30227441-hipertensi

Upload: ivana-lms

Post on 04-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    1/20

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain

    meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat

    pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta

    adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

    I.2 Tujuan

    Tujuan Umum

    Setelah menyelesaikan tinjauan pustaka ini, diharapkan mahasiswa mampu

    memahami, menjelaskan, serta mengaplikasikan definisi, epidemiologi,

    patomekanisme berdasarkan etiologi dan factor resiko, gejala atau gambaran

    klinis, pemeriksaan untuk diagnosis serta untuk mencari factor resiko,

    pemeriksaan penunjang, terapi, komplikasi, dan prognosis dari penyakit

    Hipertensi.

    Tujuan Khusus

    Setelah mempelajari tinjauan pustaka ini, diharapkan mahasiswa mampu :

    a. Memahami dan menjelaskan epidemiologi hipertensi

    b. Memahami dan menjelaskan definisi hipertensi

    c. Memahami dan menjelaskan epidemiologi hipertensi

    d. Memahami dan menjelaskan patomekanisme berdasarkan etiologi dan factor

    resiko hipertensi

    e. Memahami dan menjelaskan gejala hipertensi

    f. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan untuk diagnosis dan mencari

    factor resiko hipertensi

    g. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi

    h. Memahami dan menjelaskan terapi untuk hipertensi

    i. Memahami dan menjelaskan komplikasi hipertensi

    1

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    2/20

    j. Memahami dan menjelaskan prognosis hipertensi

    STATUS PASIEN

    I.1 Identitas

    Nama : Ny. S

    Usia : 48 tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pekerjaan : Penjaga warung

    Alamat : Cilandak timur

    Hari/Tanggal Masuk : Senin, 15 Maret 2010

    Jam : 10.00 WIB

    I.2 Anamnesis

    Autoanamnesa kepada pasien tanggal 15 Maret 2010, 10.00 WIB.

    Keluhan utama:

    Pusing sejak 4 hari

    Riwayat penyakit sekarang:

    Pusing sejak 4 hari. Yang dirasakan adalah sakit kepala. Sakit kepala dirasakan dibagian tengkuk

    kepala. Sakit kepala dirasakan setiap saat, bukan karena pindah tempat ke tempat yang lebih

    gelap ataupun pindah posisi dari jongkok berdiri. Keluhan demam, mual, muntah, maag

    gangguan BAB dan BAK disangkal.

    Riwayat penyakit dahulu

    Pasien memiliki riwayat hipertensi sebelumnya.

    Riwayat keluarga

    Disangkal

    Riwayat psikososial

    Terkadang pasien suka mengkonsumsi makanan ikan asin. Selain itu, pasien suka mengkonsumsi

    bayam, kacang panjang, dan kangkung. Pasien tidak merokok dan jarang olahraga.

    Pasien tinggal serumah dengan suami dan anaknya. Keduanya adalah perokok.

    Riwayat pengobatan

    Saat pusing, pasien mengkonsumsi obat merek Paramex. Sembuh hanya sesaat, kemudian pusing

    kembali.

    2

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    3/20

    Riwayat alergi

    Disangkal

    I.3 Pemeriksaan Fisik Umum

    Keadaan umum : pasien tampak sakit ringan

    : compos mentis

    Tanda vital

    Nadi : 102 x/menit

    Suhu : 36,5 C

    Nafas : 20 x/menit

    Tekanan darah: 150/100 mmHg

    TB : 160 cm

    BB : 58 kg

    IMT : 22,66 (normal)

    Kepala

    Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

    Hidung : deviasi (-), secret (-), udem (-)

    Telinga : normotia, simetris, sekret (-), serumen (-)

    Mulut : bibir basah, gigi geligi (baik)

    Faring : tidak hiperemis

    Leher

    Tiroid : Tidak dilakukan

    Trakea : Tidak dilakukan

    Kelenjar limfe : Tidak dilakukan

    Thorax

    Inspeksi : Pengembangan dinding dada simetris

    Palpasi : Vokal fremitus tidak dilakukan

    3

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    4/20

    Perkusi : Tidak dilakukan

    Auskultasi : Bunyi nafas normal, wheezing (-), stridor (-)

    Abdomen

    Inspeksi : Suppel, distensi abdomen (-), asites (-)

    Auskultasi : Bising Usus (+)

    Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, CVA (-)

    Perkusi : Timpani

    Ekstremitas :

    Akral hangat, edema (-), bekas luka (-)

    Tonus otot 5 5

    5 5

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    EKG

    DIAGNOSIS1. Diagnosis : Hipertensi

    PENATALAKSANAAN

    Beta blocker

    Captopril : 1-2 dd 25-50 mg

    Diuretik

    Hidroclorothiazide : 1 dd 12,5 mg

    4

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    5/20

    BAB II

    TEORI

    II.1 Definisi

    Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.

    Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial. Menurut

    The Seventh of The Joint national Committee on Prevention, detection, Wvaluation, and

    Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi

    menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1, dan derajat 2.

    Klasifikasi Tekanan darah menurut JNC 7Klasifikasi Tekanan

    DarahTDS (mmHg) TDD (mmHg)

    Normal < 120 dan < 80

    Prehipertensi 120 139 atau 80 90

    Hipertensi derajat 1 140 159 atau 90 99

    Hipertensi derajat 2 160 atau 100

    Pasien dengan prehipertensi berisiko mengalami peningkatan tekanan darah menjadi hipertensi;

    mereka yang tekanan darahnya berkisar antara 130 139/80 89 mmHg dalam sepanjang

    hidupnya akan memiliki dua kali risiko menjadi hipertensi dan mengalami penyakit

    kardiovaskular daripada yang tekanan darahnya lebih rendah.

    Pada orang yang berumur lebih dari 50 tahun, tekanan darah sistolik >140 mmHg merupakan

    factor resiko yang lebih penting untuk terjadinya penyakit kardiovaskular daripada tekanan darah

    diastolic.

    Risiko penyakit kardiovaskular dimulai pada tekanan darah 115/75 mmHg, meningkat

    dua kali dengan tiap kenaikan 20/10 mmHg

    Risiko penyakit kardiovaskular bersifat kontinyu, konsisten, dan independen dari factor

    resiko lainnya

    5

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    6/20

    II.2 Epidemiologi

    Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia lanjut, maka

    jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah, dimana baik

    hipertensi sistolok maupun kombinasi hipertensi sistolik dan diastolic sering timbul pada lebih

    dari separuh orang yang berusia > 65 tahun. Selain itu, laju pengendalian tekanan darah yang

    dahulu terus meningkat, dalam decade terakhir tidak menunjukkan kemajuan lagi (pola kurva

    mendatar), dan pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai 34% dari seluruh pasien

    hipertensi.

    Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari negara-negara yang

    sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES)

    menunjukkan bahwa dari tahun ke 1999 2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah

    sekitar 29 31%, yang berarti terdapat 58 65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi

    peningkatan 15 juta dari data NHNES III tahun 1988 1991. Hipertensi esensial sendiri

    merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi.

    II.3 Patomekanisme berdasarkan Etiologi (Penyebab)

    Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :

    1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui

    penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).

    2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya

    penyakit lain.

    a. Hipertensi Primer / Esensial (90%)

    adalah peningkatan curah jantung (volume sekuncup x frekuensi denyut jantung) dan

    peningkatan resistensi perifer total (TPR).

    II.4 Gejala

    Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak

    sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah

    6

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    7/20

    tinggi. Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah

    kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada

    seseorang dengan tekanan darah yang normal.

    Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

    Sakit kepala

    Kelelahan

    Mual

    Muntah

    Sesak nafas

    Gelisah

    Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung

    dan ginjal.

    Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena

    terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan

    penanganan segera.

    II.5 Pemeriksaan untuk Diagnosis

    Pemeriksaan Dasar

    Pengukuran tekanan darah yang sesuai standar dilakukan tidak hanya sekali, bila perlu dapat

    pada lebih sekali kunjungan.

    Syarat standar pengukuran tekanan darah :

    Diukur setelah pasien duduk dan istirahat beberapa menit di ruangan yang tenang

    Cuff standar yaitu dengan balon 12 13 cm lebar dan panjang 35 cm, orang

    gemuk atau anak perlu alat yang sesuai dan dipasang setinggi jantung

    Tekanan sistolik = suara fase I dan tekanan diastolic = fase V

    Pengukuran pertama haarus pada kedua sisi lengan untuk menghindarkan

    kelainan pembuluh darah perifer

    7

    http://id.wikipedia.org/wiki/Hidunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidung
  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    8/20

    Harus diukur juga tekanan darah sewaktu berdiri pada manula, pasien DM, atau

    keadaan yang sering timbul hipotensi ortostatik

    II.6 Pemeriksaan Mencari Faktor Resiko

    Faktor resiko penting untuk menentukan resiko hipertensi dan stratifikasi terhadap kejadian

    komplikasi kardiovaskular, yaitu :

    1. Resiko untuk stratifikasi

    a. Derajat hipertensi

    b. Wanita > 65 tahun

    c. Laki-laki > 55 tahun

    d. Perokok

    e. Kolesterol total > 250 mg% (6,5 mmol/L)

    f. Diabetes mellitus

    g. Riwayat keluarga penyakit kardiovaskular lain

    2. Resiko lain yang mempengaruhi prognosis

    a. Kolesterol HDL rendah

    b. Kolesterol LDL meningkat

    c. Mikroalbuminaria pada diabetes mellitus

    d. Toleransi glukosa terganggu

    e. Obesitas

    f. Tidak berolahraga (secondary lifestyle)

    g. Fibrinogen meningkat

    h. Kelompok resiko tinggi tertentu; sosioekonomi, ras, geografik

    8

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    9/20

    3. Kerusakan organ sasaran

    a. Hipertrofi ventrikel kiri

    b. Proteinuria / kreatinin 1,2 2,0 mg%

    c. Penyempitan a.retina local / umum

    d. Tanda aterosklerosis pada a.karotis, a.iliaka, aorta

    4. Tanda klinis kelainan dengan penyakit

    a. Penyakit serebrovaskular

    Stroke iskemik

    Perdarahan serebral

    b. Penyakit jantung

    Infark miokard

    Angina pectoris

    Revaskularisasi koroner

    Gagal jantung kongestif

    c. Retinopati hipertensi lanjut

    Perdarahan atau eksudat

    Edema papil

    d. Penyakit ginjal

    Nefropati diabetic

    GGK (kreatinin > 2 mg %)

    e. Penyakit lain

    9

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    10/20

    Diseksi aneurisma

    Penyakit arteri (simtomatik)

    II.7 Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan rutin harus dilakukan seperti :

    Tes darah rutin

    Hemoglobin dan hematokrit

    Urinalisis terutama untuk deteksi adanya darah, protein, gula

    Kimia darah untuk kalium (serum), kreatinin (serum), gula darah puasa, total kolesterol

    Elektrokardiogram

    Ekokardiogram

    Radiologi: foto toraks

    Sesuai penyakit penyerta

    Kolesterol total serum, kolesterol HDL serum, LDL serum, kolesterol trigliserida serum

    (puasa)

    Asam urat serum

    Plasma rennin activity (PRA), aldosteron, katekolamin urin

    Ekokardiografi bila diduga KOS (kerusakan organ sasaran), seperti adanya LVH

    Ultrasonografi pembuluh darah besar (karotis dan femoral)

    Ultrasonografi ginjal bila diduga adanya kelainan ginjal

    Pemeriksaaan neurologis untuk mengetahui kerusakan pada otak

    Funduskopi untuk mengetahui kerusakan pada mata

    10

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    11/20

    II.8 Terapi

    Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah :

    Target tekanan darah < 140/90 mmHg, untuk individu beresiko tinggi (diabetes, gagal

    ginjal proteinuria) < 130/80 mmHg

    Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular

    Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria

    Selain pengobatan hipertensi, pengobatan terhadap factor resiko atau kondisi penyerta lainnya

    seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus dilaksanakan hingga mencapai target terapi

    masing-masing kondisi.Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi

    nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujian menurunkan

    tekanan darah dan mengendalikan factor-faktor resiko serta penyakit penyerta lainnya.

    Terapi nonfarmakologis terdiri dari :

    Menghentikan merokok

    Menurunkan berat badan berlebih

    Menurunkan konsumsi alcohol berlebih

    Latihan fisik

    Menurunkan asupan garam

    Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak

    Jenis jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan JNC 7:

    Diuretika, terutama jenis Thiazie (Thiaz) atauAldosterone Antagonist(Aldo Ant)

    Beta Blocker(BB)

    Calcium Channel Blockeratau Calcium Anatagonist(CCB)

    11

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    12/20

    Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor(ACEI)

    Angiotensin II Receptor Blockeratau AT1receptor antagonist / blocker(ARB)

    Masing masing obat antihipertensi memiliki efektivitas dan keamanan dalam pengobatan

    hipertensi, tetapi pemilihan obat antihipertensi juga dipengaruhi beberapa factor, yaitu :

    Faktor sosio ekonomi

    Profil factor resiko kardiovaskular

    Ada tidaknya kerusakan organ target

    Ada tidaknya penyakit penyerta

    Variasi individu dari respon pasien terhadap obat antihipertensi

    Kemungkinan adanya interaksi dengan obat yang digunakan pasien untuk penyakit lain

    Bukti ilmiah kemampuan obat antihipertensi yang akan digunakan dalam menurunkan

    resiko kardiovaskular

    Berdasarkan uji klinis, hamper seluruh pedoman penanganan hipertensi menyatakan bahwa

    keuntungan pengobatan antihipertensi adalah penurunan tekanan darah itu sendiri, terlepas darijenis atau kelas obat antihipertensi yang digunakan. Tetapi terdapat pula buki bukti yang

    menyatakan bahwa kelas obat antihipertensi tertentu memiliki kelebihan untuk kelompok pasien

    tertentu.

    Untuk keperluan pengobatan, ada pengelompokan pasien berdasar yang memerlukan

    pertimbangan khusus (Special Consederations), yaitu Kelompok Indikasi yang Memaksa

    (Compelling Indications), dan Keadaan Khusus lainnya (Special Situations).

    Indikasi yang memaksa meliputi :

    Gagal jantung

    Pasca infark miokardium

    12

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    13/20

    Resiko penyakit pembuluh darah koroner tinggi

    Diabetes

    Penyakit ginjal kronis

    Pencegahan stroke berulang

    Keadaan khusus lainnya meliputi :

    Populasi minoritas

    Obesitas dan sindrom metabolic

    Hipertrofi ventrikel kanan

    Penyakit arteri perifer

    Hipertensi pada usia lanjut

    Hipotensi postural

    Demensia

    Hipertensi pada perempuan

    Hipertensi pada anak dan dewasa muda

    Hipertensi urgensi dan emergensi

    Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap, dan target tekanan darah

    tinggi dicapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjurkan untuk menggunakan obat

    antihipertensi dengan masa kerja panjang atau yang memberikan efikasi 24 jam dengan

    pemberian sekali sehari. Pilihan memulai terapi dengan satu jenis obat antihipertensi atau dengan

    kombinasi tergantung tekanan darah awal dan ada tidaknya komplikasi. Jika terapi dimulai

    dengan satu jenis obat dan dalam dosis rendah, dan kemudian tekanan darah belum mencapai

    13

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    14/20

    target, maka langkah selanjutnya adalah meningkatkan dosis obat tersebut, atau berpindah ke

    antihipertensi lain dengan dosis rendah. Efek samping umumnya bisa dihindarkan dengan dosis

    rendah, baik tunggal maupun kombinasi. Sebagian besar pasien memerlukan kombinasi obat

    antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah, tetapi terapi kombinasi dapat meningkatkan

    bisaya pengobatan dan menurunkan kepatuhan pasien karena jumlah obat yang semakin

    bertambah.

    Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien adalah :

    CCB dan BB

    CCB dan ACEI atau ARB

    CCB dan diuretika

    AB dan BB

    Kadang diperlukan tida atau empat kombinasi obat

    Indikasi dan Kontraindikasi (KI) Kelas kelas Utama Obat Antihipertensi menurut ESH

    Kelas Obat Indikasi KI Mutlak KI Tidak Mutlak

    Diuretika (Thiazide)

    Gagal jantung kongestif, usia

    lanjut, isolated systolic

    hypertension

    Gout Kehamilan

    Diuretika (Loop)Insufisiensi ginjal, gagal

    jantung kongestif

    Diuretika (anti aldosteron)Gagal jantung kongestif,

    pasca infark miokardiumGagal ginjal, hiperkalemia

    -blocker

    Angina pectoris, pasca infarkmiokardium, gagal jantung

    kongestif, kehamilan,

    takiaritmia

    Asma, penyakit paru

    obstruktif menahun, A-V

    block(derajat 2 atau 3)

    Penyakit pembuluh darahperifer, intoleransi glukosa,

    atlit atau pasien yang aktif

    secara fisik

    Calcium Antagonist

    (dihydopiridine)

    Usia lanjut, isolated systolic

    hypertension, angina pectoris,

    penyakit pembuluh darah

    Takiaritmia, gagal jantung

    kongestif

    14

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    15/20

    perifer, aterosklerosis karotis,

    kehamilan

    Calcium Antagonist

    (verapamil, diltiazem)

    Angina pectoris,

    aterosklerosis karotis,

    takikardia supraventrikuler

    A-V block(derajat 2 atau 3),

    gagal jantung kongestif

    Penghambat ACE

    Gagal jantung kongestif,

    disfungsi ventrikel kiri, pasca

    infark miokardium, non-

    diabetic nefropati, nefropati

    DM tipe 1, proteinuria

    Kehamilan, hiperkalemia,

    stenosis arteri renalis bilateral

    Angiotensin II receptor

    antagonist(ATI-blocker)

    Nefropati DM tipe 2,

    mikroalbuminaria diabetic,

    proteinuria, hipertrofi

    ventrikel kiri, batuk karena

    ACEI

    Kehamilan, hiperkalemia,

    stenosis arteri renalis bilateral

    BlockerHyperplasia prostat (BPH),

    hiperlipidemiaHipotensi ortostatik Gagal jantung kongestif

    Tatalaksana Hipertensi Menurut JNC 7

    Klasifikasi

    Tekanan darah

    TDS (mmHg) TDD (mmHg) Perbaikan Pola

    Hidup

    Terapi Obat

    Awal tanpa

    Indikasi

    Memaksa

    Terapi Obat awal

    dengan Indikasi

    Memaksa

    Normal < 120 dan < 80 Dianjurkan

    Prehipertensi 120 139 atau 80 89 Ya Tidak indikasi

    obat

    Obat-obatan untuk

    indikasi yang

    memaksa

    Hipertensiderajat 1

    140 159 atau 90 99 Ya Diuretika jenisThiazide untuk

    sebagian besar

    kasus, dapat

    dipertimbangkan

    ACEI, ARB, BB,

    CCB, atau

    Obat-obatan untukindikasi yang

    memaksa obat

    antihipertensi lain

    (diuretika, ACEI,

    ARB, BB, CCB)

    sesuai kebutuhan

    15

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    16/20

    kombinasi

    Hipertensi

    derajat 2

    160 atau 100 ya Kombinasi 2 obat

    untuk sebagian

    besar kasus

    umumnya

    diuretika jenis

    Thiazide dan

    ACEI atau ARB

    atau BB atau CCB

    II.9 Komplikasi

    Aterosklerosis

    Penyakit jantung koroner

    Penyakit arteri perifer atau penyakit oklusi arteri perifer

    Aneurisma

    Gagal Jantung

    Stroke

    Edema paru

    Gagal ginjal

    Kebutaan (pecahnya pembuluh darah pada mata)

    Sindrom metabolic

    16

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    17/20

    II.10 Prognosis

    Hipertensi dapat dikendalikan dengan baik dengan pengobatan yang tepat. Terapi dengan

    kombinasi perubahan gaya hidup dan obat-obatan antihipertensi biasanya dapat menjaga tekanan

    darah pada tingkat yang tidak akan menyebabkan kerusakan pada jantung atau organ lain. Kunci

    untuk menghindari komplikasi serius dari hipertensi adalah untuk mendeteksi dan mengobati

    sebelum kerusakan terjadi.

    \

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Setelah mempelajari dan menyesuaikan dengan laporan kasus yang ada, kasus ini didiagnosa sebagai

    hipertensi derajat 1 sesuai dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang didapat. Adapun hasil

    anamnesa dan pemeriksaan fisis yang didapat, yaitu:

    Sakit kepala

    Riwayat hipertensi sebelumnya

    Suka mengkonsumsi ikan asin

    Tekanan darah: 150/100mmHg

    Nadi: 102 x/menit

    Namun, hal ini perlu ditunjang oleh beberapa pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah telah

    terjadi kelainan pada jantung:

    17

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    18/20

    EKG

    Foto polos thorax

    Terapi yang diberikan pada pasien ini :

    Captopril : 1-2 dd 25-50 mg

    Hidroclorothiazide : 1 dd 12,5 mg

    Kombinasi beta blocker dan diuretik ini diberikan sebagai lini pertama, karena menurut penelitian yang

    ada kombinasi obat ini dapat menurunkan tingkat mortalitas pada pasien hipertensi.

    BAB IV

    PENUTUP

    IV.1 KESIMPULAN

    Walaupun hipertensi masih banyak terjadi di kalangan masyarakat, namun masih bisa diobati

    dan dikendalikan. Hipertensi dapat diobati dengan berbagai jenis obat antihipertensi yang sesuai

    dengan keadaan penderita serta dapat dikendalikan melalui pola hidup sehat dan pemeriksaan

    tekanan darah secara teratur.

    IV.2 SARAN

    Jangan anggap remeh penyakit hipertensi karena terdapat banyak komplikasi yang bisa

    ditimbulkan di kemudian hari. Hipertensi dapat disembuhkan jika pengobatan dimulai sejak awal

    18

  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    19/20

    munculnya keluhan. Sehingga diharapkan angka kesakitan yang disebabkan oleh penyakit ini

    bisa menurun.

    DAFTAR PUSTAKA

    1 Sudoyo, Aru W., dkk.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. ed. IV. Jakarta: FKUI. 2006.

    2 Silvia A. Price, Lorraince M. Wilson.Patofisiologi. Jakarta: EGC. 2003.

    3 Hughes AD, Schachter M. Hipertensi dan pembuluh darah. Br Med Bull 1994;50:356-70.

    Br Med Bull 1994; 50:356-70.

    4 Gareth Beevers "Para patofisiologi hipertensi". British Medical Journal.

    FindArticles.com.

    5 Ganiswarna, S. G. (2003).Famakologi dan Terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi FK-UI.

    6 Tjay, T. H., & Rahardja, K. (2003). Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek-

    efek Sampingnya. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

    19

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://findarticles.com/p/articles/mi_m0999/is_7291_322/ai_74435271/&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgfdy_3Dt13E07N0pIQmEY0Im4Sfwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://findarticles.com/p/articles/mi_m0999/is_7291_322/ai_74435271/&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgfdy_3Dt13E07N0pIQmEY0Im4Sfwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://findarticles.com/p/articles/mi_m0999/is_7291_322/ai_74435271/&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgfdy_3Dt13E07N0pIQmEY0Im4Sfw
  • 7/31/2019 30227441-hipertensi

    20/20

    20