bab ii .docx
Post on 04-Dec-2015
17 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik
Kabupaten Boalemo yang letak geografisnya 00 23’ 55’’- 00 55’ 38’’ Lintang Utara dan 1220 01’
12’’-1220 39’ 17’’ ini memiliki luas wilayah sebesar 2.362,58 km2.
- Sebelah utara : Kabupaten Gorontalo Utara,
- Sebelah timur : Kabupaten Gorontalo,
- Sebelah Selatan : Teluk Tomini
- Sebelah barat : Kabupaten Pohuwato.
Keadaan iklim di Kabupaten Boalemo ditandai dengan keadaan curah hujan dan intensitas
hujan, sedangkan kondisi iklim sendiri ditandai dengan keadaan dimana suatu wilayah mempunyai
keadaan bulan basah dan bulan kering. Dengan tipe iklim yang ada di Kabupaten Boalemo maka
berdasarkan Schmidt dan Ferguson, wilayah ini termasuk iklim dengan Tipe C yaitu iklim sedang yang
merupakan daerah tidak kering dan tidak basah. Kabupaten Boalemo dipengaruhi oleh iklim laut dan
iklim pegunungan dengan temperatur berkisar antara 220 – 340 C.
Intensitas hujan merupakan nilai perbandingan antara curah hujan dengan hari hujan baik
dalam bulanan maupun tahunan. Berdasarkan jumlah hari hujan di masing-masing kecamatan, rata-
rata hari hujan dengan intensitas tinggi terjadi pada bulan Januari hingga Juni dan hari hujan dengan
intensitas rendah terjadi pada bulan Agustus hingga Oktober.
Curah hujan di Kabupaten Boalemo pada Tahun 2009 rata-rata mencapai 103 mm/bulan dengan
jumlah hari hujan rata-rata 13 hari hujan/bulan. Rata rata kelembaban relatif udara adalah 78% dan
presentasi penyinaran matahari rata-rata 2009 sekitar 65,327.
Kabupaten Boalemo mempunyai topografi yang bervariasi ada yang datar, bergelombang
hingga berbukit. Wilayah Kabupaten Boalemo sebagian besar adalah perbukitan. Oleh karenanya,
Kabupaten Boalemo mempunyai banyak gunung dengan ketinggian yang berbeda. Gunung Pontolo di
Kecamatan Mananggu merupakan gunung tertinggi dengan ketinggian 970 m di atas permukaan laut.
Selain punya banyak gunung, kabupaten ini juga dilalui banyak sungai. Sungai terpanjang adalah
Sungai Paguyaman yang terletak di Kecamatan Paguyaman dengan panjang 139,50 km. Sedang
sungai terpendek adalah Sungai Tilamuta dengan panjang 13,7 km yang terletak di Kecamatan
Tilamuta. Kawasan yang mempunyai kemiringan lahan 0-8% adalah kawasan yang berada dibagian
Utara dan Barat wilayah Kabupaten Boalemo. semakin ke Timur kemiringan semakin besar karena
kawasan tersebut merupakan perbukitan yang membentang dari Utara ke Selatan. Kondisi fisik wilayah
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
Kabupaten Boalemo secara umum memiliki karakteristik wilayah pesisir. Kota tumbuh pada dataran
rendah di sepanjang pinggir pantai dengan limitasi perkembangan berupa kondisi topografi wilayah
yang berbukit. sedangkan wilayah datar berada pada tempat-tempat yang saat ini merupakan pusat-
pusat permukiman. Kondisi geomorfologi/bentang alam merupakan elemen penting dalam penentuan
kesesuaian pemanfaatan lahan atau kemampuan daya dukung lahan. Kabupaten Boalemo dikelilingi
oleh daerah belakang (hinterland) berupa dataran yang termasuk dalam kelas kelerengan agak curam
yaitu berkisar antara 15% sampai dengan 40% dan kelerengan di atas 40% (sangat curam) serta
beberapa bagian wilayah dengan kelerengan antara 2% hingga 15% (landai). Kelerengan yang cukup
tinggi merupakan limitasi dalam pengembangan pusat-pusat permukiman di Kabupaten Boalemo
terutama ke arah Selatan. wilayah-wilayah dengan kelerengan di atas 15 % dimanfaatkan untuk
perkebunan dan hutan. Tinggi rata-rata permukaan tanah di Kabupaten Boalemo dari permukaan laut
adalah 30,14 m.
Kabupaten Boalemo dibagi ke dalam 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Mananggu, Kecamatan
Tilamuta, Kecamatan Botumoito, Kecamatan Dulupi, Kecamatan Paguyaman, Kecamatan Paguyaman
Pantai, dan Kecamatan Wonosari. Di antara 7 kecamatan tersebut, Kecamatan Botumoito merupakan
kecamatan yang memiliki wilayah terluas, yaitu sebesar 489,07 km2 atau sebesar 20,70 persen dari
total luas wilayah Kabupaten Boalemo. Sedangkan kecamatan yang memiliki wilayah terkecil adalah
Kecamatan Paguyaman Pantai dengan luas wilayah sebesar 127,26 km2atau sebesar 5,41%.
Di Kabupaten Boalemo terdapat 6 (enam) sungai, antara Sungai Tabulo, Nantu, Tilamuta,
Tapadaa, Tabongo, dan Paguyaman. Pola aliran sungai-sungai yang ada di Kabupaten Boalemo
tersebut pada umumnya memiliki pola radial, dengan sebagian besar merupakan sungai musiman yaitu
sungai yang meresapkan air hujan ke dalam tanah, atau disebut juga sungai influent [Asdak, 2002].
Sedangkan sungai pola radial merupakan ciri khas sungai yang mengalir di daerah gunung berapi pada
batuan alluvial [Lillesand, 2004], hal ini sesuai dengan kualifikasi produk sebaran batuan, bahwa jenis
batuan adalah alluvial bekas aktivitas gunung berapi.
Tabel 2.1. Nama Sungai, Panjang Aliran, dan Kecamatan yang Dilalui di Kab. Boalemo
Nama DAS Luas (Ha)
Tabulo 1625
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
Nantu 2790
Tilamuta 1370
Tapadaa 1440
Tabongo 1520
Paguyaman 13950
Berdasarkan data dari Dinas Pengairan Kabupaten Boalemo, terdapat 2 (dua) Kriteria
genangan di daerah sekitar Kali Boalemo yang sering mengalami banjir. Dua kriteria tersebut adalah:
1) Genangan banjir akibat hujan lokal.
Genangan banjir akibat hujan lokal ini sering terjadi di sekitar anak-anak sungai yang disebabkan
oleh tingginya curah hujan lokal, yang tidak dapat di alirkan secara gravitasi ke anak-anak sungai
atau ke Kali Boalemo karena tingginya permukaan air di anak-anak sungai tersebut.
2) Genangan banjir akibat luapan Sungai Paguyaman dan Sungai Tilamuta
Genangan banjir akibat luapan Sungai Paguyaman sering menggenangi kawasan permukiman
transmigrasi di hulu sungai Paguyaman (kecamatan Wonosari dan kecamatan Paguyaman) yang
mengakibatkan tergenangnya areal pertanian(sawah dan tegalan serta permukiman) di kawasan
tersebut. Dampak genangan akibat meluapnya sungai Paguyaman didak berdampak serius di
wilayah hilir karena kurangnya aktivitas budidaya di wilayah tersebut dan air sungai langsung
masuk ke perairan Teluk Tomini. Sedangkan meluapnya sungai Tilamuta ini sering
mengakibatkan tergenangnya sebagian wilayah hilir sungai yaitu di kecamatan Tilamuta sebagai
ibukota kabupaten. Akibatnya luapan air sungai melimpah dan menggenangi sarana dan
prasarana kota seperti jalan, perkantoran, permukiman, serta fasilitas umum lainnya. Gambaran
spasial wilayah rawan genangan banjir di Kabupaten Boalemo dapat dilihat pada Gambar berikut.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
Peta 2.1 Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Boalemo
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
Tabel 2.2. Luas Wilayah, dan Persentase Luas Terhadap Luas Kabupaten Menurut Kecamatan
di Kab. Boalemo
Wilayah Kabupaten Boalemo berbatasan langsung dengan 3 kabupaten, di antaranya Kabupaten
Gorontalo di sebelah Timur dan Kabupaten Pohuwato di sebelah Barat, serta Kabupaten Gorontalo
Utara di sebelah Utara. Sedangkan di sebelah Selatan dibatasi oleh Teluk Tomini. Kabupaten Boalemo
adalah merupakan pemekaran dari Kabupaten Gorontalo (Gambar 1.1). Pada tahun 2003 Kabupaten
Boalemo dimekarkan lagi menjadi 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato
Secara administrasi terbagi atas 7 wilayah kecamatan, yaitu :
1) Kecamatan Botumoito
2) Kecamatan Dulupi
3) Kecamatan Mananggu
4) Kecamatan Paguyaman
5) Kecamatan Tilamuta
6) Kecamatan Wonosari
7) Kecamatan Paguyaman Pantai
Sejak tahun 2006 Kabupaten Boalemo secara definitif wilayah pemerintahannya berkembang
menjadi 7 (tujuh) Kecamatan dan 82 (Delapan Puluh Dua) Desa dengan Ibukotanya terletak di
Kecamatan Tilamuta.
Kabupaten Boalemo mempunyai potensi sumberdaya pesisir yang sangat kaya, di mana
ditandai dengan keanekaragaman hayati yang sangat kaya pada pantainya. Panjang garis pantai
wilayah daratan dan kepulauan dalam wilayah Kabupaten Boalemo berdasarkan pengukuran dari peta
Rupa Bumi Indonesia digital skala 1 : 50.000 terbitan Bakosurtanal (sistem proyeksi UTM) adalah
sepanjang kurang lebih 409,195 Km pantai selatan yang berhadapan dengan Teluk Tomini.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
Nama Kecamatan Jumlah Desa
Luas Wilayah
Administrasi Terbangun(Ha) (%) thd Total (Ha) (%) thd
totalKec. Mananggu 9 42,341 18,40 12,702 127
Kec.Tilamuta 12 31,114 13,54 27,691 277
Kec.Botumoito 9 32,630 20,70 10,442 104
Kec.Dulupi 8 47,700 14,18 25,281 253
Kec.Paguyaman 22 19,660 8,54 31,456 315
Kec.Paguyaman Pantai
8 12,451 5,41 8,467 85
Kec.Wonosari 14 38,574 19,23 23,530 235
Kecamatan dengan luas wilayah terbesar adalah Kec. Botumoito yaitu 531,98 km2 atau
sebesar 22,57 %, selanjutnya adalah Kecamatan Wonosari sebesar 442,4 km2 atau sebesar 18,78 %
disusul kecamatan Mananggu sebesar 423,4 km2 dan kecamatan Tilamuta sebesar 311,14 km2
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
Peta 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Boalemo
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
2.2. Demografi
Berdasarkan catatan sipil, jumlah penduduk Kabupaten Boalemo tahun 2012 sebanyak 141.030 dengan sex
ratio sebesar 105. Artinya, pada tahun 2012 setiap 100 penduduk perempuan di Kabupaten Boalemo terdapat 105
penduduk laki-laki.
Kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi pada rentang waktu tahun 2000 sampai 2010 adalah
kecamatan Wonosari yaitu 5,46% per tahun di atas rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Boalemo yakni
3,62% per tahun.
Demografi merupakan gambaran ringkas kondisi kependudukan di tingkat kecamatan, rumus untuk
menghitung proyeksi penduduk 5 Tahun :
Keterangan :
Pt = Jumlah Penduduk pada tahun t (2017)
Po = Jumlah Penduduk pada awal tahun awal (2012)
r = Angka pertumbuhan penduduk
t = Waktu (5)
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kab. Boalemo 3 – 5 tahun terakhir
Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk
Tahun Tahun Tahun Tahun
2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2013 2012
Kec. Mananggu 12,493 12,955 13,245 3,526 8,187 3,842 9 4 2 29 29
Kec.Tilamuta 25,805 28,516 30,245 7,810 4,564 8,827 5 11 6 81 89
Kec.Botumoito 14,447 15,330 15,921 4,290 8,775 4,642 8 6 4 30 46
Kec.Dulupi 14,931 15,330 17,118 4,457 4,356 4,758 4 3 11 45 31
Kec.Paguyaman 31,277 32,379 33,991 8,548 7,527 9,343 5 6 5 155 160
Kec.Paguyaman Pantai
7,797 7,937 8,124 2,024 2,062 2,103 3 2 8 61 67
Kec.Wonosari 24,982 27,293 29,506 7,658 7,527 8,327 6 8 5 55 60
Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
Pt = Po (1 + r) ʳ
Kec. Mananggu 13,245 14,624 28,934 57,249 113,274 3,842
3,857 3,886 3,915 4,028 2 15 29 57 113 30 29
Kec.Tilamuta 30,245 33,393 66,071 130,729 258,661 8,827
8,860 8,926 8,992 9,251 6 33 66 131 259 95 89
Kec.Botumoito 15,921 17,578 34,780 68,816 136,159 4,642
4,660 4,695 4,730 4,866 4 18 35 69 136 51 46
Kec.Dulupi 17,118 18,900 37,395 73,990 146,396 4,758
4,777 4,814 4,851 4,997 11 19 37 74 146 33 31
Kec.Paguyaman
33,991 37,529 74,255 146,921 290,698 9,343
9,381 9,455 9,529 9,820 5 38 74 147 291 168 160
Kec.Paguyaman Pantai
8,124 8,970 17,747 35,115 69,478 2,103
2,112 2,130 2,148 2,217 8 9 18 35 69 64 67
Kec.Wonosari 29,506 32,577 64,457 127,535 252,341 8,327
8,360 8,424 8,488 8,740 5 33 64 128 252 64 60
Tabel 2.4. Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah
Realisasi pendapatan pemerintah daerah kabupaten Boalemo pada 2012 mengalami kecenderungan yang
positif, yaitu ada peningkatan pendapatan sekitar 4,49% jika dibandingkan dengan pendapatan daerah pada
2011. Jika dilihat lebih detail maka peningkatan pendapatan tersebut bersumber dari peningkatan pendapatan
asli daerah (PAD) dan dana perimbangan. Untuk PAD sendiri meningkat sekitar 61,25% dari tahun 2011.
Untuk pendapatan lain-lain daerah mengalami penurunan sekitar 51,5% dari tahun 2011, namun hal itu
tertutupi oleh peningkatan PAD dan dana perimbangan.
Untuk total realisasi belanja pemerintah daerah kabupaten Boalemo pada 2012 mengalami peningkatan juga
sekitar 6.13% bila dibandingkan dengan tahun 2011. Kenaikan tersebut seiring dengan peningkatan realisasi
pendapatan daerah.
Tabel 2.5. Rekapitulasi Realisasi APBD Kab. Boalemo Tahun 2010 - 2013
NO Realisasi AnggaranTahun Rata-Rata
Pertumbuhan2010 2011 2012 2013
A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 352,363,010,646 387,867,544,163. 405.443.692.061 487.378.818.97910.32
a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 23.638.470.050 23.883.446.28110.32
a.1.1 Pajak Daerah 9,882,537,178 14,577,064,746 6.099.592.849 2.740.360.00910.32
a.1.2 Retribusi Daerah 1,563,947,745 1,957,226,023 3.441.105.597 3.235.614.55210.32
a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang
dipisahkan 3,156,498,283 4,457,016,608 3.933.760.998 6.099.481.831
10.32a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yg sah 1,796,814,878 3,403,095,115 10.164.010.606 11.807.989.889
10.32a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 3,365,276,272 319.988.303.047 355.954.508.558 425.580.925.850
10.32a.2.1 Dana bagi hasil 21.094.934.038 20.583.244.558 18.088.970.850
10.32a.2.2 Dana alokasi umum 278,088,539,365 252.848.769.009 299.140.794.000 341.152.435.000
10.32
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
a.2.3 Dana alokasi khusus 24,227,518,365 46.044.600.000 36.230.470.000 66.339.520.00010.32
a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 218,555,321,000 53.302.176.370 25.850.650.453 37.914.446.84810.32
a.3.1 Hibah 4,295,159,249 0 0 010.32
a.3.2 Dana Darurat 0 0 0 010.32
a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi
kepada kab/kota 3,906,085,156 5.701.506.2104.798.879.453 7.828.658.348
10.32a.3.4 Dana penyusuaian dan dana otonomi
khusus 51,777,107,398 47.000.770.16021.052.571.000 26.748.417.000
10.32a.3.5 Bantuan keuangan dari
provinsi/pemerintah daerah lainnya 4,413,582,300 599.900.0000 3.337.259.000
10.32B Belanja (b1 + b2) 479.986.223.172
10.32b.1 Belanja tdk langsung 174,600,169,142 390.986.841.366 222.982.015.464 242.295.616.534
10.32b.1.1 Belanja pegawai 150,861,972,834 203.780.558.787 195.935.307.048 216.546.051.766
10.32b.1.2 Bunga 0 0 0 0
10.32b.1.3 Subsidi 0 203.780.558.787 2.552.670.000 0
10.32b.1.4 Hibah 8,874,034,096 169.593.535.961 3.626.839.500 8.052.210.000
10.32b.1.5 Bantuan social 7,790,643,462 3.519.941.972 2.577.150.000 672.400.000
10.32b.1.6 Belanja bagi hasil 0 20.083.791.200 0 0
10.32b.1.7 Bantuan keuangan 5,769,293,750 3.772.766.528 16.840.239.780 16.509.241.904
10.32b.1.8 Belanja tidak terduga 1,304,225,000 5.956.582.026 934.007.000 0
10.32b.2 Belanja Langsung 151.657.102.874 187.206.282.579 191.990.412.538 237.690.606.638
10b.2.1 Belanja pegawai 32.138.270.408 42.419.257.180 24.717.244.667 24.799.772.553
10.32b.2.2 Belanja barang dan jasa 43.382.433.235 62.810.146.718 73.668.413.302 76.996.286.453
10.32b.2.3 Belanja modal 76.136.399.231 81.976.878.681 93.604.754.596 135.894.547.632
10.32C Pembiyaan 14.752.309.457 39.824.890.314 34.265.978.277 17.130.826.525 10.32
Surplus/Defisit Anggaran 26.105.738.730 (3.824.890.314) (9.528.798.941) 7.392.593.807 10.32
Sumber : Realisasi APBD Kab.Boalemo
Tabel 2.6. Rekapitulasi Realisasi Belanja Saniatsi SKPD Kab. Boalemo Tahun 2010 - 2013
No SKPDTahun Rata2
Pertumbuhan2010 2011 2012 2013
1 PU-CK 02,700,405,500
3,096,377,600.00
10,427,902,533 2.4
1.a Investasi 02,700,405,500
3,096,377,600.00
10,372,402,533 2.3
1.b Operasional/pemeliharaan (OM) 00 0
55,500,000 0
2 KLH 0934,780,000 781,000,000 1,123,859,000 0.4
2.a Investasi 0934,780,000 781,000,000 1,123,859,000 0.4
2.b Operasional/pemeliharaan (OM) 00 0 0 0
3 Dinkes 0364,702,700
218,918,583.00 2,289,320,502 9.5
3.a Investasi 0364,702,700 218,918,583.00 2,289,320,502 9.5
3.b Operasional/pemeliharaan (OM) 00 0 0 0
4 Bappeda 0 55,526,000 53,500,000 49,488,750 -0.1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
4.a Investasi 0 55,526,000 53,500,000 49,488,750 -0.14.b Operasional/pemeliharaan (OM) 0 0 0 0 05 Belanja Sanitasi (1+2+3+..n) 0 4.420116900 4.149.796.183 13,890,570,785 2.36 Pendanaan Investasi saniatasi Total
(1a+2a+3a+..na)0 4.420116900 4.149.796.183 13,835,070,785 2.3
7 Pendanaan OM (1b+2b+3b+..nb) 0 0 0 55,500,000 08 Belanja Lansung 0 0 0 13,890,570,785 09 Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja
langsung ( 5/8)0 1 1 1 0
10 Proporsi Investasi Sanitasi - Total Belanja Sanitasi (6/5)
0 1 1 10
11 Proporsi OM Sanitasi - Total Belanja Sanitasi (7/5)
0 1 1 10
Sumber : Realisasi APBD Kab.Boalemo
Tabel 2.7. Perhitugan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kab. Boalemo Tahun 2010 - 2013
NO Uraian
Belanja Sanitasi ( Rp ) Rata-Rata Pertumbuhan2010 2011 2012 2013 2014
1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 73.328.190 94.419.320 1.874.856.500 560.833.500 -0.71.1 Air Limbah Domestik - 0 0 0 0 01.2 Sampah Rumah Tangga - 0 0 0 0 01.3 Drainase perkotaan - 368.579.200 0 1.554.000.000 418.000.000 -0.71.4 PHBS - 364.702.700 94.419.320 320.856.500 142.833.500 -0.62 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) - 0 781.000.000 1.011.259.908 1.267.150.000 0.3
2.1 DAK Sanitasi - 0 0 909.090.908 0 -12.2 DAK Lingkungan Hidup - 0 781.000.000 1.021.690.000 1.267.150.000 0.22.3 DAK Perumahan dan Pemukiman - 0 0 0 0 03 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi - 0 0 0 0 04 Bantuan Kw - 0 0 0 0 0
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) - 73.328.190 875.419.320 2.886.116.408 1.827.983.500 0,4
Total Belanja Langsung - 0 0 0 0 0
% APBD murni terhadap Belanja Langsung - 0 0 0 0 0Sumber : Realisasi APBD Kab.Boalemo
Tabel 2.8. Belanja Sanitasi Perkapita Kab. Boalemo Tahun 2010 – 2013
No DeskripsiTahun
Rata-rata2010 2011 2012 2013 2014
1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten
- - - 5,772,232,816 3,655,967,000 0,37
2 Jumlah Penduduk - 131.732 124.410 178.395 196.148 15
Belanja Sanitasi Perkapita ( 1/2 ) - 0 0 32,356,471 18,638,818 5,7
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
Tabel 2.9. Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi Kab. Boalemo Tahun 2010 – 2013
No SKPDTahun Pertumbuhan
( % )2010 2011 2012 2013 2014
1 Retribusi Air Limbah 0 0 0 0 0 -
1.a Realisasi retribusi 0 0 0 0 0 -
1.b Potensi retribusi 0 0 0 0 0 -
2 Retribusi Sampah 0 0 0 0 0 -
2.a Realisasi retribusi 0 0 0 0 0 -
2.b Potensi retribusi 0 0 0 0 0 -
3 Retribusi Drainase1.050.000.000 450.000.00
0
504.715.80
0
1.300.000.000 0 0.15
3.a Realisasi Drainase1.050.000.000 450.000.00
0
504.715.80
0
1.300.000.000 0 0,15
3.b Potensi retribusi 0 0 0 0 0 -
4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi ( 1a + 2a + 3a )
1.050.000.000 450.000.00
0
504.715.80
0
1.300.000.000 0 0,15
5 Total Potensi Retribusi Sanitasi ( 1b + 2b + 3b )
0 0 0 0 0 -
6 Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi ( 4/5 )
1.050.000.000 450.000.00
0
504.715.80
0
1.300.000.000 0 0,15
Tabel 2.10. Tabel Peta Perekonomian Kab. Boalemo Tahun 2010 - 2013
Sumber :
Boalemo dalam Angka 2013
2.4 Tata Ruang Wilayah
Kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Boalemo dapat dibedakan menjadi :
a. Kawasan Rawan Gerakan Tanah
Faktor penyebab terjadinya gerakan tanah adalah :
a. Pengaruh kemiringan lereng :
Pengaruh kemiringan lereng terhadap kejadian gerakan tanah di Kabupaten Boalemo cukup dominan,
dimana gerakan tanah lebih banyak terjadi pada kelerengan 25-45% maupun > 45%.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
NO DeskripsiTahun
2007 2008 2009
1 PDRB Harga Konstan (struktur perekonomian)(Rp) 514.438,11 613.527,66 710.769,82
2 Pendapatan perkapita Kabupaten (Rp) 272.683 292.766 310.752
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 7,09 7,37 6,14
b. Pengaruh Batuan dan Tanah
Kondisi litologi yang berupa batuan dan tanah merupakan faktor penting yang dapat memicu terjadinya
proses gerakan tanah di suatu daerah. Berdasarkan hasil penyelidikan melalui peta heologi lembar
Tilamuta, gerakan tanah di Kabupaten Boalemo banyak terjadi pada batuan formasi Pinogu Dolokapa,
Gunung Pani, dan Bumbulan.
c. Pengaruh Kedudukan Batuan
Pengaruh kedudukan batuan dalam satu satuan batuan maupun antara satuan batuan yang lebih tua
dengan satuan batuan yang lebih muda keadaannya sangat berbeda-beda, hal ini dapat mempengaruhi
kerentanan suatu daerah terhadap gerakan tanah
d. Pengaruh Keairan
Keairan merupakan faktor penting lainnya yang dapat memicu terjadinya gerakan tanah. Air permukaan
yang berasal dari air hujan, sebagian akan meresap ke dalam tanah atau batuan melalui pori-pori tanah
atau retakan-retakan yang terdapat pada batuan dan sebagian lagi akan mengalir di atas permukaan tanah.
Hal ini akan menyebabkan perubahan terhadap fisik tanah, yaitu menurunnya harga kohesi tanah sehingga
kekuatan geser tanah berkurang, sedangkan bobot massa tanah bertambah. Akibat lain dari air permukaan
adalah erosi terutama pada daerah-daerah terjal atau tebing aliran sungai sehingga lereng bagian bawah
menjadi lebih terjal dan dapat mempercepat terjadinya gerakan tanah lereng bagian atasnya.
e. Pengaruh Tataguna Lahan
Pengolahan lahan baik untuk persawahan, tegalan dan semak belukar yang kurang rapat dapat
mengakibatkan tanah menjadi gembur. Tanah yang kehilangan vegetasi penutup akan menjadi retak-retak
pada musim kemarau dan pada musim hujan air akan mudah meresap ke dalam lapisan tanah melalui
retakan tersebut, dan dapat menyebabkan lapisan tanah menjadi jenuh air. Hal demikian dalam waktu dekat
atau lambat akan mengakibatkan terjadinya gerakan tanah, terutama pada daerah berlereng terjal.
f. Pengaruh Struktur Geologi
Struktur geologi merupakan salah satu pendukung penyebab terjadinya gerakan tanah seperti lipatan, sesar
dan kekar dapat memperlemah struktur batuan yang ada di suatu daerah.
Berdasarkan peta geologi Lembar Tilamuta, struktur geologi terutama terdapat di bagian tengah dari
Kabupaten Boalemo, yaitu sesar normal dan pelurusan (sesar, pecahan atau kekar). Pola struktur sesar
normal dan pelurusan akan menimbulkan pemotongan pada tubuh batuan dan umumnya membentuk gawir,
sedangkan sesar disamping dapat membentuk gawir juga pelapisan batuan menjadi hancur, bidang
pemotongan ini merupakan bidang lemah yang biasanya membentuk gawir-gawir yang curam/terjal dimana
proses gerakan tanah dapat berkembang.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
Struktur kekar yang berkembang pada satuan batuan berlereng curam/terjal menyebabkan batuan menjadi
lemah dan kemudian menjadi faktor penyebab terjadinya gerakan tanah. Jenis gerakan tanah yang sering
terjadi pada satuan batuan ini adalah longsoran bahan rombakan. Tidak kurang dari 30 sesar yang terdapat
di kabupaten Boalemo dan sebagian besar berada di wilayah Utara dimana terdapat wilayah pegunungan
dan perbukitan. Sesar yang terdapat di sekitar wilayah permukiman yang utama memanjang dari arah Timur
laut di Bongo kearah barat daya melintasi Pangi, Limbato, Lamu, Tutulo dan berujung di dekat Pantai
Bolihutuo. Ada pula sesar yang sejajar di utara sesar ini yang memanjang dari Boalo Kecamatan Wonosari
melintasi wilayah Tangga Barito dan berujung di wilayah Tilamuta.
g. Kegempaan
Kabupaten Boalemo merupakan kabupaten yang masuk dalam zona gempa dengan percepatan antara
0,05-0,15 g (gravitasi) yang setara dengan skala V-VI pada skala MMI, dan merupakan daerah berkekuatan
4-7 skala richter. Gempa tektonik yang mungkin terjadi di Kabupaten Boalemo dapat memicu terjadinya
gerakan tanah
h. Pengaruh Aktivitas Manusia
Pengaruh aktivitas manusia seringkali menjadi penyebab terjadinya gerakan tanah. Beberapa aktivitas
manusia yang kemungkinan dapat menjadi penyebab terjadinya gerakan tanah, yaitu pemotongan lereng,
penggundulan hutan dan pengolahan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi alam setempat maupun
penambangan. Dari beberapa aktivitas tersebut yang paling banyak berpengaruh terhadap kejadian
gerakan tanah di Kabupaten Boalemo adalah pemotongan lereng, penggundulan hutan dan pengolahan
lahan yang tidak sesuai dengan kondisi alamnya.
b. Kawasan Rawan Banjir
Berdasarkan data dari Dinas Pengairan Kabupaten Boalemo, terdapat 2 (dua) Kriteria genangan di daerah
sekitar Kali Boalemo yang sering mengalami banjir. Dua kriteria tersebut adalah:
3) Genangan banjir akibat hujan lokal.
Genangan banjir akibat hujan lokal ini sering terjadi di sekitar anak-anak sungai yang disebabkan oleh
tingginya curah hujan lokal, yang tidak dapat di alirkan secara gravitasi ke anak-anak sungai atau ke Kali
Boalemo karena tingginya permukaan air di anak-anak sungai tersebut.
4) Genangan banjir akibat luapan Sungai Paguyaman dan Sungai Tilamuta
Genangan banjir akibat luapan Sungai Paguyaman sering menggenangi kawasan permukiman transmigrasi di hulu
sungai Paguyaman (kecamatan Wonosari dan kecamatan Paguyaman) yang mengakibatkan tergenangnya areal
pertanian(sawah dan tegalan serta permukiman) di kawasan tersebut. Dampak genangan akibat meluapnya sungai
Paguyaman didak berdampak serius di wilayah hilir karena kurangnya aktivitas budidaya di wilayah tersebut dan air
sungai langsung masuk ke perairan Teluk Tomini. Sedangkan meluapnya sungai Tilamuta ini sering mengakibatkan
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
tergenangnya sebagian wilayah hilir sungai yaitu di kecamatan Tilamuta sebagai ibukota kabupaten. Akibatnya
luapan air sungai melimpah dan menggenangi sarana dan prasarana kota seperti jalan, perkantoran, permukiman,
serta fasilitas umum lainnya. Gambaran spasial wilayah rawan genangan banjir di Kabupaten Boalemo.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
Peta 2.3 Rencana Struktur Ruang Kabupaten/Kota
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
Peta 2.4 Rencana Pola ruang Kabupaten/Kota
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
2.5. Sosial dan Budaya
Pendidikan merupakan salah sat upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia.Untuk TK sederajat di kabupaten boalemo memiliki 86 sekolah,dengan jumlah murid sebanyak
2.523,dan memilikiguru sebanyak 96.
Untuk SD memiliki 132 sekolah,dengan jumlah siswa 18.979 orang dan memiliki 1.220 guru.kemudian
untuk MI memiliki 13 sekolah,1.389 murid,dan 128 guru.
Untuk SMP memiliki 52 sekolah, 5.724 murid dan 437 guru. Untuk MTS memiliki 8 sekolah,1.236 murid,
141 guru. Untuk SMA memiliki 7 sekolah,2.505 murid dan153 guru. Untuk SMK memiliki 9 sekolah,2.244
murid,164 guru. Danuntuk MA memiliki 3 sekolah, 372 murid dan 46 guru.
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Boalemo selama lima tahun terakhir terus mengalami penurunan.
Pada tahun 2010, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Boalemo sebanyak 25.700 jiwa. Jumlah tersebut
menurun sebesar 0,9 persen dari tahun 2009. Hal ini, menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang berada di
bawah garis kemiskinan, yaitu dengan pengeluaran per kapita per bulan 212.873 Rupiah juga mengalami
penurunan.
Tabel 2.11 Jumlah Fasilitas yang tersedia di Kab. Boalemo
Nama Kecamatan
Jumlah Fasilitas Pendidikan
Umum Agama
SD SLTP SMA SMK MI MTs MA
Kec. Mananggu 13 3 1 1 1 1 -
Kec.Tilamuta 17 6 1 1 3 3 2
Kec.Botumoito 16 6 1 - 1 1 -
Kec.Dulupi 17 9 1 1 2 1 -
Kec.Paguyaman 30 11 1 3 4 2 1
Kec.Paguyaman Pantai
9 6 1 1 1 - -
Kec.Wonosari 30 11 1 2 2 1 -
Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Miskin per kecamatan Kab. Boalemo
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
Nama Kecamatan Jumlah Keluarga miskin (KK)
Kec. Mananggu 1887
Kec.Tilamuta 2874
Kec.Botumoito 3545
Kec.Dulupi 9606
Kec.Paguyaman 5399
Kec.Paguyaman Pantai 4013
Kec.Wonosari 1562
Tabel 2.13 Jumlah Rumah per kecamatan
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
Nama Kecamatan Jumlah Rumah
Kec. Mananggu 2591
Kec.Tilamuta 5703
Kec.Botumoito 3324
Kec.Dulupi 3066
Kec.Paguyaman 5141
Kec.Paguyaman Pantai 1588
Kec.Wonosari 5460
Gambar 2.1 Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten/Kota
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
DPRD
SEKRETARIAT DAERAH
KECAMATAN
KELURAHAN/DESA
SATPOL-PP BNK
Bag. Persidangan & Risalah
Bag. Keuangan
SEKRETARIAT DPRD
1. Bagian Umum2. Bagian Hukum3. Bagian Tapem
4. Bagian Keuangan 5. Bagian Kesra
ASISTEN PEMERINTAHAN & ADMINISTRASI
1. Bag. Ekbang2. Bag. Humas & Protokoler
ASISTEN PEREKONOMIAN & PEMBANGUNAN
1. Staf Ahli Ekbang2. Staf Ahli Pemerintahan
STAF AHLI
1.
2.
3.
STAF KHUSUS
LEMBAGA TEKNIS DAERAH
1. Bappeda2. Badan Kesbangpol3. BPMD-Pemdes4. BKD-Diklat5. KLH6. BPBD7. Inspektorat8. Kantor Perpustakaan9. KPPT10. RSTN
DPRD
SEKRETARIAT DAERAH
KECAMATAN
KELURAHAN/DESA
SATPOL-PP BNK
Bag. Persidangan & Risalah
Bag. Keuangan
SEKRETARIAT DPRD
1. Bagian Umum2. Bagian Hukum3. Bagian Tapem
4. Bagian Keuangan 5. Bagian Kesra
ASISTEN PEMERINTAHAN & ADMINISTRASI
1. Bag. Ekbang2. Bag. Humas & Protokoler
ASISTEN PEREKONOMIAN & PEMBANGUNAN
1. Staf Ahli Ekbang2. Staf Ahli Pemerintahan
STAF AHLI
1.
2.
3.
STAF KHUSUS
WAKIL BUPATIBUPATI
LEMBAGA TEKNIS DAERAH
1. Bappeda2. Badan Kesbangpol3. BPMD-Pemdes4. BKD-Diklat5. KLH6. BPBD7. Inspektorat8. Kantor Perpustakaan9. KPPT10. RSTN
DPRD
KECAMATAN
SATPOL-PP
Bag. Persidangan & Risalah
Bag. Keuangan
SEKRETARIAT DPRD
1. Bagian Umum2. Bagian Hukum3. Bagian Tapem
4. Bagian Keuangan 5. Bagian Kesra
ASISTEN PEMERINTAHAN & ADMINISTRASI
1. Bag. Ekbang2. Bag. Humas & Protokoler
ASISTEN PEREKONOMIAN & PEMBANGUNAN
1. Staf Ahli Ekbang2. Staf Ahli Pemerintahan
STAF AHLI
1.
2.
3.
STAF KHUSUS
SEKRETARIAT DAERAH
1. Staf Ahli Ekbang2. Staf Ahli Pemerintahan
STAF AHLI
1.
2.
3.
STAF KHUSUS
1. Staf Ahli Ekbang2. Staf Ahli Pemerintahan
STAF AHLI
1.
2.
3.
STAF KHUSUS
BNKSATPOL-PP
1.
2.
3.
STAF KHUSUS
1. Bag. Ekbang2. Bag. Humas & Protokoler
ASISTEN PEREKONOMIAN & PEMBANGUNAN
DPRD
1.
2.
3.
STAF KHUSUS
1. Staf Ahli Ekbang2. Staf Ahli Pemerintahan
STAF AHLI
KECAMATAN
KELURAHAN/DESA
SATPOL-PP BNK
1. Dinas Pendidikan Nasional2. Disosnakertrans3. Dinas Kesehatan4. Dinas Pekerjaan Umum5. Dishubkominfo6. Dinas Catatan Sipil7. Dispora8. Disperindagkop9. DPPKAD10. Dinas Perikanan dan Kelautan11. Dinas Pertanian12. Dinas Kehutanan dan Pertambangan
DINAS DAERAH
1. Bappeda2. Badan Kesbangpol3. BPMD-Pemdes4. BKD-Diklat5. KLH6. BPBD7. Inspektorat8. Kantor Perpustakaan9. KPPT10. RSTN
LEMBAGA TEKNIS DAERAH
Bag. Persidangan & Risalah
Bag. Keuangan
SEKRETARIAT DPRD
WAKIL BUPATI
BUPATI
1. Bag. Ekbang2. Bag. Humas & Protokoler
ASISTEN PEREKONOMIAN & PEMBANGUNAN
1. Bagian Umum2. Bagian Hukum3. Bagian Tapem
4. Bagian Keuangan 5. Bagian Kesra
ASISTEN PEMERINTAHAN & ADMINISTRASI
SEKRETARIAT DAERAH
Gambar 2.2 Struktur SKPD yang terkait dala pembangunan sanitasi Kabupaten
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
BidangPengembangan LH
BidangPenyehatanLingkungan
BidangAnggaran &
Pembendaharaan
Bidang
Cipta Karya
BidangInfrastruktur
Wilayah &Permukiman
KLHDIKESDPPKADDINAS PUBAPPEDA
SEKRETARIS DAERAH
SETDA
WAKIL BUPATI
BUPATI
No Kegiatan Tahun Dinas pelaksana Tujuan Kegiatan
Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran
Tabel 2.14 Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi
Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi
No Kegiatan Tahun Dinas pelaksana Tujuan Kegiatan
Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran
No Jenis Mediaa)
Khalayakb)
Pendanaanc)
Isu yang diangkat
d)
Pean Kuncie)
Efektivitasf)
No Kegiatan Tahun Dinas pelaksana Tujuan Kegiatan
Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran
No Kegiatan Tahun Dinas pelaksana Tujuan Kegiatan
Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOALEMO 2014
Data Tidak Ada
Data Tidak Ada
top related