utilitas para

Upload: akunjum

Post on 14-Apr-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    1/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 73

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    BAB IV

    UNIT PENDUKUNG PROSES

    DAN LABORATORIUM

    4.1 UNIT PENDUKUNG PROSES/UTILITAS

    Unit pendukung proses merupakan sarana penunjang kelancaran suatu

    proses produksi dalam suatu pabrik. Unit pendukung proses pabrik paraxylene

    meliputi :

    A. Unit penyediaan dan pengolahan air

    Menyediakan air untuk pendingin, umpan boiler, sanitasi dan hydrant.

    B. Unit pembangkit steam

    Menyediakan steam untuk media pemanas di alat penukar panas heater dan

    boiler

    C. Unit pembangkit listrik

    Menyediakan listrik untuk tenaga penggerak peralatan proses, pendingin

    ruangan maupun penerangan. Listrik ini disuplay dari PLN dan dari

    generator set sebagai cadangan bila listrik dari PLN terganggu.

    D. Unit pembangkit udara instrumen

    E. Unit penyediaan bahan bakar

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    2/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 74

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    4.1.1 Unit Penyediaan dan Pengolahan Air

    Air untuk kebutuhan pabrik diperoleh dari air laut di sekitar pabrik

    (Pelabuhan Merak) dan berasal dari air tanah melalui sumur artesis. Air ini

    dipergunakan untuk :

    1. Air Pendingin

    Air digunakan sebagai media pendingin karena :

    Air merupakan materi yang dapat diperoleh dalam jumlah besar

    Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya

    Dapat menyerap panas dalam jumlah tinggi tiap satuan volumenya

    Tidak mudah menyusut secara berarti dalam batasan tertentu dengan

    adanya perubahan temperatur.

    Tidak terdekomposisi

    Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk air pendingin yaitu hardness, besi

    dan minyak merupakan penyebab terganggunya film corrosion inhibitor,

    menurunkan koefisien perpindahan panas, dan dapat menjadi makanan

    mikroba sehingga menimbulkan endapan. Air pendingin digunakan pada

    penukar panas cooler, condenserpada kolom distilasi

    2. Air Umpan Ketel (Boiler Feed Water)

    Pada umumnya air masih mengandung larutan garam-garam dan asam yang

    akan merusak material konstruksi dan mengganggu kerja sistem. Beberapa

    hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler :

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    3/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 75

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    Zat-zat yang dapat menyebabkan korosi

    Korosi yang terjadi di dalam boiler disebabkan air mengandung larutan-

    larutan asam, gas yang terlarut seperti : O2, CO2, H2S dan NH3.O2 dan

    CO2 masuk karena adanya aerasi maupun adanya kontak dengan udara

    luar.

    Zat yang menyebabkan scale forming/pembentukan kerak

    Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu

    tinggi yang biasanya berupa garam-garam karbonat dan silikat.

    Zat yang menyebabkan foaming

    Air yang diambil kembali dari proses pemanasan bisa menyebabkan

    foamingpada boiler karena mengandung zat-zat organik, anorganik dan

    zat-zat yang tidak larut dalam jumlah yang besar. Efek pembusaan

    terjadi pada tingkat alkalinitas yang tinggi.

    3. Air Sanitasi

    Air sanitasi digunakan untuk keperluan sanitasi yaitu masak, mandi,

    mencuci, laboratorium dan lain-lain. Syarat syarat air sanitasi :

    a. Syarat fisik :

    Warna jernih

    Tidak mempunyai rasa dan tidak berbau

    b. Syarat kimia :

    Tidak mengandung zat organik maupun anorganik

    Tidak beracun

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    4/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 76

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    c. Syarat biologis :

    Tidak mengandung bakteri, terutama bakteri patogen.

    4. Air Hydrant

    Yaitu air yang digunakan untuk memadamkan kebakaran. Pada umumnya

    air ini tidak memerlukan syarat-syarat yang spesifik.

    4.1.1.1 Pengolahan Air

    Kebutuhan air dalam suatu pabrik diperoleh dari sumber air di sekitar

    pabrik yaitu dari air laut dan air tanah yang diolah terlebih dahulu agar memenuhi

    syarat untuk digunakan. Pengolahan tersebut meliputi pengolahan secara fisik dan

    kimia, penambahan desinfektan maupun penggunaan ion exchanger.

    Pengolahan air melalui beberapa tahapan :

    a. Penghisapan

    Tahap ini menggunakan penghisap yang dilengkapi pompa vakum untuk

    mengalirkan air dari laut ke stasiun pemompa air.

    b. Penyaringan

    Tahap ini menggunakan Coarse and Fine Screen yang berfungsi untuk

    menyaring kotoran laut berukuran besar yang terpompa.

    c. Pengendapan

    Pengendapan dilakukan secara gravitasi dengan menggunakan settling pit

    untuk mengendapkan partikel-partikel yang tersuspensi dalam air.

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    5/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 77

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    d. Koagulasi dan Flokulasi

    Koagulasi adalah penambahan coagulant aids lalu dilakukan

    pengadukan dengan cepat sehingga terjadi penggumpalan partikel-partikel

    koloid yang tidak stabil dansuspended solidyang halus

    Flokulasi adalah pengadukan lambat untuk menggumpalkan partikel

    yang tidak stabil dan membentuk flok -flok kecil menjadi flok besar sehingga

    dapat mengendap secara cepat.

    Prosesnya sebagai berikut :

    Air dari proses pengendapan (c) dialirkan ke bak penampungan kedua. Pada

    bak ini ditambahkan bahan-bahan kimia (koagulan) sehingga akan terbentuk

    gumpalan sambil diinjeksikan kalsium hipoklorit atau Cl2 cair. Zat kimia yang

    digunakan adalah tawas. Proses koagulasi diikuti dengan proses flokulasi.

    Dengan menggunakan clarifier, maka gumpalan-gumpalan yang terbentuk di

    blow down dan diperoleh air bersih.

    e. Sand Filter

    Air yang keluar dari clarifier masih mengandung partikel halus yang dapat

    dipisahkan dengan penyaringan. Filter yang digunakan adalah jenis sand filter

    dengan menggunakan pasir kasar dan halus. Lalu air yang telah disaring

    ditampung ke dalam dua buah tangki, yaitu :

    Filtered water storage tank, berfungsi untuk menampung air yang digunakan

    untuk keperluan make up air pendingin, airhydrantdan air umpan boiler (BFW).

    Portable water storage tank, berfungsi untuk menampung air yang digunakan

    untuk keperluan sehari-hari di pabrik dan di perkantoran.

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    6/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 78

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    Air yang digunakan sebagai air umpan boiler (BFW) harus diproses lebih lanjut,

    diantaranya :

    Unit Demineralisasi Air

    Unit ini berfungsi untuk menghilangkan mineral-mineral yang terkandung

    dalam air seperti : Ca2+, Mg2+, K+, Fe2+, Al3+, HCO3-, SO4

    2-, Cl- dan lain-lain

    dengan bantuan resin. Air yang diperoleh adalah air bebas mineral yang akan

    diproses lebih lanjut menjadi air umpan boiler (boiler feed water).

    Demineralisasi diperlukan karena air umpan ketel memerlukan syarat-

    syarat sebagai berikut :

    1. Tidak menimbulkan kerak pada ketel maupun pada tube alat penukar

    panas jika steam digunakan sebagai pemanas. Kerak akan mengakibatkan

    turunnya efisensi operasi bahkan bisa menyebabkan tidak beroperasi sama

    sekali.

    2. Bebas dari semua gas-gas yang mengakibatkan terjadinya korosi terutama

    gas O2 dan gas CO2

    Air dari filtered water storage tank diumpankan ke carbon filter yang

    berfungsi untuk menghilangkan gas klorin, warna, bau serta zat-zat organik

    lainnya. Air yang keluar dari carbon filter diharapkan mempunyai pH sekitar

    7,0-7,5. Selanjutnya air tersebut diumpankan ke dalam cation exchanger yang

    berfungsi menukar ion-ion positif/kation ( Ca

    2+

    , Mg

    2+

    , K

    +

    , Fe

    2+

    , Mn

    2+

    , Al

    3+

    ) yang

    ada di dalam air umpan. Alat ini sering disebut softeneryang mengandung resin

    jenis Strong Acid Cation Resin (SACR) dimana kation-kation dalam umpan akan

    ditukar dengan ion H+ yang ada pada SACR.

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    7/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 79

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    3 3

    Akibat tertukarnya ion H+ dari resin kation-kation yang ada dalam air

    umpan, maka air keluaran cation exchangermempunyai pH rendah (3,7) dan Free

    Mineral Acid (FMA) yaitu CaCO3 sekitar 12 ppm. FMA merupakan salah satu

    parameter untuk mengukur tingkat kejenuhan resin (exhausted resin). Pada

    operasi normal FMA stabil sekitar 12 ppm, apabila FMA turun berarti resin telah

    jenuh sehingga perlu diregenerasi menggunakan larutan H2SO4 dengan

    konsentrasi 4%.

    Air keluaran cation exchanger kemudian diumpankan ke dalam anion

    exchanger yang berfungsi sebagai alat penukar anion-anion ( HCO3-, SO4

    2+, Cl-,

    NO-, dan CO

    - ) yang terdapat di dalam air umpan. Di dalam anion exchanger

    mengandung resin jenis Strong Base Anion Resin (SBAR) dimana anion-anion

    dalam air umpan ditukar dengan ion OH- yang berasal dari SBAR. Dengan

    menukar anion-anion dari umpan tersebut, maka ion H+

    dari asam-asam yang

    terkandung di dalam umpan exchanger menjadi bebas kemudian berikatan dengan

    OH-

    yang lepas dari resin mengakibatkan terjadinya netralisasi sehingga pH air

    keluar anion exchanger kembali normal dan ada penambahan konsentrasi OH-

    sehingga pH akan cenderung basa.

    Batasan yang diijinkan pH (8,8 9,1), kandungan Na+

    = 0,08 2,5 ppm dan

    0,01 ppm. Kandungan silika pada air keluaran anion exchanger merupakan

    kriteria sebagai titik tolak bahwa resin telah jenuh (12 ppm). Resin diregenerasi

    menggunakan larutan NaOH 4%. Air keluaran unit cation dan anion exchanger

    ditampung dalam demineralizer water storage sebagai penyimpan sementara

    sebelum diproses lebih lanjut di unit deaerator.

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    8/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 80

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    Unit Polisher

    Hampir sebagian hasil kondensasi steam (80%) yang digunakan pada alat-

    alat proses dan pembangkit tenaga dikembalikan untuk digunakan kembali

    sebagai air umpan boiler (condensate return system). Kondensat ini biasanya akan

    membawa produk-produk korosi sepanjang perpipaan. Hal ini dimungkinkan

    karena masih terdapatnya kontaminan-kontaminan yang terdapat dalam steam

    kondesat maupun kemungkinan adanya kebocoran di dalam sistem air pendingin.

    Kontaminan dalam steam kondensat menyebabkan korosi meningkat maka

    kondensat ini perlu diolah sebelum digunakan sebagai umpan boiler di unit

    polisher untuk mengurangi/mengambil ion-ion produk yang terbawa ke dalam

    kondensat.

    Produk korosi sebagian besar berupa ion-ion besi (Fe) dan tembaga (Cu)

    maka yang digunakan untuk menukar ion-ion Fe dan Cu hardness ( Ca, Mg ) yang

    terlarut. Apabila resin telah jenuh maka diregenerasi menggunakan NaCl.

    Proses regenerasi resin polisher mempunyai pengaruh yang sangat penting

    terhadap kualitas air yang akan diolah khususnya adanya siklus sodium. Air yang

    keluar dari unit polisher selanjutnya dikirim bersama air dari unit demineralisasi

    untuk diolah di unit deaerator.

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    9/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 81

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    3

    Unit Dearator

    Air yang sudah diolah di unit polisher dan demineralisasi masih

    mengandung gas-gas terlarut terutama O2 dan CO2. Gas-gas tersebut dihilangkan

    dari air di unit deaerator karena dapat menyebabkan terjadinya korosi. Pada unit

    deaeratorkadarnya diturunkan sampai kurang dari 5 ppm.

    Proses pengurangan gas-gas dalam unit deaerator dilakukan secara

    mekanis dan kimiawi. Proses mekanis dilakukan dengan cara mengontakkan air

    umpan boiler dengan uap tekanan rendah (stripping gas) mengakibatkan sebagian

    besar gas terlarut dalam air umpam terlepas dan dikeluarkan ke atmosfer.

    Selanjutnya dilakukan proses kimiawi dengan penambahan bahan kimia

    dioxoaromatic yang mengandung senyawa hydrokuinone, reaksi sebagai berikut :

    2C6H4(OH)2 + O2 2 C6H4O2 + 2 H2O

    Setelah dilakukan injeksi, kandungan oksigen akan mencapai kurang dari 10 ppb.

    Untuk mengolah CO2 diinjeksikan neutralizing amine yang akan menetralisir

    pembentukan CO2 dan akan menaikkan pH kondensat sekitar 8,5 9,5 dengan

    reaksi :

    R-NH2 + H2O R-NH+

    + OH-

    R-NH3+

    + OH-

    + H2CO3 R-NH3+

    + HCO3-

    + H2O

    Dengan adanya ion OH-

    maka air umpan boiler tetap terjaga pada kondisi

    yang diinginkan selain itu larutan amine berfungsi untuk membentuk lapisan film

    di dalam pipa sehingga menghindari timbulnya korosi.

    Keluar dari aeratorke dalam air umpan boiler diinjeksikan larutan phospat

    (Na3PO4.H2O) untuk mencegah terbentuknya kerak silika dan kalsium pada steam

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    10/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 82

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    drum dan boiler. Sebelum diumpankan ke boiler, air terlebih dahulu diberi

    dispersant.

    Unit Air Pendingin

    Unit air pendingin yang digunakan dalam proses sehari-hari berasal dari

    air pendingin yang telah digunakan dalam pabrik yang kemudian didinginkan

    dalam cooling tower. Kehilangan air karena penguapan, terbawa udara atau pun

    dilakukannya blow down di cooling tower diganti dengan air yang disediakan di

    filtered water storage.

    Air pendingin harus mempunyai sifat-sifat yang tidak korosif, tidak

    menimbulkan kerak dan tidak mengandung mikroorganisme yang bisa

    menimbulkan lumut. Untuk mengatasi hal ini maka ke dalam air pendingin

    diinjeksikan bahan-bahan kimia sebagai berikut :

    Phospat, berguna untuk mencegah timbulnya kerak

    Chlorine, berguna untuk membunuh mikroorganisme

    Zat dipersant untuk mencegah terjadinya penggumpalan

    Skema unit pengolahan air dapat dilihat pada gambar 4.1

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    11/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 83

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    Air Laut AirTanah

    Injeksi :- Klorin cair

    - Kaporit

    Filtrasi Blow-down:sampah

    TankiPenyimpan

    Injeksi :- Tawas- Alum

    Koagulasi & Flokulasi

    ClarifierBlow-down:Flok-flok lumpur

    Sand FilterBlow-down:

    partikel2 halus

    Portable Water

    Storage Tank

    Filtered Water

    Storage Tank

    Injeksi :- Klorin cair- Kaporit

    Tanki ChlorinatorInjeksi:- Klorin cair- Kaporit

    Tanki Chlorinator

    Carbon Aktif CarbonFilter

    Mengikat

    gas Cl2,

    warna, bau,

    bahan2

    organik

    CarbonAktif

    Carbon Filter

    Tanki Air Sanitasi

    SACR(Resin)

    Cation Exchanger

    SABR (Resin) Anion Exchanger

    Kondensat DemineralizerWater Storage

    Tanki Kondensat

    Tanki Polisher

    Tanki Deaerator

    Injeksi:1. Lart.Phospat

    2. ZatDispersant

    AirUmpan Boiler

    (BFW)Air Pendingin

    Gambar 4.1 Blok Diagram Pengolahan Air

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    12/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 84

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    4.1.2 Kebutuhan Air

    Kebutuhan total air pada pabrik paraxylene berdasarkan pada perhitungan.

    Kebutuhan air untuk pendingin dapat dilihat pada tabel berikut :

    1.Kebutuhan air untuk pendingin

    Tabel 4.1 Kebutuhan air pendingin

    No Kode Alat Nama Alat Kebutuhan (kg/jam)1. I-C01 Intercooler 291.785,43032. I-C02 Intercooler 125.262,86193. I-C03 Intercooler 6.403,66224. CD-01 Kondensor 312.618,0191

    5. CD-02 Kondensor 2.342.766,46106. CD-03 Kondensor 1.811.894,87567. HE-02 Heat Exchanger 367.339,0854

    Total 5.258.070,3949

    Jadi kebutuhan total air untuk pendingin = 5.258.070,3949 kg/jam

    = 5.258.070,3949 m3/jam

    = 126.193.689,4780 m3/hari

    Diperkirakan air yang hilang sebesar 20 % (Severn hal 140) sehingga kebutuhan

    make- up air untuk pendingin :

    Make- up yang ditambahkan = 0,2 x 126.193.689,4780 m3/hari

    = 25.238.737,8956 m3/hari

    2.Kebutuhan air sebagai pemanas

    Kebutuhan air sebagai pemanas dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 4.2 Kebutuhan air sebagai pemanas melter

    No Kode Alat Nama Alat Kebutuhan(kg/jam)1 M-01 Melter 10758,356

    Total 10758,356

    Total kebutuhan air sebagai pemanas = 10758,356 kg/jam

    = 258.200,544 m3/hari

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    13/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 85

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    Diperkirakan air yang hilang sebesar 20 % (Severn hal 140) sehingga kebutuhan

    make-up air:

    Make-up air yang ditambahkan = 0,2 x 258.200,544 m3/hari

    = 51.640,1082 m3/hari

    3.Kebutuhan air untuk sanitasi

    a. Air untuk karyawan sebanyak 189 karyawan dan untuk setiap karyawan

    diperlukan air sebanyak 40 lt /hari.

    = 189 x 40 lt/hari = 7560 lt/hari = 7,56 m3/hari

    b. Air untuk perumahan

    Perumahan karyawan pabrik sebanyak 30 rumah, masing-masing dihuni

    sekitar 4 orang dan kebutuhan air untuk perumahan diperkirakan sebesar

    250 lt/orang/hari.

    Maka kebutuhan air untuk perumahan = 250 x 4 x 30

    = 30.000 lt/hari = 30 m3/hari

    c. Air untuk laboratorium = 2500 lt/hari = 2,5 m3/hari

    d. Air untuk kebersihan, tanaman dan lain-lain diperkirakan sebesar :

    10000 lt / hari = 10 m3/hari.

    Total kebutuhan air sanitasi = 50,06 m3/hari

    Total air bersih yang disuplai :

    = make up air pendingin + make up air melter + air sanitasi

    = 25.290.428,06 m3/hari.

    Kehilangan akibat kebocoran diperkirakan 5% sehingga suplai air dari sumber air:

    = 1,05 x 25.290.428,06 m3/hari = 26.554.949,46 m3/hari

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    14/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 86

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    4.1.2 Unit Penyediaan Steam

    4.1.2.1 Kebutuhan Steam

    Steam digunakan sebagai media pemanas pada alat penukar panas seperti

    vaporizer dan heat exchanger. Steam yang digunakan adalah steam jenuh

    (saturated steam) pada suhu 533,15 K, tekanan 46,3 atm dengan = 1661,5 kJ/kg.

    Total kebutuhan steam sebesar 203.288,3818 kg/jam. Untuk menjaga

    kemungkinan kebocoran pada saat distribusi jumlah steam dilebihkan sebanyak

    10%.

    Jadi jumlah steam yang dibutuhkan (ms) = 223.617,22 kg/jam = 492.991,6 lb/jam

    4.1.2.2 Perh itungan Kapasitas Boi ler

    Jumlah saturated steam yang dibutuhkan = 492.991,6 lb/jam

    Blow down = 10% dari steam yang dihasilkan

    = 0,1 x 492.991,6 = 49.299,16 lb/jam

    Umpan air masuk boiler = blow down + steam yang dihasilkan

    = 492.991,6 + 49.299,16 = 542.290,76 lb/jam

    Kondensat yang kembali = 90% dari steam yang dihasilkan

    = 0,9 x 492.991,6 = 443.692,44 lb/jam

    Kondensat yang hilang = steam yang dihasilkan kondensat kembali

    = 492.991,6 443.692,44 = 49.299,16 lb/jam

    Make up air untuk boiler = kondensat yang hilang + blow down

    =49.299,16 + 49.299,16 = 98.598,32lb/jam

    Make up air pada suhu 30oC dan kondensat kembali pada suhu 228,5oC

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    15/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 87

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    Q mair m.u

    533,15

    Cp.dT (mair m.u mkond ).303

    (98.598,32 kg)(7.838,817) kj/kmol)

    (1,055 kj/Btu)(18 kg/kmol)(2,20462 lb/kg)

    (98.598,32 443.692,44 kg)(1661,5) kj/kg)

    (1,055 kj/Btu)(2,20462 lb/kg)

    = 405.849.424 Btu/jam

    Efisiensi boiler 85% jadi panas yang diperlukan untuk pembentukan steam

    Q 405.849.424

    0,85 477.469.910,5 Btu/jam

    4.1.2.3 Menentukan Luas Penampang Perpindahan Panas

    Dari Severn hal 140 konversi panas menjadi daya adalah :

    Hp Q

    (970,3)(34,5)

    477.469.910,5

    14.263,3284 Hp(970,3)(34,5)

    Dari Severn hal 126 ditentukan luas bidang pemanasan adalah 10 ft2/Hp sehingga

    total heating surface :

    A = 10 ft2/Hp x 14.263,3284 Hp

    = 142.633,2841 ft2

    4.1.2.4 Perhtungan Kebutuhan Bahan Bakar

    Bahan bakar yang digunakan adalah fuel oil no 2

    Net Heating Value (NHV) fuel oil no.2 (solar) = 139.600 Btu/gal

    = 557.506,1412 kj/dm3

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    16/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 88

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    = 54,26 lb/ft3

    Kebutuhan bahan bakar :

    ms Q

    x Eb

    122.168.077,8432

    292,178dm 20,75 x 139.600

    volume bahan bakar 0,292178 m3 /jam

    Kebutuhan per bulan = 0,292178 m3/jam x 24 jam/hari x 30 hari/bulan

    = 210,36816 m3/bulan

    4.1.2.5 Spesif ikasi Boi ler

    Tipe : Water tube boiler

    Jumlah : 1 buah

    Heating surface : 145.000 ft2

    Bahan bakar : fuel oil no.2 (solar)

    Rate bahan bakar : 10,31817 ft3/jam

    4.1.3 Unit Penyedia Dow Term

    Dow Term A digunakan sebagai media Pendingin pada reaktor.

    Kebutuhan Dow Term A = 1.302.908,763 kg

    Diperkirakan kehilangan akibat kebocoran selama sirkulasi sebesar :

    = 0,001 x 1.302.908,763 kg/jam

    = 1302,909 kg/jam

    Jadi perlu disediakan make-up Dow Term sebesar 1302,909 kg tiap jam.

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    17/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 89

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    4.1.4 Unit Penyedia Ammonia

    Digunakan untuk krisatalizer dari neraca panas kebutuhan diperoleh hasil sebesar

    3271,9897 kg

    Diperkirakan kehilangan akibat kebocoran selama sirkulasi sebesar :

    = 0,001 x 3271,9897 kg/jam

    = 3,272 kg/jam

    Jadi perlu disediakan make up sebesar 3,272 kg tiap jam.

    4.1.4 Unit Pengadaan Tenaga Listrik

    Kebutuhan tenaga listrik suatu industri dapat diperoleh dari :

    - Suplai dari Pembangkit Listrik Negara (PLN)

    - Pembangkit tenaga listrik sendiri (generator set)

    Generator yang digunakan adalah generator arus bolak-balik dengan

    pertimbangan :

    - Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar

    - Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan

    dengan menggunakan transformator.

    Generator AC yang digunakan jenis generator AC, 3 phase yang mempunyai

    keuntungan :

    - Tenaga listrik stabil

    - Daya kerja lebih besar

    - Kawat penghantar yang digunakan lebih sedikit

    - Motor 3 phase harganya relatif murah dan sederhana.

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    18/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 90

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    Kebutuhan listrik untuk pabrik meliputi :

    1. Listrik untuk keperluan proses dan pengolahan air

    2. Listrik untuk penerangan dan AC.

    3. Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi.

    4.1.4.1 Kebutuhan L istrik untuk Peralatan Proses dan Pengolahan Air

    Keperluan listrik untuk peralatan proses dan keperluan pengolahan air dapat

    dilihat pada tabel 4.3

    Tabel.4.3. Kebutuhan listrik untuk proses

    No Kode Nama Alat Jumlah HP Total1 C-01 Kompresor 1 8 82 C-02 Kompresor 1 8 83 C-03 Kompresor 1 8 83 C-04 Kompresor 1 12 124 P-01 Pompa 1 5 55 P-02 Pompa 1 21 216 P-03 Pompa 1 21 217 P-04 Pompa 1 26 268 P-05 Pompa 1 26 269 P-06 Pompa 1 4 410 P-07 Pompa 1 4 411 P-08 Pompa 1 4 412 P-09 Pompa 1 4 413 P-10 Pompa 1 2 414 P-11 Pompa 1 2 215 P-12 Pompa 1 2 216 E-01 Expander 1 -11 -11

    Total 144

    Kebutuhan listrik untuk keperluan proses = 144 Hp

    Maka total power yang dibutuhkan = 144 Hp x 0,7457 kW / Hp

    = 107,381 kW

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    19/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 91

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    Tabel 4.4. Kebutuhan listrik untuk pengolahan air

    No Kode Nama Alat Jumlah HP Total

    1 P-1 Pompa raw water 2 5 102 P-2 Pompa dari bak pengendap ke tangkifiltrasi 2 1 23 P-3 Pompa dari tangki filtrasi ke tangki airbersih 2 1 24 P-4 Pompa air lunak 2 1 25 P-5 Pompa umpan airboiler 2 1 26 P-6 Pompa klorinator 2 1 27 P-7 Pompa bahan bakar 2 1 28 P-8 Pompa air cooling water 2 2 49 P-9 Pompa kondesat 2 1 210 P-10 Fan di cooling tower 1 12 12

    Total 40

    Kebutuhan listrik untuk pengolahan air = 40 Hp

    Maka total power yang dibutuhkan = 40 Hp x 0,7457 kW / Hp

    = 29,828 kW

    Jadi total kebutuhan listrik untuk proses dan pengolahan air = 131,2432 kW

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    20/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 92

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    4.1.4.2 Kebutuhan Listrik untuk Penerangan dan AC

    Besarnya tenaga listrik yang dibutuhkan untuk keperluan proses dipakai standar

    yang terdapat dalam buku Perry edisi 3 hal 1758.

    Tabel 4.5. Konsumsi listrik untuk penerangan

    No Area Luas Cd,ft Lumen

    1 Pos Keamanan 50 20 10.760,910

    2 Jalan taman, saluran * 5000 10 538.195,500

    3 Kantoradministrasi 1500 30 484.376,100

    4 Laboratorium 600 30 129.166,920

    5 Poliklinik 200 15 32.291,730

    6 Masjid 400 15 64.583,4607 Kantin 300 10 32.291,730

    8 Pemadam kebakaran* 500 15 80.729,325

    9 Bengkel 1000 20 215.278,200

    10 Packaging dan Gudang 2000 10 215.278,200

    11 Daerah Proses* 10000 30 3.229.173,000

    12 Perluasan Pabrik* 12500 10 1.345.489,000

    13 Utilitas* 2500 20 538.195,600

    14 Unit Pengolahan Limbah* 750 10 80.729,330

    15 Parkir* 1800 10 215.278,200

    16 Perpustakaan 100 15 16.145,86517 PowerPlant* 200 10 21.527,820

    18 Aula 200 5 10.763,910

    16 Area Penyediaan Bahan Bakar* 400 10 43.055,640

    Total 7.303.310,440

    Keterangan : (*) area di luar bangunan

    Untuk semua area dalam bangunan direncanakan menggunakan lampu TL 40

    Watt (dari Perry edisi 3, hal 1758) lumen output tiap lampu instant starting

    daylight 40 Watt adalah 1960 lumen.

    Jumlah lumen di dalam ruangan = 1.210.937,025 lumen

    Maka jumlah lampu yang dibutuhkan =1.210.937,025 / 1960 = 618 buah.

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    21/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 93

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    Untuk semua area di luar bangunan direncanakan menggunakan lampu

    merkuri 250 Watt, lumen output tiap lampu adalah 10000 lumen.

    Jumlah lumen di luar ruangan = 6.092.373,415 lumen

    Maka jumlah lampu yang dibutuhkan =6.092.373,415 / 10000 = 610 buah

    Total daya penerangan = (40 x 618) + (250 x 610)

    = 177.220 Watt = 177,22 kW

    Listrik untuk AC diperkirakan sebesar 15.000 W = 15 kW

    Listrik untuk laboratorium dan instumentasi diperkirakan 100.000 W=100 kW

    Jadi total kebutuhan listrik untuk penerangan, proses dan utilitas sebesar :

    = 100,0425 + 29,828 + 15 + 100

    = 423,4632 kW

    Generator

    Digunakan generator dengan efisiensi 80%, maka input generator :

    = 423,4632 / 0,8 = 529,329 kW

    Ditetapkan input generator 1000 kW sehingga untuk keperluan lain masih tersedia

    = (1000-529,329) x 0,8 = 376,5368 kW

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    22/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 94

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    Spesifikasi Generator

    - Tipe : AC Generator

    - Kapasitas : 1000 kW

    - Tegangan : 220/360 V

    - Effisiensi : 80%

    - Phase : 3

    - Jumlah : 1 buah

    - Bahan bakar : solar

    4.1.5 Unit Pengadaan Bahan Bakar

    Untuk menjalankan generator tersebut digunakan bahan bakar :

    Jenis bahan bakar : solar

    Heating value : 19440 Btu / lb

    Efisiensi bahan bakar : 80 %

    Specific gravity : 0,8691

    solar : 54,26 lb/ft3

    Ditetapkan kapasitas input generator = 1000 kW

    = 1.000.000 W / 0,29307

    = 3.412.154,09 Btu/jam

    Kebutuhan solar :

    = 3.412.154,09 / (0,8 x 0,8691 x 19.440)

    = 252,45 lb/jam = 4,65 ft3/jam

    = 3161,91 lt/hari

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    23/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 95

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    4.1.6 Unit Pengadaan Udara Tekan

    Udara Tekan yang digunakan untuk menjalankan sistem instrumentasi di

    seluruh area proses dan utilitas, dihasilkan dari kompresor dan didistribusikan

    melalui pipa-pipa. Untuk memenuhi kebutuhan digunakan satu buah kompresor.

    Kapasitas kompresor adalah 25 m3/menit dan mempunyai tekanan 8 kg/cm

    2dan

    31 kg/cm2.Udara tekan yang dihasilkan harus bersifat kering, bebas minyak dan

    tidak mengandung partikel-partikel lainnya.

    4.1.7 Unit Pengolahan Limbah

    4.1.7.1 L imbah Cair

    Limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik Paraxylene antara lain adalah

    limbah buangan sanitasi dan air limbah proses, air berminyak dari alat-alat proses

    dan air sisa proses.

    a. Air buangan sanitasi dan limbah proses

    Air buangan sanitasi yang berasal dari seluruh toilet di kawasan pabrik dan air

    limbah proses dikumpulkan dan diolah dalam unit stabilisasi dengan

    menggunakan lumpur aktif, aerasi dan desinfektan Ca-hypochlorite.

    b. Air berminyak dari mesin proses

    Air berminyak berasal dari buangan pelumas pada pompa dan alat lain.

    Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Minyak di bagian

    atas dialirkan ke penampung minyak dan pengolahannya dengan pembakaran

    didalam tungku pembakar, sedangkan air di bagian bawah dialirkan ke

    penampungan akhir kemudian dibuang.

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    24/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 96

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    c. Air sisa proses

    Limbah air sisa proses merupakan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan

    proses produksi, seperti air sisa regenerasi. Air sisa regenerasi dari unit

    penukar ion dan unit demineralisasi dinetralkan dalam kolam penetralan.

    Penetralan dilakukan dengan menggunakan larutan H2SO4 jika pH air

    buangannya lebih dari 7,0 dan dengan menggunakan larutan NaOH jika

    pHnya kurang dari 7,0.

    Air yang netral dialirkan ke kolam penampungan akhir bersama-sama dengan

    aliran air dari pengolahan yang lain dan blow down dari cooling tower.

    4.1.7.2 Limbah Padat

    Limbah padat yang dihasilkan adalah katalis yang sudah habis massa

    aktifnya. Penanganannya adalah dengan mengemas katalis non aktif tersebut

    sedemikian rupa sehingga terhindar dari kebocoran dan kemudian dibuang pada

    tempat pembuangan akhir bahan bahan berbahaya.

    4.1.7.3 L imbah Gas

    Limbah gas buangan dari proses dikeluarkan dari purging bahan baku H2,

    Hal ini tidak memerlukan penanganan khusus karena kandungan H2 tidak

    berbahaya terdiri dari bahan inert yang tidak aktif

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    25/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 97

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    4.2. LABORATORIUM

    Tugas pokok laboratorium adalah sebagai pelaksanaan pengamatan

    terhadap bahan baku, bahan pembantu, dan produk. Dengan demikian spesifikasi

    yang diinginkan dapat terpenuhi sesuai dengan standart kualitas. Tugas

    laboratorium yang lain adalah meneliti polusi udara maupun air, serta melakukan

    percobaan yang ada kaitannya dengan proses produksi.

    4.2.1 Pembagian Kerja

    Laboratorium melaksanakan kerja 24 jam sehari dibagi dalam kelompok

    kerja shift dan non shift.

    4.2.1.1 Kelompok kerj a non shi ft

    Kelompok kerja ini mempunyai tugas melakukan analisa khusus yaitu

    analisa yang sifatnya tidak rutin dan menyediakan reagen yang diperlukan oleh

    laboratorium dalam rangka membantu kelancaran pekerjaan kelompok shift.

    Tugas kelompok ini di laboratorium antara lain :

    Menyiapkan reagent untuk analisa laboratorium.

    Melakukan analisa bahan penyebab polusi lingkungan baik gas maupun

    cair.

    Melakukan penelitian atau percobaan-percobaan untuk melakukan

    kelancaran produksi.

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    26/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 98

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    4.2.1.2 Kelompok Kerja Shi ft

    Kelompok ini melakukan tugas pemantauan dan analisa-analisa rutin

    terhadap proses produksi. Dalam melakukan tugasnya kelompok ini menggunakan

    sistem bergilir, yaitu kerja shift selama 24 jam, masing-masing bekerja selama 8

    jam, terbagi atas :

    Shift 1 : jam 07.00 15.00

    Shift 2 : jam 15.00 23.00

    Shift 3 : jam 23.00 07.00

    Shift 4 : libur

    Tugas kelompok ini di laboratorium adalah melakukan analisa atau

    pemantauan kualitas terhadap bahan baku dan penolong yang digunakan serta

    pemantauan selama proses berlangsung.

    Beberapa tugas pokok kelompok ini antara lain :

    Melakukan analisa-analisa bahan baku, bahan pembantu, arus proses dan

    hasil produksi secra kontinyu.

    Melakukan pengamatan terhadap unjuk kerja proses produksi dengan

    melakukan analisa terus-menerus terhadap pencemaran lingkungan, baik

    polusi udara maupun cairan yang dihasilkan oleh unit-unit produksi.

    Melakukan pemantauan analisa terhadap mutu air dan lain-lain yang

    berkaitan langsung dengan proses produksi.

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    27/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 99

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    4.2.2 Penanganan Sampel

    Dalam menganalisa harus diperhatikan jenis sampel yang diambil,

    bahaya-bahaya yang ada pada saat pengambilan sampel-sampel yang diperiksa

    untuk analisa terbagi atas 3 bentuk, yaitu :

    4.2.2.1 Gas

    Cara penanganan atau analisa sampel dalam bentuk gas bisa dilaksanakan

    langsung dengan pengambilan sampel yang selanjutnya dibawa ke laboratorium

    untuk dianalisa. Pengambilan sampel dalam bentuk gas harus diperhatikan

    keamanannya, terlebih bila gas yang dianalisa sangat bebahaya. Alat pelindung

    diri harus disesuaikan dengan sifat sampel yang akan diambil. Arah angin jga

    harus diperhatikan, yaitu harus membelakangi arah angin.

    4.2.2.2 Cairan

    Untuk melakukan analisa dalam bentuk cairan terlebih dahulu contoh

    harus didinginkan. Bila contoh yang dianalisa panas susah untuk dianalisa. Untuk

    cairan yang berbahaya, pengambilan cuplikan dilakukan dengan pipet atau alat

    lainnya dan diupayakan tidak tertelan atau masuk ke dalam mulut.

    4.2.2.3 Padatan

    Limbah padat yang dihasilkan adalah katalis yang sudah habis masa

    aktifnya. Penanganannya adalah dengan mengemas katalis non aktif tersebut

    sedemikian rupa sehingga terhindar dari kebocoran dan kemudian dibuang pada

    tempat pembuangan akhir bahan-bahan berbahaya.

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    28/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 100

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    4.2.3 Program Kerja Laboratorium

    Dalam upaya pengendalian mutu produk paraxylene dan pengoptimalan

    kerja laboratorium terhadap pengujian mutu sangatlah penting. Analisa dalam

    pembuatan paraxylene ini dilakukan terhadap :

    Bahan baku toluene, yang dianalisa adalah kadar xylen dan toluen.

    Hidrogen, yang analisa adalah kadar H2, metana, kelembaban, dan

    kandungan debu/partikel lainnya.

    Produk paraxylene, yang dianalisa kadar paraxylen, kadar metaxylen,

    kadar ortoxylen, kadar toluen.

    Produk benzene, yang dianalisa kadar benzene dan toluene.

    Analisa untuk utilitas, meliputi :

    Air lunak, yang dianalisa pH, silikat sebagai SiO2, Ca sebagai CaCO3,

    sulfur sebagai SO42-

    , chlor sebagai Cl2 dan zat padat terlarut.

    Air umpan boiler (BFW), yang dianalisa meliputi pH, kesadahan, daya

    hantar listrik, suhu, kebasaan, jumlah O2 terlarut dan kadar Fe.

    Air dalam boiler, yang dianalisa meliputi pH, kesadahan, daya hantar

    listrik, suhu, kebasaan, jumlah zat padat terlarut, kadar Fe, kadar

    CaCO3, SO32-

    , PO42-

    , SiO2.

    Air sanitasi, yang dianalisa pH, sisa chlor, suhu, warna, dan kekeruhan.

    Dalam menganalisa harus diperhatikan juga mengenai jenis sampel yang

    akan diambil dan bahaya-bahaya yang ada pada saat pengambilan sampel. Sampel

    yang diperiksa untuk analisa terbagi menjadi 3 bentuk, yaitu gas, cairan, padatan.

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    29/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 101

    Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi

    Untuk mempermudah program kerja laboratorium dalam pabrik paraxylene ini

    dibagi dalam 2 bagian :

    4.2.3.1 Laboratori um Pengamatan dan Anal isa

    Kerja dan tugas laboratorium ini adalah melakukan analisa secara fisika

    semua arus yang berasal dari proses produksi maupun tangki serta mengeluarkan

    sertificate of quality untuk menjelaskan spesifikasi hasil pengamatan.

    Selain itu laboratorium ini juga melakukan analisa sifat-sifat dan

    kandungan kimia terhadap bahan baku, bahan penunjang, produk akhir, analisa

    akhir, analisa air, gas yang merupakan bahan baku dan bahan kimia yang

    digunakan (aditif, katalis, bahan reaksi, dan lain-lain).

    4.2.3.2 Laboratorium Penelitian, Pengembangan, dan Lindungan

    Lingkungan

    Kerja dan tugas laboratorium ini adalah melakukan penelitian dan

    pengembangan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan kualitas

    material terkait dalam proses untuk meningkatkan hasil akhir. Laboratorium ini

    melakukan penelitian hal-hal yang baru untuk keperluan pengembangan.

    Dalam melaksanakan tugasnya, juga senantiasa melakukan penelitian

    terhadap kondisi lingkungan serta mengadakan pegembangannya.

  • 7/29/2019 Utilitas Para

    30/30

    BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 102

    4.2.4 Alat-alat Utama Laboratorium

    Alat-alat utama yang digunakan di laboratorium ini adalah :

    1. Meter Calorimetreating System untuk menganalisa H2.

    2. Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS) untuk menganalisa

    hidrokarbon.

    3. Portable Oxygen Tester (POT) untuk menganalisa kandungan oksigen

    dalam cerobong asap.

    4. Infrared Spectrofotometer (IRS) untuk menganalisa kandungan minyak

    dalam sampel air.

    5. Hydrometer untuk menganalisa spesific gravity.

    4.2.5 Metode yang digunakan

    Metode yang digunakan dalam laboratorium ini adalah :

    1. ASTM D 847, untuk mengetahui keasaman xylene.

    2. ASTM D 851, untuk mengetahui kadar parafin dalam xylene.

    3. ASTM D 891, untuk mengukur spesific gravity xylene.