sri mulyati gundar

13
 PENGARUH KONFLIK PERAN DAN STRES KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI (STUDI PADA AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA) Syari Mulyati Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh konflik peran dan stres kerja terhadap komitmen organisasi baik itu secara parsial maupun secara simultan. Pada penelitian ini menggunakan data primer, teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada akuntan publik yang bekerja di KAP di Jakarta. metode  pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu convenience sampling. Dari 50 kuesioner yang disebarkan hanya 39 yang kembali dan bisa dianalisis. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara deskriptif dan pengujiannya menggunakan software SPSS . Hasil penelitian diperoleh dengan menggunakan pengujian hipotesis dengan regresi linier berganda. Dengan menggunakan 2 pengujian hipotesis yaitu uji hipotesis secara parsial dan uji hipotesis secara simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial konflik peran tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi, begitu pula  pada variabel stres kerja. Sedangkan secara simultan, konflik peran dan stres kerja bila terjadi bersamaan maka juga tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi pada akuntan publik yang bekerja di KAP Jakarta. Keywords : Konflik kerja, stres kerja, komitmen organisasi PENDAHULUAN Keberhasilan suatu organisasi tergantung pada kemampuannya untuk mengelola  berbagai macam sumber daya yang dimilikinya, salah satu yang sangat penting yaitu sumber daya manusia (SDM). SDM senantiasa melekat pada setiap sumber daya organisasi apapun sebagai faktor penentu keberadaan dan peranannya dalam memberikan konstribusi kearah pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Cholil dan Riani, 2003).

Upload: muhammad-anggiardi

Post on 18-Jul-2015

130 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/16/2018 Sri Mulyati Gundar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sri-mulyati-gundar 1/13

 

PENGARUH KONFLIK PERAN DAN STRES KERJA TERHADAP

KOMITMEN ORGANISASI

(STUDI PADA AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA)

Syari MulyatiJurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Gunadarma

ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh konflik peran

dan stres kerja terhadap komitmen organisasi baik itu secara parsial maupun secara

simultan. Pada penelitian ini menggunakan data primer, teknik pengumpulan data denganmenyebarkan kuesioner kepada akuntan publik yang bekerja di KAP di Jakarta. metode

 pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu convenience sampling. Dari 50 kuesioner yang disebarkan hanya 39 yang kembali dan bisa dianalisis. Analisis yang digunakandalam penelitian ini yaitu secara deskriptif dan pengujiannya menggunakan software

SPSS.

Hasil penelitian diperoleh dengan menggunakan pengujian hipotesis dengan

regresi linier berganda. Dengan menggunakan 2 pengujian hipotesis yaitu uji hipotesissecara parsial dan uji hipotesis secara simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

secara parsial konflik peran tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi, begitu pula

 pada variabel stres kerja. Sedangkan secara simultan, konflik peran dan stres kerja bilaterjadi bersamaan maka juga tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi pada

akuntan publik yang bekerja di KAP Jakarta.

Keywords : Konflik kerja, stres kerja, komitmen organisasi

PENDAHULUAN

Keberhasilan suatu organisasi tergantung pada kemampuannya untuk mengelola

 berbagai macam sumber daya yang dimilikinya, salah satu yang sangat penting yaitu

sumber daya manusia (SDM). SDM senantiasa melekat pada setiap sumber daya

organisasi apapun sebagai faktor penentu keberadaan dan peranannya dalam memberikan

konstribusi kearah pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Cholil dan

Riani, 2003).

5/16/2018 Sri Mulyati Gundar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sri-mulyati-gundar 2/13

 

Dalam rangka pencapaian tujuannya secara efektif dan efisien, organisasi

membutuhkan sumber daya manusia atau karyawan dengan tingkat loyalitas dan

 partisipasi yang tinggi, dan tingkat loyalitas dan partisipasi yang tinggi tersebut yang

dinamakan komitmen. Komitmen merupakan hal yang berlaku umum, tanpa memandang

umur, jenis kelamin, pendidikan, jabatan, gaji, status sosial, dan lain-lain. Komitmen– 

komitmen yang berhubungan dengan pekerjaan telah dikemukakan dalam beberapa

 bentuk seperti pekerjaan, karir, professional, organisasi, dan lain-lain. Walaupun

komitmen memegang peranan yang penting dalam pencapaian tujuan organisasi,

intensitas komitmen antara karyawan yang satu dengan lainnya terhadap organisasinya

adalah berbeda-beda karena adanya pengaruh dari berbagai sumber. Didalam suatu

organisasi atau perusahaan yang sering menjadi permasalahan adalah apabila anggota

atau karyawannya memiliki intensitas komitmen yang rendah terhadap organisasi

 perusahaannya, dan apabila komitmen organisasi berbenturan dengan komitmen profesi

maka akan menyebabkan turunnya intensitas komitmen yang nantinya akan

menimbulkan munculnya suatu konflik dari seorang profesional. Konflik ini bisa muncul

karena selain sebagai anggota organisasi, seorang karyawan professional juga merupakan

anggota suatu profesi yang diatur oleh kode etik dan standar kinerja profesi. Sedangkan

sebagai anggota organisasi, ia harus patuh pada norma dan peraturan yang berlaku,

memiliki kesetiaan kepada organisasi, serta tunduk pada wewenang dan pengawasanhirarkis.

Konflik dalam suatu organisasi dapat disebabkan oleh :

1.  Terbatasnya sumber daya yang harus dibagi.

Hal ini disebabkan karena suatu organisasi memiliki sumber daya yang terbatas yang

harus dialokasikan. Konflik akan timbul bila anggota-anggota dalam organisasi

tersebut bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang ada.

2.  Adanya perbedaan tujuan.

Timbul karena setiap anggota dalam organisasi mengembangkan berbagai tujuan,

tugas, dan personalia yang tidak sama sehingga tujuan yang akan dicapainya juga

akan berbeda.

5/16/2018 Sri Mulyati Gundar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sri-mulyati-gundar 3/13

 

3.  Adanya saling ketergantungan antar kegiatan kerja.

Saling ketergantungan kerja ada bila dua atau lebih anggota/kelompok saling

tergantung satu dengan yang lain untuk menyelesaikan tugas mereka. Konflik akan

meningkat jika suatu bagian tidak dapat memulai pekerjaan karena harus menunggu

 penyelesaian pekerjaan dari bagian lain.

4.  Adanya perbedaan nilai-nilai atau persepsi diantara dua individu.

Konflik akan timbul bila pekerjaan didistribusikan secara sama tapi penghargaan

diberikan secara berbeda.

5.  Tanggung jawab kerja dan tujuan yang ingin dicapai tidak dirumuskan dengan jelas.

6.  Gaya-gaya individual maksudnya ada orang yang menyukai konflik, debat dan adu

argumentasi, dan bila hal ini bisa dikendalikan akan dapat menstimulasi anggota

dalam suatu organisasi untuk meningkatkan atau memperbaiki prestasi.

Akuntan merupakan salah satu jenis pekerjaan yang dominasi independent

 profesionalnya sangat kuat, dan secara umum sikap mereka dalam pelaksanaan tugas

merupakan cerminan norma-norma dan aturan-aturan kode etik profesinya. Kondisi ini

memiliki kemungkinan yang besar akan timbulnya konflik peran apabila akuntan bekerja

di tempat dengan norma-norma dan aturan-aturan yang berbeda dengan norma dan

aturan kode etik yang telah dipelajarinya. Bagi manajemen, konflik peran adalah salahsatu bentuk disfunctional behavior yang tidak diinginkan karena sifatnya yang cenderung

kontra produktif  dan menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan secara

 professional bisa menurunkan motivasi kerja. Sifat ini yang dapat menghambat upaya

 pencapaian tujuan strategis perusahaan secara efektif dan efisien.

Terlepas dari munculnya konflik peran terhadap komitmen, stres yang dialami

anggota organisasi juga harus diperhatikan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap

intensitas komitmen. Stres kerja muncul sebagai ketidaksesuaian antara individu dengan

lingkungan kerjannya. Stres kerja merupakan stres yang timbul dari beban kerja yang

 berlebihan dan berbagai tekanan waktu dari tempat kerja seperti pekerjaan-pekerjaan

yang dikejar  (deadline). Semakin tinggi konflik peran dan stres kerja yang dialami

seseorang maka makin rendah komitmen organisasi yang dimilikinya.

5/16/2018 Sri Mulyati Gundar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sri-mulyati-gundar 4/13

 

 

Dalam Rahim (1996) disebutkan bahwa karakteristik pekerjaan yang menyebabkan

sumber stres kerja secara konseptual terdiri dari lima dimensi, yaitu sebagai berikut :

1.  Physical Environment 

Lingkungan tempat bekerja yang tidak mendukung terselenggaranya proses bekerja

yang baik.

2.   Role conflict 

Mengindikasikan suatu tingkatan dimana individu mengalami ketidaksesuaian

antara permintaan dan komitmen dari suatu peran.

3.   Role Ambiguity

Mengindikasikan suatu tingkatan dimana kriteria prioritas, harapan (expectations),

dan evaluasi tidak disampaikan secara jelas kepada pegawai.

4.   Role Overload 

Mengindikasikan suatu tingkatan dimana permintaan kerja melebihi kemampuan

 pegawai dan sumber daya lainnya, serta suatu keadaan dimana pegawai tidak 

mampu menyelesaikan beban kerja yang direncanakan.

5.   Role Insufficiency

Mengindikasikan suatu kondisi dimana pendidikan, training, keterampilan, dan

 pengalaman pegawai tidak sesuai dengan job requirements.Berdasarkan uraian diatas, maka diambil hipotesis sebagai berikut :

Ho1 : Konflik peran tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi akuntan

 publik.

Ha1 : Konflik peran berpengaruh terhadap komitmen organisasi akuntan publik.

Ho2 : Stres kerja tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi akuntan publik.

Ha2 : Stres kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi akuntan publik.

Ho3 : Konflik peran dan stres kerja secara simultan tidak berpengaruh terhadap

komitmen organisasi akuntan publik.

Ha3 : Konflik peran dan stres kerja secara simultan tidak berpengaruh terhadap

komitmen organisasi akuntan publik.

5/16/2018 Sri Mulyati Gundar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sri-mulyati-gundar 5/13

 

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional karena dimaksudkan untuk 

mengungkapkan permasalahan berupa hubungan antarvariabel. Penelitian ini

menggunakan convenience sampling, yaitu pengumpulan informasi dari anggota populasi

yang mudah menyediakannya dan merupakan cara terbaik untuk mendapatkan informasi

secara tepat dan efisien.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu akuntan publik. Populasinya

akuntan publik yang bekerja di KAP (Kantor Akuntan Publik) di daerah Jakarta. Sampel

yang diambil berdasarkan pada KAP yang terdaftar pada direktori Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI).

Dalam mengolah data yang telah didapat digunakan beberapa uji yang terdiri dari

uji validitas, uji reabilitas, dan uji asumsi klasik dengan menggunakan software SPSS 14. 

Instrumen pengukuran dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Organizational

Commitment Questionaire (OCQ) yang dikembangkan oleh Mowday et al. (1979) yang

digunakan oleh Setianingsih (2002) dalam penelitiannya yang terdiri dari 11 item

 pertanyaan. Untuk mengukur konflik peran digunakan 9 item pertanyaan dari J.R. Rizzo,

R.J. House, dan S.I. Lirtzman (1970). Untuk stres kerja diukur dengan menggunakan

instrumen yang dikembangkan oleh Yulianti (2001) yang terdiri dari 16 item pertanyaan.Skala yang digunakan dalam setiap variabel penelitian adalah skala  Likert  satu sampai

lima. Pemberian bobot sesuai dengan bagaimana item disusun, dalam penelitian memiliki

 bobot 1 samapi 5. Angka 1 mewakili sangat tidak setuju, angka 2 mewakili tidak setuju,

angka 3 mewakili netral, angka 4 mewakili setuju, angka 5 mewakili sangat setuju.

Begitupula dengan pemberian bobot pada jawaban sangat salah, salah, netral, benar,

sangat benar.

.Kuesioner yang disebarkan berjumlah 50 buah. Kuesioner yang kembali

sebanyak 39 buah dan semuanya memenuhi syarat untuk dijadikan sampel dan dapat

digunakan untuk analisis.

5/16/2018 Sri Mulyati Gundar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sri-mulyati-gundar 6/13

 

PEMBAHASAN

Untuk menguji data yang telah dikumpulkan digunakan uji validitas dan

reabilitas, yang bertujuan untuk mengetahui apakah item-item pertanyaan tersebut valid

dan reliabel atau tidak.

Tabel 1

Uji Validitas Variabel Konflik Peran

Item Pearson Correlation Keterangan

1 .508(**) Valid

2 .131 Tidak Valid

3 .721(**) Valid

4 .748(**) Valid

5 .459(**) Valid

6 .487(**) Valid

7 .234 Tidak Valid

8 .770(**) Valid

9 .573(**) Valid

Tabel 2

Uji Validitas Variabel Stres Kerja

Item Pearson Correlation Keterangan

1 .631(**) Valid

2 .723(**) Valid

3 .637(**) Valid

4 .749(**) Valid

5 .788(**) Valid

5/16/2018 Sri Mulyati Gundar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sri-mulyati-gundar 7/13

 

6 .852(**) Valid

7 .749(**) Valid

8 .677(**) Valid

9 .789(**) Valid

10 .295 TidakValid

11 .637(**) Valid

12 .607(**) Valid

13 691(**) Valid

14 .697(**) Valid

15 .258 Tidak Valid

16 .204 Tidak Valid

Tabel 3

Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi

Item Pearson Correlation Keterangan

1 .653(**) Valid 2 .380(*) Valid 3 .632(**) Valid 4 .486(**) Valid 5 .761(**) Valid 6 .711(**) Valid 7 .620(**) Valid 8 .620(**) Valid 9 .505(**) Valid 10 .645(**) Valid 11 .207 TidakValid 

5/16/2018 Sri Mulyati Gundar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sri-mulyati-gundar 8/13

 

 Dari ketiga tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 36 item pertanyaan terdapat 6

item pertanyaan yang tidak valid. Hal itu disebabkan karena nilai  pearson correlation <

nilai r tabel yaitu 0,316.

Tabel 4

Uji Reliabilitas

Variabel α Keterangan

Konflik Peran 0,756 Reliabel

Stres Kerja 0,767 Reliabel

Komitmen Organisasi 0,750 Reliabel

Hasil uji reliabilitas menunjukkan hasil yang baik karena semua butir pada semua

konstruk yang mendasarinya yaitu lebih dari (>) 0,50.

Salah satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi berganda adalah

terpenuhinya uji asumsi klasik. Persamaan regresi di atas harus bersifat BLUE (Best

Linier Unbiased Estimator). Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi

linier berganda yaitu tidak boleh ada autokorelasi, tidak boleh ada multikolinieritas dantidak boleh ada heterokedastisitas.

Tabel 5 

Uji Autokorelasi

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of 

the Estimate Durbin-Watson

1 .291(a) .085 .034 6.142 1.706

Sumber : Data SPSS

 Nilai Durbin-Watson yaitu 1,706 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

autokorelasi karena nilainya mendekati angka 2(dua).

5/16/2018 Sri Mulyati Gundar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sri-mulyati-gundar 9/13

 

Tabel 6

Uji Multikolonieritas

Collinearity Statistics

Variabel Tolerance VIF Analisa

Konflik Peran 0,897 1,115 Tidak terjadi multikolineritas

Stres Kerja 0,897 1,115 Tidak terjadi multikolineritas

Sumber: Data SPSS diolah

 Nilai Variance Inflation Faktor(VIF) kedua variabel, mempunyai nilai dibawah 10

yaitu 1,115 dan angka tolerancenya mendekati angka 1 yaitu 0,897. Hal itu berarti

variabel tersebut tidak terjadi persoalan multikolonieritas.

Pengujian Hipotesis

1. Hipotesis H1

Tabel 7

Uji Secara Parsial (Uji-t)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.Correlations

B

Std.

Error Beta Partial

1 (Constant) 33.418 4.701 7.109 .000

konflik_peran .363 .215 .283 1.684 .101 .270

stres_kerja -.127 .105 -.204 -1.214 .233 -.198

a Dependent Variable: komitmen

Sumber : Data SPSS diolah 

Dari tabel 7 diketahui bahwa besarnya probabiltas (sig) konflik peran  adalah

sebesar 0,101. Karena probabilitas lebih besar daripada taraf uji yang digunakan dalam

 penelitian atau Sig. > α atau 0,101 > 0,05 maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan

 bahwa konflik peran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi.

5/16/2018 Sri Mulyati Gundar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sri-mulyati-gundar 10/13

 

2. Hipotesis H2

Dari tabel 7 juga dapat dilihat bahwa besarnya probabilitas (sig.) untuk variabel

 bebas beta adalah 0,233. Karena probabilitas lebih besar daripada taraf uji yang

digunakan dalam penelitian atau Sig. > α atau 0,233 > 0,05 maka Ho diterima. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa stres kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

komitmen organisasi.

3. Hipotesis H3

Tabel 8

Uji Secara Simultan (Uji-F)

Sumber: Data SPSS Diolah

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 126.071 2 63.035 1.671 .202(a)

Residual 1358.288 36 37.730

Total 1484.359 38

Pada Tabel 8 jika dilihat berdasarkan besarnya nilai F-hitung yaitu didapat nilai F-

hit 1,671 dan diperoleh hasil F-tabel sebesar 3,259. Maka dapat diambil keputusan bahwa

konflik peran dan stres kerja secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap komitmen

organisasi.

Komunitas responden jika dilihat dari data yang telah didapat adalah akuntan

 publik yang tepatnya adalah auditor junior. Hal ini dapat dijadikan sebagai suatu alasan

mengapa konflik peran dan stres kerja tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi.

Auditor junior bisa dibilang belum berkompeten dan masih terlalu muda sehingga belum

 banyak pengalaman dalam menangani suatu pekerjaan yang sulit, jadi mereka belum

menemukan suatu kendala baik itu konflik peran ataupun stres kerja dalam menanganisuatu pekerjaannya.

5/16/2018 Sri Mulyati Gundar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sri-mulyati-gundar 11/13

 

KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh konflik peran dan

stres kerja yang dialami akuntan publik terhadap komitmen organisasi. Hasil analisis

menunjukkan bahwa pada responden akuntan publik khususnya pada auditor junior 

didapatkan bahwa konflik peran dan stres kerja tidak berpengaruh terhadap komitmen

organisasi.  Dari hasil analisis tersebut juga didapat bahwa konflik peran mempunyai

hubungan yang positif terhadap komitmen organisasi dimana tingkat korelasinya sebesar 

0,218 yang berarti terjadi hubungan yang lemah dan searah. Selain itu dilihat dari analisis

korelasi didapat bahwa stres kerja mempunyai hubungan yang negatif dengan komitmen

organisasi yaitu sebesar -0,113. berarti terjadi hubungan yang lemah tetapi tidak searah.

Dari hasil uji simultan(uji-F) dengan menggunakan analisis regresi didapatkan

 bahwa secara bersama-sama konflik peran dan stres kerja tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap komitmen organisasi akuntan publik.

Dari ketiga hasil kesimpulan diatas dapat diartikan bahwa konflik peran dan stres

kerja tidak mempengaruhi komitmen organisasi akuntan publik. Hal ini bisa terjadi

karena komunitas responden yang mengisi kuesioner rata-rata masih auditor junior dan

mereka belum banyak mengalami pengalaman dalam bekerja, sehingga mereka belum

menemukan konflik peran dan stres kerja dalam suatu pekerjaan yang dihadapinya.Berdasarkan kesimpulan diatas dan karena keterbatasan dari penelitian ini,

diantaranya yaitu : peneliti tidak melakukan wawancara secara terbuka dan mendalam

serta tidak terlibat langsung dalam aktivitas di KAP. Demikian pula ada kemungkinan

terjadi mispersepsi tentang angket kuesioner yang dikirimkan sehingga tingkat tanggapan

dari responden relatif tidak tinggi, penelitian ini hanya menggunakan dua variabel yaitu

konflik peran dan stres kerja. Dari hasil analisis diketahui bahwa pada akuntan publik 

96% komitmen organisasi disebabkan oleh fakor-faktor lain

5/16/2018 Sri Mulyati Gundar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sri-mulyati-gundar 12/13

 

DAFTAR PUSTAKA

Arens, A dan Loebbecke. 1997.  Auditing Suatu Pendekatan  Terpadu. Jilid 1. Jakarta:

Salemba Empat.

Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta : Mediakom

Mulyadi. 2001. Auditing. Edisi ke 3. Jakarta: Salemba Empat.

Mutiasri, Eka. 2006. Anteseden dan Konsekuensi Burnout Pada Auditor : Pengembangan

terhadap Role Stres Model. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

Politeknik Negeri Semarang.

Rusmin dan Asmara Noor. 1996. Auditing. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.

Sekaran, Uma. 2006.  Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi ke 4. Jakarta. Salemba

Empat.

Sukrisno, Agoes. 2000.  Auditing (Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan Publik).

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Syam BZ, Fazli dan Muslim A. Djalil. 2006. Pengaruh Orientasi Profesional Terhadap

Konflik Peran : Interaksi antara Partisipasi Anggaran Sebagai Alat Ukur 

Kinerja Dengan Orientasi Manajerial (Suatu Penelitian Empiris Pada

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Provinsi Nanggroe Aceh

 Darussalam.  Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Universitas Syah

Kuala. 

Trinaningsih, Sri. 2007.  Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai

 Mediasi Pengaruh Good Governance, Gaya Kepemimpinan,dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja Auditor . Simposium Nasional Akuntansi X

Padang. Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur.

Assegaf, Yasmin Umar. 2005. Pengaruh Konflik Peran Dan Stres Kerja Terhadap

Komitmen Organisasi (Studi Pada Akuntan Publik Di Daerah Istimewa

Yogyakarta). Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol.5 No. 2 : 91-106.

www.google.com

 

5/16/2018 Sri Mulyati Gundar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sri-mulyati-gundar 13/13