uts take home

Upload: sethiady-victorius

Post on 17-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UJIAN TENGAH SEMESTERDiajukan sebagai syarat untuk memenuhi nilaimata kuliah studi pengkajian puisiDosen Pengampu Wiekandini

Disusun olehAsep SetiadiF1G012020

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO2014

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSalah satu jenis karya sastra yang menarik untuk dikaji ialah puisi. Pengkajian terhadap salah satu genre karya satra tersebut dimaksudkan selain untuk mengungkapkan makna atau arti yang terdapat dalam puisi karangan bunga, juga diharapkan dapat memahami maksud yang ada dalam puisi tersebut. Puisi merupakan karya sastra yang kompleks, maka untuk memahaminya diperlukan analisis agar dapat diketahui bagian-bagian serta jalinannya secara nyata. Untuk menganalisis puisi dengan tepat, perlu diketahui wujud sebenarnya dari puisi tersebutSelain itu, bertolak dari teori yang dikemukakan oleh Rene Wellek, seorang filsuf Polandia, yang menganalisis puisi berdasarkan lapis-lapis norma (strata norma). Tiap-tiap norma menimbulkan lapis norma dibawahnya. Norma-norma itu terdiri dari susunan seperti berikut. Lapis norma pertama adalah lapis bunyi. Di dalam membaca puisi akan terdengar rangkaian bunyi yang dibatasi jeda pendek, jeda sedang dan jeda panjang. Suara disesuaikan dengan bahasa yang terartur, hingga menimbulkan arti. Maka, lapis bunyi menjadi dasar timbulnya lapis kedua yaitu lapis arti. Lapis arti lapis arti merupakan lapisan berupa rangkaian fonem, silaba, frase dan kalimat yang merupakan satuan-satuan arti. Rangkaian satuan-satuan arti ini menimbulkan lapis ketiga, yaitu lapisan yang berupa latar, pelaku, objek-objek yang dikemukakan, dan dunia pengarang yang biasa berupa lukisan atau cerita.Roman Ingarden menambahkan dua lapis norma yang menurutnya merupakan lapis keempat dan kelima, yaitu lapis dunia yang dipandang dari titik pandang tertentu yang tidak perlu dinyatakan, tetapi tekandung di dalamnya. Lapis metafisis berupa sifat-sifat metafisis (yang sublim, yang tragis, mengerikan atau menakutkan dan yang suci), dengan sifat-sifat ini seni dapat memberikan renungan (kontempelasi) kepada pembaca. Akan tetapi tidak semua karya sastra terdapat lapis metafisis tersebut.Puisi selain untuk di nikmati juga untuk dipahami masyarakat. Dari sebuah puisi dapat diambil banyak manfaat. Karya satra (puisi) menggambarkan karya sastra yang merupakan ekspresi konkret dan bersifat artistik yang berasal dari kehidupan manusia (Charles Baudelaire), karya sastra merupakan potret dari segala aspek kehidupan masyarakat. Pengarang menyodorkan karya satra sebagai media alternatif untuk menyampaikan kejadian sosial masyarakat pada zamanya.B. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas timbul permasalahan yang akan dikaji dalam bab pembahasan. Adapun permasalahannya, yaitu 1. Bagaimana pengertian puisi menurut beberapa ahli di dunia?2. Bagaimana membedakan antara puisi dengan prosa?3. Bagaimana analisis strata norma pada puisi Bunga, 3 karya Sapardi Djoko Damono?C. Tujuan PenelitianBerdasarkan prumusan masalah di atas, peneliti mempunyai tujuan, Memahami berbagai pengertian puisi dari beberapa ahli di dunia. Dapat membedakan antara ouisi dengan prosa secara jelas. Mendeskripsikan hasil analisis strata norma pada puisi Bunga, 3 karya Sapardi Djoko Damono.D. Manfaat PenelitianDi dalam penelitian ini, penulis memetik beberapa manfaat, Untuk mengetahui secara jelas pengertian puisi dari beberapa para ahli di dunia. Untuk mengetahui secara jelas letak perbedaan antara puisi dengan prosa. Untuk mengetahui secara jelas mengenai strata norma pada puisi yang dianalisis. Untuk memenuhi tugas tengah semester mata kuliah Pengkajian Puisi.

BAB IIPEMBAHASANPuisi yang akan dikaji adalah salah satu puisi dari Sapardi Djoko Damono yang berjudul Bunga, 3, ketika membaca puisi Bunga, 3 ini penulis mempunyai ketertarikan untuk mengkaji lebih dalam lagi. Sebelum mengkaji lebih dalam lagi, penulis akan menjabarkan beberapa pengertian puisi dari beberapa ahli di dunia dan perbedaan antara puisi dengan prosa.A. Pengertian puisi dari beberapa ahliBerikut peneliti sajikan beberapa pengertian puisi dari para ahli,1. H.B. Jassinmenjelaskan bhwa puisi adalah pengucapan dengan perasaan yang didalamnya mengandung fikiran-fikiran dan tanggapan-tanggapan.2. Ralph Waldo Emersonmenjabarkan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.3. Waluyomengemukakan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).4. Edwin Arlington Robinsonberpendapat puisi adalah bahasa yang menyampaikan sesuatu yang sukar hendak dinyatakan, tidak kira sama ada puisi itu benar atau sebaliknya.5. Muhammad Hj. Salleh, puisi merupakan bentuk sastra yang kental dengan music bahasa serta kebijaksanaan penyair dan tradisinya. Dalam segala kekentalan itu, maka pusis setelah dibaca akan menjadikan kita lebih bijaksana.6. Usman Awangmengungkapkan bhawa puisi bukanlah nyanyian orang putus asa yang mencari ketenangan dan kepuasan dalam puisi yang ditulisnya.7. Menurut Kamus Istilah SastraSudjiman, puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.8. Watt-Duntonmengatakan bahwa puisi adalah ekpresi yang kongkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.9. Ralph Waldo Emersonmengatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.10. Herman J. Waluyomendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.11. Djoko Pradopo, Puisi merupakan hasil aktivitas pemadatan, yaitu proses penciptaan dengan cara menangkap kesan-kesan lalu memadatkannya (kondensasi).12. Pradopo, Puisi merupakan aktivitas yang bersifat pencurahan jiwa yang padat, bersifat sugestif dan asosiatif.13. John Keats, Puisi adalah suatu usaha untuk membaca indah dari membayangkan narasi proses pemikiran atau logis. Dia tidak menyiratkan puisi yang tidak masuk akal atau tidak memiliki narasi.14. Carol Sebuah Duffy, Puisi adalah sebuah pakian perasaan: karya sastra darimana kata-kata tampaknya di buat khusus dari memori atau keinginan.15. George, Puisi suara musim panas ditengah hujan oragn tertawa di balik jendela menutupi jalan sempit.16. Harold Bloom, Puisi pada dasarnya adalah bahasa kiasan, terkonsentrasi sehingga bentuk kedua ekspresif dan menggugah.17. Shelly percy Bysshe, Puisi adalah catatan yang terbaik dan saat-saat paling bahagia dari bahagia dan pikiran terbaik.18. Umberto Eco, Puisi bukanlah masalah perasaan, ini adalah masalah bahasa. Ini adalah bahasa yang menciptakan perasaan.19. Mark Doty, Puisi adalah penyelidikan, bukan ekspresi dari apa yang anda ketahui.20. Rahmat Joko Pradopo, Puisiialah ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, ia mampu membangkitkan imajinasi panca indera dalam suasana yang berirama.21. Samuel Johnson, Puisi adalah seni penyatuan kesenangan dengan kebenaran melalui sentuhan imajinasi yang bernalar.22. Samuel Taylor Coleridge, Puisi adalah rangkaian kata terbaik dalam tata urut nan indah.23. Thomas Carlyle, Puisi adalah pikiran yang musical.24. Matthew Arnold, Puisi adalah di lembah kritik kehidupan.25. Wallace Stevens, Puisi adalah kenikmatan dalam kata dengan sarana kata-kata.26. W.H. Auden, Puisi adalah ekspresi yang bening dari perasaan yang berbaur.27. Charles Baudelaire, Puisi adalah karya sastra yang merupakan ekspresi konkret dan bersifat artistik yang berasal dari kehidupan manusia.28. Sumardi, Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).29. James Reeves, Puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.30. Herbert Spencer, Puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan.Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah catatan yang terbaik dan saat-saat paling bahagia dari bahagia dan pikiran terbaik sehingga dapat dirangkaikan melalui untaian kata-kata yang indah serta berirama. Sehingga, inti dari pengertian puisi itu sendiri terfokus pada kata-kata yang tersusun indah dan mempunyai makna secara eksplisit.

B. Perbedaan Puisi dengan ProsaPuisi merupakan aktifitas jiwa yang menangkap kesan-kesan, kemudian kesan-kesan tersebut dipadatkan (dikondensasikan) dan dipusatkan. Puisi merupakan pancuran jiwa yang bersifat liris (emosional) dan ekspresif. seringkali kalimat dan isinya bersifat konotatif. Prosa merupakan aktifitas penyebaran (mendispersi) ide atau gagasan dalam bentuk uraian, bahkan kadang-kadang sampai merenik. merupakan pengungkapan gagasan yang bersifat epis atau naratif. Pada umumnya bermakna denotasi, walaupun kadang ada karya yang isinya konotatif.Untuk lebih jelasnya, perhatikan cirri-ciri umum pada tabel berikut.PuisiProsa

Iramanya kuatIramanya lemah

Bahasanya terikat atau singkatBahasanya lebih panjang atau bebas

Isinya padat atau bernasIsinya tidak padat

Maknanya konotatifMaknanya denotative

Prosa terbagi kedalam dua bagian, ada prosa lama dan prosa baru. Prosa lama cenderung lebih bersifat imajinatif sedangkan prosa baru lebih bersifat realistis. Yang termasuk prosa lama, yaitu : dongeng, hikayat, silsilah atau tambo, sedangkan yang termasuk dalam kategori prosa baru, yaitu : roman, novel, cerpen, biografi, dan drama.Puisi pun terbagi kedalam dua bagian, ada puisi lama dan puisi baru. Puisi lama merupakan puisi yang terikat oleh aturan-aturan atau yang dibatasi suatu aturan tertentu. Yang termasuk kedalam kategori puisi lama, yaitu : mantra, pantun, karmina, seloka, gurindam, syair, dan talibun. Sedangkan, puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan atau dengan kata lain puisi tersebut bebas dari aturan. Di dalam puisi baru tidak dikenal rima dan irama. Gaya bahasa pada puisi baru pun berbeda dengan puisi lama yaitu cenderung lebih dinamis atau berubah-ubah. Selain itu, puisi baru ditulis oleh pengarang yang diketahui identitasnya.

C. Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma pada Puisi Bunga, 3 karya Sapardi Djoko DamonoBunga, 3seuntai kuntum melati yang diranjang itu sudah berwarna coklatketika tercium udara subuh dan terdengar ketukan dipintu tak ada sahutanseuntai kuntum melati itu sudah kering:wanginya mengeras diempat penjuru dan menjelma: Kristal-kristal diudara ketikaterdengar ada yang memaksa membuka pintulalu terdengar seperti gema hai, siapa gerangan yang telah membawa pergi jasadku?1. Analisis lapis pertamaLapis pertama menurut Rene Wellek yaitu lapis bunyi. Pembahasan lapis bunyi pada puisi Bunga, 3 karya Sapardi Djoko Damono tidak begitu menonjol, karena ada beberapa alasan salah satunya ketidak teraturan tipografinya. Sehingga, tidak mendapatkan kata-kata yang dipergunakan untuk menambah efek kepuitisan. Di dalam puisi ini tidak ditemukan lapisan bunyi asonansi maupun aliterasi. Pengarang lebih mengedepankan pada pemaknaannya daripada bunyinya.2. Analisis lapis keduaLapis kedua menurut Rene Wellek yaitu lapis makna. Di dalam menganalisis lapis makna, penulis berusaha mencari makna pada bunyi, silaba (suku kata), kata, kalimat dan bait yang berujung pada seluruh makna dari puisi tersebut. Pada bait I, seuntai kuntum melati yang diranjang itu sudah berwarna coklat ketika tercium udara subuh dan terdengar ketukan di pintu tak ada sahutan disini penulis memahami bahwa ada seorang gadis yang sedang terbujur kaku (meninggal dunia) di atas sebuah ranjang, gadis tersebut sudah meninggal dunia sejak beberapa hari sampai tubuhnya berubah berwarna coklat, disini menandakan bahwa tubuh gadis tersebut sudah membusuk, sehingga si gadis tidak bias mendengar suara ketukan pada saat pintu itu diketuk. Pada bait II, seuntai kuntum melati itu sudah kering: wanginya mengeras di empat penjuru dan menjelma: Kristal-kristal di udara ketika terdengar ada yang memaksa membuka pintu disini penulis memahami bahwa keadaan si gadis ini meninggal karena sakit hingga tubuhnya kering, sehingga bau yang keluar dari tubuhnya menyebar ke setiap sudut rumah di sekelilingnya, sehingga menimbulkan spekulasi seseorang terdengar ingin memaksa membuka pintu karena sudah tak tahan ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi di dalam. Pada bait III, lalu terdengar seperti gema hai, siapa gerangan yang telah membawa pergi jasadku? disini penulis menginterpretasikan bahwa jasad gadis itu telah dibawa pergi untuk dimakamkan, sehingga roh si gadis itu tidak terima jika mayatnya itu dimakamkan.Di dalam puisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa ada seorang gadis yang meninggal selama beberapa hari karena sakit yang dideritanya. Gadis tersebut ditemukan pada waktu subuh akibat bau busuk yang ditimbulkan oleeh tubuh gadis yang telah membusuk. Seseorang yang mencium bau busuk tersebut langsung mencari sumbernya dengan mengetuk pintu, namun pintu tersebut tidak ada yang membuka dan tidak ada jawaban dari dalam, dan artinya gadis itu hidup sendirian. Kemudian seseorang itu mendobrak pintu tersebut dan akhirnya menemukan mayat seorang gadis terbujur kaku membusuk dan membawanya keluar untuk dimakamkan. Namun roh gadis yang masih bergentayangan tidak terima jika jasadnya itu dikebumikan.3. Analisis lapis ketigaLapis ketiga menurut Rene Wellek yaitu sebuah lapis yang berisi objek apa saja yang menonjol, latar, pelaku dan dunia imajinasi yang dibuat oleh pengarang. Pada puisi Bunga, 3 objek yang dikemukakan adalah melati, ranjang, pintu dan jasad. Melati disini mempunyai makna konotatif yang berarti seorang gadis, sedangkan ranjang memiliki makna denotative yang berarti sebuah tempat tidur, begitupun dengan pintu dan jasad disini mempunyai makna aslinya atau sebenarnya. Puisi di atas berlatar di sebuah rumah pada waktu subuh. Pelaku atau tokoh yang terdapat dalam puisi itu adalah tokoh aku (yang ditunjukkan oleh kata Seuntai kuntum melati. Dunia pengarang adalah dalam puisi ini melukiskan seorang tokoh aku yang sudah meninggal dunia. Tokoh aku adalah seorang gadis yang meninggal di sebuah kamar, yakni di sebuah ranjang karena sakit yang di deritanya sejak lama hingga tubuhnya kering. Tokoh aku hidup sebatang kara, sehingga tak ada yang merawat dirinya semasa sakitnya melanda. Sehingga ketika tokoh aku meninggal dunia tidak ada satupun yang mengetahuinya. Tokoh aku ditemukan dikarenakan timbulnya bau busuk yang menyengat hingga seluruh sudut rumahnya dan dalam keadaan membusuk. Ketika itu pun seseorang menemukan jasadnya, meski dengan mendobrak pintunya. Ketika jasadnya dibawa, tokoh aku tidak terima, disini berarti roh dari tokoh aku masih gentayangan.4. Analisis lapis keempatLapis keempat menurut Roman Ingarden yaitu lapis dunia. Lapis dunia merupakan lapis yang dipandang dari titik pandang tertentu yang tidak perlu dinyatakan secara eksplisit karena sudah terkandung di dalamnya (implisit). Sapardi Doko Damono ingin mengungkapkan bahwa hidup di dunia ini tidak lah bias hidup sendiri, melainkan kita aalah makhluk sosial. Dengan menggambarkan tokoh aku yang hidup sendiri tanpa orang lain di rumahnya, sampai azalnya menjemput. Penjelasannya dapat penulis utarakan seperti berikut : di dalam puisi di atas tersirat bahwa seuntai kuntum melati yang diranjang itu sudah berwarna coklat merupakan penggambaran dari seorang gadis yang sudah lama meninggal. Keadaan yang terlihat dapat member sugesti dan menyiratkan orang yang di dalamnya. Pada bait I, kita dapat menemukan sang tokoh puisi sudah dalam keadaan meninggal dunia dan tak ada seorangpun yang lain di dalamnya (hidup sebatang kara). Pada bait II, kita ketahui bahwa gadis tersebut meninggal dunia sudah beberapa hari hingga dari jasadnya mengeluarkan bau busuk sampai ke sekeliling rumahnya. Pada bait III, kita fahami bahwa seseorang sedang ingin menolong gadis tersebut dengan mendobrak pintu, setelah itu membawa jasadnya untuk dikebumikan, tetapi roh si gadis itu tidak mengijinkan untuk dimakamkan.5. Analisis lapis kelimaLapis kelima menurut Roman Ingarden yaitu lapis metafisis. Unsur metafisis dalam puisi di atas berupa ketragisan hidup manusia yang hidup sebatang kara, selain itu mengalami sakit keras dan tidak ada yang merawat. Sepeninggalnya pun tidak ada orang yang mengetahuinya. Kematian tragis itu diketahui setelah timbul bau busuk yang menyengat dari tubuhnya. Kemudian jasad tersebut ditemukan dan segera dikebumikan agar si rohnya mendapati ketenangan abadi.

BAB IIIPENUTUPA. Simpulan Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa untuk memahami sebuah puisi sangat mudah. Karena jika kita ingin berpuisi maka harus siap-siap menggunakan untaian kata indah yang akan menimbulkan makna bagi pembaca atau pendengarnya. Sehingga jika sudah mengetahui makna dari puisi tersebut, maka tidak akan sulit untuk membedakan mana puisi mana prosa. Selain itu, penulis juga dapat memahami sebuah puisi yang dijadikan bahan analisis yaitu Bunga, 3 karya Sapardi Djoko Damono. Di dalam puisi tersebut sangat jelas sekali pengarang menunjukkan maksud, bahwa kita hidup harus saling bersosialisasi, karena kita sebagai makhluk sosial. Sehingga ketika sakit, meski hidup sebatang kara pun aka nada yang membantu jika tokoh aku tersebut meminta pertolongan.

Daftar PustakaPrabowo,D. (2012).Pengertian prosa.Tersedia: http://blogku--inspirasiku.blogspot.com/2012/12/prosa-adalah-karya-sastra-yang.html [16 April 2014]Kawirian.(2012).Pengertian puisi.Tersedia: http://clupst3r.wordpress.com/2012/10/23/100-pengertian-puisi-menurut-para-ahli/ [ 16 April 2014]