utilitas gedung.pdf

Upload: toty-gusmao

Post on 25-Feb-2018

299 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    1/24

    UTILITAS GEDUNG

    Kebutuhan Air Bersih

    Perhitungan Kebutuhan Air Bersih, Air Panas dan Air Dingin

    Tipe Bangunan Liter/hari

    Sekolahan 57

    Sekolahan + Kafetaria 95

    Apartemen 133

    Kantor 57125

    Taman Umum 19

    Taman dan Shower 38

    Kolam renang 38

    Apartemen mewah 570/unit

    Rumah susun 152/unit

    Hotel 380/kamar

    Pabrik 95

    Rumah sakit umum 570/unit

    Rumah perawat 285/unit

    Restoran 95

    Dapur dari hotel 38

    Motel 190/t.tidur

    Drive in 19/mobil

    Pertokoan 1.520/toilet

    Service station 38

    Airport 1119/penumpang

    Gereja 1926/t. duduk

    Rumah tinggal 150285

    Marina :

    o Toilet

    o Wastafel

    o Shower

    38

    157

    570

    http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2021/09/17/kebutuhan-air-bersih-2/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2021/09/17/kebutuhan-air-bersih-2/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2021/09/17/kebutuhan-air-bersih-2/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/
  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    2/24

    Jaringan Listrik Gedung

    Sistim distribusi listrik ke gedung

    http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/jaringan-listrik-gedung/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/jaringan-listrik-gedung/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/jaringan-listrik-gedung/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/jaringan-listrik-gedung/
  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    3/24

    Komponen dan peralatan utama perlistrikan pada gedung / bangunan tersebutterdiri dari:

    1. APP: Alat Pengukur dan Pembatas (milik PLN)

    2. PHB: Papan Hubung Bagi >

    Utama/MDP : Main Distribution Panel

    Cabang/SDP : Sub Distribution Panel

    Beban/SSDP : Sub-sub Distribution Panel

    3. Penghantar :

    Kawat Penghantar (tidak berisolasi)

    Kabel (berisolasi)

    4. Beban :

    Penerangan: Lampu-lampu Listrik

    Tenaga: Motor-motor Listrik

    Kabel Listrik

    Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabellistrik terdiri dari

    isolator dankonduktor.

    Isolator di sini adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan

    thermoplastik atau thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembagaataupun aluminium.

    Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar

    arus) yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik ditentukan dalam satuan Ampere.

    Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel

    listrik, adapun ketentuan mengenai KHA kabel listrik diatur dalam spesifikasi SPLN.

    Sedangkan tegangan listrik dinyatakan dalam Volt, besar daya yang diterima

    dinyatakan dalam satuan Watt, yang merupakan perkalian dari Ampere x Volt = Watt.Pada tegangan 220 Volt dan KHA 10 Ampere, sebuah kabel listrik dapat menyalurkan

    daya sebesar 220V x 10A = 2200 Watt.

    Kabel listrik berdasarkan tegangannya terdiri beberapa kategori, antara lain :

    1. Kabel listrik Tegangan Rendah

    2. Kabel listrik Tegangan Menengah

    3.

    Kabel listrik Tegangan Tinggi

    http://id.wikipedia.org/wiki/Listrikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Listrikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Listrikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Isolator&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Isolator&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Konduktorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Konduktorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Konduktorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Konduktorhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemampuan_hantar_arus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Amperehttp://id.wikipedia.org/wiki/Volthttp://id.wikipedia.org/wiki/Volthttp://id.wikipedia.org/wiki/Volthttp://id.wikipedia.org/wiki/Amperehttp://id.wikipedia.org/wiki/Amperehttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemampuan_hantar_arus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemampuan_hantar_arus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemampuan_hantar_arus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemampuan_hantar_arus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Konduktorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Konduktorhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Isolator&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Isolator&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Listrikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Listrik
  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    4/24

    NYA (Berisolasi PVC penghantar tembaga kawat tunggal)

    Kabel ini biasa dipakai untuk instalasi berpipa (conduit) dan harus menggunakan pipa

    karena isolasinya tunggal (satu lapisan). Tidak baik digunakan untuk instalasi outdoor missal

    lampu taman.

    NYM (Berisolasi PVC berselubung karet penghantar tembaga kawat tunggal)

    Warna isolasi terluarnya adalah putih. Tersedia dalam berbagai ukuran yang

    menentukan jumlah kawat di dalamnya contohnya : 21,5mm2, 22,5mm2, 31,5mm2,

    42,5mm2 dan lain-lain. Yang menentukan jumlah kawat di dalam kabel adalah angka di

    depan x. Misal 21,5mm2 berarti 2 kawat masing- masing berukuran penampang 1,5mm2.

    Penghantar tembaga kawat tunggal, namun untuk penampang di atas 16mm2 penghantarnya

    berupa beberapa kawat yang dipilin menjadi satu.

  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    5/24

    Kabel jenis ini bisa digunakan untuk instalasi dalam rumah tanpa pipa kecuali ditanam

    dalam tembok. Untuk instalasi dalam tembok harus tetap menggunakan pipa conduit.

    NYY (Berisolasi PVC berselubung PVC penghantar tembaga kawat tunggal)

    Warna isolasi terluarnya hitam. Seperti NYM, kabel ini juga dalam berbagai ukuran

    penampang dan jumlah kawatnya.

    Kabel ini bisa digunakan untuk instalasi indoor maupun outdoor tanpa pipa sekalipun(apabila terpaksa) karena isolasi kabel jenis ini kuat menghadapi berbagai cuaca

    (weatherproof). Satu lagi, kabel NYY ini harganya lebih mahal dari jenis-jenis kabel

    sebelumnya.

    Panel Hubung Bagi (PHB) adalah panel berbentuk almari (cubicle), yang dapat

    dibedakan sebagai:

    Panel Utama/MDP : Main Distribution Panel

    Panel Cabang/SDP : Sub-Distribution Panel

    Panel Beban/SSDP : Subsub-Distribution Panel

    Contoh Kasus :

    Suatu bangunan disuplai listrik 3 phasa, 4 kawat dengan tegangannya 220V/380 V, frekuensi

    50 HZ. Beban yang ada 900 lampu TL 40 W; 220 V; cos =0,8, balast 10 W, bagaimana

    instalasinya?

    Jawaban:

    Dengan cara sederhana bisa kita hitung dengan cara seperti berikut :

    Dengan jumlah lampu 900 TL, setiap phasa dibebani: 900/3 = 300 TL.

    Tiap lampu TL 40 W; 220 V; cos = 0,8; balast 10w memerlukan arus = (40+10) /

    (0,8220) = 0,28 A.

    Maka untuk 300 lampu = 300 x 0,28 A = 84 A

    Bila lampu menyala sekaligus: IR = 84 A ; IS = 84 A; IT = 84 A.

    Lampu dibagi dalam grup (tiap grup maksimum 12-14 titik lampu), bila tiap titik

    terdiri dari 2 TL, maka tiap phasa terdapat 300 TL/2 = 150 armatur (titik lampu) dan

    tiap phasa mempunyai 150 armatur = 12,5 ~13 group.

  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    6/24

    Satu grup adalah 12 armatur x 2 TL = 24 TL jadi arus listrik tiap grup = 24 x

    0,28 = 6,72 A dengan demikian pengaman yang digunakan (MCB atau sekering) tiap

    grup dapat digunakan 10A.

    Arus listrik tiap phasa panel utama = 13 x 6,72 A

    Sistim Transmisi Listrik

    Klasifikasi distribusi tegangan dari sumber ke pelanggan.

    1.

    SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah), terdiri dari : Tiang dan peralatan

    kelengkapannya, konduktor dan peralatan per-lengkapannya, serta peralatan pengamandan pemutus.

    2. SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah), terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan

    outdoor termination, batu bata, pasir dan lain-lain.

    3. Gardu trafo, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangka tempat trafo, LV

    panel, pipa-pipa pelindung, Arrester, kabel-kabel, transformer band, peralatan

    grounding, dan lain-lain.

    4. SUTR (Saluran Udara Tegangan Rendah) dan SKTR (Saluran Kabel Tegangan

    Rendah), terdiri dari: sama dengan perlengkapan/ material pada SUTM dan SKTM

    yang membedakan hanya dimensinya.

    http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/sistim-transmisi-listrik/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/sistim-transmisi-listrik/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/sistim-transmisi-listrik/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/sistim-transmisi-listrik/
  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    7/24

    Sistim Konstruksi Ketenagalistrikan dibagi :

    Pembangkit tenaga listrik (Pembangkit) : Berfungsi membangkitkan energi listrik,

    dengan cara merubah potensial (energi) mekanik menjadi potensial (energi) listrik.

    Sistem Transmisi (penyaluran) : Proses penyaluran energi listrik dari satu tempat

    ketempat lain (dari pembankit listrik ke gardu induk atau dari gardu induk ke gardu

    induk lainnya), dengan mengunakan penghantar yang direntangkan antara tiang-tiang(tower) melalui isolator-isolator, dengan sistem tegangan tinggi.

    Sistem distribusi : pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke instalasi pemanfaatan

    (pelanggan). oInstalasi milik pelanggan (pemanfaatan) : Pihak yang memanfaatkan

    energi.

    Difinisi Listrik

    Pengertian Listrik

    http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/difinisi-listrik/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/difinisi-listrik/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/difinisi-listrik/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/difinisi-listrik/
  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    8/24

    Daya atau kekuatan yg ditimbulkan oleh adanya pergesekan atau melalui proses kimia, dapat

    digunakan untuk menghasilkan panas atau cahaya, atauuntuk menjalankan mesin;

    Definisi

    Tegangan listrik atau yang lebih dikenal sebagai beda potensial listrik adalah perbedaan

    potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Tegangan listrik merupakan ukuran

    beda potensial yang mampu membangkitkan medan listrik sehingga menyebabkan timbulnya

    arus listrik dalam sebuak konduktor listrik.

    Berdasarkan ukuran perbedaan potensialnya, tegangan listrik memiliki empattingkatan:

    Tegangan ekstra rendah (extra low Voltage)

    Tegangan rendah (low Voltage)

    Tegangan tinggi (high Voltage)

    Tegangan ekstra tinggi (extra high Voltage)

    Satuan (unit)

    Tegangan listrik memiliki satuan Volt. Simbol untuk tegangan listrik adalah V. namun

    dalam referensi-referensi akademis lebih sering digunakan simbol E untuk menyebutkan

    tegangan listrik. Hal ini dilakukan agar tidak tertukar dengan simbol satuan tegangan (Volt)

    yang juga disimbolkan dengan V.

    Arus Listrik (Electric Current)

    Definisi

    Arus listrik merupakan aliran muatan listrik. Aliran ini berupa aliran elektron atau

    aliran ion. Aliran ini harus melalui media penghantar listrik yang biasa disebut sebagai

    konduktor. Konduktor yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah

    kabel logam.

    Ketika dua ujung kabel disambungkan pada sumber tegangan, misalnya baterai, makaelektron akan mengalir melalui kabel penghantar dari kutub negatif menuju kutub positif

    baterai. Aliran elektron inilah yang disebut sebagai

    aliran listrik.

    Pengertian energi listrik adalah kemampuan untuk melakukan atau menghasilkan

    usaha listrik (kemampuan yang diperlukan untuk memindahkan muatan dari satu titik ke titik

    yang lain), Energi listrik dilambangkan dengan W.

  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    9/24

    Daya Listrik (Electric Power)

    Definisi

    Daya listrik adalah besar energi listrik yang ditransfer oleh suatu rangkaian listrik

    tertutup. Daya listrik sebagai bentuk energi listrik yang mampu diubah oleh alat-alat

    pengubah energi menjadi berbagai bentuk energi lain, misalnya energi gerak, energi panas,

    energi suara, dan energi cahaya. Selain itu, daya listrik ini juga mampu disimpan dalam

    bentuk energi kimia. Baik itu dalam bentuk kering (baterai) maupun dalam bentuk basah

    (aki).

    Simbol (rumus)

    Daya merupakan jumlah energi listrik yang mengalir dalam setiap satuan waktu(detik). Sehingga formula daya listrik bisa dituliskan sebagai berikut: P = W / t

    Dimana : P = daya (Watt atau Joule/sekon);

    W = energi listrik (Joule);

    t = waktu (sekon).

    Menentukan Besar Energi Listrik adalah :

    W = Q.V

    keterangan :

    W = Energi listrik (Joule)

    Q = Muatan listrik (Coulomb)

    V = Beda potensial (Volt)

    Karena I = Q/t maka diperoleh perumusan :

    W = (I.t).V

    W = V.I.t

    Apabila persamaan tersebut dihubungkan dengan hukum Ohm ( V = I.R) maka diperoleh

    perumusan :

    W = I.R.I.t

    Satuan energi listrik lain yang sering digunakan adalah kalori, dimana 1 kalori sama dengan

    0,24 Joule selain itu juga menggunakan satuan kWh (kilowatt jam).

  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    10/24

    Pemanfaatan Energi Listrik

    Konsumen listrik di Indonesia dengan sumber dari PLN atau Perusahaan swasta lainnya dapatdibedakan sebagai berikut.

    1.

    Konsumen Rumah Tangga

    Masing-masing rumah dayanya antara 450 VA s.d. 4.400 VA, secara umum menggunakan

    sistem 1 fasa dengan tegangan rendah 220 V/380 V dan jumlahnya sangat banyak.

    2. Penerangan Jalan Umum (PJU)

    Pada kota-kota besar penerangan jalan umum ini sangat diperlukan oleh karena bebannya

    berupa lampu dengan masing-masing daya tiap lampu/tiang antara 50 VA sampai dengan 250

    VA bergantung pada jenis jalan yang diterangi, maka sistem yang digunakan 1 fasa dengan

    tegangan rendah 220 V/380 V.

    3.

    Konsumen Pabrik

    Jumlahnya tidak sebanyak konsumen rumah tangga, tetapi masing-masing pabrik dayanya

    dalam orde ratusan kVA. Penggunaannya untuk pabrik yang kecil masih menggunakan sistem

    1 fasa tegangan rendah (220V/380V), untuk pabrik-pabrik skala besar menggunakan sistem 3

    fasa dan saluran masuknya dengan jaringan tegangan menengah 20 kV.4. Konsumen Komersial

    Yang dimaksud konsumen komersial antara lain stasiun, terminal, KRL (Kereta Rel

    Listrik), hotel-hotel berbintang, rumah sakit besar, kampus, stadion olahraga, mall,

    supermarket, dan apartemen. Rata-rata menggunakan sistem 3 fasa, untuk yang kapasitasnya

    kecil dengan tegangan rendah, sedangkan yang berkapasitas besar dengan tegangan menengah

    20KV.

    Komponen Lift

    http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/komponen-lift/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/komponen-lift/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/komponen-lift/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/komponen-lift/
  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    11/24

  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    12/24

    10.

    Load Weighing Tranducers

    11.Car Safety Device

    12.Traveling Cable

    13.

    Elevator Rail

    14.Counterweight

    15.Compesation Ropes

    16.

    Governor Tension Sheave

    17.Counterweight Buffer

    18.Car Buffer

    Macam Macam Motor Elevator

    Jika kita lihat dari jenis motornya, maka elevator bisa dibagi menjadi beberapa jenis.

    1. Geared Elevator

    Geared Elevator Machine

    Tipe ini merupakan model yang masih digunakan dari dulu sampai sekarang.

    Perubahannya adalah besar motornya. Dimana geared motor yang sekarang

    menggunakan inverter dan ukurannya lebih kecil dari yang dulu.

    Geared menggunakan motor AC dengan worm gear untuk mengurangi kecepatan

    RPM nya. Setiap manufaktur mempunyai rancangannya masing masing. Tapi pada

    dasarnya desainnya hampir sama.

    2. Gearless Elevator

    Gearless Elevator Motor

    https://elevatorescalator.wordpress.com/2010/04/14/compensating-rope-chain/https://elevatorescalator.wordpress.com/2010/04/14/compensating-rope-chain/https://elevatorescalator.wordpress.com/2010/04/14/compensating-rope-chain/https://elevatorescalator.wordpress.com/2010/04/14/compensating-rope-chain/
  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    13/24

    Untuk Elevator / Lift High rise dengan kecepatan tinggi, maka digunakan gearless

    elevator. Gearless Elevator mempunyai variasi kecepatan yang diatur oleh inverter.

    Model terbaru saat ini adalah VVVF (Variable Voltage Variable Frequency).

    Tanpa menggunakan gear, putaran motor dapat lebih cepat sehingga dapat

    diaplikasikan ke kecepatan diatas 100 mpm.

    3. Machin Room Less Elevator (MRL)

    Kone MRL

    Dengan teknologi synchronous permanent magnet maka mesin elevator dapat dibuat

    lebih kecil, sehingga dapat masuk kedalam hoistway.

    Untuk mesin MRL lainnya seperti pada home lift ada juga yang berbentuk seperti

    drum, hanya saja namanya tetap gearless, tetapi lebih kecil.

    Nilai Perkiraan Bahaya Sambaran Petir

    Indeks atau Nilai Perkiraan Bahaya Sambaran Petir

    Untuk menentukan apakah gedung yang direncanakan tersebut mempunyai tingkat perkiraan

    perlu tidaknya dipasang sistim proteksi atau penangkal petir, maka dapat ditentukan melalui

    http://elevatorescalator.wordpress.com/2010/01/30/machine-room-less-elevator-mrl/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/nilai-perkiraan-bahaya-sambaran-petir/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/nilai-perkiraan-bahaya-sambaran-petir/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/nilai-perkiraan-bahaya-sambaran-petir/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/nilai-perkiraan-bahaya-sambaran-petir/http://elevatorescalator.wordpress.com/2010/01/30/machine-room-less-elevator-mrl/http://elevatorescalator.wordpress.com/2010/01/30/machine-room-less-elevator-mrl/
  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    14/24

    besaran Indeks atau Nilai Perkiraan Bahaya Sambaran Petir yang dapat dihitung dengan cara

    Metode R seperti berikut :

    Dengan cara menghitung Nilai Perkuiraan bahaya (R) = A+B+C+D+E

    Indeks A. Nilai Fungsi / Kegiatan Bangunan

    Indeks B. Nilai Struktur Bangunan

    Indeks C. Nilai Konstruksi Bangunan

  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    15/24

    Indeks D. Nilai Ketinggian Bangunan

    Indeks E. Nilai Kepekatan Hujan

    Nilai Perkiraan bahaya (R) = A+B+C+D+E

    Maka Nilai Perkiraan Bahaya dapat dihitung dari penjumlahan semua indeks atau nilai yang

    sudah dihitung.

  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    16/24

    Early Streamer Emmision (Viking)

    Metode Penangkal Petir dengan cara Early Streamer Emmision (Viking)

    Prinsip kerja penangkal petir ini adalah

    Ion ion di udara dikumpulkan oleh Energy Storage yang dikontrol oleh Electronic

    Controller. Pengumpulan ionion ini dilakukan melalui sirip- sirip yang terdapat pada

    Viking. Setelah terjadi Downward Leader di udara, Impulse Sensor memberikan suatu sinyal

    pada Electronic Controller agar ion ditembakkan ke udara.

    Electronic Controller mengatur ion generator untuk menembakkan ion ke udara, yang

    artinya memberikan jalan kepada Upward Leader.

    Menentukan level proteksi dengan cara ini dapat dilakukan dengan menghitung data-data

    bangunan sesuai tabel dibawah ini.

    1.

    Langkah pertama adalah menentukan level proteksi diperlukan atau tidakMasukan data Perhitungan Hasil

    Equivalent Collector area

    Ae = LW + 6H (L + W) + 9H2

    Dimana : L = Length

    W = Width

    H = Hight

    L =

    W =

    H =

    H2=

    Ae =

    Frekuensi sambaran petir yang diterima

    secara langsung yang diharapkan

    Nd = Ng max . Ae . C1 . 10-6

    Dimana : Ng = IKL/20

    IKL = ISO Keraunik Levell

    (terlampir)

    Ng =

    Ae =C1 =

    Nd =

    Frekuensi sambaran petir yang diterima

    secara langsung

    C2 =

    C3 =Nc =

    http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/early-streamer-emmision-viking/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/early-streamer-emmision-viking/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/early-streamer-emmision-viking/
  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    17/24

    Nc = 5,5 . 10-

    / C

    Dimana : C2.C3.C4.C5

    C4 =

    C5 =

    C =

    Jika Nd Nc : proteksi tidak diperlukan

    Jika Nd > Nc : proteksi diperlukan

    Level proteksi didapat dari computing Effectiveness E = 1 Nc / Nd

    2. Menentukan jarak sambar

    E (Computing

    Effectiveness)Level Proteksi

    Arus Puncak I

    (kA)

    Jarak Sambar

    Petir D (m)

    E > 0.98Leve I + ukuran

    tambahan- -

    0.95 < E 0.98 Level I 2.8 20

    0.80 < E 0.95 Level II 9.5 45

    0.00 < E 0.80 Level III 14.7 60

    konstanta C1 s/d C5 dapat dilihat dibawah Tabel

    Tabel C1

    Tabel C2

    Tabel C3

  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    18/24

    Tabel C4

    Tabel C5

    Radius Proteksi

    Menentukan Radius Proteksi penangkal Petir

    Ada 2 metode untuk menentukan radius proteksi dengan cara Konvensional dan metode Early

    Streamer Emission (Viking).

    1. Cara Konvensional (Rolling Sphere Theory)

    Cara ini merupakan suatu dasar teori yang digunakan pada penangkal petir

    konvensional

    Dimana sudut daerah lindung ditentukan dengan rumus berikut ini

    Dimana :

    h = Tinggi tiang konduktor (meter),

    hb = Jarak sambar petir (meter) = 10 I 2/3

    I adalah arus puncak petir saat sambaran pertama.

    Berdasarkan rumus di atas, maka radius proteksi sebesar 90 diukur dari titik puncak

    mustahil untuk dilakukan. Pada saat tinggi tiang konduktor melampaui jarak sambar petir,

    maka sudut lindung penangkal petir mengecil. Radius proteksi suatu penangkal petir adalah

    variabel, bergantung pada kuat arus petir

    suatu daerah.

    http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/radius-proteksi/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/radius-proteksi/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/radius-proteksi/
  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    19/24

    Radius Proteksi (Rp) = V h (2D-h)

    2. Cara Early Streamer Emission (Viking)

    Perhitungan radius proteksi ditentukan dengan rumus :

    Rp2 = h(2D-h) + DL(DL+2D)

    h = Tinggi tiang

    D = Jarak sambar petir (m)

    DL = V .Dt

    Radius Proteksi (Rp) = V h (2D-h)+DL(2D+DL)

  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    20/24

    Sistim Proteksi Petir

    Memperhatikan bahaya yang diakibatkan sambaran petir di atas, maka system proteksi

    petir harus mampu melindungi fisik maupun peralatan dari bahaya sambaran langsung

    (external protection) dan sambaran petir tidak langsung (internal protection) serta penyediaan

    grounding system yang memadai serta terintegrasi dengan baik.Mengacu pada IEC (International Electrotechnical Commission) TC 81/1989 tentang

    konsep Lightning Protection Zone (LPZ), sistim proteksi petir yang

    sempurna terdiri dari 3 bagian :

    1. Proteksi Eksternal, yaitu instalasi dan alat-alat di luar sebuah struktur untuk menangkap

    dan menghantar arus petir ke sistim pentanahan atau berfungsi sebagai ujung tombak

    penangkap muatan listrik/arus petir di tempat tertinggi.

    Proteksi Eksternal yang baik terdiri atas :

    Air Terminal atau Interseptor

    Down Conductor

    Ekuipotensialisasi

    2. Proteksi Pentanahan, merupakan bagian terpenting dalam instalasi sistim proteksi petir.

    Kesulitan pada sistim pentanahan biasanya karena berbagai macam jenis tanah. Hal ini

    dapat diatasi dengan menghubungkan semua metal (Ekuipotensialisasi) dengan elektrodatunggal yang ke tanah. Hal ini sesuai dengan IEC TC 81 Bab 2.3.

    http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/sistim-proteksi-petir/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/sistim-proteksi-petir/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/sistim-proteksi-petir/
  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    21/24

    3. Proteksi Internal, merupakan proteksi peralatan elektronik terhadap efek dari arus petir.

    Terutama efek medan magnet dan medan listrik pada instalasi metal atau sistem listrik.Sesuai dengan standar DIV VDE 0185, IEC 1024-1.

    Proteksi Internal terdiri atas:

    Pencegahan sambaran langsung

    Pencegahan sambaran tidak langsung

    Ekuipotensialisasi

    Jenis Proteksi Petir

    1.

    Single Rod (Franklin)

    2. Sangkat Faraday (Meshed Cage/Faraday Cage)

    3. Taut Wires

    4.

    Early Streamer Emission Air Terminal

    Single Rod

  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    22/24

    Sangkar Faraday

    Taut Wires

    Early Streamer Emission Air Terminal = EF

    Sistem penangkal petir model Energi Froide (Electrostatic Field)EF Lightening Protection

    System merupakan system penangkal petir modern.

    Ada 3 prinsip yang sangat penting dimiliki oleh EF, yakni :

  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    23/24

    Penyaluran arus petir yang sangat kedap atau tertutup terhadap obyek sekitar dengan

    menggunakan terminal penerima dan kabel penghantar khusus yang memiliki sifat

    isolasi tegangan tinggi.

    Menciptakan electron bebas awal yang besar sebagai streamer emission pada bagian

    puncak dari system terminal.

    Penggabungan EF Terminal dengan EF Carier yang memiliki isolasi tegangan tinggi

    memberikan jaminan keamanan terhadap obyek yang dilindungi.

    Sistem penangkal petir ini terbagi dalam 2 yaitu EF Terminal yang diletakkan di puncak

    bangunan sebagai penangkal petir, dan EF Carier (kabel Penghantar) yang masuk kedalam

    tanah.

    Recent Posts

    Skedul Tugas Utilitas

    Kebutuhan Air Bersih

    Jaringan Listrik Gedung

    Sistim Transmisi Listrik

    Difinisi Listrik

    Recent Comments

    Archives

    September 2021

    February 2007

    Categories

    Listrik

    http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2021/09/17/skedul-tugas-utilitas/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2021/09/17/skedul-tugas-utilitas/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2021/09/17/kebutuhan-air-bersih-2/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/jaringan-listrik-gedung/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/sistim-transmisi-listrik/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/difinisi-listrik/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2021/09/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/listrik/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/listrik/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/listrik/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2021/09/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2021/09/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/difinisi-listrik/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/difinisi-listrik/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/sistim-transmisi-listrik/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/sistim-transmisi-listrik/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/jaringan-listrik-gedung/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2007/02/06/jaringan-listrik-gedung/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2021/09/17/kebutuhan-air-bersih-2/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2021/09/17/kebutuhan-air-bersih-2/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2021/09/17/skedul-tugas-utilitas/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/2021/09/17/skedul-tugas-utilitas/
  • 7/25/2019 UTILITAS GEDUNG.pdf

    24/24

    Pemadam Kebakaran

    Penangkal Petir

    Pendahuluan

    Plumbing

    Transportasi Vertikal

    Utilitas

    Meta

    Register

    Log in

    Entries RSS

    Comments RSS

    WordPress.org

    UTILITAS GEDUNG

    Proudly powered by WordPress.

    http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/pemadam-kebakaran/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/penangkal-petir/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/pendahuluan/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/plumbing/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/transportasi-vertikal/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/utilitas/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/wp-login.php?action=registerhttp://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/wp-login.phphttp://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/feed/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/comments/feed/http://wordpress.org/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/http://wordpress.org/http://wordpress.org/http://wordpress.org/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/http://wordpress.org/http://wordpress.org/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/comments/feed/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/comments/feed/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/feed/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/feed/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/wp-login.phphttp://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/wp-login.phphttp://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/wp-login.php?action=registerhttp://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/wp-login.php?action=registerhttp://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/utilitas/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/utilitas/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/transportasi-vertikal/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/transportasi-vertikal/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/plumbing/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/plumbing/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/pendahuluan/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/pendahuluan/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/penangkal-petir/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/penangkal-petir/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/pemadam-kebakaran/http://blogs.upnjatim.ac.id/utilitas/category/pemadam-kebakaran/