bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00484-mnti-bab 2.pdf ·...

66

Click here to load reader

Upload: voduong

Post on 01-Sep-2018

351 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Diagram Sebab Akibat

2.1.1 Penggunaan Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan

antara sebab dan akibat..Diagram sebab akibat ini sering juga disbeut sebagai

Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) karena bentuknya seperti kerangka

ikan, atau Diagram Ishikawa (Ishikawa diagram) karena pertama kali

diperkenalkan oleh Prof. Kaour Ishikawadari Universitas Tokyo 1953 (Gaspersz,

1998).

Pada dasarnya diagram sebab akibat dapat digunakan untuk kebutuhan

kebutuhan berikut (Gaspersz, 1998):

- Membantu mengidentifikasi akar penyebab suatu masalah

- Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah

- Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut

Contoh diagram sebab akibat ditunjukkan dalam gambar 2.1 dan 2.2.

2.1.2 Langkah-langkah Membuat Diagram Sebab-Akibat

Langkah-langkah dalam pembuatan diagram sebab-akibat

dapatdikemukakan sebagai berikut (Gaspersz, 1998):

1. Mulai dengan pernyataan masalah-masalah umum yang penting dan

mendesak untuk diselesaikan.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

40

2. Tuliskan pernyataan masalah itu pada “kepala ikan” , yang merupakan

akibat (effect). Tuliskan pada sebelah kanan dari kertas (kepala ikan),

kemudian gambarkan “tulang belakang” dari kiri ke kanan dan tempatkan

pernyataan masalah itu dalam kotak.

3. Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhi

masalah sebagai tulang ikan. “tulang besar”, juga ditempatkan dalam

kotak. Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori utama dapat

dikembangkan melalui stratifikasi ke dalam pengelompokan dari faktor-

faktor : manusia mesin, peralatan, material, metode kerja, lingkungan

kerja, pengukuran, dll atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual

dalam proses. Faktor-faktor penyebab atau kategori kategori dapat

dikembangkan melalui brainstorming.

4. Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-

penyebab utama (tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder

itu dinyatakan sebagai “tulang-tulang ikan berukuran sedang”.

5. Tuliskan penyebab-penyebab besar yang mempengaruhi penyebab-

penyebab sekunder (tulang-tulang berukuran sedang) , serta penyebab-

penyebab tersier itu dinyatakn sebagai “tulang-tulang berukuran kecil”.

6. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor-

faktor penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata

terhadap permasalahan yang terjadi.

7. Carilah informasi yang perlu di dalam diagram sebab-akibat itu, seperti :

judul, nama produk, prroses, kelompok, daftar partisipan, tanggal, dll.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

41

Gambar 2.1 Diagram Sebab Akibat

skema sistematis yang mengidentifikasi kemungkinan akar penyebab (root causes) meningkatnya impor buah

Sumber : http://zulfadlillah.blogspot.com/2008/02/belajar-menulis.html

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

42

Gambar 2.2 Diagram Sebab Akibat (b)

Diagram ini menunjukkan penyebab-penyebab belum optimalnya fungsi organisasi PPI-Groningen

Sumber : http://kampanye.febdian.net/misi-visi.htm

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

43

Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari suatu masalah yang sedang

dikaji kita dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan berikut (Gaspersz,

1998):

- Apa penyebab itu ?

- Mengapa kondisi atau penyebab itu terjadi?

- Bertanya “Mengapa” beberapa kali (konsep five way) sampai ditemukan

penyebab yang cukup spesifik untuk diambil tindakan perbaikan.

Penyebab-penyebab spesifik itu yang dimasukkan atau dicatat ke dalam

diagram sebab-akibat

2.2 Diagram Pareto

2.2.1 Penggunaan Diagram Pareto

Diagram Pareto dipergunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

tipe-tipe/jenis-jenis yang tidak sesuai. Pareto Chart dikembangkan oleh seorang

ahli ekonomi Italia yang bernama Vilredo Pareto pada abad ke 19.

Diagram pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berasarkan

urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh

grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri, dan

seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh grafik

batang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan. Susunan

tersebut akan membantu untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori

kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji. Dengan bantuan Pareto

Diagram tersebut kegiatan akan lebih efektif dengan memusatkan perhatian pada

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

44

sebab-sebab yang mempunyai dampak yang paling besar terhadap kejadian

daripada meninjau berbagai sebab.

Berbagai Pareto Chart dapat digambarkan dengan menggunakan data yang

sama, tetapi digambarkan secara berlainan. Dengan cara menunjukkan data

menurut frekuensi terjadinya, menurut biaya, menurut waktu terjadinya, dapat

diungkapkan berbagai prioritas penanganannya tergantung pada kebutuhan

spesifik yang ada. Dengan demikian tidak dapat begitu saja ditentukan bar yang

terbesar dalam Pareto Chart sebagai persoalan yang terbesar. Dalam hal ini harus

dikumpulkan terlebih dahulu informasi secukupnya (Gaspersz, 1998).

2.2.2 Langkah-langkah Membuat Diagram Pareto

Dalam mengadakan Analisis Pareto, yang diatasi adalah sebab kejadian,

bukannya gejalanya. Langkah yang dipergunakan ialah (Eugene L. Grant, 1988):

• Mengidentifikasi tipe-tipe/jenis-jenis yang akan diperbandingkan. Setelah itu

merencanakan dan melaksanakan pengumpulan data, yaitu:

• Menentukan masalah yang akan diteliti.

• Menentukan data apa yang akan diperlukan dan bagaimana mengklasifikasikan

atau mengkategorikan data itu.

• Menentukan metode dan periode pengumpulan data.

• Menentukan frekuensi dari kategori Non Conformance yaitu dengan membuat

suatu ringkasan daftar atau tabel yang mencatat frekuensi kejadian dari

masalah yang telah diteliti dengan menggunakan Check Sheet.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

45

• Mengurutkan menurut frekuensinya yaitu dengan membuat daftar masalah

secara berurut berdasarkan frekuensi kejadian dari yang tertinggi sampai yang

terendah.

• Menghitung prosentase dari frekuansi tersebut yaitu dengan menghitung

frekuensi kumulatif, prosentase dari total kejadian dan prosentase dari total

kejadian secara kumulatif.

• Membuat diagram berdasarkan pada urutan diatas.

• Memutuskan untuk mengambil tindakan peningkatan atas Penyebab Utama

dari masalah yang sedang terjadi tersebut.

• Dengan demikian dapat diketahui frekuensi Non Conformance yang paling

tinggi, meskipun tidak harus yang paling penting.

2.2.3 Bebrapa Catatan Tentang Diagram Pareto

Pada dasarnya diagram pareto terdiri dari dua jenis, yaitu Gaspersz, 1998).

1. Diagram Pareto Mengenai Fenomena:. Diagram ini berkaitan dengan hasil

hasil yang tidak diinginkan dan digunakan untuk mengetahui masalah utama

yang ada.

Contoh fenomena, anatar lain:

- Kualitas: kerusakan, kegagalan, keluhan, item-item yang dikembalikan,

perbaikan, reparasi, dll.

- Biaya: jumlah kerugian, ongkos pengeluaran, dll.

- Penyerahan (delivery): penundaan delivery, keterlambatan pembayaran,

kekurangan stok, dll.

- Keamanan: kecelakaan, kesalahan, gangguan, dll.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

46

2. Diagram Pareto mengenai Penyebab. Diagram ini berkaitan dengan

penyebab dalam proses dan dipergunakan untuk mengetahui apa penyebab

utama dari masalah yang ada.

Contoh penyebab, antara lain:

• Operator: umur, pengalaman, ketrampilan, sifat individual, pergantian

kerja (shift), dll.

• Mesin: peralatan, instrumen, dll.

• Bahan Baku: pembuatan bahan baku, macam bahan baku, pabrik bahan

baku, dll.

• Metode Operasi: kondisi operasi, metode kerja, sistem pengaturan dll.

2.2.4 Contoh penggunaan Diagram Pareto

1. Berkaitan dengan ilmu SDM

Seorang Sekretaris Eksekutif bernama Cynthia. Hampir tiap bulan, dia merasa

gajinya tidak pernah cukup memenuhi kebutuhan dirinya, padahal tiap bulan dia

mendapat gaji Take Home Pay sebesar 10 juta. Dia merasa gajinya cukup besar

dan lagipula masih lajang, tapi tiap bulan selalu saja kurang dan belum akhir bulan

sudah mengutang, sehingga terpaksa menggunakan kartu kredit. Karena tagihan

semakin besar, maka Cynthia memberanikan diri untuk konsultasi kepada

Manager HR mengenai hal ini.

Atas anjuran HR Manager, Cynthia dimintakan membuat data pengeluaran rata-

rata tiap bulan. Akhirnya keluarnya tabel data seperti berikut :

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

47

Tabel 2.1 Data Pengeluaran Rata-Rata Tiap Bulan Cynthia

Kegiatan BiayaBelanja 6.000.000 Makan 2.000.000 Sewa Kos 1.000.000 Transport 600.000 Telepon 300.000 Lain-lain 100.000

Dari data pada tabel tersebut mereka membuat diagram pareto seperti berikut:

Gambar 2.3 Diagram Pareto (a)

Diagram ini merupakan hasil pengolahan data pengeluaran Cynthia tiap bulan

Sumber: http://ilmusdm.wordpress.com/2008/01/23/mengenal-konsep-pareto/

Dari diagram diatas, terlihat bahwa Cynthia sudah mengeluarkan 80%

penghasilannya hanya untuk belanja dan makan-makan. Karena itu, dari sini

terlihat bahwa mulai bulan depan, Cynthia harus bisa mengendalikan aktifitasnya

terutama untuk aktifitas belanja.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

48

2. Berkaitan dengan Pelayanan

Dr. Frans Melik, Direktur Pengelola “M. C. SEHAT’i”, mengadakan survey

melalui penyebaran kuesioner, guna menganalisa faktor-faktor penyebab pasien

yang semakin menurun karena akibat penurunan ini pendapatan M. C. SEHAT’i

juga turun sampai 20% dibandingkan dengan bulan yang sama periode tahun lalu.

Hasil kuesioner tersebut kemudian diolah dan dimasukkan ke dalam tabel data

sebagai berikut:

Tabel 2.2 Hasil Pengolahan Kuesioner

Dari tabel diatas dibuatlah diagram pareto sebagai berikut:

Gambar 2,4 Diagram Pareto (b)

Diagram ini digunakan untuk menganalisa faktor-faktor penyebab pasien yang semakin menurun

Sumber: http://www.yohanli.com/pareto-dalam-pengendalian-mutu.html

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

49

Dari diagram pareto ditunjukan secara jelas masalah tertinggi sebesar 25% dari

seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi klinik jauh dari rumah, diagram pareto

ditemukan oleh Vilfredo Pareto dan dipopulerkan oleh Joseph M. Juran yang

berpendapat bahwa 80% masalah disebabkan oleh 20% penyebab, sehingga bila

menyelesaikan 20% penyebab masalah dapat menyelesaikan 80% masalah.

Dalam diagram pareto ini masalah dapat terlihat secara urut dari yang paling tinggi

ke yang paling rendah frekuensinya, hal ini memudahkan untuk pengambilan

keputusan. Pada kasus ini masalah yang tebanyak frekuensinya adalah karena

lokasi klinik yang jauh dari rumah, untuk itu direktur pengelola mungkin dapat

mengambil suatu kebijakan atau tindakan perbaikan contohnya dengan cara

mempelajari ulang lokasi para pasien dan membuka cabang di lokasi yang dekat

dengan rumah pasien, walaupun perlu dipertimbangkan juga cost and benefit-nya

penurunan 20% pendapatan dibandingkan meraih 25% pengunjung dengan

membuka cabang baru.

Walaupun menurut asas pareto hanya 20% penyebab saja yang menyebabkan 80%

masalah, direktur pengelola juga akan bijaksana melihat faktor lainnya, contohnya

frekuensi terbanyak kedua adalah ketidaktahuan pengunjung akan prosedur klinik,

seharusnya direktur pengelola dapat meninjau metoda pemberitahuan prosedur,

direktur pengelola dapat saja sebagai contoh membuat suatu informasi mengenai

prosedur klinik yang dipasang di tempat yang mudah dilihat pengunjung, atau juga

mewajibkan petugas keamanan secara proaktif melayani pengunjung, misalnya

saat membuka pintu pengunjung dapat disapa dengan ramah dan bertanya apakah

membutuhkan bantuan atau informasi. Ketidak-tahuan pelanggan dengan adanya

klinik krina dapat diselesaikan dengan cara melakukan iklan atau pamflet atau

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

50

sarana komunikasi massa lainnya supaya masyarakat mengetahui adanya klinik

sehat krina. Pelayanan klinik yang kurang baik juga dapat menyebabkan

kehilangan pasien, seharusnya pelayanan adalah suatu masalah yang paling murah,

direktur pengelola harus mempelajari masalah ini dan mengambil tindakan untuk

memperbaiki ini.

2.3 Pengukuran Waktu Jam Berhenti

Sesuai dengnn namanya, maka pengukuran waktu itu menggunkana jam

henti (stop watch) sebagai alat utamanya. Cara ini tampanknya merupakan cara yang

paling banyak dikenal, dan karenanya banyak dipakai. Salah satu yang

menyebabkannya adalah kesederhanaan aturan-aturan pengajaran yang dipakai.

Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu dijalankan untuk mendapatkan

hasil yang baik. Aturan-aturan tersebut dijelaskan dalam langkah-langkah berikut ini

(Sutalaksana, 2006). :

Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran

Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat dipertanggung

jawabkan maka tidaklah cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan

menggunakan jam henti. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar akhirnya dapat

diperoleh waktu yang pantas untuk pekerjaan yang bersangkutan seperti yang

berhubungan dengan kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah pengukuran, dan lain-

lain. Di bawah ini adalah sebagian langkah yang perlu diikuti agar maksud di atas

dapat dicapai (Sutalaksana, 2006).

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

51

a. Penetapan Tujuan Pengukuran

Sebagaimana halnya dengan berbagai kegiatan lain, tujuan melakukan

kegiatan harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengukuran waktu, hal-hal

penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran

digunakan, berapa tingkat ketelitian dan keyakinan yang dinginkan dari hasil

pengukuran tersebut.

Misalnya jika waktu baku yang akan diperoleh dimaksudkan untuk

dipakai sebagai dasar upah perangsang, maka ketelitian dan keykinan tentang

hasil pengukuran harus tinggi karena menyangkut prestasi dan pendapatan buruh

disamping keuntungan bagi perusahaan itu sendiri. Tetapi jika pengukuran

dimaksudkan untuk memperkirakan secara kasar bilamana pemesan barang dapat

kembali untuk mengambil pesanannya, maka tingkat ketelitian dan tingkat

keyakinan tidak perlu terlalu tinggi (Sutalaksana, 2006)..

b. Melakukan Penelitian Pendahuluan

Yang dicari-cari dari pengukuran waktu adalah waktu yang pantas

diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Tentu suatu

kondisi yang ada dapat dicari waktu yang pantas tersebut, artinya akan didapati

juga waktu yang pantas untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kondisi yang

bersangkutan. Suatu perusahaan biasanya menginginkan waktu kerja yang

sesingkat-singkatnya. Agar dapat meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.

Keuntungan demikian tidak akan diperoleh jika kondisi kerja dan pekerjaan-

pekerjaan yang ada di perusahaan tersebut tidak menunjang terjadinya hal tadi.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

52

Waktu kerja yang pantas hendaknya merupakan waktu kerja yang didapati

dari kondisi kerja yang baik. Dengan kata lain pengukuran waktu sebaiknya

dilakukan bila kondisi kerja dari pekerjaan yang diukur sudah baik. Jika belum

maka kondisi yang ada hendaknya diperbaiki terlebih dahulu.

Hal yang sama dapat terjadi bila cara-cara kerja yang digunakan untuk

menyelesaikan pekerjaan belum baik. Untuk mendapatkan waktu penyelesaian

yang singkat, maka perbaikan cara kerja perlu juga dilakukan. Mempelajari

kondisi kerja dan cara kerja kemudian memperbaikinya, adalah apa yang

dilakukan dalam langkah pnelitian pendahuluan. Tentunya itu berlaku jika

pengukuran dilakukan atas pekerjaan yang telah ada dan bukan merupakan

pekerjaan yang baru. Dalam keadaan yang seperti terakhir, maka yang dilakukan

bukanlah memperbaiki melainkan merancang kondisi dan cara kerja yang baik

yang baru sama sekali.

Suatu hal lain harus dilakukan dalam rangka ini, yaitu membakukan

secara tertulis sistem kerja yang dianggap baik. Disini semua kondisi dan cara

kerja dicatat dan dicantumkan dengan jelas serta bila perlu dengan gambar-

gambar misalnya untuk tata letak peralatan dan wadah. Pembakuan sistem kerja

yang dipilih adalah suatu hal yang paling baik dilihat untuk keperluan sebelum,

pada saat-saat, maupun sesudah pengukuran dilakukan dan waktu baku

didapatkan.

Kerap kali, sebelum pengukuran dilakukan operator yang dipilih untuk

melakukan pekerjaan melakukan serangkaian latihan dengan sistem kerja yang

baku. Ini terjadi bila operator tadi belum terbiasa dnegan sistem tersebut. Untuk

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

53

itu baik sistem opertor maupun pengukuran waktu untuk melatihnya memerlukan

suatu pegangan yang baku.

Begitu pula pada saat pengukuran dilakukan, keduanya memerlukan

pegangan agar sistem kerja yang dipilih itu tetap diselenggarakan.

Waktu yang akhirnya diperoleh setelah pengukuran selesai adalah waktu

penyelesaian pekerjaan untuk sistem kerja yang dijalankan ketika pengukuran

berlangsung. Jadi waktu penyelesaiannya pun berlaku hanya untuk sistem

tersebut. Suatu penyimpangan daripadanya dapat memberikan waktu

penyelesaian yang jauh berbeda dari yang telah ditetapkan berdasarkan

pengukuran. Karenanya catatan yang baku tentang sistem kerja yang telah dipilih

perlu ada dan dipelihara. Walaupun pengkurannya telah selesai (Sutalaksana,

2006)..

c. Memilih Operator

Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang

yang begitu saja diambil dari pabrik. Orang ini harus memenuhi beberapa

persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan baik dan dapat diandalkan

hasilnya. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak

bekerja sama.

Jika jumlah pekerja yang tersedia ditempat kerja yang bersangkutan

bejumlah banyak maka jika kemampuan mereka dibandingkan akan terlihat

perbandingan perbedaan diantaranya, yaitu dari yang berkemampuan rendah

sampai tinggi. Berdasarkan penyelidikan, distribusi kemampuan pekerja

umumnya akan mengikuti seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.5. Terlihat

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

54

bahwa orang-orang yang berketrampilan rendah dan berkemampuan tinggi

jumlahnya sedikit. Sedangkan orang yang berkemampuan rata-rata jumlahnya

banyak. Secara statistik distribusi demikian dapat dibuktikan berdistribusi normal

atau dapat didekati oleh distribusi nomral.

Gambar 2.5 Distribusi Kemampuan Pekerja

Kurva yang menunjukkan bahwa pekerja yang berkemampuan rata-rata lebih banyak

jumlahnya dibandingkan dengan pekerja yang berkemampuan rendah maupun tinggi.

Dengan melihat kenyataan kemampuan pekerja seperti ditunjukkan pada

gambar 2.5 jelaslah orang yang dicari bukanlah orang yang berkemampuan tinggi

atau rendah, karena orang-orang demikian hanya meliputi sebagian kecil saja dari

seluruh pekerja yang ada. Jadi yang dicari adalah waktu penyelesaian pekerjaan

yang secara wajar diperlukan oelh pekerja normal, dan ini adalah orang-orang

yang berkemampuan rata-rata. Dengan demikian pengukur harus mencari

operator yang memenuhi hal tersebut.

Disamping itu operator yang dipilih adalah orang yang pada saat

pengukuran dilakukan mau bekerja secara wajar. Walau operator yang

bersangkutan sehari-hari dikenal memenuhi syarat pertama tadi bukan mustahil

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

55

dia bekerja tidak wajar ketika pengukuran dilakukan karena alasan tertentu.

Biasanya jika operator tersebut memiliki kecurigaan terhadap maksud-maksud

pengukuran, misalnya dianggap untuk hal-hal yang akan merugikan dirinya atau

pkerjaan lain, dia akan bekerja lamban. Sebaliknya mungkin saja dia bekerja

dengan kecepatan lebih karena menginginkan hasil yang banyak untuk

mendapatkan pujian. Selain itu operatorpun harus dapat bekerja secara wajar

tanpa canggung walaupun dirinya sedang diukur dan pengukur berada didekatnya.

Penjelasan tentang maksud baik pengukuran serta tentang operator

sebaiknya bersikap ketika sedang diukur, perlu dilakukan dahulu. Dan

operatorpun harus mengerti dan menyadari sepenuhnya. Inilah yang dimaksud

bahwa operator harus dapat diajak bekerja sama.

Dalam pelaksanaannya, jika pengukur tidak mengenal pekerja-pekerja

yang ada, untuk mendapatkan operator yang akan diukur, dia dapat mencari

dengan mendapatkan petunjuk dari kepala-kepala regu, kepala pabrik, atau

pejabat-pejabat lain yang lebih mengenal baik para pekerja. Data tentang hasil-

hasil kerja para pekerja dalam elemen-elemen ditempat kerja juga dapat

membantu pekerjaan ini (Sutalaksana, 2006)..

d. Melatih Operator

Walaupun operator yang baik telah didapat, kadang-kadang masih

diperlukan latihan bagi operator tersebut teruama jika kondisi dan cara kerja yang

dipakai tidak sama dengan yang biasa dijalankan operator.

Hal ini terjadi jika pada saat penelitian pendahuluan kondisi kerja atau

cara kerja mengalmai perubahan. Dalam keadaan ini operator harus dilatih

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

56

terlebih dahulu karena sebelum diukur operator harus terbiasa dengan kondisi dan

cara kerjayan telah ditetapkan (dan telah dibakukan) itu.

Terdapat lengkungan yang dikenal sebagai lengkungan belajar *learning

curve). Operator, baru dapat diukur bila sudah berada pada tingkat penguasaan

maksimum yang pada kurva ditunjukkan oleh garis stabil yang mendatar, dimana

pada garis ini operator telah memiliki penguasaan paling tinggi yang dapat ia

capai, biasanya latihan-latihan lebih lanjut tidak akan merubah banyak kurva

tersebut. Disamping mempelajari kurva belajar operator yang bersangkutan,

penguasaan yang lebih baik biasanya tercermin pada gerakan-gerakan yang

”halus” (tidak ada), berirama dan tanpa banyak melakukan perencanaan-

perencanaan gerakan (Sutalaksana, 2006)..

e. Mengurai Pekerjaan Atas Elemen Pekerjaan

Disini pekerjaan dipecah menjadi elemen pekerjaan, yang merupakan

gerakan bagian dari pekerjaan yang bersangkutan. Elemen-elemen inilah yang

diukur waktunya. Waktu siklusnya jumlah dari waktu setiap elemen ini. Waktu

siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi sejak bahan baku mulai

diproses di tempat kerja yang bersangkutan. Misalnya waktu yang dibutuhkan

untuk merakit ballpen adalah waktu yang dibutuhkan untuk menggabungkan

bagian bawah balpen, pegas, isi dan bagian atasnya sehingga merupakan suattu

ballpen yang lengkap. Gerakan-gerakan menghubungkan bagian bawah, pegas

dan seterusnya dapat merupakan elemen-elemen pekerjaan, dan jumlah dari

waktu gerakan-gerakan ini adalah waktu siklus perakitan ballpen.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

57

Namun satu siklus tidak harus berarti waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan suatu produk sehingga menjadi barang jadi. Jika pekerjaan merakit

ballpen diserahkan kepada dua orang dimana orang yang pertama

menggabungkan bagian bawah, pegas dan isi, dan orang kedua menggabungkan

bagian atas ke bagian lainnya yang telah dielesaikan oleh orang pertama, dan bila

setiap pekerja dianggap dua stasiun kerja yang berbeda maka wkatu siklus bagi

orang pertama hanya jumlah waktu yang diperlukan untuk menghubungkan

bagian bawah, pegas, dan isi.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya melakukan

penguraian pkerjaan atau elemen-elemennya. Pertama untuk menjelaskan catatan

tentang tata cara kerja yang dibakukan. Pada bagian kedua bagaimana kondisi dan

cara kerja yang telah (dianggap) baik dilakukan, yaitu menyatakan secara tertulis

untuk kemudian digunakan sebagai pegangan, sebelum, pada saat-saat, dan

sesudah pengukuran waktu. Salah satu cra membakukan cara kerja adalah dengan

membakukan pekerjaan ke dalam elemen-elemennya (Sutalaksana, 2006)..

f. Menyiapkan Alat Pengukuran

Setelah kelima langkah diatas dijalankan, dengan baik, tibalah sekarang

pada langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran yaitu menyiapkan alat-alat

yang diperlukan. Alat-alat tersebut adalah:

- Jam Henti

- Lembaran - Lembaran Pengamatan

- Pena atau Pinsil

- Papan Pengamatan

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

58

Lembaran - lembaran pengamatan digunakan sebagai tempat mencatat

hasil hasil pengukuran. Agar catatan ini baik, biasanya lembaran lembaran

pengamatan disediakan sebelum pengukuran dengan kolom-kolom yang

memudahkan pencatatan dan pembacaannya kembali. Pada dasarnya ada dua

macam lembaran pengamatan. Pertama untuk pengukuran keseluruhan seperti

yang diisi dengan waktu yang teramati pada jam henti untuk setiap siklus.

Sedangkan kedua, jika pengukuran elemen yang dilakukan, maka

lembaran pengamatannya yang digunakan memerlukan adanya perhitungan .

Selain kotak-kotak untuk mencatat waktu, lembaran pengamatan juga memuat

baris untuk mencantumkan keterangan-keterangan yang juga diperlukan seperti

nama pekerjaan yang diukur, mesin yang dipakai, operator yang diukur, pengukur

waktunya dan lain-lain.

Pena atau pinsil digunakan untuk mecatat segalanya yang diperlukan pada

lembaran - lembaran pengamatan.

Papan pengamatan dimaksudkan untuk dipakai sebagai alas lembaran

pengamatan sehingga memudahkan pencatatan. Bentuk papan yang baik terdapat

lengkungan untuk mempermudahkan pemegangan oleh tangan dan penempatan

papan pada badan. Lengkungan lengkungan tersebut disesuaikan dengan

genggaman tangan, lengkungan tubuh yang menjaganya serta posisi terhadap

badan.

Jika alat alat ini telah disiapkan, maka selesailah sudah persiapan

persiapan yang mendahului pengukuran. Ini berarti tahap berikutnya yaitu

pengukuran waktu, sudah bisa dimulai (Sutalaksana, 2006)..

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

59

g. Melakuan Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu adalah kegiatan mengamati dan mencatat waktu-waktu

kerjanya baik setiap elemen maupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang

telah disiapkan. Bila operator telah siap di depan mesin atau di tempat kerja lain

yang waktu kerjanya akan diukur, maka si pengukur memilih posisi dia berdiri,

mengamati dan mencatat. Posisi ini hendaknya sedemikian rupa sheingga

operator tidak terganggu gerakan-gerakannya ataupun merasa canggung karena

terlampau merasa diamati. Posisi pengukur hendaknya juga memudahkan

pengukur mengamati jalannya pekerjaan sehingga dapat mengikuti dengan baik

saat-saat suatu siklus atau elemn bermula dan berakhir.

Hal pertama yang dilakukan adalah pengukuran pendahuluan. Tujuan

melakukan pengukuran pendahuluan adalah untuk mengetahui berapa kali

pengukuran harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang

diinginkan. Tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan ini ditetapkan pada saat

menjalankan langkah penetapan tujuan pengukuran.

Untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan, diperlukan

beberapa tahap pengukuran pendahuluan seperti dijelaskan berikut ini;

Pengukuran pendahuluan pertama dilakukan dengan melakukan beberapa

buah pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur. Biasanya sepuluh

kali atau lebih. Setelah melakukan pengukuran tahap pertama ini, tiga hal harus

mengikutinya yaitu menguji keseragaman data, menghitung jumlah pengukuran

yang diperlukan , dan bila jumlah belum mencukupi dilanjutkan dengan

pengukuran pendahuluan kedua. Jika tahap kedua selesai maka dilakukan lagi

ketiga hal yang ama seperti tadi dimana jika perlu dilanjutkan dengan pengukuran

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

60

pendahuluan tahap ketiga. Begitu seterusnya sampai jumlah keseluruhan

pengukuran mencukupi untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyainan yang

dikehendaki. Isilah pngukuran pendahuluan terus digunakan selama jumlah

pengukuran yang telah dilakukan pada tahap pengukuran belum mencukupi

(Sutalaksana, 2006)..

- Tingkat Ketelitian Dan Tingkat Keyakinan

Berbicara tentang tingkat ketelitian, dan tingkat keyakinan, sebenarnya adalah

pembicaraan tentang pengertian-pengertian stantistik. Karenanya untuk

memahaminya secara mendalam diperlukan beberapa pengetahuan statistik.

Tetapi sungguhpun demikian apa yang dikemukakan ini adalah pembahasan

kearah pengertian yang diperlukan dengan cara sederhana.

Yang dicari dengan melakukan pengukuran-pengukuran ini adalah waktu yang

sebenarnya dibutuhkan untuk meyelesaikan suatu pekerjaan. Karena waktu

penyelesaian ini tidak pernah diketahui sebelumnya, maka harus diadakan

pengukuran-pengukuran. Idealnya tentu dilakukan pengukuran yang sangat

banyak (sampai tak terhingga kali, misalnya), karena dengan demikianlah

diperoleh jawaban yang pasti. Tetapi hal ini jelas tidak mungkin karena

keterbatasan waktu, tenaga dan tentunya biaya. Namun sebaliknya jika hanya

dilakukan beberapa kali pengukuran saja, dapat diduga hasilnya sangat kasar.

Sehingga yang diperlukan adalah jumlah pengukuran yang tidak membebankan

waktu, tenaga dan biaya yang besar, tetapi hasilnya dapat dipercaya. Jadi

walaupun jumlah pengukuran tidak berjuta kali, tetapi jelas tidak hanya

beberapa kali saja. Dengan tidak dilakukannya pengukuran yang banyak sekali

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

61

ini, pengukuran akan hilangnya sebagian kepastian akan ketetapan/rata rata

waktu penyelesaian yang sebenarnya. Hal ini harus disadari oleh pengukur;

Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian

yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan

pengukuran yang sangat banyak. Tingkat ketelitian menunjukkan

penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian

sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam persen (dari waktu penyelesaian

sebenarnya, yang seharusnya dicari). Sedangkan tingkat keyakinan

menunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh

memenuhi syarat ketelitian tadi. Inipun dinyatakan dalam persen. Jadi tingkat

ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 95% memberi arti bahwa pengukur

memperoleh rata-rata hasil pengukurannya menyimpang sejauhnya 10% dari

rata-rata sebenarnya, dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah

95%. Dengan lain perkataan jika pengukuran sampai memperoleh rata-rata

pengukuran yang menyimpang lebih dari 10% seharusnya, hal ini dibolehkan

terjadi hanya dengan kemungkinan 5% (= 100%-95%). Sebagai contoh,

katakanlah rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan adalah 100 detik. Harga ini

tidak pernah diketahui kecuali jika dilakukan tak terhingga kali pengukuran.

Paling jauh yang dapat dilakukan adalah memperkirakannya dengan melakukan

sejumlah pengukuran. Dengan pengukuran yang tidak sebanyak itu maka rata-

rata yang diperoleh, mungkin tidak 100 detik, tetapi suatu harga yang lain,

misalnya 88, 96, atau 105 detik. katakalah rata-rata pengukuran yang didapat

96 detik. Walaupun rata rata sebenarnya (=100 detik) tidak diketahui, jika

jumlah pengukuran yang dilakukan memenuhi untuk ketelitian 10% dan tingkat

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

62

keyakinan 95%, maka pengukuran mempunyai keyakinan 95% bahwa 96 detik

itu terletak pada interval harga rata rata sebenarnya dikurangi 10% dari rata rata

ini, dan harga rata rata sebenarnya ditambah 10% dari rata rata ini. Mengenai

pengaruh tingkat tingkat ketelitian dan keyakinan terhadap jumlah pengukuran

yang diperlukan dapat dipelajari secara statistik. Tetapi secara intuitif hal ini

dapat diduga yaitu bahwa semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin besar

tingkat keyakian, maka semakin banyak pengukuran yang diperlukan

(Sutalaksana, 2006).

- Uji Kenormalan Data

Uji kenormalan: suatu kumpulan data hasil pengukuran layak untuk diolah jika

data-data tersebut berdistribusi normal. Uji kenormalan dilakukan untuk

membuktikan apakah data-data yang telah diperoleh memiliki pola distribusi

yang sesuai dengan distribusi normal atau tidak. Pengujian dibandingkan

dengan nilai P-value yang sesuai dengan tingkat keyakinan yang telah

ditentukan dengan menggunakan uji hipotesa sebagai berikut.

H0 = Data berdistribusi Normal

H1 = Data tidak berdistribusi Normal

Analisa:

- Tolak H0 jika P-value Kolmogorov-Smirnov Test < nilai α (data tidak

berdistribusi normal).

- Gagal Tolak H0 jika P-value Kolmogorov-Smirnov Test > nilai α (data

berdistribusi normal).

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

63

Cara melakukan uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS.

SPSS termasuk program yang cukup user friendly sehingga cukup mudah

digunakan meskipun oleh orang yang tidak mempelajari statistik sangat dalam.

Cara Pertama

Menu yang dipilih Analyze - Non Parametrik Test - 1 Sample KS

Setelah diklik pada menu ini, akan muncul dialog box seperti ini:

Gambar 2.6 PrintSscreen Langkah-Langkah Untuk Uji Normalitas Cara 1

Masukkan variabel yang ingin diuji normalitasnya ke dalam kotak Test

Variable List. Kemudian klik OK. Hasil yang akan didapat seperti ini:

Gambar 2.7 Hasil Uji Normalitas Cara 1

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

64

Untuk kepentingan uji asumsi, yang perlu dibaca hanyalah 2 item paling akhir,

nilai dari Kolmogorov-Smirnov Z dan Asymp. Sig (2-tailed).

• Kolmogorov-Smirnov Z merupakan angka Z yang dihasilkan dari teknik

Kolmogorov Smirnov untuk menguji kesesuaian distribusi data kita dengan

suatu distribusi tertentu, dalam hal ini distribusi normal. Angka ini biasanya

juga dituliskan dalam laporan penelitian ketika membahas mengenai uji

normalitas.

• Asymp. Sig. (2-tailed). merupakan nilai p yang dihasilkan dari uji

hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan antara distribusi data yang

diuji dengan distribusi data normal. Jika nilai p lebih besar dari α maka

kesimpulan yang diambil adalah hipotesis nol gagal ditolak, atau dengan kata

lain sebaran data yang kita uji mengikuti distribusi normal.

• Jangan terkecoh dengan catatan di bawah tabel yang berbunyi Test

distribution is Normal. Catatan ini tidak bertujuan untuk memberitahu bahwa

data kita normal, tetapi menunjukkan bahwa hasil analisis yang sedang kita

lihat adalah hasil analisis untuk uji normalitas.

Cara Kedua

Cara yang pertama biasanya menghasilkan hasil analisis yang kurang akurat

dalam menguji apakah sebuah distribusi mengikuti kurve normal atau tidak. Ini

disebabkan uji Kolmogorov Smirnov Z dirancang tidak secara khusus untuk

menguji distribusi normal, tetapi distribusi apapun dari satu set data. Selain

normalitas, analisis ini juga digunakan untuk menguji apakah suatu data

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

65

mengikuti distribusi poisson, dsb. Cara kedua merupakan koreksi atau

modifikasi dari cara pertama yang dikhususkan untuk menguji normalitas

sebaran data. Kita memilih menu Analyze - Descriptive Statistics - Explore...

Sehingga akan muncul dialog box seperti ini:

Gambar 2.8 Print Screen Langkah-Langkah Uji Normalitas Cara 2

Gambar 2.9 Print Screen Langkah-Langkah Uji Normalitas Cara 2 (b)

Yang perlu dilakukan selanjutnya hanyalah memasukkan variabel yang akan

diuji sebarannya ke dalam kotak Dependent List. Setelah itu kita klik tombol

Plots... yang akan memunculkan dialog box kedua seperti ini:

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

66

Gambar 2.10 Print Screen Langkah-Langkah Uji Normalitas Cara 2 (c)

Dalam dialog ini kita memilih opsi Normality plots with tests, kemudian klik

Continue dan OK. SPSS akan menampilkan beberapa hasil analisis seperti ini:

Gambar 2.11 Hasil Uji Normalitas Cara 2

SPSS menyajikan dua tabel sekaligus di sini. SPSS akan melakukan analisis

Shapiro-Wilk jika kita hanya memiliki kurang dari 50 subjek atau kasus. Uji

Shapiro-Wilk dianggap lebih akurat ketika jumlah subjek yang kita miliki

kurang dari 50.

Untuk memastikan apakah data yang kita miliki mengikuti distribusi normal,

kita dapat melihat kolom Sig. untuk kedua uji (tergantung jumlah subjek yang

kita miliki). Jika sig. atau p lebih besar dari α maka kita simpulkan hipotesis

nol gagal ditolak, yang berarti data yang diuji memiliki distribusi yang tidak

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

67

berbeda dari data yang normal. Atau dengan kata lain data yang diuji memiliki

distribusi normal.

Cara Ketiga

Jika diperhatikan, hasil analisis yang kita lakukan tadi juga menghasilkan

beberapa grafik. Nah cara ketiga ini terkait dengan cara membaca grafik ini.

Ada empat grafik yang dihasilkan dari analisis tadi yang penting juga untuk

dilihat sebelum melakukan analisis yang sebenarnya, yaitu:

• Stem and Leaf Plot. Grafik ini akan terlihat seperti ini:

Gambar 2.12 Print Screen cara 3

Grafik ini akan terlihat mengikuti distribusi normal jika data yang kita miliki

memiliki distribusi normal. Di sini kita lihat sebenarnya data kita tidak dapat

dikatakan terlihat normal, tapi bentuk seperti ini ternyata masih dapat

ditoleransi oleh analisis statistik sehingga p yang dimiliki lebih besar dari α.

Dari grafik ini kita juga dapat melihat ada satu data ekstrim yang nilainya

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

68

kurang dari 80 (data paling atas). Melihat situasi ini kita perlu berhati-hati

dalam melakukan analisis berikutnya.

• Normal Q-Q Plots. Grafik Q-Q plots akan terlihat seperti ini:

Gambar 2.13 Grafik Cara 3

Garis diagonal dalam grafik ini menggambarkan keadaan ideal dari data yang

mengikuti distribusi normal. Titik-titik di sekitar garis adalah keadaan data

yang kita uji. Jika kebanyakan titik-titik berada sangat dekat dengan garis atau

bahkan menempel pada garis, maka dapat kita simpulkan jika data kita

mengikuti distribusi normal.

Dalam grafik ini kita lihat juga satu titik yang berada sangat jauh dari garis. Ini

adalah titik yang sama yang kita lihat dalam stem and leaf plots. Keberadaan

titik ini menjadi peringatan bagi kita untuk berhati-hati melakukan analisis

berikutnya.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

69

• Detrended Normal Q-Q Plots. Grafik ini terlihat seperti di bawah ini:

Gambar 2.14 Grafik Cara 3 b

Grafik ini menggambarkan selisih antara titik-titik dengan garis diagonal pada

grafik sebelumnya. Jika data yang kita miliki mengikuti distribusi normal

dengan sempurna, maka semua titik akan jatuh pada garis 0,0. Semakin banyak

titik-titik yang tersebar jauh dari garis ini menunjukkan bahwa data kita

semakin tidak normal (psikologistatistik.blogspot.com).

- Uji Keseragaman Data

Sekarang akan kita lihat beberapa hal yang berhubungan dengan pengujian

keserangan Data. Secara teoritis apa yang dilakukan dalam pengujian ini adalah

berdasarkan teori statistik tentang peta-peta kontrol yang biasanya digunakan

dalam melakukan pengendalian kualitas dipabrik pabrik atau tempat tempat

kerja lain.

Telah dikemukakan bahwa satu langkah yang dilakukan sebelum melakukan

pengukuran adalah merancang suatu sistem kerja yang baik, yaitu yang terdiri

dari kondisi kerja dan cara kerja yang baik. Jika yang dihadapi adalah suatu

sistem kerja yang sudah ada, maka sistem ini dipelajari untuk kemudian

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

70

diperbaiki. Jika sistemnya belum ada maka yang dilakukan adalah merancang

sesuatu yang baru dan baik. Terhadap sistem kerja yang baik inilah pengukuran

waktu dilakukan, dan dari sistem inilah waktu penyelesaian pekerjaan dicari.

Walupun selanjutnya pembakuan sistem yang dipandang baik ini dilakukan,

seringkali pengukur, sebagaimana halnya juga operator, tidak mengetahui

terjadinya perubahan perubahan pada sistem kerja. Memang perubahan adalah

sesuatu yang wajar karena bagaimanapun juga suatu sistem tidak dapat tetap

dipertahankan terus menerus pada keadaan yang tetap sama. Keadaan sistem

yang selalu berubah dapat diterima, asalkan perubahannya adalah yang

memang sepantasnya terjadi. Akibatnya waktu penyelesaian yang dihasilkan

sistem selalu berubah ubah namun juga mesti dalam batas kewajiban. Dengan

lain perkataan harus seragam. Tugas pengukur adalah mendapatkan data yang

seragam ini. Karena ketidak seragam dapat datang tanpa disadari, maka

diperlukan suatu alat yang dapat “mendeteksinya”. Batas batas kontrol yang

dibentuk dari data merupakan batas seragam tidaknya data. Data dikatakan

seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang sama, bila berada diantara kedua

batas kontrol, dan tidak seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang berbeda,

jika berada diluar batas kontrol. Yang diperlihatkan dalam contoh pengujian

keseragaman diatas adalah data yang berada didalam batas batas kontrol;

karenanya semua data dimasukkan dalam perhitungan perhitungan

selanjutnya. Misalnya dari ketiga puluh dua harga yang telah terkumpul didapat

BKA = 18,246 dan BKB = 9,197, dan subgrup keenam berharga rata rata

19,261. Jelas subgrup ini berada diluar batas kontrol karena diatas harga BKA.

Oleh sebab itu subgrup ini harus “dibuang” karena berasal dari sistem sebab

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

71

yang berbeda. Dengan demikian untuk perhitungan-perhitungan selanjutnya

seperti untuk mencari banyaknya pengukuran yang harus dilakukan, semua data

dalam subgrup ini tidak turut diperhitungkan (Sutalaksana, 2006).

Rumus pengujian keseragaman data pada pengukuran langsung dengan

Jam henti (Sutalaksana, 2006) :

Batas Kontrol Atas (BKA) = x + Z .s X

Batas Kontrol Bawah (BKB) = x - Z .s X

Seluruh subgrup harus berada pada BKA dan BKB - data dikatakan seragam.

Z = Z á/2

Z = Koefisien pada distribusi normal sesuai dengan tingkat keyakinan

Tk. Keyakinan 90% - Z = 1.65

Tk. Keyakinan 95% - Z = 1.95 ~ 2

Tk. Keyakinan 99% - Z = 2,58 ~ 3

s X = Standar deviasi dari harga rata-rata subgrup

X = Nilai Rata-rata

Pengujian Kecukupan Data

Semua harga (data) yang ada dan telah lolos uji keseragaman dapat digunakan

untuk menghitung banyaknya pengukuran yang diperlukan yaitu dengan

menggunakan rumus umum (Sutalaksana, 2006) :

Uji Kecukupan Data = ( )

222

xi

xixi.Ns/zN

⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

⎛−

=∑∑ ∑

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

72

Dengan :

Z = Tingkat keyakinan

s = Derajat ketelitian

N = Jumlah data pengamatan

N’ = Jumlah data teoritis

2.4 Studi Gerakan

Studi gerakan adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan

bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, dengan demikian

diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangkan. Guna

memudahkan penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang dipelajari, perlu

dikenal dahulu gerakan-gerakan dasar (Sutalaksana, 2006).

Sebagian besar dari therblig-therblig ini merupakan gerakan-gerakan dasar

dari tangan. Hal ini mudah dimengerti karena setiap pekerjaan produksi gerakan

tangan merupakan gerakan yang paling umum dijumpai, terlebih lagi dalam

pekerjaan yang bersifat manual.

2.4.1 TMU (Time Measurement Unit )

TMU merupakan satuan waktu yang digunakan dalam MTM (methods time

measurement) baik MTM 1,2 atau 3. Definisi TMU ialah unit pengukuran waktu,

dimana 1 TMU = 0,00001 jam dan 1 TMU = 0,036 detik (Yudiantyo, 1994).

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

73

2,4,2 Gerakan-Gerakan Menurut Gilberth

Suatu gerakan yang utuh dapat diuraikan menjadi gerakan dasar, yang

diuraikan oleh Gilbreth kedalam 17 therblig. Suatu pekerjaan mempunyai uraian

yang berbeda-beda bila dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Antara lain

mencari (Search), memilih (Select), memegang (Grasp), menjangkau (Reach),

membawa (Move), memegang untuk memakai (Hold), melepas (Released load),

pengarahan sementara (Preposition), memeriksa (Inspection), merakit (Assemble),

lepas rakit (Desassemble), memakai (Use), kelambatan yang tak terhndar

(Unavoidable delay), kelambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable delay),

merencana (Plan), istirahat untuk menghilangkan fatique (Rest to overcome

fatique) (materipraktikumapk1.blogspot.com).

Beirkut adalah penjelasan untuk gerakan-gerakan tersebut (Sutalaksana, 2006) :

- Menjangkau adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban atau hambatan

baik gerakan menuju atau menjauhi objek atau lokasi tujuan lainnya dan berakhir

segera disaat tangan berhenti bergerak setelah mencapai objek tujuannya. Gerakan

ini biasanya didahului oleh gerakan melepas (Release) dan diikuti oleh gerakan

memegang (Grasp).

- Membawa adalah gerakan perpindahan tangan dalam kondisi membawa beban.

Gerakan ini dipengaruhi oleh faktor jarak perpindahan tangan, tipe gerakan, dan

berat ringannya beban yang dibawa oleh tangan. Gerakan ini didahului oleh

gerakan memegang (Grasp) dan diakhiri gerakan melepas (Release).

- Melepas adalah gerakan melepas kembali terhadap objek yang dipegang

sebelumnya. Elemen gerakan ini diawali sesaat jari-jari tangan membuka lepas

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

74

objek yang dibawa dan berakhir begitu semua jari tidak menyentuh atau

memegang objek lagi. Gerakan ini didahului oleh gerakan menjangkau (Reach).

- Memegang adalah elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari-

jari tangan objek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja. Gerakan ini

didahului oleh gerakan menjangkau (Reach) dan dilanjutkan dengan gerakan

membawa (Move).

- Mengarahkan awal adalah gerakan mengarahkan pada suatu tempat dengan

tujuan memudahkan pemegangan apabila obyek tersebut akan dipakai kembali.

- Memakai adalah gerakan apabila satu tangan atau kedua-duanya dipakai untuk

menggunakan alat, gerakan ini bergantung dari jenis pekerjaannya dan

ketrampilan dari pekerjanya.

- Merakit adalah gerakan untuk menggabungkan satu objek dengan objek lain

sehingga menjadi suatu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan

membawa atau mengarahkan dan dilanjutkan dengan melepas. Perakitan dimulai

bila objek sudah siap dipasang dan berakhir bila objek sudah tergabung secara

sempurna.

- Melepas rakit merupakan kebalikan dari gerakan merakit dimana dua bagian

dipisahkan dari satu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului oleh memegang dan

dilanjutkan oleh membawa atau melepas.

- Mencari merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk menemukan lokasi objek.

Yang bekerja pada gerakan ini adalah mata. Dengan ini dimulai pada mata

bergerak mencari objek dan berakhir bila objek sudah ditemukan.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

75

- Memilih adalah gerakan untuk menemukan objek yang tercampur, bagian tubuh

yang bekerja pada gerakan ini adalah tangan dan mata. Gerakan ini dimulai pada

saat tangan dan mata mulai memilih dan berakhir bila objek sudah ditemukan.

- Mengarahkan adalah merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu

lokasi tertentu. Gerakan ini didahului oleh gerakan mengangkut dan diikuti oleh

gerakan merakit. Gerakan ini dimulai sejak tangan mengendalikan objek misalnya

menggeser ke tempat yang diinginkan dan berakhir pada saat gerakan merakit atau

memakai dimulai.

- Memeriksa adalah pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek

telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Gerakan ini berupa gerakan melihat seperti

memeriksa kehalusan permukaan. Biasanya gerakan ini dilakukan dengan

membandingkan objek dengan satu standard.

- Merencanakan adalah proses mental dimana operator berpikir untuk menentukan

tindakan yang akan diambil selanjutnya.

- Unavoidable delay adalah suatu kelambatan kerja yang tidak terhindarkan yang

mana diakibatkan oleh hal-hal yang diluar kontrol dari operator dan kondisi ini

menyebabkan terjadinya waktu menganggur (idle time) selama siklus kerja

berlangsung baik yang dialami oleh satu atau kedua tangan operator.

- Avoidable delay adalah suatu kelambatan kerja yang dapat dihindarkan, yang

mana setiap waktu menganggur (idle time) yang terjadi pada siklus kerja yang

berlangsung merupakan tanggung jawab operator . Kegiatan ini merupakan situasi

yang tidak produktif yang dilakukan oleh operator.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

76

- Istirahat untuk menghilangkan lelah , hal ini terjadi secara periodik. Waktu untuk

memulihkan kembali kondisi badan dari rasa lelah sebagai akibat kerja berbeda-

beda, dipengaruhi oleh jenis pekerjaannya dan individu pekerjanya.

Memegang untuk memakai adalah memegang tanpa menggerakan objek yang

dipegang tersebut, perbedaannya dengan memegang adalah pada perlakuan

terhadap objek yang dipegang. Pada memegang, pemegangan dilanjutkan dengan

gerakan membawa sedangkan memegang untuk memakai tidak demikian

2.4.3 Macam-Macam Kelonggaran

Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, untuk

menghilangkan fatique, dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan.

Ketiganya merupakan hal-hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja, dan

selama pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat atau dihitung. Karenanya sesuai

pengukuran dan setelah mendapatkan waktu normal, kelonggaran perlu

ditambahkan (Sutalaksana, 2006).

a. Kelonggaran Untuk Kebutuhan Pribadi

Hal-hal yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi disini seperti minum

sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap

dengan teman sekerja sekedar untuk menghilangkan ketegangan ataupun

kejenuhan dalam bekerja (Sutalaksana, 2006).

b. Kelonggaran Untuk Menghilangkan Fatique

Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik

jumlah maupun kualitasnya. Karenanya salah satu cara untuk menentukan

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

77

besarnya kelonggaran ini adalah dengan melakukan pengamatan sepanjang

hari kerja dan mencatat pada saat-saat hasil produksi menurun (Sutalaksana,

2006).

c. Kelonggaran Untuk Hambatan-Hambatan Tak Terhindarkan

Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari

berbagai hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol

yang berlebihan dan menggangur dengan sengaja, ada pula hambatan yang

tidak dapat dihindarkan karena berada diluar kekuasaan pekerja untuk

mengendalikannya. Bagi hambatan yang pertama jelas tidak ada pilihan selain

menghilangkannya, sedangkan bagi yang terakhir walaupun harus diusahakan

serendah mungkin, hambatan akan tetap ada dan karenanya harus

diperhitungkan dalam perhitungan waktu baku. Beberapa contoh yang

termasuk kedalam hambatan tak terhindarkan adalah:

a) Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas.

b) Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin.

c) Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti: mengganti alat

potong yang patah, memasang kembali ban yang lepas, dan sebagainya.

d) Mengasah peralatan potong.

e) Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus dari gudang.

f) Hambatan-hambatan karena kesalahan pemakaian alat ataupun

bahan.

g) Mesin berhenti karena matinya aliran listrik.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

78

Salah satu cara yang paling baik yang biasanya digunakan untuk

menentukan besarnya kelonggaran bagi hambatan tak terhindarkan adalah

dengan melakukan sampling pekerjaan (Sutalaksana, 2006).

2.5 Ekonomi Gerakan

Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, tentu diperlukan perancangan

sistem kerja yang baik pula. Oleh karena itu sistem kerja harus dirancang

sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan hasil kerja yang diinginkan. Sistem

kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memungkinkan dilakukannya

gerakan-gerakan yang ekonomis (Sritomo,1995) .

a. Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Tubuh Manusia

dan Gerakannya

- Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama

- Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali pada

waktu istirahat

- Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan

berlawanan arah

- Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat, misalnya :

a. Gerakan jari

b. Gerakan jari dengan telapak tangan

c. Gerakan jari telapak tangan dengan jari bagian depan

d. Gerak jari telapak tangan, tangan bagian depan dan lengan atas

e. Gerakan jari, telapak tangan, tangan bagian depan, lengan atas dan bahu

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

79

- Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu

pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam bekerja

- Gerakan yang patah-patah, banyak perubahan arah akan memperlambatkan

gerakan tersebut

- Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti dari pada

gerakan yang dikendalikan

- Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan irama

kerja harus mengikuti irama yang alamiah bagi sipekerja

- Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata

b. Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Pengaturan Tata

Letak Tempat Kerja

- Sebaiknya diusahakan agar badan dan peralatan mempunyai tempat yang tetap

- Tempatkan bahan-bahan dan peralatan ditempat yang mudah, cepat dan enak

untuk dicapai

- Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya memanfaatkan

prinsip gaya berat sehingga bahan yang akan dipakai selalu tersedia ditempat yang

dekat untuk diambil

- Sebaiknya untuk menyalurkan obyek yang sudah selesai dirancang mekanismenya

yang baik

- Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga

gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urut-urutan berbalik

Posisi penempatan suatu elemen gerak dalam satu siklus kerja mungkin dapat

berpengaruh pada waktu penyelesaian kerja secara keseluruhan.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

80

c. Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Perancangan

Peralatan

- Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari

perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakan dengan kaki dapat ditingkatkan

- Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian agar mempunyai lebih dari satu

kegunaan

- Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam

pemegangan dan penyimpanan

- Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti

pekerjaan mengetik. Beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan

kekuatan masing-masing jari

- Roda tangan, pulang dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya diatur

sedemikian sehingga beban dapat melayaninya dengan posisi yang baik, dan dengan

tenaga yang minimum

2.6 Peta-Peta Kerja

2.6.1 Pengertian peta kerja

Peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk

berkomunikasi secara luas dan sekaligus melalui peta-peta kerja ini kita bisa

mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu

metoda kerja. Contoh informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki

suatu metoda kerja, terutama dalam suatu proses produksi adalah sebagai berikut :

jumlah benda kerja yang harus dibuat, waktu operasi mesin, kapasitas mesin,

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

81

bahan-bahan khusus yang harus disediakan, alat-alat khusus yang harus disediakan

dan lain sebagainya.

Jadi peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara

sistematis dan jelas. Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau

kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik,

kemudian menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti : transportasi,

operasi mesin, pemeriksaan, perakitan sampai pada akhirnya menjadi produk jadi,

baik produk lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk lengkap.

Apabila kita melakukan studi yang seksama terhadap peta kerja, maka

pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari suatu proses produksi

akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang mungkin dilakukan, antara lain,

kita bisa menghilangkan operasi-operasi lainnya, menemukan suatu urutan-urutan

kerja/proses produksi waktu menunggu antara operasi dan sebagainya. Pada

dasarnya semua perbaikan tersebut. ditujukan untuk mengurangi biaya produksi

secara keseluruhan. Dengan demikian, peta ini merupakan alat yang baik untuk

menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaan

perbaikan kerja (Sutalaksana, 2006).

Pada dasarnya peta-peta kerja yang ada sekarang bisa dibagi dalam dua

kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu (Sutalaksana, 2006) :

A. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja

keseluruhan.

B. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja

setempat.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

82

Dalam hal ini tentunya kita harus bisa membedakan antara kegiatan kerja

keseluruhan dan kegiatan kerja setempat. Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja

setempat, apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya

hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah yang terbatas.

Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan, apabila

kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan

untuk membuat produk yang bersangkutan. Hubungan antara kedua macam

kegiatan kegiatan diatas akan terlihat bila untuk menyelesaikan suatu produk

diperlukan beberapa stasiun kerja, dimana satu sama lainnya saling berhubungan.

Masing-masing peta kerja yang akan dibahas berikut ini semuanya termasuk

dalam kedua kelompok diatas, antara lain (Sutalaksana, 2006) :

* Yang termaduk kelompok kegiatan kerja keseluruhan

1. Peta Proses Operasi

2. Peta Aliran Proses

3. Peta Proses kelompok kerja

4. Diagram Aliran

* Yang termasuk kelompok kegiatan kerja setempat :

1. Peta Pekerja dan Mesin

2. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

2.6.2 Peta Kerja Kegiatan Kerja Keseluruhan

Sebelum membahas yang termasuk kelompok peta kerja keseruhan,

hendaknya perlu diperkenalkan lebih dahulu mengenai lambang-lambang yang

akan digunakan untuk kelompok peta kerja keseluruhan.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

83

Pada saat sekarang ini, untuk membuat suatu peta kerja, Gilberth

mengusulkan 40 buah lambang yang bisa dipakai, kemudian pada tahun

berikutnya jumlah lambang-lambang tersebut disederhanakan, sehingga hanya

tinggal 4 macam, yaitu (Sutalaksana, 2006) :

Untuk operasi

Untuk transportasi

Untuk pemeriksaan

Untuk penyimpanan

Penyederhanaan ini memudahkan pembuatan suatu peta kerja, disamping

setiap notasi mempunyai fleksibilitas yang tinggi karena setiap lambang

mempunyai kandungan arti yang sangat luas. Dalam tahun 1947, American

Society of Mechanical Engineers (ASME) membuat standar lambang-lambang

yang terdiri dari lima macam lambang. Lambang-lambang ini merupakan

modifikasi dari lambang yang digunakan oleh Gilberth, yaitu lingkaran kecil

diganti dengan anak panah untuk kejadian transportasi dan menambah lambang

baru untuk kejadian menunggu. Lambang-lambang standar dari ASME inilah yang

akan digunakan dalam pembahasan-pembahasan peta kerja keseluruhan, lambang-

lambang tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Sutalaksana, 2006) :

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

84

Operasi

Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan

sifat, baik sifat fisik maupun kimiawi, mengambil informasi maupun memberikan

informasi pada suatu keadaan juga termasuk informasi.

Operasi merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses.

Dan bisanya terjadi pada suatu mesin atau stasiun kerja ,

contohnya :

* Pekerjaan menyerut kayu dengan mesin serut

* Pekerjaan mengeraskan logam

* Pekerjaan merakit

Dalam prakteknya, lambang ini juga bisa digunakan untuk menyatakan

aktifitas administrasi, misalnya : aktifitas perencanaan atau perhitungan.

Pemeriksaan

Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan

mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun segi kuantitas. Lambang

ini digunakan jika kita melakukan pemeriksaan terhadap suatu objek atau

membandingkan objek tertentu dengan suatu standar.

Suatu pemeriksaan tidak menjuruskan bahan ke arah menjadi suatu barang

jadi, contoh-contohnya :

* Mengukur Dimensi

* Memeriksa warna benda

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

85

* Membaca alat ukur tekanan uap pada suatu mesin uap

Transportasi

Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau

perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari

suatu operasi. Contoh :

* Benda kerja diangkut dari mesin bubut ke tempat mesin skerap untuk

mengalami operasi berikutnya.

* Suatu objek dipindahkan dari lantai bawah ke lantai atas lewat elevator.

Penyimpanan

Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka

waktu yang cukup lama. Jika benda kerja tersebut akan diambil kembali, biasanya

memerlukan suatu perijinan tertentu. Lambang ini digunakan untuk menyatakan

suatu objek yang mengalami penyimpanan permanan, yaitu ditahan atau

dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin tertentu dan lamanya waktu adalah dua

hal yang membedakan antara kegiatan menunggu dan penyimpan, contoh :

* Dokumen-dokumen / catatan-catatan disimpan dalam brankas

* Bahan baku disimpan dalam gudang

Selain kelima lambang diatas, kita bisa menggunakan lambang lain apabila

merasa perlu untuk mencatat suatu aktifitas yang memang terjadi selama proses

berlangsung dan tidak terungkapkan oleh lambang-lambang tadi. Lambang

tersebut adalah :

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

86

Aktivitas gabungan

Kegiatan ini terjadi apabila antara aktivitas operasi dan pemeriksaan

dilakukan secara bersama atau dilakukan pada suatu tempat kerja.

a. Proses Operasi

Peta Proses Operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan

langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan-urutan

operasi dan pemeriksaan. Sejak dari awal sampai produk jadi utuh maupun

sebagai komponen, dan juga memuat informasi-informasi yang diperlukan

untuk analisa lebih lanjut, seperti : waktu yang dihabiskan, material yang

digunakan dan tempat atau alat atau mesin yang dipakai (Sutalaksana, 2006) .

- Kegunaan peta proses operasi

Dengan adanya informai-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses

operasi, maka dapat diperoleh banyak manfaat diantaranya (Sutalaksana, 2006)

* Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya

* Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku

* Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik

* Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai

* Sebagai alat untuk latihan kerja dll

- Analisa suatu peta proses operasi

Ada empat hal yang perlu diperhatikan agar diperoleh suatu proses kerja

yang baik melalui analisa peta proses operasi yaitu : analisa terhadap bahan-

bahan, operasi, pemeriksaan, dan terhadap waktu penyelesaian suatu proses .

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

87

Keempat hal tersebut diatas, dapat diuraikan sebagai berikut (Sutalaksana,

2006):

a. Bahan-bahan

Kita harus mempertimbangkan semua alternatif dari bahan yang digunakan,

proses penyelesaian dan toleransi sedemikian rupa sehingga sesuaikan dengan

fungsi reabilitas, pelayanan dan waktunya.

b. Operasi

Juga dalam hal ini harus dipertimbangkan mengenai semua alternatif yang

mungkin untuk proses pengolahan, pembuatan, pengerjaan dengan mesin atau

metode perakitannya, beserta alat-alat dan perlengkapan yang digunakan.

Perbaikan yang mungkin bisa dilakukan misalnya dengan menghilangkan,

menggabungkan, merubah atau menyederhanakan operasi-operasi yang terjadi.

c. Pemeriksaan

Dalam hal ini harus mempunyai standar kualitas. Suatu objek dikatakan

memenuhi syarat kualitasnya jika setelah dibandingkan dengan standar ternyata

lebih baik atau minimal sama. Proses pemeriksaan bisa dilakukan dengan teknik

sampling atau satu persatu dari semua objek yang dibuat tentunya cara yang

terakhir tersebut dilaksanakan apabila jumlah produksinya sedikit.

d. Waktu

Untuk mempersingkat waktu penyelesaian, kita harus mempertimbangkan semua

alternatif mengenai metoda, peralatan dan tentunya penggunaan perlengkapan -

perlengkapan khusus.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

88

b. Diagram Alir/Flow Chart

Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan

dan hubungan antar proses beserta instruksinya. Gambaran ini dinyatakan

dengan simbol. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu.

Sedangkan hubungan antar proses digambarkan dengan garis penghubung.

Flowchart ini merupakan langkah awal pembuatan program. Dengan

adanya flowchart urutan poses kegiatan menjadi lebih jelas. Jika ada

penambahan proses maka dapat dilakukan lebih mudah. Setelah flowchart selesai

disusun, selanjutnya pemrogram (programmer) menerjemahkannya ke bentuk

program dengan bahsa pemrograman (digilib.petra.ac.id).

- Simbol-simbol flowchart

Flowchart disusun dengan simbol-simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat

bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang dipakai

antara lain (digilib.petra.ac.id) :

Flow Direction symbol

Yaitu simbol yang digunakan untuk menghubungkan

antara simbol yang satu dengan simbol yang lain. Simbol

ini disebut juga connecting line.

Terminator Symbol

Yaitu simbol untuk permulaan (start) atau akhir (stop) dari

suatu kegiatan

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

89

Connector Symbol

Yaitu simbol untuk keluar – masuk atau penyambungan

proses dalam lembar / halaman yang sama.

Connector Symbol

Yaitu simbol untuk keluar – masuk atau penyambungan

proses pada lembar / halaman yang berbeda.

Processing Symbol

Simbol yang menunjukkan pengolahan yang dilakukan

oleh komputer

Simbol Manual Operation

Simbol yang menunjukkan pengolahan yang tidak

dilakukan oleh komputer

Simbol Decision

Simbol pemilihan proses berdasarkan kondisi yang ada.

2.6.3 Peta Kerja Untuk Kegiatan Setempat

Peta kerja untuk kegiatan kerja setempat untuk menganalisa suatu stasiun

kerja, maka peta kerja yang digunakan peta pekerja dan mesin serta peta tangan

kiri dan tangan kanan sebagai alat untuk mempermudah perbaikan suatu tempat

kerja dan gerakan pekerja, sehingga dicapai keadaan ideal untuk saat itu.

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

90

- Pengertian Peta Tangan Kiri dan Tnagn Kanan

Peta ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu

mengganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan juga

menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan

tangan kanan ketika melakukan pekerjaan.

Melalui peta ini kita bisa melihat semua operasi secara cukup lengkap, yang

berarti mempermudah perbaikan operasi tersebut. Peta ini sangat praktis untuk

memperbaiki suatu pekerjaan manual dimana tiap siklus dari pekerja terjadi

dengan cepat dan terus berulang, sedangkan keadaan lain, peta ini kurang praktis

untuk dipakai sebagai alat analisa. Inilah sebabnya dengan menggunakan peta ini

kita bisa melihat dengan jelas pola-pola gerakan yang tidak efisien dan bisa

melihat adanya pelanggaran terhadap prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang

terjadi pada saat pekerja manual tersebut berlangsung (Sutalaksana, 2006) .

- Kegunaan Peta Tangan Kiri dan Tnagn Kanan

1. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan. Dengan

bantuan studi gerakan dan prinsip ekonomi gerakan , maka kita bisa

menguraikan elemen pekerjaan lengkap menjadi elemen-elemen gerakan yang

terperinci. Setiap elemen gerakan dari pekerjaan ini dibebankan kesetiaptangan

sehingga seimbang agar mengurangi kelelahan.

2. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak

produktif sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja.

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

91

Kemahiran untuk menguraikan suatu pekerjaan menjadi elemen-elemen gerakan

dan kemudian memilih elemen-elemen mana saja yang efektif dan kurang efektif

, tentunya akan mempengaruhi produktivitas kerja. Jika suatu pekerjaan sudah

dilaksanakan secara efisien dan produktif, maka secara otomatis waktu

penyelesaian pekerjaan tersebut merupakan waktu tersingkat saat itu.

3. Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja.

Tata letak tempat kerja juga memperngaruhi lamanya waktu penyelesaian.

Percobaan merubah-rubah tata letak peralatan selain dapat menemukan tata letak

yang baik, ditinjau dari waktu dan jarak, juga kita dapat menemukan urutan-

urutan pengerjaan yang lebih baik.

4. Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara kerja yang ideal.

Kiranya sudah jelaslah , bahwa peta tangan kiri dan tangan kananmenunjukan

urutan-urutan pengerjaan yang lebih baik untuk saat itu. Peta ini dapat berfungsi

sebagai penuntun terutama bagi pekerja-pekerja baru, sehingga akan lebih cepat

proses relajar.

2.7 Micromotion Study

Dalam menganalsia gerakan ekrja seirng dijumpai kesulitan dalam enentukan

batas-batas suatu elemen Therblig dengan elemen lainnya karena waktu gerakan

yang terlalu singkat, sehingga sulit untuk diamati secara visual. Perekaman atas

gerakan-gerakan ekrja dengan video dan segala perlengkapannya akan dapat

mengatasi persoalan ini. Disini hasil bsai diputar ulang kalau perlu dengan kecepatan

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

92

lambat sehingga analisa gerakan kerja bisa dilakukan lebih teliti. Dengan bantuan

sejenis jam khusus (micro chronometer), maka waktu setiap elemen Therblig

maupun perpindahan dari suatu elemen ke elemen lain yang diukur (Sritomo. W,

1995).

Aktifitas Micormotion Study mengharuskan setiap gerakan yang ada secara

detail dan memberi kemungkinan-kemungkinan analisa setiap gerakan yang ada

secara lebih baik dibanidngkan dengan visual motion study. Langkah-langkah yang

dikerjakan dalam micromotion study ini terdiri dari (Sritomo W, 1995)

- Merekam gerakan-gerakan kerja dari suatu siklus kerja dengan menaruh

jam besar (micro chronometer) dibelakang operator yang diamati.

- Gambar film akan menjadi rekaman yang permanen yang bsia dianalisa

setiap saat dan berulang-ulang sesuaid engan yang dikehendaki

- Membuat kesimpulan dari analisa geraan yang telah diamati dari rekaman

film dan emnggambarkannya dalam peta gerakan tangan yang menunjukan

geraan tangan kanan dan tangan kiri,

- Menetapkan alternatif gerakan kerja yang lebih baik dengan jalan

memperbaiki metod kerja yang ada sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi

gerakan.

2.8 Simulasi Monte Carlo

Metoda Monte Carlo merupakan teknik yang melibatkan random number dan

probabilitas untuk menyelesaikan permasalahan. Metoda ini diciptakan oleh S. Ulam

dan Nicholas Metropolis bermula pada suatu permainan yang ada di Monte Carlo,

Monaco. Metoda ini kadang digunakan ketika modelnya rumit, non-linear atau

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

93

meliputi lebih dari sepasang parameter yang tidak pasti. Metoda Monte Carlo adalah

satu dari beberapa metoda untuk menganalisa propagasi yang tidak pasti, dimana

tujuannya untuk menentukan bagaimana random variation, kurangnya pengetahuan,

atau pengaruh kesalahan terhadap sensitivitas kinerja atau reliabilitas dari suatu

system yang sedang dimodelkan. Simulasi merupakan kategori metoda sampling

karena masukannya merupakan random number yang dibangun dari distribusi

probabillitas.

Metode simulasi Monte Carlo cukup sederhana didalam menguraikan

ataupun menyelesaikan persoalan, termasuk dalam penggunaan program-program

komputernya. Simulasi ini menggunakan data yang sudah ada (historical data) yang

sebenarnya digunakan untuk pada simulasi untuk tujuan lainnya. Metode simulasi

Monte Carlo dikenal juga dengan istilah Sampling simulation atau Teknik Sampling

Monte Carlo. Simulasi ini dapat diterapkan pada permasalahan bisnis yang

berhubungan dengan kesempatan, atau ketidakpastian.

Contoh :

1. Inventory demand

2. Lead time for inventory

3. Times between machine breakdowns

4. Times between arrivals

5. Service times

6. Times to complete project activities

7. Number of employees absent

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

94

2.9 Metode Pemberian Insentif

a. Rencana Premi Halsey

Rencana ini memungkinakn seseorang dibayar berupa garansi upah jam-jaman

ditambah upah yang diperoleh menurut aktu yang dihemat, waktu yang diperlukan

untuk menyelesaikan setiap unit pekerjaan ditentukan berdasarkan pengalaman dan

premi dihitung berdasarkan waktu yang dihemat oelh karyawan. Jika seseorang

karyawan dapat menghemat waktu beberapa jam, itu berarti ongkos untuk pekerjaan

itu akan turun, sedangkan dari karyawan bisa memanfaatkan waktu yang dihemat

tersebut sebagaitambahan untuk menyelesaikan pekerjaan berikutnya. (Santoso. Edi,

Wage Admiinistration).

Keuntungan dan kerugian dari metode ini adalah (Santoso.Edi,Wage

Admiinistration) :

- Cukup sederhana dan mudah mengubah hasil kerja kedalam premi yang akan

diterima.

- sedikit memerlukan kegiatan pencatatan.

- Karena standard ditentukan dari pekerjaan sebelumnya maka kontinutitas dari

rencana ini tetap terjaga.

b. Rencana Bedaux

Rencana ini dicetskan oleh Charles Bedaux, dimana rencana ini bertitik tolak dari

produktivitas tiap karyawan. Dengan mengunakan suatu unit pengukuran yang masih

dapat digunakan selama ada hubungan antara output dengan keadaan fisik karyawan,

kecuali kondisi kerjanya diubah. Rencana ini sangat menitikberatkan pada

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

95

pengontrolan produksi, mengingat berhasil tidaknya suatu upah perangsang sangat

tergantung dari kontrol rencana tersebut.

Untuk itu Bedaux berusaha memperoleh hubungan langsung dimana kecepatan

bergerak dengan panjang suatu siklus kerja, berat benda yang diangakt, dan tekanan

yang diberikan. Hubungan ini biasanya menunjukkan suatu perbandingan terbalik

antara kecepatan bergerak dengan panjang siklus kerja, berat benda yang diangkat

dan tekanan yangd diberikan (Santoso. Edi, Wage Admiinistration).

Keuntungan dan kerugian dari metode ini adalah ( Santoso, Edi, Wage

Admiinistration) :

- Sangat baik untuk pengontrolan poduksi

- Dapat digunakan untuk mengetahui perbandingan kemajuan tiap-tiap

departemen.

- Karyawan dengan mudah emngetahui berapa nilai yang diperolehnya.

Kedau metode diatas memiliki formulasi sebagai berikut (Sritomo. W, 1995) :

Yw = 1 + p(x-1)

Bonus = (Yw - 1) x upah standar

Halsey dan Bedaux menyatakan metode pemberian insentif tetap diberikan mulai x-1

dengan rate yang linear tetapi ratio partisipasid ari pekerja dalam pemberian insentif

p<1 (Sritomo. W, 1995).

Harga faktor parrtisipasi menurut Halsey adalah sebesar p=0.5. Sedangkan Bedaux

menetapkan p=0.75. Bedaux menyatakan mendistribusikan 25% sisa faktor

partisipasi tersebut ke pekerja tidak langsung atau supervisor (Sritomo W, 1995).

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

96

c. Rencana Rowan

Rencana ini mula-mula diekembangkan oleh James Rowan tahun 1898 merupakan

variasi dari rencana Halsey. Rowan juga menetapkan standard tugas dari hasil kerja

karyawan sebelumnya. Perbedaannay dengan rencana Hlasey, Rowan memberikan

bonus yang sama dengan persentase waktu yang dihemat.

Dari segi penerimaan maka cara Rowan akan memberikan penerimaan karyawan

yang lebih besar dibandingkan cara premi Hlasey. Walaupun rencana ini sukar

dijelaskan pada karyawan, tapi sangat mengunutngkan bagi karyawan itu sendiri

(Santoso. Edi, Wage Admiinistration.

Pada tipe insentif dari x=1 dan kenaikan dalam persentase tertentu dalam kenaian

upah diatas standard akan sama dengan persentase besarnya penghematan waktu

yang ditetapkan (Sritomo. W, 1995).

Formulasi untuk tipe ini adalah sebagai berikut (Sritomo. W, 1995) :

Yw = 1 + (1- x

1)

Bonus = (Yw - 1) x upah standar

Keterangan untuk formulasi metode insentif :

X = Peforma kerja yang dinilai dan disini ditunjukkan sebagai bilangan pecahan

terhadap peforma standar. Hal ini sering disebut dengan “efisiensi kerja”.

Yw = Total penerimaan upah operator yang dalam hal ini berupa bilangan pecahan

terhadap upah standarnya.

P = Rasio dari partisipasi pekerja dalam kaitannya dengan kebijaksanaan dalam

pemberian insentif.

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

97

2.10 Fungsi Manajemen, Tingkat Manajemen, dan Gaya Kepemimpinan

a. Fungsi Manajemen

Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di

dalamnya. Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang banyak dikenal

masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian

(organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling).

Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf).

Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai

semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang

maksimal.

Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing

fungsi manajemen–POLC (Stephen P. Robbins & Mary Coulter, 2004):

1. Fungsi Perencanaan / Planning

Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti

dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

tersebut.

2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing

Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya

manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan

rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

98

Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan

efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja

yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.

4. Fungsi Pengendalian / Controling

Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang

telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.

b. Tingkat Manajemen

Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan

menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama

(biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih

besar di bagian bawah daripada di puncak). Berikut ini adalah tingkatan manajer

mulai dari bawah ke atas (Stephen P. Robbins & Mary Coulter,2004):

Manejemen lini pertama (first-line management)

Dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen

tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-

manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia

(supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau

mandor (foreman).

Manajemen tingkat menengah (middle management)

Mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan

manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang

termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer

pabrik, atau manajer divisi.

Page 61: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

99

Manajemen puncak (top management)

Dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan

strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top

manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer),

dan CFO (Chief Financial Officer).

Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya

dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi

yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim

karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai

dengan dengan permintaan pekerjaan.

c. Gaya Kepemimpinan

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua

dikenal manusia. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan

kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara

mereka tetap ada seorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai

penguasa tunggal. Orang-orang yang dipimpin yang jumlahnya lebih banyak,

merupakan pihak yang dikuasai, yang disebut bawahan atau anak buah.

Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan

bahkan kehendak pimpinan. Pemimpin memandang dirinya lebih, dalam segala

hal dibandingkan dengan bawahannya. Kemampuan bawahan selalu dipandang

rendah, sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa perintah. Perintah

pemimpin sebagai atasan tidak boleh dibantah, karena dipandang sebagai satu-

Page 62: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

100

satunya yang paling benar. Pemimpin sebagai penguasa merupakan penentu

nasib bawahannya. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain, selain harus tunduk

dan patuh di bawah kekuasaan sang pemimpin. Kekuasaan pimpinan digunakan

untuk menekan bawahan, dengan mempergunakan sanksi atau hukuman sebagai

alat utama. Pemimpin menilai kesuksesannya dari segi timbulnya rasa takut dan

kepatuhan yang bersifat kaku.

Kepemimpinan dengan gaya otoriter banyak ditemui dalam pemerintahan

Kerajaan Absolut, sehingga ucapan raja berlaku sebagai undang-undang atau

ketentuan hukum yang mengikat. Di samping itu sering pula terlihat gaya dalam

kepemimpinan pemerintahan diktator sebagaimana terjadi di masa Nazi Jerman

dengan Hitler sebagai pemimpin yang otoriter. Gaya Kepemimpinan Bebas dan

Gaya Kepemimpinan Pelengkap (http://www.scribd.com/doc/15885060/Teori-

Kepemimpinan)

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic

Kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai faktor utama

dan terpenting dalam setiap kelompok/organisasi. Gaya Kepemimpinan

demokratis diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung dan

penyelamat dan perilaku yang cenderung memajukan dan mengembangkan

organisasi/kelompok. Di samping itu diwujudkan juga melalui perilaku

kepemimpinan sebagai pelaksana (eksekutif).

Dengan didominasi oleh ketiga perilaku kepemimpinan tersebut, berarti

gaya ini diwarnai dengan usaha mewujudkan dan mengembangkan hubungan

manusiawi (human relationship) yang efektif, berdasarkan prinsip saling

Page 63: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

101

menghormati dan menghargai antara yang satu dengan yang lain. Pemimpin

memandang dan menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek,

yang memiliki kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti dirinya juga.

Kemauan, kehendak, kemampuan, buah pikiran, pendapat, minat/perhatian,

kreativitas, inisiatif, dan lain-lain yang berbeda-beda antara yang satu dengan

yang lain selalu dihargai dan disalurkan secara wajar.

Berdasarkan prinsip tersebut di atas, dalam gaya kepemimpinan ini selalu

terlihat usaha untuk memanfaatkan setiap orang yang dipimpin. Proses

kepemimpinan diwujudkan dengan cara memberikan kesempatan yang luas bagi

anggota kelompok/organisasi untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan.

Partisipasi itu disesuaikan dengan posisi/jabatan masing-masing, di samping

memperhatikan pula tingkat dan jenis kemampuan setiap anggota

kelompok/organisasi. Para pemimpin pelaksana sebagai pembantu pucuk

pimpinan, memperoleh pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, yang sama

atau seimbang pentingnya bagi pencapaian tujuan bersama. Sedang bagi para

anggota kesempatan berpartisipasi dilaksanakan dan dikembangkan dalam

berbagai kegiatan di lingkungan unit masing-masing, dengan mendorong

terwujudnya kerja sama, baik antara anggota dalam satu maupun unit yang

berbeda. Dengan demikian berarti setiap anggota tidak saja diberi kesempatan

untuk aktif, tetapi juga dibantu dalam mengembangkan sikap dan

kemampuannya memimpin. Kondisi itu memungkinkan setiap orang siap untuk

dipromosikan menduduki posisi/jabatan pemimpin secara berjenjang, bilamana

terjadi kekosongan karena pensiun, pindah, meninggal dunia, atau sebab-sebab

lain.

Page 64: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

102

Kepemimpinan dengan gaya demokratis dalam mengambil keputusan

sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di

dalam unit masing-masing. Dengan demikian dalam pelaksanaan setiap

keputusan tidak dirasakan sebagai kegiatan yang dipaksakan, justru sebaliknya

semua merasa terdorong mensukseskannya sebagai tanggung jawab bersama.

Setiap anggota kelompok/organisasi merasa perlu aktif bukan untuk kepentingan

sendiri atau beberapa orang tertentu, tetapi untuk kepentingan bersama.

Aktivitas dirasakan sebagai kebutuhan dalam mewujudkan partisipasi,

yang berdampak pada perkembangan dan kemajuan kelompok/organisasi secara

keseluruhan. Tidak ada perasaan tertekan dan takut, namun pemimpin selalu

dihormati dan disegani secara wajar

(http://www.scribd.com/doc/15885060/Teori-Kepemimpinan).

3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire

Kepemimpinan Bebas merupakan kebalikan dari tipe atau gaya

kepemimpinan otoriter. Dilihat dari segi perilaku ternyata gaya kepemimpinan

ini cenderung didominasi oleh perilaku kepemimpinan kompromi (compromiser)

dan perilaku kepemimpinan pembelot (deserter). Dalam prosesnya ternyata

sebenarnya tidak dilaksanakan kepemimpinan dalam arti sebagai rangkaian

kegiatan menggerakkan dan memotivasi anggota kelompok/organisasinya

dengan cara apa pun juga. Pemimpin berkedudukan sebagai simbol.

Kepemimpinannya dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang

yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan (berbuat)

Page 65: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

103

menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perseorangan

maupun berupa kelompok-kelompok kecil.

Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat, yang

dilakukan dengan memberi kesempatan untuk berkompromi atau bertanya bagi

anggota kelompok yang memerlukannya. Kesempatan itu diberikan baik sebelum

maupun sesudah anggota yang bersangkutan menetapkan keputusan atau

melaksanakan suatu kegiatan.

Kepemimpinan dijalankan tanpa berbuat sesuatu, karena untuk bertanya

atau tidak (kompromi) tentang sesuatu rencana keputusan atau kegiatan,

tergantung sepenuhnya pada orang-orang yang dipimpin. Dalam keadaan seperti

itu setiap terjadi kekeliruan atau kesalahan, maka pemimpin selalu berlepas

tangan karena merasa tidak ikut serta menetapkannya menjadi keputusan atau

kegiatan yang dilaksanakan kelompok/organisasinya. Pemimpin melepaskan diri

dari tanggung jawab (deserter), dengan menuding bahwa yang salah adalah

anggota kelompok/organisasinya yang menetapkan atau melaksanakan keputusan

dan kegiatan tersebut. Oleh karena itu bukan dirinya yang harus dan perlu

diminta pertanggungjawaban telah berbuat kekeliruan atau kesalahan.

Sehubungan dengan itu apabila tidak seorang pun orang-orang yang

dipimpin atau bawahan yang mengambil inisiatif untuk menetapkan suatu

keputusan dan tidak pula melakukan sesuatu kegiatan, maka kepemimpinan dan

keseluruhan kelompok/organisasi menjadi tidak berfungsi. Kebebasan dalam

menetapkan suatu keputusan atau melakukan suatu kegiatan dalam tipe

kepemimpinan ini diserahkan sepenuhnya pada orang-orang yang dipimpin.

Page 66: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2010-1-00484-MNTI-Bab 2.pdf · Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) ... seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi

104

Oleh karena setiap manusia mempunyai kemauan dan kehendak sendiri,

maka akan berakibat suasana kebersamaan tidak tercipta, kegiatan menjadi tidak

terarah dan simpang siur. Wewenang tidak jelas dan tanggung jawab menjadi

kacau, setiap anggota saling menunggu dan bahkan saling salah menyalahkan

apabila diminta pertanggungjawaban.

(http://www.scribd.com/doc/15885060/Teori-Kepemimpinan)