131003127-tonsilitis

36
TONSILITIS Titia rahmania g1a107066

Upload: susilo-setiawan

Post on 18-Dec-2014

33 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 3: 131003127-tonsilitis

Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit. Limfosit B membentuk kira-kira 50-60 % dari

limfosit tonsilar. Limfosit T pada tonsil 40 % dan 3 % lagi

adalah sel plasma yang matang. Limfosit B berproliferasi di pusat germinal.

Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang diperlukan untuk differensiasi dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi.

Page 4: 131003127-tonsilitis

Fungsi tonsil : menangkap dan

mengumpulkan bahan asing dengan efektif

organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik.

Page 5: 131003127-tonsilitis

Anatomi Tonsil

Tonsilla palatina mendapat vascularisasi dari : ramus tonsillaris cabang dari arteri facialis; cabang-cabang a. Lingualis; a. Palatina ascendens; a. Pharyngea ascendens.

InnervasinyaN. Glossopharyngeus dan nervus palatinus minor. Pembuluh limfe masuk dalam nl. Cervicales profundi.

Tonsila disusun oleh jaringan limfoid yang meliputi epitel skuamosa yang berisi beberapa kripta.

Celah di atas tonsila merupakan sisa darin endodermal muara arkus bronkial kedua, di mana fistula bronkial/ sinus internal bermuara..

Page 6: 131003127-tonsilitis

Struktur di sekitar tonsil: 1. Anterior : arcus palatoglossus 2. Posterior : arcus

palatopharyngeus. 3. Superior : palatum molle.

Disini tonsilla bergabung dengan jaringan limfoid pada permukaan bawah palatum molle.

4. Inferior :, tonsilla palatina menyatu dengan tonsilla lingualis.

5. Medial : ruang oropharynx. 6. Lateral : terdapat capsula

yang dipisahkan dari m.constristor pharyngis superior oleh jaringan areolar longgar.

Page 7: 131003127-tonsilitis

-T0 : bila sudah dioperasi

· T1 : ukuran yang normal ada

· T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah

· T3 : pembesaran mencapai garis tengah

· T4 : pembesaran melewati garis tengah

Page 8: 131003127-tonsilitis

Tonsilitis akut

Tonsilitis peradangan pada tonsil terjadi mendadak pada anak-anak

(insiden tertinggi 5-6 tahun) streptococcus beta hemolitikus grup A, streptococcus viridans dan pyogenes Virus

Page 9: 131003127-tonsilitis

Faktor predisposisi

• rangsangan kronik merokok• Sistim imunitas yang tidak baik

• pengobatan radang akut yang tidak adekuat tonsilits kronis

• Higiene oral yang buruk

Page 10: 131003127-tonsilitis

Tonsilitis bakterial vs tonsilitis viral

Click icon to add picture

Page 11: 131003127-tonsilitis

Manifestasi klinis

demam nyeri tenggorok, nyeri sewaktu

menelan Halitosis suara menjadi

serak tidak nafsu

makan, nyeri ditelinga,

tonsil membengkak, kripti tidak melebar hiperemis Detritus berbentuk

folikel lacuna akan tertutup

oleh membrane semu

kelenjar submandibula bengkak dan nyeri tekan.

Page 13: 131003127-tonsilitis

diagnosa

Tes Laboratorium untuk menentukan apakah bakteri yang

ada dalam tubuh pasien merupkan bakteri gru A, karena grup ini disertai dengan demam renmatik, glomerulnefritis, dan demam jengkering.

Kultur dan uji resistensi bila diperlukan

Page 14: 131003127-tonsilitis

penatalaksanaan

Berdasarkan etiologi `virus banyak istirahat, minum minuman

hangat,vit.c Bakteri Antibiotik oral 10 hari

Tindakan operasi memenuhi kriteria

Page 15: 131003127-tonsilitis

Tonsilitis kronis

etiologinya : sama dengan tonsilitis akut (streptococcus beta hemolitikus grup A, srteptococcus viridans dan piogenes dan pneumococcus), namun terkadang bakteri berubah menjadi bakteri golongan gram negatif.

Page 16: 131003127-tonsilitis

PATOFISIOLOGI

proses radang berulang epitel

mukosa dan jarinagn limfoid

terkikis

proses penyembuhan diganti dengan

jaringan parut.mengerut,

ruang antara kelompok melebar

diisi detritus

meluas hingga menembus kapsul

timbul perlekatan

dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris.

Page 17: 131003127-tonsilitis

tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus melebar dan terisi detritus.

Tonsilitis kronis

Page 18: 131003127-tonsilitis

Manifestasi klinis

• tenggorokan terasa kering, • Rasa mengganjal• pernapasan berbau.

Pemeriksaan fisik

• tonsil membesar• permukaan tidak rata• kriptus melebar dan terisi detritus.

Page 19: 131003127-tonsilitis

Penatalaksanaan : menjaga higienis mulut, menggunakan obat kumur, obat hisap dan dilakukan tonsilektomi.

Page 20: 131003127-tonsilitis

Tonsilitis membranosa

Tonsilitis difteri etiologinya adalah Corynebacterium diptheriae.

Patofisiologi bakteri masuk melalui mukosamelekat

serta berkembang biak pada permukaan mukosa saluran pernapasan atas dan mulai memproduksi toksin yang merembes ke limfemenyebar ke seluruh tubuh

Page 21: 131003127-tonsilitis

Manifestasi klinis

biasanya pada anak-anak usia 2-5 tahun,

suhu tubuh yang naik,

nyeri tenggorok, nyeri kepala, nadi lambat,

tidak nafsu makan,

badan lemah dan lesu,

tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor melekat meluas menyatu membentuk membran semu,

membran melekat erat pada dasar dan bila diangkat akan timbul perdarahan.

Jika menutupi laring akan menimbulkan sesak dan stridor infasil.

Bila menghebat akan terjadi sesak napas.

Bila infeksi terbendung kelenjar limfe leher akan membengkak menyerupai leher sapi.

Gejala eksotoksin akan menimbulkan kerusakan pada jantung berupa miokarditis sampai decompensasi cordis.

Page 22: 131003127-tonsilitis

tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor melekat meluas menyatu membentuk membran semu,

Tonsilitis difteri

Page 23: 131003127-tonsilitis

Diagnosis : Pemeriksaan preparat langsung diidentifikasi

secara fluorescent antibody, teknik yang memerlukan seorang ahli.

Diagnosis pasti dengan isolasi C. diptheriae dengan pembiakan pada media Loffler, dilanjutkan tes toksinogenesitas secara invitro dan invivo.

Pemeriksaan dengan tes laboratorium (preparat kuman), tes Schick (tes kerentanan terhadap difteri).

Page 24: 131003127-tonsilitis

Penatalaksanaan : Anti difteri serum dosisnya 20.000-100.000

unit, antitoksin (serum antidiptheria/ADS), antimikrobial (penisilin prokain 50.000-

100.000 KI/BB/hari selama 7-10 hari, bila alergi beri eritromisin 40 mg/kg BB/ hari,

kortikosteroid khusus pada pasien tonsilitis dengan obstruksi saluran napas.

Page 25: 131003127-tonsilitis

Tonsilitis septik

Tonsilitis Septik : penyebabnya adalah S. hemolitikus yang terdapat dalam susu sapi.

* Angina Plaut Vincent : etiologinya adalah berkurangnya higienis mulut, def. vit C serta kuman Spirilium dan basil fusiform.

Gejalanya yaitu suhu 39 derajat celcius, nyeri kepala, badan lemah, gangguan pencernaan, hipersalivasi, nyeri di mulut, gigi gusi berdarah.

Page 26: 131003127-tonsilitis

Diagnosis pemeriksaan mulut terdapat mukosa dan faring yang

hiperemis, membran putih keabuan di atas tonsil,

uvula, dinding faring, gusi dan procc. alveolaris,

mulut berbau kelenjar submandibula membesar.

Page 28: 131003127-tonsilitis

diagnosis

dilakukan terapi mulut (terapi lokal) ditujukan pada higienis mulut dengan obat kumur

Dilakukan juga kultur dan uji resistensi kuman dari sediaan hapus tonsil.

Pada pemeriksaan fisik menggunakan instrumen lampu untuk melihat kondisi tenggorokan termasuk kondisi tonsil, meraba leher untuk memeriksan kelenjar getah bening apakah ada pembengkakakn atau tidak, usap tenggorokan,

pemeriksaan jumlah sel darah lengkap.

Page 29: 131003127-tonsilitis

Penatalaksanaannya : memperbaiki higienis gigi dan mulut, antibiotik spektrum luas selama 1 minggu, pemberian vit. C dan B kompleks.

Page 30: 131003127-tonsilitis

Komplikasi

•timbul pada pasien dengan tonsillitis berulang atau kronis yang tidak mendapat terapi yang adekuat.

Abses peritonsilar

(quinsy)

•Timbul jika infeksi atau pus (cairan abses) mengalir dari tonsil atau abses peritonsilar melalui otot konstriktor superior, sehingga formasi abses terbentuk di antara otot ini dan fascia servikalis profunda. Komplikasi ini berbahaya karena terdapat pada area di mana pembuluh darah besar berada dan menimbulkan komplikasi serius.

Abses parafaringea

l

•Keadaan ini biasanya disertai sesak nafas (dyspnea), ganggaun menelan, dan benjolan pada dinding posterior tenggorok, dan bisa menjadi sangat berbahaya bila abses menyebar ke bawah ke arah mediastinum dan paru-paru.

Abses retrofaringe

al

Page 31: 131003127-tonsilitis

•Tonsilolith adalah kalkulus di tonsil akibat deposisi kalsium, magnesium karbonat, fosfat, dan debris pada kripta tonsil membentuk benjolan keras. Biasanya menyebabkan ketidaknyamanan, bau mulut, dan ulserasi (ulkus bernanah).

Tonsilolith

•Umumnya muncul sebagai pembengkakan pada tonsil berwarna putih atau kekuningan sebagai akibat terperangkapnya debris pada kripta tonsil oleh jaringan fibrosa

Kista tonsil

•Kebanyakan komplikasi sistemik terjadi akibat infeksi Streptokokus beta hemolitikus grup A. Di antaranya: radang ginjal akut (acute glomerulonephritis), demam rematik, dan bakterial endokarditis yang dapat menimbulkan lesi pada katup jantung

Komplikasi sistemik

Page 32: 131003127-tonsilitis

pencegahan

Pencegahan : diusahakan untuk banyak minum air terutama seperti sari buah misalnya pada waktu demam, jangan minum es/es krim dan makanan serta minuman yang dingin, jangan banyak makan gorengan dan makanan awetan/ yang berpengawet misalnya yang diasinkan atau manisan, berkumur dengan air garam hangat setiap hari, menaruh kompres hangat pada leher setiap hari, diberikan terapi antibiotik apabila ada infeksi bakteri dan untuk mencegah komplikasi. Cuci tangan sesering mungkin untuk mencegah penyebaran mikro-organisme yang dapat menimbulkan tonsilitis, menghindari kontak dengan penderita infeksi radang tenggorokan, setidaknya hingga 24 jam setelah penderita infeksi tenggorokan, hindari banyak bicara dan istirahat yang cukup.

Page 33: 131003127-tonsilitis

tonsilektomi

tindakan mengangkat tonsil palatina seutuhnya bersama jaringan patologis lainnya, sehingga fossa tonsilaris bersih tanpa meninggalkan trauma yang berarti pada jaringan sekitarnya seperti uvula dan pilar

Page 34: 131003127-tonsilitis

Indikasi tonsilektomi : adanya sumbatan (hiperplasia tonsil dengan sumbatan jalan

napas, gangguan menelan dan berbicara, sleep apnea, cor pulmonale),

infeksi (infeksi telinga tengan berulang, rhinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsiler abses dan abses kelenjar limfe berulang, tonsilits kronis dengan gejala nyeri tenggorok yang menetap dan napas berbau),

indikasi lainnya : tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih, tonsilits terjadi sebanyak 5 kali atau lebih dalam kurun waktu 2

tahun, tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih dalam kurun waktu 3

tahun, tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.

Page 35: 131003127-tonsilitis

Menurut The American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery Clinical Indicators Compendium tahun 1995 menetapkan indikasi tonsilektomi : 1. Serangan tonsilitis lebih dari 3 kali pertahun walaupun telah

mendapatkan terapi yang adekuat. 2. Tonsil hipertropi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan

gangguan pertumbuhan orofasial. 3. Sumbatan jalan napas yang berupa hipertropi tonsil dengan sumbatan

jalan napas, sleep apnea, gangguan menelan, gangguan berbicara dan cor pulmonale.

4. Rinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilar/peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak berhasil hilang dengan pengobatan.

5. Napau berbau yang tidak berhasil dengan pengobatan. 6. Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh bakteri S. Beta Hemolitikus

grup A. 7. Hipertropi tonsil yang dicurigai adanya keganasan. 8. Otitis media efusi/ otitis media supuratif.

Page 36: 131003127-tonsilitis

kontraindikasi

Penyakit darah: leukemia, anemia aplastik, hemofilia dan purpura

Penyakit sistemik yang tidak terkontrol: diabetes melitus, penyakit jantung dan sebagainya.

Anemia (Hb <10 gr% atau HCT <30%)

Infeksi akut saluran nafas atau tonsil (tidak termasuk abses peritonsiler)

Poliomielitis epidemik Usia di bawah 3 tahun

(sebaiknya ditunggu sampai 5 tahun)

absolut relatif