uji ketoksikan akut finish

24
Kelompok 4 Kelompok 4 Elisabeth I S Elisabeth I S 11- 11- 022 022 Scolastika C Scolastika C 11- 11- 023 023 Yonathan P Yonathan P 11-024 11-024 M. Avistya M. Avistya 11-026 11-026

Upload: elisabeth-indah-s

Post on 05-Aug-2015

182 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Ketoksikan Akut Finish

Kelompok 4Kelompok 4

• Elisabeth I SElisabeth I S 11-02211-022• Scolastika CScolastika C 11-02311-023• Yonathan PYonathan P 11-02411-024• M. AvistyaM. Avistya 11-02611-026

Page 2: Uji Ketoksikan Akut Finish
Page 3: Uji Ketoksikan Akut Finish

• Latar Belakang Pestisida telah digunakan secara luas untuk meningkatkan produksi pertanian, perkebunan dan memberantas vector penyakit. Uji ketoksikan merupakan parameter derajat efek toksik suatu senyawa dalam waktu singkat setelah pemberiannya dalam dosis tunggal. Batasan waktu yang dimaksudkan 24 jam setelah pemejanan.

Page 4: Uji Ketoksikan Akut Finish

• Permasalahan1.Apakah tujuan sasaran luaran dan

manfaat dari uji ketoksikan akut pestisida?

2.Bagaimanakah tata cara pelaksanaan uji ketoksikan akut pestisida?

3.Berapakah LD50 dari pestisida?4.Bagaimana spektrum efek toksik

pestisida pada beberapa fungsi vital tubuh, seperti pernafasan, gerak dan perilaku?

Page 5: Uji Ketoksikan Akut Finish

• Manfaat1. Praktikan dapat mengetahui serta menerapkan

metode penentuan dosis yang berbahaya bagi tubuh.

2. Praktikan dapat menghitung LD50 dengan berbagai metode.

3. Praktikan dapat mengamati gejala klinis dan morfologi efek toksik senyawa uji pestisida.

• Tujuan

Praktikan mampu memahami tujuan, sasaran, luaran, dan manfaat dari uji ketoksikan akut suatu obat.

Page 6: Uji Ketoksikan Akut Finish

Bab IIPenelaahan Pustaka

Tinjauan pustakaTinjauan pustaka

Uji toksisitas dapat digolongkan Uji toksisitas dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu uji toksisitas khas menjadi 2 golongan yaitu uji toksisitas khas dan uji toksisitas tak khas. Uji toksisitas tak dan uji toksisitas tak khas. Uji toksisitas tak khas adalah uji toksisitas yang dirancang khas adalah uji toksisitas yang dirancang untuk mengevaluasi keseluruhan efek untuk mengevaluasi keseluruhan efek toksik suatu senyawa pada aneka ragam toksik suatu senyawa pada aneka ragam jenis hewan uji. Uji toksisitas khas adalah jenis hewan uji. Uji toksisitas khas adalah uji yang dirancang untuk mengevaluasi uji yang dirancang untuk mengevaluasi secara rinci efek khas pada suatu senyawa secara rinci efek khas pada suatu senyawa hewan uji (Donatus, 2001).hewan uji (Donatus, 2001).

Page 7: Uji Ketoksikan Akut Finish

Uji toksisitas akut dilakukan untuk Uji toksisitas akut dilakukan untuk menentukan efek toksik suatu senyawa dalam menentukan efek toksik suatu senyawa dalam waktu singkat setelah pemejanan. Uji ketoksikan waktu singkat setelah pemejanan. Uji ketoksikan dikerjakan dengan memberikan dosis tunggal dikerjakan dengan memberikan dosis tunggal senywa uji pada hewan uji (sekurang-kurangnya 2 senywa uji pada hewan uji (sekurang-kurangnya 2 jenis hewan uji roden dam miroden, jantan jenis hewan uji roden dam miroden, jantan maupun betina (Donatus, 2001).maupun betina (Donatus, 2001).

Tujuan dari uji ketoksikan adalah Tujuan dari uji ketoksikan adalah menggambarkan ketoksikan intrinsik dari suatu zat menggambarkan ketoksikan intrinsik dari suatu zat kimia untuk memperkirakan resiko atau ketoksikan kimia untuk memperkirakan resiko atau ketoksikan pada species target, mengidentifikasikan organ pada species target, mengidentifikasikan organ target, menyediakan informasi tentang design dan target, menyediakan informasi tentang design dan pemilihan tingkat dosis, untuk penelitian dalam pemilihan tingkat dosis, untuk penelitian dalam jangka waktu yang lebih panjang (Hayess, 2001).jangka waktu yang lebih panjang (Hayess, 2001).

Page 8: Uji Ketoksikan Akut Finish

• Dasar TeoriDasar Teori

Toksisitas merupakan suatu sfat relatif Toksisitas merupakan suatu sfat relatif yang biasa digunakan untuk yang biasa digunakan untuk membandingkan suatu zat kimia yang 1 membandingkan suatu zat kimia yang 1 lebih toksik dari yang lain. Untuk lebih toksik dari yang lain. Untuk menentukan efek toksik suatu senyawa menentukan efek toksik suatu senyawa dalam waktu singkat diperlukan suatu uji dalam waktu singkat diperlukan suatu uji toksisitas akut. Uji dikerjakan dengan toksisitas akut. Uji dikerjakan dengan memberikan dosis tunggal senyawa uji memberikan dosis tunggal senyawa uji pada hewan uji. Takaran dosis yang pada hewan uji. Takaran dosis yang dianjurkan paling tidal 4 peringkat dosisi, dianjurkan paling tidal 4 peringkat dosisi, dari dosis rendah yang tidak mematikan dari dosis rendah yang tidak mematikan sampai dosis tinggi yang mematikan. sampai dosis tinggi yang mematikan. Pengamatan yang dilakukan meliputi Pengamatan yang dilakukan meliputi gejala klinis, jumlah hewan yang mati dan gejala klinis, jumlah hewan yang mati dan histopatologi organ.histopatologi organ.

Page 9: Uji Ketoksikan Akut Finish

Data yang diperoleh dari uji ketoksikan akut berupa data kuantitatif yang berupa LD50 sedangkan data kualitatif berupa penampakan klinis dan morfologi efek toksik senyawa uji data. LD50 yang diperoleh digunakan untuk potensi ketoksikan akut senyawa relatif terhadap senyawa lain dan untuk memperkirakan takaran dosis uji toksikologi lainnya.

Page 10: Uji Ketoksikan Akut Finish

Hipotesis Pada dosis peringkat 1, tidak

menyebabkan kematian pada hewan uji. Pada dosis peringkat 2 dan 3, dapat menyebabkan kematian pada hewan uji tetapi hanya sepertiga atau setengah dari jumlah populasi. Dan pada dosis peringkat 4, dapat menyebabkan kematian secara total dari keseluruhan jumlah populasi.

Page 11: Uji Ketoksikan Akut Finish

• Jenis penelitian penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni• Variabel Penelitian - Variabel bebas

dosis senyawa uji - Variabel terikat

kerusakan struktur anatomi hewan uji yang dilihat dari gambaran hispatologisnya.

Page 12: Uji Ketoksikan Akut Finish

o Variabel pengganggu

-> Variable yang bisa dikendalikan :

-Jenis alat injeksi yang digunakan

-Bobot badan tikus yang digunakan

-Umur

-> Variabel yang tidak bisa dikendalikan :

-Jumlah makanan yang dikonsumsi oleh tikus

-Kondisi patologis tikus

Page 13: Uji Ketoksikan Akut Finish

Alat :Spuit injeksi dan jarum oralTimbangan analitikSeperangkat alat gelas (gelas beker, gelas ukur, pipet, labu takar)

Seperamgkat alat bedah (gunting, pinset)

StopwatchMikroskop

Page 14: Uji Ketoksikan Akut Finish

Bahan :Mencit AquadestFormalin p.a 10%Senyawa ujiEosin alkoholXilol paraffinParaffin cair

Page 15: Uji Ketoksikan Akut Finish

Tatacara penelitian1. Penyiapan hewan uji

Hewan uji yang digunakan 25 ekor, ditempatkan dalam kandang khusus(satu kandang berisi satu mencit), sedangkan sisanya ditempatkan dalam kandang biasa(satu kandang berisi 3 mencit). Satu kelompok mendapatkan 5 ekor mencit, dan 5 ekor mencit sisanya sebagai cadangan.

Page 16: Uji Ketoksikan Akut Finish

2.2. Pengumpulan bahanPengumpulan bahan

Senyawa uji didapat dari laboratorium Toksikologi-Senyawa uji didapat dari laboratorium Toksikologi-Farmakologi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Farmakologi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.Dharma, Yogyakarta.

3.3. Prosedur pelaksanaanProsedur pelaksanaan

25 ekor mencit dibagi secara acak dalam 5 25 ekor mencit dibagi secara acak dalam 5 kelompok dosis. Kelompok I yaitu kelompok kelompok dosis. Kelompok I yaitu kelompok kontrol negatif diberi aquadest sebanyak 0,5 mL, kontrol negatif diberi aquadest sebanyak 0,5 mL, kelompok II-IV deberi senyawa uji (secara per oral kelompok II-IV deberi senyawa uji (secara per oral dengan peringkat dosis berurut-urut). Pada hari ke dengan peringkat dosis berurut-urut). Pada hari ke 15, mencit dari masing-masing kelompok diambil 15, mencit dari masing-masing kelompok diambil secara acak, kemudian hewan uji dikorbankan secara acak, kemudian hewan uji dikorbankan untuk diambil organnya. untuk diambil organnya.

Page 17: Uji Ketoksikan Akut Finish

Lalu amati penampakan makroskopisnya Lalu amati penampakan makroskopisnya dan ditimbang beratnya, lalu dan ditimbang beratnya, lalu dimasukkan ke dalam larutan formalin dimasukkan ke dalam larutan formalin 10% untuk dibuat preparat hispatologi 10% untuk dibuat preparat hispatologi menurut tatacara pengecatan menurut tatacara pengecatan hematoksilin eosin. Sementara mencit hematoksilin eosin. Sementara mencit yang masih hidup tetap dipelihara tanpa yang masih hidup tetap dipelihara tanpa perlakuan apapun. Pada hari ke-15, perlakuan apapun. Pada hari ke-15, semua hewan uji dikorbankan, diambil semua hewan uji dikorbankan, diambil heparnya, diamati penampakan heparnya, diamati penampakan makroskopisnya yang terjadi, ditimbang makroskopisnya yang terjadi, ditimbang beratnya dan dibuat preparat beratnya dan dibuat preparat hispatologisnya.hispatologisnya.

Page 18: Uji Ketoksikan Akut Finish

4.4. PengamatanPengamatan

Pengamatan gejala-gejala fisik dilakukan Pengamatan gejala-gejala fisik dilakukan setiap hari, asupan makanan dan jumlah setiap hari, asupan makanan dan jumlah urin dihitung dan diukur semninggu sekaliurin dihitung dan diukur semninggu sekali

5.5. Pembuatan preparat hispatologiPembuatan preparat hispatologi

Organ mencit dipotong-potong dengan Organ mencit dipotong-potong dengan mikrotom setebal 3 mm, kemudian mikrotom setebal 3 mm, kemudian difiksasi. Preparat kemudian dimasukkan ke difiksasi. Preparat kemudian dimasukkan ke dalam xilol paraffin, masukkan ke dalam dalam xilol paraffin, masukkan ke dalam oven selama 1,5 jam dalam suhu 60 derajat oven selama 1,5 jam dalam suhu 60 derajat C. Pindahkan preparat ke dalam parafiin C. Pindahkan preparat ke dalam parafiin cair selama 1,5 jam dalam blok preparat. cair selama 1,5 jam dalam blok preparat. Setelah dicetak, preparat dipotong setebal Setelah dicetak, preparat dipotong setebal 5 mikron, masukkan ke dalam xilol murni 5 mikron, masukkan ke dalam xilol murni selama 5-10 menit. selama 5-10 menit.

Page 19: Uji Ketoksikan Akut Finish

Cuci preparat dengan air, kemudian dimasukkan ke dalam larutan eosin alkohol selama 1-2menit . Selanjutnya, preparat dikeringkan pada suhu kamar dan ditutup dengan kanada balsam serta objek gelas.

6. Pemeriksaan hispatologi sel hatiPemeriksaan sel hari mencit hasil pengecatan hematosilin eosin dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x dan 400x . Hasil pemeriksaan dibuat fotomikroskopi sebagai data kualitatif, kemudian hasilnya diberi skor menurut tingkat kerusakannya.

Page 20: Uji Ketoksikan Akut Finish

7. Analisis hasilPemeriksaan preparat histopatologi dilakukan secara kualitatif deskriptif dengan membandingkan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan untuk mengetahui spektrum efek toksik sediaan uji terhadap organ hewan uji yang terkena, dan juga untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara dosis dan spektrum efek toksik. Data diberi scoring dianalisis statistik Kruskal-Wallis dengan taraf keprcayaan 95%.

Page 21: Uji Ketoksikan Akut Finish

Perbedaan masing-masing kelompok Perbedaan masing-masing kelompok perlakuan dinyatakan bermakna apabila perlakuan dinyatakan bermakna apabila nilai p<0,05, kemudian apabila berbeda nilai p<0,05, kemudian apabila berbeda bermakna dilanjutkan dengan uji mann-bermakna dilanjutkan dengan uji mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan Whitney untuk mengetahui perbedaan pada masing-masing kelompok. Data pada masing-masing kelompok. Data berat organ relatif mencit dianalisis berat organ relatif mencit dianalisis secara statistik secara Kruskal-Wallis secara statistik secara Kruskal-Wallis dengan taraf kepercayaan 95%. dengan taraf kepercayaan 95%. Perbedaan masing-masing kelompok Perbedaan masing-masing kelompok perlakuan dinyatakan bermakna apabila perlakuan dinyatakan bermakna apabila nilai p<0,05, kemudian apabila berbeda nilai p<0,05, kemudian apabila berbeda bermakna dilanjutkan dengan uji t-test.bermakna dilanjutkan dengan uji t-test.

Page 22: Uji Ketoksikan Akut Finish

Data uji reversibilitas dianalisis secara Data uji reversibilitas dianalisis secara kulitatif berdasarkan perubahan morfologi kulitatif berdasarkan perubahan morfologi yang terjadi pada kelompok mencit yang yang terjadi pada kelompok mencit yang diberhentikan dari pemberian senyawa uji diberhentikan dari pemberian senyawa uji dibandingkan kelompok tanpa berhenti. dibandingkan kelompok tanpa berhenti. Data berat badan mencit minggu dihitung Data berat badan mencit minggu dihitung purata kenaikan beratnya dan dianalisis purata kenaikan beratnya dan dianalisis secara statistik dengan analisis General secara statistik dengan analisis General Linear Model (Rancangan Spilt-Plot) Linear Model (Rancangan Spilt-Plot) dengan taraf kepercayaan 95%. Data dengan taraf kepercayaan 95%. Data asupan pakan dihitung purata harian tiap asupan pakan dihitung purata harian tiap kelompok perlakuan tanpa dianalisis kelompok perlakuan tanpa dianalisis statistik karena hanya ingin melihat pola statistik karena hanya ingin melihat pola makan mencit.makan mencit.

Page 23: Uji Ketoksikan Akut Finish

kelompok

mencit Gejala klinis yang muncul

Waktu gejala klinis muncul

Waktu hewan uji mati setelah penyuntikan

Jumlah hewan uji yang mationset Durasi

kontrol - - - - - -

Perla-kuan 1

Perla-kuan 2

Perla-kuan 3

Page 24: Uji Ketoksikan Akut Finish

Metode FI IIIlog LD50 = a – b (Σpi – 0,5)

ket :a = log dosis yg menyebabkan kematian 100%

b = log ratio dosis yg berurutan

pi = jumlah hewan mati yg menerima dosis dibagi jumlah hewan seluruhnya

dosis Log dosis

mati hidup %mati Nilai probit

Pi

Perlakuan 1

Perlakuan 2

Perlakuan 3

Perlakuan 4