140905 aklan2 modul 5

34
AKUNTANSI LANJUTAN II LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN - PERSEDIAAN MODUL 5 (PERTEMUAN KE-9) DISUSUN OLEH : SHINTA MELZATIA, S.E., M.Ak. PROGRAM KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Upload: nurul-shola-ulfah-hidayati

Post on 28-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

AKUNTANSI LANJUTAN II

LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN - PERSEDIAAN

MODUL 5(PERTEMUAN KE-9)

DISUSUN OLEH :SHINTA MELZATIA, S.E., M.Ak.

PROGRAM KELAS KARYAWANFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MERCU BUANAJAKARTA

TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTAR PERUSAHAAN

• Pengaruh transaksi antara perusahaan afiliasi (transaksi antar-perusahaan) harus dieliminasi dari laporan keuangan konsolidasi.

• Transaksi antar-perusahaan mengakibatkan saldo akun resiprokal pada buku perusahaan afiliasi.

• Keuntungan dan kerugian dari transaksi antar-perusahaan harus dieliminasi sampai direalisasi melalui penggunaan atau melalui penjualan kepada pihak2 diluar entitas yang dikonsolidasikan.

• PSAK No. 4 : Laporan konsolidasi seharusnya tidak memasukkan keuntungan atau kerugian dari transaksi antar-perusahaan dalam grup. Karenanya setiap laba atau rugi antar-perusahaan didalam grup harus dieliminasi; konsep yang biasanya diterapkan untuk tujuan ini adalah laba atau rugi kotor (bruto).

• PSAK No. 4 juga menekankan bahwa jumlah laba antar-perusahaan yang dieliminasi tidak dipengaruhi oleh keberadaan minoritas dan harus dieliminasi semuanya.

• Alasan pengeliminasian laba dan rugi antar perusahaan adalah bahwa manajemen dari perusahaan induk dapat mengendalikan semua transaksi antar-perusahaan, termasuk otorisasi dan penetapan harga, tanpa tawar menawar antar-perusahaan afiliasi.

• Tujuan eliminasi adalah untuk menunjukkan laba rugi dan posisi keuangan entitas yang dikonsolidasikan yang seharusnya tampak jika transaksi antar-perusahaan tidak ada.

• Kebanyakan transaksi antar-perusahaan yang menyangkut keuntungan dan kerugian dapat dikelompokkan ke dalam persediaan, aktiva tetap, dan obligasi.

• Pendapatan diakui (dicatat sebagai pendapatan) ketika pendapatan tersebut direalisasi, yaitu ketika pendapatan tersebut diperoleh.

• Pendapatan/penjualan antar-perusahaan2 afiliasi tidak dapat diakui sampai barang dagangan tersebut dijual keluar dari entitas yang dikonsolidasikan.

• Penjualan persediaan oleh suatu perusahaan kepada suatu perusahaan afiliasi menghasilkan akun resiprokal penjualan dan pembelian jika entitas pembeli mempunyai sistem persediaan periodik dan akun resiprokal penjualan dan harga pokok penjualan jika entitas pembeli menggunakan sistem persediaan perpetual.

Eliminasi Pembelian dan Penjualan Antar-Perusahaan

• Jika sistem persediaan periodik digunakan, ayat jurnal kertas kerja untuk mengeliminasi penjualan dan pembelian antar-perusahaan adalah :

D Penjualan

K Pembelian

* Jika sistem perpetual yang digunakan, ayat jurnal kertas kerja untuk mengeliminasi penjualan dan pembelian antar-perusahaan adalah :

D Penjualan

K Harga Pokok Penjualan

ILUSTRASI : ELIMINASI PEMBELIAN DAN PENJUALAN ANTAR-PERUSAHAAN

• PT Prima mendirikan perusahaan anak, PT Sarana, tahun 2001 untuk menjual lini produk PT Prima.

• Semua pembelian PT S berasal dari PT P dengan harga 20% diatas harga perolehan PT Prima.

• Selama tahun 2001 PT P menjual barang dagangan senilai Rp 20.000 kepada PT S dengan harga Rp 24.000.

• PT S menjual semua barang dagangannya pada para pelanggannya dengan harga Rp 30.000.

• Selama tahun 2001, penjualan PT P termasuk yang dijual ke PT S adalah Rp 24.000

Ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagang dicatat terpisah oleh PT P dan PT S :

Buku PT Prima

1. Mencatat pembelian kredit dari entitas lain

Persediaan 20.000

Utang dagang 20.000

2. Mencatat penjualan antar-perusahaan ke PT Sarana

Piutang dagang – PT S 24.000

Penjualan 24.000

3. Mencatat HPP atas penjualan ke PT Sarana

HPP 20.000

Persediaan 20.000

Buku PT Sarana

1. Mencatat pembelian antar-perusahaan dari PT Prima

Persediaan 24.000

Utang dagang – PT Prima 24.000

2. Mencatat penjualan ke pelanggan diluar entitas yang dikonsolidasikan

Piutang dagang 30.000

Penjualan 30.000

3. Mencatat HPP atas penjualan ke pelanggan

HPP 24.000

Persediaan 24.000

Eliminasi Kertas Kerja Konsolidasi

PT Prima PT Sarana Penyesuaian dan

Eliminasi

Konsolidasi

Penjualan 24.000 30.000 24.000 30.000

HPP 20.000 24.000 24.000 20.000

Laba Bruto 4.000 6.000 10.000

•Eliminasi kertas kerja tidak mempengaruhi laba bersih konsolidasi karena jumlah penjualan dan harga pokok penjualan yang sama dieliminasi, dan gabungan laba bruto adalah sama dengan laba bruto konsolidasi.

ILUSTRASI : ELIMINASI LABA YANG BELUM DIREALISASI DALAM PERSEDIAAN AKHIR

• Selama tahun 2002 PT P menjual barang dagangan senilai Rp 30.000 kepada PT S dengan harga Rp 36.000.

• PT S menjual kembali semuanya kecuali Rp 6.000, dengan harga Rp 37.500 (Dari HPP 30.000, karena yang 6.000 belum terjual).

Ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagang dicatat terpisah oleh PT P dan PT S :

Buku PT Prima

1. Mencatat pembelian kredit dari entitas lain

Persediaan 30.000

Utang dagang 30.000

2. Mencatat penjualan antar-perusahaan ke PT Sarana

Piutang dagang – PT S 36.000

Penjualan 36.000

3. Mencatat HPP atas penjualan ke PT Sarana

HPP 30.000

Persediaan 30.000

Buku PT Sarana

1. Mencatat pembelian antar-perusahaan dari PT Prima

Persediaan 36.000

Utang dagang – PT Prima 36.000

2. Mencatat penjualan ke pelanggan diluar entitas yang dikonsolidasikan

Piutang dagang 37.500

Penjualan 37.500

3. Mencatat HPP atas penjualan ke pelanggan

HPP 30.000

Persediaan 30.000

Eliminasi Kertas Kerja Konsolidasi

PT Prima PT Sarana Penyesuaian dan

Eliminasi

Konsolidasi

Laporan L/R

Penjualan 36.000 37.500 36.000 37.500

HPP 30.000 30.000 1.000 36.000 25.000

Laba Bruto 6.000 7.500 12.500

Neraca

Persediaan 6.000 1.000 5.000

Ayat jurnal kertas kerja konsolidasi :1. Mengeliminasi penjualan dan pembelian atar perusahaan

Penjualan 36.000HPP 36.000

2. Mengeliminasi laba antar-perusahaan dari HPP dan persediaanHPP 1.000

Persediaan 1.000

• Seluruh laba antar-perusahaan atas penjualan antara perusahaan2 afiliasi direalisasi dan diakui oleh entitas yang dikonsolidasikan pada periode dimana barang dagangan tersebut dijual kembali kepada entitas2 luar.

• Sampai barang dagangan tersebut terjual kembali, setiap laba/rugi atas penjualan antar-perusahaan yang belum direalisasi harus dieliminasi dalam proses konsolidasi.

• Setiap laba/rugi yang belum direalisasi atas penjualan antar-perusahaan direfleksikan dalam persediaan akhir dari afiliasi pembeli karena persediaan tersebut merefleksikan harga transfer antar-perusahaan bukan biaya bagi entitas yang dikonsolidasikan.

ILUSTRASI : PENGAKUAN LABA YANG BELUM DIREALISASI DALAM PERSEDIAAN AWAL

• Selama tahun 2003 PT P menjual barang dagangan senilai Rp 40.000 kepada PT S dengan harga Rp 48.000.

• PT S menjual 75% dari barang dagang tersebut seharga Rp 45.000.

• PT S juga menjual barang dagang dari persediaan awalnya (yang Rp 6.000) dengan harga Rp 7.500.

Ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagang dicatat terpisah oleh PT P dan PT S :

Buku PT Prima

1. Mencatat pembelian kredit dari entitas lain

Persediaan 40.000

Utang dagang 40.000

2. Mencatat penjualan antar-perusahaan ke PT Sarana

Piutang dagang – PT S 48.000

Penjualan 48.000

3. Mencatat HPP atas penjualan ke PT Sarana

HPP 40.000

Persediaan 40.000

Buku PT Sarana

1. Mencatat pembelian antar-perusahaan dari PT Prima

Persediaan 48.000

Utang dagang – PT Prima 48.000

2. Mencatat penjualan sebesar Rp 45.000 dan Rp 7.500

Piutang dagang 52.500

Penjualan 52.500

3. Mencatat HPP (dari pembelian Rp 48.000x75%, dan dari persediaan awal Rp 6.000)

HPP 42.000

Persediaan 42.000

Eliminasi Kertas Kerja Konsolidasi

PT Prima PT Sarana Penyesuaian dan

Eliminasi

Konsolidasi

Laporan L/R

Penjualan 48.000 52.500 a.48.000 52.500

HPP 40.000 42.000 c. 2.000 a.48.000

b. 1.000

35.000

Laba Bruto 8.000 10.500 17.500

Neraca

Persediaan 12.000 c. 2.000 10.000

Investasi pd PT S b. 1.000

Ayat jurnal kertas kerja konsolidasi :a. Mengeliminasi penjualan dan pembelian atar

perusahaanPenjualan 48.000

HPP 48.000b. Mengakui laba dari persediaan awal yang

sebelumnya ditangguhkanInvestasi pada PT S 1.000

HPP 1.000c. Menangguhkan laba yang belum direalisasi

dalam persediaan akhirHPP 2.000

Persediaan 2.000

PENJUALAN ARUS KE BAWAH DAN ARUS KE ATAS

• Penjualan oleh perusahaan induk kepada perusahaan anak disebut dengan penjualan arus ke bawah.

• Penjualan oleh perusahaan anak kepada perusahaan induk disebut dengan penjualan arus ke atas.

• Dalam kasus penjualan arus ke bawah, pendapatan terpisah perusahaan induk meliputi seluruh jumlah laba yang belum direalisasi (termasuk dalam akun penjualan dan harga pokok penjualannya), dan pendapatan perusahaan anak tidak terpengaruh.

• Pendapatan hak minoritas mungkin terpengaruh jika laba bersih perusahaan anak memasukkan laba yang belum direalisasi (situasi arus ke atas).

• Sebaliknya pendapatan hak minoritas tidak terpengaruh jika pendapatan terpisah perusahaan induk memasukkan laba yang belum direalisasi (situasi arus ke bawah).

• Jika laba bersih perusahaan anak disajikan terlalu besar (dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan), karena perusahaan anak memasukkan laba yang belum direalisasi, pendapatan yang dialokasikan kepada hak minoritas seharusnya didasarkan pada pendapatan perusahaan anak yang telah direalisasi.

• Laba dan rugi yang belum direalisasi dari penjualan arus ke atas dialokasikan secara proporsional antara laba bersih konsolidasi (hak mayoritas) dan pendapatan hak minoritas (hak minoritas).

ILUSTRASI : PENGARUH ARUS KE BAWAH DAN ARUS KE ATAS PADA PERHITUNGAN PENDAPATAN

• Pendapatan terpisah perusahaan induk dan 80% kepemilikannya pada perusahaan anak tahun 2005 sbb :

Induk (Rp) Anak (Rp)

Penjualan 600.000 300.000

HPP 300.000 180.000

Laba Bruto 300.000 120.000

Beban2 -100.000 - 70.000

Pendapatan terpisah induk 200.000

Pendapatan bersih anak 50.000

• Penjualan antar perusahaan selama 2005 Rp 100.000.• Pada 31 Desember 2005, dalam persediaan termasuk Rp

20.000 laba yang belum direalisasi.

Perhitungan Pendapatan Hak Minoritas• Penjualan arus ke bawah :

Laba yang belum direalisasi Rp 20.000 direfleksikan dalam akun ‘penjualan’ dan ‘HPP’ induk, dan laba bersih anak = pendapatan realisasinya. Sehingga, perhitungan pendapatan hak minoritas tidak dipengaruhi oleh transaksi antar-perusahaan dan dihitung :Laba bersih anak Rp 50.000 x 20% = Rp 10.000

• Penjualan arus ke atas :Laba yang belum direalisasi Rp 20.000 direfleksikan dalam akun ‘penjualan’ dan ‘HPP’ anak, dan pendapatan yang direalisasi anak Rp 30.000. Perhitungan pendapatan hak minoritas :Laba bersih anak 50.000Yang belum direalisasi 20.000Pendapatan yang direalisasi 30.000

Pendapatan hak minoritas Rp 30.000 x 20% = 6.000

Perhitungan Laba Bersih Konsolidasi

Catatan : Perbedaan dalam perhitungan laba bersih konsolidasi berdasarkan asumsi arus ke atas dan arus ke bawah hanya terletak pada perhitungan pendapatan hak minoritas.

Arus ke Bawah

Arus ke Atas

Pendapatan terpisah induk 200.000 200.000

Tambah : Pendapatan dari anak

*Arus ke bawah :

Ekuitas dalam laba yg dilaporkan anak dikurangi laba yg belum direalisasi (50.000x80%) -20.000

*Arus ke atas :

Ekuitas dalam pendapatan anak yg telah direalisasi

(50.000 – 20.000) x 80%

20.000

24.000

Laba bersih induk (dan konsolidasi) 220.000 224.000

PERUSAHAAN INDUK DAN PERUSAHAAN ANAKLAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI31 DESEMBER 2005

Penjualan

Arus ke Bawah

Penjualan

Arus ke Atas

Penjualan (900.000 – 100.000) 800.000 800.000

HPP (480.000+20.000-100.000) -400.000 -400.000

Laba Bruto 400.000 400.000

Beban-beban (100.000+70.000) -170.000 -170.000

Total pendapatan yang telah direalisasi 230.000 230.000

Dikurangi : Pendapatan hak minoritas -10.000 -6.000

Laba bersih konsolidasi 220.000 224.000

LABA YANG BELUM DIREALISASI DARI PENJUALAN ARUS KE BAWAH

• Karena seluruh jumlah laba bruto atas barang dagangan yang dijual secara arus ke bawah dan sisanya yang terdapat pada persediaan perusahaan anak meningkatkan pendapatan perusahaan induk, maka seluruh jumlah tersebut harus dieliminasi dari laporan laba bersih perusahaan induk berdasarkan metode ekuitas.

• Konsisten dengan metode konsolidasi satu baris, hal ini dilakukan dengan mengurangi pendapatan investasi dan akun investasi.

• Dalam laporan konsolidasi, laba bruto yang belum direalisasi dieliminasi dengan meningkatkan HPP konsolidasi dan mengurangi persediaan atas dasar harga perolehan bagi entitas yang dikonsolidasikan.

ILUSTRASI : PENANGGUHAN LABA ANTAR-PERUSAHAAN DALAM PERIODE PENJUALAN ANTAR-PERUSAHAAN

• PT Perkasa mempunyai 90% saham berhak suara PT Sakti.

• Laporan L/R terpisah PT P dan PT S tahun 2007, sebelum mempertimbangkan laba yang belum direalisasi:

PT P PT S

Penjualan 100.000 50.000

HPP 60.000 35.000

Laba Bruto 40.000 15.000

Beban-beban 15.000 5.000

Laba Operasi 25.000 10.000

Pendapatan dari PT Sakti 9.000

Laba Bersih 34.000 10.000

• Penjualan PT P termasuk Rp15.000 yang dijual ke PT S dengan laba Rp 6.250.

• Dalam persediaan PT S 31 Des 2007, termasuk 40% barang dagangan dari transaksi antar-perusahaan. Laba yang belum direalisasi dalam persediaan PT S Rp 2.500 (harga transfer 6.000 – harga pokok 3.500) direfleksikan dalam laba operasi PT P.

• Pengakuan bagian atas pendapatan PT S dan penangguhan pengakuan laba yang belum direalisasi :

Investasi pada PT S 9.000

Pendapatan dari PT S 9.000

Pendapatan dari PT S 2.500

Investasi pada PT S 2.500

PT PERKASA DAN PERUSAHAAN ANAK, PT SAKTISEBAGIAN KERTAS KERJA KONSOLIDASI31 DESEMBER 2007

PT P 90% PT S Penyesuaian dan Eliminasi

Konsolidasi

Laporan Laba Rugi

Penjualan 100.000 50.000 a.15.000 135.000

Pendapatan dari PT S 6.500 c. 6.500

HPP -60.000 -35.000 b. 2.500 a.15.000 -82.500

Beban-beban -15.000 -5.000 -20.000

Pendapatan hak minoritas -1.000

Laba Bersih 31.500 10.000 31.500

Neraca

Persediaan 7.500 b. 2.500 5.000

Investasi pada PT S xxx c. 6.500

ILUSTRASI : LABA ANTAR-PERUSAHAAN SAAT PENJUALAN KEPADA ENTITAS LUAR

• Barang dagangan yang diperoleh dari PT P selama 2007, dijual oleh PT S selama 2008, dan tidak ada transaksi antar-perusahaan sepanjang 2008.

• Laporan L/R terpisah PT P dan PT S tahun 2008, sebelum mempertimbangkan laba yang belum direalisasi:

PT P PT S

Penjualan 120.000 60.000

HPP 80.000 40.000

Laba Bruto 40.000 20.000

Beban-beban 20.000 5.000

Laba Operasi 20.000 15.000

Pendapatan dari PT Sakti 13.500

Laba Bersih 33.500 15.000

• Dari sudut pandang PT P, laba yang belum direalisasi dari tahun 2007 direalisasi tahun 2008 dan pendapatan investasinya dicatat dan disesuaikan :

Investasi pada PT S 13.500

Pendapatan dari PT S 13.500

Investasi pada PT S 2.500

Pendapatan dari PT S 2.500

PT PERKASA DAN PERUSAHAAN ANAK, PT SAKTISEBAGIAN KERTAS KERJA KONSOLIDASI31 DESEMBER 2008

PT P 90% PT S Penyesuaian dan Eliminasi

Konsolidasi

Laporan Laba Rugi

Penjualan 120.000 60.000 180.000

Pendapatan dari PT S 16.000 b.16.000

HPP -80.000 -40.000 a. 2.500 -117.500

Beban-beban -20.000 -5.000 -25.000

Pendapatan hak minoritas -1.500

Laba Bersih 36.000 15.000 36.000

Neraca

Persediaan

Investasi pada PT S xxx a. 2.500 b.16.000

LABA YANG BELUM DIREALISASI DARI PENJUALAN ARUS KE ATAS

• Penjualan arus ke atas meningkatkan penjualan, HPP, dan laba bruto anak, tetapi tidak mempengaruhi laba operasi induk sampai barang dagangan dijual oleh induk ke entitas lain.

• Laba bersih induk dipengaruhi, karena induk mengakui bagiannya atas pendapatan anak atas dasar ekuitas.

• Induk menangguhkan laba yang belum direalisasi sebesar persentase kepemilikannya pada perusahaan anak.