skenario 3 wrap up fix

87
SKENARIO 3 HASIL RISKESDAS 2010 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010 yang dilaksanakan oleh Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI didapatkan beberapa hasil terkait dengan status gizi anak sebagai berikut : prevalance rate anak pendek secara nasional pada kelompok umur 6-12 tahun adalah 35,6 % yang terdiri dari 15,1 % sangat pendek dan 20 % pendek. Prevalance rate kekurusan pada anak umur 6-12 tahun adalah 12,2 % terdiri dari 4,6 % sangat kurus dan 7,6 % kurus secara nasional masalah kegemukan pada anak umur 6-12 tahun masih tinggi yaitu 9,2 % atau masih di atas 5,0 %. RISKESDAS 2010 juga meneliti pola konsumsi energi dan protein penduduk. Hasilnya adalah masalah kekurangan konsumsi energi dan protein terjadi pada semua kelompok umur anak. Terutama pada anak usia sekolah (6-12 tahun), usia pra remaja (13-15 tahun), usia remaja (16-18 tahun), dan kelompok ibu hamil, khususnya ibu hamil di pedesaan. Status gizi anak tidak saja dipengaruhi pola makan tetapi juga pola asuh keluarga serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) keluarga dan anak. Dua keadaan tersebut disebabkan karena perilaku yang kurang baik dan cenderung menyebabkan kegemukan pada anak adalah membiarkan anak duduk berjam-jam menonton tv, kurang olahraga, dan sering makan makanan “junk food” yang tinggi lemak, kalori, garam, rendah sehat. Rekomendasi hasil RISKESDAS yang berhubungan dengan status gizi anak usia sekolah adalah anak-anak perlu diberi makanan tambahan. Program pemberian makanan tambahan di daerah miskin dapat dilaksanakan oleh puskesmas dengan menjalin kerjasama pihak sekolah dan masyarakat. 1

Upload: jaenoppe

Post on 10-Dec-2015

67 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok emergency

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario 3 Wrap Up Fix

SKENARIO 3

HASIL RISKESDAS 2010

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010 yang dilaksanakan oleh Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI didapatkan beberapa hasil terkait dengan status gizi anak sebagai berikut : prevalance rate anak pendek secara nasional pada kelompok umur 6-12 tahun adalah 35,6 % yang terdiri dari 15,1 % sangat pendek dan 20 % pendek. Prevalance rate kekurusan pada anak umur 6-12 tahun adalah 12,2 % terdiri dari 4,6 % sangat kurus dan 7,6 % kurus secara nasional masalah kegemukan pada anak umur 6-12 tahun masih tinggi yaitu 9,2 % atau masih di atas 5,0 %.

RISKESDAS 2010 juga meneliti pola konsumsi energi dan protein penduduk. Hasilnya adalah masalah kekurangan konsumsi energi dan protein terjadi pada semua kelompok umur anak. Terutama pada anak usia sekolah (6-12 tahun), usia pra remaja (13-15 tahun), usia remaja (16-18 tahun), dan kelompok ibu hamil, khususnya ibu hamil di pedesaan.

Status gizi anak tidak saja dipengaruhi pola makan tetapi juga pola asuh keluarga serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) keluarga dan anak. Dua keadaan tersebut disebabkan karena perilaku yang kurang baik dan cenderung menyebabkan kegemukan pada anak adalah membiarkan anak duduk berjam-jam menonton tv, kurang olahraga, dan sering makan makanan “junk food” yang tinggi lemak, kalori, garam, rendah sehat.

Rekomendasi hasil RISKESDAS yang berhubungan dengan status gizi anak usia sekolah adalah anak-anak perlu diberi makanan tambahan. Program pemberian makanan tambahan di daerah miskin dapat dilaksanakan oleh puskesmas dengan menjalin kerjasama pihak sekolah dan masyarakat.

Dalam pandangan islam, menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga melakukan pemberdayaan masyarakat agar masyarakat dapat mandiri adalah wajib.

1

Page 2: Skenario 3 Wrap Up Fix

KATA SULIT

1. PHBS adalah perilaku kesehatan yang dilaksanakan atas kesadaran, sehingga anggota keluarga dapat menolong diri sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan.

2. Prevalance rate adalah mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pada suatu titik waktu tertentu

3. Balitbangkes adalah badan penelitian dan perkembangan kesehatan4. Riskesdas adalah kegiatan riset yang diarahkan untuk mengetahui gambaran kesehatan

penduduk termasuk biomedis yang dilaksanakan dengan cara survey rumah tangga diseluruh wilayah kabupaten secara serentak dan periode

5. Junk food adalah makanan cepat saji atau makanan yang tidak sehat atau memiliki sedikit nutrisi

6. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, merupakan status indeks yang statis dan agresif sifatnya kurang peka untuk melihat terjadinya perubahan dalam waktu pendek misalnya bulanan.

2

Page 3: Skenario 3 Wrap Up Fix

PERTANYAAN

1. Apa saja indikator PHBS keluarga?2. Apa fungsi dari PHBS ?3. Apa hubungan pola asuh serta PHBS dengan status gizi?4. Jenis jenis PHBS ?5. Bagaimana kerja sama antara puskesmas dengan masyarakat dalam program pemberian

makanan tambahan pada anak ?6. Berapa tahun sekali riskesdas dilaksanakan ?7. Apa tujuan dari riskesdas ?8. Bagaimana pola makan dan pola asuh yang semestinya diperlakukan dalam keluarga ?9. Bagaimana phbs dalam pandangan islam?10. Mengapa kelompok ibu hamil yang kurang gizi lebih banyak di desa ?11. Bagaimana mengatasi kegemukan pada anak?12. Apa saja kriteria status gizi anak ?

3

Page 4: Skenario 3 Wrap Up Fix

JAWABAN

1. Rajin cuci tangan, konsumsi makanan yang sehat, rajin olahraga, menggunakan jamban yang sehat

2. Agar anak tumbuh sehat dan cerdas dan mencapai kehidupan yang sehat3. Dapat mempengaruhi status gizi4. Rumah tangga, sekolah, tempat kerja5. Dengan melaksanakan program pemberian makanan tambahan6. 3 tahun sekali7. Untuk mengetahui kesehatan penduduk8. Mengikuti pola gizi seimbang, pola tidur yang cukup, aktivitas yang cukup9. Menjaga kebersihan sebagian dari iman10. Karena sosial ekonomi, pendidikan, dan tingkat pengetahuan11. Aktivitas yang cukup, tidak mengkonsumsi junk food12. Lingkar kepala, lingkar perut, lingkar lengan, tinggi badan, berat badan, tebal lemak

4

Page 5: Skenario 3 Wrap Up Fix

HIPOTESIS

Menurut pandangan islam

Puskesmas → PHBS → ibu hamil, anak, keluarga, sekolah, tempat kerja

Status gizi buruk status gizi baik

Riskesdas

1. PHBS merupakan salah satu program puskesmas untuk mencapai hidup sehat2. PHBS berpengaruh pada status gizi anak dan ibu hamil3. Balitbangkes melakukan riskesdas yang bertujuan untuk mengetahui status gizi4. Pola hidup bersih dan sehat merupakan salah satu anjuran dalam agama islam

5

Page 6: Skenario 3 Wrap Up Fix

SASARAN BELAJAR

LI 1 Memahami dan menjelaskan PHBS

LI 2 Memahami dan menjelaskan status gizi anak dan ibu hamil

LI 3 Memahami dan menjelaskan RISKESDAS

LI 4 Memahami dan menjelaskan pola hidup anak yang tidak sehat

LI 5 Memahami dan menjelaskan PHBS dalam pandangan islam

6

Page 7: Skenario 3 Wrap Up Fix

LI 1 Memahami dan menjelaskan PHBS

Pengertian PHBSPHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif mewujudkan kesehatan masyarakat (Depkes. RI. 2006)PHBS adalah wujud pemberdayaan masyarakat yang sadar, mau, dan mampu mempraktekkan PHBS. Program PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menetapkan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Masyarakat diharapkan dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing dan masyarakat agar dapat menerapkan cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya. (DEPKES RI. 2006)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga. artinya harus ada komunikasi antara kader dengan kaluarga/ masyarakat atau memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan.

Manfaat PHBS

Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi rumah tangga:

1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit

2. Anak tumbuh sehat dan cerdas

3. Prokduktifitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesekahatan dapat diahlikan untuk biaya investasi seperti biya pendidikan, Pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga

Manfaat Perilaku Hidup dan Sehat bagi masyarakat :

1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat

2. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan

3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada

4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dll.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI No. 1193/MENKES/SK/X/2004 adalah salah satu kebijakan nasional yaitu promosi kesehatan untuk mendukung pencapaian visi Indonesia sehat 2010.

7

Page 8: Skenario 3 Wrap Up Fix

Tatanan PHBSTatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, beinteraksi

dan lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan, dan tempat umum. (DEPKES RI 2006)

Indikator PHBSIndikator diperlukan untuk menilai apakah aktivitas pokok yang dijalankan telah sesuai

dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Dengan demikian indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. (DEPKES RI. 2006)

PHBS di berbagai tatanan

PHBS Di Rumah TanggaPHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar

tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif  dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga di lakukan untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS.

Manfaat

Anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit. Anak tumbuh sehat dan cerdas. Produktivitas anggota keluarga meningkat

Pelaksanaan PBHS

Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan nya PHBS di kelompokkan menjadi lima tatanan yaitu :

1. PHBS di Rumah Tangga

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan 10 PHBS yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatanAdalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan tenaga para medis lainnya). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

2. Memberi ASI ekslusifAdalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi

8

Page 9: Skenario 3 Wrap Up Fix

yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (colostrums), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.

3. Menimbang balita setiap bulanPenimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu. Dengan demikian dapat diketahui apakah balita tumbuh sehat atau tidak dan mengetahui kelengkapan imunisasi serta bayi yang dicurigai menderita gizi buruk.

4. Menggunakan air bersihAir adalah kebutuhan dasar yang diperlukan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur dan sebagainya agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih adalah rumah tangga yang sehari-harinya memakai air minum yang meliputi air dalam kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung yang berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotor air limbah.

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabunManfaat mencuci tangan dengan sabun adalah membunuh kuman penyakit yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit diare, kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) serta tangan mejadi bersih dan bebas dari kuman.

6. Menggunakan jamban sehatJamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air, sedangkan jamban leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat penduduk.

7. Memberantas jentik di rumah sekali semingguRumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada dalam rumah seperti bak mandi atau WC, vas bunga, tatakan kulkas dan lain-lain. Hal yang dilakukan agar rumah bebas jentik adalah melakukan 3 M plus (menguras, menutup, mengubur plus menghindari gigitan nyamuk).

8. Makan buah dan sayur setiap hariMakan sayur dan buah sangat penting karena sayur dan buah mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta mengandung serat yang tinggi. Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus. Merebus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hariAktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain kegiatan sehari-hari yaitu berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian,mencuci mobil dan turun tangga. Selain itu kegiatan olahraga seperti

9

Page 10: Skenario 3 Wrap Up Fix

push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, fitness, dapat juga dilakukan sebagai aktifitas fisik.

10. Tidak merokok di dalam rumahTidak merokok adalah penduduk 10 tahun keatas yang tidak merokok selama 1 bulan terakhir. Perokok terdiri atas perokok aktif dan perokok pasif. Bahaya perokok aktif dan perokok pasif adalah dapat menyebabkan kerontokan rambut, gangguan pada mata seperti katarak, kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok, menyebabkan penyakit paru-paru kronis, merusak gigi, sakit jantung, stroke, kanker kulit, kemandulan, impotensi, kanker rahim dan keguguran.

Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja, usia lanjut dan pengasuh anak.

Peran kader dalam mewujudkan Rumah Tangga Ber-PHBS?i. Melakukan pendataan rumah tangga yang ada di wilayahnya dengan menggunakan Kartu

PHBS atau Pencatatan PHBS di Rumah Tangga pada buku kader.ii. Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah dan tokoh masyarakat untuk

memperolah dukungan dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.iii. Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga ke seluruh rumah tangga yang ada di desa/kelurahan

melalui kelompok damawisma.iv. Memberdayakan keluarga untuk melaksanakan PHBS melalui penyuluhan perorangan,

penyuluhan kelompok, penyuluhan massa dan pergerakan masyarakat.v. Mengembangkan kegiatan-kegiatan ang mendukung terwujudnya Rumah Tangga Ber-

PHBS.vi. Memantau kemajuan pencapaian Rumah Tangga Ber-PHBS di wilayahnya setiap tahun

melalui pencatatan PHBS di Rumah Tangga.

Persalinan Ditolong Oleh Tenaga KesehatanApa itu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan? Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya) Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?

i. Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan ibid an bayi lebih terjamin.

ii. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit.

iii. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan perlatan yang aman,bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

Apa tanda-tanda persalinan?a. Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat.b. Rahim terasa kencang bila diraba, terutama pada saat mulas.c. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.d. Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir.e. Merasa seperti mau buang air besar

10

Page 11: Skenario 3 Wrap Up Fix

Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah:a. Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)b. Tetap tenang dan tidak bingungc. Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.

Apa tanda-tanda bahaya persalinan?a. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.b. Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan.c. Tali pusat atau tangan/kaki nayi terlihat pada jalan lahir.d. Tidak kuat mengejen.e. Mengalami kejang-kejang.f. Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas.g. Air ketuban keruh dan berbau.h. Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.i. Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.j. Keluar darah banyak setelah bayi lahir Bila ada tanda bahaya, ibu harus segera dibawa kebidan/dokter.

Apa ada peran kader dalam membina rumah tangga agar melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan?

a. Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerjanya dengan memberi tanda seperti menempelkan stiker.

b. Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di bidang/ dokter.c. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan

tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian, dan kunjungan rumah.

d. Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana sosial bersalin, tabungan ibu bersalin, ambulans desa, calondonor darah, warga dan suami siap Antar jaga, dan sebagainya.

e. Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke bidan/dokter selama masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya tiga kali pada hari minggu pertama, ketiga, dam keenam setelah melahirkan.

f. Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkang. Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi berumur 6 bulan

(ASI Eklusif).

Memberi bayi ASI EklusifApa itu bayi diberi ASI Eklusif ? Adalah bayi usia 0-6 hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain. Apa itu keunggulan ASI? ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. Apa saja keunggulan ASI?

11

Page 12: Skenario 3 Wrap Up Fix

a. Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan.

b. Mengandung zat kekebalan.c. Melindungi bayi dari alergi.d. Aman dan terjamin kebersihan, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan

segar.e. Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan

di mana saja.f. Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi.

Kapan dan bagaimana ASI diberikan?a. Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendapat dukungan

dari keluarga.b. Bayi segera dieteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit setelah

melahirkan untuk memasang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan.c. Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan ASI sesuai

kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi, dan berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian.

d. Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk makanan lumat dan jumlah yang sesuai dengan perkembangan umur bayi.

Pemberian ASI tetap dilanjutkab hingga berusia 2 tahun. Bagaimana cara menyusui yang benar?a. sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kesua tangannya dengan

menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih.b. Lalu bersihkan kedua putting susu dengan kapas yang telah di rendam terlebih dahulu

demngan air hangat.c. Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai, pikiran ibu

harus dalam keadaan tenang (tidak tegang).d. Pegang bayi pada belakang bahunya. Tidak pada dasar kepala.e. Upayakan badan bayi menghadap rada badan ibu,rapatkan dada bayi dengan dada ibu

atau bagian bawah payudara ibu.f. Tenpelkan dagu bayi pada payudara ibu.g. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan

ibu bagian dalam.h. Bayi di susui dengan cara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu kesebelah Kanan

sampaibayi merasa kenyang.i. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi di bersihkan dengan kapas

yang telah di rendam air hangat.j. Sebelum di tidurkan, bayi harus di sendawakan dulu supaya udara yang terhisap bias

keluar dengan cara meletekkan bayi tegak lurus pada ibu dan perlahan-lahan di usap belakangnya sampai bersendawa. Udara akan keluar dengan sendirinya.

12

Page 13: Skenario 3 Wrap Up Fix

Apa manfaat memberikan ASI?Bagi ibu:

a. Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.b. Mengurangi pendarahan setelah persalinan.c. Mampercepat pemulihan kesehatan ibu.d. Menunda kehamilan berikutnya.e. Mengurangi resiko terkena kanker payudara.f. Lebih praktis krena ASI lebih mudah di berikan pada saat bayi membutuhkan.

Bagi bayi:a. Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.b. Bayi tidak sering sakit.

Bagi keluarga:a. Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan perlengkapannya.b. Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula misalnya merebus air dan perlengkapannya.b. Bagaimana cara menjaga mutu dan jumlah produksi asi?a. Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan. Sayuran dan buah-buahan. Makan lebih banyak dari biasanya.b. Banyak minum air putih paling sedikit 8 gelas sehari.c. Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1-2 jam dan menjaga ketenangan pikiran.d. Susui bayi seserimg mungkin dari kedua parudara kiri dan kanan secara bergantian hingga bayi tenang dan puas.

Apa yang perlu diperhatikan untuk membantu keberhasilan pemberian ASI Eklusif?Dukungan suami, orang tua, ibu mertua, dan keluarga lainnya sangat diperlukan agar upaya pemberian ASI Eklusif selama enam bulan bias berhasil.Apa ibu yang bias memberikan ASI Eklusif?Ibu yang bekerja tetap bias nemberikan ASI Eklusif pada bayi caranya:

a. Berikan ASI sebelum berangkat kerja.b. Selama bekerja, bayi tetap nisa diberi ASI dengan cara memerah ASI sebelum berangkat

kerja dan ditampung digelas yang bersih dan tertutup untuk diberikan kepada bayi dirumah.

c. Setelah pulang bekerja, bayi disusui kembali seperti biasa.Bagaimana cara menyimpan ASI di rumah?

a. ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejuk akan tahan 6-8 jam.b. ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam.c. ASI yang disimpan di lemari es akan tahan 3 kali 24 jam.d. ASI yang disimpan di freezer akan tahan selama 2 minggu.

Bagaimana cara memberikan ASI yang disimpan?a. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air bersih.b. Apabila ASI diletakan diruangan yang sejuk, segera berikan sebelum masa simpan berakhir (8 jam).

13

Page 14: Skenario 3 Wrap Up Fix

c. Apabila ASI disimpan dalam termos atau lemari es, ASI yang disimpan dalan gelas bersih tertutup dihangatkan dengan cara direndam dalam mangkok berisi air hangat, kemudian ditunggu sampai ASI terasa hangat (tidak dingin).d. ASI diberikan dengan sendok yang bersih, jangan pakai botol atau dot, karena botol dan dot lebih sulit dibersihkan dan menghindari terjadinya bingung puting susu pada bayi.b. Apa peran kader untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI Eklusif?a. Mendata jumlah seluruh ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi baru lahir yang ada di wilayah kerjanya.b. Menberikan penyuluhan kepada ibu hamil, dan ibu menyusui diposyandu. Tentang pentingnya memberikan ASI Eklusif.c. Melakukan kunjungan ruma kepada ibu nifas yang tidak dating ke posyandu dan menganjurkan agar ritin memeriksakan kesehatan bayinya serta mempersiapkan diri untuk memberikan ASI Eklusif.

Menimbang Balita Setiap BulanMengapa balita perlu di timbang setiap bulan? Penimbangan balita di maksudkan untuk

memantau pertumbuhannya setiap bulan. kapan dan di mana penimbangan balita di lakukan? Penimbangan balita di lakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun sampai 5 tahun diposyandu. Bagaimana mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita? Setelah balita ditimbang di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau kartu menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik (lihat perkembangannya)Naik, bila:

a. Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS.b. Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna di atasnya.

Tidak naik, bila:a. Garis pertumbuhannya menurun.b. Garis pertumbuhannya mendatar.c. Garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang lebih muda.

Apa tanda-tanda balita gizi kurang?a. Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya kurus.b. Mudah sakit.c. Tampak lesu dan lemah.d. Mudah menangis dan rewel.

Ada berapa macam gizi pada balita?Gizi buruk pada balita ada 3 macam, yaitu:

1. Kwashiorkor2. Marasmus3. Marasmus-kwashiorkor.

Apa tanda-tanda balita gizi buruk?Tanda-tanda gizi buruk pada kwashiorkor:

a. Edema seluruh tubuh (terutama pada punggung kaki)b. Wajah bulat dan sembab.c. Cengeng dan/rewel/apatis.d. Perut buncit.e. Rambut kusam dan mudah di cabut.f. Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan.

14

Page 15: Skenario 3 Wrap Up Fix

Tanda-tanda gizi buruk pada marasmus:a. Tampak sangat kurus.b. Wajah seperti orang tua.c. Cengeng/rewel/apatis.d. Iga gambang, perut cekung.e. Otot pantat mengendor.f. Pengeriputanotot lengan dan tungkai.

Apa manfaat penimbangan balita setiap bulan di posyandu?a. Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.b. Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.c. Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/diare).

Berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk sehingga dapat segera di rujuk ke puskesmas.

a. Untuk mengetahui kelengkapan Imunisasi.b. Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.

Apa peran kader agar masyarakat Mau menimbang balita setiap bulan Diposyandu?a. Mendata jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerjanya.b. Memantau jumlah kunjungan ibu yang dating balitanya diposyandu.c. Memanfaatkan setiap kesempatan didesa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan

tentang pentingnya penimbangan balita, misalnya penyuluhan kelompok diposyandu, arisan, pengajian, kunjungan rumah dan penyuluhan massa (pengeras suara di mesjid, pengumuman kelurahan, poster, slebaran dll)

d. Melakukan kunjungan rumah kepada ibu yang tidak dating keposyandu membawa balitanya dan menganjurkan agar rutin menimbang balitanya di poyandu.

e. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian dan mendorong masyarakat sepeti: lomba balita sehat, lomba memasak makanan balita sehat, kegiatan makan bersama untuk balita dan sebagainya.

Menggunakan Air Bersih Mengapa kita harus menggunakan air bersih?

Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit.

Apa syarat-syarat air bersih itu?Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):a. Air tidak berwarna harus bening/jernih.b. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran

lainnya.c. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak pahit

harus bebas dari bahan kimia beracun.d. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.

Apa manfaat menggunakan air bersih?a. Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri, Thypus,

Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.b. Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.

15

Page 16: Skenario 3 Wrap Up Fix

Di mana dapat memperoleh sumber air bersih?a. Mata airb. Air sumur atau air sumur pompa

c. Air ledeng atau perusahaan air minum

d. Air hujane. Air dalam kemasan

Bagaimana menjaga kebersihan sumber air bersih?a. Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah paling

sedikit 10 meter.b. Sumber mata air harus dilindungi dari pencemaran.c. Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya

atidak rusak seperti lantai sumur tidak boleh retak, bibir sumur harus diplester dan sumur sebaiknya diberi penutup.

d. Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak berlumut pada lantai/lantai dinding sumur. Ember/gayung pengambil air harus tetap bersih dan diletakan di lantai (ember/gayung digantung di tiang sumur).

Mengapa air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum?Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih). Apa peran kader dalam menggerakan masyarakat untuk menggunakan air bersih?a. Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki ketersediaan

air bersih dirumahnya.b. Melakukan pendataan rumah tangga yang sulit mendapatkan air bersih.c. Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah tangga yang

sulit untuk mendapatkan air bersih.d. Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya

untuk memberi kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan air bersih di lingkungan tempat tinggalnya.

e. Mengadakan arisan warga untuk membangun sumur gali atau sumur pompa secara bergilir.

f. Membentuk kelompok pemakai air pompa (POKMAIR) untuk memelihara sumber air bersih yang dipakai secara bersama, bagi daerah sulit air.

g. Menggalang dunia usaha setempat untuk member bantuan dalam penyediaan air bersih.

h. Memanfaatkan setiap kesempatan didesa/kelurahan untuk memberkan penyuluhan tentang pentingnya menggunakan air bersih, misalnya melalui penyuluhan kelompok diposyandu, prtemuan Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan rumah dan lain-lain.

Mencuci Tangan Dengan Air Bersih Dan Sabun Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun?

a. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.

b. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.

Kapan saja harus mencuci tangan?

16

Page 17: Skenario 3 Wrap Up Fix

a. Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang binatang, berkebun, dll).

b. Setelah buang air besarc. Setelah menceboki bayi atau anakd. Sebelum makan dan menyuapi anake. Sebelum memegang makananf. Sebelum menyusui bayi

Apa manfaat mencuci tangan?a. Membunuh kuman penyakit yang ada ditanganb. Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typus, kecacingan,

penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman. Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?

a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.b. Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan.c. Setelah itu keringkan dengan lap bersih.

Apa peran kader Dalam membina perilaku cuci tangana. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan

penyuluhan tentang pentingnya perilaku cuci tangan, misalnya penyuluhan kelompok diposyandu, arisan, pengajian, pertemuan kelompok Dasa Wisma, dan kunjungan rumah.

b. Mengadakan kegiatan gerakan cuci tangan bersama untuk menarik perhatian masyarakat, misalnya pada peringaan hari-hari besar kesehatan atau ulang tahun kemerdekaan.

Menggunakan Jamban SehatJamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkanya.Apa saja jenis jamban yang digunakan?

1. Jamban cemplung Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran kedasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.2. Jamban tangki septik/leher angsa Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang befungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapan.

Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air.Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk:1. Daerah yang cukup air2. aerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan “multiple latrine” yaitu satu lubang

penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban) Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang.

17

Page 18: Skenario 3 Wrap Up Fix

Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar/buang air kecil. Mengapa harus menggunakan jamban?

a. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.b. Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.c. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular

penyakit Diare, Kolera Disentri,Typus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.

Apa saja syarat jamban sehat?a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan

lubang penampungan minimal 10 meter)b. Tidak berbau.c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.d. Tidak mencemari tanah sekitarnya.e. mudah dibersihkan dan aman digunakan.f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung.g. Penerangan dan ventilasi yang cukup.h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

Bagaimana cara memelihara jamban sehat?a. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.c. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.d. Tidak ada serangga,(kecoa,lalat,) dan tikus yang berkeliaran.e. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).f. Bila ada kerusakan, segera perbaiki.

Apa peran kader dalam membina masyarakat untuk memiliki dan menggunakan jamban sehat?a. Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki serta

menggunakan jamban dirumahnnya.b. Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah rumah

tangga yang belum memiliki jamban sehat.c. Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya

untuk menggerakan masyarakat untuk memiliki jamban.d. Mengadakan arisan warga untuk membangun jamban sehat secara bergilir.e. Menggalang dunia usaha setempat untuk member bantuan dalam penyediaan

jamban sehat.f. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberi penyuluhan

tentang pentingnya memiliki dan menggunakan jamban sehat, misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu, pertemuan kelompok Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kumjungan rumah dan lain-lain.

g. Meminta bantuan petugas Puskesmas setempat untuk memberikan bimbingan teknis tentang cara-cara membuat jamban sehat yang sesuai dengan situasi dan kodisi daerah setempat.

Memberantas Jentik Dirumah Sekali Seminggu

18

Page 19: Skenario 3 Wrap Up Fix

Mengapa harus memberantas jentik di rumah? Agar rumah bebas jentik.Apa itu rumah bebas jentik? Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.

Apa itu pemeriksaan jentik berkala (PJB)?Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu.

Siapa yang melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala?a. Anggota rumah tanggab. Kader

c. Juru pemantau jentik (Jumatik)d. Tenga pemeriksa jentik lainnya.

Apa yang pelu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik?a. Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus

(Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).b. PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk

penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat perkembangannya.

3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak control, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.3. Mengubur ataumenyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik kresek, dll).

Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:a. Menggunakan kelambu ketika tidur.b. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk ; bakar,

semprot, oles/usap ke kulit, dll.c. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar.d. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadaie. Memperbaiki saluran talang air yang rusak

f. Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air.

g. Memilihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan cupang, ikan nila, dll.

h. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia,Lavender,Rosemerry, dll.

Apa manfaat Rumah Bebas Jentik?a. Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan

perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.b. Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti

Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Cikungunya atau kaki gajah.

19

Page 20: Skenario 3 Wrap Up Fix

c. Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat. Bagaimana cara Pemeriksaan Jentik Berkala?

a. Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/tempat penampungan air di dalam dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga.

b. Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.c. Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut.

Menyaksikan/melihat jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN kepada anggota rumah tangga

d. Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan di rumah) dan pada formulir pelaporan ke puskesmas.

Peran kader dalam membina rumah tangga agar menciptakan Rumah Bebas Jentik?

Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang PSN dan PJB, misalnya melalui penyuluhan kelompok diposyandu, pertemuan kelompok Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan rumah dan melalui media cetak (poster, slebaran, spanduk).a. Bersama pemerintah desa/kelurahan tokoh masyarakat setempat

menggerakan masyarakat untuk melakukan PSN dan PJB.b. Melakukan pemeriksaan jentik berkala secara teratur setiap minggu dan

mencatat angka jentik yang ditemukan pada Kartu Jentik Rumah.c. Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap rumah tangga yang ada

di wilayah kerja dan melaporkan secara rutin kepada puskesmas terdekat untuk mendapat tindak lanjut penanganan bila terjadi masalah/kasus.

d. Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap rumah tangga yang dikunjungi sekaligus memberikan penyuluhan agar tetap melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin dan menegur secara baik apabila masih terdapat jentik nyamuk.

Makan Sayur Dan Buah Setiap Hari Siapa yang diharapkan makan sayur dan buah?

Setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaiknya setiap hari. Mengapa kita harus makan sayuran dan buah? Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena:

i. Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.

ii. Mengandung serat yang tinggi. Apa manfaat vitamin yang ada di dalam sayur dan buah?

i. Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mataii. Vitamin D untuk kesehatan tulang

iii. Vitamin E untuk kesuburan dan awet mudaiv. Vitamin K untuk pembekuan darahv. Vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi

20

Page 21: Skenario 3 Wrap Up Fix

vi. Vitamin B mencegah penyakit beri-berivii. Vitamin B12 meningkatkan nafsu makan.

Apa manfaat serat yang ada di dalam sayur dan buah?Serat adalah makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk memelihara usus. Serata tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi dapat menunda pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak cepat lapar.Manfaat makanan berserat, yaitu:

i. Mencegah Diabetes .ii. Melancarkan buang

air besar.iii. Menurunkan berat

badan.iv. Membantu proses

pembersihan racun (detoksifikasi)

v. Membuat awet muda.vi. Mencegah kanker

vii. Memperindah kulit, rambut dan kuku.

viii. Membantu mengatasi Anemia (kurang darah)

ix. Membantu perkembangan bakteri yang baiok dalam usus.

Berapa banyak sayur dan buah dalam sehari harus kita makan?Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama dengan satu mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang. Sebaiknya sayuran dimakan segar atau dikukus, karena jika direbus cenderung melarutkan vitamin dan mineral. Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya, setiap kali makan setengah mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah jeruk, apel, jambu biji atau pisang. Makanlah berbagai macam buah karena akan memperkaya variasi zat gizi yang terkandung dalam buah.

Sayur dan buah seperti apa yang bagus kita makan?Semua sayur bagus dimakn, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning, dan oranye) seperti bayam, kangkung, daun katuk, wortel, selada hijau atau daun singkong. Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna (merah, kuning) seperti mangga, papaya, jeruk, jambu biji atau apel lebih banyak kandungan vitamin dan mineral serta seratnya. Pilihan buah dan sayur yang bebas pestisida dan zat berbahaya lainnya. Biasanya cirri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar.

Bagaimana mengolah sayur dan buah dengan tidak merusak atau mengurangi kandungan gizinya?Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus. Direbus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C.

Bagaimana peran keluarga untuk menanamkan Kebiasaan makan sayur dan buah?i. Memanfaatkan pekarangan dengan menanam sayur dan buah.

ii. Menyediakan sayur dan buah setiap hari di rumah dengan harga terjangkau.

21

Page 22: Skenario 3 Wrap Up Fix

iii. Perkenalan sejak dini kepada anak kebiasaan makan sayur dan buah pagi, siang, dan malem

iv. Memanfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya makan sayur dan buah.

Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari Siapa yang diharapkan melakukan aktivitas fisik?

Adalah anggota keluarga melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari. Apa itu aktivitas fisik?

Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.

Apa jenis aktivitas fisik yang dapat dilakukan?a. Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun, kerja tana,

mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga, membawa belanjaan.

b. Bisa berupa olah raga, yaitu: push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/berat.

b. Berapa lama seseorang perlu melakukan aktivitas fisik setiap hari?a. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30menit dalam

sehari, sehingga dapat menyehatkanjantung, paru-paruserta alat tubuh lainnya.

b. Jika lebih banyak waktu yang di gunakan untuk beraktivitas fisik maka manfaat yang di peroleh juga lebih banyak

c. Jika kegiatan ini di lakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu 3 bulan kedepan akan terasa hasilnya.

Bagaimana cara melakukan aktifitas yang benar ?a. Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit.jika belum terbiasa

dapat di mulai dengan beberapa menit setiap hari dan di tingkatkan secara bertahap.

b. Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.c. Awali aktivitas fisik dengan pemanasan dan peregangan.d. Lakukan gerakan ringan dan perlahan ditingkatkan sampai sedang.e. Jika sudah terbiasa melakukan aktivitas tersebut, lakukan secara rutin

paling sedikit 30 menit setiap hari. Apa keuntungan melakukan aktivitas fisik secara teratur ?

a. terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis, dll.

b. Berat badan terkendalic. Otot lebih lentur dan tulang lebih kuatd. Bentuk tubuh menjadi baguse. Lebih percaya dirif. Lebih bertenaga dan bugar

22

Page 23: Skenario 3 Wrap Up Fix

g. Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik

Beberapa tips dalam beraktivitas fisik :a. Jalan cepat : perlu sepatu yang lebih enak di pakai agar kaki nyaman dan sehat, apalagi untuk berjalan ke ke kantor atau naik tangga.b. Rrenang, lakukan renang secepat mungkin dengan nafas yang dalam.

Apa peran keluarga dan kader untuk mendorong anggota keluarga melakukan aktivitas fisik setiap hari ?

a. Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya melakukan akytivitas fisik.b. Bersama anggota keluarga sering melakukan kegiatan fisik secara bersama, misalnya kalan pagi bersama, membersihkan rumah secara bersama-sama, dll.c. Ada pembagian tugas untuk membersihkan rumah atau melaksanakan pekerjaan di rumah.d. Kader mendorong lingkungan tempat tinggal untuk menyediakan fasilitas olahraga dan tempat bermain untuk anak.e. Kader memberikan penyuluhan tentang pentingnya melakukan aktivitas fisik.

Tidak merokok di dalam rumah Siapa yang di harapkan tidak merokok di dalam rumah ?

Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Mengapa harus tidak merokok ? Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu

batang rokok yang di hisap akan di keluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantanya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon monoksida (CO).a. Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah.b. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker.c. CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen,

sehingga sel-sel tubuh akan mati. Apa itu dengan perokok aktif dan perokok pasif?

a. Perokok aktifadalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu Cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang menghisap rokok walau walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok Cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk ke dalam paru-paru.

b. Perokok pasifadalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok.

c. Rumah adalah tempat berlindung, termasuk dari asap rokok. Perokok pasif harus berani menyuarakan haknya tidak menghirup asap rokok.

Apa bahaya perokok aktif dan perokok pasif?a. Menyebabkan

kerontokan rambutb. Gangguan pada mata,

seperti katarak.

c. Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok.

d. Menyebabkan paru-paru kronis.

23

Page 24: Skenario 3 Wrap Up Fix

e. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.

f. Menyebabkan stroke dan serangan jantung.

g. Tulang lebih mudah patah.

h. Menyebabkan kanker kulit.

i. Menyebabkan kemandulan dan impotensi.

j. Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.

24

Page 25: Skenario 3 Wrap Up Fix

Bagaimana cara berhenti merokok?Ada 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu Berhenti Seketika, Menunda, dan Mengurang. Hal yang paling utama adalah niat dan tekad yang bulat untuk melaksanakan cara tersebut:a. Seketika Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil. Bagi perokok

berat, mungkin perlu bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek ketagihan karena rokok mengandung zat Adiktif.

b. Menunda Perokok dapat menunda menghisap rokok pertama 2 jam setiap hari sebelumnya dan selama 7 hari berturut-turut.

c. Mengurangi Jomlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan jumlah yang sama sampa 0 batang pada hari ke 7 atau yang ditetapkan. Misalnya dalam sehari-hari seorang perokok menghabiskan 28 batang rokok maka Si perokok dapat merencanakan pengurangan jumlah rokok selama 7 hari dengan jumlah pengurangan sebanyak 4 batang sehari.

Apa peran keluarga dan kader untuk menciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok?a. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak merokok

kepada seluruh anggota keluarga.b. Menggalang kesepakatan keluarga umtuk mwnciptakan Rumah Tanpa

Asap Rokok.c. Menegur anggoata rumah tangga yang merokok di dalam rumah.d. Tidak memberi dukungan kepada orang yang merokok dalam bentuk

apapun, antara lain dengan tidak memberikan uang untuk membeli rokok,tidak memberikan kesempatan siapa pun untuk merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak.

e. Tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuknya.f. Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok.g. Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tetapi

justru karena alas an kesehatan.

2. PHBS di SekolahPHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. 

Manfaat

Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat, sehingga siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah terlindung dari berbagai ancaman dan gangguan penyakit.

Meningkatnya semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa.

Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua.

Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

25

Page 26: Skenario 3 Wrap Up Fix

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah 3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat4. Olahraga yang teratur dan terukur5. Memberantas jentik nyamuk6. Tidak merokok di sekolah7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan8. Membuang sampah pada tempatnya

3. PHBS di Institusi Kesehatan

PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan.

 Manfaat

Pasien memperoleh pelayanan kesehatan di institusi kesehatan yang sehat Pasien terhindar dari penularan penyakit Mempercepat proses penyembuhan penyakit bagi pasien Meningkatkan citra sebagai institusi kesehatan yang baik

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan yaitu:

1. Menggunakan air bersih2. Menggunakan Jamban3. Membuang sampah pada tempatnya4. Tidak merokok di institusi kesehatan5. Tidak meludah sembarangan6. Memberantas jentik nyamuk

4. PHBS di Tempat Kerja

PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.

 Manfaat

Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit Produktifitas pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan penghasilan

26

Page 27: Skenario 3 Wrap Up Fix

Pengeluaran biaya rumah tangga hanya untuk meningkatkan taraf hidup bukan untuk biaya berobat

Meningkatnya citra tempat kerja yang positif

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :

1. Tidak merokok di tempat kerja2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja3. Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah BAB dan BAB5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja6. Menggunakan air bersih7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar8. Membuang sampah pada tempatnya9. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

5. PHBS di Tempat – Tempat Umum

PHBS di Tempat - tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat - tempa t umu m agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat - tempat Umum Sehat.

Tempat - tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.

 Manfaat

Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat, mencegah dan mengatasi

masalah-masalah kesehatan yang dihadapi Lingkungan di sekitar TTU menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga

meningkatkan citra tempat umum Meningkatkan pendapatan TTU akibat meningkatnya kunjungan pengguna TTU

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat - Tempat Umum yaitu :

1. Menggunakan air bersih

2. Menggunakan jamban3. Membuang sampah pada tempatnya4. Tidak merokok di tempat umum5. Tidak meludah sembarangan6. Memberantas jentik nyamuk

27

Page 28: Skenario 3 Wrap Up Fix

LI 2 Memahami dan menjelaskan status gizi anak dan ibu hamil

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu, merupakan indeks yang statis dan agresif sifatnya kurang peka untuk melihat terjadinya perubahan dalam waktu pendek misalnya bulanan. (Supariasa, 2001:18). Status gizi terbaik ialah kesehatan gizi optimum. Kondisi ini tubuh bebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan tubuh yang baik sehingga memiliki daya kerja dan efisiensi yang sebaik-baiknya.

Dalam penilaian staus gizi dikenal 2 istilah yaitu :1. Penilaian status gizi dan2. Pemantauan status gizi

Keduanya sama-sama mendeskripsikan kondisi keseimbangan, namun perbedaan terletak pada frekuensi pengukuran dan interpretasi hasil ukur. PSG dilakukan pada satu titik waktu dan hasil yang didapatkan adalah deskripsi status gizi pada satu kali pengukuran tersebut. PSG biasanya dilakukan untuk mengevaluasi program perbaikan gizi dan dampak sebuah program. Sementara itu Monitoring Status Gizi adalah pengukuran status gizi yang dilakukan pada 2 titik waktu atau lebih. Pengamatan diarahkan kepada arah (trend) dari 2 titik waktu tersebut. Perubahan (naik/turun) status gizi menjadi fokus perhatian. Dengan demikian MSG adalah trend dari 2 PSGMetode PSG bila dikelompokkan terdiri atas :

1. PSG untuk perorangan, dan 2. PSG untuk kelompok / masyarakat

Menurut Schaible & Kauffman (2007) hubungan antara kurang gizi dengan penyakit infeksi tergantung dari besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi terhadap status gizi itu sendiri. Beberapa contoh bagaimana infeksi bisa berkontribusi terhadap kurang gizi seperti infeksi pencernaan dapat menyebabkan diare, HIV/AIDS, tuberculosis, dan beberapa penyakit infeksi kronis lainnya bisa menyebabkan anemia  dan parasit pada usus dapat menyebabkan anemia. Penyakit Infeksi disebabkan oleh kurangnya sanitasi dan bersih, pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai, dan pola asuh anak yang tidak memadai (Soekirman, 2000).

Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Rendahnya ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh anak yang tidak memadai, kurangnya sanitasi lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Makin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil resiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi (Unicef, 1998) Sedangkan penyebab mendasar atau akar masalah gizi di atas adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam, yang mempengaruhi ketidak-seimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit infeksi, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita (Soekirman, 2000).

Ada 2 faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang yaitu:

A. Faktor Eksternal

28

Page 29: Skenario 3 Wrap Up Fix

1) Pendidikan dan pendapatanMasalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999, dalam creasoft.wordpress.com)Tingkat pendidikan juga termasuk dalam faktor ini. Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan ( Departemen gizi dan kesehatan masyarakat, 2007).Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001, dalam artikelpenjas.blogspot.com)

2) PekerjaanPekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang  menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991).

3) BudayaBudaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998, dalam artikelpenjas.blogspot.com)

Budaya berperan dalam status gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan, seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tersebut. Seperti ibu hamil yang tabu mengonsumsi ikan ( Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).

B.  Faktor Internal

1) UsiaUsia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001 dalam creasoft.wordpress.com)

2) Kondisi FisikMereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat (Suhardjo, et, all,  1986)

3) InfeksiInfeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all,  1986 dalam creasoft.wordpress.com)

Penilaian Status GiziPenilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

Penilaian status gizi terdiri dari dua jenis, yaitu :

29

Page 30: Skenario 3 Wrap Up Fix

1. Penilaian Langsunga. AntropometriAntropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi seseorang. Pada umumnya antropometri mengukur dimensi dan komposisi tubuh seseorang (Supariasa, 2001). Metode antropometri sangat berguna untuk melihat ketidakseimbangan energi dan protein. Akan tetapi, antropometri tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat gizi yang spesifik (Gibson, 2005).

b. KlinisPemeriksaan klinis merupakan cara penilaian status gizi berdasarkan perubahan yang terjadi yang b erhubungan erat dengan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi. Pemeriksaan klinis dapat dilihat pada jaringan epitel yang terdapat di mata, kulit, rambut, mukosa mulut, dan organ yang dekat dengan permukaan tubuh (kelenjar tiroid) (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

c. BiokimiaPemeriksaan biokimia disebut juga cara laboratorium. Pemeriksaan biokimia pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya defisiensi zat gizi pada kasus yang lebih parah lagi, dimana dilakukan pemeriksaan dalam suatu bahan biopsi sehingga dapat diketahui kadar zat gizi atau adanya simpanan di jaringan yang paling sensitif terhadap deplesi, uji ini disebut uji biokimia statis. Cara lain adalah dengan menggunakan uji gangguan fungsional yang berfungsi untuk mengukur besarnya konsekuensi fungsional dari suatu zat gizi yang spesifik Untuk pemeriksaan biokimia sebaiknya digunakan perpaduan antara uji biokimia statis dan uji gangguan fungsional (Baliwati, 2004).

d. BiofisikPemeriksaan biofisik merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan yang dapat digunakan dalam keadaan tertentu, seperti kejadian buta senja (Supariasa, 2001).

2. Penilaian Tidak Langsung

a. Survei Konsumsi MakananSurvei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu maupun keluarga. Data yang didapat dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif dapat mengetahui jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi, sedangkan data kualitatif dapat diketahui frekuensi makan dan cara seseorang maupun keluarga dalam memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi (Baliwati, 2004).

b. Statistik VitalStatistik vital merupakan salah satu metode penilaian status gizi melalui data-data mengenai statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, seperti angka kematian menurut umur tertentu, angka penyebab kesakitan dan kematian, statistik pelayanan kesehatan, dan angka penyakit infeksi yang berkaitan dengan kekurangan gizi (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

c. Faktor EkologiPenilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena masalah gizi dapat terjadi karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis, faktor fisik, dan lingkungan

30

Page 31: Skenario 3 Wrap Up Fix

budaya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi digunakan untuk mengetahui penyebab kejadian gizi salah (malnutrition) di suatu masyarakat yang nantinya akan sangat berguna untuk melakukan intervensi gizi (Supariasa, 2001).

Antopometri GiziDi masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Dewasa ini dalam progam gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi. Disamping itu pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan metode tersebut.Pada dasarnya jenis pertumbuhan dapat dibagi dua yaitu: pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat lampau dan pertumbuhan massa jaringan mengambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran.

a. Pertumbuhan linierBentuk dari ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang. Contohnya panjang badan, lingkar badan, dan lingkar kepala. Ukuran linear yang rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linear yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.

b. Pertumbuhan Massa JaringanBentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan yang paling sering digunakan adalah berat badan.Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.

Keunggulan antropometri gizi sebagai berikut:

a. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar.

b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri. Kader gizi (Posyandu) tidak perlu seorang ahli, tetapi dengan pelatihan singkat ia dapat melaksanakan kegiatannya secara rutin.

c. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat. Memang ada alat antropometri yang mahal dan harus diimpor dari luar negeri, tetapi penggunaan alat itu hanya tertentu saja seperti "Skin Fold Caliper" untuk mengukur tebal lemak di bawah kulit.

d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.

e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.

31

Page 32: Skenario 3 Wrap Up Fix

f. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk, karena sudah ada ambang batas yang jelas.

g. Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.

h. Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.

Di samping keunggulan metode penentuan status gizi secara antropometri, terdapat pula beberapa kelemahan.

a.Tidak sensitif. Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat. Di samping itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe.

b.Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.

c.Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.

d.Kesalahan ini terjadi karena:1.pengukuran2.perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan3.analisis dan asumsi yang keliru

e.Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:1.latihan petugas yang tidak cukup2.kesalahan alat atau alat tidak ditera3.kesulitan pengukuran

Jenis ParameterAntropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur

beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain:Umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit. Di bawah ini akan diuraikan parameter itu.

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.

Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.

32

Page 33: Skenario 3 Wrap Up Fix

Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.2. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.3. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.4. Skalanya mudah dibaca.5. Cukup aman untuk menimbang anak balita.

Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin.

Penggunaan dacin mempunyai beberapa keuntungan antara lain:1. Dacin sudah dikenal umum sampai di pelosok pedesaan.2. Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat.3. Ketelitian dan ketepatan cukup baik.

DacinDacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. Bila

digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena angka ketelitiannya 0,25 kg.

Tinggi Badan, tinggi atau panjang badan merupakan indikator umum ukuran tubuh dan panjang tulang. Namun, tinggi saja belum dapat dijadikan indikator untuk menilai status gizi, kecuali jika digabungkan dengan indikator lain seperti usia dan berat badan. Penggunaan tinggi, atau panjang, bukan tanpa kelemahan. Pertama, baku acuan yang tersedia umumnya terambil dari penilaian tinggi badan subjek yang berasal dari masyarakat berstatus gizi baik di negara maju. Kedua, defisit pertumbuhan linier baru akan terjelma manakala defisiensi telah berlangsung lama yang berarti tidak akan termanifestasi semasa bayi. Jika bayi terukur lebih pendek ketimbang baku acuan, tidak berarti bayi tersebut tengah malnutrisi pascanatal, melainkan dampak dari ukuran lahir rendah. Ketiga, secara genetik setiap orang terlahir menurut ukuran yang tidak serupa: orang yang jika dibandingkan dengan populasi "acuan" berukuran lebih pendek tidak langsung berarti malnutrisi.

Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki, kedua tangan merapat ke badan, punggung dan bokong menempel pada dinding, dan pandangan diarahkan ke depan.

Lingkar Lengan Atas (LLA), dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah.

Pengukuran LLA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LLA digunakan karena pengukurannya sangat mudah dan dapat dilakukan siapa saja.

Beberapa tujuan pemeriksaan LLA adalah mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah:

a. Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

33

Page 34: Skenario 3 Wrap Up Fix

c. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK.

Lingkar lengan atas diperiksa pada bagian pertengahan jarak antara olekranon dan tonjolan akromion. Ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LLA kurang 23,5 cm atau dibagian merah pita LLA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.

Lingkar Kepala, adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contoh yang sering digunakan adalah kepala besar (Hidrosefalus) dan kepala kecil (Mikrosefalus).

Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, akan tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.

Lingkar Dada, biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2 sampai 3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan dan 5 tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal ini dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan, atau kelemahan otot dan lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan KEP pada anak balita.

Jaringan Lunak. Otak, hati, jantung, dan organ dalam lainnya merupakan bagian yang cukup besar dari berat badan, tetapi relatif tidak berubah beratnya pada anak malnutrisi. Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang sangat bervariasi pada penderita KEP. Antropometri jaringan dapat dilakukan pada kedua jaringan tersebut dalam pengukuran status gizi di masyarakat

Lemak subkutan (Sub-Cutaneous Fat)Penelitian komposisi tubuh, termasuk informasi mengenai jumlah dan distribusi

lemak subkutan, dapat dilakukan dengan bermacam metode:1.Analisis Kimia dan Fisik (melalui analisis seluruh tubuh pada autopsi).2. Ultrasonik.3.Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer)4.Radiological anthropometry (dengan mengunakan jaringan yang lunak)5.Physical anthropometry (menggunakan skin-fold calipers)

Dari metode tersebut diatas, hanya antropometri fisik yang paling sering atau praktis digunakan di lapangan. Bermacam-macam skin-fold calipers telah ditemukan, tetapi pengalaman menunjukkan bahwa alat tersebut mempunyai standard atau jangkauan jepitan (20-40 mm2), dengan ketelitian 0,1 mm, tekanan yang konstan 10 gram/mm2). Jenis alat yang sering digunakan adalah Harpenden Calipers. Alat itu memungkinkan jarum diputar ke titik nol apabila terlihat penyimpangan.

Indeks Antropometri

34

Page 35: Skenario 3 Wrap Up Fix

Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri.Dalam pengukuran indeks antropometri sering terjadi kerancuan, hal ini akan mempengaruhi interpretasi status gizi yang keliru. Masih banyak diantara pakar yang berkecimpung di bidang gizi belum mengerti makna dari beberapa indeks antropometri. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB). Perbedaan penggunaan indeks tersebut akan memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda.

Indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri bisa merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur dan tingkat gizi. Salah satu contoh dari indeks antropometri adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) atau yang disebut dengan Body Mass Index (Supariasa, 2001).

Indeks Massa TubuhMasalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)

merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal.

Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI). Di Indonesia istilah Body Mass Index diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT mempakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang.

Antropometri berasal dari kata anthropos dan logos (bahasa Yunani), yang berarti tubuh manusia dan ilmu. Artinya PSG dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai alat menentukan status gizi manusia. Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri adalah konsep pertumbuhan.

Selain menggunakan konsep dasar pertumbuhan status gizi dapat ditentukan dengan : Indeks berat badan per tinggi badan (BB/TB) dan Lingkar lengan atas. Untuk orang dewasa lebih cocok menggunakan indeks perbandingan berat badan (kg) dengan tinggi badan (m) kwadrat, yaitu (BB/TB2). Pengukuran status gizi dengan indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini selain itu BB/TB juga merupakan indeks yang independent terhadap umur (Supariasa, 2001: 58).

1. Indeks berat badan per tinggi badan (BB/TB)Cara pengukuran status gizi berdasarkan indeks BB/TB dengan menggunakan Indeks

Massa Tubuh (IMT), karena IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan (Supariasa, 2001). Klasifikasi Kategori IMT menurut CDC

35

Page 36: Skenario 3 Wrap Up Fix

2. LILACalon ibu harus sehat dan fit untuk hamil. Tentu saja, pertambahan berat badan

selama hamil harus dipantau cermat. Cara lain yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil adalah dengan mengukur lingkar lengan atas (LILA). Pengukuran LILA biasanya dilakukan pada wanita usia subur (15-45 tahun) dan ibu hamil untuk memprediksi adanya kekurangan energi dan protein yang bersifat kronis atau sudah terjadi dalam waktu lama.

Ukuran LILA berkaitan erat dengan berat badan ibu selama hamil mulai trimester I sampai trimester III. Kelebihannya jika dibandingkan dengan ukuran berat badan, ukuran LILA lebih menggambarkan keadaan atau status gizi ibu hamil sendiri berat badan selama kehamilan merupakan berat badan komulatif antara pertambahan berat organ tubuh dan volume darah ibu serta berat janin yang dikandungnya. Kita tidak tahu pasti apakah pertambahan berat badan ibu selama hamil itu berasal dari pertambahan berat badan ibu, janin, atau keduanya.

Selain itu, pembengkakan (oedema) yang biasa dialami ibu hamil, jarang mengenai lengan atas. Ini juga yang menyebabkan pengkuran LILA lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil daripada berat badan.

Setelah melalui penelitian khusus untuk perempuan Indonesia, diperoleh standar LILA sebagai berikut :

1. Jika LILA kurang dari 23,5 cm: status gizi ibu hamil kurang, misalnya kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau anemia kronis, dan beresiko lebih tinggi melahirkan bayi BBLR.2. Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm: berarti status gizi ibu hamil baik, dan resiko melahirkan bayi BBLR lebih rendah.Apalagi, alat yang digunakan lebih ringan dibandingkan timbangan, dan mudah dibawa kemana-mana. Pengukuran LILA dilakukan dengan melingkarkan pita LILA sepanjang 33 cm, atau meteran kain dengan ketelitian 1 desimal (0,1 cm). Saat dilakukan pengukuran, ibu hamil pada posisi berdiri dan dilakukan pada titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku lengan kiri, jika ibu hamil yang bersangkutan tidak kidal.

Sebaliknya jika dia kidal, pengukuran dilakukan pada lengan kanan. Hal ini dilakukan untuk memperkecil bias yang terjadi, karena adanya pembesaran otot akibat aktivitas, bukan karena penimbunan lemak. Demikian juga jika lengan kiri lumpuh, pengukuran dilakukan pada lengan kanan.

36

Page 37: Skenario 3 Wrap Up Fix

Status Gizi Anak

Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB

Indikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh :

1. Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) Dilakukan oleh petugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat badan dan meteran tinggi badan (mikrotoise)

2. Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan Pengukuran TB, kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari data identitas anak pada sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan 1 tahun adalah 12 bulan.

Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z score simpang baku (SSB) induvidu dan kelompok sebagai presen terhadap median baku rujukan (Waterlow.et al, dalam, Djuamadias, Abunain, 1990) Untuk menghitung SSB dapat dipakai rumus :

Skor Baku Rujukan= NIS−NMBRNSBR

NIS : Nilai Induvidual Subjek

NMBR : Nilai Median Baku Rujukan

NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan

Hasil pengukuran dikategorikan sbb

1. Untuk BB/Ua. Gizi Kurang Bila SSB < - 2 SDb. Gizi Baik Bila SSB -2 s/d +2 SDc. Gizi Lebih Bila SSB > +2 SD

2. TB/U

37

Page 38: Skenario 3 Wrap Up Fix

a. Pendek Bila SSB < -2 SDb. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SDc. Tinggi Bila SBB > +2 SD

3. BB/TBa. Kurus Bila SSB < -2 SDb. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SDc. Gemuk Bila SSB > +2 SD

Dan juga status gizi diinterpretasikan berdasarkan tiga indeks antropomteri, (Depkes, 2004). Dan dikategorikan seperti yang ditunjukan pada tabel 3.

Tabel 3 Kategori Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)

InterpretasiIndeks yang digunakan

BB/U TB/U BB/TB

Normal, dulu kurang gizi Rendah Rendah Normal

Sekarang kurang ++ Rendah Tinggi Rendah

Sekarang kurang + Rendah Normal Rendah

Normal Normal Normal Normal

Sekarang kurang Normal Tinggi Rendah

Sekarang lebih, dulu kurang Normal Rendah Tinggi

Tinggi, normal Tinggi Tinggi Normal

Obese Tinggi Rendah Tinggi

Sekarang lebih, belum obese Tinggi Normal Tinggi

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :

Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

38

Page 39: Skenario 3 Wrap Up Fix

Sumber: Depkes RI, 2004

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Umur.Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).

b. Berat Badan Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).

c. Tinggi Badan Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).

Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).

Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.

39

Page 40: Skenario 3 Wrap Up Fix

Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS

NoIndeks yang dipakai

Batas Pengelompokan

Sebutan Status Gizi

1 BB/U < -3 SD Gizi buruk

  - 3 s/d <-2 SD Gizi kurang

  - 2 s/d +2 SD Gizi baik

  > +2 SD Gizi lebih

2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek

- 3 s/d <-2 SD Pendek

- 2 s/d +2 SD Normal

> +2 SD Tinggi

3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus

- 3 s/d <-2 SD Kurus

- 2 s/d +2 SD Normal

> +2 SD Gemuk

Sumber : Depkes RI 2004.

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-nourished), sebaiknya digunakan “presentil”, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).

Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :

Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh para pakar Gizi dikategorikan seperti diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan berdasarkan gabungan tiga indeks antropometri seperti yang terlihat pada tabel 2.

Untuk memperjelas penggunaan rumur Zskor dapat dicontohkan sebagai berikutDiketahui BB= 60 kg TB=145 cm Umur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS hanya dibatasi < 18 tahun maka disini dicontohkan anak laki-laki usia 15 tahun

40

Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

Page 41: Skenario 3 Wrap Up Fix

Table weight (kg) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHSAge Standard DeviationsYr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd15 0 31.6 39.9 48.3 56.7 69.2 81.6 94.1Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table weight (kg) by stature of boys 145 cm in Height from WHO-NCHSStature Standard DeviationsCm -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd145 0 24.8 28.8 32.8 36.9 43.0 49.2 55.4Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHSStature Standard DeviationsYr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd15 0 144.8 152.9 160.9 169.0 177.1 185.1 193.2Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Jadi untuk indeks BB/U adalah= Z Score = ( 60 kg – 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD= status gizi baik

Untuk IndeksTB/U adalah= Z Score = ( 145 kg – 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD= status gizi pendek

Untuk Indeks BB/TB adalah= Z Score = ( 60 – 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD= status gizi gemuk

41

Page 42: Skenario 3 Wrap Up Fix

42

Page 43: Skenario 3 Wrap Up Fix

GIZI KURANG & GIZI BURUKMasalah Kekurangan Gizi Utama• Kurang Energi Protein (KEP)

Kurang Energi Protein atau Kurang Kalori Protein adalah keadaan kurang gizi pada anak yang disebabkan oleh kurangnya asupan energi dan protein. Kurang energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, sebanyak 13,0% berstatus gizi kurang, diantaranya 4,9% berstatus gizi buruk. Data yang sama menunjukkan 13,3% anak kurus, diantaranya 6,0% anak sangat kurus dan 17,1% anak memiliki kategori sangat pendek.

• Anemia Gizi BesiAdalah suatu keadaan dimana kadar Haemoglobin (Hb) dalam darahkurang dari normal. Batas normal kadar Hb dalam darah berbeda-beda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin.

- B a l i t a : 11 gr%

- Anak usia sekolah : 12 gr%

- Wanita dewasa : 12 gr%

- Pria dewasa : 13 gr%

43

Page 44: Skenario 3 Wrap Up Fix

- Ibu hamil : 11 gr%

- Ibu menyusui>3 bulan : 12 gr%

AGB menjadi masalah kesehatan masyarakat, jika prevalensi ≥ 30 %(WHO). Anemia Gizi Besi (AGB) yang diderita oleh 8,1 juta anak balita, 10 juta anak usia sekolah, 3,5 juta remaja putri dan 2 juta ibu hamil

• Kurang Vitamin A (KVA)Keadaan dimana simpanan vitamin A dalam tubuh kurang. Tahapawal ditandai dengan gejala rabun senja dan secara sub-klinis dinyatakan defisiensi jika kadar serum retinol dalam darah <20 mcg/dl. Sekitar 10 juta balita menderita Kurang vitamin A (KVA).Secara klinis menjadi masalah kesehatan masyarakat, jika prevalensixeropthalmianya > 0,5%

• Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)Gejala yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan yodium secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. GAKY menjadi masalah kesehatan masyarakat, jika prevalensinya >5% .Masalah Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) diderita oleh sekitar 3,4 juta anak usia sekolah. Klasifikasi daerah endemik:

- Daerah GAKY berat, bila TGR ≥ 30%

- Daerah GAKY sedang, bila TGR 20-29,9%

- Daerah GAKY ringan, bila TGR 5-19,9%

- Daerah non-endemik, bila TGR ≤ 5%

• Total Goitre Rate (TGR)Angka prevalensi gondok yang dihitung berdasarkan seluruh stadium pembesaran kelenjar gondok, baik yang teraba (palpable) maupun yang terlihat (visible). TGR digunakan untuk menentukan endemisitas GAKY

• Kurang Energi Kronik (KEK)Sekitar 30 juta wanita usia subur menderita kurang energi kronis (KEK), yang bila hamil dapat meningkatkan risiko melahirkan BBLR. Setiap tahun,diperkirakan sekitar 350 ribu bayi yang BBLR (≤ 2500 gram), sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka gizi

44

Page 45: Skenario 3 Wrap Up Fix

kurang dan kematian balita. Pada tahun 2005 terdapat sekitar 5 juta balita gizi kurang; 1,7 juta diantaranya menderita gizi buruk.

Sementara masalah gizi kurang dan gizi buruk masih tinggi, ada kecenderungan peningkatan masalah gizi lebih sejak beberapa tahun terakhir. Hasil survei di perkotaan menunjukkan bahwa sekitar 12 % penduduk dewasa menderita gizi lebih. Data lain menunjukkan adanya peningkatan prevalensi penyakit degeneratif yang berkaitan dengan gaya hidup.

Dalam rangka menurunkan angka kematian Anak akibat gizi buruk,sangat diperlukan keterlibatan Pemerintah Daerah secara langsung, serta melibatkan partisipasi masyarakat terutama tokoh masyarakat, untuk mengelola penanganan anak gizi buruk baik, sehingga diharapkan semua kasus gizi buruk dapat ditangani dengan baik. Penanganan anak gizi buruk dapat dilakukan secara rawat jalan maupun rawat inap.Penanganan dengan rawat inap hanya dilakukan di Puskesmas. Sedangkan penanganan anak gizi buruk dengan rawat jalan, merupakan pelayanan yang diberikan dan dilakukan di fasilitas kesehatan lain seperti, Puskesmas Pembantu ataupun Poskesdes, dan lebih membutuhkan partisipasi masyarakat

KELEBIHAN GIZIKegemukan dan obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style.

Masalah kegemukan dan obesitas di Indonesia terjadi pada semua kelompok umur dan pada semua strata sosial ekonomi. Pada anak sekolah, kejadian kegemukan dan obesitas merupakan masalah yang serius karena akan berlanjut hingga usia dewasa. Kegemukan dan obesitas pada anak berisiko berlanjut ke masa dewasa, dan merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit metabolik dan degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes

45

Page 46: Skenario 3 Wrap Up Fix

mellitus, kanker, osteoartritis, dll. Pada anak, kegemukan dan obesitas juga dapat mengakibatkan berbagaimasalah kesehatan yang sangat merugikan kualitas hidup anak seperti gangguan pertumbuhan tungkai kaki, gangguan tidur, sleep apneuDisamping kegiatan promosi peningkatan kesadaran gizi dan pencegahan kegemukan dan obesitas pada anak sekolah, juga dapat dilakukan kegiatan penemuan kasus kegemukan dan obesitas. Namun untuk menghindari stigmatisasi anak di sekolah, penegakan diagnosis dan penatalaksanaan selanjutnya dilaksanakan di Puskesmas/Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.

a. Penemuan Kasus : dilaksanakan setiap tahun melalui kegiatan penjaringan kesehatan di sekolah. Langkah-langkah kegiatan :

1) Pengukuran Antropometria) Penimbangan Berat Badanb) Pengukuran Tinggi BadanSetelah dilakukan pengukuran antropometri oleh petugas gizi atau tenaga kesehatan lainnya bersama guru UKS.Selanjutnya data yang diperoleh dilaporkan ke Puskesmas, untuk ditentukan status gizinya dan tindak lanjut.

2) Penentuan Status Gizi (di Puskesmas)a) Menghitung nilai IMTb) Membandingkan nilai IMT dengan Grafik IMT/U berdasarkan Standar WHO 2005c) Menentukan status gizi anak :

Kurus : < - 2 SD Normal : - 2 SD s/d 1 SD Gemuk : >1 s/d 2 SD Obesitas : > 2 SD

3) Tindak lanjut :Kesimpulan hasil penjaringan kesehatan di sekolah termasuk hasil pemeriksaan status gizi disampaikan kepada orang tua dalam amplop tertutup melalui sekolah dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika ditemukan anak sekolah dengan status gizi kurus, maka anak dirujuk ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut

Jika ditemukan anak sekolah dengan status gizi normal, maka dianjurkan untuk melanjutkan pola hidup sehat

Jika ditemukan anak sekolah dengan status gizi gemuk atau obesitas, maka anak dirujuk ke puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut

Pihak sekolah/UKS bertugas memberikan dukungan dan motivasi agar anak melaksanakan pola hidup sehat sesuai anjuran dari puskesmas, serta berusaha menyediakan lingkungan yang kondusif untuk anak.

POLA HIDUP SEHAT CEGAH KEGEMUKAN Konsumsi buah dan sayur ≥ 5 porsi per hari Membatasi menonton TV, bermain komputer, game/playstation < 2

jam/hari Tidak menyediakan TV di kamar anak Mengurangi makanan dan minuman manis Mengurangi makanan berlemak dan gorengan Kurangi makan diluar

46

Page 47: Skenario 3 Wrap Up Fix

Biasakan makan pagi dan membawa makanan bekal kesekolah Biasakan makan bersama keluarga minimal 1 x sehari Makanlah makanan sesuai dengan waktunya Tingkatkan aktivitas fisik minimal 1 jam/hari Melibatkan keluarga untuk perbaikan gaya hidup untukpencegahan gizi lebih Target penurunan BB yang sehat

Klasifikasi Gizi Buruk

1. Kurang kalori ( marasmus)

Marasmus adalah kekurangan energy pada makanan yang menyebabkan cadangan protein tubuh terpakai sehingga anak kurus dan keriput.

Etiologi :

Penyebab utama dari kekurangan makanan yang mengandung kalori Penyebab umum: Kegagalan menyusui anak : ibunya meninggal dan Tidak adanya

makanan tambahan

Tanda & gejala

Tampak sangat kurus, sehingga tulang terbungkus kulit Wajah seperti orang tua Cengeng Kulit keriput , jari lemak subtikus sangat sedikit sampai tidak ada Perut cekung Sering disertai penyakit kronis ; diare kronik

Patofisiologi

Defisiensi kalori yang lama Penghancuran jaringan lemak (kebutuhan energy) Menghilangnya lemak dibawah kulit Penciutan/pengecilan otot Pelisutan tubuh yang menyeluruh

2. Kurang protein ( kwashiorkor )

Kwashiorkor adalah penyebab utama dari kekurangan makanan yang mengandung protein hewani.Penyakit ini biasanya diderita oleh golongan sosial ekonomi rendah.Etiologi :

Defisiensi asupan protein

Tanda & gejala

Kegagalan pertumbuhan tampak dengan berat badan rendah maupun ada edema Edema pada kaki Wajah membulat dan sembab Pandangan mata sayu Cengeng Cracy papement

47

Page 48: Skenario 3 Wrap Up Fix

Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung mudah dicabut tanpa rasa sakit dan rontok

Pembesaran hati Otot mengecil, lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk Sering disertai infeksi anemia , diare.

3. Kurang kalori dan protein ( marasmus – kwashiorkor )

Penatalaksanaan

Makanan /minuman dengan biologic tinggi gizi kalori / protein. Pemberian secara bertahap dari bentuk dan jumlah mula – mula cair (seperti susu) lunak (bubur) biasa ( nasi lembek)

Prinsif pemberian nutrisi

Porsi kecil,sering,rendah serat, rendah laktosa Energy / kalori : 100 K kal / kg BB/ hari Protein : 1 – 1,5 g / kg BB / hari Cairan : 130 ml / kg BB / hari Ringan – sedang : 100 ml / kg BB / hari Edema Berat

Obati / cegah infeksi Antibiotic

Bila tampak komlikasi : Cotrymoksasol 5 mlBila anak sakit berat : Ampicillin 50 mg / kg BB IM/ IV Setiap 6 Jam Selama 2 Hari

Untuk Melihat kemajuan / perkembangan anak

Timbang berat badan setiap pagi sebelum diberi makan Catat kenaikan BB anak tiap minggu

Wawancara khusus untuk mengetahui tentang pola asuh dan pola makan dengan memakai instrumen Food Frequency Questioner (FFQ) :

Wawancara masalah kesehatan kepada masing-masing tempat tinggal sasaran Melakukan pemeriksaan psikologis dan aktifitas anak-anak secara terpadu Melaksanakan pengukuran status gizi, meliputi : berat badan (BB), tinggi badan (TB),

tebal lemak, kepadatan masa tulang, lingkar lengan atas (LILA) Melakukan pengambilan sampel darah kapiler (umur 6-23 bulan) dan darah vena (usia

2-12 bulan) untuk pemeriksaan golongan darah, hemoglobin serta kimia darah lengkap.

Sebelum dilakukan pengambilan darah, kelompok sasaran penelitian itu diperiksa kesehatan jasmaninya oleh tim dokter, apakah ada indikasi medis untuk diambil spesimen darahnya. Untuk kelancaran kegiatan penelitian tersebut, tim peneliti mengharapkan bantuan bersama petugas puskesmas untuk menyiapkan tempat fokus penelitian untuk mengumpulkan sasaran, melakukan edukasi dan komunikasi kepada masyarakat di tempat penelitian.

Pencegahan Gizi Buruk

Secara teratur menimbang anak di Posyandu Berikan ASI saja pada bayi berusia 2 tahun Berikan makanan pendamping ASI sesuai usia dan kesehatan anak Berikan makanan beraneka ragam bagi anggota keluarga lainnya Beritahukan petugas kesehatan/kader bila anak sakit atau mengalami gangguan

pertumbuhan.

48

Page 49: Skenario 3 Wrap Up Fix

Biasakan Makan Aneka Ragam Makanan

Makan 2-3 kali sehari yang terdiri dari 4 macam kelompok bahan makanan Makanan pokok (sumber zat tenaga): beras, jagung, ubi, singkong, mie, dll. Lauk pauk (sumber zat pembangun): ikan, telor, ayam, daging, tempe, kacang-

kacangan, tahu, dll). Sayuran dan buah (sumber zat pengatur): bayam, kangkung, wortel , buncis, kacang

panjang, daun singkong, daun katuk, pepaya, pisang, jeruk, semangka, dll. Dari tiap kelompok bahan makanan dan jenis yang dikonsumsi, maka makin banyak

jenisnya makin baik dan ditambah dengan susu. Mencegah penyakit Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), yang ditandai

dengan membesarnya kelenjar gondok do daerah leher, sehingga mengurangi daya tarik seseorang. Dan pertumbuhan anak tidak normal (kerdil).

Biasakan makan pagi

Untuk menjaga tubuh, agar dapat berkerja atau belajar dengan baik Membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran Membantu mencukupi zat gizi

Menjaga kesehatan dan pertumbuhan anggota keluarga, khususnya balita dan ibu hamil

Ibu hanya memberikan ASI saja pada bayi sampai usia 4 bulan ASI, makanan bayi yang paling sempurna, murah dan mudah memberikannya ASI saja mencukupi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dengan normal

sampai bayi berumur 4 bulan ASI yang pertama keluar (kolustrum) berwarna kekuningan, mengandung zat

kekebalan untuk mencegah timbulnya penyakit. Oleh karena itu, harus diberikan kepada bayi dan jangan sekali-kali dibuang

Keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi 0-4 bulan

Dengan ASI mempererat ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.

LI 3 Memahami dan menjelaskan RISKESDAS

DEFINISI

Riset Kesehatan Dasar adalah riset berbasis masyarakat untuk mendapatkan gambaran kesehatan dasar masyarakat, termasuk biomedis yang menggunakan sampel Susenas Kor dan informasinya mewakili tingkat kabupaten/kota, Propinsi dan nasional.

TUJUAN dan MANFAAT

a.Tujuan Umum

Mengetahui data dasar kesehatan untuk keperluan perencanaan di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional.

b. Tujuan khusus: a. Mengukur prevalensi penyakit menular dan tidak menular, riwayat penyakit keturunan

termasuk data biomedisnya

b. Mengetahui faktor risiko penyakit menular dan tidak menular

c. Mengetahui ketanggapan sistem kesehatan di unit pelayanan kesehatan

49

Page 50: Skenario 3 Wrap Up Fix

d. Mengukur angka kematian dan menelusuri sebab kematian

MANFAAT PENELITIAN 1. Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota:

  - Mampu merencanakan, melaksanakan survei kesehatan lanjutan di wilayahnya.

  - Mampu menyusun perencanaan program lebih akurat, sesuai situasi dan kondisi tiap kabupaten/kota.

  - Mempunyai bahan advokasi yang berbasis bukti.

2. Untuk Provinsi dan Pusat

  - Mampu memetakan masalah kesehatan dan menajamkan prioritas pembangunan kesehatan antar wilayah.

METODOLOGI  1. Kerangka Konsep 

2. Disain RisetDisain penelitian adalah survei berskala besar, potong lintang (cross-sectional), non-intervensi/observasi 

3. Tempat dan Waktu Lokasi riset adalah seluruh provinsi (33 provinsi), di seluruh kabupaten/ kota (+ 400 kabupaten/ kota), di Indonesia.

50

Page 51: Skenario 3 Wrap Up Fix

4. Populasi dan Sampel Populasi riset untuk Riskesdas adalah semua rumah-tangga di Indonesia. Sampel untuk Riskesdas adalah rumah-tangga terpilih di BS terpilih menurut sampling yang dilakukan oleh BPS untuk Susenas 2007 (sampel Kor). 

Seluruh anggota rumah-tangga terpilih merupakan unit observasi/ pengamatan dalam rumah-tangga, sesuai dengan kuesioner yang telah disiapkan. Instrumen untuk wawancara, pemeriksaan antropometri dipergunakan untuk seluruh anggota rumah tangga terpilih.

Sampel garam rumah-tangga untuk pemeriksaan titrasi kadar Yodium dan sampel pemeriksaan yodium dalam urin sebesar 10 persen dari BS terpilih. Responden pemeriksaan urin adalah anak usia sekolah (6-12 tahun), laki-laki atau perempuan.

Untuk data biomedis dengan pengambilan spesimen darah, hanya 10 persen BS yang dipilih di daerah perkotaan dan pedesaan, atau sebesar 28 ribu rumah-tangga. Sampel untuk biomedis sebanyak 4 anggota rumah tangga dengan klasifikasi 2 orang dewasa laki-laki dan perempuan (kepala rumah tangga dengan istri/suami), satu anak balita (1-4 tahun), dan satu anak (5-14 tahun).

5. Kerangka Sampel Kerangka pengambilan sampel (sampling frame) menggunakan blok sensus (BS) dari Badan Pusat Statistik (BPS). Cara pengambilan sampel adalah cluster sampling dengan menggunakan blok sensus BPS. Rancangan sampel 2 tahap di daerah perkotaan dan 3 tahap di daerah perdesaan. Untuk rancangan sampel 2 tahap, tahap-1 dari kerangka sampel BS dipilih sejumlah BS secara PPS (probability proportional to size) menggunakan linear systematic sampling dengan size adalah banyaknya rumah-tangga hasil listing di setiap BS hasil P4B (Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan). Pada tahap-2, dari jumlah rumah-tangga hasil listing di tiap BS terpilih, dipilih 16 rumah-tangga secara linear systematic sampling. Untuk rancangan sampel 3 tahap, hampir sama dengan 2 tahap, hanya sesudah tahap-1, dibentuk sejumlah sub-BS. Selanjutnya dipilih satu sub-BS secara PPS dengan size banyaknya rumah-tangga hasil listing di setiap sub-BS hasil P4B. Pada tahap-3, dari jumlah rumah-tangga hasil listing di tiap BS terpilih, dipilih 16 rumah-tangga secara linear systematic sampling. 

6. Besar SampelBerdasarkan perhitungan dengan rumus:

                      n = Z2 x P (1-P) x DE                                      d2

Bila digunakan p=50%, z=1,96 dan d=0,15 maka besar sampel adalah 171 rumah tangga / kecamatan. Penggunaan cluster sampling memerlukan design effect, yang biasanya dipakai angka 2, sehingga jumlah sampel per kecamatan adalah 171 x 2 = 342 rumah tangga. Perkiraan drop out sebesat 10%, maka sampel yang dibutuhkan adalah 100/90 x 342 = 381 rumah tangga. Untuk kepraktisan di lapangan maka dibulatkan besar sampel per kabupaten adalah 400 rumah tangga. 

Dengan menggunakan kerangka sampling BPS dan perkiraan jumlah sampel di atas, di seluruh Indonesia didapatkan 280 ribu rumah-tangga terpilih. Jumlah rumah-tangga tiap provinsi dan kabupaten/ kota berbeda sesuai dengan prinsip PPS tersebut.

51

Page 52: Skenario 3 Wrap Up Fix

Rumah tangga terpilih oleh BPS dalam KOR Susenas 2007, apabila dalam proses pengumpulan data Riskesdas menolak, tidak dapat digantikan dengan rumah-tangga lainnya

7. Kriteria Inklusi dan EksklusiSeluruh anggota rumah tangga dalam rumah tangga terpilih dijadikan sebagai responden untuk wawancara dengan kuesioner yang telah disiapkan, dan dilakukan pengukuran antropometri.

Pemeriksaan visus pada responden usia ≥ 5 tahun.

Pemeriksaan gigi permanen. pada responden usia ≥ 12 tahun.Pemeriksaan tekanan darah pada responden usia ≥ 12 tahun Sampel responden pemeriksaan yodium dalam urin adalah anak usia sekolah (6-12 tahun) laki-laki atau perempuan.

Sedangkan pengambilan spesimen darah dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

a. Kriteria inklusiSemua orang yang terpilih dalam DSRT-BPS dimasukkan sebagai responden dengan kriteria sebagai berikut :   � Anak usia 12 - 59 bulan   � Anak usia 5 - 14 tahun   � Perempuan dewasa usia ≥ 15 tahun   � Laki-laki dewasa usia ≥ 15 tahun

b. Kriteria eksklusi    � Usia diluar kriteria inklusi    � Ibu hamil    � Sakit berat    � Jompo    � Menolak menjadi responden

8. Data yang DikumpulkanJenis data yang dikumpulkan secara lengkap dapat dilihat pada Instrumen terlampir. Secara garis besar data yang dikumpulkan terdiri dari blok-blok pertanyaan sebagai berikut: 

a. Pengenalan Tempat

b. Keterangan Rumah-tangga

c. Keterangan Pewawancara

d. Keterangan Anggota Rumah-tangga

e. Mortalitas

f. Autopsi Verbal untuk Kejadian Kematian

g. Manajemen Pelayanan Kesehatan

52

Page 53: Skenario 3 Wrap Up Fix

h. Sanitasi Lingkungan

i. Konsumsi Makanan Rumah-tangga

j. Penyakit Menular, Tidak Menular, dan riwayat penyakit turunan

k. Ketanggapan Pelayanan Kesehatan (Rawat Inap dan Rawat Jalan)

l. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Kesehatan

m. Disabilitas/ ketidak mampuan

n. Kesehatan Mental

o. Imunisasi dan Pemantauan Pertumbuhan Balita

p. Kesehatan bayi

q. Pengukuran dan Pemeriksaan

Jenis data biomedis dari spesimen darah yang dikumpulkan menghasilkan data tentang:

a. Penyakit menular (DHF, TB paru, malaria, rubella, HIV, demam typhoid, PMS, CMV).

b. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (DPT, polio, campak, hepatitis).

c. Penyakit tidak menular/ kronik degeneratif (DM, dislipidemia, thyroid, kardiovaskuler, thrombosis, neoplasma).

d. Kelainan gizi (anemia, defisiensi mikronutrien).

e. Penyakit kelainan bawaan (thalasemia).

Semua sampah biomedis akan dikelola oleh RS yang ditunjuk untuk dimusnahkan sesuai prosedur universal precaution.

9. Prosedur Pengambilan, Transportasi, Penyimpanan dan Pemeriksaan Spesimen Darah

* Prosedur Pengambilan, Transportasi, Penyimpanan dan Pemeriksaan Spesimen Darah.

*Untuk pemeriksaan spesimen secara biologi molekuler dan imunologi akan dilakukan secara bertahap. Seluruh spesimen darah akan disimpan di laboratorium Badan Litbang Kesehatan, Jakarta.

* Sebagian hasil pemeriksaan akan disampaikan kepada responden, sebagian ke Puskesmas, sebagian ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk ditindak-

53

Page 54: Skenario 3 Wrap Up Fix

lanjuti.

*Seluruh pemeriksaan spesimen darah dilakukan sesuai prosedur baku yang dilakukan di laboratorium kesehatan.

10. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan DataPengembangan instrumen kuesioner dilakukan oleh Pokja Persiapan Riskesdas berdasarkan indikator yang telah disepakati di tingkat global seperti Millennium Development Goals (MDGs), Grand Strategy Kesehatan, Standar Pelayanan Minimal (SPM), maupun masukan dari Unit Utama Depkes. 

Instrumen dan peralatan terdiri dari:

a. Kuesioner (Daftar Sampel Rumah Tangga / DSRT, instrumen rumah-tangga dan Individu).

b. Kantong plastik untuk sampel garam

c. Peralatan medis (pengukur tekanan darah digital, alat pemeriksaan visus, alat pemeriksaan gigi)

d. Peralatan antropometri (alat ukur tinggi dan panjang badan (microtoise, length measuring board), timbangan berat badan digital, pita lingkar lengan atas / LILA, pita ukur lingkar perut).

e. Pot penampung urin

f. Peralatan pengambilan darah vena

g. Peralatan penyimpanan spesimen darah (sebelum dikirim ke Badan Litbang Kesehatan).

Prosedur pengumpulan data akan dilakukan dengan membentuk tim yang terdiri dari 4 orang yaitu: 1 orang ketua tim sekaligus sebagai koordinator lapangan 3 orang pewawancara, sekaligus melakukan pengukuran dan pemeriksaan

Setiap tim bertanggung jawab pada 10-15 BS yang akan diselesaikan dalam waktu 4-6 minggu. Jumlah tim pengumpul data di tiap Kabupaten/ Kota bervariasi, tergantung pada jumlah BS. 

Pengumpulan data Riskesdas dilakukan sesudah pengumpulan data Susenas 2007 (yang dilakukan oleh BPS). Bila pengumpulan data Susenas dilakukan bulan Juli -Agustus 2007, pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas akan dilakukan segera sesudahnya yaitu bulan September - November 2007. Semua sampel Susenas (Kor) sebanyak 280 ribu rumah-tangga merupakan juga sampel Riskesdas (tidak dapat dilakukan penggantian sample).

Pengukuran antropometri, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan visus dan gigi-mulut, dilakukan sesuai dengan prosedur baku (lihat lampiran).

54

Page 55: Skenario 3 Wrap Up Fix

Untuk pengumpulan data biomedis (spesimen darah), dilakukan oleh tim tersendiri yang terdiri dari 2 orang petugas laboratorium yang ditunjuk. Pengumpulan data biomedis dilakukan hanya pada sub-sampel (10 persen dari BS terpilih di daerah perkotaan dan pedesaan). 

Untuk pengambilan spesimen, berdasarkan kelaziman di lapangan, diputuskan hal-hal sebagai berikut:

1. Bayi tidak diambil darah.

2. Anak balita (1-4 tahun) dan anak (5-14 tahun) diambil darahnya sebanyak 5 cc, separuh untuk pemeriksaan langsung di lapangan, separuh disimpan untuk selanjutnya dikirim ke pusat (Balitbangkes) untuk pemeriksaan serologis.

3. Dewasa perempuan dan laki-laki diambil darahnya sebanyak 15 cc, 5 cc untuk pemeriksaan langsung di lapangan dan sisanya disimpan untuk selanjutnya dikirim ke pusat (Balitbangkes) untuk pemeriksaan serologis.

Jumlah subyek yang diambil darahnya adalah sebagai berikut:

Subyek Volume Peruntukan

Anak balita 5 cc2 cc untuk pemeriksaan langsung3 cc untuk pemeriksaan serologis

Anak 5 cc2 cc untuk pemeriksaan langsung3 cc untuk pemeriksaan serologis

Dewasa perempuan 15 cc5 cc untuk pemeriksaan langsung 10 cc untuk pemeriksaan serologis

Dewasa laki-laki 15 cc5 cc untuk pemeriksaan langsung 10 cc untuk pemeriksaan serologis

Darah untuk pemeriksaan serologis akan dimasukkan ke dalam tabung dan secara berkala (diperkirakan setiap 3 hari atau 2 kali seminggu) dibawa oleh kurir ke laboratorium terdekat yang mempunyai fasilitas penyimpanan darah.

11. Bahan Pengumpulan DataBahan pengumpulan data terdiri dari instrumen pengumpulan data (kwesioner) dan peralatan.Kuesioner untuk wawancara telah diuji-coba terlebih dahulu untuk mengetahui masalah dalam tingkat kesulitan, pemahaman bahasa dan istilah kesehatan, alur pertanyaan. Kuesioner hari uji coba direvisi. Alat pengukuran akan ditera sebelumnya, untuk meningkatkan validitasnya.

12. Organisasi Pengumpulan DataOrganisasi pengumpulan data Riskesdas adalah sebagai berikut:

1. Di tingkat pusat dibentuk Tim Penasehat, Tim Pengarah, Tim Pakar, Tim Teknis, Tim Manajemen dan Tim Pelaksana Pusat:

55

Page 56: Skenario 3 Wrap Up Fix

  - Tim Penasehat terdiri dari Menkes dan Kepala BPS, Kepala BKKBN dan Pejabat eselon I Depkes.

  - Tim Pengarah terdiri dari Kabadan, Pejabat eselon I, eselon II Depkes dan sektor terkait.

  - Tim Pakar terdiri dari para ahli di bidangnya masing-masing.

  - Tim Teknis terdiri dari Pejabat eselon II di lingkungan Balitbangkes dan BPS

  - Tim Manajemen terdiri dari Pejabat eselon II, eselon III Balitbangkes

  - Tim Pelaksana Pusat membentuk Koordinator Wilayah (korwil), setiap korwil mengkoordinir beberapa provinsi.

2. Di tingkat provinsi dibentuk Tim Pelaksana Riskesdas Provinsi:

  - Tim Pelaksana di tingkat provinsi diketuai oleh Kadinkes Provinsi, Kasubdin Bina Program, Peneliti Balitbangkes, dan Kasie Litbang/ Kasie Puldata Dinkes Provinsi.

3. Di tingkat kabupaten/kota dibentuk Tim Pelaksana Riskesdas Kabupaten/Kota :

  - Tim Pelaksana di tingkat kabupaten/ kota diketuai oleh Kadinkes Kabupaten, Kasubdin Bina Program tingkat kabupaten, Peneliti Balitbangkes, Politeknik Kesehatan (Poltekes), dan Kasie Litbangda.

Di tingkat Kabupaten/ Kota dibentuk Tim Pengumpul Data. Banyaknya tim pengumpul data tergantung kepada jumlah Blok Sensus (BS) di Kabupaten/ Kota tersebut. Setiap tim pengumpul data mencakup 10 -15 BS. Tiap tim pengumpul data terdiri dari 4 orang yang diketuai oleh Ketua Tim (Katim). Kriteria tim pengumpul data (termasuk Katim) adalah minimal D3 bidang kesehatan terutama keperawatan, dapat bekerja penuh selama pengumpulan data Riskesdas yang diperkirakan selama 1 bulan di lapangan.

Tenaga pengumpul data akan direkrut dari tenaga Poltekkes, tenaga Stikes. Kekurangan tenaga pengumpul data dapat menggunakan staf Dinas Kesehatan kabupaten dengan persetujuan kepala bidang masing-masing untuk dibebaskan dari tugas rutin.

Tenaga pengumpul darah adalah tenaga laboratorium yang telah disepakati

13. Manajemen dan Analisis DataData hasil pengukuran dan wawancara tiap tim dikumpulkan di Tim Pelaksana tingkat Kabupaten. Kelengkapan data tersebut telah diverifikasi oleh Ketua Tim. Manajemen data dilakukan oleh Korwil masing-masing. Manajemen data di korwil meliputi penomoran, editing, pemrosesan data (data entry, dan cleaning). Program komputer untuk manajemen data tersebut disiapkan oleh Badan Litbang Kesehatan. Untuk data autopsi verbal (sebab kematian), setelah diberi nomor/dibukukan, dikirim ke tingkat pusat (Balitbangkes) untuk dianalisis dan ditegakkan diagnosis penyebab kematian, sesuai International Classification of Diseases, tenth revision (edisi 2006).

56

Page 57: Skenario 3 Wrap Up Fix

Setelah masing-masing korwil menyelesaikan manajemen data, data dikirim ke pusat (Balitbangkes) untuk disatukan, dilakukan verifikasi akhir dan pembobotan. Analisis awal tingkat nasional akan dilakukan di tingkat pusat. Data yang telah bersih, akan dikembalikan ke masing-masing korwil guna dilakukan analisis. Analisis data di tingkat Kabupaten/Kota berupa frekuensi distribusi dan tabulasi silang terhadap berbagai variabel. Untuk data yang representatif pada tingkat provinsi, akan dianalisis di tingkat provinsi. Dinas Kesehatan Povinsi melakukan analisis data untuk membandingkan indikator kesehatan antar kabupaten dan profil kesehatan tingkat provinsi.

Balitbangkes melakukan analisis di tingkat pusat untuk membandingkan indikator kesehatan antar provinsi, profil kesehatan nasional dan membuat analisis kecenderungan, membandingkan dengan hasil survei sejenis yang sudah dilakukan pada periode sebelumnya dan membandingkan hasil survei serupa dengan negara lain.

LI 4 Memahami dan menjelaskan pola hidup anak yang tidak sehat

1. Melewatkan sarapan

Melewatkan sarapan telah lama diketahui menghambat perkembangan dan kemampuan belajar seorang anak. Sebab tanpa sarapan yang penting itu, kadar gula darah anak akan tetap rendah sehingga menyebabkan kelelahan, kelesuan, kurangnya konsentrasi di kelas, mudah tersinggung, performa kerja yang buruk dan peningkatan kecenderungan untuk melakukan kesalahan saat mengerjakan tugas atau tes.

Tak sarapan juga telah lama dikaitkan dengan obesitas pada anak-anak karena remaja dan anak-anak yang tidak melakukannya akan cenderung mengonsumsi makanan tak sehat seperti makanan cepat saji, keripik, permen dan cokelat dalam rangka meningkatkan energi mereka.

Solusi:

Meski setiap pagi, rumah akan selalu dipenuhi dengan kepanikan sebelum berangkat beraktivitas, penting untuk meluangkan waktu beberapa menit untuk sarapan singkat. Tak perlu dengan menu yang lengkap, cukup kombinasikan protein dan karbohidrat (seperti sereal berserat tinggi dan susu rendah lemak; atau roti gandum panggang dan telur rebus). Jangan lupa juga tambahkan buah.

2. Kurang makan buah dan sayur

Buah-buahan dan sayur-sayuran sarat dengan nutrisi super. Berbagai studi telah menunjukkan bagaimana besarnya manfaat mengonsumsi sedikitnya lima porsi buah dan sayur sehari dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung, stroke hingga beberapa jenis kanker.

Solusi:

Mengonsumsi lima porsi buah dan sayur dalam sehari sebenarnya tidaklah sulit: sempatkan makan dua buah di pagi hari, lalu makan salad atau sup sayur saat makan siang (bisa juga dengan menambahkan cemilan seperti cocktail tomat, wortel atau mentimun pada kotak makan siang anak) dan konsumsi dua jenis sayuran untuk makan malam.

Selain itu, dorong anak untuk lebih banyak makan buah dan sayuran dengan selalu menyiapkan buah-buahan dan sayuran segar di lemari es. Lebih dari itu, biasakan nyemil buah atau sayuran di depan anak, dengan begitu cepat atau lambat anak akan menirunya.

3. Tidak rutin berolahraga

57

Page 58: Skenario 3 Wrap Up Fix

Padahal olahraga rutin banyak sekali manfaatnya, mulai dari meningkatkan kesehatan tulang, otot dan sendi; menambah energi dan daya konsentrasi; mendorong sistem kekebalan tubuh; memperbaiki kualitas tidur dan menurunkan risiko sejumlah penyakit serius akibat gaya hidup seperti diabetes.

Bahkan untuk anak-anak, manfaat olahraga jauh lebih kentara karena aktivitas fisik ini dapat meningkatkan kemampuan koordinasi tubuh, mempertajam daya pikir, membangun harga diri sekaligus kepercayaan diri serta mengurangi tingkat kecemasan dan stres.

Solusi:

Meski orang dewasa direkomendasikan untuk berolahraga sedikitnya 30 menit perharinya tapi anak-anak justru harus didorong untuk berolahraga selama 60 menit perhari. Tak perlu melakukan satu jenis latihan fisik selama durasi itu karena orangtua bisa mengajari anak untuk mengkombinasikan sejumlah latihan fisik, misalnya jalan kaki selama 30 menit, bersepeda 10 menit dan 20 menit bermain seperti lompat tali atau berkejaran dengan anjing.

Anda juga bisa mengarahkannya agar fisiknya lebih aktif dengan mendorongnya berpartisipasi dalam olahraga, kelas tari atau bela diri. Bisa juga dengan mengajak mereka melakukan aktivitas bersama seperti mengajak anjing jalan-jalan, menyapu dedaunan yang berjatuhan di taman rumah atau membersihkan karpet. Beri contoh pada anak dengan aktif berolahraga atau melakukan kegiatan fisik dan luangkan waktu untuk family outing seperti bersepeda atau mendaki gunung bersama.

4. Kurang tidur

Kurang tidur mungkin terdengar sepele tapi hal ini telah lama diketahui menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.Bahkan kurang tidur kronis dapat menimbulkan konsekuensi negatif untuk seumur hidup.

Pasalnya, ketika tidur tubuh memperoleh kesempatan untuk memulihkan dirinya sendiri setelah seharian beraktivitas. Lagipula jam tidur yang cukup dapat membantu Anda mempertajam daya pikir sekaligus melawan infeksi.

Tak hanya itu, kurang tidur juga mempengaruhi stok energi, mood, kebiasaan makan, kemampuan memecahkan masalah (problem-solving skill) serta kemampuan belajar, termasuk mencegah tubuh memulihkan diri dari cedera.Apalagi bagi anak-anak tidur itu begitu penting karena aktivitas ini membantu mereka tumbuh, berkembang dan berfungsi secara optimal.

Bahkan sejumlah studi telah mengaitkan antara kurang tidur dengan obesitas, gangguan pemusatan pikiran, diabetes hingga penyakit jantung paa anak-anak.

Solusi:

Tanamkan rutinitas tidur yang teratur pada anak. Salah satunya dengan membatasi waktu anak untuk menonton televisi atau bermain game di malam hari serta memastikan anak berangkat tidur di jam yang sama setiap malamnya dalam lingkungan rumah yang nyaman, aman dan tenang.

Namun seberapa besar kebutuhan tidur anak bergantung pada usia dan kadar aktivitasnya, biasanya berkisar antara 9-12 tahun. Untuk mengetahui apakah anak Anda mendapatkan jam tidur yang cukup atau tidak, cobalah amati apakah di pagi hari anak Anda bisa bangun sendiri atau tidak. Jika iya, itu tandanya ia mendapatkan jam tidur yang memadai. Jika harus dibangunkan, biasakan si anak untuk tidur lebih cepat.

58

Page 59: Skenario 3 Wrap Up Fix

5. Malas mencuci tangan

Lini pertama pertahanan Anda terhadap berbagai kuman dan penyakit terdapat pada kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air.Tapi sayangnya banyak orang yang enggan melakukannya atau tak melakukannya dengan benar.

Padahal kuman dan penyakit yang masuk ke dalam tubuh karena malas mencuci tangan bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan mulai dari flu biasa hingga penyakit parasit seperti E. coli, Giardia dan Salmonella yang dapat menyebabkan sakit serius.

Solusi:

Ajari anak untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air sebelum makan, setelah memakai toilet, setelah memegang hewan peliharaan, sebelum dan setelah menyentuh makanan mentah, setelah batuk, bersin atau melecit. Namun yang terpenting adalah berikan aturan yang sama untuk diri Anda sendiri.

Berikut ini adalah beberapa carasederhana tentang apa yang harus orang tua ajarkan kepada anak-anak tentang gaya hidup sehat.

1. Anda tidak dapat memiliki kesehatan yang baik tanpa gizi yang baik.

2. Makan buah-buahan dan sayuran mentah sebanyak mungkin.

3. Makan beberapa jenis protein setiap kali makan. (Makan daging yang cukup dan makan lebih banyak ikan)

4. Makanlah dalam porsi kecil setiap hari dengan gizi seimbang.

5. Minum air putih yang cukup setiap hari.

6. Istirahat yang cukup.

7. Ajarkan anak-anak Anda pentingnya olahraga teratur.

8. Ajarkan anak-anak Anda pentingnya suplemen.

9. Ajarkan anak-anak Anda bagaimana menghindari stres dan bagaimana menghadapinya ketika hal itu tidak dapat dihindari.

10. Ajarkan anak-anak Anda bahaya dari gula, lemak, dan kafein.

LI 5 Memahami dan menjelaskan PHBS dalam pandangan islam

Dalam kehidupan manusia pasti melewati tiga hal, yaitu sehat, sakit dan mati. Sehat dan sakit merupakan rona dan dinamika yang abadi selama manusia masih hidup di muka bumi. Ini yang harus disikapi dengan bijak dan adil bagi umat beragama. Sehat menurut batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. WHO pada tahun 1984 menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian kesehatan seutuhnya. Bila sebelumnya pada tahun 1947 WHO memberikan batasan sehat hanya dari 3 aspek saja, yaitu sehat dalam arti fisik (organobiologik), sehat

59

Page 60: Skenario 3 Wrap Up Fix

dalam arti mental (psikologik/psikiatrik) dan sehat dalam arti sosial; maka sejak 1984 batasan tersebut sudah ditambah dengan aspek agama (spiritual).

Islam sejak awal sangat mementingkan hidup sehat melalui tindakan promotif-preventif-protektif. Langkah dimulai dari pembinaan terhadap manusia sebagai subjek sekaligus objek persoalan kesehatan itu sendiri. Islam menanamkan nilai-nilai tauhid dan manifestasi dari tauhid pada diri manusia. Nilai-nilai tersebut mampu merubah persepsii tentang kehidupan manusia yang pada gilirannya tentu saja dapat merubah perilakunya. perilaku yang diharapkan dari manusia yang bertauhid adalah perilaku yang merealisasikan ketaatan kepada perintah dan larangan Allah SWT.

Islam memandang kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena itu Rasulullah saw. menegaskan bahwa orang Islam yang kuat lebih baik dan lebih disenangi di mata Allah daripada orang mukmin yang lemah seperti diungkapkan dalam hadis berikut:

�ف� الض�ع�ي الم�ؤ�م�ن� م�ن� الله� �لى� إ �ح�ب� و�أ �ر� ي خ� الق�و�ي� الم�ؤ�م�ن�

“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disenangi di mata Allah daripada orang mukmin yang lemah”. (HR. Muslim)

Senada dengan hadis ini, ada pepatah Arab yang menyatakan:

� �م �ي ل الس� � م الج�س� ف�ي� �م� �ي ل الس� الع�ق�ل�

“Akal yang sehat terdapat dalam jiwa yang sehat”.

Mengingat pentingnya kesehatan sebagaimana diungkapkan dalam hadits di atas, maka menjaga kesehatan merupakan perintah wajib bagi setiap muslim. Karena dalam kaidah hukum Islam “perintah terhadap sesuatu juga berarti perintah untuk melaksanakan perantaranya”. Artinya jika membangun badan/fisik yang sehat merupakan perintah wajib, maka melakukan perbuatan untuk menjaga kesehatan hukumnya wajib pula.

Secara filosofis, makna kesehatan menurut ajaran Islam adalah kesehatan dalam diri manusia yang meliputi sehat jasmani dan rohani atau lahir dan batin. Orang yang sehat secara jasmani dan rohani adalah orang berperilaku yang lebih mengarah pada tuntunan nilai-nilai ruhaniyah, sehingga melahirkan amal saleh. Ada empat faktor utama yang mempengaruhi kesehatan, ialahh lingkungan (yang utama), perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik. Bila ditilik semuanya tetaplah bemuara pada manusia. Faktor lingkungan yang mencakup fisik, biologi, sosial, dan ekonomi  mempunyai pengaruh paling besar terhadap kondisi kesehatan. Manusialah yang paling memiliki kemampuan untuk memperlakukan dan menata lingkungan hidup

Ketika Islam memandang kesehatan merupakan faktor yang sangat penting, maka Islam juga memberikan petunjuk bagaimana hidup sehat. Di antara yang sangat ditekankan dalam Islam adalah faktor makanan. Islam menyuruh kaum muslim tidak memakan makanan kecuali makanan yang halal dan bergizi seperti dalam firman Allah SWT:

'ا (ب ط�ي ح�الال األر�ض� ف�ي م�م�ا �وا �ل ك �اس� الن �ه�ا ي� أ ا

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik (bergizi) dari apa yang terdapat di bumi….”. (QS. Al-Baqarah: 168)

Makanan yang halal dan bergizi akan membuat tubuh kuat dan tahan terhadap serangan penyakit. Dengan tubuh yang sehat dan kuat ini maka kemungkinan tertular penyakit menjadi kecil. Orang yang mudah terserang penyakit adalah orang-orang yang tidak memiliki antibody yang kuat yang biasanya disebabkan kondisi fisik yang tidak sehat. Karena itu,

60

Page 61: Skenario 3 Wrap Up Fix

kesehatan tubuh harus benar-benar diperhatikan dengan mengonsumsi makanan-makanan yang halal dan bergizi. Makanan yang halal dalam Islam adalah makanan-makanan yang terpilih tidak saja dari segi substansi makanannya tetapi juga dari segi asal makanan diperoleh. Konsep kesehatan dalam Islam tidak hanya mengutamakan kesehatan fisik tetapi juga psikis.

Sedangkan makanan yang bergizi adalah makanan-makanan yang lebih spesifik lagi dari sekian banyak makanan yang halal. Sehingga dengan kriteria makanan yang halal dan bergizi ini, makanan yang masuk ke dalam perut manusia benar-benar makanan yang terpilih. Islam menyadari betul bahwa perut adalah sumber munculnya berbagai macam penyakit, karena itu agar tubuh sehat, makanan yang akan masuk ke dalam perut harus disaring terlebih dahulu, baik aspek gizi maupun kehalalannya.

Urgensi Kebersihan dan Kesehatan

Islam tidak membiarkan manusia di alam ini terbelenggu dalam persoalan yang tidak dapat dipecahkan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:

(ب� الط�ي م�ن� �يث� ب �خ� ال �م�يز� ي �ى ت ح� �ه� �ي ع�ل �م� �ت ن� أ م�ا ع�ل�ى �ين� �م�ؤ�م�ن ال �ذ�ر� �ي ل �ه� الل �ان� ك ا

“Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk dari yang baik”. (QS. Ali Imran: 179)

Landasan nilai tauhid mengajarkan agar setiap muslim bergaya hidup bersih dan sehat. Ini merupakan cara efektif untuk menghindari sakit. Kebersihan misalnya, sangat ditekankan oleh Islam dan dinilai sebagai cerminan dari Iman seseorang. Kewajiban membersihkan dari najis, hadats kecil, janabah, sunnah untuk bersiwak membuktikan bahwa Islam sangat perduli terhadap kebersihan fisik dan jiwa. Dengan berwudhu, seorang muslim akan secara langsung membersihkan tangan (yang biasanya menjadi pangkal masuknya penyakit ke dalam mulut) dan muka. Kemudian, mencuci kemaluan dengan air setelah buang air kecil atau buang air besar. Adapun, ibadah puasa memberikan pengaruh sangat baik terhadap kesehatan perut. Dengan puasa, sistem pencernaan yang bekerja, laksana mesin mendapatkan kesempatan untuk diistirahatkan

Dari hidup bersih menuju hidup sehat. Islam mengantisipasi sesuatu yang mengganggu kesehatan, yaitu penyakit. Penyakit dalam pandangan Islam merupakan sesuatu yang harus diberantas. Sebab, orang yang terjangkit penyakit pastilah mengganggu pelaksanaan ibadah secara sempurna dan menghambat produktifitas manusia. Islam mengajarkan pengobatan, tetapi Islam lebih menekan pada pencegahan terkena penyakit. Oleh karena itu, perlu umat Islam mempunyai perspektif bahwa membangun kesadaran hidup bersih, sehat dan mengobati penyakit adalah bagian dari dakwah Islam

Karena itu, salah satu tujuan dari ajaran Islam ialah menghilangkan kemadharatan/bahaya (daf’u al-dharar) yang menimpa  manusia baik bahaya yang mengancam fisik maupun psikis. Tujuannya adalah agar manusia dapat menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah SWT. -menyembah dan mengabdi kepada-Nya- di muka bumi ini dengan baik. Jika kondisi fisik atau psikis seseorang tidak sehat tentu ia tidak akan dapat menunaikan tugas tersebut dengan baik. Karena itu, Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan dan menganjurkan agar manusia menjaga kesehatan.Di samping itu, untuk mencapai tubuh yang sehat, dalam pandangan Islam tidak cukup hanya mengandalkan faktor internal tubuh manusia saja, tetapi juga faktor lingkungan. Sebaik apapun makanan yang dikonsumsi manusia, jika lingkungannya tidak sehat atau tidak bersih, maka ancaman penyakit masih tetap besar. Karena penyakit bisa datang melalui makanan yang dikonsumsi dan bisa juga melalui udara dan hewan yang kotor. Maka dari itu, Islam juga sangat menekankan kebersihan.

61

Page 62: Skenario 3 Wrap Up Fix

Kesimpulan

Dua konsep Islam tentang kebersihan dan kesehatan sangat tepat untuk membangut sumber daya manusia yang berkualitas. Karena untuk menjadi manusia yang produktif dan kreatif prasyaratnya harus bergaya hidup bersih dan sehat. Kondisi sehat ialah manusianya yang memiliki ketahanan tubuh yang kuat, sehingga tercipta generasi dan masyarakat yang tercantum dalam firman Allah SWT:

د�يد'ا س� ق�و�ال �وا �ق�ول �ي و�ل �ه� الل �ق�وا �ت �ي ف�ل �ه�م� �ي ع�ل اف�وا خ� ض�ع�اف'ا �ة' ي ذ�ر( �ف�ه�م� ل خ� م�ن� �وا ك �ر� ت �و� ل �ذ�ين� ال �خ�ش� �ي و�ل

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (an Nisaa’:9)

�اس� �لن ل �ف�ع�ه�م� ن� أ الله� �د� ن ع� �اس� الن �ر� ي خ�

"Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain." (Al-Hadits)

62

Page 63: Skenario 3 Wrap Up Fix

DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

http://fk.uns.ac.id/static/file/Gizi.pdf

http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/Buku%20Pedoman%20pelayanan%20anakdfr.pdf

http://www.bbkpmska.com/artikel/kesehatan-paru/81-lingkungan-sehat-untuk-tb.html

http://stbm-indonesia.org/wp/wp-content/uploads/2009/12/Materi-Dakwah-Sanitasi-untuk-Sanitasi-Total-Berbasis-Masyarakat.pdf

Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

Supariasa, I.D.N. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

63