utilitas 2

40
UTILITAS II 2010 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Bangunan merupakan tempat untuk berlindung bagi manusia. Salah satu persyarat yang harus dipenuhi oleh bangunan adalah terjaganya keamanan bagi pemakai bangunan dapat dicapai dengan rancangan perlengkapan pengamanan bangunan, salah satunya adal Protection atau pencegah kebakaran. Pada saat terjadinya kebakaran ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam kaitan bahaya kebakaran yaitu : penghuni bangunan (manusia), isi bangunan (harta), strukt dan bangunan yang letaknya bersebelahan. leh karena itu perlengkapan pengamanan ba khususnya pencegah kebekaran perlu diperhatikan dalam perancangan sebuah bangunan TUJUAN !dapun tujuan dari tugas ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya keba mekanisme penyebaran api dan penanggulangannya dalam suatu bangunan. KELOMPOK II (FIRE PROTECTION) Page 1

Upload: mario-jeraman

Post on 04-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fire protection

TRANSCRIPT

UTILITAS II

UTILITAS II2010

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Bangunan merupakan tempat untuk berlindung bagi manusia. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh bangunan adalah terjaganya keamanan bagi pemakai bangunan yang dapat dicapai dengan rancangan perlengkapan pengamanan bangunan, salah satunya adalah Fire Protection atau pencegah kebakaran.

Pada saat terjadinya kebakaran ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan bahaya kebakaran yaitu : penghuni bangunan (manusia), isi bangunan (harta), struktur bangunan, dan bangunan yang letaknya bersebelahan. Oleh karena itu perlengkapan pengamanan bangunan khususnya pencegah kebekaran perlu diperhatikan dalam perancangan sebuah bangunan

TUJUAN

Adapun tujuan dari tugas ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya kebakaran, mekanisme penyebaran api dan penanggulangannya dalam suatu bangunan.

BAB II

PEMBAHASAN

Apa itu Alat Pemadam Kebakaran Alat pemadam kebakaran otomatis adalah suatu alat pencegahan kebakaran berfungsi untuk memutuskan daur atau siklus oksigen akibat reaksi kimia yang terjadi yang secara otomatis dapat memadamkan api tanpa memerlukan bantuan, namun apabila diperlukan dapat juga alat tersebut digunakan secara manual yaitu dengan cara dilemparkan atau dicampur dengan air dan disiramkan ke bagian sumber api.

Sistem alat pemadam kebakaran otomatis dapat bekerja apabila terjadi kebakaran, tanpa adanya suhu yang tinggi alat tersebut tidak dapat bekerja dan ampul kaca tidak akan pecah secara mendadak.

Luas Jangkauan Alat Pemadam Kebakaran Otomatis

Luas jangkauan pemadaman efektif maksimal sekitar 7-8 m dalam lingkungan alat terpasang, bahan obat pemadam kebakaran menyemprot dalam areal ini, apabila di pasang pada langit-langit tinggi dan tempatnya luas, maka agar dipasang perhitungan satuan pemadam kebakaran paling efektif yaitu 8 m

Prinsip Terjadinya Kebakaran

Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan dari:

Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar matahari, reaksi kimia dan perubahan kimia.

Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik dan sebagainya.

Oksigen (tersedia di udara)

Pengenalan kelas-kelas alat pemadaman kebakaran

1. Kelas A. Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kayu, plastik, karet busa dan lain-lain. Media pemadam kebakaran ini berupa air, pasir, karung goni yang dibasahi dan alat pemadaman kebakaran racun api tepung kimia.2. Kelas B. Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda yang mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spritus, alkohol dan lain-lain. Media pemadaman ini berupa pasir, dan alat pemadam racun api tepung kimia kering, dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan terbakar sehingga apabila dipergunakan air maka kebakaran akan merambat dan melebar kemana-mana.3. Kelas C.Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran ini berupa alat pemadam kebakaran racun api tepung kimia kering. Matikan dahulu sumber listrik agar aman dalam memadamkan api. Mekanisme Alat Pemadam Otomatis

Alat pemadam otomatis sangat peka terhadap kenaikan dan perubahan suhu ruangan tanpa memerlukan bantuan manusia dan dapat melakukan pencegahan sebelum timbulnya kebakaran. Dan apabila suhu sekitar meningkat karena timbulnya kebakaran, maka bahan obat dalam ampul kaca melarut dan mulai melembung. Apabila suhu kamar 40 C tenaga penyemprotan akan mencapai batas maksimal. Suhu kamar diatas 150 C maka batas daya tahan ampul kaca terlampaui, kaca pecah dari bagian dalam bahan obat pemadam kebakaran tersemprot.

Klasifikasi Bangunan Terhadap Kemungkinan Bahaya Kebakaran

a. Bahaya Kebakaran Ringan

bangunan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan kecepatan menjalarnya api lambat.b. Bahaya Kebakaran Rendah Kelompok I

Bangunan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah, penimbunan bahan yang mudah terbakar sedang dengan tinggi tidak lebih dari 2,50 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, penjalaran api sedang.c. Bahaya Kebakaran Sedang Kelompok II

Bangunan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4,00 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga penjalaran api sedang.

d. Bahaya Kebakaran Sedang Kelompok II

bangunan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran, melepas panas yang tinggi, sehingga menjalarnya api cepat.

e. Bahaya Kebakaran Berat

bangunan yang mempunyai nilai kemudahan kebakaran tinggi dan apabila terjadi kebakaran, akan melepaskan panas yang tinggi dan penjalaran apinya cepat.

Berdasarkan Peraturan Daerah nomor 3 tahun 1992, ketentuan penangulangan kebakaran untuk bangunan dibagi dalam beberaapa klasifikasi :

Bangunan Rendah (40meter), tekan hydran perlu dibagi tekan dalam tingkatan agar memenuhi kriteria yang disyaratkan.

Spesifikasi Spinkler

Sistem sprinkler terdiri dari 3 klasifikasi sesuai dengan klasifikasi hunian bahaya kebakaran, yaitu :

1. Sistem bahaya kebakaran ringanKepadatan pancaran yang direncanakan 2.25 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan : 84 m. Aplikasinya digunakan seperti pada bangunan perkantoran, perumahan, pendidikan, perhotelan, rumah sakit dan lain-lain.

2. Sistem bahaya kebakaran sedangKepadatan pancaran yang direncanakan 5 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan : 72 360 m. Aplikasinya digunakan pada industri ringan seperti : pabrik susu, elektronika, pengalengan, tekstil, rokok, keremik, pengolahan logam, bengkel mobil dan lain-lain.

3. Sistem bahaya kebakaran beratUntuk proses industri kepadatan pancaran yang direncanakan 7.5 12.5 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan adalah 260 m, sedangkan bahaya pada gudang penimbunan tinggi kepadatan yang direncanakan 7.5 30 mm/menit. Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 260 300 m dengan kepadatan pancaran yang direncanakan untuk bahaya pada gedung penimbunan tinggi tergantung pada sifat bahaya barang yang disimpan. Aplikasi bangunan untuk kebakaran ini adalah industri berat seperti : pabrik kimia, korek api, bahan peledak, karet busa, kilang minyak, dan lain-lain.

Jenis-Jenis Sprinkler

1. Antifreeze Sprinkler System (a wet system)Sistem sprinkler pipa basah yang mempunyai sprinkler otomatis dengan sistem pemipaan yang mempunyai penyelesaian untuk mencegah pembekuan (antifreeze) dan terhubung dengan suplai air. Penyelesaian pencegahan pembekuan adalah dengan dibuangnya bersamaan dengan air saat sistem sprinkler bekerja setelah ada panas dari suatu kebakaran.

2. Circulating Closed Loop Sprinkler SystemSistem sprinkler pipa basah yang mempunyai anti proteksi kebakaran yang sudah terhubung ke sistem sprinkler otomatis dalam sistem susunan yang tersirkulasi (Close loop piping arrangement) dengan tujuan untuk meningkatkan pemipaan sprinkler ke air yang ada untuk pemanasan dan pendinginan dimana air terjebak atau tidak bisa dipindahkan atau digunakan dari sistem tapi hanya disirkulasi melewati sistem pemipaan.

3. Combined Dry Pipe Preaction Sprinkler SystemSistem sprinkler pipa basah yang dikendali dengan sistem sprinkler otomatis yang sudah terhubung ke sistem pemipaan yang mempunyai udara di bawah tekanan dengan tambahan sistem deteksi yang terpasang pada daerah yang sama dengan sistem sprinkler. Cara kerja dari sistem deteksi memanfaatkan alat trip actuator dengan katup pipa kering terbuka secara tiba-tiba tanpa kehilangan tekanan udara dalam sistem, yang juga bisa terjadi dengan cara memasang atau membuka katup udara buang di ujung dari umpan utama yang mana biasanya pembukaan dari kepala sprinkler. Sistem deteksi juga melayani secara otomatis sistem fire alarms.

4. Deluge Sprinkler SystemSistem sprinkler yang mempunyai sprinkler sistem terbuka yang sudah terhubung pemipaan dengan suplai air lewat katup yang dibuka oleh sistem deteksi yang terpasang pada daerah yang sama dengan dengan sprinkler, ketika katup terbuka, air mengalir ke dalam sistem pemipaan dan dibuang melalui sprinkler jika terjadi kebakaran.

5. Dry Pipe Sprinkler SystemSistem sprinkler yang mempunyai sprinkler otomatis yang sudah terhubung dengan sistem pemipaan yang terdiri dari udara atau gas nitrogen dibawah tekanan, sprinkler akan terbuka jika tekanan air ke katup terbuka yang diketahui melalui katup pipa kering lalu air mengalir ke dalam sistem pemipaan dan keluar dari sprinkler yang terbuka.

6. Gridded Sprinkler SystemSuatu sistem sprinkler yang mana mempunyai persilangan di pipa utama yang terhubung ke banyak pipa cabang. Cara kerja sistem sprinkler akan menerima air dari kedua ujung pipa cabang pada saat cabang lain membantu memindahkan air antara persilangan utama.

7. Looped Sprinkler SystemSuatu sistem sprinkler yang mana percabangan utama yang banyak secara bersama-sama untuk ditetapkan lebih dari satu jalur untuk air yang mengalir ke sistem sprinkler yang bekerja dan pipa cabang yang tidak terhubung bersama.

8. Preaction Sprinkler SystemSuatu sistem sprinkler yang dikendalikan secara otomatis dengan sistem pemipaan yang terdiri dari udara yang bertekanan dan tidak bertekanan dengan tambahan sistem deteksi yang terpasang dalam area yang sama dengan sprinkler.

9. Wet Pipe Sprinkler SystemSuatu sistem sprinkler yang dikendalikan secara otomatis dengan sistem pemipaan yang terdiri dari air yang dihubungkan ke suplai air dan air dibuang lagi secepat mungkin dari sprinkler yang terbuka akibat panas dari suatu kebakaran.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sistem fire sprinkler :

Jenis sistem dan fungsi bahaya kebakaran

Perhitungan hidrolik tiap jenis hunian dimana :

bahaya kebakaran ringan Q=225 l/min, p=2.2 kg/cm2

bahaya kebakaran sedang Q=375 1100 l/min, p=1.0 1.7 kg/cm2

bahaya kebakaran berat Q=2300 4550 l/min, p=1.8 7.3 kg/cm2).

Kepadatan pancaran dan kerja maksimum yang diestimasi

Sistem penyediaan air

Penempatan dan letak kepala sprinkler

Sedangkan jumlah maksimum kepala sprinkler yang dapat dipasang pada satu katup kendali untuk sistem bahaya kebakaran ringan adalah 500 buah kepala sprinkler. Perlengkapan tanda bahaya untuk sistem sprinkler harus terdiri dari katup kendali tanda bahaya (alarm control valve) atau alat deteksi aliran (flow switch) yang dibenarkan dengan perlengkapan yang diperlukan untuk memberikan suatu isyarat tanda bahaya.

Persyaratan Instalasi Splinkler

Seluruh pemipaan sistem springkler harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dikeringkan, sejauh memungkinkan seluruh pemipaan harus diatur untuk dapat dikeringkan melalui katup pengering yang berukuran sekurang-kurangnya 50 mm untuk hunian bangunan perkantoran dan semua katup yang disambungkan pada penyediaan air dan pipa penyediaan sistem springkler harus dari jenis katup penunjuk yang menunjukkan keadaan katup terbuka atau tertutup yang dibenarkan. Jarak maksimum antara gantungan tidak boleh lebih dari 3,5 mm untuk pipa berukuran 25 mm dan 32 mm, serta tidak lebih dari 4,5 mm untuk pipa berukuran 40 mm dan yang lebih besar (mengacu pada SNI 03-3989-2000), untuk pipa tegak harus ditahan dengan pengikat langsung pada pipa tegaknya atau dengan gantungan yang ditempatkan pada offset datar yang dekat pada pipa tegak, penahan pipa tegak harus disediakan pada setiap lantai dan pemasangan klem penahan pipa pada bagian bangunan harus kuat menahan pipa.Gambar-gambar Sprinkler

3. APAR (Portable Fire Extinguisher/racun api)

Pengertian

Biasa disebut juga sebagai portable fire extinguisher, adalah alat pemadam yang mudah dibawa/dipindahkan oleh satu orang (portable) karena ukurannya (dalam pengertian dimensi) tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat.

Karena kapasitas isi dan ukurannya tidak besar maka penggunaannya pun hanya untuk memadamkan api dengan ukuran yang tidak terlalu besar pula, artinya alat ini sebaiknya dipakai disaat awal timbul kebakaran, atau mungkin bisa diistilahkan pertolongan pertama terhadap kebakaran. Karena itu alat pemadam portable dalam suatu area jumlahnya banyak dan ditempatkan disetiap daerah yang mudah dijangkau.

Bentuk yang umum adalah berupa silinder yang dilengkapi dengan valve di bagian atas dan terhubung dengan selang (hose) yang dibagian ujungnya terdapat corong (nozzle)

Penempatan PARJenis bangunan Berat minimum Luas jangkauan Jarak maksimum

Industri

Umum

Perumahan

Campuran

Parkir

Bangunan Tinggi 2 kg

2 kg

2 kg

2 kg

2 kg

2 kg 150 m

100 m

250 m

100 m

135 m

100 m 15 m

20 m

25 m

20 m

25 m

20 m

Alat pemadam portable ini ada 2 jenis, dibedakan berdasarkan cara kerjanya:

a. Stored pressure

Di dalam tabung terdapat media pemadam/agent/isi dengan ukuran berat tertentu, dan tabung tersebut diberikan tekanan umumnya menggunakan gas Nitrogen yang berfungsi untuk mendorong media keluar pada saat valve dibuka. Jadi media dan gas pemberi tekanan bersama-sama ada dalam silinder.

Untuk tabung jenis ini ciri2nya terdapat pengukur tekanan (pressure gauge) pada valvenya.Media pemadam/isi/agent yang umum digunakan untuk tabung jenis ini adalah ABC Dry Chemical powder, foam dan air.

b. Cartridge system

Pada silinder system cartridge sebetulnya terdiri dari dua tabung, tabung yang besar yang terlihat sebagai silinder alat pemadam hanya berfungsi sebagai wadah bagi media pemadam, di dalam tabung ini terdapat satu tabung lagi yang berukuran kecil sebagai penampung gas pemberi tekanan (biasanya CO2). Tabung ini terdapat di bagian dalam sebelah atas persis dibawah valve, saat valve ditekan ia akan menekan membran pada tabung CO2 sehingga terjadi lubang, CO2 akan keluar mengisi tabung yang besar dan memberi tekanan yang akan mendorong media keluar lewat valve.

Untuk tabung jenis ini tidak terdapat pressure gauge.Media pemadam yang umum digunakan untuk jenis ini adalah ABC Dry Chemical powder

4. Hydran dan Selang Kebakaran

Berdasarkan lokasi penempatan, jenis hydran dibagi menjadi :

a) Hydran Bangunan (Kotak Hidran-Box Hidran)

hidran perlu ditempatkan pada jarak 35 meter satu dengan lainnya, karena panjang selang kebakaran dalam kotak hidran adalah 30meter., ditambah sekitar 5meter jarak semprotan air. Pada atap bangunan yang tinggi lebih dari 8 lantai, perlu juga disediakan hidrab untuk mencegah menjalarnya api kedalam bangunan yang bersebelahan.Hidran selang biasanya diletakan di tempat yang mudah terjangkau dan relatif aman, dan pada umumnya diletakan dipintu darurat.

b) Hidran halaman (Pole Hydrant)

Hidran ini ditempatkan diluar bangunan pada lokasi yang aman dari api. Dan penyaluran pasokan air kedalam bangunan diklaukan melalui katup siamese.

jarak aman hidran halaman

c) Hidran Kota (Fire Hydrant)

hidran kota bentuknya sama dengan hidran halaman, tetapi mempunyai dua sampai tiga lubang untuk selang kebakaran.

Tipe Sistem Stand Pipe Untuk Hidran Automatic-Wet

Merupakan suatu sistem stand pipe basah yang memiliki suplai air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sistem secara otomatis.

Automatic-Dry

Merupakan suatu sistem stand pipe kering, biasanya diisi dengan udara bertekanan dan dirangkaikan dengan suatu alat, seperti dry pipe valve, untuk menerima air ke dalam sistem perpipaannya secara otomatis dengan membuka suatu hose value.

-Menghemat kerja pompa

-Pompa akan bekerja secara otomatis pada saat alarm berbunyi, sehingga air akan segera mengalir untuk menanggulangi kebakaran.

Semi Automatic-Dry

Merupakan sistem stand pipe kering yang dirangkaikan dengan suatu alat seperti deluge value, untuk menerima air ke dalam sistem perpipaannya dengan cara mengaktifkan suatu alat pengontrol jarak jauh yang terletak pada setiap hose connection. Suplai air harus mampu memenuhi kebutuhan sistem.

Manual-Wet

Merupakan suatu sistem stand pipe basah yang memiliki suplai air yang sedikit, hanya untuk memelihara keberadaan air dalam pipanya, namun tidak memiliki untuk memenuhi seluruh kebutuhan sistem. Suplai air sistem diperoleh dari fire department pumper.

Manual-Dry

Merupakan suatu sistem stand pipe yang tidak memiliki suplai air yang permanen. Air yang diperlukan diperoleh dari suatu fire department pumper, untuk kemudian dipompakan ke dalam sistem melalui fire department connection. Kelas Sistem Stand Pipe

Kelas I

Merupakan suatu sistem stand pipe yang harus menyediakan hose connection berdiameter 2 inchi untuk mensuplai airnya, khususnya digunakan oleh petugas pemadam kebakaran dan orang-orang yang terlatih untuk menangani kebakaran berat.

Kelas II

Merupakan suatu sistem stand pipe yang harus menyediakan hose connection berdiameter 1 inchi untuk mensuplai airnya, digunakan oleh penghuni gedung atau petugas pemadam kebakaran selama tindakan pertama. Pengecualian dapat dilakukan dengan menggunakan hose connection 1 inchi jika kemungkinan bahaya sangat kecil dan telah disetujui oleh instalasi atau pejabat yang berwenang.

Kelas III

Merupakan suatu sistem yang harus menyediakan baik hose connection berdiameter 1 inchi untuk digunakan oleh penghuni gedung maupun hose connection berdiameter 2 inchi untuk digunakan oeh petugas pemadam kebakaran ada orang-orang yang telah terlatih untuk kebakaran berat. Komponen Hidran Kebakaran

1. Sumber air

2. Pompa-pompa kebakaran

3. Selang kebakaran

4. Penyambung

Persyaratan teknis hidran sesuai kebutuhan :

1. Sumber persedian air untuk hidran harus diperhitungkan minumun untuk pemakaian 30 menit.

2. Pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus diperhitungkan minum aliran listrik tersendiri dan sumber daya listrik darurat.

3. Selang kebakaran dengan diameter minum 1,5 inci (3,8 meter) dan panjang masimum 30 meter

4. Harus disediakan kopling penyambung yang sama dengan kopling dari unti pemadam kebakaran.

5. Semua peralatan hidran harus dicat warna merah.

Jumlah Hidran per Luas Lantai Bangunan

Klasifikasi Bangunan Bangunan Tertutup Jumlah per luas lantai Bangunan tertutup Dengan ruangan terpisah Jumlah perluas lantai

A 1 buah per 800 m 2 buah per 800 m

B 1 buah per 1000 m 2 buah per 1000 m

C 1 buah per 1000 m 2 buah per 1000 m

D Ditentukan sendiri Ditentukan sendiri

Perancangan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Detektor :

Pemasangan detektor panas harus memenuhi persyaratan :

1. Dipasang pada posisi 15mm hingga 100 mm dibawah permukaan plafon.

2. Pada satu kelompok sistem ini tidak boleh dipasang lebih dari 40 buah.

3. Untuk setiap luasan lantai 46m dengan tinggi plafon 3,00 meter.

4. Jarak antara dektektor tidak lebih dari 7,00 meter untuk ruang aktif, dan tidak lebih dari 10,00 meter untuk ruang sirkulasi.

5. Jarak detektor dengan dinding maksimum 30 cm.

6. Pada ketinggian berbeda, dipasang satubuah detektor untuk setiap 92m luas lantai.

7. Di puncak lekungan atap ruang tersembunyi, dipasang sebuah detektor untuk setiap jarak memanjang 9,00 meter.

Pemasangan detektor asap harus memenuhi persyaratan :

1. Untuk setiap luasan 90m

2. Jarak antara detektor maksimum 12.00 meter didalam ruang aktif dan 12,00 meter untuk ruang sirkulasi.

3. Jarak sitektor dengan dinding maksimum 6,00 metr untuk ruang aktif dan 12,00 meter untuk ruang sirkulasi.

4. Setiap kelompok sistem dibatasi maksimum 20 buah detektor untuk melindungi ruangan seluas 2.000 meter.

Pemasangan detektektor api harus memenuhi persyaratan :

1. Setiep kelompok dibatasi maksimum 20 nuah.

2. Detektor yang dipasang diruang luar harus terbuat dari bahan yang tahan karat, tahan pengaruh angun dan geteran.

3. Untuk daerah yang sering mengalami sambaran petir, harus dilindungi sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan tanda bahaya palsu. Pemasangan pengendalain asap pada bangunan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

No Jenis bangunan Luas ruangan (m) Sistem yang digunakan

a Berlantai 1 > 1.000 m

< 1.000 m A, B, C dan D

B, C, dan D

b Bangunan tinggi > 1.000 m

< 1.000 m

dengan ketinggian bangunan 25 m A atau B

B

c Mall dan pusat perbelanjaan tertutup 40 m

Ruko disekitar mall jika lebih dari 500m (tinggi 14 m) D

C atau D

d Bangunan dengan atrium Jika atrium menghubungkan lebih dari 2 lantai.

Jika atrium kurang dari 14 m D

C atau D

e Bioskop, teater, ruang publik, hal atau lobi Jika luas 200 m

Jika luas 200 m dengan tiggi < 14 meter D

C atau D

Jalur dan Pipa Kebakaran serta Hidran

Selang kebakaran harus dipasang pada :

1. Semua bangunan yang tingginya lebih dari 2 lantai

2. Bangunan kesehatan yang luas keseluruhan kurang dari 500 m.

3. Bangunan yang mermelukan kotak hidran

Hidran perlu dipasang pada semua bangunan yang tingginya lebih dari 3 lantai denggan pengecualian :

1. Bangunan dengan luas keseluruhan kurang dari 500m

2. Bangunan yang tingginya satu atau dua lantai yang mempunyai hidran halaman dengan jarak kurang dari 60 meter

Syarat yang perlu dipertimbangkan :

1. Tangki air diatas bangunan yang tingginya lebih dari 25 meter.

2. Sebuah pompa tekan dengan tenaga diesel atu listrik dipasang berdekatan dengan tangki air diatas bangunan.

3. Pompa tekan lantai dasar jika ketinggian bangunan lebih dari 14 meter.

Penempatan SprinklerSprinkler dengan jenis Standard Pendent and Upright Spray Sprinkler, yaitu sprinkler yang didesain agar pemasangannya sedemikian rupa sehingga air akan menyemprot (spray) dalam arah tegak lurus terhadap deflektor.

a. Maksimal Area Proteksi Jarak Maksimal antara Sprinkler

Jarak maksimal yang diijinkan antara sprinkler dapat dilihat pada tabel berikut ini.Tabel 1. Area Proteksi dan Jarak Maksimal antara Sprinkler

Tipe KonstruksiLight HazardOrdinary HazardExtra Hazard

Area Proteksi

(ft2)Jarak Maks (ft)Area Proteksi

(ft2)Jarak Maks (ft)Area Proteksi

(ft2)Jarak Maks(ft)

Non Combustible Obstructed

Non Combustible Unobstructed

Combustible Unobstructed

225

15

130

15

100

12

Combustible Obstructed168151301510012

Sumber: Installation of Sprinkler Systems, NFPA 13, 1996 Edition

Dalam berbagai kasus, area maksimal yang dilindungi sprinkler tidak boleh melebihi 225 ft2 (21 m2).b. Jarak Maksimal Sprinkler ke Dinding

Jarak sprinkler ke dinding tidak boleh melebihi 1.5 kali jarak antar sprinkler yang diindikasi dalam tabel 3.1.3 Jarak tersebut harus diukur secara tegak lurus dari sprinkler ke dinding. Jika dinding menyudut atau tidak beraturan, jarak horizontal maksimal antara sprinkler dengan suatu titik pada area lantai yang dilindungi sprinkler, tidak boleh melebihi 0.75 kali jarak antara sprinkler yang diijinkan, serta tidak melebihi jarak tegak lurusnya.

c. Jarak Minimal Sprinkler ke Dinding

Sprinkler harus ditempatkan minimal 4 inchi (102 mm) dari dinding.

d. Jarak Minimal antara Sprinkler

Jarak sprinkler (diukur dari tiap pusat sprinkler) tidak boleh kurang dari 6 ft (1.8m).

e. Jarak di Bawah Langit-langit

Dibawah konstruksi yang tidak terhalang, jarak antara deflektor sprinkler dengan langit-langit minimal 1 inchi (25.4 mm) dan jarak maksimal 12 inchi (305 mm).

Dibawah konstruksi yang terhalang, deflektor sprinkler harus diletakkan 1-6 inchi (25.4-152 mm) di bawah benda-benda struktur dan maksimal 22 inchi (559 mm) di bawah langit-langit atau dek.

f. Jarak antara Penghalang (Obstruction) dengan Keluaran Sprinkler

Sprinkler harus diletakkan sedemikian rupa, sehingga halangan terhadap keluaran sprinkler dapat diminimasi.Tabel 2. Penempatan Sprinkler untuk Mencegah Halangan pada Keluaran Sprinkler

Jarak dari Sprinkler ke Sisi Penghalang (a)Jarak Maksimal antara Deflektor ke Dasar Penghalang (b)

< 1 ft

1 ft - < 1 ft 6 in

1 ft 6 in - < 2 ft

2 ft - < 2 ft 6 in

2 ft 6 in - < 3 ft

3 ft - < 3 ft 6 in

3 ft 6 in - < 4 ft

4 ft - < 4 ft 6 in

4 ft 6 in - < 5 ft

5 ft0

2

3

5

7

9

12

14

16

18

Sumber: Installation of Sprinkler Systems, NFPA 13, 1996 Edition

Namun jika penghalang terletak disebelah dinding dan lebarnya tidak lebih dari 30 inchi (762 mm), maka harus diproteksi menurut gambar 3.1.2Smoke and Heat Venting

1. Jendela, pintu dan dinding yang dapat dibuka sebanding dengan 10% luas lantai 2. Ventilasi diatap gedung dapat secara permanen terbuka atau dibuka dengan alat batu tertentu atau terbuka secara otomatis.3. Sistem penyedot asap melalui salunan kipas udaran 4. Bangunan dengan fungsi hotel, apertemen dan asrama hanya boleh mempunyai atrium maksimal 110 m. 5. Jarak tempuh maksimal adalah 35 mBAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Alat pemadam kebakaran merupakan salah satu pendukung strategis dalam upaya menjamin aset bangunan, fasilitas dan peralatan dari bahaya kebakaran yang ditimbulkan baik faktor eksternal maupun internal. Keamanan dan keselamatan manusia maupun aset bangunan perlu dijaga dari bahaya yang mengakibatkan kerusakan sampai kematian. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu adanya alat pemadaman kebakaran otomatis dan cara penggunaanya ditiap-tiap ruangan pada sebuah gedung.Penanggulanan bahaya Kebakaran terbagi menjadi 2 :

a. Penanggulangan bahaya kebakaran pasif :

b. Konstruksi tahan api

c. Tangga darurat

d. Koridor dan jalan keluar

e. Kompartemen

f. Evakuasi darurat

g. Pengendalian asap

1. Penanggulangan bahaya kebakaran aktif :

a. Fire alarm protection (alarm kebakaran)b. Fire Sprinkler systemc. APAR (fire Extinguisher/racun api) d. Hydran dan Selang Kebakaran.DAFTAR PUSTAKA

Tanggoro, Dwi, Ir. Utilitas Bangunan. Universitas Indonesia PerssJuwana, Jimmy. S, Ir, MSAE, Sistem Bangunan Tinggi, 2004.

http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=16&mnorutisi=9

http://www.wirasabha.web.id/index.php?option=com_content&task=view&id=43&Itemid=102

http://masisnanto.blogdetik.com/2007/12/29/fire-fighting-sistem- hidran

http://masisnanto.blogdetik.com/tag/wet-riser-sistem

KELOMPOK II (FIRE PROTECTION)Page 37