utilitas para
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Utilitas Para
1/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 73
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
BAB IV
UNIT PENDUKUNG PROSES
DAN LABORATORIUM
4.1 UNIT PENDUKUNG PROSES/UTILITAS
Unit pendukung proses merupakan sarana penunjang kelancaran suatu
proses produksi dalam suatu pabrik. Unit pendukung proses pabrik paraxylene
meliputi :
A. Unit penyediaan dan pengolahan air
Menyediakan air untuk pendingin, umpan boiler, sanitasi dan hydrant.
B. Unit pembangkit steam
Menyediakan steam untuk media pemanas di alat penukar panas heater dan
boiler
C. Unit pembangkit listrik
Menyediakan listrik untuk tenaga penggerak peralatan proses, pendingin
ruangan maupun penerangan. Listrik ini disuplay dari PLN dan dari
generator set sebagai cadangan bila listrik dari PLN terganggu.
D. Unit pembangkit udara instrumen
E. Unit penyediaan bahan bakar
-
7/29/2019 Utilitas Para
2/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 74
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
4.1.1 Unit Penyediaan dan Pengolahan Air
Air untuk kebutuhan pabrik diperoleh dari air laut di sekitar pabrik
(Pelabuhan Merak) dan berasal dari air tanah melalui sumur artesis. Air ini
dipergunakan untuk :
1. Air Pendingin
Air digunakan sebagai media pendingin karena :
Air merupakan materi yang dapat diperoleh dalam jumlah besar
Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya
Dapat menyerap panas dalam jumlah tinggi tiap satuan volumenya
Tidak mudah menyusut secara berarti dalam batasan tertentu dengan
adanya perubahan temperatur.
Tidak terdekomposisi
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk air pendingin yaitu hardness, besi
dan minyak merupakan penyebab terganggunya film corrosion inhibitor,
menurunkan koefisien perpindahan panas, dan dapat menjadi makanan
mikroba sehingga menimbulkan endapan. Air pendingin digunakan pada
penukar panas cooler, condenserpada kolom distilasi
2. Air Umpan Ketel (Boiler Feed Water)
Pada umumnya air masih mengandung larutan garam-garam dan asam yang
akan merusak material konstruksi dan mengganggu kerja sistem. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler :
-
7/29/2019 Utilitas Para
3/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 75
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
Zat-zat yang dapat menyebabkan korosi
Korosi yang terjadi di dalam boiler disebabkan air mengandung larutan-
larutan asam, gas yang terlarut seperti : O2, CO2, H2S dan NH3.O2 dan
CO2 masuk karena adanya aerasi maupun adanya kontak dengan udara
luar.
Zat yang menyebabkan scale forming/pembentukan kerak
Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu
tinggi yang biasanya berupa garam-garam karbonat dan silikat.
Zat yang menyebabkan foaming
Air yang diambil kembali dari proses pemanasan bisa menyebabkan
foamingpada boiler karena mengandung zat-zat organik, anorganik dan
zat-zat yang tidak larut dalam jumlah yang besar. Efek pembusaan
terjadi pada tingkat alkalinitas yang tinggi.
3. Air Sanitasi
Air sanitasi digunakan untuk keperluan sanitasi yaitu masak, mandi,
mencuci, laboratorium dan lain-lain. Syarat syarat air sanitasi :
a. Syarat fisik :
Warna jernih
Tidak mempunyai rasa dan tidak berbau
b. Syarat kimia :
Tidak mengandung zat organik maupun anorganik
Tidak beracun
-
7/29/2019 Utilitas Para
4/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 76
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
c. Syarat biologis :
Tidak mengandung bakteri, terutama bakteri patogen.
4. Air Hydrant
Yaitu air yang digunakan untuk memadamkan kebakaran. Pada umumnya
air ini tidak memerlukan syarat-syarat yang spesifik.
4.1.1.1 Pengolahan Air
Kebutuhan air dalam suatu pabrik diperoleh dari sumber air di sekitar
pabrik yaitu dari air laut dan air tanah yang diolah terlebih dahulu agar memenuhi
syarat untuk digunakan. Pengolahan tersebut meliputi pengolahan secara fisik dan
kimia, penambahan desinfektan maupun penggunaan ion exchanger.
Pengolahan air melalui beberapa tahapan :
a. Penghisapan
Tahap ini menggunakan penghisap yang dilengkapi pompa vakum untuk
mengalirkan air dari laut ke stasiun pemompa air.
b. Penyaringan
Tahap ini menggunakan Coarse and Fine Screen yang berfungsi untuk
menyaring kotoran laut berukuran besar yang terpompa.
c. Pengendapan
Pengendapan dilakukan secara gravitasi dengan menggunakan settling pit
untuk mengendapkan partikel-partikel yang tersuspensi dalam air.
-
7/29/2019 Utilitas Para
5/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 77
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
d. Koagulasi dan Flokulasi
Koagulasi adalah penambahan coagulant aids lalu dilakukan
pengadukan dengan cepat sehingga terjadi penggumpalan partikel-partikel
koloid yang tidak stabil dansuspended solidyang halus
Flokulasi adalah pengadukan lambat untuk menggumpalkan partikel
yang tidak stabil dan membentuk flok -flok kecil menjadi flok besar sehingga
dapat mengendap secara cepat.
Prosesnya sebagai berikut :
Air dari proses pengendapan (c) dialirkan ke bak penampungan kedua. Pada
bak ini ditambahkan bahan-bahan kimia (koagulan) sehingga akan terbentuk
gumpalan sambil diinjeksikan kalsium hipoklorit atau Cl2 cair. Zat kimia yang
digunakan adalah tawas. Proses koagulasi diikuti dengan proses flokulasi.
Dengan menggunakan clarifier, maka gumpalan-gumpalan yang terbentuk di
blow down dan diperoleh air bersih.
e. Sand Filter
Air yang keluar dari clarifier masih mengandung partikel halus yang dapat
dipisahkan dengan penyaringan. Filter yang digunakan adalah jenis sand filter
dengan menggunakan pasir kasar dan halus. Lalu air yang telah disaring
ditampung ke dalam dua buah tangki, yaitu :
Filtered water storage tank, berfungsi untuk menampung air yang digunakan
untuk keperluan make up air pendingin, airhydrantdan air umpan boiler (BFW).
Portable water storage tank, berfungsi untuk menampung air yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari di pabrik dan di perkantoran.
-
7/29/2019 Utilitas Para
6/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 78
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
Air yang digunakan sebagai air umpan boiler (BFW) harus diproses lebih lanjut,
diantaranya :
Unit Demineralisasi Air
Unit ini berfungsi untuk menghilangkan mineral-mineral yang terkandung
dalam air seperti : Ca2+, Mg2+, K+, Fe2+, Al3+, HCO3-, SO4
2-, Cl- dan lain-lain
dengan bantuan resin. Air yang diperoleh adalah air bebas mineral yang akan
diproses lebih lanjut menjadi air umpan boiler (boiler feed water).
Demineralisasi diperlukan karena air umpan ketel memerlukan syarat-
syarat sebagai berikut :
1. Tidak menimbulkan kerak pada ketel maupun pada tube alat penukar
panas jika steam digunakan sebagai pemanas. Kerak akan mengakibatkan
turunnya efisensi operasi bahkan bisa menyebabkan tidak beroperasi sama
sekali.
2. Bebas dari semua gas-gas yang mengakibatkan terjadinya korosi terutama
gas O2 dan gas CO2
Air dari filtered water storage tank diumpankan ke carbon filter yang
berfungsi untuk menghilangkan gas klorin, warna, bau serta zat-zat organik
lainnya. Air yang keluar dari carbon filter diharapkan mempunyai pH sekitar
7,0-7,5. Selanjutnya air tersebut diumpankan ke dalam cation exchanger yang
berfungsi menukar ion-ion positif/kation ( Ca
2+
, Mg
2+
, K
+
, Fe
2+
, Mn
2+
, Al
3+
) yang
ada di dalam air umpan. Alat ini sering disebut softeneryang mengandung resin
jenis Strong Acid Cation Resin (SACR) dimana kation-kation dalam umpan akan
ditukar dengan ion H+ yang ada pada SACR.
-
7/29/2019 Utilitas Para
7/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 79
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
3 3
Akibat tertukarnya ion H+ dari resin kation-kation yang ada dalam air
umpan, maka air keluaran cation exchangermempunyai pH rendah (3,7) dan Free
Mineral Acid (FMA) yaitu CaCO3 sekitar 12 ppm. FMA merupakan salah satu
parameter untuk mengukur tingkat kejenuhan resin (exhausted resin). Pada
operasi normal FMA stabil sekitar 12 ppm, apabila FMA turun berarti resin telah
jenuh sehingga perlu diregenerasi menggunakan larutan H2SO4 dengan
konsentrasi 4%.
Air keluaran cation exchanger kemudian diumpankan ke dalam anion
exchanger yang berfungsi sebagai alat penukar anion-anion ( HCO3-, SO4
2+, Cl-,
NO-, dan CO
- ) yang terdapat di dalam air umpan. Di dalam anion exchanger
mengandung resin jenis Strong Base Anion Resin (SBAR) dimana anion-anion
dalam air umpan ditukar dengan ion OH- yang berasal dari SBAR. Dengan
menukar anion-anion dari umpan tersebut, maka ion H+
dari asam-asam yang
terkandung di dalam umpan exchanger menjadi bebas kemudian berikatan dengan
OH-
yang lepas dari resin mengakibatkan terjadinya netralisasi sehingga pH air
keluar anion exchanger kembali normal dan ada penambahan konsentrasi OH-
sehingga pH akan cenderung basa.
Batasan yang diijinkan pH (8,8 9,1), kandungan Na+
= 0,08 2,5 ppm dan
0,01 ppm. Kandungan silika pada air keluaran anion exchanger merupakan
kriteria sebagai titik tolak bahwa resin telah jenuh (12 ppm). Resin diregenerasi
menggunakan larutan NaOH 4%. Air keluaran unit cation dan anion exchanger
ditampung dalam demineralizer water storage sebagai penyimpan sementara
sebelum diproses lebih lanjut di unit deaerator.
-
7/29/2019 Utilitas Para
8/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 80
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
Unit Polisher
Hampir sebagian hasil kondensasi steam (80%) yang digunakan pada alat-
alat proses dan pembangkit tenaga dikembalikan untuk digunakan kembali
sebagai air umpan boiler (condensate return system). Kondensat ini biasanya akan
membawa produk-produk korosi sepanjang perpipaan. Hal ini dimungkinkan
karena masih terdapatnya kontaminan-kontaminan yang terdapat dalam steam
kondesat maupun kemungkinan adanya kebocoran di dalam sistem air pendingin.
Kontaminan dalam steam kondensat menyebabkan korosi meningkat maka
kondensat ini perlu diolah sebelum digunakan sebagai umpan boiler di unit
polisher untuk mengurangi/mengambil ion-ion produk yang terbawa ke dalam
kondensat.
Produk korosi sebagian besar berupa ion-ion besi (Fe) dan tembaga (Cu)
maka yang digunakan untuk menukar ion-ion Fe dan Cu hardness ( Ca, Mg ) yang
terlarut. Apabila resin telah jenuh maka diregenerasi menggunakan NaCl.
Proses regenerasi resin polisher mempunyai pengaruh yang sangat penting
terhadap kualitas air yang akan diolah khususnya adanya siklus sodium. Air yang
keluar dari unit polisher selanjutnya dikirim bersama air dari unit demineralisasi
untuk diolah di unit deaerator.
-
7/29/2019 Utilitas Para
9/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 81
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
3
Unit Dearator
Air yang sudah diolah di unit polisher dan demineralisasi masih
mengandung gas-gas terlarut terutama O2 dan CO2. Gas-gas tersebut dihilangkan
dari air di unit deaerator karena dapat menyebabkan terjadinya korosi. Pada unit
deaeratorkadarnya diturunkan sampai kurang dari 5 ppm.
Proses pengurangan gas-gas dalam unit deaerator dilakukan secara
mekanis dan kimiawi. Proses mekanis dilakukan dengan cara mengontakkan air
umpan boiler dengan uap tekanan rendah (stripping gas) mengakibatkan sebagian
besar gas terlarut dalam air umpam terlepas dan dikeluarkan ke atmosfer.
Selanjutnya dilakukan proses kimiawi dengan penambahan bahan kimia
dioxoaromatic yang mengandung senyawa hydrokuinone, reaksi sebagai berikut :
2C6H4(OH)2 + O2 2 C6H4O2 + 2 H2O
Setelah dilakukan injeksi, kandungan oksigen akan mencapai kurang dari 10 ppb.
Untuk mengolah CO2 diinjeksikan neutralizing amine yang akan menetralisir
pembentukan CO2 dan akan menaikkan pH kondensat sekitar 8,5 9,5 dengan
reaksi :
R-NH2 + H2O R-NH+
+ OH-
R-NH3+
+ OH-
+ H2CO3 R-NH3+
+ HCO3-
+ H2O
Dengan adanya ion OH-
maka air umpan boiler tetap terjaga pada kondisi
yang diinginkan selain itu larutan amine berfungsi untuk membentuk lapisan film
di dalam pipa sehingga menghindari timbulnya korosi.
Keluar dari aeratorke dalam air umpan boiler diinjeksikan larutan phospat
(Na3PO4.H2O) untuk mencegah terbentuknya kerak silika dan kalsium pada steam
-
7/29/2019 Utilitas Para
10/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 82
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
drum dan boiler. Sebelum diumpankan ke boiler, air terlebih dahulu diberi
dispersant.
Unit Air Pendingin
Unit air pendingin yang digunakan dalam proses sehari-hari berasal dari
air pendingin yang telah digunakan dalam pabrik yang kemudian didinginkan
dalam cooling tower. Kehilangan air karena penguapan, terbawa udara atau pun
dilakukannya blow down di cooling tower diganti dengan air yang disediakan di
filtered water storage.
Air pendingin harus mempunyai sifat-sifat yang tidak korosif, tidak
menimbulkan kerak dan tidak mengandung mikroorganisme yang bisa
menimbulkan lumut. Untuk mengatasi hal ini maka ke dalam air pendingin
diinjeksikan bahan-bahan kimia sebagai berikut :
Phospat, berguna untuk mencegah timbulnya kerak
Chlorine, berguna untuk membunuh mikroorganisme
Zat dipersant untuk mencegah terjadinya penggumpalan
Skema unit pengolahan air dapat dilihat pada gambar 4.1
-
7/29/2019 Utilitas Para
11/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 83
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
Air Laut AirTanah
Injeksi :- Klorin cair
- Kaporit
Filtrasi Blow-down:sampah
TankiPenyimpan
Injeksi :- Tawas- Alum
Koagulasi & Flokulasi
ClarifierBlow-down:Flok-flok lumpur
Sand FilterBlow-down:
partikel2 halus
Portable Water
Storage Tank
Filtered Water
Storage Tank
Injeksi :- Klorin cair- Kaporit
Tanki ChlorinatorInjeksi:- Klorin cair- Kaporit
Tanki Chlorinator
Carbon Aktif CarbonFilter
Mengikat
gas Cl2,
warna, bau,
bahan2
organik
CarbonAktif
Carbon Filter
Tanki Air Sanitasi
SACR(Resin)
Cation Exchanger
SABR (Resin) Anion Exchanger
Kondensat DemineralizerWater Storage
Tanki Kondensat
Tanki Polisher
Tanki Deaerator
Injeksi:1. Lart.Phospat
2. ZatDispersant
AirUmpan Boiler
(BFW)Air Pendingin
Gambar 4.1 Blok Diagram Pengolahan Air
-
7/29/2019 Utilitas Para
12/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 84
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
4.1.2 Kebutuhan Air
Kebutuhan total air pada pabrik paraxylene berdasarkan pada perhitungan.
Kebutuhan air untuk pendingin dapat dilihat pada tabel berikut :
1.Kebutuhan air untuk pendingin
Tabel 4.1 Kebutuhan air pendingin
No Kode Alat Nama Alat Kebutuhan (kg/jam)1. I-C01 Intercooler 291.785,43032. I-C02 Intercooler 125.262,86193. I-C03 Intercooler 6.403,66224. CD-01 Kondensor 312.618,0191
5. CD-02 Kondensor 2.342.766,46106. CD-03 Kondensor 1.811.894,87567. HE-02 Heat Exchanger 367.339,0854
Total 5.258.070,3949
Jadi kebutuhan total air untuk pendingin = 5.258.070,3949 kg/jam
= 5.258.070,3949 m3/jam
= 126.193.689,4780 m3/hari
Diperkirakan air yang hilang sebesar 20 % (Severn hal 140) sehingga kebutuhan
make- up air untuk pendingin :
Make- up yang ditambahkan = 0,2 x 126.193.689,4780 m3/hari
= 25.238.737,8956 m3/hari
2.Kebutuhan air sebagai pemanas
Kebutuhan air sebagai pemanas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Kebutuhan air sebagai pemanas melter
No Kode Alat Nama Alat Kebutuhan(kg/jam)1 M-01 Melter 10758,356
Total 10758,356
Total kebutuhan air sebagai pemanas = 10758,356 kg/jam
= 258.200,544 m3/hari
-
7/29/2019 Utilitas Para
13/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 85
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
Diperkirakan air yang hilang sebesar 20 % (Severn hal 140) sehingga kebutuhan
make-up air:
Make-up air yang ditambahkan = 0,2 x 258.200,544 m3/hari
= 51.640,1082 m3/hari
3.Kebutuhan air untuk sanitasi
a. Air untuk karyawan sebanyak 189 karyawan dan untuk setiap karyawan
diperlukan air sebanyak 40 lt /hari.
= 189 x 40 lt/hari = 7560 lt/hari = 7,56 m3/hari
b. Air untuk perumahan
Perumahan karyawan pabrik sebanyak 30 rumah, masing-masing dihuni
sekitar 4 orang dan kebutuhan air untuk perumahan diperkirakan sebesar
250 lt/orang/hari.
Maka kebutuhan air untuk perumahan = 250 x 4 x 30
= 30.000 lt/hari = 30 m3/hari
c. Air untuk laboratorium = 2500 lt/hari = 2,5 m3/hari
d. Air untuk kebersihan, tanaman dan lain-lain diperkirakan sebesar :
10000 lt / hari = 10 m3/hari.
Total kebutuhan air sanitasi = 50,06 m3/hari
Total air bersih yang disuplai :
= make up air pendingin + make up air melter + air sanitasi
= 25.290.428,06 m3/hari.
Kehilangan akibat kebocoran diperkirakan 5% sehingga suplai air dari sumber air:
= 1,05 x 25.290.428,06 m3/hari = 26.554.949,46 m3/hari
-
7/29/2019 Utilitas Para
14/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 86
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
4.1.2 Unit Penyediaan Steam
4.1.2.1 Kebutuhan Steam
Steam digunakan sebagai media pemanas pada alat penukar panas seperti
vaporizer dan heat exchanger. Steam yang digunakan adalah steam jenuh
(saturated steam) pada suhu 533,15 K, tekanan 46,3 atm dengan = 1661,5 kJ/kg.
Total kebutuhan steam sebesar 203.288,3818 kg/jam. Untuk menjaga
kemungkinan kebocoran pada saat distribusi jumlah steam dilebihkan sebanyak
10%.
Jadi jumlah steam yang dibutuhkan (ms) = 223.617,22 kg/jam = 492.991,6 lb/jam
4.1.2.2 Perh itungan Kapasitas Boi ler
Jumlah saturated steam yang dibutuhkan = 492.991,6 lb/jam
Blow down = 10% dari steam yang dihasilkan
= 0,1 x 492.991,6 = 49.299,16 lb/jam
Umpan air masuk boiler = blow down + steam yang dihasilkan
= 492.991,6 + 49.299,16 = 542.290,76 lb/jam
Kondensat yang kembali = 90% dari steam yang dihasilkan
= 0,9 x 492.991,6 = 443.692,44 lb/jam
Kondensat yang hilang = steam yang dihasilkan kondensat kembali
= 492.991,6 443.692,44 = 49.299,16 lb/jam
Make up air untuk boiler = kondensat yang hilang + blow down
=49.299,16 + 49.299,16 = 98.598,32lb/jam
Make up air pada suhu 30oC dan kondensat kembali pada suhu 228,5oC
-
7/29/2019 Utilitas Para
15/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 87
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
Q mair m.u
533,15
Cp.dT (mair m.u mkond ).303
(98.598,32 kg)(7.838,817) kj/kmol)
(1,055 kj/Btu)(18 kg/kmol)(2,20462 lb/kg)
(98.598,32 443.692,44 kg)(1661,5) kj/kg)
(1,055 kj/Btu)(2,20462 lb/kg)
= 405.849.424 Btu/jam
Efisiensi boiler 85% jadi panas yang diperlukan untuk pembentukan steam
Q 405.849.424
0,85 477.469.910,5 Btu/jam
4.1.2.3 Menentukan Luas Penampang Perpindahan Panas
Dari Severn hal 140 konversi panas menjadi daya adalah :
Hp Q
(970,3)(34,5)
477.469.910,5
14.263,3284 Hp(970,3)(34,5)
Dari Severn hal 126 ditentukan luas bidang pemanasan adalah 10 ft2/Hp sehingga
total heating surface :
A = 10 ft2/Hp x 14.263,3284 Hp
= 142.633,2841 ft2
4.1.2.4 Perhtungan Kebutuhan Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan adalah fuel oil no 2
Net Heating Value (NHV) fuel oil no.2 (solar) = 139.600 Btu/gal
= 557.506,1412 kj/dm3
-
7/29/2019 Utilitas Para
16/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 88
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
= 54,26 lb/ft3
Kebutuhan bahan bakar :
ms Q
x Eb
122.168.077,8432
292,178dm 20,75 x 139.600
volume bahan bakar 0,292178 m3 /jam
Kebutuhan per bulan = 0,292178 m3/jam x 24 jam/hari x 30 hari/bulan
= 210,36816 m3/bulan
4.1.2.5 Spesif ikasi Boi ler
Tipe : Water tube boiler
Jumlah : 1 buah
Heating surface : 145.000 ft2
Bahan bakar : fuel oil no.2 (solar)
Rate bahan bakar : 10,31817 ft3/jam
4.1.3 Unit Penyedia Dow Term
Dow Term A digunakan sebagai media Pendingin pada reaktor.
Kebutuhan Dow Term A = 1.302.908,763 kg
Diperkirakan kehilangan akibat kebocoran selama sirkulasi sebesar :
= 0,001 x 1.302.908,763 kg/jam
= 1302,909 kg/jam
Jadi perlu disediakan make-up Dow Term sebesar 1302,909 kg tiap jam.
-
7/29/2019 Utilitas Para
17/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 89
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
4.1.4 Unit Penyedia Ammonia
Digunakan untuk krisatalizer dari neraca panas kebutuhan diperoleh hasil sebesar
3271,9897 kg
Diperkirakan kehilangan akibat kebocoran selama sirkulasi sebesar :
= 0,001 x 3271,9897 kg/jam
= 3,272 kg/jam
Jadi perlu disediakan make up sebesar 3,272 kg tiap jam.
4.1.4 Unit Pengadaan Tenaga Listrik
Kebutuhan tenaga listrik suatu industri dapat diperoleh dari :
- Suplai dari Pembangkit Listrik Negara (PLN)
- Pembangkit tenaga listrik sendiri (generator set)
Generator yang digunakan adalah generator arus bolak-balik dengan
pertimbangan :
- Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar
- Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan
dengan menggunakan transformator.
Generator AC yang digunakan jenis generator AC, 3 phase yang mempunyai
keuntungan :
- Tenaga listrik stabil
- Daya kerja lebih besar
- Kawat penghantar yang digunakan lebih sedikit
- Motor 3 phase harganya relatif murah dan sederhana.
-
7/29/2019 Utilitas Para
18/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 90
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
Kebutuhan listrik untuk pabrik meliputi :
1. Listrik untuk keperluan proses dan pengolahan air
2. Listrik untuk penerangan dan AC.
3. Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi.
4.1.4.1 Kebutuhan L istrik untuk Peralatan Proses dan Pengolahan Air
Keperluan listrik untuk peralatan proses dan keperluan pengolahan air dapat
dilihat pada tabel 4.3
Tabel.4.3. Kebutuhan listrik untuk proses
No Kode Nama Alat Jumlah HP Total1 C-01 Kompresor 1 8 82 C-02 Kompresor 1 8 83 C-03 Kompresor 1 8 83 C-04 Kompresor 1 12 124 P-01 Pompa 1 5 55 P-02 Pompa 1 21 216 P-03 Pompa 1 21 217 P-04 Pompa 1 26 268 P-05 Pompa 1 26 269 P-06 Pompa 1 4 410 P-07 Pompa 1 4 411 P-08 Pompa 1 4 412 P-09 Pompa 1 4 413 P-10 Pompa 1 2 414 P-11 Pompa 1 2 215 P-12 Pompa 1 2 216 E-01 Expander 1 -11 -11
Total 144
Kebutuhan listrik untuk keperluan proses = 144 Hp
Maka total power yang dibutuhkan = 144 Hp x 0,7457 kW / Hp
= 107,381 kW
-
7/29/2019 Utilitas Para
19/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 91
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
Tabel 4.4. Kebutuhan listrik untuk pengolahan air
No Kode Nama Alat Jumlah HP Total
1 P-1 Pompa raw water 2 5 102 P-2 Pompa dari bak pengendap ke tangkifiltrasi 2 1 23 P-3 Pompa dari tangki filtrasi ke tangki airbersih 2 1 24 P-4 Pompa air lunak 2 1 25 P-5 Pompa umpan airboiler 2 1 26 P-6 Pompa klorinator 2 1 27 P-7 Pompa bahan bakar 2 1 28 P-8 Pompa air cooling water 2 2 49 P-9 Pompa kondesat 2 1 210 P-10 Fan di cooling tower 1 12 12
Total 40
Kebutuhan listrik untuk pengolahan air = 40 Hp
Maka total power yang dibutuhkan = 40 Hp x 0,7457 kW / Hp
= 29,828 kW
Jadi total kebutuhan listrik untuk proses dan pengolahan air = 131,2432 kW
-
7/29/2019 Utilitas Para
20/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 92
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
4.1.4.2 Kebutuhan Listrik untuk Penerangan dan AC
Besarnya tenaga listrik yang dibutuhkan untuk keperluan proses dipakai standar
yang terdapat dalam buku Perry edisi 3 hal 1758.
Tabel 4.5. Konsumsi listrik untuk penerangan
No Area Luas Cd,ft Lumen
1 Pos Keamanan 50 20 10.760,910
2 Jalan taman, saluran * 5000 10 538.195,500
3 Kantoradministrasi 1500 30 484.376,100
4 Laboratorium 600 30 129.166,920
5 Poliklinik 200 15 32.291,730
6 Masjid 400 15 64.583,4607 Kantin 300 10 32.291,730
8 Pemadam kebakaran* 500 15 80.729,325
9 Bengkel 1000 20 215.278,200
10 Packaging dan Gudang 2000 10 215.278,200
11 Daerah Proses* 10000 30 3.229.173,000
12 Perluasan Pabrik* 12500 10 1.345.489,000
13 Utilitas* 2500 20 538.195,600
14 Unit Pengolahan Limbah* 750 10 80.729,330
15 Parkir* 1800 10 215.278,200
16 Perpustakaan 100 15 16.145,86517 PowerPlant* 200 10 21.527,820
18 Aula 200 5 10.763,910
16 Area Penyediaan Bahan Bakar* 400 10 43.055,640
Total 7.303.310,440
Keterangan : (*) area di luar bangunan
Untuk semua area dalam bangunan direncanakan menggunakan lampu TL 40
Watt (dari Perry edisi 3, hal 1758) lumen output tiap lampu instant starting
daylight 40 Watt adalah 1960 lumen.
Jumlah lumen di dalam ruangan = 1.210.937,025 lumen
Maka jumlah lampu yang dibutuhkan =1.210.937,025 / 1960 = 618 buah.
-
7/29/2019 Utilitas Para
21/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 93
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
Untuk semua area di luar bangunan direncanakan menggunakan lampu
merkuri 250 Watt, lumen output tiap lampu adalah 10000 lumen.
Jumlah lumen di luar ruangan = 6.092.373,415 lumen
Maka jumlah lampu yang dibutuhkan =6.092.373,415 / 10000 = 610 buah
Total daya penerangan = (40 x 618) + (250 x 610)
= 177.220 Watt = 177,22 kW
Listrik untuk AC diperkirakan sebesar 15.000 W = 15 kW
Listrik untuk laboratorium dan instumentasi diperkirakan 100.000 W=100 kW
Jadi total kebutuhan listrik untuk penerangan, proses dan utilitas sebesar :
= 100,0425 + 29,828 + 15 + 100
= 423,4632 kW
Generator
Digunakan generator dengan efisiensi 80%, maka input generator :
= 423,4632 / 0,8 = 529,329 kW
Ditetapkan input generator 1000 kW sehingga untuk keperluan lain masih tersedia
= (1000-529,329) x 0,8 = 376,5368 kW
-
7/29/2019 Utilitas Para
22/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 94
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
Spesifikasi Generator
- Tipe : AC Generator
- Kapasitas : 1000 kW
- Tegangan : 220/360 V
- Effisiensi : 80%
- Phase : 3
- Jumlah : 1 buah
- Bahan bakar : solar
4.1.5 Unit Pengadaan Bahan Bakar
Untuk menjalankan generator tersebut digunakan bahan bakar :
Jenis bahan bakar : solar
Heating value : 19440 Btu / lb
Efisiensi bahan bakar : 80 %
Specific gravity : 0,8691
solar : 54,26 lb/ft3
Ditetapkan kapasitas input generator = 1000 kW
= 1.000.000 W / 0,29307
= 3.412.154,09 Btu/jam
Kebutuhan solar :
= 3.412.154,09 / (0,8 x 0,8691 x 19.440)
= 252,45 lb/jam = 4,65 ft3/jam
= 3161,91 lt/hari
-
7/29/2019 Utilitas Para
23/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 95
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
4.1.6 Unit Pengadaan Udara Tekan
Udara Tekan yang digunakan untuk menjalankan sistem instrumentasi di
seluruh area proses dan utilitas, dihasilkan dari kompresor dan didistribusikan
melalui pipa-pipa. Untuk memenuhi kebutuhan digunakan satu buah kompresor.
Kapasitas kompresor adalah 25 m3/menit dan mempunyai tekanan 8 kg/cm
2dan
31 kg/cm2.Udara tekan yang dihasilkan harus bersifat kering, bebas minyak dan
tidak mengandung partikel-partikel lainnya.
4.1.7 Unit Pengolahan Limbah
4.1.7.1 L imbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik Paraxylene antara lain adalah
limbah buangan sanitasi dan air limbah proses, air berminyak dari alat-alat proses
dan air sisa proses.
a. Air buangan sanitasi dan limbah proses
Air buangan sanitasi yang berasal dari seluruh toilet di kawasan pabrik dan air
limbah proses dikumpulkan dan diolah dalam unit stabilisasi dengan
menggunakan lumpur aktif, aerasi dan desinfektan Ca-hypochlorite.
b. Air berminyak dari mesin proses
Air berminyak berasal dari buangan pelumas pada pompa dan alat lain.
Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Minyak di bagian
atas dialirkan ke penampung minyak dan pengolahannya dengan pembakaran
didalam tungku pembakar, sedangkan air di bagian bawah dialirkan ke
penampungan akhir kemudian dibuang.
-
7/29/2019 Utilitas Para
24/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 96
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
c. Air sisa proses
Limbah air sisa proses merupakan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan
proses produksi, seperti air sisa regenerasi. Air sisa regenerasi dari unit
penukar ion dan unit demineralisasi dinetralkan dalam kolam penetralan.
Penetralan dilakukan dengan menggunakan larutan H2SO4 jika pH air
buangannya lebih dari 7,0 dan dengan menggunakan larutan NaOH jika
pHnya kurang dari 7,0.
Air yang netral dialirkan ke kolam penampungan akhir bersama-sama dengan
aliran air dari pengolahan yang lain dan blow down dari cooling tower.
4.1.7.2 Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan adalah katalis yang sudah habis massa
aktifnya. Penanganannya adalah dengan mengemas katalis non aktif tersebut
sedemikian rupa sehingga terhindar dari kebocoran dan kemudian dibuang pada
tempat pembuangan akhir bahan bahan berbahaya.
4.1.7.3 L imbah Gas
Limbah gas buangan dari proses dikeluarkan dari purging bahan baku H2,
Hal ini tidak memerlukan penanganan khusus karena kandungan H2 tidak
berbahaya terdiri dari bahan inert yang tidak aktif
-
7/29/2019 Utilitas Para
25/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 97
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
4.2. LABORATORIUM
Tugas pokok laboratorium adalah sebagai pelaksanaan pengamatan
terhadap bahan baku, bahan pembantu, dan produk. Dengan demikian spesifikasi
yang diinginkan dapat terpenuhi sesuai dengan standart kualitas. Tugas
laboratorium yang lain adalah meneliti polusi udara maupun air, serta melakukan
percobaan yang ada kaitannya dengan proses produksi.
4.2.1 Pembagian Kerja
Laboratorium melaksanakan kerja 24 jam sehari dibagi dalam kelompok
kerja shift dan non shift.
4.2.1.1 Kelompok kerj a non shi ft
Kelompok kerja ini mempunyai tugas melakukan analisa khusus yaitu
analisa yang sifatnya tidak rutin dan menyediakan reagen yang diperlukan oleh
laboratorium dalam rangka membantu kelancaran pekerjaan kelompok shift.
Tugas kelompok ini di laboratorium antara lain :
Menyiapkan reagent untuk analisa laboratorium.
Melakukan analisa bahan penyebab polusi lingkungan baik gas maupun
cair.
Melakukan penelitian atau percobaan-percobaan untuk melakukan
kelancaran produksi.
-
7/29/2019 Utilitas Para
26/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 98
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
4.2.1.2 Kelompok Kerja Shi ft
Kelompok ini melakukan tugas pemantauan dan analisa-analisa rutin
terhadap proses produksi. Dalam melakukan tugasnya kelompok ini menggunakan
sistem bergilir, yaitu kerja shift selama 24 jam, masing-masing bekerja selama 8
jam, terbagi atas :
Shift 1 : jam 07.00 15.00
Shift 2 : jam 15.00 23.00
Shift 3 : jam 23.00 07.00
Shift 4 : libur
Tugas kelompok ini di laboratorium adalah melakukan analisa atau
pemantauan kualitas terhadap bahan baku dan penolong yang digunakan serta
pemantauan selama proses berlangsung.
Beberapa tugas pokok kelompok ini antara lain :
Melakukan analisa-analisa bahan baku, bahan pembantu, arus proses dan
hasil produksi secra kontinyu.
Melakukan pengamatan terhadap unjuk kerja proses produksi dengan
melakukan analisa terus-menerus terhadap pencemaran lingkungan, baik
polusi udara maupun cairan yang dihasilkan oleh unit-unit produksi.
Melakukan pemantauan analisa terhadap mutu air dan lain-lain yang
berkaitan langsung dengan proses produksi.
-
7/29/2019 Utilitas Para
27/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 99
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
4.2.2 Penanganan Sampel
Dalam menganalisa harus diperhatikan jenis sampel yang diambil,
bahaya-bahaya yang ada pada saat pengambilan sampel-sampel yang diperiksa
untuk analisa terbagi atas 3 bentuk, yaitu :
4.2.2.1 Gas
Cara penanganan atau analisa sampel dalam bentuk gas bisa dilaksanakan
langsung dengan pengambilan sampel yang selanjutnya dibawa ke laboratorium
untuk dianalisa. Pengambilan sampel dalam bentuk gas harus diperhatikan
keamanannya, terlebih bila gas yang dianalisa sangat bebahaya. Alat pelindung
diri harus disesuaikan dengan sifat sampel yang akan diambil. Arah angin jga
harus diperhatikan, yaitu harus membelakangi arah angin.
4.2.2.2 Cairan
Untuk melakukan analisa dalam bentuk cairan terlebih dahulu contoh
harus didinginkan. Bila contoh yang dianalisa panas susah untuk dianalisa. Untuk
cairan yang berbahaya, pengambilan cuplikan dilakukan dengan pipet atau alat
lainnya dan diupayakan tidak tertelan atau masuk ke dalam mulut.
4.2.2.3 Padatan
Limbah padat yang dihasilkan adalah katalis yang sudah habis masa
aktifnya. Penanganannya adalah dengan mengemas katalis non aktif tersebut
sedemikian rupa sehingga terhindar dari kebocoran dan kemudian dibuang pada
tempat pembuangan akhir bahan-bahan berbahaya.
-
7/29/2019 Utilitas Para
28/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 100
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
4.2.3 Program Kerja Laboratorium
Dalam upaya pengendalian mutu produk paraxylene dan pengoptimalan
kerja laboratorium terhadap pengujian mutu sangatlah penting. Analisa dalam
pembuatan paraxylene ini dilakukan terhadap :
Bahan baku toluene, yang dianalisa adalah kadar xylen dan toluen.
Hidrogen, yang analisa adalah kadar H2, metana, kelembaban, dan
kandungan debu/partikel lainnya.
Produk paraxylene, yang dianalisa kadar paraxylen, kadar metaxylen,
kadar ortoxylen, kadar toluen.
Produk benzene, yang dianalisa kadar benzene dan toluene.
Analisa untuk utilitas, meliputi :
Air lunak, yang dianalisa pH, silikat sebagai SiO2, Ca sebagai CaCO3,
sulfur sebagai SO42-
, chlor sebagai Cl2 dan zat padat terlarut.
Air umpan boiler (BFW), yang dianalisa meliputi pH, kesadahan, daya
hantar listrik, suhu, kebasaan, jumlah O2 terlarut dan kadar Fe.
Air dalam boiler, yang dianalisa meliputi pH, kesadahan, daya hantar
listrik, suhu, kebasaan, jumlah zat padat terlarut, kadar Fe, kadar
CaCO3, SO32-
, PO42-
, SiO2.
Air sanitasi, yang dianalisa pH, sisa chlor, suhu, warna, dan kekeruhan.
Dalam menganalisa harus diperhatikan juga mengenai jenis sampel yang
akan diambil dan bahaya-bahaya yang ada pada saat pengambilan sampel. Sampel
yang diperiksa untuk analisa terbagi menjadi 3 bentuk, yaitu gas, cairan, padatan.
-
7/29/2019 Utilitas Para
29/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 101
Pra Rancangan Pabrik Paraxylene Proses Disproporsionasi
Untuk mempermudah program kerja laboratorium dalam pabrik paraxylene ini
dibagi dalam 2 bagian :
4.2.3.1 Laboratori um Pengamatan dan Anal isa
Kerja dan tugas laboratorium ini adalah melakukan analisa secara fisika
semua arus yang berasal dari proses produksi maupun tangki serta mengeluarkan
sertificate of quality untuk menjelaskan spesifikasi hasil pengamatan.
Selain itu laboratorium ini juga melakukan analisa sifat-sifat dan
kandungan kimia terhadap bahan baku, bahan penunjang, produk akhir, analisa
akhir, analisa air, gas yang merupakan bahan baku dan bahan kimia yang
digunakan (aditif, katalis, bahan reaksi, dan lain-lain).
4.2.3.2 Laboratorium Penelitian, Pengembangan, dan Lindungan
Lingkungan
Kerja dan tugas laboratorium ini adalah melakukan penelitian dan
pengembangan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan kualitas
material terkait dalam proses untuk meningkatkan hasil akhir. Laboratorium ini
melakukan penelitian hal-hal yang baru untuk keperluan pengembangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, juga senantiasa melakukan penelitian
terhadap kondisi lingkungan serta mengadakan pegembangannya.
-
7/29/2019 Utilitas Para
30/30
BAB IV Unit Pendukung Proses Dan 102
4.2.4 Alat-alat Utama Laboratorium
Alat-alat utama yang digunakan di laboratorium ini adalah :
1. Meter Calorimetreating System untuk menganalisa H2.
2. Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS) untuk menganalisa
hidrokarbon.
3. Portable Oxygen Tester (POT) untuk menganalisa kandungan oksigen
dalam cerobong asap.
4. Infrared Spectrofotometer (IRS) untuk menganalisa kandungan minyak
dalam sampel air.
5. Hydrometer untuk menganalisa spesific gravity.
4.2.5 Metode yang digunakan
Metode yang digunakan dalam laboratorium ini adalah :
1. ASTM D 847, untuk mengetahui keasaman xylene.
2. ASTM D 851, untuk mengetahui kadar parafin dalam xylene.
3. ASTM D 891, untuk mengukur spesific gravity xylene.