modul 4 & 5

26
DIFERENSIASI & STRATIFIKASI SOSIAL Oleh: Luqman Effendi luqmona @yahoo.com.au [email protected]

Upload: luqman-effendi

Post on 29-Nov-2014

7.124 views

Category:

Health & Medicine


8 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 4 & 5

DIFERENSIASI & STRATIFIKASI

SOSIAL

Oleh: Luqman [email protected]@plasa.com

Page 2: Modul 4 & 5

PENDAHULUANPROSES SOSIOLOGIS YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KELOMPOK:

INTEGRASI SOSIAL (kecenderungan untuk saling menarik, tergantung dan menyesuaikan diri)DIFERENSIASI SOSIAL (kecenderungan ke arah perkembangan sosial yang berlawanan)

PERTANYAAN SOSIOLOGISNYA:Apakah seiring dengan tumbuhnya diferensiasi sosial, maka integrasi sosial bisa terjaga ?Faktor-faktor apa yang menyebabkan integrasi sosial tetap terjaga ?Faktor-faktor apa yang merusak integrasi sosial ?

Page 3: Modul 4 & 5

Diferensiasi dan Stratifikasi Sosial

Struktur Sosial yang ada umumnya memiliki 2 ciri:

Secara vertikal, ditandai adanya perbedaan antar kelas sosial dan polarisasi sosialSecara horizontal, ditandai adanya kesatuan sosial berda-sarkan perbedaan suku bangsa, agama, profesi, ras, adat serta kedaerahan.

Perbedaan secara vertikal disebut sebagai stratifikasi sosialPerbedaan secara horizontal disebut sebagai diferensiasi sosial.

Page 4: Modul 4 & 5

Wujud Diferensiasi SosialWujud Diferensiasi Sosial yang menonjol adalah:

Perbedaan RasPerbedaan EtnikPerbedaan AgamaPerbedaan Jenis Kelamin

Page 5: Modul 4 & 5

Perbedaan RasPerbedaan masyarakat atas dasar Ras bisa dida-sarkan atas perbedaan ciri fisik maupun sosialSecara geografis Ras adalah kumpulan individu atau kelompok yang serupa dalam sejumlah ciri dan yang menghuni suatu teritori serta acapkali berasal mula sama.G.Cuvier (1812) membedakan Ras menjadi: Ras Putih, Ras kuning, dan Ras hitamE.Von Eickstedt membedakan: Leukoderm (putih), Melanoderm (hitam), dan Xantoderm (kuning)

Page 6: Modul 4 & 5

Perbedaan EtnikKelompok etnik atau suku bangsa didasarkan pada persamaan kebudayaan, dan seringkali dikuatkan oleh persamaaan bahasa

Keberadaan kelompok etnik tidak selamanya permanen bahkan acapkali hilang karena adanya asimilasi dan amalgamasiGlobalisasi dan proses keterbukaan meningkatkan kecenderungan terjadinya asimilasi dan amalgamasi

Page 7: Modul 4 & 5

Perbedaan Agama

Agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktek yang berhubungan dengan hal-hal yang suci.Kepercayaan dan praktek tersebut memper-satukan semua orang yang beriman ke dalam suatu komunitas moral yang disebut umat.Perbedaan agama disatu sisi memang rawan karena bisa menjadi benih perpecahan

Page 8: Modul 4 & 5

Perbedaan Jenis KelaminDalam masyarakat primitif dan tradisional, perbedaan jenis kelamin seringkali merefleksikan perbedaan hal dan kewajiban dimana kaum wanita dalam banyak hal ditempatkan lebih rendah daripada kaum pria.Meningkatkan partisipasi kerja wanita tidak hanya meningkatkan penghasilan rumah tangga, tetapi juga meningkatkan peran istri dalam pengambilan keputusan urusan keluarga

Page 9: Modul 4 & 5

DIFERENSIASI DAN DISORGANISASI SOSIAL

Sepanjang perkembangan diferensiasi sosial tetap fungsional dan sifatnya saling mengisi, ketidakpuasan dan perselisihan di dalam masyarakat kecil kemungkinannya bakal tersulut.Sekurang-kurangnya ada tiga faktor yang menyebabkan integrasi sosial pecah:

Faktor politik;Faktor Ekonomi; danFaktor Sosial Budaya

Page 10: Modul 4 & 5

Faktor Politik

Hubungan antar kelompok yang berbeda yang semula rukun suatu saat bisa berubah menjadi penuh konflik ketika didalamnya diberi muatan politik atau dimanipulasi untuk kepentingan elite-elite politik.Contohnya: Uni Soviet setelah Michael Gorbachev mengetengahkan perestroika, pengalaman pemberontakan G30S/PKI

Page 11: Modul 4 & 5

Faktor Ekonomi

Perbedaan antarkelompok bisa berubah menjadi permusuhan atau minimal sikap antipati ketika perbedaan antara masing-masing kelompok itu bersejajaran dengan kesenjangan kelas ekonomi.Banyak bukti yang menunjukkan bahwa perselisihan antar etnis sering meledak karena dipicu oleh adanya kesenjangan dan isu ekonomi.

Page 12: Modul 4 & 5

Faktor Sosial BudayaFaktor sosial budaya disini terutama adanya ikatan primordialisme antara kelompok satu dengan yang lain atas dasar solidaritas etnis, ras, kelas, atau sentimen kedaerahan.Ikatan primordialisme bisa memicu terjadinya konflik antarkelompok bisa disimak dari peristiwa perselisihan antara pendukung fanatik sepak bola.

Page 13: Modul 4 & 5

STRATIFIKASI SOSIALAdanya sesuatu yang dihargai oleh masyarakat merupakan awal proses terjadinya stratifikasi sosialStratifikasi sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkatDapat tumbuh dengan sendirinya atau dengan sengajaUnsur baku sistem lapisan dalam masyarakat adalah status & roles

Page 14: Modul 4 & 5

Determinan Stratifikasi sosial

Pemilikan atas kekayaan (ekonomi)Status atas dasar fungsi pekerjaanKesalehan seseorang dalam beragamaStatus atas dasar keturunanLatar belakang rasial/lamanya tinggalStatus atas dasar jenis kelamin dan umur

Page 15: Modul 4 & 5

Sistem Stratifikasi SosialDikenal dua sistem yaitu open stratification and closed stratification (dalam kenyataan tidak bersifat mutlak)Karakteristik Open Stratification:

Setiap anggota masyarakat dimungkinkan untuk pindah strata/statusTerdapat motivasi yang kuat pada setiap anggota masyarakat untuk mengejar statusKonflik perebutan kekuasaan/status tinggiKestabilan masyarakat lebih sering terganggu

Page 16: Modul 4 & 5

Karakteristik Closed Stratification:Status ditentukan atas dasar keturunanStatus berlaku seumur hidup kecuali karena ada pelanggaranHubungan antar sesamanya ditentukan atas dasar status dengan mengikuti pola perilaku dan tata-krama adat yang berlakuHarga diri merupakan pandangan hidupContohnya: sistem kasta di Bali dan India, Gelar-gelar kebangsawanan, dalam tataran tertentu ideologi rasial

Page 17: Modul 4 & 5

Kedudukan dan PerananKedudukan (Status) mempunyai 2 arti:

Tempat seseorang dalam suatu pola tertentuMerupakan kumpulan hak-hak dan kewajiban

Masyarakat mengembangkan 2 kedudukan (status):

Ascribed-StatusAchieved-StatusSering ditambah dengan Assigned-Status

Page 18: Modul 4 & 5

Gerak Sosial/Social Mobility

Merupakan gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosialDikenal konsep social climbing and social sinkingDiteliti untuk mendapatkan keterangan tentang kelanggengan dan keluwesan struktur sosialPrinsip umum gerak sosial:

Tidak ada masyarakat dengan sistem lapisan tertutup mutlakTidak ada masyarakat dengan sistem lapisan terbuka yang benar-benar bebas

Page 19: Modul 4 & 5

Gerak sosial vertikal yang berlaku umum bagi semua masyarakat tidak adaLaju gerak sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik serta pekerjaan adalah berbedaTidak ada kecenderungan yang kontinyu perihal bertambah dan berkurangnya laju gerak sosialSaluran penting dalam gerak sosial: Angkatan bersenjata, lembaga agama, sekolah, organisasi politik, ekonomi dan keahlian

Page 20: Modul 4 & 5

KONFLIK DI INDONESIA: PENGALAMAN KELAM

Ketika reformasi telah bergulir, di sejumlah daerah di Indonesia kita tentu mengetahui bagaimana bentrokan berdarah antara penduduk asli Dayak dan pendatang dari etnis Madura.Konflik terbuka ini sesungguhnya adalah konflik kultural yang dipicu oleh perseteruan yang harus dilacak jauh ke belakang yang telah diwariskan dari generasi ke generasi

Page 21: Modul 4 & 5

Konflik yang berakar dari adanya dendam kesumat dan perseteruan lama tidak pernah dapat terselesaikan secara tuntas, sekalipun antar etnis yang berbeda itu sebagian diantaranya telah terjadi asimilasi dan hubungan personal yang akrab.Jika dalam kurun waktu tertentu konflik antar etnis belum meledak, maka itu semua hanyalah jeda sosial yang fungsinya sekedar menunda konflik terbuka yang sesungguhnyaPada tingkat individu konflik lebih mudah dieliminasi

Page 22: Modul 4 & 5

INTEGRASI SOSIALPerseteruan antar etnis riskan terjerumus dalam konflik berdarah, tetapi di komunitas lain perbedaan yang ada tidak selalu harus berbuntut dengan konflik yang terbuka.Studi FISIP- Airlangga menemukan 3 faktor sosial yang berfungsi positif mengeliminasi agar perbedaan tidak meruncing menjadi pergesekan sosial yang manifest.

Page 23: Modul 4 & 5

Pertama, adanya “simbiosis mutualisme” antar etnis yang berbeda dalam kegiatan produksi.Kedua, adanya forum atau zona netral yang dapat dijadikan titik pertemuan antar-etnis yang secara kultural berbeda – yang berfungsi dan melahirkan cross-cutting loyalitiesKetiga, adanya dukungan dan sense of belonging yang tinggi dari tokoh masyarakat dan agama serta lembaga sosial untuk tetap menjaga dan mencegah kemungkinan terjadinya konflik horizontal yang terbuka

Page 24: Modul 4 & 5

MEMBANGUN KEHIDUPAN MULTIKULTURALISME

Nasikun (1984), ada 2 faktor yang menyebabkan konflik di dalam masyarakat pluralistis tidak meletup menjadi konflik terbuka: (1) Cross-cutting affiliations, dan (2) Cross-cutting loyalitiesMasyarakat senantiasa terintegrasi oleh karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial, dan setiap konflik yang terjadi di antara kelompok sosial dengan kelompok sosial lain akan segera dinetralisir oleh adanya loyalitas ganda

Page 25: Modul 4 & 5

Struktur dan loyalitas masyarakat Indonesia yang bersifat silang-menyilang telah menjadi landasan mengapa masyarakat Indonesia tetap relatif stabil dari masa ke masaDalam kehidupan nyata selalu ada wilayah yang mesti dibagi dengan pihak lain.Kesadaran akan pluralisme, dan kesediaan untuk berbagi ruang dengan pihak lain, niscaya akan melahirkan rasa toleransi yang pada dasarnya merupakan kunci untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.

Page 26: Modul 4 & 5

Daftar Pustaka

Soekanto, Soerjono, (2001). Sosiologi Suatu Pengantar, UI-Press, Jakarta

S . Pengantar Sosiologi, UI-Press, Jakarta

UNAIR . Sosiologi Suatu Pengantar , UNAIR-Press, Surabaya

Osborne, Richard & Borin Van Loon, 1999. Mengenal Sosiologi For Beginners, Penerbit Mizan, Cetakan III, Jakarta