makalah struktur pengendalian intern

26
BAB I PENDAHULUAN Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam auditing. Struktur Pengendalian Intern adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan dicapai. Standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa pemahaman yang memadahi atas struktur pengendalain intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menetukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Oleh karena itu auditor harus melaksanakan prosedur audit yang antara lain meliputi prosedur untuk memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern. Adapun struktur pengendalian intern digunakan auditor untuk : 1. Mengidentifikasi salah saji potensial, 2. Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi risiko salah saji material, 3. Merancang pengujian substantif. Dalam merancang struktur pengendalian intern yang efektif, auditor memiliki tujuan untuk: 1. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi Audit 1 (Kelompok 6) 1

Upload: sophia-ririn-kali

Post on 25-Jun-2015

6.794 views

Category:

Documents


306 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Struktur pengendalian Intern

BAB I

PENDAHULUAN

Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan penting

dalam auditing. Struktur Pengendalian Intern adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk

memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan dicapai.

Standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa pemahaman yang memadahi atas

struktur pengendalain intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menetukan sifat, saat,

dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

Oleh karena itu auditor harus melaksanakan prosedur audit yang antara lain meliputi prosedur

untuk memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern. Adapun struktur pengendalian intern

digunakan auditor untuk :

1. Mengidentifikasi salah saji potensial,

2. Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi risiko salah saji material,

3. Merancang pengujian substantif.

Dalam merancang struktur pengendalian intern yang efektif, auditor memiliki tujuan untuk:

1. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

3. Mendorong efisiensi.

4. Mendorong dipatuhnya kebijakan manajemen.

Melihat pentingnya melakukan pemahaman terhadap struktur pengendalian bagi auiditor,

maka melalui makalah ini kami akan membahas lebih dalam mengenai pemahaman terhadap

struktur pengendalian intern.

1

Page 2: Makalah Struktur pengendalian Intern

BAB II

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

A. DEFINISI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan penting

dalam auditing. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik pada SA 319. Par 06 dikemukakan

bahwa:

Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,

manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai

tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)

efektivitas dan efisiensi operasi dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang

berlaku.

Dengan demikian struktur pengendalian intern merupakan rangkaian proses yang dijalankan

entitas, yang mana proses tersebut mencangkup berbagai kebijakan dan prosedur sistematis,

bervariasi dan memiliki tujuan utama:

a. Menjaga keandalan pelaporan keuangan entitas

b. Menjaga efektivitas dan efisiensi operasi yang dijalankan

c. Menjaga kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku.

Dari berbagai macam kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan dijalankan oleh entitas ada

beberapa yang benar – benar relevan dengan audit atas laporan keuangan. Relevansi kebijakan dan

prosedur terhadap audit atas laporan keuangan misalnya adalah kemampuan satuan usaha untuk

mencatat, memproses, mengikhtisarkan dan melaporkan data keuangan sesuai dengan asersi yang

termuat dalam laporan keuangan. Yang tidak relevan seperti kebijakan dan prosedur mengenai

efektivitas proses pengambilan keputusan  manajemen tertentu, misal tentang penentuan harga

produk yang layak, penentuan besarnya aktivitas periklanan dan lain – lain. Hal tersebut memang

penting  bagi entitas tetapi tidak berkaitan langsung dengan audit atas laporan keuangan, sehingga

tidak perlu dipertimbangkan.

Ikatan Akuntan Indonesia melalui seksi ini khususnya memberikan panduan tentang

pengimplementasian  standar pekerjaan lapangan kedua, yaitu:

Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan

dilakukan.

2

Page 3: Makalah Struktur pengendalian Intern

Fokus yang diutamakan dalam standar pekerjaan lapangan kedua adalah pentingnya struktur

pengendalian intern dan komponen – komponen yang ada dalam suatu entitas.  Auditor

berkepentingan untuk memperoleh bukti yang cukup atas struktur pengendalian intern klien. Hal ini

disebabkan karena struktur pengendalian intern merupakan salah satu tipe bukti audit.

B. PENTINGNYA PENGENDALIAN INTERN

Pengendalian intern menjadi penting berkaitan dengan:

a. Lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin kompleks. Hal ini mengakibatkan manajemen harus

mengandalkan laporan dan analisis yang banyak jumlahnya agar peranan pengendalian dapat

berjalan efektif.

b. Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik memberikan perlindungan terhadap

kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi.

c. Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit sehingga dapat

mengurangi biaya ataupun fee audit.

Bagi perusahaan, struktur pengendalian intern dapat digunakan secara efektif untuk mencegah

penggelapan maupun penyimpangan. Auditor berkepentingan untuk memperoleh pemahaman atas

struktur pengendalian intern, yang akan digunakan kemudian untuk melakukan penaksiran resiko

pengendalian untuk asersi yang terdapat dalam saldo akun, golongan transaksi, dan komponen

pengungkapan dalam laporan keuangan. Setelah memperoleh pemahaman dan menaksir resiko

pengendalian, auditor dapat mencari pengurangan lebih lanjut tingkat resiko pengendalian taksiran

untuk asersi tertentu.

C. KANDUNGAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

Struktur pengendalian intern entitas (satuan usaha) mempunyai kandungan yang terdiri dari

kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan

tertentu suatu entitas akan tercapai. Sasaran perusahaan dapat berupa sasaran finansial maupun non

finansial. Sasaran finansial yang umum dapat berupa keakuratan dan ketepatan pelaporan keuangan

kepada pemegang saham atau BAPEPAM. Sasaran finansial yang khusus dapat berupa perbaikan

aliran kas masuk, dan pendapatan per lembar saham. Sasaran non finansial antara lain meliputi

pengendalian kualitas, pengembangan produk, penelitian pasar, dan sebagainya.

Struktur pengendalian intern mempunyai kaitan erat dengan auditor. Auditor mempunyai

kepentingan dengan kebijakan dan prosedur sasaran finansial. Kebijakan dan prosedur yang relevan

3

Page 4: Makalah Struktur pengendalian Intern

dengan audit adalah kebijakan dan prosedur mengenai kemampuan entitas dalam mengolah data

transaksi menjadi informasi laporan keuangan, dan kebijakan serta prosedur lainnya yang

menyangkut data yang dipakai auditor dalam menerapkan prosedur audit misalnya data statistik

penjualan untuk yang dipakai dalam prosedur analitik.

Struktur pengendalian intern yang efektif dirancang dengan tujuan pokok sebagai berikut:

a. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

c. Mendorong efisiensi

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Tujuan pertama dan kedua dapat dipenuhi dengan pengendalian akuntansi yang baik. Tujuan

ketiga dan keempat dapat dipenuhi dengan pengendalian administratif yang baik.

1. Pengendalian Administratif

Yaitu pengendalian yang ditujukan untuk mendorong efisiensi operasional dan menjaga

diikutinya kebijakan perusahaan. Pengendalian administratif dapat berupa rencana organisasi

serta prosedur-prosedur yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yang membawa

kepada tindakan pimpinan perusahaan untuk menyetujui atau memberi wewenang terhadap

transaksi-transaksi.

2. Pengendalian Akuntansi

Meliputi rencana organisasi serta prosedur-prosedur yang berhubungan dengan pengamanan harta

kekayaan perusahaan dan dipercayainya catatan-catatan sehingga dalam pengendalian ini

dilakukan penyusunan sedemikian rupa untuk meyakinkan bahwa:

a) Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan atau wewenang pimpinan, baik

yang bersifat umum maupun khusus.

b) Transaksi-transaksi dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan dibuatnya ikhtisar

keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi atau kriteria lain yang sesuai dengan

tujuan ikhtisar tersebut serta menekankan pertanggungjawaban atas harta perusahaan.

c) Penguasaan atas harta perusahaan diberikan hanya dengan persetujuan dan wewenang

pimpinan.

d) Jumlah aktiva / harta perusahaan seperti yang tercantum dalam catatan perusahaan

dicocokkan dengan aktiva / harta yang ada pada waktu yang tepat dan tindakan yang

sewajarnya diambil jika terjadi perbedaan.

4

Page 5: Makalah Struktur pengendalian Intern

D. KONSEP DASAR

Ada beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern. Konsep dasar

tersebut meliputi:

1. Pertanggungjawaban Manajemen

Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan mempertahankan struktur pengendalian

intern. Pengendalian-pengendalian khusus yang harus termasuk pada tiga elemen struktur

pengendalian intern untuk suatu perusahaan tergantung pada besar kecilnya entitas; karakteristik

organisasi dan kepemilikan; sifat kegiatan usahanya; keanekaragaman dan kompleksitas

operasinya; metode pemrosesan data; persyaratan perundang-undangan yang harus dipatuhi.

2. Kewajaran atau Keyakinan Rasional yang Memadai

Manajemen bukan mencari tingkat absolut atau mutlak kualitas struktur pengendalian intern

manajemen mencari tingkat yang ”wajar”. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa sasaran

struktur pengendalian intern dapat tercapai. Ada dua alasan penggunaan kata ”wajar” dan bukan

tingkat absolut. Kedua alasan tersebut adalah:

a) Kriteria biaya-manfaat merupakan suatu titik kritis bagi manajemen dalam setiap

pengambilan keputusan ekonomi.

b) Realisasi bahwa pengendalian tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi

dna profitabilitas perusahaan.

3. Keterbatasan Bawaan

Struktur pengendalian intern mempunyai keterbatasan bawaan yang melekat pada struktur

pengendalian intern tersebut. Keterbatasan bawaan tersebut diakibatkan antara lain oleh:

a) Faktor manusia yang melakukan fungsi prosedur pengendalian. Keterbatasan ini hanya dapat

diminumkan, tidak dapat dihilangkan sama sekali oleh orang dari dalam maupun dari luar

yang independen. Sebaik-baiknya sistem bagaimanapun, akan dapat dikalahkan oleh kolusi.

b) Pengendalian tidak dapat mengarah pada seluruh transaksi. Pengendalian tidak dapat

diterapkan pada transaksi yang bersifat tidak rutin, seperti kejadian luar biasa, bonus, dan lain

sebaginya.

4. Metode Pengolahan Data

Konsep pengendalian yang dibicarakan dapat diterapkan baik untuk sistem pengolahan data

manual maupun terkomputerisasi atau EDP. Sistem manual biasanya dipakai dalam perusahaan

kecil. Sedangkan sistem EDP banyak digunakan dalam bisnis pemanufakturan internasional dan

perusahaan multi nasional dan atau mengglobal.

5

Page 6: Makalah Struktur pengendalian Intern

E. PERKEMBANGAN KONSEP PENGENDALIAN INTERN

Mendefinisikan Pengendalian Intern sebagai proses, dipengaruhi oleh dewan komisaris,

manajemen dan personel perusahaan, yang dirancang untuk menyediakan jaminan yang dapat

dipercaya untuk mencapai tujuan perusahaan, yang digolongkan menjadi:

a. Dapat dipercayainya pelaporan keuangan

b. Kepatuhan dengan hukum dan aturan yang berlaku

c. Efisiensi dan efektivitas operasi

Berdasarkan definisi tersebut dapat diuraikan beberapa konsep dasar pengendalian intern:

a. Pengendalian Intern adalah suatu proses

b. Pengendalian Intern berfungsi efektif karena manusia

c. Pengendalian Intern tidak dimaksudkan untuk memberi jaminan yang mutlak tetapi memberikan

jaminan yang memadai

d. Pengendalian Intern diharapkan mencapai tujuan yang meliputi pelaporan keuangan, kepatuhan,

dan operasional

Sistem pengendalian intern yang diciptakan di dalam suatu entitas memiliki kelemahan inheren.

Kelemahan inheren tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Kesalahan di dalam judgment. Manajemen atau personel yang lain memberikan judgement yang

salah dalam mengambil keputusan atau dalam menyusun tugas-tugas rutin. Kegagalan ini dapat

diakibatkan oleh kurangnya informasi, terbatasnya waktu atau tekanan-tekanan yang lain.

b. Kegagalan. Kegagalan masih mungkin dialami meskipun pengendalian sudah dilakukan.

Kegagalan ini dapat diakibatkan karena kesalahpahaman antar personel atau karena

kesembronoan dan ketidakhati-hatian di dalam menjalankan tugas.

c. Kolusi. Fungsi-fungsi yang ada di dalam organisasi yang seharusnya tidak boleh dipegang oleh

satu individu diserahlan pada satu individu atau bagian.

d. Pelanggaran Manajemen. Manajemen dapat melanggar kebijakan yang telah ditentukan untuk

mendapatkan keuntungan pribadi atau untuk merekayasa kondisi keuangan.

e. Cost VS Benefit. Biaya untuk sistem pengendalian intern hendaknya jangan melebihi benefit

yang diharapkan akan diperoleh. Permasalahannya sangat sulit untuk mengukur secara pasti

besarnya biaya dan benefitnya.

6

Page 7: Makalah Struktur pengendalian Intern

F. KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN (COSO)

Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan sebagai berikut:

a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran

pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua

komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian

menyediakan arahan bagi organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-

orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam

lingkungan pengendalian antara lain integritas dan nilai etik, komitmen terhadap kompetensi,

dewan direksi dan komite audit, gaya manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi,

pemberian wewenang dan tanggung jawab, praktik dan kebijkan SDM. Auditor harus

memperoleh pengetahuan memadai tentang lingkungan pengendalian untuk memahami sikap,

kesadaran, dan tindakan manajemen, dan dewan komisaris terhadap lingkungan pengendalian

intern, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalian maupun dampaknya secara

kolektif.

b. Penaksiran Risiko

Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk

mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus

dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah identifkasi organisasi, analisis, dan

manajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai

dengan PABU. Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi spesifik laporan

keuangan dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan data-

data keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan

keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi

kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan

konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah

karena berbagai keadaan, antara lain perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sistem

informasi yang baru atau yang diperbaiki, teknologi baru, lini produk, produk, atau aktivitas

baru, restrukturisasi korporasi, operasi luar negeri, dan standar akuntansi baru.

c. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa

arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan

yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas

7

Page 8: Makalah Struktur pengendalian Intern

pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi.

Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan

sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan review terhadap kinerja, pengolahan

informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas.

Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut.

a) Pengendalian Pemrosesan Informasi

- pengendalian umum

- pengendalian aplikasi

otorisasi yang tepat

pencatatan dan dokumentasi

pemeriksaan independen

b) Pemisahan tugas

c) Pengendalian fisik

d) Telaah kinerja

d. Informasi Dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran

informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung

jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan yang meliputi  sistem

akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa,

mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas asset dan

kewajiban. Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab

berkaitan dengan struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan. Auditor harus

memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan

keuangan untuk memahami :

a) Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan

b) Bagaimana transaksi tersebut dimulai

c) Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan keuangan yang

tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi

d) Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan

dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang digunakan untuk

mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses informasi.

e. Pemantauan / Monitoring

8

Page 9: Makalah Struktur pengendalian Intern

Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang

waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan

pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung

secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya.

Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan

kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup

penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan respon

dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang

memerlukan perbaikan.

Komponen pengendalian intern tersebut berlaku dalam audit setiap entitas. Komponen

tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan ukuran entitas, karakteristik

kepemilikan dan organisasi entitas, sifat bisnis entitas, keberagaman dan kompleksitas operasi

entitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk mengirimkan, mengolah, memelihara, dan

mengakses informasi, serta penerapan persyaratan hukum dan peraturan.

G. IDENTIFIKASI SASARAN PENGENDALIAN

Struktur pengendalian intern suatu perusahaan, pada umumnya dirancang untuk :

1. menjamin dapat dipercayainya catatan keuangan yang dihasilkan system akuntansi,

2. menjaga keamanan aktiva yang dimiliki

Catatan keuangan menyediakan dasar untuk menyusun laporan keuangan baik untuk intern

maupun ekstern. Auditor dalam mengaudit atas laporan keuangan, sangat berkepentingan dengan

pengendalian terutama yang berkaitan dengan laporan untuk pihak ekstern.

Sasaran pengendalian dapat diidentifikasikan atas 5 sasaran berikut :

1. Validitas (Validity)

Transaksi yang dicatat harus mrupakan transaksi yang valid. Diharapkan transaksi yang dicatat

tidak ada transaksi yang merupakan transaksi fiktif.

2. Kelengkapan (Completeness

Seluruh transaksi dicatat mewakili seluruh kejadian yang terjadi dan tidak ada satu transaksi pun

yang terlewatkan. Ini berarti bahwa semua transaksi yang valid telah tercatat.

3. Keabsahan Pencatatan (Recording Propriety)

9

Page 10: Makalah Struktur pengendalian Intern

Transaksi yang rinci telah dimasukkan dalam pencatatan secara akurat sesuai sumber dokumen.

Transaksi yang telah dinilai, dievaluasi, diklasifikasi, dicatat, dan diposting secara tepat waktu

dan benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim.

4. Penjagaan / Pengamanan (Safeguarding)

Aktiva dan dokumen dapat dijaga / diamankan dan diakses hanya oleh pihak yang sesuai dengan

otorisasi manajemen. Tidak ada pihak yang tidak berwenang dapat melakukan akses terhadap

aktiva dan dokumen.

5. Purna Tanggung Jawab (Subsequent Accountability)

Saldo tercatat atas setiap aktiva dan hutang dibandingkan dengan wujud yang nyata sari setiap

aktiva dan hutang. Pembandingan tersebut harus dilakukan pada setiap selang waktu tertentu.

Selain itu, menurut Arens, sasaran / tujuan rinci dari suatu struktur pengendalian intern yang

harus dicapai untuk mencegah kesalahan pada pencatatan akuntansi ada tujuh, yaitu :

1. Transaksi yang dicatat adalah sah / valid (validity)

2. Transaksi telah mendapat otorisasi (authorization)

3. Transaksi yang sah telah dicatat (completeness)

4. Transaksi telah dinilai dengan memdai (valuation)

5. Transaksi telah diklasifikasikan dengan beat (classification)

6. Transaksi telah dicatat pada waktunya (timing)

7. Transaksi telah dicatat di buku pembantu dan diringkas dengan benar (posting and

summarization)

H. PROSEDUR UNTUK MENGHIMPUN PEMAHAMAN

Ada lima prosedur yang dapat digunakan untuk memperoleh pemahaman yaitu:

a. Menelaah Pengalaman Sebelumnya Dengan Klien

Auditor dapat memulai audit dengan informasi yang sangat memadai mengenai elemen struktur

pengendalian intern klien. Sistem dan pengendalian pada umumnya jarang berubah. Oleh karena

itu informasi mengenai pemahaman struktur pengendalian klien tahun sebelumnya dapat

diperbaharui dan dipakai untuk audit tahun berjalan.

b. Mengajukan Pertanyaan Kepada Manajemen, Pengawas, Dan Staf Personel

10

Page 11: Makalah Struktur pengendalian Intern

Langkah awal yang logis bagi auditor untuk memperbaharui informasi mengenai pemahaman

struktur pengendalian intern klien adalah mengajukan pertanyaan kepada staf personel klien

yang tepat.

c. Menginspeksi Dokumen Dan Catatan

Lingkungan pengendalian mempunyai sub elemen yang antara lain berupa detail sistem

akuntansi dan penerapan prosedur pengendalian. Kedua sub elemen tersebut menghasilkan

banyak dokumen dan catatan yang mengambarkan kebijakan dan prosedur pengendalian yang

eksis. Oleh karena itu auditor dapat menginspeksi dokumen dan catatan untuk memperoleh

pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien. Inspeksi juga mneghasilkan bukti

bahwa prosedur dan kebijakan pengendalian telah dijalankan sebagiaman mestinya.

d. Mengamati Kegiatan Dan Operasi Entitas

Sebagai tambahan yang mendukung atas inspeksi auditor dapat mengamati staf atas karyawan

klien dalam menjalankan kegiatan dan operasi pengendalian. Prosedur ini dapat menghasilkan

bukti bahwa prosedur dan kebijakan pengendalian telah dijalankan sebagaimana mestinya.

Auditor dapat melaksanakan observasi, inspeksi, dan pengujian pertanyaan secara bersamaan

dengan efektif.

e. Mempelajari Buku Mnaula Prosedur Dan Kebijakan Pengendalian Klien

Auditor dapat mempelajari buku manual tersebut, dan mendiskusikan dengan staf perusahaan

untuk memastikan bahwa buku manual tersebut telah diinterpretasikan dan dipahami dengan

tepat.

I. PENGHIMPUNAN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

Standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa auditor harus memperoleh pemahaman

yang memadai atas struktur pengendalian intern untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,

saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Penghimpunan pemahaman meliputi rancangan

kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan elemen struktur pengendalian intern, dan apakah

kebijakan dan prosedur etrsebut telah dilaksanakan dalam operasional atau praktiknya.

Pemahaman struktur pengendalian intern klien digunakan auditor untuk:

a. Mengidentifikasi Bentuk-Bentuk Salah Saji Yang Potensial

Dengan memahami struktur pengendalian intern klien, auditor dapat menilai auditabilitas atau

dapat tidaknya dilaksanakan audit terhadap laporan keuangan klien. Pemahaman atas struktur

11

Page 12: Makalah Struktur pengendalian Intern

pengendalian intern klien, dapat mendukung auditor untuk mengidentifikasi jenis kekeliruan

dan ketidakberesan potensial yang mungkin mempengaruhi laporan keuangan.

b. Mempertimbangkan Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Salah Saji Material

Pemahaman stuktur pengendalian intern klien juga dapat digunakan untuk menetapkan risiko

bahwa kekeliruan dan ketidakberesan mungkin terjadi dalam jumlah yang material terhadap

laporan keuangan.

c. Merancang Pengujian Substantive

Informasi mengenai struktur pengendalian intern klien dapat digunakan untuk menentukan

risiko pengendalian untuk setiap tujuan pengendalian dan secara tidak langsung mempengaruhi

risiko deteksi. Auditor dapat merancang pengujian yang efektif terhadap saldo akun.

Tingkat pemahaman elemen struktur pengendalian inter tergantung judgement auditor yang

dipengaruhi:

a. Pengetahuan terhadap klien dari audit yang dilakukan pada tahun sebelumnya

b. Risiko bawaan dan materialitas yang telah ditentukan

c. Pemahaman terhadap industri klien

d. Kompleksitas dan tingkat kemajuan teknologi operasi dan sistem akuntansi klien\

Sesuai dengan elemen yang dimilikinya, maka pemahaman struktur pengendalian intern yang

harus diperoleh meliputi:

a. Pemahaman Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian intern terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur yang

menggambarkan keseluruhan sikap dari top manajemen, direktur, dan pemilik entitas mengenai

pengendalian intern dan pentingnya pengendalian intern bagi entitas. Subkomponen dalam

lingkungan pengendalian intern adalah sebagai berikut:

a) Integritas dan nilai etika (integrity and ethical values)

Merupakan entitas yang dimiliki dan standar perilaku yang berlaku serta bagaimana mereka

megkomunikasikan dan mengaplikasikan dalam praktik. Termasuk di dalamnya adalah

tindakan manajemen untuk mengurangi atau mengganti insentif dan gangguan yang

memungkinkan terjadinya ketidakjujuran, tindakan ilegal, atau tidak etis.

b) Komitmen terhadap kompeten(commitment to competence)

Kompetensi merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas. Komitmen terhadap kompetensi termasuk kesadaran manajemen

12

Page 13: Makalah Struktur pengendalian Intern

tentang tingkat kompetensi untuk tugas spesifik dan bagaimana tingkat kompetensi tersebut

diubah menjadi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan.

c) Jajaran direktur dan partisipasi komite audit (board of directors and audit committee

participation)

d) Jajaran direktur yang efektif adalah yang independen terhadap manajemen. Jajaran direktur

akan mendelegasikan tanggung jawab atas pengendalian internal kepada manajemen serta

memiliki beban untuk memberi penilaian yang independent terhadap pencapaian

keefektifan aplikasi pengendalian internal oleh manajemen.

Komite audit bertanggungjawab sebagai komunikator baik bagi internal maupun eksternal

auditor. Hal tersebut memungkinkan bagi auditor dan direktur untuk selalu mendiskusikan

berbagai hal yang berkaitan dengan integritas dan tindakan manajemen.

e) Filosofi dan gaya operasi manajemen (management’s philosophy and operating style)

Manajemen dalam bertindak memberikan sinyal bagi karyawan mengenai pentingnya

pengendalian intern. Pemahaman dan aspek-aspek tentang filosofi manajemen dan gaya

operasi memberi auditor suatu pemahaman mengenai sikao manajemen terhadap

pengendalian intern.

f) Struktur organisasi (organization stucture)

Pemahaman struktur organisasi memberi gambaran bagi auditor mengenai manajemen dan

lemen-elemen fungsional dari bisnis dan bagaimana pengendalian diimplementasikan.

g) Penetapan otoritas dan tanggung jawab (assigment authority and responbility)

Memberi pemahaman mengenai pengendalian dan cara-cara yang digunakan untuk

pengendalian, perencanaan formal organisasi dan operasi, penugasan karyawan dan

kebijakan yang dimiliki entitas.

h) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia (human resources policies and practies)

Sumber daya manusia merupakan aspek penting dalam pengendalian intern. Pengendalian

intern yang dikembangkan entitas berusaha untuk mengatur, menjaga tindakan-tindakan

yang dilakukan manusia dalam entitas. Metode untuk mengevaluasi, menggaji, memberi

pelatihan, adanya promosi dan kompensasi diatur secara jelas, agar manusia yang terlibat

dalam entitas dapat dipercaya, karena mereka percaya pada sistem yang ada.

b. Pemahaman Atas Penaksiran Risiko

Perubahan ekonomi, industri, regulasi serta kondisi operasi memungkinkan timbulnya risiko

berbeda. Manajemen harus bisa mengembangkan suatu mekanisme sehingga risiko yang akan

13

Page 14: Makalah Struktur pengendalian Intern

terjadi dapat segera dideteksi dan diatasi. Identifikasi dan penganalisaan risiko merupakan

proses terus menerus dan komponen kritis pada pengendalian intern. Auditor berkepentingan

untuk memahami mengenai pengetahuan tentang penilaian risiko yang dilakukan oleh

manajemen, seperti pengidentifikasian risiko terhadap laporan keuangan, pengevaluasian

kemungkinan terjadinya, keputusan manajemen atas tindakan yang akan dilakukan.

c. Pemahaman Atas Aktivitas Pengendalian

Merupakan kebijakan dan prosedur yang termasuk di dalamnya empat komponen yang memberi

jaminan atas tindakan untuk mencapai tujuan organisasi dan mencegah risiko yaitu pemisahan

tugas, pemrosesan informasi, pengendalian fisik, penelaahan kinerja. Pengembangan atas

aktivitas pengendalian berkaitan dengan kebijakan dan prosedur dapat dijabarkan dalam lima

aktivitas pengendalian berikut :

a) Pemisahan tugas

b) Otorisasi yang jelas atas transaksi dan aktivitas

c) Pendokumentasian dan pencatatan

d) Pengendalian fisik atas aset dan catatan

e) Pengecekan secara independen atas kinerja

d. Pemahaman Atas Informasi Dan Komunikasi

Bertujuan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, menganalisa, mencatat dan melaporkan

transaksi yang berguna untuk mempertanggungjawabkan kekayaan perusahaan. Auditor

memahami mengenai lingkup informasi dan komunikasi dengan melihat : klasifikasi transaksi

utama perusahaan, bagaimana transaksi tersebut terjadi, catatan akuntansi apa yang digunakan

dan sifat alaminya, bagaimana transaksi diproses termasuk pemakaian komputer, sifat dan

rincian proses pelaporan keuangan yang dilakukan.

e. Pemahaman Atas Monitoring

Aktivitas pemantauan berkaitan dengan penilaian yang dilakukan terus menerus untuk

memantau kinerja pengendalian internal oleh manajemen untuk menjelaskan operasi sudah

dilaksanakan dengan benar dan diubah sesuai dengan kondisi yang ada. Auditor perlu

memahami mengenai pemantauan untuk mengetahui aktivitas pemantauan seperti apakah yang

digunakan perusahaan dan bagaimana aktivitas tersebut dapat digunakan untuk

mengembangkan pengendalian internal bila dibutuhkan.

14

Page 15: Makalah Struktur pengendalian Intern

J. PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN

Pendokumentasian pehamaman SPI merupakan satu hal yang disyaratkan oleh Standar

Profesional Akuntan Publik. Pendokumentasian dimaksud ditujukan untuk merencanakan audit.

Bentuk dan lingkup dokumentasi dipengaruhi baik oleh lingkup dan kerumitan suatu usaha, maupun

sifat dari struktur pengendalian internnya. Ada tiga dokumentasi kertas kerja yang dapat digunakan

untuk itu, yaitu :

a. Kuisioner Pengendalian Intern

Kuisioner pengendalian intern berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai operasi kebijakan dan

prosedur pengendalian intern. Kuisioner merupakan cara yang banyak dipakai auditor untuk

mendokumentasikan pemahaman atas SPI klien.

Keuntungan utama penggunaan kuisioner adalah kemampuannya untuk mendokumentasikan

pemahaman secara lengkap. Disamping itu, kuisioner dapat disiapkan dengan cepat pada

permulaan penugasan audit. Kelemahan utama kuisioner adalah bahwa pemeriksaan bagian

individual sistem klien, dilaksanakan tanpa menghasilkan pandangan menyeluruh.

b. Bagan Alir

Bagan alir pengendalian intern merupakan representasi simbolik dalam bentuk diagram yang

menjelaskan  mengenai dokumen-dokumen klien, dan alur dokumen tersebut dalam organisasi.

Penggunaan bagan alir ini memungkinkan  auditor untuk melakukan penilaian secara tepat

mengenai  efektifitas SPI. Disamping itu, auditor dapat menghindari penelaahan secara rinci

terhadap uraian tertulis dan jawaban yang terdapat dalam kuisioner pengendalian intern.

Kelemahan cara ini adalah biasanya memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan

cara lain.

c. Narrative Memoranda Atau Deskripsi Naratif Yang Berisi Komentar Tertulis Tentang

Pertimbangan Auditor Tentang SPI

Deskripsi naratif adalah deskripsi tertulis yang  berisi komentar tentang pertimbangan atau

penilaian auditor mengenai SPI. Kebijakan cara ini adalah bahwa penggunaan deskripsi naratif

merupakan hal yang umum karena mudah dan sederhana untuk dilaksanakan. Kelemahannya

adalah kesulitan mendeskripsikan rincian SPI ke dalam kata-kata yang sederhana dan jelas.

Deskripsi dalam kata-kata yang jelas dan sederhana akan membuatnya lebih mudah untuk

dipahami, dan menghasilkan informasi yang memadai untuk menganalisis pengendalian secara

efektif, dan menetapkan risiko pengendalian.

15

Page 16: Makalah Struktur pengendalian Intern

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Struktur pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur yang diharapkan untuk memberi

keyakinan memadahi bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan dicapai. SPI harus dipahami melalui

prosedur audit oleh para auditor didalam melaksanakan auditnya.

SPI dirancang dengan tujuan pokok Menjaga kekayaan dan catatan organisasi (1) Mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi, (2) Mendorong efisiensi, (3) Mendorong dipatuhnya

kebijakan manajemen.

Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan sebagai berikut: (1)

Lingkungan Pengendalian, (2) Penaksiran Risiko, (3) aktivitas pengendalian, (4) informasi dan

komunikasi, dan (5) pemantauan. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,

mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar

untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Penaksiran risiko

adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya,

membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Aktivitas pengendalian

adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.

Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi

risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian,

penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang

melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan

yang meliputi  sistem akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan,

menganalisa, mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas asset

dan kewajiban. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern

sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan

pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara

terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya.

Sasaran pengendalian dapat diidentifikasikan atas 5 sasaran, yaitu: (1) Validitas (Validity), (2)

Kelengkapan (Completeness), (3) Keabsahan Pencatatan (Recording Propriety), (4) Penjagaan /

Pengamanan (Safeguarding), (5) Purna Tanggung Jawab (Subsequent Accountability).

16