1 i. pendahuluan -...

34
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarana atau kendaraan di jalan mempunyai persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor. Sebagai jaminan keselamatan berkendaraan, diperlukan standar untuk sarana transportasi jalan. Berdasarkan kebutuhan yang ada tersebut, maka dipandang perlu bagi Kementerian Perhubungan, dalam hal ini Puslitbang Perhubungan Darat dan Perkeretaapian untuk melakukan suatu Studi Penyusunan Konsep Standar di Bidang Sarana Transportasi Jalan. B. Rumusan Masalah Belum tersedianya standar keselamatan sarana transportasi jalan di Indonesia menjadi dasar dari kebutuhan dirumuskannya konsep standar keselamatan sarana transportasi jalan. Hal penting yang harus ditetapkan dalam studi yang dilakukan adalah bagaimana cara kerja komponen peralatan dari sarana transportasi jalan, bagaimana standar yang ada di negara lain, permasalahan apa saja yang dihadapi di Indonesia dan komponen terkait keselamatan apa saja yang perlu distandarkan. Konsep standar yang disusun adalah konsep standar keselamatan dari jenis kendaraan, jenis angkutan dan jenis trayek, yaitu: a. Standar keselamatan sepeda motor roda dua b. Standar keselamatan sepeda motor roda tiga c. Standar keselamatan mobil penumpang; d. Standar keselamatan angkutan umum AKDP e. Standar keselamatan angkutan umum AKAP; f. Standar keselamatan angkutan barang di jalan g. Standar keselamatan angkutan perkotaan. h. Standar keselamatan angkutan perdesaan C. Maksud Tujuan Studi Maksud dari Studi Penyusunan Standar di Bidang Sarana transportasi Jalan adalah melakukan studi penyusunan konsep standar di bidang sarana transportasi jalan. Tujuan studi adalah merumuskan konsep standar di bidang sarana transportasi jalan. D. Ruang Lingkup Batasan Studi Kegiatan yang dilaksanakan dalam pekerjaan Studi Penyusunan Konsep Standar di Bidang Sarana Transportasi Jalan meliputi: 1. Inventarisasi kebijakan mengenai sarana transportasi jalan. 2. Inventarisasi kebijakan pengembangan sarana transportasi jalan. 3. Inventarisasi perkembangan teknologi sarana transportasi jalan. 4. Menganalisis dan mengevaluasi kondisi existing sarana transportasi jalan di Indonesia. 5. Melakukan studi literatur / benchmarking standar sarana transportasi

Upload: vankien

Post on 16-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahSarana atau kendaraan di jalan mempunyai persyaratan teknis dan laik jalankendaraan bermotor. Sebagai jaminan keselamatan berkendaraan, diperlukanstandar untuk sarana transportasi jalan. Berdasarkan kebutuhan yang adatersebut, maka dipandang perlu bagi Kementerian Perhubungan, dalam halini Puslitbang Perhubungan Darat dan Perkeretaapian untuk melakukan suatuStudi Penyusunan Konsep Standar di Bidang Sarana Transportasi Jalan.

B. Rumusan MasalahBelum tersedianya standar keselamatan sarana transportasi jalan diIndonesia menjadi dasar dari kebutuhan dirumuskannya konsep standarkeselamatan sarana transportasi jalan.Hal penting yang harus ditetapkan dalam studi yang dilakukan adalahbagaimana cara kerja komponen peralatan dari sarana transportasi jalan,bagaimana standar yang ada di negara lain, permasalahan apa saja yangdihadapi di Indonesia dan komponen terkait keselamatan apa saja yang perludistandarkan.Konsep standar yang disusun adalah konsep standar keselamatan dari jeniskendaraan, jenis angkutan dan jenis trayek, yaitu:a. Standar keselamatan sepeda motor roda duab. Standar keselamatan sepeda motor roda tigac. Standar keselamatan mobil penumpang;d. Standar keselamatan angkutan umum AKDPe. Standar keselamatan angkutan umum AKAP;f. Standar keselamatan angkutan barang di jalang. Standar keselamatan angkutan perkotaan.h. Standar keselamatan angkutan perdesaan

C. Maksud Tujuan StudiMaksud dari Studi Penyusunan Standar di Bidang Sarana transportasi Jalanadalah melakukan studi penyusunan konsep standar di bidang saranatransportasi jalan.Tujuan studi adalah merumuskan konsep standar di bidang saranatransportasi jalan.

D. Ruang Lingkup Batasan StudiKegiatan yang dilaksanakan dalam pekerjaan Studi Penyusunan KonsepStandar di Bidang Sarana Transportasi Jalan meliputi:1. Inventarisasi kebijakan mengenai sarana transportasi jalan.2. Inventarisasi kebijakan pengembangan sarana transportasi jalan.3. Inventarisasi perkembangan teknologi sarana transportasi jalan.4. Menganalisis dan mengevaluasi kondisi existing sarana transportasi jalan

di Indonesia.5. Melakukan studi literatur / benchmarking standar sarana transportasi

Page 2: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

2

jalan dari negara lain.6. Merumuskan 8 (delapan) naskah akademis konsep standar di bidang

sarana transportasi jalan.

E. Kegunaan StudiKegunaan Studi Penyusunan Standar di Bidang Sarana transportasi Jalanadalah penetapan standar yang dapat digunakan sebagai acuan bagi produsen,penguji, pemberi ijin dan pengguna kendaraan dalam memeriksa komponenkendaraan yang terkait dengan keselamatan.

II. POLA PIKIR STUDI

Pola pikir yang menjadi dasar penyusunan konsep standar di bidang saranatransportasi jalan disajikan pada Gambar 1.Uraian pola pikir adalah sebagai berikut :A. Kajian Peraturan dan Perundang-Undangan

Peraturan dan Perundang-Undangan yang dikaji sebagai dasar danpendukung penyusunan konsep standar di bidang sarana transportasi jalanadalah:1. Undang Undang 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan2. Peraturan Pemerintah No. 55 Tentang Kendaraan3. Peraturan Menteri Perhubungan yang terkait pengan pengujian dan

persyaratan teknis kendaraan4. Keputusan Dirjen Perhubungan Darat yang terkait pengan pengujian

dan persyaratan teknis kendaraan5. SNI yang terkait dengan kendaraan dan komponen kendaraanHasil kajian terhadap peraturan dan perundang-undangan disajikan pada Bab2, Kajian Pustaka. Hasil kajian ini digunakan untuk menyimpulkankomponen dari keselamatan sarana khususnya yang terkait denganpersyaratan laik jalan dan pengujian kendaraan.

B. Kunjungan LapanganKunjungan lapangan untuk lebih memperdalam pemahaman tentangberbagai aspek yang terkait dengan kendaraan dilakukan pada:

1. Pengujian Tipe2. Pengujian Berkalaikut.3. Badan Standarisasi Nasional4. Produsen Karoseri5. Produsen ATPM6. Produsen Sepeda Motor Roda 2 dan Roda 37. Kunjungan ke Daerah meliputi kota Makasar, Yogyakarta, Medan dan

Kupang. Lokasi kunjungan daerah adalah Dinas Perhubungan Provinsidan Kota, Instansi Pengujian Kendaraan Bermotor dan Operator AKAP& AKDP

Page 3: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

3

C. Kajian Komponen Keselamatan Pada KendaraanKajian komponen keselamatan pada kendaraan meliputi kajian antara lainkajian terhadap komponen kelaikan jalan kendaraan

D. Kajian Standar Keselamatan Kendaraan di Negara LainHasil inventarisasi pemeriksaan komponen kendaraandi negara laindigunakan dalam evaluasi komponen keselamatan sarana.Berdasarkanstandar dari masing-masing komponen keselamatan sarana per kategorikendaraan dapat disusun materi standar keselamatan sarana per kategorikendaraan.

E. Kebutuhan dan Sumber DataKebutuhan dan sumber data Studi Penyusunan Standar di Bidang Saranatransportasi Jalan adalah :1. Survai Pendahuluan2. Pengumpulan Data Sekunder berupa standar di bidang transportasi

jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain3. Pengumpulan Data Primer4. Pengumpulan data primer diarahkan kepada:

a. ATPM, dengan butir informasi yang dibutuhkan sebagai berikut: Bagaimana proses desain kendaraan yang dilakukan oleh

industri otomotif Standar (keselamatan) apa yang digunakan Bagaimana proses perijinan

b. Operator Angkutan Umum Dan Angkutan Barang Apakah telah menerapkan di dalam kendaraan telah disiapkan

peralatan keselamatan ? Apakah kendaraan dilakukan pemeriksaan sebelum beroperasi ? Apa saja yang diperiksa? Apakah memiliki standar / pedoman prosedur untuk melakukan

pemeriksaan kendaraan ? Apa tindakan yang dilakukan apabila kendaraan tidak memenuhi

persyaratan laik jalan?c. Pengguna Kendaraan Bermotor

Apakah pengguna selalu melakukan pemeriksaan kendaraanterutama yang menyangkut masalah keselamatan ?

Siapa yang melakukan (sendiri atau bengkel) Apa saja komponen yang diperiksa? Waktu dan frekuensi dilakukan pemeriksaan? (berkala atau

setiap saat akan menggunakan)d. Pengujian Kendaraan Bermotor

Apakah peralatan uji sesuai dengan kebutuhan peralatan uji laikjalan yang ditetapkan di dalam UU ataupun PP ?

Apakah peralatan berfungsi ?

Page 4: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

4

Gambar 1. Pola Pikir Penyusunan Konsep Standar Di Bidang Sarana Transportasi Jalan

Page 5: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

5

Apakah kendaraan wajib uji sebelum melakukan PKB dalamkondisi laik jalan atau tidak?

Apa tindakan yang dilakukan apabila kendaraan tidak memenuhikondisi laik jalan ?

III. HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

Hasil kunjungan lapangan ke lokasi Pengujian Tipe, Pengujian Berkala, BadanStandarisasi Nasional, Produsen Karoseri, Produsen ATPM, Produsen SepedaMotor Roda 2 dan Roda 3 dan kunjungan ke Daerah meliputi kota Makasar,Yogyakarta, Medan dan Kupang (Dinas Perhubungan Provinsi dan Kota, InstansiPengujian Kendaraan Bermotor dan Operator AKAP & AKDP) dirangkum 3(tiga) kelompok permasalahan, yaitu permasalahan peraturan, permasalahanpelaksanaan dan permasalahan dan usulan daerah..A, Permasalahan Peraturan

1. Kriteria lulus uji belum seluruhnya mengacu pada Produk SNI yang telahditerbitkan

2. Diperlukan institusi/badan yang mengawasi pelaksanaan standar yangtelah diterbitkan

3. Terkait dengan pengawasan keselamatan kendaraan yang ada, perluadanya pemisahan antara regulator, operator dan pengawas agarkebijakan yang telah dibuat oleh regulator dan dilaksanakan olehoperator dapat berjalan dengan baik dan benar.

4. Perlu peraturan uji tipe bagi kendaraan bekas impor5. Diperlukan Standar Kendaraan yang dilengkapi gambar agar tidak

terjadi perbedaan persepsi bagi pembacanya.6. Perlu aturan dan standar angkutan penumpang untuk sepeda motor (roda

2 dan 3) khususnya yang terkait dengan aspek keselamatan, mengingatbanyaknya permintaan dari daerah, khususnya untuk mengatasi angkutanpenumpang di pedesaan.

B. Permasalahan Pelaksanaan1. Kebutuhan akan peralatan uji yang sesuai dengan teknologi baru2. Kebutuhan akan fasilitas lintasan uji (test track)3. Perlunya kalibrasi peralatan uji secara periodik4. Masih terdapat produsen karoseri yang memproduksi karoseri tidak

sesuai standar.5. Spesifikasi bahan bakar yang digunakan ATPM agar menghasilkan

emisi yang memenuhi standar seringkali tidak dapat diaplikasikan ketikakendaraan beroperasi.

6. Pengguna kendaraan yang tidak memperhatikan spesifikasi yang telahditetapkan ATPM ketika mengganti bagian-bagian kendaraan.

7. Terbatasnya dana, peralatan dan kewenangan menyebabkan pemeriksaanangkutan umum dan angkutan barang di jalan juga dilakukan dengan

Page 6: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

6

sangat terbatas. Pemeriksaan yang dilakukan pada umumnya hanyabersifat administratif dan visual

8. Kualitas dan kuantitas uji berkala yang belum merata

C. Permasalahan Dan Usulan Daeraha. Adanya perbedaan tarif retribusi pengujian kendaraan bermotor antar

UPTD PKBb. Penggunaan sepeda motor (roda 2 dan 3) sebagai angkutan penumpang.c. Perlu penyediaan fasilitas uji kelaikan jalan pada terminal Tipe Ad. Perlu buku catatan berisi data pemeriksaan kendaraane. Dinas Perhubungan belum memiliki kewenangan untuk menguji sepeda

motor yang digunakan untuk angkutan barang

IV. KERANGKA KOMPONEN STANDAR KESELAMATAN

A. Pemeriksaan KendaraanPada saat ini belum dilakukan pemeriksaan kendaraan yang terstruktur bagijenis kendaraan sepeda motor dan mobil penumpang pribadi di Indonesia.Pemeriksaan kendaraan dilakukan secara mandiri oleh pengguna kendaraandengan atau tanpa arahan produsen kendaraan. Selain pemeriksaan secarapraktis dan manual oleh pengguna jalan, polisi lalu lintas juga secara acakmemeriksa kelengkapan dan kondisi kendaraan berupa helm, spion dan lampuuntuk sepeda motor, sementara untuk mobil penumpang pribadi kelengkapandan kondisi bagian kendaraan yang diperiksa adalah lampu, spion,penggunaan sabuk keselamatan dan tingkat kegelapan kaca.Tidak demikian halnya dengan mobil bus dan mobil barang, pada saat initelah dilakukan pemeriksaan kendaraan yang terstruktur bagi kendaraan yangtelah beroperasi yang dilaksanakan oleh instansi Pengujian KendaraanBermotor di tingkat kabupaten/kota. Sekalipun kualitas pemeriksaan olehunit PKB sangat beragam dan terdapat kecenderungan tidak sesuai dengankondisi kendaraan yang sebenarnya, namun demikian secara formal telahdilakukan pemeriksaaan terhadapa mobil penumpang umum, mobil bus danmobil barang.Komponen yang diuji pada proses uji berkala adalah kelayakan kendaraanyang sekurang-kurangnya meliputi:1. Emisi gas buang kendaraan bermotor;2. Tingkat kebisingan;3. Kemampuan rem utama;4. Kemampuan rem parkir;5. Kincup roda depan;6. Kemampuan pancar dan arah sinar lampu utama;7. Akurasi alat penunjuk kecepatan; dan8. Kedalaman alur ban.

Page 7: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

7

Gambar 2. Pemeriksaan Kendaraan Terhadap Sepeda Motor dan MobilPenumpang Pribadi

Gambar 3. Pemeriksaan Kendaraan Terhadap Mobil Bus dan MobilBarang

B. Arahan Komponen Standar Keselamatan SaranaRekomendasi arahan komponen standar keselamatan untuk berbagai tipekendaraan berdasarkan acuan komponen uji berkala disajikan pada Tabel 1,sementara usulan komponen standar keselamatan tambahan yang diperlukandisajikan pada Tabel 2. Uraian lengkap peraturan dan standar yangmendukung materi standar keselamatan sarana disajikan pada Tabel 3.

Page 8: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

8

Tabel 1. Rekomendasi Komponen Standar Keselamatan UntukBerbagai Tipe Kendaraan

No Komponen

SepedaMotor L1,L2, L3, L4 &L5MobilPenumpang M1 MobilBarangN1 MobilBarangN2 & N3

MobilBarangO1, O2,O3 & O4MobilBus M2 &M3

11 Penghapus Kaca Depan X X X X X2 Klakson X X X X X X3 Kaca Spion X X X X X X4 Pandangan ke depan X X X X X5 Kaca Penahan Sinar X X X X X6 Alat-alat pengendalian X X X X X X7 Lampu indikasi X X8 Speedometer X X X X X X9 Sabuk Keselamatan X X X X X10 Perlengkapan X X X X X X21 Lampu Jauh X X X X X X2 Lampu Dekat X X X X X X3 Arah Lampu X X X X X X4 Lampu Posisi X X X X X X5 Lampu Belakang X X X X X X6 Lampu Rem X X X X X X7 Lampu Mundur X X X X X8 Lampu Arah / Peringatan X X X X X X9 Reflektor Merah X X X X X31 Speeling pada Roda Kemudi X X X X X2 Slide Slip X X X X XStang Kemudi X41 Sumbu X X X X X2 Pegas-pegas X X X X X3 Bantalan-bantalan roda X X X X X51 Ukuran dan Jenis Ban X X X X X X2 Keadaan Ban X X X X X X3 Kedalaman Kembang Ban X X X X X X4 Ukuran dan Jenis Pelek X X X X X X5 Keadaan Pelek X X X X X X6 Penguatan Ban/Pelek X X X XBantalan-bantalan roda X61 Rangka Penopang X X X X X X2 Bumper X X X X X3 Sambungan Kereta Gandengan X7

Efisiensi Rem1 Rem Utama X X X X X X2 Perbedaan Depan X X X X X X3 Perbedaan Belakang X X X X X X4 Rem Parkir X X X X X81 Kadar Asap X X X X X X2 Emisi CO/HC X X X X X X91 Sistem Bahan Bakar X X X X X X2 Sistem Kelistrikan X X X X X X

Sistem Rem

Mesin/Transmisi

Lain-lain

Peralatan

Sistem Penerangan

Sistem Kemudi

As dan Suspensi

Ban dan Pelek

Rangka dan Bodi

Page 9: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

9

Tabel 2. Rekomendasi Komponen Tambahan Standar Keselamatan

Tabel 3. Peraturan dan Standar Pendukungi Komponen StandarKeselamatan Sarana

No Komponen PP/PERMEN KM SNI

11 Penghapus Kaca Depan PP pasal 38 SNI 7520:20092 Klakson PP pasal 39 & 69 KM 63 pasal 8 SNI 7400:20083 Kaca Spion PP pasal 37 SNI 09-2771-1992, SNI 2770.1:2009, SNI2770.2:2009 (L)4 Pandangan ke depan PP pasal 58 ayat3-5 SNI 06-1490-1989, SNI 15-0048-2005,SNI 15-1326-20055 Kaca Penahan Sinar6 Alat-alat pengendalian SNI 09-4051-19967 Lampu indikasi8 Speedometer PP pasal 36 & 72 KM 63 pasal11 SNI 7403:20089 Sabuk Keselamatan PP pasal 46 SNI 09-4015-1996, SNI 09-4097-199610 Perlengkapan PP pasal 47,48,49,50 KM 72 pasal12, 14, PM 10Lamp1 SNI 09-2665-1992, SNI 09-2664-1992 ,SNI 7404;20082

1 Lampu Jauh2 Lampu Dekat3 Arah Lampu4 Lampu Posisi5 Lampu Belakang6 Lampu Rem7 Lampu Mundur8 Lampu Arah / Peringatan9 Reflektor Merah31 Speeling pada Roda Kemudi2 Slide Slip3 Stang Kemudi41 Sumbu2 Pegas-pegas3 Bantalan-bantalan roda

SNI 04-2768-1992, SNI 09-4055-1996,SNI 7396:2008, SNI 7398:2008, SNI7399:2008, SNI 7402:2008, SNI7405:2008

SNI 09-7026-2004 (L), SNI 09-0885-1989,SNI 09-1298-1989, SNI 09-0398-1989,SNI 09-0426-1989

PP pasal 23-34,77, 95-106

PP pasal 17

Peralatan

Sistem Penerangan

Sistem Kemudi

As dan Suspensi

PP pasal 68 KM 63 Pasal 7

No Komponen

SepedaMotor L1,L2, L3, L4 &L5MobilPenumpang M1 MobilBarangN1 MobilBarangN2 & N3

MobilBarangO1, O2,O3 & O4MobilBus M2 &M31 Rumah-rumah X X2 Modifikasi Kereta Samping X3 Angkutan Penumpang dan Barang X4 Cara Pemuatan Barang X X5 Tata cara angkutan penumpang X X X6 Palu Pemecah Kaca X7 Pegangan (hanya angkutan perkotaan) X8 Pintu Darurat X

Page 10: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

10

Lanjutan Tabel 3.No Komponen PP/PERMEN KM SNI

5

1 Ukuran dan Jenis Ban2 Keadaan Ban3 Kedalaman Kembang Ban4 Ukuran dan Jenis Pelek5 Keadaan Pelek6 Penguatan Ban/Pelek7 Bantalan-bantalan roda61 Rangka Penopang2 Bumper3 Sambungan Kereta Gandengan7 Efisiensi Rem1 Rem Utama2 Perbedaan Depan3 Perbedaan Belakang4 Rem Parkir81 Kadar Asap2 Emisi CO/HC91 Sistem Bahan Bakar SNI 09-4407-1997, SNI 7521:20092 Sistem Kelistrikan SNI 09-1643-1989, SNI 09-1644-1989,SNI 09-1645-1989, SNI 09-4047-1996,SNI 09-4048-1996, SNI 09-4049-1996,SNI 09-4050-1996, SNI 09-4051-1996,SNI 09-4052-1996

Ban SNI 06-6700-2002, SNI 06-0098-2002, SNI 06-0099-2002/AMD1:2010,SNI 06-0100-2002/AMD1:2010, SNI 06-1542-2006, SNI 06-3768-1995, Pelek SNI09-0396-1989, SNI 09-0883-1989, SNI 09-0884-1989, SNI 09-1809-1990, SNI 09-4084-1996, SNI 1410:2008, SNI 18

SNI 09-7118.1-2005, SNI 09-7118.2-2005

PP pasal 16,73 KM 63 pasal12

KM 63 pasal 5-6Mesin/Transmisi

Lain-lain

PP pasal 8-11,pasal 41

Permen LH05/2006,

SNI 09-0143-1987, SNI 09-1248-1989,SNI 09-1249-1989, SNI 09-1251-1989,SNI 09-1252-1989,SNI 09-1253-1989, SNI09-1254-1989, SNI 09-1258-1989 (L),

Ban dan Pelek

Rangka dan Bodi

PP pasal 19-21,PP pasal 23-34,77, 95-106

Keterangan :PP 55 Tahun 2012 Tentang KendaraanKM 63 Tahun 1993 Tentang Persyaratan Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan Bermotor,Kereta Gandengan, Kereta Tempelan, Karoseri, Dan Bak Muatan Serta Komponen-KomponennyaKM 72 Tahun 1993 Tentang Perlengkapan Kendaraan BermotorPM 10 Tahun 2012 Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis JalanPermen LH No 05 Tahun 2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang KendaraanBermotor LamaPermen LH No 04 Tahun 2009 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang KendaraanBermotor Tipe Baru

V. TERMINOLOGI JENIS KENDARAAN DAN JENIS ANGKUTAN

A. Kendaraan BermotorMenurut PP 55 tentang Kendaraan, dalam pelaksanaan pengujian jenisKendaraan Bermotor dibagi ke dalam kategori:1. L1, L2, L3, L4 dan L5 untuk Sepeda Motor;2. M1 untuk Mobil Penumpang;3. M2 dan M3 untuk Mobil Bus; dan4. N1, N2, N3, O1, O2, O3, dan O4 untuk Mobil Barang.Kendaraan Bermotor jenis Mobil bus meliputi:1. Mobil Bus kecil yang dirancang dengan:

Page 11: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

11

1) JBB lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) sampai dengan 5.000(lima ribu) kilogram;

2) ukuran panjang keseluruhan tidak melebihi ukuran landasan dantidak lebih dari 6.000 (enam ribu) milimeter; dan

3) ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi ukuran landasan dantidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus) milimeter serta tinggiKendaraan tidak lebih dari 1,7 (satu koma tujuh) kali lebarKendaraannya.

2. Mobil Bus sedang yang dirancang dengan:1) JBB lebih dari 5.000 (lima ribu) sampai dengan 8.000 (delapan

ribu) kilogram;2) ukuran panjang keseluruhan tidak melebihi ukuran landasan dan

panjang keseluruhan tidak melebihi 9.000 (sembilan ribu)milimeter; dan ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi ukuranlandasan dan tidak melebihi 2.100 (dua ribu

3) seratus) milimeter serta tinggi Kendaraan tidak lebih dari 1,7(satu koma tujuh) kali lebar Kendaraannya.

c. Mobil Bus besar yang dirancang dengan:1) JBB lebih dari 8.000 (delapan ribu) sampai dengan 16.000 (enam

belas ribu) kilogram;2) ukuran panjang keseluruhan tidak melebihi ukuran landasan dan

ukuran panjang keseluruhan Kendaraan Bermotor lebih dari9.000 (sembilan ribu) milimeter sampai dengan 12.000 (duabelas ribu) milimeter; dan

3) ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi ukuran landasan danukuran lebar keseluruhan tidak melebihi 2.500 (dua ribu limaratus) milimeter serta tinggi Kendaraan tidak lebih dari 4.200(empat ribu dua ratus) milimeter dan tidak lebih dari 1,7 (satukoma tujuh) kali lebar Kendaraannya.

d. Mobil Bus maxi yang dirancang dengan:1) JBB lebih dari 16.000 (enam belas ribu) kilogram sampai dengan

24.000 (dua puluh empat ribu) kilogram;2) ukuran panjang keseluruhan lebih dari 12.000 (dua belas ribu)

milimeter sampai dengan 13.500 (tiga belas ribu lima ratus)milimeter; dan

3) ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi 2.500 (dua ribu limaratus) milimeter dan tinggi Kendaraan tidak lebih dari 4.200(empat ribu dua ratus) milimeter dan tidak lebih dari 1,7 (satukoma tujuh) kali lebar Kendaraannya.

e. Mobil Bus gandeng yang dirancang dengan:1) JBKB paling sedikit 22.000 (dua puluh dua ribu) kilogram

sampai dengan 26.000 (dua puluh enam ribu) kilogram;2) ukuran panjang keseluruhan lebih dari 13.500 (tiga belas ribu

lima ratus) milimeter sampai dengan 18.000 (delapan belas ribu)milimeter; dan

Page 12: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

12

3) ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi 2.500 (dua ribu limaratus) milimeter dan tinggi Kendaraan tidak lebih dari 4.200(empat ribu dua ratus) milimeter dan tidak lebih dari 1,7 (satukoma tujuh) kali lebar Kendaraannya.

f. Mobil Bus tempel yang dirancang dengan:1) JBKB paling sedikit 22.000 (dua puluh dua ribu) kilogram

sampai dengan 26.000 (dua puluh enam ribu) kilogram;2) ukuran panjang keseluruhan lebih dari 13.500 (tiga belas ribu

lima ratus) milimeter sampai dengan 18.000 (delapan belas ribu)milimeter; dan

3) ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi 2.500 (dua ribu limaratus) milimeter dan tinggi Kendaraan tidak lebih dari 4.200(empat ribu dua ratus) milimeter dan tidak lebih dari 1,7 (satukoma tujuh) kali lebar Kendaraannya;

g. Mobil Bus tingkat yang dirancang dengan:1) JBB paling sedikit 21.000 (dua puluh satu ribu) kilogram sampai

dengan 24.000 (dua puluh empat ribu) kilogram;2) ukuran panjang keseluruhan paling sedikit 9.000 (sembilan ribu)

milimeter sampai dengan 13.500 (tiga belas ribu lima ratus)milimeter;

3) ukuran lebar keseluruhan tidak melebihi 2.500 (dua ribu limaratus) milimeter; dan ukuran tinggi Mobil Bus tingkat tidak lebihdari 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter.

B. Sepeda MotorUU 22 Tahun 2009 tentang LLAJ mendefinisikan sepeda motor adalahKendaraan Bermotor beroda dua dengan atau tanpa rumah-rumah dandengan atau tanpa kereta samping atau Kendaraan Bermotor beroda tigatanpa rumah-rumah.PP 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan mendefinisikan sepeda motoradalah Kendaraan Bermotor beroda 2 (dua) dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping, atau Kendaraan Bermotorberoda tiga tanpa rumah-rumah.Kendaraan Bermotor jenis Sepeda Motor meliputi:1. Kendaraan Bermotor roda 2 (dua) dengan atau tanpa rumah-rumah;2. Kendaraan Bermotor roda 2 (dua) dengan atau tanpa kereta

samping; Kendaraan Bermotor roda 3 (tiga) tanpa rumah-rumah

C. Mobil PenumpangPP 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan mendefinisikan Mobil Penumpangadalah Kendaraan Bermotor angkutan orang yang memiliki tempatduduk maksimal 8 (delapan) orang, termasuk untuk pengemudi atau yangberatnya tidak lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.

Page 13: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

13

D. Angkutan Umum AKDPDefinisi Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi menurut KM 35 Tahun2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Di Jalan DenganKendaraan Umum adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yangmelalui antar daerah Kabupaten / Kota dalam satu daerah Propinsidengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek.

E. Angkutan Umum AKAPAngkutan Antar Kota Antar Propinsi menurut KM 35 Tahun 2003 adalahangkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten/ Kota yang melalui lebih dari satu daerah Propinsi dengan menggunakanmobil bus umum yang terikat dalam trayek.

F. Angkutan Barang di JalanUU 22 Tahun 2009 tentang LLAJ mengatur angkutan barang sebagaiberikut:a. Angkutan orang dan/atau barang dapat menggunakan Kendaraan

Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor.b. Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor wajib menggunakanmobil barang.

Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor Umum terdiri atas:a. Angkutan barang umum; danb. Angkutan barang khusus.Kendaraan Bermotor jenis Mobil Barang meliputi mobil bak muatanterbuka, mobil bak muatan tertutup, mobil tangki dan mobil penarik.

G. Angkutan PerkotaanPP 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan mendefinisikan Trayek kotayaitu trayek yang seluruhnya berada dalam satu wilayah KotamadyaDaerah Tingkat II atau trayek dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta;Jenis dan ciri-ciri dari masing-masing jaringan trayek disajikan padaTabel 4.Sedangkan di dalam SK Dirjen No SK.687/ AJ.206/ DRJD/ 2002Tentang Pedoman Teknis Penyelengaraan Angkutan Penumpang Umumdi Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur yang dimaksuddengan Angkutan kota adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat yanglain dalam wilayah kota dengan menggunakan mobil bus dan/ atau mobilpenumpang umum yang terikat dalam trayek tetap dan teratur.

H. Angkutan PerdesaanMenurut KM 35 tahun 2003, yang dimaksud dengan AngkutanPerdesaan adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satudaerah Kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang beradapada wilayah ibukota Kabupaten dengan mempergunakan mobil busumum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek.

Page 14: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

14

Tabel 4. Ciri-ciri Pelayanan Trayek Kota

Jaringan trayek Ciri-ciri Pelayanana. Trayek utama a. Mempunyai jadwal tetap;

b. Melayani angkutan antar kawasan utama, antara kawasan utama dan kawasan pendukungdengan ciri melakukan perjalanan ulang-alik secara tetap dengan pengangkutan yang bersifatmassal;

c. Dilayani oleh mobil bus umum;d. Pelayanan cepat dan/atau lambat;e. Jarak pendek;f. Melalui tempat-tempat yang ditetapkan hanya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

b. Trayek cabang a. Mempunyai jadwal tetap;b. Melayani angkutan antar kawasan pendukung,antar kawasan pendukung dan kawasan

pemukiman;c. Dilayani dengan mobil bus umum;d. Pelayanan cepat dan/atau lambat;e. Jarak pendek;f. Melalui tempat-tempat yang telah ditetapkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

c. Trayek ranting a. Melayani angkutan dalam kawasan pemukiman;b. Dilayani dengan mobil bus umum dan/atau mobil penumpang umum;c. Pelayanan lambat;d. Jarak pendek;e. Melalui tempat-tempat yang telah ditetapkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

d. Trayek langsung a. Mempunyai jadwal tetap;b. Melayani angkutan antar kawasan secara tetap yang bersifat massal dan langsung;c. Dilayani oleh mobil busd. Umum;e. Pelayanan cepat;f. Jarak pendek;g. Melalui tempat-tempat yang ditetapkan hanya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang

Page 15: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

15

6. KONSEP STANDAR KESELAMATAN SARANA

1) Kelompok Kategori KendaraanKategori kendaraan yang diatur pada penyusunan konsep standarkeselamatan adalah:

Judul Standar Keselamatan Kategori Kendaraan

Sepeda Motor Roda Dua L1, L3

Sepeda Motor Roda Tiga L2,L4, L5

Mobil Penumpang M1

AKDP M2, M3

AKAP M3

Angkutan Perkotaan M1, M2,M3

Angkutan Perdesaan L5, M1, M2, N1

Angkutan Barang L3, L5, N1,N2,N3,O1,O2,O3,O4

B. Garis Besar Isi Konsep Standar Keselamatan SaranaKonsep Standar Keselamatan yang disusun merupakan standar komponenkendaraan yang terkait dengan kelaikan jalan kendaraan meliputi peralatan,sistem penerangan, sistem kemudi, as dan suspensi, ban dan pelek, rangkadan bodi, efisiensi rem, mesin/transmisi, sistem bahan bakar dan sistemkelistrikan. Standar Keselamatan yang disusun merupakan standar baru dandibuat dengan tujuan sebagai acuan dalam pemeriksaan kendaraan yangterkait dengan keselamatan. Konsep Standar Keselamatan disusun menurutformat Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan kerangka sebagai berikut:1. Ruang Lingkup2. Acuan Normatif3. Istilah dan Definisi4. Komponen Keselamatan

a. Peralatanb. Sistem Peneranganc. Sistem Alat Kemudid. As dan Suspensie. Ban dan Pelekf. Rangka dan Bodig. Efisiensi Remh. Mesin/Transmisii. Sistem Bahan bakarj. Sistem Kelistrikan

5. Lampiran6. Bibliografi

Page 16: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

16

C. Konsep Standar Keselamatan SaranaSebagai contoh uraian konsep standar kesalematan untuk mobil penumpangdiuraikan sebagai berikut.

1. Peralatana. Penghapus Kaca Depan

Penghapus kaca depan berfungsi untuk membersihkan kaca depan bilakotor karena air dan debu yang dapat mengganggu pandanganpengemudi. Penghapus kaca depan terdiri dari beberapa elemensistem yang meliputi motor penggerak, poros lengan(wiper link),lengan (arm) dan penghapus (blade).1) Persyaratan penghapus kaca depan :

a) Paling sedikit berjumlah 1 (satu) buah dipasang di bagiankaca depan;

b) Dilengkapi alat penyemprot air ke kaca; danc) Digerakkan secara mekanis dan/atau elektronis.

2) Penghapus kaca depan dapat dapat membersihkan kaca depandengan cukup luas sehingga pengemudi mempunyai pandanganyang jelas ke jalan.

3) Persyaratan mutu penghapus kaca depan:a) Konstruksi, bentuk dan dimensi penghapus kaca harus

sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:- Lengan (arm) dan penghapus harus dapat di

gabungkan/dirakit oleh klip dengan mudah.- Lengan harus mampu digabungkan dengan poros pada

kepala lengan dan juga konstruksi harus dapat dipasangdan dibuka dengan mudah.

- Lengan dan penghapus harus dapat dipasang tanpaadanya kelonggaran, celah, deformasi dan baik selamadigunakan.

b) Tampak luar penghapus kaca harus sesuai dengan ketentuansebagai berikut:- Bagian logam dan permukaan luar harus halus dan bebas

dari goresan, retak, karat dan cacat lainnya yangmembahayakan atau merugikan dalam penggunaan.

- Komponen yang diberi pelapisan seluruh permukaanharus terlapis sehingga tidak ada permukaan yangterbuka dan kelihatan permukaan aslinya, bebas darikerusakan pelapisan, goresan tajam, dan kerusakanlainnya yang merugikan dalam penggunaan.

- Permukaan lengan dan dudukan karet penghapus harusbebas dari benjolan/bintik, lapisan cat yang tidak merata,goresan dan kerusakan lainnya yang merugikan.

c) Pergerakan lengan dan penghapus harus halus/lancar danbebas dari getaran yang luar biasa dan tidak menimbulkanbunyi yang tidak normal.

Page 17: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

17

d) Pada lengan dan dudukan karet penghapus yang diberipelapisan dan pengecatan harus bebas dari korosi yangmerugikan terhadap sistem mekanis, tidak ada bagian yangmembengkak/melepuh atau terkelupas dan pada hasilpelapisan atau pengecatan tidak terjadi perubahan warna.

e) Lengan dan dudukan karet penghapus yang terbuat dari bajatahan karat harus bebas korosi yang merugikan pada sistemmekanis, juga bagian dudukan (fitting)

b. Klakson1) Persyaratan klakson:

a) Klakson harus mengeluarkan bunyi dan dapat digunakan tanpamengganggu konsentrasi pengemudi.

b) Suara klakson paling rendah 83 (delapan puluh tiga) desibel ataudB (A) dan paling tinggi 118 (seratus delapan belas) desibel ataudB (A).

2) Ambang batas suara klakson diukur pada jarak 2 meter di depankendaraan.

c. Kaca Spion1) Setiap kendaraan bermotor menggunakan beberapa kaca spion

sekaligus untuk memperluas pandangan dan mengurangi titik butapengemudi. Pada mobil penumpang spion dipasang pada:a) Tengah di atas dashboardb) Pada pintu ataupun fender kiri dan kanan

2) Persyaratan kaca spion :a) Berjumlah 2 (dua) buah atau lebih;b) Dibuat dari kaca atau bahan lain yang dipasang pada posisi yang

dapat memberikan pandangan ke arah samping dan belakangdengan jelas tanpa mengubah jarak dan bentuk objek yang terlihat.

3) Persyaratan pemasangan:a) Harus terpasang kokoh pada kendaraan bermotor.b) Dapat diatur secara vertikal dan horizontal sesuai keinginan

pengemudi.c) Bebas dari tepian yang tajam sehingga tidak membahayakan.d) Untuk kaca spion dalam harus mampu mencakup seluruh

pandangan ruangan kendaraan bermotor4) Nilai cembung radius bidang pantul (r) kaca spion dalam dan kaca

spion luar tidak boleh kurang dari 1200 mm.5) Persyaratan dimensi: panjang (“a”) > 70 mm dan lebar (“b”)=70 mm.

d. Pandangan Ke Depan1) Pandangan ke depan termasuk seluruh ruang meliputi 1800 di sebelah

kiri pengemudi sampai 1800 di kanan pengemudi2) Harus dihindari gangguan pandangan ke depan yaitu pengurangan

pandangan yang disebabkan oleh alat–alat tambahan, yakni lapisan

Page 18: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

18

film atau tempelan berwarna, kecuali pengurangan pandangan yangtidak berarti.

3) Pengemudi harus dapat memandang tanpa halangan sampai 50 di atasgaris horizontal pada tinggi mata pengemudi.

4) Tempelan lapisan film hanya diijinkan di luar area pandangan

Gambar 4- Spesifikasi Area Pandangan Ke Depan Pengemudi

e. Kaca Penahan Sinar1) Kaca Penahan Sinar terdiri atas kaca depan, kaca belakang, dan

jendela Kendaraan Bermotor dan Kereta Gandengan.2) Persyaratan kaca penahan sinar:

a) Tahan goresan;b) Bening dan tidak mudah pudar;c) Tidak membahayakan apabila kaca pecah; dand) Tidak mengganggu penglihatan pengemudi.e) Mempunyai tingkat kegelapan tertentu.

3) Jenis kaca :a) Kaca pecah seribu (temperred glass /temperlite).

Jenis ini digunakan untuk kaca samping dan belakang mobil,khusus untuk kendaraan bus jika terjadi keadaan darurat, kacasamping jenis ini mudah dipecahkan dengan alat pemecah kacasebagai standar keselamatan. Kaca jenis ini relatif sulitdipecahkan, karena memiliki kekuatan tiga kali lebih kuat darikaca biasa, namun akan mudah pecah berkeping seperti kristaljika tertembus benda tajam. Kaca pecah seribu yang digunakanharus merupakan kaca SNI.

b) Lamisave (Laminated glass)Kaca jenis laminated glass digunakan untuk kaca bagian depankendaraan bermotor agar jika terjadi benturan keras pecahan kacatidak berhamburan terutama di area anggota badan karenapecahan kaca menempel pada lembaran film. Bentuk pecahanpada kaca jenis ini biasanya terkonsentrasi di daerah benturansaja. Kaca jenis laminated glass dapat menahan sinar ultra violet

Page 19: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

19

hingga 96%. Kaca lamisave yang digunakan harus merupakankaca SNI.

f. Alat-Alat Pengendalian1) Alat-alat pengendalian adalah alat-alat yang berfungsi untuk

membantu pengemudi mengoperasikan instrumen kendaraan melaluitempat duduk pengemudi (ruang pengemudi). Alat alat tersebutterdiri dari :a) Lingkar kemudi, biasanya pada lingkar kemudi terdapat tombol

klakson.b) Tuas pemindahan gigi tramsmisi kecepatan baik transmisi manual

atau otomatik.c) Tombol / knob lampu lampu, terdiri dari lampu besar bail high

beam maupun low beam, lampu arah, lampu kecil, lampu posisidepab dan belakang dan lain lain.

d) Tuas rem parkire) Tombol tombol tambahan seperti tombol penghapus kaca dan air

pembasuh kaca dan pintu otomatisf) Perlengkapan tambahan, misalnya GPS (Global Position System),

audio, layar dari kamera untuk mundur dan lain lain.g) Pedal pedal antara lain pedal rem, pedal kopling dan pedal

akselerasi.2) Bentuk alat-alat pengendalian harus ergonomik, bulat dan tidak tajam

pada bagian tepinya serta harus mudah dijangkau sehingga mudahdioperasikan oleh pengemudi.

g. Lampu Indikasi1) Lampu indikasi berfungsi membantu pengemudi untuk mengetahui

operasi lampu-lampu penerangan dan kondisi kendaraan melaluidash board l

2) Posisi lampu ampu indikator harus mudah dilihat oleh pengemudi,diberi warna tertentu dan dilengkapi dengan simbol simbol tertentu(Tabel 5)

Tabel 5 - Warna dan Simbol Lampu IndikasiKeterangan Warna Simbol

Lampu utamaatas

Biru atau hijau

Lampu arah Hijau

Lampu darurat Merah

SabukKeselamatan

Merah

Level bahanbakar

Kuning

Page 20: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

20

Keterangan Warna SimbolTekanan olimesin

Merah

Temperatusmesin

Merah

Pengisian battery Merah

Malfungsi sistemrem

Merah

Tekanan remangin

Merah Type optional

Malfungsi ABS Kuning

Keausan rem Merah Opsional

h. Speedometer1) Speedometer adalah alat pengukur kecepatan pada kendaraan

bermotor yang terletak pada panel alat alat pengendalian di ruangkemudi sehingga mudah dibaca baik pada kondisi siang maupunmalam hari. Pengukur kecepatan sebagaimana dimaksud adalahberupa alat penunjuk kecepatan mekanik dan/atau alat penunjukkecepatan elektronik.

2) Akurasi alat penunjuk kecepatan diukur menggunakan alat pengukurkecepatan pada kecepatan tertentu yang memberikan hasilpengukuran yang sama antara alat uji dengan alat penunjukkecepatan. Dalam hal hasil pengukuran tidak sama dengan alatpenunjuk kecepatan dapat diberikan batas toleransi.

3) Keakurasian speedometer diukur pada kecepatan 40 Km/jam dengannilai penyimpangan -10% hingga +15% atau 36 Km/jam hingga 46Km/jam pada penunjuk pengukuran.

i. PerlengkapanPerlengkapan kendaraan meliputi ban cadangan, segitiga pengaman,dongkrak, pembuka roda, helm dan rompi pemantul cahaya bagipengemudi kendaraan bermotor beroda empat atau lebih yang tidakmemiliki rumah-rumah serta peralatan pertolongan pertama padakecelakaan.1) Sabuk KeselamatanSabuk Keselamatan adalah sebuah alat untuk menahan seorangpenumpang kendaraan bermotor agar tetap di tempat apabila terjaditabrakan, atau apabila bila kendaraan itu berhenti mendadak. Padaprinsipnya digunakan untuk menyesuaikan supaya tempat dudukmenghadap ke depan dan melindungi pemakainya dari luka-luka akibatkecelakaan lalu lintas.

Page 21: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

21

a) Persyaratan tentang sabuk keselamatan sebagai berikut :i. Paling sedikit berjumlah 3 (tiga) jangkar untuk tempat duduk

pengemudi dan tempat duduk penumpang paling pinggir disamping pengemudi serta paling sedikit berjumlah 2 (dua)jangkar untuk tempat duduk penumpang lainnya;

ii. Tidak mempunyai tepi yang tajam; daniii. Kepala pengunci harus dapat dioperasikan dengan mudah.

b) Sabuk keselamatan, terdiri dari komponen dan persyaratan komponensebagai berikut :i. Pita, terbuat dari bahan fiber seperti benang sintetis, nylon,

polyster dan unylon dengan konstruksi dapat dilipat, merupakansabuk yang fleksible / lentur dengan permukaan yang licin danhalus, ditenun dengan rapi, tidak retak-retak dan ujungnya dibuattidak mudah rusak.

ii. Timang, terbuat dari bahan logam yang tahan korosi / karat ataubahan plastik yang kuat dan tahan panas.Konstruksi timangadalah mudah disambungkan dan dilepaskan, permukaannyahalus, ujungnya tidak tajam dan longgar. Timang harus dapatdibuka oleh satu tangan sipemakainya. Permukaan tombol tekanharus berwarna merah atau ditandai dengan tanda yang mudahdimengerti, dalam bahasa Inggris “PRESS” atau bahasaIndonesia “TEKAN”.

iii. Pengatur Panjang, terbuat dari bahan plastik yang kuat dan tahanpanas. Pengatur panjang, digunakan untuk menyesuaikanpanjang pita sesuai dengan tubuh sipemakai. Harus mampudisesuaikan dengan mudah dan tidak menyebabkan pitamenjadislip, Pengatur panjang harus berhubungan dengantimang, penyambung dan retraktor.

iv. Penyambung, terbuat dari dari bahan logam yang tahan korosi /karat. Penyambung terdiri dari badan penyambung, dibutuhansekrup, mur dan ring, yang digunakan secara bersama-samadengan sabuk bawah dan atas pada badan mobil, Permukaannyalicin tepinya tidak tajam dan bentuknya bagus, tidakmenyebabkan pita menjadi lepas.

Gambar 5 - Kelengkapan Sabuk Keselamatan

Page 22: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

22

2) Ban CadanganBan cadangan harus memiliki ukuran yang sama dengan ban yangterpasang pada Kendaraan tersebut. Ban cadangan dapat memiliki lebartapak yang berbeda dengan ban yang terpasang pada kendaraantersebut tetapi memiliki diameter keseluruhan sama.

3) Segitiga PengamanSegitiga pengaman di dalam kendaraan paling sedikit berjumlah 2 (dua)buah serta berwarna merah dan bersifat memantulkan cahaya.

4) DongkrakDongkrak paling sedikit harus mampu, mengangkat muatan sumbusesuai dengan muatan sumbu terberat kendaraan Bermotor yangdigunakan.

5) Pembuka RodaPembuka roda harus mampu membuka roda kendaraan dan tidakmerusak komponen yang ada pada roda.

6) Helm dan Rompi Pemantul Cahaya Bagi Pengemudi KendaraanBermotor Beroda Empat atau lebih yang tidak memiliki Rumah-rumah.Helm adalah yang sesuai Standar Nasional Indonesia. Sedangkan rompipemantul cahaya harus mampu memantulkan cahaya, kuat, dan tahanterhadap cuaca tertentu.

7) Peralatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.Peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan adalah meliputi :- Obat antiseptic.- Kain kassa.- Kapas. dan- Plester

2. SISTEM PENERANGANa. lampu Utama

Lampu utama terdiri atas lampu jauh dan lampu dekat. Persyaratanlampu utama adalah:1) Lampu utama dekat berwarna putih atau kuning muda;2) Lampu utama jauh berwarna putih atau kuning muda;3) Berjumlah 2 (dua) buah atau kelipatannya;4) Dipasang pada bagian depan kendaraan bermotor;5) Dipasang pada ketinggian tidak melebihi 1.500 (seribu lima

ratus) milimeter dari permukaan jalan dan tidak melebihi 400(empat ratus) milimeter dari sisi bagian terluar kendaraan; dan

6) Dapat memancarkan cahaya paling sedikit 40 (empat puluh)meter ke arah depan untuk lampu utama dekat dan 100 (seratus)meter ke arah depan untuk lampu utama jauh.

Page 23: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

23

Gambar 6 - Jangkauan Penyinaran Lampu Utama

7) Jenis-jenis lampu kendaraana) Lampu halogen adakan sebuah lampu pijar dimana sebuah

filamen wolfram disegel di dalam sampul transparan kompakyang diisi dengan gas lembam dan sedikit unsur halogen sepertiiodin atau bromin.

b) Lampu HID (High Intensity Discharge) atau lampu berdayabesar. HID (High Intensity Discharge) atau yang lebih dikenaldengan nama lampu Xenon mampu menghasilkan cahaya dengantingkat intensitas yang tinggi.

c) Lampu LED (Light Emitting Diode), jenis lampu ini bukannyalampu jenis filamen yang terbakar untuk menghasilkan sinar,tetapi sinar dihasilkan dari loncatan-loncatan elektron dari satusisi ke sisi lainnya, karena tidak ada proses pembakaran filamenmaka lampu ini tidak menghasilkan panas sehingga tahan lamadan hemat energi

8) Apabila kendaraan lama ingin mengganti lampu Halogen menjadiHID haruslah mengganti secara keseluruhan perangkat lampu HIDyang terdiri dari reflektor dan lensa depan lampu dan tidakdiperbolehkan hanya mengganti bola lampunya saja karena reflektorataupun lensa lampu yang dirancang untuk lampu halogen tidaksama dengan yang digunakan untuk lampu HID, sehingga sinar yangdihasilkan akan tidak terarah disebabkan karena titik fokus kedualampu tersebut berbeda. Kondisi ini membahayakan kendaraan yangdatang dari arah berlawanan.

9) Arah LampuPersyaratan intensitas cahaya dan arah sinar lampu utama .:a) Intensitas yang dihasilkan oleh lampu untuk kendaraan bermotor

adalah minimal 12000 candelab) Arah sinar lampu utama tidak lebih dari 0O34’ (nol derajat tiga

puluh empat menit) ke kanan dan 1O 09’ (satu derajat nolsembilan menit) ke kiri dengan pemasangan lampu dalam posisi

Page 24: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

24

yang tidak melebihi 1,3% (persen) dari lampu pada saat tanpamuatan dan pada saat bermuatan selisih antara ketinggian arahsinar.

b. Lampu Posisi1) Lampu posisi terdiri dari lampu posisi depan dan lampu posisi

belakang.2) Persyaratan lampu posisi depan:

a) Lampu posisi depan berwarna putih atau kuning muda.b) Berjumlah 2 (dua) buah;c) Dipasang di bagian depan;d) Dapat bersatu dengan lampu utama dekat;e) Dipasang pada sisi kiri dan kanan bagian depan kendaraan

bermotor dengan ketinggian tidak melebihi 1.500 (seribu limaratus) milimeter dan tidak menyilaukan pengguna jalan lain;dan tepi terluar permukaan penyinaran lampu posisi depan,tidak melebihi 400 (empat ratus) milimeter dari sisi bagianterluar Kendaraan.

3) Persyaratan lampu posisi belakang:a) Lampu posisi belakang berwarna merahb) Berjumlah genap;c) Dipasang pada ketinggian tidak melebihi 2.100 (dua ribu

seratus) milimeter di samping kiri dan kanan bagian belakangkendaraan dan harus dapat dilihat pada malam serta tidakmenyilaukan pengguna jalan lain; dan

d) Tepi terluar permukaan penyinaran lampu posisi belakang tidakmelebihi 400 (empat ratus) milimeter dari sisi bagian terluarKendaraan.

c. Lampu RemPersyaratan lampu rem1) Berwarna merah2) Berjumlah paling sedikit 2 (dua) buah;3) Mempunyai kekuatan cahaya lebih besar dari lampu posisi belakang

tetapi tidak menyilaukan bagi pengguna jalan lain; dan4) Dipasang pada sisi kiri dan kanan bagian belakang Kendaraan

Bermotor dengan ketinggian tidak melebihi 1.500 (seribu lima ratus)milimeter.

d. Lampu MundurPersyaratan lampu mundur:

1) Berwarna putih atau kuning muda2) Berjumlah paling banyak 2 (dua) buah;3) Dipasang pada sisi kiri dan kanan bagian belakang kendaraan

bermotor dengan ketinggian tidak melebihi 1.200 (seribu dua ratus)milimeter;

Page 25: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

25

4) Tidak menyilaukan pengguna jalan lain;5) Hanya menyala apabila penerus daya digunakan untuk posisi

mundur; dan6) Dilengkapi tanda bunyi mundur untuk kendaraan dengan JBB lebih

dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.

e. Lampu Arah / PeringatanPersyaratan lampu arah:1) Berwarna kuning tua dengan sinar kelap-kelip;2) Berjumlah genap;3) Dapat dilihat pada waktu siang dan malam hari oleh pengguna jalan

lain;4) Dipasang pada sisi kiri dan kanan bagian depan kendaraan bermotor

dengan ketinggian tidak melebihi 1.500 (seribu limaratus)milimeter; dan

5) Dipasang pada sisi kiri dan kanan bagian belakang kendaraanbermotor dengan ketinggian tidak melebihi 1.500 (seribu lima ratus)milimeter.

f. Reflektor Merah1) Reflektor Merah sering juga disebut mata kucing adalah alat

pemantul cahaya yang berfungsi sebagai tanda/pemantul terhadapkeberadaan sebuah kendaraan yang sedang parkir/diletakkan padasuatu tempat bila mana lampu-lampunya dimatikan.

2) Persyaratan reflektor merah :a) Ditempatkan pada sisi kiri dan kanan bagian belakang

Kendaraan Bermotor dipasang secara berpasangan.b) Dapat dilihat oleh pengemudi Kendaraan lain yang berada di

belakang Kendaraan pada malam hari dari jarak paling sedikit100 (seratus) meter apabila pemantul cahaya tersebut disinarilampu utama Kendaraan di belakangnya.

c) Dipasang di bagian belakang Kendaraan Bermotor padaketinggian tidak melebihi 1.500 (seribu lima ratus) millimeter.

d) Tepi bagian terluar pemantul cahaya tidak melebihi 400 (empatratus) milimeter dari sisi terluar Kendaraan.

3. SISTEM ALAT KEMUDI- Sistem alat kemudi pada sebuah kendaraan terdiri dari roda kemudi dan

batang kemudi.- Persyaratan sistem alat kemudi:

a. Dapat digerakkanb. Roda kemudi atau stang kemudi dirancang dan dipasang yang

tidak membahayakan pengemudi.- Sistem alat kemudi dapat dilengkapi dengan tenaga bantu untuk

membantu pengemudi dalam mengendalikan kendaraan.

Page 26: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

26

- Pengujian kinerja sistem kemudi adalah melalui pemeriksaan sudut bebaskemudi (speling) dan side slip.

a. Sudut Bebas kemudi (Speeling )Batasan maksimum sudut bebas kemudi adalah 1/5 diameter roda kemudi.Batasan maksimum sudut bebas kemudi yang diijinkan menurut ukurandiameter kemudi disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 - Sudut Bebas Kemudi Yang DiijinkanDiameter

(mm)Sudut Bebas Kemudi

Maksimum (mm)300 60350 70400 80450 90500 100550 110600 120

b. Kincup Roda DepanKincup roda depan (side slip) adalah bergesernya lintasan roda kendaraanbermotor dari jalur idealnya saat kendaraan berjalan. Hal ini terjadi akibatkeselarasan roda yang tidak sempurna, baik roda depan atau belakangmaupun roda kiri dan kanan. Ketidaksempunaan keselarasan sistem kemudidiakibatkan oleh keausan peralatan atau benturan keras sehingga dimensidan posisi roda dapat bergeser.Kincup roda depan memiliki batas toleransi lebih kurang 5 (lima) milimeterper meter (mm/m). Kincup roda depan ini diukur pada kondisi tanpa beban,dengan kecepatan tidak melebihi 5 kilometer per jam.

4. AS DAN SUSPENSI

a. SumbuPemeriksaan sumbu dilakukan secara visual meliputi dudukan sumbudengan pegas, keausan pada bantalan roda sumbu dan kelurusan sumbu.

b. Pegas-PegasPegas dalam kendaraan bermotor terdiri dari beberapa jenis yaitu :1) Pegas daun (leaf spring), pegas ini sangat sederhana dan mampu

terhadap beban tinggi tetapi terbatas dari segi tinggi rendahnyaanyunan.

2) Proses pemeriksaan pegas daun dilakukan secara visual sertadilakukan pegas dipukul dan digoncang untuk mengetahui adanyakelonggaran yang terjadi pada karet sumbu penahan per (spring

Page 27: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

27

eye) yang disebut juga karet bushing per.3) Pegas ulir (coil spring), bentuk dasar pegas ini seperti rumah keong

sehingga disebut juga per keong.4) Pemeriksaannya dilakukan secara visual terhadap pegas (tidak

putus, seimbang kiri dan kanan) dan karet karet penopang pegas(kondisi utuh, tidak pecah, tidak miring).

5) Pegas batang torsi, pegas jenis ini digunakan pada kendaraanbermotor ukuran kecil dan sedang dan biasanya untuk pegassuspensi roda depan.

6) Proses pemeriksaan dilakukan secara visual terhadap karet tumpuanbatang torsi (kondisi utuh, tidak pecah, tidak miring).

7) Pegas udara (air spring, air suspension) merupakan bejana yangberisi gas nitrogen bertekanan dimana tekanan gas dapat diatursehingga kekerasan pegas dapat diatur. Pegas ini masih jarangdigunakan di Indonesia, cara pemeriksaannya dilakukan secaravisual dengan memeriksa adanya kebocoran pada bejana. Kondisibocor diindasikan dengan lampu indikator.

c. Bantalan-Bantalan RodaBantalan roda disebut juga bearing roda dipasaran disebut juga “laher”.Bantalan roda yang sudah aus akan berpengaruh pada keakurasian putaranroda. Roda berputar tidak seimbang dan bergoyang sehingga nilai side slipakan menjadi besar.Pemeriksaan bantalan roda dilakukan secara visual dengan menggerakkanroda saat posisi berhenti. Jika terjadi gerakan relatif pada roda terhadapkendaraan maka bantalan tersebut dikatakan sudah aus/ rusak.

5. BAN DAN PELEKa. Jenis Ban:

1) Ban RadialBan jenis ini mempunyai anyaman benang (carcass) yangmelintang 90 derajat dari garis tengah ban dan sabuk denganbentuk demikian membatasi pergerakan tapak ban.

2) Ban biasBan jenis ini mempunyai anyaman benang secara diagonal darigaris tengah ban.

3) Ban vulkanisir, yaitu ban luar yang telapaknya telah habis terpakaitetapi anyaman benang karkasnya masih bagus kemudiandipabrikasi kembali dengan memperbarui telapak bannya. Banvulkanisir dapat digunakan maksimum 2 (dua) kali prosesvulkanisir dan ban vulkanisir tidak diperbolehkan digunakan untukroda depan.

Page 28: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

28

b. Ukuran Dan Jenis BanUkuran ban dan pelek haruslah sesuai. Cara mengetahui kesesuaian adalahdengan memperhatikan informasi penting yang tercetak pada dinding-samping sebuah ban, yaitu Tercetak nama ban, ukuran. tipe tubeless atautube, tingkatan / level ban, batas kecepatan, batas muatan. batas tekananangin dan lain sebagainya.

Gambar 7 - Kode Ban Kendaraan

c. Keadaan BanPemeriksaan keadaan ban perlu dilakukan terhadap:1) Tekanan angin

Pelek dan ban bertekanan digunakan pada Kendaraan Bermotor harusmemiliki ukuran dan kemampuan yang disesuaikan dengan JBB atauJBKB.

2) Kondisi permukaan banKondisi permukaan ban yang baik adalah tidak retak, memilikipermukaan rata (tidak ada benjolan atau gelembung). Permukaan banyang menempel pada pelek harus menempel dengan rapat.

Gambar 8 - Informasi Pembebanan Ban

Page 29: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

29

d. Kedalaman Alur BanKedalaman alur ban adalah kedalaman alur di setiap telapak ban. Kedalamanalur ban yang diijinkan adalah tidak boleh kurang dari 1 (satu) millimeter

e. Ukuran Dan Jenis PelekUkuran ban harus sesuai dengan ukuran peleknya, baik ukuran diametermaupun lebar dan offsetnya. Nilai offset pada pelek adalah jarak garis tengahpelek terhadap permukaan yang menempel pada sumbu roda (flange), nilaioffset dapat bernilai positif maupun negatif.Ukuran dan jenis pelek harus mengikuti spefisikasi kendaraan yangditetapkan oleh masing-masing pabrikan.

f. Keadaan Pelek1) Keadaan pelek pada kendaraan bermotor dapat diperiksa secara visual

maupun dengan alat.2) Persyaratan kondisi secara visual adalah keadaan pelek terbebas dari

karat, tidak ada lekukan lekukan akibat benturan dengan benda laindan tidak ada keretakan.

3) Pemeriksaan dengan alat adalah untuk mengetahui keseimbangan saatberputar, dimana tidak ada penyimpangan putaran secara radial, axialdan lateral. Pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkanketidakseimbangan dinamis saat roda berputar sehingga akanmenimbulkan getaran pada roda yang dapat mempengaruhi kinerjasistem kemudi.

6. RANGKA DAN BODI

a. Rangka Penopang1) Rangka penopang pada kendaraan bermotor yang biasa disebut

chasis kendaraan harus bersifat kuat dan kaku sebagai tumpuandasar dari sebuah kendaraan bermotor khususnya kendaraan besarseperti bus dan truk. Rangka penopang / chasis pada kendaraanseperti pada mobil barang dan bus harus mampu menopang bebanlebih berat dibandingkan kendaraan yang tidak menggunakan chasis(sistem monochoque).

2) Pada sistem monochoque fungsi dari rangka penopang menjadi satukesatuan dengan bodi kendaraan, dengan bentuk sedemikian rupasehingga didapatkan kendaraan akan sedikit lentur dan sedikit puntirtetapi cukup kuat menahan beban kendaraan sehingga segikenyamanannyapun tercapai.

3) Pemeriksaan chasis kendaraan dilakukan secara visual, melihatadanya karat yang berlebihan, korosi pada chasis yang berakibatmengurangi kekuatan

Page 30: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

30

b. Bumper1) Bumper berfungsi untuk menahan jika terjadi benturan sebagai

pengaman pertama terhadap bodi dan penumpangnya, bumper terdiridari bumper depan, bumper belakang dan bumper samping.

2) Bumper terletak atau menjadi satu kesatuan dengan rangka bodi atauchasis sedangkan pada mobil yang dilengkapi dengan bodimonochoque bumper terikat pada bagian penguat depan yangmelintang atau disebut juga bulkhead. Bemper depan dan belakangmempunyai konstruksi yang sama tetapi bentuknya disesuaikan.

3) Bumper depan berfungsi sebagai keamanan kendaraan bermotorpenahan utama jika terjadi benturan pada bagian depan. Benturanyang terjadi berakibat adanya beban impact yang besar padakendaraan sehingga jika terjadi benturan maka bumper depan mobildiharapkan akan meredam sehingga meminimalkan kerusakan dankeamanan penumpang tetap terjaga. Dewasa ini pada mobil ukurankecil dan menengah banyak menggunakan bumper dari bahan plastikyang diperkuat (polyurethane). Bumper jenis ini di samping ringan,dengan bentuk penguatan sedemikian rupa (reinforce) mampumenahan benturan akibat kelenturannya.

4) Bumper belakang berfungsi sebagai keamanan kendaraan bermotorpenahan utama jika terjadi benturan dari belakang. Untuk dapatmenahan beban maksimum biasanya bumper terikat pada chasis.

5) Bumper samping tidaklah sama seperti bumper depan atau bumperbelakang, untuk tidak mengurangi aerodinamis dan ergonomiskendaraan, pada kendaraan kecil dan sedang bumper samping tidaktampak menonjol seperti bumper depan atau belakang tetapimerupakan satu kesatuan pada bodi dan pintu kendaraan yang disebutSIPS (side impact protection system). Perangkat SIPS ini masihjarang digunakan, hanya pada kendaraan tertentu saja yangmenggunakan perangkat ini dengan bermacam macam istilahmisalnya side body protector dan lain lain tetapi fungsinya samasebagai penahan benturan dari samping.

6) Bumper harus dipasang di depan dan belakang untuk MobilPenumpang.

7) Bumper depan tidak menonjol ke depan lebih dari 500 (lima ratus)milimeter melewati bagian badan Kendaraan yang paling depan.

7. EFISIENSI REMSistem rem meliputi:a. Rem utama; danb. Rem parkir.Efisiensi rem berfungsi untuk mengetahui seberapa besar tenagapengereman bekerja pada roda-roda (rem utama dan rem parkir).

Page 31: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

31

a. Rem Utama1) Sistem rem utama terdiri dari pedal rem, booster rem, master

silinder, pipa oli rem dan cakram atau tromol. Sistem rem padamobil penumpang terdiri atas :a) Rem hidrolik adalah jenis rem dimana tenaga pengereman

menggunakan hidrolik sebagai media penerus dan penguat gayapengereman, rem ini sangat sederhana banyak digunakan untuksepeda motor dan mobil kecil dan sedang.

b) Rem air over hydrolic adalah jenis rem hidrolik dimana sistemhidroliknya dibantu oleh sistem udara bertekanan yangdihasilkan oleh kompresor yang digerakkan oleh mesinkendaraan tersebut sebagai penerus dan penguat sistempengereman

c) Full air braking adalah jenis rem yang menggunakan alat bantuudara bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor yangdigerakkan oleh mesin kendaraan tersebut sebagai penerus danpenguat pengereman. Dibanding dengan rem jenis lainnya Fullair braking mempunyai daya pengereman yang besar makasering digunakan pada kendaraan besar seperti truk dan bis

2) Pemeriksaan rem:a) Rem jenis hidrolik: dilakukan dengan uji rem, sebelum uji rem

dilakukan pula pemeriksaan kebocoran oli rem pada bagianmaster rem, pipa rem, booster dan cylinder wheel. Pemeriksaanselanjutnya adalah keadaan/ ketebalan sepatu rem dan tromolmaupun cakramnya.

b) Rem jenis air over hydrolic : dilakukan dengan uji rem, sebelumuji rem dilakukan pula pemeriksaan kebocoran oli rem padabagian master rem, pipa rem, booster dan cylinder wheel.Demikian pula pemeriksaan kebocoran udara bertekanan mulaitabung penyimpan, pipa tekanan tinggi, katup katup dankompresor sebagai penghasil udara bertekanan. Pemeriksaanselanjutnya adalah keadaan / ketebalan sepatu rem dan tromolatau cakramnya.

c) Rem jenis Full air braking : dilakukan dengan uji rem, sebelumuji rem dilakukan pula pemeriksaan kebocoran udara bertekananpada bagian katup rem, pipa udara, cylinder wheel. Demikianpula pemeriksaan keadaan kompresor sebagai penghasil udarabertekanan dan keadaan / ketebalan sepatu rem dan tromol.

3) Efisiensi rem utama untuk mobil penumpang serendah-rendahnya60%pada gaya kendali rem sebesar ≤500 Newton (50 kg) denganlangkah gerakan pedal rem maksimum 100 milimeter danpengereman sebanyak 12 kali.

b. Perbedaan DepanRoda depan pada saat pengereman haruslah selaras gaya pengeremannyaantara roda kiri dan roda kanan, apabila saat pengereman terjadi ketidak

Page 32: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

32

seimbangan antara roda kiri dan kanan maka kendaraan tersebut akancenderung berbelok kearah sisi roda yang lebih pakem remnya keadaan inisangat membahayakan.

c. Perbedaan BelakangAkibat perbedaan pengereman untuk roda belakang tidaklah seperti halnyaroda depan, saat terjadinya pengereman dan perbedaan roda kiri dan kananyang tidak selaras akan mengakibatkan terlemparnya bagian belakangkendaraan kearah berlawanan dengan roda yang lebih pakem sehinggamembahayakan karena bagian belakang kendaraan akan keluar dari jalurnormalnya.

d. Rem Parkir1) Pemeriksaan sederhana rem parkir dilakukan dengan cara meletakkan

kendaraan pada bidang miring kemudian rem parkir ditarik kendaraanharus berhenti atau tidak meluncur kebawah.

2) Pemeriksaan peralatan rem parkir dilakukan secara visual pada bagiantuas rem parkir, kabel penghubung antara tuas dan sepatu rem. Padatuas rem parkir dilengkapi dengan pengunci rem parkir yang ditandaidengan suara beberapa “klik” saat rem ditarik, menurut buku manualkendaraan bermotor maksimun saat rem ditarik adalah 7 kali “klik”.

3) Ketentuan efisiensi sistem rem parkir untuk mobil penumpang :a) Sistem rem parkir kendaraan dengan kendali rem tangan mobil

penumpang, efisiensinya ditentukan serendah-rendahnya sebesar16 % pada kendali rem tangan sebesar ≤ 400 Newton (40 Kg);

b) Sistem rem parkir kendaraan dengan kendali rem kaki untuk mobilpenumpang, serendah-rendahnya sebesar 15 % pada gaya kendalirem kaki sebesar ≤ 600 Newton (60 Kg);

c) Efisiensi rem parkir, diukur pada kondisi mendapat beban sesuaidengan jumlah berat yang diperbolehkan (JBB).

8. MESIN / TRANSMISI

a. Kadar AsapKadar asap pada kendaraan bermotor diklasifikasikan sebagai berikut:1) Dapat dilihat, ditandai dengan adanya partikel partikel pembakaran

yang terdiri dari asap hitam, serbuk debu hasil pembakaran,substansi tar dan hidrokarbon yang tidak terbakar.

2) Tidak dapat dilihat yaitu NOx (Nitrogen Oksida), CO (karbonmonoksida) dan HC (Hidro karbon)

3) Kadar asap diakibatkan karena pembakaran yang tidak sempurna,jika temperatur pembakaran terlalu rendah maka akan timbul sisapembakaran yang disebut partikel pembakaran berupa asap hitam.Jika temperatur pembakaran terlalu tinggi akan menghasilkan N2(Nitrogen) dan O2 (Oksigen) yang keduanya bereaksi menghasilkan

Page 33: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

33

Nox. Kadar asap pada mobil penumpang harus dijaga agar tidakmengeluarkan asap hitam.

4) Nilai kadar asap / opasitas untuk kendaraan berpenggerak motorbakar penyalaan kompresi (diesel) adalah :- Kendaraan tahun pembuatan < 2010 = 70%- Kendaraan tahun pembuatan > 2010 = 40%

b. Emisi CO/HCEmisi gas buang diukur berdasarkan kandungan polutan yang dikeluarkanKendaraan Bermotor. Kandungan polutan tidak boleh melebihi ambangbatas.

Tabel 7 - Ambang Batas Emisi Gas Buang Buang Mobil PenumpangLama

Kategori TahunPembuatan

Parameter

Metoda uji

CO (%)HC

(ppm)

Berpenggerak motor bakar < 2007 4.5 1200 Idle

cetus api (bensin) > 2007 1.5 200

9. SISTEM BAHAN BAKAR

Standar sistem bahan bakar pada mobil penumpang adalah tidak adakebocoran baik pada tangki, pipa, pompa dan karburator atau injektor.a. Kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin, kerosin,

alkohol, atau bahan bakar cair yang mudah terbakar harus memilikitangki bahan bakar, corong pengisi dan lubang udara bahan bakar, pipa –pipa yang berfungsi menyalurkan bahan bakar.

b. Tangki bahan bakarc. Tangki bahan bakar harus memiliki konstruksi cukup kuat dan tahan

terhadap korosi, dilengkapi dengan tutup tangki yang kukuh serta tidakmelebihi bagian terluar dari kendaraan, diikat dengan kuat sehinggadapat menahan goncangan dan getaran dari kendaraan, ditempatkan padabagian kendaraan yang bersangkutan dan terpisah dari ruang motor padajarak aman, ditempatkan pada jarak tertentu dari pintu kendaraanbermotor yang menjamin keselamatan.

d. Corong Pengisi dan Saluran Udara Tangki Bahan Bakare. Corong pengisi dan saluran udara tangki bahan bakar harus memenuhi

persyaratan berikut :1) Dikonstruksi cukup kuat sehingga tidak akan mengalami kebocoran

kerusakan dan atau bocor apabila terjadi goncangan /getaran darikendaraan ;

Page 34: 1 I. PENDAHULUAN - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000147... · jalan yang ada di Indonesia serta studi referensi dari negara lain

34

2) Ditempatkan pada jarak tertentu dari lobang pipa gas buang yangmenjamin keslamatan dan tidak diarahkan kelobang pipa gas buang

3) Ditempatkan pada tempat tertentu yang jauh dari terminal listrikatau saklar listrik yang menjamin keselamatan .

1) Pipa Saluran Bahan BakarPipa saluran bahan bakar harus memenuhi persyaratan yaitu dibuat daribahan yang tahan terhadap panas dan cukup kuat sehingga tidakmengalami kebocoran apabila terkena panas atau terjadi guncangan danatau getaran dari getaran kendaraan, dilengkapi dengan katup yangmemungkinkan pengemudi dapat menutup dan membuka saluran bahanbakar apabila bahan bakar tidak dapat berhenti dengan sendirinya padasaat motor dimatikan, ditempatkan pada jarak yang aman dari peralatanlistrik yang ada pada kendaraan bermotor yang bersangkutan danterhindar dari pengaruh panas dan debu yang berlebihan ;

2) Tangki, corong pengisi bahan bakar dan lubang pengisi serta pipa saluranbahan bakar tidak boleh ditempatkan di dalam ruang penumpang

3) Untuk kendaraan bermotor yang menggunakan sistem bahan bakar gastekanan tinggi/ bahan sejenis dan bahan bakar alternatif lainnya harusmemenuhi persyaratan khusus untuk menjamin keselamatanpengoperasian kendaraan bermotor.

10.SISTEM KELISTRIKAN

a. Sistem kelistrikan meliputi baterai, kunci kontak, saklar, sekring,pengedip (flaser), relay, kabel penghubung, altenator dan starter.

b. Kondisi sistem kelistrikan pada mobil penumpang harus dalam kondisidan pemasangan yang baik. Tidak ada isolasi yang terkelupas atautergesek, baterai terpasang dengan baik dan bila dipasang dalam ruangpengemudi /di luar kendaraan harus terlindung oleh penutup yang kokoh.