sistem pengendalian intern dja

Upload: usyuluddin

Post on 06-Mar-2016

37 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Audit Internal Pemerintah

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIABADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGANPOLITEKNIK KEUANGAN NEGARA - STAN

IMPLEMENTASISISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

oleh:Andana Adhi Putro Kusumo(03)Fitri Mayang Sari(09)Ghufron Eko Pratikno(10)Mahdi(15)Patuan Handaka Pulungan(19)Ryan Septianto(23)Usyuluddin(27)

Kelas 9BProgram Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA2015BAB IPENDAHULUAN

A. DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN1. Tugas dan Fungsi DJADirektorat Jenderal Anggaran (DJA) dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Anggaran adalah salah satu unit eselon I yang melaksanakan sebagian fungsi dari Kementerian Keuangan. Sentra dari peran Direktorat Jenderal Anggaran tersebut terletak pada tugasnya untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), kebijakan di bidang fiskal diarahkan pada keseimbangan antara peningkatan alokasi anggaran dengan upaya untuk memantapkan kesinambungan fiskal melalui pengingkatan penerimaan negara dan efisiensi belanja negara, serta dengan tetap mengupayakan penurunan defisit anggaran.Direktorat Jenderal Anggaran memiliki tugas untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran, serta memiliki fungsi sebagai berikut:a. Perumusan kebijakan di bidang penganggaranb. Pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaranc. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penganggarand. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penganggarane. Pelaksanaan administrasi direktorat jenderal anggaran

2. Visi dan Misi DJADalam mengemban tugas dan fungsi. Direktorat Jenderal Anggaran mempunyai Visi : Memacu pengelolaan APBN yang berkualitas untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Dalam rangka mewujudkan visi yang telah ditetapkan tersebut, Direktorat Jenderal Anggaran mempunyai Misi sebagai berikut : a. Memacu kualitas pengelolaan APBN dari perencanaan, penyusunan, hingga pelaporanb. Menggunakan monitoring dan evaluasi secara efektif untuk meningkatkan kualitas perencanaanc. Mendorong kerjasama dengan stakeholders dalam rangka pemberdayaan di keseluruhan prosesd. Terus-menerus meningkatkan kualitas sistem dan proses penganggarane. Membangun kapabilitas SDM dan organisasi internal

3. Struktur Organisasi DJADirektorat Jenderal Anggaran terdiri atas seorang tenaga pengkaji bidang PNBP dan delapan unit Eselon II sebagai berikut :a. Sekretariat Direktorat Jenderalb. Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negarac. Direktorat Anggaran Id. Direktorat Anggaran IIe. Direktorat Anggaran IIIf. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajakg. Direktorat Sistem Penganggaran, danh. Direktorat Harmonisasi Peraturan PenganggaranSecara lebih jelas struktur organisasi DJA dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

BAB IISISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH BERDASARKAN PP 60 TAHUN 2008 1. Definisi

1. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah proses: integral pada tindakan dan kegiatan dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang: 1. efektif dan efisien2. keandalan pelaporan keuangan3. pengamanan aset negara,4. ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.2. Pengawasan Intern adalah seluruh proses Kegiatan audit Reviu Evaluasi Pemantauan Kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi Memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.3. Organisasi Pengawas: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Inspektorat Jenderal adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada menteri/pimpinan lembaga. Inspektorat Provinsi adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada gubernur. Inspektorat Kabupaten/Kota adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada bupati/walikota.

2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

3. Unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

1. lingkungan pengendalian;2. penilaian risiko;3. kegiatan pengendalian;4. informasi dan komunikasi; dan5. pemantauan pengendalian intern.

a) Unsur SPIP: LINGKUNGAN PENGENDALIAN

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya, melalui:

a. penegakan integritas dan nilai etika; minimal dilakukan dengan cara:

menyusun dan menerapkan aturan perilaku; memberikan keteladanan; menegakkan tindakan disiplin yang tepat atas penyimpangan atau pelanggaran; menjelaskan dan mempertanggungjawabkan adanya intervensi atau pengabaian pengendalian intern; menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong perilaku tidak etis.b. komitmen terhadap kompetensi; minimal dilakukan dengan cara:

mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi pada masing-masing posisi; menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi; menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi; memilih pimpinan memiliki kemampuan manajerial dan pengalaman teknis yang luas c. kepemimpinan yang kondusif; minimal dilakukan dengan cara:

mempertimbangkan risiko pengambilan keputusan; menerapkan manajemen berbasis kinerja; mendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP; melindungi aset dan informasi dari akses dan penggunaan yang tidak sah; melakukan interaksi secara intensif dengan pejabat pada tingkatan yang lebih rendah; merespon secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan, penganggaran, program, dan kegiatan.d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; minimal dilakukan dengan cara:

menyesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan; memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab; memberikan kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern; melaksanakan evaluasi dan penyesuaian periodic terhadap struktur organisasi sehubungan dengan perubahan lingkungan strategis; menetapkan jumlah pegawai yang sesuai.e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; minimal dilakukan dengan cara:

wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan Instansi Pemerintah; pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam huruf a memahami bahwa wewenang dan tanggung jawab yang diberikan terkait dengan pihak lain dalam Instansi Pemerintah yang bersangkutan; dan pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam huruf b memahami bahwa pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab terkait dengan penerapan SPIP.f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia; minimal dilakukan dengan cara:

penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai dengan pemberhentian pegawai; penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen; dan supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai.g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif;

memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah; memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah; dan memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.h. hubungan kerja yang baik antar instansi terkait diwujudkan dengan adanya mekanisme saling uji antar Instansi Pemerintah terkait.b) Unsur SPIP: PENILAIAN RISIKO

* Penilaian risiko terdiri atas:a. identifikasi risiko, minimal dilakukan dengan cara: menggunakan metodologi yang sesuai tujuan Instansi Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara komprehensif; menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko dari factor eksternal dan factor internal; dan menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko.

b. analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan Instansi Pemerintah.

* Dalam rangka penilaian risiko pimpinan Instansi Pemerintah dengan berpedoman pada peraturan perundang- undangan. menetapkan:

a. tujuan Instansi Pemerintah;Tujuan Instansi memuat pernyataan dan arahan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu serta wajib dikomunikasikan kepada seluruh pegawai.Untuk mencapai tujuan Instansi Pemerintah pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan: strategi operasional yang konsisten strategi manajemen terintegrasi dan rencana penilaian risiko.

b. tujuan pada tingkatan kegiatan,Penetapan tujuan pada tingkatan kegiatan memperhatikan ketentuansebagai berikut: berdasarkan pada tujuan dan rencana strategis; saling melengkapi, saling menunjang, dan tidak bertentangan satu dengan lainnya; relevan dengan seluruh kegiatan utama; mengandung unsur kriteria pengukuran; didukung sumber daya Instansi Pemerintah yang cukup; melibatkan seluruh tingkat pejabat dalam proses penetapannya.

* Pimpinan Instansi Pemerintah menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan tingkat risiko yang dapat diterima.

c) Unsur SPIP: KEGIATAN PENGENDALIAN

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan. Minimal memiliki karakteristik sebagai berikut: kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok; kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko; kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus Instansi Pemerintah; kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis; prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan; kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur.

Bentuk-bentuk kegiatan pengendalian: reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang dilaksanakan dengan membandingkan kinerja dengan tolok ukur kinerja yang ditetapkan. pembinaan sumber daya manusia; minimal dengan cara:1. mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi instansi kepada pegawai;2. membuat strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia yang mendukung pencapaian visi dan misi; dan3. membuat uraian jabatan, prosedur rekrutmen, program pendidikan dan pelatihan pegawai, sistem kompensasi, program kesejahteraan dan fasilitas pegawai, ketentuan disiplin pegawai, sistem penilaian kinerja, serta rencana pengembangan karir. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi yang dilakukan untuk memastikan akurasi dan kelengkapan informasi. Kegiatan pengendalian atas pengelolaan system informasi meliputi:a. pengendalian umum; pengamanan sistem informasi; pengendalian atas akses; pengendalian atas pengembangan dan perubahan perangkat lunak aplikasi; pengendalian atas perangkat lunak sistem; pemisahan tugas; dan kontinuitas pelayanan.b. pengendalian aplikasi: pengendalian otorisasi; pengendalian kelengkapan; pengendalian akurasi; dan pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan file data. pengendalian fisik atas aset; pimpinan Instansi Pemerintah wajib menetapkan, mengimplementasikan, dan mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai: rencana identifikasi, kebijakan, dan prosedur pengamanan fisik rencana pemulihan setelah bencana. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja; menetapkan ukuran dan indikator kinerja; mereviu dan melakukan validasi secara periodic atas ketetapan dan keandalan ukuran dan indikator kinerja; mengevaluasi faktor penilaian pengukuran kinerja; dan membandingkan secara terus-menerus data capaian kinerja dengan sasaran yang ditetapkan dan selisihnya dianalisis lebih lanjut. pemisahan fungsi; pimpinan Instansi Pemerintah harus menjamin bahwa seluruh aspek utama transaksi atau kejadian tidak dikendalikan oleh 1 orang. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting; pimpinan Instansi Pemerintah wajib menetapkan dan mengkomunikasikan syarat dan ketentuan otorisasi kepada seluruh pegawai. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian; pimpinan Instansi Pemerintah perlu mempertimbangkan: transaksi dan kejadian diklasifikasikan dengan tepat dan dicatat segera klasifikasi dan pencatatan yang tepat dilaksanakan dalam seluruh siklus transaksi atau kejadian. pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya; pimpinan Instansi Pemerintah memberikan akses hanya kepada pegawai yang berwenang dan melakukan reviu atas pembatasan tersebut secara berkala. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; pimpinan Instansi Pemerintah menugaskan pegawai yang bertanggung jawab terhadap penyimpanan sumber daya dan pencatatannya serta melakukan reviu atas penugasan tersebut secara berkala. dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian penting; pimpinan Instansi Pemerintah wajib memiliki, mengelola, memelihara, dan secara berkala memutakhirkan dokumentasi yang mencakup seluruh Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian penting.

d) Unsur SPIP: INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Pimpinan instansi pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat. Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif, pimpinan Instansi Pemerintah harus sekurang-kurangnya:a. menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasib. mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara terus menerus.

e) Unsur SPIP: PEMANTAUAN

Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan melalui:1. pemantauan berkelanjutan; melalui:a. pengelolaan rutind. supervisib. pembandingane. rekonsiliasic. tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas.2. evaluasi terpisah Dilaksanakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Intern. Evaluasi terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah atau pihak eksternal pemerintah. Evaluasi terpisah dapat dilakukan dengan menggunakan daftar uji pengendalian intern 3. tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya; diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan.

4. PENGUATAN EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN SPIP

Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan masing-masing. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitasSistem Pengendalian Intern dilakukan:a) Pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara

Aparat pengawasan intern pemerintah melakukan pengawasan intern melalui:a. audit (kinerja dan tujuan tertentu);b. reviu;c. evaluasi;d. pemantauan;e. kegiatan pengawasan lainnya.

Aparat pengawasan intern pemerintah terdiri atas:a. BPKP; melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi: kegiatan yang bersifat lintas sektoral; kegiatan kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (Menteri Keuangan melakukan koordinasi kegiatan yang terkait dengan Instansi Pemerintah lainnya) kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern; melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.c. Inspektorat Provinsi; melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah provinsi yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi.d. Inspektorat Kabupaten/Kota; melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota.

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah1. Dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan yang telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor (melalui keikutsertaan dan kelulusan program sertifikasi)2. Untuk menjaga perilaku pejabat disusun kode etik3. aparat pengawasan intern pemerintah dan wajib ditaati oleh semua pejabat.4. Kode etik disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan pemerintah.5. Untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan aparat pengawasan intern pemerintah, disusun standar audit. Dan setiap wajib melaksanakan audit sesuai dengan standar audit6. Standar audit disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.7. Setelah melaksanakan tugas pengawasan, aparat pengawasan intern pemerintah wajib membuat laporan hasil pengawasan dan menyampaikannya kepada pimpinan Instansi Pemerintah yang diawasi.8. Dalam hal BPKP melaksanakan pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum Negara laporan hasil pengawasan disampaikan kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dan kepada pimpinan Instansi Pemerintah yang diawasi.9. Secara berkala, BPKP menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.10. Secara berkala, berdasarkan laporan hasil pengawasan Inspektorat Jenderal atau, Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada menteri/pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.11. BPKP, Insepktorat Jendral/Inspektorat Kota/Inspektorat Provinsi melakukan reviu atas laporan keuangan sebelum disampaikan ke Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Walikota/Bupati/Bendahara Umum Negara/Presiden12. Untuk menjaga mutu hasil audit aparat pengawasan intern pemerintah, secara berkala dilaksanakan telaahan sejawat.13. Pedoman telaahan sejawat disusun oleh organisasi profesi auditor.14. Aparat pengawasan intern pemerintah dalam melaksanakan tugasnya harus independen dan obyektif.

b) Pembinaan penyelenggaraan SPIP

Pembinaan penyelenggaraan SPIP diselenggarakan oleh BPKP dan meliputi:a. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;b. sosialisasi SPIP;c. pendidikan dan pelatihan SPIP;d. pembimbingan dan konsultansi SPIP; dane. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.

BAB IIIA. PENGENDALIAN INTERNAL PADA PROSES FASILITASI PERSETUJUAN KONTRAK TAHUN JAMAK (MULTIYEARS CONTRACT)

Proses Fasilitasi Persetujuan Kontrak Tahun Jamak (Multiyears Contract) dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Anggaran atas permohonan Kementerian Negara/Lembaga untuk kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya membebani dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran.Seluruh tahapan kegiatan Fasilitasi Persetujuan Kontrak Tahun Jamak (Multiyears Contract) dibagi menjadi lima kelompok tahapan kegiatan. Pertama adalah penerimaan usulan persetujuan kontrak tahun jamak, proses penelaahan usulan persetujuan kontrak tahun jamak, penyusunan konsep persetujuan/penolakan usulan kontrak tahun jamak, penetapan persetujuan/penolakan usulan kontrak tahun jamak, dan penyampaian surat persetujuan/penolakan usulan kontrak tahun jamak. Empat kelompok tahapan kegiatan pertama merupakan kegiatan utama sehingga diperlukan pemantauan atas kegiatan tersebut.1. Penerimaan usulan persetujuan kontrak tahun jamakInti dari kegiatan ini yaitu proses penerimaan Surat Permohonan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak yang diajukan oleh Kementerian Negara/Lembaga selaku Pengguna Anggaran (PA). Atas surat permohonan tersebut kemudian dilakukan reviu berjenjang oleh menteri dan di Direktorat Jenderal Anggaran untuk diteliti kelengkapannya dan keabsahan dokumen.

Kemungkinan-kemungkinan kesalahan pada proses ini yaitu,a. Dokumen usulan persetujuan Kontrak tahun Jamak tidak lengkapb. Surat permohonan tidak ditandatangani oleh pejabat yang berwenang c. Surat Permohonan tidak ditujukan kepada Menteri Keuangan atau langsung kepada Dirjen Anggarand. Permohonan Kontrak Tahun Jamak bukan merupakan kewenangan DJAKegiatan pengendalian yang dilakukan pada tahap ini adalah a. Review berjenjang dari Menteri sampai Kasi & Pelaksana Subdit Anggaranb. Meneliti Kewenangan DJA terhadap usulan Kontrak Tahun Jamakc. Meneliti Surat UsulanAtribut Pengendalian pada tahap ini antara lain,a. Checklist kelengkapan data dukungb. Surat usulan yang ditandatangani oleh pejabat K/L yang berwenang dan ditujukan kepada Menteri keuangan c.q. Dirjen Anggaran

2. Proses penelaahan usulan persetujuan kontrak tahun jamakInti pada tahap ini adalah pembahasan atas permohonan Kontrak Tahun Jamak apakah akan disetujui atau ditolak. Tahap ini dimulai dengan penelitian kelengkapan administrasi dan ketersediaan dana. Kemudian dibuat surat undangan yang ditujukan kepada K/L terkait untuk melakukan penelaahan persetujuan Kontrak Tahun Jamak.

Kemungkinan-kemungkinan kesalahan pada proses ini yaitu,a. Usulan Persetujuan Kontrak tahun Jamak tidak sesuai dengan TOR, RAB, BAS dan/atau Standar Biayab. Belum ada persetujuan dari Pihak Ketigac. STPJM belum memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditetapkan berdasrakan peraturan terkait Kontrak tahun jamakd. Data dukung yang diterima tidak sesuai dengan yang diminta oleh Direktorat Anggarane. Belum ada jaminan terkait dengan Ketersediaan Kegiatan Pengendalian pada tahap ini yaitua. Penelaah wajib memeriksa kesesuaian antara TOR, RAB, BAS dan/atau Standar Biayab. Memeriksa persetujuan pihak ketigac. Memeriksa Surat Pernyataan san SPTJM yang ditandatangani oleh Pengguna Anggarand. Memeriksa kesesuaian kelengkapan Data dukung yang diterima telah sesuai dengan dokumen yang diminta oleh Direktorat Anggaran e. Pernyataan terkait dengan ketersediaan danaAtribut Pengendalian pada tahap ini antara lain,a. Paraf petugas penelaah dan perwakilan dari pada berita acara penelaahanK/Lb. Nota Dinas pertimbangan dan jaminan ketersediaan dana dari Direktur Anggaran ke Dirjen Anggaranc. Surat Penetapan Persetujuan/Penolakan usulan Kontrak tahun Jamakd. Checklist kesesuai data dukung yang diminta dengan yang diterimae. Paraf Kasi pada Surat Persetujuan/Penolakanf. Terdapat paraf dan tanggal pada routingslip atau lembar monitoring pelaksanaan pekerjaang. Berita Acara penelaahanh. Catatan penelaahan

3. Penyusunan konsep persetujuan/penolakan usulan kontrak tahun jamakPada tahap ini, sudah diperoleh keputusan mengenai persetujuan atas usulan kontrak tahun jamak. Berdasarkan dokumen yang dihasilkan dalam proses penelaahan, pelaksana anggaran membuat Draft Surat dan Konsep Persetujuan/penolakan usulan kontrak tahun jamak untuk kemudian dilakukan reviu berjenjang atas draf tersebut.Kemungkinan-kemungkinan kesalahan pada proses ini yaitu, draft Usulan Persetujuan/Penolakan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak tidak sesuai dengan:a. Ketersediaan Pagub. Pedoman Penelaahanc. Catatan Penelaahand. SOP penyelesaian Persetujuan/Penolakan Usulan Kontrak tahun JamakKegiatan Pengendalian pada tahap ini yaitu reviu berjenjang oleh kasi dan Kasubdit Anggaran serta Kasubdit DadutekAtribut Pengendalian pada tahap ini antara lain,a. Terdapat paraf Kasi Anggaran dan Kasubdit Anggaran pada ND Pertimbangan Direktur ke Dirjen Anggaranb. Terdapat Paraf Kasubdit dan Direktur Anggaran pada ND pertimbangan Dirjen ke Menteri Keuanganc. Terdapat paraf Kasubdit dan Direktur pada Surat Penetapan Persetujuan/Penolakan Usulan Kontrak tahun Jamakd. Terdapat paraf Kasubdit dan Direktur Anggaran pada Surat PengenatarPenetapan Peretujuan/ Penolakan Kontrak tahun

4. Penetapan persetujuan/penolakan usulan kontrak tahun jamakPada tahap ini draf surat usulan persetujuan atau penolakan diteruskan kepada Dirjen Anggaran untuk kemudian diteliti dan ditetapkan dan disampaikan kepada Menteri Keuangan untuk memberikan persetujuan/penolakan.

Kemungkinan-kemungkinan kesalahan pada proses ini yaitu, Usulan Permohonan Persetujuan Kontrak Tahun jamak ditetapkan melewati jangka waktu yang telah ditentukan

Kegiatan Pengendalian pada tahap ini yaitu a. Meneliti Kesesuaian jangka Waktu pengajuan usulan Persetujuan kontrak tahun Jamakb. Meneliti Lembar Monitoring penyelesaian pekerjaan/routingslipc. Review Berjenjang dari Kasi dan Kasubdit Anggaran

Atribut Pengendalian pada tahap ini antara lain,a. Disposisi dari Menteri Keuangan terkait ijin prinsip atas persetujuan/Penolakan usulan Kontrak Tahun Jamak b. Routingslip/ lembar Monitoring penyelesaian pekerjaanc. B. STANDARD OPERATING PROCEDURES FASILITASI PERSETUJUAN KONTRAK TAHUN JAMAK (MULTI YEARS)Kontrak Tahun Jamak adalah kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya membebanidana Anggaran Pendapatan danBelanja Negara (APBN) lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran. Dasar hukum dari pemberian fasilitas ini adalah :a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.c. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.d. Undang-Undang mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.e. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.f. Peraturan Pemerintah Nomor 90 tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembagag. Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negarah. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.02/2011 Tentang Tata Cara Pengajuan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract) Dalam Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.Pihak yang diberikan layanan dalam hal ini adalah Kementerian Negara/ Lembaga, pelayanan diberikan tanpa dipungut biaya sama sekali dan diselesaikan selama 7 (tujuh) hari kerja sejak dokumen diterima secara lengkap, dibuktikan dengan Berita Acara Penelaahan Usulan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract).Proses awal dari kegiatan ini dimulai dari unit terkait mengajukan usulan persetujuan Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract) kepada Direktur Jenderal Anggaran. Sedangkan proses akhir dari kegiatan ini berupa Dirjen Anggaran menandatangani surat persetujuan dan penolakan Kontrak Tahun Jamak (Multi YearsContract). Hasil akhir atau keluaran dari kegiatan ini berupa Persetujuan atau penolakan Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract).Ada pun tahapan dari kegiatan Fasilitasi Persetujuan Kontrak tahun Jamak (Multiyears Contract) adalah sebagai berikut:1. K/L mengajukan Surat Permohonan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga Selaku Pengguna Anggaran (PA) yang ditujukan kepada Menteri Keuangan2. Direktur Jenderal Anggaran menerima usulan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak yang didisposisi oleh Menteri Keuangan dan selanjutnya didisposisikan Kepada Direktur Anggaran untuk Pemrosesan penyelesaian Kontrak Tahun Jamak3. Direktur Anggaran mendisposisikan Permohonan Persetujuan Kontrak tahun jamak kepada Kasubdit teknis terkait.4. Kasubdit Anggaran meneliti berkas Permohonan Persetujuan Kontrak tahun Jamak , mengkoordinasikan Persiapan Pembahasan Penelaahan permohonan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak untuk selanjutnya mendisposisikan kepada Kasi & Pelaksanan Subdit Anggaran5. Kasi dan pelaksanan Anggaran a. 1. Meneliti Permohonan Persetujuan yang meliputi:i. RKA-K/Lii. Arsip Data Komputer (ADK)iii. TOR/RABiv. Persetujuan Pihak Ketigav. SPTJM dari Penggunaan Anggaranvi. Surat Pernyataan dari Pengguna Anggaranb. Meneliti Pagu guna memperoleh informasi terkait dengan ketersediaan dana c. Apabila ditemukan ketidaklengkapan data dukung maka diberitahukan kepada K/L untuk melengkapi berkasnya. d. Pelaksana Anggaran membuat Konsep Undangan kepada K/L dalam rangka proses penelaahan persetujan Kontrak Tahun Jamak yang diperiksa dan diparaf oleh Kasi Anggaran6. Kasubdit Anggaran Meneliti dan mendatangani Surat Undangan dan memaraf konsep nota dinas yang disampaikan oleh Kasi dan Pelaksanan Anggaran untuk selanjutnya disampaikan kepada K/L7. Jika sudah lengkap diterbitkan Berita Acara Kelengkapan Dokumen (BALD), Kasubdit Anggaran mengkoordinasikan penyelenggaraan penelaahan dan mengundang KL untuk melakukan penelaahan berdasarkan: a. Alasan Permohonan Persetujuan Kontrak tahun jamakb. Meneliti kelayakan kegiatan untuk dilaksakanan lebih dari setahunc. Kesesuaian dengan PMK Tata Cara Pengajuan Permohonan Kontrak tahun Jamakd. Kesesuaian dengan PMK tentang Petunjuk Pelaksanaan Penelaahane. Ketersediaan Paguf. SOP Penelaahan RKA-KL/BUN atau Revisi Anggarang. Kesesuaian Standar Biaya8. Berdasarkan hasil penelaahan pelaksanan anggaran membuat Draft Surat dan Konsep Persetujuan/penolakan usulan kontrak tahun jamak dan menyampaikannya kepada kasi Anggaran a. Membuat nota dinas pengantar Kasubdit anggaran ke Direktur Anggaranb. Kasi Anggaran melakukan verifikasi dan meneliti draft surat usulan persetujuan/penolakan Kontrak Tahun Jamak untuk menyampaikannnya kepada kasubdit Anggaranc. Kasi Anggaran meneliti dan memaraf nota dinas Pengantar Kasubdit Anggaran ke Direktur Anggaran9. Kasudit Anggaran meneliti Draft Surat dan Konsep Usulan Persetujuan atau Penolakan Kontrak tahun Jamaka. Menandatangani Nota Dinas Kasubdit Anggaran Ke Direktur ANggaranb. Meneliti dan memafar konsep Nota Dinas Direktur Anggaran ke Dirjen Anggaranc. Meneruskan Draft Surat dan Konsep Usulan Persetujuan atau Penolakan Kontrak tahun Jamak kepada Kasubdit Daduktek10. Kasubdit Daduktek mengkoordinasikan para Seksi dan Pelaksana Subdit Daduktek untuk:a. Memverifikasi dan meneliti konsep Usulan Persetujuan atau Penolakan Kontrak tahun Jamakb. Membubuhkan paraf pada verbal Nota Dinas c. Memaraf konsep nota dinas Direktur Anggaran kepada Dirjen Anggaran11. Direktur Anggaran a. Meneliti Draft Surat dan Konsep usulan Persetujuan/ penolakan atas Kontrak tahun Jamakb. Meneliti dan menandatantangani konsep nota dinas dan pengantar Surat Persetujuan/Penolakan Usulan Kontra Tahun Jamak dari Direktur ke Dirjen Anggaranc. Meneliti dan memaraf konsep nota dinas dan pengantar Surat Persetujuan/Penolakan Usulan Kontra Tahun Jamak dari Dirjen Anggaran ke Menteri Keuangand. Meneliti dan memaraf Surat usulan Persetujuan/Penolakan Kontrak Tahune. Memaraf verbal nota Dinas Pengantar12. Dirjen anggaran:a. Meneliti konsep nota dinas dan Menandatangani nota Dinas Pengantar Usulan Persetujuan/Penolakan Dirjen Anggaran ke Menteri Keuanganb. Meneliti dan menetapkan Surat dan Konsep persetujuan/penolakan usulan Kontrak tahun Jamakc. Memaraf verbal d. Menyampaikan kepada Menteri Keuangan untuk mendapatkan Persetujuan/Penolakan usulan Kontrak tahun Jamak

13. Menteri Keuangan:a. Meneliti Draft Surat dan Konsep persetujuan/penolakan usulan Kontrak Tahun Jamak b. Mendisposisikan kepada Dirjen Anggaran terkait pernyataan persetujuan/penolakan usulan Kontrak Tahun Jamak14. Direktur Jenderal Anggaran menandatangani Surat Persetujuaan/penolakan usulan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak berdasarkan didisposisi oleh Menteri Keuangan15. Kasi dan pelaksanan anggaran menatausahakan Surat Persetujuan Usulan Kontrak Tahun Jamak dan meng Upload data ke database bersama DJA & DJPB dan untuk selanjutnya dikirim ke Kasubag TU Anggaran16. Kasubag TU Anggaran menatausahakan Kasi dan pelaksanan Anggaran menatausahakan Surat Persetujuan Usulan Kontrak Tahun Jamak kepada petugas distribusi. Petugas distribusi kembali melakukan penatausahaan atas Kasi dan pelaksanan Anggaran menatausahakan Surat Persetujuan Usulan Kontrak Tahun Jamak untuk diserahkan kepada K/LUntuk lebih jelasnya bagan alur dari proses kegiatan Fasilitasi Persetujuan Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract) dapat dilihat pada lampiranBAB IIIKESIMPULAN

Undang-undang di bidang keuangan negara membawa implikasi perlunya sistem pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan transparan. Hal ini baru dapat dicapai jika seluruh tingkat pimpinan menyelenggarakan kegiatan pengendalian atas keseluruhan kegiatan di instansi masing-masing. Dengan demikian maka penyelenggaraan kegiatan pada suatu Instansi Pemerintah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan pertanggungjawaban, harus dilaksanakan secara tertib, terkendali, serta efisien dan efektif. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan pada suatu Instansi Pemerintah dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif, melaporkan pengelolaan keuangan negara secara andal, mengamankan aset negara, dan mendorong ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem ini dikenal sebagai Sistem Pengendalian Intern yang dalam penerapannya harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta mempertimbangkan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah tersebut.Direktorat Jenderal Anggaran adalah salah satu unit eselon I yang melaksanakan sebagian fungsi dari Kementerian Keuangan. Sentra dari peran Direktorat Jenderal Anggaran tersebut terletak pada tugasnya untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaranSistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi. Penerapan sistem pengendalian intern di lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai (reasonable assurance) terhadap pencapaian tujuan organisasi.Unit yang memiliki tugas dan fungsi atau ditetapkan untuk mengemban tugas kepatuhan internal di lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran adalah Unit Kepatuhan Internal, yang bertugas untuk melaksanakan fungsi pemantauan pengendalian intern, pengelolaan pengaduan, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, tindak lanjut hasil pengawasan, serta perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis.

Lampiran IBagan Alur SOP Fasilitasi Persetujuan Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract)