modul 5 simulasi

45
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simulasi merupakan bagian penting dalam sebuah proses produksi maupun penerapan system yang lain. Simulasi mampu memberikan efektifitas yang cukup baik sehingga mampu mengurangi biaya. Oleh karena itu, pembelajaran tentang simulasi sangat diperlukan. Permasalahan yang mungkin terjadi pada sebuah proses produksi mampu digambarkan secara visual sehingga dapat diketahui solusi dan dilakukan perbaikan untuk selanjutnya. Misalnya, pada sebuah produksi yang terjadi antrian dapat dilakukan pengaturan mekanisme penghentian aliran sampai jumlah antrian tertentu. Mengetahui skill operator dengan pembebanan kerja yang berbeda untuk memperbaiki system kerja menjadi lebih baik. Pada modul ini, dijelaskan bagaimana cara mensimulasikan permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya dengan berbagai modul yang telah tersedia pada fitur-fitur software arena. . 1.2 Tujuan Praktikum

Upload: nasikhuddin

Post on 24-Jul-2015

805 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 5 Simulasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Simulasi merupakan bagian penting dalam sebuah proses produksi

maupun penerapan system yang lain. Simulasi mampu memberikan efektifitas

yang cukup baik sehingga mampu mengurangi biaya. Oleh karena itu,

pembelajaran tentang simulasi sangat diperlukan.

Permasalahan yang mungkin terjadi pada sebuah proses produksi

mampu digambarkan secara visual sehingga dapat diketahui solusi dan dilakukan

perbaikan untuk selanjutnya. Misalnya, pada sebuah produksi yang terjadi antrian

dapat dilakukan pengaturan mekanisme penghentian aliran sampai jumlah antrian

tertentu. Mengetahui skill operator dengan pembebanan kerja yang berbeda untuk

memperbaiki system kerja menjadi lebih baik.

Pada modul ini, dijelaskan bagaimana cara mensimulasikan

permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya dengan berbagai modul yang

telah tersedia pada fitur-fitur software arena.

.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum Sistem Simulasi Industri adalah :

1. Memperkenalkan Software Arena pada praktikan untuk menyelesaikan

permasalahan yang ada dengan menggunakan

2. Memberikan pemahaman pada praktikan dalam penggunaan Modul

HOLD,BATCH, SEPARATE

3.

Page 2: Modul 5 Simulasi

BAB II

TEORI

2.1 Kasus A (Hold Module)

Modul ini digunakan untuk menahan entity hingga saat yang ditentukan.

Misal pada saat penumpang kapal menunggu alarm berbunyi. Untuk menahan

penumpang hingga alarm berbunyi menggunakan modul hold. Modul Hold ini

terdapat di advance proccess yang ada pada template panel.

2.2 Kasus B (Batch dan Separate Modul)

Modul ini digunakan untuk menggabungkan beberapa entity/assembly.

Seperti penggabungan beberapa part dalam sebuah proses assembly. Sedangkan

untuk modul separate digunakan untuk men-disassembly hasil dari modul batch,

atau juga bisa diasumsikan sebagai aliran entity yang terpisah. Misal pada sistem

rumah sakit pasien membawa resep dokter, maka aliran antara entity pasien dengan

resep akan berbeda pada titik-titik tertentu.

Modul Batch dan Separate ini di dapat dari Basic proses yang ada pada

template panel.

2.3 Kasus C (Penyelesaian Pekerjaan yang berbeda oleh operator terlatih)

Merupakan suatu simulasi yang menggunakan resource operator ahli ke

dalam proses. Pada kasus ini di digunakan sebagai simulasi yang akan di

jalankan oleh operator yang ahli dan juga hasil pendapatan yang di dapat dari tiap

tiap produk. Oleh karena itu, dapat diketahui seberapa keuntungan dalam

menggunakan tenaga ahli tersebut dan seberapa efektif dalam melakukan

pekerjaan yang berbeda.

2.4 Kasus D (Penggunaan Daily Revenue)

Merupakan suatu simulasi yang menggambarkan hasil pendapatan yang

dilakukan dalam sehari. Pada kasus ini menggunakan resource, set dan juga

Page 3: Modul 5 Simulasi

variable yang berfungsi untuk mengetahui jumlah biaya yang didapat dan juga

produk yang didapatkan.

2.5 Kasus E (Ongkos Produk cacat)

Merupakan suatu simulasi yang di gunakan untuk mengetahui jumlah

ongkos produk cacat pada kasus ini.dalam hal ini memakai modul assign dan

record untuk memilih atau menentukan ongkos produk cacat. seperti gambar di

bawah ini :

2.6 Modul

Modul-modul arena yang digunakan untuk simulasi dalam modul 5 ini

sama dengan modul-modul arena pada modul-modul sebelumnya akan tetapi pada

modul 5 ini ditambah 3 modul arena yaitu modul Hold, Batch, dan Separate,

penambahan modul ini dilakukan untuk mensimulasikan kasus yang telah

dijelaskan sebelumnya. Seperti penghentian sementara ketika terjadi antrian yang

panjang dan permasalahan lainnya. Pada simulasi kali ini menggunakan modul-

modul sebagai berikut:

2.6.1 Create

Modul Create berfungsi untuk mengenerate kedatangan entity kedalam

simulasi, pada modul Create terdapat Name yang harus di isi nama produk, dan

Entity Type. Sedangkan pada Time Between Arrivals ada Type, Value dan Unit,

Kemudian ada Entities per Arrival, Max Arrivals, First Creation.

Gambar 2.1 Modul Create

Time between arrival type pada modul create adalah :

a) Random (Expo) : merupakan distribusi exponensial secara acak

b) Shcedule : merupakan distribusi terjadwal

c) Constant : merupakan distribusi tetap

d) Exsperetion : merupakan distribusi

Page 4: Modul 5 Simulasi

2.6.2 Modul Station

Modul ini menggambarkan tempat dari seluruh aktivitas baik proses maupun

pergerakan entity dalam sistem.

Gambar 2. 3 Modul Station

Dalam modul ini terdiri dari :

a) Name : kolom ini berisi nama seperti nama jenis sepatu

b) Station type : mendefinisikan tipe dari modul Station, Menggunakan set

apabila terdiri dari beberapa station (kumpulan station).

c) Station Name : mendefinisikan nama station yang menjadi tujuan

(destination) entitas. Pengisian nama ini harus hati-hati karena bisa menjadi

tujuan Route.

2.6.3 Modul Route

Modul Route digunakan untuk membuat route antar stasiun, route dapat

digunakan antara lain ketika membuat waktu transfer dari satu stasiun ke stasiun

lainnya. Route terdapat pada Advanced Transfer. Modul ini juga digunakan untuk

menentukan arah pergerakan dari entity dalam station tanpa menggunakan alat

bantu seperti forklift, conveyor dan sebagainya.

Gambar 2. 4 Modul Route

Dalam modul Route ini terdiri dari :

a) Name : mengidentifikasi nama modul dan menunjukkan bentuk dari modul

b) Route Time : perjalanan waktu dari lokasi entitas pada tujuan (destination).

Page 5: Modul 5 Simulasi

c) Units : merupakan waktu unit yang di gunakan Route Time, dalam units ini ada

seconds (digunakan pada waktu satuan detik), minutes (digunakan pada waktu

satuan menit), hours (digunakan pada waktu satuan jam), Days (digunakan

pada waktu dibutuhkan Route Time dalam harian).

d) Station Name : mendefinisikan nama station yang menjadi tujuan (destination)

entitas.

e) Destination Type : metode untuk menentukan lokasi tujuan entitas. Diseleksi

dengan menentukan urutan (requines) yang harus menempatkan nama urutan

tersebut dan urutan itu sendiri dijelaskan. Dalam destination type tardiri dari

Attribute (digunakan apabila mendefinisikan nama atribute pada station name

yang ber rute pada entitas), Exspression (digunakan apabila menggunakan

waktu route yang berdistribusi tertentu), sequential (digunakan apabila

menggunakan waktu route dengan sebab-sebab tertentu), Station (digunakan

apabila mentransfer dari route yang satu dengan yang lain).

2.6.4 Process

Modul Process berfungsi untuk memproses entity dari sistem, pada

modul ini juga terdapat Name dan Type. Kemudian ada Logic yang terdiri dari

Action, selanjutnya yaitu pada modul ini juga terdapat Resources, Delay Type,

Unit, Allocation, Minimum, Value (Most Likely), Maximum dan Report Statitics

yang harus di centang.

Gambar 2.3 Modul Process

Action pada modul proses ini terdir :

a) Delay : merupakan proses menunggu akan tetapi tidak diproses.

b) Seize Delay : merupakan proses menunggu kemudian diproses tetapi tidak

dilanjutkan.

Page 6: Modul 5 Simulasi

c) Seize Delay Release : merupakan proses menunggu kemudian diproses dan

dilanjutkan.

d) Delay Release : merupaka proses menunggu kemudian langsung dilanjutkan.

e) Unit berfungsi untuk menentukan waktu suatu proses yang terdiri dari seconds

(detik), minutes (menit), hours (jam), days (hari).

Delay type : merupakan type menunggu dan terdiri dari :

a) Triangular : Distribusi ini di fungsikan dalam situasi dari distribusi yang

belum di ketahui akan tetapi di sedikan nilai-nilai yang memungkinkan

sedangkan nilai maximum dan minimumnya diperkirakan.

b) Exponential : Distribusi ini biasanya di fungsikan untuk pemodelan pada

rincian proses dan random kedatangan

c) Uniform : Distribusi ini berfungsi apabila nilai nya dianggap memiliki

kemungkinan yang sama dan terbatas karena hal ini digunakan ketika ada

informasi.

Allocation : merupakan jenis aktivitas transfer yang terjadi pada modul ini, dalam

Allocation terdiri dari :

a) Value added : merupakan penambahan nilai dari material input menjadi output

pada prose yang dilakukan .

b) Non value added : tidak terjadi proses penambahan nilai dari material input

menjadi output (misalkan kegiatan inspeksi).

c) Transfer : waktu transfer dari satu tempat ke tempat lain.

d) Wait : waktu tunggu sebelum entity melakukan aktivitas berikutnya.

e) Other

2.6.5 Assign

Modul Assign ini digunakan untuk memasukkan nilai baru pada variable,

entity atribute, entity type atau variable lain pada sistem. Pada modul ini ada

Name dan Assignments, kemudian apabila di klik add maka akan tampil

Assignments yang terdiri dari Type, Attribut Name, New Value.

Page 7: Modul 5 Simulasi

Gambar 2.5 Modul Assign

Type modul Assign ini yaitu :

a) Variabel : merupakan suatu nilai yang tetap dari sistem

b) Attribute : merupakan bagian dari sistem seperti waktu proses eyelet

c) Entity Type : merupakan inputan type dari entitas

d) Entity Picture : merupakan inputan gambar dari entitas.

e) Other

2.6.6 Decide

Decide merupakan modul yang berfungsi untuk membuat keputusan

berdasarkan satu atau beberapa kondisi, modul ini terletak pada Basic Process.

Pada modul ini ada juga Name, Type dan Percent True (0-100) yang merupakan

presentasi dari kebenaran.

Gambar 2.4 Modul Decide

Type pada Decide ini mengidentifikasikan apakah keputusan berdasarkan

pada kondisi dan hal ini ada beberapa jenis, yaitu:

a) 2-way : hal ini digunakan jika hanya untuk 1 kondisi benar atau salah.

b) 2-way by chance : hal ini mendefinisikan satu atau lebih presentase.

c) 2-way by condition : hal ini mendefinisikan satu atau lebih kondisi.

d) N-way : digunakan untuk berapapun jumlah kondisi.

Page 8: Modul 5 Simulasi

2.6.7 Record

Modul Record digunakan untuk memunculkan data statistik pada model

simulasi, type data statistik yang dapat dimunculkan seperti waktu antar

kedatangan. Pada modulini terdapat Name, Type, Value dan Counter Name.

Gambar 2.6 Record

Type pada Record terdiri dari :

a) Count : menyatakan jumlah nilai.

b) Entity Statistics : merupakan inputan Statistics dari entitas.

c) Time Interval : menyatakan interval waktu yang digunakan.

d) Entity Picture : merupakan inputan gambar dari entitas.

e) Other

2.6.8 Batch

Modul ini digunakan untuk menggabungkan beberapa entity/assembly. Pada

modul ini entity yang banyak dijadikan 1 batch untuk dilanjutkan ke proses

selanjutnya.

Gambar 2.2 Modul Batch

Type pada modul batch terdiri dari:

a) Permanent : Penggabungan entity tersebut secara permanen

b) Temporary : Penggabungan entity tersebut hanya sementara saja.

Page 9: Modul 5 Simulasi

2.6.9 Separate

Modul ini digunakan untuk men-disassembly hasil dari modul batch, atau juga bisa

diasumsikan sebagai aliran entity yang terpisah. Misal pada sistem rumah sakit

pasien membawa resep dokter, maka aliran antara entity pasien dengan resep akan

berbeda pada titik-titik tertentu.

Gambar 2.2 Modul separate

Type pada modul ini adalah:

a) Duplicate originally : Memisahkan entity yang tergabung uth seperti batch

awalnya

b) Splite Existing Batch : Memisahkan entity menjadi beberapa bagian dari batch

sebelumnya.

2.6.9 Dispose

Modul Dispose berfungsi untuk mengeluarkan entity dari sistem, pada

modul ini terdapat Name dan ada Record Entity Statistics yang harus di

centang.

Gambar 2.2 Modul Dispose

Page 10: Modul 5 Simulasi

BAB III

MODEL

3.1 Kasus A (HOLD Modul)

Pada praktikum ini terbagi dari berbagai kasus, yang pertama adalah hold modul,

yang menggambarkan sebuah proses penghentian sementara untuk mengurangi

antrian yang panjang.

Gambar 4.3.1 Simulasi Kasus A (Hold modul)

Simulasi ini merupakan pengembangan dari simulasi yang sebelumnya sehingga

pada simulasi ini hanya melanjutkan dari simulasi sebelumnya.

Langkah-langkah dalam pengembangan simulasi akan dijelaskan berikut:

1. Langkah pertama yaitu klik 2 kali pada sub model logo sepatu joss, kemudian

akan muncul modul-modul yang telah dikoneksikan. Pada konektor modul

assign (Ti Joss eyelet time) dengan end submodel dihapus dan disisipi dengan

modul HOLD, untuk penambahan modul hold, pada bagian Advance proccess

klik hold tahan dan geret ke bagian sub model setelah Ti Joss eyelet time. Dan

Page 11: Modul 5 Simulasi

kemudian tmbahkan modul route setelahnya. Sedangkan untuk nilai-nilai yang

dimasukkan kedalam kedua modul tersebut seperti gambar diabawah ini:

Gambar 4.3.2 Dialogbox Hold dan Route

Sehingga model simulasi seperti berikut:

Gambar 4.3.3 Model simulasi pada sub model Ti Joss Logo

Karena pada sub model tersebut telah terdapat route yang menuju stasiun

eyelet, maka konektor pada sub model dihapus.

Gambar 4.3.4 sub model awal

Sehingga sub model terlihat seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.5 sub model setelah konektor dihapus

Page 12: Modul 5 Simulasi

Seperti halnya pada Ti joss Logo, hal yang sama dilakukan pada Ti

Prutt Logo, nilai-nilai yang diisikan tidak jauh beda seperti sebelumnya. Nilai

tersebut seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.6 Dialogbox Hold dan Route

Dan sub model setelah diubah mejadi seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.7 Model simulasi pada sub model Ti Prutt Logo

Pada pertanyaan kasus A (Hold modul) bahwa apa yang terjadi pada eyelet

stasiun jika tidak ada transfer time adalah simulasi tidak bisa dijalankan

karena pada properties sub model tidak ada number of exit point.

3.2 Kasus B (Batch dan Separate)

Pada kasus ini, disimulasikan jika adanya pembagian dan penggabungan

batch entity, hal ini dilakukan untuk memisahkan atau mengelompokkan sesuai

dengan jenisnya (Kanan/Kiri) untuk kemudahan dalam pemprosesan pada

working center selanjutnya.

Untuk mensimulasikan hal tersebut diperlukan modul batch dan separate.

Tahapan-tahapan dalam membuat dan mensimulasikan hal tersebut akan

dijelaskan berikut ini:

Page 13: Modul 5 Simulasi

Setelah kasus A (Hold modul) selesai, dilanjutkan ke kasus B (batch dan

Separate) hal pertama yang dilakukan adalah merubah resource di eyelet dari 2

menjadi 4. Kemudian kita menambahkan modul Separate diantara Modul Hold

dengan Route. Cara menambahkan modul ini dengan mengkilik dan menahan

modul separate yang ada di basic process, kemudian menggeret dan

meletakkannya di sub model. Hal ini juga dilakukan pada sub model Ti Prutt

Logo.

Untuk nilai yang dimasukkan pada modul separate seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.7 dialogbox separate

Kemudian setelah modul separate diberi pada masing-masing Ti Joss Logo dan

Ti Prutt. Maka sepatu yang telah dipisah dengan modul separate digabungkan

lagi menggunakan modul Batch. Sehingga model simulasi pada sub model exit

process eyelet seperti berikut:

Gambar 4.3.8 Model setelah diberi batch

Page 14: Modul 5 Simulasi

Sedangkan untuk nilai yang diinputkan pada modul batch seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.9 dialogbox batch

Setelah semua tahap dilakukan, jalankan model simulasi tersebut dan

dibandingkan dengan model pada kasus A (Hold modul), apakah terjadi

perbedaan pada record bagus dan buruk pada kualitas sepatu. Dan ternyata

setelah dilihat dari hasil output terdapat perbedaan.

3.3 Kasus C (Penyelesaian Pekerjaan yang berbeda oleh operator terlatih)

Pada kasus C ini disimulasikan untuk mengetahui ketrampilan seorang operator

melakukan pekerjaan yang berbeda. Hal pertama yang dilakukan adalah

menghapus semua resource awal dan mengganti dengan 6 resource baru dengan

cara klik spreadsheet resource ( ) pada basic process. Sehingga spreadsheet

menjadi seperti berikut:

Gambar 4.3.9 spreadsheet resource

Capacity pada spreadsheet diisi 2 yang artinya 1 tim terdiri dari 2 orang, namun

hanya ketua tim yang tercantum.

Setelah resource selesai diganti, kemudian membuat set untuk masing-masing Ti

Joss, Ti Prutt dan Eyelet.

Page 15: Modul 5 Simulasi

Untuk membuat set, hal yang pertama dilakukan adalah klik set ( ) pada

basic process. Setelah diklik set akan muncul spreadsheet dibagian bawah seperti

gambar berikut:

Gambar 4.3.10 spreadsheet set

Untuk mengisi operator yang bekerja dan ditempatkan dimana klik rows

sehingga muncul kotak dialog seperti berikut:

Gambar 4.3.9 members

Setelah itu pilih 2 nama operator untuk menjadi member Ti joss, Ti Prutt dan

Eyelet. Setelah itu hubungkan proses, dan gunakan pilihan preferred order pada

resource process eyelet dengan cara double-klik modul process eyelet stasion

sehingga muncul kotak dialog seperti gamabar berikut:

Gambar 4.3.11 dialogbox process

Page 16: Modul 5 Simulasi

Setelah muncul kotak dialog diatas klik edit, dan kemudian muncul kotak dialog

seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.11 dialogbox recources

Pada selection rule pilih yang preferred order. Dan klik OK.

Setelah dijalankan ternyata terdapat perubahan pada hasil output dari ketiga

kasus tersebut (A,B, dan C). Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perubahan

mekanisme aliran material yang semula belum dipisah hingga adanya pembagian

tim setiap work center-nya.

3.4 Kasus D (Penggunaan Daily Revenue)

Pada kasus ini disimulasikan untuk mengetahui keuntungan perhari untuk

masing-masing sepatu dengan menggunakan 3 metode yaitu:

1. hanya melibatkan satu variable

2. dengan menambahkan “counter Record module” pada metode pertama.

3. Ketiga mempergunakan “output statistic”

Hal yang pertama kali dilakukan adalah merubah replication length menjadi 1

hari (24 jam). Kemudian sesuai dengan harga masing-masing jenis sepatu seperti

gambar berikut:

Table 4.3.1 Harga masing-masing sepatu

Page 17: Modul 5 Simulasi

Pada masing-masing modul Assign (cowok dan cewek) ditambah nilai

assignment, dengan cara klik 2 kali pada modul assign. Kemudian klik add dan

akan muncul kotak dialog seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.11 dialogbox assignments

Pada new value diisi sesuai dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya.

Setelah semua modul Assign ditambahkan dengan harga jual, maka kotak dialog

akan terlihat seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.11 dialogbox assign

Kemudian untuk menambah daily revenue harus dihitung terlebih dahulu

pendapatan perhari. Caranya yaitu dengan menambahkan “revenue” dari

masing-masing sepatu. Untuk itu, hal pertama yang dilakukan adalah

menambahkan modul assign sesudah record bagus. Untuk nilai yang

diinputkan pada modul assign seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.11 dialogbox assignment

Page 18: Modul 5 Simulasi

Sehingga kotak dialog assign seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.11 dialogbox assign

Setelah itu, karena tidak dapat melihat value pada hasil output, namun dapat

dilihat pada variable basic process. Kemudian untuk menghitung daily revenue

tambahkan satu modul record jenis count ( ) dari basic process. Dan ubah

nilai attribute harga jual. Lebih jelasnya nilai yang diinputkan seperti gambar

berikut:

Gambar 4.3.12 dialogbox record

Setelah semua tahapan dilakukan step by step maka model simulasi seperti

gambar berikut:

Gambar 4.3.13 Model Simulasi setelah penambahan Assign dan Record

Page 19: Modul 5 Simulasi

3.5 Kasus E (Ongkos produk cacat)

Pada kasus ini, menghitung ongkos yang harus di keluarkan untuk produk yang

cacat. Ongkos yang harus dikeluarkan untuk sepatu Ti Joss tanpa melihat

gender sebesar 150rb rupiah, sedangkan untuk Ti Prutt sebesar 200rb rupiah.

Dengan cara yang sama untuk menghitung daily revenue pada kasus D tadi,

tambahkan modul assign setelah record buruk.

Sehingga model simulasi seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.14 Model Simulasi setelah penambahan Assign

Untuk nilai yang diinputkan pada modul assign seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.15 dialogbox assign

Gambar 4.3.16 dialogbox assignments

Page 20: Modul 5 Simulasi

BAB IV

ANALISIS OUTPUT

Dari model yang disimulasikan tersebut dapat diketahui hasil outpu setelah kita

jalankan. Seperti analisis hasil output pada modul sebelum-sebelumnya, pada modul

ini pun akan dijelaskan untuk masing-masing kasus yang telah disimulasikan. Adapun

analisisnya sebagai berikut:

4.1. Analisa system summary

Page 21: Modul 5 Simulasi

Gambar 4.4.1 Analisa system Summary

Analisis: Dari gambar diatas diketahui number out pada kasus ini rata-rata 2.001

unit.

Page 22: Modul 5 Simulasi

4.1.2 Analisa Entity

a. Kasus A

b. Kasus B

c. Kasus C

Page 23: Modul 5 Simulasi

Analisis: Berdasarkan hasil otput di atas dapat diketahui bahwa VA Time 1,56 menit, NVA Time 0,00 menit, Transfer Time 1,00 menit, Wait Time 1,81 menit sedangkan Other Time 0,00 menit sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan TI JOSS adalah 4,36 menit.

Page 24: Modul 5 Simulasi

Sedangkan untuk TI PRUTT dapat diketahui bahwa VA Time 0,78 menit, NVA Time 0,00 menit, Transfer Time 0,50 menit, Wait Time 0,36 menit sedangkan Other Time 0,00 menit. sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan TI PRUTT adalah 1,65 menit.Jadi untuk menyelesaikan keseluruhan diperlukan waktu sebanyak 6,01 menit.

Dan number In dan number out dari TI JOSS adalah 1.097 dan 1.096, dan untuk

TI PRUTT 907 dan 905

Page 25: Modul 5 Simulasi

4.1.3 Analisis Queue

Page 26: Modul 5 Simulasi
Page 27: Modul 5 Simulasi
Page 28: Modul 5 Simulasi
Page 29: Modul 5 Simulasi

Analisis: berdasarkan hasil output di atas dapat diketahui bahwa nilai waiting time terbesar pada TI Joss LOGO Queue dengan nilai sebesar 4,09 menit dan pada number waiting terbesar pada TI JOSS LOGO Queue sebesar 1,03.

Page 30: Modul 5 Simulasi

4.1.4 Analisis Resource

Page 31: Modul 5 Simulasi
Page 32: Modul 5 Simulasi
Page 33: Modul 5 Simulasi

4.2.4 Analisis User Specified

Page 34: Modul 5 Simulasi
Page 35: Modul 5 Simulasi

BAB VDAFTAR PUSTAKA

Materi kuliah pertemuan ke-1” pengendalian dan penjaminan mutu” oleh bpk nachnul anshori.ST 2011

(lulu-.blogspot.com) diakses tanggal 20 maret