuk pembiayaan ini ditentukan sesuai

kesepakatan antara BMT dengan anggota.

c) Besarnya nisbah tersebut oleh BMT diakukan dengan

mempertimbangkan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh BMT.

d)Nilai perhitungan bagi hasil akan menggunakan pembulatan angka.

c. Penyediaan Dana Qardh

Yang dimaksud dana Qardh adalah penyediaan dana kepada anggota

yang pemberiannya tanpa mengharapkan imbalan. Namun tidak menutup

kemungkinan adanya upaya pembayaran fee/bagi hasil dari anggota atau

pembayaran kembali pokok tagihan, meskipun akad yang dibuat pada

prinsipnya saling membantu dan bukan transaksi komersial.

1) Sumber

Mengingat sifat penyediaan dana qardh yang tidak memberikan

keuntungan finansial, maka pendanaan dana qardh ini dapat diambil dari

modal BMT sendiri atau dari infaq, sodaqoh atau dari sumber pendapatan/

transaksi non komersial dan hibah.

2) Tujuan

Sebagai dana untuk sumbangan apabila terjadi musibah atau

kecelakaan, sebagai dana produktif sesuai dengan keputusan BMT

berdasar persetujuan dari pengurus. Untuk plaform diatas dua juta

diperlukan persetujuan badan pengawas/syariah.

2. Prosedur Pembiayaan KJKS BMT ANDA Salatiga

a. Pengajuan Pembiayaan, dengan syarat:

1) Anggota KJKS ANDA atau bersedia menjadi anggota

2) Bersedia untuk mengangsur tepat waktu

3) Pengajuan oleh anggota atau calon anggota secara langsung atas nama

sendiri

4) Bersedia disurvei dan memberikan data yang sebenarnya

5) Melengkapi Administrasi Pendaftaran meliputi:

a) Foto copy KTP Suami-Istri (yang sudah berkeluarga) masing-

masing 2 lembar

b) Foto copy KTP Orang Tua (yang belum berkeluarga) masing-

masing 2 lembar

c) Foto copy Kartu Keluarga (KK)

d) Anggota dan calon anggota yang tidak memilki KTP yang berlaku,

harus dilengkapi dengan Surat Keterangan bukti diri

daripemerintah setempat

e) Menyerahkan foto copy jaminan

(1) BPKB

(a) Copy BPKB

(b) Copy STNK

(c) Gesek nomor rangka dan nomor mesin

(d) Jika bukan atas nama sendiri disertakan kwitansi jual beli

bermaterei

(e) Sepeda motor minimal tahun 2005

(f) Mobil minimal tahun 1995

(2) Surat Dasaran

(a) Copy Surat Dasaran

(b) Surat dasaran pasar berlaku sampai jatuh tempo pembiayaan

(c) Surat keterangan dari dinas pasar

(d) Atas nama pemohon sendiri

(3) Sertifikat Tanah

(a) Copy sertifiat

(b) Copy SPPT

(c) Sertifikat atas nama sendiri atau atas nama keluarga inti

(Orangtua, kakak atau adik yang dibuktikan dalam KK).

f) Jaminan bukan atas nama sendiri disertai dengan surat kuasa

bermaterei dan diketahui aparat setempat serta melampirkan foto

copy KTP, KK pemilik jaminan

g) Laporan keuangan atau slip gaji (PNS atau swasta)

h) Mengisi formulir pengajuan yang telah disediakan

i) Melampirkan rekening listrik

j) Melampirkan nomor telepon/hp pemohon dan nomor hp keluarga

yang bisa dihubungi

6) Kelengkapan administrasi untuk anggota pembiayaan lama meliputi:

a) Semua persyaratan anggota baru

b) Kartu angsuran

7) Minimal pengajuan Rp. 3.000.000,-

b.Analisis/Survei Pembiayaan

Setelah persyaratan administrasi pembiayaan lengkap oleh bagian

administrasi pembiayaan, maka dilaksanakan survei pembiayaan untuk

mengetahui hal-hal terkait dengan anggota.

1) Survei dilakukan apabila:

Nasabah baru

Nasabah lama dengan agunan baru

Nasabah lama dengan pengajuan yang lebih banyak

Nasabah yang perlu

2) Survei dilaksanakan berdasarkan jumlah pengajuan dengan ketentuan

sebagai berikut:

a) Permohonan pembiayaan kurang dari Rp. 10.000.000,- survei

dilakukan oleh pemasaran/marketing 2 (dua) orang

b) Permohonan pembiayaan Rp. 10.000.000,- sampai Rp. 25.000.000,-

survei dilakukan oleh Kepala Cabang

c) Permohonan pembiayaan Rp. 25.000.000,- sampai Rp. 50.000.000,-

survei dilakukan oleh Kepala Cabang dan Manager Pembiayaan

d) Permohonan pembiayaan diatas Rp. 50.000.000,- survei dilakukan

oleh Manager Pembiayaan dan General Manager

3) Hal-hal yang perlu diperhatikan saat survei:

a) Mengklarifikasikan data yang telah ada dengan kenyataan yang

sebenarnya

b) Membuat laporan hasil survei kepada kepala cabang/manager

pemasaran

c) Petugas survei tidak diperbolehkan menjanjikan kapan/jumlah

realisasi

d) Petugas survei tidak diperbolehkan menerima imbalan dalam

bentuk apapun dari pihak yang disurvei.

c. Keputusan Persetujuan Pembiayaan

Setelah dilaksanakan survei, maka dapat dinilai apakah layak apa

tidak untuk memperoleh pembiayaan. Hasil persetujuan pembiayaan

meliputi sebagai berikut:

1) Hasil survei dirapatkan pada cabang bersangkutan, jika cabang

menyatakan hasil survei bagus maka cabang bisa merekomendasikan

untuk dilaksanakan pembiayaan. Dan selanjutnya hasil rapat cabang

ini dibawa ke rapat komite pembiayaan. Jika hasil survei tidak bagus

maka cabang berhak menolak pengajuan pembiayaan tersebut dan

memberitahukan kepada anggota tentang penolakan pembiayaan

tanpa harus disertai alasan penolakannya.

2) Hasil rapat komite menjadi kesepakatan komite dan selanjutnya

diajukan kepada pengurus koperasi.

3) Pengurus koperasi berhak menolak ataupun menyetujui hasil rapat

komite.

4) Jika pengurus menyetujui maka dibuat surat persetujuan pencairan dan

ditandatangani oleh pengurus.

5) Jika pengajuan pembiayaan ditolak baik di kantor cabang, di kantor

pusat, maupun oleh pengurus, maka cabang bersangkutan segera

memberitahukan penolakan pembiayaan tersebut kepada anggota

tanpa harus disertai alasan penolakannya.

d. Pengikatan Agunan/jaminan

Jaminan berdasarkan ketentuan pasal 8 UU no 7 tahun 1992

sebagaimana diubah dengan UU no 10 tahun 1998 tentang perbankan

adalah, keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan anggota untuk

melunasi pembiayaan sesuai dengan yang diperjanjikan.

1) Pada BMT, jenis agunan atau jaminan yang bisa diagunkan adalah:

Tanah

BPKB motor

Blokir simpanan berjangka BMT

Barang elektronik

Cek mundur/surat berharga

2) Penilaian jaminan

a) Sertifikat

(1) Memiliki akses jalan minimal lebar 3 m.

(2) Tidak dekat makam

(3) Nilai maksimal 75% dari harga wajar pasar

b) BPKB

(1) Kondisi baik dan dapat dioperasionalkan

(2) STNK tidak terlambat pajak

(3) Nilai maksimal 60% dari harga wajar pasar dengan

memperhitungkan waktu jatuh tempo

c) Surat Dasaran

Nilai maksimal 75% dari harga wajar pasar

3) Pengikatan jaminan

a) Jaminan Sertifikat

(1) Pencairan Rp. 10.000.000,- s/d Rp. 50.000.000,- dengan Akta Notaris

Pengikatan SKMHT (Surat Kuasa Menjual Hak Tanggungan)

(2) Pencairan di atas Rp. 50.000.000,- dengan pengikatan SKMAPHT

(Surat Kuasa Menjual Akte Pengalihan Hak Tanggungan)

b) Jaminan BPKB

Pencairan diatas Rp. 10.000.000,- dengan pengikatan fidusia

c) Jaminan Surat Dasaran

Surat dasaran dapat diagunkan dengan persetujuan Dinas Terkait.

d) Jaminan Lain

Pembiayaan dengan jaminan selain BPKB, Sertifikat tanah dan surat

dasaran akan diatur berdasarkan peraturan khusus yang diberikan oleh

pengurus.

e. Akad Pembiayaan

Setelah dilaksanakan pengikatan jaminan/agunan maka dilaksanakan

akad pembiayaan yang memuat sekurang-kurangnya.

1) Pihak Pertama yaitu perwakilan lembaga yang terkait:

a) Nama

b) Alamat

c) Jabatan dan SK

2) Pihak kedua yang terdiri dari:

a) Nama

b) Alamat

c) Nomor KTP

d) Nama Istri

e) Alamat istri

f) Nomor KTP istri

3) Jumlah pembiayaan

4) Penggunaan dana

5) Biaya-biaya

a) Administrasi Rp. 20.000,-

b) Provisi 2,25% dari plafond pembiayaan dikurangi Rp 20.000,-

c) Notaris

(1) SKMHT (Surat Kuasa Menjual Hak Tanggungan) Rp 125.000,-/

disesuaikan dari pihak notaris masing-masing wilayah

(2) APHT (Akte Pengalihan Hak Tanggungan) dan FIDUSIA

(pengikatan agunan melalui notaris) disesuaikan dari pihak notaris

masing-masing wilayah

6) Kesepakatan bagi hasil/Mark up

a) Bagi hasil nisbah 10:90 atau disesuaikan tergantung dari perhitungan

potensi keuntungan anggota setara perhitungan pembiayaan MBA

b) Margin minimal

(1) Flat

(a) Harian 0,01% perhari dari plafond

(b) Mingguan 0,6% perminggu dari plafond

(c) Bulanan 2% dari plafond

(d) Margin diakhir 3,2% dari plafond perbulan

(e) Margin tiap bulan 3% dari plafond perbulan

(2) Menurun

Bulanan setara 1,9%

7) Cadangan resiko

Setiap anggota pembiayaan wajib memiliki cadangan resiko minimal

0,5% dari plafond perbulan yang dibayarkan bersamaan dengan

angsuran.

8) Jangka waktu pembiayaan maksimal

a) Bulanan 36 bulan

b) Jatuh tempo 6 bulan atau disesuaikan dengan bulan jatuh tempo 1 bulan

sebelum ramadhan

9) Besarnya angsuran per bulan atau pekan/pasaran/harian

10) Agunan/jaminan

11) Saksi-saksi

Setelah akad pembiayaan ditanda tangani kedua belah pihak, maka data

tersebut diberikan kepada bagian administrasi untuk dilakukan pencairan

pembiayaan. Dari bagian administrasi diberikan kepada teller, teller

mencairkan pembiayaan melalui Rekening Sukarela Anggota yang ada di

BMT.

f. Pencairan Pembiayaan

1) Setelah pengajuan pembiayaan disetujui masing-masing dilaksanakan

tahapan sebagai berikut:

a) Pengurus dan atau kepala cabang membuat surat pesetujuan pembiayaan

yang diberikan kepada anggota yang mengajukan, minimal berisi

tentang:

(1) Nama, Alamat, dan Nomor KTP anggota yang mengajukan

(2) Besarnya pembiayaan yang dapat dicairkan

(3) Jangka waktu pembiayaan perkiraan perhitungan bagi hasil atau

margin pembiayaan

(4) Biaya-biaya yang timbul

(5) Kelengkapan lain yang harus dipenuhi jika dibutuhkan.

b) Surat pemberitahuan berlaku sejak 1 (satu) bualan sejak tanggal

ditetapkan. Jika tidak ada balasan dari anggota maka dianggap

mengundurkan diri.

c) Setelah anggota memberitahukan untuk persetujuan pembiayaan maka

kantor cabang mengagendakan untuk penanda tanganan pengikatan

jaminan dan akad pembiayaan.

2) Perhitungan kelayakan pencairan

a) Pegawai

(1) Angsuran maksimal 40% dari seluruh pendapatan bersih setelah

dikurangi hutang lain

(2) Dengan memperhatikan beban hidup keluarga dari jumlah anggota

keluarga yang ditanggung.

b) Pengusaha

Sumber angsuran pokok dan margin berasal dari keuntungan dari

modal yang diberikan.

h. Proses Pembayaran angsuran

Pembayaran/pelunasan pembiayaan dilaksanakan di kantor BMT dalam

hal khusus dapat diambil di rumah/di tempat usaha sesuai dengan waktu yang

telah disepakati. Jika anggota terlambat dalam memberikan angsuran maka

dikenakan sanksi administrasi dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jangka waktu harian, setelah 2 hari kerja

2) Jangka waktu pasaran, setelah 2 hari kerja

3) Jangka waktu pekanan, setelah 2 hari kerja

4) Jangka waktu bulanan, setelah 7 hari kerja

5) Jangka waktu panenan, setelah 10 hari kerja

Lewat dari hari tersebut, angsuran dikenakan sanksi administrasi sebesar

1% setiap hari dari jumlah angsuran yang seharusnya disetor.

i. Pelunasan Pembiayaan

1) Pelunasan ketika jatuh tempo, maka anggota membayar seluruh sisa pokok,

sisa bagi hasil/mark up dan sisa cadangan resiko yang belum dibayar, dan

jika terlambat cadangan resiko dalam bulan yang bersangkutan tidak bisa

diambil.

2) Pelunasan setelah jatuh tempo, poin 1 ditambah denda sebesar bulan

keterlambatan x 4% dari sisa pokok.

3) Pelunasan sebelum jatuh tempo, jika terjadi pelunasan pembiayaan sebelum

jatuh tempo maka anggota wajib membayar sisa pokok sesuai dengan saldo

yang ada di BMT Anda ditambah bagi hasil/margin bulan bersangkutan

(MDA/mudharabah) ditambah 1x2% plafon bagi pembiayaan (MBA/

murabahah).

4) Pengajuan tanpa menutup pembiayaan lama dikenakan biaya pelunasan.

a) Kurang dari 1/3 masa pembiayaan 3 x 2% plafon

b) Kurang dari 2/3 masa pembiayaan 2 x 2% plafon

c) Lebih dari 2/3 masa pembiayaan 1 x 2% plafon

Alur Singkat Prosedur Pembiayaan KJKS BMT ANDA

Gambar 3.2 Alur Singkat Prosedur Pembiayaan KJKS BMT ANDA

ADANYA PENGAJUAN PEMBIAYAAN

PENCAIRAN PEMBIAYAAN

PENANDATANGANAN KONTRAK AKADPEMBIAYAAN OLEH PENGURUS,PEMINJAM, DAN NOTARIS (jikamenggunakan notaris), kontrakmencangkup:

Jumlah Hutang Besarnya margin Waktu pelunasan Cara pembayaran Klausaopeisbaarheid(hilangnya hakpeminjam terhadap jaminankarena alasan tertentu)

jaminan

RAPAT TENTANG DISETUJUITIDAKNYA PENGAJUAN

PEMBIAYAANRapat tersebut terdiri dari 3 tahapantara lain:1. Rapat cabang2. Rapat komite3. Rapat pengurus

BMT MENGANALISIS DOKUMENPENGAJUAN/ SURVEY CALONANGGOTA:

Kelengkapanadministrasi

5 C& 5A

PENGIKATAN AGUNAN

PROSES PEMBAYARAN PELUNASAN

TIDAK DISETUJUIDISETUJUI

PEMBERITAHUAN PADACABANG TENTANG PENOLAKAN

PEMBIAYAAN

PEMBERITAHUANPENOLAKAN PEMBIAYAANDAN PENGEMBALIANBERKAS KEPADA NASABAH

BAB IV

ANALISIS

Pada Bab analisis ini akan dijelaskan mengenai analisa terhadap masalah-

masalah yang telah dirumuskan sebelumnya dengan landasan teori serta

informasi-informasi yang diperoleh dari obyek penelitian tugas akhir ini. Hal-hal

yang akan dianalisis pada bab ini antara lain bahan pertimbangan persetujuan

pembiayaan, kendala dan faktor yang mempengaruhi terjadinya pembiayaan

bermasalah serta metode penerapan SPI (Sistem Pengendalian Intern) yang

dipakai KJKS BMT ANDA Salatiga. Berikut ini data-data yang telah diperoleh

dan dianalisa oleh penulis:

A. BahanPertimbangan Persetujuan Pembiayaan

Dalam menyetujui pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah

tentunya terdapat poin-poin tertentu yang dijadikan sebagai bahan

pertimbangan oleh KJKS BMT ANDA Salatiga. Berikut hal-hal yang dijadikan

sebagai bahan pertimbangan persetujuan pembiayaan pada KJKS BMT ANDA

Salatiga berdasarkan wawancara dengan Bapak Agung Setyanto, salah satu

Surveyer pembiayaan KJKS BMT ANDA Salatiga (wawancara pada 14 Mei

2013, pukul 10.34 WIB).

1. Kelengkapan administrasi atau persyaratan pembiayaan oleh nasabah

Administrasi yang lengkap dapat menjadi bahan pertimbangan

persetujuan pembiayaan karena menjadi dasar BMT untuk menilai

kesungguhan dan itikad baik nasabah dalam kegiatan pembiayaan yang akan

dilaksanakan. Selain itu dengan lengkapnya administrasi dapat

memudahkan BMT untuk menganalisis karakter serta kemampuan nasabah,

sehingga meminimalisir kemungkinan munculnya kendala yang akan

dihadapi dalam pembiayaan yang diajukan.

Adapun data-data administrasi yang dibutuhkan dalam pengajuan

pembiayaan pada KJKS BMT ANDA Salatiga antara lain:

a. KTP Suami dan istri bagi yang sudah menikah, bagi yang belum

menikah mencantumkan KTP Orang tua;

b. KK (Kartu Keluarga), Kartu Keluarga yang dipakai adalah KK keluarga

inti;

c. c. Foto copy surat jaminan seperti BPKP, STNK, sertifikat tanah, gesek

nomor rangka dan nomor mesin bagi yang mengajukan jaminan berupa

kendaraan bermotor, dan foto copy surat dasaran pasar serta surat

keterangan dinas pasar bagi jaminan berupa kios di pasar. Apabila

jaminan bukan atas nama pribadi maka wajib mencantumkan surat

keterangan dari pihak berwajib;

d. Foto Copy surat nikah suami-istri bagi yang sudah menikah;

e. Pencantuman data-data laporan keuangan calon nasabah, seperti jumlah

penghasilan, jumlah kebutuhan, jumlah kewajiban, serta slip gaji

pegawai;

f. Melampirkan rekening listrik.

Apabila persyaratan administrasi yang dilampirkan calon nasabah

kurang lengkap, KJKS BMT ANDA Salatiga biasanya akan meminta untuk

menambah kelengkapan tersebut. Namun jika permintaan melengkapi

administrasi tersebut tidak ditaati oleh calon nasabah, maka KJKS BMT

ANDA Salatiga tidak akan menyetujui pembiayaan yang diajukan tersebut.

2. Jumlah nominal pengajuan pembiayaan dan rencana penggunaan dana

tersebut

Besar kecilnya jumlah nominal pembiayaan yang diterima nasabah

tergantung pada keputusan pihak KJKS BMT ANDA Salatiga. Sebelum

KJKS BMT ANDA Salatiga memutuskan melakukan pencairan dana

pembiayaan pada nasabah, terlebih dulu akan dilakukan pencocokkan

jumlah pembiayaan yang diajukan nasabah dengan jumlah pembiayaan yang

dapat diberikan. Pertama-tama KJKS BMT ANDA Salatiga akan

menghitung pendapatan bersih nasabah yang didapat dari selisih pendapatan

dan pengeluaran nasabah. Kemudian menghitung berapa jumlah angsuran

yang dapat dibayar nasabah. Terakhir barulah menghitung besarnya

pembiayaan yang dapat diberikan yang dihitung dari (rasio angsuran x

pendapatan bersih x jangka waktu). Setelah jumlah pembiayaan yang

diajukan nasabah jumlahnya sesuai dengan yang dapat diberikan, KJKS

BMT ANDA Salatiga kemudian akan melakukan proses selanjutnya yakni

menghitung nominal jaminan yang diagunkan.

Contoh penghitungan:

a. Perhitungan Laba Usaha

Penjualan usaha Rp 1.000.000,-

Harga pokok barang Rp 600.000,-

Biaya usaha Rp 100.000,--

Laba usaha Rp 300.000,-

b. Perhitungan kemampuan bayar

Laba usaha perbulan Rp 300.000,-

Pendapatan lain

- Dari istri Rp 100.000,-

- Lainnya Rp 50.000,- +

Jumlah pendapatan Rp 450.000,-

c. Biaya diluar usaha

Kebutuhan rumah tangga Rp 200.000,-

Biaya pendidikan Rp 50.000,-

Biaya lainnya Rp 50.000 ,- +

Total Rp 300.000,-

Pendapatan bersih Rp 150.000,-

d. Rasio angsuran (maksimal 40%)

e. Nilai pembiayaan yang dapat diberikan

Rasio angsuran x pendapatan bersih x jangka waktu

40% x 150.000 x 4 bulan = Rp 240.000,-

3. Karakter nasabah, kemauan dan kemampuan nasabah mengangsur

pinjaman

Karakter nasabah, kemauan dan kemampuan nasabah mengangsur

pinjaman dapat dijadikan bahan pertimbangan persetujuan pembiayaan

karena jika ketiganya baik maka kendala pembiayaan tidak akan ditemukan.

Untuk mengetahui karakter, kemauan serta kemampuan nasabah calon

pembiayaan, KJKS BMT ANDA Salatiga memiki metode analisis tertentu

yaitu dengan analisis 5 C serta 5 A metode ini diterapkan disaat survei atau

sebelum menyetujui pembiayaan yang diajukan oleh nasabah.

a. Pendekatan 5 C

1) Pendekatan karakter (Character)

Aspek yang dinilai dalam pendekatan karakter yaitu

penilaian karakter atau kepribadian calon peminjam, dengan tujuan

untuk memperkirakan kemungkinan bahwa peminjam dapat

memenuhi kewajibannya. Pada KJKS BMT ANDA Salatiga hal-hal

yang dijadikan pertimbangan pada analisa pendekatan karakter antara

lain:

a) Pemohon bersifat sopan, kooperatif, teliti, mau bertanya dan

mendengar;

b) Pemohon dikenal berkelakuan baik oleh lingkungannya;

c) Pemohon tepat waktu/ disiplin dalam janji ketemu dan mampu

menyediakan data yang sebenar-benarnya.

2) Pendekatan kemampuan pelunasan (Capacity)

Aspek yang dinilai pada pendekatan pelunasan yaitu

penilaian secara subyektif tentang kemampuan peminjam untuk

melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi

peminjam dimasa lalu yang didukung dengan pengamatan atas sarana

usahanya serta metode kegiatannya. Dalam analisis ini KJKS BMT

ANDA Salatiga memperkirakan serta menghitung pendapatan bersih

yang didapat calon nasabah, apakah nantinya nasabah bisa

mengembalikan jumlah pinjamannya atau tidak. Hal-hal yang menjadi

pertimbangan KJKS BMT ANDA Salatiga dalam analisis kapasitas

kemampuan antara lain:

a) Apabila pemohon adalah karyawan tetap maka masa kerja

minimal 6 bulan;

b) Apabila pemohon memiliki usaha sendiri, usaha telah berjalan

selama minimal 6 bulan;

c) Dana untuk angsuran dibayarkan dari penghasilan sendiri;

d) Pemohon tidak pernah ditolak peermohonanya pada bank lain.

3) Pendekatan kemampuan modal (Capital)

Yaitu kemampuan terhadap modal yang dimiliki calon

peminjam yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan

yang ditujukan oleh rasio financial(perbandingan keuangan) dan

penekanan pada komposisi modalnya. Hal-hal yang dijadikan bahan

pertimbangan KJKS BMT ANDA Salatiga dalam menilai modal yang

dimiliki nasabah antaralain rumah yang ditempati pemohon adalah

milik sendiri dan bersifat permanen.

4) Pendekatan jaminan (Collateral)

Yaitu jaminan yang dimiliki calon peminjam. Penilaian ini

bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu risiko kegagalan

pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai

pengganti dari kewajiban. Pertimbangan KJKS BMT ANDA Salatiga

dalam menyetujui suatu jaminan dipakai yaitu:

a) Jaminan milik sendiri atau milik istri atau milik anak;

b) Jaminan tidak dalam sengketa;

c) Nilai jaminan lebih besar dari permohonannya.

5) Pendekatan kondisi nasabah (Condition)

KJKS BMT ANDA Salatiga harus melihat dari kondisi

ekonomi yang terjadi dimasyarakat, secara spesifik melihat adanya

keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon peminjam.

Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses

berjalannya usaha calon peminjam. Pada KJKS BMT ANDA Salatiga

hal yang dianalisis pada pendekatan kondisi nasabah yaitu:

a) Pemohon berusia 21-55 tahun;

b) Jarak rumah dengan kantor kurang dari 10 km;

c) Alamat rumah sesuai dengan KTP;

d) Dana digunakan sendiri;

e) Pinjaman pemohon ditempat lain.

b. Pendekatan 5 A

1) Aspek Yuridis

Sebelum tahap persetujuan pembiayaan, terlebih dahulu KJKS

BMT ANDA Salatiga melakukan penilaian segi hukum dan perijinan

usaha yang dijalankan nasabah. Aspek tersebut meliputi kapasitas

usaha nasabah untuk mengadakan perjanjian dan apakah status badan

usaha nasabah sudah sesuai dengan hukum yang berlaku.

2) Aspek pemasaran

Pada aspek ini KJKS BMT ANDA Salatiga menganalisis

semua komponen yang dapat mempengaruhi kemajuan usaha nasabah.

Komponen yang dinilai tersebut antara lain siklus hidup produk,

produk subtitusi, perusahaan pesaing, daya beli masyarakat, program

promosi, daerah pemasaran, faktor musim, manajemen pemasaran,

dan kontrak penjualan.

3) Aspek teknis

Aspek teknis merupakan aspek yang dapat mempengaruhi

seluruh perkembangan kegiatan produksi/usaha nasabah. Hal-hal yang

dinilai KJKS BMT ANDA Salatigadalam aspek teknis ini antara lain:

a) Lokasi usaha

Lokasi usaha yang dijalankan nasabah haruslah dekat pasar,

mudah untuk memperoleh bahan baku, banyak tersedia tenaga

kerja, memiliki peralatan usaha, mudah dijangkau sistem

transportasi, dll.

b) Fasilitas gedung tempat usaha

Gedung tempat usaha yang dimiliki nasabah haruslah

mempunyai IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), memilki kapasitas

daya tampung yang memadai, dan memenuhi persyaratan teknis

sabagai tempat usaha.

c) Mesin-mesin yang dipakai

Mesin yang dipakai untuk usaha haruslah mesin yang

mempunyai kemampuan maksimal untuk menghasilkan produk,

mesin yang mempunyai merk yang jelas, mudah dilakukan

reparasi, dan mudah dioperasikan.

d) Proses produksi

Dalam proses produksi hal-hal yang perlu diperhatikan

antara lain efisiensi proses produksi, standar proses, desain dan

rencana produksi.

4) Aspek keuangan

Aspek keuangan sangatlah penting untuk dianalisis, karena

aspek inilah yang akan menentukan terbayarnya dana yang telah

diberikan kepada nasabah. Untuk itu ketelitian sangat penting dalam

menganalisis aspek ini. Pada KJKS BMT ANDA Salatiga hal-hal

yang danalisa dalam aspek keuangan meliputi kemampuan nasabah

memperoleh keuntungan, sisa pinjaman nasabah dengan pihak lain,

beban rutin nasabah di luar kegiatan, serta arus kas yang dimiliki

nasabah.

5) Aspek jaminan

Aspek jaminan yang dimaksud adalah jaminan terkait

ekonomi dan hukum usaha yang dijalankan nasabah. KJKS BMT

ANDA Salatiga akan melakukan penilaian mengenai syarat ekonomi

dan syarat yuridis jaminan usaha tersebut. Maksud dari syarat

ekonomi yaitu usaha yang dijalankan nasabah memiliki prospek yang

bagus di masa depan dan tidak begitu terpengaruh oleh perubahan

ekonomi. Sementara itu yang dimaksud syarat yuridis yaitu hal-hal

yang berkaitan dengan bukti jaminan terkait masalah hukum atau

peraturan yang berlaku dan perijinan, yakni usaha yang dijalankan

nasabah dijamin merupakan usaha yang tidak melanggar hukum atau

legal.

4. Nasabah lulus survei yang diadakan BMT

Lulus survei merupakan syarat utama yang harus dipenuhi nasabah

sebelum memperoleh dana pembiayaan yang diajukan. Pihak KJKS BMT

ANDA Salatiga mensurvei nasabah dengan cara mendatangi langsung

lingkungan tempat tinggal serta tempat kerja/usaha nasabah, penggalian

informasi terkait nasabah sendiri didapatkan dari wawancara terhadap

orang-orang sekitar tempat tinggal dan tempat kerja/usaha nasabah.Hal ini

dikarenakan agar pihak KJKS BMT ANDA Salatiga dapat membandingkan

serta memperoleh keyakinan lebih untuk menyetujui pembiayaan yang

diajukan. Apabila data yang diberikan nasabah tidak sesuai dengan data

yang diperoleh saat survei maka pembiayaan yang diajukan tidak dapat

direalisasikan.

5. Jaminan yang nominalnya lebih besar dari pengajuan

Jaminan dijadikan sebagai bahan pertimbangan pembiayaan karena

untuk mengantisipasi terjadinya pembiayaan bermasalah. Namun jaminan

yang diajukan oleh nasabah sebagai agunan memilki syarat-syarat dan

ketentuan tertentu, salah satunya yaitu nilai nominal jaminan haruslah lebih

besar dari nominal pinjaman. Untuk mengetahui harga dan nilai dari suatu

jaminan pinjaman KJKS BMT ANDA Salatiga menggunakan pendekatan

konservatif, dimana agunan dinilai dengan harga terendah kemudian

dikalikan angka 70%.

Misalnya sebidang tanah berikut bangunan memiliki nilai pasar Rp

500 juta, dan nilai menurut NJOP Rp 300 jt, maka penilaian KJKS BMT

ANDA Salatiga terhadap agunan tersebut adalah 70% x Rp 300 jt = Rp 210

jt.

Pengikatan agunan pada KJKS BMT ANDA Salatiga sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku yakni UU No. 4 tahun

1996 tentang hak tanggung atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan.

B. Kendala Pembiayaan Pada KJKS BMT ANDA Salatiga

1. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Dan Kendala Pembiayaan

Berikut faktor-faktordan kendala-kendala yang dihadapi yang

mempengaruhi terjadinya pembiayaan bermasalah pada KJKS BMT ANDA

Salatiga berdasarkan wawancara dengan Ibu Erni Afrianti, Admin

Pembiayaan KJKS BMT ANDA Salatiga (wawancara pada 16 Mei 2013,

pukul 13.10 WIB):

a. Faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah

1) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang dilihat dan

dipengaruhi oleh sisi BMT sebagai pemberi pinjaman atau

pembiayaan.Faktor ini dapat disebakan karena kurang telitinya BMT

dalam menganalisis calon nasabah, lemahnya pengawasan yang

dilakukan BMT terhadap nasabah dan usahanya, BMT salah

memperhitungkan nilai jaminan serta gagal mengikat jaminan yang

diajukan, dan lemahnya SDM yang dimiliki BMT.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang dipengaruhi oleh sisi

nasabah sebagai peminjam dana atau pelaku usaha. Kegagalan yang

disebabkan faktor eksternal biasanya disebabkan oleh watak atau

perilaku nasabah yang kurang baik, kurangnya kemampuan nasabah

dalam mengelola usaha yang dijalankan, kondisi ekonomi serta

perubahan peraturan pemerintah.

b. Kendala pembiayaan yang dihadapi KJKS BMT ANDA Salatiga

1) Penggunaan dana tidak sesuai akad

Hal ini merupakan kendala yang disebabkan karena faktor

eksternal atau dari sisi nasabah pembiayaan itu sendiri. Penggunaan

dana pinjaman yang tidak sesuai akad akan menyebabkan tidak

terbayarkannya pinjaman itu sendiri. Misalnya dalam akad nasabah

menyebutkan bahwa penggunaan dana yang dipinjam adalah untuk

keperluan tambahan modal usaha, tetapi pada prakteknya digunakan

untuk kebutuhan konsumsi. Karena untuk kebutuhan konsumsi maka

dana tersebut tidak berkembang dan sekali habis. Padahal apabila dana

tersebut digunakan sesuai akad awal, dana dapat menghasilkan

keuntunganyang dapat digunakan untuk mengangsur pinjaman serta

bagi hasil yang ditetapkan. Sehingga resiko pembiayaan yang tidak

terbayarkan tidak dialami. Namun apabila hal ini sudah terjadi maka

hal yang dapat dilakukan adalah dengan terus melakukan pengawasan

berkala kepada nasabah dalam penggunaan dananya.

2) Nilai agunan tidak sebanding dengan jumlah pengajuan

Dalam pengajuan pembiayaan terkadang nilai agunan yang

diberikan oleh nasabah tidak sebanding dengan jumlah pengajuan,

yaitu nilai pasar agunan ternyata lebih kecil dari jumlah pengajuan.

Hal ini apabila KJKS BMT ANDA Salatiga tidak menganalisis dan

menghitung nominal jaminan secara teliti maka akan menyebabkan

kerugian jika pembiayaan mengalami kemacetan. Untuk itu sebelum

KJKS BMT ANDA Salatiga memutuskan menyetujui pembiayaan

dengan agunan yang diajukan, KJKS BMT ANDA Salatiga harus

menghitung dengan teliti nilai pasar dan nilai wajar agunan yang

diagunkan.

3) Dana pembiayaan digunakan lebih dari satu orang

Tanpa sepengetahuan KJKS BMT ANDA Salatiga dana

pembiayaan yang diberikan digunakan oleh lebih dari satu orang. Hal

ini dapat memicu pembiayaan bermasalah apabila keduanya/salah satu

orang yang menggunakan dana tidak mau ikut menanggung

pembayaran angsuran, ataupun keduanya sedang dalam perselisihan

yang dapat menyebabkan pembiayaan bermasalah.

4) Usaha yang dijalankan nasabah tidak berjalan semestinya

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan usaha yang

dijalankan nasabah tidak berjalan sesuai rencana yaitu antaralain

karena anggota kurang mampu mengelola usahanya, kondisi ekonomi

yang tidak kondusif, serta adanya peraturan pemerintah yang

berpengaruh signifikan pada usaha nasabah.

5) Agunan yang digunakan masih atas nama orang lain atau belum

dibalik nama

Penggunaan agunan yang masih atas nama orang lain atau

belum dibalik nama apabila tidak segera ditindak lanjuti dapat

menyebabkan masalah dikemudian hari. Karena mungkin saja agunan

tersebut akan menjadi sengketa pihak tertentu yang kemudian akan

merugikan pihak BMT.

6) Dinas pasar tidak mau mengeluarkan surat dasaran, sementara notaris

meminta surat dasaran sebagai agunan

Hal ini terjadi karena adanya peraturan baru terkait

pengeluaran surat dasaran. Apabila hal tersebut tidak segera ditindak

lanjuti maka dapat menghambat proses pembiayaan.

2.Solusi Terhadap Kendala yang Dihadapi

a. Penggunaan dana tidak sesuai akad

Apabila penggunaan dana tidak sesuai akad ditemukan,

maka pihak KJKS BMT ANDA Salatiga akan melakukan pencarian

informasi dan analisa terkait faktor penyebab hal tersebut terjadi.

Penggunaan dana tidak sesuai akad dapat disebabkan ketidaksengajaan

dan kesengajaan nasabah. Apabila hal tersebut terjadi karena

ketidaksengajaan nasabah maka KJKS BMT ANDA Salatiga dapat

memberikan keringanan kepada nasabah untuk mengganti akad. Contoh

penggunaan dana tidak sesuai akad namun tidak disengaja yaitu

awalnya nasabah meminjam dana untuk menambah permodalan usaha

yang dijalankan, namun tidak jadi digunakan karena ada anggota

keluarga yang masuk rumah sakit seketika itu dana yang dipinjam

digunakan untuk membiayai pengobatan. Pihak KJKS BMT ANDA

Salatiga pun memberikan opsi kepada nasabah untuk mengganti akad

yang telah berlangsung yaitu akad pembiayaan mudharabah dengan

akad pembiayaan qardh. Hal ini dikarenakan dalam akad qardh

nasabah tidak harus membayar margin/bagi hasil, sebab dana yang

dipinjamkan bersifat dana sukarela atau nasabah hanya mengembalikan

dana yang dipinjam saja.

Sementara itu untuk penggunaan dana yang tidak sesuai

akad karena kesengajaan nasabah, KJKS BMT ANDA Salatiga akan

melakukan pembatalan kontrak pembiayaan dan meminta nasabah

untuk mengembalikan dana yang telah diterimanya. Contohnya yaitu

dalam akad dana yang dipinjam nasabah akan digunakan untuk

menambah modal usaha yang dijalankan, namun dalam kenyataannya

dana tersebut malah digunakan untuk merenovasi rumah nasabah. Tentu

saja hal tersebut tidak bisa dibenarkan, karena seharusnya dana yang

dipinjam haruslah menjadi dana yang produktif bukan dana yang

mengendap. Untuk itu KJKS BMT ANDA Salatiga memutuskan untuk

membatalkan kontrak pembiayaan dan menarik dana yang telah

diberikan.

b. Nilai agunan tidak sebanding dengan jumlah pengajuan

Sebelum memutuskan menyetujui suatu pembiayaan, KJKS

BMT ANDA Salatiga selalu menganalisa terlebih dahulu nilai agunan

yang akan dipakai. Namun apabila ditemukan nilai agunan yang

digunakan nasabah tidak sebanding dengan jumlah pengajuan, maka

KJKS BMT ANDA Salatiga akan meminta nasabah untuk mengganti

agunan yang nilainya sebanding dengan jumlah pembiayaan yang

diajukan. Maksud dari sebanding dengan jumlah pengajuan disini yaitu

jumlah nominal agunan haruslah lebih besar dari jumlah pembiayaan

yang diajukan.

c. Dana pembiayaan digunakan lebih dari satu orang

Pengawasan terhadap penggunaan dana pembiayaan yang

telah diberikan memanglah sulit, terlebih mengenai siapa saja yang

menggunakan dana tersebut. Apabila ditemukan hal semacam ini

dalam pembiayaan, KJKS BMT ANDA Salatiga masih belum bisa

mengatasi masalah tersebut dengan maksimal. Hal yang dapat

dilakukan KJKS BMT ANDA Salatiga yaitu memantau kelancaran

angsuran pembiayaan nasabah tersebut.

d. Usaha yang dijalankan nasabah tidak berjalan semestinya

Apabila usaha yang dijalankan nasabah tidak berjalan

seperti yang diinginkan atau mengalami kerugian, maka KJKS BMT

ANDA Salatiga akan melakukan beberapa cara penanggulangan. Cara

penanggulangan yang diterapkan antara lain:

1) KJKS BMT ANDA Salatiga melakukan analisa terhadap penyebab

penurunan usaha nasabah;

2) Melakukan pembinaan terhadap nasabah mengenai hal-hal yang

harusnya dilakukan terkait usahanya;

3) Pengawasan terhadap perkembangan usaha nasabah setelah

dilakukannya pembinaan.

e. Agunan yang digunakan masih atas nama orang lain atau belum dibalik

nama

Apabila KJKS BMT ANDA Salatiga menemukan agunan

yang dipakai nasabah belum atas nama nasabah yang bersangkutan

maka:

1)KJKS BMT ANDA Salatiga akan meminta nasabah untuk

menyertakan surat bukti pembelian/faktur/kuitansi ataupun surat

keterangan sementara yang menerangkan kepemilikan agunan

tersebut oleh nasabah.

2) Mengganti agunan lain yang kepemilikannya atas nama nasabah

sendiri yang nominalnya hampir sama dengan agunan yang akan

diganti.

3) Apabila sertifikat yang digunakan adalah warisan dan atas nama

orang tua nasabah yang sudah meninggal, maka nasabah wajib

mencantumkan Surat keterangan kematian dan foto copy Kartu

Keluarga yang membenarkan bahwa nasabah memang anak kandung

dari almarhum.

f. Dinas pasar tidak mau mengeluarkan surat dasaran sementara notaris

meminta

Jika hal tersebut dialami KJKS BMT ANDA Salatiga

dalam penggunaan agunan berupa surat dasaran, maka hal yang

dilakukan yaitu menemui secara lansung dinas pasar yang berwenang

dan meminta surat keterangan yang menerangkan bahwa nasabah

tersebut benar memiliki kios di pasar yang bersangkutan. Namun

apabila surat keterangan yang diminta tidak ada maka opsi terakhir

yaitu mengganti surat dasaran sebagai agunan dengan agunan lain.

C. SistemPengendalian Internal Pada KJKS BMT ANDA

1. Metode Pengendalian Intern Yang Digunakan

Sebagai lembaga keuangan syariah KJKS BMT ANDA Salatiga

tentu mengalami berbagai kendala dalam penyaluran pembiayaannya. Untuk

itu KJKS BMT ANDA dalam dua tahun terakhir menerapkan beberapa

metode terkait SPI (Sistem Pengendalian Internal) dalam pembiayaannya

sebagai usaha pencegahan pembiayaan bermasalah.

Berikut data yang penulis peroleh dari wawancara dengan Ibu Ita

Setyorini, Analis pembiayaan KJKS BMT ANDA Salatiga (wawancara

pada 8 Juni 2013, pukul 14.24 WIB).

Usaha pencegahan pembiayaan bermasalah yang diterapkan KJKS BMT

ANDA Salatiga dalam lingkungan internal atau perusahaan yaitu:

a. Menerima Pembiayaan yang Memiliki Persyaratan Administrasi Lengkap

Pengumpulan data-data administrasi merupakan tahap pertama

dalam sebuah pengajuan pembiayaan. Data-data administrasi sangat

penting karena dapat dijadikan sebagai penilaian awal KJKS BMT

ANDA Salatiga terhadap calon nasabah. Dengan lengkapnya data

administrasi yang diberikan nasabah, KJKS BMT ANDA Salatiga dapat

menilai itikad baik dan kesungguhan calon nasabah pembiayaan.

Sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi KJKS BMT ANDA

Salatiga untuk menyetujui pembiayaan yang diajukan. Selain itu dengan

menerima pengajuan pembiayaan yang memiliki administrasi lengkap,

KJKS BMT ANDA Salatiga dapat lebih meningkatkan prinsip kehati-

hatian sebagai usaha pencegahan pembiayaan bermasalah.

b. Survei yang Lebih Berkualitas

Survei merupakan tahap selanjutnya setelah pengajuan

pembiayaan dan pengumpulan data administrasi. Kualitas survei yang

baik akan menentukan kualitas pembiayaan dimasa mendatang.

Maksudnya jika surveyer menganalisis nasabah secara detail dan

benar sesuai prinsip yang dipakai KJKS BMT ANDA Salatiga, maka

kemugkinan pembiayaan bermasalah tidak terjadi. Karena apabila saat

mensurvei nasabah surveyer sudah menemukan hal-hal negatif yang

dimiliki nasabah maupun usahanya, maka dapat dijadikan

pertimbangan untuk menolak pembiayaan tersebut. Sebaliknya jika

dalam survei tidak ditemukan hal-hal negatif, maka surveyer dapat

merekomendasikan pembiayaan yang diajukan nasabah untuk

disetujui.

Dalam kegiatan survei atau analisis pembiayaan,KJKS BMT ANDA

Salatiga menerapkan beberapa metode antara lain yaitu:

1) Secara umum

a) Aspek Kualitatif

Dalam aspek kualitatif aspek yang dianalisa mencangkup

karakter/watak dan komitmen dari anggota terhadap kemauan

bayar atas pembiayaan yang diajukan.

b) Aspek Kuantitatif

Pendekatan yang dilakukan dalam perhitungan

kuantitatif yaitu untuk menentukan kemampuan bayar dan

perhitungan kebutuhan modal kerja calon mitra, penghitungan

dilakukan melalui pendapatan bersih.

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam analisa kuantitatif adalah:

(1) Analisa rugi-laba masa lalu (diperoleh dari wawancara dan

data yang diberikan calon nasabah);

(2) Hitung semua penerimaan diluar usaha;

(3) Hitung semua biaya diluar kegiatan usaha seperti keluarga,

pendidikan, dan lain-lain;

(4) Hitung pendapatan bersih poin (1)+(2)+(3);

(5)Tentukan perbandingan antara angsuran dengan pendapatan

bersih (rasio angsuran);

(6) Besarnya angsuran maksimal adalah 30%-50% dari

pendapatan bersihnya;

(7)Besarnya pembiayaan yang dapat diberikan adalah (rasio

angsuran x pendapatan bersih x jangka waktu).

2) Secara Khusus

a) Segi kondisi nasabah

Pada KJKS BMT ANDA Salatiga penilaian terhadap

segi kondisi nasabah dapat dinilai melalui pendekatan 5 C

yaitupendekatan karakter (Character), pendekatan kemampuan

pelunasan (Capacity), pendekatan kemampuan modal (Capital),

pendekatan jaminan (Collateral), dan pendekatan kondisi

nasabah (Condition).

b) Segi usaha nasabah

Penilaian usaha nasabah dilakukan oleh KJKS BMT

ANDA Salatiga menggunakan pendekatan 5 A yang terdiri dari

spek yuridis, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek keuangan, serta

aspek jaminan

c. Pembuatan Kontrak perjanjian pinjaman pembiayaan

Kontrak pembiayaan yang dibuat KJKS BMT ANDA

Salatiga memuat tentang affirmative covenant(perjanjian berisi

pembenaran) dan negative covenant (perjanjian yang berisi

penyalahan). Affirmative covenant yaitu hal yang harus/wajib

dilakukan oleh peminjam/mitra pembiayaan misalnya menggunakan

kredit sesuai tujuan. Sedangkan Negative covenant yaitu hal-hal yang

disepakati untuk tidak dilakukan debitur/peminjam misalnya

meminjamkan uang kepada pihak lain. Selain itu untuk lebih

memperkuat kontrak perjanjian di mata hukum, dalam setiap

penandatanganan kontrak perjanjian diberikan materei serta

disaksikan oleh notaris. Hal ini dilakukan agar penyalahgunaan

kontrak pembiayaanoleh nasabah tidak terjadi, sehingga pembiayaan

bemasalah pun tidak dialami.

d. Pengikatan agunan

Jaminan dapat memberikan keyakinan yang mendalam dari

KJKS BMT ANDA Salatiga atas kesanggupan peminjam untuk

melunasi pinjaman sesuai yang diperjanjikan. Agunan berupa jaminan

material, surat berharga dan garansi yang disediakan oleh peminjam

digunakan untuk menanggung pembayaran pinjaman jika peminjam

tidak dapat melunasi pinjaman sesuai dengan yang diperjanjikan.

Agunan dapat berupa benda tidak bergerak (benda tetap), barang

bergerak atau sesuatu yang dapat dipersamakan untuk itu, dimana

nilainya dapat diukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang

diserahkan oleh peminjam kepada KJKS BMT ANDA Salatiga.

Fungsi agunan adalah sebagai alat pengaman ataupun alat untuk

mengurangi resiko akhir atas fasilitas yang diberikan KJKS BMT

ANDA Salatiga apabila terjadi cidera janji (wanprestasi) oleh

peminjam. Pengikatan agunan adalah upaya yang dilakukan untuk

memindahkan suatu hak/pengakuan terlebih dahulu atas jaminan jika

terjadi sesuatu terhadap jaminan yang diserahkan kepada koperasi.

e. Membuat undian berhadiah bagi nasabah pembiayaan

Undian berhadiah ini merupakan salah satu bentuk usaha

KJKS BMT ANDA Salatiga untuk menekan jumlah pembiayaan

macet/bermasalah. Karena KJKS BMT ANDA Salatiga menilai

bahwa dengan adanya undian yang dikhususkan bagi nasabah

pembiayaan yang membayar kewajibannya tepat waktu, dapat

memberikan motivasi pada semua nasabah pembiayaan untuk segera

memenuhi kewajibannya, sehingga pembiayaan macet pun dapat

teratasi.

2. Analisa Metode Pengendalian Intern Yang Digunakan

a. Menerima nasabah yang memiliki kelengkapan administrasi sangat efektif

digunakan sebagai pengendalian intern. Terbukti dengan minimnya

pembiayaan bermasalah pada KJKS BMT ANDA Salatiga yang

disebabkan kurang lengkapnya administrasi. Tetapi KJKS BMT ANDA

Salatiga masih mengalami kendala terkait dengan kelengkapan

administrasi yang disebabkan oleh kesalahan pihaknya sendiri. KJKS

BMT ANDA Salatiga langsung menerima nasabah yang mempunyai

hubungan dekat dengan salah satu pihak di KJKS BMT ANDA Salatiga

tanpa menghiraukan syarat kelengkapan administrasi yang dimiliki

nasabah, sehingga hal tersebut menimbulkan pembiayaan bermasalah.

b. Melakukan survei yang berkualitas dalam verifikasi data-data nasabah

merupakan hal yang efektif untuk mencegah pembiayaan bermasalah.

Pada KJKS BMT ANDA Salatiga dalam melaksanakan survei, surveyer

sudah mempunyai patokan yaitu SOP serta prinsip 5 C dan 5 A. Yang

ketiganya jika diterapkan dan dipakai dengan benar akan menghasilkan

informasi lengkap mengenai nasabah. Dalam SOP seharusnya analisis

pembiayaan yang digunakan adalah prinsip 5 C dan 5 A, namun dalam

praktiknya KJKS BMT ANDA Salatiga hanya prinsip 5 C saja yang

dipakai secara maksimal, hal tersebut dapat dilihat dari lembar survei dan

analisis pembiayaan yang dimiliki. Selain itu dalam proses survei

surveyer kadang masih kurang teliti menggali informasi dan terburu-buru

mengambil kesimpulan sehingga salah analisis dan menyebabkan

pembiayaan bermasalah. Hal tersebut dipicu karena adanya double job

yaitu pegawai marketing sekaligus menjadi surveyer yang menyebabkan

analisa survei tidak maksimal.

c. Usaha pengendalian internal dengan pengikatan jaminan dinilai efektif.

Karena jika jaminan yang diberikan nasabah diikat dengan surat

perjanjian, nasabah akan berusaha memenuhi kewajibannya dengan baik.

Dan jika nasabah memenuhi kewajibannya dengan baik maka

pembiayaan bermasalah pun tidak akan terjadi. Sejauh ini pembiayaan

pada KJKS BMT ANDA Salatiga dengan pengikatan jaminan yang kuat

jarang mengalami masalah. Kalaupun terjadi pembiayaan

macet/bermasalah KJKS BMT ANDA Salatiga masih dapat menutupinya

dengan penjualan jaminan yang diagunkan.

d. Usaha pengikatan terhadap kewajiban nasabah melalui penandatangan

kontrak pembiayaan bermaterei. Hal ini sangat efektif karena kontrak

pembiayaan bermaterei memiliki keabsahan dimata hukum, sehingga jika

nasabah melanggar kontrak yang telah ia setujui maka dapat dilayangkan

gugatan di pengadilan.

e. Pengadaan undian berhadiah pada nasabah pembiayaan yang tepat waktu

mengangsur dinilai efektif sebagai usaha pengendalian intern. Hal ini

terlihat dari berkurangnya jumlah nasabah pembiayaan yang menunggak

membayar angsuran setelah adanya program tersebut. Dan juga nasabah

yang sering menunggak, sejak adanya angsuran menjadi rajin

mengangsur.

3. Analisa SPI Sebagai Persetujuan Pembiayaan

Selama dua tahun terakhir KJKS BMT ANDA Salatiga tengah

menerapkan Sistem Pengendalian Internal dalam kegiatan operasionalnya.

Untuk mengetahui efektif atau tidaknya penerapan Sistem Pengendalian

Intern yang diterapkan KJKS BMT ANDA Salatiga dalam proses

persetujuan pemberian pembiayaan, maka dilakukanlah analisis terhadap

unsur-unsur SPI, komponen-komponen pengendalian internal, serta metode

SPI yang diterapkan. Berikut hasil analisa penulis terhadap SPI yang ada

pada BMT ANDA Salatiga.

a. Unsur Sistem Pengendalian Intern

1) Struktur organisasi yang memisahkantanggung jawab fungsional

secara tegas.

Struktur organisasi serta pemisahan tanggung jawab pada BMT

ANDA sudah ada dan berjalan dengan baik, berikut pemisahan

tanggung jawab pada BMT ANDA Salatiga:

a) Pengurus

(1) Ketua

Ketua KJKS BMT ANDA Salatiga memiliki

wewenang untuk memutuskan persetujuan pembiayaan yang

sudah di ACC oleh manajer, memilih dan memberhentikan

karyawan, menjalin kerjasama baik dengan lembaga perbankan

maupun lembaga non keuangan.

(2) Sekretaris

Sekretaris KJKS BMT ANDA Salatiga memiliki

wewenang untuk mengurusi masalah surat menyurat

(invertarisir) atau proposal yang terkait dengan operasional

maupun kegiatan lain diluar operasional namun masih terkait

dengan KJKS BMT ANDA Salatiga. Selain itu sekretaris juga

memiliki wewenang utuk menerima atau menolak

siswa/mahasiswa magang dan karyawan baru.

(3) Bendahara

Bendahara memiliki tugas untuk mengawasi keluar

masuk kas serta memeriksa semua laporan keuangan yang ada

pada KJKS BMT ANDA Salatiga seperti neraca, laporan arus

kas, dan laba rugi.

b) Pengawas

Pengawas memiliki kewenangan untuk mengawasi

semua kegiatan operasional yang dilakukan oleh KJKS BMT

ANDA Salatiga apakah sesuai dengan peraturan yang ada dan

sesuai syariah. Selain itu pengawas juga bertugas untuk mengawasi

penggunaan dan penyaluran dana yang ada pada KJKS BMT

ANDA Salatiga.

c) Manajer

Bertugas untuk mengawasi, memimpin, serta mengatur

semua kegiatan operasional yang ada pada KJKS BMT ANDA

Salatiga apakah sudah sesuai dengan standar SOP yang diberikan.

Manajer juga mempunyai tugas untuk memberikan motivasi

kepada bawahanya untuk lebih meningkatkan kualitas kerja serta

pelayanannya.

d) Kepala Cabang

Kepala cabang mempunyai wewenang untuk ikut

memutuskan disetujuinya pengajuan pembiayaan. Selain itu juga

memberikan saran serta pertimbangan pada ketua dalam

peningkatan kualitas serta pelayanan KJKS BMT ANDA Salatiga

pada anggota.

e) Staf Pemasaran (Marketing)

Selain memiliki tugas untuk mengenalkan semua produk

yang dimiliki KJKS BMT ANDA Salatiga kepada masyarakat,

marketing juga memiliki tugas untuk mengumpulkan dana dan

menyalurkan dana kepada nasabah secara jemput bola (langsung

bertemu), juga bertugas untuk mensurvei calon nasabah

pembiayaan dan menagih angsuran pembiayaan pada anggota

pembiayaan.

f) Staf Administrasi

(1) Kasir (Teller)

Bertugas untuk melayani nasabah yang hendak

melakukan transaksi keuangan seperti menyetor dana, penarikan

dana, pembayaran angsuran pembiayaan, dll. Selain itu teller

juga mempunyai tugas untuk menghitung kas masuk dan keluar,

dan membuat laporan keuangan harian (neraca, jurnal, dan

laporan laba rugi).

(2) Bagian Informasi (Customer Service)

Memiliki tugas untuk menjelaskan produk-produk

yang dimiliki KJKS BMT ANDA Salatiga kepada calon

nasabah, serta menerima kritikan dan saran yang diberikan oleh

anggota mengenai KJKS BMT ANDA Salatiga.

(3) Admin Pembiayaan

Mengurus, menerima dan meneliti kelengkapan

data-data administrasi calon nasabah pembiayaan baru.

(4) Analis Pembiayaan

Bertugas untuk menganalisis data-data pembiayaan

yang masuk, melakukan observasi atau survei mengenai

kebenaran data yang disampaikan, menghitung dana yang dapat

diberikan sesuai jaminan yang diberikan, dan memberikan

lembar penilaian survei yang diberikan surveyer kepada

manajer yang nantinya akan diteruskan ke kepala cabang dan

ketua.

2)Sistem wewenang (otorisasi) dan prosedurpencatatan yang baik yang

dapatmengamankan Aktiva, Hutang, dan Modal.

Pada KJKS BMT ANDA Salatiga, proses pencatatan

laporan aktiva, hutang dan modal dilakukan dengan menggunakan

sistem komputerisasi, sehingga laporan yang ada dapat dipertanggung

jawabkan ketelitian dan tingkat kebenarannya. Hal tersebut dibuktikan

dengan pernyataan auditor independen bahwa laporan keuangan yang

disajikan KJKS BMT ANDA Salatiga wajar dan sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilias Publik

(SAK-ETAP).

3) Praktik yang sehat (Sound practice).

Dalam melaksanakan praktik terkait menghimpun serta

menyalurkan dana KJKS BMT ANDA Salatiga senantiasa berpegang

teguh pada peraturan pemerintah yang berlaku dan Al-Qur’an (sesuai

prinsip syari’ah). Indikasi praktik yang dijalankan KJKS BMT ANDA

Salatiga adalah praktik yang sehat juga dapat dilihat pada laporan

audit oleh auditor terhadap KJKS BMT ANDA Salatiga, dalam

laporan tersebut disebutkan bahwa laporan keuangan yang ada pada

KJKS BMT ANDA Salatiga wajar.

4) Pegawai yang cakap

Dalam menjalankan setiap tugasnya, pegawai KJKS BMT

ANDA Salatiga selalu berpatokan pada SOP yang ada sehingga

sehingga standar kinerja masing-masing pegawai mudah diukur.

b. Komponen Sistem Pengendalian Intern

1) Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan dasar bagi komponen

pengendalian internal lainnya yang memberikan disiplin dan struktur.

Dalam penerapan pembiayaan pada KJKS BMT ANDA Salatiga,

karyawan memiliki pedoman SOP dalam melakukan kontrak

pembiayaan dan pengikatan agunan. Sehingga apabila menerima calon

nasabah pembiayaan, karyawan KJKS BMT ANDA Salatiga dapat

memberikan pelayanan sesuai SOP dan pedoman yang dimiliki.

2) Penaksiran Resiko

KJKS BMT ANDA Salatiga mengidentifikasi

resiko/kendala yang mungkin dapat timbul baik dari faktor eksternal

(Perubahan peraturan dari pemerintah dan segi nasabah) serta faktor

internal (perubahan peraturan pada KJKS BMT ANDA Salatiga

maupun sistem yang dipakai). Proses identifikasi faktor eksternal

dilakukan KJKS BMT ANDA Salatiga saat proses analisis

pembiayaan atau survei dengan berpedoman pada prinsip 5 C antara

lain watak (character), Kemampuan bayar (capacity), Kemampuan

pengolahan modal (capital), jaminan (collateral), kondisi ekonomi di

masyarakat (condition). Selain dengan 5 C BMT ANDA juga

menaksir resiko yang mungkin dihadapi dengan analisa 5 A seperti

aspek yuridis, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek keuangan, dan

aspek jaminan. Sedangkan penaksiran resiko pada faktor internal,

dilakukan KJKS BMT ANDA Salatiga dengan cara memperbaiki

mutu perusahaan dan karyawan serta meningkatkan standar kinerja

masing-masing bagian. Sementara untuk identifikasi faktor internal

KJKS BMT ANDA Salatiga berpedoman pada SOP/peraturan yang

ada pada KJKS BMT ANDA Salatiga serta peraturan pemerintah

terkait lembaga keuangan syariah.

3) Aktivitas Pengendalian

Sebelum disetujuinya pengajuan pembiayaan, terlebih

dahulu KJKS BMT ANDA Salatiga mengadakan analisis/survei

terhadap calon nasabah pembiayaan. Prinsip penilaian yang dipakai

yaitu melalui prinsip 5 C (character, capacity, capital, collateral,

condition). Hal ini dapat terlihat dari lembar analisa pembiayaan yang

ada pada KJKS BMT ANDA Salatiga. Selain itu aktivitas

pengendalian lain yang diterapkan yaitu dengan pengikatan barang

jaminan yang dipakai nasabah sebagai agunan. Hal ini dilakukan

sebagai bentuk usaha pencegahan pembiayaan bermasalah.

4) Informasi dan komunikasi

Pada saat pelaksanaan proses analisis pembiayaan, KJKS

BMT ANDA Salatiga memperoleh informasi mengenai calon nasabah

melalui wawancara langsung, serta pengumpulan informasi melalui

lingkungan sekitar seperti tetangga, rekan kerja calon nasabah, serta

instansi yang berwenang terhadap legalitas usaha nasabah seperti RT,

RW, Kelurahan, dan pihak lain. Cara lain pengumpulan informasi

mengenai calon nasabah yaitu dengan kunjungan atau survei langsung

ke lokasi.

Komunikasi pada KJKS BMT ANDA Salatiga dilakukan

melalui briefing dan sharing pagi dan sore. Briefing pagi dilakukan

pada pukul 08.00 sedangkan briefing sore dilakukan pada pukul 16.00

WIB. Pada saat briefing dan sharing diperoleh informasi mengenai

pengajuan pembiayaan baru, informasi survei pembiayaan yang

dilakukan, serta pengambilan keputusan sementara terhadap ditindak

lanjutinya atau tidak pembiayaan yang diajukan.

5) Pemantauan

Pemantauan terhadap angsuran pembiayaan dilakukan oleh

pihak KJKS BMT ANDA Salatiga dengan mendata jumlah angsuran

pembiayaan yang sudah masuk dan daftar nama nasabah yang sudah

memenuhi kewajibannya setiap bulan. Apabila sampai akhir bulan

terdapat kewajiban yang belum dipenuhi nasabah dan dirasa dapat

menimbulkan pembiayan bermasalah, maka pihak KJKS BMT ANDA

Salatiga akan melakukan tindakan penjadwalan ulang (rescheduling).

Rescheduling adalah tindakan yang berbentuk penjadwalan kembali

kewajiban anggota, maksudnya yaitu merubah jadwal angsuran

dengan menambah jangka waktu angsuran.

Setelah diterapkannya SPI pada KJKS BMT ANDA

Salatiga selama 2 tahun terlihat bahwa jumlah pembiayaan bermasalah

pada BMT tersebut mengalami penurunan. Hal tersebut dapat dilihat

dari data mngenai pembiayaan yang ada pada KJKS BMT ANDA

Salatiga pada tahun 2010-2012.

Berikut data mengenai pembiayaan yang ada pada KJKS BMT

ANDA Salatiga tiga tahun terakhir data diperoleh dari Manajer Pembiayaan

KJKS BMT ANDA Salatiga Bapak Widodo.

Tabel 4.1

Jumlah Pembiayaan Yang Disalurkan Oleh KJKS BMT ANDA Salatiga (Rupiah)

JENIS PEMBIAYAAN 2010 2011 2012

Pembiayaan Mudharabah 1.250.254.750 1.546.250.005 2.054.025.050

Pembiayaan Musyarakah 545.007.523 356.829.874 494.177.852

Pembiayaan Murabahah 3.526.500.000 4.256.502.000 5.102.501.500

Pembiayaan Qardh 20.450.250 31.000.500 40.521.500

JUMLAH 5.342.212.523 6.190.582.379 7.691.225.902

Sumber: Data KJKS BMT ANDA Salatiga, 2013.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah pembiayaan yang disalurkan

oleh KJKS BMT ANDA Salatiga terus mengalami kenaikan.

Tabel 4.2

Pembiayaan KJKS BMT ANDA Salatiga Berdasarkan KualitasPembiayaan (Rupiah)

PEMBIAYAAN 2010 2011 2012

LANCAR 5.126.387.137 5.934.911.327 7.467.466.016

KURANG LANCAR 86.543.843 99.668.376 99.500.520

BERMASALAH 129.281.543 156.002.676 124.259.366

JUMLAH 5.342.212.523 6.190.582.379 7.691.225.902

Berdasarkan data dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengendalian

intern yang diterapkan KJKS BMT ANDA Salatiga selama dua tahun terakhir

dinilai efektif. Hal ini tercermin dari jumlah pembiayaan kurang lancar sebelum

penerapan SPI (Sistem Pengendalian Intern) yang sempat mengalami kenaikan

dari 86.543.843 menjadi 99.668.376, namun kemudian mengalami penurunan

ditahun berikutnya yakni dari 99.668.376 menjadi 99.500.520 setelah

diterapkannya SPI. Pembiayaan bermasalah pun juga demikian setelah

diterapkannya SPI mengalami penurunan yang signifikan menjadi 124.259.366.

Pembiayaan kurang lancar tahun 2010-2011 pada KJKS BMT ANDA Salatiga

banyak disebabkan oleh penggunaan dana tidak sesuai akad dan nilai agunan tidak

sebanding dengan jumlah pengajuan. Sedangkan kenaikan pembiayaan

bermasalah lebih banyak disebabkan oleh usaha yang dijalankan nasabah tidak

berjalan semestinya dan dana pembiayaan digunakan lebih dari satu orang.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah membahas teori dan menganalisis data hasil penelitian yang telah

diperoleh dari KJKS BMT ANDA Salatiga, maka pada bab selanjutnya penulis

melakukan penarikan kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang telah

dilakukannya. Semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan KJKS BMT ANDA

Salatiga di masa yang akan datang.

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian data yang diperoleh dari bab sebelumnya yakni

bab analisis, maka dapat disimpulkan hal-hal yang menjadi rumusan masalah

yang dipertanyakan penulis, yaitu:

1. Hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan KJKS BMT ANDA Salatiga

untuk menyetujui pengajuan suatu pembiayaan antara lain kelengkapan

Administrasi atau persyaratan pembiayaan oleh nasabah, jumlah nominal

pengajuan pembiayaan dan rencana penggunaan dana tersebut, karakter,

kemauan dan kemampuan nasabah mengangsur pinjaman, nasabah lulus

survei yang diadakan BMT, jaminan yang nominalnya sebanding dengan

jumlah pinjaman yang diajukan.

2. Faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah ada dua antara lain

faktor intern (dari sisi BMT) dan faktor ekstern (dari sisi nasabah). Kendala

yang dihadapi KJKS BMT ANDA Salatiga dalam pengadaan pembiayaan

yaitu penggunaan dana tidak sesuai akad, nilai agunan tidak sesuai

pengajuan, dana pembiayaan digunakan lebih dari satu orang, usaha yang

dijalankan nasabah tidak berjalan semestinya, agunan yang digunakan masih

atas nama orang lain atau belum dibalik nama, dinas pasar tidak mau

mengeluarkan surat dasaran, sementara notaris meminta surat dasaran

sebagai agunan.Dari semua kendala yang dihadapi KJKS BMT ANDA

Salatiga, hampir semuanya dapat ditangani dengan baik oleh pihak KJKS

BMT ANDA Salatiga. Namun ada satu kendala yang dalam penanganannya

belum maksimal, kendala tersebut adalah penggunaan dana oleh lebih dari

satu orang. Penanganan yang dapat dilakukan pihak BMT hanya sebatas

memantau kelancaran pembayaran angsuran pembiayaan nasabah tersebut.

3. Sistem Pengendalian Intern yang diterapkan KJKS BMT ANDA Salatiga

untuk mencegah pembiayaan bermasalah antara lain menerima nasabah

yang administrasinya lengkap, survei yang berkualitas, membuat kontrak

perjanjian pinjaman, pengikatan jaminan, serta memberikan kupon hadiah

bagi nasabah yang membayar angsuran tepat waktu. Secara keseluruhan SPI

yang diterapkan BMT 2 tahun terakhir tersebut sangat efektif dipakai untuk

mencegah pembiayaan bermasalah, terlihat dari kenaikan jumlah

pembiayaan serta penurunan jumlah pembiayaan bemasalah. Namun

pembiayaan bermasalah sendiri ternyata disebabkan oleh pihak BMT

(surveyer) yang kurang teliti dalam menganalisis/mensurvei nasabah dan

juga BMT menerima nasabah yang memillki hubungan dekat dengan salah

satu pihak BMT tanpa melihat kelengkapan administrasi walaupun potensi

pembiayaan bermasalahnya tinggi.

B. Saran

Berdasarkan analisa dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas,

maka dapat disampaikan saran sebagai beikut:

1. Dalam menerima nasabah pembiayaan KJKS BMT ANDA Salatiga

hendaknya lebih menilai banyak aspek tekait nasabah termasuk data-data

administrasi yang diberikan, sehingga KJKS BMT ANDA Salatiga tidak

menerima nasabah berdasarkan hubungan dekat dengan salah satu

pihakBMT, karena hal tersebut lebihberpotensi memunculkan pembiayaan

bermasalah.

2. Dalam proses survei, surveyer hendaknya betul-betul menggali informasi

mengenai nasabah secara benar dan sesuai prosedur. Surveyer tidak terburu-

buru mangambil kesimpulan mengenai nasabah, karena dapat menyebabkan

salah analisis yangakan menimbulkan pembiayaan bermasalah dikemudian

hari.

3. Dalam pembagian tugas (job description) pada BMT ANDA masih ada

bagian pekerjaan yang merangkap dua bagian. Salah satunya yaitu bagian

marketing yang sekaligus merangkap menjadi surveyer. Hal ini tentunya

menyebabkan survei yang dilakukan tidak optimal, karena saat survei

surveyer/ marketing menganalisis terlalu terburu-buru dikarenakan sudah

kelelahan seusai berkeliling pasar. Seharusnya hal ini segera dicarikan

solusi yaitu dengan menghilangkan double job dan menambahkaryawan

bagian khusus tim survei sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan suatu pembiayaan.

4. Berdasarkan SOP (Standar Operasional Pekerja) bagian pembiayaan pada

KJKS BMT ANDA Salatiga, analisis yang digunakan saat survei adalah

pendekatan 5 C dan 5 A. Pada prakteknya pendekatan yang digunakan

maksimal hanyalah pendekatan 5 C saja, hal ini dapat dilihat dari lembar

survei dan lembar analisis pembiayaan yang ada pada KJKS BMT ANDA

Salatiga yang mencantumkan penilaian terhadap pendekatan 5 C secara

lengkap sedangkan pendekatan 5 A hanya sebatas menilai lokasi usaha

nasabah. Untuk itu KJKS BMT ANDA Salatiga harus memperbaiki analisis

5 A yang dipakai, untuk menghindari kesalahan analisis sehingga

pembiayaan bermasalah dapat dicegah.

DAFTAR PUSTAKA

Amanina, Ruzana, 2011. Evaluasi Terhadap Sistem Pengendalian Itern Pada ProsesPemberian Kredit Mikro (Studi pada PT. Bank Mandiri (PERSERO) tbk CabangMajapahit Semarang, Skripsi diterbitkan. Semarang: Anonim. (online),(http://[email protected], diakses pada 18 Mei 2013).

Angela Santoso, Patricia, 2012, Evaluasi Penerapan Internal Control BerdasarkanKerangka COSO 2012 Pada Divisi Kartu Kredit di Bank X, Jurnal IlmiahMahasiswa Universitas Surabaya, (online), Vol. 1, No. 1, (http://www.universitassurabaya.ac.id, diakses pada 18 Mei 2013).

Bening, 2013, Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pemberian Kredit Pada PTBank Tabungan Negara (Persero) TBK, Jurnal SPI Pemberian Kredit, (online),(http://jurnal-spi-pemberian-kredi.html, diakses pada 14 Agustus 2013)

Dewi Nadia, Maya Sari, 2011, Analisis Penerapan Struktur Pengendalian InternTerhadap Prosedur Pemberian Pembiayaan Untuk Meningkatkan PencegahanPengembalian Macet Yang Diberikan Oleh Bank BNI Syariah Cabang Semarang,Skripsi diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonoi Dan Bisnis UniversitasDiponegoro, (online), (http://library.undip.ac.id, diakses 11 Mei 2013).

Dityatama, 2012, Pengaruh Kualitas Audit Internal Terhadap Efektifitas SistemPengendalian Internal Satuan Kerja Perangkat Daerah di LingkunganPemerintah Kabupaten Lumajang, Jurnal Ilmu Administrasi, (online), Vol. IX,No. 1, (http:// [email protected], diakses tanggal 18 Mei 2013).

Mazidah, Umi, 2010. Tingkat Perkembangan Pembiayaan Mudharabah Tahun 2005-2009 Di BMT ANDA Salatiga. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan SyariahSTAIN Salatiga.

Muhamad. 2002. Manajemen Bank Syariah.Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Muhammad. 2008. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta: UIIPress.

Mulyadi. 2002. Auditing 1. Edisi ke 6. Jakarta: Salemba Empat.

Pengendalian Intern Bagi Bank Umum.

Purnamasari, Lidia, 2012. Sistem Pengendalian Intern Penggajian Pada BMT ANDASalatiga. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Syariah STAIN Salatiga.

Satuan Audit Internal, Universitas Gajah Mada. 2008. Sistem Pengendalian Internal.Artikel diterbitkan (online), edisi 18 November 2008

(http://www.sai.ugm.ac.id/2008/11/08/ SPI-aktifitas-Satuan Audit Internal,diakses 18 Mei 2013).

Surat Edaran No.05/ 22/ DPNP. 2003. Tentang Pedoman Standar SistemSyafi’i Antonio, Muhamad. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema

Insani.

http://hatta_rajasa.info: Perkembangan BMT di Indonesia

http://www.wikipedia.com: Pengendalian Internal