7. mulyati ojl sarpra

6
LAPORAN KEGIATAN ON THE JOB LEARNING (OJL) PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH LPPKS SURAKARTA PENGELOLAAN SARANA PRASARANA A. Rasional Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajarandi sekolah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dewasa ini masih sering ditemukan banyak sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah yang diterima sebagai bantuan, baik dari pemerintah maupun masyarakat yang tidak optimal penggunaannya dan bahkan tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan fungsinya. Hal itu disebabkan antara lain oleh kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki serta tidak adanya pengelolaan yang memadai. Seiring dengan perubahan pola pemerintahan setelah diberlakukannya otonomi daerah, maka pola pendekatan manajemen sekolah saat ini berbeda pula dengan sebelumnya, yakni lebih bernuansa otonomi. Untuk mengoptimalkan penyediaan, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan, diperlukan penyesuaian manajemen sarana dan prasarana. Sekolah dituntut memiliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus kepentingan sekolah menurut kebutuhan dan kemampuan sendiri serta berdasarkan pada aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundangan-undangan pendidikan nasional yang berlaku. Hal itu terutama ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, khususnya pada pendidikan dasar dan menengah. 1

Upload: mulyati-rahman

Post on 21-May-2015

4.689 views

Category:

Business


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: 7. mulyati ojl sarpra

LAPORAN

KEGIATAN ON THE JOB LEARNING (OJL)

PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH LPPKS SURAKARTA

PENGELOLAAN SARANA PRASARANA

A. Rasional

Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar

sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah

tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai

pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Sarana dan prasarana

pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam

menunjang proses pembelajarandi sekolah, untuk itu perlu dilakukan

peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang

diharapkan dapat tercapai. Dewasa ini masih sering ditemukan banyak sarana

dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah yang diterima sebagai

bantuan, baik dari pemerintah maupun masyarakat yang tidak optimal

penggunaannya dan bahkan tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan

fungsinya. Hal itu disebabkan antara lain oleh kurangnya kepedulian terhadap

sarana dan prasarana yang dimiliki serta tidak adanya pengelolaan yang

memadai.

Seiring dengan perubahan pola pemerintahan setelah diberlakukannya

otonomi daerah, maka pola pendekatan manajemen sekolah saat ini berbeda

pula dengan sebelumnya, yakni lebih bernuansa otonomi. Untuk

mengoptimalkan penyediaan, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian

sarana dan prasarana pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan,

diperlukan penyesuaian manajemen sarana dan prasarana. Sekolah dituntut

memiliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus kepentingan sekolah

menurut kebutuhan dan kemampuan sendiri serta berdasarkan pada aspirasi

dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan

perundangan-undangan pendidikan nasional yang berlaku. Hal itu terutama

ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenis dan jenjang

pendidikan, khususnya pada pendidikan dasar dan menengah.

1

Page 2: 7. mulyati ojl sarpra

Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut, maka pemerintah

melalui Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tetang Standar Nasional

Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan

secara nasional pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa; (1)

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,

peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,

bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang

proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. (2) Setiap satuan

pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang

pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang

perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,

ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah,

tempat bermain, tempat bekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Standar sarana dan prasarana untuk SMP/MTS mencakup kriteria

minimum sarana dan kriteria minimum prasarana. Hal ini tertuang dengan jelas

pada permen 24 tahun 2007, dengan standar inilah segala sesuatu yang

berhubungan dengan proses pembelajaran di sekolah seharusnya ada,

berfungsi, cukup dalam jumlah dan memenuhi spesifikasi untuk menunjang

proses belajar tersebut.

Agar proses pengelolaan sarana prasarana di sekolah dapat berjalan

maksimal dalam menunjang proses pembelajaran, maka diperlukan Kepala

Sekolah yang mampu dan memahami tentang manajemen sarana dan

prasarana pendidikan persekolahan berbasis sekolah. Hal ini sesuai dengan

kebijakan yang telah digariskan oleh Depdikanas tentang standar kompetensi

yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah, salah satu di antaranya adalah

dimensi kompetensi manajerial. Dalam hal ini Kepala Sekolah harus memiliki

kemampuan mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka

pencapaian tujuan sekolah secara maksimal.

2

Page 3: 7. mulyati ojl sarpra

B. Tujuan

Tujuan kajian pengelolaan sarana prasarana adalah agar Calon Kepala

Sekolah dapat memahami cara-cara pengelolaan sarana dan prasarana

sekolah/madrasah sebagai perwujudan kompetensi manajerial calon kepala

sekolah

C. Kompetensi yang Diharapkan

Kompetensi yang diharapkan dimiliki calon Kepala Sekolah dapat:

1. Perencanaan kebutuhan fasilitas (bangunan, peralatan, perabot, lahan,

infrastruktur) sekolah sesuai dengan Permen 20 Tahun 2007 tentang

Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah;

2. Pengelolaan pengadaan fasilitas sesuai dengan peraturan yang berlaku;

3. Pengelolaan pemeliharaan fasilitas, baik perawatan preventif maupun

perawatan terhadap kerusakan fasilitas sekolah;

4. Pengelolaan kegiatan iventaris sarana dan prasarana sekolah sesuai

dengan sistem pembukuan yang berlaku; dan

5. Pengelolaan penghapusan barang inventaris sekolah.

D. Langkah-langkah Kegiatan

Langkah-langkahnya:

1. Mempelajari sumber materi/referensi dan panduan sarana prasarana

2. Menyusun instrumen kajian sarana dan prasarana

3. Melakukan survey ke sekolah dan berkoordinasi dengan pihak sekolah

untuk menentukan jadwal kajian

4. Meminjam Dokumen profil sekolah tentang penyediaan sarana dan

prasarana

5. Melakukan inventarisasi pengelolaan sarana prasarana di sekolah dengan

instrumen yang telah disusun

6. Melakukan analisis terhadap hasil kajian sarana dan prasarana

7. Melakukan diskusi dengan pihak sekolah (bagian sarana dan prasarana)

tentang hasil analisis dan menyampaikan temuan-temuan yang perlu

direvisi dan dikembangkan lebih lanjut

3

Page 4: 7. mulyati ojl sarpra

E. Hasil Kajian

Berdasarkan hasil kajian dan wawancara menunjukkan bahwa

1. Semua sekolah magang sudah memiliki sarana dan prasarana untuk

menunjang proses pembelajaran hanya sebagian belum memadai baik

kuallitas maupun kuantitas. Di SMP 25 dan SMP 24 untuk media dan

buku-buku referensi penunjang pembelajaran belum memadai. Sedangkan

di SMP 2 di ruang kelas sudah terpasang LCD.

2. Semua sekolah magang memiliki sarana prasarana yang meliputi lahan,

ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata

usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, kantin, tempat berolah

raga, dan tempat beribadah. Tetapi ruang laboratorium di SMP 24 dan SMP

25 juga belum memadai

3. Proses perencanaan sarana dan prasarana untuk masing-masing sekolah

magang berkaitan dengan: perencanaan, prosedur perencanaan dan

pengadaan sudah berjalan dengan baik.

4. Pengadaan (cara-cara pengadaan, prosedur pengadaan, proses

pengadaan dan pengendalian sarana prasarana) juga sudah cukup baik

dan hampir sama di tiga sekolah magang.

5. Terkait dengan penyediaan alat dan sumber belajar SMP 25 dan SMP 24

Surakarta sudah memenuhi kondisi sarana prasarana pendidikan sesuai

dengan Standar Pelayanan Minimal, sedangkan untuk SMP Negeri 2

sudah memenuhi tahapan Standar Nasional Pendidikan.

6. Pemeliharaan fasilitas dan bangunan sudah dilaksanakan secara rutin dan

berkala sesuai prosedur yang berlaku.

7. Inventarisasi sarana dan prasarana meliputi pengadministrasian barang

inventaris, klasifikasi dan kode barang inventaris, dan pelaporan juga

sudah baik tetapi belum tertib administrasinya

8. Penghapusan sarana dan prasarana di SMP 25 dan SMP 2 belum pernah,

sedangkan di SMP 24 yang sudah melakukan penghapusan sesuai

prosedur yang berlaku yaitu melalui pemusnahan barang-barang yang

sudah rusak dan pelelangan. Untuk proses pelelangan dilakukan SMP 24

untuk buku-buku bekas Sekolah Teknik (ST) yang sudah tidak terpakai).

4

Page 5: 7. mulyati ojl sarpra

F. Refleksi

Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa peralatan penunjang

pembelajaran sebagian besar belum memadai khususnya media pembelajaran

dan laboratorium. Sedangkan prosedur pengelolaan sarana prasarana di

masing-masing sekolah sudah berjalan baik.

G. Penutup

Berdasarkan hasil kajian dan refleksi maka dapat diberikan saran tindak

lanjut berkaitan pengelolaan sarana prasarana sekolah sebagai berikut:

1. Sekolah magang (khususnya SMP 25 dan SMP 24) perlu membuat

perencanaan dan usulan ke pemerintah atau penggalian dana secara

mandiri untuk pengadaan sarana pendidikan khususnya media

pembelajaran dan buku-buku referensi untuk menunjang pelaksanaan

pembelajaran.

2. Sekolah magang (khususnya SMP 25 dan SMP 24) perlu membuat usulan

untuk pembangunan ruang lab (moving class) ke pemerintah atau

penggalian dana secara mandiri agar proses belajar mengajar dapat

optimal.

3. Kepala sekolah perlu menertibkan proses inventarisasi dan

pengadministrasian barang di sekolah masing-masing agar pengelolaan

sarana prasarana dapat terkendali dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP, 2010. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/kota. Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional. Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum

BSNP, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional. Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum

5

Page 6: 7. mulyati ojl sarpra

Depdiknas, 2007. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah. Materi Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Kemendiknas dan Kemenag RI, 2011. Materi Pelatihan Peningkatan Manajemen Melalui Penguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah. Dirjen Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan Nasional - Dirjen Pendidikan Islam Kementrian Agama RI.

LPPKS, 2011. Bahan Pembelajaran Pengelolaan Sarana dan Prasarana. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah Surakarta.

6