p2 tkdikdas 13 mulyati

2
34 PTK SMP Mulyati, S.Pd., M.M Juara 1 Kepala SMP Berprestasi Nasional 2014 MEMIMPIN DENGAN KETELADANAN “P uji syukur tak hingga senantiasa saya panjatkan kepada Allah. Limpahan berkah seakan tak pernah berhenti diberikan kepada saya. Terima kasih ya Allah," ujar Mulyati, S.Pd., M.M, Kepala SMP Negeri 11 Surakarta, Jawa Tengah yang dinobatkan sebagai Juara I Kepala SMP Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2014. Mulyati lahir dari keluarga sangat sederhana, di sebuah desa kecil di Wonogiri, Jawa Tengah, yakni Desa Sukomangu, Kecamatan Purwantoro. Ia lahir tahun 1971 silam dan merupakan anak keempat Mulyati merasa terheran-heran dengan ayahnya, kenapa harus memaksakan anak perempuannya sekolah jauh di Ponorogo, padahal jarak Wonogiri-Ponorogo terbilang jauh, dan di Wonogiri juga ada SMA. "Ternyata alasannya sangat simpel, ayah sering nonton cerdas cermat di TVRI dan sering kali anak-anak SMAN 1 Ponorogo menjadi juara. Dari situlah saya diminta sekolah di sana biar ketularan pandai," terang Mulyati. Selepas SMA Mulyati melanjutkan pendidikan ke Diploma III Jurusan Matematika Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dan melanjutkan ke jenjang S1 di kampus yang sama. Selepas S1 ia mengabdikan diri sebagai guru di SMP 7 Wonogiri, dan setelah menikah, tahun 2001 ia mengajukan mutasi ke SMPN 25 Surakarta sampai tahun 2012. Ia menikah dengan Rahman Budyono, S.Kom pada 9 Maret 2000. Dari pernikahan tersebut dikaruniai dua anak, Aulia Fitriana dan Muhammad Lukman Medianova. Perjalanan kariernya sebagai kepala sekolah telah menempa Mulyati menjadi perempuan Solo yang pekerja keras, selalu dari lima bersaudara. Orang tua Mulyati bekerja sebagai petani tulen dengan sawah garapan yang tidak begitu luas. Pun demikian, sang ayah tergolong orang yang mau maju. Saban hari, pagi atau malam ia selalu menyempatkan mendengar berita lewat radio atau membaca berita melalui koran-koran bekas yang diperolehnya. Satu lagi yang paling disukai sang ayah, adalah nonton acara cerdas cermat di TVRI, satu- satunya stasiun televisi kala itu. Dari kegemarannya nonton cerdas cermat, sang ayah lantas memaksa Mulyati ketika baru lulus SMP untuk melanjutkan sekolah di SMAN 1 Ponorogo.

Upload: mulyati-rahman

Post on 30-Jun-2015

179 views

Category:

Education


6 download

DESCRIPTION

Profil Mulyati - Majalah P2TK Dikdas

TRANSCRIPT

Page 1: P2 tkdikdas 13 mulyati

34

PTK SMP

Mulyati, S.Pd., M.MJuara 1 Kepala SMP Berprestasi Nasional 2014

MEMIMPIN DENGAN KETELADANAN

“Puji syukur tak hingga s e n a n t i a s a s a y a p a n j a t k a n k e p a d a Allah. Limpahan berkah

seakan tak pernah berhenti diberikan kepada saya. Terima kasih ya Allah," ujar Mulyati, S.Pd., M.M, Kepala SMP Negeri 11 Surakarta, Jawa Tengah yang dinobatkan sebagai Juara I Kepala SMP Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2014.

Mulyati lahir dari keluarga sangat sederhana, di sebuah desa kecil di Wonogiri, Jawa Tengah, yakni Desa Sukomangu, Kecamatan Purwantoro. Ia lahir tahun 1971 silam dan merupakan anak keempat

Mulyati merasa terheran-heran dengan ayahnya, kenapa harus memaksakan anak perempuannya sekolah jauh di Ponorogo, padahal jarak Wonogiri-Ponorogo terbilang jauh, dan di Wonogiri juga ada SMA. "Ternyata alasannya sangat simpel, ayah sering nonton cerdas cermat di TVRI dan sering kali anak-anak SMAN 1 Ponorogo menjadi juara. Dari situlah saya diminta sekolah di sana biar ketularan pandai," terang Mulyati.

Selepas SMA Mulyati melanjutkan pendidikan ke Diploma III Jurusan Matematika Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dan melanjutkan ke jenjang S1 di kampus yang sama. Selepas S1 ia mengabdikan diri sebagai guru di SMP 7 Wonogiri, dan setelah menikah, tahun 2001 ia mengajukan mutasi ke SMPN 25 Surakarta sampai tahun 2012. Ia menikah dengan Rahman Budyono, S.Kom pada 9 Maret 2000. Dari pernikahan tersebut dikaruniai dua anak, Aulia Fitriana dan Muhammad Lukman Medianova.

Perjalanan kariernya sebagai kepala sekolah telah menempa Mulyati menjadi perempuan Solo yang pekerja keras, selalu

dari lima bersaudara. Orang tua Mulyati bekerja sebagai petani tulen dengan sawah garapan yang tidak begitu luas. Pun demikian, sang ayah tergolong orang yang mau maju. Saban hari, pagi atau malam ia selalu menyempatkan mendengar berita lewat radio atau membaca berita melalui koran-koran bekas yang diperolehnya. Satu lagi yang paling disukai sang ayah, adalah nonton acara cerdas cermat di TVRI, satu-satunya stasiun televisi kala itu.

Dari kegemarannya nonton cerdas cermat, sang ayah lantas memaksa Mulyati ketika baru lulus SMP untuk melanjutkan sekolah di SMAN 1 Ponorogo.

Page 2: P2 tkdikdas 13 mulyati

35P2TK DIKDAS Edisi 13/Tahun IV/Agustus 2014

berpikir kritis dan kreatif menghadapi setiap tantangan. Salah satu cara menghadapi tantangan dan hambatan di sekolah yang dipimpinnya adalah membentuk kebersamaan sebagai tim yang kompak dengan seluruh pegawai yang ada di sekolah tersebut. Kepala sekolah harus benar-benar bisa menempatkan diri tetapi tidak menjaga diri. "Saya berprinsip bahwa example is leadership, inti kepemimpinan adalah keteladanan. Ketika ada hal-hal yang kurang pas saya lebih memilih berusaha memberikan contoh dan solusi daripada harus memarahi. Terkadang ada orang yang bangga bisa memarahi timnya, tetapi bagi saya itu bukan pilihan efektif. Marah sering kali malah menimbulkan masalah baru," katanya.

Memajukan Sekolah Anak MiskinTantangan berat ketika memimpin

SMPN 11 Surakarta adalah keberadaan sekolah yang memang banyak dihuni siswa dari kalangan keluarga kurang mampu. Dari sisi kemampuan akademisnya, input siswa SMPN 11 Surakarta juga bukan kalangan anak pandai. Inilah sekolah yang benar-benar m e n a n t a n g . M u l y a t i sangat terpacu bagaimana membuat media-media p e m b e l a j a r a n k i a n digalakkan. Kemampuannya m e m b u a t m o d e l pembelajaran terlihat sangat disukai, sudah seperti hobi. Meskipun s u d a h m e n j a d i kepala sekolah ia tetap ingin kreatif membuat media-

media pembelajaran baru.Jiwa sebagai guru dan pendidik rupanya

sudah benar-benar mendarah daging. Selalu terngiang dalam otaknya bagaimana dan bagaimana cara memudahkan anak didik memahami suatu materi pembelajaran.

H a l i t u d a p a t t e r j a w a b k e t i k a pembelajaran selalu dijembatani dengan adanya media pembelajaran. Pasalnya, pada umumnya anak-anak jauh lebih menangkap pesan suatu materi melalui eksperimen daripada teori, dan media pembelajaran itulah alat untuk eksperimen tersebut. Kesukaannya membuat media pembelajaran juga dilakukan untuk memotivasi guru-guru yang dipimpinnya

agar menjadi guru yang kreatif. Agar mendapat pengakuan, media-media pembelajaran yang dibuat Mulyati kerap diikutkan dalam kompetisi mulai tingkat provinsi hingga nasional. "Alhamdulillah saya mendapat kesempatan Juara II Lomba Kreativitas Guru Tk Nasional 2012 dan masuk menjadi nominator Intel Education Award 2012.Keikutsertaan saya pada kegiatan tersebut adalah memberi teladan kepada para siswa dan guru untuk berusaha keras dan pantang menyerah untuk menggapai cita-cita mulia," katanya.

Setiap awal tahun juga ada rutinitas yang dilakukan Mulyati di sekol ahnya, yakni

me-review dokumen-dokumen sekolah yang ada, misalnya tentang

Evalu asi Diri Sekolah (EDS), Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang belum ada, dan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) yang belum sesuai dengan kebutuhan.

U n t u k m e n g a t a s i p e r m a s a l a h a n y a n g m u n c u l d i S M P 1 1

Surakarta ia berusaha memberdayakan warga

sekolah dalam kegiatan/program di sekolah, guru-guru diajak merencanakan program yang akan di laksanakan kemudian guru mengajukan proposal kegiatan/kebutuhan

masing-masing mata pelajaran/kegiatan ke Kepala Sekolah, kemudian disosialisasikan kepada guru lain saat pembinaan guru atau melalui rapat.

Teladan Para GuruUntuk memajukan sekolah dan agar

menjadi kepala sekolah inspiratif di antara guru dan kolega sesama kepala sekolah, Mulyati juga aktif di organisasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS). Melalui MKKS ia dapat berbagi ilmu di antara sesama kepala sekolah, serta dapat memberikan masukan-masukan ketika melangsungkan diskusi-diskusi membahas kebijakan pusat maupun daerah.

Dalam kesibukannya tersebut, Mulyati masih menyempatkan diri mengajar. "Bagaimanapun tugas utamanya kan guru, jadi harus tetap mengajar, jabatan kepala sekolah hanya tugas tambahan. Selain itu kalau tidak mengajar rasanya ada yang hilang. Selain itu saya ingin memberikan teladan kepada guru bahwa meskipun banyak tugas dan kepentingan pribadi maka kita tidak boleh melupakan kewajiban pelayanan kepada peserta didik," ujarnya.

Dengan tugasnya sebagai guru, ia juga aktif di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) khususnya pada Program BERMUTU. Di situ ia kerap berbagi kemahirannya dalam membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sering pula ia diminta menjadi narasumber untuk berbagi best practices dan Pembelajaran Matematika Inovatif di MGMP Matematika Surakarta.

D i s e l a w a k t u l u a n g , i a m a s i h menyempatkan diri beraktivitas di dunia maya dengan mengelola sebuah web sekolah, blog pribadi juga halaman di facebook. "Dari sinilah saya bisa sharing pengalaman dan belajar banyak hal untuk kemajuan SMPN 11 Surakarta. Dalam blog saya, saya upload banyak file karya saya dan kegiatan-kegiatan saya yang saya maksudkan agar bisa menginspirasi yang lain," katanya.

MUKTI ALI

sisi kemampuan akademisnya, input siswa SMPN 11 Surakarta juga bukan kalangan anak pandai. Inilah sekolah yang benar-benar m e n a n t a n g . M u l y a t i sangat terpacu bagaimana membuat media-media p e m b e l a j a r a n k i a n digalakkan. Kemampuannya m e m b u a t m o d e l pembelajaran terlihat sangat disukai, sudah seperti hobi. Meskipun s u d a h m e n j a d i kepala sekolah ia tetap ingin kreatif membuat media-

Education Award 2012.Keikutsertaan saya pada kegiatan tersebut adalah memberi teladan kepada para siswa dan guru untuk berusaha keras dan pantang menyerah untuk menggapai cita-cita mulia," katanya.

Setiap awal tahun juga ada rutinitas yang dilakukan Mulyati di sekol ahnya, yakni

me-review dokumen-dokumen sekolah yang ada, misalnya tentang

Evalu asi Diri Sekolah (EDS), Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang belum ada, dan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) yang belum sesuai dengan

Surakarta ia berusaha memberdayakan warga

sekolah dalam kegiatan/program di sekolah, guru-guru diajak merencanakan program yang akan di laksanakan kemudian guru mengajukan proposal kegiatan/kebutuhan