analisis jurnal
DESCRIPTION
ANALISIS JURNALTRANSCRIPT
TUGAS ANALISIS JURNAL
Penentuan Status Gizi Berdasarkan Statistik Vital
tentang Angka Kematian
“Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Keluarga dengan Kematian Perinatal di
Wilayah Kerja Puskesmas Baamang Unit II Sampang Kalimantan Tengah
Januari-April 2010”
(Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Penentuan Status Gizi)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2014
TUGAS ANALISIS JURNAL
Penentuan Status Gizi Berdasarkan Statistik Vital
tentang Angka Kematian
“Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Keluarga dengan Kematian Perinatal di
Wilayah Kerja Puskesmas Baamang Unit II Sampang Kalimantan Tengah
Januari-April 2010”
(Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Penentuan Status Gizi)
Oleh:
Mar’atush Sholihah 112110101110
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2014
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3. Tujuan..................................................................................................................................2
1.3.1. Tujuan Umum..............................................................................................................2
1.3.2. Tujuan Khusus..............................................................................................................2
1.4. Manfaat................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
2.1. Puskesmas............................................................................................................................3
2.2. Kinerja Organisasi...............................................................................................................3
2.3. Kepuasan Pelanggan............................................................................................................3
2.4. Hubungan Kepuasan dengan Kinerja..................................................................................4
2.5. Kerangka Konsep.................................................................................................................4
2.6. Hipotesis Penelitian.............................................................................................................4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................................5
3.1 Jenis Penelitian....................................................................................................................5
3.2 Tempat Penelitian................................................................................................................5
3.3 Populasi & Sampel Penelitian.............................................................................................5
3.4 Definisi Operasional............................................................................................................5
3.5 Analisis Data........................................................................................................................5
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................................6
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................6
4.2 Saran....................................................................................................................................6
LAMPIRAN....................................................................................................................................7
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara global diakui bahwa status kesehatan merupakan salah satu tolok ukur
keberhasilan program pembangunan dan kesejahteraan nasional suatu masyarakat, bangsa
dan negara. Sedangkan kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari status gizi masyarakat
yang sangat menentukan kualitas sumberdaya manusia, prestasi akademik, dan daya saing
bangsa. Kasus gizi buruk, angka kematian ibu dan bayi, serta angka kurang gizi pada ibu
dan anak diyakini akan menurunkan kualitas sumberdaya dan daya saing bangsa, sehingga
dapat menghambat laju pembangunan bangsa dan negara.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia berada pada posisi 124 dari 187
negara (UNDP, 2011). Posisi ini berada di bawah negara ASEAN lainnya seperti
Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja, bahkan Laos. Rendahnya IPM di
Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk. Hal ini
terlihat dari masih tingginya angka kematian bayi, angka kematian balita, dan angka
kematian ibu. Di samping dampak langsung terhadap kesakitan dan kematian, gizi kurang
juga berdampak pada pertumbuhan serta perkembangan intelektual dan produktivitas.
Beberapa target MDG’s juga belum mencapai target yang diharapkan, seperti angka
kematian ibu yang jumlahnya cukup besar yaitu 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup
(target MDG’s 102 kematian per 100.000 kelahiran), prevalensi balita kekurangan gizi
mencapai 18,4% (Target MDG’s 15,5 %), dan. dan angka kematian balita masih 44 per
1.000 balita (Target MDG’s 32 kematian per 1000 balita).
http://fkm.unej.ac.id/en/component/content/article/78-berita/159-dasar-pemikiran-
munas-4-persakmi Menurut data dari UNICEF pada tahun 2011 balita yang menderita
gizi buruk di Indonesia mencapai 40%. Kasus gizi buruk ditemukan tidak hanya di
perdesaan, tetapi juga di perkotaan. Di Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur,
Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur permasalahan ini selalu muncul seakan
menjadi persoalan yang tidak teratasi. Sementara itu menurut Laporan Pencapaian
2
Pembangunan Millenium Indonesia 2010 Bappenas, angka kematian bayi (AKB) pada
tahun 2007 adalah 34 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target
Millenium Development Goals (MDG’s) 2015 yakni 23 per 1.000 kelahiran hidup.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari 9 juta bayi setiap
tahun meninggal sebelum lahir atau pada minggu pertama kehidupannya (periode perinatal)
dan hampir semua kematian perinatal (Perinatal Mortality Rate) terjadi di negara
berkembang (USAID, 1999). Angka Kematian Perinatal (AKP) di negara maju 10 per
1.000 kelahiran, sedangkan di negara berkembang 50 per 1.000 kelahiran, angkanya lima
kali lebih tinggi daripada negara maju (WHO, 2006).
Beberapa penyebab kematian bayi menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) 2001 dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu sampai hari ketujuh setelah
persalinan (masa perinatal). Penyebab kematian bayi yang terbanyak adalah karena
pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur, dan berat
badan bayi lahir yang rendah yaitu sebesar 38,85%. Sedangkan penyebab lainnya yang
cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia
intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir (asfiksia lahir)
yaitu sebesar 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,82% kematian perinatal
dihubungkan pada kondisi ibu saat melahirkan (Depkes RI, 2007). Menurut Survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003 di antara 15.235 kehamilan ditemukan
147 (0,96%) lahir mati dan 224 (1,48%) kematian neonatal dini sehingga menghasilkan
angka kematian perinatal 24 per 1.000 kelahiran. AKP menyumbang sekitar 77% dari
kematian neonatal, dimana kematian neonatal menyumbang 58% dari total kematian bayi
(BPS, 2003).
Pengendalian kematian perinatal akan berkontribusi sangat besar terhadap
penurunan AKB. Penurunan kematian perinatal sangat ditentukan oleh penatalaksanaan
kesehatan ibu pada saat kehamilan, menjelang persalinan, dan setelah persalinan. Beberapa
penelitian telah membuktikan bahwa kelangsungan hidup pada masa perinatal juga
dihubungkan oleh sejumlah faktor meliputi karakteristik demografi dan sosial ekonomi ibu,
riwayat kesehatan reproduksi ibu, kondisi kesehatan bayi, dan lingkungan tempat tinggal
(Prameswari, 2007).
3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka masalah yang diangkat
yaitu “Bagaimana hubungan status sosial ekonomi keluarga dengan kematian perinatal
dikatikan dengan status gizi ibu?”
1.3. Tujuan
Untuk menganalisis hubungan status sosial ekonomi keluarga dengan kematian perinatal
dikaitkan dengan status gizi ibu.
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Puskesmas
2.2. Kinerja Organisasi
2.3. Kepuasan Pelanggan
4
2.4. Hubungan Kepuasan dengan Kinerja
2.5. Kerangka Konsep
2.6. Hipotesis Penelitian
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Tempat Penelitian
3.3 Populasi & Sampel Penelitian
3.4 Definisi Operasional
3.5 Analisis Data
6
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
7
LAMPIRAN