wrap up skenario 3 pembiayaan kesehatan

Upload: arummkusuma

Post on 04-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

]';mjj,m

TRANSCRIPT

WRAP UP SKENARIO 3BLOK KEDOKTERAN KELUARGAPEMBIAYAAN KESEHATAN

Kelompok: A-15

KETUA: Arum Kusuma Wardani(1102011047)SEKRETARIS: Intan Aprelia Prayusmi (1102011127)ANGGOTA :Eva Amanda Rahmawati(1102007103)Anna Rizky Amelia(1102011031)Ayu Annisa Charantia(1102011055)Chandra Dewi (1102011064)Dira Sari Puji Astuti(1102011082)Fadhlan Hakiki(1102011092)Kafia Rakhmah(1102011132)Kaisa Lana Afida(1102011133)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI2014/2015

SKENARIOPEMBIAYAAN KESEHATAN

Dr. Ahmad, 31 tahun, praktek di sebuah klinik dokter keluarga yang bekerja sama dengan BPJS. Klinik ini dikelola dengan baik sehingga dalam waktu yang relatif singkat mengalami kemajuan yang cukup pesat dan dikenal luas di masyarakat. Suatu hari klinik ini dikunjungi seorang pasien, Ny. A, 38 tahun dengan kehamilan trimester 1 pada G5P2A2. Pasien ingin melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di klinik Dr. Ahmad karena pasien mendapat informasi bahwa pelayanan di klinik ini baik. Pasien mempunyai keluhan sering mual, muntah, lemas, cepat lelah dan sesak. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik bersama bidan. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa kandungan dalam kondisi yang baik namun ibu tampak pucat, takikardi, murmur, takipnea, dan terdapat nyeri tekan epigastrium.Dr. Ahmad menyarankan agar pasien mengikuti pemeriksaan ANC yang teratur dan menjelang partus kelak pasien akan dirujuk ke spesialis Obgyn yang sudah bekerja sama dengan klinik dokter keluarga tersebut. Pasien menanyakan ke dokter tentang pilihan pembiayaan persalinan, mengingat kemungkinan membutuhkan biaya yang lebih besar.

PERTANYAAN1. Pada BPJS, pilihan pembiayaan persalinan ada apa saja?2. Apakah pelayanan BPJS bisa dilakukan pada semua dokter?3. Apakah pasien mendapat keringanan saat dokter kerjasama dengan BPJS?4. Bagaimana dokter bisa kerjasama dengan BPJS?5. Sumber pembiayaan BPJS?6. Apa saja yang ditanggung oleh BPJS?7. Apa saja kerjasama yang dilakukan oleh dokter keluarga dan dokter spesialis?8. Siapa saja yang berhak dapat tanggungan BPJS? Dan syarat syaratnya!9. Bagaimana alur merujuk pasien BPJS ke dokter spesialis?10. Perbedaan asuransi dengan BPJS?11. Apa hokum asuransi menurut Islam?

JAWABAN1. Pada saat partus bisa menggunakan BPJS, tetapi ANC (antenatal care) tidak2. Tergantung dokter, pihak RS, Klinik, dan Puskesmas 3. Tergantung berat ringannya penyakit dan jenis pemeriksaan 4. Pengajuan izin pada kantor BPJS Survey dari pihak BPJS persetujuan5. Pemerintah : lewat pemotongan gaji, Swasta : individu, Menengah kebawah: dibayar pemerintah 6. Tergantung. Pengobatan pokok dan pemeriksaan7. Merujuk pasien, memberikan pengobatan8. Pemerintah : lewat pemotongan gaji, Swasta : individu, Menengah kebawah : dibayar pemerintah.Syarat : membayar iuran BPJS, daftarkan diri ke BPJS9. Tergantung dokter primer merujuk pasien seperti biasa10. BPJS termasuk ke dalam asuransi, tetapi sistemnya berbeda11. Yang diperbolehkan karena bagi hasil, tetapi yang diharamkan karena ada nya unsur judi

Hipotesa pemerintah

Iuran BPJSPasien laki-laki atau perempuan

swasta

Menengah ke bawah

sakit

Pengobatan

Klinik dan puskesmas yang punya BPJS

Pelayanan BPJS

pemeriksaan

Manajemen Klinik dan system pembiayaanRujuk ke spesialis

SASARAN BELAJAR

LO 1.Memahami dan Menjelaskan Manajemen Klinik Dokter keluarga

LO 2.Memahami dan Menjelaskan Standar Pemeriksaan Kedokteran KeluargaLO 3.Memahami dan Menjelaskan Konsultasi dan Rujukan

LO 4.Memahami dan menjelaskan sistem pembiayaan kesehatan di klinik kedokteran keluargaLO 5.Memahami dan menjelaskan peran dokter keluarga dengan mitra kerjanya

LO 6.Memahami dan Menjelaskan Adab Dokter Merawat Pasien Sakit Menurut Islam

LO 1.Memahami dan Menjelaskan Manajemen Klinik Dokter keluarga

Struktur Organisasi dan Fungsional Klinik Dokter Keluarga

Struktur Organisasi Manajemen Klinik Dokter Keluarga Man1. Medis : Dokter Keluarga, Spesialis, Paramedis2. Non Medis : Administrasi,Teknisi, Operator komputer, dll3. Lin-lain Money1. Sistem Pra Upaya2. Sistem Sharing, individu, kolektif, dll3. Sistem Fee for services MaterialProduk Pelayanan Dokkel : 10 paket pelayanan kesehatan dokter keluarga MachineSentra : - Peralihan pelatihan/pendidikan dokter keluarga- Pelayanan kesehatan : sub klinik DK, klinik DK type I,II Methode1. Organisasi : Struktur, job discription, alur kerja2. Standarisasi : - Produk Yankes-dokter keluarga- Fasilitas-klinik DK- Prosedur-pelayanan+rujukan+report- Sistem informasi-komunikasi/data- Biaya- Evaluasi- Intervensi Organisasi : - Intraklinik Interklinik- Ekstra klinik : 1. Dr. Spesialis2. Rumah sakit/klinik rujukan3. Apotik/Lab medis4. Org. Profesi kesehatan lain Standarisasi : Module, Form : Hidup sehat, panduan, SOP, Software.

Jenis Klinik Dokter Keluarga :a. Klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic)-Dapat dilaksanakan secara solo-Bersama sama dalam satu kelompokb. Klinik keluarga merupakan bagian dari rumah sakit (satelite family clinic)

Hal hal essensial yang harus dipenuhi :a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan primerb. Terletak ditempat strategis (mudah dicapai dengan kendaraan umum)c. Bangunannya memenuhi syarat untuk pelayanan kesehatand. Dilengkapi dengan sarana administratif yang memenuhi syarate. Dilengkapi dengan sarana komunikasif.Mempunai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DKg. Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedi telah lulus pelatihan pembantu DK

Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambunagn, sistematis dan objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggrakan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayanan. (Maltos and Keller, 1989)Karakteristik program menjaga mutu ada empat macam :1) Program menjaga mutu harus dilakukan secara berkesinambungan. Artinya pelaksanaan program menjaga mutu tidak hanya satu kali, tetapi harus terus menerus. Dalam kaitan perlunya memenuhi sifat berkesinambungan, program menjaga mutu sering pula disebut dengan nama program meningkatkan mutu berkelanjutan (continous quality improvement program).2) Program menjaga mutu harus dilaksanakan secara simpatis. Artinya pelaksanaan program menjaga mutu harus mengikuti alur kegiatan serta sasaran yang baku. Alur kegiatan yang dimaksud dimulai dengan menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu, dilanjutkan dengan menetapkan dan melaksanakan upaya penyelesaian masalah, untuk kemudian diakhiri dengan melakukan penilaian serta menyusun saran-saran untuk tindak lanjut. Sedangkan sasaran yang dimaksud adalah semua unsur pelayanan yakni lingkungan, masukan proses serta keluaran pelayanan.3) Program menjaga mutu harus dilaksanakan secara objektif. Artinya pelaksanaan program menjaga mutu, terutama pada waktu menetapkan masalah penyebab masalah dan penilaian, tidak dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan lain. Kecuali atas dasar data yang ditemukan. Untuk menjamin objektifitas, dipergunakanlah berbagai standar dan indikator.4) Program menjaga mutu harus dilakukan secara terpadu. Artinya pelaksanaan program menjaga mutu harus terpadu dengan pelayanan yang diselengarakan, bukanlah program menjaga mutu yang baik. Karena adanya sifat terpadu ini. Program menjaga mutu disebut pula sebagai manajamen mutu terpadu (total quality management).

Unsur program menjaga mutu banyak macamnya. Unsur-unsur yang dimaksud :1) Mutu pelayanan. Mutu pelayanan yang dimaksud adalah menunjuk kepada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggrakan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tinkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelengaraannya sesuai dengan kode etik dari standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.2) Sasaran program menjaga mutu. Untuk melaksanakan hal ini diperkukan empat hal : a. Unsur masukan. Yang dimaksud adalah semua hal yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Yang termasuk dalam hal ini adalah tenaga pelaksana, sarana dan dana.b. Unsur lingkungan. Yang dimakud lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi pelayanana kesehatan. Untuk satu saran pelayanan kesehatan yang terpenting adalah kebijakan (policy), struktur organisasi (organization) serta sistem manajemen (management) yang diterapkan.c. Unsur proses. Yang dimaksud dengan unsur proses disini adalah semua tindakan yang dilakukan pada pelayanan kesehatan. Tindakan ini secara umum dapat dibedakan atas dua macam. Pertama, tindakan medis (medical procedure) mulaidari anamesis sampai dengan pengobatan. Kedua, tindakan nonmedis (non medical procedure) seperti tata cara rekam medis, persetujuan tindakan medis, penerimaan dan perawatan pasien dan lain selanjutnya yang seperti ini.d. Unsur keluaran. Yang dimaksud denganunsur keluaran adalah yang menunjukan pada penampilan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Penampilan pelyanan tersebut dibedakan atas dua macam :a) Penampilan aspek media (medical performance) seperti misalnya kesembuhan penyakit, kecacatan dan atau kematian.b) Penampilan aspek nonmedis (non mediacal performance) seperti misalnya kepuasan dan keluhan pasien.Fungsi dasar manajemen :

Perencanaan (Planning) merupakan tahap awal dalam langkah - langkah untuk mencapai suatu tujuan, visi, misi, program, dsb. Selanjutnya adalah dengan membentu kepanitian (Organizing) untuk mengatur waktu, biaya, SDM ataupun SDA. Tahap berikutnya adalah dengan melakukan aksi (Actuating) atas apa yang sudah kita rencanakan serta mengontrolnya (Controling) sehingga berjalan dengan baik. Langkah terakhir adalah dengan melakukan peninjauan (Evaluation) kegiatan untuk mengetahui kekurangan ataupun kesalahan sehingga kita dapat memperbaikinya. Semua hal inilah yang disebut denganPOACE.Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwaPOACEmerupakan suatu konsep yang terdiri dari langkah - langkah yang digunakan sebagai acuan untuk menjalankan sesuatu kegiatan sesuai yang dikehendaki. Langkah - langkahnya terdiri dari : Planning, Organizing, Actuating, Controling dan Evaluation.Namun apa kaitannya dengan Lingkungan Hidup ? POACE akan sangat berguna karena dalam Lingkungan Hidup tentu membutuhkan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran - kesadaran pada manusia tentang pentingnya kehidupan yang ada di muka bumi sehingga bisa merubah perilaku atau pola kehidupan manusia ke arah yang lebih baik. Dalam hal ini tentu diperlukan adanya suatu program untuk mengendalikan / mengubah pemikiran masyarakat sehingga bisa lebih menghargai Lingkungan Hidup. Program - program Lingkungan Hidup terikat oleh tempat dan waktu sehingga disinilah peran POACE akan terjadi.

Berikut langkah - langkah dalam POACE untuk pengembangan program Lingkungan Hidup.1. Planning "Sebuah kebaikan yang tidak terencana akan kalah dengansebuah kejahatan yang terencana dengan baik."Suatu kegiatan mustahil dilakukan tanpa adanya perencanaan. Untuk membuat program diperlukan perencanaan yang matang dari segi kelemahan, kelebihan, hambatan, tujuan dan manfaat dari program tersebut. Agar suatu program dapat berjalan dengan sukses diperlukan perencanaan dengan pertimbangan yang matang. Perencanaan membutuhkan suatu konseptor yang benar - benar memiliki kemampuan dan pemahaman terhadap kegiatan yang akan diadakan. Planning juga berperan dalam pembuatan jadwal kegiatan agar suatu program berjalan sesuai yang diharapkan.Dalam program Lingkungan Hidup. Planning membutuhkan sarana manajemen yang terdiri dari6 M, yakni : Men: SDM yang dimiliki oleh suatu program/organisasi. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja. Oleh karena itu manajemen timbul karena adanya orang - orang bekerja untuk mencapai tujuan. Dalam program Lingkungan Hidup perlulah direkrut orang - orang yang memang berkomitmen untuk menciptakan suatu tujuan yang baik dan bermanfaat Money: Uang merupakan suatu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang digunakan untuk menggaji tenaga kerja dan membeli alat - alat yang dibutuhkan selama menjalankan Program Lingkungan Hidup. Dalam hal ini sebagai program yang bergerak secara independen ataupun dibawah naungan pemerintah. Dana dapat dicari dalam bentuk hibah maupun diajukan dalam bentuk proposal untuk mendapatkan sponsor. Dari ke-6M sarana manajemen, Uang merupakan sesuatu hal yang paling rumit dalam proses mewujudkan Planning Material: Bahan Program Lingkungan Hidup terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam Program Lingkungan Hidup untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Bahan dapat didapatkan dengan menemukan bahan yang telah tersedia. Machine: Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menciptakan efesiensi kerja dalam Program Lingkungan Hidup. Metode: Suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya Program Lingkungan Hidup. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan Program Lingkungan Hidup. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam langkah ini tetap manusianya sendiri. Market: Memasarkan bukan hanya dalam bentuk produk, namun juga dapat dilakukan dengan pemberian informasi mengenai terbentuknya suatu program sehingga bisa ditujukan kepada orang - orang yang tepat. Pelaksanaan Program Lingkungan Hidup haruslah diketahui masyarakat karena tujuan program ini diadakan adalah untuk masyarakat itu sendiri. Penyebarluasan informasi tentang Program Lingkungan Hidup dapat dilakukan dengan cara sosialisasi yang sudah terjadwal.

2. Organizing"Jika anda gagal dalam memepersiapkan, maka anda mempersiapkan untuk kegagalan."Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.3. Actuating"Perjalanan ribuan mil dimulai dari satu langkah kecil."Pelaksanaan dari sebuah kegiatan merupakan puncak dari hasil kerja sama sebuah kepanitiaan, dengan harapan sebuah tim kepanitiaan dapat saling membantu dan memberikan solusi terhadap suatu masalah yang terjadi antara panitia satu dengan yang lain. Sehingga, dalam keadaan seperti apapun, kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan sukses.

Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.4. Controlling"Lelah itu pasti, namun menyerah itu pilihan. Sesungguhnya banyak orang yang tidak tahu betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan saat mereka memutuskan untuk menyerah."Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil guna dalam program Lingkngan Hidup.5. Evaluating"Belajarlah dari pengalaman karena pengalaman adalah guru yang baik."Jika seluruh kegiatan telah selesai, maka yang dilakukan selanjutnya adalah evaluasi. Mengapa hal ini diperlukan, karena dengan adanya setiap permasalahan atau kekurangan yang terjadi dapat diketahui dan dikumpulkan sebagai arsip, sehingga pada kegiatan serupa yang selanjutnya dapat dijadikan pelajaran dan diharapkan untuk kegiatan yang selanjutnya tidak terulang permasalahan yang serupa. Evaluasi minimal dilakukan sekali di akhir kegiatan. Namun, perlu juga dilakukan evaluasi dipertengahan pelaksanaan kegiatan, tanpa mengganggu jalannya kegiatan. Evaluasi juga merupakan salah satu sarana controling ketika kegiatan berlangsung.

Klinik Dokter Keluargaa. Merupakan klinik yang menyelenggarakan Sistem Pelayanan Dokter Keluarga (SPDK)b. Sebaiknya mudah dicapai dengan kendaraan umum. (terletak di tempat strategis)c. Mempunyai bangunan yang memadai, d) Dilengkapi dengan saraba komunikasi,d. Mempunyai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DKe. Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedis telah lulus perlatihan khusus pembantu KDKf. Dapat berbentuk praktek mandiri (solo) atau berkelompok. g. Mempunyai izin yang berorientasi wilayahh. Menyelenggarakan pelayanan yang sifatnya paripurna, holistik, terpadu, dan berkesinambungani. Melayani semua jenis penyakit dan golongan umurj. Mempunyai sarana medis yang memadai sesuai dengan peringkat klinik ybs.

Sistem Pelayanan Dokter Keluarga ( SPDK )Untuk menunjang tugas dan wewenang nya diperlukan Sistem Pelayanan Dokter Keluarga yang terdiri atas komponen :a. Dokter keluarga yang menyelenggarakan pelayanan primer di klinik Dokter Keluarga (KDK)b. Dokter Spesialis yang menyelenggarakan pelayanan sekunder di klinik Dokter Spesialis (KDSp)c. Rumah sakit rujukand. Asuransi kesehatan/ Sistem Pembiayaane. Seperangkat peraturan penunjang.Dalam sistem ini kontak pertama pasien dengan dokter akan terjadi di KDK yang selanjutnya akan menentukan dan mengkoordinasikan keperluan pelayanan sekunder jika dipandang perlu sesuai dengan SOP standar yang disepakati. Pasca pelayanan sekunder, pasien segera dirujuk balik ke KDK untuk pemantauan lebih lanjut. Tata selenggarapelayanan seperti ini akan diperkuat oleh ketentuan yang diberlakukan dalam skema JPKM/asuransi.

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam:1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalanPada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit.

2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah.Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak mempunyai akses dengan rumah sakit.

3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telah mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat dan rumah sakit tersebut memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri pasiennya di rumah sakit.

Tentu saja penerapan dari ketiga bentuk pelayanan dokter keluarga ini tidak sama antara satu negara dengan negara lainnya, dan bahkan dapat tidak sama antara satu daerah lainnya. Di Amerika Serikat misalnya, pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah mulai jarang dilakukan. Penyebabnya adalah karena mulai timbul kesadaran pada diri pasien tentang adanya perbedaan mutu pelayanan antara kunjungan dan perawatan pasien di rumah dengan di tempat praktek. Pasien akhirnya lebih senang mengunjungi tempat praktek dokter, karena telah tersedia pelbagai peralatan kedokteran yang dibutuhkan.Di beberapa negara lainnya, terutama di daerah pedesaan, karena dokter keluarga tidak mempunyai akses dengan rumah sakit, maka dokter keluarga tersebut hanya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan saja. Pelayanan rawat inap dirujuk sertakan sepenuhnya kepada dokter yang bekerja dirumah sakit. Tetapi pengaturan rujukan untuk pelayanan rawat inap tersebut, tetap dilakukan oleh dokter keluarga. Dokter keluarga memberikan bantuan sepenuhnya, dan bahkan turut mencarikan tempat perawatan dan jika perlu turut mengantarkannya ke rumah sakit.Sekalipun pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga tidak sama, perlulah diingatkan bahwa orientasi pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan tetap tidak boleh berbeda. Orientasi pelayanan dokter keluarga bukan sekedar menyembuhkan penyakit, tetapi diarahkan pada upaya pencegahan penyakit. Atau jika tindakan penyembuhan yang dilakukan, maka pelaksanaannya, kecuali harus mempertimbangkan keadaan pasien sebagai manusia seutuhnya, juga harus mempertimbangkan pula keadaan sosial ekonomi keluarga dan lingkungannya. Praktek dokter keluarga tidak menangani keluhan pasien atau bagian anggota badan yang sakit saja, tetapi individu pasien secara keseluruhan

LO 2.Memahami dan Menjelaskan Standar Pemeriksaan Kedokteran Keluarga1) Anamnesis Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis

2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang Dalam rangka memperoleh tanda - tanda kelainan yang menunjang diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan efisien demi kepentingan pasien semata.

3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistik.

4) Prognosis Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based).

5) Konseling Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepedulian terhadap perasaan dan persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan di saat itu.

6) Konsultasi Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.

7) Rujukan Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.

8) Tindak lanjut Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di tempat pasien.

9) Tindakan Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan demi kepentingan pasien.

10) Pengobatan rasional Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien.

11) Pembinaan keluarga Pada saat - saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk konseling keluarga. LO 3.Memahami dan Menjelaskan Rujukan

DefinisiSistem rujukan ialah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya).Hal yang dirujuk bukan hanya pasien saja tapi juga masalah-masalah kesehatan lain, teknologi, sarana, bahan-bahan laboratorium, dan sebagainya.

Secara garis besar rujukan dibedakan menjadi 2, yakni : Rujukan medikRujukan ini berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pasien. Disamping itu juga mencakup rujukan pengetahuan (konsultasi medis) dan bahan-bahan pemeriksaan. Tujuan: untuk menyembuhkan penyakit dan atau memulihkan status kesehatan pasien

1. Rujukan pasien (transfer of patient)Penatalaksanaan pasien dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih sempurna atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut2. Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge)Pengiriman dokter/ tenaga kesehatan yang lebih ahli dari strata pel.kes. Yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk bimbingan dan diskusi atau sebaliknya, untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan3. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium (transfer of specimens)Pengiriman bahanbahanpemeriksaan bahan laboratorium daristrata pelayanan kesehatan yangkurang mampu ke strata yang lebih mampu atau sebaliknya, untuk tindak lanjut.

Rujukan kesehatan masyarakatRujukan ini berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promosi). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional. Tujuan: untuk meningkatkan derajat kesehatan dan ataupun mencegah penyakit yang ada di masyarakat.1. Rujukan tenaga,Pengiriman dokter/tenaga kesehatan dari strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada di masyarakat atau sebaliknya, untuk pendidikan dan latihan.2. Rujukan saranaPengiriman berbagai peralatan medis/ non medis dari strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan di masyarakat, atau sebaliknya untuk tindak lanjut.3. Rujukan operasionalPelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanggulangan masalah kesehatan masyarakat dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut.

Rujukan kesehatan: Lingkup: Masalah kesehatan masyarakat Tujuan: Pemeliharaan den pencegahan Jalur: Dinas Kesehatan secara bertingkat

2. Karakteristik

a. Ruang lingkup kegiatanKonsultasi memintakan bantuan profesional dari pihak ketiga. Rujukan, melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan kasus penyakit yang sedang dihadapi kepada pihak ketigab. Kemampuan dokterKonsultasi ditujukan kepada dokter yang lebih ahli dan atau yang lebih pengalaman.Pada rujukan hal ini tidak mutlak.c. Wewenang dan tanggung jawabKonsultasi wewenang dan tanggung jawab tetap pada dokter yang meminta konsultasi.Pada rujukan sebaliknya.

3. Manfaata) Dari sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan Membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai macam alat kedokteran pada setiap sarana kesehatan. Memperjelas system pelayanan kesehatan, kemudian terdapat hubungan antara kerja berbagai sarana kesehatan yang tersedia. Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaanb) Dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan Meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang setiap sarana pelayanan kesehatanc) Dari sudut tenaga kesehatan Memperjelas jenjang karir tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif, semangat kerja, ketekunan dan dedikasi. Membantu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan melalui jalinan kerjasama Memudahkan/ meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu

4. Tata CaraTata cara rujukan Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab masing-masing pihak

Pembagian wewenang & tanggungjawab1. Interval referralpelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktutertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter tsb tidak ikut menanganinya2. Collateral referralmenyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita hanya untuk satumasalah kedokteran khusus saja3. Cross referralmenyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya4. Split referralmenyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.dr. Rina Amelia, Departemen IKM/ IKP/ IKK, Fakultas Kedokteran USU

LO 4.Memahami dan menjelaskan sistem pembiayaan kesehatan di klinik kedokteran keluargaSumber pembiayaan praktek keluargaKeuangan dalam praktik DOGA tercatat secara seksama dengan cara yang umum dan bersifat transparansi. Manajemen keuangannya dapat mengikuti sistem pembiayaan praupaya maupun sistem pembiayaanfee for service.

Manajemen Pembiayaan Klinik Doga

Berdasarkan bagan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem pembiayaan klinik dokter keluarga dapat berasal dari asuransi sosial, asuransi komersial, danout of pocket.Model pembiayaan yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan.

Bentuk - Bentuk Pembiayaan Pra-UpayaMengingat bentuk pembayaran pra-upaya banyak menjanjikan keuntungan, maka pada saat ini bentuk pembayaran pra-upaya tersebut banyak diterapkan. Pada dasarnya ada tiga bentuk pembiayaan secara pra-upaya yang dipergunakan.Ketiga bentuk yang dimaksud adalah:1) Sistem kapitasi (capitation system)Yang dimaksud dengan sistem kapitasi adalah sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk setiap peserta untuk jangka waktu tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan yang tidak ditentukan oleh frekwensi penggunaan pelayanan kesehatan oleh peserta, melainkan ditentukan oleh jumlah peserta dan kesepakatan jangka waktu jaminan.2) Sistem paket(packet system)Yang dimaksud dengan sistem paket adalah sistem pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk suatu paket pelayanan kesehatan tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh paket pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan. Penyakit apapun yang dihadapi, jika termasuk dalam satu paket pelayanan yang sama, mendapatkan biaya dengan besar yang sama. Sistem pernbiayaan paket ini dikenal pula dengan nama sistem pembiayaan kelompok diagnosis terkait (diagnosis related group) yang di banyak negara maju telah lama diterapkan.3) Sistem anggaran (budget system)Yang dimaksud dengan sistem anggaran adalah sistem pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga, sesuai dengan besarnya anggaran yang diajukan penyelenggara pelayanan kesehatan. Sama halnya dengan sistern paket, pada sistem anggaran ini, besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh besarnya anggaran yang telah disepakati.

PELAKSANAAN DOGA DI INDONESIAMekanisme dan jenjang pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh tenaga kesehatansebenarnya atau idealnya, ada tiga tahap pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat. Ketiga tahap pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:1. Pelayanan Tingkat PrimerPelayanan di sini diselenggarakan oleh Dokter Praktik Umum atau yang selama ini dikenal dengan sebutan Dokter Umum. Tahap ini merupakan kontak pertama pasien dengan dokter yang biasanya bertempat di Klinik Pribadi, Klinik Dokter Bersama, Puskesmas, Balai Pengobatan, Klinik Perusahaan, atau Poliklinik Umum di rumah sakit, dsb.2. Pelayanan Tingkat SekunderJika diangap perlu, pasien akan dirujuk ke Pelayanan Tingkat Sekunder. Untuk itu dokter praktik umum akan menulis surat konsultasi atau rujukan kepada tenaga kesehatan yang lebih ahli, dalam hal ini dokter spesialis.3. Pelayanan Tingkat TersierJika masalahnya juga tidak dapat atau tidak mungkin diselesaikan oleh pelayanan di tingkat sekunder maka pasien akan dikirim ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu pasien akan dirujuk kepada dokter konsultan atau subspesialis.

Mengenai sistem pembiayaan dokter keluarga, ASKES sebagai salah satu BUMN yang digadang menjadi BPJS menerapkan besaran kapitasi Dokter keluarga mengacu pada pola perhitungan yang didasarkan pada 2 (dua) ketentuan popok:a) Hasil penetapan penggololongan Dokter Keluarga berdasarkan kapasitas pelayan yang dimilikib) Penetapan komposisi jenis kelamin dan umur peserta yang terdaftar di Dokter Keluarga tersebut (Community Rating by Class)

Pembayaran besaran kapitasi tersebut, pada prinsipnya hanya dapat dilakukan bila Kantor Cabang telah melaksanakan perhitungan sesuai ketentuan-ketentuan pokok seperti di atas Penetapan penggolongan Dokter Keluarga berdasarkan kapitasi pelayanan yang dimilikinya dilakukan melalui pelaksanaan seleksi PPK (credentialing) dan seleksi kembali PPK (re-credentialing) dengan memperhatihkan indicator-indikator penentu yakni:a) Hasil penilaian sarana dan prasaranab) Ketersediaan tenaga perawatc) Ketersediaan tenaga administrasid) Kemampuan penyediaan sarana laboratoriume) Penggolongan besaran kapitasi Dokter Keluarga berdasarkan kapasitas

Pelayanan yang dimiliki di bagi atas 3 kategori yakni: Kategori Kapitasi A yakni apabila Dokter Keluarga memenuhi seluruh indicator (indicator penentu point (1)-(4) point c). besaran kapitasi yang ditetapkan adalah maksimal sebesar Rp 6500,00 per jiwa Kategori Kapitasi B yakni apabila Dokter Keluarga hanya mampu memenuhi minimal 2 (dua) indicator penentu. Besaran kapitasi yang ditetapkan adalah maksimal sebesar Rp 6000,00 per jiwa Kategori Kapitasi C yakni apabila Dokter keluarga hanya mampu memenuhi indicator sarana dan prasarana sedangkan indicator penentu lainnya tidak terpenuhi. Besarnya kapitasi yang ditetapkan adalah maksimal Rp 5500,00

Penetapan komponen besaran kapitasi yang dibayarkan kepada Dokter Keluarga untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut: Kategori Kapitasi A yakni maksimal sebesar Rp 6.500,00 per jiwa, terdiri dari: jasa medis dokter, pelayanan obat dan pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan urine rutin). Besaran jasa medis dokter adalah sebesar Rp 2.000,00, siasanya adalah biaya obat dan pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan urine rutin). Kategori Kapitasi B yakni maksimal sebesar Rp 6.000,00 per jiwa terdiri dari : jasa medis dokter, pelayanan obat dan salah satu pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan urine rutin). Besaran jasa medis dokter adalah sebesar Rp 2.000,00, sisanya adalah biaya obat dan salah satu pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan urine rutin). Kategori Kapitasi C yakni maksimal sebesar Rp 5.500,00 per jiwa, terdiri dari : jasa medis dokter, pelayanan obat (tanpa pelayanan laboratorium sederhana). Besaran jasa medis dokter adalah sebesar Rp 2.000,00, sisanya adalah pelayanan obat (tanpa pelayanan laboratorium sederhana)

Jenis sistem pembiayaanJenis pelayanan kesehatan dan pembiayaan kesehatan antara lain :1. Penataan Terpadu (managed care)Merupakan pengurusan pembiayaan kesehatan sekaligus dengan pelayanan kesehatan. Pada saat ini penataan terpadu telah banyak dilakukan di masyarakat dengan program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat atau JPKM. Managed care membuat biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan bisa lebih efisien.

Persyaratan agar pelayanan managed care di perusahaan dapat berhasil baik, antara lain:a. Para pekerja dan keluarganya yang ditanggung perusahaan harus sadar bahwa kesehatannya merupakan tanggung jawab masing-masing atau tanggung jawab individu. Perusahaan akan membantu upaya untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.b. Para pekerja harus menyadari bahwa managed care menganut sistem rujukan.c. Para pekerja harus menyadari bahwa ada pembatasan fasilitas berobat, misalnya obat yang digunakan adalah obat generik kecuali bila keadaan tertentu memerlukan life saving.d. Prinsip kapitasi dan optimalisasi harus dilakukan

2. Sistem reimbursementPerusahaan membayar biaya pengobatan berdasarkan fee for services. Sistem ini memungkinkan terjadinya over utilization. Penyelewengan biaya kesehatan yang dikeluarkan pun dapat terjadi akibat pemalsuan identitas dan jenis layanan oleh karyawan maupun provider layanan kesehatan.

3. AsuransiPerusahaan bisa menggunakan modal asuransi kesehatan dalam upaya melaksanakan pelayanan kesehatan bagi pekerjanya. Dianjurkan agar asuransi yang diambil adalah asuransi kesehatan yang mencakup seluruh jenis pelayanan kesehatan (comprehensive), yaitu kuratif dan preventif. Asuransi tersebut menanggung seluruh biaya kesehatan, atau group health insurance (namun kepada pekerja dianjurkan agar tidak berobat secara berlebihan).

4. Pemberian Tunjangan KesehatanPerusahaan yang enggan dengan kesukaran biasanya memberikan tunjangan kesehatan atau memberikan biaya kesehatan kepada pegawainya dalam bentuk uang. Sakit maupun tidak sakit tunjangannya sama. Sebaiknya tunjangan ini digunakan untuk mengikuti asuransi kesehatan (family health insurance). Tujuannya adalah menghindari pembelanjaan biaya kesehatan untuk kepentingan lain, misalnya untuk membeli rokok, minuman beralkohol, dan hal hal lain yang malah merugikan kesehatannya.

5. Rumah Sakit PerusahaanPerusahaan yang mempunyai pegawai berjumlah besar akan lebih diuntungkan apabila mengusahakan suatu rumah sakit untuk keperluan pegawainya dan keluarga pegawai yang ditanggungnya. Menyangkut kesehatan pegawainya, rumah sakit perusahaan harus menyiapkan rekam medis khusus, yang lebih lengkap, dan perlu dievaluasi secara periodik. Perlu diingatkan bahwa pelayanan kesehatan yang didapat dari rumah sakit perusahaan diupayakan bisa lebih baik bila dibandingkan jika dilayani oleh rumah sakit lain. Dengan demikian, pegawai perusahaan yang dirawat akan merasa puas dan bangga terhadap fasilitas yang disediakan. Rasa senang menerima fasilitas kesehatan ini akan membuahkan semangat bekerja untuk membalas jasa perusahaan yang dinikmatinya.

Secara universal, beberapa jenis asuransi kesehatan yang berkembang di Indonesia :

Asuransi Kesehatan Sosial (Social Health Insurance)Asuransi ini memegang teguh prinsipnya bahwa kesehatan adalah sebuah pelayanan sosial, pelayanan kesehatan tidak boleh semata-mata diberikan berdasarkan status sosial mayarakat sehingga semua lapisan berhak untuk memperoleh jaminan pelayanan kesehatan.

Asuransi Kesehatan Sosial dilaksanakan menggunakan prinsip :a) Keikutsertaan bersifat wajibb) Menyertakan tenaga kerja dan keluarganyac) Iuran/premi berdasarkan gaji/pendapatand) Untuk Askes menetapkan 2% dari gaji pokok PNSe) Premi untuk tenaga kerja ditanggung bersama (50%) oleh pemberi kerja dan tenaga kerjaf) Premi tidak ditentukan oleh resiko perorangan tetapi didasarkan pada resiko kelompokg) Tidak diperlukan pemeriksaan kesehatan awalh) Jaminan pemeliharaan kesehatan bersifat menyeluruhi) Peran pemerintah sangat besar untuk mendorong berkembangnya asuransi kesehatan sosial di Indonesia Asuransi Kehatan Komersial Perorangan (Private Voluntary Health Insurance)Model asuransi kesehatan ini juga berkembang di Indonesia, dapat dibeli preminya baik oleh individu maupun segmen masyarakat kelas menengah ke atas.Asuransi kesehatan komersial perorangan mempunyai prinsip kerja sebagai berikut :a) Kepesertaannya bersifat perorangan dan sukarelab) Iuran/premi berdasarkan angka absolut, ditetapkan berdasar jenis tanggungan yang dipilihc) Premi didasarkan atas resiko perorangan dan ditentukan oleh faktor usia, jenis kelamin, dan jenis pekerjaand) Dilakukan pemeriksaan kesehatan awale) Santunan diberikan sesuai kontrakf) Peranan pemerintah relatif kecil

Asuransi Kesehatan Komersial Kelompok (Regulated Voluntary Health Insurance)Prinsip-prinsip dasar sebagai berikut :a) Keikutsertaannya bersifat sukarela tetapi berkelompokb) Iuran / preminya dibayar berdasarkan atas angka absolutc) Perhitungan premi bersifat community rating yang berlaku untuk kelompok masyarakatd) Santunan diberikan sesuai kontrake) Tidak diperlukan pemeriksaan awalf) Peranan pemerintah cukup besar dengan membuat undang-undang

Tujuan pembiayaan kesehatanTujuan pembiayaan kesehatan adalah tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Pokok utama dalam pembiayaan kesehatan adalah:a. Mengupayakan kucukupan dan kesinambungan pembiayaan kesehatan pafa tingkat pusat dan daerahb. Mengupayakan pengurangan pembiayaan OOP dan meniadakan hambatan pembiayaan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terutama kelompok miskin dan rentan melalui pengembangan jaminanc. Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiayaan kesehatan

LO 5.Memahami dan menjelaskan peran dokter keluarga dengan mitra kerjanya

Hubungan kerjasama antara dokter keluarga dengan mitra kerjanyaKolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha penggambungkan pemikiran. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukanan oleh Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses berfikir dimana pihak yang terlibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan pandangan mereka terhadap apa yang dapat dilakukan. American Medical Assosiation (AMA), 1994, Kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat.Partnership kolaborasi merupakan usaha yang baik sebab mereka menghasilkan outcome yang lebih baik bagi pasien dalam mencapai upaya penyembuhan dan memperbaiki kualitas hidup. Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Bekerja bersama dalam kesetaraan adalah esensi dasar dari kolaborasi yang kita gunakan untuk menggambarkan hubungan perawat dan dokter.

Komunikasi dokter Profesi lain :Kolaborasi dokter perawatKomunikasi dokter-ApotekerKolaborasi Prinsip : PerencanaanPengambilan keputusan bersamaBerbagi saran / ideKebersamaanTanggung gugat Pendekatan Praktik HirarkisDokter Registerd nurse Pemberi pelayanan lain Pasien Menekankan komunikasi satu arah Kontak Dokter dengan pasien terbatas Dokter merupakan tokoh yang dominan Cocok untuk diterapkan di keadaan tertentu, sepert IGDPendekatan ini sekarang masih dominan dalam praktik dokter di Indonesia Model kolaboratif tipe II:PASIEN

Lebih berpusat pada pasien Semua pemberi pelayanan harus bekerjasama Ada kerja sama dengan pasien Tidak ada pemberi pelayanan yang mendominasi secara terus-menerus

Hubungan dokter-ApotekerMcDonough dan Doucette (2001) mengusulkan satu model untuk Hubungan Kerja Kolaboratif antara Dokter dan Apoteker (Pharmacist-Phycisian Collaborative Working Relationship. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan ini antara lain disebutkan:a. Karakteristik partisipan. Yang termasuk karakteristik partisipan adalah faktor demografi seperti pendidikan dan usia. Contohnya, dokter muda yang sejak awal dididik untuk dapat bekerja sama dalam tim interdisipliner mungkin akan lebih mudah menerima konsep hubungan dokter-Apoteker.b. Karakteristik konteks. Yang dimaksud adalah kondisi pasien, tipe praktek (apakah tunggal atau bersama), kedekatan jarak praktek, banyaknya interaksi, akan menentukan seberapa intensif hubungan yang akan terjalin.c. Karakteristik pertukaran. Yang termasuk di sini antara lain adalah: ketertarikan secara profesional, komunikasi yang terbuka dan dua arah, kerjasama yang seimbang, penilaian terhadap performance, konflik dan resolusinya. Semakin seimbang pertukaran antara kedua belah pihak, akan memungkinkan hubungan kolaboratif yang lebih baik.3. Termasuk mitra kerja dokterMitra kerja dokter ialah Sesama dokter, perawat, bidan, petugas rumah sakit atau pun puskesmas serta klinik, pasien dan petugas lainnya

LO 6.Memahami dan Menjelaskan Adab Dokter Merawat Pasien Sakit Menurut Islam 5S Aa Gym mengatakan 5S merupakan kunci keberhasilan menuju kepribadian yang menawan. Seperti halnya Rasul yang tersenyum kepada umatnya. begitu juga segala tingkah laku, tindak tanduk beliau membiaskan pesona yang tembus ribuan kilometer, ribuan tahun sampai hari kiamat.Untuk itu sudah selayaknya kita umat manusia meneladeni kepribadian beliau. Dengan cara mengamalkan 5S tersebut. Pertama adalah Senyum, setiap orang dapat tersenyum, macamnyapun beragam, ada yang karena senyuman orang menjadi teriris hatinya. Ada juga 'senyum menggoda' yang membuat orang yang melihatnya terjerumus ke lembah maksiat. Tetapi ada juga senyuman yang membuat hati kita tergetar melihatnya yaitu 'senyum ketabahan' . Serta ada senyum yang sebaiknya diamalkan setiap saat yaitu 'senyum tulus' yang lahir dari hati yang paling dalam, lahir dari kerinduan ingin membahagiakan. Dalam hal ini Rasulullah saw, telah mempraktekkan senyuman yang tulus di hadapan para sahabat. Keuntungan senyum ada banyak seperti dapat menambah daya tarik seseorang, dari segi kesehatan orang yang murah senyum akan jauh dari stress, jantungnya akan berdetak normal, ketiga dari hubungan sosial, bagi yang ahli senyum pergaulan akan terasa menyenangkan. S kedua dari 5S adalah 'Salam' . Bagi orang Islam salam mengandung makna yang dalam, selain merupakan doa yang tulus dari seorang muslim kepada muslim lainnya, salam oleh sebagian ulama diartikan dengan, "Semoga engkau dalam penjagaan Allah" atau ada juga yang mengartikan "Selamat. Semoga keselamatan dari Allah tetap bagimu." S ketiga yiatu 'Sapa.' Aa Gym mengatakan mengapa, untuk menyapa orang yang berada di samping kita terasa berat sekali. Padahal kalau kita melihat kenyataan, saat kita duduk bersebelahan dalam bis, saat naik kereta api, itu merupakan kesempatan untuk bertegur sapa. Dengan menyapa secara hangat kebekuan akan mencair dan kita akan merasa nyaman sepanjang perjalanan Kemudian S Keempat adalah 'Sopan.' Orang yang sopan akan dapat mencuri hati siapapun yang melihatnya. setidaknya kita menjadi hormat pada orang yang bersikap sopan. Selain itu kesopanan merupakan sikap menentukan nilai orang tersebut, semakin tinggi nilai sikap kesopanan, maka makin tinggi derajatnya. Serta kesopanan yang muncul dari kemuliaan akhlak merupakan tanda-tanda kedalaman pemahaman agama seseorang. Jadi apalah artinya jika mempunyai ilmu agama yang luas, gelar yang panjang, kedudukan yang tinggi, kalau memiliki sikap yang tidak sopan. Oleh karena itu adabaiknya kita evaluasi kembali kesopanan sikap kita, kata Aa Gym. Terakhir adalah 'Santun.' Penyantun adalah orang yang bisa memaafkan atau Ia bisa membalas keburukan dengan kebaikan. Dalam arti orang yang penyantun adalah orang yang mampu menekan ego dirinya untuk mengalah demi kemashlahatan bersama. Jadi bila ingin mempunyai pribadi yang simpatik lagi menawan, harus menjauhi sekuat-kuatnya sikap egois

Adab-adab yang bersifat khusus diantaranya:

1. Berusaha menjaga kesehatan pasien sebagai konsekuensi amanah dan tanggung jawabnya dan berusaha menjaga rahasia pasien kecuali dalam kondisi darurat atau untuk tindakan preventif bagi yang lainnya. Rosulullah sholallohu 'alaihi wasalam bersabda :"Barangsiapa yang menutup (aib) seorang muslim maka Allah akan menutup (aibnya) pada hari kiamat. " (HR. al-Bukhari 2442 dan Muslim 7028).2. Senantiasa menyejukkan hati pasien, menghiburnya dan mendo'akannya.Salah satunya ialah dengan mengucapkan "Tidak mengapa, insyaallah ini adalah penghapus dosa", atau meletakkan tangan kanan di tempat yang sakit seraya berdo'a :" Wahai Robb manusia, hilangkanlah penyakit tersebut, sembuhkanlah, Engkau adalah penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak ditimpa penyakit lagi. " (HR. Muslim 2191 dan yang lainnya).3. Hendaknya memberitahukan kepada pasien bahwa yang menyembuhkan hanya Allah Ta'ala sehingga hatinya bergantung kepada Allah, bukan kepada dokter.Nabi sholallohu 'alaihi wasalam berkata kepada Abu Rimtsah (seorang dokter ahli) :" Allah adalah dokter, sedangkan kamu adalah orang yang menemani yang sakit. " (HR. Abu Dawud 4209, ash-shahiihah 1537).4. Seorang dokter tidak boleh membohongi pasiennya.Misalnya tatkala stok obat habis ia memberikan obat yang tidak sesuai dengan penyakitnya atau memberikan obat yang di dalamnya terkandung bahan-bahan yang diharamkan.5. Hendaknya profesi dalam bidang kedokteran bertujuan untuk memuliakan manusia.Oleh karena itu tidak diperkenankan bagi seorang dokter atau petugas kesehatan lainnya untuk membakar potongan tubuh pasien, namun hendaknya diberikan kepada sang pasien atau keluarganya untuk dikubur. Selain itu tidak diperbolehkan memperjualbelikan darah pasien, mengadakan operasi-operasi plastik untuk mengubah wajah, telinga, alis, hidung dan lainnya, karena hal itu termasuk mengubah ciptaan Allah yang diharamkan dalam Islam. Allah Ta'ala berfirman : (Setan berkata) : "Dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya. " (QS. an-Nisa' (4) : 119).Di samping itu, tidak diperbolehkan ta'awun dalam kejelekan, seperti menjual obat-obat penggugur kehamilan sehingga melariskan perzinaan.6. Seorang dokter, perawat, mantri, bidan, apoteker dan petugas kesehatan lainnya hendaknya betul-betul meningkatkan dan menekuni pekerjaanya.Rosulullah sholallohu 'alaihi wasalam :"Barangsiapa yang menerjuni kedokteran sedangkan tidak diketahui orang itu ahli kedokteran, maka ia menanggung (kerugian pasien)." (HR. Abu Dawud 4586, ash-shahiihah 635).7. Profesi dalam bidang pengobatan termasuk pekerjaan yang mulia sehingga diharapkan bagi para dokter untuk menggapai ridha Allah dalam setiap aktivitasnya.Nabi sholallohu 'alaihi wasalam bersabda : "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain." (Dikeluarkan oleh ad-Daruqutni, ash-shahiihah 426).Di samping adab-adab tersebut di atas, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh para petugas kesehatan tentang rumah sakit, klinik, apotek maupun tempat praktiknya, yaitu :1. Hendaknya mengkhususkan satu ruangan untuk shalat, baik bagi laki-laki maupun perempaun, mengingat pentingnya masalah sahalat.2. Menjadi kewajiban dan PR kita bersama untuk menjadikan rumah sakit terhindar dari ikhtilath (bercampurnya laki-laki dan perempuan yang bukan mahram).3. Tidak diperkenankan menggantung gambar makhluk bernyawa di tembok atau dinding.4. Hendaknya tidak menyediakan asbak bagi para pengunjung rumah sakit karena itu adalah bentuk ta'awun dalam kejelekan.5. Hendaknya memisahkan antara ruangan pasien yang berpenyakit menular dengan yang tidak menular, demikian pula agar para pengunjung tidak kontak langsung dengan si pasien tersebut sehingga penyakitnya tidak menular- dengan izin Allah- kepada yang lainnya. Rosulullah sholallohu 'alaihi wasalam bersabda : "Jangan sekali-kali mencampur yang sakit dengan yang sehat." (HR. al-Bukhari 5328). Hal itu dikuatkan juga dengan sabda beliau tentang wabah penyakit menular :"Jika kalian mendengar (ada wabah) di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya." (HR. al-Bukhari 5287 dan Muslim 5775).6. Hendaknya kamar mandi atau WC tidak menghadap ke arah kiblat atau membelakanginya, sebagaimana sabda Nabi sholallohu 'alaihi wasalam : "Jangan menghadap kiblat tatkala buang air besar dan kencing dan jangan pula membelakanginya." (HR. al-Bukhari 144, Muslim 264, at-Tirmidzi 8, Abu Dawud 9).7. Dianjurkan untuk mengubah kantornya ke arah kiblat dan duduk menghadap kiblat, berdasarkan hadits Abu Hurairah, bahwa Rowulullah sholallohu 'alaihi wasalam bersabda : "Sesungguhnya segala sesuatu memiliki tuan, dan tuannya majelis adalah arah kiblat." (HR. ath-Thabrani dalam al-Ausath 2354, dan dihasankan Syaikh al-Haitsami 8/114, as-Sakhawi (102) dan Syaikh al-albani dalam ash-Shahiihah (2645) dan Shahiih at-Targhib (3085) ).Adab pemeriksaan terhadap pasien

Jika dokter laki-laki (dikarenakan tidak terdapat dokter perempuan) dengan dalih mengobati dan atau pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan di atas (memandang dan menyentuh) seperti; mendeteksi denyut nadi, mengambil darah dan memijit, dimana dokter tidak memiliki cara lain kecuali terpaksa memandang badan yang bukan mahramnya atau menyentuh badannya (dan tidak memungkinkan dia menggunakan kaos tangan atau semacamnya, dengan maksud menyentuh secara tidak langsung), dalam hal ini menyentuh dan memandang tidak ada masalah. Akan tetapi jika dalam masalah ini dokter mampu mengobati hanya dengan memandang saja dan atau hanya dengan menyentuh pasien yang bukan mahramnya tersebut maka dokter harus mencukupkan dengan memandang saja atau menyentuh saja (itupun sebatas darurat) dan lebih daripada itu tidak boleh. Dokter perempuan dalam hal memandang dan menyentuh pasien laki-laki yang bukan mahramnya juga berlaku hukum demikian. Begitu para ulama mengatakan. Karena orang yang sakit sengaja menemui dan menaruh kepercayaan terhadap dokter, para terapis atau ahli medis harus memberikan pelayanan dan perlindungan yang terbaik bagi pesiennya. Namun harus tetap menjaga syariat. Misalnya tidak boleh memberikan obat yang haram. Juga harus menjaga hubungan lawan jenis. Jika pasiennya bukan muhrimnya, hendaklah ada pihak ketiga yang menemani. Jangan hanya berdua didalam kamar pengobatan.Telah di nukil dari Imam Musa ibnu Jafar yang mengatakan: Seorang lelaki buta dengan lebih dahulu meminta izin telah memasuki rumah Fatimah (sepertinya dia perlu dengan Rasulullah SAW) Fatimah mengambil kerudungnya dan beliau bersembunyi di dalam kerudung tersebut (mengambil hijab), Nabi SAW berkata: Putriku mengapa engkau menutup dirimu sedangkan dia tidak melihatmu? Beliau berkata: Apabila dia tidak melihat saya, tapi saya melihat dia dan dia (jika tidak melihat dan buta) tetapi dia mencium bau wanita. Rasulullah SAW sedemikian gembiranya sambil berkata: Saya bersaksi bahwa engkau adalah belahan jiwaku. (Hayaatu Al-Imam Husain,Khutbah Hadrat Zaenab)Lihatlah begitu diagungkannya urusan hijab oleh Rasulullah SAW.Allah Ta`ala menyebutkan dalam firman-Nya surat al-An'am/6 ayat 119:

"Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya".Bila memang dalam keadaan darurat dan terpaksa, Islam memang membolehkan untuk menggunakan cara yang mulanya tidak diperbolehkan. Selama mendatangkan maslahat, seperti untuk pemeliharaan dan penyelamatan jiwa dan raganya.Meskipun dibolehkan dalam kondisi yang betul-betul darurat, tetapi harus mengikuti rambu-rambu yang wajib untuk ditaati. Tidak berlaku secara mutlak. Keberadaan mahram adalah keharusan, tidak bisa ditawar-tawar. Sehingga tatkala seorang muslim/muslimah terpaksa harus bertemu dan berobat kepada dokter yang berbeda jenis, ia harus didampingi mahramnya saat pemeriksaan. Tidak berduaan dengan sang dokter di kamar praktek atau ruang periksa.Syarat ini disebutkan Syaikh Bin Baz rahimahullah untuk pengobatan pada bagian tubuh yang nampak, seperti kepala, tangan, dan kaki. Jika obyek pemeriksaan menyangkut aurat wanita, meskipun sudah ada perawat wanita misalnya, maka keberadaan suami atau wanita lain (selain perawat) tetap diperlukan, dan ini lebih baik untuk menjauhkan dari kecurigaan.Adab pergaulan antara laki-laki dan perempuan berguna agar kaum Muslim tidak tersesat di dunia. Adab-adab tersebut antara lain:

a. Menundukkan pandangan terhadap lawan jenisAllah berfirman: Katakanlah kepada laki-laki beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Dan katakalah kepada wanita beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya. (QS. An-Nur: 30-31)b. Tidak berdua-duaanRasulullah saw bersabda: Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahromnya. (HR. Bukhari dan Muslim)c. Tidak menyentuh lawan jenisDi dalam sebuah hadits, Aisyah ra berkata, Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (janji setia kepada pemimpin). (HR. Bukhari)Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahromnya merupakan salah satu perkara yang diharamkan di dalam Islam. Rasulullah bersabda, Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya. (HR. Thabrani dengan sanad hasan)

DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2006.Kedokteran Keluarga & Pelayanan Kedokteran yang Bermutu.Semarang.

Gani A. Pembiayaan Kesehatan. FKM UI. 1996

Sistem Pembiayaan Kesehatan Indonesia. 2010

Tristantoro L. Prinsip-Prinsip Asuransi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kedokteran Dan Residen. FK UGM.

http://www.pelita.or.id/baca.php?id=21313

http://maktabahabiyahya.wordpress.com/2012/09/04/akhlak-dokter-dan-perawat-muslim/

http://franzsinatrayoga.blogspot.com/2011/11/klinik-dokter-keluarga-sistem.html

39