kata pengantar -...

131
EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku i KATA PENGANTAR Laporan Ringkasan Eksekutif (Executive Summary Report) ini diajukan untuk memenuhi pekerjaan Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatratalok) di Wilayah Propinsi Maluku Utara Dalam Rangka Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Maluku-Papua. Adapun dalam penyusunan laporan ini dibagi menjadi 6 (enam) Volume, yaitu: Volume 1 : Kota Ternate Volume 2 : Kota Tidore Kepulauan Volume 3 : Kabupaten Halmahera Barat Volume 4 : Kabupaten Halmahera Tengah Volume 5 : Kabupaten Halmahera Timur Volume 6 : Kabupaten Pulau Morotai Penyusunan Laporan Ringkasan Eksekutif ini, untuk tiap-tiap volume dibahas beberapa hal, yaitu: (1) pendahuluan, (2) tinjauan pustaka, (3) metodologi studi, (4) kondisi wilayah dan jaringan transportasi saat ini, (5) perkiraan kondisi mendatang, dan (6) arah pengembangan jaringan. Semuanya ini disesuaikan dengan Kerangka Acuan Kerja yang ada dan Panduan Penyusunan Sistranas pada Tatralok. Pada kesempatan ini, konsultan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu pelaksanaan kegiatan ini, serta mengharapkan kritik dan saran untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan pada tahap selanjutnya. Bandung, November 2013

Upload: dinhliem

Post on 18-Apr-2019

238 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

i

KATA PENGANTAR

Laporan Ringkasan Eksekutif (Executive Summary Report) ini

diajukan untuk memenuhi pekerjaan “Studi Sistranas pada Tataran

Transportasi Lokal (Tatratalok) di Wilayah Propinsi Maluku Utara

Dalam Rangka Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra

Produksi di Koridor Ekonomi Maluku-Papua”. Adapun dalam

penyusunan laporan ini dibagi menjadi 6 (enam) Volume, yaitu:

Volume 1 : Kota Ternate

Volume 2 : Kota Tidore Kepulauan

Volume 3 : Kabupaten Halmahera Barat

Volume 4 : Kabupaten Halmahera Tengah

Volume 5 : Kabupaten Halmahera Timur

Volume 6 : Kabupaten Pulau Morotai

Penyusunan Laporan Ringkasan Eksekutif ini, untuk tiap-tiap

volume dibahas beberapa hal, yaitu: (1) pendahuluan, (2) tinjauan

pustaka, (3) metodologi studi, (4) kondisi wilayah dan jaringan

transportasi saat ini, (5) perkiraan kondisi mendatang, dan (6) arah

pengembangan jaringan. Semuanya ini disesuaikan dengan

Kerangka Acuan Kerja yang ada dan Panduan Penyusunan

Sistranas pada Tatralok.

Pada kesempatan ini, konsultan menyampaikan terima kasih

kepada semua pihak yang telah banyak membantu pelaksanaan

kegiatan ini, serta mengharapkan kritik dan saran untuk

pelaksanaan kegiatan-kegiatan pada tahap selanjutnya.

Bandung, November 2013

Page 2: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

ii

PT. GIRI AWAS

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB 1 PENDAHULUAN 1 - 1

1.1 Latar Belakang 1 - 1

1.2 Maksud dan Tujuan 1 - 6

1.3 Ruang Lingkup Studi 1 - 6

1.4 Batasan Kegiatan 1 - 8

1.5 Indikator Keluaran Dan Keluaran 1 - 8

1.6 Lokasi Dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan 1 - 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 - 1

2.1 Pendekatan Studi 2 - 1

2.2 Masterplan Percepatan Dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia (MP3EI) 2011 – 2025 2 - 2

2.2.1 Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia 2 - 2

2.2.2 Peningkatan Potensi Ekonomi Wilayah

Melalui Koridor Ekonomi 2 - 4

2.2.3 Koridor Ekonomi Indonesia 2 - 5

2.2.4 Arahan Pengembangan Kegiatan

Ekonomi Utama 2 - 6

2.2.5 Koridor Ekonomi papua – Kepulauan Maluku 2 - 7

2.3 Penguatan Konektivitas Nasional 2 - 9

Page 3: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

iii

BAB 3 METODOLOGI STUDI 3 - 1

3.1 Metodologi Studi 3 - 1

3.2 Pola Pikir Studi 3 - 5

3.3 Analisis Pengembangan Wilayah 3 - 8

3.4 Pemodelan Transportasi 3 - 9

3.4.1 Struktur Model 3 - 9

3.4.2 Proses Pemodelan Transportasi 3 - 13

3.4.2.1 Penetapan Sistem Zona dan Sistem

Jaringan 3 - 13

3.4.2.2 Estimasi dan Prediksi Trip-ends dan

MAT 3 - 14

3.4.2.3 Simulasi Jaringan 3 - 16

3.5 Analisis Normatif 3 - 17

3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) 3 - 18

BAB 4 KONDISI WILAYAH DAN JARINGAN TRANSPORTASI

SAAT INI 4 - 1

4.1 Letak Geografis dan Wilayah Administrasi 4 - 1

4.2 Kependudukan 4 - 4

4.3 Produk Domestik Regional Bruto 4 - 6

4.4 Kinerja Pelayanan, Jaringan Pelayanan Dan

Jaringan Prasarana Transportasi Wilayah Saat Ini 4 - 7

4.4.1 Jaringan Jalan 4 - 8

4.4.2 Angkutan Darat 4 - 9

4.4.3 Angkutan Penyeberangan 4 - 14

4.4.4 Angkutan Laut 4 - 14

4.4.5 Angkutan Udara 4 - 19

4.5 Bangkitan Dan Tarikan Pergerakan Orang dan

Barang 4 - 34

4.5.1 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Orang

Eksisting 4 - 35

Page 4: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

iv

4.5.2 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Barang

Eksisting 4 - 38

BAB 5 PERKIRAAN KONDISI MENDATANG 5 - 1

5.1 Rencana Proyek MP3EI 5 - 1

5.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Halmahera Tengah 5 - 2

5.2.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten

Halmahera Tengah 5 - 3

5.2.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Kab.

Halmahera Tengah 5 - 4

5.3 Pola Aktivitas Dan Proyeksi Penduduk 5 - 6

5.3.1 Metode Proyeksi Penduduk 5 - 6

5.3.2 Proyeksi Jumlah Penduduk 5 - 7

5.4 Bangkitan Dan Distribusi Arus Barang Dan

Penumpang 5 - 11

5.4.1 Proyeksi Asal dan Tujuan Pergerakan Orang 5 - 13

5.4.2 Proyeksi Asal Dan Tujuan Pergerakan

Barang 5 - 14

BAB 6 ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN

TRANSPORTASI 6 - 1

6.1 Arah Pengembangan Jaringan Transportasi 6 - 1

6.1.1 Arah Pengembangan Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Halmahera Tengah 6 - 1

6.1.2 Arah Pengembangan Jaringan Transportasi

Wilayah Kabupaten Halmahera Tengah 6 - 4

6.1.2.1 Sistem Jaringan Transportasi Darat 6 - 4

6.1.2.2 Sistem Jaringan Transportasi Laut 6 - 5

6.1.2.3 Sistem Jaringan Transportasi Udara 6 - 6

Page 5: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

v

6.2 Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Jaringan

Transportasi 6 - 7

6.2.1 Kebijakan Penataan Ruang Kab. Halmahera

Tengah 6 - 7

6.2.2 Strategi Pengembangan Jaringan

Transportasi 6 - 7

6.3 Rancangan Peraturan Bupati Tentang Sistem

Transportasi Nasional Pada Tataran Transportasi

Lokal Kabupaten Halmahera Tengah 6 - 8

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

1 - 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran

transportasi. Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS)

diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi yang

berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara efisien dan

efektif dalam menunjang dan sekaligus menggerakan dinamika

pembangunan; mendukung mobilitas manusia dan barang serta

jasa; mendukung pola distribusi nasional serta mendukung

pengembangan wilayah, peningkatan hubungan nasional dan

internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan

berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan Wawasan

Nusantara.

MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia) merupakan arahan strategis dalam percepatan

dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15

(lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun

2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional 2005 – 2025 dan melengkapi dokumen

perencanaan.

Suksesnya pelaksanaan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia tersebut sangat tergantung pada kuatnya

derajat konektivitas ekonomi nasional (intra dan inter wilayah)

maupun konektivitas ekonomi internasional Indonesia dengan

pasar dunia. Dengan pertimbangan tersebut MP3EI menetapkan

Page 7: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

1 - 2

penguatan konektivitas nasional sebagai salah satu dari tiga

strategi utama (pilar utama).

Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat)

elemen kebijakan nasional yang terdiri dari Sistem Logistik

Nasional (Sislognas), Sistem Transportasi Nasional (Sistranas),

Pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN), Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK/ICT). Upaya ini perlu dilakukan agar dapat

diwujudkan konektivitas nasional yang efektif, efisien, dan terpadu.

Sebagaimana diketahui, konektivitas nasional Indonesia

merupakan bagian dari konektivitas global. Oleh karena itu,

perwujudan penguatan konektivitas nasional perlu

mempertimbangkan keterhubungan Indonesia dengan dengan

pusat-pusat perekonomian lokal, regional dan dunia (global) dalam

rangka meningkatkan daya saing nasional. Hal ini sangat penting

dilakukan guna memaksimalkan keuntungan dari keterhubungan

lokal, regional dan global/internasional.

Implementasi pelaksanaan MP3EI dalam fase pertama kurun waktu

tahun 2011 – 2014 yaitu pembentukan dan operasionalisasi

institusi pelaksana MP3EI yang terdiri dari :

Penyusunan rencana aksi untuk debottlenecking regulasi,

perizinan, insentif, dan pembangunan dukungan infrastruktur

yang diperlukan, serta realisasi komitmen investasi (quick-

wins).

Penetapan hubungan internasional untuk pelabuhan dan

bandar udara.

Penguatan lembaga litbang dan pelaksanaan riset di masing-

masing koridor.

Pengembangan kompetensi SDM sesuai kegiatan ekonomi

utama koridor.

Page 8: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

1 - 3

Di sisi lain, sebagai unsur pendorong dalam pengembangan

transportasi berfungsi menyediakan jasa transportasi yang efektif

untuk menghubungkan daerah terisolasi, tertinggal dan perbatasan

dengan daerah berkembang yang berada di luar wilayahnya,

sehingga terjadi pertumbuhan perekonomian yang sinergis.

Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) pada hakekatnya

merupakan suatu Konsep Pembinaan Transportasi dalam

pendekatan kesisteman yang mengintegrasikan sumber daya dan

memfasilitasi upaya-upaya untuk mencapai tujuan nasional. Dalam

hal ini adalah penting untuk secara berkelanjutan memperkuat

keterkaitan fungsi atau keterkaitan aktivitas satu sama lainnya baik

langsung maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan

transportasi baik pada Tataran Transportasi Nasional (Tatranas),

Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil), maupun Tataran

Transportasi Lokal (Tatralok).

Sistranas diwujudkan dalam Tataran Transportasi Nasional

(TATRANAS) ditetapkan oleh pemerintah, Tataran Transportasi

Wilayah (TATRAWIL) ditetapkan oleh pemerintah propinsi, dan

Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) ditetapkan oleh

pemerintah kabupaten/kota. Keterkaitan ketiga tataran tersebut

tidak dapat dipisahkan yang pada akhirnya akan menjadi acuan

bagi semua pihak terkait dalam penyelenggaraan transportasi

untuk perwujudan pelayanan transportasi yang efektif dan efisien

baik pada tataran lokal, wilayah maupun nasional.

Dalam kaitan tersebut dan dalam rangka perwujudan SISTRANAS

dalam mendukung MP3EI perlu disusun jaringan transportasi pada

tataran Nasional, Propinsi dan Lokal Kabupaten/Kota agar tercipta

harmonisasi dan sinkronisasi penyelenggaraan transportasi. Pada

Tataran wilayah Propinsi (Tatrawil) telah disusun secara simultan

pada tahun 2012 yang perlu di tindak lanjuti dengan penyusunanan

Tatralok pada tahun 2013 ini khususnya pada wilayah

Kabupaten/Kota yang belum berkembang dengan baik. Dengan

Page 9: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

1 - 4

demikian diperoleh arah pembangunan jaringan pelayanan dan

jaringan prasarana yang dapat berperan dalam mendukung

perekonomian wilayah dan mendorong pertumbuhan wilayah yang

belum berkembang baik pada tataran lokal, propinsi hingga

nasional/internasional.

Secara makro, perkembangan ekonomi dan transportasi di wilayah

Maluku Utara tidak lepas dari perkembangan ekonomi

nasional, regional dan internasional di sekitarnya. Secara

nasional, Program Master Plan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 seperti

yang diatur dalam Perpres Nomor 32 tahun 2011 diperkirakan

dapat menjadi rujukan baru dan penting bagi Propinsi Maluku

Utara dalam menata sistem dan layanan transportasinya sehingga

selaras dengan program MP3EI guna mendukung program

penguatan ekonomi koridor enam di aras Propinsi Papua, Maluku

dan Maluku Utara yang berbasiskan inovasi (innovation driven

economy) dan bukan hanya berdasarkan kebutuhan (needed

driven economy). Berdasarkan rencana MP3EI tersebut

diperkirakan besaran nilai investasi yang berpotensi dilakukan

di wilayah Maluku Utara seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 1.1 di bawah ini diperkirakan sekitar Rp 113,5 Trilyun.

Page 10: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

1 - 5

Sumber: Bappenas (2011)

Gambar 1.1. Rencana dan Nilai Investasi MP3EI di Maluku

Utara (nomor 1 dan 2)

Atas dasar tersebut di atas maka perlu dilakukan Penyusunan

Tatralok dalam upaya peningkatan pelayanan transportasi baik

jaringan pelayanan maupun jaringan prasarana transportasi, serta

peningkatan keterpaduan antar dan intramoda transportasi,

disesuaikan dengan perkembangan ekonomi, tingkat kemajuan

teknologi, kebijakan tata ruang dan lingkungan.

Adapun Penyusunan Tatralok tersebut mengacu pada PerPres No.

32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan Dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, UU No. 26

Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, UU No. 23 Tahun 2007

Tentang Perkeretaapian, UU No. 17 Tahun 2008 Tentang

Pelayaran, UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Angkutan Udara, dan

UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Page 11: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

1 - 6

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun, mengevaluasi dan

meninjau ulang Tataran Transportasi Lokal sejalan dengan

dinamika perkembangan ekonomi, wilayah sebagai pedoman

pengaturan dan pembangunan transportasi wilayah.

Tujuannya dari kegiatan ini adalah agar rencana dan program

pengembangan transportasi di wilayah lokal kabupaten/kota,

propinsi dan nasional efektif dan efisien sesuai dengan Masterplan

Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

dan rencana pengembanganan jaringan pada Tatranas dan

Tatrawil.

1.3 RUANG LINGKUP STUDI

Ruang lingkup studi ini adalah :

a. Identifikasi permasalahan yang ada pada sistem transportasi

lokal;

b. Evaluasi pelayanan, jaringan pelayanan dan jaringan

prasarana transportasi secara terpadu;

c. Analisis permintaan transportasi lokal terkait dengan rencana

tata ruang wilayah kabupaten / kota dan rencana

pembangunan dalam MP3EI dan Tatrawil, Tatranas;

d. Pengkajian Model pengembangan jaringan transportasi wilayah

kabupaten/kota;

e. Merumuskan alternatif pengembangan jaringan transportasi;

f. Menetapkan prioritas dan tahapan pengembangan jaringan

transportasi lokal dalam kurun waktu 2014, 2019, 2025 dan

2030;

g. Merumuskan kebijakan pelayanan jaringan transportasi lokal;

Page 12: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

1 - 7

h. Menyusun rancangan peraturan Bupati/Walikota tentang

Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok);

i. Mengadakan FGD di Ibu Kota Kabupaten/Kota untuk

mendapatkan masukan alternatif pengembangan jaringan

transportasi lokal;

j. Menyelenggarakan seminar penyempurnaan laporan akhir dan

legalitas Tatralok di Ibu Kota Propinsi.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode survei pada

Kabupaten/Kota, selanjutnya hasil survey kemudian dianalisis dan

dilakukan FGD serta serangkaian pembahasan pada tiap tahapan

laporan dengan tim pengarah dan pendamping yang dibentuk

dengan SK Kepala Badan Litbang Perhubungan sehingga akan

menghasilkan keluaran. Pada akhir kegiatan studi ini

diselenggarakan seminar pada wilayah studi.

Tahapan pelaksanaan dan pelaporan kegiatan ini dilakukan

sebagai berikut:

1) Tahapan Laporan Pendahuluan (Inception Report)

Penyusunan laporan pendahuluan ini berisi penjabaran dari

kerangka acuan yang meliputi metodologi dan pendekatan atau

teori yang akan diterapkan, rencana kerja dan jadual kegiatan

serta daftar kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian.

2) Tahapan Laporan Antara (Interim Report)

Penyusunan laporan antara memuat hasil-hasil pengumpulan

data serta penjelasan metode pengolahan/analisis serta

penyusunan langkah selanjutnya analisis lengkap.

Page 13: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

1 - 8

3) Tahapan Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report)

Penyusunan rancangan laporan akhir berisi pengolahan data,

analisis dan evaluasi dari hasil pengumpulan data pada laporan

antara serta draft rekomendasi.

4) Tahapan Laporan Akhir (Final Report)

Penyusunan pada tahap laporan akhir merupakan

perbaikan/penyempurnaan dari Rancangan Laporan Akhir

setelah melalui serangkaian diskusi dan pembahasan.

1.4 BATASAN KEGIATAN

Kegiatan studi ini dibatasi hanya dalam lingkup penyusunan

Tataran Transportasi Lokal kabupaten/kota terkait untuk

mendukung prioritas pembangunan sentra produksi di koridor

ekonomi Maluku – Papua.

1.5 INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN

Indikator keluaran dari kegiatan ini adalah tersedianya Dokumen

Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) dan konsep legalitas

penetapannya di dua kota (Ternate dan Tidore Kepulauan) dan

empat kabupaten (Halmahera Tengah, Halmahera Timur,

Halmahera Barat, dan Morotai).

Keluaran dari kegiatan ini adalah 1 (satu) laporan hasil penelitian

berikut legalitasnya yaitu dua kota (Ternate dan Tidore Kepulauan)

dan empat kabupaten (Halmahera Tengah, Halmahera Timur,

Halmahera Barat, dan Morotai).

Page 14: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

1 - 9

1.6 LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan studi ini dilaksanakan di dua Kota dan empat Kabupaten,

yaitu Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera

Tengah, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera

Barat, dan Kabupaten Morotai. Adapun kegiatan pelaksanaan studi

akan dilaksanakan selama 7 (tujuh) bulan kalender (27 Maret – 26

Oktober 2013), berdasarkan No. Kontrak : PL.102/15/2-BLT-2013

dan No. SPMK : PL.102/15/9-BLT-2013.

Page 15: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENDEKATAN STUDI

Pendekatan yang memayungi studi ini secara sinergi adalah

melalui MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia) yang merupakan arahan

strategis dan percepatan pembangunan ekonomi khususnya di

wilayah studi tersebut. MP3EI menetapkan penguatan konektivitas

nasional sebagai salah satu dari 3 strategi utama. Konektivitas

nasional merupakan pengintegrasian 4 elemen kebijakan nasional

yang terdiri dari sistem logistik nasional (Sislognas), sistem

transportasi nasional (Sistranas), pengembangan wilayah

(RPJMN/RTRWN), dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Strategi ini untuk mewujudkan konektivitas nasional yang efektif,

efisien dan terpadu. Berarti pada wilayah studi ini perlu memahami

pula keterkaitannya baik secara lokal, kabupaten/kota, wilayah

propinsi, maupun nasional, bahkan regional dan global.

Untuk memahami semuanya ini, perlu pengertian-pengertian dasar

tentang istilah kunci, seperti: Definisi Sistranas, Tujuan dan

Sasaran Sistranas, serta Tataran Transportasi (Tatranas, Tatrawil,

dan Tatralok) yang dirangkum dalam kerangka pemikiran Pola

Dasar Sistranas. Begitu juga halnya dengan Cetak Biru

Transportasi Antarmoda/Multimoda, yang menggambarkan Alur

Pikir Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda, Visi dan Misi

Transportasi Antarmoda/ Multimoda, Strategi Pengembangan

Transportasi Antarmoda/Multimoda, dan Program Pengembangan

Transportasi Antarmoda/Multimoda dalam rangka mendukung

Page 16: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 2

prioritas pembangunan sentra produksi di koridor ekonomi Papua-

Kepulauan Maluku yang dirajut dalam MP3EI.

Kegiatan ini perlu alasan dan landasan atau acuan normatif yang

mendasarkan pada PP No. 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan

Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI) 2011-2025, UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan

Ruang, UU di Bidang Transportasi yaitu UU No. 23 Tahun 2007

Tentang Perkeretaapian, UU No. 17 Tahun 2008 Tentang

Pelayaran, UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Angkutan Udara dan UU

No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.

2.2 MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN

PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) 2011-

2025

2.2.1 Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia

Selaras dengan visi pembangunan nasional sebagaimana tertuang

dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2007 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025, maka visi

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

adalah “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju,

Adil, dan Makmur”.

Melalui langkah MP3EI, percepatan dan perluasan pembangunan

ekonomi akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada

tahun 2025 dengan pendapatan per kapita yang berkisar antara

USD 14.250 – USD 15.500 dengan nilai total perekonomian (PDB)

berkisar antara USD 4,0 – 4,5 triliun. Untuk mewujudkannya

diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4 – 7,5 persen pada

periode 2011 – 2014, dan sekitar 8,0 – 9,0 persen pada periode

2015 – 2025. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibarengi oleh

penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode 2011 –

Page 17: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 3

2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan

inflasi seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju.

Sumber: MP3EI, 2011.

Gambar 2.1. Aspirasi Pencapaian PDB Indonesia

Visi 2025 tersebut diwujudkan melalui 3 (tiga) misi yang menjadi

fokus utamanya, yaitu:

1. Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses

produksi serta distribusi dari pengelolaan aset dan akses

(potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui penciptaan

kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam

maupun antar-kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.

2. Mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produksi dan

pemasaran serta integrasi pasar domestik dalam rangka

penguatan daya saing dan daya tahan perekonomian nasional.

Page 18: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 4

3. Mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi,

proses, maupun pemasaran untuk penguatan daya saing

global yang berkelanjutan, menuju innovation-driven economy.

2.2.2 Peningkatan Potensi Ekonomi Wilayah Melalui Koridor

Ekonomi

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

diselenggarakan berdasarkan pendekatan pengembangan pusat-

pusat pertumbuhan ekonomi, baik yang telah ada maupun yang

baru. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari

pendekatan sektoral dan regional. Setiap wilayah mengembangkan

produk yang menjadi keunggulannya. Tujuan pengembangan

pusat-pusat pertumbuhan ekonomi tersebut adalah untuk

memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan

keunggulan daerah serta memperbaiki ketimpangan spasial

pembangunan ekonomi Indonesia.

Sumber: MP3EI, 2011.

Gambar 2.2. Ilustrasi Koridor Ekonomi

Page 19: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 5

Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dilakukan

dengan mengembangkan klaster industri dan Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK). Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan tersebut

disertai dengan penguatan konektivitas antar pusat-pusat

pertumbuhan ekonomi dan antara pusat pertumbuhan ekonomi

dengan lokasi kegiatan ekonomi serta infrastruktur pendukungnya.

Secara keseluruhan, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan

konektivitas tersebut menciptakan Koridor Ekonomi Indonesia.

Peningkatan potensi ekonomi wilayah melalui koridor ekonomi ini

menjadi salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama).

2.2.3 Koridor Ekonomi Indonesia

Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan

potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di

seluruh Indonesia. Sebagai negara yang terdiri atas ribuan pulau

dan terletak di antara dua benua dan dua samudera, wilayah

kepulauan Indonesia memiliki sebuah konstelasi yang unik, dan

tiap kepulauan besarnya memiliki peran strategis masing-masing

yang ke depannya akan menjadi pilar utama untuk mencapai visi

Indonesia tahun 2025. Dengan memperhitungkan berbagai potensi

dan peran strategis masing-masing pulau besar (sesuai dengan

letak dan kedudukan geografis masing-masing pulau), telah

ditetapkan 6 (enam) koridor ekonomi seperti yang tergambar pada

Gambar 2.3.

Page 20: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 6

Sumber: MP3EI, 2011.

Gambar 2.3. Peta Koridor Ekonomi Indonesia

2.2.4 Arahan Pengembangan Kegiatan Ekonomi Utama

Sebagai dokumen kerja, MP3EI berisikan arahan pengembangan

kegiatan ekonomi utama yang sudah lebih spesifik, lengkap

dengan kebutuhan infrastruktur dan rekomendasi perubahan/revisi

terhadap peraturan perundang-undangan yang perlu dilakukan

maupun pemberlakuan peraturan-perundangan baru yang

diperlukan untuk mendorong percepatan dan perluasan investasi.

Selanjutnya MP3EI menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

MP3EI bukan dimaksudkan untuk mengganti dokumen

perencanaan pembangunan yang telah ada seperti Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 (UU No. 17

Tahun 2007) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional, namun menjadi dokumen yang terintegrasi dan

komplementer yang penting serta khusus untuk melakukan

Page 21: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 7

percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi, seperti yang

terlihat pada Gambar 2.4. MP3EI juga dirumuskan dengan

memperhatikan Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN-

GRK) karena merupakan komitmen nasional yang berkenaan

dengan perubahan iklim global..

Sumber: MP3EI, 2011.

Gambar 2.4. Posisi MP3EI dalam Rencana Pembangunan

Pemerintah

2.2.5 Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku

Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku terdiri dari Propinsi

Papua, Propinsi Papua Barat, Propinsi Maluku dan Propinsi Maluku

Utara. Sesuai dengan tema pembangunannya, Koridor Ekonomi

Papua – Kepulauan Maluku merupakan pusat pengembangan

Page 22: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 8

pangan, perikanan, energi, dan pertambangan nasional. Secara

umum, Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku. Maluku

memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, namun di sisi

lain terdapat beberapa masalah yang harus menjadi perhatian

dalam upaya mendorong perekonomian di koridor ini, antara lain:

1. Laju pertumbuhan PDRB di Koridor Ekonomi Papua –

Kepulauan Maluku dari tahun 2006 – 2009, tergolong relatif

tinggi, yakni sebesar 7 persen, namun besaran PDRB tersebut

relatif kecil dibanding dengan koridor lainnya;

2. Disparitas yang besar terjadi di antara kabupaten di Papua.

Sebagai contoh, PDRB per kapita Kabupaten Mimika adalah

sebesar IDR 240 juta, sementara kabupaten lainnya berada di

bawah rata-rata PDB per kapita nasional (IDR 24,26 juta);

3. Investasi yang rendah di Papua disebabkan oleh tingginya

risiko berusaha dan tingkat kepastian usaha yang rendah;

4. Produktivitas sektor pertanian belum optimal yang salah

satunya disebabkan oleh keterbatasan sarana pengairan;

5. Keterbatasan infrastruktur untuk mendukung pembangunan

ekonomi;

6. Jumlah penduduk yang sangat rendah dengan mobilitas tinggi

memberikan tantangan khusus dalam pembuatan program

pembangunan di Papua. Kepadatan populasi Papua adalah

12,6 jiwa/km2, jauh lebih rendah dari rata-rata kepadatan

populasi nasional (124 jiwa/km2).

Strategi pembangunan ekonomi Koridor Ekonomi Papua –

Kepulauan Maluku (Gambar 2.5) difokuskan pada 5 kegiatan

Ekonomi utama, yaitu Pertanian Pangan - MIFEE (Merauke

Integrated Food & Energy Estate), Tembaga, Nikel, Migas, dan

Perikanan.

Page 23: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 9

Sumber: MP3EI, 2011.

Gambar 2.5. Peta Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku

2.3 PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL

Suksesnya pelaksanaan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia tersebut sangat tergantung pada kuatnya

derajat konektivitas ekonomi nasional (intra dan inter wilayah)

maupun konektivitas ekonomi internasional Indonesia dengan

pasar dunia. Dengan pertimbangan tersebut Masterplan

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

Page 24: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 10

(MP3EI) menetapkan penguatan konektivitas nasional sebagai

salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama).

Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat)

elemen kebijakan nasional yang terdiri dari Sistem Logistik

Nasional (Sislognas), Sistem Transportasi Nasional (Sistranas),

Pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN), Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK/ICT). Upaya ini perlu dilakukan agar dapat

diwujudkan konektivitas nasional yang efektif, efisien, dan terpadu.

Sebagaimana diketahui, konektivitas nasional Indonesia

merupakan bagian dari konektivitas global. Oleh karena itu,

perwujudan penguatan konektivitas nasional perlu

mempertimbangkan keterhubungan Indonesia dengan dengan

pusat-pusat perekonomian regional dan dunia (global) dalam

rangka meningkatkan daya saing nasional. Hal ini sangat penting

dilakukan guna memaksimalkan keuntungan dari keterhubungan

regional dan global/internasional.

Konektivitas Nasional menyangkut kapasitas dan kapabilitas suatu

bangsa dalam mengelola mobilitas yang mencakup 5 (lima) unsur

sebagai berikut:

1. Personel/penumpang, yang menyangkut pengelolaan lalu lintas

manusia di, dari dan ke wilayah.

2. Material/barang abiotik (physical and chemical materials) yang

menyangkut mobilitas komoditi industri dan hasil industri.

3. Material/unsur biotik/species, yang mencakup lalu lintas unsur

mahluk hidup di luar manusia seperti ternak, Bio Toxins, Veral,

Serum, Verum, Seeds, Bio-Plasma, BioGen, Bioweapon1.

4. Jasa dan Keuangan, yang menyangkut mobilitas teknologi,

sumber daya manusia dan modal pembangunan bagi wilayah.

5. Informasi, yang menyangkut mobilitas informasi untuk

kepentingan pembangunan wilayah yang saat ini sangat terkait

dengan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.

Page 25: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 11

Peningkatan pengelolaan mobilitas terhadap lima unsur tersebut

diatas akan meningkatkan kemampuan nasional dalam

mempercepat dan memperluas pembangunan dan mewujudkan

pertumbuhan yang berkualitas sesuai amanat UU No. 17 Tahun

2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

2005 – 2025.

Maksud dan tujuan Penguatan Konektivitas Nasional adalah

sebagai berikut:

1. Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama

untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip

keterpaduan, bukan keseragaman, melalui inter-modal supply

chains systems.

2. Memperluas pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan

aksesibilitas dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke wilayah

belakangnya (hinterland).

3. Menyebarkan manfaat pembangunan secara luas

(pertumbuhan yang inklusif dan berkeadilan) melalui

peningkatan konektivitas dan pelayanan dasar ke daerah

tertinggal, terpencil dan perbatasan dalam rangka pemerataan

pembangunan.

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diintegrasikan beberapa

komponen konektivitas yang saling berhubungan kedalam satu

perencanaan terpadu. Beberapa komponen dimaksud merupakan

pembentuk postur konektivitas secara nasional (Gambar 2.7), yang

meliputi: (a) Sistem Logistik Nasional (SISLOGNAS); (b) Sistem

Transportasi Nasional (SISTRANAS); (c) Pengembangan Wilayah

(RPJMN dan RTRWN); (d) Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK/ICT). Rencana dari masing-masing komponen tersebut telah

selesai disusun, namun dilakukan secara terpisah. Oleh karena itu,

Penguatan Konektivitas Nasional berupaya untuk

mengintegrasikan keempat komponen tersebut.

Page 26: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 12

Hasil dari pengintegrasian keempat komponen konektivitas

nasional tersebut kemudian dirumuskan visi konektivitas nasional

yaitu ‘Terintegrasi Secara Lokal, Terhubung Secara Global

(Locally Integrated, Globally Connected)’, seperti yang terlihat

pada Gambar 2.8

Yang dimaksud Locally Integrated adalah pengintegrasian sistem

konektivitas untuk mendukung perpindahan komoditas, yaitu

barang, jasa, dan informasi secara efektif dan efisien dalam

wilayah NKRI. Oleh karena itu, diperlukan integrasi simpul dan

jaringan transportasi, pelayanan inter-moda tansportasi,

komunikasi dan informasi serta logistik.

Simpul-simpul transportasi (pelabuhan, terminal, stasiun, depo,

pusat distribusi dan kawasan pergudangan serta bandara) perlu

diintegrasikan dengan jaringan transportasi dan pelayanan sarana

inter-moda transportasi yang terhubung secara efisien dan efektif.

Jaringan komunikasi dan informasi juga perlu diintegrasikan untuk

mendukung kelancaran arus informasi terutama untuk kegiatan

perdagangan, keuangan dan kegiatan perekonomian lainnya

berbasis elektronik.

Page 27: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 13

Sumber: MP3EI, 2011.

Gambar 2.7. Komponen Konektivitas Nasional

Page 28: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 14

Sumber: MP3EI, 2011.

Gambar 2.8. Visi Konektivitas Nasional

Selain itu, sistem tata kelola arus barang, arus informasi dan arus

keuangan harus dapat dilakukan secara efektif dan efisien, tepat

waktu, serta dapat dipantau melalui jaringan informasi dan

komunikasi (virtual) mulai dari proses pengadaan, penyimpanan/

pergudangan, transportasi, distribusi, dan penghantaran barang

sesuai dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang

dikehendaki produsen dan konsumen, mulai dari titik asal (origin)

sampai dengan titik tujuan (destination).

Visi ini mencerminkan bahwa penguatan konektivitas nasional

dapat menyatukan seluruh wilayah Indonesia dan mendorong

Page 29: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 15

pertumbuhan ekonomi secara inklusif dan berkeadilan serta dapat

mendorong pemerataan antar daerah. Sedangkan yang dimaksud

globally connected adalah sistem konektivitas nasional yang efektif

dan efisien yang terhubung dan memiliki peran kompetitif dengan

sistem konektivitas global melalui jaringan pintu internasional pada

pelabuhan dan bandara (international gateway/exchange) termasuk

fasilitas custom dan trade/industry facilitation.

Efektivitas dan efisiensi sistem konektivitas nasional dan

keterhubungannya dengan konektivitas global akan menjadi tujuan

utama untuk mencapai visi tersebut. Untuk mewujudkan visi

tersebut diperlukan penguatan konektivitas secara terintegrasi

antara pusatpusat pertumbuhan dalam koridor ekonomi dan juga

antar koridor ekonomi, serta keterhubungan secara internasional

terutama untuk memperlancar perdagangan internasional maupun

sebagai pintu masuk bagi para wisatawan mancanegara. (Gambar

2.9).

Dalam pelaksanaannya, perlu diperhatikan beberapa prinsip utama

sebagai berikut: (1) meningkatkan kelancaran arus barang, jasa

dan informasi, (2) menurunkan biaya logistik, (3) mengurangi

ekonomi biaya tinggi, (4) mewujudkan akses yang merata di

seluruh wilayah, dan (5) mewujudkan sinergi antar pusat-pusat

pertumbuhan ekonomi.

Page 30: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 16

Sumber: MP3EI, 2011.

Gambar 2.9. Kerangka Kerja Konektivitas Nasional

Dalam konteks ini akan dilakukan pembangunan Kawasan

Perhatian Investasi (KPI) dengan tujuan membangun pusat

perhatian baru. KPI juga ditujukan untuk mempermudah integrasi

dengan kegiatan-kegiatan yang terkait infrastruktur, sumber daya

manusia (SDM), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) serta

regulasi. Dimana Sentra produksi adalah 1 (satu) kegiatan investasi

dalam lokasi tertentu. KPI merupakan satu atau kumpulan

beberapa sentra produksi/kegiatan investasi yang beraglomerasi di

area yang berdekatan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.10.

Page 31: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 17

Sumber: Bahan Paparan Koordinasi SISTRANAS dan MP3EI 2013

Gambar 2.10. Integrasi KPI

Sumber: Bahan Paparan Koordinasi SISTRANAS dan MP3EI 2013

Gambar 2.12. KPI dan Nilai Investasi Sektor Riil

3

2

NILAI INVESTASI

Rp 125,46 TKPIHALMAHERA

NILAI INVESTASI

Rp 30,36 TKPI

MOROTAI

NILAI INVESTASI

Rp 0,78 TKPI

MANOKWARI

NILAI INVESTASI

Rp 0,76 TKPI

NABIRE

NILAI INVESTASI

Rp 160,85 TKPI

TIMIKA

NILAI INVESTASI

Rp 57,55 TKPI

MERAUKE

NILAI INVESTASI

Rp 10,26TKPI

AMBON

NILAI INVESTASI

Rp 108 TKPI

TELUK BINTUNI

KPI

REGULASI (PUSAT + DAERAH)

SDM&

IPTEK

KONEKTIVITASKPIIlustrasi Hipotetis

Sentra Produksi

Page 32: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

2 - 18

Tabel 2.1. KPI Prioritas Sektor Riil

NO KPI

NAMA KPI NILAI INVESTASI

1 Merauke (MIFEE) 57,7 T

2 Timika 160,9 T

3 Halmahera 125,5 T

4 Bintuni 108 T

5 Morotai 30,4 T

6 Ambon 10,3T

7 Nabire 764 M

8 Manokwari 784 M

Sumber: Bahan Paparan Koordinasi SISTRANAS dan MP3EI 2013

KPI Prioritas

Page 33: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 1

BAB 3

METODOLOGI STUDI

3.1 METODOLOGI STUDI

Untuk dapat melaksanakan seluruh lingkup kajian dalam konteks

materi dan waktu yang disyaratkan, maka dalam pekerjaan

Penelitian Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kab/Kota

disusun metodologi studi yang disajikan dalam bentuk bagan alir

(Gambar 3.1), dengan susunan tahapan pelaksanaan sebagai

berikut:

1) Tahap Persiapan, yang hasilnya disampaikan pada Laporan

Pendahuluan, dengan lingkup kegiatan meliputi:

a) Identifikasi Masalah & Tujuan Studi

b) Identifikasi Pelayanan

c) Identifikasi Jaringan Pelayanan

d) Identifikasi Jaringan Prasarana Transportasi Terpadu.

Keempat identifikasi tersebut merupakan inisiasi studi,

termasuk studi literatur dan peraturan perundangan yang

berlaku.

2) Tahap Pengumpulan Data & Analisis Awal, yang hasilnya

disampaikan pada Laporan Antara, dengan lingkup kegiatan

meliputi:

a) Pengumpulan Data Primer & Sekunder, yang diawali

dengan persiapan survei.

Page 34: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 2

b) Survei Pola Bangkitan & Tarikan

c) Survei Pergerakan Transportasi Luar & Dalam Kab/Kota

d) Survei Wawancara dan Survei Instansional untuk Laporan

Kegiatan Serupa Terdahulu (antara lain: tinjau ulang

jaringan transportasi Propinsi khususnya pada wilayah

studi, inventarisasi rencana umum dan teknis, kebijakan

nasional dan daerah di wilayah studi).

e) Matriks Asal Tujuan, termasuk kompilasi data yang

terkumpul.

f) Analisis Permintaan Transportasi, sebagai analisis awal

dari analisis Tatrawil dan Tatralok.

g) Kajian Model Pengembangan Jaringan Transportasi

Wilayah Kab/Kota, yang meliputi:

Pemetaan potensi dan kendala

Analisis wilayah

Analisis teknis dan analisis normatif

3) Tahap Analisis, yang hasilnya disampaikan pada Laporan Akhir

Sementara, dengan lingkup kegiatan meliputi:

a) Merumuskan Kebijakan Strategi dan Program

Pengembangan Jaringan Prasarana Pelayanan

Transportasi

b) Merumuskan Alternatif Pengembangan Jaringan

Transportasi

c) Menetapkan Prioritas dan Tahapan Pengembangan

Jaringan Lokal dengan Kurun Waktu 2014, 2019, 2025,

2030.

4) Tahap Penyempurnaan & Finalisasi, yang hasilnya

disampaikan pada Laporan Akhir, dengan lingkup kegiatan

meliputi:

Page 35: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 3

a) Menyusun Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang

Sistranas pada Tatralok

b) Mengadakan FGD di Ibukota Kab/Kota untuk Mendapat

Masukan Alternatif

c) Menyelenggarakan Seminar untuk Penyempurnaan

Laporan Akhir dan Legalitas Tatralok di Ibukota Propinsi.

Page 36: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 4

Identifikasi

Pelayanan

Identifikasi Jaringan

Pelayanan

Identifikasi Jaringan Prasarana Transportasi

Terpadu

Pengumpulan Data & Informasi

Primer & Sekunder

Pemahaman RTRW Kab/Kota

Survei Pergerakan

Transportasi Luar & Dalam Kab/Kota

Survei Wawancara

Survei Instansional untuk Laporan Kegiatan Serupa Terdahulu

Pemantapan RTRW Kab/Kota

Analisis Potensi &

Pengembangan Trans

Kajian Model Pengembangan Jaringan Transportasi Wilayah

Kab/Kota

Merumuskan Kebijakan Strategi dan Program Pengembangan Jaringan Prasarana Pelayanan Transportasi

Merumuskan Alternatif Pengembangan

Jaringan Transportasi

Menetapkan Prioritas dan Tahapan Pengembangan Jaringan Lokal dengan Kurun Waktu 2014, 2019, 2025, 2030

Menyusun Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal

(Tatralok)

Mengadakan FGD di Ibukota Kab/Kota untuk Mendapat

Masukan Alternatif

Menyelenggarakan Seminar untuk Penyempurnaan FR & Legalitas Tatralok di Ibukota Propinsi

LAPORAN PENDAHUL

UAN

Bulan 1

LAPORAN ANTARA

Bulan 4

RANCANGAN LAPORAN

AKHIR

Bulan 5

LAPORAN

AKHIR

Bulan 7

Identifikasi Masalah

& Tujuan Studi

Program pengembangan transportasi di wilayah lokal

kabupaten/kota, propinsi dan nasional efektif dan efisien

sesuai dengan MP3EI

Page 37: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 5

Gambar 3.1. Bagan Alir Metodologi Studi

3.2 POLA PIKIR STUDI

Pola pikir pelaksanaan studi ini dikembangkan atas dasar latar

belakang, maksud dan tujuan, sasaran dan lingkup studi yang

disampaikan pada KAK (lihat Bab I). Untuk dapat menyusun suatu

studi yang komprehensif maka perlu dipahami konteks studi secara

holistik yang menyangkut semua issue, aspek normatif, lingkungan

strategis, dan semua elemen sistem yang terkait dengan

pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara.

Diagram pola pikir umum studi ini secara garis besar disampaikan

pada Gambar 3.3. Dimulai dari review hasil studi terdahulu dalam

dokumen perencanaan eksisting MP3EI, (RTRW Nasional/ Propinsi

Maluku Utara), SISTRANAS/WIL, Renstra Propinsi Maluku Utara,

dan studi terdahulu) sejumlah data eksisting serta rencana dan

program eksisting dapat ditelusuri. Pemetaan terhadap peran

masing-masing stakeholders (Pemkab, Swasta, dan Masyarakat)

dalam lingkungan strategis yang dikoridori oleh aspek normatif

berupa peraturan perundangan yang berlaku merupakan langkah

penting untuk dapat memahami konteks, lingkup, serta identifikasi

masalah yang dihadapi dalam pengembangan Tatralok di Propinsi

Maluku Utara.

Elaborasi hasil pemetaan peran serta kondisi obyektif dari sistem

transportasi yang ada saat ini diharapkan dapat menjadi dasar

dalam penyusunan strategi umum (grand strategy) pengembangan

Tatralok di Propinsi Maluku Utara yang komprehensif dan terpadu

(antar moda, antar wilayah, antar stakeholders, dll.). Dalam strategi

umum ini termaktub sejumlah program pokok (main programs)

yang harus dijabarkan dalam tahapan jangka pendek, menengah,

dan panjang.

Sebagai goal/tujuan akhir dari semua kegiatan tersebut adalah

terciptanya tujuan pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku

Page 38: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 6

Utara dalam jangka waktu yang direncanakan dengan sejumlah

kriteria atau karakteristik jaringan prasarana dan jaringan

pelayanan yang handal (efektif dan efisien), cepat, tertib, aman,

lancar, dan terjangkau masyarakat.

Untuk mendukung semua proses pengembangan Tatralok di

Propinsi Maluku utara, bagaimanapun juga diperlukan adanya

kajian kuantitatif dan kualitatif yang dilengkapi oleh data-data terkait

dengan pola permintaan perjalanan, kondisi dan kinerja jaringan

transportasi yang ada, konstelasi sosial-ekonomi yang ada, serta

prediksi perubahannya ke depan dalam lingkup situasi tantangan,

peluang, dan hambatan yang berkembang dari waktu ke waktu.

Hal ini merujuk kepada kebutuhan akan adanya pemahaman

mendasar mengenai konteks penyusun Tatralok, serta adanya

analisis (dan pengumpulan data) yang lengkap dan mendalam

untuk memperoleh gambaran atau pemetaan mengenai situasi

transportasi dan pola kegiatan ekonomi yang ada dan

kemungkinan perubahannya di Propinsi Maluku Utara dan di

wilayah sekitarnya yang saling mempengaruhi.

Page 39: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 7

Page 40: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 8

3.3 ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH

Transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand)

akibat tersebarnya tata ruang (spasial separation) di mana

kebutuhan/ kegiatan manusia dan proses ekonomi barang tidak

dapat diakomodasi hanya di satu ruang saja, sehingga timbul

kebutuhan pergerakan melalui berbagai moda transportasi.

Penataan ruang yang mempengaruhi pola dan intensitas kegiatan

sosio-ekonomi merupakan indikator yang merepresentasikan

pattern dari sistem kegiatan yang harus dilayani oleh sistem

transportasi. Dengan demikian, bagaimana setting tata ruang yang

akan dituju di masa datang akan sangat mempengaruhi bagaimana

pola dan intensitas permintaan perjalanan, yang pada gilirannya

akan menentukan kebutuhan akan jaringan prasarana dan jaringan

pelayanan transportasi. Dalam konteks penyusunan Tatralok

Propinsi Maluku Utara ini, maka pemahaman terhadap arahan

penggunaan ruang yang dituangkan dalam RTRW menjadi sangat

penting. Apalagi dalam struktur dokumen perencanaan Tatralok

merupakan pengejawantahan RTRW untuk sektor transportasi.

Pada Gambar 3.4 disajikan bagaimana interaksi antara

perkembangan wilayah dengan transportasi. Terlihat bahwa

korelasi antara transportasi dan perubahan atau perkembangan

wilayah sangatlah besar, sehingga arahan pengembangan tata

ruang dan perkembangan alamiah sesuai mekanisme pasar akan

sangat menentukan bagaimana pola permintaan perjalanan wilayah

di Propinsi Maluku Utara ini akan berkembang di masa datang.

Page 41: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 9

Gambar 3.4. Interaksi Perkembangan Wilayah dengan

Kebutuhan Transportasi

3.4 PEMODELAN TRANSPORTASI

3.4.1 Struktur Model

Dalam studi perencanaan sistem transportasi, sebagaimana halnya

dalam Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok)

di Wilayah Propinsi Maluku Utara ini, sangat diperlukan adanya

pemahaman mengenai besaran dan pola permintaan perjalanan.

Permintaan perjalanan umumnya ditentukan oleh pola interaksi

ekonomi dalam pengaturan ruang yang ada, karakteristik suplai

jaringan transportasi yang ada (kapasitas, flow vs speed, dan

konfigurasinya), serta interaksi yang terjadi dalam ruang lalulintas

yang disediakan. Untuk itu diperlukan suatu model yang dapat

merepresentasikan interaksi antara elemen tata ruang, ekonomi,

permintaan perjalanan, jaringan transportasi, dan lalu lintas yang

terjadi.

Perkembangan

wilayah

Kebijakan perencanaan (MP3EI, RTRW, Renstra,

Tatrawil, dll)

Mekanisme pasar

(natural setting)

REGIONAL DEVELOPMENT

Faktor Sosio

Ekonomi

Pola Tata Guna

Lahan

Jumlah dan Pola Perjalanan

Kebutuhan Transportasi

TRANSPORT DEMAND

Page 42: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 10

Dalam studi ini digunakan model transportasi empat tahap (four

stages transport model) yang terdiri dari tahap bangkitan perjalanan

(trip generation), sebaran perjalanan (trip distribution), pemisahan

moda (modal split), dan pemilihan rute (route choice). Model ini

dipilih karena: mudah dalam aplikasinya, cukup baik

merepresentasikan karakteristik dan interaksi penting pada sistem

transportasi, dan mampu menggambarkan dampak dari intervensi

yang dilakukan terhadap sistem transportasi di wilayah studi.

Secara umum skema struktur model perencanaan empat tahap ini

ditunjukkan pada Gambar 3.6.

Pendekatan model dimulai dengan menetapkan sistem zona dan

jaringan transportasi, termasuk di dalamnya adalah karakteristik

sosial-ekonomi di tiap zona dan karakteristik suplai jaringan yang

ada. Dengan menggunakan informasi tersebut kemudian diestimasi

total perjalanan yang dibangkitkan dan/atau yang ditarik oleh suatu

zona tertentu (trip ends) atau disebut dengan proses bangkitan

perjalanan (trip generation). Tahap ini menghasilkan persamaan

trip generation yang menghubungkan jumlah perjalanan dengan

karakteristik zona yang bersangkutan.

Selanjutnya diprediksi dari/ke mana tujuan perjalanan yang

dibangkitkan atau yang ditarik oleh suatu zona tertentu atau disebut

tahap distribusi perjalanan (trip distribution). Dalam tahap ini akan

dihasilkan matriks asal-tujuan (MAT). Pada tahap pemilihan moda

(modal split) MAT tersebut kemudian dialokasikan sesuai dengan

moda transportasi yang digunakan para pelaku perjalanan untuk

mencapai tujuan perjalanannya. Dalam tahap ini dihasilkan MAT

per moda.

Terakhir, pada tahap pemilihan rute (trip assignment) MAT

didistribusikan ke setiap ruas/link moda yang tersedia di dalam

jaringan sesuai dengan kinerja rute yang ada. Tahap ini

menghasilkan estimasi arus lalu lintas dan waktu perjalanan di

setiap ruas. Hasil inilah yang digunakan sebagai dasar analisis

Page 43: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 11

dalam mengevaluasi serangkaian alternatif kebijakan

pengembangan jaringan transportasi yang diusulkan.

Page 44: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 12

Gambar 3.6. Pemodelan Perencanaan Transportasi 4 Tahap

Page 45: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 13

3.4.2 Proses Pemodelan Transportasi

3.4.2.1 Penetapan Sistem Zona dan Sistem Jaringan

Penetapan detail sistem zona dan sistem jaringan transportasi

dilakukan sebagai kompromi antara tingkat akurasi, biaya,

ketersediaan data, dan aplikabilitas model. Berdasarkan

pengalaman yang dilakukan dari studi terdahulu, maka dalam studi

ini ditetapkan bahwa:

1. Batas wilayah studi adalah batas wilayah administrasi

Kabupaten/Kota di Prop. Maluku Utara, di mana wilayah di

sekitarnya diasumsikan sebagai zona eksternal.

2. Agregasi zona di dalam wilayah studi adalah kecamatan, yang

selanjutnya disebut sebagai zona internal.

3. Model jaringan diutamakan untuk jaringan jalan, sedangkan

jaringan angkutan umum diperlakukan sebagai fixed-flow,

moda transportasi lain diintegrasikan melalui simpul terminal

(moda darat), pelabuhan (moda air), dan bandara (moda

udara).

Sistem zona tersebut dapat diilustrasikan dalam bentuk gambar

sederhana yang dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Kec. A

Zona Internal Zona Eksternal Zona Eksternal

Batas Kab/Kota

Kec. B

Kec. E Kec. C Kec. D Kec. F

Kec. G Kec. H

Page 46: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 14

Keterangan:

Kec. A B = pergerakan orang/barang antar kecamatan dalam satu

kab/kota.

Kec. E C = pergerakan orang/barang dari suatu kecamatan diluar

kab/kota menuju ke kecamatan di dalam kab/kota.

Kec. D F = pergerakan orang/barang dari suatu kecamatan di dalam

kab/kota menuju ke kecamatan di luar kab/kota.

Kec. D F = pergerakan orang/barang dari dan ke kecamatan di luar

kab/kota.

Gambar 3.7. Sistem Zona Kecamatan

Dengan penetapan sistem zona tersebut, maka akan terbentuk

Matriks Asal-Tujuan Antar Kecamatan. Matriks Asal-Tujuan ini

dikelompokkan berdasarkan pergerakan orang dan barang, dimana

pergerakan barang ini diuraikan lagi berdasarkan jenis barang yang

diproduksi, meliputi hasil produksi pangan, sayur-sayuran dan

buah-buahan, perkebunan, peternakan, perikanan, pertambangan

dan penggalian, industri pengolahan, dan kehutanan..

Untuk model jaringan transportasi yang diintegrasikan melalui

simpul-simpul moda transportasi yang dibatasi dalam suatu

kabupaten/kota, dapat terbentuk dari pengumpulan dan

pengolahan data kedalam bentuk Matriks Asal-Tujuan Antar Simpul

Moda Transportasi.

3.4.2.2 Estimasi dan Prediksi Trip-ends dan MAT

Secara skematis bagan alir proses estimasi trip-ends dan MAT

yang dilakukan pada studi ini ditunjukkan oleh Gambar 3.8.

Page 47: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 15

Gambar 3.8. Mekanisme Estimasi Trip Ends dan MAT di

Propinsi Maluku Utara

Prior Matrix MAT 2013

Traffic Count Hasil survey primer

SATURN (via Program

Simulasi Jaringan

Transportasi)

Base Matrix

MAT di Prov. Malut

Tahun 2014

summation

Base Trip ends Produksi perjalanan di Prov. Malut 2014

Data sosial ekonomi Statistik di Prov. Malut:

Penduduk, PDRB, dll

Analisis

regresi linier

Model bangkitan

perjalanan

Prediksi data sosial ekonomi Prov. Malut

Growth rate

Trip ends

prediction

Trip ends Prov. Malut:

2014, 2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2025, 2030

Jarak, waktu, dan

biaya transportasi

antar zona

Model

Furness/Gravity

MAT Prov. Malut: 2014, 2019, dst

Page 48: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 16

3.4.2.3 Simulasi Jaringan

Simulasi jaringan transportasi (dalam hal ini dititikberatkan untuk

jaringan jalan) dilakukan dalam konteks untuk:

1. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi secara makro

dalam jaringan transportasi di wilayah Propinsi Maluku Utara,

seperti: kemacetan, besarnya biaya transportasi, dan disparitas

suplai jaringan.

2. Memprediksi permasalahan yang akan timbul di masa datang

seiring dengan adanya pertumbuhan penduduk, perkembangan

ekonomi, dan perubahan intensitas penggunaan ruang.

3. Mengevaluasi kinerja dari sejumlah kebijakan perencanaan

yang akan diterapkan di masa datang, misal: pembangunan

jalan lingkar, jalan tol, maupun pengembangan moda laut, dan

udara.

MAT

perjalanan Data jaringan transportasi

Model Pemilihan Rute

Arus, kecepatan,

waktu, jarak

Analisis Lanjutan

I I N P U T

O U T P U T

Page 49: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 17

Gambar 3.9. Struktur Umum Model Pemilihan Rute pada

Program Simulasi Jaringan Transportasi

3.5 ANALISIS NORMATIF

Analisis normatif dilakukan untuk memperoleh idealisasi pola

jaringan pelayanan, hirarki prasarana, dan sistem operasi bagi

pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara yang efektif dan

efisien dalam rangka menunjang pengembangan wilayah,

pemerataan pembangunan, dan pertumbuhan ekonomi di wilayah

Propinsi Maluku Utara. Aspek normatif ini dikembangkan

berdasarkan review atas peraturan perundangan yang berlaku di

setiap moda transportasi (jalan, angkutan umum, laut, dan udara)

serta kajian konseptual secara teoteris mengenai sistem

transportasi yang ideal. Analisis ini diperlukan untuk memberikan

gambaran arahan pengembangan jaringan transportasi di Propinsi

Maluku Utara di masa yang akan datang sesuai dengan konsep

yang lebih ideal.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam analisis normatif secara

berurutan disampaikan sebagai berikut:

1. Melakukan kajian konsep pengembangan jaringan prasarana

dan jaringan pelayanan untuk setiap moda transportasi (jalan,

angkutan umum, laut, dan udara) sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku/terbaru (UU, PP, Kepmen, Perda,

dll),

2. Melakukan kajian teoretis hasil penelitian dan studi terdahulu

baik di dalam maupun luar negeri mengenai idealisasi pola

jaringan transportasi wilayah,

3. Melakukan analisis konsep Tatralok di Propinsi Maluku Utara

yang mengelaborasikan aspek normatif secara praktis (dari

butir a.) dan aspek teoritis (dari butir b.),

Page 50: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 18

4. Mengidentifikasi simpul, link dan zona yang strategis dan

penting untuk dikembangkan dalam rangka mewujudkan

Tatralok Propinsi Maluku Utara di masa yang akan datang.

3.6 AZAS TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK)

Berdasarkan Pedoman Teknis yang telah ditetapkan, Tataran

Transportasi Lokal (Tatralok) harus disusun dengan berasaskan

pada beberapa prinsip dasar berikut:

1. Azas Keadilan, dimana tataran transportasi yang disusun

harus dapat menunjang kelancaran perhubungan di semua

sektor pembangunan dan berpihak pada tiap lapisan

masyarakat.

2. Azas Transparansi, tataran transportasi yang disusun

disosialisasikan dan diterapkan secara terpadu serta

transparasi pada semua sektor pembangunan dan diketahui

oleh pejabat pelaksana dilapangan.

3. Azas Akuntabilitas, tataran transportasi yang disusun harus

dianalisis secara teliti guna mendapatkan keserasian dan

keterpaduan kesisteman transportasi yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat dalam lingkup wilayah perencanaan.

4. Azas Realistis, tataran transportasi yang disusun harus

ditunjang oleh kondisi eksisting yang sebenarnya sehingga

hasil kebijakan yang diperoleh nantinya dapat sesuai dengan

kondisi yang ada dan dapat dilaksanakan secara suistainable.

5. Azas Kesisteman, tataran transportasi yang disusun harus

dapat menggambarkan keterkaitan dan keterpaduan

hubungan/kesisteman transportasi antar wilayah/kawasan

dalam lingkup kajiannya, serta harus disesuaikan dengan

kebijakan sistem transportasi diatasnya.

Page 51: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 19

6. Azas Keunggulan Moda, tataran transportasi yang disusun

harus dapat menggambarkan dan mengkaji potensi-potensi

guna menemukan moda unggulan.

7. Azas Keterpaduan Intra dan Antar Moda, tataran transportasi

yang disusun harus dapat memberikan keterpaduan intra dan

antara moda yang ada, sehingga sinkronisasi sistem

transportasi antara moda tersebut dapat berjalan sesuai

dengan kebutuhan yang ada.

8. Azas Koordinasi dan Sinkronisasi, tataran transportasi yang

disusun harus dapat memberikan gambaran dan arahan

koordinasi yang jelas dan sinkronisasi yang terpadu dalam

mengakomodasi perkembangan dan kebutuhan disemua sektor

pembangunan.

9. Azas Tinjau Ulang Secara Berkala, tataran trasnportasi yang

disusun harus dilakukan tinjauan secara berkala guna menjaga

konsistensi dalam pelaksanaannya.

Lebih jelasnya, untuk Azas Penyusunan Tataran Transportasi Lokal

(Tatralok) dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Page 52: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

3 - 20

Gambar 3.11. Azas Penyusunan Tataran Transportasi Lokal

(Tatralok)

TATRALOK

KEADILAN

TRANSPARANSI REALISTIS

AKUNTABILITAS KESISTIMAN

TINJAUAN ULANG SECARA

BERKALA

KOORDINASI DAN

SINKRONISASI

KETERPADUAN INTRA & ANTAR

MODA

KEUNGGULAN

MODA

TATRALOK

Page 53: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 1

BAB 4

KONDISI WILAYAH DAN JARINGAN

TRANSPORTASI SAAT INI

4.1 LETAK GEOGRAFIS DAN WILAYAH ADMINISTRASI

Secara geografis, Kabupaten Halmahera Tengah terletak antara

0o45′ LU ‐ 0o15′ LS dan 127o45′ BT ‐ 129o26′ BT, dengan luas

wilayah 8.381,48 km2 terdiri dari luas daratan 2.276,83 km2 (27 %)

dan luas lautan 6.104,65 km2 (73 %).

Kabupaten Halmahera Tengah memiliki batas‐batas wilayah

sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Halmahera

Timur

Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Irian Jaya Barat

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Halmahera

Selatan

Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Tidore Kepulauan

Ibukota Kabupaten Halmahera Tengah adalah Weda. Pada saat

pelaksanaan Sensus Penduduk 2010, jumlah desa di Kabupaten

Halmahera Tengah tercatat sebanyak 48. Informasi menyangkut

daftar Kecamatan dan jumlah Desa di Kabupaten Halmahera

Tengah dapat dilihat pada Tabel 4.1. adapun peta administrasi

Kabupaten Halmahera Tengah ditunjukkan oleh Gambar 4.1.

Page 54: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 2

Tabel 4.1. Kecamatan dan Jumlah Desa di Kabupaten

Halmahera Tengah Tahun 2012

No. Kecamatan Ibukota Jumlah Desa

1 Weda Were 7

2 Weda Selatan Wairoro 8

3 Weda Utara Sagea 9

4 Weda Tengah Lelilef 7

5 Pulau Gebe Kapaleo 8

6 Patani Kipae 5

7 Patani Utara Tepeleo 12

8 Patani Barat Banemo 5

Jumlah 61 Sumber: Halmahera Tengah Dalam Angka 2012

Page 55: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 3

Sumber: Halmahera Tengah Dalam Angka 2012

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Halmahera Tengah

Kec. Weda Utara Kec. Patani Utara

Kec. Patani

Kec. Weda Selatan

Kec. Weda

Kec. Patani Barat

Kec. Weda Tengah

Kec. Pulau Gebe

Page 56: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 4

4.2 KEPENDUDUKAN

Jika dilihat dari kepadatan penduduknya (Tabel 4.3), wilayah yang

paling padat penduduknya adalah Kecamatan Weda sebesar 30

jiwa/km2, sedangkan wilayah yang paling sedikit kepadatan

penduduknya adalah Kecamatan Weda Utara sebesar 10 jiwa/km2.

Dari sini dapat dibuktikan bahwa wilayah yang paling banyak

penduduknya belum tentu merupakan wilayah yang paling padat

penduduknya.

Tabel 4.3. Kepadatan Penduduk di Kabupaten Halmahera

Tengah Menurut Kecamatan Tahun 2011

No. Kecamatan Jumlah Penduduk

(jiwa) Luas Wilayah

(km2) Kepadatan (jiwa/km2)

1 Weda 7488 253.28 30

2 Weda Selatan 5079 237.43 21

3 Weda Utara 6408 624.62 10

4 Weda Tengah 4148 253.28 16

5 Pulau Gebe 4371 223.85 20

6 Patani 3914 233.36 17

7 Patani Utara 8864 217.66 41

8 Patani Barat 3575 233.36 15

Jumlah 43847 2276.84 19 Sumber: Halmahera Tengah Dalam

Angka 2012

Page 57: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 5

Gambar 4.2 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Halmahera Tengah

Kec. Weda Utara

Kec. Patani Utara

Kec. Patani

Kec. Weda Selatan

Kec. Weda

Kec. Patani Barat

Kec. Weda Tengah

Kec. Pulau Gebe

30 jiwa/km2

21 jiwa/km2

10 jiwa/km2

16 jiwa/km2

20 jiwa/km2

17 jiwa/km2

41 jiwa/km2

15 jiwa/km2

Page 58: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 6

4.3. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah keseluruhan nilai

tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam waktu satu tahun di

wilayah tertentu. Nilai Produk Domestik Regional Bruto dapat

dihitung melalui tiga pendekatan, yaitu:

Segi Produksi, merupakan jumlah nilai tambah bruto atas suatu

barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam

suatu wilayah dan biasanya dalam jangka waktu tertentu (satu

tahun). Nilai tambah bruto yang terdiri dari biaya faktor produksi

(upah/gaji, bunga netto, sewa tanah, keuntungan), penyusutan

barang modal dan pajak tak langsung netto.

Segi Pendapatan, merupakan balas jasa (pendapatan) yang

diterima faktor-faktor produksi karena ikut sertanya dalam proses

produksi dalam suatu wilayah, dan biasanya dalam jangka waktu

tertentu (satu tahun).

Segi Pengeluaran, merupakan jumlah pengeluaran yang

dilakukan oleh rumah tangga, Pemerintah dan Lembaga Swasta

Non Profit, pembentukan modal tetap, perubahan stok serta

Ekspor Netto, biasanya dalam jangka waktu tertentu.

Berdasarkan “Halmahera Tengah Dalam Angka 2012”, PDRB

Kabupaten Halmahera Tengah atas dasar harga berlaku pada

tahun 2011 tercatat sebesar 499.651,08 juta rupiah (lihat Tabel

4.13) dengan kontribusi terbesar diberikan oleh sektor pertanian,

yakni sebesar 37,53 %, disusul oleh sektor pertambangan dan

penggalian dengan sumbangan 19,62 %.

PDRB Kabupaten Halmahera Tengah atas dasar harga konstan

pada tahun 2011 adalah sebesar 250.397,11 juta rupiah (lihat

Tabel 4.14).

Page 59: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 7

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Halmahera Tengah pada tahun

2011 adalah 7,06 dan PDRB perkapita (atas dasar harga berlaku)

sebesar 11,4 juta rupiah.

Tabel 4.13. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha di Kabupaten Halmahera Tengah

Tahun 2009-2011

No. Lapangan Usaha PDRB / Tahun (Juta Rupiah)

2009 2010* 2011**

1 Pertanian 155.808,14 170.380,28 187.540,57

2 Pertambangan dan Penggalian

64.805,35 81.901,82 98.051,43

3 Industri Pengolahan 27.495,32 35.785,71 37.855,64

4 Listrik, Gas dan Air Bersih

566,84 629,30 672,74

5 Bangunan/ Konstruksi 13.986,40 16.716,33 20.768,53

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

66.594,62 78.614,52 92.861,64

7 Angkutan dan Komunikasi

12.571,09 14.586,55 16.605,59

8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

4.269,14 5.151,74 5.853,37

9 Jasa-jasa 29.247,21 35.966,62 39.441,57

PDRB 375.344,11 439.732,88 499.651,08 *) Angka Sementara Sumber: Halmahera Tengah Dalam

Angka 2012

**) Angka Sangat Sementara

4.4 KINERJA PELAYANAN, JARINGAN PELAYANAN DAN

JARINGAN PRASARANA TRANSPORTASI WILAYAH

SAAT INI

Transportasi merupakan salah satu aspek vital dalam

pembangunan prasarana dan sarana daerah guna menunjang

Page 60: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 8

pembangunan di segala bidang. Penataan bidang transportasi tidak

hanya dalam bentuk penyediaan dan pembangunan infrastruktur

yang dibutuhkan akan tetapi sangat berkorelasi dengan sektor-

sektor lain baik berhubungan dengan kondisi sosial masyarakat,

kesadaran hukum, budaya perilaku maupun lingkungan.

4.4.1 Jaringan Jalan

Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting

untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Usaha pembangunan

yang makin meningkat membutuhkan ketersediaan akses

penghubung antar wilayah yang aman dan berkondisi baik. Selain

itu, ketersediaan prasarana jalan yang baik akan meningkatkan

mobilitas penduduk dan kelancaran distribusi barang antar wilayah

sehingga roda perekonomian terus bergerak dan dapat

ditingkatkan.

Berdasarkan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Halmahera

Tengah Tahun 2012, kondisi jalan menurut fungsi jalan dapat

dilihat pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18. Daftar Ruas Jalan Provinsi Di Kabupaten

Halmahera Tengah Tahun 2011/2012

NO KELAS JALAN

SATUAN

TAHUN

2008 2009 2010 2011 2012

1 PANJANG

Jalan Arteri Km 234,8 234,

8 234,

8 234,

8 234,8

Jalan Kolektor Km 224 224 224 224 224

2 KONDISI

Baik

Jalan Arteri Km 11 11 11 11 11

Jalan Kolektor Km 13 13 13 13 13

Rusak

Jalan Arteri Km 223.8 223.

8 223.

8 223.

8 223.8

Page 61: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 9

NO KELAS JALAN

SATUAN

TAHUN

2008 2009 2010 2011 2012

Jalan Kolektor Km 211 211 211 211 211

3 PERMUKAAN

Aspal

Jalan Arteri Km 48.3 48.3 48.3 48.3 48.3

Jalan Kolektor Km 106.5 106.

5 106.

5 106.

5 106.5

Kerikil

Jalan Arteri Km 59.3 59.3 59.3 59.3 59.3

Jalan Kolektor Km - - - - -

Tanah / Lain-Lain

Jalan Arteri Km 130.5 130.

5 130.

5 130.

5 130.5

Jalan Kolektor Km

130.7 130.

7 130.

7 130.

7 130.7

Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2012

4.4.2 Angkutan Darat

Seiring dengan bertambahnya panjang jalan yang berkondisi baik

dan semakin mudahnya fasilitas kepemilikan kendaraan bermotor,

maka semakin banyak pula kendaraan di Kabupaten Halmahera

Tengah. Berdasarkan data dari “Dinas Perhubungan Komunikasi

dan Informatika Provinsi Maluku Utara”, jenis kendaraan terbanyak

di Kabupaten Halmahera Tengah adalah jenis sepeda motor (lihat

Tabel 4.19).

Tabel 4.19. Jumlah Kendaraan Menurut Jenis Kendaraan di

Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2008-2012

NO

JENIS KENDARAAN

SATUAN

TAHUN 2008 - 2012

2008 2009 2010 2011 201

2

1. Sepeda Motor UNIT 926

1,349

1,086

1,677

-

Page 62: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 10

NO

JENIS KENDARAAN

SATUAN

TAHUN 2008 - 2012

2008 2009 2010 2011 201

2

2. Mobil Penumpang UNIT 43 32 20 78 -

3. Mobil Jeep UNIT 57 56 55 - -

4 Mobil Pick Up UNIT 41 40 51 - -

5. Bus Kecil UNIT 4 1 1 - -

6. Bus Sedang UNIT - - 3 - -

7. Bus UNIT - - 7 5 -

8. Truk Kecil UNIT - - 6 - -

9. Truk Sedang UNIT - - 10 45 -

10. Truk Besar UNIT - - - - -

11. Sepeda UNIT - - - - -

12. Becak UNIT - - - - -

13. Bentor UNIT - - - - -

14. Dokar UNIT - - - - -

15. Gerobak UNIT - - - - -

16. Lainnya UNIT - 1 4 - -

JUMLAH UNIT 1,07

1 1,07

1 1,47

9 1,24

3 -

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten

Halmahera Tengah 2012

Perlu diketahui, pada saat ini di Kabupaten Halmahera Tengah

terdapat 4 trayek angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP)

dengan rute seperti disampaikan pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20. Daftar Trayek Angkutan Antar Kota Dalam

Provinsi (AKDP) di Kabupaten Halmahera

Tengah

NO TRAYEK URAIAN TRAYEK

JARAK TRAYEK

(Km)

KODE

TRAYEK

JUMLAH ARMADA

A B C D E

1. Wairoro - Sofifi Wairoro - Sofifi - - - 1 7 - -

2. Weda - Gita Weda - Gita - - - 12

- -

Page 63: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 11

NO TRAYEK URAIAN TRAYEK

JARAK TRAYEK

(Km)

KODE

TRAYEK

JUMLAH ARMADA

A B C D E

3. Weda - Sofifi Weda - Sofifi - - -

2 - -

4. Weda - Tobelo Weda - Tobelo 301 A6 - 6

1 -

JUMLAH

- 19 9 1 -

Keterangan : A = Pick Up; B = MPU; C = Bus Kecil; D = Bus Sedang; E = Bus Besar

Adapun data volume lalu lintas harian tahun 2012 ditunjukkan oleh

Tabel 4.21.

Page 64: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 12

Tabel 4.21. Data Volume Lalu Lintas Harian Rata-Rata Tahun 2012

No Ruas Jalan Kode

Ruas

Jalan

Rata-Rata Volume Kendaraan (Unit/Hari) Jumlah

KTB SM MP BB BS TB TS TR

I Kecamatan Patani

a. Ruas Patani – Gemia 4 4 3 1 1 0 1 2 16

b. Ruas Patani – Mareala 3 6 4 1 1 0 2 2 19

II Kecamatan Patani Utara

a. Ruas Gemia – Tapeleo 1 3 2 1 1 0 1 1 10

b. Ruas Tepeleo - Peniti 8 4 3 1 1 0 1 2 20

III Kecamatan Patani Barat

b. Ruas Patani – Mareala 8 7 5 1 2 0 2 2 27

IV Kecamatan Weda

a. Ruas Weda - Nuslika 0 133 91 13 23 0 26 39 325

b. Ruas Nuslika - Tidore 2 136 93 14 24 0 27 40 336

c. Ruas Weda – Kobe 7 59 40 6 10 0 12 18 152

V Kecamatan Weda Selatan

a. Ruas Nuslka - Wairoro

Indah

1 51 35 5 9 0 10 15 126

VI Kecamatan Weda Tengah

a. Ruas Kobe - Lelief 8 59 40 6 10 0 12 18 153

Page 65: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 13

b. Ruas Lelief - Sagea 4 29 20 3 5 0 6 9 76

c. Ruas Lelief - Lelief

Waibulen

10 0 0 0 0 0 0 0 10

VII Kecamatan Weda Utara

a. Ruas Sagea - Ani 4 34 23 4 6 0 7 10 88

b. Ruas Ani – Waleh 9 31 21 3 6 0 6 9 85

Page 66: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 14

4.4.3 Angkutan Penyeberangan

Wilayah Kabupaten Halmahera Tengah yang terdiri dari pulau-

pulau menyebabkan transportasi antar kabupaten memerlukan

kapal sebagai salah satu angkutan penyeberangan.

Di Kabupaten Halmahera Tengah terdapat dua pelabuhan

penyeberangan, yaitu

1) Pelabuhan penyebrangan Patani; dan

2) Pelabuhan penyebrangan Pulau Gebe.

4.4.4 Angkutan Laut

Salah satu pelabuhan laut di Kabupaten Halmahera Tengah adalah

pelabuhan Weda yang merupakan pelabuhan regional dengan

kelas pelabuhan IV yang dikelola oleh Dinas Perhubungan

Kabupaten Halmahera Tengah. Dimana pelabuhan ini memiliki

dermaga dengan konstruksi beton yang berukuran 50 x 8 m. Untuk

kapal-kapal pelayaran nasional dan regional yang singgah di

Pelabuhan Weda adalah :

1) KM. Kie Raha I dengan rute pelayaran nasional : Ternate –

Soasio – Moti – Makian – Saketa – Babang – Bisui – Maffa –

Weda – Mesa – Banemo –Patani – Gebe – Kabare – Seonek –

Sorong (PP).

2) KM. Pahala dengan rute pelayaran nasional : Ternate – Soasio

– Gita – Kayoa – Bisui – Mafa – Weda – Mesa – Benemo –

Patani – Gebe – Kabare – Yabekaki – Saonek – Sorong (PP).

Berdasarkan “Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika

Provinsi Maluku Utara”, informasi mengenai saran dan prasarana

Pelabuhan Weda, ditunjukkan oleh Tabel 4.21.

Page 67: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 15

Tabel 4.21. Informasi Sarana dan Prasarana Pelabuhan

Weda Kabupaten Halmahera Tengah

NO

URAIAN SATU

AN VOLUME

DATA

1. UMUM

a. Lokasi Pelabuhan (Kecamatan/Desa)

- Kec. Weda

b. Status Pelabuhan (Nasional/Regional/Lokal)

- PL

c. Kelas Pelabuhan (I/II/III/IV/V) - IV

d. Pengelola Pelabuhan - DISHUB

2. DERMAGA

a. Panjang M 50

b. Lebar M 8

c. Luas M2 400

d. Konstruksi (Beton/Kayu) - BETON

e. Rata-Rata Kedalaman Kolam Dermaga

M 70

Sumber: Kantor Pelabuhan Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2012

Untuk informasi mengenai daftar pelabuhan laut dan tambatan

perahu di Kabupaten Halmahera Tengah ditunjukkan oleh Tabel

4.22.

Tabel 4.22. Daftar Pelabuhan Laut dan Tambatan Perahu di

Kabupaten Halmahera Tengah

NO NAMA

PELABUHAN LOKASI

KLASIFIKASI

KELAS DERMAG

A

UKURAN DERMAGA

(P x L)

KONSTRUKSI

DERMAGA (BETON /

KAYU)

PENGELOLA

1. PEL. WEDA WEDA KEC. WEDA

PR IV 50 X 80 M BETON DISHUB

2. TP. SAGEA WEDA KEC. WEDA

TP V 40 M KAYU SWADA

YA

Page 68: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 16

3. TP. GEMAF WEDA KEC. WEDA

TP V 40 M KAYU SWADA

YA

4. TP. MESSA WEDA KEC. WEDA

TP V 40 M KAYU SWADA

YA

5. TP. WAILEGI WAILEGI KEC. PATANI

TP V 100 M KAYU SWADA

YA

6. TP. BANEMO BANEMO KEC. PATANI

TP V 50 M KAYU SWADA

YA

7. TP. MOREALA MOREALA KEC. PATANI

TP V 40 M KAYU SWADA

YA

8. TP. YOI YOI KEC. P. GEBE

TP V 40 M KAYU SWADA

YA

9. TP. UMERA UMERA KEC. P. GEBE

TP V 40 M KAYU SWADA

YA

10. PEL. PATANI PATANI PL IV 15 X 3 BETON /

KAYU DISHUB

11. PEL. GEBE GEBE PL IV - TONGKANG PT.

ANTAM

12. PEL. LELILEF WEDA KEC. WEDA

TP IV 40 X 4 KAYU PEMDA

Sumber Data : Kantor Pelabuhan Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2012 Catatan : Untuk Kolom "Klasifikasi" disesuaikan berdasarkan klasifikasi pelabuhan berikut : PIH = Pelabuhan Internasional Hub, PI = Pelabuhan Internasional, PR = Pelabuhan Regional, PL = Pelabuhan Lokal, PK = Pelabuhan Khusus, TP = Tambatan Perahu

Tahun 2011, jumlah penumpang yang berangkat dari Pelabuhan

Weda adalah sebanyak 867 orang dan yang datang adalah

sebanyak 888 orang, sedangkan jumlah penumpang yang

berangkat dari Pelabuhan Gebe adalah sebanyak 975 orang dan

yang datang adalah sebanyak 784 orang. Untuk kegiatan bongkar /

muat barang, jumlah barang yang dibongkar tercatat sebesar

11.673 ton dan yang dimuat sebanyak 113.671 ton di Pelabuahn

Weda, sedangkan jumlah barang yang dibongkar di Pelabuhan

Gebe tercatat sebesar 1.048 ton dan yang dimuat sebanyak 919

ton. Berdasarkan “Halmahera Tengah Dalam Angka 2012”,

informasi mengenai rincian lalulintas penumpang dan kegiatan

Page 69: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 17

bongkar / muat kapal motor di Pelabuhan Weda dan Gebe tahun

2011, ditunjukkan oleh Tabel 4.23 dan Tabel 4.24.

Tabel 4.23. Lalulintas Penumpang di Pelabuhan Weda dan

Gebe Tahun 2011

Bulan Turun Naik

Weda Gebe Weda Gebe

Januari 160 48 110 95

Februari 95 - 61 -

Maret 70 60 52 64

April 119 119 78 78

Mei 31 31 8 8

Juni 106 49 114 115

Juli 81 162 121 77

Agustus 10 73 161 175

September 100 86 25 114

Oktober 30 80 10 151

November 53 76 80 98

Desember 33 - 47 -

Jumlah 888 784 867 975 Sumber: Halmahera Tengah Dalam Angka 2012

Tabel 4.24. Kegiatan Bongkar / Muat Kapal Motor di

Pelabuhan Weda dan Gebe Tahun 2011

Bulan Bongkar (ton) Muat (ton)

Weda Gebe Weda Gebe

Januari 534 - 624 -

Februari 557 5 368 15

Maret 850 - 177 -

April - - - -

Mei 67 67 - -

Juni 793 168 315 22

Juli 730 186 2344 32

Agustus 1305 - 45 804

September 964 201 - -

Oktober 892 202 113 8

Page 70: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 18

Bulan Bongkar (ton) Muat (ton)

Weda Gebe Weda Gebe

November 1309 68 53804 6

Desember 3672 151 55881 32

Jumlah 11673 1048 113671 919 Sumber: Halmahera Tengah Dalam Angka 2012

Untuk rincian arus kunjungan kapal barang dan bongkar / muat

barang serta kunjungan kapal penumpang dan naik turun

penumpang di Pelabuhan Weda Kabupaten Halmahera Tengah

tahun 2008-2011, ditunjukkan oleh Tabel 4.25.

Tabel 4.25. Arus Kunjungan Kapal Barang dan Bongkar / Muat

Barang serta Kunjungan Kapal Penumpang dan

Naik Turun Penumpang di Pelabuhan Weda

Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2088-2011

NO KEGIATAN SATUA

N

TAHUN

2008 2009

2010

2011

1. KAPAL BARANG/PENUMPANG

a. Dalam Negeri

1). Kunjungan Kapal Call 181 176 191 169

2). Jumlah Penumpang

A. Naik Orang 462 1,22

2 1,87

1 867

B. Turun Orang 1,19

6 1,95

8 1,13

2 888

2. MUATAN BARANG

a. Dalam Negeri

1). Bongkar Ton 8,98

0 9,41

0 9,41

7 11,673

2). Muat Ton 48,707.9

26,256

45,019

159,430

Page 71: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 19

NO KEGIATAN SATUA

N

TAHUN

2008 2009

2010

2011

3

b. Luar Negeri

1). Eksport Ton - - - -

Sumber: Kantor Pelabuhan Kabupaten

Halmahera Tengah 2012

4.4.5 Angkutan Udara

Untuk bandara yang terdapat di Kabupaten Halmahera Tengah

terdapat sebanyak 2 bandara, yakni Bandara Weda di Desa Lelilef

dan Bandara Gebe di Pulau Gebe. Kedua bandara tersebut

memilik status Bandara Perintis dan dikelola oleh Pemerintah

Daerah bersama Perusahaan Tambang.

Kedua bandara tersebut kebanyakan dipergunakan untuk

kepentingan misionaris milik Yayasan Misi Masyarakat

Perkampungan (YMPP Suku Terasing), dan kegiatan

pertambangan di Pulau Gebe (bandara ini dapat dikembangkan

sebagai bandara pelayanan perintis atau kelas yang lebih tinggi).

Bandara Weda yang tepatnya berada di Desa Lelilef berjarak

kurang lebih 32 km dari Kota Weda Ibukota Kabupaten Halmahera

Tengah, memiliki panjang Runway saat ini sepanjang 850 x 23 m.

Sedangkan untuk Bandara Gebe yang tepatnya berada di Pulau

Gebe Kabupaten Halmahera Tengah, memiliki panjang Runway

saat ini sepanjang 900 x 23 m. Kedua bandara ini memiliki

frekwensi penerbangan masing-masing sebanyak 1 kali/minggu

dengan menggunakan pesawat jenis Cassa 212 oleh maskapai

penerbangan Merpati Air Lines dengan rute Ternate – Weda (PP)

dan Ternate – Gebe.

Page 72: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 20

Berdasarkan “Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika

Provinsi Maluku Utara”, informasi mengenai sarana dan prasarana

Bandara Gebe di Kabupaten Halmahera Tengah ditunjukkan oleh

Tabel 4.26, sedangkan untuk informasi mengenai data lalulintas

udara domestik Bandara Gebe di Kabupaten Halmahera Tengah

ditunjukkan oleh Tabel 4.27.

Tabel 4.26. Informasi Sarana dan Prasarana Bandara Gebe

Kabupaten Halmahera Tengah

NO

URAIAN SATUA

N VOLUME DATA

1. UMUM

a. Lokasi Bandara - DS. KAPALEO

b. Status Bandara - BPP

c. Kelas Bandara - C

d. Pelayanan Bandara - PERINTIS

e. Pengelola Bandara - PT.ANTAM

f. Jadwal Penebangan dalam 1 Minggu

Trip 2

g. Jumlah Pelayanan Maskapai Penebangan

Prshn 1

h. Mulai Beroperasi Tahun 1981

i. Lama Waktu Beroperasi Dalam 1 Hari

Jam 120 MENIT

2. BANGUNAN KANTOR

Jumlah Pegawai Kantor Bandara

Orang 2

3. LANDASAN / RUNWAY

a. Panjang M 900

b. Lebar M 22

c. Luas M2

d. Konstruksi Perkerasan Landasan

- BATU KARANG

e. Jumlah Jalur Runway Jalur 1

4 TERMINAL KEDATANGAN / KEBERANGKATAN

a. Panjang M 15 b. Lebar M 8

Page 73: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 21

NO

URAIAN SATUA

N VOLUME DATA

c. Luas M2 120 d. Kapasitas Orang 25. - 50 5 RUANG TUNGGU VIP

a. Panjang M 4 b. Lebar M 4 c. Luas M2 16 d. Kapasitas Orang 15.- 20

6 PERALATAN PELAYANAN BANDARA

Jumlah Toilet Umum Unit 1

7 SARANA/PRASARANA KESELAMATAN & KEAMANAN

a. Jumlah Alat PMK Unit 1 b. Jumlah Mobil PMK Unit 1

c. Jumlah Personil Keamanan Bandara

Orang 2

d. Jumlah Personil Tim PMK Orang 2

Sumber: Kantor Bandara Gebe Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2012

Page 74: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 22

Tabel 4.27. Data Lalulintas Angkutan Udara Domestik

Bandara Gebe Kabupaten Halmahera Tengah

Tahun 2088-2011

NO PERGERAKAN SATUAN TAHUN

2008 2009 2010 2011

1. PESAWAT

a. Datang Kali - - - -

b. Berangkat Kali - - - -

2. PENUMPANG

a. Datang Orang 837 476 - 604

b. Berangkat Orang 832 705 - 704

3. BAGASI

a. Bongkar Kg 10,562 5,538 - 6,297

b. Muat Kg 10,265 9,145 - 6,908

JUMLAH 22,496 15,866 - 14,513

Sumber: Kantor Bandara Gebe Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2012

Berikut adalah Gambar 4.10 Peta Prasarana Transportasi di

Kabupaten Halmahera Tengah (hal 4 – 23)

Page 75: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 23

Kec. Weda Utara Kec. Patani Utara

Kec. Patani

Kec. Weda Selatan

Kec. Weda

Kec. Patani Barat

Kec. Weda Tengah

Kec. Pulau Gebe

Bandara Kelas Perintis Bandara Gebe

Bandara Kelas Perintis Bandara By Nikel

Dermaga Kelas IV Dermaga Weda

Dermaga Kelas V Dermaga Gemaf

Dermaga Kelas V Dermaga Sagea

Dermaga Kelas V Dermaga Messa

Dermaga Kelas V Dermaga Wailegi

Dermaga Kelas V Dermaga Banemo

Dermaga Kelas V Dermaga Moreala

Dermaga Kelas V Dermaga Yoi

Dermaga Kelas V Dermaga Umera

Dermaga Kelas IV Dermaga Patani

Dermaga Kelas IV Dermaga Gebe

Dermaga Kelas IV Dermaga Lelilef

Page 76: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 34

4.5 BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN ORANG

DAN BARANG

Bangkitan dan tarikan pergerakan dibedakan untuk pergerakan

orang dan barang. Bangkitan pergerakan merupakan seluruh

pergerakan yang dihasilkan/diproduksi dan berasal dari suatu zona

tertentu. Sedangkan tarikan pergerakan merupakan jumlah seluruh

pergerakan yang tertarik/menuju ke suatu zona tertentu. Besarnya

bangkitan/tarikan pergerakan ini sangat dipengaruhi oleh tataguna

lahan, karakteristik penduduk dan sistem transportasi yang

tersedia.

Salah satu cara dalam melakukan pendekatan analisis untuk

distribusi perjalanan antar wilayah adalah dengan metoda sintesis,

yang merupakan cara analisis dengan mencari hubungan antar

pelaku perjalanan, dengan pembangkit, penarik dan faktor-faktor

yang mempengaruhi perjalanan. Model sintesis yang umumnya

digunakan adalah model Gravitasi dengan mendasarkan pada

hukum gravitasi Newton. Untuk transportasi, perjalanan yang

dilakukan akan dipengaruhi besar bangkitan dan penarik

perjalanan, serta waktu/jarak/biaya perjalanan.

Rumus umum model gravitasi adalah sebagai berikut:

tij = k.Ai.Aj / f (Zij)

dengan:

tij = jumlah perjalanan dari i ke j

k = konstanta

Ai = daya tarik zona asal

Aj = daya tarik zona tujuan

f (Zij) = fungsi yang mempengaruhi perjalanan

Page 77: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 35

4.5.1 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Orang Eksisting

Untuk menentukan jumlah perjalanan orang antar kecamatan dapat

menggunakan rumus berikut ini:

tij = (k x JPA x JPT) / (d2)

dengan:

tij = jumlah perjalanan orang antar kecamatan

k = konstanta = 0,00004034

JPA = jumlah penduduk asal di kecamatan

JPT = jumlah penduduk tujuan di kecamatan

Adapun jumlah penduduk di masing-masing kecamatan di

Kabupaten Halmahera Tengah tahun 2011 dapat dilihat

pada Tabel 4.2.

d = jarak antar ibukota kecamatan. Adapun jarak antar

ibukota kecamatan di Kabupaten Halmahera Tengah

dapat dilihat pada Tabel 4.28.

Page 78: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 36

Tabel 4.28. Matriks Jarak Antar Ibukota Kecamatan

di Kabupaten Halmahera Tengah (Km)

Ke Patani

Patani Utara

Weda Weda

Selatan Weda Utara

P. Gebe Dari

Patani - 12 110 130 90 84

Patani Utara 12 - 96 114 44 108

Weda 110 96 - 25,9 52 185

Weda Selatan 130 114 25,9 - 77,9 183

Weda Utara 90 44 52 77,9 - 155

P. Gebe 84 108 185 183 155 -

Dengan perhitungan seperti di atas, hasil distribusi perjalanan

orang antar kecamatan di Kabupaten Halmahera Tengah dapat

dilihat pada Tabel 4.29. Adapun gambar Desire Line Asal-Tujuan

dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Page 79: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 36

Tabel 4.29. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kabupaten Halmahera

Tengah

(orang perjalanan/tahun) Tahun 2012

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asa

l

I Patani - 361 421 667 667 330 361 435 162 581 8674 12659

II Patani Utara 361 - 253 352 352 329 352 435 122 436 6517 9509

III Patani Barat 421 573 - 201 244 239 308 330 116 415 6197 9044

IV Weda 667 352 201 - 1286 1469 674 896 276 993 14851 21665

V Weda Selatan 667 352 244 1286 - 382 355 435 185 667 9964 14537

VI Weda Tengah 350 329 239 1469 382 - 442 212 171 614 9165 13373

VII Weda Utara 361 352 308 674 355 442 - 435 146 525 7834 11432

VIII P. Gebe 435 435 330 896 435 212 435 - 159 570 8506 12413

IX Halmahera Timur 188 159 116 320 215 196 169 183 - 1238 1220 4004

X Halmahera

Selatan 536 453 329 911 611 559 481 523 981 - 3298 8682

XI Tidore 7599 6419 4651 12930 8675 7933 6821 7407 917 3129 - 66481

Jumlah 11585 9785 7092 19706 13222 12091 10398 11291 3235 9168 76226 183799

Page 80: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 37

Page 81: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 38

Diatas adalah Gambar 4.11. Desire Line Asal-Tujuan Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah Tahun 2012

Page 82: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 38

4.5.2 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Barang Eksisting

Untuk menentukan jumlah perjalanan barang antar kecamatan di

Kabupaten Halmahera Tengah dapat menggunakan rumus berikut

ini:

tij = (k x JPA x JPT) / (d2)

dengan:

tij = jumlah perjalanan barang antar kecamatan

k = konstanta = 0,00004034

JPA = jumlah produksi asal di kecamatan

JPT = jumlah produksi tujuan di kecamatan

Adapun jumlah produksi di masing-masing kecamatan di

Kabupaten Halmahera Tengah tahun 2011 diperoleh dari

hasil penjumlahan dan pengolahan data dari hasil

produksi di masing-masing kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah dari berbagai sektor.

d = jarak antar ibukota kecamatan. Adapun jarak antar

ibukota kecamatan di Kabupaten Halmahera Tengah

dapat dilihat pada Tabel 4.28.

Dengan perhitungan seperti di atas, hasil distribusi perjalanan

barang antar kecamatan di Kabupaten Halmahera Tengah dapat

dilihat pada Tabel 4.30. Adapun gambar Desire Line Asal-Tujuan

dapat dilihat pada Gambar 4.12.

Page 83: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 39

Tabel 4.30. Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kabupaten Halmahera

Tengah (ton/tahun) Tahun 2012

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asa

l

I Patani - 2184 2547 4036 4036 1997 2184 2632 981 3515 52475 76587

II Patani Utara 2184 - 1531 2130 2130 1991 2130 2632 739 2638 39426 57531

III Patani Barat 2547 3467 - 1216 1477 1446 1864 1997 702 2511 37490 54717

IV Weda 4036 2130 1216 - 7780 8887 4078 5421 1670 6008 89844 131070

V Weda Selatan 4036 2130 1477 7780 - 2311 2148 2632 1120 4036 60279 87949

VI Weda Tengah 2118 1991 1446 8887 2311 - 2674 1283 1035 3715 55446 80906

VII Weda Utara 2184 2130 1864 4078 2148 2674 - 2632 884 3177 47393 69164

VIII P. Gebe 2632 2632 1997 5421 2632 1283 2632 - 962 3449 51459 75099

IX Halmahera

Timur 1138 962 702 1936 1301 1186 1023 1108 - 7490 7381 24227

X Halmahera

Selatan 3243 2741 1991 5512 3697 3382 2910 3164 5935 - 19952 52527

XI Tidore 45972 38833 28137 78222 52481 47992 41265 44810 5548 18930 - 402190

Jumlah 70090 59200 42908 119218 79993 73149 62908 68311 19576 55469 461145 1111967

Page 84: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 40

Page 85: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 41

Gambar 4.12. Desire Line Asal-Tujuan Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kabupaten Halmahera

Tengah Tahun 2012

Page 86: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

4 - 41

Page 87: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 1

BAB 5

PERKIRAAN KONDISI MENDATANG

5.1 RENCANA PROYEK MP3EI

Dalam MP3EI ditetapkan bahwa Propinsi Maluku Utara merupakan

bagian dari Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku. Adapun

produksi unggulan dan investasi Nasional di koridor tersebut

khususnya di wilayah Propinsi Maluku Utara adalah pertambangan

nikel dan perikanan. Tabel 5.1 menunjukkan daftar investasi

infrastruktur yang teridentifikasi di koridor Papua-Maluku (MP3EI),

khususnya di wilayah Kabupaten Halmahera Tengah. Dari Tabel

5.1 disebutkan proyek pembangunan infrastruktur MP3EI adalah

pembangunan pelabuhan Gebe yang berinvestasi sebesar Rp 134

miliar.

Sementara untuk pertambangan, sebagai Kawasan Perhatian

Investasi (KPI) di Kabupaten Halmahera Tengah adalah PT. Weda

Bay, Weda, dengan nilai investasi Rp 48.600 M.

Adapun peta lokasi proyek MP3EI di Pulau Gebe tersebut dapat

dilihat pada Gambar 5.1.

Tabel 5.1. Daftar Investasi Infrastruktur yang Teridentifikasi di

Koridor Papua-Maluku, Khususnya di Wilayah Kabupaten

Halmahera Tengah

No Proyek MP3EI

Nilai Investasi

(IDR Miliar)

Periode Mulai

Periode Selesai

Lokasi

1 Pelabuhan Gebe 134 2011 2014 Kec. P. Gebe, Kab. Halteng

Page 88: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 2

Gambar 5.1. Peta Lokasi Proyek MP3EI di Kabupaten

Halmahera Tengah

5.2 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

HALMAHERA TENGAH

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera

Tengah telah dimuat didalam Peraturan Daerah Kabupaten

Halmahera Tengah Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2012 – 2032.

Penataan ruang wilayah Kabupaten Halmahera Tengah bertujuan

untuk:

“Mewujudkan wilayah yang aman, nyaman, produktif dan

berkelanjutan melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat

Pelabuhan Gebe Nilai Investasi Rp 134 M

PT. Weda Bay Nickel Nilai Investasi Rp 48.600 M

Page 89: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 3

dengan mengembangkan potensi sumberdaya laut, pertanian,

pertambangan dan pariwisata dengan tetap mewujudkan

keharmonisan lingkungan alam dan buatan, serta keserasian antar

wilayah dan sektor.“

Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang tersebut, disusun

kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Halmahera Tengah

yang terdiri atas:

a. pengembangan sektor Potensial secara berkelanjutan;

b. peningkatan akses dan tingkat pelayanan fasilitas publik;

c. pemerataan pembangunan;

d. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian lingkungan hidup;

e. pencegahan dampak negatif kegiatan yang dapat menimbulkan

kerusakan lingkungan hidup;

f. Pemantapan dan pengendalian kawasan lindung; dan

g. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan

negara.

5.2.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Halmahera Tengah

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Tengah

Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2012 – 2032, dimana

didalam Pasal 5 ayat (1) disebutkan bahwa Rencana struktur ruang

wilayah Kabupaten Halmahera Tengah meliputi :

a. Sistem pusat-pusat kegiatan;

b. Sistem jaringan prasarana utama; dan

c. Sistem jaringan prasarana lainnya.

Pusat-pusat kegiatan tersebut terdiri atas :

Page 90: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 4

a. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp), yaitu kawasan

perkotaan Weda.

b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yaitu Kecamatan Patani Desa

Kipae, Kecamatan Pulau Gebe Desa Kapaleo, dan Kecamatan

Weda Tengah Desa Lelilef.

c. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), yaitu Desa Wairoro.

d. Pusat Pelayanan Pawasan (PPK), terdiri atas :

a) Kawasan Perkotaan Kobe di Kecamatan Weda Tengah;

b) Kawasan Perkotaan Sagea dan Mesa di Kecamatan Weda

Utara;

c) Kawasan Perkotaan Loleo di Kecamatan Weda Selatan;

d) Kawasan Perkotaan Banemo di Kecamatan Patani Barat;

dan

e) Kawasan Perkotaan Tepeleo dan Peniti di Kecamatan

Patani Utara.

e. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), terdiri atas :

a) Desa Kluting Jaya Kecamatan Weda Selatan;

b) Desa Gemaf dan Desa Waleh Kecamatan Weda Utara;

c) Desa Moreala Kecamatan Patani Barat;

d) Desa Masure Dan Desa Sakam Kecamatan Patani Utara;

dan

e) Desa Kacepi dan Umera Kecamatan Pulau Gebe.

5.2.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Halmahera

Tengah

Di dalam Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Tengah Nomor

1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Page 91: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 5

Halmahera Tengah Tahun 2012 – 2032, Pasal 16 ayat (1)

menyebutkna bahwa Rencana pola ruang wilayah Kabupaten

Halmahera Tengah meliputi :

a. Rencana kawasan lindung; dan

b. Rencana kawasan budidaya.

Kawasan lindung terdiri atas :

a. Kawasan hutan lindung;

b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

bawahannya;

c. Kawasan perlindungan setempat;

d. Kawasan suaka alam, pelestarian dan cagar budaya;

e. Kawasan rawan bencana alam;

f. Kawasan lindung geologi.

Sedangkan kawasan budidaya terdiri atas :

a. Kawasan peruntukan hutan produksi;

b. Kawasan peruntukan hutan rakyat;

c. Kawasan peruntukan pertanian;

d. Kawasan peruntukan perikanan;

e. Kawasan peruntukan pertambangan;

f. Kawasan peruntukan industri;

g. Kawasan peruntukan pariwisata;

h. Kawasan peruntukan permukiman; dan

i. Kawasan peruntukan lainnya.

Page 92: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 6

5.3 PROYEKSI PENDUDUK DAN POLA AKTIVITASNYA

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas penduduk di Kabupaten

Halmahera Tengah, diketahui bahwa penduduk di di Kabupaten

Halmahera Tengah memiliki kecenderungan yang reguler dalam

melakukan pergerakan antar wilayah, dimana tujuan

pergerakan/perjalanan tersebut sebagian besar untuk tujuan sosial

dan budaya, juga terdapat tujuan pergerakan penduduk untuk

bekerja (reguler) dan berbelanja. Tujuan pergerakan lainnya adalah

untuk berbisnis, berekreasi, dan bersekolah (reguler). Hal ini

secara langsung menuntut ketersediaan sarana transportasi yang

cukup setiap harinya.

5.3.1 Metode Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk dilakukan guna memudahkan dalam

memperkirakan besarnya kebutuhan pelayanan transportasi

dimasa mendatang, dimana sektor sosial kependudukan dan

transportasi saling mempengaruhi dalam perkembangan wilayah.

Metode analisis proyeksi penduduk dilakukan untuk memperoleh

perkiraan jumlah penduduk ditahun rencana. Dimana untuk model

proyeksinya yang digunakan sesuai dengan kecenderungan (trend)

perubahan jumlah penduduk di Provinsi Maluku Utara. Yakni

dengan menggunakan Metode Bunga Berganda (Eksponensial)

yang menggunakan asumsi bahwa penduduk akan berganda

dengan sendirinya dari tahun sebelumnya, sehingga perubahan

penduduk tidak bertambah secara konstan/linier. Rumusan yang

digunakan adalah :

Pt = Po (1 + r)t

dimana :

Pt = Jumlah penduduk yang direncanakan pada tahun t

Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar/awal

r = Pertambahan/perubahan penduduk dalam persentase (%)

Page 93: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 7

t = Tambahan tahun yang direncanakan

kemudian untuk kepadatan penduduk pada tahun proyeksi

digunakan rumus perbandingan antara jumlah penduduk dengan

luas wilayah yang ada, dimana rumus tersebut adalah :

Kpt = Pt / Lw

dimana :

Kpt = Kepadatan Penduduk pada tahun t (Jiwa/Ha)

Pt = Jumlah penduduk pada tahun t (Jiwa)

Lw = Luas Wilayah (Ha)

5.3.2 Proyeksi Jumlah Penduduk

Semakin besar jumlah penduduk disuatu wilayah maka makin

besar pula kebutuhan pelayanan fasilitas dan utilitas seperti sarana

dan prasarana pendidikan, kesehatan, ekonomi, transportasi dan

sebagainya. Karena itu diharapkan sebagian besar penduduk akan

terkonsentrasi lebih tinggi pada lokasi pusat-pusat pertumbuhan

pada suatu wilayah. Jumlah dan kepadatan penduduk di

Kabupaten Halmahera Tengah dari tahun ketahun akan semakin

meningkat. Hingga pada tahun 2030 jumlah dan kepadatan

penduduk diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan

membaiknya kondisi perekonomian nasional dan daerah.

Berdasarkan hasil proyeksi jumlah penduduk, diketahui bahwa

pada tahun 2030, jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan

Patani Utara yakni sebesar 15.543 atau 20% dari jumlah penduduk

di Kabupaten Halmahera Tengah yang berjumlah 76.886.

Sedangkan untuk jumlah penduduk di Kecamatan Weda sebagai

ibukota kabupaten, diproyeksikan jumlah penduduk pada tahun

Page 94: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 8

2030 sebesar 13.130 atau 17% dari jumlah penduduk di Kabupaten

Halmahera Tengah.

Untuk lebih jelasnya mengenai hasil proyeksi jumlah penduduk di

Kabupaten Halmahera Tengah dapat dilihat pada Tabel 5.2 dan

grafiknya pada Gambar 5.2.

Page 95: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 9

Tabel 5.2. Proyeksi Jumlah Penduduk di Kabupaten Halmahera Tengah

No. Kecamatan

Penduduk

Thn Dasar 2011 (jiwa)

Proyeksi Penduduk (Jiwa)

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2025 2030

1 Weda 7.488 8.182 8.428 8.681 8.941 9.209 9.486 11.326 13.130

2 Weda Selatan 5.079 5.550 5.716 5.888 6.065 6.247 6.434 7.682 8.906

3 Weda Utara 6.408 7.002 7.212 7.429 7.651 7.881 8.117 9.693 11.236

4 Weda Tengah 4.148 4.533 4.669 4.809 4.953 5.102 5.255 6.274 7.274

5 Pulau Gebe 4.371 4.776 4.920 5.067 5.219 5.376 5.537 6.612 7.665

6 Patani 3.914 4.277 4.405 4.537 4.674 4.814 4.958 5.920 6.863

7 Patani Utara 8.864 9.686 9.977 10.276 10.584 10.902 11.229 13.408 15.543

8 Patani Barat 3.575 3.906 4.024 4.144 4.269 4.397 4.529 5.408 6.269

Jumlah 43.847 47.913 49.350 50.831 52.356 53.926 55.544 66.323 76.886

Page 96: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 10

Gambar 5.1. Grafik Proyeksi Jumlah Penduduk di Kabupaten Halmahera Tengah

Page 97: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 11

5.4 BANGKITAN DAN DISTRIBUSI ARUS BARANG DAN

PENUMPANG

Pergerakan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Kita

bergerak setiap hari untuk berbagai macam alasan dan tujuan.

Jarak perjalanan juga sangat beragam, dari perjalanan yang sangat

panjang (misalnya perjalanan antar benua) sampai ke perjalanan

yang sangat pendek (misalnya perjalanan ke toko di seberang

jalan). Mudah dipahami bahwa jika terdapat kebutuhan akan

pergerakan yang besar, tentu dibutuhkan pula sistem jaringan

transportasi yang cukup untuk dapat menampung kebutuhan akan

pergerakan tersebut. Dengan kata lain, kapasitas jaringan

transportasi harus dapat menampung pergerakan.

Analisa bangkitan dan tarikan perjalanan dilakukan untuk

mendapatkan acuan arah pengembangan jaringan transportasi

dengan menggunakan Metode Perencanaan Transportasi Empat

Tahap seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Adapun

ketentuan-ketentuan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Perkiraan bangkitan perjalanan, menggunakan metode time

series, regresi ganda atau teori elastisitas.

2. Perkiraan asal dan tujuan penumpang dilakukan dengan

menggunakan data asal-tujuan yang nantinya digunakan untuk

membangun Model Furness guna memperkirakan pola

distribusi pergerakan dimasa mendatang.

3. Pemilihan moda transportasi dilakukan dengan menggunakan

metode pemilihan moda.

4. Perencanaan trayek atau rute operasional sarana dilakukan

setelah diketahui bangkitan perjalanan, distribusi asal tujuan

serta pilihan moda transportasinya dimasa mendatang.

Pola pergerakan dalam sistem transportasi sering di jelaskan

dalam bentuk arus pergerakan (kendaraan, penumpang, dan

Page 98: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 12

barang) yang bergerak dari zona asal ke zona tujuan di dalam

daerah tertentu dan selama periode waktu tertentu. Matriks

Pergerakan atau Matriks Asal-Tujuan (MAT) sering digunakan oleh

perencana transportasi untuk menggambarkan pola pergerakan

tersebut. Selain menggunakan bentuk matriks, pola pergerakan

dapat juga dinyatakan dengan bentuk lain secara grafis yang biasa

disebut Garis Keinginan (desire line). Nama ini diberikan karena

pola pergerakan selain mempunyai dimensi jumlah pergerakan,

juga mempunyai dimensi spasial (ruang) yang lebih mudah

digambarkan secara grafis.

Kemudian dalam proses pembentukan matrik asal tujuan, untuk

kasus ini, metode yang digunakan adalah Metode Furness.

Furness (1965) mengembangkan metode yang ada saat sekarang,

metode ini sangat sering digunakan dalam proses perencanaan

transportasi karena metode ini dikenal sangat sederhana dan

mudah digunakan. Pada metode ini, sebaran pergerakan pada

masa mendatang didapatkan dengan mengalikan sebaran

pergerakan pada saat sekarang dengan tingkat pertumbuhan zona

asal atau zona tujuan yang dilakukan secara bergantian. Secara

matematis, Metode Furness dapat dinyatakan dengan persamaan

berikut :

Tij = tij . Ei

Iterasi Ke-1

Tij = tij (Hasil Iterasi Ke-1) . Ej

Iterasi Ke-2

Tij = tij (Hasil Iterasi Ke-2) . Ei

Iterasi Ke-3

Tij = tij (Hasil Iterasi Ke-3) . Ej

Page 99: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 13

dan seterusnya secara selang-seling

Dimana :

Tij = Jumlah Perjalanan Pada Masa Mendatang dari Zona Asal i ke

Zona Tujuan j.

tij = Jumlah Perjalanan Pada Masa Sekarang dari Zona Asal i ke

Zona Tujuan j.

Ei = Faktor Pertumbuhan di Zona Asal i.

Ej = Faktor Pertumbuhan di Zona Tujuan j.

Pada metode ini, pergerakan awal (masa sekarang) pertama kali

dikalikan dengan tingkat pertumbuhan zona asal. Hasilnya

kemudian dikalikan dengan tingkat pertumbuhan zona tujuan dan

zona asal secara bergantian (modifikasi harus dilakukan setelah

setiap perkalian) sampai total sel MAT untuk setiap arah (baris atau

kolom) kira-kira sama dengan total sel MAT yang diinginkan yakni

Ti = Tj.

Dimana berdasarkan hasil proyeksi bangkitan dan tarikan

pergerakan dalam Matriks Asal-Tujuan pada tiap periode tahun

rencana dimasa mendatang, dapat digambarkan kondisinya

sebagai berikut :

5.4.1 Proyeksi Asal dan Tujuan Pergerakan Orang

Berdasarkan hasil proyeksi jumlah asal dan tujuan pergerakan

orang antar kecamatan di Kabupaten Halmahera Tengah (Tabel

5.7 – Tabel 5.14) mengalami peningkatan yakni pada tahun 2014

sebesar 17.257 orang perjalanan/tahun dan pada tahun 2019

sebesar 20.006 orang perjalanan/tahun. Sedangkan pada tahun

2025 mencapai sebesar 23.888 orang perjalanan/tahun dan pada

tahun 2030 mencapai sebesar 27.693 orang perjalanan/tahun.

Page 100: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 14

5.4.2 Proyeksi Asal dan Tujuan Pergerakan Barang

Berdasarkan hasil proyeksi jumlah asal dan tujuan pergerakan

barang antar kecamatan di Kabupaten Halmahera Tengah (Tabel

5.15 – Tabel 5.22) mengalami peningkatan yakni pada tahun 2014

sebesar 53.498 ton/tahun dan pada tahun 2019 sebesar 62.019

ton/tahun. Sedangkan pada tahun 2025 mencapai sebesar 74.054

ton/tahun dan pada tahun 2030 mencapai sebesar 85.849

ton/tahun.

Page 101: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 15

Tabel 5.7. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(orang perjalanan/tahun) Tahun 2014

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asal

I Patani - 408 475 753 753 373 408 491 183 656 9780 14280

II Patani Utara 408 - 286 397 397 371 397 491 138 492 7348 10725

III Patani Barat 475 647 - 227 276 270 348 373 131 468 6988 10203

IV Weda 753 397 227 - 1450 1657 760 1011 312 1120 16745 24432

V Weda Selatan 753 397 276 1450 - 431 401 491 209 753 11235 16396

VI Weda Tengah 395 371 270 1657 431 - 499 240 193 693 10334 15083

VII Weda Utara 408 397 348 760 401 499 - 491 165 592 8833 12894

VIII P. Gebe 491 491 373 1011 491 240 491 - 180 643 9591 14002

IX Halmahera Timur

212 180 131 361 243 221 191 207 - 1396 1376 4518

X Halmahera Selatan

605 511 371 1028 689 631 543 590 1107 - 3719 9794

XI Tidore 8568 7238 5244 14579 9782 8945 7691 8352 1034 3528 - 74961

Jumlah 13068 11037 8001 22223 14913 13638 11729 12737 3652 10341 85949 207288

Page 102: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 16

Tabel 5.8. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(orang perjalanan/tahun) Tahun 2015

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asal

I Patani - 488 569 901 901 446 488 588 219 785 11709 17094

II Patani Utara 488 - 342 476 476 445 476 588 165 589 8798 12843

III Patani Barat 569 774 - 272 330 323 416 446 157 561 8366 12214

IV Weda 901 476 272 - 1736 1983 910 1210 373 1341 20047 29249

V Weda Selatan 901 476 330 1736 - 516 480 588 250 901 13450 19628

VI Weda Tengah 473 445 323 1983 516 - 597 287 231 829 12372 18056

VII Weda Utara 488 476 416 910 480 597 - 588 198 709 10575 15437

VIII P. Gebe 588 588 446 1210 588 287 588 - 215 770 11482 16762

IX Halmahera Timur

254 215 157 432 291 265 229 248 - 1672 1647 5410

X Halmahera Selatan

724 612 445 1230 825 755 650 706 1325 - 4452 11724

XI Tidore 10258 8665 6279 17454 11711 10709 9208 9999 1238 4224 - 89745

Jumlah 15644 13215 9579 26604 17854 16326 14042 15248 4371 12381 102898 248162

Page 103: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 17

Tabel 5.9. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(orang perjalanan/tahun) Tahun 2016

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asal

I Patani - 539 629 996 996 493 539 649 242 867 12941 18891

II Patani Utara 539 - 378 526 526 491 526 649 183 651 9723 14192

III Patani Barat 629 855 - 300 365 357 460 493 174 620 9245 13498

IV Weda 996 526 300 - 1919 2192 1006 1337 412 1482 22156 32326

V Weda Selatan 996 526 365 1919 - 570 530 649 276 996 14865 21692

VI Weda Tengah 523 491 357 2192 570 - 660 317 256 916 13673 19955

VII Weda Utara 539 526 460 1006 530 660 - 649 218 784 11687 17059

VIII P. Gebe 649 649 493 1337 649 317 649 - 238 851 12690 18522

IX Halmahera Timur

281 238 174 478 321 293 253 274 - 1847 1821 5980

X Halmahera Selatan

800 676 491 1360 912 834 718 781 1464 - 4921 12957

XI Tidore 11337 9577 6939 19290 12942 11835 10176 11050 1369 4668 - 99183

Jumlah 17289 14603 10586 29404 19730 18042 15517 16848 4832 13682 113722 274255

Page 104: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 18

Tabel 5.10. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(orang perjalanan/tahun) Tahun 2017

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asal

I Patani - 596 695 1100 1100 545 596 718 268 958 14302 20878

II Patani Utara 596 - 418 581 581 543 581 718 202 719 10745 15684

III Patani Barat 695 945 - 332 403 395 508 545 192 685 10218 14918

IV Weda 1100 581 332 - 2121 2422 1112 1478 456 1638 24486 35726

V Weda Selatan 1100 581 403 2121 - 630 586 718 306 1100 16428 23973

VI Weda Tengah 578 543 395 2422 630 - 729 350 282 1013 15111 22053

VII Weda Utara 596 581 508 1112 586 729 - 718 241 866 12917 18854

VIII P. Gebe 718 718 545 1478 718 350 718 - 263 940 14025 20473

IX Halmahera Timur

310 263 192 528 355 324 279 302 - 2042 2012 6607

X Halmahera Selatan

884 747 543 1502 1008 922 794 863 1618 - 5438 14319

XI Tidore 12529 10584 7669 21318 14303 13080 11246 12213 1512 5159 - 109613

Jumlah 19106 16139 11700 32494 21805 19940 17149 18623 5340 15120 125682 303098

Page 105: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 19

Tabel 5.11. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(orang perjalanan/tahun) Tahun 2018

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asal

I Patani - 658 768 1216 1216 602 658 793 296 1059 15806 23072

II Patani Utara 658 - 461 642 642 600 642 793 223 795 11875 17331

III Patani Barat 768 1045 - 367 445 436 562 602 212 757 11292 16486

IV Weda 1216 642 367 - 2344 2677 1229 1633 503 1810 27061 39482

V Weda Selatan 1216 642 445 2344 - 697 647 793 338 1216 18156 26494

VI Weda Tengah 638 600 436 2677 697 - 806 387 312 1119 16700 24372

VII Weda Utara 658 642 562 1229 647 806 - 793 267 957 14275 20836

VIII P. Gebe 793 793 602 1633 793 387 793 - 290 1039 15499 22622

IX Halmahera Timur

343 290 212 584 392 358 308 334 - 2256 2223 7300

X Halmahera Selatan

977 826 600 1660 1114 1019 877 953 1788 - 6010 15824

XI Tidore 13847 11697 8475 23560 15807 14455 12429 13497 1671 5702 - 121140

Jumlah 21114 17835 12928 35912 24097 22037 18951 20578 5900 16710 138897 334959

Page 106: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 20

Tabel 5.12. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(orang perjalanan/tahun) Tahun 2019

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asal

I Patani - 727 848 1344 1344 665 727 876 327 1170 17468 25496

II Patani Utara 727 - 510 709 709 663 709 876 246 878 13124 19151

III Patani Barat 848 1154 - 405 492 482 621 665 234 836 12480 18217

IV Weda 1344 709 405 - 2590 2959 1358 1805 556 2000 29907 43633

V Weda Selatan 1344 709 492 2590 - 770 715 876 373 1344 20066 29279

VI Weda Tengah 705 663 482 2959 770 - 891 427 345 1237 18457 26936

VII Weda Utara 727 709 621 1358 715 891 - 876 295 1058 15776 23026

VIII P. Gebe 876 876 665 1805 876 427 876 - 321 1148 17129 24999

IX Halmahera Timur

379 321 234 645 433 395 341 369 - 2494 2457 8068

X Halmahera Selatan

1080 913 663 1835 1231 1126 969 1054 1976 - 6642 17489

XI Tidore 15303 12927 9366 26038 17470 15976 13736 14916 1847 6302 - 133881

Jumlah 23333 19708 14286 39688 26630 24354 20943 22740 6520 18467 153506 370175

Page 107: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 21

Tabel 5.13. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(orang perjalanan/tahun) Tahun 2025

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asal

I Patani - 1325 1545 2448 2448 1211 1325 1597 595 2132 31828 46454

II Patani Utara 1325 - 929 1292 1292 1208 1292 1597 448 1600 23913 34896

III Patani Barat 1545 2103 - 738 896 877 1131 1211 426 1523 22739 33189

IV Weda 2448 1292 738 - 4719 5391 2474 3288 1013 3644 54493 79500

V Weda Selatan 2448 1292 896 4719 - 1402 1303 1597 679 2448 36561 53345

VI Weda Tengah 1285 1208 877 5391 1402 - 1622 778 628 2253 33630 49074

VII Weda Utara 1325 1292 1131 2474 1303 1622 - 1597 536 1927 28746 41953

VIII P. Gebe 1597 1597 1211 3288 1597 778 1597 - 584 2092 31212 45553

IX Halmahera Timur

690 584 426 1175 789 720 621 672 - 4543 4477 14697

X Halmahera Selatan

1967 1663 1208 3343 2242 2052 1765 1920 3600 - 12102 31862

XI Tidore 27883 23554 17066 47445 31832 29109 25029 27179 3365 11482 - 243944

Jumlah 42513 35910 26027 72313 48520 44370 38159 41436 11874 33644 279701 674467

Page 108: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 22

Tabel 5.14. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Orang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(orang perjalanan/tahun) Tahun 2030

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asal

I Patani - 2184 2547 4036 4036 1997 2184 2632 981 3515 52475 76587

II Patani Utara 2184 - 1531 2130 2130 1991 2130 2632 739 2638 39426 57531

III Patani Barat 2547 3467 - 1216 1477 1446 1864 1997 702 2511 37490 54717

IV Weda 4036 2130 1216 - 7780 8887 4078 5421 1670 6008 89844 131070

V Weda Selatan 4036 2130 1477 7780 - 2311 2148 2632 1120 4036 60279 87949

VI Weda Tengah 2118 1991 1446 8887 2311 - 2674 1283 1035 3715 55446 80906

VII Weda Utara 2184 2130 1864 4078 2148 2674 - 2632 884 3177 47393 69164

VIII P. Gebe 2632 2632 1997 5421 2632 1283 2632 - 962 3449 51459 75099

IX Halmahera Timur

1138 962 702 1936 1301 1186 1023 1108 - 7490 7381 24227

X Halmahera Selatan

3243 2741 1991 5512 3697 3382 2910 3164 5935 - 19952 52527

XI Tidore 45972 38833 28137 78222 52481 47992 41265 44810 5548 18930 - 402190

Jumlah 70090 59200 42908 119218 79993 73149 62908 68311 19576 55469 461145 1111967

Page 109: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 23

Tabel 5.15. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(ton/tahun) Tahun 2014

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asal

I Patani - 1258 2888 2328 2328 1191 1258 1521 182 781 10690 24425

II Patani Utara 1258 - 3151 1232 1232 1199 1232 1521 154 662 9060 20701

III Patani Barat 2888 3151 - 1493 1289 1985 2222 794 197 845 11571 26435

IV Weda 2328 1232 1493 - 4494 6788 2354 3132 309 1333 18267 41730

V Weda Selatan 2328 1232 1289 4494 - 2471 1242 1521 207 891 12202 27877

VI Weda Tengah 1191 1199 1985 6788 2471 - 3301 1085 255 1101 15086 34462

VII Weda Utara 1258 1232 2222 2354 1242 3301 - 1521 187 802 10990 25109

VIII P. Gebe 1521 1521 794 3132 1521 1085 1521 - 157 678 9289 21219

IX Halmahera Timur

348 295 376 592 395 490 357 303 - 2025 2161 7342

X Halmahera Selatan

1269 1075 1373 2166 1448 1790 1304 1103 1835 - 7405 20768

XI Tidore 9016 7640 9758 15405 10290 12723 9269 7834 1565 5338 - 88838

Jumlah 23405 19835 25329 39984 26710 33023 24060 20335 5048 14456 106721 338906

Page 110: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 24

Tabel 5.16. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(ton/tahun) Tahun 2015

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asal

I Patani - 1506 3457 2787 2787 1426 1506 1821 218 935 12799 29242

II Patani Utara 1506 - 3772 1475 1475 1435 1475 1821 184 793 10847 24783

III Patani Barat 3457 3772 - 1788 1543 2376 2660 951 235 1012 13853 31647

IV Weda 2787 1475 1788 - 5380 8127 2818 3749 370 1596 21870 49960

V Weda Selatan 2787 1475 1543 5380 - 2958 1487 1821 248 1067 14609 33375

VI Weda Tengah 1426 1435 2376 8127 2958 - 3952 1299 306 1318 18062 41259

VII Weda Utara 1506 1475 2660 2818 1487 3952 - 1821 223 960 13158 30060

VIII P. Gebe 1821 1821 951 3749 1821 1299 1821 - 188 812 11121 25404

IX Halmahera Timur

416 353 450 709 473 586 427 362 - 2425 2587 8788

X Halmahera Selatan

1519 1287 1643 2594 1734 2143 1561 1321 2197 - 8865 24864

XI Tidore 10794 9147 11682 18444 12319 15232 11096 9379 1874 6391 - 106358

Jumlah 28019 23746 30322 47871 31977 39534 28803 24345 6043 17309 127771 405740

Page 111: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 25

Tabel 5.17. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(ton/tahun) Tahun 2016

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asal

I Patani - 1664 3821 3080 3080 1576 1664 2013 241 1033 14144 32316

II Patani Utara 1664 - 4169 1630 1630 1586 1630 2013 203 876 11987 27388

III Patani Barat 3821 4169 - 1976 1706 2626 2939 1051 260 1118 15310 34976

IV Weda 3080 1630 1976 - 5945 8981 3114 4143 409 1764 24170 55212

V Weda Selatan 3080 1630 1706 5945 - 3269 1643 2013 274 1179 16145 36884

VI Weda Tengah 1576 1586 2626 8981 3269 - 4367 1436 338 1457 19961 45597

VII Weda Utara 1664 1630 2939 3114 1643 4367 - 2013 247 1061 14541 33219

VIII P. Gebe 2013 2013 1051 4143 2013 1436 2013 - 208 897 12290 28077

IX Halmahera Timur

460 390 497 784 523 648 472 400 - 2680 2859 9713

X Halmahera Selatan

1679 1422 1816 2866 1916 2368 1725 1460 2428 - 9797 27477

XI Tidore 11929 10109 12911 20383 13615 16834 12263 10366 2071 7063 - 117544

Jumlah 30966 26243 33512 52902 35340 43691 31830 26908 6679 19128 141204 448403

Page 112: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 26

Tabel 5.18. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(ton/tahun) Tahun 2017

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asal

I Patani - 1839 4223 3403 3403 1742 1839 2225 266 1141 15632 35713

II Patani Utara 1839 - 4607 1801 1801 1753 1801 2225 225 968 13248 30268

III Patani Barat 4223 4607 - 2183 1885 2902 3248 1161 287 1235 16920 38651

IV Weda 3403 1801 2183 - 6571 9926 3441 4579 452 1949 26711 61016

V Weda Selatan 3403 1801 1885 6571 - 3613 1816 2225 302 1303 17843 40762

VI Weda Tengah 1742 1753 2902 9926 3613 - 4826 1587 373 1610 22060 50392

VII Weda Utara 1839 1801 3248 3441 1816 4826 - 2225 273 1173 16071 36713

VIII P. Gebe 2225 2225 1161 4579 2225 1587 2225 - 230 991 13583 31031

IX Halmahera Timur

508 431 550 866 578 716 521 442 - 2962 3159 10733

X Halmahera Selatan

1855 1572 2007 3168 2117 2617 1906 1613 2683 - 10828 30366

XI Tidore 13184 11172 14269 22527 15047 18605 13553 11456 2289 7806 - 129908

Jumlah 34221 29002 37035 58465 39056 48287 35176 29738 7380 21138 156055 495553

Page 113: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 27

Tabel 5.19. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(ton/tahun) Tahun 2018

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asal

I Patani - 2032 4667 3761 3761 1925 2032 2459 294 1261 17276 39468

II Patani Utara 2032 - 5091 1990 1990 1937 1990 2459 248 1070 14641 33448

III Patani Barat 4667 5091 - 2413 2083 3207 3590 1283 318 1365 18699 42716

IV Weda 3761 1990 2413 - 7262 10970 3803 5061 500 2154 29521 67435

V Weda Selatan 3761 1990 2083 7262 - 3993 2007 2459 334 1440 19719 45048

VI Weda Tengah 1925 1937 3207 10970 3993 - 5334 1753 412 1779 24380 55690

VII Weda Utara 2032 1990 3590 3803 2007 5334 - 2459 301 1296 17761 40573

VIII P. Gebe 2459 2459 1283 5061 2459 1753 2459 - 254 1096 15011 34294

IX Halmahera Timur

562 476 607 957 638 791 576 489 - 3273 3492 11861

X Halmahera Selatan

2050 1737 2218 3501 2340 2892 2107 1783 2965 - 11966 33559

XI Tidore 14570 12347 15769 24896 16629 20561 14978 12661 2530 8626 - 143567

Jumlah 37819 32049 40928 64614 43162 53363 38876 32866 8156 23360 172466 547659

Page 114: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 28

Tabel 5.20. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(ton/tahun) Tahun 2019

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asal

I Patani - 2246 5158 4157 4157 2127 2246 2717 325 1394 19093 43620

II Patani Utara 2246 - 5627 2200 2200 2141 2200 2717 274 1183 16181 36969

III Patani Barat 5158 5627 - 2667 2302 3545 3968 1418 351 1509 20666 47211

IV Weda 4157 2200 2667 - 8025 12123 4203 5593 552 2381 32625 74526

V Weda Selatan 4157 2200 2302 8025 - 4413 2218 2717 369 1591 21793 49785

VI Weda Tengah 2127 2141 3545 12123 4413 - 5895 1938 456 1966 26945 61549

VII Weda Utara 2246 2200 3968 4203 2218 5895 - 2717 333 1432 19629 44841

VIII P. Gebe 2717 2717 1418 5593 2717 1938 2717 - 280 1211 16590 37898

IX Halmahera Timur

621 526 671 1058 705 874 637 540 - 3617 3859 13108

X Halmahera Selatan

2266 1920 2451 3869 2586 3196 2328 1970 3277 - 13225 37088

XI Tidore 16102 13646 17428 27514 18378 22724 16554 13992 2796 9534 - 158668

Jumlah 41797 35423 45235 71409 47701 58976 42966 36319 9013 25818 190606 605263

Page 115: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 29

Tabel 5.21. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(ton/tahun) Tahun 2025

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumlah

Asal

I Patani - 4092 9398 7574 7574 3875 4092 4950 591 2540 34789 79475

II Patani Utara 4092 - 10253 4007 4007 3901 4007 4950 500 2154 29483 67354

III Patani Barat 9398 10253 - 4859 4195 6458 7229 2584 639 2749 37655 86019

IV Weda 7574 4007 4859 - 14623 22090 7658 10190 1006 4338 59447 135792

V Weda Selatan 7574 4007 4195 14623 - 8040 4040 4950 672 2899 39710 90710

VI Weda Tengah 3875 3901 6458 22090 8040 - 10741 3530 830 3582 49096 112143

VII Weda Utara 4092 4007 7229 7658 4040 10741 - 4950 606 2609 35765 81697

VIII P. Gebe 4950 4950 2584 10190 4950 3530 4950 - 511 2206 30228 69049

IX Halmahera Timur

1131 958 1222 1927 1285 1593 1160 984 - 6591 7031 23882

X Halmahera Selatan

4128 3497 4466 7049 4712 5824 4242 3589 5970 - 24097 67574

XI Tidore 29340 24864 31755 50134 33487 41405 30162 25495 5093 17371 - 289106

Jumlah 76154 64536 82419 130111 86913 1E+05 78281 66172 16418 47039 347301 1102801

Page 116: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 30

Tabel 5.22. Proyeksi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Perjalanan Barang Antar Kecamatan di Kabupaten

Halmahera Tengah

(ton/tahun) Tahun 2030

Zona Tujuan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI Jumla

h

Asal

I Patani - 6746 15494 12487 12487 6389 6746 8161 974 4187 57357 131028

II Patani Utara

6746 - 16903 6607 6607 6431 6607 8161 823 3552 48609 111046

III Patani Barat

15494 16903 - 8010 6915 10648 11918 4259 1053 4532 62082 141814

IV Weda 12487 6607 8010 - 24108 36419 12626 16800 1658 7151 98011 223877

V Weda Selatan

12487 6607 6915 24108 - 13255 6661 8161 1108 4780 65470 149552

VI Weda Tengah

6389 6431 10648 36419 13255 - 17708 5820 1368 5905 80945 184888

VII Weda Utara

6746 6607 11918 12626 6661 17708 - 8161 999 4302 58966 134694

VIII

P. Gebe 8161 8161 4259 16800 8161 5820 8161 - 841 3636 49837 113837

Page 117: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 31

IX Halmahera Timur

1864 1579 2015 3177 2118 2626 1912 1622 - 10866 11592 39371

X Halmahera Selatan

6806 5766 7363 11622 7768 9601 6994 5917 9843 - 39729 111409

XI Tidore 48373 40993 52354 82657 55210 68265 49729 42033 8397 28640 - 476651

Jumlah 12555

3 10640

0 13587

9 21451

3 14329

0 17716

2 12906

2 10909

5 2706

4 77551 57259

8 181816

7

Page 118: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

5 - 32

Page 119: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

6 - 1

BAB 6

ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN

6.1 ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

Guna mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil

dan demokratis, pembangunan dan pengembangan jaringan

transportasi di wilayah Kabupaten Halmahera Tengah dimasa

mendatang diarahkan untuk menjembatani kesenjangan antar

wilayah dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan.

Pengembangan jaringan transportasi akan membuka peluang

kegiatan perdagangan dan mengurangi perbedaan harga,

meningkatkan mobilitas tenaga kerja untuk mengurangi konsentrasi

keahlian dan keterampilan pada beberapa wilayah, sehingga

mendorong terciptanya kesempatan melaksanakan pembangunan

di segala bidang. Pemerataan pelayanan transportasi secara adil

dan demokratis terkait dengan peluang yang sama bagi setiap

orang untuk berperan serta dalam penyelenggaraan transportasi.

6.1.1 Arah Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Halmahera Tengah

Keserasian dan keselarasan pengembangan transportasi disini

haruslah seiring dengan pengembangan tata ruang wilayah

Kabupaten Halmahera Tengah secara keseluruhan. Jaringan

transportasi pada suatu wilayah terjadi sebagai interaksi antara

transportasi, tata guna lahan (land use), populasi (jumlah

penduduk) dan kegiatan ekonomi di suatu wilayah perkotaan.

Transportasi sangat berhubungan dengan adanya pembangkitan

Page 120: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

6 - 2

ekonomi di suatu wilayah, guna memacu perekonomian setempat,

untuk menciptakan lapangan kerja, dan untuk menggerakkan

kembali suatu wilayah. Mengacu pada RTRW Kabupaten

Halmahera Tengah Tahun 2012 – 2032, arah pengembangan

kawasan sentra produksi (andalan) di Kabupaten Halmahera

Tengah dibagi menjadi beberapa arahan pengembangan sesuai

dengan karakteristik dan potensi di masing-masing kawasan, yaitu :

1. Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya Perkotaan

Pengembangan kawasan budidaya perkotaan didasarkan atas

pertimbangan kemampuan lahan dan kesesuaian lahan bagi

pembangunan dan pembangunan dan pengembangan fisik

perkotaan.

2. Arahan Pengembangan Sumberdaya Alam Hutan

Pengembangan sumberdaya alam hutan adalah untuk

meningkatkan produksi hasil hutan kayu dan non kayu secara

lestari, perluasan lapangan kerja, dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat khususnya di sekitar kawasan

hutan.

3. Arahan Pengembangan Pengelolaan Hutan Alam Tropis

Pengembangan pengelolaan hutan alam tropis adalah untuk

meningkatkan pengelolaan hutan alam tropis yang sudah ada

pada kawasan yang memiliki limitasi dan kendala dalam daya

dukung wilayah yang sangat terbatas dengan silvikultur sesuai

dengan kondisi setempat dan pembatasan-pembatasan khusus

lainnya yang berkaitan dengan masalah pelestarian dan

perlindungan sumberdaya alam.

4. Arahan Pengembangan Kawasan Pertanian Pangan

Pengembangan kawasan pertanian pangan dilakukan pada

wilayah yang memiliki kesesuaian lahan secara optimal.

Page 121: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

6 - 3

5. Pengembangan Kawasan Budidaya Pertanian Pangan Lahan

Basah

Pengembangan kawasan budidaya pertanian pangan lahan

basah dilakukan terutama diarahkan pada komoditas padi

sawah melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi.

6. Pengembangan Kawasan Budidaya Pertanian Pangan Lahan

Kering

Pengembangan kawasan budidaya pertanian pangan lahan

kering dilakukan pada wilayah yang memiliki kesesuaian lahan

optimal dan prospektif bagi pengembangan tanaman palawija,

holtikultura atau tanaman pangan lainnya.

7. Pengembangan Kawasan Perkebunan

Pengembangan kawasan perkebunan dilakukan pada wilayah

yang memiliki kesesuaian lahan optimal dan prospektif bagi

pengembangan perkebunan (tanaman tahunan dan tanaman

semusim) dengan jenis komuditi pala, kelapa, cengkeh, kopi,

jambu, mente, kelapa sawit, nilam dan lain-lain.

8. Pengembangan Kawasan Peternakan

Pengembangan kawasan peternakan dilakukan terutama pada

wilayah yang memiliki lokasi transmigrasi, pusat-pusat

permukiman di perdesaan dan pusat pengembangan

peternakan yang meliputi Desa Sosowomo.

9. Pengembangan Kawasan Budidaya Perikanan

Pengembangan kawasan budidaya perikanan dilakukan pada

lokasi-lokasi yang sudah ada maupun lokasi potensial melalui

pengembangan budidaya ikan karang, udang, rumput laut, dan

lainnya.

10. Pengembangan Kawasan Budidaya Perikanan Wajib

Pengembangan kawasan budidaya perikanan wajib

memperhatikan pengelolaan sumberdaya perikanan dan

kelautan secara lestari.

Page 122: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

6 - 4

11. Pengembangan Kawasan Kawasan Pertambangan

Pengembangan kawasan pertambangan dilakukan pada

wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara

dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan berwawasan

lingkungan.

12. Pengembangan Industri Besar Dan Kecil

Pengembangan ini dilakukan pada industri besar dan kecil

yang sudah ada, serta mengembangkan industri besar dan

menengah baru untuk mengolah bahan baku yang berasal dari

hasil pertambangan, pertanian tanaman pangan, peternakan,

perikanan, perkebunan dan hasil hutan.

13. Pengembangan pariwisata alam hutan dan panorama alam

serta wisata budaya/sejarah

Pengembangan pariwisata alam hutan dan panorama alam

serta wisata budaya/sejarah di seluruh obyek wisata potensial

dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

6.1.2 Arah Pengembangan Jaringan Transportasi Wilayah

Kabupaten Halmahera Tengah

6.1.2.1 Sistem Jaringan Transportasi Darat

Merujuk dari RTRW Kabupaten Halmahera Tengah, Sistem

Jaringan Transportasi Darat di Kabupaten Halmahera Tengah

meliputi:

1. Jaringan jalan

a. Jaringan jalan kolektor primer K1, yaitu ruas jalan Weda-

Payahe.

b. Jaringan jalan kolektor primer K3, yaitu ruas jalan Weda-

Sagea, Weda-Mafa, dan Sagea-Gotowasi.

Page 123: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

6 - 5

c. Jaringan jalan kolektor primer K4, yaitu ruas jalan Sagea-

Patani dan lingkar Pulau Gebe.

d. Jaringan jalan kolektor sekunder, yaitu ruas jalan Patani-

Piniti-Sakam-Bicoli.

e. Jaringan jalan lokal dan/atau lingkungan, yaitu ruas jalan

dalam wilayah ibukota kabupaten, kecamatan dan desa.

2. Jaringan prasarana lalu lintas

a. Terminal penumpang tipe B terdapat di Weda; dan

b. Terminal penumpang tipe C terdapat di Wairoro, Lelilef,

dan Patani.

3. Jaringan layanan lalu lintas

a. Trayek angkutan barang, meliputi sofifi – Weda – Wairoro;

dan

b. Trayek angkutan barang, meliputi Weda – Lelilef – Patani.

4. Jaringan sungai, danau dan penyeberangan

a. lintas penyeberangan Bitung-Ternate -Patani-Gebe-Raja

Ampat-Sorong;

b. pelabuhan penyeberangan, yaitu pelabuhan penyebrangan

Patani dan pelabuhan penyebrangan Pulau Gebe.

6.1.2.2 Sistem Jaringan Transportasi Laut

Merujuk dari RTRW Kabupaten Halmahera Tengah, Sistem

Jaringan Transportasi Laut di Kabupaten Halmahera Tengah

meliputi:

1. Tatanan kepelabuhanan

a. Pelabuhan pengumpan, terdiri atas :

Page 124: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

6 - 6

1) Pelabuhan Weda di Kecamatan Weda

2) Pelabuhan Sepo di Kecamatan Weda Utara;

3) Pelabuhan Patani di Kecamatan Patani;

4) Pelabuhan Masure di Kecamatan Patani utara; dan

5) Pelabuhan Pulau Gebe di Kecamatan Pulau Gebe.

b. Terminal Khusus, terdiri atas :

1) Terminal Khusus Lelilef di Kecamatan Weda Tengah;

dan

2) Terminal Khusus P. Gebe di Kecamatan P.Gebe.

2. Alur pelayaran, yaitu alur pelayaran nasional

a. Weda-Bisui-Tidore-Ternate-Bitung PP;

b. Weda-Patani-Gebe-Kab. Raja Ampat-Sorong PP;

c. Ternate-Tidore-Gita-kayoa-Bisui-Mafa-Weda-Mesa-Benemo-

Patani-Gebe-Kabare-Yabekaki-Sawnek-Sorong PP;

d. Ternate-Patani-Buli PP; dan

e. Ternate-Dama-Wayabula-Daruba-Bere-bere-Wasile-

Lolasita-Wayamli-Buli-Bicoli-Peniti-Gemia-Gebe –P. Gag-

P.Pam-Saonek-Sorong PP.

6.1.2.3 Sistem Jaringan Transportasi Udara

Merujuk dari RTRW Kabupaten Halmahera Tengah, Sistem

Jaringan Transportasi Udara di Kabupaten Halmahera Tengah

terdapat 3 bandara sebagai bandara pengumpan, yaitu:

1. Bandar Udara Weda di Kecamatan Weda;

2. Bandar Udara Tapeleo di Kecamatan Patani Utara; dan

3. Bandar Udara Pulau Gebe di Kecamatan Pulau Gebe.

Page 125: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

6 - 7

6.2 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

JARINGAN TRANSPORTASI

6.2.1 Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Halmahera

Tengah

Di dalam RTRW Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2012 –

2032, kebijakan penataan ruang Kabupaten Halmahera Tengah,

terdiri atas:

a. pengembangan sektor Potensial secara berkelanjutan;

b. peningkatan akses dan tingkat pelayanan fasilitas publik;

c. pemerataan pembangunan;

d. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian lingkungan hidup;

e. pencegahan dampak negatif kegiatan yang dapat menimbulkan

kerusakan lingkungan hidup;

f. pemantapan dan pengendalian kawasan lindung; dan

g. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan

negara.

6.2.2 Strategi Pengembangan Jaringan Transportasi

Strategi yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera

Tengah terhadap pengembangan jaringan transportasi, seperti

disebutkan dalam RTRW Kabupaten Halmahera Tengah Tahun

2012 – 2032, yaitu:

a. meningkatkan akses pelayanan jaringan jalan antar pusat-

pusat perdesaan serta kawasan potensial pariwisata;

b. meningkatkan pengembangan dan peningkatan kualitas

jangkauan pelayanan sistem jaringan transportasi darat;

c. mengembangkan dan meningkatkan kualitas jangkauan

pelayanan sistem jaringan transportasi laut dan

Page 126: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

6 - 8

mengembangkan fungsi pelabuhan-pelabuhan laut untuk

mendukung pengembangan wilayah, terutama yang erat

kaitannya dengan pusat-pusat pengembangan kawasan;

d. mengembangkan dan peningkatan kualitas transportasi udara.

6.3 RANCANGAN PERATURAN BUPATI TENTANG SISTEM

TRANSPORTASI NASIONAL PADA TATARAN

TRANSPORTASI LOKAL KABUPATEN HALMAHERA

TENGAH

Rancangan Peraturan Bupati Tentang Tatralok di Kabupaten

Halmahera Tengah yang disusun telah didiskusikan dengan para

SKPD Kabupaten Halmahera Barat dalam FGD (16 Desember

2013) dan Seminar (30 Desember 2013). Adapun kebijakan dan

strategi pengembangan jaringan prasarana transportasi lokal serta

rencana peningkatan dan pembangunan prasarana masing-masing

moda transportasi yang tertuang di dalam Rancangan Peraturan

Bupati Tentang Tatralok di Kabupaten Halmahera Tengah sebagai

berikut:

Bagian Kelima

Kebijakan Pengembangan Jaringan Prasarana Transportasi

Lokal

Pasal 16

Kebijakan pengembangan jaringan prasarana transportasi lokal

terdiri atas:

1. Mendorong pengembangan sektor Potensial secara

berkelanjutan;

2. Mendorong peningkatan akses dan tingkat pelayanan fasilitas

publik;

3. Mendorong pemerataan pembangunan;

Page 127: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

6 - 9

Bagian Keenam

Strategi Pengembangan Jaringan Prasarana Transportasi

Lokal

Pasal 17

Strategi pengembangan jaringan prasarana transportasi lokal terdiri

atas:

1. Meningkatkan akses pelayanan jaringan jalan antar pusat-

pusat perdesaan serta kawasan potensial pariwisata;

2. Meningkatkan pengembangan dan peningkatan kualitas

jangkauan pelayanan sistem jaringan transportasi darat;

3. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas jangkauan

pelayanan sistem jaringan transportasi laut dan

mengembangkan fungsi pelabuhan-pelabuhan laut untuk

mendukung pengembangan wilayah, terutama yang erat

kaitannya dengan pusat-pusat pengembangan kawasan;

4. Mengembangkan dan peningkatan kualitas transportasi udara.

Bagian Ketujuh

Rencana Peningkatan dan Pembangunan Prasarana

Masing-masing Moda Transportasi

Pasal 18

(1) Rencana peningkatan dan pembangunan prasarana

transportasi darat di Kabupaten Halmahera Tengah meliputi:

a) Pengembangan jalan akses ke pelabuhan Gebe;

b) Pengembangan jaringan jalan kolektor primer K1: Weda-

Payahe;

c) Pengembangnan jaringan kolektor primer K3: Weda-

Sagea, Weda-Mafa, dan Sagea-Gotowasi;

d) Pengembangnan jaringan jalan kolektor primer K4: Sagea-

Patani dan lingkar P. Gebe;

Page 128: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

6 - 10

e) Pengembangan jaringan jalan kolektor sekunder: Patani-

Piniti-Sakam-Bicoli;

f) Pengembangan jaringan jalan lokal dan/atau lingkungan;

g) Pengembangan terminal penumpang tipe B di Weda;

h) Pengembangan terminal penumpang tipe C di Wairoro,

Lelilef, dan Patani;

i) Pengembangan jalan akses ke ODTW Gua Boki – Maruru

– Sagea;

j) Peningkatan jalan lintas Weda – Wairoro;

k) Peningkatan jalan akses ke ODTW Weda Resort;

l) Pengembangan fasilitas pelabuhan penyeberangan Weda;

m) Pengembangan fasilitas pelabuhan penyeberangan Patani;

n) Pengembangan fasilitas pelabuhan penyeberangan Gebe;

o) Pengembangan fasilitas pelabuhan penyeberangan

Sakam;

p) Pembangunan dan pengembangan fasilitas rambu navigasi

pelabuhan penyeberangan Patani;

(2) Rencana peningkatan dan pembangunan prasarana

transportasi laut di Kabupaten Halmahera Tengah meliputi:

a) Pengembangan fasilitas pelabuhan Weda;

b) Pengembangan fasilitas pelabuhan Gebe;

c) Pengembangan fasilitas pelabuhan Patan;

d) Pengembangan fasilitas pelabuhan Sagea

e) Pengembangan fasilitas pelabuhan Peniti;

f) Pengembangan fasilitas pelabuhan Tepeleo;

g) Pengembangan fasilitas pelabuhan Mesa;

h) Pengembangan fasilitas pelabuhan Wale;

i) Pengembangan fasilitas pelabuhan Sakam;

Page 129: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

6 - 11

j) Pengembangan fasilitas pelabuhan Sayafi;

k) Pengembangan fasilitas pelabuhan Gemia;

l) Pengembangan fasilitas pelabuhan Banemo;

m) Pengembangan fasilitas pelabuhan Umiyal;

n) Pengembangan fasilitas pelabuhan Sepoh.

(3) Rencana peningkatan dan pembangunan prasarana

transportasi udara di Kabupaten Halmahera Tengah meliputi:

a) Pembangunan fasilitas bandara Weda di Loleo;

b) Pembangunan fasilitas bandara Gebe;

c) Pembangunan fasilitas bandara Patani di Tepeleo.

Page 130: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Halmahera Tengah, 2012,

Halmahera Tengah Dalam Angka 2012, Weda.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Halmahera Timur, 2012,

Halmahera Timur Dalam Angka 2012, Maba.

Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, 2012, Laporan Triwulanan:

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara: Triwulan IV-

2012, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku

Utara, Tenate.

Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Provinsi Maluku

Utara, 2012, Dokumen Perhubungan Dalam Angka Provinsi

Maluku Utara Tahun 2008-2012, Ternate.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011, Masterplan

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

2011-2025, Jakarta.

Kementerian Perhubungan, 2004, Keputusan Menteri Perhubungan

Nomor KM 20 Tahun 2004 Tentang Penetapan Kelas Jalan di

Propinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,

Maluku, Maluku Utara, dan Papua, Jakarta.

Kementerian Perhubungan, 2005, Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor KM 49 Tahun 2005 Tentang Sistem Transportasi

Nasional (SISTRANAS), Jakarta.

Kementerian Perhubungan, 2006, Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor KM 31 Tahun 2006 Tentang Pedoman dan Proses

Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan,

Jakarta.

Page 131: KATA PENGANTAR - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000054... · 3.6 Azas Tataran Transportasi Lokal ... yang diatur dalam Perpres Nomor

EXECUTIVE SUMMARY – KAB. HALMAHERA TENGAH

Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku

Kementerian Perhubungan, 2010, Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor KM 15 Tahun 2010 Tentang Cetak Biru Transportasi

Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030, Jakarta.

McNally, M.G., 2007, The Four Step Model, Department of Civil

and Environmental Engineering and Institute of Transportation

Studies, University of California, Irvine, USA.

Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Tengah, 2012,

Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Tengah Nomor 1

Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2012 – 2032, Weda.

Pemerintah Republik Indonesia, 2007, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang,

Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia, 2008, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan,

Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan, Jakarta.

Presiden Republik Indonesia, 2011, Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

2011-2025, Jakarta.

Tamin, O.Z., 2008, Perencanaan Pemodelan & Rekayasa

Transportasi, Program Studi Teknik Sipil, FTSL Institut

Teknologi Bandung, Bandung.