xerostomia dan dm

Upload: achmad-junaidi

Post on 13-Oct-2015

175 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

xerostomia dan Dm

TRANSCRIPT

XEROSTOMIA DAN DM

BY : ACHMAD JUNAIDIGejala-Gejala DM di Rongga Mulut1. Xerostomia (Mulut Kering)Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan aliran saliva (air liur), sehingga mulut terasa kering. Saliva memiliki efek self-cleansing, di mana alirannya dapat berfungsi sebagai pembilas sisa-sisa makanan dan kotoran dari dalam mulut. Jadi bila aliran saliva menurun maka akan menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman, lebih rentan untuk terjadinya ulserasi (luka), lubang gigi, dan bisa menjadi ladang subur bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang.Pada penderita diabetes salah satu tandanya adalah Angiopati, Neuropati, Poliuria, dimana penderita banyak buang air kecil sehingga cairan di dalam tubuh berkurang yang dapat mengakibatkan jumlah saliva berkurang dan mulut terasa kering, sehingga disarankan pada penderita untuk mengkonsumsi buah yang asam sehingga dapat merangsang kelenjar air liur untuk mengeluarkan air liur.

Gejala DM di Rongga Mulut2. Gingivitis dan Periodontitis Gingivitis merupakan inflamasi pada gusi yang mudah untuk disembuhkan, dimana pada jaringan ginggiva terlihat kemerah-merahan disertai pembengkakan dan bila disikat dengan sikat gigi akan berdarah. Gingivitis akan menimbulkan terbentuknya periodontal pocket disertai adanya resorpsi tulang, sehingga gigi goyang dan akhirnya tanggal.Periodontitis ialah radang pada jaringan pendukung gigi (gusi dan tulang). Selain merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, periodontitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Dan hal ini menjadi lebih berat dikarenakan infeksi bakteri pada penderita Diabetes lebih berat.

Gejala DM di Rongga MulutRusaknya jaringan Periodontal membuat gusi tidak lagi melekat ke gigi, tulang menjadi rusak, dan lama kelamaan gigi menjadi goyang. Angka kasus penyakit periodontal di masyarakat cukup tinggi meski banyak yang tidak menyadarinya, dan penyakit ini merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada orang dewasa.Hampir sekitar 80% pasien Diabetes Melitus gusinya bermasalah. Tanda-tanda periodontitis antara lain pasien mengeluh gusinya mudah berdarah, warna gusi menjadi mengkilat, tekstur kulit jeruknya (stippling) hilang, kantong gusi menjadi dalam, dan ada kerusakan tulang di sekitar gigi, pasien mengeluh giginya goyah sehingga mudah lepas.diakibatkan berkurangnya jumlah air liur, sehingga terjadi penumpukan sisa makanan yang melekat pada permukaan gigi dan mengakibatkan gusi menjadi infeksi dan mudah berdarah.

Gambaran periodontitis dan gingivitis pada penderita Diabetes Mellitus

Gejala DM di Rongga Mulut3. Oral thrushPenderita diabetes yang sering mengkonsumsi antibiotik untuk memerangi infeksi sangat rentan mengalami infeksi jamur pada mulut dan lidah. Apalagi penderita diabetes yang merokok,risiko terjadinya infeksi jamur jauh lebih besar.Oral thrush atau oral candida adalah infeksi di dalam mulut yang disebabkan oleh jamur,sejumlah kecil jamur candida ada di dalam mulut. Pada penderita Diabetes Melites kronis dimana tubuh rentan terhadap infeksi sehingga sering menggunakan antibiotik dapat mengganggu keseimbangan kuman di dalam mulut yang mengakibatkan jamur candida berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkant thrush. Dari hasil pengamatan saya selama berpraktik sebagai dokter gigi yang ditandai dengan adanya lapisan putih kekuningan pada lidah, tonsil maupun kerongkongan..

Gambaran Kandidiasis Oral

Gejala DM di Rongga Mulut4. Sindroma Mulut Terbakar Pasien dengan sindroma mulut terbakar biasanya muncul tanpa tanda-tanda klinis, walaupun rasa sakit dan terbakar sangat kuat. Pada pasien dengan diabetes mellitus tidak terkontrol, faktor yang menyebabkan terjadinya sindroma mulut terbakar yaitu berupa disfungsi kelenjar saliva, kandidiasis dan kelainan pada saraf. Adanya kelainan pada saraf akan mendukung terjadinya gejala-gejala paraesthesias dan tingling, rasa sakit / terbakar yang disebabkan adanya perubahan patologis pada saraf-saraf dalam rongga mulut.Penderita diabetes biasanya mengeluh tentang terasa terbakar atau mati rasa pada mulutnya. Biasanya, penderita diabetes juga dapat mengalami mati rasa pada bagian wajah.

Gejala DM di Rongga Mulut5. Stomatitis Apthosa (Sariawan)Penderita Diabetes sangat rentan terkena infeksi jamur dalam mulut dan lidah yang kemudian menimbulkan penyakit sejenis sariawan. Sariawan ini disebabkan oleh jamur yang berkembang seiring naiknya tingkat gula dalam darah dan air liur penderita diabetes.

Gejala DM di Rongga Mulut6. Dental Caries (Karies Gigi)Diabetes Mellitus bisa merupakan faktor predisposisi bagi kenaikan terjadinya dan jumlah dari karies. Keadaan tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran cairan darah mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai substrat kariogenik. Karies gigi dapat terjadi karena interaksi dari 4 faktor yaitu gigi, substrat , kuman dan waktu. Pada penderita Diabetes Melitus telah diketahui bahwa jumlah air liur berkurang sehingga makanan melekat pada permukaan gigi, dan bila yang melekat adalah makanan dari golongan karbohidrat bercampur dengan kuman yang ada pada permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman didalam mulut menurun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau caries gigi.

Daftar PustakaRespati, Titi Nindya.Iwanda.Hubungan diabetes mellitus dengan rongga mulut.Semarang; UNDIP,2006.

Hubungan Xerostomia dengan DMPada penderita DM berkurangnya saliva dipengaruhi faktor :Angiopati dan neuropatik diabetikPerubahan pada kelenjar parotis Poliuri yang berat

Peningkatan level glukosa bisa pula menyebabkan berkurangnya produksi kolagen sehinggga mengganggu produksi saliva. Kenaikan kadar glukosa cairan mulut akan dimetabolisme oleh bakteri mulut menjadi asam Ludah penderita DM menjadi lebih kental, sehingga mulutnya terasa kering.

Protein Insulin menurun--> glukosa darah yg ke jaringan juga menurun --> kadar gula darah jadi meningkat Meningkatnya kadar gula darah--> kadar glukosa di ginjal jg meningkat --> ginjal tdk mampu mereabsorbsi -->glykosuria--> osmotic diuresis :--> kencing banyak(Poliuria)--> sebagai kompensasi, intake cairan lbh banyak (polidipsia) terganggunya keseimbangan sengga produksi saliva juga terganggu.Etiologi XerostomiaXerostomiaXerostomia berasal dari kata xeros (artinya kering) dan stoma (artinya mulut). Xerostomia (dry mouth) atau mulut kering adalah suatu kondisi yang muncul akibat penurunan produksi saliva. Xerostomia ini menimbulkan keluhan berupa rasa tidak nyaman di mulut, kesulitan menelan, rasa terbakar di mulut, bau mulut dan masalah-masalah lain yang timbul akibat peningkatan jumlah mikroorganisme di mulut, misal candida albicans.

XerostomiaKeluhan mulut kering dapat terjadi akut atau kronis dan sementara atau permanen. Dalam bentuk apa keluhan mulut kering timbul, tergantung dari penyebabnya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan mulut kering, seperti radiasi pada daerah leher dan kepala, Sjogren sindrom, penyakit-penyakit sistemik, efek samping obat-obatan, stress dan juga usia.Xerostomi yang irreversibel : pada kasus Sjgrens syndrome, anomali kongenital, HIV/AIDS, radiasi 2. Xerostomi yang reversibel : pada keadaan cemas, akibat obat-obatan, infeksi akut, dehidrasi

Etiologi XerostomiaRadiasi Dada daerah leher dan kepalaTerapi radiasi pada daerah leher dan kepala untuk perawatan kanker telah terbukti dapat mengakibatkan rusaknya struktur kelenjar saliva dengan berbagai derajat kerusakan pada kelenjar saliva yang terkena radioterapi. Hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya volume saliva terjadi penurunan kecepatan sekresi saliva sampai kurang dari 0.1 mL per menit. Jumlah dan keparahan kerusakan jaringan kelenjar saliva tergantung pada dosis dan lamanya penyinaran. Selain itu juga terjadi peningkatan kadar protein total yang cukup besar sehingga saliva menjadi kental.2. Gangguan pada kelenjar salivaAda beberapa penyakit lokal tertentu yang mempengaruhi kelenjar saliva dan menyebabkan berkurangnya aliran saliva. Sialodenitis kronis Kista-kista dan tumor kelenjar salivaSindrom Sjogren

Etiologi Xerostomia3. Kesehatan Umum yang TergangguPada orang-orang yang menderita penyakit-penyakit yang menimbulkan dehidrasi seperti demam, diare yang terlalu lama,diabetes, gagal ginjal kronis dan keadaan sistemik lainnya dapat mengalami pengurangan aliran saliva.Pada penderita diabetes, berkurangnya saliva dipengaruhi oleh faktor angiopati dan neuropati diabetik, perubahan pada kelenjar parotis dan karena poliuria yang berat. Penderita gagal ginjal kronis terjadi penurunan output. Untuk menjaga agar keseimbangan cairan tetap terjaga perlu intake cairan dibatasi. Pembatasan intake cairan akan menyebabkan menurunnya aliran saliva dan saliva menjadi kental.Penyakit-penyakit infeksi pernafasan biasanya menyebabkan mulut terasa kering. Pada infeksi pernafasan bagian atas, penyumbatan hidung yang terjadi menyebabkan penderita bernafas melalui mulut.

Etiologi Xerostomia

4.Penggunaan Obat-Obatan

Etiologi Xerostomia5. Keadaan FisiologisTingkat aliran saliva biasanya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan fisiologis. Pada saat berolahraga, berbicara yang lama dapat menyebabkan berkurangnya aliran saliva sehingga mulut terasa kering. Bernafas melalui mulut juga akan memberikan pengaruh mulut kering. Gangguan emosionil, seperti stress, putus asa dan rasa takut dapat menyebabkan mulut kering. Hal ini disebabkan keadaan emosionil tersebut merangsang terjadinya pengaruh simpatik dari sistem syaraf autonom dan menghalangi sistem parasimpatik yang menyebabkan turunnya sekresi saliva.6. UsiaPeningkatan usia akan menyebabkan terjadinya perubahan atropik pada kelenjar ludah yang akan menurunkan sekresi saliva. Sampai dengan umur 15 tahun volume saliva lebih besar dibandingkan dengan umur yang lebih dewasa. Dengan bertambahnya umur seseorang, akan terjadi penurunan produksi saliva. Perubahan terbesar terjadi pada glandula parotis, karena secara bertahap akan terjadi perubahan jaringan yang menyusunnya. Selain terjadi perubahan pada sel-selnya terjadi juga penurunan sintesis protein. Hal ini akan berakibat pada terjadinya penurunan produksi saliva.

Etiologi XerostomiaPada umumnya penurunan produksi saliva dianggap merupakan akibat proses penuaan yang tidak dapat dihindari, akan tetapi penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa tidak ada penurunan cairan produksi kelenjar parotid pada individu yang beranjak tua namun sehat dan tidak minum obat. Dilain pihak ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan atropik yang terjadi dikelenjar submandibularis sesuai dengan pertambahan usia akan menurunkan produksi saliva dan mengubah komposisinya sedikit. Dengan demikian, setiap penurunan produksi saliva dianggap sebagai akibat dari faktor usia, namun hal ini tidak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan penurunan akibat penyakit dan penggunaan obat-obatan.7. Keadaan-keadaan lain. Agenesis dari kelenjar saliva sangat jarang terjadi, tetapi kadang-kadang ada pasien yang mengalami keluhan mulut kering sejak lahir. Hasil sialograf menunjukkan adanya cacat yang besar dari kelenjar saliva. Kelainan syaraf yang diikuti gejala degenerasi, seperti sklerosis multiple akan mengakibatkan hilangnya innervasi kelenjar saliva, kerusakan pada parenkim kelenjar dan duktus, atau kerusakan pada suplai darah kelenjar saliva juga dapat mengurangi sekresi saliva. Sebaliknya gangguan sistem saraf juga dapat meningkatkan produksi saliva, seperti pada penyakit Parkinson.

Daftar PustakaBartels, Cathy L. 2009. Xerostomia information for dentists : Helpingpatients with dry mouth. http://www.oralcancerfoundation.org/dental/xerostomia.htm. 18 November 2009.Thornhill, Martin. 2009. Xerostomia: Care And Management. http://betteroralhealth.info/orbit_us/professional-area/research/xerostomia-relief/xerostomia-care-and-management/index.htm. 18 November 2009.Hasibuan, Sayuti. 2002. Keluhan Mulut Kering Ditinjau Dari Faktor Penyebab, Manifestasi Dan Penanggulangannya.http://library.usu.ac.id/download/fkg/fkg-sayuti.pdf. 18 November 2009.

Mekanisme XerostomiaMekanisme patogenesis antara DM dan perubahan fungsi kelenjar saliva hingga saat ini belum jelas. Dehidrasi sebagai hasil dari hiperglikemia yang lama sebagai konsekwensi dari poliuria merupakan penyebab utama xerostomia dan hipofungsi kelenjar saliva pada pasien DM. Dehidrasi saja tidak dapat menyebabkan perubahan fungsi kelenjar saliva. Infiltrat limfositik yang terlihat pada jaringan kelenjar saliva labial mengindikasikan bahwa jaringan kelenjar saliva merupakan target suatu proses autoimun yang sama dengan pancreas MEKANISME XEROSTOMIAMEKANISME XEROSTOMIADegenerasi yang terus menerus pada jaringan kelenjar saliva akan menyebabkan 10-25% terjadinya hipofungsi dan gangguan komposisi saliva. DM tipe I dan II dapat menyebabkan pembesaran bilateral yang asimtomatik pada kelenjar parotis dan kadang-kadang kelenjar submandibularis yang biasa disebut sialosis diabetiDaftar pustaka

Troy daniels, DDS, MS. Sjorgen Syndrome Primer on Rheumatic Diseases. 2008;13: 387-397

Diagnosis Banding XerostomiaPengertianXerostomia adalah keadaan di mana mulut kering akibat berkurangnya atau tiadanya aliran saliva. Xerostomia bukanlah penyakit, tetapi merupakan gejala dari berbagai kondisi seperti perawatan yang diterima, efek samping dari radiasi, di kepala dan leher atau efek samping dari berbagai jenis obat.

Diagnosa BandingSialolithiasisAdanya batu atau kalkulus pada kelenjar saliva.

Etiologi : belum diketahui, namun ada ada faktor predisposisi yang membantu pembentukan batu yaitu peradangan dan obat-obatan antikolinergik

Burning Mouth SyndromeRasa terbakar pada mulut.

Predisposisi : infeksi kronis, aliran balik asam lambung, obat2an, kelainan darah, defisiensinutrisi, ketidakseimbangan hormonal, alergi.

SialadenitisInfeksi bakteri yang berkembang di kelenjar saliva.Dapat berkembang setelah pengobatan radiasi untuk kanker

Sialadenitis menyebabkan pembengkakan yang menyakitkan atau benjolan pada pipi atau di bawah dagu. Dalam beberapa kasus, nanah dari ludah saluran-saluran masuk ke mulut. Jika infeksimenyebar di luar kelenjar ludah, Anda dapat mengembangkandemam dan menggigilSyndrome SjogrenAdalah penyakit autoimun kronis yang ditandai dengan mata dan mulut kering dan kerusakan kelenjar eksokrin

Etiologi: belum diketahui

HiposalivasiBerkurangnya sekresi kelenjar saliva.

Etiologi: penyakit sistemik, kecemasan, stres

PENYAKIT YANG MENYEBABKAN XEROSTOMIASjogrens syndrome

Sindrom Sjogren merupakan penyakit autoimun jaringan ikat yang dapat mempengaruhi kelenjar airmata dan kelenjar saliva. Sel-sel asini kelenjar saliva tersebut rusak, karena infiltrasi limfosit sehingga sekresinya berkurangdan menyebabkan xerostomia (mulut kering)

HIVSalah satu penyebab timbulnya Xerostomia adalah karena adanya penyakitHIV/AIDS, dan menyebabkan kelenjar ludah membengkak. Kondisi ini terutama sering terjadi pada anak HIV-positif.Penyakit xerostomia cenderung timbul dalam infeksi akhir HIV, namun terkadang dapat pula menjadi manifestsi pertama penyakit HIV. Pada laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki resiko tinggiXerostomia oleh HIV dapat disertai atau tanpapembengkakan parotis. Hal ini sering sebagai efek samping dari obat antivirus atau obat lain yang digunakan untuk pasien dengan infeksi HIV, sepertiangiolytics, antijamur, dll.

Diabetes mellitusLudah penderita DM seringkali menjadi lebih kental, sehingga mulutnya terasa kering, disebut xerostomia diabetic.Pada penderita diabetes berkurangnya ludah(saliva) dipengaruhi faktor angiopati dan neuropati diabetik, perubahan pada kelenjar parotis dan karena poliuria yang berat.Penurunan sekresi air ludah dari kelenjar parotis cenderung membuat pH menjadi turun. Disamping itu terjadi kenaikan kadar glukosa cairan mulut yang akan dimetabolisme oleh bakteri mulut menjadi asam.

Rheumatoid arthitisSeringnya ditemukan sekitar 50% kondisi xerostomia pada pasien dengan diagnosis rheumatoid arthritis.Xerostomia bisa disebabkan oleh efek samping medikasi yang bersifat xerogenic yang diberikan, namun dari hasil penelitian diketahui bahwa gejala xerostomia yang diindikasikan dengan penurunan curah saliva biasa ditemukan diantara pasien rheumatoid arthritis, bahkan pada mereka yang tidak mendapat medikasi yang bersifat xerogenic. Medikasi yang bersifat xerogenic antara lain tramadol, ibuprofen, amytriptiline, lansoprazole dan piroxicam.

Cancer TreatmentXerostomia dapat terjadi akibat efek samping kemoterapi yaitu 78% pasien yang dikemoterapi mendapat efek tersebut. Hal ini terjadi berhubungan dengan agen yang digunakan dalam kemoterapi. Paclitaxel, carboplatin, daninfusional 5 fluorouracil merupakan sebagian agen yang digunakan dalam kemoterapi.

MenopausePerubahan rongga mulut dilaporkan dapat terjadi pada pada wanita menopause (20-90%), termasuk ketidaknyamanan oral (rasa sakit dan Sensasi terbakar), mulut kering (xerostomia) dan persepsi rasa berubah. Etiologi dari ketidaknyamanan oral ini berhubungan dengan perubahan pada kuantitas dan kualitas saliva.Perubahan mukosa mulut karena berkurangnya tingkat estrogen pada epitel berkeratin bersama dengan penurunan sekresi saliva pada wanita menopause dapat terjadi bervariasi dari warna yang menjadi pucat sampai ke kondisi yang dikenal sebagai gingivostomatitis menopause, ditandai dengan gingiva kering, mengkilap dan mudah berdarah pada probing dan saat menyikat gigi, serta berkurangnya laju saliva.

Daftar pustakaDessureault M, Carette S.1989. Etiology and Pathogenesis of Rheumatoid Arthritis. Triangle; 28: 5-14.Guggenheiner J, Moore PA. 2003. Xerostomia: Etiology, Recognition, and Treatment. J. ADA, 134: 61-69Obat-Obat yang Menyebabkan Xerostomia

Obat-Obat yang Menyebabkan Xerostomia

Obat-Obat tersebut diantaranya analgesik, antikonvulsan, antihistamin, antihipertensi, antidepresan, antiparkinson, diuretik, dekongestan, antipsikotik, benzodiazepin, atropinics, dan -blocker, mempunyai efek samping xerostomia (Rahmadhan, 2010). Obat-obat ini memiliki sifat antikolinergik atau simpatomimetik yang akan menurunkan produksi saliva sehingga kadar asam di dalam mulut meningkat. Dengan jumlah yang sedikit dan konsistensi yang kental, saliva akan kehilangan fungsinya sebagai pembersih alami rongga mulut. Obat- obat ini bekerja dengan cara mempengaruhi aliran saliva dengan meniru aksi dari sistem autonom secara langsung bereaksi pada proses yang diperuntukkan untuk salivasi. Dapat juga secara tidak langsung dengan mengubah cairan dan elektrolit atau dapat juga dengan mempengaruhi aliran darah ke kelenjar (Porter dkk, 2004).Obat-Obat yang Menyebabkan Xerostomia

Xerostomia dapat terjadi 4-12 minggu setelah mengonsumsi antidepresan. Jenis antidepresan yang dapat menyebabkan xerostomia adalah serotonin agonist, nor-adrenalin re-uptake blockers, serotonin re-uptake inhibitors, noradrenalin and serotonin re-uptake blockers, atipical antidepressants, trisiklik, tetrasiklik, monoamin oxidase inhibitors, venlafaxine, buspirone, dan alprazolan (Amelia, 2012).Obat antidepresan bekerja dengan jalan menghambat reuptake serotonin dan noradrenalin di ujung-ujung saraf otak dan dengan demikian memperpanjang masa waktu tersedianya neurotransmiter tersebut.obat antidepresan bekerja menghambat histaminik, kolinergik, dan reseptor -1-adrenergik. Efek samping obat antidepresan salah satunya adalah efek antikolinergik akibat blokade reseptor muskarin dengan menimbulkan xerostomia.

Daftar PustakaSR Porter, C. Scully, AM. Hegarty. 2004. An update of the etiology and management of xerostomia. Oral Surgery Oral Medicine Oral Pathology. Hal: 1, 28-46Rahmadhan AG. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi & Mulut. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Bukune. Hal: 15Kusuma, Amelia W. M. 2012. Pengaruhxerostomia terhadap kesehatan gigi dan mulut terkait kualitas hidup pada usila. Semarang: FK UNDIP

Anamnesis Penderita XerostomiaBagi Penderita AsimptomatisBagi pasien yang simptomatis yaitu mereka yang datang ke klinik dengan keluhan xerostomia, tindakan penanganan awal ialah mengetahui kapan itu mulai terjadi, frekuensi dan keparah dari xerostomia tersebut. 1. Apakah jumlah saliva di mulut anda terlalu sedikit, terlalu banyak atau anda tidak memperhatikannya ? 2. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menelan ? 3. Apakah mulut anda terasa kering sewaktu makan ? 4. Apakah anda mengalami kesulitan dalam memakan makanan kering seperti biskuit, keripik, kraker dan anda minum untuk membantu menelannya ? Jawaban ya terhadap saliva yang terlalu sedikit pada pertanyaan pertama merupakan tanda bahwa terjadi penurunan jumlah saliva yang tidak terstimulasi. Jawaban ya pada salah satu dari tiga pertanyaan selanjutnya merupakan tanda bahwa terjadi penurunan jumlah saliva yang terstimulasiBagi pasien yang simptomatis1. Apakah anda sering bangun tengah malam untuk minum ? 2. Apakah anda menderita penyakit seperti diabetes, hipertensi atau penyakit lainnya ? 3. Apakah anda pernah mengalami penyinaran di bagian kepala dan leher ? 4. Kapan terakhir kali anda melakukan pemeriksaan fisik lengkap ? 5. Obat-obatan apa saja yang sedang anda konsumsi ? 6. Berapa banyak anda minum dalam satu hari ? 7. Sudah berapa lama anda merasakan gejala ini ?

Diagnosa Penderita XerostomiaDiagnosa Penderita XerostomiaDiagnosa untuk mengetahui terjadinya xerostomia terdiri atas beberapa tahapan:1. Keluhan utama pasien dan riwayat penyakit.2. Riwayat kesehatan 3. Pemeriksaan klinisMeliputi pemeriksaan pasien secara menyeluruh yitu pemeriksaan kelenjar saliva, jaringan lunak dan jaringan keras rongga mulut.

Diagnosa Penderita XerostomiaMukosa oral tampak kering dan lengket atau mungkin dijumpai eritematous disertai pertumbuhan Candida Albicans. Kadang-kadang bisa juga dijumpai Pseudomembran Candidiasis yang nampak sebagai plak putih mudah dilepas di beberapa permukaan mukosa. Sangat sedikit dijumpai saliva di dasar mulut dan lidah nampak kering. Karies dentis bisa dijumpai pada permukaan cervik, incisal dan oklusal.

Diagnosa Penderita Xerostomia4. Pemeriksaan lanjutanSebagai pemeriksaan lanjutan dapat dengan melakukan pemeriksaan tunggal atau kombinasi untuk mendapatkan final diagnosa. Pemeriksaan meliputi sialometri(suatu prosedur sederhana untuk mengukur aliran saliva), serologi,biopsy dan sialografi.Xerostomia harus mulai dipikirkan jika pasien mengeluh mulut terasa kering, terutama saat malam hari, atau sulit makan-makanan kering. Ketika dilakukan pemeriksaan, lidah tampak lengket dengan mukosa buccal. Pada wanita tampak Lipstick Sign dimana lipstik menempel pada gigi anterior, yang bisa menjadi indikator xerostomia

DAFTAR PUSTAKAWalsh, Declan. 1997. Kapita Selekta Penyakit dan Terapi : Xerostomia. Jilid I. Jakarta. EGC. Hal : 432-440.Nasution. Hubban. 2007. Penegakkan Diagnosis dan Penatalaksanaan Pembuatan Gigi Tiruan Penuh Pada Pasien Edentulus Penderita Xerostomia. Medan FKG USU

PEMERIKSAAN OBYEKTIF (KLINIS) XEROSTOMIAPEMERIKSAAN KLINIS RMPemeriksaan keseluruhan rongga mulut merupakan bagian yang penting dalam penegakan diagnosis.

Mukosa Mulut :KeringLengketAtropiBerfisurBerlobulBerubah warna Kemerahan (Erythematus Candidiasis)Navazesh, 2003

EVALUASI KELENJAR SALIVAPembesaran Kelenjar SalivaLunak saat dipalpasiTidak ada/sedikit saliva pada dasar mulutSaliva terkontaminasi (darah atau nanah)Atropi papila filiformisTidak ada aliran salivapadaduktus Stensens & WhartonNavazesh, 2003PALPASI KELENJAR SALIVAPalpasi eksternal pada kelenjar parotis dan submandibularis dengan menempatkan kapas swab kering akan nampak gangguan pembukaan duktus dan tidak tampak adanya aliran saliva dari duktus tersebut.

Navazesh, 2003TONGUE BLADETongue blade dapat dipakai untuk memperkuat inspeksi visual, dimana pasien disuruh meletakkan tongue blade pada mukosa bukal. jika tongue blade tersebut lengket ke mukosa sewaktu akan di angkat, maka ini pertanda adanya kekeringan mukosa dan penurunan sekresi saliva.

Navazesh, 2003PEMERIKSAAN PENUNJANG XEROSTOMIABeberapa tes dan teknik dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi kelenjar saliva.

Sialometri dan tes histologi (biopsi) adalah tes yang sering dilakukan oleh dokter gigi dalam praktek sehari-hari

1. SIALOMETRISialometri adalah pengukuran aliran saliva dengan mengumpulkan saliva keseluruhan, yaitu saliva istirahat dan saliva terstimulasiPada sialometri, untuk mengukur aliran saliva istirahat, pasien diinstruksikan untuk tidak makan, minum, merokok, menyikat gigi, atau meletakkan apapun di mulut mereka selama 90 menit sebelum waktu pengukuran.

Dokter gigi atau stafnya mengumpulkan saliva dalam suasana yang tenang, pasien berada dalam posisi berdiri, kepala dimiringkan ke depan, mata terbuka dengan pergerakan tubuh dan orofasial yang minimal.

* Pasien diperintahkan untuk menelan saliva terlebih dahulu, jangan banyak bergerak dan *biarkan saliva mangalir sendiri selama 5 menit melalui bibir bawah ke tabung dengan cerobong pada bagian atasnya. *Setelah 5 menit dokter gigi memerintahkan pasien untuk mengosongkan mulut dari saliva dengan cara meludahkannya ke tabung

(Sreebny dan Visiink, 2010)

2. Biopsi kelenjar saliva minor Dilakukan untuk mendiagnosis adanya sindroma Sjogren, HIV/AIDS, sarkoidosis, amyloidosis. Biopsi kelenjar saliva mayor merupakan pilihan bila dicurigai adanya malignansi.

Tempat yang paling sering dilakukan biopsi ini adalah pada bibir bawah. Pemeriksaan ini biasanya untuk melihat kluster limfosit (>> 50 limfosit pada 4x4 mm) yang didiagnosa sebagai sjogren syndrome, sehingga dapat dibedakan untuk mendiagnosa xerostomia karena penyebab lain (Navazesh, 2003).

Pemeriksaan Penunjang Xerostomia

3.SialografiPemeriksaan sialografi merupakan suatu teknik imaging untuk mengidenifikasi batu pada glandula saliva atau massa. Sialografi, merupakan suatu pemeriksaan radiologik dengan menggunakan kontras yang larut dalam air atau minyak yang dimasukan melalui duktus submandibula atau parotis. Setelah dilakukan pemakaian anestesi topikal, lalu dilakukan penekanan lembut pada kelenjar, muara duktus nampak sebagai lubang yang mengeluarkan air liur. Muara tersebut dilebarkan dengan sonde lakrimal, kemudian dimasukan kateter, kemudian masukan kontras 1.5-2 mL secara lembut, sampai penderita merasakan adanya tekanan tapi tidak mengeluh nyeri. Kemudian dilakukan pemotoan (Navazesh, 2003).4. SerologiUji serologis adalah pengujian yang menggunakan serum sebagai sampel. Prinsip utama uji serologis adalah mereaksikan antibodi dengan antigen yang sesuai. Antibodi adalah zat kekebalan yang dilepaskan oleh sel darah putih untuk mengenali serta menetralisir antigen (bibit penyakit baik virus maupun bakteri) yang ada dalam tubuh

Daftar PustakaNavazesh, M. 2003. How can oral health care providers determine if patients have dry mouth. Jada. Page: 613-619.

PENATALAKSANAAN XEROSTOMIAPENATALAKSANAAN XEROSTOMIAXerostomia merupakan sebuah gejala, bukan sebuah penyakit. Idealnya penatalaksanan xerostomia berdasar pada penyebabnya. Penanggulangan Xerostomia terdiri dari tiga prinsip pokok, yaitu : Mencari penyebab dan menghilangkan gejalaMencegah kerusakan gigi dan jaringan sekitar gigi Meningkatkan produksi saliva atau menggunakan preparat saliva substitut

Mencari penyebab dan menghilankan gejalaMisalnya diabetis melitus, maka perlu pengendalian kadar gula darah, Pada kondisi dehirasi atau kehilangan banyak cairan tubuh, maka pasien perlu mengkonsumsi cairan yang cukup, Pada kasus xerostomia akibat obat-obatan ] sebaiknya obat tersebut dihentikan atau bila obat tersebut dilanjutkan maka dibutuhkan penanganan untuk xerostomianya, dan sebagainya.

Mencegah kerusakan gigi dan jaringan sekitar gigi Penggunaan pasta gigi dan obat kumur yang mengandung fluoride dan bebas alkohol.Penggunaan sikat gigi yang bulunya softKontrol gigi rutin Meningkatkan produksi saliva atau menggunakan preparat saliva substitutZat perangsang produksi saliva (saliva stimulans)Zat pengganti saliva (saliva substitut)

A. Zat perangsang produksi saliva (saliva stimulans)Permen karet atau permen isap asam, akan lebih jika menggunakan permen karet bebas sukrosa (sugar free) agar tidak membahayakan gigi.Mouth Lubricant (pH 2.0) dan Lemon Mucilage (pH 2.8). kedua zat ini mengandung asam sitrat. Stimulasi dengan zat asam sitrat mampu merangsang sangat kuat sekresi ludah encer dan memberikan rasa kesegaran di mulut, tetapi zat ini memiliki kerugian berupa mudah terjadi iritasi pada selaput lendir yang peka dan rendahnya pH akan mempermudah demineralisasi gigi.Salivix berbentuk tablet isap (lozenge) yang berisi asam malat, gom arab, kalsium laktat, natrium fosfat, lycasin dan sorbitol. Namun zat ini perlu diteliti lebih lanjut mengenai efeknya terhadap dentin, karena pH nya 4Pilokarpin Hidroklorid dan asam nikotinat, merupakan obat sistemik yang terbukti dapat merangsang produksi salivaAnhydrous crystaline maltose (ACM), mampu menstimulasi produksi saliva. Ada penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan ACM pada pasien Sjogrens sindrom akan meningkatkan produksi saliva secara signifikan dan mampu memperbaiki keluhan pasien. ACM dikemas dalam bentuk tablet isap yang dipakai tiga kali sehari.B. Zat pengganti saliva (saliva substitut)Penggunaan saliva substitut hanya pada pasien yang glandula salivatoriusnya tidak bereaksi terhadap rangsangan/stimulus. Dahulu, individu yang menderita xerostomia terpaksa harus selalu membasahi mulutnya dengan air atau cairan seperti gliserin atau parafin. Namun saat ini sudah ada zat pengganti saliva yang lebih nyaman digunakan dan zat ini juga mengandung ion fosfat dan kalsium untuk membantu remineralisasi. Zat ini berbentuk spray, cairan dan tablet isapSpraySaliva orthana (pH 7.0) mengandung ion kalsium, fosfat, natrium, magnesium dan kalium, juga berisi musin sebagai pengganti karboksimetilselulosa untuk mendapatkan viskositas. Glikoprotein hidrofilik dengan berat molekul yang tinggi terdapat pada musin mampu menurunkan tegangan permukaan, sehingga secara teoritis mampu melindungi gigi ataupun membran epitel.Glandosan (pH 5.1) komposisi hampir serupa dengan saliva orthana, namun tanpa kandungan fluor dan hidroksimetil selulosa. pH nya rendah karena mengandung karbondioksida untuk mempermudah penyemprotan.CairanHypromellose (pH 8.0) merupakan kombinasi antara hidroxipropilmetil selulosa buatan dengan sakharin. 5V.A. oralube (pH 7.0) merupakan zat untuk merangsang viskositas dan tingkat elektrolit seluruh saliva. Bahan ini didesain untuk menimbulkan remineralisasi email dan dentin. Saat ini ada produk Luborant yang dibuat dengan formulasi yang mirip telah dipasarkan. 5Obat kumur metylselulose (misal metyl selulosa 10.0 g per liter air), merupakan pengganti saliva yang sangat bermanfaat bila digunakan sebelum makandan efeknya bertahan selama setengah jam. Tablet isapPolyox adalah tablet isap yang berisi oksida polietilen yang bersifat visikoelastik sama dengan saliva jika dilarutkan dalam mulut. Sekitar satu sampai dua persen larutan ini mampu membantu mencekatkan gigi palsu. Penatalaksanaan XerostomiaPenatalaksanaan Menjaga kesehatan rongga mulut dan menghindari komplikasi xerostomiaDiterapi dengan pemberian saliva buatan, atau dapat juga lewat pemberian obat perangsang produksi saliva (silagogue), seperti pilocarpine.Meredakan gejala xerostomia. Hal ini dapat dilakukan dengan :Sering meneguk air.Bilasan mulut dan obat kumur, gel, semprotan dan saliva buatanMemperbanyak mengunyah permen, tetapi harus bebas gula dan non-asam. Produk yang mengandung xylitol sebagai agen pemanis dapat disarankanUntuk bibir kering, krim atau salep Hydrating dapat membantu meringankan gejala. Penggunaan produk lidah buaya atau vitamin EDiet makanan yang kaya kelembaban dan bukan makanan panas atau pedas

Daftar PustakaNavazesh M, Kumar SKS.Xerostomia: Prevalence, Diagnosis, and Management. Compendium of Continuing Education in Dentistry.2011

PENCEGAHAN XEROSTOMIA1. GOSOK GIGIGosok gigi Anda secara teratur setidaknya 2 kali sehari. Gigi dan gusi yang sehat mampu menjaga keseimbangan produksi air liur sehingga menghindarkan dari keringnya rongga mulut

2. AIR PUTIHPerbanyak minum air putih dalam sehari. Orang dewasamembutuhkan setidaknya 6-8 gelas air putih dalam sehari untukmenjaga kesehatan agar tetap prima. Ketika mulut kering, air putih berfungsi sebagai pelembab danjugamengurangikemungkinan terjadinya iritasi di rongga mulut.

3. PERMEN KARETCoba kunyah permen karet. , akan lebih jika menggunakan permen karet bebas sukrosa (sugar free) Pengunyahan permen karet sugar free mampu meningkatkan produksi saliva tujuh kali lebih besar dari pada tanpa stimulasi permen karet (Ehow, 2012).agar tidak membahayakan gigi.

4. BERNAFAS MELALUI MULUTKebiasaan bernafas melalui mulut dapat menyebabkan terjadinya xerostomia

5. KUNJUNGI DOKTER GIGIKunjungi dokter gigi setidaknya dua kali dalam setahun. Mulut kering dapat menyebabkan penyakit gusi dan penyakit lainnya yang mungkin harus ditanggapi secara serius. Seorang dokter gigi dapat merekomendasikan perawatan rutin yang ideal atau pengobatan yangdiperlukan untuk menjaga mulut anda agar tetap lembab dan sehat.

Konsep MappingPasienPemeriksaan PenunjangPasien ObjektifPemeriksaan SubjektifDiagnosaDM Type 2XerostomiaPENATAKSANAAN89Terima Kasih