2010-1-00484-mnti-bab 1

38
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan wawancara dengan Direktur Utama PT. Trafoindo Prima Perkasa diketahui bahwa seiring dengan perkembangan perusahaan, jumlah pelanggan pun semakin bertambah. Penambahan jumlah pelanggan ini disertai dengan penambahan jumlah produk yang dipesan, tingkat penjualan produk pun meningkat. Kondisi ini dapat dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan profit dengan memenuhi pesanan para pelanggan tersebut sesuai dengan kriteria dan jumlah produk yang diminta, menjaga kualitas produk, serta waktu pemenuhan pesanan sesuai jadwal yang disepakati sehingga pelanggan merasa puas. Dengan memenuhi hal tersebut perusahaan tidak hanya mendapat keuntungan berupa kenaikan profit namun juga dapat memperoleh dampak positif berupa citra baik perusahaan dimata pesaing, mitra kerja, pelanggan, bahkan publik. Namun pada kondisi nyata subperusahaan yang memproduksi Transformator Instrument berupa Current Trafo dan Voltage Trafo, seringkali melakukan keterlambatan dalam memenuhi pesanan, hal ini menyebabkan beberapa pelanggan mengurangi atau bahkan membatalkan pesanan mereka. Dengan kondisi demikian sulit bagi perusahaan untuk meningkakan profit, bahkan cenderung mengalami kerugian. Untuk itu diperlukan adanya penanganan agar keterlambatan pemenuhan pesanan tidak terjadi lagi.

Upload: hariyadi-arakawa

Post on 25-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ffff

TRANSCRIPT

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Berdasarkan wawancara dengan Direktur Utama PT. Trafoindo Prima

    Perkasa diketahui bahwa seiring dengan perkembangan perusahaan, jumlah

    pelanggan pun semakin bertambah. Penambahan jumlah pelanggan ini disertai

    dengan penambahan jumlah produk yang dipesan, tingkat penjualan produk pun

    meningkat. Kondisi ini dapat dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan profit

    dengan memenuhi pesanan para pelanggan tersebut sesuai dengan kriteria dan

    jumlah produk yang diminta, menjaga kualitas produk, serta waktu pemenuhan

    pesanan sesuai jadwal yang disepakati sehingga pelanggan merasa puas. Dengan

    memenuhi hal tersebut perusahaan tidak hanya mendapat keuntungan berupa

    kenaikan profit namun juga dapat memperoleh dampak positif berupa citra baik

    perusahaan dimata pesaing, mitra kerja, pelanggan, bahkan publik.

    Namun pada kondisi nyata subperusahaan yang memproduksi Transformator

    Instrument berupa Current Trafo dan Voltage Trafo, seringkali melakukan

    keterlambatan dalam memenuhi pesanan, hal ini menyebabkan beberapa pelanggan

    mengurangi atau bahkan membatalkan pesanan mereka. Dengan kondisi demikian

    sulit bagi perusahaan untuk meningkakan profit, bahkan cenderung mengalami

    kerugian. Untuk itu diperlukan adanya penanganan agar keterlambatan pemenuhan

    pesanan tidak terjadi lagi.

  • 2

    Agar dapat menangani persoalan ini dengan tepat perlu diketahui aspek-

    aspek dalam perusahaan yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan. Aspek-

    aspek tersebut antara lain kegiatan proses produksi, persediaan bahan baku,

    ketersediaan modal, saluran distribusi, pengendalian kaulitas, dan kecukupan sumber

    energi. Dari observasi langsung dan wawancara diperoleh informasi bahwa aspek

    yang memerlukan perbaikan adalah kegiatan proses produksi. Sebab pada kegiatan

    proses produksi, waktu produksi untuk memenuhi suatu pesanan lebih lama dari

    yang telah dijadwalkan. Selain itu beberapa operator seringkali terlihat menganggur

    atau melakukan kegiatan yang membuang-buang waktu.

    Untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan timbulnya gejala tersebut,

    dilakukan beberapa pendekatan yaitu wawancara dengan pihak-pihak yang terkait

    dalam proses produksi, pengamatan langsung, pembuatan diagram tulang ikan,

    perhitungan waktu baku aktual, serta peta tangan kiri dan tangan kanan aktual.

    Setelah mengetahui penyebab timbulnya gejala, dan mengidentifikais masalah maka

    penulis mencoba untuk menyelsaikan masalah tersebut dengan melakukan perbaikan

    tata cara kerja, melalui mengubah gaya kepemimpinan untuk lantai produksi dengan

    mrubah format jadwal produksi, pemberian reward dan insentif, dan melakukan

    perbaikan lay out stasiun kerja.

    Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengambil

    judul : Perbaikan Sistem Kerja Untuk Mmenuhi Pesanan Tepat Waktu Pada

    PT.Tarfoindo Prima Perkasa .

  • 3

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah serta untuk

    memberi kejelasan lebih lanjut terhadap permasalahn yang akan dibahas, maka

    perumusan masalah ditetapkan sebagai berikut :

    - Bagaimana format jadwal produksi yang lebih sesuai untuk operator di

    lantai produksi

    - Apakah waktu baku aktual berbeda dengan waktu baku yang selama ini

    digunakan perusahaan?

    - Bagaimana usulan layout yang baik bagi stasiun kerja yang memiliki

    layoutt kurang teratur?

    - Apakah operator pada stasiun merakit dan melepas rakit telah melakukan

    gerakan yang efektif dan efisien?

    - Bagaimana agar operator tetap menjaga kualitas produk ?

    1.3 Ruang Lingkup

    Agar penulisan ini dapat lebih terfokus dan terarah sesuai dengan yang

    penulis maksud, maka sangat penting dijelaskan terlebih dahulu batasan-batasan atau

    ruang lingkup penelitian, baik dari segi materi, objek dan subjek penelitian, lokasi,

    maupun dari sgei waktu.

    - Tipe dari Produk CT dan VT yang dipilih untuk dijadikan sampel dalam

    penelitian ini adalah tipe CTB-24, CT-24-2C2R, VTI-24-1 dan VT-24A.

    Hal ini berdasarkan data permintaan tahun 2008 (Januari-Desember)-

    2009 (Januari-Oktober) dimana total jumlah permintaan kedua jenis baik

  • 4

    CT maupun VT tersebut telah melebihi 50% dari total jumlah

    permintaan.

    - Stasiun kerja yang diteliti adalah seluruh staisun kerja kecuali stasiun

    kerja pada proses Quality Control.

    - Pengumpulan waktu siklus dilakukan dengan menggunkan jam henti.

    - Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan dibuat berdasarkan pengamatan

    gerakan yang direkam dengan menggunakan kamera video.

    - Peta Tangan Kiri dan Tnagan Kanan yang dibuat adalah Peta untuk tipe

    CTB-24 atas dasar ijin yang diebrikan oleh perusahaan.

    - Usulan metode pemberian insentif bagi operator, menggunakan moninal

    upah yang tidak real atau dengan kata lain memakai asumsi nilai nominal

    UMR wilayah Tangerang pada situs www.hrcentro.com yang berlaku

    sejak 1 januari 2009 sebesar Rp 1.044.500. Nilai asumsi tersebut telah

    disapakati oleh perusahaan.

    1.4 Tujuan dan Manfaat

    Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

    - Untuk membantu perusahaan mengetahui akar penyebab masalah keterlambatan

    pemenuhan pesanan.

    - Untuk membantu perusahaan mengetahui apakah waktu baku yang selama ini

    digunakan dalam penjadwalan tepat dan sesuai dengan kondisi aktual.

    - Untuk memberikan usulan perbaikan tata letak fasilitas pada stasiun kerja yang

    memiliki tata letak kurang efisien dan efektif.

  • 5

    - Untuk membantu perusahaan dalam menentukan metode penetapan upah insentif

    yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan.

    - Untuk memberikan gambaran kepada perusahaan mengenai kondisi gerakan

    tangan operator saat bekerja pada kondisi aktual dan memberikan usulan gerakan

    yang lebih efektif dan efisien.

    Dengan melakukan penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan

    manfaat sebagai berikut :

    - Memperoleh informasi mengenai akar penyebab masalah utama yang dihadapi.

    - Memperoleh informasi mengenai perbandingan waktu baku hasil perhitungan

    dengan waktu baku yang selama ini digunakan perusahaan.

    - Memperoleh usulan mengenai pengaturan Layout stasiun kerja agar menjadi

    lebih teratur.

    - Mendapatkan sumbangan pemikiran mengenai penetapan upah insentif bagi

    operator lantai produksi.

    - Mendapatkan gambaran mengenai gerakan tangan operator saat melakukan

    aktivitas merakit.

    1.5 Gambaran Umum Perusahaan

    Berikut adalah penjelasan mengenai lokasi, jenis usaha, visi dan misi, sejarah

    perusahaan, areal pabrik, ketenagakerjaan, K3, proses produksi, mesin, bahan baku,

    dan material handling perusahaan PT. Trafoindo Prima Perkasa

  • 6

    1.5.1 Alamat Perusahaan

    Kantor Pusat PT. TRAFOINDO PRIMA PERKASA

    Jl. Hayam Wuruk 4 FX, Jakarta 10720 Indonesia

    Telp. (62) (21) 3451384, 3850703, 3861865

    Fax. (62)(21) 3850702, 3861869

    E-mail : [email protected], [email protected]

    WEB : http://www.trafoindonesia.com

    Pabrik PT. TRAFOINDO PRIMA PERKASA

    Jl. Raya Siliwangi, Kel. Alam Jaya, Kec. Jati Uwung, Tangerang Indonesia

    Telp. (62) (21) 5903801, 5903802, 5926367

    Fax. (62)(21) 5900616

    E-mail : [email protected]

    1.5.2 Jenis Usaha

    PT. Trafoindo Prima Perkasa bergerak di bidang pabrikan peralatan

    listrik seperti Transformator Tenaga, Transfromator Distribusi berpendingin

    minyak, Transformator Distribusi jensi cast resin, Transformator Instrumen yang

    terdiri atas dua jenis yaitu Current Trafo (CT), dan Voltage Trafo (VT). Produksi

    yang dilakukan berdasaran pesanan pelanggan (job order).

    Penelitian diakukan pada pabrik yang memproduksi Transformator

    Instrumen. Berbagai jenis tipe Transformator Instrumen tersebut yaitu :

  • 7

    Tabel 1.1 Tipe-Tipe Produk CT&VT

    TIpe CT TIpe VT CTB-24 VTI-24-1 CTB-12 VT-24A

    CT24-2C2R VTI-24-2 CT24-1C2R VTB-24 CT24-2C1R VT24(O)-1B1S CTB-24-2A VTB-12

    CT24(O)-1C1R VT24-2B1S CTB-12-2A VT-24F

    CT24(O)-1C2R VT24(O)-1B2S CT24-1C1R VT24-1B1S CTB-24-2 VT-24M CTB-12-2 VT24(O)-2B1S CTB-12A VTB-24-2

    CT24(O)-2C2R VTB-12F VT24(O)-2B2S VT-12F VT7.2-2B1S VT7.2-1B1S

    Tipe CT&VT tidak terbatas pada tipe yang sudah ada, tipe dapat berkembang

    sesuai pesanan yang diinginkn customer. Tipe yang dicantumkan pada tabel diatas

    adalah tipe yang diambil dari data permintaan tahun 2008-2009.

    1.5.3 Visi dan Misi

    Visi

    PT. Trafoindo Prima Perkasa bertekad menjadi perusahaan yang terunggul dalam

    mutu, kehandalan, dan pelayanan pelanggan dengan harga yang kompetitif

    dibidang manufatur peralatan listrik tegangan menengah serta menjadi perusahaan

    yang terlengkap dalam varian produknya, bebas dari pencemaran lingkungan dan

    tanpa kecelakaan kerja.

  • 8

    Misi

    PT. Trafoindo Prima Perkasa sebagai penghasil produk yang memenuhi

    persyaratan pelanggan, dengan cara memperhatikan dampak yang timbul terhadap

    lingkungan dan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, senantiasa

    menetapkan, mengimplementasian dan melakukan perbaikan terus menerus

    terhadap Sistem Manajemn Mutu , Sistem Manajemen Lingkungan dan Sistem

    Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja seperti yang digariskan dalam

    standar ISO 9001:2008, ISO 14001:2004, dan OHSAS 18001:2007, sehingga

    tercapai kepuasan pelanggan, lingkungan yang bebas dari pencemaran dan

    peningkatan faktor keselamatan dan kesehatan kerja karyawan demi terwujudnya

    visi perusahaan.

    1.5.4 Sejarah Perusahaan

    - Tahun 1981

    28 Oktober 1981, Perusahaan PT. Trafoindo Prima Perkasa berdiri dengan akte

    notaris Trisnawati Mulia, SH. Akte No.62 di Jakarta. Merk dagang yang

    digunakan TRAFINDO.

    - Tahun 1982

    Produksi secara komersial Transformator Berpendingin Minyak tegangan

    menengah, 24KV.

    - Tahun 1985

    Melakukan pengembangan usaha dalam rangka memperkuat posisi perseroan

    dibidang manajemen dan pemodalan melalui penggabungan dengan PT. Ometraco

    dalam perseroan dengan mengambil atau membeli saham.

  • 9

    Diversifikasi produk dengan memproduksi : Transformator kering jenis cast resin.

    - Tahun 1988

    Pengembangan produksi Transofromator Tenaga Berpendingin Minyak dengan

    tegangan primer sampai dengan 36 KV dan kapasitas sampai dengan 12.500

    KVA.

    - Tahun 1990

    Melakukan diversifikasi produk dnegan memprodusi Trafo Instrumen. Produk ini

    terdiri atas dua jenis yaitu Transformator Arus (CT) dan Transformator Tegangan

    (VT) 24 KV, dengan merk dagang TRAFINDO.

    PT. Trafoindo Prima Perkasa menjadi perusahaan publik dan tercatat pada bursa

    efek jakarta.

    - Tahun 1991

    Mendirikan anak perusahaan yang bergerak di bidang jasa perdagangan mesin-

    mesin dan peralatan dapur, PT. Ometraco Arya Samanta. Selain itu juga

    mendirikan PT. Liang Chi Indonesia, industri Water Cooling Tower.

    - Tahun 1993

    Diversifikasi produk dengan memproduksi aksesoris kabel yaitu alat Sambung

    kabel dan alat Terminal kabel, 24 KV. Selain itu juga mendirikan PT. Putera

    Ometraco Electric, industri kabel telepon dan tenaga.

    - Tahun 1995

    Mendirikan anak perusahaan dalam industri Kabel Serat Optik, PT.Siemens Kabel

    Optik.

  • 10

    - Tahun 1997

    Mulai bergerak di bidang jasa instalasi jaringan Telkom, serta membentuk jasa

    perdagangan U.P.S

    Sejak tahun 1997 PT. Trafoindo Prima Perkasa berstatus sebagai perusahaan

    induk. Pabrik Transformator menjadi inti bisnis perusahaan.

    Pada tanggal 1 November 1997 PT. Trafoindo memperoleh sertifikat ISO

    9001:1994 oleh KEMA.

    Tanggal 19 Oktober 1997 memperloeh sertifikat SPM dari PT. PLN Jasa

    Kelistrikan LMK.

    - Tahun 2003

    Pada tanggal 15 Januari 2003 perusahaan telah memperbarui sertifikat ISO 9001-

    1994 dengan versi ISO 9001-2000 sesuai ketentuan badan setifikasi.

    Pada tanggal 7 April 2003 perusahaan memperoleh sertifikat ISO 14001- 1996 dari

    PT. KEMA

    Pada tanggal 18 Maret 2003 perusahaan memeproleh sertifikat OHSAS 18001-

    1996 dari PT. KEMA

    - Tahun 2006

    Pada tanggal 8 Agustus 2006 perusahaan memperbarui ISO 14001-1996 menjadi

    14001-2004 dari PT. SAI GLOBAL

    Pada tanggal 20 Januari 2006 perusahaan meresmikan software pribadi

    - Tahun 2009

    Pada tanggal 23 Februari 2009 perusahaan memperbarui ISO 9001-2000 menjadi

    ISO 9001- 2008 dan pada tanggal 18 Maret 2009 memperbarui OHSAS 18001-

    1996 menjadi OHSAS 18001-2007

  • 11

    1.5.5 Areal Pabrik

    Luas total area pabrik PT. Trafoindo Prima Perkasa adala 24.110,43 m2

    Dengan pembagian luas area sebagai berikut :

    Gedung Produksi Elektrik : 2278 m2 Gedung Produksi Mekanik : 2352 m2 Gedung Produksi Coil CT/VT : 198 m2 Gedung Produksi Casting CT/VT : 504 m2 Gedung Elastrioid : 863 m2 Gedung QC test, final ass., dan repair : 1918 m2 Gedung Kantor Umum dan HRD : 409 m2 Gedung PPIC dan Engineering : 884 m2 Gdang Material Trafo : 2016 m2 Ruang PPIC CT/VT dan Umum : 165 m2 Pos Jaga/Keamanan : 40 m2 Musholla : 42 m2 WC/Kamar Mandi : 239 m2 Penyimpanan minyak trafo : 391 m2 Halaman Pabrik : 5933.43 m2 Ruang Serbaguna : 1648 m2 Penghijauan : 4230 m2

    Sedangkan untuk total luas area kantor pusat adalah 1221 m2

    Dengan pembagian luas area sebagai berikut :

    Bangunan : 976 m2 Luas Tanah : 245 m2

    Pada areal pabrik terdapat daerah evakuasi, yaitu daerah pengungsian atau

    pemindahan orang-orang dari daerah-daerah yang berbahaya, misal bahaya

    kebakaran, bahaya gempa, bahaya kebocoran gas atau bahan kimia lain, ke daerah

    yang aman.

  • 12

    Berikut adalah denah evakuasi areal pabrik

    Gambar 1.1 Denah Evakuasi PT. Trafoindo Prima Perkasa

    Denah evakuasi ini berfungsi untuk menginformasikan tempat-tempat yang aman untuk

    meghindari bahaya yang terjadi dalam areal pabrik.

    Sumber: Doumen perusahaan

  • 13

    Keterangan gambar :

    1 Pos Keamanan 24 Gudang MPC ct&vt 2 Musholla 25 Gudang Material Trafo 3 Parir Mobil 26 Gudang Material Trafo 4 Gardu PLN 27 Offiice 5 Tangki Oli 28 Gudang Material Trafo 6 Office 30 Parkir Motor 7 Core & Assembly 31 Pos 2 Keamann 8 Core & Assembly 32 Pengolahan Air Limbah 9 Coil Making 33 Parkir Motor 10 Gudang Trafo 34 Retail Trfao 11 Office Engineering & PPIC 35 Mekanik

    12 a Tank Making 36 Mekanik (Fixing Part) 12 b Mekanik (Radiator) 12 c SB Painting 13 QA dan Gudang Material Trafo 14 Final Assembly 17 Produksi CT&VT 18 Gudang Terbuka 19 Ofice CT&VT 20 Gudang Terbuka 21 Gudang Material CT&VT

    22 Produksi CT&VT (Final Assembly)

    23 Gudang

    1.5.6 Tenaga Kerja

    Tabel 1.2 Jumlah Tenaga Kerja

    Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada tabel 1.2 adalah total dari jumlah

    tenaga kerja di pabrik dan di kantor pusat PT. Trafoindo Prima Perkasa dengan

    data yang diperoleh pada tahun 2009.

    Jabatan Pabrik Kantor Pusat Top Management 2 3 Middle Level Management 29 10 Low Level Management 53 4 Operator+Staff 364 55 Total 448 72

  • 14

    Struktur Organisasi

  • 15

    Tabel 1.3 Jumlah Operator Lantai Produksi

    Jabatan Jumlah Operator Gulung Core CT&VT 3 Operator Balut Core CT&VT 6 Operator Gulung Coil Sekunder CT 6 Operator Guung Coil Primer + Connection CT 6 Operator Gulung Coil Primer VT 6 Operator Ass Coil VT 6 Balut Coil Sekunder VT 6 Operator Mould Assembly 12 Operator Miling Gerinda 6 Operator Finishing 6 Total 63

    Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada tabel 1.3 adalah jumlah tenaga kerja

    di lantai produksi PT. Trafoindo Prima Perkasa subperusahaan CT&VT pada

    tahun 2009. Jam kerja 8 jam untuk tiap shift. Dimana shift untuk section 1 (Core-

    Coil) dan section 3 (Gerinda-Finishing) terbagi menajdi 2 shift, dan untuk section

    2 (Moulding-Post Curing) terbagi menjadi 3 shift.

    Berikut adalah job description pada perusahaan PT Trafoindo Prima Perkasa

    CT&VT :

    - Deputi Factory Manager Unit CT&VT

    Bertanggung jawab untuk membuat perencanaan, pemantauan pelaksanaan

    strategi, dan mngevaluasinya bagi seluruh divisi CT&VT.

    - Depatemen Produsi Unit CT&VT

    Bertanggung jawab unruk memantau pelaksanaan proses produksi,memastikan

    bahwa proses berjalan sesuai yang diharapkan, menyusun jadwal pengerjaan,

    serta memastikan kualitas produk tetap terjaga.

  • 16

    - Bagian PPC CT&VT

    Bertanggung jawab untuk mengatur persediaan bahan baku yang sesuai dengan

    klasifikasi untuk kelangsungan proses produksi, dan melakukan pengendalian

    penggunaan bahan baku tersebut.

    - Seksi PPC CT&VT

    Bertanggung jawab untuk melakukan transaksi pengadaan bahan baku dan

    memilih supplier yang bereputasi baik utnuk diajak bekerja sama dalam hal

    ini.

    - Bagian Produksi CT&VT

    Bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan produksi, melakukan

    beberapa inovasi produksi, dan berusaha mencapai target produksi.

    - Seksi Core & Coil CT&VT

    Bertanggung jawab dalam pembuatan Core Coil di section 1 dari mulai

    penggulungan Core hingga menjadi Core Coil siap test.

    - Seksi Moulding & Casting CT&VT

    Bertanggung jawab dalam proses pencetakan CT&VT setelah Core Coil pada

    section sebelumnya telah lulus uji.

  • 17

    - Seksi Final Assembly CT&VT

    Bertanggung jawab untuk melakukan penyempurnaan produk yang telah

    melalui tahap Post Curing.

    - Departemen Engineering Unit CT&VT

    Bertanggung jawab untuk merancang beberapa produk baru, menentukan

    bahan baku alternatif, melakukan penjadwalan produksi, serta mengatur

    pemakaian mesin.

    - Bagian Design CT&VT

    Bertanggung jawab dalam pembuatan desain produk yang akan diberikan

    kepada pihak produksi untuk dijadikan dasar aturan dalam pembuatan, dan

    customer.

    - Bagian QC CT&VT

    Bertanggung jawab untuk melakukan pengujian kualitas terhadap produk yang

    telah dibuat baik pada section1 maupun pada final.

    1.5.7 Keselamatan dan Kesehatan Kerja[

    Keselamatan dan kesehatan kerja sangat berperan dalam menjamin adanya

    perlindungan terhadap pekerja/tenaga kerja. Perlindungan terhadap pekerja

    meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan atas keselamatan,

    kesehatan, dan pemeliharaan moral kerja.

  • 18

    Perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja tersebut dilakukan

    agar pekerja secara aman melakukan pekerjaannya dengan kondisi kesehatannya

    yang baik untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kerja. Dengan

    demikian, pekerja memiliki hak untuk memperoleh perlindungan keselamatan dan

    kesehatan itu dari berbagai resiko atau kemungkinan yang dapat menimpa dan

    mengganggu pekerja serta pelaksanan pekerjaannya.

    Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Trafoindo Prima Perkasa

    dapat dilihat dari pemakaian alat pelindung diri (APD) oleh pekerja. Beberapa

    contoh alat-alat yang digunakan oleh pekerja adalah :

    - Helm

    Helm merupakan salah satu alat keselamatan dan kesehatan kerja yang

    digunakan di kepala. Helm ini dikenakan untuk melindungi kepala dari

    bahaya terbentur dan terpukul yang dapat menyebabkan luka, juga

    melindungi kepala dari panas, radiasi, api, dan bahan-bahan kimia

    berbahaya. Serta melindungi agar rambut tidak terjerat dalam mesin yang

    berputar. Pemakaian Helm sebenarnya tidak dapat memberikan

    keamanan sepenuhya terhadap kepala, namun setidaknya dapat

    mengurangi resiko yang diakibatkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu,

    PT. Trafoindo Prima Perkasa mengharuskan para pekerjanya khusunya

    pekerja yang bertugas di lapangan untuk menggunakan helm. Apabila

    ada pekerja yang tidak memakai helm, maka pekerja tersebut akan diberi

    peringatan.

  • 19

    - Ear plug

    Ear plug adalah salah satu alat keselamatan kerja yang berguna untuk

    melindungi pemakainya dari bahaya percikan api atau logam-logam

    panas, alat ini juga bekerja untuk mengurangi intensitas suara yang

    masuk ke dalam telinga. Pada lingkungan kerja PT. Trafoindo Prima

    Perkasa, kondisi lingkungan kerja dapat dikatakan memiliki tingkat

    kebisingan yang cukup tinggi. Hal itu tentu saja terjadi karena banyak

    mesin yang bekerja pada lingkungan kerja tersbeut. Ear plug ini berguna

    untuk melindungi telinga dari kebisingan, sehingga telinga kita dapat

    terjaga kesehatannya. Di lantai produksi, ear plug biasanya digunakan

    oleh pekerja di bagain proses penggulungan core, matriks, rematriks,

    Assembly Moulding, dan Demoulding

    - Masker

    Alat Pelindung Pernapasan merupakan alat yang berfungsi untuk

    melindungi pernapasan terhadap gas, uap, debu, atau udara yang

    terkontaminasi di tempat kerja yang dapat bersifat racun, korosif maupun

    rangsangan. Alat pelindung pernapasan dapat berupa masker yang

    berguna untuk mengurangi debu atau partikel-partikel yang lebih besar

    yang masuk ke dalam pernapasan, yang biasanya terbuat dari kain dan

    respirator yang dapat berguna untuk melindungi pernapasan dari debu,

    kabut, uap logam, asap, dan gas. Respirator dapat dibedakan atas

    Chemical Respirator, Mechanical Respirator, dan Cartidge atau Canister

    Respirator dengan Salt Contained breathing Apparatus (SCBA) yang di

  • 20

    gunakan untuk tempat kerja yang terdapat gas beracun atau kekurangan

    oksigen serta Air Supplay Respirator yang mensuplay udara dari tabung

    oksigen.

    Pada lantai produksi pekerja bagian penggulungan Core, Matriks,

    Rematriks, Moulding, Demoulidng, Gerinda, dan Finishing diwajibkan

    untuk menggunakan masker sehingga bahaya dan penyakit yang

    diakibatkan udara yang kurang bersih tersebut dapat diminimalisir.

    - Sarung Tangan

    Sarung tangan merupakan salah satu keperluan di dalam bidang kerja.

    Alat ini berguna untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam atau

    cedera pada waktu kerja, dalam memilih sarung tangan perlu

    dipertimbangkan beberapa faktor antara lain bahaya terpapar, apakah

    berbentuk bahan korosif, panas, dingin, tajam atau kasar. Sarung tangan

    yang digunakan oleh pekerja di PT. Trafoindo Prima Perkasa terdiri dari

    beberapa jenis sarung tangan dengan bahan pembuat yang berbeda-beda

    yaitu karet, kulit dan kain katun. Sarung tangan wajib untuk dipakai oleh

    semua pekerja

    - Safety Shoes

    Sepatu kerja adalah sebuah sepatu khusus yang digunakan pada area

    produksi atau sering disebut safety shoes. Sepatu ini memang didesain

    untuk para pekerja di lantai produksi. Sepatu ini mempunyai sifat yang

    tidak licin dan juga aman untuk kaki pekerja. Ujung dari sepatu ini pada

  • 21

    umumnya menggunakan besi sebagai ujung dari sepatu tersebut. Selain

    itu, sepatu ini biasanya berbahan kulit yang tidak mudah berlubang saat

    sepatu tersebut terkena api dan juga tahan terhadap minyak.

    - Safety Glass

    Kacamata keselamatan atau safety glass adalah alat yang digunakan

    untuk melindungi mata dari percikan api, debu, kotoran, atau partikel-

    pertikel berbahaya lain. Pada PT. Tarfoindo Prima Perkasa pekerja yang

    diwajibkan untuk menggunakan alat ini adalah pekerja pada stasiun

    Gulung Core, Gulung Coil Primer, dan Assembly Coil saat melakukan

    proses pengelasan dan pemotongan.

    Berkut adalah gambar APD yang digunakan operator di lantai produksi

    Helm Safety Shoes Ear Plug

    Masker Safety Glass Sarung Tangan

    Gambar 1.3 Alat-Alat Perlindungan Diri

    Gambar alat-alat yang dipakai pekerja lantai produksi untuk menjaga keselamatan dan kesehatan

    diri mereka saat melakuka kegiatan di tempat kerja

    Sumber: dokumn perusahaan

  • 22

    1.5.8 Proses Produksi

    a. Proses produksi CT (Current Trafo)

    - Proses Gulung Core

    Bahan yang akan digulung berupa Silicon Steel Sheet. Pemilihan Silicon Steel

    Sheet yang akan digulung dilakukan berdasarkan lebar Silicon yang diperlukan.

    Setelah memilih ukuran lebar Slicon yang tepat, opeator akan mengatur Bobin

    pada mesin Winding Core untuk memperoleh besar diameter gulungan Core

    yang sesuai dengan kriteria CT yang akan dibuat. Sedangkan untuk mengatur

    dan mengecek tebal gulungan, operator menggunakan alat yang disebut Counter

    yang terdapat pada mesin. Pengaturan gigi mesin digunakan untuk

    mengendalikan kecepatan menggulung. Setelah penggulungan selesai operator

    akan melakukan pengecekan dimensi ketebalan dengan menggunkan jangka

    sorong dan pengelasan pada ujung Core agar gulungan tidak terurai kembali.

    - Proses Annealing

    Core yang telah tergulung dikumpulkan dalam jumlah tertentu dan dimasukkan

    ke dalam mesin Annealing Oven dengan menggunakan Crane untuk dibakar.

    Proses pembakaran dilakukan selama 20 jam dengan suhu maksimum 800oC.

    Kenaikan suhu hingga mencapai suhu maksimum berlangsung bertahap selama 7

    jam, kemudian setelah mencapai suhu maksimum, suhu akna tetap selama 3 jam

    dan kemudian secara bertahap akan menurun. Setelah jam ke-16 tutup Annealing

    Oven diangkat secara bertahap yang diawali dengan mengangkat tutup itu sekitar

    15 cm. Tutup Annealing Oven, baru benar-benar dapat dibuka seluruhnya saat

  • 23

    jam ke 20. Core yang telah melalui proses pembakaran akan dikeluarkan dari

    mesin Annealing Oven dengan menggunaan Crane.

    - Proses Balut Core

    Sebelum melakukan pembalutan, operator membuka ujung gulungan Core yang

    sebelumnya telah dilas pada proses gulung Core, kemudian dilakukan

    pengecekan dimensi tebal dengan jangka sorong, apabila dari hasil pengukuran

    didapati dimensi ketebalan sedikit berubah, maka akan dilakukan pengguntingan

    Core, lalu kembali merekatkan ujung gulungan dengan lakban hitam. Core

    dibalut dengan menggunakan Cotton Band pada balutan pertama setebal 1

    lapisan, PVC Sheet hitam pada balutan kedua setebal 1 lapisan , Rubber Sheet

    pada balutan ketiga setebal 1 lapisan, kembali dibalut dengan PVC Sheet hitam

    untuk balutan keempat setebal 1 lapisan, pada balutan kelima yang merupakan

    balutan terakhir digunakan Crepe Paper setebal 1 lapisan.

    - Proses Gulung Coil Sekunder

    Core yang telah dibalut kemudian digulung dengan Kawat Enamel menggunakan

    mesin Winding Coil Sekunder sesuai dengan jenis gulungan yang akan dibuat

    (Ukuran besar, sedang atau, kecil). Kegiatan operator pada stasiun kerja ini

    hampir sama dengan yang dilakukan oleh operator gulung Core, seperti

    mengatur kecepatan dengan gigi, memantau banyaknya gulungan dengan

    Counter, dan mengecek dimensi menggunakan jangka sorong.

  • 24

    - Proses Gulung Coil primer + Connection

    Pada stasiun kerja ini operator mula-mula membuat Coil Primer dengan

    gulungan kawat Enamel. Penggulungan tersebut menggunaan mesin Winding

    Enamel dan dibantu dengan Ragum untuk selanjutnya dilakukan penekukan

    kawat. Setelah itu hasil gulungan akan dipotong dengan gunting sesuai dengan

    dimensi panjang yang dikehendaki. Dilanjutkan pemasangan terminal pada

    ujung-ujung Coil Primer dengan las. Terminal juga dipasang pada ujung-ujung

    kawat Enamel Coil sekunder. Banyaknya terminal sesuai dengan tipe CT yang

    akan dibuat.

    Coil sekunder yang telah dibalut dengan kawat Enamel pada stasiun sebelumnya,

    dibalut lagi dengan menggunakan Crepe Paper . Kemudian beberapa Coil primer

    dan sekunder dihubungkan sesuai dengan kriteria CT yang akan dibuat (jumlah

    Coil sekunder dan primer yang dihubungkan berdasarkan kriteria CT yang akan

    dibuat). Jarak penghubungan diukur dengan menggunakan jangka sorong,

    Setelah semuanya terhubung, dilakukan pembalutan dengan Trivolton setebal 3

    lapisan, pembalutan dilanjutkan dengan Semi Konduktor setebal 3 lapisan. Core

    Coil selanjutnya akan diuji sebelum melanjutkan ke tahap perakitan, pengujian

    hanya berlangsung selama kurang dari 5 menit.

    - Proses Assembly Moulding

    Core Coil yang telah siap akan dirakit pada cetakan sesuai tipe CT. Namun

    sebelum digunakan, cetakan dibersihkan terlebih dulu dengan menggunakan

    beberapa peralatan seperti Kape, Release Ezen, dan lap. Proses perakitan

    dilakukan secara manual menggunakan beberapa peralatan seperti, kunci pas,

  • 25

    obeng, dan Air Vessel. Cetakan yang telah bersih segera akan dirakit dengan

    Core Coil. Core Coil dipasang ke dalam cetakan dengan menggunakan baut

    ukuran tertentu sesuai dengan tipe CT. Setelah pemasangan selesai cetakan akan

    ditutup dengan menggunakan baut dan lem Sealant. Kemudian akan dipasangkan

    Iron Nut pada bagian atas cetakan tersebut, pemasangan diakukan dengan baut.

    Dimensi baut yang digunakan berbeda untuk tiap jenis CT.

    - Proses Pre-Heating

    Cetakan yang telah terisi Core Coil akan dipanaskan pada Oven yang bersuhu

    60oC selama 2 jam, Pemanasan ini dilakukan agar saat melakukan proses

    pengecoran suhu cetakan tidak akan berbeda jauh dengan suhu adonan yang akan

    dituang ke dalam cetakan tersebut.

    - Proses Casting

    Cetakan yang telah selesai dibakar akan dibawa ke mesin Casitng untuk

    pengecoran. Pada proses ini akan dituangkan Resin ke dalam cetakan. Proses ini

    berlangusng selama 30-60 menit, dengan suhu antara 60-70oC. Setelah

    pengecoran selesai, cetakan akan diangkat dari dalam mesin Casting

    menggunakan Crane untuk dipindahkan ke mesin Oven.

    - Proses Oven

    Setelah melalui proses Casting akan dilanjutkan ke proses pemanasan selama 7

    jam dengan suhu 80oC agar hasil cetakan semakin kering atau semakin

    dikeraskan.

  • 26

    - Proses Demoulding

    Setelah proses pemanasan selesai, maka cetakan akan dibuka, proses ini

    dilakukan secara manual dengan menggunakan peralatan yang sama dengan yang

    digunakan pada proses merakit cetakan

    - Proses Post-Curring

    Pada proses ini hasil cetakan akan dipanaskan kembali dengan suhu 130oC

    selama 12 jam agar CT yang baru saja dilepaskan dari cetakannya ini semakin

    mengeras.

    - Proses Gerinda

    Sebelum dilakukan proses Finishing, permukaan Body CT akan terlebih dulu

    dihaluskan dengan gerinda, agar Body CT rata dan halus. Selain itu bila pada

    proses pembuatannya dihasikan dimensi tinggi atau lebar Body CT yang sedikit

    berlebih dari dimensi yang ditetapkan, akan diperbaiki pada proses gerinda ini.

    - Proses Finishing

    Operator pada stasiun kerja ini melakukan kegiatan pengecatan dan pemasangan

    aksesoris CT. Aksesoris yang dipasang berupa Base Plane, Band Terminal, dan

    Name Plane.

  • 27

    b. Proses produksi VT (Voltage Trafo)

    - Proses Gulung Core

    Bahan yang akan digulung berupa Silicon Steel Sheet. Pemilihan Silicon Steel

    Sheet yang akan digulung dilakukan berdasarkan lebar Silicon yang diperlukan.

    Setelah memilih ukuran lebar silicon yang tepat, opeator akan mengatur Bobin

    pada mesin Winding Core untuk memperoleh besar diameter gulungan Core

    yang sesuai dengan kriteria VT yang akan dibuat. Sedangkan untuk mengatur

    dan mengecek tebal gulungan, operator menggunakan alat yang disebut Counter

    yang terdapat pada meisn. Pengaturan gigi mesin digunakan untuk

    mengendalikan kecepatan menggulung. Setelah penggulungan selesai operator

    akan melakukan pengecekan dimensi ketebalan dengan menggunkan jangka

    sorong dan pengelasan pada ujung Core agar gulungan tidak terurai kembali.

    - Proses Pemasangan Matriks

    Gukungan Core yang semula berbentuk cincin akan di-press dengan mesin Press

    agar bentuknya beubah menjadi persegi panjang. Untuk menghindari kembalinya

    bentuk Core menjadi cincin saat pembakaran, maka setelah dilakukan penge-

    press-an, Core tersebut dipasangi matriks. Pemasangan matriks dilakukan

    dengan menggunakan kunci dan baut.

    - Proses Annealing

    Core yang telah dipasangi matriks dikumpulkan dalam jumlah tertentu dan

    dimasukkan ke dalam mesin Annealing Oven dengan menggunakan Crane.

    Proses pembakaran dilakukan selama 20 jam dengan suhu maksimum 800oC.

  • 28

    Kenaikan suhu hingga mencapai suhu maksimum berlangsung bertahap selama 7

    jam, kemudian setelah mencapai suhu maksimum, suhu akan tetap selama 3 jam

    dan kemudian secara bertahap akan menurun. Setelah jam ke-16 tutup Annealing

    Oven diangkat secara bertahap yang diawali dengan mengangkat tutup itu sekitar

    15 cm. Tutup Annaeling Oven baru benar-benar dapat dibuka seluruhnya saat

    jam ke 20. Core yang telah melalui proses pembakaran akan dikeluarkan dari

    mesin Annealing Oven dengan menggunaan Crane

    - Proses Pelepasan matriks

    Matriks pada Core VT akan dilepas setelah proses pembakaran selesai.

    Pelepasan matriks ini menggunakan peralatan yang sama dengan yang digunakan

    pada proses pemasangannya yaitu kunci pas. Setelah matriks terlepas operator

    melakukan pengecekan dimensi ketebalan, jika tebal Core kurang/menyusut

    maka produk tersebut reject, namun apabila tebalnya melebihi standar akan

    dilakukan pemotongan dengan pisau baja.

    Pada proses ini bentuk gulungan Core VT telah benar-benar berubah menjadi

    persegi panjang bukan lagi berbentuk cincin.

    - Proses Gulung Coil Primer

    Mesin yang digunakan adalah mesin Winding Coil Primer VT. Sebelum memulai

    penggulungan Bobin dipasang untuk mengatur diameter gulungan, lalu jumlah

    lilitan akan dipantau melalui Counter, dan untuk mengatur kecepatan

    penggulungan dilakukan dengan mengatur gigi mesin.

  • 29

    Penggulungan pertama memakai bahan SE, banyaknya putaran penggulungan

    tergantung pada tipe VT yang akan dibuat (misal untuk VT-24A 6 putaran).

    Penggulungan kedua memakai bahan kawat. Penggulungan ketiga memakai

    bahan PS. Penggulungan keempat memakai semi konduktor, setelahnya ditutup

    dengan Trivolton, dilanjutkan dengan CU, kembali ditutup dengan Tivolton.

    Penggulungan berikutnya dengan kawat Cteel Priter, kembali dilakukan

    penggulungan Trivolton, penggulungan CU, penggulungan semi konduktor, dan

    yang terakhir adalah penggulungan Trivolton. Banyaknya putaran penggulungan

    untuk ke semua tahap dan bahan, dilakukan tergantung tipe VT yang akan

    dibuat.

    - Proses Assembly Coil

    Coil Primer yang telah siap, dibawa ke stasiun selanjutnya untuk dihubungkan

    dengan Core persegi sebagai Coil sekunder. Pemasangan di lakukan secara

    manual. Setelahnya Coil primer akan di pasangi terminal pada ujung kawat,

    umumnya VT hanya mempunyai satu terminal. Agar hubungan Coil primer dan

    Core persegi tidak terlepas maka pada sambungannya diikat dengan Steel Bond.

    - Proses Balut Coil Sekunder

    Setelah Coil Primer dan Core Persegi terhubung selanjutnya dilakukan

    pembalutan pada Core Persegi. Core dibalut dengan menggunakan Cotton Band

    pada balutan pertama setebal 1 lapisan, PVC Sheet hitam pada balutan kedua

    setebal 1 lapisan , Rubber Sheet pada balutan ketiga setebal 1 lapisan, kembali

    dibalut dengan PVC Sheet hitam untuk balutan keempat setebal 1 lapisan, pada

  • 30

    balutan kelima yang merupakan balutan terakhir digunakan Crepe Paper setebal

    1 lapisan.

    Untuk Coil Sekunder VT tidak di gulung dengan kawat Enamel. Pada Coil ini

    juga tidak dipasangi terminal. Selanjutnya Core Coil akan diuji sebelum

    melanjutkan ke proses perakitan.

    - Proses Assembly Moulding

    Core Coil yang telah lolos uji akan dirakit pada cetakan sesuai tipe VT. Namun

    sebelum digunakan, cetakan dibersihkan terlebih dulu dengan menggunakan

    beberapa peralatan seperti Kape, Release Ezen, dan lap. Proses perakitan

    dilakukan secara manual menggunakan beberapa peralatan seperti, kunci pas,

    obeng, dan Air Vesel. Cetakan yang telah bersih segera akan dirakit dengan Core

    Coil. Core Coil dipasang ke dalam cetakan dengan menggunakan baut ukuran

    tertentu sesuai dengan tipe VT. Stelah pemasangan selesai cetakan akan ditutup

    dengan menggunakan baut dan lem Sealant. Dimensi baut yang digunakan

    berbeda untuk tiap jenis VT.

    - Proses Pre-Heating

    Cetakan yang telah terisi Core Coil akan dipanaskan pada Oven yang bersuhu

    60oC selama 2 jam, Pemanasan ini dilakukan agar saat melakukan proses

    pengecoran suhu cetakan tidak akan berbeda jauh dengan suhu adonan yang akan

    dituang ke dalam cetakan tersebut.

  • 31

    - Proses Casting

    Cetakan yang telah selesai dibakar akan dibawa ke mesin Casitng untuk

    pengecoran. Pada proses ini akan dituangkan Resin ke dalam cetakan. Proses ini

    berlangusng selama 30-60 menit, dengan suhu antara 60-70oC. Setelah

    pengecoran selesai, cetakan akan diangkat dari dalam mesin Casting

    menggunakan Crane untuk dipindahkan ke mesin Oven.

    - Proses Oven

    Setelah melalui proses Casting akan dilanjutkan ke proses pemanasan selama 7

    jam dengan suhu 80oC agar hasil cetakan semakin kering atau semakin

    dikeraskan.

    - Proses Demoulding

    Setelah proses pemanasan selesai, maka cetakan akan dibuka, proses ini

    dilakukan secara manual dengan menggunakan peralatan yang sama dengan yang

    digunakan pada proses merakit cetakan

    - Proses Post-Curring

    Pada proses ini hasil cetakan akan dipanaskan kembali dengan suhu 130oC

    selama 12 jam agar VT yang baru saja dilepaskan dari cetakannya ini semakin

    mengeras.

  • 32

    - Proses Gerinda

    Sebelum dilakukan proses Finishing, permukaan Body VT akan terlebih dulu

    dihaluskan dengan gerinda, agar Body VT rata dan halus. Selain itu bila pada

    proses pembuatannya dihasilkan dimensi tinggi atau lebar Body VT yang sedikit

    berlebih dari dimensi yang ditetapkan, akan diperbaiki pada proses gerinda ini.

    - Proses Finishing

    Operator pada stasiun kerja ini melakukan kegiatan pengecatan dan pemasangan

    aksesoris VT. Aksesoris yang dipasang berupa Base Plane, Band Terminal, dan

    Name Plane.

    1.5.9 Mesin, Bahan Baku, dan Material Handling

    PT. Trafoindo Prima Perkasa memiliki beberapa mesin yang digunakan

    untuk melaksanakan kegiatan produksinya. Mesin-meisn tersebut dapat

    dioperasikan dengan bantuan 1 orang opeator, sedangkan pada mesin Oven dan

    Casting, peran operator hanya mengontrol temperatur , meletakkan produk ke

    dalam mesin serta mengeluarkannya.

    Kondisi mesin terjaga baik karena perusahaan telah melakukan perawatan

    mesin, dan menggunakan mesin tersebut dengan baik. Mesin-mesin tersebut

    dijalankan dengan menggunakan listrik, sedangkan sebagai bahan bakar Oven,

    digunakan Nitrogen.

  • 33

    Tabel 1.4 Nama-Nama dan Jumlah Mesin

    Nama Mesin Jumlah Winding Core 1 Mesin Press 1 Annealing Oven 2 Winidng Coil Sekunder 6 Winding Enamel 2 Winding Coil Primer 6 Pre-Heating Oven 3 Mesin Casting 2 Oven 5 Post Curring Oven 5 Mesin Gerinda 2

    Tabel diatas mencantumkan nama-nama dan jumlah mesin yang dimiliki

    serta digunakan pada proses produksi PT. Trafoindo Prima Perkasa subperusahaan

    CT&VT.

    Bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan CT&VT ini adalah

    bahan baku berkualitas. Bahan baku tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi

    juga luar negeri (impor bahan baku). Pemesanan bahan baku dilakukan kepada

    supplier yang terpercaya dan memiliki record baik dalam pemenuhan pesanan

    bahan baku.

    Untuk pemindahan material perusahaan ini menggunakan beberapa material

    handling yaitu :

    - Fork-lift

    Adalah kendaraan pengangkut utama yang banyak dipakai dalam

    pengambilan produk jadi ataupun pergudangan. Kendaraan ini tersedia

    dalam jenis yang beragam, bergantung pada daya angkut dan tinggi

    jangkauannya. PT Trafoindo Prima Perkasa memiliki sarana yang

  • 34

    lengkap, misalnya powered Palet, Counter-Balance, Narrow Aisle Truck,

    dan Fork-lift Truck.

    Namun khusus untuk subperusahaan CT&VT forklift sangat jarang

    dipakai karena jarak perpindahan yang pendek, serta struktur produk atau

    material yang dapat diangkut menggunakan alat yang lebih tepat.

    - Hoist &Crane

    Merupakan pesawat angkat yang sangat diperlukan untuk memindahkan

    material atau produk, dan barang-barang berat lainnya. Crane yang

    tersedia berkapasitas Mini Crane, 1.6 Ton, 5 Ton, dan 32 Ton.

    Lantai produksi CT&VT menggunakan Crane berkapasitas 1.6 Ton dan

    Mini Crane. Alat ini digunakan pada proses Annealing, Moudling &

    Demoulding, Oven, dan Casting.

    - Trolley

    Merupakan alat angkut yng paling sering digunakan pada proses

    pemindahan material di lantai produsi bagian CT&VT. Trolley digunakan

    untuk membawa Core yang telah selesai dibakar pada proses Annealing

    Oven ke stasiun balut Core. Serta membawa Core Coil yang telah siap

    rakit ke area Assembly.

  • 35

    1.6 OPC, AC, dsn Flow Cahrt

    FLOW CHART CT&VT

    Gambar 1.4 Flow Chart CT&VT

  • 36

    OPERATION PROCESS CHART CTB-24

    Gambar 1.5 OPC CTB-24

  • 37

    OPERATION PROCESS CHART VTI-24-1

    Gambar 1.6 OPC VTI-24-1

  • 38

    ASSEMBLY CHART CT

    Gambar 1.7 AC CT

    ASSEMBLY CHART VT

    Gambar 1.8 AC VT