analisi masalah selli blok 27 e

27
Analisi Masalah 1. Etiologi presentasi bokong? Hingga saat ini etiologi dari breech presentation belum diketahui, tetapi ada beberapa teori yang menyebutkan bahwa breech presentation dapat pengaruhi oleh : Prematuritas (proporsi kepala-badan) Abnormalitas struktur panggul dan uterus Mioma uteri Abnormalitas atau anomali fetus Polihidramnion Kehamilan ganda 2. Hubungan keluhan dengan PEB? (Dizzy) 3. Pemeriksaan fisik. Outer examination: hard parts are palpable in the right side of mother’s abdomen. Interpretasi: Adanya teraba fundus dengan bagian keras dan bulat (kepala) 4. WD (sudah kemarin) 5. Epidemiologi (LI) Frekuensi Preeklampsia Di Indonesia frekuensi kejadian Preeklampsia sekitar 3-10% (menurut Triadmojo, 2003) sedangkan di Amerika serikat dilaporkan bahwa kejadian Preeklampsia sebanyak 5% dari

Upload: yoga-kharisma

Post on 07-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Analisi Masalah1. Etiologi presentasi bokong?Hingga saat ini etiologi dari breech presentation belum diketahui, tetapi ada beberapa teori yang menyebutkan bahwa breech presentation dapat pengaruhi oleh : Prematuritas (proporsi kepala-badan) Abnormalitas struktur panggul dan uterus Mioma uteri Abnormalitas atau anomali fetus Polihidramnion Kehamilan ganda

2. Hubungan keluhan dengan PEB? (Dizzy)

3. Pemeriksaan fisik. Outer examination: hard parts are palpable in the right side of mothers abdomen. Interpretasi: Adanya teraba fundus dengan bagian keras dan bulat (kepala)4. WD (sudah kemarin)5. Epidemiologi (LI)Frekuensi PreeklampsiaDi Indonesia frekuensi kejadian Preeklampsia sekitar 3-10% (menurut Triadmojo, 2003) sedangkan di Amerika serikat dilaporkan bahwa kejadian Preeklampsia sebanyak 5% dari semua kehamilan (23,6 kvasus per 1.000 kelahiran). (menurut Dawn C Jung, 2007).Pada primigravida frekuensi Preeklampsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda, pada (tahun 2000) mendapatkan angka kejadian Preeklampsia dan eklamsia di RSU Tarakan Kalimantan Timur sebesar 74 kasus (5,1%) dari 1413 persalinan selama periode 1 Januari 2000 sampai 31 Desember 2000, dengan Preeklampsia sebesar 61 kasus (4,2%) dan eklamsia 13 kasus eklamsia 13 kasus (0,9%). Dari kasus ini terutama dijumpai pada usia 20-24 tahun dengan primigravida (17,5%). Sindrom HELLP terjadi pada 2-12% kehamilan. (1,3,5,7) Sebagai perbandingan, preeklampsi terjadi pada 5-7% kehamilan.Superimposed sindrom HELLP berkembang dari 4-12% wanita preeklampsi atau eklampsi. Tanpa preeklampsi, diagnosis sindrom ini sering terlambat. Faktor risiko sindrom HELLP berbeda dengan preeklampsi.(4)Sindrom HELLPPre eklamsi

MultiparaUsia ibu > 25 tahunRas kulit putihRiwayat keluaran kehamilan yangjelekNulliparaUsia ibu < 20 tahun atau > 40 tahunRiwayat keluarga preeklampsiAsuhan mental (ANC) yang minimalDiabetes MelitusHipertensi KronikKehamilan multipel

Dalam laporan Sibai dkk (1986), pasien sindrom HELLP secara bermakna lebih tua (rata-rata umur 25 tahun) dibandingkan pasien preeklampsi-eklampsi tanpa sindrom HELLP (rata-rata umur 19 tahun). lnsiden sindrom ini juga lebih tinggi pada populasi kulit putih dan multipara.(1,3,7)

Presentasi bokong biasanya ditemukan kira-kira 3-4% kelahiran bayi tunggal. Pada tahun 1990-an ditemukan sekitar 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir di AS. Di Belanda, GreenHill melaporkan 2,3% jumlah kasus persalinan dengan presentasi bokong. Di RS.Hasan Sadikin Bandung sebesar 4,6%, dan di RSUP.H. Adam Malik/ RSUD. Dr. Pirngadi Medan ditemukan 4,4% kasus presentasi bokong.

6. Komplikasi(LI)PEB: Komplikasi preeklamsia berat antara lain: Eklamsia, HELLP Sindrom, Edema pulmonum, DIC, Gagal ginjal akut, Ruptur hepar, Solutio plasenta, Perdarahan serebral dan gangguan visus. Presentasi bokong: Sufokasi : aspirasi darah, lendir, mekonium, air ketuban terhisap ke jalan napas Prolaps tali pusat Asfiksia Kerusakan jaringan otak Fraktur pada tulang-tulang bayi : humerus, klavikula, femur, dislokasi bahu, tulang kepala Cedera pleksus brakialis, hematoma otot-otot

Learning issueBreech PresentationPresentasi bokong (breech presentation) terjadi ketika bokong janin lebih dahulu memasuki rongga panggul. Istilah breech (bokong) mungkin berasal dari kata yang sama dengan britches, yang menggambarkan kain untuk menutupi selangkangan dan paha. Untuk alasan tertentu, presentasi bokong umumnya terjadi sebelum aterm. Namun yang paling sering terjadi sebelum proses persalinan dimulai janin berputar spontan sehingga presentasinya menjadi presentasi kepala. Oleh karena itu presentasi bokong hanya terjadi pada 3 - 4 % kelahiran tunggal. (1,2)Hal ini menunjukkan bahwa secara normal bayi memilih posisi yang paling tepat sesuai dengan ruang intrauterin yang normal. Maka jika tetap terjadi presentasi bokong, ini berhubungan dengan adanya kelainan pada janin, volume air ketuban, lokasi plasenta atau kelainan pada uterus.Di Indonesia,Program Indonesia Sehat 2010, Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan indikator yang paling peka untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak. Malpresentasi dapat mengakibatkan timbulnya penyebab kematian perinatal termasuk diantaranya adalah presentasi bokong. Kejadian hipoksia dan trauma lahir pada perinatal dapat ditemui pada kasus persalinan dengan malpresentasi yaitu pada presentasi bokong. Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena persalinan dengan presentasi bokong sebesar 4-5 kali dibandingkan dengan presentasi kepala. Sebab kematian yang paling sering pada persalinan dengan presentasi bokong adalah penanganan persalinan yang kurang sempurna.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 DEFINISIPresentasi bokong adalah letak memanjang, dimana bokong sebagai bagian terendah, sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri. (1,2,3,4)

2.2. EPIDEMIOLOGIPresentasi bokong biasanya ditemukan kira-kira 3-4% kelahiran bayi tunggal. Pada tahun 1990-an ditemukan sekitar 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir di AS. Di Belanda, GreenHill melaporkan 2,3% jumlah kasus persalinan dengan presentasi bokong. Di RS.Hasan Sadikin Bandung sebesar 4,6%, dan di RSUP.H. Adam Malik/ RSUD. Dr. Pirngadi Medan ditemukan 4,4% kasus presentasi bokong.

2.3. ETIOLOGIUmumnya penyebabnya belum jelas, tetapi ada beberapa faktor predisposisi yaitu ;a. Kelainan dari Ibu1. Kelainan Uterus Tumor dari uterus yang mendesak uterus Kelainan bawaan uterus, seperti uterus arkuatus yang dapat mengubah letak janin

2. Kelainan panggulPintu atas panggul yang terlalu luas atau terlalu sempit dapat mengganggu fiksasi dari kepala janin.3. Kelainan dari jumlah air ketubanHidramnion menyebabkan terlampau bebasnya pergerakkan janin dalam uterus sehingga fiksasi kepala terganggu dan pada oligohidramnion gerakan janin terbatas sehingga terhalang versi spontan dari janin.4. Kelainan implantasi plasentaMisalnya plasenta previa yang menghalangi turunnya kepala ke pintu atas panggul.b. Kelainan dari Janin1. Bayi prematurPada bayi premature ukuran kepala masih kecil, fiksasi kepala tidak sempurna2. Kehamilan gandaUmumnya pada kehamilan kembar, janin menyesuaikan dirinya dalam rahim.3. Bayi matiPresentasi bokong terjadi pada keadaan ini oleh karena gerakan janin tidak ada lagi.4. Bayi dengan kelainan bawaanKelainan bawaan pada kepala bayi dapat mengganggu fiksasi dari kepala bayi, misalnya hidrosefalus, ansefalus dan mikrosefalus. (3,4)2.4. JENIS-JENIS PRESENTASI BOKONGAda 3 klasifikasi dari presentasi bokong :1. Frank breech (Presentasi bokong sempurna)Dimana ekstremitas bawah fleksi pada paha dan ekstensi pada lutut. Sehingga kaki terletak dekat dengan kepala. Pada pemeriksaan dalam hanya bokong yang dijumpai sebagai bagian terbawah.2. Complete breech (Presentasi bokong lengkap)Dimana ekstremitas bawah fleksi pada paha dan salah satu atau kedua lutut juga fleksi. Pada pemeriksaan dalam selain bokong, kaki juga dijumpai disamping bokong.3. Incomplete breech (Presentasi bokong tidak lengkap)Dimana salah satu atau kedua paha tidak fleksi dan salah satu atau kedua kaki terletak di bawah bokong. Sehingga pada pemeriksaan dalam kaki atau lutut yang merupakan bagian terbawah. Terdiri dari : Footling breech salah satu atau kedua kaki dijumpai dulu, dengan bokong pada posisi yang tinggi. Ini jarang tetapi relatif umum pada janin premature. Kneeling breech janin dalam posisi lutut, dengan salah satu atau kedua kaki ekstensi di pinggul dan fleksi di lutut. Ini sangat jarang. (2,3,4)

Dari semua persalinan diperoleh 2,5 3 % merupakan persalinan presentasi bokong, diantaranya 75 % presentasi bokong sempurna dan 25 % adalah presentasi bokong tidak sempurna seperti presentasi kaki dan lutut. (3)

2.5. DIAGNOSIS(1-6)Disamping presentasi bokong ditegakkan dengan pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam dan pemeriksaan penunjang seperti USG yang dilakukan apabila dengan pemeriksaan dalam menemui kesulitan seperti pasien dengan berat badan yang lebih, perut tegang, hidramnion dan lain-lain. Ibu hamil dengan presentasi bokong selalu mengemukakan gerakan janin yang dirasakan padanya yaitu adanya penekanan pada ulu hati oleh kepala janin yang diraba pada bagian fundus. (1,3,4)

2.5.1. Inspeksi Umumnya secara inspeksi tidak dijumpai tanda yang spesifik. Bentuk rahim kadang kala kelihatan dengan bentuk cekungan yang melintang difundus. (2,3)

2.5.2. Palpasi Cara palpasi yang dipakai adalah dengan cara LEOPOLD. Pada Leopold I: Teraba bagian janin yang keras dan bulat serta mudah digerakkan ( ballottement ) pada fundus uteri. Kepala biasanya terletak di daerah hypochondrium, disebabkan fleksi tulang panggul. Kadang-kadang kepala teraba di daerah epigastrium. Jika air ketuban sedikit dan posisi dorso posterior kepala menjadi fleksi dan tidak mudah bergerak sehingga ballottement sukar ditemukan, juga jika air ketuban berlebihan (polihidramnion) sukar untuk meraba kepala. (2,3)Pada Leopold II: Menunjukkan punggung berada pada satu sisi abdomen dan bagian-bagian kecil janin pada sisi yang lain.Pada Leopold III: Teraba bokong janin yang lunak, dan kurang bulat dibandingkan kepala janin yang teraba pada perasat Leopold I. Bila belum Enggagement, diameter intertrochanterica dari panggul janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas panggul.Pada Leopold IV: Menunjukkan posisi bokong yang mapan dibawah simfisis.

Seringkali ibu menyatakan bahwa pada kehamilannya ini terasa penuh di bagian atas abdomen dan menyesak daerah ulu hati dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah abdomen.

2.5.3. AuskultasiBunyi jantung janin umumnya cenderung terdengar setinggi sekitar umbilicus atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.. (2,3)

2.5.4. Pemeriksaan Dalam Sebelum inpartu sedikit yang dapat diperoleh dari pemeriksaan dalam terhadap presentasi dan posisi janin. Bila telah inpartu pemeriksaan dalam diperlukan untuk menentukan jenis dan posisi presentasi bokong. Pada presentasi bokong dapat teraba sacrum, kedua tuberositas ischiadica dengan processus spinosumnya dan anus. Pada penurunan lebih lanjut, dengan pemeriksaan dalam yang baik, genitalia eksterna dapat dikenali. Apabila teraba bagian kecil yakni kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki teraba tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari tangan kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan janin.Pada partus tak maju, bokong bisa terjadi edema, sehingga dapat meragukan diagnosa presentasi muka. Anus teraba seperti mulut dan tuberositas ischiadica seperti rahang atas. Dengan perabaan hati hati, telunjuk yang masuk ke dalam anus terasa tegangan otot otot spinter ani dan bila tangan dikeluarkan terdapat meconium pada sarung tangan. Posisi presentasi bokong ditentukan berdasarkan letak sakrum janin terhadap panggul ibu. Sakrum kiri depan yang terbanyak 45%, menyusul sakrum kanan depan 30%.(2,3)Pada Presentasi bokong sempurna (Complete Brecch), kedua kaki dapat diraba disamping bokong. Sedangkan pada Incomplete Breech , hanya teraba satu kaki disamping bokong. Dan pada Frank Breech tidak teraba kaki disamping bokong.

2.5.5. Ultrasonografi (USG)Ultrasonografi atau USG dapat dipergunakan untuk menentukan lokasi kepala janin, memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan untuk menentukan usia kehamilan serta kesejahteraan janin. (1,2,3)Apabila dipertimbangkan untuk persalinan pervaginam, tipe presentasi bokong merupakan hal yang penting diperhatikan, serta ada tidaknya fleksi dari kepala janin. Peran Pelvimetri radiologik dalam menentukan tindakan persalinan sungsang masih menjadi kontroversial.

2.6. TATALAKSANA PENANGANAN PRESENTASI BOKONG2.6.1. Penanganan dalam kehamilan, dapat dibagi :(1-5)a. Knee Chest Position ( KCP ) Greenhill menyatakan bahwa versi spontan adalah hasil yang diharapkan setelah melakukan KCP ini. Dilakukan 2 3 kali sehari selama 10 15 menit.Diharapkan bokong janin yang telah turun bebas kembali sehingga terjadi versi spontan. Usia kehamilan yang dianjurkan untuk melakukan KCP adalah pada usia kehamilan 30 32 minggu.

b.Versi LuarVersi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan diatas 32 minggu. Pada primigravida 32 34 minggu dan pada multigravida 34 36 minggu. Sedangkan setelah 38 minggu versi luar sulit dilakukan karena janin sudah cukup besar, jumlah air ketuban sudah berkurang. Syarat-syarat versi luar :1. Janin diharapkan dapat dilahirkan pervaginam2. Bagian terendah janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas panggul3. Ibu tidak gemuk, agar penolong dapat meraba bagian-bagian janin4. Selaput ketuban masih utuh5. Pada keadaan yang inpartu, dilatasi serviks < 4 cm Kontraindikasi untuk melakukan versi luar adalah : Panggul sempit Perdarahan antepartum Hipertensi Hamil kembar Kelainan uerus

Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak dan presentasi janin harus pasti, dan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Versi luar harus dengan kekuatan ringan tanpa paksaan. Penggunaan narkosis dalam versi luar masih kontroversial, mengingat penderita tidak merasakan sakit sehingga tenaga penolong berlebihan melakukan versi luar, dapat menyebakan terjadinya solusio plasenta. Perlu alat ultrasonografi untuk memandu reposisi janin pada versi luar.

2.6.2. Penanganan dalam persalinan Penanganan pada masa persalinan secara garis besar ada dua cara persalinanpresentasi bokong yaitu pervaginam dan perabdominal ( seksio sesaria ). (2,3,4)

1. Persalinan PervaginamSyarat syarat persalinan pervaginam :1. Panggul adekuat2. Presentasi bokong sempurna (Frank breech) 3. Berat badan janin < 3500 gram, 4. Kehamilan aterm5. Kepala janin fleksi 6. Pemeriksaan USG untuk mengestimasi berat badan janin, fleksi kepala janin dan kelainan kongenital7. Tidak ada lilitan tali pusat di leher janin (1,2,3)

Syarat Pimpinan Meneran Kala II Pada Persalinan Letak Sungsang :1. Pembukaan lengkap2. Bokong di Hodge III atau lebih3. Ketuban ditunggu pecah sendiri, atau dipecahkan bila pembukaan lengkap4. Hati-hati prolaps tali pusat5. Hati-hati "aftercoming head6. Tersedia forcep (cunam) Piper7. Operator yang kompeten dalam menolong persalinan sungsang dan dapat melakukan penanganan komplikasi.

Persalinan pervaginam dibagi atas :1. Persalinan spontan (Spontaneus Breech)Yang dimaksud persalinan spontan adalah lahirnya janin seluruhnya dengan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara BRACHT. Tahap Pertama : Fase Lambat, lahirnya bokong sampai dengan umbilikus Tahap Kedua : Fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut bayi, dimana harus dilahirkan cepat karena umbilikus dapat terjepit. Tahap Ketiga : Fase lambat, lahirnya mulut sampai seluruh kepala.S8etelah bokong lahir, umbilikus dikendorkan terlebih dahulu, kemudian bokong dicengkeram dan melakukan hiperlordosis pada punggung janin guna mengikuti gerakan rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya mengarahkan gerakan tanpa melakukan tarikan pada bayi.

2. Ekstraksi Parsial (Partial Breech Extraction/Assisted Breech Delivery/Manual Aid )adalah lahirnya anak secara spontan sampai batas umbilikus ( pasif ). Kemudian seluruh tubuh bayi dilahirkan dengan pertolongan aktif. Pada fase pasif kita harus menunggu dengan sabar sampai lahir tubuh bayi sebatas umbilikus.

A. Cara melahirkan bahu dan lengan ada beberapa cara :Cara Klasik (Deventer)Adalah melahirkan bahu dan lengan belakang lebih dahulu, karena lengan belakang berada di ruangan yang lebih luas (sakrum), baru kemudian melahirkan lengan depan yang berada dibawah simfisis.

Cara LovsetSetelah sumbu bayi berada dalam ukuran muka belakang, tubuh bayi ditarik ke bawah lalu dilahirkan bahu dan lengan belakang, setelah itu bayi diputar 900 sehingga bahu depan menjadi bahu belakang, lalu dilahirkan.

Cara MullerTarik bayi vertikal ke bawah lalu dilahirkan bahu dan lengan depan. Cara melahirkan bahu-lengan depan bisa spontan atau dikait dengan satu jari menyapu muka. Lahirkan bahu belakang dengan menarik kaki ke atas, lalu bahu-lengan belakang dikait dengan menyapu muka.

B. Cara Melahirkan KepalaCara Mauriceau (Veit Smellie)Masukka jari-jari penolong ke dalam mulut bayi (muka mengarah ke kiri gunakan jari kiri, mengarah ke kanan gunakan jari kanan). Kegunaan jari dalam mulut untuk menambah fleksi kepala bayi. Selanjutnya, Letakkan tubuh bayi dengan menunggang pada lengan penolong, sementara tangan lain memegang pada tengkuk bayi sambil menundukkan kepala bayi agar tetap fleksi

Cara NaujoksSatu tangan memegang leher bayi dari depan, tangan lain memegang leher dari belakang pada bahu, tarik bayi ke bawah dengan bantuan penolong lain menekan dari atas simfisis.

Cara Prague terbalik Cara ini dipakai bila ubun-ubun kecil berada di belakang dekat sakrum dan muka bayi menghadap simfisis. Satu tangan memegang bahu bayi dari belakang/bawah dan punggung bayi diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan lain memegang kedua pergelangan kaki, lalu menarik bayi ke arah atas bersamaan dengan tarikan paada bahu bayi. Sehingga perut bayi mendekati perut ibu. Dalam hal ini laring sebagai sumbu (hipomoclion).

3. Ekstraksi Totalis (Total Breech Extraction )Dilakukan dimana seluruh badan anak masih berada di dalam jalan lahir. Hampir seluruh ahli kebidanan menyetujui bahwa tindakan ini hanya dilakukan bila ada indikasi darurat. Misalnya indikasi untuk anak adalah gawat janin.Sedangkan indikasi untuk ibu adalah penyakit penyakit ibu yang tidak boleh mengedan. Mortalitas anak dengan tindakan ini sangat tinggi, oleh karena itu semua ahli sependapat untuk melakukan seksio sesaria dari pada melakukan ekstraksi totalis. Ada 2 cara melakukan Ekstraksi Totalis, yaitu :a. Ekstraksi kaki (Perasat Pinard)Jika kaki yang turun maka dilakukan tarikan dengan memegang kaki yang turunb. Ekstraksi bokongDilakukan jika bokong telah turun memasuki rongga panggul. (1,2,3,4)

Cara Reposisi Lengan Menunjuk (Nuchal Arms)Lengan menunjuk adalah bila salah satu lengan janin melingkar di belakang leher dan menunjuk ke suatu arah. Cara reposisinya adalah sebagai berikut :1. Satu tangan menunjukJanin diputar 900 ke arah mana tangan menunjuk, sehingga tangan akan terlepas dengan gerakan menyapu kepala.2. Kedua tangan menunjukUntuk tangan pertama seperti diatas, dan untuk tangan kedua diputar berlawanan arah 1800Cara Melahirkan Lengan MenjungkitLengan menjungkit adalah lengan dalam posisi lurus keatas di samping kepala. Cara terbaik untuk melahirkan lengan menjungkit adalah dengan cara Lovset.

Cara melahirkan kepala yang sulit lahir (After Coming Head)1. Bila janin masih hidup, lahirkan kepala dengan ekstraksi forcep (Cunam Piper). Cunam Piper memiliki lengkung kepala dan lengkung panggul yang sesuai dan panjang, dapat dipergunakan untuk melahirkan kepala pada keadaan After Coming Head. Langkah 1 : Tubuh janin disanggah keatas menggunakan kain/handuk yang hangat. Langkah 2 : dilakukan pemasangan cunam piper pada kepala janin yang after coming head. Langkah 3 : dilakukan tarikan kepala searah sumbu lahir dan ke arah atas, sementara penolong lain memegang kain/ handuk yang menyanggah tubuh bayi mengikuti arah tarikan kepala oleh cunam piper yang dilakukan penolong pertama. Indikasi Cunam Piper ini setara dengan pertolongan pengeluaran kepala cara Mauriceau. 2. Bila janin sudah meninggal, dilakukan embriotomi

2.6.3.Penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi 1. Sufokasi : aspirasi darah, lendir, mekonium, air ketuban terhisap ke jalan napas2. Prolaps tali pusat3. Asfiksia4. Kerusakan jaringan otak5. Fraktur pada tulang-tulang bayi : humerus, klavikula, femur, dislokasi bahu, tulang kepala6. Cedera pleksus brakialis, hematoma otot-otot. (1,3)

II. Persalinan Per-abdominalPritchard menganjurkan untuk memperkecil morbiditas dan mortalitas pada bayi, seksio sesaria dilakukan dalam keadaan-keadaan berikut (1)1. Presentasi bokong dengan bayi besar > 4000 gram2. Presentasi bokong dengan bayi besar dengan panggul sempit serta beberapa kelainan bentuk panggul3. Presentasi bokong dengan kepala hiperekstensi4. Presentasi bokong belum inpartu dan keadaan Ketuban pecah dini. 5. Presentasi bokong dengan disfungsi uterus6. Presentasi kaki atau Incomplete Breech7. Janin Prematur yang Viable8. Severe IUGR9. Presentasi bokong dengan kematian perinatal sebelumnya atau riwayat trauma lahir pada persalinan sebelumnya dan nilai sosial anak yang tinggi (anak sangat berharga). (2,3)10. Permintaan untuk sterilisasi11. Penolong yang kurang kompeten

Gambar :

Gambar: melahirkan bayi perabdominal dengan persentasi bokong

2.7. Zatuchni dan Andros Scoring

Zatuchni dan Andros telah melakukan suatu indeks prognosis untuk menilai lebih tepat apakah persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau perabdominal, sebagai berikut :

KriteriaSkor 0Skor 1Skor 2

ParitasPrimigravidaMultigravida

Umur Kehamilan >39 minggu 3650 gr3176 - 3649 gr2 kali

Pembukaan Serviks4cm

Station