analisis masalah dan li selli novita

41
Nama : Selli Novita Belinda NIM : 04101001025 Analisis masalah 1. Apa saja yang menyebabkan pusing, malaise, dan kelelahan pada saat kehamilan? Jawab: (Tri, Tari) 2. Bagaimana pergerakan janin normal pada usia 32 minggu kehamilan? ( fisiologi pergerakan janin) Jawab: (Lia) 3. Bagaimana interpretasi dari presentasi bokong? Jawab: (kak Nad) Presentasi sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kacum uteri. Presentasi sungsang terjadi bila panggung atau ekstremitas bawah janin berada di pintu atas panggul. Dengan insidensi kejadian 3-4% Klasifikasi Presentasi Sungsang

Upload: selli-novita-belinda

Post on 12-Aug-2015

37 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Nama : Selli Novita Belinda

NIM : 04101001025

Analisis masalah

1. Apa saja yang menyebabkan pusing, malaise, dan kelelahan pada saat kehamilan?

Jawab:

(Tri, Tari)

2. Bagaimana pergerakan janin normal pada usia 32 minggu kehamilan? ( fisiologi

pergerakan janin)

Jawab:

(Lia)

3. Bagaimana interpretasi dari presentasi bokong?

Jawab:

(kak Nad)

Presentasi sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di

fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kacum uteri. Presentasi sungsang terjadi

bila panggung atau ekstremitas bawah janin berada di pintu atas panggul. Dengan

insidensi kejadian 3-4%

Klasifikasi Presentasi Sungsang

1. Frank breech /bokong murni (50-7-%) ekstremitas bawah mengalami fleksi pada

sendi panggul dan ekstensi pada sendi lutut sehingga kaki terletak berdekatan dengan

kepala.

2. Complete breech/bokong sempurna (5-10%) satu atau kedua kaki atau lutut dalam

keadaan fleksi.

3. Foot lign atau incomplete /presentasi kakai (10-30%) satu atau kedua kaki atau

lutut terletak dibawah bokong sehingga kaki atau lutut bayi terletak paling bawah

pada jalan lahir.

Page 2: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Presentasi sungsang pada kehamilan tunggal dengan BB janin <2500g : 40%

adalah FrankBreech, 10% adalah complete breech, dan 50% adalah foot ling

breech

Presentasi sungsang pada kehamilan tunggal dengan BB janin >2500g: adalah

65% frank breech, 10% adalah complete breech, dan 25% adalah foot ling

breech.

Faktor yang mempengaruhi malpresentasi:

1. Faktor maternal dan uterus : panggul sempit, neoplasma, kelainan uterus,

pada uterus bicornis, kelainan letak dan besarnya plasenta. Keadaan

seperti plansenta previa disertai dengan kedudukan janin yang tidak baik.

2. Faktor janin : bayi yang besar, kesalahan dalam dalam prioritas janin

misalnya pada presentasi bokong atau letak lintang, sikap janin: tidak

fleksi tapi ekstensi, kehamilan ganda, kelaina janin : hidrosefalus dan

anenchepalus, hydramnion.

Pengaruh malpresentasi:

Page 3: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

1. Pengaruh pada ibu : karena diperlukan kerja otot uterus dan perut yang lebih

besar dan karena persalinan sering berjalan lama, perineum dsn jaringan lunak

lebih teregang sehingga lebih banyak terjadi robekan, perdarahan lebih banyak

berasal dari robekan uterus, cervix, dan vagina dan tempat perlekatan

plasenta.

Insidensi infeksi lebih tinggi, disebabkan oelh:

Ketuban pecah awal

Perdarahan banyak

Kerusakan jaringan

Pemeriksaan vaginal dan rectal yang sering

Pasien mengeluh kesakitan sebelum uterus mengeras dan masih terus

merasakan nyeri setelah uterus relaksasi.

Paresis usus dasn vesica urinaria menambah penderitaan pasien.

2. Pengaruh pada janin : janin tidak sempurna menyesuaikan diri dengan

panggul sehingga lebih melewati panggul dan menyebabkan perputaran

(moulage) berlebihan. Persalian yang lama berpengaruh lebih berat untuk

janin, mengakibatkan insidensi yang lebih tinggi. Insidensi tindakan yang juga

lebih tinggi memperbesar bahaya trauma pada bayi. Tali pusat membumbung

lebih sering terjadi.

Etiologi:

⁻ Kehamilan prematur

⁻ Hidramnion, ologohidramnion

⁻ Kelainan uterus (uterus bicornu atau uterus septum)

⁻ Tumor panggul

⁻ Riwayat presentasi bokong

⁻ Multipara

⁻ Panggul sempit

⁻ Hidrosepalus, anensepalus

⁻ Kehamilan kembar

Page 4: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Penyulit

⁻ Morbiditas dan motalitas perinatal akibat pelahiran yang sulit

⁻ BBLR pada kehamilan preterm, pertumbuhan terlambat atau keduanya

⁻ Prolaps tali pusat

⁻ Plasenta previa

⁻ Anomali janin, neonatus dan bayi

⁻ Anomali dan tumor uterus

Diagnosis

⁻ Palpasi dan balotement leopold I: teraba kepala (balotement) di fundus

uteri

⁻ Vaginal toucher: teraba bokong yang lunak dan irregular

⁻ X-ray: dapat membedakan dengan presentasi kepala dan pemeriksaan ini

penting untuk menentukan jenis presentasi sungsang dan jumlah

kehamilan serta adanya kelainan kongenital.

⁻ USG : presentasi janin, ukuran, jumlah kehamilan, lokasi plasenta, jumlah

cairan amnion, malforasi jaringan lunak atau tulang janin.

Page 5: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Penatalaksanaan:

1. Pemeriksaan:

⁻ Pasien harus dirawat di RS bila terdapat tanda persalinan atau terjadi

ketuban pecah (dikhawatirkan terjadi prolaps tali pusat)

⁻ Di RS dilakukan pemeriksaan USG ulang untuk memastikan jenis

persalian sungsang –fleksi kepala janian –kelainan kongenital

⁻ Lakukan anamnesi dan pemeriksaan untuk menentukan keadaan ibu

dan anak

⁻ Tentukan cara persalinan yang dipilih

2. Pemantauan kesehatan janin

⁻ Selama persalinan, bila mungkin lakukan pemantauan detak jantung

janin secara terus-menerus (electronic fetal heart rate monitoring)

Page 6: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

3. Oksitosin drip

Digunakan bila kontraksi uterus tidak memuaskan dengan pengawasan pada

ibu dan anak secara ketat.

Persalinan

Penentuan cara persalinan;

Page 7: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Metode lain:

Zatuchni Andros Breech Scoring

Persalinan sungsang pervaginam dengan prognosis baik bila Zatuchni Andros

Breech Scoring antara 0-4. Persalinan sungsang perabdominal dengan sectio

caesarea saat ini lebih sering dilakukan.

4. Apa hubungan kelahiran posterm pada anak ketiga dengan induksi dan keadaan ibu yang

sekarang?

Jawab:

(Tri)

5. Apa yang menyebabkan PPH?

Jawab:

(Tari, kak Nad)

a. Perdarahan dari tempat implantasi plasenta

Hipotoni sampe atonia uteri;

⁻ Akibat anestesi

⁻ Distensi berlebihan (gemeli, anak besar, hidramnion)

Page 8: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

⁻ Partus lama, partus kasep

⁻ Partus presipitatus/partus terlalu cepat

⁻ Persalinan karena induksi oksitosin

⁻ Multiparitas

⁻ Korioamnionitis

⁻ Pernah atonia sebelumnya

Sisa plasenta

⁻ Kotiledon atau selaput ketuban tersisa

⁻ Plasenta susenturiata

⁻ Plasenta akreta, inkreta, perkreta

Perdarahan karena robekan

⁻ Episiotomi yang melebar

⁻ Robekan pada perineum, vaginam serviks

⁻ Ruptura uteri

Gangguan koagulasi

⁻ Jarang terjadi, tapi bisa memperburuk keadaan.

6. Bagaimana hubungan riwayat komplikasi PPH pada kelahiran ketiga dengan kehamilan

sekarang?

Jawab:

(Lia, Yuli)

Adanya riwayat komplikasi PPH pada saat kelahiran anak ketiga merupakan suatu faktor

predisposisi untuk menderita anemia pada saat kehamilan selanjutnya. Kemungkinan

disebabkan karena pemenuhan akan zat besi belum tercukupi (faktor nutrisi).

7. Jelaskan aspek nutrisi pada ibu hamil?

Jawab:

(Tri, Yuli, Desi, Tari, Lia)

8. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik dan mekanisme keabnormalannya?

Page 9: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Jawab:

(kak Cey, Tri)

9. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan luar dan mekanisme keabnormalannya?

Jawab:

10. Bagaimana kesimpulan dari hasil pem. Lab. Dan mekanisme keabnormalannya?

Jawab:

11. Apa saja diagnosis banding pada kasus?

Jawab:

(Yuli)

12. Pemeriksaan penunjang?

Jawab:

13. Cara mendiagnosis dan WD?

Jawab:

(Pepes FERDIAN)

Lia

14. Etiologi dan factor resiko kehamilan pada kasus?

Jawab:

(kak Nadia,

Penyebab anemia pada ibu hamil

Umunya;

⁻ Asupan gizi tidak cukup atau penyerapan yang tidak

adequat.

⁻ kehilangan darah saat persalinan yang lalu,

⁻ perdarahan kronis atau kehilangan darah secara kronis

seperti pada penyakit ulkus peptikum, hemoroid, infeksi

Page 10: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

parasit (seperti cacing tambang –ankilostoma dan nekator-,

schistosoma, dan mungkin Trichuris triciura)

⁻ Peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan

SDM yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi,

masa pubertas, masa kehamilan, dan menyusui.

Faktor resiko

Umur yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun.

Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat

menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia < 20 tahun

secara biologis belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya

belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang

mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan

zat – zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun

terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta

berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini. Hasil penelitian

didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh

terhadap kajadian anemia (Amirrudin dan Wahyuddin, 2004).

kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe

Pemeriksaan Antenatal minimal 4 kali pemeriksaan selama

kehamilan, 1 kali pada trimester satu, 1 kali pada trimester II dan 2

kali pada trimester III.

Multipara

Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya

anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan

pemenuhan kebutuhan zat gizi belum optimal, sudah harus

memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung ( Wiknjosastro,

2005; Mochtar, 2004).

15. Epidemiologi?

Jawab:

Page 11: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Diketahui bahwa 10% - 20% ibu hamil di dunia menderita anemia pada kehamilannya.

Di dunia 34 % terjadi anemia pada ibu hamil dimana 75 % berada di negara sedang

berkembang (WHO, 2005 dalam Syafa, 2010). Prevalensi anemia pada ibu hamil di

Negara berkembang 43 % dan 12 % pada wanita hamil di daerah kaya atau Negara maju (

Allen, 2007 ). Di Indonesia prevalensi anemia kehamilan relatif tinggi, yaitu 38% -71.5%

dengan rata-rata 63,5%, sedangkan di Amerika Serikat hanya 6% ( Syaifudin, 2006). Di

Bali prevalensi anemia pada ibu hamil tahun 2007 yaitu 46,2 % (Ani dkk, 2007) Di

RSUD Wangaya Kota Denpasar ibu hamil aterm dengan anemia 25,6 % ( CM. RSUD

Wangaya, 2010). Tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil sebagian besar

penyebabnya adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan

hemoglobin (Saifudin, 2006 dan Saspriyana, 2010).

16. Patofisiologi?

Jawab:

(Tri,

17. Manifestasi klinis?

Jawab:

(kak Ceyka,

18. Tatalaksana ( farmako dan non farmako)?

Jawab:

Penatalaksanaan:

1. Pemeriksaan:

⁻ Pasien harus dirawat di RS bila terdapat tanda persalinan atau terjadi

ketuban pecah (dikhawatirkan terjadi prolaps tali pusat)

⁻ Di RS dilakukan pemeriksaan USG ulang untuk memastikan jenis

persalian sungsang –fleksi kepala janian –kelainan kongenital

⁻ Lakukan anamnesi dan pemeriksaan untuk menentukan keadaan ibu

dan anak

Page 12: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

⁻ Tentukan cara persalinan yang dipilih

2. Pemantauan kesehatan janin

⁻ Selama persalinan, bila mungkin lakukan pemantauan detak jantung

janin secara terus-menerus (electronic fetal heart rate monitoring)

3. Oksitosin drip

Digunakan bila kontraksi uterus tidak memuaskan dengan pengawasan pada

ibu dan anak secara ketat.

Persalinan

Penentuan cara persalinan;

Page 13: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Metode lain:

Zatuchni Andros Breech Scoring

Page 14: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Persalinan sungsang pervaginam dengan prognosis baik bila Zatuchni Andros

Breech Scoring antara 0-4. Persalinan sungsang perabdominal dengan sectio

caesarea saat ini lebih sering dilakukan.

Penanganan anemia defisiensi besi adalah dengan preparat besi yang

diminum (oral) atau dapat secara suntikan (parenteral).

⁻ Terapi oral adalah dengan pemberian preparat besi : fero sulfat,

fero gluconat, atau Na-fero bisitrat. Pemberian preparat 60 mg/hari

dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% per bulan.

⁻ Sedangkan pemberian preparat parenteral adalah dengan ferum

dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2×10 ml secara

intramuskulus, dapat meningkatkan hemoglobin relatif cepat yaitu

2gr%. Pemberian secara parenteral ini hanya berdasarkan indikasi,

di mana terdapat intoleransi besi pada traktus gastrointestinal,

anemia yang berat, dan kepatuhan pasien yang buruk (Sasparyana,

2010 ; Wiknjosastro 2005).

19. Prognosis?

Jawab:

Page 15: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Vitam ibu dan janin : BONAM

Fungsionam ibu dan janin : BONAM

20. Komplikasi?

Jawab:

(Nur,

Pengaruh anemia terhadap kehamilan

Penyulit-penyulit yang dapat timbul akibat anemia adalah:

⁻ keguguran (abortus),

⁻ kelahiran prematur,

⁻ persalinan yang lama akibat kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi

(inersia uteri),

⁻ perdarahan pasca melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim

(atonia uteri),

⁻ syok,

⁻ infeksi baik saat bersalin maupun pasca bersalin,

⁻ serta anemia yang berat (<4 gr%) dapat menyebabkan dekompensasi

kordis.

⁻ Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada

persalinan (Wiknjosastro, 2005; Saifudin, 2006 ).

Pengaruh anemia pada kehamilan.

Risiko pada masa antenatal berat badan kurang, plasenta previa,

eklamsia, ketuban pecah dini, anemia pada masa intranatal dapat terjadi

tenaga untuk mengedan lemah, perdarahan intranatal, shock, dan masa

pascanatal dapat terjadi subinvolusi.

Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus : premature, apgar

scor rendah, gawat janin (Anonim,”tt”).

Bahaya pada Trimester II dan trimester III, anemia dapat menyebabkan

terjadinya partus premature, perdarahan ante partum, gangguan

Page 16: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian,

gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga

kematian ibu (Mansjoer dkk., 2008 ).

Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat menyebabkan

gangguan his primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan

dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan

perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Mansjoer dkk., 2008).

Anemia kehamilan dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga

akan mempengaruhi ibu saat mengedan untuk melahirkan bayi ( Smith et

al., 2010 ).

Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan:

⁻ gangguan his-kekuatan mengejan,

⁻ Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar,

⁻ Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering

memerlukan tindakan operasi kebidanan,

⁻ Kala III dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post partum

akibat atonia uteri,

⁻ Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia

uteri.

⁻ Pada kala nifas : Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan

perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium,

pengeluaran ASI berkurang, dekompensasi kosrdis mendadak

setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi

mammae ( Shafa, 2010 ; Saifudin, 2006)

21. Preventif?

Jawab:

(kak Nadia,

Pencegahan anemia pada ibu hamil

Pemberian suplementasi tablet besi

Page 17: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Dosis suplementatif yang dianjurkan dalam satu hari adalah dua tablet

(satu tablet mengandung 60 mg Fe dan 200 µg asam folat) yang dimakan

selama paruh kedua kehamilan karena pada saat tersebut kebutuhan akan

zat besi sangat tinggi.

Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan,

Sumber makanan yang mengandung zat besi

Zat Besi Sumber

Zat besi heme Daging, ikan, unggas, dan hasil olahan

darah.

Terhitung sebagai 10-15% dari asupan zat

besi di negara industri, dan <10% asupan

zat besi di negara yang sedang berkembang.

Ketersediaan hayatinya tinggi: 20-30%

Bukan heme

Zat besi makanan Terutama terdapat pada seralia, umbi-

umbian, sayuran, kacang. Ketersediaan

hayatinya bergantung pada ada atau

tidaknya faktor pemacu dan penghambat

yang dikonsumsi bersamaan.

Zat besi cemaran Tanah, debu, wajan besi, dll. Ketersediaan

hayati rendah.

Zat besi fortifikasi Ketersediaan hayatinya ditentukan oleh

komponen makanan.

mengkonsumsi vitamin C untuk meningkatkan penyerapan terhadap Fe.

Mengurangi konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat

besi seperti : fitat, fosfat, tannin ( Wiknjosastro, 2005 ; Masrizal, 2007).

22. KDU?

Jawab:

ADB 4

Malpresentasi 2

Page 18: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Hipotesis (YANG SUDAH DIPERBAIKI)

Wanita 37 tahun G4P3A0, hamil 32 minggu dengan presentasi bokong dan mempunyai

riwayat komplikasi PPH mengalami ADB dan defisiensi nutrien.

MALPRESENTASI

Faktor yang mempengaruhi malpresentasi:

3. Faktor maternal dan uterus : panggul sempit, neoplasma, kelainan uterus,

pada uterus bicornis, kelainan letak dan besarnya plasenta. Keadaan

seperti plansenta previa disertai dengan kedudukan janin yang tidak baik.

4. Faktor janin : bayi yang besar, kesalahan dalam dalam prioritas janin

misalnya pada presentasi bokong atau letak lintang, sikap janin: tidak

fleksi tapi ekstensi, kehamilan ganda, kelaina janin : hidrosefalus dan

anenchepalus, hydramnion.

Pengaruh malpresentasi:

3. Pengaruh pada ibu : karena diperlukan kerja otot uterus dan perut yang lebih

besar dan karena persalinan sering berjalan lama, perineum dsn jaringan lunak

lebih teregang sehingga lebih banyak terjadi robekan, perdarahan lebih banyak

berasal dari robekan uterus, cervix, dan vagina dan tempat perlekatan

plasenta.

Insidensi infeksi lebih tinggi, disebabkan oelh:

Ketuban pecah awal

Perdarahan banyak

Kerusakan jaringan

Pemeriksaan vaginal dan rectal yang sering

Pasien mengeluh kesakitan sebelum uterus mengeras dan masih terus

merasakan nyeri setelah uterus relaksasi.

Paresis usus dasn vesica urinaria menambah penderitaan pasien.

Page 19: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

4. Pengaruh pada janin : janin tidak sempurna menyesuaikan diri dengan

panggul sehingga lebih melewati panggul dan menyebabkan perputaran

(moulage) berlebihan. Persalian yang lama berpengaruh lebih berat untuk

janin, mengakibatkan insidensi yang lebih tinggi. Insidensi tindakan yang juga

lebih tinggi memperbesar bahaya trauma pada bayi. Tali pusat membumbung

lebih sering terjadi.

Presentasi sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di

fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kacum uteri. Presentasi sungsang terjadi

bila panggung atau ekstremitas bawah janin berada di pintu atas panggul. Dengan

insidensi kejadian 3-4%

Klasifikasi Presentasi Sungsang

4. Frank breech /bokong murni (50-7-%) ekstremitas bawah mengalami fleksi pada

sendi panggul dan ekstensi pada sendi lutut sehingga kaki terletak berdekatan dengan

kepala.

5. Complete breech/bokong sempurna (5-10%) satu atau kedua kaki atau lutut dalam

keadaan fleksi.

6. Foot lign atau incomplete /presentasi kakai (10-30%) satu atau kedua kaki atau

lutut terletak dibawah bokong sehingga kaki atau lutut bayi terletak paling bawah

pada jalan lahir.

Presentasi sungsang pada kehamilan tunggal dengan BB janin <2500g : 40%

adalah FrankBreech, 10% adalah complete breech, dan 50% adalah foot ling

breech

Presentasi sungsang pada kehamilan tunggal dengan BB janin >2500g: adalah

65% frank breech, 10% adalah complete breech, dan 25% adalah foot ling

breech.

Page 20: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Etiologi:

⁻ Kehamilan prematur

⁻ Hidramnion, ologohidramnion

⁻ Kelainan uterus (uterus bicornu atau uterus septum)

⁻ Tumor panggul

⁻ Riwayat presentasi bokong

⁻ Multipara

⁻ Panggul sempit

⁻ Hidrosepalus, anensepalus

⁻ Kehamilan kembar

Penyulit

⁻ Morbiditas dan motalitas perinatal akibat pelahiran yang sulit

⁻ BBLR pada kehamilan preterm, pertumbuhan terlambat atau keduanya

⁻ Prolaps tali pusat

⁻ Plasenta previa

⁻ Anomali janin, neonatus dan bayi

Page 21: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

⁻ Anomali dan tumor uterus

Diagnosis

⁻ Palpasi dan balotement leopold I: teraba kepala (balotement) di fundus

uteri

⁻ Vaginal toucher: teraba bokong yang lunak dan irregular

⁻ X-ray: dapat membedakan dengan presentasi kepala dan pemeriksaan ini

penting untuk menentukan jenis presentasi sungsang dan jumlah

kehamilan serta adanya kelainan kongenital.

⁻ USG : presentasi janin, ukuran, jumlah kehamilan, lokasi plasenta, jumlah

cairan amnion, malforasi jaringan lunak atau tulang janin.

Penatalaksanaan:

Page 22: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

4. Pemeriksaan:

⁻ Pasien harus dirawat di RS bila terdapat tanda persalinan atau terjadi

ketuban pecah (dikhawatirkan terjadi prolaps tali pusat)

⁻ Di RS dilakukan pemeriksaan USG ulang untuk memastikan jenis

persalian sungsang –fleksi kepala janian –kelainan kongenital

⁻ Lakukan anamnesi dan pemeriksaan untuk menentukan keadaan ibu

dan anak

⁻ Tentukan cara persalinan yang dipilih

5. Pemantauan kesehatan janin

⁻ Selama persalinan, bila mungkin lakukan pemantauan detak jantung

janin secara terus-menerus (electronic fetal heart rate monitoring)

6. Oksitosin drip

Digunakan bila kontraksi uterus tidak memuaskan dengan pengawasan pada

ibu dan anak secara ketat.

Persalinan

Penentuan cara persalinan;

Page 23: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Metode lain:

Zatuchni Andros Breech Scoring

Page 24: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Persalinan sungsang pervaginam dengan prognosis baik bila Zatuchni Andros

Breech Scoring antara 0-4. Persalinan sungsang perabdominal dengan sectio

caesarea saat ini lebih sering dilakukan.

ANEMIA PADA IBU HAMIL

Definisi

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di

bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada

trimester II ( Depkes RI, 2009 ). Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah

menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen

untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama

kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50

sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney, 2006 ).

Penyebab anemia pada ibu hamil

Umunya;

Page 25: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

⁻ kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan darah saat

persalinan yang lalu, dan penyakit – penyakit kronik

(Mochtar, 2004).

Faktor resiko

Umur yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun.

Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat

menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia < 20 tahun

secara biologis belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya

belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang

mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan

zat – zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun

terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta

berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini. Hasil penelitian

didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh

terhadap kajadian anemia (Amirrudin dan Wahyuddin, 2004).

kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe

Pemeriksaan Antenatal minimal 4 kali pemeriksaan selama

kehamilan, 1 kali pada trimester satu, 1 kali pada trimester II dan 2

kali pada trimester III.

Multipara

Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya

anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan

pemenuhan kebutuhan zat gizi belum optimal, sudah harus

memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung ( Wiknjosastro,

2005; Mochtar, 2004).

Gejala anemia pada ibu hamil

Lemah, Pucat, Mudah pingsan, dengan tekanan darah dalam batas

normal, perlu dicurigai anemia defisiensi besi.

Page 26: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Dan secara klinis dapat dilihat tubuh yang pucat dan tampak lemah

(malnutrisi).

Derajat anemia pada ibu hamil dan penentuan kadar hemoglobin

Ibu hamil dikatakan anemia bila kadar hemoglobin atau darah merahnya kurang

dari 11,00 gr%. Menururt Word Health Organzsation (WHO) anemia pada ibu

hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11 % . Anemia pada ibu hamil di

Indonesia sangat bervariasi, yaitu:

⁻ Tidak anemia : Hb >11 gr%,

⁻ Anemia ringan : Hb 9-10.9 gr%,

⁻ Anemia sedang : Hb 7-8.9 gr%,

⁻ Anemia berat : Hb < 7 gr% ( Depkes, 2009 ; Shafa, 2010 ;

Kusumah, 2009).

Pengukuran Hb yang disarankan oleh WHO ialah dengan cara cyanmet, namun

cara oxyhaemoglobin dapat pula dipakai asal distandarisir terhadap cara cyanmet.

Sampai saat ini baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit masih menggunakan

alat Sahli. Dan pemeriksaan darah dilakukan tiap trimester dan minimal dua kali

selama hamil yaitu pada trimester I dan trimester III ( Depkes , 2009; Kusumah,

2009 ).

Metoda Cyanmethemoglobin ini cukup teliti dan dianjurkan oleh International

Committee for Standardization in Hemathology (ICSH). Menurut cara ini darah

dicampurkan dengan larutan drapkin untuk memecah hemoglobin menjadi

cyanmethemoglobin, daya serapnya kemudian diukur pada 540 mm dalam

kalorimeter fotoelekrit atau spektrofotometer. Cara penentuan Hb yang banyak

dipakai di Indonesia ialah Sahli. Cara ini untuk di lapangan cukup sederhana tapi

ketelitiannya perlu dibandingkan dengan cara standar yang dianjurkan WHO

(Masrizal, 2007).

Prevalensi anemia kehamilan

Diketahui bahwa 10% - 20% ibu hamil di dunia menderita anemia pada

kehamilannya. Di dunia 34 % terjadi anemia pada ibu hamil dimana 75 % berada

Page 27: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

di negara sedang berkembang (WHO, 2005 dalam Syafa, 2010). Prevalensi

anemia pada ibu hamil di Negara berkembang 43 % dan 12 % pada wanita hamil

di daerah kaya atau Negara maju ( Allen, 2007 ). Di Indonesia prevalensi anemia

kehamilan relatif tinggi, yaitu 38% -71.5% dengan rata-rata 63,5%, sedangkan di

Amerika Serikat hanya 6% ( Syaifudin, 2006). Di Bali prevalensi anemia pada ibu

hamil tahun 2007 yaitu 46,2 % (Ani dkk, 2007) Di RSUD Wangaya Kota

Denpasar ibu hamil aterm dengan anemia 25,6 % ( CM. RSUD Wangaya, 2010).

Tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil sebagian besar penyebabnya adalah

kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin (Saifudin,

2006 dan Saspriyana, 2010).

Kematian ibu akibat anemia di beberapa Negara berkembang berkisar 27 per

kelahiran hidup ( KH ) di India, dan 194 per 100 000 kelahiran hidup di Pakistan (

Allen, 2007 ). Menurut WHO 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan

dengan anemia dalam kehamilan. (Saifudin, 2006 dan Saspriyana, 2010).

Sedangkan di Kota Denpasar tahun 2008 kematian ibu 42 per KH dan 20 %

disebabkan oleh karena anemia (Profil Kesehatan Kota Denpasar , 2008 ).

Masalah yang dihadapi pemerintah Indonesia adalah masih tingginya prevalensi

anemia pada ibu hamil dan sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan zat

besi untuk pembentukan haemoglobin. Keadaan kekurangan zat besi pada ibu

hamil akan menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel

tubuh maupun sel otak janin ( Depkes , 2009) .

Transfer zat besi ke janin

Menrut Allen ( 2007) Transfer zat besi dari ibu ke janin di dukung oleh

peningkatan substansial dalam penyerapan zat besi ibu selama kehamilan dan

diatur oleh plasenta. Serum fertin meningkat pada umur kehamilan 12 – 25

minggu, Kebanyakan zat besi ditransfer ke janin setelah umur kehamilan 30

minggu yang sesuai dengan waktu puncak efisiensi penyerapan zat besi ibu.

Serum transferin membawa zat besi dari sirkulasi ibu untuk transferin reseptor

yang terletak pada permukaan apikal dan sinsitiotropoblas plasenta, holotransferin

adalah endocytosied ; besi dilepaskan dan apotransferin dikembalikan ke sirkulasi

Page 28: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

ibu. Zat besi kemudian bebas mengikat fertin dalam sel – sel plasenta yang akan

dipindahkan ke apotransferrin yang masuk dari sisi plasenta dan keluar sebagai

holotransferrin ke dalam sirkulasi janin. Plasenta sebagai transfortasi zat besi dari

ibu ke janin. Ketika status gizi ibu yang kurang, jumlah reseptor transferrin

plasenta meningkat sehingga zat besi lebih banyak diambil oleh plasenta dan

ditransfortasi untuk janin serta zat besi yang berlebihan untuk janin dapat dicegah

oleh sintesis plasenta fertin.

Pengaruh anemia terhadap kehamilan

Penyulit-penyulit yang dapat timbul akibat anemia adalah:

⁻ keguguran (abortus),

⁻ kelahiran prematurs,

⁻ persalinan yang lama akibat kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi

(inersia uteri),

⁻ perdarahan pasca melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim

(atonia uteri),

⁻ syok,

⁻ infeksi baik saat bersalin maupun pasca bersalin,

⁻ serta anemia yang berat (<4 gr%) dapat menyebabkan dekompensasi

kordis.

⁻ Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada

persalinan (Wiknjosastro, 2005; Saifudin, 2006 ).

Pengaruh anemia pada kehamilan.

Risiko pada masa antenatal berat badan kurang, plasenta previa,

eklamsia, ketuban pecah dini, anemia pada masa intranatal dapat terjadi

tenaga untuk mengedan lemah, perdarahan intranatal, shock, dan masa

pascanatal dapat terjadi subinvolusi.

Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus : premature, apgar

scor rendah, gawat janin (Anonim,”tt”).

Page 29: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

Bahaya pada Trimester II dan trimester III, anemia dapat menyebabkan

terjadinya partus premature, perdarahan ante partum, gangguan

pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian,

gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga

kematian ibu (Mansjoer dkk., 2008 ).

Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat menyebabkan

gangguan his primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan

dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan

perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Mansjoer dkk., 2008).

Anemia kehamilan dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga

akan mempengaruhi ibu saat mengedan untuk melahirkan bayi ( Smith et

al., 2010 ).

Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan:

⁻ gangguan his-kekuatan mengejan,

⁻ Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar,

⁻ Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering

memerlukan tindakan operasi kebidanan,

⁻ Kala III dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post partum

akibat atonia uteri,

⁻ Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia

uteri.

⁻ Pada kala nifas : Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan

perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium,

pengeluaran ASI berkurang, dekompensasi kosrdis mendadak

setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi

mammae ( Shafa, 2010 ; Saifudin, 2006)

Pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil

Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan,

mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah cukup,

Page 30: Analisis Masalah Dan LI SELLI NOVITA

mengkonsumsi vitamin C. Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25,

50, 100 dan 250 mg dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2, 3,

4 dan 5 kali. Buah-buahan segar dan sayuran sumber vitamin C, namun

dalam proses pemasakan 50 - 80 % vitamin C akan rusak. Mengurangi

konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi seperti :

fitat, fosfat, tannin ( Wiknjosastro, 2005 ; Masrizal, 2007).

Penanganan anemia defisiensi besi adalah dengan preparat besi yang

diminum (oral) atau dapat secara suntikan (parenteral).

⁻ Terapi oral adalah dengan pemberian preparat besi : fero sulfat,

fero gluconat, atau Na-fero bisitrat. Pemberian preparat 60 mg/hari

dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% per bulan.

⁻ Sedangkan pemberian preparat parenteral adalah dengan ferum

dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2×10 ml secara

intramuskulus, dapat meningkatkan hemoglobin relatif cepat yaitu

2gr%. Pemberian secara parenteral ini hanya berdasarkan indikasi,

di mana terdapat intoleransi besi pada traktus gastrointestinal,

anemia yang berat, dan kepatuhan pasien yang buruk (Sasparyana,

2010 ; Wiknjosastro 2005).