ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNTERHADAP KEPUTUSAN PERSETUJUAN
PEMBIAYAAN PADA KOPERASI JASA KEUANGANSYARI’AH (KJKS) BAITUL MAAL WAT TAMWIL
(BMT) ANDA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah
Oleh
WINI ARINTASARI
NIM 20110011
JURUSAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI D III PERBANKAN SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAINSALATIGA
2013
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya
didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya.”
(Abraham Lincoln)
“Visi tanpa tindakan hanyalah sebuah mimpi. Tindakan tanpa visi hanyalah
membuang waktu. Visi dengan tindakan akan mengubah dunia!”
(Joel Arthur Barker)
“Jika anda memiliki keberanian untuk memulai, anda juga memiliki
keberanian untuk sukses.”
(David Viscout)
Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya,
keluarga besar, sahabat serta almamater tercinta.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan hidayah yang diberikan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Analisis Sistem
Pengendalian Internal Terhadap Keputusan Persetujuan Pembiayaan Pada
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Wat Tamwil ANDA Salatiga”
dengan lancar. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
syarat meraih gelar Ahli Madya pada jurusan syariah progdi D III Perbankan
Syari’ah STAIN Salatiga.
Tugas akhir ini merupakan cerminan dari perjalanan serta perjuangan
penulis selama menempuh masa kuliah, berkutat dengan literatur ilmu yang telah
didapatkan selama kuliah. Dalam proses penyusunan hingga selesainya Tugas
Akhir ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, serta
bimbingan yang luar biasa kepada penulis. Untuk itu pada kesempatan kali ini
penulis ingin mengucapkan rasa terima kasihnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Imam Sutomo, M. Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga
2. Bapak Drs. H. Mubasirun, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Syariah STAIN
Salatiga.
3. Bapak Abdul Aziz N.P, S. Ag, M.M., selaku Ketua Program Pendidikan D III
Perbakan Syariah STAIN Salatiga
4. Ibu Wiwin Kurniasari, SE., M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, serta penuh kesabaran dan tanggung
jawab untuk membimbing, mengarahkan dan memberi petunjuk kepada
penulis dari awal hingga akhir penulisan Tugas Akhir ini.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen pengajar STAIN Salatiga, khususnya dosen
jurusan syari’ah yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
6. Bapak H. Budi Santoso, SE, MM., selaku Ketua KJKS BMT ANDA Salatiga
yang telah mengijinkan penulis untuk magang di koperasi yang beliau pimpin.
7. Seluruh karyawan dan staf KJKS BMT ANDA Salatiga terutama kepada Bapak
Supardi, SE., Mbak Febri Antika Sonya H.D, A.Md., Ibu Ita Setyorini, SE.,
dan Bapak Widodo, A.Md. atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
8. Keluarga besar penulis terutama ayah saya Bapak Ismail, ibu saya Ibu Ari
Antini dan adik saya Ulfa Maulida yang selalu mendukung dan mendoakan
penulis agar diberi kelancaran dalam segala kegiatannya terkait dengan
penulisan Tugas Akhir ini.
9. Untuk semua teman seperjuangan saya di kampus, terutama teman satu
angkatan di D III PS 2010, terimakasih atas saling suport yang kalian berikan
agar kita semua dapat lulus bersama-sama satu kelas.
10. Untuk all my best friends mpok Lela, makde Toen, mpok Leli, Lina, Lia,
Sayang dan juga mbak Ulil. Terimakasih atas semua dukungan kalian pada
saya, terlebih saat saya down kalian selalu memberikan motivasi dan
semangat pada saya.
11. Untuk bintang hatiku terimakasih untuk segala dukungan yang kamu berikan
dan terimakasih juga sudah setia menungguku sampai sejauh ini.
12. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis. Namun penulis berharap
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Segala tegur sapa dari pembaca
akan penulis sambut dengan baik demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Salatiga, Juli 2013
Penulis
ABSTRAK
Arintasari, Wini. 2013. Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap KeputusanPersetujuan Pembiayaan Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) ANDA Salatiga. Tugas Akhir. JurusanSyariah. Program Studi DIII Perbankan Syariah. Sekolah Tinggi AgamaIslam Negeri Salatiga. Pembimbing: Wiwin Kurniasari, SE., M. Si., Akt.
Kata kunci: Sistem Pengendalian Intern, prosedur pembiayaan, komponen dan
unsur Sistem Pengendalian Intern.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang menjadi bahan
pertimbangan pembiayaan serta penerapan Sistem Pengendalian Intern yang
dipakai pada proses persetujuan pembiayaan KJKS BMT ANDA Salatiga. Hal ini
dilatar belakangi oleh banyaknya kendala pembiayaan yang dialami oleh KJKS
BMT ANDA Salatiga dalam penyaluran pembiayaannya. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam memaksimalkan efektivitas Sistem Pengendalian Intern
dalam kegiatan penyaluran pembiayaan.
Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif, teknik
pengumpulan data melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap obyek
penelitian serta pengumpulan informasi dari berbagai sumber seperti buku, brosur,
jurnal ilmiah, internet, dan data-data dari KJKS BMT ANDA Salatiga.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan Sistem
Pengendalian Intern yang diterapkan KJKS BMT ANDA Salatiga sangat efektif
digunakan untuk mencegah pembiayaan bermasalah. Hal ini dilihat dengan unsur
dan komponen Sistem Pengendalian Intern yang dinilai baik dan sesuai sehingga
dapat dijadikan sebagai indikator terlaksananya SPI (Sistem Pengendalian Intern)
yang handal dan efektif. Hanya saja pembiayaan bermasalah sendiri disebabkan
oleh pihak BMT (surveyer) yang kurang teliti dalam menganalisis/mensurvei
nasabah dan juga BMT menerima nasabah yang memiliki hubungan dekat dengan
salah satu pihak BMT tanpa melihat kelengkapan administrasi walaupun potensi
pembiayaan bermasalahnya tinggi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................ ....... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 4
E. Metode Penelitian .............................................................................. 10
F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................. 15
A. Landasan Syariah .............................................................................. 15
B. Sistem Pengendalian Internal Bank Syariah ..................................... 16
C. Pembiayaan Pada Bank Syariah ........................................................ 22
D. Jenis-jenis Resiko Kredit/ Pembiayaan .............................................. 30
E. Penggolongan Kualitas Pembiayaan .................................................. 32
F. Audit Internal Penyaluran Dana .......................................................... 33
BAB III LAPORAN OBYEK ................................................................. 34
A. Gambaran Umum................................................................................ 34
B. Data Deskriptif ................................................................................... 45
BAB IV ANALISIS ................................................................................. 61
A. Bahan Pertimbangan Persetujuan Pembiayaan .................................. 61
B. Kendala Pembiayaan Pada KJKS BMT ANDA Salatiga .................. 70
C. Sistem Pengendalian Internal Pada KJKS BMT ANDA Salatiga ...... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 91
A. Kesimpulan ......................................................................................... 91
B. Saran..................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 94
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................... 96
LAMPIRAN................................................................................................ 97
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Singkat Penelitian Terdahulu ....................................................... 7
Tabel 4.1 Jumlah Pembiayaan Yang Disalurkan KJKS BMT ANDA Salatiga.............................................................................................................................. 89
Tabel 4.2 Pembiayaan KJKS BMT ANDA Berdasarkan Kualitas Pembiayaan............................................................................................................................... 89
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Alur Desain Penelitian .................................................................... 12
Gambar 3.1 Struktur Organisasi KJKS BMT ANDA ......................................... 39
Gambar 3.2 Alur Singkat Prosedur Pembiayaan KJKS BMT ANDA ................. 60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Formulir Permohonan Pembiayaan
Lampiran B Laporan Ringkasan Survei
Lampiran C Lembar Analisa Pembiayan
Lampiran D Lembar Kontrak Pembiayaan
Lampiran E Lembar Pengikatan Agunan
Lampiran F Tanda Bukti Setoran Pembiayaan
Lampiran G Kartu Pembiayaan
Lampiran H Surat Tugas Pembimbing
Lampiran I Lembar Konsultasi
Lampiran J Lembar SKK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah khususnya Perbankan
Syariah di Indonesia saat ini tumbuh secara pesat. Hal tersebut diikuti juga
oleh Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang berbentuk Koperasi Jasa
Keuangan Syariah (KJKS), Usaha Jasa Keuangan Syariah (UJKS) atau
yang sering disebut Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Data dari Menteri
Perekonomian menyebutkan bahwa hingga akhir April 2012 jumlah
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) atau Usaha Jasa Keuangan
Syariah (UJKS) secara keseluruhan berjumlah 2.362 unit usaha, dengan
tingkat nasional 85 unit, tingkat propinsi 189 unit, dan tingkat kabupaten/
kota sebanyak 2088 (http://www.hatta_rajasa.info, diunduh pada 08 Mei
2013, 19.23 WIB).
Seperti halnya Perbankan Syariah, BMT juga memiliki peran untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu dengan cara menghimpun
serta menyalurkan dana kepada masyarakat. Penghimpunan dana
dilakukan BMT dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan
berjangka, sementara penyaluran dana dilakukan melalui pemberian kredit
atau pembiayaan kepada nasabah yang memilki usaha mikro. Tetapi tidak
selamanya penyaluran pembiayaan yang dilakukan koperasi syariah atau
BMT tidak mengalami hambatan. Terkadang pembiayaan dapat
mengalami masalah dan kegagalan pembiayaan macet atau tidak
terbayarkan. Masalah dan kegagalan pembiayaan tersebut biasanya
disebabkan oleh faktor eksternal (segi nasabah) dan faktor internal (segi
BMT). Untuk itu dalam usaha pencegahan pembiayaan bermasalah, salah
satu cara yang dapat diterapkan manajemen koperasi syariah yaitu dengan
menerapkan Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang handal dan efektif
dalam kegiatan operasionalnya, khususnya pada proses persetujuan
pembiayaan. Hal ini dilakukan guna meningkatkan prinsip kehati-hatian
sebagai upaya pencegahan terjadinya kegagalan pembiayaan atau
pembiayaan bermasalah pada suatu koperasi.
Menurut Mulyadi (2002: 180), Sistem Pengendalian Internal
meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian,
dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen.
KJKS BMT ANDA Salatiga merupakan salah satu Koperasi Jasa
Keuangan Syariah di Salatiga yang menawarkan jasa pembiayaan syariah
pada produk penyaluran dananya. Pada dasarnya prosedur penyaluran
pembiayaan yang diberikan KJKS BMT ANDA Salatiga sama dengan
pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah/ Koperasi Syariah lainnya,
antara lain pengajuan pembiayaan, analisis, keputusan pesetujuan,
pengikatan agunan, akad, dan pencairan pembiayaan. Namun dalam
prakteknya, penyaluran pembiayaan terkadang mengalami sedikit kendala
seperti pembiayaan macet. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor dari pihak
nasabah maupun KJKS BMT ANDA sendiri. Untuk itu BMT harus lebih
meningkatkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pinjaman untuk
menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, salah satunya
melalui peningkatan Sistem Pengendalian Intern agar risiko pembiayaan
bermasalah dapat dicegah. Atas dasar tesebut mendorong penulis untuk
melakukan pengamatan tentang aktifitas pengendalian intern terhadap
pelaksanaan pembiayaan yang ada pada KJKS BMT ANDA Salatiga, dan
hasilnya disusun dalam bentuk TA (Tugas Akhir) yang berjudul:
“ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP
KEPUTUSAN PERSETUJUAN PEMBIAYAAN PADA KOPERASI
JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) BAITUL MAAL WAT
TAMWIL (BMT) ANDA SALATIGA”
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apa yang menjadi bahan pertimbangan KJKS BMT ANDA Salatiga
untuk menyetujui pengajuan suatu pembiayaan?
2. Apa kendala yang dihadapi KJKS BMT ANDA Salatiga dalam
pengadaan pembiayaannya?
3. Bagaimana sistem pengendalian internal KJKS BMT ANDA Salatiga
yang digunakan untuk mencegah pembiayaan macet?
C. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir yang akan diteliti ini adalah:
1. Mengetahui bahan pertimbangan KJKS BMT ANDA Salatiga untuk
menyetujui pengajuan suatu pembiayaan.
2. Mengetahui kendala yang dihadapi KJKS BMT ANDA Salatiga dalam
pengadaan pembiayaannya.
3. Mengetahui penerapan sistem pengendalian intern pada KJKS BMT
ANDA Salatiga yang digunakan untuk mencegah risiko pembiayaan
macet.
Selain memiliki tujuan-tujuan tersebut, penulis juga
mencantumkan kegunaan penulisan Tugas Akhir yang diteliti ini baik bagi
penulis, STAIN Salatiga, BMT, maupun pembaca Tugas Akhir ini.
Adapun kegunaannya yaitu:
1. Bagi Penulis
a. Sebagai persyaratan kelulusan diploma pada D III Perbankan
Syariah STAIN Salatiga.
b. Mengaplikasikan teori yang telah didapat di bangku kuliah ke
aktivitas langsung di lapangan.
2. Bagi STAIN Salatiga
a. Memperkenalkan STAIN Salatiga khususnya Program Studi D III
Perbankan Syariah kepada masyarakat luar.
b. Menambah referensi literatur mengenai Perbankan Syariah bagi
mahasiswa STAIN Salatiga khususnya mahasiswa Progdi D III
Perbankan Syariah.
3. Bagi BMT
a. Diharapkan menjadi bahan masukan terhadap peningkatan mutu dan
jasa pada BMT tersebut.
b. Sebagai referensi dan bahan pertimbangan untuk lebih memperbaiki
aktivitas pengendalian intern yang dimiliki agar pembiayaan yang
diberikan tidak mengalami kredit macet.
4. Bagi Pembaca
Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai sistem
pengendalian intern pembiayaan dan hal-hal yang mempengaruhi
persetujuan pembiayaan.
D. Penelitian Terdahulu
Terkait dengan tugas akhir yang diteliti oleh penulis, ada beberapa
telaah pustaka yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
pembeda dalam penulisan tugas akhir ini. Telaah pustaka yang digunakan
penulis diantaranya melalui buku, skripsi, tugas akhir maupun jurnal
penelitian yang dipublikasikan di internet.
Menurut Mulyadi (2002: 180) menyatakan bahwa sistem
pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-
ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi
dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Secara umum
pengendalian intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang
dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional
perusahaan atau organisasi tertentu. Sedangakan sistem pengendalian
intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang terintergrasi,
berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Mazidah (2010) menyatakan bahwa dari tahun ke tahun jumlah
anggota penerima pembiayaan mudharabah semakin menurun, sedangkan
dilihat dari jumlah pembiayaan mudharabah juga menurun. Penurunan
tersebut disebabkan oleh kebutuhan anggota, resiko BMT yang tinggi,
bertambahnya pesaing, berkurangnya dana dari pihak ketiga, keadaan
ekonomi pada tahun yang bersangkutan, pembukaan kantor cabang dan
kantor kas.
Purnamasari (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
BMT ANDA Salatiga telah memisahkan tugas dan tanggungjawab
fungsional pada masing-masing bagian dalam karyawan. Prosedur sistem
penggajian yang ada di BMT ANDA Salatiga sederhana dan dikatakan
baik, serta mudah dipahami. Sistem pengendalian intern penggajian
karyawan BMT ANDA Salatiga menunjukkan bahwa pengendalian
internnya baik. Sudah ada pemisahan tugas dan tanggungjawab dalam
struktur organisasinya, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik,
serta praktik yang sehat dalam pelaksanaan fungsi setiap unit organisasi.
Patricia (2012) menyatakan bahwa Internal Kontrol yang
diterapkan oleh Bank X hampir seluruhnya sesuai dengan kerangka COSO
(Committeeof Sponsoring Organization) 2012 walaupun ada
ketidaksesuaian yang terjadi didalamnya. Ketidaksesuaian yang terjadi
pada komponen environment meliputi tidak adanya multiple structure
karena Bank X masih merasa belum memerlukannya. Namun untuk saat
ini internal kontrol yang dimiliki Bank X dinilai masih tergolong baik
untuk mencegah terjadinya kredit macet.
Bening (2013) menyimpulkan bahwa sistem pengendalian intern
atas pemberian kredit pada PT. Bank Tabungan Negara sudah baik.
Terlihat dengan lingkungan organisasi yang memiliki struktur organisasi
yang sudah dirancang khusus dalam proses pemberian kredit, dan adanya
keterlibatan dewan komisaris dalam hal ini. Disamping itu, Bank BTN
juga memikirkan bagaimana untuk menghindari atau memperkecil resiko
kredit macet dengan membuat persetujuan kedua belah pihak dalam
memberikan agunan yang sesuai dengan prosedur permohonan. Bank BTN
memiliki aktivitas pengendalian dalam melakukan proses ini yaitu dengan
pengendalian komputer dan pengendalian fisik.
Maunah (2010) dalam tugas akhirnya menyatakan bahwa
permasalahan kredit macet dapat dihindari dengan adanya sistem
pengendalian internal yang memadai dalam bidang perkreditan. Dengan
pengendalian internal yang memadai dalam perkreditan berarti
menunjukkan adanya sikap kehati-hatian pada koperasi terutama dalam hal
memberikan kredit. Tujuannya adalah untuk mengetahui hal-hal apa saja
yang harus dipertimbangkan dalam menyetujui kredit, penyebab kredit
macet dan cara mengatasinya serta keefektifan pengendalian internal
dalam pemberian kredit.
Nadia (2011) dalam skripsinya menyimpulkan bahwa pembiayaan
yang mengalami pengembalian macet pada BNI Syariah cabang Semarang
mencapai tiga persen selama periode tahun 2011, tidak disebabkan kurang
efektifnya sistem pengendalian intern yang diterapkan dalam pemberian
pembiayaan. Melainkan karena faktor-faktor lain seperti hal yang tidak
diduga sebelumnya baik pihak manajemen maupun nasabah yaitu faktor
lingkungan dan keadaan nasabah.
Ruzana (2011) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa
hasil pengujian pengendalian terhadap sistem pengendalian intern pada
pemberian kredit di Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang dengan
metode sampling model fixed sample sized menunjukkan bahwa
pengendalian terhadap proses pemberian kredit adalah efektif karena
jumlah batas ketepatan yang dicapai (Achieved Upper Precission Limit /
AUPL) sebesar 3% lebih kecil atau sama dengan Desired Upper Precision
Limit (DUPL) 5%, pada confidence level 95%, dan rate of occurrence 1%.
Dari beberapa jurnal dan penelitian di atas dapat diambil data singkat sebagai
berikut:
Tabel 1.1 Data Singkat Penelitian Terdahulu
No I II III IV V VI VIIJudulPenelitian
EvaluasiPenerapanInternalControlBerdasarkanKerangkaCOSO2012PadaDivisiKartuKreditDiBank X
AnalisisSistemPengendalianInternTerhadapPemberianKreditPada PTBankTabunganNegara(Persero), TBK
AnalisaPengendalianInternDalamSistemPemberianKreditPadaKoperasiSimpanPinjamGradiskaCandirejo
AnalisisPenerapanStrukturPengendalianInternTerhadapProsedurPemberianPembiayaanUntukMeningkatkanPencegahanPengembalianMacetYangDiberikan Oleh
EvaluasiTerhadapSistemPengendalianInternPadaProsesPemberianKreditMikro(StudipadaPT.BankMandiri(PERSERO)tbkCabangMajap
TingkatPerkembanganPembiayaanMudharabahTahun2005-2009 DiBMTANDASalatiga
SistemPengendalianInternPenggajian PadaBMTANDASalatiga
BankBNISyariahCabangSemarang
ahitSemarang)
Peneliti
ParticiaAngelaSantoso
Bening SitiMaunah
DewiNadiaMayasari
RuzannaAmanina
UmiMazidah
LidiaPurnamasari
Metode danSampelPenelitian
MetodeKualitatifdenganmenggunakanwawancara dansurvei.
MetodeKualitatif denganmenggunakanstudilapangan.
Metodekualitatif denganwawancara padanarasumber.
Metodekualitatif denganwawancara danobservasi.
MetodeKualitatifdenganwawancaradanobservasi.
Metodedeskriptifkualitatifmenggunakanwawancara.
Metodedeskriptifkualitatifmenggunakaninterview,dokumentasi,observasi.
VariabelPenelitian
COSO2012,Internalcontrol,divisikartukreditBankX.
SistemPengendalianIntern,posedurpemberiankredit.
SistemPengendalianInternal,kredit
SistemPengendalianInternal,prosedurpembiayaan,auditkepatuhan,penerapan auditkepatuhan.
SistemPengendalianInternal,kredit,atributsampling.
Pembiayaan,BMTANDASalatiga
SPI,penggajian,BMTANDASalatiga
HasilPenelitian
InternalkontrolBank XbaikdansesuaistandarCOSOwalaup
SistemPengendalianInternpadaBankBTNsudahbaik,
SPIyangditerapkan KSPGradiska telahberhasilmengurangi
PembiayaanmacetpadaBNISyariahcabangSemarang bukan
SPIpadaprosespemberiankredityangditerapkan
Jumlahanggotapembiayaan danpembiayaanmudharabahtahun
SistemPengendalianInternpenggajian BMTANDASalatigabaik,
un adakelemahanpadabagiantertentu.
terlihatdarilingkunganorganisasi yangmemilikistrukturorganisasi yangsudahdirancang khususdalamprosespemberiankredit,danadanyaketerlibatandewankomisaris dalampemberiankredit.
kreditmacet.
disebabkan SPIyangkurangefektiftetapidisebabkanfaktorlain darinasabahpembiayaan.
PT.BankMandiri(PERSEROtbkCabangMajapahitSemarang)sudahbaik.
2005-2009terusmengalamipenurunan, haltersebutdisebabkan oleh
Kebutuhananggota,risikoBMTyangtinggi,bertambahnyapesaing,berkurangnyadanapihakketiga,keadaanekonomi padatahunyangbersangkutan,pembukaankantorcabangdankantorkas.
karenasudahadapemisahan tugasdantanggungjawabdalamstrukturorganisasinya,sistemotorisasidanprosedurpencatatan yangbaiksertapraktikyangsehatdalampelaksanaanfungsisetiapunitorganisasi.
Dari beberapa penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian
mengenai Sistem Pengendalian Intern terhadap pemberian kredit/ pembiayaan
memang sudah banyak dilakukan. Namun penelitian mengenai Sistem
Pengendalian Intern terhadap pemberian kredit/ pembiayaan pada KJKS BMT
ANDA Salatiga belum pernah dilakukan. Hal inilah yang mendasari penulis
untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai sistem pengendalian
intern terhadap keputusan persetujuan pembiayaan pada KJKS BMT ANDA
Salatiga. Mengingat bahwa pengambilan keputusan persetujuan sangatlah
berperan untuk mencegah dan mengurangi pembiayaan macet yang terjadi
pada koperasi.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil KJKS BMT ANDA
Salatiga sebagai obyek yang diteliti. Pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu melalui pendekatan kualitatif. Menurut Keirl dan
Miller dalam Moleong (2004), yang dimaksud penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang tersebut dalam
bahasanya dan dalam peristilahannya. Adapun karakteristik penelitian
kualitatif menurut Keirl dan Miller adalah:
a. Melakukan penelitian pada latar alamiah;
b. Manusia sebagai alat pengumpul data utama;
c. Menggunakan metode kualitatif;
d. Menggunakan analisis data secara induktif;
e. Penyusunan teori dimulai dari pengumpulan data yang saling
berhubungan;
f. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka;
g. Lebih mementingkan proses dari pada hasil;
h. Batasan penelitian ditentukan oleh tujuan penelitian;
i. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data;
j. Desain penelitian bersifat sementara, yang terus menerus
disesuaikan kenyataan di lapangan;
k. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
2. Jenis Data Yang Digunakan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan sekunder. Data primer menurut Supranto (2002) yaitu data
yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi
langsung melalui objeknya. Sedangkan data sekunder menurut Daymon
(2008) yaitu data yang diperoleh dari dokumen, buku-buku, dan arsip-
arsip yang berkaitan dengan topik data yang diteliti.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
cara mencari informasi pada buku, majalah, brosur, internet, dan data-
data dari KJKS BMT Anda Salatiga yang berhubungan dengan masalah
yang dibahas. Selain itu peneliti juga mendatangi langsung obyek
penelitian dengan melakukan pengamatan dan wawancara dengan
narasumber. Guna mendapatkan data mengenai pengendalian intern
pada keputusan persetujuan pembiayaan.
4. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang membantu peneliti dalam
pengumpulan dan menganalisis data. Berikut tahap desain penelitian
yang digunakan penulis dalam penelitian ini:
a. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan yaitu tahap persiapan yang dilakukan
peneliti sebelum memasuki lapangan atau melakukan penelitian.
Tahap tersebut antara lain menyusun rancangan penelitian (tema,
masalah, tujuan, obyek, metode serta teknik pengumpulan data
penelitian), dan mengurus ijin penelitian.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahap pekerjaan lapangan yaitu tahap dimana peneliti
sudah mulai melakukan penelitian/pengamatan terhadap obyek
serta mengumpulkan informasi mengenai data-data terkait
penelitian yang diteliti.
c. Tahap Pasca Lapangan
Tahap dimana peneliti mulai melakukan analisa terhadap
data-data yang telah diperoleh mengenai penelitiannya. Dalam tahap
ini peneliti akan menyederhanakan data, memaparkan serta menarik
kesimpulan mengenai penelitian yang dikerjakan.
Berikut bagan singkat mengenai desain penelitian pada penelitian ini:
Gambar 1.1 Alur Desain Penelitian
TAHAP PRA LAPANGAN1. Menyusun rancangan awal penelitian (tema,
masalah, tujuan, objek penelitian, metodedan teknik pengumpulan data)
2. Mengurus ijin penelitian
TAHAP PASCA LAPANGANPeneliti memaparkan hasil data yangdiperoleh serta menarik kesimpulanmengenai penelitiannya yaitupengendalian intern terhadap persetujuanpembiayaan pada BMT ANDA.
TAHAP PEKERJAAN LAPANGAN1. Pengamatan objek2. Pengumpulan data-data mengenai
pengendalian intern yang dipakai padapembiayaan BMT ANDA, pengumpulandata melalui wawancara terhadap informan,serta data pembiayaan yang ada pada BMT.
F. Sistematika Penulisan
Tugas Akhir ini terdiri dari 5 bab dan tiap bab terdiri dari beberapa
sub bab yang dapat diuraikan kembali. Sistematika penulisan dalam Tugas
Akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian penulisan tugas akhir, dan sistematika
penulisan. Selanjutnya bab per bab disusun secara sistematis menyangkut
tema Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Keputusan
Persetujuan Pembiayaan Pada KJKS BMT Anda Salatiga.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan serta kajian
pustaka yang dilakukan untuk mendukung penelitian mengenai
pengendalian intern terhadap keputusan persetujuan pembiayaan pada
KJKS BMT Anda Salatiga.
BAB III LAPORAN OBYEK
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum obyek penelitian
seperti: sejarah berdirinya KJKS BMT ANDA Salatiga; profil KJKS BMT
ANDA Salatiga; visi dan misi KJKS BMT ANDA Salatiga; dasar
pendirian KJKS BMT ANDA Salatiga; struktur organisasi KJKS BMT
ANDA Salatiga, dan berisi data-data deskriptif mengenai pengendalian
intern meliputi: pengertian; tujuan dan komponen pengendalian intern;
pengertian pembiayaan; fungsi dan jenis pembiayaan serta prinsip
pemberian pinjaman.
BAB IV ANALISIS
Bab ini berisi tentang studi analisis dan hasil pengujian data yang
telah diperoleh mengenai pengendalian intern terhadap keputusan
persetujuan pembiayaan pada KJKS BMT ANDA Salatiga, meliputi hal-
hal yang menjadi bahan pertimbangan persetujuan pembiayaan, kendala-
kendala pembiayaan yang dihadapi, dan Sistem Pengendalian Internal
pada KJKS BMT ANDA Salatiga.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada akhirnya bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian yang dilakukan serta saran dari penulis terhadap
sistem pengendalian intern yang dipakai KJKS BMT ANDA Salatiga
dalam penerapan keputusan pembiayaannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Syariah
Banyak sekali pesan tentang audit dan kontrol dalam ajaran Islam.
Berikut ini adalah beberapa nash Al-Qur’an dan Hadits yang dapat dijadikan
renungan oleh para bankir dan praktisi keuangan.
1. Al-Qur’an
جرمنكم شنآن خبیر إن هللا قوم على أال تعدلوا اعدلوا ھو أقرب للتقوى واتقوا هللا
بما تعملون “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-
oranng yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil....” (al-Ma’idah: 8)
یـأیھاالذین آمنـوا ان جـآءكم فاسق بـنبا فتبینـوا أن تصبـوا قومـا بجھالـة
فتصبحـوا على ما فعلتـم نـدمیـن
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatannya itu.” (al-Hujarat: 6)
2. Al-Hadits
“Katakanlah kebenaran itu sekalipun pahit.” (al-Hadits)
“Barang siapa diantaramu melihat kemungkaran, hendaklah ia
mengubahnya dengan tangan (kekuasaan)-nya. Apabila tidak sanggup,
dengan ucapannya. Apabila tidak sanggup, dengan hatinya, dan itulah
selemah-lemahnya iman.” (al-Hadits)
B. Sistem Pengendalian Internal Bank Syariah
1. Definisi Sistem Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2002:180), Sistem Pengendalian Internal meliputi
struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk
menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian, dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen.
Menurut James R Davis, C Wayne Alderman, & Leonard A Robinson
(sesuai dengan SAS No. 55), Pengendalian Internal adalah seluruh kebijakan
dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang masuk akal
agar tujuan organisasi (Entity) dapat tercapai.
Menurut COSO (The Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission), pengendalian Internal adalah sebuah proses yang
dihasilkan oleh Dewan Direktur, Manajemen, dan Personel lainnya, yang
didesain untuk memberikan jaminan yang masuk akal yang memperhatikan
tercapainya tujuan-tujuan dengan kategori efektif dan efisisiensinya operasi,
terpercayanya (Reliabillity) laporan keuangan, tunduk pada hukum, dan
aturan yang berlaku.
Berdasarkan ketiga pengertian yang telah diungkapkan di atas, penulis
menyimpulkan bahwa sistem pengendalian intern yaitu suatu proses atau
metode yang digunakan dalam sebuah organisasi atau perusahaan yang
ditujukan agar dipatuhinya kebijakan yang ditetapkan serta tercapainya tujuan
manajemen.
2. Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen perusahaan agar:
a. Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai;
b. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya;
c. Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku;
d. Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan
pengolahan sumber daya perusahaan;
e. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana
menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan
informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.
3. Unsur Pokok Sistem Pengendalian Internal
Unsur pokok sistem pengendalian intern antara lain:
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas;
b. Sistem wewenang (otorisasi) dan prosedur pencatatan yang baik yang
dapat mengamankan Aktiva, Hutang, dan Modal;
c. Praktek yang sehat (Sound practice);
d. Pegawai yang cakap.
4. Komponen Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2002:183), komponen pengendalian intern antara lain:
a. Lingkungan Pengendalian (control environment)
Lingkungan pengendalian merupakan dasar bagi komponen
Pengendalian Internal lainnya yang memberikan disiplin dan struktur.
Kunci lingkungan pengendalian yaitu :
Integritas dan etika;
Komitmen terhadap kompetensi;
Struktur organisasi;
Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab;
Praktek dan kebijakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik.
b. Penaksiran Risiko (risk assesment)
Penaksiran risiko adalah proses mengidentifikasi dan
menganalisis risiko-risiko yang relevan dalam pencapaian tujuan,
membentuk sebuah basis untuk menentukan bagaimana risiko dapat
diatur. Karena kondisi ekonomi, industri, regulasi, dan operasi selalu
berubah, maka diperlukan mekanisme untuk mengidentifikasi dan
menghadapi risiko-risiko spesial terkait dengan perubahan tersebut.
c. Aktivitas Pengendalian (control activities)
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur membantu
meyakinkan manajemen bahwa arahannya telah dijalankan. Aktivitas
pengendalian membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan
telah diambil dalam menghadapi risiko sehingga tujuan entitas dapat
tercapai. Aktivitas pengendalian terjadi pada seluruh organisasi, pada
seluruh level dan seluruh fungsi.
d. Informasi dan Komunikasi (information and comunication)
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang
penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang
lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian, dan
monitoring diperlukan oleh manajemen sebagai pedoman operasional dan
menjamin ketaatan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.
e. Pemantauan (monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan
menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian.
Pengendalian intern dapat dimonitor dengan baik dengan cara penilaian
khusus atau sejalan dengan usaha manajemen.
5. Jenis-jenis Pengendalian Internal
a. Berdasarkan tujuan
1) Pengendalian Akuntansi, meliputi rencana, prosedur, dan pencatatan yang
bertujuan menjaga keamanan kekayaan perusahaan dan keandalan data
akuntansinya. Pengendalian ini menjamin bahwa semua transaksi
dilaksanakan sesuai otorisasi manajemen. Transaksi dicatat sesuai
dengan Standar akuntansi.
2) Pengendalian Administratif, meliputi rencana, prosedur, dan pencatatan
yang mendorong efisiensi dan ditaatinya kebijakan manajemen yang
ditetapkan.
b. Berdasarkan manfaat
1) Pengendalian preventif (preventive control), mencegah terjadinya
kesalahan, secara otomatis dilakukan pengendalian atau pengecekan.
2) Pengendalian detektif (feed forward control), mendeteksi kapan
kesalahan terjadi dan dilakukan perbaikan.
3) Pengendalian korektif (feedback control), memberikan umpan balik
berupa informasi kepada manajemen untuk memperbaiki akibat
terjadinya kesalahan.
c. Berdasarkan cakupan
1) Pengendalian umum, pengendalian terhadap semua aktivitas pemrosesan
data dengan komputer, hal ini meliputi pemisahan tanggung jawab dan
fungsi pengolahan data.
2) Pengendalian aplikasi, mencakup semua pengawasan transaksi dan
penggunaan program-program aplikasi di komputer. Untuk menjaga agar
setiap transaksi mendapat otorisasi serta dicatat, diklasifikasikan,
diproses, dan dilaporkan dengan benar.
6. Pedoman Sistem Pengendalian Intern Perbankan
Menurut SE No.05/22/DPNP Bank Indonesia, penerapan sistem
pengendalian intern dalam perbankan meliputi:
a. Pengawasan Manajemen dan Kultur Pengendalian
1) Dewan komisaris berperan secara aktif untuk memastikan adanya
perbaikan terhadap permasalahan bank yang dapat mengurangi
efektivitas pengendalian intern;
2) Dewan komisaris melakukan kajian ulang terhadap evaluasi
pelaksanaan pengendalian intern yang dibuat oleh auditor intern dan
auditor ekstern;
3) Memelihara struktur organisasi yang mencerminkan kewenangan,
tanggung jawab, dan hubungan pelaporan yang jelas;
4) Memastikan bahwa kegiatan fungsi pengendalian intern telah
dilaksanakan oleh pejabat dan pegawai yang memiliki pengalaman dan
kemampuan yang memadai.
b. Identifikasi dan Penilaian Risiko
Penilaian risiko merupakan suatu tindakan yang dilaksanakan oleh
direksi dalam rangka identifikasi, analisis, dan menilai risiko yang dihadapi
bank untuk mencapai sasaran usaha yang ditetapkan. Risiko dapat timbul
dan berubah sesuai dengan kondisi bank, antara lain perubahan kegiatan
operasional bank, perubahan susunan personalia, perubahan sistem
informasi, pertumbuhan yang cepat pada kegiatan usaha tertentu,
perkembangan teknologi, perubahan dalam sistem akuntansi, dan hukum
yang berlaku.
c. Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi
Kegiatan pengendalian mencakup penetapan kebijakan dan prosedur
pengendalian serta proses verifikasi lebih dini untuk memastikan bahwa
kebijakan dan prosedur tersebut secara konsisten dipatuhi. Kegiatan
pengendalian antara lain kaji ulang kinerja operasional, kaji ulang
manajemen, pengendalian sistem informasi, pengendalian aset fisik,
dokumentasi, dan pemisahan fungsi.
d. Sistem Akuntansi, Informasi dan Komunikasi
1) Proses rekonsiliasi antara data akuntansi dan sistem informasi
manajemen dilaksanakan secara berkala. Setiap penyimpangan segera
diinvestigasi diatasi permasalahannya;
2) Sistem informasi harus menghasilkan laporan kegiatan usaha, kondisi
keuangan, penerapan manajemen risiko;
3) Sistem informasi harus menyediakan data dan informasi yang relevan,
akurat, tepat waktu, dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan;
4) Sistem komunikasi harus mampu memberikan informasi kepada
seluruh pihak, baik intern maupun ekstern;
5) Sistem pengendalian intern bank harus memastikan adanya saluran
komunikasi yang efektif agar seluruh pejabat dan karyawan memahami
dan memenuhi kebijakan dan prosedur yang berlaku.
e. Pemantauan dan Tindakan Koreksi atas Penyimpangan
1) Bank harus melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap
efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian internal.
2) Bank harus memantau dan mengevaluasi kecukupan sistem
pengendalian intern berkaitan dengan adanya perubahan kondisi intern
dan ekstern.
3) Bank harus menyelenggarakan audit intern yang efektif dan
menyeluruh terhadap sistem pengendalian internal.
C. Pembiayaan Pada Bank Syariah
Pembiayaan secara luas berarti financing/ pembelanjaan, yaitu
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain.
Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang
dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah ke nasabah
(Muhamad, 2002: 260).
1. Tujuan dan Manfaat Pembiayaan
a. Tujuan pembiayaan
Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk
meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai
dengan nilai-nilai islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh
sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak di bidang industri,
pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan
menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam
rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
b. Manfaat pembiayaan
1) Menambah modal yang dapat digunakan untuk membiayai usaha
produksi
2) Memperkuat usaha yang telah ada untuk membentuk usaha baru
3) Memperoleh sarana produksi terus-menerus
4) Meningkatkan tambahan pendapatan yang sudah diperoleh sebagai
akibat tambahan modal dalam usaha produktifnya.
2. Jenis-jenis Pembiayaan
a. Berdasarkan tujuan penggunaanya, dibedakan dalam:
1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memberikan modal usaha seperti pembelian bahan baku atau barang
yang akan diperdagangkan;
2) Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk modal
usaha pembelian sarana alat produksi dan atau pembelian barang
modal berupa aktiva tetap/ inventaris;
3) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
pembelian suatu barang yang digunakan untuk kepentingan
perseorangan (pribadi).
b. Berdasarkan cara pembayarannya/ angsuran bagi hasil, dibedakan dalam:
1) Pembiayaan dengan angsuran pokok dan bagi hasil periodik, yakni
angsuran untuk jenis pokok dan bagi hasil dibayar/ diangsur tiap
periodik yang telah ditentukan misalnya bulanan;
2) Pembiayaan dengan angsuran bagi hasil dan pokok akhir, yakni untuk
bagi hasil dibayar berangsur tiap periodik sedangkan pokok dibayar
sepenuhnya pada saat akhir jangka waktu angsuran;
3) Pembiayaan dengan angsuran pokok dan bagi hasil akhir, yakni untuk
pokok dan bagi hasil dibayar pada saat akhir jangka waktu
pembayaran.
c. Berdasarkan metode penghitungan angsuran yang digunakan, dibedakan
dalam:
1) Efektif, yakni angsuran yang dibayarkan selama periode angsuran
mengikuti prinsip time value of money, yaitu nilai angsuran akan
berpijak pada nilai uang yang berlaku saat ini. Tipe angsuran ini bagi
hasil pinjaman menurun dan pokok naik;
2) Flat, yaitu angsuran pokok dan bagi hasil merata untuk setiap
periode;
3) Sliding, yaitu angsuran pokok pinjaman tetap dan bagi hasil menurun
mengikuti sisa pinjaman (outstanding).
d. Berdasarkan jangka waktu pemberiannya, dibedakan dalam:
1) Pembiayaan dalam jangka waktu pendek, umumnya dibawah 1 tahun;
2) Pembiayaan dalam jangka waktu menengah, umumnya sampai dengan
1 tahun;
3) Pembiayaan dalam jangka waktu panjang, umumnya diatas 1 tahun
sampai dengan 3 tahun.
e. Berdasarkan sektor usaha yang dibiayai, dibedakan menjadi:
1) Pembiayaan sektor perdagangan (contoh: bengkel per, pasar, toko
kelontong, warung sembako, dll);
2) Pembiayaan sektor industri (contoh konveksi sepatu);
3) Pembiayaan sektor riil (contoh: elektronik, kebutuhan pelatihan, dll);
4) Leasing (contoh: motor dan mobil).
f. Pembiayaan berdasarkan syariah Islam
1) Jual Beli
a) Al Murabahah, yaitu pembiayaan dengan akad jual beli barang
sesuai harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
b) Al Ba’i Salam, yaitu pembiayaan dengan akad pembelian barang
yang diserahkan dikemudian hari sedangkan pembayarannya
dilakukan di muka.
c) Al Ijarah, yaitu pembiayaan dengan akad pemindahan hak guna
atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.
2) Bagi Hasil
a) Mudharabah, yaitu pembiayaan dengan akad kerjasama usaha antara
dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan
seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya hanya menjadi
pengelola (mudharib).
b) Musyarakah, yaitu pembiayaan dengan akad kerja sama antara dua
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu diman masing-masing
pihak memberikan kontribusi dana atau (amal) dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung berasama sesuai
kesepakatan.
3) Qardhul Hasan
Pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
pengharapan imbalan.
3. Prosedur Pembiayaan
Prosedur pembiayaan adalah sifat atau metode untuk melaksanakan
kegiatan pembiayaan. Berikut ini beberapa tahapan yang ada pada prosedur
pembiayaan:
1) Aplikasi pembiayaan
Seperti juga perbankan konvensioanal, perbankan syariah
menetapkan syarat-syarat umum untuk sebuah pembiayaan, seperti hal-
hal berikut ini:
a) Surat permohonan tertulis, dengan dilampiri proposal yang memuat
antara lain gambaran umum usaha, rencana atau prospek usaha,
rincian dan rencana penggunaan dana, jumlah kebutuhan dana, dan
jangka waktu penggunaan dana;
b) Legalitas usaha, seperti identitas diri, akta pendirian usaha, surat izin
umum perusahaan, dan tanda daftar perusahaan;
c) Laporan keuangan, seperti neraca dan laporan rugi laba, data
persediaan terakhir, data penjualan, dan fotokopi rekening bank.
2) Analisis Permohonan Pembiayaan
a) Prinsip Analisis Pembiayaan
Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank
syariah, bagian marketing harus memperhatikan beberapa prinsip
utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon
nasabah. Di dunia perbankan syariah prinsip penilaian dikenal dengan
5C + 1 S, yaitu:
(1) Character (karakter atau watak nasabah)
Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon
penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan
kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi
kewajibannya.
(2) Capacity (kemampuan membayar)
Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan
penerima pembiayaan untuk melakukan pembayaran. Kemampuan
diukur dengan catatan prestasi penerima pembiayaan di masa lalu
yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana
usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode
kegiatan.
(3) Capital (modal yang dimiliki)
Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki
oleh calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi
perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio
finansial dan penekanan pada komposisi modalnya.
(4) Collateral (jaminan yang dimiliki)
Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan.
Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu
resiko kegagalan pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat
dipakai sebagai pengganti kewajiban.
(5) Condition (kondisi ekonomi yang terjadi)
Bank syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di
masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis
usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal
tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses
berjalannya usaha calon penerima pembiayaan.
(6) Syariah
Penilaian ini dilakukan utuk menegaskan bahwa usaha yang
akan dibiayai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah,
sesuai dengan fatwa DSN MUI “Pengelola tidak boleh menyalahi
hukum syariah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan
mudharabah.”
Selain 5 C penilaian pembiayaan juga dapat menggunakan analisis
7P antara lain sebagai berikut:
(1) Personality (kepribadian nasabah)
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau
tingkah laku sehari-hari maupun kepribadian masa lalu.
(2) Party (klasfikasi nasabah)
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi
tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal,
loyalitas serta karakternya.
(3) Purpose (tujuan nasabah)
Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.
(4) Prospect (harapan kemajuan)
Yaitu menilai usaha nasabah di masa akan datang
menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai
prospek atau sebaliknya.
(5) Payment (pengembalian)
Yaitu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
kredit yang telah diambil atau sumber dana untuk pengembalian
kredit.
(6) Profitability (keuntungan)
Yaitu menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam
mencari laba.
(7) Protection (perlindungan)
Yaitu bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan
mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang
diberikan benar-benar aman.
3) Keputusan Permohonan Pembiayaan
Proses persetujuan penyaluran dana dilakukan melalui forum
komite penyaluran dana yang membahas usulan penyaluran dana dari
account officer (bagian penghitungan/ akuntansi). Keputusan komite
penyaluran dana dapat berupa persetujuan, persetujuan dengan syarat
atau penolakan dengan alasan yang dikemukakan dengan jelas.
4) Realisasi Pembiayaan
Setelah disetujuinya permohonan pembiayaan oleh komite
penyaluran dana, maka dilakukanlah realisasi pembiayaan sesuai dengan
syarat-syarat dalam dokumen persetujuan.
5) Pembinaan dan Pengawasan
Pembiayaan merupakan kegiatan utama bank, sebagai usaha
untuk memperoleh laba, tetapi rawan risiko yang tidak saja dapat
merugikan bank tapi juga berakibat kepada masyarakat penyimpan dan
pengguna dana. Oleh karena itu bank harus menerapkan fungsi
pengawasan yang bersifat menyeluruh (multi layers control), dengan tiga
prinsip utama, yaitu prinsip pencegahan dini (early warning system),
prinsip pengawasan melekat (built in control), dan prinsip pemeriksaan
internal (internal audit).
a) Prinsip Pencegahan Dini
Yaitu tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadinya hal-
hal yang dapat merugikan bank dalam pembiayaan, atau terjadinya
praktek-praktek pembiayaan yang tidak sehat. Pencegahan dini
dilakukan dengan cara menciptakan struktur pengendalian yang andal,
sebagai alat pencegahan yang mampu meminimalkan peluang-peluang
penyimpangan, dan alat untuk mendeteksi adanya penyimpangan,
sehingga dapat segera diluruskan kembali. Struktur pengendalian
internal ini harus diterapkan pada semua tahap proses pembiayaan,
mulai dari permohonan pembiayaan sampai pelunasan/ penyelesaian.
b) Prinsip Pengawasan Melekat
Yaitu dimana para pejabat pembiayaan melakukan supervisi
sehari-hari untuk memastikan bahwa kegiatan pembiayaan telah
berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, dan
ketentuan-ketentuan operasional lainnya dalam pembiayaan. Hasil
kegiatan supervisi itu minimal berupa laporan-laporan tentang:
(1) Hasil penilaian kualitas portofolio pembiayaan secara menyeluruh,
disertai penjelasannya;
(2) Ada atau tidaknya pembiayaan yang dilakukan menyimpang dari
kebijakan pokok pembiayaan, ketentuan syariah atau peraturan
perundang-undangan lainnya, berikut saran atau tindakan
perbaikannya;
(3) Besarnya tunggakan pembayaran kembali pembiayaan yang telah
diberikan dan pembayaran bagi hasilnya;
(4) Pelanggaran atau penyimpangan yang dilakukan oleh pejabat yang
berada di bawah supervisinya.
c) Prinsip Pemeriksaan Internal
Audit internal merupakan upaya lanjutan dalam pengawasan
pembiayaan, untuk lebih memastikan bahwa pembiayaan dilakukan
dengan benar sesuai dengan kebijakan pembiayaan, dan telah
memenuhi prinsip-prinsip pembiayaan yang sehat serta mematuhi
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pembiayaan.
D. Jenis-jenis Risiko Kredit/ Pembiayaan
1. Risiko Kredit
Risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan
pokok dan/ atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang
sedang dilakukannya. Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu
mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena
terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas, sehingga penilaian
kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko
usaha yang dibiayainya.
2. Risiko Modal
Salah satu fungsi modal adalah melindungi para penyimpan dana
terhadap kerugian yang terjadi pada bank. Risiko modal berkaitan dengan
kualitas aset. Bank yang menggunakan sebagian besar dananya untuk
mendanai aset yang berisiko perlu memiliki modal penyangga yang besar
untuk sandaran bila kinerja aset-aset itu tidak baik. Tingkat modal itu juga
penting untuk menyangga risiko likuiditas.
3. Risiko Likuiditas
a. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas muncul manakala bank mengalami ketidak
mampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan
dengan biaya yang sesuai, baik untuk memenuhi kebutuhan transaksi
sehari-hari maupun untuk mmenuhi kebutuhan dana yang mendesak.
Besar-kecilnya risiko ini banyak ditentukan oleh:
Kecermatan perencanaan arus kas (cash flow) atau arus dana (fund
flow) berdasarkan prediksi pembiayaan dan prediksi pertumbuhan
dana-dana termasuk mencermati tingkat fluktuasi dana-dana
(volatility of funds);
Ketepatan dalam mengatur struktur dana-dana termasuk kecukupan
dana-dana non bagi hasil;
Ketersediaan aset yang siap dikonversikan menjadi kas;
Kemampuan menciptakan akses ke pasar antar bank atau sumber
dana lainnya, termasuk fasilitas lender of last resort (pemberian
pinjaman terakhir).
b. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko (kerugian) yang dikarenakan
adanya pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan internal atau
kebijakan-kebijakan bank dalam aktivitasnya.
E. Penggolongan Kualitas Pembiayaan
Untuk menentukan berkualitas atau tidaknya suatu kredit/pembiayaan
perlu diberikan ukuran-ukuran tertentu. Bank Indonesia menggolongkan
kualitas kredit/ pembiayaan menurut ketentuan sebagai berikut:
1. Pembiayaan Lancar (pas)
Adalah pembiayaan yang tidak mengalami penundaan pengembalian
pokok pinjaman dan pembayaran margin atau bagi hasil (jumlah hari
tunggakkan adalah 0).
2. Pembiayaan dalam perhatian khusus (special mention)
Adalah pembiayaan yang pengembalian pokok pinjaman dan
pembayaran margin dan bagi hasil telah mengalami penundaan selama 3
bulan dari waktu yang dijanjikan (1-90 hari).
3. Pembiayaan kurang lancar (substandard)
Adalah pembiayaan yang pengembalian pokok pinjamannya dan
pembayaran margin atau bagi hasil telah mengalami penundaan selama 6
bulan atau dua kali dari waktu yang dijanjikan (jumlah hari tunggakkan 91-
180 hari).
4. Pembiayaan diragukan (doubtful)
Adalah pembiayaan yang pengembalian pokok pinjamannya dan
pembayaran margin atau bagi hasil telah mengalami penundaan selama 9
bulan sejak jatuh tempo menurut jadwal yang diperjanjikan (jumlah hari
tunggakkan 181-270 hari).
5. Pembiayaan macet (loss)
Adalah pembiayaan yang pengembalian pokok pinjaman dan
pembayaran margin atau bagi hasil telah mengalami penundaan lebih dari 9
bulan sejak jatuh tempo menurut jadwal yang dijanjikan (jumlah hari
tunggakkan >270 hari).
F. Audit Intenal Penyaluran Dana
Audit internal penyaluran dana merupakan upaya lanjutan dalam
pengawasan penyaluran dana untuk lebih memastikan bahwa pemberian
penyaluran dana dilakukan dengan benar sesuai dengan prinsip kehati-hatian
dan prinsip syariah, meliputi:
1. Bank wajib melaksanakan audit internal terhadap pelaksanaan pemberian
penyaluran dana secara rutin dan berkesinambungan;
2. Pelaksanaan audit internal terhadap penyaluran dana harus sesuai dengan
standar pelaksanan fungsi audit internal bank yang berlaku;
3. Antara pengawas (Internal Auditor) dan obyek pengawas (auditee) harus
terjalin kerja sama yang baik dan pihak auditee wajib memberikan informasi
secara transparan dan obyektif;
4. Bila dari pemeriksaan terhadap obyek pengawasan ternyata ada sesuatu
petunjuk yang menandakan terjadinya penyimpangan, dan auditor berusaha
untuk menghindar, maka auditor dianggap memiliki pengetahuan atas
tindakan tersebut dan dia telah melakukan kebuataan yang disengaja.
BAB III
LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum
1. Sejarah dan Perkembangan KJKS BMT ANDA
Koperasi Serba Usaha ANDA sebagai koperasi yang berdiri sejak
tahun 1998 diharapkan dapat bergerak diberbagai sektor usaha, telah
disahkan oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dengan SK
Nomor: 004/BH/kwk.1132/X1998. Kemudian pada tahun 2003
disempurnakan ke Badan Hukum tingkat Propinsi dengan SK Nomor:
07/BH/PAD/KDK.II/IV/2003 dan pada tahun 2012 diadakan perubahan
anggaran dasar menjadi KJKS BMT ANDA dengan nomor
35/PAD/XIV/X/2012.
Jumlah anggota pada akhir tahun 2011 sebanyak 4.928 orang dan
pada akhir tahun 2012 sebanyak 5.822 orang, atau mengalami peningkatan
894 orang. Penambahan anggota pada tahun 2012 berjalan relatif stabil.
Anggota yang mengundurkan diri juga ada, namun jumlahnya tidak terlalu
sigifikan. Hal ini dikarenakan penambahan anggota diatur lebih detail,
sementara mereka yang mengundurkan diri dikarenakan pindah domisili dll.
Namun demikian tidak mengurangi antusias dari masyarakat untuk
mendaftar sebagai anggota “KJKS BMT ANDA”.
Sampai dengan tahun 2012, usaha yang dijalankan oleh KJKS BMT
ANDA tidak hanyasektor simpan pinjam dengan menggunakan pola
syariah, namun juga pada sektor-sektor yang lain, seperti pengelolaan arisan
motor, jasa tempat pembayaran rekening listrik dan telepon, kerjasama
dengan biro perjalanan haji dan umroh. Hal ini dilakukan agar koperasi
mempermudah anggota dalam mendapatkan motor dan pembayaran listrik
dan telepon, melaksanakan ibadah haji dan umroh, serta meningkatkan
pendapatan koperasi terutama pendapatan diluar simpan pinjam.
Koperasi Jasa Keuangan Syriah BMT ANDA pada tahun 2012 ini
mengalami kenaikan aset dari Rp. 9.423.071,55 menjadi Rp.
11.777.607.574,79 atau meningkat Rp. 2.354.535.801,25 jika
diprosentasekan maka mencapai 24,98%.Kenaikan 24,98% ini didorong dari
jumlah kewajiban lancar Rp. 1,462,769,303.92 dan hutang naik Rp
596,033,827.03 dan modal naik Rp. 295,732,679.29.
Dengan kenaikan disisi pasiva ini tentunya meningkatkan jumlah
aktiva, baik aktiva produktif maupun aktiva tetap. Pendapatan juga
mengalami kenaikan dari Rp. 1.821.878.66,23 menjadi Rp.
2.195.204.484,39 atau meningkat Rp. 373,326,182.16. Hal ini terjadi karena
adanya peningkatan aktiva produktif dan penambahan usaha jasa lainnya.
2. Profil KJKS BMT ANDA
Nama : KJKS BMT ANDA
Alamat Kantor Pusat : Jl. Merak No.90 Klaseman, Kec. Sidomukti Kota
Salatiga.
Kantor Cabang :
1) Kantor Ampel
Jl. Raya Ampel-Salatiga KM. 0,5 Ampel Boyolali
Telp. 081 575 167 048
2) Kantor Karanggede
Jl. Prawiro Digdoyo Pasar Karanggede Boyolali
Telp. 085 740 708 759
Kantor Kas :
1) Kas Ngablak
Pasar Ngablak Magelang
Telp. (0298) 7173254
2) Kas Juwangi
Jl. Juwangi-Godong KM. 1 Juwangi Boyolali
Telp. 085 712 227 175
3) Kas Boyolali
Komplek Pasar Boyolali Kota
Telp. 081 575 167 048
Telepon Kantor Pusat : (0298) 314345
Faximile : (0298) 323565
Tanggal Berdiri : 20 Oktober 1998
Jumlah Karyawan : 23 orang
Jumlah Anggota : sampai akhir tahun 2012 sebanyak 5.822 orang
3. Visi dan Misi KJKS BMT ANDA
a. Visi KJKS BMT ANDA Salatiga:
Menjadi Lembaga Keuangan Syariah yang maju, profesional dan
mensejahterakan anggota.
b. Misi KJKS BMT ANDA Salatiga:
1) Menjalankan operasional Koperasi sesuai standar koperasi yang sehat;
2) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan;
3) Mengusahakan pemupukan modal anggota dengan sistem syariah;
4) Memberikan pembiayaan pada anggota untuk tujuan produktif;
5) Mengusahakan program pendidikan dan pembinaan agama secara intensif
kepada anggota;
6) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan kemajuan lingkungan kerja;
7) Menciptakan sumber pembiayaan anggota dengan prinsip syariah;
8) Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota;
9) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan
kerja yang sehat.
4. Dasar Pendirian KJKS BMT ANDA
a. Pendirian
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Mall Wat Tamwil “ANDA”
didirikan pada tanggal 20 Oktober 1998, berdasarkan Akta Pendirian
Anggaran Dasar dua kali yaitu:
1. Nomor : 07/BH/PAD/KDK.11/IV/2003, taggal 21 April 2003
2. Nomor : 35/PAD/XIV/X/2012, tanggal 11 Oktober 2012
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Mall Wat Tamwil
“ANDA” berlandasan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dan
berdasarkan kekeluargaan.
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Mall Wat Tamwil
“ANDA” berkedudukan di Jl. Merak No.90 Kelurahan Mangunsari
Kecamatan Sidomukti Kota.
b. Bidang Usaha
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Mall Wat Tamwil “ANDA”
didirikan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya, dalam rangka menggalang terlaksananya
masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Tugas dan usaha yang dilakukan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Baitul Mall Wat Tamwil “ANDA” dalam mencapai tujuannya yaitu:
1) Menghimpun simpanan koperasi berjangka dan tabungan koperasi dari
anggota dan calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya;
2) Memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan
atau anggotanya dengan memperhatikan penilaian kelayakan dan
kemampuan pemohon pinjaman.
c. Perijinan dan Legalitas
Perijinan dan legalitas dalam menjalankan usaha sebagai berikut:
1) Akta Pendirian Nomor: 004/BH/KWK-1132/X/1998, tertanggal 20
Oktober 1998
2) Perubahan Anggaran Dasar dengan Nomor: 07/BH/PAD/KDK.
11/IV/2003, tertanggal 21 April 2003
3) Perubahan Anggaran Dasar dengan Nomor: 35/PADXIV/X/2012,
tertanggal 11 Oktober 2012.
5. Struktur Organisasi KJKS BMT ANDA
Gambar 3.1 Struktur Organisasi KJKS BMT ANDA
RAPAT ANGGOTA
PENGURUSKetua: Budi Santoso,SE.MMSekretaris: Supardi, SEBendahara: M. Fatur Rahman, SE.MM
DEWAN PENGAWASKetua: KH. Abdul Majid, BAAnggota:H. Ulin Nuha
MANAJERWidodo, A. Md
STAF MARKETINGIwan WahyudiNur Salim
SECURITY/OBAgung Setyanto
KEPALA CABANGKARANGGEDE
Agung Wisara Siku, SE
KEPALA CABANGAMPEL
Haryanto
KEPALA CABANGSALATIGA
Widodo, A.Md
MANAJER AKUNTANSIMadiyono, A.Md
STAF ADMINISTRASIPembiayaan: ItaSetyorini, SETeller:Erni AfriyantiCS: Dewi Woro Puasari
STAF MARKETINGMuhamad YazidArif HidayatHeru Fernanto
STAF ADMINISTRASITeller: Ika Dewi LestariCS: Ani Nur’aini
STAF ADMINISTRASITeller: Mutmainah, A.MdCS: Nurul Siti Rohmah, A. Md
STAF MARKETINGRudiyantoThoit MawawiSiti NurjanahWiwik Dwi Narsih, S.Si
6. Produk-produk KJKS BMT ANDA Salatiga
a. Produk Simpanan
1) SIBERKAH (Simpanan Berkala Mudharabah)
a) Si Qurban (Simpanan Qurban)
b) Si Munik (Simpanan Nikah)
c) Si Wali (Simpanan Walimah)
d) Si Pendi (Simpanan Pendidikan)
e) Si Fitri (Simpanan Idul Fitri)
Keunggulan Produk Simpanan:
(1) Setoran dapat dilakukan setiap saat, dan penarikan disesuaikan dengan
jenis simpanan masing-masing dengan jangka waktu yang disepakati
bersama
(2) Setoran minimal Rp. 25.000,- setiap bulannya
(3) Nisbah bagi hasil 40% dan diberikan setiap bulan langsung menambah
saldo simpanan
(4) Setoran dan penarikan dapat langsung ke kantor BMT ANDA atau
dilayani di rumah/ tempat usaha
2) SI HAJI (Simpanan Haji/Umroh)
(1) Diperuntukkan bagi umat Islam yang akan menjalankan ibadah Haji/
Umroh
(2) Setoran minimal Rp. 100.000,- setiap bulan
(3) Nisbah bagi hasil 40%
(4) Pendaftaran calon Haji dilaksanakan jika simpanan mencukupi untuk
pemesanan kursi calon Haji tahun yang bersangkutan
(5) Kekurangan dana bisa ditalangi oleh BMT dengan cara mengajukan
permohonan terlebih dahulu
3) SISUKA (Simpanan Usaha Berjangka)
Sangat tepat untuk merencanakan usaha dan setoran, dan penarikan
dapat langsung ke kantor atau dilayani di rumah serta di tempat usaha.
Setoran minimal Rp. 1.000.000,-.
Nisbah bagi hasil:
Jangka 3 bulan 40%
Jangka 6 bulan 42,5%
Jangka 9 bulan 45%
Jangka 12 bulan 50%
Bagi hasil diberikan setiap bulannya, dan dapat diperpanjang secara
otomatis.
4) SIMPANAN DIRHAM BAROKAH
Persyaratan:
Fotocopy KTP
Materai Rp. 6.000,-
Mengisi formulir pendaftaran
Peserta simpanan dirham minimal 90 orang
Setoran Rp. 200.000,- per bulan selama 24 bulan
Simpanan hanya dapat diambil satu bulan setelah akhir periode
atau setoran terakhir
Disediakan Doorprize menarik untuk seluruh peserta yang diundi
setiap 8 bulan sekali
Grand prize satu buah sepeda motor diakhir periode
5) SIMPANAN PENSIUN
Diperuntukkan bagi perusahaan maupun perorangan
Untuk mensejahterakan karyawan setelah pensiun
Setoran minimal Rp. 25.000,- per bulan
Pengambilan minimal 5 tahun
Nisbah bagi hasil 60% diberikan setiap bulan langsung menambah
saldo
b. Produk Pembiayaan
1) Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan dengan menggunakan sistem bagi hasil.
2) Pembiayaan Murobahah/Pembiayaan Barang
Pembiayaan dengan menggunakan sistem jual beli, dimana BMT sebagai
penjual dan anggota/masyarakat sebagai pembeli.
Syarat Umum Pembiayaan:
(1) Bersedia untuk mengangsur tepat waktu
(2) Pengajuan oleh anggota atau calon anggota secara langsung atas nama
sendiri
(3) Melengkapi administrasi pendaftaran meliputi:
Foto copy KTP suami-istri (yang sudah berkeluarga) masing-
masing dua lembar
Foto copy KTP orang tua (yang belum berkeluarga) masing-masing
dua lembar
Satu lembar foto copy Kartu Keluarga (KK)
Anggota dan calon anggota yang tidak memiliki KTP yang berlaku
harus dilengkapi dengan surat keterangan bukti diri dari
pemerintahan setempat
Menyerahkan foto copy jaminan (untuk BPKB dilengkapi foto
copy STNK dan gesek nomor rangka dan nomor mesin)
Untuk Surat Dasaran Pasar berlaku sampai dengan jatuh tempo
surat dasaran tesebut
Jaminan bukan atas nama sendiri disertai dengan surat kuasa
bermaterai dan diketahui aparat setempat
Laporan keuangan atau slip gaji
Mengisi formulir pengajuan yang telah disediakan
Melampirkan rekening listrik
c. Produk Lainnya
1) Arisan Sepeda Motor
a) Setoran dan Lama Arisan
(1) Besar setoran Rp. 125.000,- (paket 1) Rp. 100.000,- (paket 2)
(2) Lama arisan maksimal 70 putaran paket 1, 80 putaran paket 2. Karena
akumulasi kas anggota pada bulan tertentu dapat dilelang (2) dua
sepeda motor, maka lama arisan tidak mencapai 70 putaran.
(3) Standar sepeda motor yang digunakan adalah seharga Rp. 12.000.000,-.
b) Sistem Arisan
(1) Arisan sepeda motor dilaksanakan dalam bentuk kelompok dengan
anggota maksimal 70 orang (paket 1), dan 80 orang (paket 2).
(2) Arisan ditentukan dengan sistem lelang tertutup dengan batas minimal
lelang Rp. 4.210.000,- (paket 1) dan Rp. 4.960.000,- (paket 2).
(3) Pelelang harus datang pada saat arisan atau bisa diwakilkan dengan
menggunakan surat kuasa dan pelelang tidak harus menyediakan uang
pada saat lelang, sisa uang lelang akan menjadi kas anggota.
(4) Apabila tidak ada lelang, maka pemenang lelang ditentukan dengan
diundi, dan bagi yang terpilih harus bersedia menjadi pemenang.
(5) Pemenag lelang harus menyelesaikan administrasi paling lambat 1
bulan dari tanggal lelang, jika mengundurkan diri dari lelang dikenakan
biaya administrasi sebesar 8% dari besar lelang.
(6) Panitia melaporkan saldo kas tiap bulan.
c) Jaminan Keamanan dan Keuntungan
(1) BMT ANDA berbadan hukum resmi dan telah berdiri sejak 12 tahun
yang lalu
(2) Setoran ringan dan murah dibandingkan kredit
(3) Pengunduran diri bisa diganti orang lain atau jika lebih dari satu kali
angsuran maka dikembalikan 50%
(4) Keterlambatan pembayaran dikenakan denda Rp. 5.000,- perbulan, jika
keterlambatan 2 kali angsuran maka panitia berhak menyita sepeda
motor arisan atau jaminan
(5) Pemenang lelang terakhir bebas minimal lelang
(6) Jika masih ada kas setelah putaran selesai, sisa kas akan dibagikan
kepada seluruh peserta
(7) Hasil lelang dalam bentuk dana tunai yang dimasukkan ke rekening
simpanan berjangka tidak dimintakan jaminan (investasi yang sangat
menguntungkan)
d) Persyaratan
(1) Mengisi biodata peserta arisan
(2) Menyerahkan fotocopy KTP 1 lembar
(3) Menandatangani peryataan peserta arisan
2) PPOB (Payment Point On Line Bank)
BMT ANDA melayani pembayaran:
Rekening listrik
Rekening telepon
Untuk wilayah Jawa Tengah & DIY. Setiap rekening disisihkan Rp. 20,-
untuk dana infaq.
B. Data Deskriptif
1. Pembiayaan Pada KJKS BMT ANDA Salatiga
a. Al Murabahah (MBA)
Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan dengan syarat jual beli
dimana BMT dapat membantu anggotanya dengan pembiayaan pembelian
barang yang dibutuhkan untuk modal usaha atau perlengkapan/alat rumah
tangga.
Penggunaan pembiayaan:
- Penggunaan pembiayaan untuk usaha produktif berupa keperluan
modal kerja dan pembelian sarana usaha.
- Prioritas penggunaan pembiayaan adalah untuk sektor perdagangan,
pertanian, industri (home industri) dan jasa.
1) Penetapan harga jual
a) Harga jual kepada anggota adalah harga beli barang ditambah
keuntungan BMT. Besarnya keuntungan ditentukan oleh BMT. Secara
umum 2-3% perbulan. Besarnya keuntungan dapat berubah sewaktu-
waktu sesuai kebijakan BMT.
b) Untuk memudahkan penerapan pembiayaan Murobahah di BMT,
penetapan harga jual dari BMT kepada anggota dapat disesuaikan
dengan tabel angsuran murobahah.
c) Setoran pembiayaan terdiri dari:
- Angsuran pokok
- Angsuran margin keuntungan
- Cadagan risiko
2) Syarat Pembiayaan
a) Calon anggota pembiayaan adalah:
(1) Anggota biasa, anggota luar biasa, maupun calon anggota yang
bertempat tinggal di wilayah lingkungan BMT dan memenuhi
kriteria
(2) Mempunyai usaha/penghasilan
(3) Mempunyai tabungan aktif di BMT
(4) Lulus wawancara dan kelayakan kuantitatif tim BMT
(5)Anggota yang masih mempunyai hutang pembiayaan tidak
diperkenankan untuk mengambil pembiayaan sebelum melunasi
hutangnya atau dengan persetujuan pengurus
b) Plafon (besarnya) pembiayaan nasabah
Besarnya pembiayaan per nasabah ditentukan minimum Rp.
3.000.000,- dan maksimum Rp. 100.000.000,- (dilihat berdasakan
kemampuan keuangan) atau berdasarkan kebijaksanaan pengurus
(sewaktu-waktu berubah).
c) Jaminan
Jaminan utama adalah barang yang dibiayai, jika dirasakan perlu
BMT dapat meminta jaminan tambahan. Jenis dan nilai jaminan
ditentukan oleh BMT pada saat mengajukan permohonan
pembiayaan, misalnya surat tanah atau kendaraan bermotor.
d) Biaya Pembiayaan
Dalam murobahah ini dipungut biaya administrasi (fee/provisi)
sesuai ketentuan yang berlaku. Biaya materei dipungut sesuai
dengan aturan yang berlaku.
e) Skema Pembiayaan Murobahah
- BMT menunjuk anggotanya sebagai pihak yang mewakili
pembelian barang yang dimaksudkan atas nama BMT. BMT
membayar nilai barang tersebut, pembayaran harga beli hanya
sah bila dilengkapi dengan bukti pembayaran seperti kuitansi,
tagihan atau dokumen sejenis.
- Selanjutnya BMT menjual barang tersebut kepada anggota
dengan harga yang telah disepakati bersama yaitu harga beli
ditambah sejumlah margin.
- Anggota BMT melakukan pembiayaan dengan cara
mengangsur selama jangka waktu yang telah disepakati
bersama antara BMT dengan anggota pembiayaan.
b. Al Mudharabah
Pembiayaan mudharabah adalah suatu perjanjian usaha antara
pemilik modal dengan pengusaha dimana pemilik modal menyediakan
seluruh dana yang diperlukan, dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan
atas usaha. Hasil usaha bersama ini dibagi sesuai dengan kesepakatan pada
waktu penandatanganan perjanjian pembiayaan yang dituangkan dalam
bentuk nisbah bagi hasil (misalnya 70:30). Pada pembiayaan mudharabah,
BMT bertindak sebagai pihak yang menyediakan dana (shahibul maal) dan
anggota yang menerima pembiayaan bertindak sebagai pengelola dana
(mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha.
1) Skema Pembiayaan Mudharabah
a) BMT adalah pihak yang menyediakan modal (shahibul maal).
b) Anggota adalah pengelola dana (mudharib) yang berperan sebagai
pemegang amanah, oleh karena itu dia harus menggunakan modal
tersebut untuk suatu usaha yang menguntungkan.
c) Penanganan seluruh kegiatan usaha dilakukan oleh mudharib. BMT
sebagai shahibul maal tidak akan mencampuri manajemen usaha,
tetapi mempunyai hak untuk melakukan pengontrolan atau
pengawasan.
d) Pada akhir masa usaha, mudharib harus mengembalikan modal
kepadashahibul maal ditambah sejumlah keuntungan dari hasil usaha
yang besarnya didasarkan pada nisbah bagi hasil yang telah disepakati
bersama.
2) Jaminan
Pembiayaan mudharabah merupakan trusty financing (pembiayaan
dengan kepercayaan penuh), oleh karena itu agunan tidak berfungsi
sebagai jaminan pengembalian jika terjadi kegagalan usaha. Agunan
tetap diperlukan untuk menjaga agar mudharabah tetap amanah
menjalankan ketentuan yang dipakai.
3) Tata Cara Penghitungan Bagi Hasil
a) Bagi hasil dihitung berdasarkan pendapatan (hasil usaha anggota
bukan keuntungan yang diperoleh anggota pembiayaan).
b)Besarnya nisbah bagi hasil untuk pembiayaan ini ditentukan sesuai
kesepakatan antara BMT dengan anggota.
c) Besarnya nisbah tersebut oleh BMT diakukan dengan
mempertimbangkan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh BMT.
d)Nilai perhitungan bagi hasil akan menggunakan pembulatan angka.
c. Penyediaan Dana Qardh
Yang dimaksud dana Qardh adalah penyediaan dana kepada anggota
yang pemberiannya tanpa mengharapkan imbalan. Namun tidak menutup
kemungkinan adanya upaya pembayaran fee/bagi hasil dari anggota atau
pembayaran kembali pokok tagihan, meskipun akad yang dibuat pada
prinsipnya saling membantu dan bukan transaksi komersial.
1) Sumber
Mengingat sifat penyediaan dana qardh yang tidak memberikan
keuntungan finansial, maka pendanaan dana qardh ini dapat diambil dari
modal BMT sendiri atau dari infaq, sodaqoh atau dari sumber pendapatan/
transaksi non komersial dan hibah.
2) Tujuan
Sebagai dana untuk sumbangan apabila terjadi musibah atau
kecelakaan, sebagai dana produktif sesuai dengan keputusan BMT
berdasar persetujuan dari pengurus. Untuk plaform diatas dua juta
diperlukan persetujuan badan pengawas/syariah.
2. Prosedur Pembiayaan KJKS BMT ANDA Salatiga
a. Pengajuan Pembiayaan, dengan syarat:
1) Anggota KJKS ANDA atau bersedia menjadi anggota
2) Bersedia untuk mengangsur tepat waktu
3) Pengajuan oleh anggota atau calon anggota secara langsung atas nama
sendiri
4) Bersedia disurvei dan memberikan data yang sebenarnya
5) Melengkapi Administrasi Pendaftaran meliputi:
a) Foto copy KTP Suami-Istri (yang sudah berkeluarga) masing-
masing 2 lembar
b) Foto copy KTP Orang Tua (yang belum berkeluarga) masing-
masing 2 lembar
c) Foto copy Kartu Keluarga (KK)
d) Anggota dan calon anggota yang tidak memilki KTP yang berlaku,
harus dilengkapi dengan Surat Keterangan bukti diri
daripemerintah setempat
e) Menyerahkan foto copy jaminan
(1) BPKB
(a) Copy BPKB
(b) Copy STNK
(c) Gesek nomor rangka dan nomor mesin
(d) Jika bukan atas nama sendiri disertakan kwitansi jual beli
bermaterei
(e) Sepeda motor minimal tahun 2005
(f) Mobil minimal tahun 1995
(2) Surat Dasaran
(a) Copy Surat Dasaran
(b) Surat dasaran pasar berlaku sampai jatuh tempo pembiayaan
(c) Surat keterangan dari dinas pasar
(d) Atas nama pemohon sendiri
(3) Sertifikat Tanah
(a) Copy sertifiat
(b) Copy SPPT
(c) Sertifikat atas nama sendiri atau atas nama keluarga inti
(Orangtua, kakak atau adik yang dibuktikan dalam KK).
f) Jaminan bukan atas nama sendiri disertai dengan surat kuasa
bermaterei dan diketahui aparat setempat serta melampirkan foto
copy KTP, KK pemilik jaminan
g) Laporan keuangan atau slip gaji (PNS atau swasta)
h) Mengisi formulir pengajuan yang telah disediakan
i) Melampirkan rekening listrik
j) Melampirkan nomor telepon/hp pemohon dan nomor hp keluarga
yang bisa dihubungi
6) Kelengkapan administrasi untuk anggota pembiayaan lama meliputi:
a) Semua persyaratan anggota baru
b) Kartu angsuran
7) Minimal pengajuan Rp. 3.000.000,-
b.Analisis/Survei Pembiayaan
Setelah persyaratan administrasi pembiayaan lengkap oleh bagian
administrasi pembiayaan, maka dilaksanakan survei pembiayaan untuk
mengetahui hal-hal terkait dengan anggota.
1) Survei dilakukan apabila:
Nasabah baru
Nasabah lama dengan agunan baru
Nasabah lama dengan pengajuan yang lebih banyak
Nasabah yang perlu
2) Survei dilaksanakan berdasarkan jumlah pengajuan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Permohonan pembiayaan kurang dari Rp. 10.000.000,- survei
dilakukan oleh pemasaran/marketing 2 (dua) orang
b) Permohonan pembiayaan Rp. 10.000.000,- sampai Rp. 25.000.000,-
survei dilakukan oleh Kepala Cabang
c) Permohonan pembiayaan Rp. 25.000.000,- sampai Rp. 50.000.000,-
survei dilakukan oleh Kepala Cabang dan Manager Pembiayaan
d) Permohonan pembiayaan diatas Rp. 50.000.000,- survei dilakukan
oleh Manager Pembiayaan dan General Manager
3) Hal-hal yang perlu diperhatikan saat survei:
a) Mengklarifikasikan data yang telah ada dengan kenyataan yang
sebenarnya
b) Membuat laporan hasil survei kepada kepala cabang/manager
pemasaran
c) Petugas survei tidak diperbolehkan menjanjikan kapan/jumlah
realisasi
d) Petugas survei tidak diperbolehkan menerima imbalan dalam
bentuk apapun dari pihak yang disurvei.
c. Keputusan Persetujuan Pembiayaan
Setelah dilaksanakan survei, maka dapat dinilai apakah layak apa
tidak untuk memperoleh pembiayaan. Hasil persetujuan pembiayaan
meliputi sebagai berikut:
1) Hasil survei dirapatkan pada cabang bersangkutan, jika cabang
menyatakan hasil survei bagus maka cabang bisa merekomendasikan
untuk dilaksanakan pembiayaan. Dan selanjutnya hasil rapat cabang
ini dibawa ke rapat komite pembiayaan. Jika hasil survei tidak bagus
maka cabang berhak menolak pengajuan pembiayaan tersebut dan
memberitahukan kepada anggota tentang penolakan pembiayaan
tanpa harus disertai alasan penolakannya.
2) Hasil rapat komite menjadi kesepakatan komite dan selanjutnya
diajukan kepada pengurus koperasi.
3) Pengurus koperasi berhak menolak ataupun menyetujui hasil rapat
komite.
4) Jika pengurus menyetujui maka dibuat surat persetujuan pencairan dan
ditandatangani oleh pengurus.
5) Jika pengajuan pembiayaan ditolak baik di kantor cabang, di kantor
pusat, maupun oleh pengurus, maka cabang bersangkutan segera
memberitahukan penolakan pembiayaan tersebut kepada anggota
tanpa harus disertai alasan penolakannya.
d. Pengikatan Agunan/jaminan
Jaminan berdasarkan ketentuan pasal 8 UU no 7 tahun 1992
sebagaimana diubah dengan UU no 10 tahun 1998 tentang perbankan
adalah, keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan anggota untuk
melunasi pembiayaan sesuai dengan yang diperjanjikan.
1) Pada BMT, jenis agunan atau jaminan yang bisa diagunkan adalah:
Tanah
BPKB motor
Blokir simpanan berjangka BMT
Barang elektronik
Cek mundur/surat berharga
2) Penilaian jaminan
a) Sertifikat
(1) Memiliki akses jalan minimal lebar 3 m.
(2) Tidak dekat makam
(3) Nilai maksimal 75% dari harga wajar pasar
b) BPKB
(1) Kondisi baik dan dapat dioperasionalkan
(2) STNK tidak terlambat pajak
(3) Nilai maksimal 60% dari harga wajar pasar dengan
memperhitungkan waktu jatuh tempo
c) Surat Dasaran
Nilai maksimal 75% dari harga wajar pasar
3) Pengikatan jaminan
a) Jaminan Sertifikat
(1) Pencairan Rp. 10.000.000,- s/d Rp. 50.000.000,- dengan Akta Notaris
Pengikatan SKMHT (Surat Kuasa Menjual Hak Tanggungan)
(2) Pencairan di atas Rp. 50.000.000,- dengan pengikatan SKMAPHT
(Surat Kuasa Menjual Akte Pengalihan Hak Tanggungan)
b) Jaminan BPKB
Pencairan diatas Rp. 10.000.000,- dengan pengikatan fidusia
c) Jaminan Surat Dasaran
Surat dasaran dapat diagunkan dengan persetujuan Dinas Terkait.
d) Jaminan Lain
Pembiayaan dengan jaminan selain BPKB, Sertifikat tanah dan surat
dasaran akan diatur berdasarkan peraturan khusus yang diberikan oleh
pengurus.
e. Akad Pembiayaan
Setelah dilaksanakan pengikatan jaminan/agunan maka dilaksanakan
akad pembiayaan yang memuat sekurang-kurangnya.
1) Pihak Pertama yaitu perwakilan lembaga yang terkait:
a) Nama
b) Alamat
c) Jabatan dan SK
2) Pihak kedua yang terdiri dari:
a) Nama
b) Alamat
c) Nomor KTP
d) Nama Istri
e) Alamat istri
f) Nomor KTP istri
3) Jumlah pembiayaan
4) Penggunaan dana
5) Biaya-biaya
a) Administrasi Rp. 20.000,-
b) Provisi 2,25% dari plafond pembiayaan dikurangi Rp 20.000,-
c) Notaris
(1) SKMHT (Surat Kuasa Menjual Hak Tanggungan) Rp 125.000,-/
disesuaikan dari pihak notaris masing-masing wilayah
(2) APHT (Akte Pengalihan Hak Tanggungan) dan FIDUSIA
(pengikatan agunan melalui notaris) disesuaikan dari pihak notaris
masing-masing wilayah
6) Kesepakatan bagi hasil/Mark up
a) Bagi hasil nisbah 10:90 atau disesuaikan tergantung dari perhitungan
potensi keuntungan anggota setara perhitungan pembiayaan MBA
b) Margin minimal
(1) Flat
(a) Harian 0,01% perhari dari plafond
(b) Mingguan 0,6% perminggu dari plafond
(c) Bulanan 2% dari plafond
(d) Margin diakhir 3,2% dari plafond perbulan
(e) Margin tiap bulan 3% dari plafond perbulan
(2) Menurun
Bulanan setara 1,9%
7) Cadangan resiko
Setiap anggota pembiayaan wajib memiliki cadangan resiko minimal
0,5% dari plafond perbulan yang dibayarkan bersamaan dengan
angsuran.
8) Jangka waktu pembiayaan maksimal
a) Bulanan 36 bulan
b) Jatuh tempo 6 bulan atau disesuaikan dengan bulan jatuh tempo 1 bulan
sebelum ramadhan
9) Besarnya angsuran per bulan atau pekan/pasaran/harian
10) Agunan/jaminan
11) Saksi-saksi
Setelah akad pembiayaan ditanda tangani kedua belah pihak, maka data
tersebut diberikan kepada bagian administrasi untuk dilakukan pencairan
pembiayaan. Dari bagian administrasi diberikan kepada teller, teller
mencairkan pembiayaan melalui Rekening Sukarela Anggota yang ada di
BMT.
f. Pencairan Pembiayaan
1) Setelah pengajuan pembiayaan disetujui masing-masing dilaksanakan
tahapan sebagai berikut:
a) Pengurus dan atau kepala cabang membuat surat pesetujuan pembiayaan
yang diberikan kepada anggota yang mengajukan, minimal berisi
tentang:
(1) Nama, Alamat, dan Nomor KTP anggota yang mengajukan
(2) Besarnya pembiayaan yang dapat dicairkan
(3) Jangka waktu pembiayaan perkiraan perhitungan bagi hasil atau
margin pembiayaan
(4) Biaya-biaya yang timbul
(5) Kelengkapan lain yang harus dipenuhi jika dibutuhkan.
b) Surat pemberitahuan berlaku sejak 1 (satu) bualan sejak tanggal
ditetapkan. Jika tidak ada balasan dari anggota maka dianggap
mengundurkan diri.
c) Setelah anggota memberitahukan untuk persetujuan pembiayaan maka
kantor cabang mengagendakan untuk penanda tanganan pengikatan
jaminan dan akad pembiayaan.
2) Perhitungan kelayakan pencairan
a) Pegawai
(1) Angsuran maksimal 40% dari seluruh pendapatan bersih setelah
dikurangi hutang lain
(2) Dengan memperhatikan beban hidup keluarga dari jumlah anggota
keluarga yang ditanggung.
b) Pengusaha
Sumber angsuran pokok dan margin berasal dari keuntungan dari
modal yang diberikan.
h. Proses Pembayaran angsuran
Pembayaran/pelunasan pembiayaan dilaksanakan di kantor BMT dalam
hal khusus dapat diambil di rumah/di tempat usaha sesuai dengan waktu yang
telah disepakati. Jika anggota terlambat dalam memberikan angsuran maka
dikenakan sanksi administrasi dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jangka waktu harian, setelah 2 hari kerja
2) Jangka waktu pasaran, setelah 2 hari kerja
3) Jangka waktu pekanan, setelah 2 hari kerja
4) Jangka waktu bulanan, setelah 7 hari kerja
5) Jangka waktu panenan, setelah 10 hari kerja
Lewat dari hari tersebut, angsuran dikenakan sanksi administrasi sebesar
1% setiap hari dari jumlah angsuran yang seharusnya disetor.
i. Pelunasan Pembiayaan
1) Pelunasan ketika jatuh tempo, maka anggota membayar seluruh sisa pokok,
sisa bagi hasil/mark up dan sisa cadangan resiko yang belum dibayar, dan
jika terlambat cadangan resiko dalam bulan yang bersangkutan tidak bisa
diambil.
2) Pelunasan setelah jatuh tempo, poin 1 ditambah denda sebesar bulan
keterlambatan x 4% dari sisa pokok.
3) Pelunasan sebelum jatuh tempo, jika terjadi pelunasan pembiayaan sebelum
jatuh tempo maka anggota wajib membayar sisa pokok sesuai dengan saldo
yang ada di BMT Anda ditambah bagi hasil/margin bulan bersangkutan
(MDA/mudharabah) ditambah 1x2% plafon bagi pembiayaan (MBA/
murabahah).
4) Pengajuan tanpa menutup pembiayaan lama dikenakan biaya pelunasan.
a) Kurang dari 1/3 masa pembiayaan 3 x 2% plafon
b) Kurang dari 2/3 masa pembiayaan 2 x 2% plafon
c) Lebih dari 2/3 masa pembiayaan 1 x 2% plafon
Alur Singkat Prosedur Pembiayaan KJKS BMT ANDA
Gambar 3.2 Alur Singkat Prosedur Pembiayaan KJKS BMT ANDA
ADANYA PENGAJUAN PEMBIAYAAN
PENCAIRAN PEMBIAYAAN
PENANDATANGANAN KONTRAK AKADPEMBIAYAAN OLEH PENGURUS,PEMINJAM, DAN NOTARIS (jikamenggunakan notaris), kontrakmencangkup:
Jumlah Hutang Besarnya margin Waktu pelunasan Cara pembayaran Klausaopeisbaarheid(hilangnya hakpeminjam terhadap jaminankarena alasan tertentu)
jaminan
RAPAT TENTANG DISETUJUITIDAKNYA PENGAJUAN
PEMBIAYAANRapat tersebut terdiri dari 3 tahapantara lain:1. Rapat cabang2. Rapat komite3. Rapat pengurus
BMT MENGANALISIS DOKUMENPENGAJUAN/ SURVEY CALONANGGOTA:
Kelengkapanadministrasi
5 C& 5A
PENGIKATAN AGUNAN
PROSES PEMBAYARAN PELUNASAN
TIDAK DISETUJUIDISETUJUI
PEMBERITAHUAN PADACABANG TENTANG PENOLAKAN
PEMBIAYAAN
PEMBERITAHUANPENOLAKAN PEMBIAYAANDAN PENGEMBALIANBERKAS KEPADA NASABAH
BAB IV
ANALISIS
Pada Bab analisis ini akan dijelaskan mengenai analisa terhadap masalah-
masalah yang telah dirumuskan sebelumnya dengan landasan teori serta
informasi-informasi yang diperoleh dari obyek penelitian tugas akhir ini. Hal-hal
yang akan dianalisis pada bab ini antara lain bahan pertimbangan persetujuan
pembiayaan, kendala dan faktor yang mempengaruhi terjadinya pembiayaan
bermasalah serta metode penerapan SPI (Sistem Pengendalian Intern) yang
dipakai KJKS BMT ANDA Salatiga. Berikut ini data-data yang telah diperoleh
dan dianalisa oleh penulis:
A. BahanPertimbangan Persetujuan Pembiayaan
Dalam menyetujui pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah
tentunya terdapat poin-poin tertentu yang dijadikan sebagai bahan
pertimbangan oleh KJKS BMT ANDA Salatiga. Berikut hal-hal yang dijadikan
sebagai bahan pertimbangan persetujuan pembiayaan pada KJKS BMT ANDA
Salatiga berdasarkan wawancara dengan Bapak Agung Setyanto, salah satu
Surveyer pembiayaan KJKS BMT ANDA Salatiga (wawancara pada 14 Mei
2013, pukul 10.34 WIB).
1. Kelengkapan administrasi atau persyaratan pembiayaan oleh nasabah
Administrasi yang lengkap dapat menjadi bahan pertimbangan
persetujuan pembiayaan karena menjadi dasar BMT untuk menilai
kesungguhan dan itikad baik nasabah dalam kegiatan pembiayaan yang akan
dilaksanakan. Selain itu dengan lengkapnya administrasi dapat
memudahkan BMT untuk menganalisis karakter serta kemampuan nasabah,
sehingga meminimalisir kemungkinan munculnya kendala yang akan
dihadapi dalam pembiayaan yang diajukan.
Adapun data-data administrasi yang dibutuhkan dalam pengajuan
pembiayaan pada KJKS BMT ANDA Salatiga antara lain:
a. KTP Suami dan istri bagi yang sudah menikah, bagi yang belum
menikah mencantumkan KTP Orang tua;
b. KK (Kartu Keluarga), Kartu Keluarga yang dipakai adalah KK keluarga
inti;
c. c. Foto copy surat jaminan seperti BPKP, STNK, sertifikat tanah, gesek
nomor rangka dan nomor mesin bagi yang mengajukan jaminan berupa
kendaraan bermotor, dan foto copy surat dasaran pasar serta surat
keterangan dinas pasar bagi jaminan berupa kios di pasar. Apabila
jaminan bukan atas nama pribadi maka wajib mencantumkan surat
keterangan dari pihak berwajib;
d. Foto Copy surat nikah suami-istri bagi yang sudah menikah;
e. Pencantuman data-data laporan keuangan calon nasabah, seperti jumlah
penghasilan, jumlah kebutuhan, jumlah kewajiban, serta slip gaji
pegawai;
f. Melampirkan rekening listrik.
Apabila persyaratan administrasi yang dilampirkan calon nasabah
kurang lengkap, KJKS BMT ANDA Salatiga biasanya akan meminta untuk
menambah kelengkapan tersebut. Namun jika permintaan melengkapi
administrasi tersebut tidak ditaati oleh calon nasabah, maka KJKS BMT
ANDA Salatiga tidak akan menyetujui pembiayaan yang diajukan tersebut.
2. Jumlah nominal pengajuan pembiayaan dan rencana penggunaan dana
tersebut
Besar kecilnya jumlah nominal pembiayaan yang diterima nasabah
tergantung pada keputusan pihak KJKS BMT ANDA Salatiga. Sebelum
KJKS BMT ANDA Salatiga memutuskan melakukan pencairan dana
pembiayaan pada nasabah, terlebih dulu akan dilakukan pencocokkan
jumlah pembiayaan yang diajukan nasabah dengan jumlah pembiayaan yang
dapat diberikan. Pertama-tama KJKS BMT ANDA Salatiga akan
menghitung pendapatan bersih nasabah yang didapat dari selisih pendapatan
dan pengeluaran nasabah. Kemudian menghitung berapa jumlah angsuran
yang dapat dibayar nasabah. Terakhir barulah menghitung besarnya
pembiayaan yang dapat diberikan yang dihitung dari (rasio angsuran x
pendapatan bersih x jangka waktu). Setelah jumlah pembiayaan yang
diajukan nasabah jumlahnya sesuai dengan yang dapat diberikan, KJKS
BMT ANDA Salatiga kemudian akan melakukan proses selanjutnya yakni
menghitung nominal jaminan yang diagunkan.
Contoh penghitungan:
a. Perhitungan Laba Usaha
Penjualan usaha Rp 1.000.000,-
Harga pokok barang Rp 600.000,-
Biaya usaha Rp 100.000,--
Laba usaha Rp 300.000,-
b. Perhitungan kemampuan bayar
Laba usaha perbulan Rp 300.000,-
Pendapatan lain
- Dari istri Rp 100.000,-
- Lainnya Rp 50.000,- +
Jumlah pendapatan Rp 450.000,-
c. Biaya diluar usaha
Kebutuhan rumah tangga Rp 200.000,-
Biaya pendidikan Rp 50.000,-
Biaya lainnya Rp 50.000 ,- +
Total Rp 300.000,-
Pendapatan bersih Rp 150.000,-
d. Rasio angsuran (maksimal 40%)
e. Nilai pembiayaan yang dapat diberikan
Rasio angsuran x pendapatan bersih x jangka waktu
40% x 150.000 x 4 bulan = Rp 240.000,-
3. Karakter nasabah, kemauan dan kemampuan nasabah mengangsur
pinjaman
Karakter nasabah, kemauan dan kemampuan nasabah mengangsur
pinjaman dapat dijadikan bahan pertimbangan persetujuan pembiayaan
karena jika ketiganya baik maka kendala pembiayaan tidak akan ditemukan.
Untuk mengetahui karakter, kemauan serta kemampuan nasabah calon
pembiayaan, KJKS BMT ANDA Salatiga memiki metode analisis tertentu
yaitu dengan analisis 5 C serta 5 A metode ini diterapkan disaat survei atau
sebelum menyetujui pembiayaan yang diajukan oleh nasabah.
a. Pendekatan 5 C
1) Pendekatan karakter (Character)
Aspek yang dinilai dalam pendekatan karakter yaitu
penilaian karakter atau kepribadian calon peminjam, dengan tujuan
untuk memperkirakan kemungkinan bahwa peminjam dapat
memenuhi kewajibannya. Pada KJKS BMT ANDA Salatiga hal-hal
yang dijadikan pertimbangan pada analisa pendekatan karakter antara
lain:
a) Pemohon bersifat sopan, kooperatif, teliti, mau bertanya dan
mendengar;
b) Pemohon dikenal berkelakuan baik oleh lingkungannya;
c) Pemohon tepat waktu/ disiplin dalam janji ketemu dan mampu
menyediakan data yang sebenar-benarnya.
2) Pendekatan kemampuan pelunasan (Capacity)
Aspek yang dinilai pada pendekatan pelunasan yaitu
penilaian secara subyektif tentang kemampuan peminjam untuk
melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi
peminjam dimasa lalu yang didukung dengan pengamatan atas sarana
usahanya serta metode kegiatannya. Dalam analisis ini KJKS BMT
ANDA Salatiga memperkirakan serta menghitung pendapatan bersih
yang didapat calon nasabah, apakah nantinya nasabah bisa
mengembalikan jumlah pinjamannya atau tidak. Hal-hal yang menjadi
pertimbangan KJKS BMT ANDA Salatiga dalam analisis kapasitas
kemampuan antara lain:
a) Apabila pemohon adalah karyawan tetap maka masa kerja
minimal 6 bulan;
b) Apabila pemohon memiliki usaha sendiri, usaha telah berjalan
selama minimal 6 bulan;
c) Dana untuk angsuran dibayarkan dari penghasilan sendiri;
d) Pemohon tidak pernah ditolak peermohonanya pada bank lain.
3) Pendekatan kemampuan modal (Capital)
Yaitu kemampuan terhadap modal yang dimiliki calon
peminjam yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan
yang ditujukan oleh rasio financial(perbandingan keuangan) dan
penekanan pada komposisi modalnya. Hal-hal yang dijadikan bahan
pertimbangan KJKS BMT ANDA Salatiga dalam menilai modal yang
dimiliki nasabah antaralain rumah yang ditempati pemohon adalah
milik sendiri dan bersifat permanen.
4) Pendekatan jaminan (Collateral)
Yaitu jaminan yang dimiliki calon peminjam. Penilaian ini
bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu risiko kegagalan
pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai
pengganti dari kewajiban. Pertimbangan KJKS BMT ANDA Salatiga
dalam menyetujui suatu jaminan dipakai yaitu:
a) Jaminan milik sendiri atau milik istri atau milik anak;
b) Jaminan tidak dalam sengketa;
c) Nilai jaminan lebih besar dari permohonannya.
5) Pendekatan kondisi nasabah (Condition)
KJKS BMT ANDA Salatiga harus melihat dari kondisi
ekonomi yang terjadi dimasyarakat, secara spesifik melihat adanya
keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon peminjam.
Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses
berjalannya usaha calon peminjam. Pada KJKS BMT ANDA Salatiga
hal yang dianalisis pada pendekatan kondisi nasabah yaitu:
a) Pemohon berusia 21-55 tahun;
b) Jarak rumah dengan kantor kurang dari 10 km;
c) Alamat rumah sesuai dengan KTP;
d) Dana digunakan sendiri;
e) Pinjaman pemohon ditempat lain.
b. Pendekatan 5 A
1) Aspek Yuridis
Sebelum tahap persetujuan pembiayaan, terlebih dahulu KJKS
BMT ANDA Salatiga melakukan penilaian segi hukum dan perijinan
usaha yang dijalankan nasabah. Aspek tersebut meliputi kapasitas
usaha nasabah untuk mengadakan perjanjian dan apakah status badan
usaha nasabah sudah sesuai dengan hukum yang berlaku.
2) Aspek pemasaran
Pada aspek ini KJKS BMT ANDA Salatiga menganalisis
semua komponen yang dapat mempengaruhi kemajuan usaha nasabah.
Komponen yang dinilai tersebut antara lain siklus hidup produk,
produk subtitusi, perusahaan pesaing, daya beli masyarakat, program
promosi, daerah pemasaran, faktor musim, manajemen pemasaran,
dan kontrak penjualan.
3) Aspek teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang dapat mempengaruhi
seluruh perkembangan kegiatan produksi/usaha nasabah. Hal-hal yang
dinilai KJKS BMT ANDA Salatigadalam aspek teknis ini antara lain:
a) Lokasi usaha
Lokasi usaha yang dijalankan nasabah haruslah dekat pasar,
mudah untuk memperoleh bahan baku, banyak tersedia tenaga
kerja, memiliki peralatan usaha, mudah dijangkau sistem
transportasi, dll.
b) Fasilitas gedung tempat usaha
Gedung tempat usaha yang dimiliki nasabah haruslah
mempunyai IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), memilki kapasitas
daya tampung yang memadai, dan memenuhi persyaratan teknis
sabagai tempat usaha.
c) Mesin-mesin yang dipakai
Mesin yang dipakai untuk usaha haruslah mesin yang
mempunyai kemampuan maksimal untuk menghasilkan produk,
mesin yang mempunyai merk yang jelas, mudah dilakukan
reparasi, dan mudah dioperasikan.
d) Proses produksi
Dalam proses produksi hal-hal yang perlu diperhatikan
antara lain efisiensi proses produksi, standar proses, desain dan
rencana produksi.
4) Aspek keuangan
Aspek keuangan sangatlah penting untuk dianalisis, karena
aspek inilah yang akan menentukan terbayarnya dana yang telah
diberikan kepada nasabah. Untuk itu ketelitian sangat penting dalam
menganalisis aspek ini. Pada KJKS BMT ANDA Salatiga hal-hal
yang danalisa dalam aspek keuangan meliputi kemampuan nasabah
memperoleh keuntungan, sisa pinjaman nasabah dengan pihak lain,
beban rutin nasabah di luar kegiatan, serta arus kas yang dimiliki
nasabah.
5) Aspek jaminan
Aspek jaminan yang dimaksud adalah jaminan terkait
ekonomi dan hukum usaha yang dijalankan nasabah. KJKS BMT
ANDA Salatiga akan melakukan penilaian mengenai syarat ekonomi
dan syarat yuridis jaminan usaha tersebut. Maksud dari syarat
ekonomi yaitu usaha yang dijalankan nasabah memiliki prospek yang
bagus di masa depan dan tidak begitu terpengaruh oleh perubahan
ekonomi. Sementara itu yang dimaksud syarat yuridis yaitu hal-hal
yang berkaitan dengan bukti jaminan terkait masalah hukum atau
peraturan yang berlaku dan perijinan, yakni usaha yang dijalankan
nasabah dijamin merupakan usaha yang tidak melanggar hukum atau
legal.
4. Nasabah lulus survei yang diadakan BMT
Lulus survei merupakan syarat utama yang harus dipenuhi nasabah
sebelum memperoleh dana pembiayaan yang diajukan. Pihak KJKS BMT
ANDA Salatiga mensurvei nasabah dengan cara mendatangi langsung
lingkungan tempat tinggal serta tempat kerja/usaha nasabah, penggalian
informasi terkait nasabah sendiri didapatkan dari wawancara terhadap
orang-orang sekitar tempat tinggal dan tempat kerja/usaha nasabah.Hal ini
dikarenakan agar pihak KJKS BMT ANDA Salatiga dapat membandingkan
serta memperoleh keyakinan lebih untuk menyetujui pembiayaan yang
diajukan. Apabila data yang diberikan nasabah tidak sesuai dengan data
yang diperoleh saat survei maka pembiayaan yang diajukan tidak dapat
direalisasikan.
5. Jaminan yang nominalnya lebih besar dari pengajuan
Jaminan dijadikan sebagai bahan pertimbangan pembiayaan karena
untuk mengantisipasi terjadinya pembiayaan bermasalah. Namun jaminan
yang diajukan oleh nasabah sebagai agunan memilki syarat-syarat dan
ketentuan tertentu, salah satunya yaitu nilai nominal jaminan haruslah lebih
besar dari nominal pinjaman. Untuk mengetahui harga dan nilai dari suatu
jaminan pinjaman KJKS BMT ANDA Salatiga menggunakan pendekatan
konservatif, dimana agunan dinilai dengan harga terendah kemudian
dikalikan angka 70%.
Misalnya sebidang tanah berikut bangunan memiliki nilai pasar Rp
500 juta, dan nilai menurut NJOP Rp 300 jt, maka penilaian KJKS BMT
ANDA Salatiga terhadap agunan tersebut adalah 70% x Rp 300 jt = Rp 210
jt.
Pengikatan agunan pada KJKS BMT ANDA Salatiga sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku yakni UU No. 4 tahun
1996 tentang hak tanggung atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan.
B. Kendala Pembiayaan Pada KJKS BMT ANDA Salatiga
1. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Dan Kendala Pembiayaan
Berikut faktor-faktordan kendala-kendala yang dihadapi yang
mempengaruhi terjadinya pembiayaan bermasalah pada KJKS BMT ANDA
Salatiga berdasarkan wawancara dengan Ibu Erni Afrianti, Admin
Pembiayaan KJKS BMT ANDA Salatiga (wawancara pada 16 Mei 2013,
pukul 13.10 WIB):
a. Faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang dilihat dan
dipengaruhi oleh sisi BMT sebagai pemberi pinjaman atau
pembiayaan.Faktor ini dapat disebakan karena kurang telitinya BMT
dalam menganalisis calon nasabah, lemahnya pengawasan yang
dilakukan BMT terhadap nasabah dan usahanya, BMT salah
memperhitungkan nilai jaminan serta gagal mengikat jaminan yang
diajukan, dan lemahnya SDM yang dimiliki BMT.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang dipengaruhi oleh sisi
nasabah sebagai peminjam dana atau pelaku usaha. Kegagalan yang
disebabkan faktor eksternal biasanya disebabkan oleh watak atau
perilaku nasabah yang kurang baik, kurangnya kemampuan nasabah
dalam mengelola usaha yang dijalankan, kondisi ekonomi serta
perubahan peraturan pemerintah.
b. Kendala pembiayaan yang dihadapi KJKS BMT ANDA Salatiga
1) Penggunaan dana tidak sesuai akad
Hal ini merupakan kendala yang disebabkan karena faktor
eksternal atau dari sisi nasabah pembiayaan itu sendiri. Penggunaan
dana pinjaman yang tidak sesuai akad akan menyebabkan tidak
terbayarkannya pinjaman itu sendiri. Misalnya dalam akad nasabah
menyebutkan bahwa penggunaan dana yang dipinjam adalah untuk
keperluan tambahan modal usaha, tetapi pada prakteknya digunakan
untuk kebutuhan konsumsi. Karena untuk kebutuhan konsumsi maka
dana tersebut tidak berkembang dan sekali habis. Padahal apabila dana
tersebut digunakan sesuai akad awal, dana dapat menghasilkan
keuntunganyang dapat digunakan untuk mengangsur pinjaman serta
bagi hasil yang ditetapkan. Sehingga resiko pembiayaan yang tidak
terbayarkan tidak dialami. Namun apabila hal ini sudah terjadi maka
hal yang dapat dilakukan adalah dengan terus melakukan pengawasan
berkala kepada nasabah dalam penggunaan dananya.
2) Nilai agunan tidak sebanding dengan jumlah pengajuan
Dalam pengajuan pembiayaan terkadang nilai agunan yang
diberikan oleh nasabah tidak sebanding dengan jumlah pengajuan,
yaitu nilai pasar agunan ternyata lebih kecil dari jumlah pengajuan.
Hal ini apabila KJKS BMT ANDA Salatiga tidak menganalisis dan
menghitung nominal jaminan secara teliti maka akan menyebabkan
kerugian jika pembiayaan mengalami kemacetan. Untuk itu sebelum
KJKS BMT ANDA Salatiga memutuskan menyetujui pembiayaan
dengan agunan yang diajukan, KJKS BMT ANDA Salatiga harus
menghitung dengan teliti nilai pasar dan nilai wajar agunan yang
diagunkan.
3) Dana pembiayaan digunakan lebih dari satu orang
Tanpa sepengetahuan KJKS BMT ANDA Salatiga dana
pembiayaan yang diberikan digunakan oleh lebih dari satu orang. Hal
ini dapat memicu pembiayaan bermasalah apabila keduanya/salah satu
orang yang menggunakan dana tidak mau ikut menanggung
pembayaran angsuran, ataupun keduanya sedang dalam perselisihan
yang dapat menyebabkan pembiayaan bermasalah.
4) Usaha yang dijalankan nasabah tidak berjalan semestinya
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan usaha yang
dijalankan nasabah tidak berjalan sesuai rencana yaitu antaralain
karena anggota kurang mampu mengelola usahanya, kondisi ekonomi
yang tidak kondusif, serta adanya peraturan pemerintah yang
berpengaruh signifikan pada usaha nasabah.
5) Agunan yang digunakan masih atas nama orang lain atau belum
dibalik nama
Penggunaan agunan yang masih atas nama orang lain atau
belum dibalik nama apabila tidak segera ditindak lanjuti dapat
menyebabkan masalah dikemudian hari. Karena mungkin saja agunan
tersebut akan menjadi sengketa pihak tertentu yang kemudian akan
merugikan pihak BMT.
6) Dinas pasar tidak mau mengeluarkan surat dasaran, sementara notaris
meminta surat dasaran sebagai agunan
Hal ini terjadi karena adanya peraturan baru terkait
pengeluaran surat dasaran. Apabila hal tersebut tidak segera ditindak
lanjuti maka dapat menghambat proses pembiayaan.
2.Solusi Terhadap Kendala yang Dihadapi
a. Penggunaan dana tidak sesuai akad
Apabila penggunaan dana tidak sesuai akad ditemukan,
maka pihak KJKS BMT ANDA Salatiga akan melakukan pencarian
informasi dan analisa terkait faktor penyebab hal tersebut terjadi.
Penggunaan dana tidak sesuai akad dapat disebabkan ketidaksengajaan
dan kesengajaan nasabah. Apabila hal tersebut terjadi karena
ketidaksengajaan nasabah maka KJKS BMT ANDA Salatiga dapat
memberikan keringanan kepada nasabah untuk mengganti akad. Contoh
penggunaan dana tidak sesuai akad namun tidak disengaja yaitu
awalnya nasabah meminjam dana untuk menambah permodalan usaha
yang dijalankan, namun tidak jadi digunakan karena ada anggota
keluarga yang masuk rumah sakit seketika itu dana yang dipinjam
digunakan untuk membiayai pengobatan. Pihak KJKS BMT ANDA
Salatiga pun memberikan opsi kepada nasabah untuk mengganti akad
yang telah berlangsung yaitu akad pembiayaan mudharabah dengan
akad pembiayaan qardh. Hal ini dikarenakan dalam akad qardh
nasabah tidak harus membayar margin/bagi hasil, sebab dana yang
dipinjamkan bersifat dana sukarela atau nasabah hanya mengembalikan
dana yang dipinjam saja.
Sementara itu untuk penggunaan dana yang tidak sesuai
akad karena kesengajaan nasabah, KJKS BMT ANDA Salatiga akan
melakukan pembatalan kontrak pembiayaan dan meminta nasabah
untuk mengembalikan dana yang telah diterimanya. Contohnya yaitu
dalam akad dana yang dipinjam nasabah akan digunakan untuk
menambah modal usaha yang dijalankan, namun dalam kenyataannya
dana tersebut malah digunakan untuk merenovasi rumah nasabah. Tentu
saja hal tersebut tidak bisa dibenarkan, karena seharusnya dana yang
dipinjam haruslah menjadi dana yang produktif bukan dana yang
mengendap. Untuk itu KJKS BMT ANDA Salatiga memutuskan untuk
membatalkan kontrak pembiayaan dan menarik dana yang telah
diberikan.
b. Nilai agunan tidak sebanding dengan jumlah pengajuan
Sebelum memutuskan menyetujui suatu pembiayaan, KJKS
BMT ANDA Salatiga selalu menganalisa terlebih dahulu nilai agunan
yang akan dipakai. Namun apabila ditemukan nilai agunan yang
digunakan nasabah tidak sebanding dengan jumlah pengajuan, maka
KJKS BMT ANDA Salatiga akan meminta nasabah untuk mengganti
agunan yang nilainya sebanding dengan jumlah pembiayaan yang
diajukan. Maksud dari sebanding dengan jumlah pengajuan disini yaitu
jumlah nominal agunan haruslah lebih besar dari jumlah pembiayaan
yang diajukan.
c. Dana pembiayaan digunakan lebih dari satu orang
Pengawasan terhadap penggunaan dana pembiayaan yang
telah diberikan memanglah sulit, terlebih mengenai siapa saja yang
menggunakan dana tersebut. Apabila ditemukan hal semacam ini
dalam pembiayaan, KJKS BMT ANDA Salatiga masih belum bisa
mengatasi masalah tersebut dengan maksimal. Hal yang dapat
dilakukan KJKS BMT ANDA Salatiga yaitu memantau kelancaran
angsuran pembiayaan nasabah tersebut.
d. Usaha yang dijalankan nasabah tidak berjalan semestinya
Apabila usaha yang dijalankan nasabah tidak berjalan
seperti yang diinginkan atau mengalami kerugian, maka KJKS BMT
ANDA Salatiga akan melakukan beberapa cara penanggulangan. Cara
penanggulangan yang diterapkan antara lain:
1) KJKS BMT ANDA Salatiga melakukan analisa terhadap penyebab
penurunan usaha nasabah;
2) Melakukan pembinaan terhadap nasabah mengenai hal-hal yang
harusnya dilakukan terkait usahanya;
3) Pengawasan terhadap perkembangan usaha nasabah setelah
dilakukannya pembinaan.
e. Agunan yang digunakan masih atas nama orang lain atau belum dibalik
nama
Apabila KJKS BMT ANDA Salatiga menemukan agunan
yang dipakai nasabah belum atas nama nasabah yang bersangkutan
maka:
1)KJKS BMT ANDA Salatiga akan meminta nasabah untuk
menyertakan surat bukti pembelian/faktur/kuitansi ataupun surat
keterangan sementara yang menerangkan kepemilikan agunan
tersebut oleh nasabah.
2) Mengganti agunan lain yang kepemilikannya atas nama nasabah
sendiri yang nominalnya hampir sama dengan agunan yang akan
diganti.
3) Apabila sertifikat yang digunakan adalah warisan dan atas nama
orang tua nasabah yang sudah meninggal, maka nasabah wajib
mencantumkan Surat keterangan kematian dan foto copy Kartu
Keluarga yang membenarkan bahwa nasabah memang anak kandung
dari almarhum.
f. Dinas pasar tidak mau mengeluarkan surat dasaran sementara notaris
meminta
Jika hal tersebut dialami KJKS BMT ANDA Salatiga
dalam penggunaan agunan berupa surat dasaran, maka hal yang
dilakukan yaitu menemui secara lansung dinas pasar yang berwenang
dan meminta surat keterangan yang menerangkan bahwa nasabah
tersebut benar memiliki kios di pasar yang bersangkutan. Namun
apabila surat keterangan yang diminta tidak ada maka opsi terakhir
yaitu mengganti surat dasaran sebagai agunan dengan agunan lain.
C. SistemPengendalian Internal Pada KJKS BMT ANDA
1. Metode Pengendalian Intern Yang Digunakan
Sebagai lembaga keuangan syariah KJKS BMT ANDA Salatiga
tentu mengalami berbagai kendala dalam penyaluran pembiayaannya. Untuk
itu KJKS BMT ANDA dalam dua tahun terakhir menerapkan beberapa
metode terkait SPI (Sistem Pengendalian Internal) dalam pembiayaannya
sebagai usaha pencegahan pembiayaan bermasalah.
Berikut data yang penulis peroleh dari wawancara dengan Ibu Ita
Setyorini, Analis pembiayaan KJKS BMT ANDA Salatiga (wawancara
pada 8 Juni 2013, pukul 14.24 WIB).
Usaha pencegahan pembiayaan bermasalah yang diterapkan KJKS BMT
ANDA Salatiga dalam lingkungan internal atau perusahaan yaitu:
a. Menerima Pembiayaan yang Memiliki Persyaratan Administrasi Lengkap
Pengumpulan data-data administrasi merupakan tahap pertama
dalam sebuah pengajuan pembiayaan. Data-data administrasi sangat
penting karena dapat dijadikan sebagai penilaian awal KJKS BMT
ANDA Salatiga terhadap calon nasabah. Dengan lengkapnya data
administrasi yang diberikan nasabah, KJKS BMT ANDA Salatiga dapat
menilai itikad baik dan kesungguhan calon nasabah pembiayaan.
Sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi KJKS BMT ANDA
Salatiga untuk menyetujui pembiayaan yang diajukan. Selain itu dengan
menerima pengajuan pembiayaan yang memiliki administrasi lengkap,
KJKS BMT ANDA Salatiga dapat lebih meningkatkan prinsip kehati-
hatian sebagai usaha pencegahan pembiayaan bermasalah.
b. Survei yang Lebih Berkualitas
Survei merupakan tahap selanjutnya setelah pengajuan
pembiayaan dan pengumpulan data administrasi. Kualitas survei yang
baik akan menentukan kualitas pembiayaan dimasa mendatang.
Maksudnya jika surveyer menganalisis nasabah secara detail dan
benar sesuai prinsip yang dipakai KJKS BMT ANDA Salatiga, maka
kemugkinan pembiayaan bermasalah tidak terjadi. Karena apabila saat
mensurvei nasabah surveyer sudah menemukan hal-hal negatif yang
dimiliki nasabah maupun usahanya, maka dapat dijadikan
pertimbangan untuk menolak pembiayaan tersebut. Sebaliknya jika
dalam survei tidak ditemukan hal-hal negatif, maka surveyer dapat
merekomendasikan pembiayaan yang diajukan nasabah untuk
disetujui.
Dalam kegiatan survei atau analisis pembiayaan,KJKS BMT ANDA
Salatiga menerapkan beberapa metode antara lain yaitu:
1) Secara umum
a) Aspek Kualitatif
Dalam aspek kualitatif aspek yang dianalisa mencangkup
karakter/watak dan komitmen dari anggota terhadap kemauan
bayar atas pembiayaan yang diajukan.
b) Aspek Kuantitatif
Pendekatan yang dilakukan dalam perhitungan
kuantitatif yaitu untuk menentukan kemampuan bayar dan
perhitungan kebutuhan modal kerja calon mitra, penghitungan
dilakukan melalui pendapatan bersih.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam analisa kuantitatif adalah:
(1) Analisa rugi-laba masa lalu (diperoleh dari wawancara dan
data yang diberikan calon nasabah);
(2) Hitung semua penerimaan diluar usaha;
(3) Hitung semua biaya diluar kegiatan usaha seperti keluarga,
pendidikan, dan lain-lain;
(4) Hitung pendapatan bersih poin (1)+(2)+(3);
(5)Tentukan perbandingan antara angsuran dengan pendapatan
bersih (rasio angsuran);
(6) Besarnya angsuran maksimal adalah 30%-50% dari
pendapatan bersihnya;
(7)Besarnya pembiayaan yang dapat diberikan adalah (rasio
angsuran x pendapatan bersih x jangka waktu).
2) Secara Khusus
a) Segi kondisi nasabah
Pada KJKS BMT ANDA Salatiga penilaian terhadap
segi kondisi nasabah dapat dinilai melalui pendekatan 5 C
yaitupendekatan karakter (Character), pendekatan kemampuan
pelunasan (Capacity), pendekatan kemampuan modal (Capital),
pendekatan jaminan (Collateral), dan pendekatan kondisi
nasabah (Condition).
b) Segi usaha nasabah
Penilaian usaha nasabah dilakukan oleh KJKS BMT
ANDA Salatiga menggunakan pendekatan 5 A yang terdiri dari
spek yuridis, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek keuangan, serta
aspek jaminan
c. Pembuatan Kontrak perjanjian pinjaman pembiayaan
Kontrak pembiayaan yang dibuat KJKS BMT ANDA
Salatiga memuat tentang affirmative covenant(perjanjian berisi
pembenaran) dan negative covenant (perjanjian yang berisi
penyalahan). Affirmative covenant yaitu hal yang harus/wajib
dilakukan oleh peminjam/mitra pembiayaan misalnya menggunakan
kredit sesuai tujuan. Sedangkan Negative covenant yaitu hal-hal yang
disepakati untuk tidak dilakukan debitur/peminjam misalnya
meminjamkan uang kepada pihak lain. Selain itu untuk lebih
memperkuat kontrak perjanjian di mata hukum, dalam setiap
penandatanganan kontrak perjanjian diberikan materei serta
disaksikan oleh notaris. Hal ini dilakukan agar penyalahgunaan
kontrak pembiayaanoleh nasabah tidak terjadi, sehingga pembiayaan
bemasalah pun tidak dialami.
d. Pengikatan agunan
Jaminan dapat memberikan keyakinan yang mendalam dari
KJKS BMT ANDA Salatiga atas kesanggupan peminjam untuk
melunasi pinjaman sesuai yang diperjanjikan. Agunan berupa jaminan
material, surat berharga dan garansi yang disediakan oleh peminjam
digunakan untuk menanggung pembayaran pinjaman jika peminjam
tidak dapat melunasi pinjaman sesuai dengan yang diperjanjikan.
Agunan dapat berupa benda tidak bergerak (benda tetap), barang
bergerak atau sesuatu yang dapat dipersamakan untuk itu, dimana
nilainya dapat diukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang
diserahkan oleh peminjam kepada KJKS BMT ANDA Salatiga.
Fungsi agunan adalah sebagai alat pengaman ataupun alat untuk
mengurangi resiko akhir atas fasilitas yang diberikan KJKS BMT
ANDA Salatiga apabila terjadi cidera janji (wanprestasi) oleh
peminjam. Pengikatan agunan adalah upaya yang dilakukan untuk
memindahkan suatu hak/pengakuan terlebih dahulu atas jaminan jika
terjadi sesuatu terhadap jaminan yang diserahkan kepada koperasi.
e. Membuat undian berhadiah bagi nasabah pembiayaan
Undian berhadiah ini merupakan salah satu bentuk usaha
KJKS BMT ANDA Salatiga untuk menekan jumlah pembiayaan
macet/bermasalah. Karena KJKS BMT ANDA Salatiga menilai
bahwa dengan adanya undian yang dikhususkan bagi nasabah
pembiayaan yang membayar kewajibannya tepat waktu, dapat
memberikan motivasi pada semua nasabah pembiayaan untuk segera
memenuhi kewajibannya, sehingga pembiayaan macet pun dapat
teratasi.
2. Analisa Metode Pengendalian Intern Yang Digunakan
a. Menerima nasabah yang memiliki kelengkapan administrasi sangat efektif
digunakan sebagai pengendalian intern. Terbukti dengan minimnya
pembiayaan bermasalah pada KJKS BMT ANDA Salatiga yang
disebabkan kurang lengkapnya administrasi. Tetapi KJKS BMT ANDA
Salatiga masih mengalami kendala terkait dengan kelengkapan
administrasi yang disebabkan oleh kesalahan pihaknya sendiri. KJKS
BMT ANDA Salatiga langsung menerima nasabah yang mempunyai
hubungan dekat dengan salah satu pihak di KJKS BMT ANDA Salatiga
tanpa menghiraukan syarat kelengkapan administrasi yang dimiliki
nasabah, sehingga hal tersebut menimbulkan pembiayaan bermasalah.
b. Melakukan survei yang berkualitas dalam verifikasi data-data nasabah
merupakan hal yang efektif untuk mencegah pembiayaan bermasalah.
Pada KJKS BMT ANDA Salatiga dalam melaksanakan survei, surveyer
sudah mempunyai patokan yaitu SOP serta prinsip 5 C dan 5 A. Yang
ketiganya jika diterapkan dan dipakai dengan benar akan menghasilkan
informasi lengkap mengenai nasabah. Dalam SOP seharusnya analisis
pembiayaan yang digunakan adalah prinsip 5 C dan 5 A, namun dalam
praktiknya KJKS BMT ANDA Salatiga hanya prinsip 5 C saja yang
dipakai secara maksimal, hal tersebut dapat dilihat dari lembar survei dan
analisis pembiayaan yang dimiliki. Selain itu dalam proses survei
surveyer kadang masih kurang teliti menggali informasi dan terburu-buru
mengambil kesimpulan sehingga salah analisis dan menyebabkan
pembiayaan bermasalah. Hal tersebut dipicu karena adanya double job
yaitu pegawai marketing sekaligus menjadi surveyer yang menyebabkan
analisa survei tidak maksimal.
c. Usaha pengendalian internal dengan pengikatan jaminan dinilai efektif.
Karena jika jaminan yang diberikan nasabah diikat dengan surat
perjanjian, nasabah akan berusaha memenuhi kewajibannya dengan baik.
Dan jika nasabah memenuhi kewajibannya dengan baik maka
pembiayaan bermasalah pun tidak akan terjadi. Sejauh ini pembiayaan
pada KJKS BMT ANDA Salatiga dengan pengikatan jaminan yang kuat
jarang mengalami masalah. Kalaupun terjadi pembiayaan
macet/bermasalah KJKS BMT ANDA Salatiga masih dapat menutupinya
dengan penjualan jaminan yang diagunkan.
d. Usaha pengikatan terhadap kewajiban nasabah melalui penandatangan
kontrak pembiayaan bermaterei. Hal ini sangat efektif karena kontrak
pembiayaan bermaterei memiliki keabsahan dimata hukum, sehingga jika
nasabah melanggar kontrak yang telah ia setujui maka dapat dilayangkan
gugatan di pengadilan.
e. Pengadaan undian berhadiah pada nasabah pembiayaan yang tepat waktu
mengangsur dinilai efektif sebagai usaha pengendalian intern. Hal ini
terlihat dari berkurangnya jumlah nasabah pembiayaan yang menunggak
membayar angsuran setelah adanya program tersebut. Dan juga nasabah
yang sering menunggak, sejak adanya angsuran menjadi rajin
mengangsur.
3. Analisa SPI Sebagai Persetujuan Pembiayaan
Selama dua tahun terakhir KJKS BMT ANDA Salatiga tengah
menerapkan Sistem Pengendalian Internal dalam kegiatan operasionalnya.
Untuk mengetahui efektif atau tidaknya penerapan Sistem Pengendalian
Intern yang diterapkan KJKS BMT ANDA Salatiga dalam proses
persetujuan pemberian pembiayaan, maka dilakukanlah analisis terhadap
unsur-unsur SPI, komponen-komponen pengendalian internal, serta metode
SPI yang diterapkan. Berikut hasil analisa penulis terhadap SPI yang ada
pada BMT ANDA Salatiga.
a. Unsur Sistem Pengendalian Intern
1) Struktur organisasi yang memisahkantanggung jawab fungsional
secara tegas.
Struktur organisasi serta pemisahan tanggung jawab pada BMT
ANDA sudah ada dan berjalan dengan baik, berikut pemisahan
tanggung jawab pada BMT ANDA Salatiga:
a) Pengurus
(1) Ketua
Ketua KJKS BMT ANDA Salatiga memiliki
wewenang untuk memutuskan persetujuan pembiayaan yang
sudah di ACC oleh manajer, memilih dan memberhentikan
karyawan, menjalin kerjasama baik dengan lembaga perbankan
maupun lembaga non keuangan.
(2) Sekretaris
Sekretaris KJKS BMT ANDA Salatiga memiliki
wewenang untuk mengurusi masalah surat menyurat
(invertarisir) atau proposal yang terkait dengan operasional
maupun kegiatan lain diluar operasional namun masih terkait
dengan KJKS BMT ANDA Salatiga. Selain itu sekretaris juga
memiliki wewenang utuk menerima atau menolak
siswa/mahasiswa magang dan karyawan baru.
(3) Bendahara
Bendahara memiliki tugas untuk mengawasi keluar
masuk kas serta memeriksa semua laporan keuangan yang ada
pada KJKS BMT ANDA Salatiga seperti neraca, laporan arus
kas, dan laba rugi.
b) Pengawas
Pengawas memiliki kewenangan untuk mengawasi
semua kegiatan operasional yang dilakukan oleh KJKS BMT
ANDA Salatiga apakah sesuai dengan peraturan yang ada dan
sesuai syariah. Selain itu pengawas juga bertugas untuk mengawasi
penggunaan dan penyaluran dana yang ada pada KJKS BMT
ANDA Salatiga.
c) Manajer
Bertugas untuk mengawasi, memimpin, serta mengatur
semua kegiatan operasional yang ada pada KJKS BMT ANDA
Salatiga apakah sudah sesuai dengan standar SOP yang diberikan.
Manajer juga mempunyai tugas untuk memberikan motivasi
kepada bawahanya untuk lebih meningkatkan kualitas kerja serta
pelayanannya.
d) Kepala Cabang
Kepala cabang mempunyai wewenang untuk ikut
memutuskan disetujuinya pengajuan pembiayaan. Selain itu juga
memberikan saran serta pertimbangan pada ketua dalam
peningkatan kualitas serta pelayanan KJKS BMT ANDA Salatiga
pada anggota.
e) Staf Pemasaran (Marketing)
Selain memiliki tugas untuk mengenalkan semua produk
yang dimiliki KJKS BMT ANDA Salatiga kepada masyarakat,
marketing juga memiliki tugas untuk mengumpulkan dana dan
menyalurkan dana kepada nasabah secara jemput bola (langsung
bertemu), juga bertugas untuk mensurvei calon nasabah
pembiayaan dan menagih angsuran pembiayaan pada anggota
pembiayaan.
f) Staf Administrasi
(1) Kasir (Teller)
Bertugas untuk melayani nasabah yang hendak
melakukan transaksi keuangan seperti menyetor dana, penarikan
dana, pembayaran angsuran pembiayaan, dll. Selain itu teller
juga mempunyai tugas untuk menghitung kas masuk dan keluar,
dan membuat laporan keuangan harian (neraca, jurnal, dan
laporan laba rugi).
(2) Bagian Informasi (Customer Service)
Memiliki tugas untuk menjelaskan produk-produk
yang dimiliki KJKS BMT ANDA Salatiga kepada calon
nasabah, serta menerima kritikan dan saran yang diberikan oleh
anggota mengenai KJKS BMT ANDA Salatiga.
(3) Admin Pembiayaan
Mengurus, menerima dan meneliti kelengkapan
data-data administrasi calon nasabah pembiayaan baru.
(4) Analis Pembiayaan
Bertugas untuk menganalisis data-data pembiayaan
yang masuk, melakukan observasi atau survei mengenai
kebenaran data yang disampaikan, menghitung dana yang dapat
diberikan sesuai jaminan yang diberikan, dan memberikan
lembar penilaian survei yang diberikan surveyer kepada
manajer yang nantinya akan diteruskan ke kepala cabang dan
ketua.
2)Sistem wewenang (otorisasi) dan prosedurpencatatan yang baik yang
dapatmengamankan Aktiva, Hutang, dan Modal.
Pada KJKS BMT ANDA Salatiga, proses pencatatan
laporan aktiva, hutang dan modal dilakukan dengan menggunakan
sistem komputerisasi, sehingga laporan yang ada dapat dipertanggung
jawabkan ketelitian dan tingkat kebenarannya. Hal tersebut dibuktikan
dengan pernyataan auditor independen bahwa laporan keuangan yang
disajikan KJKS BMT ANDA Salatiga wajar dan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilias Publik
(SAK-ETAP).
3) Praktik yang sehat (Sound practice).
Dalam melaksanakan praktik terkait menghimpun serta
menyalurkan dana KJKS BMT ANDA Salatiga senantiasa berpegang
teguh pada peraturan pemerintah yang berlaku dan Al-Qur’an (sesuai
prinsip syari’ah). Indikasi praktik yang dijalankan KJKS BMT ANDA
Salatiga adalah praktik yang sehat juga dapat dilihat pada laporan
audit oleh auditor terhadap KJKS BMT ANDA Salatiga, dalam
laporan tersebut disebutkan bahwa laporan keuangan yang ada pada
KJKS BMT ANDA Salatiga wajar.
4) Pegawai yang cakap
Dalam menjalankan setiap tugasnya, pegawai KJKS BMT
ANDA Salatiga selalu berpatokan pada SOP yang ada sehingga
sehingga standar kinerja masing-masing pegawai mudah diukur.
b. Komponen Sistem Pengendalian Intern
1) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan dasar bagi komponen
pengendalian internal lainnya yang memberikan disiplin dan struktur.
Dalam penerapan pembiayaan pada KJKS BMT ANDA Salatiga,
karyawan memiliki pedoman SOP dalam melakukan kontrak
pembiayaan dan pengikatan agunan. Sehingga apabila menerima calon
nasabah pembiayaan, karyawan KJKS BMT ANDA Salatiga dapat
memberikan pelayanan sesuai SOP dan pedoman yang dimiliki.
2) Penaksiran Resiko
KJKS BMT ANDA Salatiga mengidentifikasi
resiko/kendala yang mungkin dapat timbul baik dari faktor eksternal
(Perubahan peraturan dari pemerintah dan segi nasabah) serta faktor
internal (perubahan peraturan pada KJKS BMT ANDA Salatiga
maupun sistem yang dipakai). Proses identifikasi faktor eksternal
dilakukan KJKS BMT ANDA Salatiga saat proses analisis
pembiayaan atau survei dengan berpedoman pada prinsip 5 C antara
lain watak (character), Kemampuan bayar (capacity), Kemampuan
pengolahan modal (capital), jaminan (collateral), kondisi ekonomi di
masyarakat (condition). Selain dengan 5 C BMT ANDA juga
menaksir resiko yang mungkin dihadapi dengan analisa 5 A seperti
aspek yuridis, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek keuangan, dan
aspek jaminan. Sedangkan penaksiran resiko pada faktor internal,
dilakukan KJKS BMT ANDA Salatiga dengan cara memperbaiki
mutu perusahaan dan karyawan serta meningkatkan standar kinerja
masing-masing bagian. Sementara untuk identifikasi faktor internal
KJKS BMT ANDA Salatiga berpedoman pada SOP/peraturan yang
ada pada KJKS BMT ANDA Salatiga serta peraturan pemerintah
terkait lembaga keuangan syariah.
3) Aktivitas Pengendalian
Sebelum disetujuinya pengajuan pembiayaan, terlebih
dahulu KJKS BMT ANDA Salatiga mengadakan analisis/survei
terhadap calon nasabah pembiayaan. Prinsip penilaian yang dipakai
yaitu melalui prinsip 5 C (character, capacity, capital, collateral,
condition). Hal ini dapat terlihat dari lembar analisa pembiayaan yang
ada pada KJKS BMT ANDA Salatiga. Selain itu aktivitas
pengendalian lain yang diterapkan yaitu dengan pengikatan barang
jaminan yang dipakai nasabah sebagai agunan. Hal ini dilakukan
sebagai bentuk usaha pencegahan pembiayaan bermasalah.
4) Informasi dan komunikasi
Pada saat pelaksanaan proses analisis pembiayaan, KJKS
BMT ANDA Salatiga memperoleh informasi mengenai calon nasabah
melalui wawancara langsung, serta pengumpulan informasi melalui
lingkungan sekitar seperti tetangga, rekan kerja calon nasabah, serta
instansi yang berwenang terhadap legalitas usaha nasabah seperti RT,
RW, Kelurahan, dan pihak lain. Cara lain pengumpulan informasi
mengenai calon nasabah yaitu dengan kunjungan atau survei langsung
ke lokasi.
Komunikasi pada KJKS BMT ANDA Salatiga dilakukan
melalui briefing dan sharing pagi dan sore. Briefing pagi dilakukan
pada pukul 08.00 sedangkan briefing sore dilakukan pada pukul 16.00
WIB. Pada saat briefing dan sharing diperoleh informasi mengenai
pengajuan pembiayaan baru, informasi survei pembiayaan yang
dilakukan, serta pengambilan keputusan sementara terhadap ditindak
lanjutinya atau tidak pembiayaan yang diajukan.
5) Pemantauan
Pemantauan terhadap angsuran pembiayaan dilakukan oleh
pihak KJKS BMT ANDA Salatiga dengan mendata jumlah angsuran
pembiayaan yang sudah masuk dan daftar nama nasabah yang sudah
memenuhi kewajibannya setiap bulan. Apabila sampai akhir bulan
terdapat kewajiban yang belum dipenuhi nasabah dan dirasa dapat
menimbulkan pembiayan bermasalah, maka pihak KJKS BMT ANDA
Salatiga akan melakukan tindakan penjadwalan ulang (rescheduling).
Rescheduling adalah tindakan yang berbentuk penjadwalan kembali
kewajiban anggota, maksudnya yaitu merubah jadwal angsuran
dengan menambah jangka waktu angsuran.
Setelah diterapkannya SPI pada KJKS BMT ANDA
Salatiga selama 2 tahun terlihat bahwa jumlah pembiayaan bermasalah
pada BMT tersebut mengalami penurunan. Hal tersebut dapat dilihat
dari data mngenai pembiayaan yang ada pada KJKS BMT ANDA
Salatiga pada tahun 2010-2012.
Berikut data mengenai pembiayaan yang ada pada KJKS BMT
ANDA Salatiga tiga tahun terakhir data diperoleh dari Manajer Pembiayaan
KJKS BMT ANDA Salatiga Bapak Widodo.
Tabel 4.1
Jumlah Pembiayaan Yang Disalurkan Oleh KJKS BMT ANDA Salatiga (Rupiah)
JENIS PEMBIAYAAN 2010 2011 2012
Pembiayaan Mudharabah 1.250.254.750 1.546.250.005 2.054.025.050
Pembiayaan Musyarakah 545.007.523 356.829.874 494.177.852
Pembiayaan Murabahah 3.526.500.000 4.256.502.000 5.102.501.500
Pembiayaan Qardh 20.450.250 31.000.500 40.521.500
JUMLAH 5.342.212.523 6.190.582.379 7.691.225.902
Sumber: Data KJKS BMT ANDA Salatiga, 2013.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah pembiayaan yang disalurkan
oleh KJKS BMT ANDA Salatiga terus mengalami kenaikan.
Tabel 4.2
Pembiayaan KJKS BMT ANDA Salatiga Berdasarkan KualitasPembiayaan (Rupiah)
PEMBIAYAAN 2010 2011 2012
LANCAR 5.126.387.137 5.934.911.327 7.467.466.016
KURANG LANCAR 86.543.843 99.668.376 99.500.520
BERMASALAH 129.281.543 156.002.676 124.259.366
JUMLAH 5.342.212.523 6.190.582.379 7.691.225.902
Berdasarkan data dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengendalian
intern yang diterapkan KJKS BMT ANDA Salatiga selama dua tahun terakhir
dinilai efektif. Hal ini tercermin dari jumlah pembiayaan kurang lancar sebelum
penerapan SPI (Sistem Pengendalian Intern) yang sempat mengalami kenaikan
dari 86.543.843 menjadi 99.668.376, namun kemudian mengalami penurunan
ditahun berikutnya yakni dari 99.668.376 menjadi 99.500.520 setelah
diterapkannya SPI. Pembiayaan bermasalah pun juga demikian setelah
diterapkannya SPI mengalami penurunan yang signifikan menjadi 124.259.366.
Pembiayaan kurang lancar tahun 2010-2011 pada KJKS BMT ANDA Salatiga
banyak disebabkan oleh penggunaan dana tidak sesuai akad dan nilai agunan tidak
sebanding dengan jumlah pengajuan. Sedangkan kenaikan pembiayaan
bermasalah lebih banyak disebabkan oleh usaha yang dijalankan nasabah tidak
berjalan semestinya dan dana pembiayaan digunakan lebih dari satu orang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah membahas teori dan menganalisis data hasil penelitian yang telah
diperoleh dari KJKS BMT ANDA Salatiga, maka pada bab selanjutnya penulis
melakukan penarikan kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang telah
dilakukannya. Semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan KJKS BMT ANDA
Salatiga di masa yang akan datang.
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian data yang diperoleh dari bab sebelumnya yakni
bab analisis, maka dapat disimpulkan hal-hal yang menjadi rumusan masalah
yang dipertanyakan penulis, yaitu:
1. Hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan KJKS BMT ANDA Salatiga
untuk menyetujui pengajuan suatu pembiayaan antara lain kelengkapan
Administrasi atau persyaratan pembiayaan oleh nasabah, jumlah nominal
pengajuan pembiayaan dan rencana penggunaan dana tersebut, karakter,
kemauan dan kemampuan nasabah mengangsur pinjaman, nasabah lulus
survei yang diadakan BMT, jaminan yang nominalnya sebanding dengan
jumlah pinjaman yang diajukan.
2. Faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah ada dua antara lain
faktor intern (dari sisi BMT) dan faktor ekstern (dari sisi nasabah). Kendala
yang dihadapi KJKS BMT ANDA Salatiga dalam pengadaan pembiayaan
yaitu penggunaan dana tidak sesuai akad, nilai agunan tidak sesuai
pengajuan, dana pembiayaan digunakan lebih dari satu orang, usaha yang
dijalankan nasabah tidak berjalan semestinya, agunan yang digunakan masih
atas nama orang lain atau belum dibalik nama, dinas pasar tidak mau
mengeluarkan surat dasaran, sementara notaris meminta surat dasaran
sebagai agunan.Dari semua kendala yang dihadapi KJKS BMT ANDA
Salatiga, hampir semuanya dapat ditangani dengan baik oleh pihak KJKS
BMT ANDA Salatiga. Namun ada satu kendala yang dalam penanganannya
belum maksimal, kendala tersebut adalah penggunaan dana oleh lebih dari
satu orang. Penanganan yang dapat dilakukan pihak BMT hanya sebatas
memantau kelancaran pembayaran angsuran pembiayaan nasabah tersebut.
3. Sistem Pengendalian Intern yang diterapkan KJKS BMT ANDA Salatiga
untuk mencegah pembiayaan bermasalah antara lain menerima nasabah
yang administrasinya lengkap, survei yang berkualitas, membuat kontrak
perjanjian pinjaman, pengikatan jaminan, serta memberikan kupon hadiah
bagi nasabah yang membayar angsuran tepat waktu. Secara keseluruhan SPI
yang diterapkan BMT 2 tahun terakhir tersebut sangat efektif dipakai untuk
mencegah pembiayaan bermasalah, terlihat dari kenaikan jumlah
pembiayaan serta penurunan jumlah pembiayaan bemasalah. Namun
pembiayaan bermasalah sendiri ternyata disebabkan oleh pihak BMT
(surveyer) yang kurang teliti dalam menganalisis/mensurvei nasabah dan
juga BMT menerima nasabah yang memillki hubungan dekat dengan salah
satu pihak BMT tanpa melihat kelengkapan administrasi walaupun potensi
pembiayaan bermasalahnya tinggi.
B. Saran
Berdasarkan analisa dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas,
maka dapat disampaikan saran sebagai beikut:
1. Dalam menerima nasabah pembiayaan KJKS BMT ANDA Salatiga
hendaknya lebih menilai banyak aspek tekait nasabah termasuk data-data
administrasi yang diberikan, sehingga KJKS BMT ANDA Salatiga tidak
menerima nasabah berdasarkan hubungan dekat dengan salah satu
pihakBMT, karena hal tersebut lebihberpotensi memunculkan pembiayaan
bermasalah.
2. Dalam proses survei, surveyer hendaknya betul-betul menggali informasi
mengenai nasabah secara benar dan sesuai prosedur. Surveyer tidak terburu-
buru mangambil kesimpulan mengenai nasabah, karena dapat menyebabkan
salah analisis yangakan menimbulkan pembiayaan bermasalah dikemudian
hari.
3. Dalam pembagian tugas (job description) pada BMT ANDA masih ada
bagian pekerjaan yang merangkap dua bagian. Salah satunya yaitu bagian
marketing yang sekaligus merangkap menjadi surveyer. Hal ini tentunya
menyebabkan survei yang dilakukan tidak optimal, karena saat survei
surveyer/ marketing menganalisis terlalu terburu-buru dikarenakan sudah
kelelahan seusai berkeliling pasar. Seharusnya hal ini segera dicarikan
solusi yaitu dengan menghilangkan double job dan menambahkaryawan
bagian khusus tim survei sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan suatu pembiayaan.
4. Berdasarkan SOP (Standar Operasional Pekerja) bagian pembiayaan pada
KJKS BMT ANDA Salatiga, analisis yang digunakan saat survei adalah
pendekatan 5 C dan 5 A. Pada prakteknya pendekatan yang digunakan
maksimal hanyalah pendekatan 5 C saja, hal ini dapat dilihat dari lembar
survei dan lembar analisis pembiayaan yang ada pada KJKS BMT ANDA
Salatiga yang mencantumkan penilaian terhadap pendekatan 5 C secara
lengkap sedangkan pendekatan 5 A hanya sebatas menilai lokasi usaha
nasabah. Untuk itu KJKS BMT ANDA Salatiga harus memperbaiki analisis
5 A yang dipakai, untuk menghindari kesalahan analisis sehingga
pembiayaan bermasalah dapat dicegah.
DAFTAR PUSTAKA
Amanina, Ruzana, 2011. Evaluasi Terhadap Sistem Pengendalian Itern Pada ProsesPemberian Kredit Mikro (Studi pada PT. Bank Mandiri (PERSERO) tbk CabangMajapahit Semarang, Skripsi diterbitkan. Semarang: Anonim. (online),(http://[email protected], diakses pada 18 Mei 2013).
Angela Santoso, Patricia, 2012, Evaluasi Penerapan Internal Control BerdasarkanKerangka COSO 2012 Pada Divisi Kartu Kredit di Bank X, Jurnal IlmiahMahasiswa Universitas Surabaya, (online), Vol. 1, No. 1, (http://www.universitassurabaya.ac.id, diakses pada 18 Mei 2013).
Bening, 2013, Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pemberian Kredit Pada PTBank Tabungan Negara (Persero) TBK, Jurnal SPI Pemberian Kredit, (online),(http://jurnal-spi-pemberian-kredi.html, diakses pada 14 Agustus 2013)
Dewi Nadia, Maya Sari, 2011, Analisis Penerapan Struktur Pengendalian InternTerhadap Prosedur Pemberian Pembiayaan Untuk Meningkatkan PencegahanPengembalian Macet Yang Diberikan Oleh Bank BNI Syariah Cabang Semarang,Skripsi diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonoi Dan Bisnis UniversitasDiponegoro, (online), (http://library.undip.ac.id, diakses 11 Mei 2013).
Dityatama, 2012, Pengaruh Kualitas Audit Internal Terhadap Efektifitas SistemPengendalian Internal Satuan Kerja Perangkat Daerah di LingkunganPemerintah Kabupaten Lumajang, Jurnal Ilmu Administrasi, (online), Vol. IX,No. 1, (http:// [email protected], diakses tanggal 18 Mei 2013).
Mazidah, Umi, 2010. Tingkat Perkembangan Pembiayaan Mudharabah Tahun 2005-2009 Di BMT ANDA Salatiga. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan SyariahSTAIN Salatiga.
Muhamad. 2002. Manajemen Bank Syariah.Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Muhammad. 2008. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta: UIIPress.
Mulyadi. 2002. Auditing 1. Edisi ke 6. Jakarta: Salemba Empat.
Pengendalian Intern Bagi Bank Umum.
Purnamasari, Lidia, 2012. Sistem Pengendalian Intern Penggajian Pada BMT ANDASalatiga. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Syariah STAIN Salatiga.
Satuan Audit Internal, Universitas Gajah Mada. 2008. Sistem Pengendalian Internal.Artikel diterbitkan (online), edisi 18 November 2008
(http://www.sai.ugm.ac.id/2008/11/08/ SPI-aktifitas-Satuan Audit Internal,diakses 18 Mei 2013).
Surat Edaran No.05/ 22/ DPNP. 2003. Tentang Pedoman Standar SistemSyafi’i Antonio, Muhamad. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani.
http://hatta_rajasa.info: Perkembangan BMT di Indonesia
http://www.wikipedia.com: Pengendalian Internal