bab 5 perancangan balanced scorecardthesis.binus.ac.id/doc/bab5/2007-2-00435-mnti-bab 5.pdf ·...

72
BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARD 5.1 Tahap Perancangan Balanced Scorecard Pada penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka berdasarkan kerangka balanced scorecard, perancangan balanced scorecard terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut : 1. Penerjemahan strategi Kementrian BUMN ke dalam sasaran-sasaran strategis 2. Menentukan ukuran dari tiap sasaran strategis yang terdiri dari lag indicator (ukuran hasil) dan lead indicator (ukuran pemacu kinerja). 3. Merumuskan inisiatif strategis yang perlu dilakukan Agar sasaran-sasaran strategis yang dibuat sesuai dengan kerangka balanced scorecard, maka penelaahan strategi Kementrian BUMN tersebut harus didasarkan pada keempat perspektif balanced scorecard. Oleh karenanya perlu dilakukan pengelompokan hasil-hasil analisis strategi Kementrian BUMN ke dalam perspektif balanced scorecard. Penelaahan seperti ini memungkinkan Kementrian BUMN untuk menghasilkan perencanaan strategis yang komprehensif, koheren dan seimbang. Komprehensif berarti bahwa strategi yang dihasilkan telah mencakup seluruh aspek dalam Kementrian BUMN. Koheren berarti ada keselarasan antara masing-masing perspektif dengan visi dan misi Kementrian.

Upload: lyanh

Post on 17-Sep-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

BAB 5

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD

5.1 Tahap Perancangan Balanced Scorecard

Pada penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka berdasarkan kerangka

balanced scorecard, perancangan balanced scorecard terdiri dari beberapa langkah

sebagai berikut :

1. Penerjemahan strategi Kementrian BUMN ke dalam sasaran-sasaran strategis

2. Menentukan ukuran dari tiap sasaran strategis yang terdiri dari lag indicator

(ukuran hasil) dan lead indicator (ukuran pemacu kinerja).

3. Merumuskan inisiatif strategis yang perlu dilakukan

Agar sasaran-sasaran strategis yang dibuat sesuai dengan kerangka balanced

scorecard, maka penelaahan strategi Kementrian BUMN tersebut harus didasarkan pada

keempat perspektif balanced scorecard. Oleh karenanya perlu dilakukan

pengelompokan hasil-hasil analisis strategi Kementrian BUMN ke dalam perspektif

balanced scorecard.

Penelaahan seperti ini memungkinkan Kementrian BUMN untuk menghasilkan

perencanaan strategis yang komprehensif, koheren dan seimbang. Komprehensif berarti

bahwa strategi yang dihasilkan telah mencakup seluruh aspek dalam Kementrian

BUMN. Koheren berarti ada keselarasan antara masing-masing perspektif dengan visi

dan misi Kementrian.

Page 2: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

42

5.2. Penelahaan Analisis Perumusan Strategi Kementrian BUMN

Balanced Scorecard didesain berdasarkan strategi yang dibuat oleh Kementrian

BUMN. Untuk mempermudah dalam menerjemahkan strategi dalam sasaran-sasaran

strategis tiap perspektif balanced scorecard, maka sebelumnya perlu dilakukan

penelaahan analisis perumusan strategi ke dalam perspektif balanced scorecard.

Analisis perumusan strategi Kementrian BUMN terdiri dari Analisis visi, misi serta

tujuan Kementrian BUMN.

5.2.1 Penelaahan Visi, Misi dan Tujuan Kementrian BUMN dengan Perspektif

Balanced Scorecard

Penelaahan visi, misi dan tujuan Kementrian BUMN ke dalam kerangka perspektif

balanced scorecard akan membantu memudahkan Kementrian BUMN dalam

menentukan strategi yang terkait untuk mewujudkannya. Bila visi, misi dan tujuan

tersebut sudah dikelompokkan dalam tiap perspektif balanced scorecard maka untuk

menentukan strategi sesuai dengan perspektif tersebut juga akan lebih mudah.

Visi Kementrian BUMN adalah “Membangun BUMN yang berdaya saing dan

tangguh dalam persaingan global serta berdaya cipta tinggi sehingga mampu memenuhi

harapan stakeholders”. Bila ditelaah dalam keempat perspektif balanced scorecard visi

tersebut bisa dilihat pada tabel 5.1.

Pada tabel tersebut terlihat bahwa semua frase dalam visi Kementrian BUMN masuk

dalam tiap perspektif balanced scorecard. Hal ini dikarenakan, setiap frase yang ada

dalam visi berkaitan erat dengan perspektif stakeholders, keuangan, proses operasi

internal, maupun pembelajaran dan pertumbuhan.

Page 3: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

43

Tabel 5.1

Penelaahan Visi Kementrian BUMN dalam Perspektif Balanced Scorecard

Perspektif Visi

Stakeholders

Keuangan

Proses Operasi Internal

Pembelajaran dan

Pertumbuhan

“Membangun BUMN yang berdaya saing dan tangguh

dalam persaingan global serta berdaya cipta tinggi sehingga

mampu memenuhi harapan stakeholders”

Selain dari pemaparan visi, Kementrian BUMN juga memiliki pemamparan misi

untuk mencapai visi yang telah digariskan. Adapun misi Kementrian BUMN itu

dipaparkan ke dalam beberapa poin-poin penting, yaitu:

1. Meningkatkan intensitas dan efektifitas pembinaan BUMN.

2. Meningkatkan intensitas dan efektifitas koordinasi baik secara internal di

lingkungan Kementerian BUMN maupun secara eksternal dengan pihak

regulator dan BUMN.

3. Meningkatkan fungsi pengawasan BUMN oleh publik melalui media internet

yang dapat secara langsung diakses tanpa adanya hambatan dimensi waktu dan

tempat, sekaligus melakukan building acceptence kepada masyarakat atas

kebijakan yang ditempuh Kementerian BUMN dan adanya umpan balik secara

langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media elektronika.

4. Penunjukan Direksi dan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN didasarkan atas

pertimbangan profesionalisme, dedikasi dan komitmen terhadap

pengembangan kinerja BUMN.

Page 4: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

44

5. Meningkatkan kontribusi BUMN pada Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN).

6. Menjamin terlaksananyan seluruh prinsip-prinsip Good Corporate Governance

(transparancy, fairness, accountability dan responsibility) pada seluruh lini

kegiatan BUMN.

7. Meningkatkan pertumbuhan kinerja BUMN, peningkatan efisiensi dan

keuntungan guna menunjang pemulihan ekonomi nasional serta meningkatkan

mutu pelayanan yang diberikan BUMN kepada masyarakat.

Penelaahan misi Kementrian BUMN dengan balanced scorecard bisa dilihat pada

tabel 5.2.

Tabel 5.2

Penelaahan Misi Kementrian BUMN dalam Perspektif Balanced Scorecard

Perspektif Misi

Stakeholders • Meningkatkan fungsi pengawasan BUMN oleh publik

melalui media internet yang dapat secara langsung

diakses tanpa adanya hambatan dimensi waktu dan

tempat, sekaligus melakukan building acceptence kepada

masyarakat atas kebijakan yang ditempuh Kementerian

BUMN dan adanya umpan balik secara langsung dari

publik melalui jajak pendapat menggunakan media

elektronika

• Meningkatkan kontribusi BUMN pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Keuangan • -

Proses Operasi Internal • Penunjukan Direksi dan Komisaris/Dewan Pengawas

BUMN didasarkan atas pertimbangan profesionalisme,

dedikasi dan komitmen terhadap pengembangan kinerja

BUMN

• Menjamin terlaksananyan seluruh prinsip-prinsip Good

Corporate Governance (transparancy, fairness,

Page 5: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

45

accountability dan responsibility) pada seluruh lini

kegiatan BUMN

• Meningkatkan intensitas dan efektifitas pembinaan

BUMN

• Meningkatkan intensitas dan efektifitas koordinasi

eksternal dengan pihak regulator dan BUMN

• Meningkatkan pertumbuhan kinerja BUMN, peningkatan

efisiensi dan keuntungan guna menunjang pemulihan

ekonomi nasional serta meningkatkan mutu pelayanan

yang diberikan BUMN kepada masyarakat

Pembelajaran dan

Pertumbuhan

• Meningkatkan intensitas dan efektifitas koordinasi

internal di lingkungan Kementerian BUMN

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa tidak terdapat poin di dalam perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan di dalam misi Kementrian BUMN mengenai

peningkatan kompetensi pegawai dalam rangka peningkatan kualitas kerja, hal ini

merupakan gambaran dimana masih banyak yang perlu diperbaiki dalam pembuatan

misi Kementrian BUMN. Karena pada kenyataannya, para pegawai kementrian tetap

diberikan pelatihan-pelatihan.

Selain itu di dalam misi Kementrian BUMN juga tidak menjelaskan bagaimana

Kementrian tersebut dapat melakukan kontrol biaya dan optimalisasi anggaran, yang di

dalam sektor non-profit di masukkan ke dalam perspektif keuangan. Kedua hal tersebut

semakin menjelaskan bahwa diperlukan perbaikan misi untuk mendukung terwujudnya

visi Kementrian BUMN.

Setelah visi dan misi, selanjutnya adalah tujuan Kementrian BUMN yang

dikelompokkan dalam perspektif balanced scorecard. Hasil penelaahan tujuan

Kementrian BUMN dalam perspektif balanced scorecard ini seperti terlihat pada tabel

5.3.

Page 6: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

46

Tabel 5.3

Penelaahan Tujuan Kementrian BUMN dalam Perspektif Balanced Scorecard

Perspektif Tujuan

Stakeholders • Meningkatkan peranan BUMN dalam perekonomian

nasional

• Terciptanya hubungan kemitraan usaha yang saling

menunjang dan menguntungkan antara BUMN, koperasi

dan usaha kecil terutama di lingkungan sekitar BUMN

Keuangan • Optimalisasi pemanfaatan/pengelolaan kekayaan Badan

Usaha Milik Negara

Proses Operasi Internal • Meningkatkan profesionalisme pembinaan BUMN

• Meningkatkan kemudahan akses data dan informasi

BUMN serta peraturan BUMN

Pembelajaran dan

Pertumbuhan

• -

5.3 Penerjemahan Strategi Kementrian BUMN dalam Sasaran-Sasaran Srategis

Tahap selanjutnya dari perancangan balanced scorecard, setelah Kementrian BUMN

merumuskan dan mengidentifikasi strateginya, adalah penerjemahan strategi ke dalam

sasaran strategi. Pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah menentukan sasaran-sasaran

strategis Kementrian BUMN ke dalam keempat perspektif balanced scorecard.

Dalam menentukan sasaran strategis tiap perspektifnya selain berdasarkan pemikiran

yang mendalam, dilakukan juga penyusunan kuesioner yang kemudian disebarkan di

dalam lingkup Sekretariat Kementrian di Kementrian BUMN yang materinya didapatkan

dari hasil analisis strategi, dan dari berbagai sumber sebagai bahan perbandingan.

Kuesioner digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan sasaran strategis tiap

perspektifnya.

Page 7: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

47

5.3.1 Sasaran Strategis Perspektif Stakeholders

Dalam perspektif ini, yang dimaksud dengan stakeholders adalah semua yang terkait

dengan BUMN, baik dari Kementrian itu sendiri, BUMN, pemerintah atau masyarakat.

Setelah melakukan penelaahan strategi Kementrian yang dilanjutkan dengan penyebaran

kuesioner kepada para kepala bagian/seksi dalam lingkup Sekretariat Kementrian

BUMN, maka hasil yang didapat untuk perspektif ini adalah:

1. Meningkatkan peranan BUMN dalam perekonomian nasional

2. Meningkatkan pengawasan publik terhadap BUMN

3. Meningkatkan citra kementrian BUMN

5.3.2 Sasaran Strategis Perspektif Keuangan

Sebelumnya Kementrian BUMN belum memiliki sebuah strategi yang berkaitan

dengan perspektif keuangan. Kementrian BUMN selain bersifat sebagai organisasi non-

profit yang dalam perspektif ini biasanya menekankan kepada optimalisasi anggaran,

juga bertanggung jawab terhadap peningkatkan pendapatan negara melalui kebijakan-

kebijakannya.

Berdasarkan hal tersebut, maka disertakan juga sasaran-sasaran strategis yang

biasanya digunakan untuk organisasi profit ke dalam pembuatan kuesioner. Setelah

pengolahan kuesioner, selanjutnya didapatkan sasaran strategis Kementrian BUMN

untuk perspektif keuangan.

1. Meningkatkan kontrol atas output dan rincian biaya setiap program

2. Meningkatkan optimalisasi biaya operasi

3. Meningkatkan pengembalian investasi pemerintah

4. Meningkatkan pengembalian modal pemegang saham

Page 8: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

48

5.3.3 Sasaran Strategis Perspektif Proses Operasi Internal

Strategi Kementrian BUMN yang berhubungan dengan proses operasi internal ini

adalah melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk tercapainya visi dari

Kementrian BUMN. Berdasarkan hal tersebut dan hasil kuesioner yang telah diolah,

selanjutnya didapatkan sasaran strategis untuk perspektif ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan intensitas pembinaan ke BUMN

2. Meningkatkan pelaksanaan Good Corporate Government (GCG) pada BUMN

3. Memperketat sistem seleksi calon direksi BUMN

4. Meningkatkan pelayanan di bidang hukum

5. Meningkatkan koordinasi dengan instansi lain yang terkait

6. Meningkatkan kualitas pengembangan teknologi untuk menunjang transparansi

informasi BUMN

7. Meningkatkan sosialisasi kebijakan Kementrian BUMN

5.3.4 Sasaran Strategis Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Tujuan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan faktor

pendorong berhasilnya tiga perspektif scorecard sebelumnya. Perspektif ini

mengidentifikasi tiga aspek utama pertumbuhan dan pembelajaran Kementrian BUMN

yaitu manusia, sistem dan prosedur.

Berdasarkan tiga aspek tersebut dan sumber lainnya yang didapatkan berdasarkan

hasil observasi, selanjutnya disusunlah materi kuesioner. Dari hasil pengolahan data

kuesioner, maka didapatkan sasaran strategis untuk perspektif ini, yaitu:

1. Meningkatkan kapabilitas pegawai Kementrian BUMN

2. Meningkatkan fungsi sistem informasi internal

Page 9: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

49

3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem dan prosedur serta meningkatkan

kinerja administrasi

4. Meningkatkan koordinasi dalam lingkungan internal

5. Meningkatkan fungsi perpustakaan Kementrian BUMN

5.4 Penentuan Ukuran Pencapaian Sasaran Strategis

Setelah sasaran strategis dirumuskan, tahap selanjutnya dari perancangan balanced

scorecard adalah penentuan ukuran pencapaian sasaran strategis. Berdasarkan landasan

teori yang telah dijelaskan pada bab tiga, ada dua macam ukuran hasil yaitu: ukuran

hasil (lag indicator) dan ukuran pemacu kinerja (lead indicator).

Setelah melakukan diskusi dengan beberapa staf yang kompeten di bagian

perencanaan Kementrian BUMN, maka selanjutnya didapatkan rumusan ukuran hasil

dan ukuran pemacu kinerja untuk balanced scorecard di Kementrian BUMN.

5.4.1 Ukuran Pencapaian Sasaran Strategis Perspektif Stakeholders

Ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja perspektif stakeholders Kementrian BUMN

seperti terlihat pada tabel 5.4. Untuk mengukur kinerja pada perspektif ini, indikator-

indikator yang bisa digunakan adalah jumlah dividen yang dapat disetorkan ke dalam

APBN untuk setiap tahunnya, jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam pengawasan

terhadap BUMN dan indeks kepuasan wakil rakyat terhadap kinerja BUMN.

Page 10: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

50

5.4.2 Ukuran Pencapaian Sasaran Strategis Perspektif Keuangan

Sasaran-sasaran strategis perspektif keuangan pada Kementrian BUMN selanjutnya

diterjemahkan dalam ukuran-ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja. Ukuran hasil dan

ukuran pemacu kinerja tersebut seperti terlihat pada tabel 5.5.

5.4.3 Ukuran Pencapaian Sasaran Strategis Perspektif Proses Operasi Internal

Pada tabel 5.6 tersajikan ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja perspektif proses

operasi internal Kementrian BUMN. Ukuran-ukuran yang digunakan pada perspektif ini

adalah ukuran yang berhubungan dengan proses operasi Kementrian BUMN yang

memiliki core business sebagai regulator dan fasilitator terhadap BUMN.

5.4.4 Ukuran Pencapaian Sasaran Strategis Perspektif Pembelajaran dan

Pertumbuhan

Hasil penentuan ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja untuk perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan Kementrian BUMN seperti terlihat pada tabel 5.7.

Seperti diungkapkan pada bab tiga bahwa perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini

mencakup tiga aspek yaitu manusia, sistem dan prosedur Kementrian BUMN.

Page 11: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

51

Tabel 5.4

Ukuran Hasil dan Ukuran Pemacu Kinerja Perspektif Stakeholders Kementrian BUMN

Sasaran Strategis Ukuran Hasil

(Lag Indicator)

Ukuran Pemacu Kinerja

(Lead Indicator)

Meningkatkan peranan

BUMN dalam perekonomian

nasional

• Meningkatnya perolehan

dividen pemerintah dari

BUMN

• Meningkatnya perolehan

pajak BUMN

• Meningkatnya efektifitas

BUMN melalui

privatisasi serta

kontribusinya terhadap

APBN

• Meningkatnya

penyisihan laba untuk

program bina

lingkungan

• Meningkatnya peran

BUMN dalam

pengembangan

kemitraan dengan usaha

kecil dan koperasi

• Meningkatkan kinerja

BUMN

• Memberikan formulasi

kebijakan dividen yang

tepat

Meningkatkan pengawasan

publik terhadap BUMN

• Jumlah masyarakat yang

mengirim sms

• Jumlah masyarakat yang

akses ke website

Kementrian BUMN

Peningkatan jumlah

sosialisasi mengenai

kebijakan pengawasan

publik terhadap BUMN

Meningkatkan citra

Kementrian BUMN

• Indeks kepuasan wakil

rakyat

• Jumlah penghargaan dari

lembaga-lembaga audit

• Perbaikan kinerja

Kementrian BUMN

• Kecermatan dalam

menentukan kebijakan

yang efektif dan efisien

Page 12: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

52

bagi BUMN dengan

memperhatikan

kepentingan rakyat

Tabel 5.5

Ukuran Hasil dan Ukuran Pemacu Kinerja Perspektif Keuangan Kementrian BUMN

Sasaran Strategis Ukuran Hasil

(Lag Indicator)

Ukuran Pemacu Kinerja

(Lead Indicator)

Meningkatkan kontrol atas

output dan rincian biaya

setiap program

Penjabaran output program

dan rincian biayanya

Pencatatan output dan biaya

setiap program

Meningkatkan optimalisasi

biaya operasi

Rasio Operasi (Cost to

Contribution Ratio)

mendekati 100%

Pelaksanaan program yang

berjalan baik

Penyusunan anggaran yang

tepat

Meningkatkan pengembalian

investasi pemerintah

ROI (Return On

Investment) yang

meningkat

• Penunjukan direksi yang

profesional dan

kompeten di bidangnya

• Peningkatan pembinaan

ke BUMN

Meningkatkan pengembalian

modal pemegang saham

ROE (Return On Equity)

yang meningkat

Peningkatan penerapan

program Good Corporate

Governance ke BUMN

Page 13: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

53

Tabel 5.6

Ukuran Hasil dan Ukuran Pemacu Kinerja Perspektif Proses Operasi Internal

Kementrian BUMN

Sasaran Strategis Ukuran Hasil

(Lag Indicator)

Ukuran Pemacu Kinerja

(Lead Indicator)

Meningkatkan intensitas

pembinaan ke BUMN

Jumlah BUMN yang

dikunjungi

Bertambahnya jumlah

kunjungan ke setiap BUMN

Meningkatkan pelaksanaan

Good Corporate

Government (GCG) pada

BUMN

Jumlah sosialisasi,

assesment dan review

program GCG kepada

BUMN

Bertambahnya jumlah

sosialisasi, assesment dan

review GCG ke setiap

BUMN

Memperketat sistem seleksi

calon direksi BUMN

Jumlah temuan

permasalahan hukum yang

melibatkan calon direksi

BUMN

Meningkatkan sistem

koordinasi dengan Komisi

Pemberantasan Korupsi

(KPK)

Meningkatkan pelayanan di

bidang hukum

Jumlah permasalahan

hukum yang telah

terselesaikan

Memberikan bantuan

kepada BUMN-BUMN

yang terlibat permasalahan

hukum

Meningkatkan koordinasi

dengan instansi lain yang

terkait

Jumlah Memorandum of

Understanding (MoU) yang

ditanda tangani setiap

tahunnya

Bertambahnya jumlah

penandatanganan

Memorandum of

Understanding (MoU)

Meningkatkan kualitas

pengembangan teknologi

untuk menunjang

transparansi informasi

BUMN

• Teknologi distance

controlling

• Jumlah administrator

BUMN yang melakukan

update secara kontinyu

• Update teknologi

informasi

• Bertambahnya jumlah

administrator BUMN

yang melakukan update

secara kontinyu

Meningkatkan sosialisasi

kebijakan Kementrian

Jumlah iklan yang dibuat

setiap tahunnya

Bertambahnya jumlah iklan

yang dibuat setiap tahunnya

Page 14: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

54

Tabel 5.7

Ukuran Hasil dan Ukuran Pemacu Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Kementrian BUMN

Sasaran Strategis Ukuran Hasil

(Lag Indicator)

Ukuran Pemacu Kinerja

(Lead Indicator)

Meningkatkan kapabilitas

pegawai Kementrian

• Jumlah

training/pendidikan

pertahun

• Jumlah sertifikasi

pegawai pertahun

• Bertambahnya jumlah

training/pendidikan

• Bertambahnya jumlah

sertifikasi pegawai

Meningkatkan fungsi sistem

informasi internal

• Jumlah record BUMN

pada database

Kementrian

• Jumlah keluhan

pengguna komputer

berkurang

• Bertambahnya jumlah

record BUMN

• Perawatan komputer

secara berkala

Meningkatkan efektifitas dan

efisiensi sistem dan prosedur

serta meningkatkan kinerja

administrasi

• Persentase pemanfaatan

program

• Jumlah temuan

pelanggaran

Penyempurnaan program

untuk memperbaiki

ketepatan dan keakurasian

laporan

Meningkatkan koordinasi

dalam lingkungan internal

Jumlah Standart Operating

Procedure yang ditanda

tangani

Penyempurnaan Standart

Operating Procedure

Meningkatkan fungsi

perpustakaan Kementrian

BUMN

Jumlah koleksi buku

pertahun

Bertambahnya jumlah

koleksi buku

5.5 Pengukuran Kinerja Pencapaian Sasaran Strategis

Penilaian kinerja dilakukan berdasarkan sasaran-sasaran strategis yang telah

ditentukan lag indicatornya. Indikator-indikator (lag indicator) tersebut, nantinya diukur

Page 15: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

55

untuk mengetahui kinerja Kemetrian BUMN. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja

tersebut maka selanjutnya bisa ditentukan inisiatif strategis untuk mencapai strategi.

5.5.1 Perspektif Stakeholders

Agar lebih sistematis, penilaian kinerja pada perspektif ini, dan perspektif-perspektif

lainnya, akan dilakukan sesuai urutan sasaran strategis yang telah ditetapkan

sebelumnya.

1. Meningkatkan Peranan BUMN dalam Perekonomian Nasional

Indikator-indikator yang digunakan dalam mengukur capaian sasaran strategis ini

berupa kontribusi BUMN dalam meningkatkan penerimaan APBN pemerintah

dan kontribusi BUMN dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara

langsung melalui program-programnya.

a. Meningkatnya perolehan dividen pemerintah dari BUMN

0

5

10

15

Nilai (Triliun Rupiah)

Tahun

Pencapaian Perolehan Dividen BUMN

Target 10.2 8.9

Realisasi 9.8 12.835

2004 2005

Gambar 5.1

Grafik Pencapaian Perolehan Dividen Tahun 2004-2005 Sumber : Kementrian BUMN

Page 16: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

56

Dibandingkan tahun 2004, perolehan dividen pemerintah pada tahun

2005 mengalami peningkatan yang signifikan. Jika pada 2004 realisasinya

hanya Rp 9.8 triliun, maka pada 2005 meningkat secara signifikan menjadi

Rp 12.8 triliun. Pada tahun 2005, realisasi pemerintah dalam perolehan

dividen BUMN sebenarnya dapat lebih besar dari jumlah yang tersebut

diatas, hal ini dikarenakan Pertamina belum menyetorkan dividen untuk

tahun 2005 yang rencananya baru akan disetorkan pada tahun 2006, selain itu

jumlah dividen 2005 juga dapat ditambah dengan memperhitungkan juga

dividen interim Pertamina yang belum disetor.

b. Meningkatnya perolehan pajak BUMN

0

200

400

Nilai (Triliun Rupiah)

Tahun

Kontribusi Pajak BUMN Untuk APBN

Penerimaan perpajakan padaAPBN

280.9 346.8

Kontribusi pajak BUMN 39.66 42

2004 2005

Gambar 5.2

Grafik Kontribusi Pajak BUMN pada APBN Tahun 2004-2005 Sumber : Kementrian BUMN

Realisasi penerimaan perpajakan pada APBN Tahun 2004 mencapai Rp

280.9 triliun. Dari jumlah tersebut, kontribusi BUMN mencapai Rp 39.66

Page 17: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

57

triliun (atau sekitar 14 %). Sedangkan pada 2005, dari realisasi penerimaan

perpajakan sebesar Rp 346.8 triliun, kontribusi pembayaran pajak oleh

BUMN mencapai sebesar Rp 42 triliun atau sekitar 12 %. Tingginya

kontribusi pajak yang dibayar oleh BUMN tersebut menunjukkan bahwa

secara ekonomi keberadaan BUMN juga memberikan kontribusi bagi pajak

negara.

c. Meningkatnya efektifitas BUMN melalui privatisasi serta kontribusinya

terhadap APBN

0

2

4

6

Nilai (Triliun Rupiah)

Tahun

Penerimaan APBN dalam Bentuk Hasil Privatisasi

Target 5 3.5

Realisasi 3.455 0

2004 2005

Gambar 5.3

Grafik Kontribusi Privatisasi pada BUMN Tahun 2004-2005 Sumber : Kementrian BUMN

Pada tahun 2004, privatisasi menghasilkan kontribusi sebesar Rp 3.455

triliun untuk APBN dan di tahun 2005 realisasi dari privatisasi tidak ada

karena pada tahun tersebut keadaan iklim ekonomi Indonesia secara

keseluruhan tidak kondusif, sehingga dampaknya terhadap delusi saham

Page 18: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

58

pemerintah akan sangat tinggi. Perusahaan yang diprivatisasi selama tahun

2004 dapat dilihat dalam halaman lampiran.

d. Meningkatnya penyisihan laba untuk program bina lingkungan

Kementrian negara BUMN membuat sebuah program bina lingkungan

yang dimana mengatur tentang penyisihan laba perusahaan setelah pajak

maksimum 1 % untuk menjalankan program ini. Yang dimaksud dengan

program bina lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial

masyarakat oleh BUMN di wilayah usaha BUMN tersebut melalui

pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Berikut adalah grafik yang

menunjukkan jumlah dana yang terkumpul untuk program bina lingkungan

dari tahun 2004 sampai tahun 2005.

0

100

200

300

Nilai (Milyar Rupiah)

Tahun

Jumlah Dana Untuk Program Bina Lingkungan

Target 176 241

Realisasi 127.8 242

2004 2005

Gambar 5.4

Grafik Jumlah Dana Program Bina Lingkungan Tahun 2004-2005 Sumber : Kementrian BUMN

Dalam grafik diatas dapat terlihat bahwa pada tahun 2004 jumlah dana

yang terkumpul untuk program bina lingkungan adalah Rp 127.8 milyar yang

Page 19: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

59

berarti hanya sekitar 72.61 % dari target yang sebesar Rp 176 milyar,

sedangkan untuk tahun berikutnya jumlah dana yang terkumpul adalah

sekitar Rp 242 milyar atau 0.41 % di atas target yang sebesar Rp 241 milyar.

e. Meningkatnya peran BUMN dalam pengembangan kemitraan dengan

usaha kecil dan koperasi

Pengembangan kemitraan dengan usaha kecil dan koperasi telah

dilaksanakan sejak tahun1989 didasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan

nomor :1232/KMK.013/1989 yang mengatur mengenai pembinaan usaha

kecil dan koperasi oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba

BUMN sebesar 1-5 %. Setelah beberapa kali terjadi perubahan ketentuan,

sekarang program kemitraan dilaksanakan dengan memanfaatkan dana dari

penyisihan laba BUMN setelah pajak sebesar 1-3 %. Grafik berikut

menunjukkan target dan realisasi dana yang terkumpul untuk program

kemitraan dari tahun 2004 sampai tahun 2005.

0

500

1000

1500

Nilai (Milyar Rupiah)

Tahun

Jumlah Dana Untuk Program Kemitraan

Target 865.8 1064

Realisasi 603.61 610

2004 2005

Gambar 5.5

Grafik Jumlah Dana Untuk Program Kemitraan 2004-2005 Sumber : Kementrian BUMN

Page 20: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

60

Dapat terlihat dalam gambar 5.5 bahwa untuk tahun 2004, seluruh

BUMN berhasil mengumpulkan dana untuk program kemitraan sebesar Rp

603.61 milyar, walaupun jumlah ini masih jauh dibawah target yang Rp

865.8 milyar, tingkat pencapaian rencana untuk tahun 2004 tersebut sekitar

69,72 %. Sedangkan untuk tahun 2005, jumlah dana program kemitraan yang

di targetkan untuk seluruh BUMN sekitar Rp 1.064 milyar, tetapi dana yang

terkumpul hanya sekitar 610 milyar, dengan demikian realisasi dana hanya

57,33 % dari rencana. Alokasi dana dari setiap BUMN di setiap provinsi

untuk program kemitraan ini lebih lengkapnya dapat dilihat di halaman

lampiran.

2. Meningkatkan pengawasan publik terhadap BUMN

Kementrian BUMN bekerja sama dengan operator GSM, dalam menyediakan

layanan SMS Centre 2866. SMS Centre 2866 merupakan layanan yang dikelola

oleh Kementrian BUMN untuk mengakomodir keluhan, kritik, masukan atau

pujian terhadap kinerja BUMN. Layanan ini merupakan layanan satu arah dari

masyarakat kepada Kementrian BUMN. Pesan yang dikirim akan diterima

Kementrian BUMN, yang kemudian diteruskan kepada BUMN yang dimaksud.

Pesan yang akan diteruskan akan disaring terlebih dahulu di Kementrian BUMN.

Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran strategis ini

adalah jumlah SMS yang masuk ke Kementrian BUMN. SMS Centre 2866 ini

baru berlaku tanggal 16 November 2006, jadi belum ada data yang dapat

dipergunakan untuk mengetahui pencapaian sasaran ini. Selain SMS Centre

2866, publik juga dapat mengawasi kinerja BUMN melalui website www.bumn-

Page 21: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

61

ri.go.id, karena di dalam website yang berupa portal untuk seluruh BUMN

tersebut masyarakat dapat melihat laporan keuangan setiap BUMN, indikator

yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran strategis ini adalah jumlah

masyarakat yang akses ke dalam website Kementrian BUMN tersebut. Tabel 5.8

akan menunjukkan data statistik berupa jumlah masyarakat yang akses ke dalam

website sampai akhir tahun 2006.

Tabel 5.8

Jumlah Pengunjung BUMN OnLine Sampai Akhir Tahun 2006

Jumlah Pengunjung 370431 Pengguna Terdaftar 7388 Terdaftar Hari Ini 0 Sumber : Kementrian BUMN

3. Meningkatkan Citra Kementrian BUMN

Untuk mencapai sasaran strategis ini digunakan indeks kepuasan wakil rakyat

atas kinerja Kementrian BUMN yang didapat dari hasil survey terhadap wakil

rakyat. Namun saat ini Kementrian BUMN belum melakukan survey pada wakil

rakyat. Untuk tahap selanjutnya diharapkan Kementrian BUMN melakukan

survey pada wakil rakyat untuk mengetahui tingkat kepuasan wakil rakyat atas

kinerja Kementrian BUMN.

Page 22: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

62

5.5.2 Perspektif Keuangan

Sasaran-sasaran strategis perspektif keuangan untuk Kementrian BUMN, dukur

berdasarkan indikator-indikator dalam tiap sasaran sebagaimana yang tercantum dalam

tabel 5.5.

1. Meningkatkan kontrol atas output dan rincian biaya setiap program

Dalam proses penyusunan program-program selama tahun berjalan, Kementrian

BUMN masih jauh dari kata efefektif. Dalam membuat programnya, Kementrian

BUMN hanya menuliskan uraian program, kegiatan dan sub kegiatan beserta

rincian biayanya. Seperti terlihat pada tabel 5.9 dibawah ini adalah daftar DIPA

tahun 2006 yang dikeluarkan oleh Kementrian BUMN.

Tabel 5.9

Daftar Dipa TA-2006 Kementrian BUMN

(dalam rupiah)

KODE URAIAN PROGRAM BIAYA 01.01.2204

3724

0001

0013

0024

0028

0029

0034

0040

0050

Program Pembinaan dan Pengembangan BUMN

Pembinaan Perusahaan-Perusahaan Negara

Administrasi Umum

Pendidikan dan Pelatihan Fungsional

Pengadaan Makanan/Minuman Penambah Daya

Tahan Tubuh

Pelatihan/Pengambilan Sumpah Jabatan

Pembinaan Administrasi Pengelolaan

Kepegawaian

Pengadaan Toga/Pakaian Kerja

Sopir/Pesuruh/Perawat/Dokter/Satpam/Tenaga

Teknis Lainnya

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

Penyusunan/Pengumpulan/Pengolahan/Updating/

Analisa Data dan Statistik

141,193,358,000

141,193,358,000

19,115,318,000

482,972,000

120,000,000

90,000,000

438,890,000

32,680,000

19,298,480,000

Page 23: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

63

KODE URAIAN PROGRAM BIAYA 0051

0052

A

B

0055

0061

0066

A

B

C

D

0071

A

B

0082

0087

0088

0089

0106

0108

0116

A

Penyusunan Program dan Rencana

Kerja/Teknis/Program

Penyusunan/Perumusan Sistem dan Prosedur

Teknis

Tindak Lanjut UU, Kepmen BUMN, RPP, DLL

Kajian Regulasi Sektoral Sehubungan Dengan

Hambatan dan Pasar BUMN

Pendaftaran dan Seleksi

Penyelenggaraan Humas dan Protokoler

Pembudayaan dan Pemasyarakatan

Implementasi Implikasi OTDA Terhadap

Pengelolaan BUMN

Sosialisasi Kebijakan Kementrian BUMN

Promosi BUMN

Sosialisasi Melalui Media

Bantuan Hukum/Saksi/Penterjemah/Biaya

Pengacara/Penyelesaian Perkara Hukum

Bantuan Hukum/Saksi/Penterjemah/Biaya

Pengacara/Penyelesaian Perkara Hukum

Litigasi dan Mediasi

Dengar Pendapat Dengan

Organisasi/Lembaga/Tokoh Masyarakat

Pertemuan/Jamuan Delegasi/Misi/Tamu

Rapat-Rapat Koordinasi/Kerja/Dinas/Pimpinan

Kelompok Kerja

Kerja Sama Antar Instansi Pemerintah/Swasta

Lembaga Terkait

Pengurusan Visa/Paspor

Pengepakan/Pengiriman/Pengangkutan Barang

Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan

Keuangan

Tim Penyusunan/Analisa/Evaluasi/Monitoring

Program Penyusunan RKA-KL

934,228,000

4,100,725,000

3,148,547,000

952,178,000

13,500,000,000

342,240,000

14,618,803,000

2,208,364,000

2,204,538,000

6,390,781,000

3,815,120,000

16,085,878,000

15,000,000,000

1,085,878,000

216,000,000

180,000,000

1,083,000,000

150,000,000

38,400,000

554,000,000

763,255,000

392,340,000

Page 24: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

64

KODE URAIAN PROGRAM BIAYA B

C

0155

0474

0487

A

B

C

0520

0657

A

B

C

D

E

F

0967

A

B

C

D

01.03.0115

3724

0578

0887

01.03.0117

Tim Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan

Tim Pembinaan Sistem Akuntansi Pemerintah

(SAP)

Pengembangan Hubungan Kerja Sama Luar

Negeri

Pencetakan/Penerbitan/Penggandaan/Laminasi

Monitoring dan Pengawasan Pelaksanaan

Program dan Kegiatan

Tim Monitoring dan Evaluasi Dalam Rangka

Audit Teknologi BUMN

Tim Inventarisasi, Identifikasi Kewajiban BUMN

Pada RDI/SLA

Tim Monitoring, Analisa dan Evaluasi PKBL

BUMN

Penyelesaian Tugas Mendesak

Pemantauan dan Evaluasi

Restrukturisasi BUMN

Proses Persiapan Privatisasi BUMN

Dalam Rangka Procurement System

Good Corporate Government (GCG)

Pemisahan PSO Dari Pengelolaan BUMN Secara

Komersial

Konsolidasi BUMN

Monitoring dan Evaluasi

Sekretariat Komite

Komite BUMN Sektor Pertambangan dan Energi

Komite BUMN Sektor Industri Strategis

Komite BUMN Sektor Perhubungan

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Pembinaan Perusahaan-Perusahaan Negara

Peningkatan Kemampuan SDM

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

152,950,000

217,965,000

2,095,748,000

510,000,000

7,464,315,000

5,096,609,000

1,043,978,000

1,323,728,000

285,000,000

23,415,108,000

11,895,908,000

1,692,664,000

2,618,948,000

3,311,136,000

2,458,212,000

1,438,240,000

7,417,218,000

1,096,928,000

2,189,600,000

2,255,170,000

1,875,520,000

6,719,032,000

6,719,032,000

4,402,886,000

2,316,146,000

55,376,910,000

Page 25: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

65

KODE URAIAN PROGRAM BIAYA

3724

0001

0162

0272

0273

0277

0287

0289

0290

01.03.0119

3724

0001

Aparatur Negara

Pembinaan Perusahaan-Perusahaan Negara

Administrasi Umum

Pembangunan Gedung Kantor

Pengadaan Perlengkapan Sarana Gedung

Pengadaan Meubeler

Pengadaan Alat Pengolah Data

Pengadaan Alat Studio dan Komunikasi

Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda-2

Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda-4/Roda-

6/Roda-10

Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan

dan Kepemerintahan

Pembinaan Perusahaan-Perusahaan Negara

Administrasi Umum

55,376,910,000

603,860,000

50,000,000,000

210,000,000

280,000,000

836,250,000

422,500,000

54,300,000

2,970,000,000

1,200,000,000

1,200,000,000

1,200,000,000

Total 204,489,300,000

Sumber : Kementrian BUMN

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa DIPA Kementrian BUMN tahun 2006

hanya mencantumkan nama program beserta rincian biaya yang tidak jelas

asalnya, karena rincian biaya yang dikeluarkan dalam DIPA tersebut hanya

berupa prediksi, bukan berupa hasil pencatatan keuangan tahun-tahun

sebelumnya. Tentu rincian biaya tersebut dapat dipastikan tidak akurat. Hal ini

dapat menyebabkan kesalahan pemberian anggaran untuk Kementrian BUMN.

Untuk mengatasi masalah ini, Kementrian BUMN diharapkan untuk

meningkatkan kontrol atas output dan rincian biaya setiap program, peningkatan

kontrol ini akan meningkatkan efektifitas dalam penetapan program untuk tahun

berikutnya. Ukuran hasil yang dapat digunakan untuk sasaran strategis ini adalah

Page 26: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

66

penjabaran output dari program dan rincian biaya yang dikeluarkan saat

melaksanakan program tersebut.

2. Meningkatkan optimalisasi biaya operasi

Optimalisasi biaya operasi Kementrian BUMN bisa dilihat dari indikator Cost to

Contribution Ratio (CC Ratio) atau lebih dikenal dengan rasio operasi. Cost to

Contribution Ratio adalah perbandingan antara biaya operasi dengan pendapatan.

Untuk kementrian BUMN, pendapatan diasumsikan sama dengan alokasi

anggaran yang diberikan oleh Menteri Keuangan dan biaya operasi terdiri dari

seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Kementrian, karena Kementrian BUMN

sifatnya adalah fasilitator dan regulator untuk semua BUMN, jadi biaya

pembinaan juga dihitung sebagai biaya operasi.

100% x Anggaran*

Operasi Biaya Operasi Rasio =

* Anggaran diasumsikan sama dengan pendapatan usaha

Tabel 5.10

Rasio Operasi (CC Ratio) Kementrian BUMN Tahun 2004– 2006

Tahun Anggaran Biaya Operasi Rasio Operasi 2004 Rp 50,030,000,000.00 Rp 27,356,000,000.00 54.68 % 2005 Rp 60,477,000,000.00 Rp 32,709,100,000.00 54 % 2006 Rp 211,489,300,000.00 Rp 162,846,761,000.00 77 %

Sumber : Kementrian BUMN ; diolah

Dari tabel 5.10 dapat dilihat bahwa rasio operasi Kementrian BUMN dari tahun

2004-2005 sekitar 54-55 %. Alokasi biaya terbesar adalah untuk pembinaan

kepada BUMN. Untuk tahun 2006, anggaran Kementrian BUMN naik tiga kali

lipat dan rasio operasinya mencapai 77 %, hal ini terjadi karena untuk tahun

Page 27: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

67

2006 Kementrian BUMN melaksanakan program pembinaan dan peningkatan

kinerja secara menyeluruh untuk setiap BUMN, melakukan pengalihan bisnis

TNI dan Polri menjadi BUMN serta melakukan pembelian gedung PT Garuda

Indonesia, pembelian tersebut dilakukan karena selama ini Kementrian BUMN

menumpang di gedung Departemen Keuangan. Untuk lembaga pemerintahan

seperti Kementrian BUMN, rasio operasi yang hanya mencapai 54-55% pada

tahun 2004-2005 dan 77 % pada tahun 2006, dapat menunjukkan dua hal,

pertama, Kementrian BUMN kurang akurat dalam menentukan program dan

rincian biayanya sehingga menyebabkan Menteri Keuangan (dengan persetujuan

DPR) mengeluarkan anggaran yang besarnya hampir dua kali lipat dari biaya

operasi, atau yang kedua, program-program yang dibuat oleh Kementrian BUMN

tidak berjalan dengan baik. Sehingga menyebabkan penggunaan anggaran

menjadi kurang optimal.

3. Meningkatkan pengembalian investasi pemerintah

Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi

adalah ROI (Return On Investment). ROI untuk Kementrian BUMN diperoleh

dengan cara membandingkan antara laba akuntansi dengan total aktiva seluruh

BUMN.

100% x AktivaTotal

Akuntansi Laba ROI =

Laba akuntansi, total aktiva dan perhitungan ROI setiap BUMN tahun 2004 dan

2005 dapat dilihat dalam tabel 5.11 dan tabel 5.12.

Page 28: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

68

Tabel 5.11

ROI Pemerintah di setiap BUMN Tahun 2004

(dalam Rp juta)

Perusahaan LabaAkuntansi TotalAktiva ROI PT Asuransi ABRI (ASABRI) 53,934 2,569,542 2.099PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) 15,989 579,320 2.76PT Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO) 30,426 1,398,828 2.175PT Asuransi Jasa Raharja 122,585 1,345,297 9.112PT Asuransi Jiwasraya 65,435 3,356,879 1.949PT Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) 230,054 2,219,473 10.37PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) 2,898,564 33,403,076 8.678PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI) 6,844 465,833 1.469PT Taspen 165,523 15,540,469 1.065Perum Pegadaian 222,583 3,473,778 6.408Perum Sarana Pengembangan Usaha (SPU) 31,489 382,205 8.239PT Danareksa 77,118 2,365,619 3.26PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) 1,516 12,151 12.48PT PANN Multi Finance (32,187) 1,695,260 -1.899PT Permodalan Nasional Madani (PNM) 79,689 2,016,738 3.951PT Bank Ekspor Indonesia (BEI) 266,480 7,437,725 3.583PT Bank Mandiri, Tbk 7,520,599 248,155,827 3.031PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI) 3,090,177 136,582,071 2.263PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) 5,287,266 107,040,172 4.94PT Bank Tabungan Negara (BTN) 477,710 26,743,114 1.786PT Garam 8,964 300,299 2.985PT Industri Gelas (IGLAS) (4,048) 249,291 -1.624PT Industri Soda Indonesian (ISI) (24,158) 163,982 -14.73PT Biofarma 167,994 523,107 32.11PT Indo Farma, Tbk 50,626 523,923 9.663PT Kimia Farma, Tbk 124,709 1,173,438 10.63PT Industri Sandang Nusantara (INSAN) (50,446) 249,399 -20.23PT Primissima (3,227) 64,945 -4.969Perum Pembangunan Perumahan Nasional (PERUMNAS) 45,486 1,233,230 3.688PT Adhi Karya 144,475 1,849,614 7.811PT Brantas Abipraya (43,209) 159,574 -27.08PT Hutama Karya (HK) 68,289 1,191,595 5.731PT Istaka Karya 30,895 433,215 7.131PT Nindya Karya 32,622 633,761 5.147PT Pembangunan Perumahan (PP) 97,484 1,313,382 7.422PT Waskita Karya 113,048 1,146,284 9.862PT Wijaya Karya (WIKA) 131,754 1,956,828 6.733PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) 20,371 121,567 16.76PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) 24,324 378,183 6.432PT Kawasan Industri Makasar (KIMA) 14,378 52,900 27.18PT Kawasan Industri Medan (KIM) 3,948 89,132 4.43PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma (KIW) 1,758 32,971 5.333PT Pengembangan Daerah Industri (PDI) P.Batam (5,052) 39,613 -12.75PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) 8,594 108,685 7.907

Page 29: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

69

Perusahaan LabaAkuntansi TotalAktiva ROI PT Bina Karya 529 17,907 2.952PT Indah Karya (331) 19,864 -1.664PT Indra Karya (5,387) 21,042 -25.6PT Virama Karya 1,744 21,348 8.171PT Yodya Karya 3,348 27,231 12.29Perum DAMRI (23,580) 213,419 -11.05Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) (66,390) 75,030 -88.48PT Kereta Api Indonesia (KAI) (50,343) 3,871,660 -1.3PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) 14,486 49,384 29.33PT Sucofindo 45,311 496,116 9.133PT Survai Udara Penas (2,127) 9,679 -21.98PT Surveyor Indonesia (SI) 16,622 262,268 6.338PT Angkasa Pura I (AP I) 262,271 3,634,378 7.216PT Angkasa Pura II (AP II) 539,616 3,553,147 15.19PT Bali Tourism & Development Corporation 13,911 213,610 6.512PT Hotel Indonesia Natour (HIN) (29,131) 180,465 -16.14PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko 5,024 92,977 5.403PT Pelabuhan Indonesia I (PELINDO I) 121,466 1,045,140 11.62PT Pelabuhan Indonesia II (PELINDO II) 521,486 4,476,107 11.65PT Pelabuhan Indonesia III (PELINDO III) 606,545 2,679,907 22.63PT Pelabuhan Indonesia IV (PELINDO IV) 72,437 646,959 11.2PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) 13,810 755,240 1.829PT Djakarta Lloyd 27,369 1,296,065 2.112PT Pelayaran Bahtera Adhiguna 3,166 105,476 3.002PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) (138,599) 5,454,331 -2.541PT Pengerukan Indonesia (RUKINDO) (18,374) 447,518 -4.106PT Amarta Karya (133) 84,808 -0.157PT Jasa Marga 517,463 7,969,740 6.493PT PP Berdikari (10,486) 214,397 -4.891PT Sarinah 6,540 104,423 6.263PT Garuda Indonesia (GIA) (631,236) 8,255,091 -7.647PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) (230,693) 619,380 -37.25Perum Jasa Tirta I 3,666 49,028 7.477Perum Jasa Tirta II 23,116 206,124 11.21PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) 847,988 795,040 106.7Perum Perhutani 173,539 1,211,534 14.32PT Inhutani I (22,283) 555,228 -4.013PT Inhutani II (8,305) 250,614 -3.314PT Inhutani III (8,031) 346,838 -2.315PT Inhutani IV (5,727) 105,029 -5.453PT Inhutani V (7,996) 164,765 -4.853PT Kertas Leces 63,413 1,200,864 5.281PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) 14,738 83,084 17.74PT Pos Indonesia (POSINDO) (155,788) 2,308,221 -6.749PT Varuna Tirta Prakasya (VTP) (1,885) 37,907 -4.973Perum Percetakan Negara Indonesia (PNRI) 1,538 159,978 0.962Perum Percetakan Uang RI (PERURI) 127,461 1,083,619 11.76PT Balai Pustaka (BP) 16,411 137,511 11.93

Page 30: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

70

Perusahaan LabaAkuntansi TotalAktiva ROI PT Pradnya Paramita (310) 5,375 -5.773Perum Prasarana Perikanan Samudra (PPS) 709 106,995 0.662PT Perikanan Samodra Besar (PSB) (1,866) 29,051 -6.423PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) 24,035 493,960 4.866PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) (20,354) 1,586,137 -1.283PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) 197,908 2,147,216 9.217PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) 231,870 2,071,913 11.19PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX) 51,950 574,080 9.049PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) 195,294 1,407,567 13.87PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI) 66,904 751,356 8.904PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) 180,090 1,581,500 11.39PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) 165,352 1,106,825 14.94PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) 32,204 898,076 3.586PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) 63,375 779,436 8.131PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) 60,766 680,460 8.93PT Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII) 117,442 1,392,312 8.435PT Perkebunan Nusantara XIV (PTPN XIV) (2,210) 540,660 -0.409PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) 163,581 2,948,689 5.548PT Pertani 9,528 220,601 4.319PT Sang Hyang Seri (SHS) 6,351 211,119 3.008PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) 1,346,130 18,831,000 7.148PT.Asean Aceh Fertilizer (129,505) 496,246 -26.1PT Barata Indonesia 2,175 244,698 0.889PT Boma Bisma Indra (BBI) (28,974) 157,075 -18.45PT Krakatau Steel (KS) 922,300 8,876,687 10.39PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (34,048) 585,957 -5.811PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) 4,523 154,345 2.93PT Industri Kapal Indonesia (IKI) 7,555 212,657 3.553PT PAL Indonesia 5,981 2,015,400 0.297PT Konversi Energi Abadi (KONEBA) 56 11,628 0.482PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) 997,833 11,039,703 9.039PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2,562,295 211,793,597 1.21PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk (PTBA) 503,347 2,385,141 21.1PT Batan Teknologi 818 32,430 2.522PT Industri Kereta Api (INKA) (5,976) 166,348 -3.593PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) 40,890 808,909 5.055PT LEN Industri 2,294 154,630 1.484PT Dahana 13,440 196,469 6.841PT PINDAD 49,520 564,662 8.77PT Aneka Tambang, Tbk (ANTAM) 1,096,572 6,042,646 18.15PT Sarana Karya 318 9,408 3.38PT Timah, Tbk 285,010 2,416,289 11.8PT Semen Baturaja 57,080 593,123 9.624PT Semen Gresik, Tbk 957,837 6,640,561 14.42PT Semen Kupang (5,813) 615,103 -0.945Perum Produksi Film Negara (PFN) (5,713) 34,063 -16.77PT Indosat, Tbk 3,234,709 27,872,467 11.61PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) 13,927,067 56,269,092 24.75

Sumber : Kementrian BUMN ; diolah

Page 31: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

71

Tabel 5.12

ROI Pemerintah di setiap BUMN Tahun 2005

(dalam Rp juta)

Perusahaan LabaAkuntansi TotalAktiva ROI PT Asuransi ABRI (ASABRI) 54,708 2,790,468 1.961PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) 32,976 595,381 5.539PT Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO) 104,713 1,488,604 7.034PT Asuransi Jasa Raharja 169,504 1,639,568 10.34PT Asuransi Jiwasraya 44,515 3,631,710 1.226PT Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) 132,153 2,671,521 4.947PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) 3,112,787 38,814,399 8.02PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI) 55,051 548,934 10.03PT Taspen 360,603 17,381,376 2.075Perum Pegadaian 312,564 4,833,341 6.467Perum Sarana Pengembangan Usaha (SPU) 32,227 401,593 8.025PT Danareksa (175,097) 1,954,717 -8.958PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) 2,922 19,630 14.89PT PANN Multi Finance 5,829 1,708,638 0.341PT Permodalan Nasional Madani (PNM) 55,932 2,005,593 2.789PT Bahana PUI (BPUI) 261,721 1,798,753 14.55PT Bank Ekspor Indonesia (BEI) 293,682 7,535,122 3.898PT Bank Mandiri, Tbk 1,187,573 263,383,348 0.451PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI) 2,265,620 147,812,206 1.533PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) 5,312,309 122,775,579 4.327PT Bank Tabungan Negara (BTN) 449,014 29,083,149 1.544PT Garam 12,145 310,694 3.909PT Industri Gelas (IGLAS) (11,283) 265,445 -4.251PT Industri Soda Indonesian (ISI) (17,626) 161,094 -10.94PT Biofarma 81,329 543,628 14.96PT Indo Farma, Tbk 35,081 518,824 6.762PT Kimia Farma, Tbk 84,718 1,177,603 7.194PT Industri Sandang Nusantara (INSAN) (32,369) 238,785 -13.56PT Primissima 810 61,817 1.31Perum Pembangunan Perumahan Nasional (PERUMNAS) 46,247 1,266,842 3.651PT Adhi Karya 173,823 2,413,950 7.201PT Hutama Karya (HK) 35,679 1,083,186 3.294PT Nindya Karya 47,951 799,653 5.996PT Pembangunan Perumahan (PP) 137,270 1,826,210 7.517PT Waskita Karya 114,175 1,672,171 6.828PT Wijaya Karya (WIKA) 135,189 2,097,931 6.444PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) 22,420 136,029 16.48PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) 29,475 389,640 7.565PT Kawasan Industri Makasar (KIMA) (1,568) 52,308 -2.997PT Kawasan Industri Medan (KIM) 7,022 83,186 8.441PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma (KIW) (1,005) 30,140 -3.333PT Pengembangan Daerah Industri (PDI) Pulau Batam (3,089) 40,627 -7.603PT Bina Karya 2,561 23,248 11.02

Page 32: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

72

Perusahaan LabaAkuntansi TotalAktiva ROI PT Indah Karya (1,755) 23,190 -7.566PT Indra Karya 1,301 44,394 2.931PT Virama Karya 1,633 31,736 5.147PT Yodya Karya 2,258 27,842 8.109PT Atmindo 1,266 59,740 2.119PT Kereta Api Indonesia (KAI) (45,719) 4,260,569 -1.073PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) 16,443 58,630 28.05PT Sucofindo 39,150 577,629 6.778PT Surveyor Indonesia (SI) 34,737 292,124 11.89PT Angkasa Pura I (AP I) 287,315 4,724,944 6.081PT Angkasa Pura II (AP II) 673,792 3,889,345 17.32PT Bali Tourism & Development Corporation 17,826 240,930 7.399PT Hotel Indonesia Natour (HIN) (4,361) 191,289 -2.28PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko 5,502 95,750 5.746PT Pelabuhan Indonesia I (PELINDO I) 162,839 1,110,886 14.66PT Pelabuhan Indonesia II (PELINDO II) 659,654 4,467,058 14.77PT Pelabuhan Indonesia III (PELINDO III) 698,584 3,076,896 22.7PT Pelabuhan Indonesia IV (PELINDO IV) 83,415 832,867 10.02PT Djakarta Lloyd 37,241 1,232,785 3.021PT Pelayaran Bahtera Adhiguna 769 109,991 0.699PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) (158,173) 5,273,231 -3PT Pengerukan Indonesia (RUKINDO) (48,143) 406,218 -11.85PT Amarta Karya 2,474 86,852 2.848PT Jasa Marga 633,092 9,715,807 6.516PT PP Berdikari (2,151) 282,484 -0.762PT Sarinah 5,371 117,049 4.589Perum Jasa Tirta I 8,230 58,511 14.07Perum Jasa Tirta II 35,639 248,024 14.37PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) 497,383 1,050,777 47.33PT Inhutani I (19,548) 519,561 -3.762PT Inhutani II (4,498) 242,129 -1.858PT Inhutani III (3,454) 355,617 -0.971PT Inhutani IV (6,406) 98,008 -6.536PT Kertas Leces (32,502) 1,180,842 -2.752PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) 16,479 97,566 16.89PT Pos Indonesia (POSINDO) (78,258) 2,428,304 -3.223PT Varuna Tirta Prakasya (VTP) 2,071 41,155 5.033Perum Percetakan Negara Indonesia (PNRI) (5,980) 158,316 -3.777Perum Percetakan Uang RI (PERURI) 70,667 1,127,676 6.267PT Balai Pustaka (BP) (15,985) 85,343 -18.73PT Pradnya Paramita (483) 5,238 -9.219Perum Prasarana Perikanan Samudra (PPS) (516) 102,304 -0.504PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) 19,084 468,765 4.071PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) (15,352) 1,706,963 -0.899PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) 417,553 2,414,790 17.29PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) 308,381 2,477,574 12.45PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX) 119,336 857,016 13.92PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) 170,219 1,616,722 10.53PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI) 41,522 900,442 4.611

Page 33: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

73

Perusahaan LabaAkuntansi TotalAktiva ROI PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) 268,404 1,828,875 14.68PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) 198,080 1,251,844 15.82PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) 161,858 1,161,271 13.94PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) 262,638 1,073,400 24.47PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) 100,768 716,875 14.06PT Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII) 73,022 1,487,061 4.911PT Perkebunan Nusantara XIV (PTPN XIV) 2,936 575,644 0.51PT Pertani (5,509) 214,948 -2.563PT Sang Hyang Seri (SHS) 8,020 252,302 3.179PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) 1,367,094 19,873,156 6.879PT Barata Indonesia 3,399 251,778 1.35PT Boma Bisma Indra (BBI) (15,295) 126,221 -12.12PT Krakatau Steel (KS) 638,563 10,689,077 5.974PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (19,262) 563,929 -3.416PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) 13,178 192,392 6.85PT Industri Kapal Indonesia (IKI) 6,824 231,329 2.95PT PAL Indonesia 11,708 2,542 460.6PT Konversi Energi Abadi (KONEBA) 2,905 17,566 16.54PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) 1,552,281 12,574,761 12.34PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) 519,723 220,842,735 0.235PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk (PTBA) 560,998 2,839,690 19.76PT Batan Teknologi 296 35,265 0.84PT Industri Kereta Api (INKA) (18,476) 167,672 -11.02PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) 21,822 742,684 2.938PT LEN Industri 11,452 229,625 4.987PT Dahana 27,731 231,445 11.98PT PINDAD 10,543 611,992 1.723PT Aneka Tambang, Tbk (ANTAM) 1,135,804 6,402,714 17.74PT Timah, Tbk 211,721 2,748,157 7.704PT Semen Baturaja 77,142 611,536 12.61PT Semen Gresik, Tbk 1,563,780 7,296,964 21.43PT Indosat, Tbk 3,651,917 32,787,133 11.14PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) 17,170,750 62,171,044 27.62

Sumber : Kementrian BUMN ; diolah

Ada beberapa kendala dalam menghitung ROI keseluruhan dari setiap BUMN

dalam setiap tahunnya, hal ini diakibatkan karena adanya keterbatasan data. Pada

tahun 2004 tidak terdapat laporan keuangan PT Asuransi Kredit Indonesia, PT

Rekayasa Industri, PT Kertas Kraft Aceh, Perum Bulog, PT Perikani, PT Tirta

Raya Mina, PT Usaha Mina, PT Pertamina, PT Socfindo, PT Bank Bukopin dan

pada tahun 2005 tidak terdapat laporan keuangan PT Brantas Abipraya, PT

Istaka Karya, PT Surabaya Industrial Rungkut, Perum Damri, Perum PPD, PT

Page 34: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

74

Survei Udara Penas, PT Bank Bukopin, PT Asuransi Kredit Indonesia, PT

Angkutan Sungai Danau dan Penyebaran, PT Garuda Indonesia, PT Merpati

Nusantara Air, Perum Perhutani, PT Inhutani V, PT Perikanan Samodra Besar,

PT Asean Aceh Fertilizer, PT Sarana Karya, PT Semen Kupang dan Perum

Produksi Film Negara. Laporan keuangan perusahaan jawatan (PERJAN) untuk

tahun 2004 dan 2005 juga tidak ada. Untuk itu dalam membahas tentang ROI ini,

akan dilakukan dengan cara membandingkan kinerja keuangan BUMN yang

mengalami perubahan cukup signifikan antara tahun 2004 dan 2005. Pada tahun

2005 terdapat perusahaan yang mengalami penurunan laba akuntansi yang cukup

signifikan, berbanding terbalik dengan jumlah investasinya, hal tersebut dialami

oleh PT Bank Mandiri, Tbk yang pada tahun 2004 menghasilkan keuntungan Rp

7,520,599,000,000.00, pada tahun 2005 turun menjadi 1,187,573,000,000.00.

Padahal jumlah investasi yang ditanamkan pada PT Bank Mandiri, Tbk

meningkat Rp 248,155,827,000,000.00 menjadi Rp 263,383,348,000,000.00.

Nilai ROI PT Bank Mandiri, Tbk turun dari 3.031 % menjadi 0.451 %. Tetapi

penurunan laba akuntansi pada PT Bank Mandiri, Tbk juga diimbangi oleh

peningkatan laba akuntansi pada BUMN lain yaitu PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk mengalami peningkatan laba akuntansi dari Rp

13,927,067,000,000.00 menjadi Rp 17,170,750,000,000.00. Peningkatan laba

akuntansi PT TELKOM berbanding lurus dengan jumlah investasinya yang juga

meningkat dari Rp 56,269,092,000,000.00 menjadi Rp 62,171,044,000,000.00.

Yang berarti nilai ROI PT TELKOM, Tbk naik dari 24.75 % menjadi 27.62 %.

Pengetahuan tentang ROI ini dapat menjadi indikator Kementrian BUMN untuk

mengetahui kinerja BUMN. Selain itu pengetahuan mengenai kondisi kinerja

Page 35: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

75

keuangan BUMN (kondisi internal BUMN) merupakan salah satu indikator

(terdapat dua indikator, pertama, indikator internal berupa kinerja keuangan dan

indikator eksternal BUMN (PELT = Politic, Economic, Legal and Technology)

yang harus diperhatikan Kementrian BUMN dalam menyusun kebijakan dividen

BUMN yang optimal. Selama ini, proyeksi penerimaan dividen BUMN terhadap

penerimaan APBN dirasakan kurang optimal dari sisi pemerintah, hal tersebut

dikarenakan kebijakan penetapan dividen yang ditentukan dengan angka tertentu

(diasumsikan 40 % atau 50 %) masih kurang dari yang diharapkan. Dari data

makro terlihat bahwa target penerimaan dividen hanya bisa diharapkan dari

BUMN yang untung atau dalam kategori sehat/sehat sekali, dimana dari jumlah

139 BUMN hanya sekitar separuhnya yang mempunyai kategori seperti itu

(dapat dilihat dari Return On Investment setiap BUMN-nya pada tabel diatas).

Dari sisi BUMN penentuan kebijakan dividen yang terkesan sama rata

(diasumsikan 40 % atau 50 %) dirasakan tidak adil, mengingat kondisi BUMN

yang tersebar pada 36 subsektor usaha sangatlah berbeda-beda. Bila formulasi

kebijakan dividen dilakukan secara tepat dan mengakomodasi kondisi usaha

BUMN justru akan menguntungkan dua pihak, yaitu pemerintah pada target

makro penerimaan APBN dan terciptanya sistem insentif yang kondusif bagi

usaha BUMN. Kebijakan dividen yang tepat menjadi penting karena bila

Kementrian BUMN tidak tepat dalam memberikan kebijakan dividen akan

menimbulkan disinsentif bagi kinerja manajemen dan usaha BUMN itu sendiri

yang pada hakekatnya akan berakibat negatif bagi perekonomian nasional

(penurunan investasi nasional, penerimaan pajak, kesempatan kerja, dsb.). Oleh

karena itulah diperlukan pendekatan yang profesional dari Kementrian BUMN

Page 36: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

76

agar setiap evaluasi mengenai kinerja BUMN yang dilanjutkan dengan penetapan

kebijakan dapat berjalan efektif, efisien dan mengakomodasi kondisi usaha

BUMN. Untuk lebih jelasnya, gambar 5.6 berikut akan memperlihatkan

perbandingan nilai ROI antara tahun 2004 dan 2005 di beberapa BUMN

strategis.

Perbandingan ROI BUMN Strategis Tahun 2004-2005

-505

1015202530

BankMandiri

KAI PERURI KS TELKOM PLN

BUMN

Nila

i RO

I

20042005

Gambar 5.6

Grafik Perbandingan ROI BUMN Strategis Tahun 2004-2005 Sumber : Kementrian BUMN ; diolah

4. Meningkatkan pengembalian modal pemegang saham

Rasio yang bisa digunakan sebagai indikator untuk mengetahui tingkat

pengembalian modal pemegang saham adalah ROE (Return On Equity). ROE

digunakan untuk mengetahui kontribusi laba akuntansi terhadap modal

pemegang saham (ekuitas). ROE diperoleh dengan cara membandingkan antara

besarnya laba akuntansi dengan modal pemegang saham. Secara matematis

perumusan nilai ROE adalah sebagai berikut.

Page 37: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

77

100% x EkuitasTotal

Akuntansi Laba ROE =

Nilai ROE sangat diperlukan bagi pemegang saham untuk mengambil keputusan

investasinya. Semakin tinggi nilai ROE akan semakin menarik bagi investor

untuk menanamkan modalnya. Tabel 5.13 dan 5.14 akan menunjukkan nilai ROE

untuk setiap BUMN tahun 2004 dan 2005.

Tabel 5.13

ROE Pemerintah di setiap BUMN Tahun 2004

(dalam Rp juta)

Perusahaan LabaAkuntansi TotalEkuitas ROE PT Asuransi ABRI (ASABRI) 53,934 378,004 14.27PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) 15,989 498,092 3.21PT Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO) 30,426 437,452 6.955PT Asuransi Jasa Raharja 122,585 733,984 16.7PT Asuransi Jiwasraya 65,435 333,129 19.64PT Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) 230,054 1,087,170 21.16PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) 2,898,564 1,951,726 148.5PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI) 6,844 (74,123) -9.233PT Taspen 165,523 648,109 25.54Perum Pegadaian 222,583 700,028 31.8Perum Sarana Pengembangan Usaha (SPU) 31,489 257,070 12.25PT Danareksa 77,118 755,480 10.21PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) 1,516 (88) -1723PT PANN Multi Finance (32,187) (1,572,720) 2.047PT Permodalan Nasional Madani (PNM) 79,689 421,943 18.89PT Bank Ekspor Indonesia (BEI) 266,480 3,729,931 7.144PT Bank Mandiri, Tbk 7,520,599 24,934,707 30.16PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI) 3,090,177 12,623,832 24.48PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) 5,287,266 12,450,294 42.47PT Bank Tabungan Negara (BTN) 477,710 1,212,228 39.41PT Garam 8,964 208,715 4.295PT Industri Gelas (IGLAS) (4,048) 83,365 -4.855PT Industri Soda Indonesian (ISI) (24,158) (47,984) 50.35PT Biofarma 167,994 442,850 37.93PT Indo Farma, Tbk 50,626 255,665 19.8PT Kimia Farma, Tbk 124,709 814,584 15.31PT Industri Sandang Nusantara (INSAN) (50,446) (45,582) 110.7PT Primissima (3,227) 28,713 -11.24Perum Pembangunan Perumahan Nasional (PERUMNAS) 45,486 522,095 8.712

Page 38: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

78

Perusahaan LabaAkuntansi TotalEkuitas ROE PT Adhi Karya 144,475 330,478 43.72PT Brantas Abipraya (43,209) (82,473) 52.39PT Hutama Karya (HK) 68,289 214,160 31.89PT Istaka Karya 30,895 63,060 48.99PT Nindya Karya 32,622 67,676 48.2PT Pembangunan Perumahan (PP) 97,484 203,440 47.92PT Waskita Karya 113,048 260,863 43.34PT Wijaya Karya (WIKA) 131,754 292,347 45.07PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) 20,371 94,146 21.64PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) 24,324 326,269 7.455PT Kawasan Industri Makasar (KIMA) 14,378 45,352 31.7PT Kawasan Industri Medan (KIM) 3,948 37,807 10.44PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma (KIW) 1,758 25,483 6.901PT Pengembangan Daerah Industri (PDI) Pulau Batam (5,052) 33,448 -15.1PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) 8,594 81,867 10.5PT Bina Karya 529 (16,159) -3.271PT Indah Karya (331) 8,226 -4.019PT Indra Karya (5,387) (6,162) 87.42PT Virama Karya 1,744 12,304 14.18PT Yodya Karya 3,348 7,516 44.54Perum DAMRI (23,580) 109,932 -21.45Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) (66,390) (114,348) 58.06PT Kereta Api Indonesia (KAI) (50,343) 2,996,580 -1.68PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) 14,486 33,342 43.45PT Sucofindo 45,311 334,316 13.55PT Survai Udara Penas (2,127) 7,065 -30.11PT Surveyor Indonesia (SI) 16,622 213,335 7.791PT Angkasa Pura I (AP I) 262,271 3,289,144 7.974PT Angkasa Pura II (AP II) 539,616 3,289,378 16.4PT Bali Tourism & Development Corporation 13,911 147,691 9.419PT Hotel Indonesia Natour (HIN) (29,131) 69,395 -41.98PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko 5,024 90,285 5.564PT Pelabuhan Indonesia I (PELINDO I) 121,466 897,902 13.53PT Pelabuhan Indonesia II (PELINDO II) 521,486 2,821,234 18.48PT Pelabuhan Indonesia III (PELINDO III) 606,545 1,715,157 35.36PT Pelabuhan Indonesia IV (PELINDO IV) 72,437 459,159 15.78PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) 13,810 417,350 3.309PT Djakarta Lloyd 27,369 548,234 4.992PT Pelayaran Bahtera Adhiguna 3,166 34,602 9.15PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) (138,599) 4,637,585 -2.989PT Pengerukan Indonesia (RUKINDO) (18,374) 270,834 -6.784PT Amarta Karya (133) 16,371 -0.813PT Jasa Marga 517,463 1,809,913 28.59PT PP Berdikari (10,486) 131,497 -7.975PT Sarinah 6,540 75,220 8.694PT Garuda Indonesia (GIA) (631,236) 1,209,737 -52.18PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) (230,693) (912,406) 25.28

Page 39: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

79

Perusahaan LabaAkuntansi TotalEkuitas ROE Perum Jasa Tirta I 3,666 43,859 8.358Perum Jasa Tirta II 23,116 172,821 13.38PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) 847,988 502,423 168.8Perum Perhutani 173,539 1,006,410 17.24PT Inhutani I (22,283) 328,859 -6.776PT Inhutani II (8,305) 180,009 -4.614PT Inhutani III (8,031) 336,538 -2.386PT Inhutani IV (5,727) 84,587 -6.771PT Inhutani V (7,996) 47,735 -16.75PT Kertas Leces 63,413 (222,990) -28.44PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) 14,738 57,422 25.67PT Pos Indonesia (POSINDO) (155,788) 433,647 -35.93PT Varuna Tirta Prakasya (VTP) (1,885) (8,552) 22.04Perum Percetakan Negara Indonesia (PNRI) 1,538 82,726 1.859Perum Percetakan Uang RI (PERURI) 127,461 465,931 27.36PT Balai Pustaka (BP) 16,411 33,602 48.84PT Pradnya Paramita (310) 4,438 -6.992Perum Prasarana Perikanan Samudra (PPS) 709 84,716 0.837PT Perikanan Samodra Besar (PSB) (1,866) 24,035 -7.764PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) 24,035 132,166 18.19PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) (20,354) 484,694 -4.199PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) 197,908 903,383 21.91PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) 231,870 1,182,746 19.6PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX) 51,950 (3,285) -1581PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) 195,294 584,218 33.43PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI) 66,904 286,512 23.35PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) 180,090 652,952 27.58PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) 165,352 687,639 24.05PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) 32,204 487,348 6.608PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) 63,375 214,590 29.53PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) 60,766 343,027 17.71PT Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII) 117,442 671,473 17.49PT Perkebunan Nusantara XIV (PTPN XIV) (2,210) 1,825 -121.1PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) 163,581 575,568 28.42PT Pertani 9,528 63,457 15.02PT Sang Hyang Seri (SHS) 6,351 46,961 13.52PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) 1,346,130 7,547,924 17.83PT.Asean Aceh Fertilizer (129,505) 297,682 -43.5PT Barata Indonesia 2,175 30,220 7.198PT Boma Bisma Indra (BBI) (28,974) (56,382) 51.39PT Krakatau Steel (KS) 922,300 5,116,268 18.03PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (34,048) (1,852,502) 1.838PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) 4,523 43,661 10.36PT Industri Kapal Indonesia (IKI) 7,555 9,859 76.63PT PAL Indonesia 5,981 1,304,657 0.458PT Konversi Energi Abadi (KONEBA) 56 11,464 0.489PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) 997,833 3,177,611 31.4PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2,562,295 142,348,843 1.8PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk (PTBA) 503,347 1,689,263 29.8

Page 40: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

80

Perusahaan LabaAkuntansi TotalEkuitas ROE PT Batan Teknologi 818 31,258 2.617PT Industri Kereta Api (INKA) (5,976) 96,175 -6.214PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) 40,890 520,314 7.859PT LEN Industri 2,294 56,907 4.032PT Dahana 13,440 101,146 13.29PT PINDAD 49,520 136,578 36.26PT Aneka Tambang, Tbk (ANTAM) 1,096,572 2,442,468 44.9PT Sarana Karya 318 (3,746) -8.489PT Timah, Tbk 285,010 1,509,256 18.88PT Semen Baturaja 57,080 122,364 46.65PT Semen Gresik, Tbk 957,837 3,660,356 26.17PT Semen Kupang (5,813) 62,100 -9.361Perum Produksi Film Negara (PFN) (5,713) 33,448 -17.08PT Indosat, Tbk 3,234,709 13,184,592 24.53PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) 13,927,067 20,261,342 68.74

Sumber : Kementrian BUMN ; diolah

Tabel 5.14

ROE Pemerintah di setiap BUMN Tahun 2005

(dalam Rp juta)

Perusahaan LabaAkuntansi TotalEkuitas ROE PT Asuransi ABRI (ASABRI) 54,708 297,858 18.37PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) 32,976 517,649 6.37PT Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO) 104,713 514,254 20.36PT Asuransi Jasa Raharja 169,504 954,960 17.75PT Asuransi Jiwasraya 44,515 335,783 13.26PT Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) 132,153 1,225,809 10.78PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) 3,112,787 1,880,352 165.5PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI) 55,051 (61,622) -89.3PT Taspen 360,603 1,025,249 35.17Perum Pegadaian 312,564 867,102 36.05Perum Sarana Pengembangan Usaha (SPU) 32,227 270,590 11.91PT Danareksa (175,097) 572,587 -30.6PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) 2,922 5,449 53.62PT PANN Multi Finance 5,829 (1,549,119) -0.38PT Permodalan Nasional Madani (PNM) 55,932 429,318 13.03PT Bahana PUI (BPUI) 261,721 (909,171) -28.8PT Bank Ekspor Indonesia (BEI) 293,682 3,837,169 7.654PT Bank Mandiri, Tbk 1,187,573 23,214,722 5.116PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI) 2,265,620 11,894,914 19.05PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) 5,312,309 13,352,982 39.78PT Bank Tabungan Negara (BTN) 449,014 1,480,885 30.32PT Garam 12,145 211,972 5.73PT Industri Gelas (IGLAS) (11,283) 58,466 -19.3PT Industri Soda Indonesian (ISI) (17,626) (70,388) 25.04PT Biofarma 81,329 447,520 18.17

Page 41: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

81

Perusahaan LabaAkuntansi TotalEkuitas ROE PT Indo Farma, Tbk 35,081 265,245 13.23PT Kimia Farma, Tbk 84,718 844,220 10.04PT Industri Sandang Nusantara (INSAN) (32,369) (77,096) 41.99PT Primissima 810 28,452 2.846Perum Pembangunan Perumahan Nasional (PERUMNAS) 46,247 512,453 9.025PT Adhi Karya 173,823 370,850 46.87PT Hutama Karya (HK) 35,679 210,065 16.98PT Nindya Karya 47,951 70,844 67.69PT Pembangunan Perumahan (PP) 137,270 239,372 57.35PT Waskita Karya 114,175 287,339 39.74PT Wijaya Karya (WIKA) 135,189 329,383 41.04PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) 22,420 102,989 21.77PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) 29,475 340,411 8.659PT Kawasan Industri Makasar (KIMA) (1,568) 41,165 -3.81PT Kawasan Industri Medan (KIM) 7,022 41,622 16.87PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma (KIW) (1,005) 24,276 -4.14PT Pengembangan Daerah Industri (PDI) Pulau Batam (3,089) 32,359 -9.55PT Bina Karya 2,561 (14,413) -17.8PT Indah Karya (1,755) 6,602 -26.6PT Indra Karya 1,301 8,002 16.26PT Virama Karya 1,633 12,303 13.28PT Yodya Karya 2,258 7,332 30.79PT Atmindo 1,266 16,616 7.62PT Kereta Api Indonesia (KAI) (45,719) 3,094,862 -1.48PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) 16,443 41,317 39.8PT Sucofindo 39,150 350,560 11.17PT Surveyor Indonesia (SI) 34,737 224,337 15.48PT Angkasa Pura I (AP I) 287,315 4,325,395 6.643PT Angkasa Pura II (AP II) 673,792 3,550,771 18.98PT Bali Tourism & Development Corporation 17,826 162,294 10.98PT Hotel Indonesia Natour (HIN) (4,361) 71,924 -6.06PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko 5,502 93,279 5.899PT Pelabuhan Indonesia I (PELINDO I) 162,839 955,076 17.05PT Pelabuhan Indonesia II (PELINDO II) 659,654 3,329,002 19.82PT Pelabuhan Indonesia III (PELINDO III) 698,584 1,790,062 39.03PT Pelabuhan Indonesia IV (PELINDO IV) 83,415 503,472 16.57PT Djakarta Lloyd 37,241 507,202 7.342PT Pelayaran Bahtera Adhiguna 769 30,417 2.529PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) (158,173) 4,494,815 -3.52PT Pengerukan Indonesia (RUKINDO) (48,143) 218,627 -22PT Amarta Karya 2,474 16,455 15.03PT Jasa Marga 633,092 1,967,692 32.17PT PP Berdikari (2,151) 156,452 -1.37PT Sarinah 5,371 79,916 6.721Perum Jasa Tirta I 8,230 48,248 17.06Perum Jasa Tirta II 35,639 197,736 18.02PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) 497,383 827,086 60.14

Page 42: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

82

Perusahaan LabaAkuntansi TotalEkuitas ROE PT Inhutani I (19,548) 330,472 -5.92PT Inhutani II (4,498) 183,765 -2.45PT Inhutani III (3,454) 339,529 -1.02PT Inhutani IV (6,406) 75,494 -8.49PT Kertas Leces (32,502) (217,824) 14.92PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) 16,479 65,821 25.04PT Pos Indonesia (POSINDO) (78,258) 388,110 -20.2PT Varuna Tirta Prakasya (VTP) 2,071 (8,477) -24.4Perum Percetakan Negara Indonesia (PNRI) (5,980) 76,096 -7.86Perum Percetakan Uang RI (PERURI) 70,667 476,578 14.83PT Balai Pustaka (BP) (15,985) 4,161 -384PT Pradnya Paramita (483) 4,566 -10.6Perum Prasarana Perikanan Samudra (PPS) (516) 82,592 -0.62PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) 19,084 59,056 32.31PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) (15,352) 416,369 -3.69PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) 417,553 1,067,749 39.11PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) 308,381 1,297,920 23.76PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX) 119,336 52,681 226.5PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) 170,219 638,999 26.64PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI) 41,522 301,581 13.77PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) 268,404 643,663 41.7PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) 198,080 558,941 35.44PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) 161,858 522,189 31PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) 262,638 318,866 82.37PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) 100,768 354,606 28.42PT Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII) 73,022 615,814 11.86PT Perkebunan Nusantara XIV (PTPN XIV) 2,936 (6,854) -42.8PT Pertani (5,509) 55,644 -9.9PT Sang Hyang Seri (SHS) 8,020 44,826 17.89PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) 1,367,094 8,221,801 16.63PT Barata Indonesia 3,399 4,991 68.1PT Boma Bisma Indra (BBI) (15,295) (74,763) 20.46PT Krakatau Steel (KS) 638,563 5,211,656 12.25PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (19,262) (1,935,412) 0.995PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) 13,178 47,186 27.93PT Industri Kapal Indonesia (IKI) 6,824 9,961 68.51PT PAL Indonesia 11,708 1,308 895.1PT Konversi Energi Abadi (KONEBA) 2,905 13,703 21.2PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) 1,552,281 4,198,301 36.97PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) 519,723 139,753,679 0.372PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk (PTBA) 560,998 2,052,660 27.33PT Batan Teknologi 296 31,187 0.95PT Industri Kereta Api (INKA) (18,476) 39,712 -46.5PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) 21,822 488,631 4.466PT LEN Industri 11,452 59,684 19.19PT Dahana 27,731 118,407 23.42PT PINDAD 10,543 153,003 6.891PT Aneka Tambang, Tbk (ANTAM) 1,135,804 3,029,643 37.49PT Timah, Tbk 211,721 1,534,033 13.8

Page 43: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

83

Perusahaan LabaAkuntansi TotalEkuitas ROE PT Semen Baturaja 77,142 138,172 55.83PT Semen Gresik, Tbk 1,563,780 4,487,178 34.85PT Indosat, Tbk 3,651,917 14,315,328 25.51PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) 17,170,750 23,292,401 73.72

Sumber : Kementrian BUMN ; diolah

Karena keterbatasan data yaitu tidak adanya laporan keuangan BUMN-BUMN

yang disebutkan pada saat membahas ROI, maka pembahasan ROE pemerintah

untuk setiap BUMN juga akan dilakukan dengan cara membandingkan nilai

ROE pemerintah antara tahun 2004 dan 2005. Dalam perbandingan ini, diambil

contoh BUMN yang sudah menjadi perusahaan terbuka yang sebagian sahamnya

sudah dimiliki oleh publik. Pertama, dari sektor perbankan yaitu PT Bank

Mandiri, Tbk, PT Bank Negara Indonesia, Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia,

Tbk pada tahun 2005 mengalami penurunan ROE bila dibandingkan dengan

tahun 2004. PT Bank Mandiri, Tbk mengalami penurunan dari 30.16 % menjadi

5.116 %, PT Bank Negara Indonesia, Tbk dari 24.48 menjadi 19.05 % dan PT

Bank Rakyat Indonesia, Tbk dari 42.47 % menjadi 39.78 %. Penurunan ROE di

tiga Bank tadi disebabkan oleh menurunnya laba akuntansi, kecuali PT Bank

Rakyat Indonesia, Tbk yang penurunannya disebabkan oleh bertambahnya

jumlah modal pemegang saham. Kedua, dari sektor industri farmasi, ROE PT

Kimia Farma, Tbk turun dari 15.31 % menjadi 10.04 %, hal ini disebabkan oleh

menurunnya laba akuntansi dan bertambahnya jumlah modal pemegang saham.

Ketiga, dari sektor energi, PT Perusahaan Gas Negara, Tbk mengalami kenaikan

ROE dari 31.4 % menjadi 36. 97 %, kenaikan ini dipicu oleh naiknya jumlah

modal pemegang saham yang diimbangi oleh naiknya laba akuntansi. Keempat,

dari sektor telekomunikasi, PT TELKOM, Tbk mengalami kenaikan ROE

Page 44: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

84

sebesar 4.98 %, yaitu dari 68.74 % menjadi 73.72 %. Sejauh ini PT TELKOM,

Tbk adalah BUMN yang memiliki kinerja paling baik dibanding BUMN lainnya.

Nilai ROE berkaitan dengan program Good Corporate Governance (GCG) yang

sedang di galakkan oleh Kementrian BUMN. Dengan menggunakan indikator

ROE ini diharapkan Kementrian BUMN dapat meningkatkan program GCG

terhadap BUMN-BUMN yang nilai ROE-nya kecil, karena semakin tinggi nilai

ROE sebuah BUMN, akan semakin menarik investor untuk menanamkan

modalnya yang merupakan kunci keberhasilan dalam menciptakan lingkungan

bisnis yang tepat bagi program privatisasi BUMN. Perbandingan ROE BUMN

yang sudah menjadi perusahaan terbuka antara tahun 2004 dan 2005 dapat dilihat

pada gambar berikut.

Perbandingan ROE BUMN Terbuka Tahun 2004-2005

0

20

40

60

80

BankMandiri

Bank BNI Bank BRI KimiaFarma

PGN TELKOM

BUMN

Nila

i RO

E

20042005

Gambar 5.7

Grafik Perbandingan ROE BUMN Terbuka Tahun 2004-2005 Sumber : Kementrian BUMN ; diolah

Page 45: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

85

5.5.3 Perspektif Proses Operasi Internal

Strategi-strategi proses operasi internal diterjemahkan dalam tujuh buah sasaran

strategis (lihat tabel 5.6). Sasaran strategis pada perspektif ini mencakup proses operasi

dan inovasi yang dilakukan Kementrian BUMN.

1. Meningkatkan intensitas pembinaan ke BUMN

Sesuai dengan visinya yang menyatakan bahwa Kementrian BUMN berfungsi

membangun BUMN yang berdaya saing dan tangguh. Untuk mencapai visi

tersebut tentu Kementrian BUMN harus melakukan usaha yaitu pembinaan

kepada seluruh BUMN agar menerapkan semua kebijakan yang diinginkan oleh

pemerintah, yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan kinerja BUMN,

peningkatan efisiensi dan keuntungan guna menunjang pemulihan ekonomi

nasional serta meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan BUMN kepada

masyarakat. Perumusan kebijakan Kementrian BUMN di bidang pembinaan

BUMN diantaranya adalah menganalisis, mengevaluasi dan mengesahkan SCI

(Statement of Corporate Intent), RJP BUMN dan RKAP BUMN, penggantian

manajemen perusahaan, menganalisis dan mengevaluasi laporan triwulan,

pengembangan usaha BUMN, menganalisis dan mengevaluasi rencana investasi,

rencana pembentukan anak perusahaan dan rencana merger BUMN. Pembinaan

juga dilakukan Kementrian untuk menentukan rencana strategik setiap BUMN

setiap tahunnya, oleh karena itu ukuran hasil dari sasaran strategis ini adalah

jumlah BUMN yang dikunjungi setiap tahunnya. Tabel 5.15 akan

memperlihatkan laporan realisasi jumlah kunjungan ke BUMN dalam rangka

pelaksanaan pengelolaan BUMN pada tahun 2004 dan 2005.

Page 46: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

86

Tabel 5.15

Rencana dan Realisasi Pembinaan Tahun 2004-2005

Tahun Rencana Realisasi %Pencapaian Rencana

2004 Kunjungan ke 35

BUMN

Kunjungan ke 22

BUMN

62,86%

2005 Kunjungan ke 19

BUMN

Kunjungan ke 20

BUMN

105,26%

Sumber : Kementrian BUMN

2. Meningkatkan pelaksanaan Good Corporate Government (GCG) pada BUMN

GCG adalah sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan

tujuan meningkatkan nilai pemegang saham serta mengakomodasi berbagai

pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) seperti kreditor,

pemasok, asosiasi bisnis, konsumen, pekerja, pemerintah dan masyarakat luas.

Penerapan GCG pada BUMN akan memaksimalkan nilai BUMN, mendorong

pengelolaan BUMN secara profesional, meningkatkan kontribusi BUMN dalam

perekonomian nasional, meningkatkan iklim investasi serta menyukseskan

program privatisasi. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan GCG pada

BUMN, Kementrian BUMN, membuat program meliputi sosialisasi, assesment

dan review atas pelaksanaan GCG pada BUMN. Ketiga program pokok tersebut

dilaksanakan dengan maksud untuk mendorong penerapan prinsip-prinsip GCG

secara konsisten dan baik di BUMN-BUMN. Indikator yang bisa digunakan

untuk mengukur pencapaian sasaran strategis ini adalah jumlah sosialisasi,

assesment dan review yang berhasil terealisasi dalam setiap tahunnya. Jumlah

program peningkatan pelaksanaan GCG yang dapat direalisasikan pada tahun

2005 dapat dilihat di tabel 5.16.

Page 47: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

87

Tabel 5.16

Rencana dan Realisasi Program Peningkatan Pelaksanaan GCG Tahun 2005

Tahun Rencana Realisasi %Pencapaian Rencana

2005 1. Sosialisasi GCG

ke 55 BUMN

2. Assesment GCG

ke 43 BUMN

3. Review

Penerapan GCG

di 24 BUMN

1. Sosialisasi GCG

ke 57 BUMN

2. Assesment GCG

ke 38 BUMN

3. Review

Penerapan GCG

di 25 BUMN

103.64 %

88.37 %

104.17 %

Sumber : Kementrian BUMN

Selama tahun 2005 telah dilakukan sosialisasi kepada 57 BUMN, assesment ke

38 BUMN dan review di 25 BUMN. Dalam hal ini, sosialisasi dilakukan melalui

workshop, assesment dilakukan melalui kegiatan evaluasi untuk mengetahui

gambaran awal implementasi GCG, dan review dilakukan untuk melihat sejauh

mana progress dari penerapan GCG di BUMN.

3. Memperketat sistem seleksi calon direksi BUMN

Sasaran strategis ini mengacu kepada usaha yang dilakukan oleh pihak

Kementrian dalam hal menyeleksi calon-calon direksi yang layak untuk

ditempatkan dalam posisi strategis di dalam BUMN. Pihak Kementrian saat ini

sudah melakukan usaha dalam rangka memperketat sistem seleksi calon direksi

BUMN yaitu dengan membuat alur proses fit and proper test yang melibatkan

berbagai pihak seperti KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Komisaris

BUMN, Konsultan, Menneg BUMN, Presiden dan Wapres, Mensesneg serta

Menteri Keuangan. Ukuran hasil dari sasaran strategis ini adalah jumlah

Page 48: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

88

penemuan permasalahan hukum yang melibatkan calon-calon direksi BUMN

baik tindak pidana maupun perdata. Karena adanya keterbatasan data pada

indikator ini, maka pengukuran pencapaian sasaran strategis belum dapat

dilakukan.

4. Meningkatkan pelayanan di bidang hukum

Sasaran strategis ini merupakan hal yang penting bagi Kementrian Negara

BUMN maupun bagi BUMN. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran

strategis ini indikator yang bisa digunakan adalah jumlah permasalahan hukum,

baik yang berupa pembentukan peraturan perundang-undangan maupun

pelayanan dan bantuan hukum yang telah diselesaikan. Adapun rencana strategis

yang dikembangkan oleh Kementrian Negara BUMN dalam hal peningkatan

pelayanan di bidang hukum adalah:

1. Penyusunan peraturan perundang-undangan, khususnya yang terkait

dengan implementasi UU BUMN.

2. Penyelesaian masalah-masalah hukum di dalam maupun di luar

pengadilan.

Untuk mengukur pencapaian sasaran strategis Kementrian BUMN dalam

meningkatkan pelayanan di bidang hukum, tabel 5.17 akan memperlihatkan

rencana Kementrian untuk sasaran strategis ini beserta realisasinya pada tahun

2004 dan 2005.

Page 49: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

89

Tabel 5.17

Rencana dan Realisasi Pelayanan HukumTahun 2004-2005

Tahun Rencana Realisasi %Pencapaian Rencana

2004 1. 4 RPP

pelaksanaan UU

BUMN

2. 10 Rancangan

Kepmen BUMN

3. 1 Kepmen

BUMN

4. Penyesuaian

Anggaran Dasar

18 BUMN

5. Litigasi

terhadap 7

kasus yang

terkait dengan

BUMN

6. Mediasi

terhadap 3

masalah antar

BUMN

7. Pendirian 3

BUMN

1. 4 RPP

pelaksanaan UU

BUMN

2. 10 Rancangan

Kepmen BUMN

3. 1 Kepmen

BUMN

4. Penyesuaian

Anggaran Dasar

10 BUMN

5. Litigasi

terhadap 7

kasus yang

terkait dengan

BUMN

6. Mediasi

terhadap 3

masalah antar

BUMN

7. Pendirian 3

BUMN

100%

100%

100%

55,56%

100%

100%

100%

2005 1. 4 RPP

pelaksanaan UU

BUMN

2. 16 Rancangan

Permen

3. 1 Standar AD

4. 1 Konsep RPP

Standar AD

1. 4 RPP

pelaksanaan UU

BUMN

2. 6 Rancangan

Permen

3. 1 Standar AD

4. 1 Konsep RPP

Standar AD

100%

37,50%

100%

100%

Page 50: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

90

Tahun Rencana Realisasi %Pencapaian Rencana

5. Sosialisasi UU

BUMN dan PP

pelaksanaannya

di 14 kota

6. Litigasi

terhadap 15

kasus yang

melibatkan

Kementrian

BUMN

7. Membantu

penyusunan 22

SK Menteri

BUMN tentang

Dirkom

5. Sosialisasi UU

BUMN dan PP

pelaksanaannya

di 10 kota

6. Litigasi

terhadap 8

kasus yang

melibatkan

Kementrian

BUMN

7. Membantu

penyusunan 20

SK Menteri

BUMN tentang

Dirkom

71,43%

53.33 %

90.91 %

Sumber : Kementrian BUMN

5. Meningkatkan koordinasi dengan instansi lain yang terkait

Melakukan koordinasi dengan instansi lain yang terkait merupakan bagian dari

tugas Kementrian BUMN yaitu sebagai fasilitator bagi BUMN-BUMN. Indikator

yang bisa digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran strategis ini adalah

jumlah Memorandum of Understanding (MoU) yang di tanda tangani setiap

tahunnya. Dalam tahun 2005, Kementrian BUMN menandatangani 2 MoU yaitu

antar Kementrian BUMN dengan Departemen Perindustrian mengenai

penggunaan produk dalam negeri, dan antara Kementrian BUMN dengan

Menristek mengenai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan

terakhir pada tahun 2006 Kementrian BUMN melakukan penandatanganan MoU

Page 51: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

91

dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rangka membongkar setiap

indikasi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di BUMN

6. Meningkatkan kualitas pengembangan teknologi untuk menunjang transparansi

informasi BUMN

Kementrian BUMN telah membangun portal publik www.bumn-ri.com. Sesuai

saran Kementrian Komunikasi dan Informasi mengenai penggunaan domain

go.id untuk situs lembaga pemerintah, maka pada tahun 2005, telah dilakukan

registrasi domain bumn.go.id. Melalui portal publik www.bumn.go.id atau

www.bumn-ri.com, masyarakat dan pemerhati BUMN telah dapat mengakses

data dan informasi meliputi profil Kementrian BUMN, kegiatan dan press

release yang diselenggarakan oleh Kementrian BUMN, berita, data SCI,

makalah, peraturan, dan profil serta laporan keuangan BUMN. Dalam BUMN

online Kementrian juga melakukan building acceptence kepada masyarakat atas

kebijakan yang ditempuh Kementrian BUMN dan adanya umpan balik secara

langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media elektronika.

Terdapat dua indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pencapaian

sasaran strategis ini, yang pertama adalah teknologi yang digunakan untuk

meningkatkan transparansi informasi BUMN dan yang kedua adalah jumlah

administrator webpresence BUMN dalam melakukan updating secara kontinyu

pada webpresence BUMN di portal publik, jumlah record yang telah di update

berupa berita dan event perusahaan, afiliasi/anak perusahaan, produk, supplier,

maupun rekanan, rencana kerja dan anggaran perusahaan, kontribusi kepada

negara (pajak-pajak) dan masyarakat, pengumuman lelang (pengadaan barang

Page 52: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

92

dan jasa), Statement of Corporate Intent (SCI), data keuangan neraca dan laba

rugi, dividen, kontribusi pajak, direksi dan komisaris BUMN. Gambar 5.8

menunjukkan tampilan situs BUMN OnLine, yang merupakan ukuran

pencapaian indikator yang pertama.

Gambar 5.8

Tampilan Situs BUMN OnLine Sumber : Kementrian BUMN

Untuk mengukur capaian kinerja untuk indikator kedua, tabel 5.18 akan

memperlihatkan jumlah BUMN yang telah melakukan updating secara kontinyu

pada webpresence BUMN di portal publik dan jumlah BUMN yang telah

melakukan updating record untuk tahun 2004 dan 2005.

Page 53: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

93

Tabel 5.18

Rencana dan Realisasi Transparansi Informasi BUMN Tahun 2004-2005

Tahun Rencana Realisasi %Pencapaian Rencana

2004 1. Jumlah record

yang diupdate

dalam database

BUMN

sebanyak 4692

record

2. Jumlah BUMN

yang

mengupdate

webpresence

sebanyak 125

BUMN

1. Jumlah record

yang diupdate

dalam database

BUMN

sebanyak 4237

record

2. Jumlah BUMN

yang

mengupdate

webpresence

sebanyak 24

BUMN

90.3 %

19.20%

2005 1. 2059 record

yang diupdate

dalam database

BUMN

2. 143 BUMN

yang

mengupdate

webpresence

1. 1382 record

yang diupdate

dalam database

BUMN

2. 78 BUMN yang

mengupdate

webpresence

67.12 %

54.55 %

Sumber : Kementrian BUMN

7. Meningkatkan Sosialisasi Kebijakan Kementrian BUMN

Sosialisasi kebijakan Kementrian BUMN sangat dibutuhkan, karena kebijakan

yang berhubungan dengan BUMN merupakan isu yang sensitif di mata

masyarakat kita. Bila tidak dijelaskan terlebih dahulu mengenai manfaat dari

kebijakan-kebijakan baru yang akan dikeluarkan oleh Kementrian BUMN,

Page 54: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

94

seperti kebijakan privatisasi BUMN, reaksi yang akan ditimbulkan oleh

masyarakat kita biasanya reaksi negatif. Oleh karena itulah sosialisasi sangat di

perlukan. Saat ini Kementrian BUMN melakukan sosialisasi dengan cara

kunjungan ke daerah-daerah dan melakukan workshop-workshop. Lingkup area

masyarakat yang mendapat dampak dari sosialisasi tersebut sangat kecil,

sehingga dirasa kurang efektif. Oleh karena itu, untuk tahun 2007 mendatang

Kementrian BUMN berencana melakukan sosialisasi kebijakan BUMN melalui

media, baik elektronik maupun cetak yang memiliki jangkauan penyebaran

informasi yang luas. Ukuran hasil dari sasaran strategis ini adalah jumlah iklan

yang dibuat dan ditayangkan atau dicetak dalam setiap tahunnya. Karena baru

dalam tahap rencana, maka pengukuran kinerja untuk sasaran strategis ini belum

dapat dilakukan.

5.5.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya

manusia, sistem dan prosedur organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah

pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu

dan organisasi. Sebagaimana yang tercantum dalam tabel 5.7 dalam perspektif ini

terdapat lima sasaran strategis Kementrian BUMN.

1. Meningkatkan kapabilitas pegawai kementrian

Pegawai merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah organisasi

bahkan pegawai adalah aset terpenting di dalam bergeraknya fungsi organisasi.

Kementrian BUMN pada saat ini memiliki 345 pegawai yang tersebar pada

Page 55: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

95

berbagai unit dan terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan. Adapun

komposisinya adalah:

i. Pegawai dengan latar belakang pendidikan Strata 3 berjumlah 8 orang

ii. Pegawai dengan latar belakang pendidikan Strata 2 berjumlah 79 orang

iii. Pegawai dengan latar belakang pendidikan Strata 1 berjumlah 132 orang

iv. Pegawai dengan latar belakang pendidikan Diploma 3 berjumlah 26

orang

v. Pegawai dengan latar belakang pendidikan SLTA berjumlah 88 orang

vi. Pegawai dengan latar belakang pendidikan SLTP berjumlah 2 orang

vii. Pegawai dengan latar belakang pendidikan SD berjumlah 10 orang

879

132

26

88

2 10 S 3S 2S 1D 3SLTA SLTPSD

Gambar 5.9

Komposisi Pendidikan Pegawai Kementrian BUMN Sumber : Kementrian BUMN

Dalam hal kepegawaian ini, Kementrian BUMN menganggap perlunya

peningkatan kapabilitas pegawai, yang meliputi eselon 1, 2, 3 dan 4. Hal tersebut

dilakukan agar mereka terus dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi

Page 56: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

96

Kementrian BUMN. Oleh karena itu, tolak ukur yang dipakai dalam mencapai

sasaran strategis ini adalah jumlah pelatihan atau pendidikan yang bersifat

meningkatkan kompetensi pegawai. Jenis-jenis pelatihan yang telah diberikan

selama ini kepada pegawai Kementrian BUMN antara lain:

Tabel 5.19

Pelatihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Pegawai Kementrian Tahun 2004

Pelatihan 2004 Non Teknis Teknis

1. Diklatpim tk II

2. Diklatpim III

3. Diklatpim IV

4. KRA XXXVII LEMHANAS

5. KSA XII LEMHANAS

6. Diklatpim tk I

7. Prajabatan gol II

8. UD tk I

1. Diklat Diplomasi Ekonomi

2. Bimbingan Teknis SAPP

Kementrian Negara/Lembaga

3. SPIMNAS, LAN

4. Kuliah bersama Prof. Michael

E. Porter

5. Export promotion strategy

(Rep. Of Korea)

6. Training International

Certification untuk WAW

Designer dan program

developer

7. Lokakarya Nasional prospek

jabatan fungsional

8. Seminar sehari “Standar Audit

Pemerintah”

9. Diklat bendaharawan PNBP,

Diklat Bendaharawan

Pengeluaran, Diklat Pengadaan

barang & jasa dan Diklat

Pimpro

10. Diklat Pengurusan Barang

persediaan, Bendahara

pengeluaran dan Bendahara

Page 57: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

97

Pelatihan 2004 Non Teknis Teknis

PNBP Sumber : Kementrian BUMN

Tabel 5.20

Pelatihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Pegawai Kementrian Tahun 2005

Pelatihan 2005 Non Teknis Teknis

1. KRA XXXVIII

LEMHANAS

2. KSA XIII LEMHANAS

3. Diklat PIM tk II LAN

4. Prajabatan gol II

5. UDth I

6. UPKP II

7. UPKP V

1. Diklat pengadaan barang dan

jasa pemerintah

2. Course on Public-Private

Partnership Strategies,

methods, and project

structuring techniques (USA)

3. Pelatihan contract law-

euromoney legal training (UK)

4. Pelat modelling in project

finance

5. Bimbingan teknis penggerak

produktivitas sektor pemerintah

6. Pelatihan teknologi informasi

melalui penugasan SIM

perpustakaan

7. Sosialisasi peraturan

perundang-undangan

pengelolaan zakat

8. Workshop audit investigasi

9. Seminar sehari bertema

sosialisasi UU kepailitan

Nomor 37 tahun 2004

10. Seminar pemahaman teknis

RUU perpajakan 2005

11. Kursus komputer CCNA

12. Kursus komputer CISA review

Page 58: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

98

Pelatihan 2005 Non Teknis Teknis

course

13. Diklat manajemen

keprotokolan

14. Bimbingan teknis proses

penyelesaian pelanggaran

disiplin PNS

15. Malaysian technical

cooperation programe

16. Penyuluhan penyusunan SAI

17. Diklat anggaran pemerintah

pusat berbasis kinerja

18. Diklat pengadaan barang dan

jasa

19. Diklat audit pengadaan barang

dan jasa

20. Diklat pengelolaan APBN,

Diklat pengurusan belanja

pegawai dan diklat pengelolaan

barang

21. Diklat Bendahara pengeluaran

Sumber : Kementrian BUMN

Tabel 5.21

Pelatihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Pegawai Kementrian Tahun 2006

Pelatihan 2006 Non Teknis Teknis

1. Diklat PIM tk II

2. PRAJABATAN gol II

3. UPKP II

4. UD tk I

5. DiklatPim tk IV

6. DiklatPim tk III

7. KSA XIV LEMHANNAS

1. Diklat service excellence

2. Diklat bendahara pengeluaran

dan Diklat pengadaan barang

dan jasa

3. Program capacity building dan

training

4. Beasiswa Monbuka Gakusho

Page 59: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

99

Pelatihan 2006 Non Teknis Teknis

8. KRA XXXIX

LEMHANNAS

9. Diklat teknis bidang investasi

10. UPKP VI

11. UPKP V

12. UD tk II

5. Program post graduate bisnis

properti CPA ( Certified

Property Analyst) angkatan

XXVIII

6. Pendidikan/Kursus Finnon 1

7. Seminar “Remuneration System

: Strategy & Policy (Best

Practice)

8. Kursus administrasi

kepegawaian

9. Microsoft office angkatan I

tahun 2006

10. Learning & Sharing on the

strategies & organizations of

public sector

11. Placement test diklat

fungsional penjenjangan (DFP)

12. Workshop : Mengelola

kompetensi dan perubahan

budaya kerja angkatan III

13. Diklat penilaian internal

14. Pelatihan audit hukum

keuangan negara/Daerah dan

keuangan BUMN/D

15. Seminar dan workshop 2 hari

“Optimalisasi penggunaan

teknologi informasi untuk

perpustakaan.

16. Diklat manajemen resiko (MR)

17. Sosialisasi “Hak kekayaan

Intelektual di Indonesia sebagai

bagian peningkatan penegakan

Page 60: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

100

Pelatihan 2006 Non Teknis Teknis

hukum dan ham di Indonesia”

18. Diklat 2 hari pembinaan

kepribadian dan disiplin PNS

19. Diklat pengembangan pegawai

20. Diklat orientasi kebijaksanan

kepegawaian

21. Diklat pengelolaan APBN

22. Seminar nasional sehari

implementasi PP no.24/2005

23. Semiloka tentang “pelaporan

dan audit atas laporan keuangan

& kinerja instansi pemerintah

berdasarkan PP no.8/2006

tentang penyusunan laporan

keuangan dan kinerja instansi

pemerintah”

24. Round table discussion holding

company management

25. Diklat sekretaris yang efektif

Sumber : Kementrian BUMN

Pencapaian kinerja Kementrian BUMN dalam rangka meningkatkan kompetensi

pegawai untuk tahun 2004 dan 2005 dapat dilihat pada tabel 5.22.

Tabel 5.22

Rencana dan Realisasi Buku Pengembangan Kualitas SDM Tahun 2004-2005

Tahun Rencana Realisasi %Pencapaian Rencana

2004 1. 149 pegawai

yang mengikuti

diklat struktural

dan teknis

fungsional

1. 83 pegawai

yang mengikuti

diklat struktural

dan teknis

fungsional

55.70 %

Page 61: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

101

2. 10 pegawai

yang mengikuti

pendidikan S2

3. 60 pegawai

yang mengikuti

on the job

training

4. 33 pegawai

yang mengikuti

short course

luar negeri

2. 13 pegawai

yang mengikuti

pendidikan S2

3. 60 pegawai

yang mengikuti

on the job

training

4. 31 pegawai

yang mengikuti

short course

luar negeri

130 %

100 %

93.94 %

2005 1. 74 pegawai

yang mengikuti

diklat struktural

dan teknis

fungsional

2. 5 pegawai yang

mengikuti

pendidikan S2

3. 40 pegawai

yang mengikuti

on the job

training

4. 28 pegawai

yang mengikuti

short course

luar negeri

1. 74 pegawai

yang mengikuti

diklat struktural

dan teknis

fungsional

2. 5 pegawai yang

mengikuti

pendidikan S2

3. 40 pegawai

yang mengikuti

on the job

training

4. 28 pegawai

yang mengikuti

short course

luar negeri

100 %

100 %

100 %

100 %

Sumber : Kementrian BUMN

Page 62: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

102

2. Meningkatkan fungsi sistem informasi internal

Kementrian BUMN memerlukan sebuah sistem informasi internal untuk

memudahkan pegawainya untuk melihat data dan membagi data, hal ini penting

karena pekerjaan antara bagian saling berkaitan, misalnya bagian perencanaan

dengan bagian administrasi dan informasi, mereka harus saling berbagi data. Jika

tidak menggunakan sistem informasi internal, tentu akan sulit karena

perencanaan terletak di lantai dua dan administrasi terletak di lantai sepuluh.

Oleh karena itu dalam usaha meningkatkan fungsi sistem informasi internal,

Kementrian BUMN melakukan penyediaan jaringan LAN (Local Area Network)

dan internet berikut perawatan hardware dan software. Kementrian BUMN juga

terus melakukan penyempurnaan aplikasi db BUMN versi 1.0 yang telah

dibangun dari tahun 2004. Ukuran hasil dari sasaran strategis ini adalah jumlah

record BUMN pada database Kementrian BUMN dan jumlah keluhan pengguna

komputer di Kementrian BUMN, semakin sedikit keluhan berarti kinerjanya

semakin baik. Jumlah record dan jumlah keluhan untuk tahun 2005 dapat dilihat

pada tabel 5.23 berikut ini.

Tabel 5.23

Jumlah Record Data dan Keluhan Pengguna Komputer Untuk Tahun 2005

Tahun Rencana Realisasi %Pencapaian Rencana

2005 1. 715 jumlah

record Lapkeu

2. 915 jumlah

record direksi

3. 429 jumlah

record data

pajak BUMN

1. 531 jumlah

record Lapkeu

2. 548 jumlah

record direksi

3. 303 jumlah

record data

pajak BUMN

74.27 %

59.89 %

70.63 %

Page 63: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

103

4. 90 unit

komputer

mengalami

masalah

4. 140 unit

komputer

mengalami

masalah

155.56 %

Sumber : Kementrian BUMN

3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem dan prosedur serta meningkatkan

kinerja administrasi

Pada saat sekarang ini, Kementrian BUMN sedang merancang sistem yang dapat

meningkatkan produktivitas penyajian data dan informasi dalam menunjang

pengambilan keputusan. Persentase penggunaan aplikasi program akan

mendukung keakurasian dan ketepatan laporan. Jumlah temuan menjadi

indikator terjadinya pelanggaran terhadap sistem dan prosedur yang telah

diterapkan Kementrian BUMN. Indikator yang bisa digunakan dalam mengukur

kinerja sasaran strategis ini yaitu persentase pemanfaatan aplikasi program dan

jumlah temuan pelanggaran. Karena keterbatasan data pada indikator ini, maka

pengukuran kinerja untuk pencapaian sasaran strategis ini tidak dapat dilakukan.

4. Meningkatkan koordinasi dalam lingkungan internal

Indikator utama untuk menilai pencapaian sasaran strategis ini adalah jumlah

Standart Operating Procedure (SOP) yang disetujui oleh para pegawai eselon 1,

2, 3 dan 4. Bagian dari SOP antara lain adalah job description, wewenang,

penggambaran bagian-bagian yang saling terkait di Kementrian BUMN. Didalam

Kementrian BUMN hal-hal tersebut belum ada, masih dalam tahap perancangan

Page 64: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

104

oleh bagian perencanaan. Pada saat ini bagian perencanaan masih dalam tahap

pengujian SOP dengan mencoba menunjukkan SOP tersebut kepada pegawai

eselon 2 dan 3, dan ternyata masih banyak komplain atas SOP yang dibuat oleh

bagian perencanaan.

5. Meningkatkan fungsi perpustakaan Kementrian BUMN

Dalam Kementrian BUMN terdapat perpustakaan yang berfungsi sebagai tempat

untuk mendapatkan informasi tentang BUMN. Tetapi fungsi pelayanan

perpustakaan Kementrian BUMN belum dilakukan secara efektif dan optimal.

Keterbatasan ruangan, koleksi buku yang sedikit dan minimnya jumlah SDM

pengelola merupakan faktor dominan yang menyebabkan kegiatan perpustakaan

tidak berjalan dengan baik. Ukuran hasil yang dapat digunakan untuk mengukur

pencapaian sasaran strategis ini adalah jumlah buku yang dapat dikoleksi oleh

perpustakaan dalam setiap tahunnya. Jumlah buku yang dapat dikoleksi oleh

perpustakaan dari tahun 2004-2005 dapat dilihat pada tabel 5.24 berikut ini.

Tabel 5.24

Rencana dan Realisasi Buku Untuk Koleksi Perpustakaan Tahun 2004-2005

Tahun Rencana Realisasi %Pencapaian Rencana

2004 472 buku pertahun 73 buku pertahun 15.47 %

2005 358 buku pertahun 347 buku pertahun 96.93 %

Sumber : Kementrian BUMN

Page 65: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

105

5.6 Penentuan Inisiatif Strategis

Setelah pengukuran kinerja dilakukan, tahap selanjutnya adalah perumusan inisiatif-

inisiatif strategis. Inisiatif strategis ini meliputi tindakan-tindakan yang diperlukan untuk

mencapai sasaran.

5.6.1 Inisiatif Strategis Perspektif Stakeholders

1. Melakukan survey terhadap wakil rakyat untuk mengetahui tingkat kepuasan

terhadap kinerja Kementrian BUMN dan meningkatkan kerja sama antara

pemerintah dengan parlemen.

2. Perbaikan sistem layanan publik untuk pengawasan terhadap BUMN. Dengan

meningkatkan sistem ini diharapkan masyarakat dapat ikut berperan serta dalam

membangun BUMN.

3. Peningkatan perananan BUMN dalam program-program kemitraan dan bina

lingkungan yang secara langsung berhubungan dengan peningkatan

kesejahteraan masyarakat diwilayah BUMN berada.

4. Meningkatkan kinerja BUMN agar mampu memberikan kontribusi yang besar

untuk penerimaan APBN.

5.6.2 Inisiatif Strategis Perspektif Keuangan

1. Melakukan pencatatan biaya dan output untuk setiap program Kementrian agar

untuk tahun-tahun berikutnya tidak terjadi lagi penentuan biaya yang hanya

berdasarkan prediksi.

2. Memantau efektifitas dan efisiensi di dalam tubuh BUMN agar mampu

mendukung penerimaan dividen pemerintah.

Page 66: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

106

3. Memantau transparansi, kemandirian dan akuntabilitas di dalam tubuh BUMN

agar mampu mendukung peningkatan nilai saham pemerintah.

5.6.3 Inisiatif Strategis Perspektif Proses Operasi Internal

1. Meningkatkan jumlah pembinaan terhadap BUMN agar dapat memberikan

pengarahan, penilaian kinerja dan pemberian solusi atas permasalahan yang

terjadi untuk setiap BUMN dengan tujuan meningkatkan kinerja BUMN.

2. Melakukan update teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas

pengembangan dan aplikasi teknologi.

3. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain yang terkait untuk mempermudah

Kementrian BUMN dalam melakukan proses operasinya.

4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sosialisasi kebijakan Kementrian BUMN

dengan menggunakan media cetak maupun elektronik.

5.6.4 Inisiatif Strategis Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

1. Peningkatan koordinasi didalam lingkungan internal. Hal ini dilakukan untuk

meningkatkan profesionalisme pegawai.

2. Melakukan upaya penyempurnaan struktur organisasi Kementrian BUMN untuk

mewujudkan organisasi yang efektif dan siap untuk bersaing.

3. Melakukan peningkatan kerjasama dengan berbagai pihak dengan tujuan untuk

peningkatan kompetensi pegawai.

4. Peningkatan sistem informasi dengan tujuan optimalisasi pekerjaan.

Page 67: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

107

5.7 Rancangan Balanced Scorecard Kementrian BUMN

Setelah inisiatif-inisiatif strategis ditentukan, maka selanjutnya didapatkan

rancangan scorecard Kementrian BUMN . Rancangan scorecard ini diperoleh dengan

menggabungkan sasaran strategis, indikator, dan inisiatif strategis yang sudah

didapatkan tersebut. Rancangan scorecard Kementrian BUMN seperti terlihat pada tabel

5.25 dan tabel 5.26.

5.8 Keterkaitan Sasaran Strategis dan Peta Strategi Tiap Perspektif Rancangan

Balanced Scorecard Kementrian BUMN

Salah satu karakteristik balanced scorecard adalah adanya keterkaitan antar masing-

masing sasaran strategis dan juga rancangan peta strategi. Untuk mengetahui keterkaitan

tiap sasaran pada rancangan balanced scorecard Kementrian BUMN, dibuatlah diagram

keterkaitan pada gambar 5.10 dan peta strategi untuk Kementrian BUMN pada gambar

5.11.

Page 68: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

108

Tabel 5.25

Rancangan Balanced Scorecard Kementrian BUMN Untuk Perspektif Stakeholders dan Keuangan

Tabel 5.26

Rancangan Balanced Scorecard Kementrian BUMN Untuk Perspektif Proses Operasi Internal dan Pembelajaran & Pertumbuhan

Page 69: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

109

Page 70: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

110

Gambar 5.10

Keterkaitan Sasaran Strategis Tiap Perspektif Rancangan Balanced Scorecard Untuk

Kementrian BUMN

Page 71: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

111

Gambar 5.11

Peta Strategi Untuk Kementrian BUMN

5.9 Area Fokus Tiap Perspektif Rancangan Balanced Scorecard Untuk Kementrian

BUMN

Page 72: BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARDthesis.binus.ac.id/Doc/Bab5/2007-2-00435-MNTI-Bab 5.pdf · langsung dari publik melalui jajak pendapat menggunakan media ... dalam sektor non-profit

112

Setelah melakukan pengukuran kinerja Kementrian BUMN dengan menggunakan

konsep balanced scorecard yang dilanjutkan dengan pembuatan inisiatif strategis,

hubungan keterkaitan tiap sasaran strategi dan peta strategi untuk Kementrian BUMN.

Maka didapatkanlah suatu area fokus tiap perspektif rancangan balanced scorecard

untuk Kementrian BUMN. Seperti terlihat pada gambar 5.12.

Gambar 5.12

Area Fokus Tiap Perspektif Rancangan Balanced Scorecard Untuk Kementrian BUMN

Formulasi area fokus ini dapat mengarahkan dan mengendalikan sumber daya

anggaran dan pedoman kerja dari Kementrian BUMN.