bab 2 landasan teori 2.1 definisi teknik industrithesis.binus.ac.id/doc/bab2/2009-1-00377-mnti bab...

35
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industri Menurut IIE (Institute of Industrial and System), Teknik Industri adalah suatu rekayasa yang berkaitan dengan desain, pembaruan, dan instalasi dari sistem integrasi yang meliputi manusia, material, peralatan, energi dan manusia. Menurut Turner (2000,p21) teknik industri juga membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus dibidang matematika, fisik, dan ilmu sosial yang digabungkan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode analisa teknik untuk memprediksi dan mengevaluasi hasil dalam merancang suatu sistem. 2.1.1 Definisi Peramalan M enurut Tersine (1994,p35) peramalan adalah sebuah perkiraan, proyeksi dari kejadian atau aktivitas masa depan yang tidak pasti. Karena masa depan sulit ditentukan, sistem p eramalan, secara emp lisit ataupun eksplisit diperlukan. Akurasi 100% dalam peramalan tidak akan mungkin tercapai, jadi selalu ada batasan dari potensi keberhasilanya. Walaupun peramalan tidak selalu sempurna, sedikit pengetahuan mengenai masa depan lebih baik daripada tidak sama sekali.. peramlalan digunakan untuk mempersiapkan diri mengatasi perubahan sehingga perencanaan dapat dilakukan dengan sebaik mungkin. M enurut Taylor III (2005) peramalan adalah sebuah prediksi mengenai apa yang akan terjadi di masa depan. Ada berbagai metode peramalan yang

Upload: nguyenanh

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Teknik Industri

Menurut IIE (Institute of Industrial and System), Teknik Industri adalah suatu

rekayasa yang berkaitan dengan desain, pembaruan, dan instalasi dari sistem

integrasi yang meliputi manusia, material, peralatan, energi dan manusia.

Menurut Turner (2000,p21) teknik industri juga membutuhkan pengetahuan dan

keterampilan khusus dibidang matematika, fisik, dan ilmu sosial yang digabungkan

dengan prinsip-prinsip dan metode-metode analisa teknik untuk memprediksi dan

mengevaluasi hasil dalam merancang suatu sistem.

2.1.1 Definisi Peramalan

Menurut Tersine (1994,p35) peramalan adalah sebuah perkiraan, proyeksi

dari kejadian atau aktivitas masa depan yang tidak pasti. Karena masa depan

sulit ditentukan, sistem peramalan, secara emplisit ataupun eksplisit

diperlukan. Akurasi 100% dalam peramalan tidak akan mungkin tercapai, jadi

selalu ada batasan dari potensi keberhasilanya. Walaupun peramalan tidak

selalu sempurna, sedikit pengetahuan mengenai masa depan lebih baik

daripada tidak sama sekali.. peramlalan digunakan untuk mempersiapkan diri

mengatasi perubahan sehingga perencanaan dapat dilakukan dengan sebaik

mungkin.

Menurut Taylor III (2005) peramalan adalah sebuah prediksi mengenai apa

yang akan terjadi di masa depan. Ada berbagai metode peramalan yang

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  13

aplikasinya tergantung kerangka waktu dari peramalan tersebut (sejauh mana

masa depan yang akan kita ramalkan) , keberadaan pola dalam peramalan (tren

musiman, periode puncak), dan jumlah variabel yang berhubungan dengan

peramalan tersebut.

Menurut Makridakis, et.all (1999) peramalan adalah prediksi nilai-nilai

sebuah variabel berdasarkan kepada nilai yang diketahui dari variabel tersebut

atau variabel yang berhubungan peramalan juga didasarkan pada keahlian

penilaian, yang pada gilirannya didasarkan pada data historis untuk mengetahui

tingkat permintaan pasar.

2.1.2 Fungsi Peramalan

Menurut Tersine (1994,p38) Secara garis besar fungsi peramalan dapat

dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Fungsi Peramalan

Sumber : Tersine (1994)

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  14

2.1.3 Langkah Peramalan

Dalam melakukan peramalan, terdapat beberapa langkah-langkah yang

harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang terbaik, yaitu :

Tentukan jenis pola yang ada.

Analisa jenis pola dengan melakukan penghitungan menggunakan metode

peramalan yang ada.

Tentukan dan pilih metode peramalan yang tepat sesuai dengan jenis pola

data.

Lakukan analisa peramalan dengan menggunakan statistik peramalan

untuk menghitung nilai error melalui perhitungan-perhitungan dengan

menggunakan perhitungan ketepatan statistik peramalan.

Setelah melakukan perhitungan statistik peramalan, analisa apakah

metode yang dipilih sudah tepat atau belum.

2.1.4 Komponen Peramalan Bersarkan Kerangka Waktu

Menurut Taylor III (2005) peramalan dapat dibagi menjadi tiga

berdasarkan kerangka waktunya, yaitu :

A. Peramalan Jangka Pendek

Mencakup masa depan yang dekat dan fokus kepada kegiatan harian

suatu perusahaan bisnis, seperti permintaan harian atau kebutuhan sumber

daya harian. Ramalan jangka pendek jarang mencakup waktu mencapai

bulanan.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  15

B. Peramalan Jangka Menengah

Mencakup jangka waktu satu atau dua bulan sampai satu tahun. Ramalan

dengan jangka waktu ini umumnya lebih berkaitan dengan rencana

produksi tahunan dan akan mencerminkan hal-hal seperti puncak dan

lembah dalam suatu permintaan dan kebutuhan untuk menjamin adanya

tambahan sumber daya untuk tahun berikutnya.

C. Peramalan Jangka Panjang

Mencakup periode yang lebih lama dari satu atau dua tahun. Ramalan ini

berkaitan dengan usaha manajemen atau menjamin adanya pembiayaan

jangka panjang.

2.1.5 Statistika Ketepatan Peramalan

Menurut Render, et.all (2005) perhitungan statistika ketepatan peramalan

digunakan untuk menganalisa sejauh mana ketepatan dari suatu metode

peramalan, atau dapat juga digunakan sebagai acuan dalam membandingkan

hasilperamalan dari beberapa metode agar dapat diperoleh metode terbaik

dalam melakukan peramalan. Selain itu, menurut Makridakis, et.all (1999)

perhitungan ketepatan peramalan juga digunakan sebagai nilai analisa untuk

mengetahui sejauh mana suatu peramalan dapat digunakan.

Perhitungan-perhitungan statistika ketepatan peramalan tersebut antara lain:

A. Forecast Error

Merupakan perhitungan error yang dihasilkan dari hasil pengurangan nilai

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  16

aktual terhadap nilai hasil akhir peramalan, dirumuskan sebagai berikut :

et= xt− Ft

B. Mean Absolute Error (Nilai Tengah Galat Absolut)

Merupakan perhiungan error yang diperoleh dari hasil pernjumlahan total

error yang telah diabsolutkan dan dibagi dengan jumlah periode peramalan

yang dilakukan, dinyatakan dengan rumus :

∑ −= nt et

nMAE 1

1

C. Standard Deviation of Error (Deviasi Standar Galat)

Merupakan perhitungan error dalam bentuk perhitungan standar deviasi,

dengan rumus :

∑−−

nt

etn

SDE1

21

1

D. Mean Absolute Deviation (Nilai Tengah Deviasi Absolut)

Merupakan perhitungan error yang diperoleh dari penjumlahan total

seluruh nilai aktual yang dikurang rata-rata permintaan yang telah

diabsolutkan dan kemudian dibagi dengan jumlah periode peramalan,

dengan rumus :

∑ −= −nt t xx

nMAD 1

1

E. Percentage Error (Galat Persentase)

Merupakan perhitungan persentase error dari suatu perhitungan peramalan

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  17

(dinyatakan dalam %), dengan rumus :

100Χ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ −=t

tt

xFxPE

F. Mean Percentage Error (Nilai Tengah Galat Persentase)

Merupakan nilai tengah atau rata-rata dari jumlah persentase error dalam

suatu peramalan, dengan rumus :

∑= −nt tPE

nMPE 1

1

G. Mean Absolute Percentage Error (Nilai Tengah Galat Persentase Absolut)

Merupakan perhitungan error dengan mengambil nilai tengah dari

persentase yang diabsolutkan, dengan rumus :

∑ −= nt tPE

nMAPE 1

1

2.1.6 Jenis-Jenis Pola Data

Menurut Taylor III (2005) terdapat beberapa pola atau kecenderungan.

Pola-pola data yang ada adalah :

Pola Data Horizontal (H)

Terjadi apabila nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang

konstan. Deret seperti itu stasioner terhadap nilai rata-ratanya. Suatu

produk yang penjualannya tidak meningkat atau menurun selama waktu

tertentu jenis ini.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  18

Gambar 2.2 Pola Data Horizontal

Sumber : Taylor III (2005)

Pola Data Musiman (S)

Terjadi apabila suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman. Penjualan

dari produk yang musiman menunjukan jenis pola ini. Contoh : buah

musiman.

Gambar 2.3 Pola Data Musiman

Sumber : Taylor III (2005)

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  19

Pola Data Siklis (C)

Terjadi apabila suatu data terjadi atau timbul pada suatu periode setiap

beberapa tahun akibat fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang

berhubungan dengan siklus bisnis.

Gambar 2.4 Pola Data Siklis

Sumber : Taylor III (2005)

Pola Data Trend (T)

Terjadi apabila terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang

dalam data secara berangsur-angsur sepanjang waktu.

Gambar 2.5 Pola Data Trend

Sumber : Taylor III (2005)

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  20

Situasi peramalan sangat beragam dalam horison waktu peramalan, faktor

yang menentukan hasil sebenarnya, tipe pola data dan berbagai aspek

lainnya. Untuk menghadapi penggunaan yang luas seperti itu, beberapa

teknik telah dikembangkan. Teknik tersebut dibagi dalam dua kategori

utama, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif atau teknologis.

Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat 3 kondisi, yaitu :

1. Tersedia informasi tentang data masa lalu

2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik

3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus

berlanjut di masa mendatang.

2.1.7 Metode Peramalan

Menurut Taylor III (2005,301) terdapat dua buah metode dalam melakukan

peramalan, yaitu metode Time Series dan metode Kausal, dimana kedua

metode ini memliki 3 buah faktor yang mempengaruhi penilaianya. Ketiga

faktor itu adalah :

1. Faktor Seri Waktu (Time Series) : merupakan kategori teknik statistik yang

menggunakan data historis untuk menentukkan perilaku yang akan datang.

2. Faktor Regresi : berusaha untuk mengembangkan hubungan hubungan

sistematis antara item yang diramalkan dengan faktor yang menyebabkan

item tersebut memiliki perilaku tertentu, dimana diterjemahkan dalam

bentuk model regresi.

3. Faktor Kualitatif : berusaha untuk membuat peramalan dengan

menggunakan penilaian, opini, dan pendapat manajemen. Metode yang

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  21

biasa disebut “penilaian eksekutif” ini biasa digunakan oleh para petinggi

perusahaan untuk mendapatkan peramalan jangka panjang. Peramalan

dilakukan oleh sekelompok orang yang penilaiannya dianggap valid

dibandingkan dengan kelompok lain.

Metode-metode yang ada adalah :

A. Metode Time series

Metode ini membuat peramalan dengan menggunakan asumsi bahwa masa

depan adalah fungsi dari masa lalu. Tujuannya adalah untuk menentukan

pola dalam deret data historis dan menerjemahkan pola tersebut ke masa

depan. Menganalisis time series berarti membongkar data masa lalu

menjadi komponen-komponen dan kemudian memproyeksikanya ke masa

atau periode yang akan datang. Model ini sendiri memiliki 3 metode

peramalan kuantitatif, yaitu :

1. Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Averages)

Metode ini digunakkan dan bermanfaat apabila kita menggunakan

asumsi bahwa permintaan pasar tetap stabil sepanjang waktu. Metode

ini dipakai untuk kondisi dimana setiap data pada waktu yang berbeda

mempunyai bobot yang sama sehingga fluktuasi random data dapat

diredam dengan rata-ratanya. Apabila tidak semua data masa lalu

dapat mewakili asumsi pola data berlanjut terus di masa yang akan

datang, maka dapat dipilih sejumlah N data pada periode tertentu saja.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  22

Secara sistematis, metode rata-rata bergerak sederhana (yang

menjadi estimasi dari permintaan periode berikutnya) ditunjukkan

dengan :

Rata-Rata Bergerak = n∑ Permintaan data n sebelumnya

n = jumlah periode dalam periode rata-rata bergerak

2. Metode Eksponential Smoothing

Metode ini adalah metode peramalan yang mudah dan effisiens i

penggunaanya bila dilakukan dengan komputer. Meskipun merupakan

teknik moving averages, metode ini mencakup pemeliharaan data masa

lalu yang sedikit, metode ini ditunjukkan sebagai :

( )α111 −−− −+= tttt FAFF

Dimana : tF = Ramalan Baru

1−tF = Ramalan Sebelumnya

1−tA = Permintaan aktual periode sebelumnya

α = Konstanta Penghalusan

3. Metode Trend Projection

Metode ini digunakkan dengan cara mencocokan garis trend

kerangkaian titik data historis dan kemudian memproyeksikan garis itu

ke dalam ramalan jangka panjang menengah hingga jangka panjang.

Beberapa persamaan trend matematis bisa dikembangkan, akan tetapi

saat ini yang akan dibahas hanya trend linear.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  23

Jika kita memutuskan untuk mengembangkan garis trend linear

dengan metode statistik yang tepat, maka kita dapat memakai metode

kuadrat terkecil (least square method). Metode ini digambarkan dalam

bentuk perpotongan Y-nya (puncak dimana garis itu memotong sumbu

Y) dan slope-nya (kelandaian).

Jika perpotongan-Y dan kelandaiannya bisa dihitung, maka

persamaan yang digunakan adalah :

bxaY +=∧

Dimana, ∧

Y = Nilai variabel yang dihitung untuk diprediksi (disebut

variabel tidak bebas )

a = Perpotongan sumbu Y

b = Kelandaian garis regresi (atau tingkat perubahan dalam

untuk ∧

Y perubahan tertentu dalam x)

x = Variabel bebas / waktu

Ahli statistik mengembangkan persamaan yang bisa digunakan

untuk memperoleh nilai a dan b untuk garis regresi. Kelandaian b

diperoleh dengan :

( )22

....

xnx

yxnyxb

−Σ

−Σ=

Dan perpotongan y dapat dihitung dengan :

a = y - b x

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  24

Dimana, b = Kelandaian garis regresi

x = Nilai variabel bebas

y = Nilai variael tak bebas

x = Rata-rata nilai x

y = Rata-rata nilai y

n = jumlah titik data atau observasi

B. Metode kausal

Regresi linear, model kausal, bergabung manjadi model variabel atau

hubungan yang bisa mempengaruhi jumlah yang sedang diramal. Model ini

mengasumsikan bahwa faktor yang diramalkan mewujudkan hubungan

sebab akibat dengan satu atau lebih independent variabel. Tujuan dari

model ini adalah menemukan bentuk hubungan tersebut dan

menggunakannya untuk meramalkan nilai mendatang dari dependent

variabel. Pendekatan ini lebih kuat dibandingkan metode seri waktu yang

hanya menggunakan nilai historis untuk variabel yang diramalkan.

Model matematika yang kita gunakan pada metode kuadrat terkecil

dari poyeksi trend bisa digunakan untuk melakukan analisis regresi linear.

Variabel-variabel tak bebas yang akan diramal tetap ∧

Y , namun sekarang

variabel bebas, x, bukan lagi waktu.

bxaY +=∧

Dimana, ∧

Y = Nilai variabel tidak bebas, yaitu penjualan

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  25

a = Perpotongan sumbu Y

b = Kelandaian garis regresi

x = Variabel bebas

2.1.8 Definisi Sistem Persediaan

Sistem persediaan adalah suatu mekanisme mengenai bagaimana

mengelola masukan-masukan yang sehubungan dengan persediaan menjadi

output, dimana untuk ini diperlukan umpan balik agar output memenuhi

standar tertentu. Mekanisme sistem ini adalah pembuatan serangkaian

kebijakan yang memonitori tingkat persediaan, menentukan persediaan yang

harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan harus

dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapakan dan menjamin tersedianya produk

jadi, barang dalam proses, komponen, dan bahan baku secara optimal, dalam

kuantitas yang optimal, dan pada waktu yang optimal.

Secara luas, tujuan dari sistem persediaan adalah menemukan solusi

optimal terhadap seluruh masalah yang terkait dengan persediaan. Dikaitkan

dengan tujuan umum perusahaan, maka ukuran optimalisasi pengendalian

persediaan seringkali diukur dengan keuntungan maksimum yang dicapai.

Optimalisasi pengendalian persediaan biasanya diukur dengan total biaya

minimal pada suatu periode tertentu.

2.1.9 Biaya Dalam Sistem Persediaan

Menurut Baroto (2002, p55), biaya persediaan adalah semua pengeluaran

dan kerugian yang timbul sebagai akibat persediaan. Biaya tersebut adalah

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  26

harga pembelian, biaya pemesanan, biaya penyiapan, biaya penyimpanan dan

biaya kekurangan persediaan. Dengan definisi sebagai berikut :

1. Biaya pembelian (Purchase Cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk

membeli barang apabila dilakukan pembelian dari luar, atau biaya produksi

apabila diproduksi dari dalam. Besarnya sama dengan harga perolehan

persediaan itu sendiri atau harga belinya. Pada beberapa model

pengendalian sitem persediaan, biaya tidak dimasukkan sebagai dasar

untuk membuat keputusan. Menurut Tersine (1994,p13), untuk barang

yang dibeli dari luar, biaya pengiriman barang dimasukkan kedalam biaya

pembelian.

2. Biaya pemesanan (Order cost) adalah biaya yang harus dikeluarkan utntuk

melakukan pemesanan ke pemasok, yang besarnya tidak dipengaruhi oleh

jumlah pemesanan. Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang

timbul untuk mendatangkan barang dari pemasok. Meliputi biaya

pemrosesan pesanan, biaya ekspedisi, upah, biaya telepon/ fax, biaya

dokumentasi/transaksi, biaya pengepakan, biaya pemeriksaan, dan biaya

lainnya yang tidak tergantung jumlah pesanan.

3. Biaya penyiapan (set up cost) adalah semua pengeluaran yang timbul

dalam mempersiapkan produksi. Biaya ini terjadi bila item persediaan

produksi sendiri dan tidak membeli dari pemasok. Biaya ini meliputi biaya

persiapan peralatan produksi, biaya mempersiapkan/menyetel mesin, biaya

mempersiapkan gambar kerja, biaya mempersiapkan tenaga kerja langsung,

biaya perencanaan, dll yang besarnya tidak tergantung pada jumlah item

yang diproduksi.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  27

4. Biaya penyimpanan (Holding cost) adalah biaya yang dikeluarkan dalam

penanganan/ penyimpanan material, setengah jadi, jadi dan sub assembly.

Biaya ini tergantung dari lama penyimoanan dan jumlah yang disimpan.

Biaya simpan biasanya dinyatakan dalam biaya per unit per periode. Biaya

ini meliputi :

A. Biaya kesempatan

Penumpukan barang digudang berarti penumpukan modal. Padahal

modal ini dapat diinvestasikan pada tabungan bank atau bisnis lain.

Biaya modal merupakan oportunity cost yang hilang karena menyimpan

persediaan.

B. Biaya simpan

Termasuk dalam biaya simpan adalah biaya sewa gudang, biaya

asuransi dan pajak, biaya administrasi dan pemindahan, serta biaya

kerusakan dan penyusutan.

C. Biaya keusangan

Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai karena

perubahan teknologi.

D. Biaya-biaya lain yang besarnya bersifat variabel tergantung pada jumlah

item.

Dalam praktek , biaya penyimpanan sukar dihitung secara teliti, sehingga

dilakukan pendekatan dengan suatu prosentase tertentu. Pada beberapa

perusahaan prosentase ini ditetapkan antara 15% sampai 30 % pertahun

dari harga pembelian.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  28

5. Biaya kekurangan persediaan (Stockout cost), bila perusahaan kehabisan

barang saat ada permintaan, maka akan terjadi stock out. Stock out

menimbulkan kerugian berupa biaya akibat kehilangan kesempatan

mendapatkan keuntungan atau kehilangan pelanggan. Hal ini sulit diukur,

sebab berkaitan dengan goodwill perusahaan. Biaya ini dihitung dari hal-

hal :

A. Kuantitas yang tak dapat dipenuhi, biasanya diukur dari keuntungan

yang hilang karena tidak daat memenuhi permintaan.

B. Waktu pemenuhan. Lamanya gudang kosong berarti lamanya proses

produksi terhenti atau lamanya perusahaan tidak mendapatkan

keuntungan, sehingga waktu menganggur tersebut dapat diartikan

sebagai uang yang hilang.

A. Biaya pengadaan darurat. Agar konsumen tidak kecewa, maka dapat

dilakukan pengadaan darurat yang biasanya menimbulkan biaya lebih

besar ketimbang biaya pengadaannormal.

2.1.10 Definisi Material Requirement Planning(MRP)

MRP merupakan sebuah prosedur logis berupa aturan keputusan dan teknik

transaksi berbasis komputer yang dirancang untuk menerjemahkan jadwal

induk produksi menjadi “kebutuhan bersih” untuk semua item. Sistem MRP

dikembangkan untuk membantu perusahaan manufaktur mengatasi kebutuhan

akan item-item dependen secara lebih baik dan effisien.

Persediaan untuk independent demand didefinisikan sebagai persediaan

yang dipengaruhi atau tunduk pada kondisi-kondisi pasar dan bebas dari

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  29

operasi, misalnya : persediian barang jadi dan suku cadang pada suatu

perusahaan manufaktur yang digunakan untuk memenuhi permintaan

konsumen pada suatu perusahaan, dimana persediaan menggunakan metode

reorder point. Sebaliknya untuk dependent demand tidak dipengaruhi oleh

kondisi-kondisi pasar dan hanya tergantung pada permintaan suku cadang di

tingkat atasnya. Beberapa ciri-ciri dependent demand adalah :

i. Ada hubungan matematis antara kebutuhan suatu item dengan item yang

lain yang berada pada level yang lebih tinggi.

ii. Kebutuhan diturunkan dari pemakaian item dalam pembuatan item lain.

iii. Item diperlukan saat dibutuhkan saja.

iv. Diperlukan MRP untuk menjadwalkan seluruh komponen dependent yang

diperlukan dalam rencana MPS/JIP

Menurut Tersine (1994,p338), sistem MRP dibuat oleh perusahaan

manufaktur untuk membantu mengatasi dependent demand items lebih baik

dari sistem sebelumnya yang tidak tepat.

2.1.11 Tujuan dan Manfaat MRP

Menurut Tersine (1994,p338), tujuan utama dari MRP adalah untuk

merencanakan kebutuhan dari barang-barang yang bersifat dependent

demand.Karena pada umumnya seluruh barang di perusahaan manufaktur

merupakan barang dependent demand, maka MRP yang merupakan sistem

berbasis komputer yang secara umum bermanfaat untuk :

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  30

1. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat

Menentukan secara tepat kapan suatu pekerjaan harus selesai untuk

memenuhi permintaan atas produk akhir yang direncanakan dalam jadwal

induk operasi.

2. Menentukan kebutuhan minimal setiap Item

Dengan diketahuinya kebutuhan akhir, sistem MRP dapat menentukan

secara tepat sistem penjadwalan (prioritas) untuk memenuhi semua

kebutuhan minimal setiap item.

3. Menentukan Pelaksanaan rencana pemasaran

Memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus

dilakukan. Pemesanan perlu dilakukan lewat pembelian atau dibuat pada

pabrik sendiri.

4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang

sudah direncanakan

Apabila kapasitas yang tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan

pada waktu yang diinginkan, maka sistem MRP dapat memberikan indikasi

untuk melakukan rencana penjadwalan ulang (jika memungkinakan)

dengan menentukan prioritas pesanan yang realistik. Jika penjadwalan

ulang ini masih tidak memungkinkan untuk pemesanan, maka pembatalan

atas suatu pesanan harus dilakukan.

Beberapa manfaat MRP menurut Render dan Heizer, 1997 adalah :

1. Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen

2. Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  31

3. Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik

4. Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar

5. Tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada

konsumen

2.1.12 Lot Sizing

Menurut Tersine (1994,p91), salah satu alasan utama perusahaan untuk

memiliki sistem persediaan adalah memungkinkanya perusahaan untuk

membeli atau memproduksi barang dalam ukuran lot size yang ekonomis.

Untuk menentukan peraturan persediaan yang optimum, beberapa informasi

yang diperlukan adalah : Demands, Inventory costs, dan Lead Time.

Lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan

optimal untuk setiap item secara individual didasarkan pada hasil perhitungan

kebutuhan bersih yang telah dilakukan. Ukuran lot menentukan besarnya

jumlah komponen yang diterima setiap kali pesan. Penentuan ukuran lot ini

sangat tergantung pada besarnya biaya-biaya persediaan, seperti biaya pesan,

simpan, modal, dan harga barang itu sendiri. Beberapa teknik yang dapat

dipakai untuk menentukan jumlah lot, sehingga meminimalkan biaya

diantaranya adalah :

1. Economic Order Quantity (EOQ)

Dalam teknik ini besaran lot tetap. Penentuan lot berdasarkan biaya pesan

dan biaya simpan, dengan formula sebagai berikut :

HDS

Q2

=

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  32

Dimana :

Q = EOQ D = Kebutuhan rata-rata dalam satu bulan

S = Biaya Pesan H = Biaya Simpan

2. Period Order Quantity (POQ)

POQ menggunakan cara perhitungan yang sama dengan EOQ, hanya saja

dalam POQ ditentukan jumlah periode yang akan dicakup oleh setiap

pesanan daripada jumlah untit yang dipesan. Sehingga hal ini akan

menghasilkan siklus yang tetap. Fungsinya adalah :

*min ratataanrataPerEOQ

POQ−

=

Dalam menggunakan metode ini terdapat beberapa asumsi, yaitu :

permintaan akan produk adalah konstan, harga per unit produk adalah

konstan, biaya penyimpanan dan biaya pemesanan adalah konstan, dan lead

time produk adalah konstan.

2.2 Definisi Manajemen

Menurut Robins (1999) manajemen dapat didefinisikan sebagai proses

mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar dapat

diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Fungsi-fungsi

utama manajemen umumnya dilakukan oleh para manajer dengan kegiatan utamanya

adalah merancang (planning), mengorganisasi (organizing), mempimpin (leading)

dan mengendalikan (controlling).

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  33

2.2.1 Definisi Manajemen Strategis

Menurut David (2006,p5), manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai

seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan

mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat

mencapai tujuannya.

Menurut Pearce dan Robinson (1997), manajemen strategis didefinisikan

sebagai sekumpulan tindakan dan keputusan yang menghasilkan perumusan

dan pelaksanaan rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-

sasaran perusahaan.

2.2.2 Manfaat Manajemen Strategis

Menurut David (2006,p20), manajemen strategis secara umum membantu

organisasi memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan

pendekatan yang lebih sistematik, logis dan rasional untuk pilihan strategi. Hal

ini secara jelas menjadi manfaat utama dari manajemen strategis, tetapi

penelitian mengindikasikan bahwa proses, bukan keputusan atau dokumen,

adalah kontribusi manajemen strategis yang lebih penting, dimana komunikasi

adalah kunci untuk kesuksesan manajemen strategis. Melalui keterlibatan

damal proses, manajer dan staf menjadi komitmen dalam mendukung

organisasi. Dialog dan partisipasi adalah hal yang penting .

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  34

Manfaat strategis manajemen secara lebih spesifik terbagi menjadi 2

manfaat, yaitu:

1. Manfaat finansial

Penelitian mengindikasikan bahwa organisasi yang menggunakan

konsep manajemen strategis lebih menguntungkan dan berhasil

dibandingkan organisasi lain yang tidak menggunakannya. Bisnis

yang menggunakan konsep manajemen strategis menunjukkan

perbaikan dalam penjualan, profitabilitas dibandingkan dengan

perusahaan tanpa aktivitas perencanaan yang sistematis. Perencanaan

dengan kinerja yang tinggi lebih cenderung memiliki perencanaan

yang sistematis untuk mempersiapkan fluktuasi di masa depan dalam

lingkungan eksternal dan internalnya. Perusahaan dengan kinerja

tinggi juga membuat keputusan yang dilatarbelakangi informasi yang

lengkap dengan antisipasi yang baik tentang konsekuensi jangka

pendek dan jangka panjang.

2. Manfaat non-finansial

Selain membantu perusahaan dalam masalah finansial diatas,

manajemen strategis juga menawarkan manfaat nyata lainya, seperti

meningkatkan kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang

lebih baik atas strategi pesaing, meningkatkan produktivitas

karyawan, mengurangi keenganan untuk berubah, dan pengertian

yang lebih baik atas hubungan antara kinerja dan penghargaan.

Greenley menyatakan manajemen strategis memberikan manfaat

sebagai berikut :

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  35

A. Memungkinkan untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan

eksploitasi peluang.

B. Memberikan pandangan objektif atas masalah manajemen.

C. Meminimalkan efek dari kondisi dan perubahan buruk.

D. Merepresentasikan keranga kerja untuk aktivitas kontrol dan

koordinasi yang lebih baik.

E. Memungkinkan agar keputusan besar dapat mendukung lebih baik

tujuan yang telah ditetapkan.

F. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif

untuk peluang yang telah teridentifikasi.

G. Memungkinkan alokasi sumber daya dan waktu yang lebih sedikit

untuk mengkoreksi keputusan salah satu atau tidak terencana.

H. Menciptakan kerangka kerja untuk komunikasi internal di antara

staf.

I. Membantu mengintegrasikan perilaku individu ke dalam usaha

bersama.

J. Memberikan dasar untuk mengklarifikasi tanggung jawab

individu.

K. Mendorong pemikiran ke masa depan.

L. Menyediakan pendekatan kooperatif, terintegrasi, dan antusiasme

untuk menghadapi masalah dan peluang.

M. Mendorong terciptanya sikap positif terhadap perubahan.

N. Memberikan tingkat kedisiplian dan formalitas kepada manajemen

suatu bisnis.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  36

2.2.3 Tahapan Dalam Manajemen Strategis

Menurut David (2006,p18), proses manajemen strategis terdiri dari tiga

tahapan, yaitu :

A. Formulasi strategi

Termasuk didalamnya mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi

peluang dari ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekutan dan

kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan

mengevaluasi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

B. Implementasi strategi

Termasuk didalamnya adalah mengimplementasikan strategi yang

berhubungan dengan isu manajemen, dan implementasi strategi yang

berhubungan dengan isu pemasaran, yaitu : isu-isu pemasaran, keuangan,

akuntansi, penelitian dan perkembangan, siste informasi manajemen.

Mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat

kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya

sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi

strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi,

menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha

pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan

sistem informasi, dan menghubungakan kinerja karyawan dan kinerja

organisasi. Tahap ini disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis

dan merupakan tahap yang paling rumit, keberhasilan tahap ini tergantung

dari kinerja manajer memotivasi para bawahannya.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  37

C. Evaluasi strategi

Tahap final manajemen stragtegis, yaitu mengukur dan mengevaluasi

kinerja. Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat

berjalan sesuai harapan. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang

karena faktor internal dan eksternal perusahaan konstan berubah. Tiga

aktivitas dasar evaluasi strategi adalah : (1) meninjau ulang faktor eksternal

dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, (3)

mengambil tindakan korektif.

2.2.4 Bahaya Dalam Perncanaan Strategis

Menurut David (2006,p25), perencanaan strategis adalah proses yang sulit,

kompleks dan butuh partisipasi yang membawa organisasi menuju teritori

asing. Ia tidak menyediakan resep yang langsung dapat digunakan untuk

sukses; sebaliknya, ia membawa organisasi kedalam suatu perjalanan dan

menawarkan kerangka kerja untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan

masalah. Beberapa masalah yang harus diwaspadai adalah :

Menggunakan perencanaan strategis untk memiliki kontrol atas

keputusan dan sumber daya.

Melakukan perencanaan strategis hanya untuk memenuhi persyaratan

undang-undang atau akreditasi.

Terlalu cepat bergerak dari pengembangan misi ke formulasi strategi.

Gagal dalam mengkomunikasikan rencana kepada staf.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  38

Manajer tingkat atas membuat banyak keputusan intuitif yang

bertentangan dengan rencana formal.

Manajer tingkat atas tidak secara aktif mendukung proses perencanaan

strategis.

Gagal menggunakan rencana sebagai standar untuk mengukur kinerja.

Mendelegasikan perencanaan kepada pembuat rencana, bukan

melibatkan semua manajer.

Gagal melibatkan staf kunci.

Gagal menciptakan iklim pendukung perubahan.

Memandang tidak terlalu penting.

Menjadi terlalu sibuk dengan masalah saat ini.

Terlalu formal dalam perencanaan sehingga tidak fleksibel dan kreatif.

2.2.5 Tipe-Tipe Strategi

Menurut David (2006,p227), terdapat bebepa alternatif stategi yang dapat

diimplementasikan ke perusahaan, yaitu :

1. Strategi Integrasi, yaitu strategi yang memungkinkan perusahaan untuk

mendapat kontrol atas distributor, pemasok, dan atau pesaing. Terbagi

menjadi :

A. Integrasi ke Depan: Mencari kepemilikan atau meningkatkan

kontrol atas distributor atau pengecer.

B. Integrasi ke Belakang : Mencari kepemilikan atau meningkatkan

kontrol atas pemasok perusahaan.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  39

C. Integrasi horizontal : Mencari kepemilikan atau meningkatkan

kontrol atas pesaing.

2. Strategi Intensif, yaitu : strategi yang membutuhkan usaha intensif jika

ingin posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini akan

membaik. Terbagi menjadi :

A. Penetrasi Pasar : Meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa

saat ini di pasar melalui upaya pemasaran yang lebih besar.

Dilakukan pada pasar yang sudah dimiliki oleh perusahaan.

B. Pengembangan Pasar : Memperkenalkan produk/jasa saat ini ke

area geografis yang baru. Dilakukan pada pasar yang belum

dimiliki oleh perusahaan, yaitu daerah yang baru.

C. Pengembangan Produk : Meningkatkan penjualan melalui

perbaikan produk/jasa saat ini atau mengembangkan produk/jasa

baru.

3. Strategi Diversifikasi, yaitu : Strategi perusahaan untuk membuat

produk/jasa baru sehingga perusahaan mengelola beberapa industri.

Terbagi menjadi :

A. Diversifikasi Konsentrik : Menambahkan produk/jasa baru yang

masih berkaitan dengan produk/jasa lama.

B. Diversifikasi Konglomerat : Menambahkan produk/jasa baru

yang tidak berkaitan dengan produk/jasa yang lama.

C. Diversifikasi Horizontal : Menambahkan produk/jasa baru, yang

tidak berkaitan, kepada pelanggan saat ini.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  40

4. Strategi Defensif, yaitu : Strategi perusahaan yang mengalami kesulitan.

Terbagi menjadi :

A. Retenchment : Mengelompokkan ulang melalui pengurangan

biaya dan aset terhadap penurunan penjualan dan laba.

B. Divestasi : Menjual satu divisi atau bagian perusahaan.

C. Likuidasi : Menjual seluruh aset perusahan, sepotong-potong,

untuk nilai riilnya.

2.2.6 Fungsi Pemasaran

Menurut David (2006,p179), pemasaran dapat digambarkan sebagai proses

mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan

keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Ada tujuh fungsi dasar pemasaran,

yaitu :

A. Analisis Pelanggan : investigasi dan evaluasi kebutuhan, aspirasi, dan

keinginan konsumen – melibatkan administrasi survei pelanggan, analisis

informasi konsumen, evaluasi strategi positioning pasar, mengembangkan

profil pelanggan, dan menentukan strategi segmentasi pasar yang optimal.

Informasi yang dihasilkan oleh analisis pelanggan dapat menjadi pentinga

dalam pengembangan pernyataan misi yang efektif.

B. Penjualan Produk/Jasa : implementasi strategi yang berhasil biasanya

bergantung pada kemampuan organisasi untuk menjual beberapa produk

atau jasa. Penjualan mencakup banyak aktivitas pemasaran seperti iklan,

publisitas, penjualan pribadi, manajemen tenaga penjualan, hubungan

dengan pelanggan, dan hubungan dengan dealer.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  41

C. Perencaaan Produk dan Jasa : mencakup aktivitas seperti uji pemasaran,

positioning produk dan merek, merencanakan garansi, pengemasarn,

menentukan pilihan produk, fitur produk, model produk dan kualitas

produk, dll. Salah satu teknik yang paling efektif adalah uji pemasaran.

D. Penetapan Harga : ima pemangku kepentingan utama mempengaruhi

keputusan penetapan harga : konsumen, pemerintah, pemasok, distributor,

dan pesaing.

E. Distribusi : mencakup [ergudangan, saluran distirbusi, cakupan distribusi,

lokasi toko peritel, teritori penjualan, tingkat dan lokasi persediaan alat

transportasi, penjual partai besar, dan peritel. Kebanyakan produsen saat ini

tidak menjual langsung pada konsumen. Berbagai organisasi pemasaran

bertindak sebagai perantara; mereka memiliki berbagai nama seperti

penjual partai besar, peritel, broker, fasilitator, agen, vendor, atau

distributor.

F. Riset Pemasaran : pengumpulan, pencatatan, dan analisa data secara

sistematis tentang masalah yang berkaitan dengan pemasaran barang dan

jasa.

G. Analisis Peluang : melibatkan evaluasi terhadap biaya, manfaat, dan resiko

yang berhubungan dengan keputusan pemasaran. Tiga langkah yang

dibutuhkan untuk menjalankan analisis biaya/manfaat : 1.menghitung total

biaya yang berkaitan dengan sebuah keputusan, 2.memperkirakan total

manfaat dari sebuah keputusan, dan 3.membandingkan total biaya dengan

total manfaat.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  42

2.2.7 Bauran Pemasaran

Menurut, et all (2004) bauran pemasaran adalah campuran dari variabel-

variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh perusahaan

untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar penjualan.

Variabel yang ada adalah :

A. Product : Segala sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen bisa berupa

barang atau jasa untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan.

B. Price : Sejumlah uang yang dibebankan untuk mendapatkan produk.

C. Place : Distribusi terdri dari satu kesatuan yang bertugas dalam proses

memudahkan penyampaian produk ke tangan konsumen akhir.

D. Promotion : Promosi merupakan sebuah bentuk dialog yang interaktif

antara perusahaan dengan pelanggannya yang selalu menyertai disaat

sebelum pembelian. Kegiatan promosi dilakukan, direncanakan, dan

dikendalikan harus sesuai dengan rencana pemasaran secara keseluruhan

dengan harapan meningkatnya tingkat penjualan produk.

2.2.8 Konsep Inti Pemasaran

Menurut, et all (2004), konsep inti pemasaran terdiri dari beberapa hal,

yaitu :

1. Kebutuhan, Keinginan, Permintaan

Pemasar harus berupaya untuk memahami kebutuhan, keinginan dan

permintaan pasar sasaran. Kebutuhan menggambarkan tuntutan dasar

manusia dimana kebutuhan itu menjadi keinginan bila diarahkan

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  43

kepada sasaran-sasaran spesifik yang mungkin dapat memenuhi

kebutuhan. Permintaan adalah keinginan akan produk-produk yang

spesifik yang didukung kemampuan ntuk membayar.

2. Produk atau Tawaran

Produk merupakan setiap tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan

dan keinginan. Jenis utama tawaran dasar adalah baran, jasa,

pengalman, peristiwa, orang, tempat, property, organisasi, informasi,

dan gagasan.

3. Nilai, Biaya dan Kepuasan

Produk atau tawaran akan berhasil jika memberikan nilai dari kepuasan

kepada pembeli sasaran. Pembeli memilih diantara beraneka ragam

tawaran yang dianggap memberikan nilai yang paling banyak. Nilai

didefinisikan sebagai rasio antara apa yang didapatkan dan apa yang

diberikan pelanggan. Pelanggan mendapatkan manfaat dan

mengeluarkan biaya. Manfaat mencakup manfaat fungsional dan

emosional. Biaya mencakup biaya moneter, biaya waktu, energi dan

waktu.

4. Pertukaran dan Transaksi

Pertukaran yaitu cara yang dapat dipakai seseorang untuk mendapatkan

sebuah produk. Pertukaran yang merupakan konsep inti pemasaran

mencakup perolehan produk yang diinginkan dengan menawarkan

sesuatu sebagai gantinya. Agar muncul potensi pertukaran, 5

persyaratan harus dipenuhi antara lain, yaitu:

A. sekurang-kurangnya ada 2 pihak

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  44

B. masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin bernilai

bagi pihak lain

C. masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan menyerahkan

sesuatu

D. masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak

tawaran pertukaran

E. masing-masing pihak yakin bahwa bertransaksi dengan pihak

lain merupakan hal yang tepat dan diinginkan

5. Hubungan dan Jaringan Kerja

Pemasaran transasksi adalah bagian dari suatu gagasan yang lebih besar

yang disebut dengan pemasangan hubungan. Pemasaran hubungan

mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang

memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama

dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan kelangsungan bisnis

jangka panjang mereka. Hasil terakhir dari pemasaran hubungan adalah

terbentuknya asset perusahaan yang unik yang disebut jaringan

pemasaran.. Jaringan pemasaran terdiri dari perusahaan dan pemercaya

(stakeholder), pendukung (pelanggan, karyawan, pemasok, distributor,

pengecer, agen periklanan) yang dengannya perusahan membangun

hubungan bisnis timbal balik yang saling menguntungkan.

6. Pasar

Untuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan 3 jenis saluran

pemasaran. Saluran komunikasi digunakan untuk menyerahkan dan

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  45

menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran komunikasi ini meliputi

media cetak, media elektronik, dan internet.

7. Pemasar dan Calon Pemasar

Seorang pemasar adalah seorang yang mencari tanggapan (perhatian,

pembelian, pemberian suara dan sumbangan) dari pihak lain. Jika kedua

pihak itu saling berusaha untuk menjual sesuatu kepada orang lain

maka disebut pemasar.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Teknik Industrithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00377-MNTI Bab 2.pdf · dengan rumus : ∑ − − n t et n SDE 1 2 ... Penjualan dari produk yang

  46

2.3 Kerangka Pemikiran

 

 

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran